BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

67
Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 33 BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Perusahaan Nama : UKM Curug Gentong Berdiri : Tahun 2003 Bidang Usaha : Kerajinan Badan Usaha : Perorangan Pendiri : Hj. Rita Apriyanti Pemimpin saat ini : Hj. Rita Apriyanti Kontak person untuk Internship : 021- 77824251 Alamat : Komp. Samudera Indonesia blok A5 no. Rt 01/06 Kec. Pancoran Mas -Depok 16431 Telp : 021- 77824251 Visi / Misi : ”Pelajaran yang terbaik adalah rintangan yang dihadapi dalam tugas hidup dan kehidupan yang berhasil dilalui berkat adanya ketabahan, semangat dan keteliti an”

Transcript of BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Page 1: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 33

BAB IV

ANALISIS PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Perusahaan

1.1.1 Profil Perusahaan

Nama : UKM Curug Gentong

Berdiri : Tahun 2003

Bidang Usaha : Kerajinan

Badan Usaha : Perorangan

Pendiri : Hj. Rita Apriyanti

Pemimpin saat ini : Hj. Rita Apriyanti

Kontak person untuk Internship : 021- 77824251

Alamat : Komp. Samudera Indonesia blok

A5 no. Rt 01/06 Kec. Pancoran

Mas -Depok 16431

Telp : 021- 77824251

Visi / Misi : ”Pelajaran yang terbaik adalah

rintangan yang dihadapi dalam

tugas hidup dan kehidupan

yang berhasil dilalui berkat

adanya ketabahan, semangat

dan ketelitian”

Page 2: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 34

Motto Bisnis : “Suatu usaha yang anda mulai,

jangan dihentikan sebelum

mendapatkan hasilnya”

Modal Awal : Rp 5 juta

Produk Utama : Curug Gentong

Volume Produksi Tahunan : ± 1000 pcs / tahun

Pemasaran : 100 % local

Omset : Rp 7 juta s/d Rp15 juta per

bulan

Legalitas yang dimiliki : SIUP, SKIRT, TDP, SITU

Data Karyawan : 6 orang

Achievement : Produknya juara ke III

Creativitas se Jawa Barat.

Produk terbaik ke III program

Cabe Rawit SCTV

Piagam penghargaan dari UKM

Center UI

Piagam dari Kankop & UKM

Depok

Sertifikat Penghargaan sebagai

UKM unggulan Depok

Page 3: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 35

1.1.2 Sejarah Usaha dan Perkembangan Usaha

Ide pembuatan curug gentong didapat oleh ibu Ritta Aprianti ketika

mendengarkan sebuah keluhan dari kerabatnya yang menginginkan

adanya taman yang tidak permanen, yang bisa dibawa kemanapun,

bahkan ketika pindah rumah. Pada saat itulah ibu Ritta Aprianti

mendapatkan ide untuk membuat taman yang seperti yang diinginkan

kerabatnya tersebut. Terlebih lagi ibu Ritta Aprianti dan suaminya juga

merupakan seniman serta memiliki kecintaan terhadap alam, Ritta

Aprianti dan suaminya Rery Enrico yang akrab dipanggil Rico mulai

mencari cara agar pemandangan alam yang asri dapat dinikmati tanpa

harus bepergian jauh. Mereka mulai dengan mengolah berbagai benda di

sekitar mereka untuk menciptakan hiasan rumah bernuansa alam. Pada

pembuatannya ibu Ritta Aprianti menggunakan konsep dasar agar suara

gemercik air yang di hasilkan dari produknya dapan memiliki suara yang

sama seperti suara gemerik alam yang ada di pedesaan dan di

pegunungan. Karena suara gemercik air tersebut dapat membuat hati kita

menjadi tenang, sehingga akan menjadi kerajinan tangan yang unik dan

pertama di masyarakat.

Pada awal eksperimen pembuatan curug gentong ini ibu Ritta

Aprianti, menggunakan media kaleng biskuit. Tetapi setelah sekali dicoba,

media kaleng biskuit itu dirasa kurang menarik, hingga akhirnya

tercetuslah ide dengan media gentong. Awalnya, hanya kerabat dekat

yang memesan,namun seiring berjalannya waktu berita tantang

keberadaan curug gentong ini mulai menyebar sehingga banyak ada

pesanan yang datang, melihat hal ini ibu Ritta Aprianti mulai serius

menjual produknya secara professional. Sehingga akhirnya, di akhir tahun

2003 Curug Gentong resmi terdaftar di Desperindag kota Depok sebagai

UKM. Pada tahun 2004, Curug Gentong mulai melibatkan diri di berbagai

pameran dan mulai dikenal oleh masyarakat. Pada Agustus 2008, cabang

Page 4: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 36

pertama dibuka di Palembang. Beberapa kesepakatan dibuat, terutama

masalah system, berapa tahun menjalin kerjasama, dan bagaimana

pembagian profit.

1.1.3 Permodalan

Dalam masalah permodalan UKM Curug Gentong dari awal usaha

ini didirikan hingga sekarang masih menggunakan modal sendiri. Pada

awal usahanya, UKM Curug Gentong memilliki modal sebesar 5 juta.

Namun dalam jngka waktu 1,5 tahun UKM Curug Gentong sudah memiliki

modal sebesar 10 juta. Penggunaan modal sendiri ini dilakukan bukan

karena Ibu Ritta tidak mendapat pinjaman dari bank, namun karena

banyaknya potongan biaya yang akan diterima. Oleh karena hal

tersebutlah maka banyak tawaran permodalan dari bank yang ditolak oleh

Ibu Ritta. Selain dari bank, UKM Curug Gentong juga mendapat tawaran

pinjaman dana bergulir yang disalurkan melalui koprasi dari Pemda

kawasan Depok tempatnya tinggalnya sekarang. Namun ia juga enggan

mengajukan karena menurutnya persyaratan koperasi terlalu ribet. Selain

itu, terdapat isu bahwa dana bergulir untuk UKM ternyata lebih banyak

diberikan kepada mereka yang dekat dengan staff koperasi. Untuk saat ini

Ibu Ritta sebenarnya masih berharap untuk mendapatkan pinjaman

dengan menjalin kemitraan dengan BUMN.

1.1.4 Pemasaran

Dalam masalah pemasaran UKM Curug Gentong dapat dikatakan

sangat sukses mengingat UKM Curug Gentong merupakan fist mover

bagi produk ini. Pada awal usahanya pemasaran hanya dilakukan

terhadap para orang-orang terdekat, namun setelah mengikuti beberapa

pameran dan ekspos dari beberapa media cetak serta media elektronik

nasional maka permintaan datang dari berbagai pelosok Indonesia

termasuk dari wilayah Irian Jaya.

Page 5: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 37

Untuk saat ini strategi pemasaran yang dilakukan oleh UKM Curug

Gentong tidak banyak berubah dari awal berdirinya yaitu melalui pameran-

pemeran. UKM Curug Gentong tidak memasukkan produknya ke art shop

atau gallery yang banyak bertebaran di mana-mana. Bukannya tak ada

permintaan untuk hal tersebut, namun menurut Bapak Rico karena produk

yang dijualnya „bukan barang biasa‟. Sebab produk Curug Gentong perlu

perawatan rutin agar tidak rusak. Misalnya, harus menambahkan air setiap

dua pekan sekali atau membersihkannya sebulan sekali. Hal ini mungkin

tak dilakukan secara telaten oleh petugas toko tempat barang ini dititip.

Bisa-bisa Curug Gentong jadi rusak. Hal tersebutlah yang menjadi dasar

pemikiran kenapa tidak menitipkan di art shop atau gallery, meski ada

permintaan untuk itu. Karena belum memiliki gallery khusus di lokasi

strategis, maka Bapak Rico membangun ruang pameran di rumahnya

sendiri. Jika ada pembeli datang, bisa langsung memilih sesuai yang

diinginkan.

Target pemasaran Curug Gentong adalah menengah ke atas.

Karena produk ini merupakan kebutuhan tambahan yang mana

masyarakat menengah ke bawah tidak terlalu membutuhkan, sedangkan

masyarakat menengah ke atas mampu membeli dengan adanya

kelebihan pendapatan setelah dikurangi kebutuhan pokok.

1.1.5 Produksi

Dalam kegiatan produksinya UKM Curug Gentong dari tahun ke

tahun mengalami perkembangan. Perkembangan tercepat terjadi pada

tahun 2004 dimana volume produksi mencapai 50-100 buah perbulan.

Namun saat ini volume produksinya sudah mulai bekurang hingga

mencapai rata-rata 40 buah perbulan. Peningkatan volume pemesanan

biasanya terjadi setelah melakukan pameran, yang mana peningkatan

volume produksi bisa mencapai 30%.

Untuk memenuhi pesanan tersebut dilakukan perekrutan empat

karyawan yang masing-masing menghasilkan enam curug gentong per

Page 6: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 38

tiga hari. Bisa dibayangkan berapa produksi curug gentong Bapak Rico

per tahunnya. Ini belum termasuk kalau ada pesanan maka ketiga anak

maupun istrinya pun ikut terlibat dalam pembuatan. Bapak Rico

mengajarkan pembuatan curug gentong ini pada istri dan ketiga anaknya.

Ketiga anaknya berperan aktif dalam kegiatan produksi sedangkan Ibu

Ritta terlibat dalam kegiatan manajemennya.

Bicara pengadaan material curug gentong, Rico mengatakan,

sejauh ini tidak menemukan kendala yang berarti. Hal ini karena material

yang digunakan selain berasal dari dalam negeri juga mudah

mendapatkannya. Materialnya antara lain batu karang, batu apung dan

semen sedangkan gentongnya didapat dari Tangerang dan Serang.

1.1.6 Rencana Pengembangan

UKM Curug Gentong memiliki rencana pengembangan sebagai

berikut:

1. Rencana pengembangan jangka pendeknya adalah terus

menemukan inovasi-inovasi dengan membuat kreasi terbaru

yang sesuai dengan perubahan selera konsumen serta terus

memperluas pemasaran.

2. Rencana jangka menengahnya pemilik UKM Curug Gentong ini

ingin kreatifitas ini dapat menjadi peluang usaha baru bagi anak

muda, salah satu caranya dengan membuat pelatihan massal.

3. Rencana jangka panjangnya adalah ingin mempunyai show

room dan cabang di berbagai daerah di Indonesia.

Page 7: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 39

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan UKM Curug Gentong Berdasarkan Pertumbuhan Laba

1.2 Kegiatan Usaha UKM Curug Gentong

4.2.1 Aspek Pemasaran

Sebagaimana kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran adalah

berbeda dengan penjualan, transaksi ataupun perdagangan. Philip Kotler

dalam bukunya Marketing Management Analysis, Planning, and Control,

mengartikan pemasaran sebagai suatu proses sosial, dimana individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan

dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan

individu dan kelompok lainnya. Dalam laporan kali ini kami akan mencoba

memaparkan tentang aspek pemasaran dari UKM Curug Gentong.

Dalam analisis situasi pemasaran, setidak-tidaknya perlu

memperhatikan 3 hal penting, yaitu analisis lingkungan umum, analisis

perilaku konsumen, dan analisis perilaku pesaing. Dalam analisis

lingkungan, tanggung jawab manajemen pemasaran adalah

mengidentifikasikan perubahan signifikan dari lingkungan umum yang

Page 8: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 40

terkait dengan usaha, yaitu sedikitnya memantau enam kekuatan utama

lingkungan umum, yaitu:

1. Aspek demografi

2. Aspek ekonomi

3. Aspek alam

4. Aspek teknologi

5. Aspek politik dan hukum

6. Aspek sosial dan budaya

Curug Gentong dalam melakukan pemasaran telah

mengaplikasikan teori tersebut, yaitu dengan terus meng-update

perkembangan berita yang berhubungan dengan bisnisnya, misalnya

dengan mengikuti perkembangan kondisi ekonomi secara global dan

memahami aspek demografi konsumennya.

Engel, Blackwell, dan Miniard mendefinisikan perilaku konsumen

sebagai tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan,

mengonsumsi, serta menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Terdapat tiga

aspek utama yang berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan

konsumen, yaitu :

1. Aspek lingkungan, misalnya dipengaruhi lima faktor, yaitu

budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi.

2. Aspek perbedaaan individu, yaitu sumber daya konsumen,

motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan

kepribadian, gaya hidup dan demografi

3. Proses psikologi, yaitu dimulai dengan pengolahan informasi

manusia, pembelajaran konsumen, perubahan sikap yang

semuanya merupakan tujuan utama dari penelitian

konsumen.

Page 9: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 41

Analisis dan evaluasi terhadap persaingan akan membantu

manajemen memutuskan di mana akan bersaing dan bagaimana

menentukan posisi menghadapi pesaingnya pada setiap pasar sasaran.

Untuk itu, sebuah usaha harus mengidentifikasi pesaing yang terdiri dari,

identifikasi strategi pesaing, tujuan dan sasaran pesaing, kekuatan dan

kelemahan pesaing, pola reaksi pesaing.

a. Cakupan pasar produk

Curug Gentong merupakan miniatur taman lengkap dengan air

yang mengalir dalam sebuah gentong. Nama curug diambil dari bahasa

Sunda yang berarti „air terjun‟. Produk ini merupakan yang pertama di

tanah air, maka jangan heran jika banyak diminati.Peminatnya tidak hanya

dalam kota sekitar Jabodetabek saja, tetapi ada juga yang datang dari luar

kota. Umumnya yang pertama membuat orang terkesan adalah suara

gemericik air, kemudian reliefnya dan miniatur panorama alamnya.

