BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB...

23
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Maret 2012. Sebelum memulai penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui data siswa. Hasil dari observasi itu adalah kelas eksperimen yaitu di kelas V SD Negeri 2 Krangganharjo ada 27 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dan kelas kontrol yaitu di kelas V SD Negeri 3 Krangganharjo ada 22 siswa yang terdiri 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Kelas kontrol diampu oleh guru dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Sedangkan kelas eksperimen diampu oleh guru dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik. Penelitian dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik dan konvensioanal dilakukan dengan kolaborasi yaitu oleh guru kelas V sebagai pengajar. Dalam penelitian ini khususnya di kelas eksperimen juga dibutuhkan guru observer sebagai pengamat jalannya pembelajaran sesuai apa yang diharapkan, guru observer dalam penelitian ini adalah guru kelas III. Peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pembuat RPP dan instrumen penelitian yang dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru kelas V SDN 2 Krangganharjo. Pelaksanaan uji coba tes kreativitas dilakukan pada hari Sabtu, 03 Maret 2012 dengan resonden 25 siswa kelas V SD Negeri 1 Krangganharjo sebagai SD uji coba. Setelah mendapatkan data tes kreativitas dari SD uji coba tersebut, peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal yang valid nantinya akan diberikan sebagai soal pretes dan postes. Pelaksanaan uji coba atau triout tretmen atau perlakuan yaitu pembelajaran matematika realistik dilakukan pada hari Sabtu, 10 Maret 2012 di kelas III SDN 2 Krangganharjo yang dilakukan oleh guru kelas V yaitu Ibu Deri Aprilia. Uji coba tretmen ini dilakukan guru untuk mengetahui langkah- 48

Transcript of BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB...

Page 1: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

48

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Maret 2012.

Sebelum memulai penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti

melakukan observasi untuk mengetahui data siswa. Hasil dari observasi itu

adalah kelas eksperimen yaitu di kelas V SD Negeri 2 Krangganharjo ada 27

siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dan kelas

kontrol yaitu di kelas V SD Negeri 3 Krangganharjo ada 22 siswa yang terdiri

12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Kelas kontrol diampu oleh guru dengan menggunakan pembelajaran

konvensional. Sedangkan kelas eksperimen diampu oleh guru dengan

menggunakan pembelajaran matematika realistik. Penelitian dengan

menggunakan pembelajaran matematika realistik dan konvensioanal

dilakukan dengan kolaborasi yaitu oleh guru kelas V sebagai pengajar. Dalam

penelitian ini khususnya di kelas eksperimen juga dibutuhkan guru observer

sebagai pengamat jalannya pembelajaran sesuai apa yang diharapkan, guru

observer dalam penelitian ini adalah guru kelas III. Peneliti dalam penelitian

ini adalah sebagai pembuat RPP dan instrumen penelitian yang

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru kelas V SDN 2

Krangganharjo.

Pelaksanaan uji coba tes kreativitas dilakukan pada hari Sabtu, 03

Maret 2012 dengan resonden 25 siswa kelas V SD Negeri 1 Krangganharjo

sebagai SD uji coba. Setelah mendapatkan data tes kreativitas dari SD uji

coba tersebut, peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal yang valid

nantinya akan diberikan sebagai soal pretes dan postes.

Pelaksanaan uji coba atau triout tretmen atau perlakuan yaitu

pembelajaran matematika realistik dilakukan pada hari Sabtu, 10 Maret 2012

di kelas III SDN 2 Krangganharjo yang dilakukan oleh guru kelas V yaitu Ibu

Deri Aprilia. Uji coba tretmen ini dilakukan guru untuk mengetahui langkah-

48

Page 2: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

49

langkah pembelajaran matematika realistik. Dalam uji coba ini terlihat guru

merasa lebih mudah dalam mengajar siswapun juga merasa lebih mudah

dalam belajar. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Setelah tretmen ini

berhasil diuji cobakan atau ditrioutkan maka pelaksanaan penelitian pada

kelas eksperimen dapat dilakukan.