Mendengar dan menatap pemandangan miniature yang beraneka ragam

tersebut seakan orang yang memandangnya dibawa ke suatu alam

pedesaan yang damai, dan sudah tentu membuat jiwa tenang. Agar

kelihatan menarik dan lebih hidup, biasanya dilengkapi dengan lampu

warna-warni. Berdasarkan deskripsi dari Curug Gentong tersebut maka

cakupan pasar yang kiranya dimiliki oleh UKM Curug Gentong adalah

orang-orang yang senang menikmati ketenangan alam khususnya suara

gemericik air.

Tiap bulan miniatur air terjun yang diproduksi sekitar 50 hingga 200

buah, tergantung pemesanan dari pelanggan. Pada tahun 2005, pasaran

sempat naik. Hal ini dipicu oleh banyaknya yang meliput, di sini yang

meliput adalan koran Republika. Pada pertengahan 2006, pasaran turun,

salah satu akibatnya adalah kenaikan BBM. Kemudian, pasaran naik lagi

hingga saat ini, ketika mulai diliput oleh Cabe Rawit, sebuah acara televisi

Page 10: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 42

di salah satu stasiun TV swasta, bahkan hingga menerima 55 telepon

langsung dari seluruh penjuru Indonesia ketika acara tersebut disiarkan.

Peningkatan volume pemesanan biasanya terjadi sehabis melakukan

pameran, yang mana peningkatan volume produksi bisa mencapai 30%.

Saat ini dimana UKM Curug Gentong tengah mengadakan ekspansi bisnis

di daerah lampung volume produksinya meningkat pesat hingga mencapai

lebih dari 100 buah per bulannya. Terkait tentang penyediaan produk

UKM Curug Gentong melakukan produksi ketika ada pesanan dan hanya

memproduksi dalam jumlah kecil produk secara tetap tiap bulannya.

Produk ini sudah merambah ke berbagai daerah di Indonesia. Tak

hanya pelanggan dari pulau Jawa saja yang memesan produk miniatur air

terjun ini, tetapi juga dari daerah-daerah Palembang, Kalimantan, bahkan

Irian Jaya dan daerah-daerah di pulau selain pulau Jawa. Karena itu, UKM

Curug Gentong membuka cabang di Palembang dan berencana untuk

membuka cabang-cabang lain di seluruh Indonesia. Jika ditinjau

sebenarnya UKM Curug Gentong mampu merambah semua cakupan

pasar yang ada di masyarakat Indonesia kareana harga yang ditawarkan

relative terjangkau.

b. Promosi

Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan

informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan

saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain

periklanan (advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), Promosi

penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas (Publicity).

Periklanan (Advertising) merupakan alat utama bagi pengusaha

untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh

pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun

dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-

tempat yang strategis. Untuk penyebaran informasi dengan advertising,

UKM Curug Gentong telah melakukannya dengan banyaknya

Page 11: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 43

pemberitaan di media-media Indonesia. Pemberitaan melalui media cetak

dan elektronik ini datang ke Curug Gentong untuk meminta Curug

Gentong mengisi acaranya, bukan merupakan inisiatif Curug Gentong

sendiri dalam mempromosikan produknya ke khalayak. Dengan kata lain,

UKM Curug Gentong tidak pernah mengundang tetapi para wartawan itu

sendiri yang datang ke UKM Curug Gentong untuk meliput keunikan

produknya. Hal ini membuat UKM Curug Gentong mendapatkan promosi

secara cuma-cuma dari media. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan

oleh Ibu Ritta selaku pemilik UKM, didapati bahwa sebagian besar

costumer-nya memperoleh informasi tentang keberadaan UKM Curug

Gentong dari pemberitaan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka

diketahui bahwa metode promosi melalui media tersebut sangat efektif.

Selain itu spanduk dan brosur-brosur yang dimiliki oleh UKM Curug

Gentong tiap tahunnya berubah, karena setiap tahun pasti ada inovasi

agar Curug Gentong ini tetap eksis. Jadi, inovasi yang diberikan setiap

tahun sebenarnya adalah strategi UKM ini agar terus berkembang dari

tahun ke tahun.

Penjualan Pribadi (Personal selling) merupakan kegiatan

perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon

konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi

hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon

konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah door to

door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling. Dalam

kegiatan personal selling yang telah dilakukan selama ini UKM Curug

Gentong telah melakukan kegiatan telephone dan direct selling. Kegiatan

direct selling yang dilakukan UKM Curug Gentong selama ini terjadi di

rumah pemilik sekaligus sebagai tempat usaha beliau di Komp. Samudera

Indonesia blok A5 no. 1 Rt 01/06, Kec. Pancoran Mas, Depok. Selain itu

direct selling juga terjadi ketika beliau melakukan kegiatan pameran.

Metode promosi selajutnya adalah melalui pameran. Pameran merupakan

Page 12: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 44

kegiatan promosi yang pertama kali mengangakat nama UKM Curug

Gentong ke khalayak bisnis. Sampai saat ini kegiatan promosi melalui

pameran-pameran masih kerap kali diikuti oleh UKM Curug Gentong

namun tidak seintensif dahulu sebab banyaknya pesanan yang diterima

sehingga waktu yang dimiliki lebih banyak dihabiskan untuk kegiatan

produksi. Dilihat dari pengalaman selama ini pameran yang paling

menguntungkan adalah kegiatan pameran dengan target pasar konsumen

menengah keatas yang biasa diadakan di mal-mal. Keefektifan metode ini

terbilang cukup baik karena setelah pameran permintaan biasanya

permintaan akan banyak berdatangan.

Promosi Penjualan (Sales Promotion) merupakan kegiatan

perusahaan untuk mengenalkan produk yang dipasarkanya sedemikian

rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan

dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut

akan menarik perhatian konsumen. Sebenarnya sales promotion dari UKM

Curug Gentong hanya dilakukan di rumah pemilik sendiri. Untuk saat ini

UKM Curug Gentong tidak memasukkan produknya ke art shop atau

gallery yang banyak bertebaran di mana-mana. Bukannya tidak ada

permintaan untuk hal tersebut, namun menurut Bapak Rico karena produk

yang dijualnya „bukan barang biasa‟. Sebab produk Curug Gentong perlu

perawatan rutin agar tidak rusak. Misalnya, harus menambahkan air setiap

dua pekan sekali atau membersihkannya sebulan sekali. Hal ini mungkin

tak dilakukan secara telaten oleh petugas toko tempat barang ini dititip.

Bisa-bisa Curug Gentong jadi rusak. Hal tersebutlah yang menjadi dasar

pemikiran kenapa tidak menitipkan di art shop atau gallery, meski ada

permintaan untuk itu.

Dalam hal ini UKM Curug Gentong kiranya telah mencapai

keseimbangan yang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-

komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk

berkomunikasi dengan para pembeli.

Page 13: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 45

Berikut ini merupakan Market Share UKM Curug Gentong pada

penjualan Sub Sector Furniture dan Manufacturing n.e.c Indonesia di

tahun 2005.

.

Gambar 4.2 Market Share UKM Curug Gentong Pada Penjualan Sub Sector Furniture

Dan Manufacturing N.E.C Indonesia Di Tahun 2005.

Data di atas memperlihatkan bahwa UKM Curug Gentong memiliki

market share yang cukup besar, yaitu sekitar 1% dari seluruh total pasar

yang ada dari sub sector furniture and manufacturing n.e.c . Data ini

merupakan hasil komparasi data yang ada di BPS dan data penjualan

UKM Curug Gentong pada tahun 2005.

c. Target market

Sebelum membahas tentang target market dari UKM Curug

Gentong ini ada baiknya kita mengetahui secara umum tentang apa

sebenarnya target market itu. Selama ini terlihat gejala semakin banyak

perusahaan memilih target market yang akan dituju, keadaan ini

dikarenakan mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat

melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut. Karena terlalu

banyaknya pelanggan, sangat berpencar dan tersebar serta bervariatif

Page 14: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 46

dalam tuntutan kebutuhan dan keinginannya sehingga tidak mungkin

untuk mendapatkan semua pelanggan tersebut. Dalam menerapkan pasar

sasaran, terdapat tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Segmentasi pasar

Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang

bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar

(segmen pasar) yang bersifat homogen. Berdasarkan definisi diatas

diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah homogen, akan tetapi pada

kenyataannya adalah heterogen. Pada dasarnya segmentasi pasar adalah

suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran

yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi

pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber

daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan

efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Adapun

segmentasi pasar dari UKM Curug Gentong adalah masyarakat yang

menyukai suasana alam, hal ini sesuai dengan keunggulan dari produk

UKM Curug Gentong yang menonjolkan suara gemercik airnya yang

membuat hati menjadi tenang. Jika ditinjau dari segmentasi pasar secara

umum, maka segmentasi pasar dari UKM Curug Gentong yaitu dari

segmentasi atas dasar Geografis, UKM Curug Gentong hanya melakukan

penjualan untuk wilayah dalam negeri saja. Yang mana pemasaran

produk dari UKM Curug Gentong sudah merambah ke pulau Sumatra,

Kalimantan dan Irian jaya. Sedangkan atas dasar Demografis, UKM Curug

Gentong memiliki segmentasi pasar untuk masyarakat mulai dari kalangan

menengah kebawah hingga kalangan atas, mengingat harga yang

ditawarkan relative murah yaitu berkisar antara Rp 150 ribu hingga Rp 4

juta. Dan atas dasar psychografis, UKM Curug Gentong memiliki

segmentasi pasar bagi para pencinta keindahan alam serta orang-orang

yang senang mendengarkan suara gemercik air serta kalangan yang

Page 15: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 47

menginginkan landscape yang bisa dipindah-pindahkan untuk kalangan

yang sering berpindah-pindah rumah.

Gambar 4.3 Langkah-Langkah Penentuan Pasar Sasaran

b. Penetapan pasar sasaran ( Target market)

Adalah merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih

satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan.

Apabila perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan

dimasukinya, maka langkah yang pertama adalah menghitung dan menilai

porensi profit dari berbagai segmen yang ada tadi. Maka dalam hal ini

pemasar harus mengerti betul tentang teknik-teknik dalam mengukur

potensi pasar dan meramalkan permintaan pada masa yang akan datang.

Dalam kenyataannya perusahaan dapat mengikuti salah satu diantara

lima strategi peliputan pasar, yaitu:

Segmentasi Pasar

1. Mengidentifikasi variabel segmentasi dan mensegmentasi pasar

2. Mengembangkan gambaran segmen yang dihasilkan

Target Pasar

3. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen

4. Memilih segmen-segmen sasaran

Market Positioning

5. Mengidentifikasi konsep positioning yang memungkinkan bagi masing-masing segmen sasaran

6. Memilih, mengembangkan dan mengomunikasikan konsep positioning yang terpilih

Page 16: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 48

a) Konsentrasi pasar tunggal, ialah sebuah perusahaan dapat

memusatkan kegiatannya dalam satu bagian daripada pasar.

Biasanya perusahaan yang lebih kecil melakukan pilihan ini.

b) Spesialisasi produk, sebuah perusahaan memutuskan untuk

memproduksi satu jenis produk. Misalnya sebuah perusahaan

memutuskan untuk memproduksi hanya mesin tik listrik bagi

sekelompok pelanggan.

c) Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan

untuk membuat segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk

kelompok pelanggan yang kecil.

d) Spesialisasi selektif, sebuah perusahaan bergerak dalam berbagai

kegiatan usaha yang tidak ada hubungan dengan yang lainnya,

kecuali bahwa setiap kegiatan usaha itu mengandung peluang

yang menarik.

e) Peliputan keseluruhan, yang lazim dilaksanakan oleh industri yang

lebih besar untuk mengungguli pasar. Mereka menyediakan sebuah

produk untuk setiap orang, sesuai dengan daya beli masing-

masing.

Dalam UKM Curug Gentong strategi peliputan pasar yang

digunakan adalah spesialisasi produk, yang mana UKM Curug Gentong

hanya memproduksi kerajinan yang memiliki gemercik air sebagai core

value -nya. Yang mana produk-produk yang dihasilkan juga selalu

mengambil tema yang menunjukkan tentang keindahan alam seperti

pegunungan, pedesaan, serta perbukitan. Selain strategi spesialisasi

produk UKM Curug Gentong juga menggunakan strategi spesialisasi

selektif, yang mana UKM Curug Gentong mendedikasikan kegiatan

produksinya dalam hal kerajinan baik itu dalam produk-produk yang

dihasilkan maupun dalam pelatihan-pelatuhan yang telah dilakukan

selama ini. Dan strategi terakhir yang dilakukan adalah peliputan

keseluruhan dalam hal ini UKM Curug Gentong menjual hasil-hasil

Page 17: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 49

produknya dalam berbagai kisaran harga sehingga setiap orang dapat

menyesuaikan pembeliannya tergantung daya belinya masing-masing.

c. Penempatan produk ( Product Positioning)

Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan

produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang

terperinci. Pada hakekatnya Penempatan produk adalah tindakan

merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu

diingatan konsumen. Bagi setiap segmen yang dimasuki perusahaan,

perlu dikembangkan suatu strategi penempatan produk. Saat ini setiap

produk yang beredar dipasar menduduki posisi tertentu dalam segmen

pasamya. UKM Curug Gentong melakukan product positioning untuk

produknya adalah sebagai produk yang unik dan merupakan produk yang

baru pertama kali ini ada di masyarakat. Sehingga memilikinya akan

membuat prestige tersendiri bagi yang memilikinya.

d. Lokasi pasar

Jika ditinjau dari lokasi pasarnya, produk dari UKM Curug Gentong

sudah merambah ke berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya pelanggan

dari pulau Jawa saja yang memesan produk miniatur air terjun ini, tetapi

juga dari daerah-daerah Lampung, Kalimantan, bahkan Irian Jaya dan

daerah-daerah di luar pulau Jawa. Karena itu, UKM Curug Gentong

membuka cabang di Palembang dan berencana untuk membuka cabang-

cabang lain di seluruh Indonesia.

Metode distribusi yang digunakan adalah dengan diantar langsung,

jika pemesan masih berada di wilayah Jabodetabek. Jika pemesanan

lebih dari tiga buah, maka biaya pengiriman gratis, sedangkan jika kurang

dari tiga buah, dikenakan biaya pengiriman mulai dari 50.000 hingga

100.000 rupiah. Strategi distribusinya agar tak terlalu memakan biaya

adalah dengan melakukan pengiriman lebih dari satu buah sekali jalan

untuk mengantar. Sedangkan, untuk pemesanan di luar Pulau Jawa,

Page 18: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 50

dikirim lewat pengiriman melalui jasa pengiriman Ekspedisi atau

diserahkan langsung kepada customer, mereka yang menentukan sendiri

ingin dikirim melalui apa.

e. Struktur Biaya

Differensiasi produk dari awal berdirinya UKM ini tidak ada. Sejak

awal, Curug Gentong menggunakan media terbuka dan gentong, tetapi di

tengah perjalanannya, mulai ditambahkan inovasi-inovasi dengan

mencoba menggunakan media pot bonsai dan lukisan. Saat ini, sedang

memikirkan inovasi baru yaitu menggunakan media akuarium.

Dalam penerapan struktur biaya secara pasti kiranya tidak dapat

kami sampaikan karena kegiatan produksinya melakukan job costing

dimana hampir sebagian besar produksi dilakukan berdasarkan pesanan.

Namun secara garis besar analisa biaya dari UKM Curug Gentong dapat

kami sampaikan sebagai berikut.

Page 19: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 51

Analisa Bisnis Curug Gentong (per 50 gentong/perbulan)

Catatan: Laba kotor ini hanya didapat dari penjualan, tidak termasuk pemesanan produk. Harga per gentong diambil dari harga yang paling rendah yaitu Rp300 ribu.

UKM Curug Gentong menentukan harga dari produknya dengan

melihat bahan baku, biaya produksi, distribusi dan pemasaran. UKM ini

tidak melihat pasar berdasarkan lapisan masyarak dalam menentukan

harga. Tergantung total keseluruhan biaya yang dipakai untuk

menghasilkan satu miniatur air terjun, bukan dilihat dari sasaran

kalangannya. Jika berdasar pada kebutuhan pemesanan akan lebih

mahal, sedangkan jika menjadi produk biasa yang dijual, bukan dalam

bentu pesanan orang, maka harganya akan lebih murah. Harga miniatur

air terjun ini berkisar antara 300.000 sampai 800.000 rupiah untuk harga

standarnya, tetapi untuk masyarakat menegah ke bawah yang ingin

memiliki produk ini, Curug Gentong dapat memberikan miniatur air terjun

ini seharga 250.000 rupiah.

Adapun sistem pembayaran yang diterapkan oleh UKM Curug

Gentong adalah cash dan transfer melalui bank. Hal ini dilakukan sebab

sistem temporer dan kredit dirasa terlalu beresiko untuk usaha barang

kerajinan seperti ini. Dalam pembayarannya, proses pembayaran

dilakukan ketika barang diterima oleh costumer namun jika costumer

Biaya Bahan Baku

50 gentong Rp. 7.500.000,-

Biaya Produksi

5 tenaga kerja @ Rp400.000,- Rp. 2.000.000,- +

Total Rp. 9.500.000,-

Hasil Penjualan

50 gentong @ Rp300.000,- Rp. 15.000.000.- +

Laba kotor Rp. 15.000.000,-

Page 20: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 52

berada diluar wilayah Jabotabek maka pembayaran dilakukan dengan

mentrasfer uang pembelian setengah dari total, kemudian setengahnya

lagi di transfer ketika barang telah sampai ditangan.

f. Competitor

Pada saat sekarang ini maupun saat kedepan, strategi pemasaran

yang diterapkan oleh suatu perusahaan harus disesuaikan tidak hanya

pada sasaran konsumen semata, tetapi juga pada para pesaing yang

mengincar pasar sasaran konsumen yang sama. Perusahaan sebelum

menetapkan dan menjalankan strateginya hendaklah terlebih dahulu

malakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Treath)

yaitu melihat dan menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang dimilikinya sendiri dan juga yang dimiliki oleh para

pesaingnya. Sehingga dapat menentukan posisinya dalam bisnis tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan selama ini UKM Curug Gentong berada

sebagai Market Leader. UKM Curug Gentong termasuk dalam posisi

market leader sebab telah menguasai lebih dari 40% pasar yaitu hampir

mencapai 90% pasar. Hal ini dapat terjadi karena saat ini UKM Curug

Gentong belum memiliki real competitor dalam pasar karena UKM yang

memiliki jenis produk yang memiliki cirri khas yang sama dengan UKM

Curug Gentong saat ini hanya UKM Panorama Aer, yang mana UKM

Panorama Aer sendiri merupakan kemitraan dari pada UKM Curug

Gentong. Adapun market share dari usaha miniatur air terjun adapt dilihat

pada gambar 4.4. Data pada gambar 4.4 merupakan data komparasi

antara hasil penjualan UKM Curug Gentong pada tahun 2007 dan hasil

penjualan UKM Panorama Aer pada tahun 2007 serta estimasi penjualan

UKM lainnya oleh Ibu Ritta dan Bapak Effendi ( Pemilik UKM Panorama

Aer ).

Page 21: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 53

Gambar 4.4 Market Share Usaha Kerajinan Miniatur Air Terjun

Andai suatu saat akan muncul real competitor untuk UKM Curug

Gentong, maka UKM Curug Gentong sendiri sudah memilki barrier untuk

menghadapinya yaitu dengan selalu melakukan inovasi-inovasi tiap saat

sehingga keunikan produk akan terus berkembang. Selain itu produk

Curug Gentong ini sendiri telah mendapatkan hak paten sehingga akan

mencegah tumbuhnya competitor-competitor baru. Dan juga saat ini

masyarakat luas, berkat bantuan dari media massa, telah mendapat

image bahwa Curung Gentong yang memiliki suara gemercik air hanya

ada di UKM Curug Gentong, hal tersebut akan membuat brand imange

yang kuat pada masyarakat.

Pemasaran Curug Gentong sejauh ini cukup berjalan baik,

walaupun sebenarnya Curug Gentong tidak terlalu memperhatikan aspek

tersebut dalam mengembangkan usahanya. Curug Gentong lebih

memusatkan perhatiannya pada kegiatan produksi dibanding pemasaran.

Curug Gentong cenderung santai dalam mempromosikan produknya

karena biasanya Curug Gentong tidak melakukan usaha pemasaran yang

berarti. Misalnya, dari sisi periklanan, Curug Gentong memang banyak

mengiklankan produknya di berbagai media massa seperti Koran, tabloid,

Page 22: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 54

televisi, dan sebagainya, namun bukan Curug Gentong yang

mengeluarkan biaya untuk pemasangan iklan, justru media-media tersebut

yang meminta Curug Gentong untuk mengiklankan produknya di media

mereka. Dari sisi efisiensinya, Curug Gentong lebih menekankan

pemasaran dari mulut ke mulut dibanding strategi pemasaran lainnya,

yang memakan biaya cukup banyak namun tidak terlalu berdampak besar

dalam meningkatkan penjualan.

Gambar 4.5 Perkembangan Penjualan UKM Curug Gentong Peiode 2005-2007

Pemasaran paling berperan yaitu pada tahun 2005, di saat Curug

Gentong mulai mengikutkan produknya di berbagai pameran dan masuk

ke media cetak dan televise akibat permintaan media massa tersebut. Di

tahun 2005, penjualan meningkat drastis dari tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahhun 2006, pemasaran berkurang, sehingga margin tingkat

penjualan menurun dari margin tingkat penjualan tahun 2004 ke 2005,

namun penjualan secara keseluruhan meningkat. Pada tahun 2007,

penjualan makin meningkat dikarenakan nama Curug Gentong yang

sudah mulai dikenal di masyarakat luas di seluruh Indonesia sebagai

Page 23: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 55

penghasil miniatur air terjun dengan media gentong. Penigkatan penjualan

adalah hasil dari pemasaran melalui mulut ke mulut.

4.2.2 Aspek Produksi

Kegiatan produksi yang dilakukan oleh UKM sedikit lebih

sederhana dibanding kegiatan produksi di perusahaan yang lebih besar.

Jika di perusahaan besar kegiatan produksi mencakup menentukan bahan

baku, memesan bahan baku, sampai inventori produk yang sudah ada

pembagian kerjanya, pada UKM pembagian kerjanya tidak terstruktur,

namun kegiatan produksi tetap harus dilakukan bagaimanapun juga.

Karena, pada dasarnya kegiatan produksi memiliki definisi yang sama,

yaitu kegiatan menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan

standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik

produksi yang seefisien mungkin, dan menggunakan sumber daya yang

dimiliki secara optimal.

Sistem produksi merupakan sekumpulan sub-sistem yang tediri dari

pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan, pengendalian, dan

rencana yang memungkinkan berlangsungnya perubahan input menjadi

output melalui proses produksi. Sedangkan sub-sistem yang terlibat dalam

kegiatan produksi adalah subsistem input, subsistem output, subsistem

perencanaan, dan subsistem pengendalian.

1. Kegiatan produksi curug gentong

Curug Gentong merupakan benda tangible material, yaitu benda

fisik. Curug Gentong ini berusaha untuk selalu menampilkan inovasi-

inovasi baru dari imajinasi yang didapat baik lewat alam yang

sesungguhnya ataupun usulan dari para konsumen yang senang dengan

kreasi produk miniatur air terjun ini. Curug Gentong menghasilkan

kerajinan miniatur air terjun dengan berbagai desain dan ukuran media,

Page 24: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 56

antara lain guci ukuran besar, gentong ukuran besar, gentong ukuran

sedang, media pot oval dan kotak, dan lain-lain. Ditambah dengan inovasi

baru, yaitu lukisan yang dapat dipajang di dinding dengan ditambahkan

miniatur air terjun di dalamnya.

Dalam seminggu, rata-rata produksi mencapai kurang lebih 12

buah, sedangkan dalam satu bulan produksi berkisar antara 50 buah dan

sesekali hingga mencapai 200 buah.

2. Gambaran proses pembuatan curug gentong

Gambar 4.6 Proses Kegiatan Produksi UKM Curug Gentong

Setelah bahan dasar dan material terkumpul, yaitu semen, gentong,

cat, aksesoris (pondok-pondokan, jembatan, mini doll, dan lain-lain),

lampu, mesin sirkulasi air, maka proses selanjutnya adalah proses

transformasi yaitu proses membentuk produk dari bahan-bahan baku.

Kemudian menghasilkan output berupa Curug Gentong yang diakhiri

dengan proses pengepakan dan dikirim ke konsumen atau di-display.

Secara lebih detail, proses pembuatan Curug Gentong melalui tiga

tahapan, yaitu :

a. Tahap pembuatan landscape curug (air terjun)

Bahan dan alat :

a) Gentong

INPUT

Semen, gentong,

cat, aksesoris,

lampu, mesin

sirkulasi air

Proses

Transformasi

Dengan

menggunakan

fasilitas produksi

yang dimiliki

Curug Gentong

OUTPUT

Curug Gentong,

sisa-sisa proses

Page 25: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 57

b) Batu karang/batu apung

c) Pecahan-pecahan gentong

d) Kincir air mini/ dapat dibuat dari kayu

e) kawat, kayu, atau semen untuk jembatan

f) kayu atau bekas sumpit makan untuk membuat pondok-

pondokan mini

g) tanaman-tanaman dan daun-daunan plastik

h) semen

Prosedur pembuatan :

a) Lapisi bagian dasar gentong dengan semen, biarkan hingga

kering

b) Lubangi gentong di salah satu sisinya, agar landscape

taman di dalamnya dapat terlihat. Adapun cara melubangi

gentong ada dua, yaitu dengan gurinda (alat pemotong) dan

manual (dengan tangan).

c) Siapkan bahan-bahan untuk pembuatan landscape, seperti

selang dan batu-batuan, yang pada saat pembuatan selalu

menggunakan semen untuk menempelkannya ke media

agar tercipta kreasi dan imajinasi yang diinginkan.

d) Siapkan bahan-bahan yang tadi disediakan dan mulailah

membuat hiasan-hiasan tambahan untuk pemandangan

tambahan. Mulailah merangkai pondok-pondokan dengan

bekas sumpit dan membuat jembatan jug ataman, sehingga

jika sudah selesai dapat langsung dipasang.

e) Dalam tahapan ini, harus berhati-hati agar tidak merusak

atau membuat retak gentong tersebut.

b. Tahap pemasangan mesin dan lampu

Bahan dan alat :

a) Mesin sirkulasi air 15 watt

b) Selang air

Page 26: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 58

c) Kabel listrik 1,5 meter

d) Lampu warna 5 watt

Prosedur pemasangan mesin :

a) Selang mesin diletakkan di dasar dengan tegak ke atas

untuk saluran sirkulasi air.

b) Kemudian, selang tersebut ditahan dengan batu-batuan

yang juga menjadi pondasi air terjun agar mesin tidak

bergerak.

c) Jika air terjun terlalu deras dan menyebabkan airnya

keluar dari gentong maka dapat ditutupi dengan

menggunakan batu-batuan kecil.