Peneliti membagikan pretest di kelas V SD Negeri 2 Krangganharjo

sebagai kelas eksperimen dan di kelas V SD Negeri 3 Krangganharjo sebagai

kelas kontrol pada hari Sabtu, 10 Maret 2012. Dari data pretes peneliti

menganalisis normalitas dan homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pada 16, 17 dan 24 Maret 2012 peneliti meneliti di kelas eksperimen

dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik yang diampu oleh

guru kelas V yaitu Ibu Deri Aprilia dan sebagai guru observer adalah guru

kelas III yaitu Ibu Eta Puspasari. Pada tanggal 20, 21, dan 22 Maret 2012

peneliti meneliti pada kelas kontrol yang diampu oleh Ibu Siti Solechah

sebagai guru kelas dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran matematika realistik pertemuan pertama pada kelas

eksperimen dilakukan pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2012 pada jam kedua

dan jam ketiga. Pada pertemuan pertama kelas eksperimen membahas materi

tentang sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi, persegi panjang, dan

jajargenjang. Ketika guru menyampaikan pokok materi, penyampaian dimulai

dengan pengamatan benda berbentuk bangun datar yang ada di ruang kelas

dilanjutkan dengan tanya jawab. Guru membentuk kelompok kemudian

memberikan tugas berupa LKS untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun

datar dari benda yang ada di ruang kelas melalui pemodelan menggunakan

kertas yang berbentuk berbagai bangun datar dan alat yang telah disediakan

guru. Guru mengamati dan memberikan bimbingan kepada siswa. Siswa

mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka dan dari presentasi itu ada

siswa atau kelompok lain yang menanggapi. Dengan bimbingan guru dari

hasil diskusi dan presentasi siswa menemukan sendiri sifat-sifat bangun datar.

Guru hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Sebagai evaluasi

guru memberikan PR kepada siswa. Tetapi pada pertemuan pertama lembar

Page 3: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

50

observasi yang diisi oleh guru observer, guru kelas lupa menyampaikan

tujuan pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini juga, siswa terlihat merasa

asing dan malu karena di dalam kelas ada guru observer dan peneliti. Tetapi

ketika kegiatan diskusi siswa mulai merasa nyaman di dalam kelas, siswa

mulai aktif dalam diskusi.

Pada pertemuan kedua kelas eksperimen dilakukan pada hari Sabtu

tanggal 17 Maret 2012 pada kedua dan ketiga. Pada pertemuan kedua ini

membahas tentang sifat-sifat bangun datar trapesium, belah ketupat, layang-

layang, dan lingkaran. Pada pertemuan kedua sebelum penyampaian materi

guru bersama siswa mengoreksi PR yang diberikan pada pertemuan pertama.

Ketika guru menyampaikan materi, penyampaian dimulai dengan cerita dari

guru, cerita itu berjudul Lebaran di Rumah Ami kemudian dilanjutkan tanya

jawab. Guru membentuk kelompok kemudian memberikan tugas berupa

LKS untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dari masalah yang ada

dalam cerita itu yaitu sifat-sifat dari ketupat, mainan layang-layang, atap

rumah, dan kue donat melalui pemodelan menggunakan kertas yang

berbentuk berbagai bangun datar dan alat yang telah disediakan guru. Guru

mengamati dan memberikan bimbingan kepada siswa. Siswa

mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka dan dari presentasi itu ada

siswa atau kelompok lain yang menanggapi. Dengan bimbingan guru dari

hasil diskusi dan presentasi siswa menemukan sendiri sifat-sifat bangun datar.

Guru hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Sebagai tindak

lanjut guru juga memberikan PR. Pada pertemuan kedua aspek dalam lembar

observasi semua sudah dilakukan oleh guru kelas. Pada pertemuan kedua ini

siswapun sudah tidak merasa asing dan malu, siswa sudah merasa nyaman,

aktif, dan tertarik dalam pembelajaran karena siswa belajar menemukan

sendiri sehingga siswa merasa lebih bangga dan senang terhadap apa yang

mereka pelajari.

Pertemuan terakhir yaitu pertemuan ketiga dilakukan pada hari Sabtu,

24 Maret 2012 pada jam kedua dan ketiga. Pada pertemuan ini hanya

mengulang semua materi sifat-sifat bangun datar yang disampaikan pada

Page 4: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

51

pertemuan pertama dan kedua serta pemberian evaluasi berupa tes kreativitas

sebagai postes.

Pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan pada jam pertama dan

kedua. Sama dengan kelas eksperimen kelas kontrol juga dilakukan dalam

tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 20 Maret

2012. Pada pertemuan ini membahas materi tentang sifat-sifat bangun datar

segitiga, persegi, persegi panjang, dan jajargenjang. Pertemuan kedua

dilakukan pada hari Rabu, 21 Maret 2012. Pada pertemuan kedua membahas

tentang sifat-sifat bangun datar trapesium, belah ketupat, layang-layang, dan

lingkaran. Dan pertemuan ketiga dilakukan pada hari Kamis, 22 Maret 2012.

Pertemuan terakhir ini mengulang semua materi pada pertemuan pertama dan

kedua dilanjutkan dengan evaluasi berupa tes kreativitas sebagai postes. Pada

kelas kontrol ini pembelajaran hanya terfokus oleh guru dan buku. Guru

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam pembelajaran ini

guru menjelaskan siswa memperhatikan, guru bertanya siswa menjawab.