Prosedur pemasangan lampu :

a) Lampu dapat diletakkan di atas atau di samping, tetapi

tetap dalam media gentong tersebut.

b) Kabel lampu disambung dengan kabel mesin sirkkulasi

air jadi apabila dinyalakan maka mesin dan lampu hidup.

c) Warna lampu disesuaikan dengan suasana landscape

atau pemandangan yang ada di dalam gentong tersebut.

c. Tahap pewarnaan

Bahan dan alat :

a) Cat dengan berbagai warna

b) Kuas lukis dengan berbagai ukuran

c) Pernis

Prosedur pewarnaan :

a) Siapkan cat dengan berbagai warna dan alat-alat untuk

tahap pewarnaan.

Page 27: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 59

b) Gunakan terlebih dahulu warna dasar yang disesuaikan

dengan pemandangan yang dibutuhkan di dalam

gentong atau di atas pot.

c) Kemudian lapisi dengan cat lain yang warnanya

disesuaikan dengan warna alam sebenarnya agar

hasilnya akan tampak natural.

d) Diamkan hingga catnya mengering dan kemudian dilapisi

dengan menggunakan pernis agar warna alamnya

nampak cemerlang.

Gambar 4.7 Tahap Produksi Curug Gentong

3. Kapasitas Produksi, SDM, dan Penyediaan Bahan Baku

Kapasitas produksi setiap periode biasanya tetap dari tahun ke

tahun. Setiap minggu minimal menghasilkan sekitar 12 buah, sedangkan

dalam satu bulan dapat menghasilkan 50 hingga 200 produk. Tetapi, UKM

Curug Gentong tidak memiliki target khusus dalam memproduksi

produknya.

Tenaga kerja di produksi 1 orang, semuanya dilakukan oleh suami

dari Ibu Hj. Rita, pemilik UKM Curug Gentong, Bapak Rico. Curug

Gentong tidak memiliki pegawai tetap, hanya ada beberapa karyawan

bantu (sekitar 2-4 orang), bahkan kadang bapak hanya dibantu kerabat

atau keluarga, misalnya anak dan keponakannya dalam membuat miniatur

air terjun ini. Karena produk yang dihasilkan oleh Curug Gentong adalah

CURUG

GENTONG Tahap

Pembuatan

Landscape

Tahap

Pemasangan

Mesin & Lampu

Tahap

Pewarnaan

Page 28: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 60

produk handmade atau buatan tangan dan tidak menggunakan mesin,

maka dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian, serta bakat dan imajinasi

dari pembuatnya. Dalam hal ini, Ibu Hj. Rita masih mempercayakannya

hanya pada bapak.

Dalam penyediaaan bahan baku, Curug Gentong memiliki jadwal

belanja minimal sebulan sekali. Tetapi, seringkali belanjanya tidak

sekaligus, misalnya minggu ini belanja gentong dan media lainnya,

minggu besok belanja bahan-bahan untuk landscape di dalamnya, lalu

minggu berikutnya membeli mesin sirkulasi air dan lampu. Dalam

pengadaan gentong, Curug Gentong bekerja sama dengan produsen

gentong asal Plered yang memiliki cabang di Depok agar lebih efisien dan

tidak repot. Sedangkan, untuk membeli tanaman-tanaman dan hiasan

plastik, Curug Gentong mendapatkannya dari Glodok.

a. Tahapan seleksi dan desain Curug Gentong

Proses memproduksi ini diawali dengan menemukan ide. Lalu, ide

tersebut disampaikan ke bagian produksi oleh Ibu Hj. Rita, disini adalah

Bapak Rico, satu-satunya SDM di bagian produksi. Setelah ide tersebut

terbayang akan dijadikan seperti bentuk yang diinginkan. Proses produksi

dari tahap ini hingga akhir memakan waktu maksimal 4 hari untuk satu

gentong. Pengontrolan tetap ada di Ibu Hj. Rita selaku pimpinan.

b. Pola Tipe Produksi Curug Gentong

Pola tipe produksi Curug Gentong adalah tipe proses produksi

Campuran, yaitu campuran dari tipe proses produksi kontinyu atau terus

menerus dan tipe produksi intermeten, dimana memproduksi dalam

jumlah banyak pada satu waktu dan mengisi persediaan. Curug Gentong

berada di antara kedua tipe produksi tersebut, dimana Curug Gentong

memproduksi terus-menerus sesuai pemesanan konsumen, ataupun

memproduksi untuk diinventoriskan.

Page 29: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 61

c. Kualitas

Produk Curug Gentong adalah produk yang berkualitas dari sudut

pandang memberikan manfaat pada pemakai (measure of utility and

usefulness) karena memiliki kecocokan penggunaan bagi pembelinya.

Miniatur air terjun gentong ini berfungsi sebagai penambah nilai estetika

dan produk ini sudah memenuhi perannya sebagai penambah keindahan

di ruangan.

Dari segi kualitas desain (design quality), Curug Gentong tak

pernah ada di bawah standar. Hal ini merupakan refleksi dari riset pasar

yang insentif untuk memastikan kebutuhan customer dan

menyesuaikannya. Setiap tahun Curug Gentong selalu mengembangkan

inovasi baru dalam kualitas desain demi memenuhi permintaan pasar

yang terus berkembang sesuai perkembangan zaman.

Faktor-faktor seperti fasilitas operasi yang dimiliki Curug Gentong,

tools and equipment, bahan baku dan material, dan karyawan produksi

juga menentukan kualitas produksi Curug Gentong.

d. Sistem Inventory

Salah satu fungsi dari manajemen logistik adalah mengatur supaya

pengadaan barang selalu efektif dan efisien. Efektif berarti selalu ada

ketika ada permintaan produksi, dan efisien berarti tidak ada penumpukan

barang (inventory) yang berlebih ketika tidak sedang berproduksi.

Curug Gentong mempertahankan persediaaan bahan baku dengan

system FIFO (First In First Out), yaitu system inventory yang bahan yang

lebih dahulu masuk, maka bahan baku tersebut yang akan lebih dahulu

dikeluarkan untuk menunjang proses produksi.

4. Kendala Produksi

Page 30: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 62

Kendala produksi antara lain kesulitan menemukan bahan baku

yang dibutuhkan dan banyak bahan baku yang mahal. Karena itu, harus

ada strategi pembelian bahan baku agar dapat meminimalkan cost.

Misalnya, dengan membeli langsung pada produsen dan membeli sekali

banyak untuk beberapa kali proses produksi.

Kerumitan proses pembuatan curug gentong ini juga akan

mempengaruhi harga. Jika modelnya rumit, sedangkan gentongnya kecil,

maka harganya akan lebih mahal. Jika lebih colorful dan membutuhkan

banyak warna cat, maka harga akan lebih mahal juga. Begitu pula jika

landscape yang dibuat sesuai dengan permintaan konsumen tetapi

bahan-bahannya sulit didapatkan, maka akan lebih mahal lagi dikenakan

biaya pencarian bahan baku yang sulit didapatkan tersebut, sehingga

akan lebih mahal.

Page 31: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 63

Melubangi Gentong

dengan

menggunakan

Gerinda

Menggambar Pola

pada gentong untuk

kemudian dilubangi

Gentong yang telah

dilubangi dilapisi

semen sehingga

bentuknya menarik

Membuat

landscape taman

sesuai

pemesanan/ide-ide

yang baru

Memasang mesin

sirkulasi air, lampu,

dan kabel

Memasang

aksesoris (pondok-

pondokan,dll)pada

landscape taman

Menegcat bagian

dalam sesuai

pemandangan yang

diinginkan

Mengecat bagian

luar gentong

Tunggu hingga cat

kering dan

diberikan pernis

Setelah pernis dan

finishing, curug

gentong dapat

langsung dipasarkan

Gambar 4.8 Bagan Proses Produksi Cururg Gentong

Page 32: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 64

Secara keseluruhan, kegiatan produksi Curug Gentong sudah

dapat dikatakan berjalan baik. Dalam pengadaan bahan baku misalnya,

Curug Gentong telah menerapkan sistem yang cukup efisien, yaitu

dengan berlangganan dengan produsen bahan bakunya langsung, atau

untuk sistem inventory, dirasa sudah cukup baik dan memenuhi standar.

Proses produksi berjalan dengan cukup terstruktur, dimana produksi pusat

ada di tangan Pak Rico, dan pekerja di bagian finishing cukup

menjalankan tugasnya membantu sedikit di proses produksi Curug

Gentong tersebut.

Volume penjualan dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan,

baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Peningkatan dari segi kuantitas

diakibatkan adanya jumlah pemesan yang makin bertambah dan

kebutuhan dari Curug Gentong sendiri untuk terus mempertahankan

eksistensi usahanya. Begitu pula dengan peningkatan kualitas volume

produksi, dikerenakan kebutuhan dan tanggung jawab Curug Gentong

dalam memuaskan keinginan customernya.

Gambar 4.9 Perkembangan Produksi UKM Curug Gentong Periode 2005-2007

Page 33: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 65

4.2.3 Aspek Keuangan

Informasi akuntansi mempunyai peranan penting untuk mencapai

keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil. Informasi akuntansi dapat

menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan ekonomis dalam

pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar,

penetapan harga dan lain-lain. Penyediaan informasi akuntansi bagi

usaha kecil juga diperlukan khususnya untuk akses subsidi pemerintah

dan akses tambahan modal bagi usaha kecil dari kreditur (Bank).

Kewajiban penyelenggaraan akuntansi bagi usaha kecil sebenarnya telah

tersirat dalam Undang-undang Usaha Kecil No. 9 tahun 1995 dalam

Undang-undang perpajakan. Pemerintah maupun komunitas akuntansi

telah menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan

akuntansi bagi usaha kecil.

Curug Gentong melakukan pencatatan sederhana yang dilakukan

oleh staff administrasi, Dhita, anak dari Ibu Ritta Aprianti. Menurut Curug

Gentong, laporan keuangan tidak semata-mata dibuat hanya untuk

mendapatkan kredit dari kreditor, tetapi juga untuk pengendalian aset,

kewajiban dan modal serta perencanaan pendapatan dan efisiensi biaya-

biaya yang terjadi yang pada akhirnya sebagai alat untuk pengambilan

keputusan Curug Gentong.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

(DSAK-IAI) telah membentuk tim kerja untuk menyusun Standar Akuntansi

Keuangan bagi Usaha Kecil dan Menengah. Hal ini karena keberadaan

standar akuntansi keuangan (SAK) untuk usaha kecil dan menengah

(UKM) sudah lama dinantikan. Penyusunan ini dengan mengadopsi draf

International Financial Reporting for Small Medium Entreprise (IFRS for

SMEs) yang telah diterbitkan pada Februari 2007. Adopsi yang dilakukan

oleh DSAK-IAI akan lebih fleksibel, karena draf dari IFRS sangat

kompleks.

Page 34: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 66

Selama ini banyak dari UKM belum menyusun laporan keuangan

karena ketiadaan standar akuntansi keuangan untuk UKM. Akibat hal itu

perbankan menerapkan kriteria dan syarat penyaluran kredit yang sama

antara usaha kecil menengah dan usaha besar, yang sebenarnya tidak

tepat diukur dari kemampuan antarkeduanya. Terkait hal itu, Standar

Akuntansi Keuangan untuk UKM sebagai infrastruktur UKM agar layak

dari sisi peraturan bank harus berbeda dengan SAK non UKM.

Profitabilitas dan perkembangan usaha dapat dianalisa dari laporan

keuangan. Secara umum laporan yang sering dipakai adalah Balance

Sheet (Neraca) dan Laporan Laba Rugi (Income Statement). Selain

profitabilitas, dari laporan keuangan tersebut dapat terjawab 3 pertanyaan

penting menyangkut keberlanjutan bisnis, antara lain capital budgeting,

financing decision dan short-term finance (net working capital). Capital

budgeting decision adalah keputusan untuk menentukan strategi bisnis

jangka panjang apa yang akan dijalankan. Sedangkan bagaimana

membiayai investasi jangka panjang tersebut berkaitan dengan financing

decision. Pertanyaan ketiga adalah bagaimana mengelola kas harian yang

akan terjawab dari short-term financing. Ketiga keputusan tersebut akan

membantu manager keuangan dalam suatu perusahaan untuk

menjalankan tugas utamanya yaitu create value atau menciptakan nilai

dari suatu perusahaan.

Laporan keuangan yang akan dianalisa untuk menentukan

keputusan financial pada suatu perusahaan berasal dari data-data

transaksi keuangan yang diolah menjadi laporan keuangan oleh bagian

accounting. Transaksi keuangan dicatat pada Journal Voucher kemudian

diposting ke dalam General Ledger (Buku Besar), berdasarkan saldo

General Ledger akan disajikan menjadi Balance Sheet, Income

Statement, laporan perubahan modal dan Cash Flow Report. Proses ini

disebut siklus akuntansi.

Page 35: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 67

1. Laporan Keuangan

Laporan Keuangan di UKM Curug Gentong dilakukan memang

belum sesuai dengan standar, namun dapat dikatakan cukup rapi dan

terstruktur dan bisa dibilang mendekati siklus akutansi, yaitu misalnya

dengan membuat jurnal harian yang dilakukan staff bagian administrasi

dan keuangan, posting ke ledger, dan didapatlah Neraca laba-rugi,

Balance Sheet dan Statement of Cash Flow. Proses pembuatan laporan

keuangannya dilakukan dengan mengumpulkan setiap bon dan kuitansi

baik yang masuk dan keluar, dikumpulkan dalam satu tempat, kemudian

dicatat sesuai tanggal dan bulannya.

UKM Curug Gentong juga tidak membedakan antara kegiatan

operating, investing and financing dalam membuat laporan keuangan.

Berikut ini adalah contoh laporan keuangan sederhana UKM Curug

Gentong.

Tabel 4.1 Jurnal Penerimaan pada Bulan Juli 2007(contoh)

Tanggal Transaksi Debit Kredit

2 Juli 2008 Kas

Penjualan

300.000

300.000

3 Juli 2008 Kas

Penjualan

850.000

850.000

10 Juli 2008 Gaji Pegawai

Kas

400.000

400.000

31 Juli 2008 Kas

Penjualan

2.200.000

2.200.000

Total Saldo 3.750.000 3.750.000

Page 36: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 68

Setelah jurnal dibuat perbulan, maka laporan di akhir periode akan

diposting ke ledger dan didapatlah contoh Neraca Laba-Rugi sebagai

berikut.

Tabel 4.2 Laporan Labarugi UKM Curug Gentong Periode 2005-2007

CURUG GENTONG

LAPORAN LABA RUGI

PERIODE TAHUN 2005-2007

Perkiraan 2005 2006 2007

Penjualan

Biaya pokok produksi

153.550.000

83.750.000

161.300.000

85.000.000

315.050.000

205.550.000

Laba kotor 69.800.000 76.300.000 109.500.000

Biaya operasi :

Biaya pemasaran

Biaya adm. & umum

Biaya gaji

Jumlah biaya operasi

4.750.000

10.650.000

30.000.000

45.400.000

5.650.000

13.900.000

30.000.000

49.550.000

7.000.000

18.650.000

39.300.000

64.950.000

Laba bersih 24.400.000 26.750.000 44.550.000

Page 37: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 69

Model laporan keuangan yang digunakan Curug Gentong untuk

evaluasi tiap tahun contoh lain formatnya adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 Format Posisi Harta Perusahaan serta Hutang dan Modal selama 3

tahun

Harta Hutang Modal

Pra Operasional

Pengembangan

Rp……………….=Rp……………………+Rp……………..

Tahun Pertama Rp……………….=Rp……………………+Rp……………..

Tahun Kedua Rp……………….=Rp……………………+Rp……………..

Tahun Ketiga Rp……………….=Rp……………………+Rp……………..

2. Sumber Modal dan Aset

Permodalan UKM ini saat berdiri seluruhnya adalah dana swadaya

pemilik, yaitu Rp25.000.000 rupiah dan bangunan permanen sabagai

tempat produksi dan penjualannya. Awal tahun 2006, UKM ini

memutuskan untuk meminjam dana ke bank Rp40.000.000, namun justru

mengalami kerugian karena salah perhitungan. Uang tersebut dibelikan

kendaraan untuk operasional perusahaan dan pesan antar, namun

kendaraan tersebut ternyata tidak terlalu efektif mengingat orang-orang

yang membeli curug gentong tersebut lebih memilih datang langsung ke

tempatnya untuk memilih dibanding pesan antar ke rumah. Akibat hutang

angsuran kendaraan tersebut, UKM ini sempat mengalami masa-masa

sulit, dimana keuntungannya sangat pas-pasan untuk membayar

angsuran ke bank yang bunganya mencapai 1,5% per bulan.

Page 38: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 70

Omzet yang dimiliki Curug Gentong adalah 5 hingga 10 juta setiap

bulannya, setelah dikurangi gaji karyawan, pembayaran listrik dan telepon,

pembayaran angsuran hutang-hutang, dan pengeluaran kotor lainnya.

Sedangkan total aset pada tahun 2008 yang dimiliki mencapai

Rp409.950.000,00 dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 4.4 Total aset UKM Curg Genntong pada tahun 2008

CV. CURUG GENTONG

Assets

September, 2008

Cash

Land

Accounts receivable

Inventories

Property, Plant, and Equipment

Rp 20.000.000

350.000.000

4.000.000

10.950.000

25.000.000

Total Assets Rp409.950.000

Pada tahun 2005, Curug Gentong sempat memiliki aset berupa dua

buah kios di ITC Depok dan Waduk Melati, namun karena kurang

menambah pemasukan, maka kedua kios tersebut ditutup pada tahun

2007.

3. Struktur Biaya

Dalam memproduksi satu buah gentong dengan harga jual

Rp600.000,00, biayanya adalah sebagai berikut.

Page 39: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 71

Tabel 4.5 Rincian biaya produksi Curug Gentong dengan harga jual Rp600.000,00

Biaya produksi :

- Pembuatan landscape

- Pemasangan lampu

dan mesin

- Pewarnaan

Rp100.000

Rp50.000

Rp35.000

Bahan baku :

- Semen

- Gentong

- Lampu, kabel, dan

mesin sirkulasi air

- Cat

- Aksesoris

Rp6.600

Rp45.000

Rp50.000

Rp65.000

Rp25.000

Biaya distribusi :

- Pesan antar

Rp50.000

Penjualan Rp600.000

4. Neraca (Aktiva, Hutang, Modal)

Laporan keuangan sederhana yang dibuat oleh Curug Gentong

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6 Neraca Saldo Ukm Curug Gentong Periode Tahun 2005-2007

Page 40: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 72

CURUG GENTONG

NERACA SALDO

PERIODE TAHUN 2005-2007

PERKIRAAN 2005 2006 2007

AKTIVA

Aktiva Lancar:

Kas

Piutang Dagang

Persediaan

Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tetap:

Peralatan

Akm. Penyusutan

Peralatan

Kendaraan

Akm. Penyusutan

Kendaraan

Jumlah Aktiva Tetap

24.700.000

7.350.000

4.950.000

37.000.000

12.000.000

(10.000.000)

68.000.000

(15.000.000)

55.000.000

28.250.000

7.300.000

4.050.000

39.600.000

12.000.000

(10.000.000)

68.000.000

(15.000.000)

55.000.000

33.100.000

7.050.000

3.350.000

43.500.000

26.500.000

(15.000.000)

68.000.000

(22.500.000)

57.000.000

Total Aktiva 92.000.000 94.600.000 100.500.000

Page 41: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 73

KEWAJIBAN DAN

MODAL

Hutang Jangka

Panjang :

Pinjaman Bank

Jumlah Hutang

Jangka Panjang

Hutang Lancar :

Hutang Dagang

Hutang Gaji

Jumlah Hutang

Lancar

Modal

40.000.000

40.000.000

21.400.000

5.600.000

27.000.000

25.000.000

40.000.000

40.000.000

24.000.000

5.600.000

29.600.000

25.000.000

45.000.000

45.000.000

22.700.000

5.600.000

28.300.000

27.200.000

Total Kewajiban dan

Modal

92.000.000 94.600.000 100.500.000

Semua laporan keuangan yang dibuat Curug Gentong dibuat

secara manual dan dengan menggunakan komputer atau tergantung

kebutuhan. Namun, Curug Gentong termasuk Usaha Kecil yang

memperhatikan pembuatan laporan keuangan sesuai standar demi

kelancaran usahanya. Penyajian laporan keuangan secara cepat, tepat

dan akurat penting bagi analisis performa Usaha Kecil Menengah,

termasuk Curug Gentong. Nilai transaksi yang besar dan semakin

Page 42: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 74

bertambahnya asset merupakan faktor urgensi diadopsinya software

akuntasi bagi kalangan usaha kecil menengah. Migrasi dari pekerjaan

yang terbiasa dikerjakan secara manual ke otomatis dan computerized

tidak mudah karena harus diimbangi dengan skill yang memadai dan

kesediaan untuk berinvestasi pada perangkat lunak.

Laporan keuangan Curug Gentong merepresentasikan bahwa

Curug Gentong adalah UKM yang memang telah tertata dengan rapi, baik

secara penyusunan keadministasian maupun keuangannya. Curug

Gentong, dalam membuat laporan keuangan menggunakan format

standar, seperti jurnal harian, laporan pendapatan-pengeluaran (income

statement), laporan laba rugi, balance sheet, sampai alur keluar masuk

kas.

4.2.4 Aspek Sumber Daya Manusia SDM

Aspek SDM dalam bisnis yaitu suatu proses bagaimana menangani

berbagai masalah pada ruang lingkup tenaga kerja/karyawan/pegawai

(dari buruh hingga manajer) untuk dapat menunjang aktivitas organisasi

atau perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Mengelola SDM untuk menghadapi persaingan merupakan hal

penting dalam perencanaan manajemen strategi perusahaan. Pemimpin

usaha yang berhasil adalah mereka yang mapu melihat SDM sebagai aset

yang harus dikelola sesuai dengan kebutuhan. Hal ini akan membuat

perusahaan lebih kompetitif. Mengelola SDM melibatkan setiap orang dan

membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

1. Job Description dan Komposisi Tenaga Kerja

Page 43: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 75

Gambar 4.10 Bagan Struktur UKM Curug Gentong

Ibu Ritta Apriyanti, selain sebagai pemilik juga merangkap sebagai

staf pemasaran. Beliau menjalankan perannya mengatur perusahaan

secara keseluruhan sekaligus melakukan pemasaran bagi UKM Curug

Gentong. Sedangkan, Rery Enrico, yang berada di bagian produksi atau

staf produksi satu-satunya hingga saat ini menjalankan fungsinya untuk

selalu berproduksi membuat curug gentong sesuai jumlah pemesanan

yang semakin bertambah dari hari ke hari. Di bagian distribusi, Jayadi,

yang telah cukup lama bekerja di Curug Gentong, bertugas mengantarkan

pemesanan kepada customer di Jabodetabek, melakukan packaging, dan

mengurus pengiriman di luar Jabodetabek. Terakhir, staf bagian keuangan

dan administrasi adalah Adhytia, anak dari Ibu Ritta, yang melakukan

fungsinya sebagai pencatat laporan keuangan, pembukuan, dan

pencatatan semua hal yang berhubungan dengan keuangan dan

administrasi perusahaan.

Pada UKM Curug Gentong, pembagian kerja belum terdistribusi

dengan baik. Jumlah pekerja total ada 6 orang, namun pada

kenyataannya yang tetap hanyalah 4 orang, 2 orang lainnya jarang datang

dan hanya membantu seadanya di bagian finishing atau distribusi. Karena

itu, terkadang karyawan bagian packaging pun membantu pada proses

Page 44: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 76

produksi, dan sebaliknya. Hal ini dapat dimengerti, mengingat UKM adalah

kegiatan bisnis dalam lingkup perusahaan kecil, sehingga fungsi-fungsi

kerja memang harus berjalan walaupun tidak semuanya terisi atau ada

sumber dayanya. Demikian pula dengan proses recruitment yang

dilakukan mungkin tidak seperti di perusahaan besar.

Komposisi tenaga kerja di UKM Curug Gentong ditinjau dari domisili

para karyawan tidak begitu beragam. Rata-rata para pekerja di UKM

Curug Gentong tinggal di Depok. Ibu Ritta, dan keluarga (Adhytia dan

Rery Enrico) tinggal serumah yang rumah tersebut juga dijadikan lokasi

produksi dan penjualan pusat dari UKM Curug Gentong. Jayadi dan

tenaga kerja tidak tetap lainnya pun tinggal tak jauh dari lokasi Curug

Gentong itu sendiri.

Jika dilihat dari tingkat pendidikan, para karyawan Curug Gentong

tingkat pendidikannya amat beragam, mulai dari lulusan SMP hingga D3

atau bahkan 1 orang S1, yaitu Adhytia, di bagian administrasi dan

keuangan. Sedangkan, keterampilan yang dimiliki karyawan UKM Curug

Gentong adalah telaten dan berbakat dalam membuat karya seni dan

memiliki selera estetika yang tinggi.

2. Perekrutan dan Manajemen SDM

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menganalisa

manajemen SDM agar memberikan keunggulan bagi usaha di antaranya:

1)budaya usaha tersebut; 2)struktur organisasi dan suasana yang efektif;

3)ukuran usaha;4)sistem manajemen strategi; 5)sejarah

perusahaan;6)pengaruh terhadap pemerintah;7)sstem dukungan staf yang

efektif; 8)karyawan berkualitas; 9)pengalaman kerja; dll.

Sedangkan di Curug Gentong tampaknya perekrutan sudah

mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, namun dalam bentuk yang

Page 45: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 77

masih sederhana. Misalnya, Curug Gentong merekrut karyawan yang

memiliki kemauan kerja yang keras yang sesuai dengan budaya usaha

Curug Gentong. Keunggulan pemilihan karyawan dalam Curug Gentong

menjadi faktor yang penting untuk proses produksi Curug Gentong

kedepannya.