Tetapi ada juga siswa ketika ditanya oleh guru siswa hanya diam saja.

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran yaitu pada pertemuan ketiga di

kelas eksperimen, selanjutnya diadakan diskusi atas semua kegiatan

pembelajaran matematika realistik. Untuk itu sebelum data dianalisis peneliti

bersama guru kelas dan guru observer beserta beberapa siswa melakukan

diskusi tentang pembelajaran matematika realistik yang telah dilakukan.

Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana pembelajaran matematika

realistik bagi guru kelas, guru observer, siswa, dan peneliti. Dari diskusi ini

didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan pembelajaran matematika

realistik mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta

guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa pembelajaran

matematika realistik dirasa mudah diterima, dipahami dan lebih kreatif, serta

bagi guru observer dan peneliti yang kelak menjadi guru juga mendapat

pengalaman tentang pembelajaran matematika realistik.

Page 5: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

52

Item-Total Statistics

45.68 91.893 .906 .89445.28 97.960 .675 .94045.92 97.993 .673 .94145.76 92.690 .916 .89345.84 93.723 .939 .890

No.3No.4No.6No.7No.10

Scale Mean ifItem Deleted

ScaleVariance if

Item Deleted

CorrectedItem-TotalCorrelation

Cronbach'sAlpha if Item

Deleted

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Validitas Instrumen

a. Pembelajaran Matematika Realistik

Uji validitas instrumen tindakan pembelajaran matematika realistik

menggunakan validitas konstruksi yaitu menggunakan pendapat para ahli

(jugmen expert) dan disesuaikan dengan aspek-aspek yang akan diukur sesuai

teori. Dari hasil dari para ahli yaitu Prof. Dr. Slameto, M.Pd sebagai dosen

pembimbing dan Deri Aprilia sebagai guru kelas V SDN 2 Krangganharjo

instrumen tindakan pembelajaran matematika realistik sudah sesuai dengan

aspek dan teori yang digunakan.

b. Soal Tes Kreativitas

Uji validitas tes dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang

diperoleh dari setiap butir soal dengan keseluruhan yang diperoleh.

Tekniknya dengan mencari koefisien corrected item total correlation.

Menurut Budiyono (2003) menyatakan suatu item instrument penelitian

dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item total correlation > 0,3.

Adapun hasil validitas instrumen tes kreativitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Validitas Instrumen Tes Kreativitas di Kelas Uji Coba

SDN 1 Krangganharjo

Dari hasil perhitungan validitas 10 item soal di SD uji coba yaitu SD

Negeri 1 Krangganharjo dengan jumlah responden 25 siswa adalah dari hasil

validitas berdasarkan rentang koefisien validitas, dari 10 item soal adalah 5

soal yang valid yaitu No. 3, No. 4, No. 6, No.7 karena corrected item to total

correlation > 0,3.

Page 6: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

53

Reliability Statistics

.929 5

Cronbach'sAlpha N of Items

4.2.2 Reliabilitas Instrumen

a. Pembelajaran Matematika Realistik

Uji Reliabilitas instrumen tindakan pembelajaran matematika realistik

adalah seperti uji validitas instrumen tindakan pembelajaran matematika yaitu

menggunakan pendapat para ahli (jugmen expert) dan disesuaikan dengan

aspek-aspek yang akan diukur sesuai teori. Dari hasil dari para ahli yaitu Prof.

Dr. Slameto, M.Pd sebagai dosen pembimbing dan Deri Aprilia sebagai guru

kelas V SDN 2 Krangganharjo instrumen tindakan pembalajaran matematika

realistik sudah sesuai dengan aspek dan teori yang digunakan.

b. Soal Tes Kreativitas

Reliabilitas diukur dengan menghitung korelasi skor butir soal dengan

komposit totalnya. Tingkat Reliabilitas instrumen menurut pedoman yang

dikemukakan oleh Sekaran (Priyanto, 2009), yang didasarkan pada nilai

koofisien Alpha Cronbach (α). Adapun hasil reliabilitas instrumen tes

kreativitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes Kreativitas di Kelas Uji Coba

SDN 1 Krangganharjo

Hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes kreativitas di SD Negeri 1

Krangganharjo menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.929

yang artinya reliabilitas instrumen tes kreativitas adalah baik.

4.2.3 Hasil Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan analisis data, maka dilakukan uji prasyarat analisis

data. Dalam uji prasyarat ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

Page 7: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

54

a. Normalitas Data Pretes

Uji normalitas diambil dari nilai pretes sebelum dilakukan perlakuan

pada kelas eksperimen dan pada Kelas Kontrol. Syarat suatu data dikatakan

berdistribusi normal jika signifikansi > 0.05 Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan menggunakan bantuan

program SPSS 16.0. Berikut adalah hasil analisis uji normalitas.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretes

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dari tabel 4.3 terlihat uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan

kelas kontrol kelompok laki-laki nilai sig adalah 0,098 karena nilainya lebih

dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa sebaran data berdistribusi normal.

Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kelompok perempuan nilai sig

adalah 0,168 karena nilainya lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa

sebaran data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas

menggunakan bantuan SPSS versi 16.0 diperoleh bahwa seluruh data

berdistribusi normal.

b. Homogenitas Data Pretes

Uji homogenitas diambil dari nilai pretes pada kelas eksperimen dan

pada Kelas Kontrol. Uji homogenitas berguna untuk menguji kesamaan

sampel yaitu seragam atau tidak varian sampel yang diambil dari populasi.

Syarat homogenitas adalah jika sig > 0,05 maka sampel dinyatakan

homogen, jika sig < 0,05 maka sampel dikatakan tidak homogen. Uji

homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0.

Berikut adalah hasil analisis uji homogenitas.

KELAS GENDER

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

NILAI EKSPERIMEN L .154 27 .098

KONTROL P .157 22 .168

Page 8: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

55

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dari tabel 4.4 terlihat hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi atau probabilitas adalah 0,943 karena nilainya lebih dari 0,05, maka

dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel yang bersangkutan adalah

seragam.

4.2.4 Pembelajaran Matematika Realistik

Deskripsi pembelajaran matematika realistik didapat dari hasil

observasi. Observasi dilaksanakan untuk memantau jalannya perlakuan dalam

pembelajaran agar sesuai dengan ketentuan dan teori yang digunakan dan

subjek dalam penelitian. Observasi tindakan dilakukan oleh guru kelas III

yang memantau secara langsung proses pembelajaran pada kelas eksperimen

yaitu dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik. Lebih

jelasnya hasil observasi yang diisi oleh guru observer dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.5 Hasil Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik

di Kelas Eksperimen

Langkah-Langkah Deskripsi

Pertemuan

1 2 3

Awal

Guru mengawali pembelajaran dengan cara informal berupa stimulis-stimulus yang berkaitan dengan materi.

√ √ √

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. x √ √

Inti

Guru memberikan tugas berupa pertanyaan yang berhubungan dengan dunia nyata atau riil.

√ √ x

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan masalah atau soal yang belum √ √ x

Nilai df1 df2 Sig

Pretes 1 47 .943

Page 9: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

56

Lanjutan Tabel 4.5 Hasil Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik di

Kelas Eksperimen

Langkah-Langkah Deskripsi

Pertemuan

1 2 3

dipahami dan guru hanya memberikan petunjuk seperlunya.

Siswa dengan kerja kelompok mendeskripsikan masalah riil, melakukan interpretasi aspek matematika yang ada pada masalah yang dimaksud dan memikirkan strategi pemecahan masalah.

√ √ x

Siswa bekerja menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya dan dengan pemanfaatan model atau alat peraga.

√ √ x

Inti

Guru menunjuk siswa atau perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. √ √ x

Guru sebagai fasilitator dan moderator. √ √ x Siswa atau kelompok lain memberikan tanggapan dari hasil kelompok penyaji. √ √ x

Akhir Guru menggunakan pendapat siswa untuk menarik kesimpulan bersama. √ √ x

Melakukan evaluasi. √ √ √ Keterangan Tabel:

√: jika deskripsi indikator dilakukan pada tiap pertemuan.

x: jika deskripsi indikator tidak dilakukan tiap pertemuan.

Dari tabel 4.5 di atas tentang hasil observasi, didapatkan bahwa

pembelajaran menggunakan pembelajaran matematika realistik berlangsung

dengan baik dan sesuai dengan prosedur dan teori yang digunakan hanya saja

pada pertemuan pertama guru kelas lupa menyampaikan tujuan pembelajaran.

Setelah adanya diskusi peneliti bertanya pada guru kelas kenapa lupa

menyampaikan tujuan pembelajaran, ternyata guru merasa grogi karena

adanya peneliti dan guru observer. Pertemuan kedua aspek yang diamati

sudah terlaksana semua sesuai dengan pembelajaran matematika realistik.