Gambar 4.11 Proses Manajemen SDM UKM Curug Gentong

a. Perencanaan SDM

Perencanaan SDM adalah proses di mana para manajer

menjamin bahwa mereka memiliki jumlah dan jenis orang yang

tepat di tempat kerja yang pas, dan pada saat yang tepat mampu

menyelesaikan tugas-tugas yang akan menolong organisasi

tersebut mencapai sasaran-sasaran secara keseluruhannya

secara efektif dan efisien. Secara sederhana proses ini dapat

disingkat menjadi tiga langkah, yaitu sebagai berikut.

a) Menilai sumber daya manusia yang ada sekarang

b) Menilai kebutuhan SDM masa depan

c) Membuat program pengembangan untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan SDM masa depan

Page 46: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 78

Curug Gentong melakukan analisa tersebut. Yaitu dengan

mengidentifikasi kebutuhan usaha dan mulai mendaftar posisi apa

saja yang seharusnya ditambah agar proses produksi berjalan

lancar. Misalnya, bagian finishing di Curug Gentong yang

kekurangan SDM, dapat dianalisa berapa lagi kebutuhan SDM di

bagian tersebut pada masa selanjutnya.

Ada 5 pembagian kerja di UKM ini, yaitu manajemen dan

marketing, yang dikerjakan oleh Ibu Rita sendiri, bagian produksi

yaitu Bapak Rico, dibantu satu orang untuk finishing, satu orang di

bagian packaging satu orang di bagian distribusi dan pemesanan,

dan seorang lagi di bagian administrasi dan keuangan

perusahaan.

Struktur organisasi sederhana yang dipakai Curug Gentong

dalam menggambarkan hubungan pekerja dengan Ibu Ritta selaku

pemilik adalah sebagai berikut.

Gambar 4.12 Hubungan Pekerja Dengan Pemilik UKM Curug Gentong

b. Perekrutan dan seleksi

Perekrutan yaitu proses mencari, mengidentifikasi, dan

menarik calon-calon yang mampu. Cara perekrutan tergantung

dari perusahaan tersebut. Jika perekrutan dilakukan oleh

perusahaan berskala kecil, dalam hal ini UKM, maka akan lebih

sederhana dan cepat dibanding perusahaan besar ketika

melakukan proses recruitment.

Sedangkan seleksi adalah suatu proses penyaringan

pelamar untuk memastikan bahwa yang dipekerjakan adalah

Pemilik

Para Karyawan

Page 47: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 79

orang yang tepat. Dalam hal ini berarti memiliki kinerja yang baik

sesuai criteria yang digunakan oleh usaha, dalam hal ini Curug

Gentong, dalam menilai karyawannya.

Proses recruitment dan seleksi tenaga kerja yang dilakukan

Curug Gentong adalah dengan membuka pelatihan khusus

membuat curug gentong dan dilihat keseriusan juga hasil dari

peserta. Jika peserta tersebut berminat menjadi karyawan dan

hasil selama proses pelatihannya baik, maka langsung diterima.

Namun, proses recruitment seperti ini kurang berjalan efektif,

karena biasanya para peserta tidak berniat untuk bekerja,

melainkan hanya ingin mencoba-coba atau sekedar mendapatkan

ilmunya saja. Proses seleksi tenaga kerja lainnya yang dilakukan

oleh Curug Gentong misalnya jika ada lamaran kerja lewat telepon

atau datang langsung, maka memang ada tesnya untuk

mengetahui skill apa yang dimiliki pelamar tersebut dan sesuai

atau tidak dengan yang dibutuhkan dalam perusahaan. Contoh

tesnya misalnya dengan membuat gambar untuk mengetahui

sejauh mana imajinasi pelamar atau dengan mengecat gentong

yang bertujuan untuk mengetahui ketelitian dan kerapihan pelamar

tersebut. Selain itu, juga dilakukan interview untuk calon pekerja.

Persyaratan umum bagi calon karyawan adalah tingkat

pendidikan karyawan minimal SMP dan skill khususnya adalah

skill di bidang seni. Kriteria terpenting untuk para pekerja tersebut

adalah kerja keras dan berkomitmen, tidak mudah bosan dengan

pekerjaannya. Selebihnya, untuk tingkat pendidikan tidak terlalu

dipermasalahkan.

c. Orientasi dan pelatihan

Orientasi adalah pengenalan pekerja baru pada pekerjaan

dan organisasinya. Sasaran utama orientasi ini adalah mengurangi

kecemasan awal saat memulai pekerjaan baru, mengakrabkan

Page 48: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 80

dengan karyawan lain, unit kerja dan perusahaannya, dan

mempermudah peralihan dari luar ke dalam. Pelatihan dan

orientasi ini dijalankan Curug Gentong ketika karyawan baru mulai

bekerja dengan tujuan agar mereka terbiasa dan mengenal produk

dan pekerjaan mereka. Pelatihan ini misalnya dalam membuat

curug gentong, tidak langsung membuat satu buah sendiri, namun

membantu di bagian mengecat sementara memperhatikan Bapak

Rico mengerjakan dengan benar pembuatannya dari awal hingga

akhir. Setelah itu, baru masuk ke praktek pembuatan dengan

bimbingan dari Bapak Rico hingga para karyawan mulai terbiasa

dan tercapai tujuan orientasi dan pelatihan tersebut.

d. Kompensasi dan tunjangan

Sistem kompensasi yang efektif dan sesuai ditujukan untuk

menarik dan mempertahankan karyawan yang dibutuhkan oleh

Curug Gentong. Untuk sistem penggajian, para karyawan digaji

satu minggu sekali, bukan satu bulan sekali. Jam kerja mereka

hanya dari setengah Sembilan pagi hingga setengah lima sore

atau 8 jam sehari dari hari Senin hingga Kamis dan Sabtu, jadi

Jum‟at dan Minggu adalah hari libur bagi mereka. Total jam kerja

karyawan Curug Gentong setiap minggu adalah 40 jam dengan

kisaran gaji Rp125.000,00 hingga Rp200.000,00. Namun gaji

tersebut adalah gaji bersih, tidak termasuk makan siang dan uang

rokok. Gaji untuk setiap bagian adalah sebagai berikut :

a) Untuk bagian finishing dan asisten produksi

Rp150.000,00/minggu

b) Untuk bagian packaging Rp125.000,00/minggu

c) Untuk bagian distribusi dan antar pesanan

Rp200.000,00/minggu

Page 49: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 81

Bonus insentif Rp50.000,00 untuk masing-masing karyawan

yang mencetak prestasi, seperti tepat waktu datang dan pulang,

kerja rapi dan cepat. Kadang karyawan juga mendapat bonus

sembako. Karyawan yang bekerja di atas 6 bulan pun akan

mendapat kenaikan gaji.

e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menilai kerja karyawan. Sistem

evaluasi tenaga kerja dilakukan seminggu sekali. Pada minggu

pertama bekerja, biasanya kesan pertama dilihat dan dinilai. Jika

pekerjaannya memuasakan, maka kontrak kerja diteruskan,

sedangkan jika ia melakukan kesalahan, maka ditegur dan jika

sudah mendapat teguran ketiga namun kesalahan masih

dilakukan, maka pekerja tersebut akan diberhentikan atau dipecat.

Dalam pengembangan tenaga kerja tidak ada upgrading khusus,

kecuali pendampingan dari Ibu Rita sendiri dan Bapak Rico dalam

hal produksi dan skill membuat gentong. Pelatihan hanya

dilakukan pada waktu tertentu dan bukan hanya untuk karyawan,

melainkan juga terbuka untuk umum dan dikenakan biaya. Seperti

yang telah disebutkan, pelatihan ini juga dapat menjadi sarana

recruitment karyawan.

3 Analisa SDM

a. Berdasarkan kebutuhan

Kebutuhan berdasarkan kapasitas perusahaan diprediksi masih

kurang memadai. Di bagian finishing masih dibutuhkan dua pekerja lagi

untuk membantu di bagian produksi juga dibutuhkan dua orang lagi

mengingat volume produksi yang terus meningkat. Selama ini produksi

dikerjakan seorang diri oleh Bapak Rico, karena itu dibutuhkan karyawan

yang memiliki skill membuat kerajinan seperti belliau, sekitar dua orang

lagi. kemudian, untuk packaging dibutuhkan satu tenaga kerja lagi agar

Page 50: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 82

pekerjaan packaging dapat dengan cepat diselesaikan. Ibu Rita juga

menyatakan kekurangan orang di bagian distribusi satu orang karyawan

lagi agar dapat meringankan dan menghemat waktu dalam mengantar

pemesanan jika daerahnya berbeda dengan pengantar yang satunya.

b. Kesesuaian Skill

Skill yang dimiliki karyawan masih kurang memadai. Harapan Ibu

Rita sebagai pemilik adalah dengan bertambahnya jumlah karyawan

dapat meringankan pula beban Bapak Rico di bagian produksi, namun

para pekerja tersebut kurang memenuhhi kesesuaian skill yang

diharapkan. Di antara para pekerja tersebut jarang yang dapat membantu

membuat gentong dan memiliki imajinasi yang cukup memuaskan, karena

itu Curug Gentong masih membutuhkan karyawan yang memiliki skill yang

lebih.

Page 51: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 83

Tabel 4.7 Data-data Karyawan CV Curug Gentong

Nama Posisi Pendidikan Alamat

Rery Enrico Produksi D3 Komp.

Samudera

Indonesia blok

A5 no. 1 Rt01/06

Adhytia

Istyarahma

Administrasi dan

keuangan

S1

Komp.

Samudera

Indonesia blok

A5 no. 1 Rt01/06

Jayadi

Finishing dan

distribusi

SMP Jl. Kemakmuran

No.12 P Depok

Tengah

Ani Marketing

(membantu

pameran)

D3 Jl. Flamboyan

Tengah No.116,

Depok Dua

Tengah

Rusydan Taufiq

Finishing dan

distribusi

SMK Jl. Tol

Rajamandala

RM Ma Tasik,

Rajamandala,

Bandung

Dalam manajemen SDM, Curug Gentong membagi karyawannya

dalam pendistribusian pekerjaan secara sederhana. Pemilik, sebagai

pemimpin di Curug Gentong sekaligus mengurus bagian marketing atau

Page 52: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 84

pemasaran, sedangkan satu orang berada di bagian produksi utama,

sedangkan satu orang mengurus administrasi dan keuangannya. Dan sisa

karyawannya membantu di bagian finishing produksi dan distribusi,

packaging, dan pemesanan.

Proses rekrutmen dan seleksi tenaga kerja yang dilakukan Curug

Gentong meskipun sederhana, namun telah tertata dengan baik. Misalnya

dengan adanya persyaratan skill dan tes lisan, tertulis, maupun

menggambar. Curug Gentong juga menerapkan “stick and carrot” untuk

meningkatkan motivasi para pekerjanya di akhir bulan (setelah evaluasi).

Jika kinerja mereka baik, maka akan ada award, sedangkan jika kinerja

mereka dinilai kurang maka akan ada punishment-nya.

Kekurangan dari pendistribusian kerja di Curug Gentong adalah

kurang terspesialisasi. Karyawan kurang terfokus dengan pekerjaan

utamanya masing-masing karena banyak mengerjakan bagian yang lain.

Dan lagi, SDM yang masih kurang adalah di bagian produksi, karena

selama ini Curug Gentong hanya menggantungkan produksi pada satu

orang yaitu Bapak Rico. Memang kesenian ini tidak bisa dilakukan dan

dibuat oleh sembarang orang dan hanya dapat dilakukan oleh orang yang

benar-benar expert pada bidang tersebut. Hingga kini, Curug Gentong

belum mendapatkan seseorang yang dapat menyamai Pak Rico dalam hal

kepiawaian membuat curug gentong dan masih terus mencari orang untuk

diwariskan ilmu tersebut.

4.3 Analisa Strategis

Analisa strategis merupakan salah satu implementasi dari

manajemen strategi, di mana perusahaan meninjau dan menyadari

posisinya di tengah lingkungan bisnis eksternalnya. Perusahaan harus

mampu mengetahui sejauh mana lingkungan eksternalnya mampu

menunjang pertumbuhan dan kelangsungan bisnisnya. Dilanjutkan

Page 53: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 85

dengan evaluasi secara objektif untuk selalu memperbaiki alternative-

alternatif kebijakan supaya perusahaan tetap dapt bersaing di lingkungan

yang sangat kompetitif.

4.3.1 Pemasok

Dalam membuat curug gentong, dibutuhkan bahan-bahan baku

yang tak sedikit jumlahnya. Dan bahan-bahan ini bukanlah bahan yang

mudah didapat. Bahan-bahan baku pembuatan curug gentong seperti

semen, gentong, cat, lampu, dll, tidak didapat dalam waktu yang

mendadak, tetapi harus dibeli sekaligus dalam jumlah banyak agar tak

terjadi kemacetan produksi. Disinilah peran pemasok sangat diharapkan.