Pada pertemuan pertama dan kedua ini guru mengajar menggunakan

pembelajaran matematika realistik. Sedangkan pada pertemuan ketiga hanya

pengulangan kembali materi pada pertemuan pertama dan kedua diakhiri

Page 10: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

57

dengan pemberian tes kreativitas sebagai postes. Pembelajaran telah

dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

4.2.5 Kreativitas

Hasil Kreativitas ini ada 2 tahap yaitu pretes dan postes yang

dilakukan melalui tes kreativitas. Dari nilai tes kreativitas tersebut nantinya

akan dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu kreativitas sangat tinggi,

kreativitas tinggi, kreativitas sedang, kreativitas rendah, dan kreativitas sangat

rendah.

Variabel kreativitas memiliki 5 item soal kreativitas, setiap item soal

memiliki skor tertinggi 16 dan terendah 4. Hasil pengukuran variabel

kreativitas diharapkan memiliki nilai tertinggi 100 dan terendah 25. Hasil

pengukuran ini dikategorikan dalam 5 kategori. Untuk deskripsi variabel

kreativitas siswa sesuai dengan kategori dalam penelitian ini dapat dilihat di

bawah ini.

a. Kelas Kontrol

Deskripsi kreativitas kelas kontrol dapat dilihat dalam kolom berikut ini.

Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Kreativitas Kelas Kontrol

Kreativitas Kelas Kontrol

Tingkat Kreativitas Kategori Kreativitas

Pretes Postes

f % f % Sangat Tinggi 85-99 0 0 1 4,55 Tinggi 70-84 0 0 17 77,27 Sedang 55-69 12 54,55 4 18,18 Rendah 40-54 10 45,45 0 0 Sangat Rendah 25-39 0 0 0 0

Jumlah 22 100 22 100 Mean 55,18 74,91

Standar Deviasi 7,42 7,07 Nilai Maksimal 65 86 Nilai Minimal 40 56

N 22 22 Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa distribusi

frekuensi kreativitas ketika pretes kelas kontrol terbanyak berada pada

Page 11: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

58

kategori kreativitas sedang atau pada rentang nilai 55-69 dengan frekuensi

sebanyak 12 siswa dengan prosentase sebesar 54,55% kemudian diikuti oleh

kategori kreativitas rendah. Kategori kreativitas rendah atau pada rentang 40-

54 frekuensinya sebanyak 10 siswa dengan prosentase 45,45%. Hasil pretes

pada kelas kontrol tidak ada siswa yang memiliki kreativitas sangat tinggi,

tinggi, dan sangat rendah.

Selain itu, pada tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa distribusi

frekuensi kreativitas ketika postes kelas kontrol terbanyak berada pada

kategori kreativitas tinggi atau pada rentang nilai 70-84 dengan frekuensi 17

siswa dengan prosentase sebesar 77,27% kemudian diikuti oleh kategori

kreativitas sedang atau pada rentang 55-69 frekuensinya sebanyak 4 siswa

dengan prosentase 18,18% dan kategori kreativitas sangat tinggi atau pada

rentang 85-99 frekuensinya sebanyak 1 siswa dengan prosentase 4,55%. Hasil

postes tidak ada siswa yang memiliki kategori kreativitas rendah dan

kreativitas sangat rendah.

Pada tabel 4.6 diketahui pula bahwa mean kreativitas kelas kontrol

mengalami peningkatan yaitu ketika pretes sebesar 52,92 dan ketika postes

mean kelas kontrol sebesar 57,90 dengan standar deviasi ketika pretes 8,08

dan ketika postes 5,78. Nilai minimal ketika pretes sebesar 40 dan ketika

postes sebesar 56 serta nilai maksimal ketika pretes 65 dan ketika postes

sebesar 86.

Berdasarkan nilai rata-rata ketika pretes dan postes kelas kontrol

mengalami peningkatan. Tetapi ketika postes masih ada 4 siswa yang

memiliki kreativitas sedang, setelah tanya jawab dengan guru kelas V

ternyata 4 siswa tersebut memang siswa yang memiliki kemandirian belajar

yang kurang dan cepat bosan dengan pembelajaran yang monoton. Ada 1

siswa diantara mereka adalah siswa yang tinggal kelas, tidak memiliki orang

tua hanya tinggal bersama nenek dan adiknya. Oleh karena itu untuk

meningkatkan kreativitas keempat siswa tersebut guru perlu memberikan

perhatian. Untuk mengatasi siswa yang cepat bosan dengan pembelajaran

yang monoton, guru harus pandai mencari alternatif atau strategi

Page 12: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

59

pembelajaran yang tepat agar siswa menjadi tertarik terhadap pembelajaran

sehingga pembelajaran dapat membuat siswa nyaman dan senang dalam

belajar di kelas. Dari itu semua diharapkan kreativitas siswa dapat meningkat

jauh lebih baik.

b. Kelas Eksperimen

Deskripsi kreativitas kelas kontrol dapat dilihat dalam kolom berikut ini.

Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Kreativitas Kelas Eksperimen

Kreativitas Kelas Eksperimen

Tingkat Kreativitas Kategori Kreativitas

Pretes

Postes

f % f % Sangat Tinggi 85-99 0 0 9 33,33 Tinggi 70-84 1 3,7 18 66,67 Sedang 55-69 12 44,44 0 0 Rendah 40-54 14 51,86 0 0 Sangat Rendah 25-39 0 0 0 0

Jumlah 27 100 27 100 Mean 53,96 81,41

Standar Deviasi 7,76 7,73 Nilai Maksimal 70 98 Nilai Minimal 40 71

N 27 27 Berdasarkan data pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa distribusi

frekuensi kreativitas ketika pretes kelas eksperimen terbanyak berada pada

kategori kreativitas rendah atau pada rentang nilai 40-54 frekuensinya

sebanyak 14 siswa dengan prosentasse 51,86% kemudian diikuti oleh

kategori kreativitas sedang atau pada rentang nilai 55-69 yaitu dengan

frekuensi sebanyak 12 dengan prosentase sebesar 44,44% dan kategori

kreativitas tinggi atau pada rentang nilai 70-84 frekuensinya sebanyak 1 siswa

dengan prosentase 3,7%. Hasil pretes pada kelas eksperimen tidak terdapat

siswa dengan kategori kreativitas sangat tinggi, rendah, dan sangat rendah.

Selain itu, pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

kreativitas ketika postes kelas eksperimen terbanyak adalah pada kategori

kreativitas tinggi atau pada rentang nilai 70-84 frekuensinya sebanyak 18

Page 13: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

60

siswa dengan prosentase 66,67% dan diikuti oleh kategori kreativitas sangat

tinggi atau pada rentang nilai 85-99 frekuensinya sebanyak 9 siswa dengan

prosentase 33,33%.

Pada tabel 4.7 diketahui pula bahwa mean kreativitas kelas eksperimen

mengalami peningkatan yaitu ketika pretes sebesar 53,96 dan ketika postes

mean kelas eksperimen sebesar 81,41 dengan standar deviasi ketika pretes

7,76 dan ketika postes 7,73. Nilai minimal ketika pretes sebesar 40 dan ketika

postes sebesar 71 serta nilai maksimal ketika pretes 70 dan ketika postes

sebesar 98.

Berdasarkan nilai rata-rata ketika pretes dan postes kelas eksperimen

mengalami peningkatan dan semua siswa ketika postes memiliki kreativitas

tinggi dan sangat tinggi, tidak ada lagi siswa yang memiliki kategori

kreativitas sedang, kreativitas rendah, dan kreativitas sangat rendah. Ini

artinya hasil kreativitas siswa dari postes lebih baik dari pada ketika pretes.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika realistik dapat

meningkatkan semua kelompok siswa, baik yang memiliki kreativitas tinggi,

sedang, ataupun rendah. Setelah tanya jawab dengan guru, siswa yang

memiliki kreativitas tinggi ketika pretes adalah siswa yang pandai, ulet dan

memiliki kemandirian belajar yang tinggi di kelas, sedangkan siswa yang

memiliki kreativitas sedang ketika pretes adalah siswa yang kemampuan

belajarnya berada pada rata-rata kelas, dan siswa yang memiliki kreativitas

rendah ketika pretes adalah siswa yang cepat bosan dengan pembelajaran

yang monoton dan memiliki kemandirian belajar yang kurang. Jadi

pembelajaran matematika realistik cocok digunakan untuk siswa yang pandai,

ulet, memiliki kemandirian belajar yang tinggi di kelas, siswa yang

kemampuan belajarnya berada pada rata-rata kelas, siswa yang bosan dengan

pembelajaran yang monoton dan siswa dengan kemandirian belajar yang

kurang.

Page 14: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

61

c. Deskripsi Kreativitas Berdasarkan Gender

Deskripsi dalam penelitian ini adalah hasil dari variabel kreativitas

berdasarkan variabel gender setelah adanya variabel tindakan. Adapun

deskrispinya adalah sebagai berikut ini.