Pemasok sebagai faktor eksternal bagi UKM berperan menjaga

keberlangsungan proses produksi dengan terus melakukan pengadaan

bahan baku sehingga semua kegiatan usaha berjalan lancar. Peran

pemasok sangat mempengaruhi keberlangsungan aktivitas produksi

Curug Gentong karena bahan baku yang dibutuhkan dalam membuat

miniatur air terjun ini sangat banyak. Dalam memproduksi miniatur air

terjun, Curug Gentong membeli langsung bahan baku yang dibutuhkan,

misalnya gentong, semen, cat, dan aksesoris lainnya. Untuk membeli

gentongnya sendiri, biasanya langsung membeli banyak di tempat

penjualannya, di daerah Cibinong, yang pusat produksinya di Plered,

Purwakarta. Pembeliannya pun tidak mesti teratur sebulan sekali, ketika

bahan tersebut dibutuhkan maka langsung dibeli di tempatnya atau pesan

antar. Biasanya pemasok bahan baku seperti semen yang menyediakan

fasilitas pesan antar. Sekali pemasok semen mengantar dapat mencapai

hingga 3 sak semen. Dalam memasok bahan baku, Curug Gentong

membeli dari pemasok yang memberikan potongan harga kepada yang

berlangganan.

Page 54: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 86

4.3.2 Lembaga Keuangan

Pinjaman dana berguna dalam mengembangkan usaha kearah

yang lebih baik, dimana kebutuhan akan memenuhi bahan baku serta

peralatan yang dibutuhkan semakin banyak seiring berkembangnya

usaha, permintaan produk yang semakin meningkat, membuat kebutuhan

akan perlatan yang lebih canggih dalam menunjang proses produksi yang

efektif membuat kebutuhan akan dana semakin besar, maka pinjaman

dana sangat dibutuhkan.

Namun, peran lembaga keuangan seperti perbankan sangatlah

minim bagi Usaha Kecil dan Menengah di kota Depok, atau bahkan

cenderung dipandang sebelah mata, terutama dalam pemberian fasilitas

kredit bagi pengusaha kecil dan menengah. Bagi Curug Gentong,

lembaga keuangan seperti bank bukannya mempermudah tetapi malah

memberatkan, terbukti dengan peminjaman dengan bunga yang berlipat-

lipat. Ketika meminjam Ibu Rita mengharapkan adanya fasillitas pameran

yang disediakan Bank atau pengecekan, tetapi bank-bank tersebut tidak

peduli apakah sebenarnya UKM ini butuh support dari bank atau tidak.

Curug Gentong tidak terbiasa menggunakan fasilitas kredit, karena

menurut Bapak Rico, suami dari Ibu Rita, pemilik Curug Gentong, fasilitas

kredit yang diberikan bank bukannya mempermudah justru mempersulit

para pemilik usaha kecil. Dengan bunga yang besar dan birokrasi rumit,

maka kredit dari bank menjadi alternatif yang negatif bagi para pemilik

UKM. Pada tahun-tahun awal berdiri, Curug Gentong pernah meminjam

ke bank sebesar 40 juta rupiah yang diangsur sebulan sekali untuk

membeli kendaraan operasional. Namun, kendaraan yang dibeli dengan

uang pinjaman tersebut ternyata tidak efektif dan angsuran dengan bunga

yang tinggi tersebut malah memberatkan dan membuat Curug Gentong

mengalami kerugian dalam beberapa bulan.

Page 55: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 87

Pegadaian sebagai lembaga keuangan lainnya juga sering

memberikan program-program untuk menyupport dana dalam skala kecil.

Seperti program KRISTA yang pernah Curug Gentong ikuti, yaitu

menghimpun ibu-ibu rumah tangga yang ingin berwirausaha dengan 1

kelompok berisikan 10 orang dan dipinjamkan uang Rp10.000.000,00 per

kelompok tanpa agunan. Namun, karena kecilnya dana yang dipinjamkan

tersebut, yaitu Rp1.000.000,00 per orang, program ini kurang laku di

tingkat UKM.

4.3.3 Pemerintah

Peran Pemda Kota Depok dalam pemberdayaan UKM dirasa masih

kurang optimal, terutama dari segi dukungan permodalan. Sebenarnya

PEMDA Kota Depok telah membuka kesempatan untuk UKM di daerah

kota Depok untuk lebih mengembangkan usahanya, seperti dengan

dibukanya Sentra UKM, dimana setiap produk dari UKM-UKM yang

berada di Kota Depok didisplay dan dipromosikan di sini. Namun, dirasa

kurang efektif karena di Sentra UKM di daerah Depok ini tidak diizinkan

adanya transaksi dan hanya memfasilitasi promosi produk dari UKM-UKM

tersebut. Dilihat dari gedungnya yang sepi dan kurang diminati

masyarakat. Terbukti dengan tidak adanya penjualan selama 8 bulan

berkat pameran tersebut hingga akhirnya Curug Gentong memilih menarik

produknya dari Sentra UKM karena dirasa tidak memberikan manfaat

sama sekali bagi penjualan. Kekurangan dari program pemberdayaan

UKM dengan membuka Sentra UKM ini adalah Sentra UKM hanya dipakai

untuk pameran dan tidak diizinkan melakukan penjualan di tempat dan

lagi, para SPG yang ditunjuk oleh pemerintah kurang diseleksi secara

mendalam sehingga tidak terlalu mengenal produk secara mendalam dan

akhirnya pekerjaaannya malah tidak memuaskan.

Kasus lain, UKM-UKM di kota Depok beberapa ada yang sudah

menggunakan fasilitas KUR (Kredit Usha Rakyat), namun tidak halnya

Page 56: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 88

dengan Curug Gentong yang merasakan bahwa program KUR dari

pemerintah ini beda antara aturan dan kejadian nyata di lapangannya.

Pemerintah mempromosikan bahwa KUR ini tanpa jaminan, namun pada

prakteknya, bank tetap meminta jaminan. Bunga yang dibebankan pun

cukup besar, yaitu 12% hingga 16%.

Beberapa BUMN, seperti Telkom, Pertamina, dll, sudah pernah

menawarkan permodalan ke UKM Curug Gentong, namun belum disetujui

oleh Curug Gentong karena masih dalam tahap penyeleksian, mana

BUMN yang menawarkan kemitraan yang beresiko kecil. Ini merupakan

program pemerintah bahwa BUMN menyisihkan dana untuk membantu

UKM dan beberapa pemilik Usaha Kecil dan Menengah sudah merasakan

manfaatnya, namun Curug Gentong belum berani mengambil resiko.

Mengingat bahwa produk Curug Gentong ini bukan merupakan kebutuhan

primer, karena itu Curug Gentong masih dalam tahap membaca dan

menganalisa marketnya. Bantuan modal yang lebih diharapkan Curug

Gentong adalah sistem kemitraan yang tidak hanya membantu

permodalan, tetapi juga membantu di pemasaran dan lainnya. Lembaga

keuangan lainnya, contonhya lembaga penjaminan, atau pegadaian juga

tidak menjadi salah satu alternatif bagi Curug Gentong dalam

mendapatkan modal. Hingga saat ini Curug Gentong belum pernah

berurusan dengan lembaga-lembaga keuangan yang memberikan modal

dengan penjaminan, seperti pegadaian.

Seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat), ternyata UKM di kota Depok

kurang berminat karena bunga yang besar dan memerlukan agunan.

Curug Gentong berusaha mengkritisi bahwa sebaiknya pemerintah dalam

memberikan dukungan tidak setengah-setengah, dalam hal ini KUR

sebaiknya tidak diberatkan di bunga dan angsurannya serta birokrasinya

dipermudah.

Page 57: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 89

Peran pemerintah dalam ekspor produk buatan Indonesia juga

kurang memuaskan menurut sudut pandang UKM, misalnya jika ingin

mengekspor produknya, biasanya dipersulit dan akhirnya harus memakan

biaya yang tak sedikit. Atau ketika ingin mengikuti pameran ke luar negeri

maka tidak disupport secara moril maupun materiil atau dengan memakai

dana sendiri.

Untuk evaluasi dan monitoring, menurut Curug Gentong,

pemerintah tidak pernah melakukan sama sekali, padahal untuk kegiatan

ini UKM sangat mengharapkan pemerintah lebih memperhatikan UKM-

UKM yang ada yang salah satu contohnya adalah dengan kegiatan

evaluasi dan monitoring tersebut. Karena, dengan adanya evaluasi rutin

ini diharapkan pemerintah lebih mengetahui kendala dan kebutuhan dari

UKM itu sendiri.

4.3.4 Asosiasi Dagang

Peran Asosiasi UKM kota Depok bagi Curug Gentong amatlah

besar. Selama ini Asosiasi UKM kota Depok lah yang memperhatikan apa

yang dibutuhkan oleh UKM-UKM di kota Depok. Asosiasi UKM kota Depok

sudah seperti keluarga bagi Curug Gentong, yang banyak memahami

kebutuhan UKM, dibandingkan dengan dinas kota Depok yang tidak

begitu memperhatikan nasib UKM. Jika ada pameran-pameran, Asosiasi

UKM kota Depok lah yang bersama-sama memfasillitasi keikutsertaan

UKM-UKM di daerah kota Depok, alih-alih pemerintah daerah Depok yang

biasanya menjadikan ini bisnis, yaitu dengan mengikutsertakan usaha-

usaha yang membayar lebih banyak kepada mereka. Asosiasi UKM kota

Depok juga yang menjembatani UKM-UKM di kota Depok dengan

masyarakat dan pemerintah.

Faktor-faktor eksternal ini sedikit banyak mempengaruhi kinerja dan

produktivitas Curug Gentong. Pemerintah, pemasok, asosiasi dagang,

lembaga keuangan, dan faktor eksternal lainnya menjadi bagian yang tak

Page 58: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 90

lepas dari kegiatan usaha Curug Gentong sebagai Usaha Kecil dan

Menengah. Namun, Curug Gentong selalu berusaha agar faktor-faktor

eksternal ini tidak berpengaruh ke arah negatif untuk kinerja Curug

Gentong kedepannya. Curug Gentong menyadari bahwa memang tak

mungkin lepas dari segala faktor-faktor eksternal tersebut, karena itu

Curug Gentong akan terus memperkuat internal Curug Gentong itu

sendiri.

4.4 Kakteristik Entrepreneurship UKM Curug Gentong

Wirausaha menurut Wikipedia adalah jenis usaha mandiri yang

didirikan oleh seorang wirausahawan, atau sering pula disebut sebagai

pengusaha. Wirausahawan adalah seseorang yang mampu menciptakan

lapangan kerja baru dan mencari cara-cara atau teknik yang lebih baik

dalam pemanfaatan sumber daya, memperkecil pemborosan, serta

menghasilkan barang atau jasa dalam upayanya memuaskan kebutuhan

orang lain.

KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) mendefinisikan

wirausahawan sebagai "orang yang pandai atau berbakat mengenali

produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi, menyusun operasi

untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta

memasarkannya."

4.4.1 Peluang

1. Persepsi perubahan sebagai suatu tantangan

Makana dari perubahan sebagai suatu tantangan adalah

bahwa seorang wirausaha tidak pernah takut untuk menghadapi

perubahan yang menjadikan dirinya maupun usahanya menjadi

lebih baik. Wirausaha justru sangat bersemangat dalam melihat

atau mencari perubahan-perubahan dalam hidupnya.

Page 59: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 91

Perubahan iklim ekonomi Indonesia yang tidak menentu bagi

Ibu Ritta adalah suatu tantangan. Beliau menjadikan hal itu

sebagai motivasi untuk terus mengembangkan usahanya.

Kenaikan harga BBM, misalnya, memang sempat menjadi

hambatan bagi Curug Gentong, namun tidak mematikan semangat

beliau untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses.

2. Memulai terlebih dahulu sebelum orang lain mengerjakan

Memulai terlebih dahulu sebelum orang lain mengerjakan

dapat disamaartikan dengan menjadi pelopor dalam suatu bidang.

Curug Gentong merupakan salah satu penemuan yang amat

inovatif di bidang usaha seni. Ibu Ritta dan Bapak Rico

membangun bisnis ini sebelum orang lain menjalankan bisnis

tersebut dan sekarang Curug Gentong telah meluas

pemasarannya di Indonesia.

3. Evaluasi atas suatu hasil yang telah dicapai

Evaluasi terhadap suatu hal yang menjadi pencapaian

adalah suatu hal yang sangat bermanfaat bagi kinerja bisnis

UKM. Pada saat evaluasi dilaksanakan seorang pengevaluasi

dapat memperoleh banyak pembelajan yang dapat membantu

untuk terus memperbaiki kinerja UKM. Evaluasi atas suatu

pencapaian dapat dilaksanakan pada semua aspek yang terdapat

dalam suatu bisnis.

Evaluasi yang dilakukan Curug Gentong masih amat

sederhana. Misalnya, mengevaluasi kinerja karyawan dan terus

memantau kapasitas atau volume produksi dari tahun ke tahun,

apakah meningkat atau justru menurun.

4. Mencoba cara sangat baru dan berbeda dari sebelumnya

Page 60: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 92

Mencoba cara yang baru dan berbeda dari sebelumnya

bertujuan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi maksimum. Ibu

Ritta adalah seorang yang senang menghadapi tantangan dan

senang melakukan hal baru yang berbeda dari sebelumya. Beliau

sangat aktif di Asosiasi UKM kota Depok dan berbagai organisasi

lainnya. Dalam desain produk Curug Gentong pun Ibu Ritta dan

Bapak Rico sering mencoba-coba sesuatu yang baru agar

pelanggan tak merasa bosan dengan produk Curug Gentong.

5. Pandangan perubahan sebagai suatu masalah

Pandangan perubahan sebagai suatu masalah adalah

pandangan yang dimiliki seorang wirausaha yang tidak memiliki

fleksibilitas didalam hidupnya. Bagi Ibu Ritta, perubahan

merupakan suatu tantangan, bukan menjadi suatu masalah.

Curug Gentong sering menghadapi masalah, namun Ibu Ritta

menjadikan itu semua menjadi motivasi untuk menjadi lebih

matang dalam usahanya dengan memecahkan masalah dan tidak

lari dari masalah tersebut.

6. Selalu rutin dan tidak dinamis

Ini diartikan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan oleh

sang wirausaha dilakukan dengan rutin, tidak ada perubahan

dalam cara produksi, sistem pemasaran dan lain-lain. Selalu

Rutin inilah yang bertolak belakang dengan Curug Gentong.

Curug Gentong adalah UKM yang kegiatannya tergantung

antusias masyarakat dan pemesanan dari pelanggan sehingga

kegiatannya tidak terjadwal dengan irama yang sama setiap

harinya .

Page 61: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 93

4.4.2 Inovasi

Inovasi sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang

siklus dan berlansung terus menerus, meliputi fase kesadaran,

penghargaan, adopsi, difusi, dan implementasi. Menurut De Jong dan Den

Hartog (2003), proses inovasi dibagi ke dalam empat tahap, yaitu:

1. Melihat kesempatan bagi karyawan untuk mengindentifikasi

kesempatan-kesempatan. Kesempatan dapat berasal dari

ketidakkongruenan dan diskontinuitas yang terjadi karena adanya

ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya timbulnya

masalah pada pola kerja yang sudah berlangsung, adanya

kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, atau adanya indikasi

trend yang sedang berubah.

2. Mengeluarkan ide. Dalam fase ini, karyawan mengeluarkan konsep

baru dengan tujuan menambahkan peningkatan. Hal ini meliputi

mengeluarkan ide sesuatu yang baru atau memperbaharui

pelayanan, pertemuan dengan klien dan teknologi pendukung.

Kunci dalam mengeluarkan ide adalah mengkombinasikan dan

mereorganisasikan informasi dan konsep yang sudah ada

sebelumnya untuk memecahkan masalah atau meningkatkan kerja.

Proses inovasi biasanya diawali dengan adanya kesenjangan

kinerja yaitu ketidaksesuaian antara kinerja aktual dan kinerja

potensial.

3. Implementasi. Dalam fase ini, ide ditransformasikan terhadap hasil

yang konkret. Pada tahap ini sering juga disebut tahapan

konvergen. Untuk mengembangkan ide dan mengimplementasikan

ide, karyawan harus memiliki perilaku yang mengacu pada hasil.

Perilaku inovasi konvergen meliputi usaha menjadi juara dan

bekerja keras. Seorang yang berperilaku juara mengeluarkan

seluruh usahanya pada ide kreatif. Usaha menjadi juara meliputi

membujuk dan mempengaruhi karyawan dan juga menekan dan

bernegosiasi. Untuk mengimplementasikan inovasi sering

Page 62: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 94

dibutuhkan koalisasi, mendapatkan kekuatan dengan menjual ide

kepada rekan yang berpotensi.

4. Aplikasi. Dalam fase ini meliputi perilaku karyawan yang ditujukan

untuk membangun, menguji, dan memasarkan pelayanan baru. Hal

ini berkaitan dengan membuat inovasi dalam bentuk proses kerja

yang baru ataupun dalam proses rutin yang sering dilakukan.

Definisi entrepreneurship dari Ekonom Austria Joseph Schumpeter

menekankan pada inovasi, seperti:

1. produk baru

2. metode produksi baru

3. pasar baru

4. bentuk baru dari organisasi

Dalam menjalankan usahanya, Curug Gentong terus berinovasi

menciptakan kreasi-kreasi dan produk baru untuk memuaskan pasar.

Metode produksi Curug Gentong kurang inovatif dari tahun ke tahun.

Bapak Rico selalu mengerjakan sebagian besar proses produksi dari sejak

Curug Gentong berdiri hingga saat ini.

4.4.3 Mengambil Resiko

Salah satu karakteristik entrepreneur adalah keberanian seseorang

dalam mengambil risiko. Risiko merupakan konsekuensi dari setiap

tindakan yang akan diambil. Didalam dunia bisnis dikenal suatu prinsip

yaitu; high risk high return, low risk low return, no risk no return. Dengan

berdasarkan atas prinsip inilah seorang entrepreneur ditantang untuk

memiliki keberanian yang sangat besar untuk menghadapi dan mengelola

suatu risiko, harapannya adalah untuk mendapatkan laba dan

pengembalian yang besar.

Page 63: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 95

Dalam hal ini, Ibu Ritta adalah seorang entrepreneur yang kurang

memiliki karakteristik ini, karena beliau berwirausaha di jalur aman saja,

namun karakteristik ini tidak terlalu dimiliki oleh Ibu Ritta karena kehati-

hatiannya dalam mengembangkan bisnisnya. Beliau tidak akan menerima

begitu saja penawaran yang menginginkan kerjasama dari institusi atau

perusahaan lain sebelum tahu secara jelas semua hal yang berhubungan

dengan kerjasama tersebut. Atau ketika ditawarkan untuk

mengembangkan usahanya dengan membuka kios, Ibu Ritta memilih

untuk tidak membuka kios di tempat yang kurang menjamin

berkembangnya usaha tersebut. Tiga karakteristik entrepreneur ini

mempengaruhi eksistensi usaha Curug Gentong. Karakter Ibu Ritta

Apriyanti ini membantu Curug Gentong untuk selalu berkembang hingga

saat ini.

4.5 Strategi Pengembangan

Dalam membuat strategi pengembangan ini terlebih dahulu

dilakukan analisis SWOT dari seluruh hal yang telah diteliti sebelumnya.

Adapun analisis SWOT dari UKM Curug Gentong dapat dilihat pada

gambar 4.13 . Dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa

UKM Curug Gentong memiliki kekuatan dalam hal Brand Image dan

paten. Saat ini hak paten atas produk ini belum ada ditangan pemilik

karena dalam proses pengurusan. Namun hak paten ini akan memegang

kekuatan terbesar untuk membuat barrier dalam bidang usaha ini.

Brand Image merupakan gambaran konsumen tentang keterkaitan

suatu barang terhadap sebuah perusahaan, contohnya ketika kita melihat

produk air mineral secara langsung kita akan teringat akan Aqua. Hal ini

terjadi dalam proses bawah sadar kita. Disini UKM Curug Gentong pun

telah mampu mempengaruhi psikologi konsumen miniatur air tejun untuk

mengaitkan semua produk miniatur air terjun kepada Curug Gentong, hal

Page 64: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 96

ini terjadi karena pemeberitaan media tentang miniatur air terjun hampir

semuanya melakukan liputan pada UKM Curug Gentong. Hal ini

menimbulkan efek UKM Curug Gentong semakin dikenal masyarakat dan

mengalami bajir pesanan dari berbagai kalangan hingga UKM Curug

Gentong tidak mampu memenuhi pesanan yang datang.

Gambar 4.13 Analisis SWOT UKM Curug Gentong

Ketidak mampuan pemenuhan pesanan ini terjadi akibat dalam

kegiatan produksinya UKM Curug Gentong terlalu bergantung pada sosok

Bapak Rico. Dalam kegiatan produksi yang dilakukan UKM Curug

Gentong para karyawan yang ada hanya membantu hal-hal tertentu saja.

Ini dilakukan untuk mencegah adanya kegiatan pencurian ilmu pembuatan

Page 65: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 97

Curug Gentong ini oleh orang lain. Kerena dari pengalaman yang terjadi

selama ini beberapa pekerja yang telah keluar dari UKM Curug Gentong

kini telah memiliki usaha dalam bidang produksi produk yang sama

dengan UKM Curug Gentong. Namun saat ini, tidak seperti UKM Curug

Gentong, UKM sejenis mengalami kesulitan dalam memasarkan

barangnya hasil produksinya.

Bedasarkan masalah-masalah dan tersebut, kami memikirkan

nampaknya yang terlebih dahulu perlu dibenahi oleh UKM Curug Gentong

untuk dapat berkembang maju menjadi fast moving enterprise adalah

dengan pembenahan masalah terlalu bergantungnya kegiatan produksi

pada Bapak Rico. Karena dalam suatu usaha ketergantungan terhadap

satu orang dalam kegiatan produksi adalah berakibat sangat fatal, sebab

jika terjadi sesuatu terhadap orang tersebut maka kegiatan produksi akan

berhenti dan semua roda dalam kegiatan usaha juga akan mengalami

masalah. Terlalu bergantungnya kegiatan produksi, seperti yang telah

dijelaskan diatas karena adanya ketakutan akan plagiatisasi oleh para

karyawannya.

Untuk mengatasi masalah ini kami memiliki ide untuk membuat

sebuah strategi pengembangan usaha yang diberi nama one-roof

markting. One-roof marketing merupakan sistem marketing dimana

sejumlah UKM yang memiliki usaha sejenis memasarkan barang hasil

produksinya melalui satu management pemasaran, sehingga para

konsumen akan melalui satu pintu dalam melakukan konsumsi terhadap

produk tersebut. Dalam kasus UKM Curug Gentong, one-roof marketing

dilakukan dengan mengajak para UKM lain dengan barang kerajinan

sejenis dengan UKM Curug Gentong untuk bergabung dalam

management pemasaran UKM Curug Gentong. Dipilihnya UKM Curug

Gentong sebagai ikon dalam pemasaran didasarkan karena UKM Curug

Gentong telah memiliki brand image pada konsumen, jika dilakukan

Page 66: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 98

pergantian nama dikhawatirkan akan terjadi pembangun brand image dari

awal lagi yang akan menghabiskan biaya yang cukup besar.

Sistem kegiatan dari one-roof marketing ini dilakukan mulai dari

melakukan display barang hingga pada pemesanan produk. Hal pertama

yang dilakukan dalam melakukan kegiatan ini adalah mengajak UKM lain

untuk bergabung. Selanjutnya harus dibuat sebuah nota kesepakan

bersama yang kiranya menguntungkan semua pihak. Tiap UKM akan

menyerahkan hasil produk yang dimilikinya baik itu dalam bentuk data foto

maupun barang produksinya. Jika ada pemesanan terhadap sebuah

produk yang sudah ada maka kegiatan produksi dilakukan oleh pemilik ide

produk tersebut namun ketika UKM tersebut tidak mampu memenuhi

pesanan maka UKM itu atau UKM Curug Gentong akan menyerahkan

tugas tersebut pada UKM lainya. Jika produk yang dipesan merupakan

produk dengan tema yang belum pernah ada maka pesanan akan

dikerjakan oleh UKM Curug Gentong atau UKM lain atas kesepakatan

pemilik UKM Curug Gentong. Jika ada pemesanan secara massal atau

sebuah proyek besar (seperti pesanan pembangunan curug gentong

dalam ukuran besar di setiap outlet Carefour di seluruh Indonesia ) maka

akan dilibatkan seluruh UKM untuk mengerjakannya. Pembagian

keuntungan terhadap barang yang dijual oleh UKM Curug Gentong

disepakati oleh pemilki UKM Curug Gentong dan pemilik UKM yang

memproduksi barang tersebut.

One-roof marketing ini dapat terwujud karena UKM Curug Gentong

mampu mengatasi masalah kekurang mampuan UKM lain dalam

memasarkan produknya. Hal ini akan menjadi win-win solution. Selain itu

dengan adanya hak paten UKM Curug Gentong dapat memiliki kekuatan

hukum untuk memaksa UKM lain untuk bergabung dalam one-roof

marketing.

Page 67: BAB IV Pembahasan-UKM Curug Gentong

Laporan Internship Semester Ganjil 2008/2009 Bakrie School of Management 99

Dengan one-roof marketing ini UKM Curug Gentong dapat

mengatasi masalah terlalu bergantungnya kegiatan produksi pada Bapak

Rico. Dengan adanya one-roof marketing kegiatan produksi dapat

dikakukan oleh UKM lain sehingga goodwill dengan konsumen akan tetap

terjaga dan mencegah matinya kegiatan usaha UKM Curug Gentong.

Selain itu dengan adanya one-roof marketing UKM Curug Gentong tidak

perlu khawatir lagi terhadap masalah kemungkinan peniruan hasil

karyanya oleh UKM lain, jika one-roof marketing berjalan kelemahan ini

bahkan dapat menjadi sebuah kekuatan baru sebab makin banyak orang

yang mampu membuat dan memiliki usaha kerajinan miniature air tejun ini

maka akan menambah kuat sistem one-roof marketing yang ada. Sebab

semakin banyak kelompok usaha yang bergabung. Hal ini dapat

mengurangi beban produksi dan menciptakan barrier yang sangat tebal

bagi UKM lain yang memiliki usaha pada bidang yang sama namun tidak

bergabuang dalam sistem marketing UKM Curug Gentong.

Dari hal yang telah disampaikan diatas maka dapat dilihat bahwa

dengan menggunakan one-roof marketing, UKM Curug Gentong akan

menjadi sebuah usaha yang besar dan dalam perkembangannya akan

berubah menjadi sebuah Usaha Besar (UB). Dengan berubahnya menjadi

Usaha Besar, UKM Curug Gentong sudah bekembang menjadi fast

moving enterprise. Ketika telah menjadi sebuah usaha fast moving

enterprise, UKM Curug Gentong akan mampu menghadapi persaingan

global yang sangat ketat.