Tabel 4.8 Deskripsi Silang Kreativitas Data Postes Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol Berdasarkan Gender

Kreativitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tingkat Katego-ri

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol L P L P

f % f % f % f % Sangat Tinggi 85-99 5 18,52 4 14,81 0 0 1 4,55

Tinggi 70-84 10 37,04 8 29,63 9 40,91 8 36,35 Sedang 55-69 0 0 0 0 3 13,64 1 4,55 Rendah 40-54 0 0 0 0 0 0 0 0 Sangat Rendah 25-39 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 15 55,56 12 44,44 12 54,55 10 45,45 Mean 81,07 81,83 73,67 76,40

Standar Deviasi 8,02 7,67 8,82 6,11 Nilai Maksimal 98 98 83 86 Nilai Minimal 71 73 56 64

N 15 12 12 10

Dari tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

kreativitas kelas eksperimen berada pada kategori kreativitas sangat tinggi

dan tinggi. Kreativitas sangat tinggi atau pada rentang nilai 85-99 yang terdiri

dari frekuensi siswa laki-laki sebanyak 5 siswa dengan prosentase 18,52%

dan frekuensi siswa perempuan sebanyak 4 siswa dengan prosentase siswa

perempuan sebesar 14,81%. Kreativitas tinggi atau pada rentang nilai 70-84

yang terdiri dari frekuensi siswa laki-laki sebanyak 10 siswa dengan

prosentase 37,04% dan frekuensi siswa perempuan sebanyak 8 siswa dengan

prosentase sebesar 14,81%. Hasil kreativitas siswa di kelas eksperimen

menunjukkan tidak ada siswa dengan kategori kreativitas sedang, rendah,

maupun kreativitas sangat rendah baik siswa laki-laki maupun perempuan.

Page 15: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

62

Mean kelas eksperimen siswa laki-laki adalah 81,07 dan standar

deviasinya adalah 8,02. Nilai maksimal kelas eksperimen siswa laki-laki

adalah 98 dan nilai minimalnya adalah 71 dengan jumlah siswa adalah 15

siswa. Rata-rata kelas eksperimen siswa perempuan adalah 81,83 dan standar

deviasinya adalah 7,67. Nilai maksimal kelas eksperimen siswa perempuan

adalah 98 dan nilai minimalnya adalah 73 dengan jumlah siswa adalah 12

siswa.

Selain itu, pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa distribusi

frekuensi kreativitas kelas kontrol berada pada kategori kreativitas sangat

tinggi, kreativitas tinggi, dan kreativitas sedang. Kreativitas sangat tinggi atau

pada rentang nilai 85-99 yang hanya terdiri dari frekuensi siswa perempuan

sebanyak 1 siswa dengan prosentase siswa perempuan sebesar 4,55%.

Kreativitas tinggi atau pada rentang nilai 70-84 yang terdiri dari frekuensi

siswa laki-laki sebanyak 9 siswa dengan prosentase 40,91% dan frekuensi

siswa perempuan sebanyak 8 siswa dengan prosentase sebesar 36,35%.

Kreativitas sedang atau pada rentang nilai 55-69 terdiri dari frekuensi siswa

laki-laki sebanyak 3 siswa dengan prosentase 13,64% dan frekuensi siswa

perempuan sebanyak 1 siswa dengan prosentase 4,55%. Hasil kreativitas

siswa di kelas kontrol menunjukkan tidak ada siswa dengan kategori

kreativitas rendah dan kreativitas sangat rendah baik siswa laki-laki maupun

perempuan.

Mean kelas kontrol siswa laki-laki adalah 73,67 dan standar deviasinya

adalah 7,82. Nilai maksimal kelas kontrol siswa laki-laki adalah 83 dan nilai

minimalnya adalah 56 dengan jumlah siswa adalah 12 siswa. Mean kelas

kontrol siswa perempuan adalah 76,40 dan standar deviasinya adalah 6,11.

Nilai maksimal kelas kontrol siswa perempuan adalah 86 dan nilai

minimalnya adalah 64 dengan jumlah siswa adalah 10 siswa.

Berdasarkan paparan di atas menunjukkan bahwa nilai mean atau rata-

rata kreativitas kelas eksperimen lebih baik daripada Kelas Kontrol. Dilihat

dari mean juga menunjukkan bahwa mean siswa perempuan lebih besar dari

pada mean siswa laki-laki. Kategori kreativitas kelas eksperimen yaitu siswa

Page 16: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

63

memiliki kreativitas sangat tinggi dan kreativitas tinggi baik siswa laki-laki

maupun perempuan, sedangkan kelas kontrol masih ada 4 siswa dengan

kategori kreativitas sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika realistik lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

4.2.6 Gender

Gender disini hanya dibatasi pada perbedaan jenis kelamin, yaitu siswa

laki-laki atau perempuan. Data gender diperoleh dengan penggunaan metode

dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

dokumentasi untuk mendapatkan data jenis kelamin siswa kelas V di kelas

eksperimen dan kelas kontrol melalui absensi siswa kelas V. Adapun rekap

absensi siswa kelas V adalah sebagai berikut ini.

Tabel 4.9 Rekap Daftar Hadir Kelas kontrol dan Kelas Eksperimen

Kelompok Gender

Total % L P Jumlah % Jumlah %

Kontrol 12 54,55 10 45,45 22 100 Eksperimen 15 55,56 12 44,44 27 100

Dari tabel 4.9 di atas terlihat bahwa kelas kontrol dengan jumlah siswa

22 siswa yaitu siswa laki-laki sebanyak 12 siswa dengan prosentase 54,55%

dan siswa perempuan sebanyak 10 siswa dengan prosentase 45,45%. Kelas

eksperimen dengan jumlah 27 siswa yaitu 15 siswa laki-laki dengan

prosentase 55,56% dan siswa perempuan sebanyak 12 siswa dengan

prosentase 44,44%. Artinya 100% siswa baik dikelas kontrol maupun

eksperimen siswa tidak ada yang ijin artinya siswa berangkat semua untuk

mengikuti pembelajaran.

4.2.7 Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini diambil dari nilai kreativitas data

postes kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Page 17: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

64

a. Hipotesis 1

Hipotesis 1 (ada perbedaan kreativitas kelompok siswa yang menggunakan

pembelajaran matematika realistik dengan kelompok siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional).

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan signifikan (sig.) adalah:

1. Apabila sig. > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Apabila sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Anova Hipotesis 1

Source Type III Sum of Squares Df Mean

Square F Sig.

KELAS 494.083 1 494.083 8.693 .005 Total 304986.000 49 Corrected Total 3114.245 48

Ho: tidak ada perbedaan kreativitas antara siswa yang menggunakan

pembelajaran matematika realistik dengan kelompok siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

Ha: ada perbedaan kreativitas antara siswa yang menggunakan

pembelajaran matematika realistik dengan kelompok siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

Dari tabel 4.10 hasil Anova menunjukkan bahwa nilai sig adalah 0,005

karena nilainya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

berarti dalam penelitian ini ada perbedaan kreativitas antara kelompok siswa

yang menggunakan pembelajaran matematika realistik dengan kelompok

siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

b. Hipotesis 2

Hipotesis 2 (ada perbedaan kreativitas antara kelompok siswa laki-laki

dengan kelompok siswa perempuan).

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan signifikan (sig.) adalah:

1. Apabila sig. > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Apabila sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 18: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

65

Tabel 4.11 Hasil Analisis Anova Hipotesis 2

Source Type III Sum of Squares Df Mean

Square F Sig.

GENDER 36.750 1 36.750 .647 .426 Total 304986.000 49 Corrected Total 3114.245 48

Ho: tidak ada perbedaan kreativitas antara kelompok siswa siswa laki-

laki dan perempuan.

Ha: ada perbedaan kreativitas antara kelompok siswa laki-laki dan

perempuan.

Dari tabel 4.11 hasil Anova menunjukkan bahwa nilai sig adalah 0,426

karena nilainya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang

berarti dalam penelitian ini tidak ada perbedaan kreativitas antara kelompok

siswa laki-laki dengan kelompok siswa perempuan.

c. Hipotesis 3

Uji Hipotesis 3 (ada pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik terhadap

kreativitas berdasarkan gender siswa pada pokok bahasan mengidentifikasi

sifat-sifat bangun datar kelas V SD semester 2 gugus Ki Hajar Dewantara

kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012).

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan signifikan (sig.) adalah:

1. Apabila sig. > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Apabila sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.12 Hasil Analisis Anova Hipotesis 3

Source Type III Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

KELAS * GENDER 11.603 1 11.603 .204 .654 Total 304986.000 49 Corrected Total 3114.245 48

Ho: tidak ada pengaruh pembelajaran matematika realistik terhadap

kreativitas berdasarkan gender siswa pada pokok bahasan mengidentifikasi

Page 19: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

66

sifat-sifat bangun datar kelas V SD semester 2 gugus Ki Hajar Dewantara

kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012

Ha: ada pengaruh pembelajaran matematika realistik terhadap kreativitas

berdasarkan gender siswa pada pokok bahasan mengidentifikasi sifat-sifat

bangun datar kelas V SD semester 2 gugus Ki Hajar Dewantara kabupaten

Grobogan tahun pelajaran 2011/2012.

Dari tabel 4.12 hasil Anova menunjukkan bahwa nilai sig. adalah 0,654

karena nilainya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang

berarti dalam penelitian ini tidak ada pengaruh pembelajaran matematika

realistik terhadap kreativitas berdasarkan gender siswa pada pokok bahasan

mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar kelas V SD semester 2 gugus Ki

Hajar Dewantara kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012.

4.3 Pembahasan

Dari hasil uji hipotesis dapat dilihat bahwa dari ketiga hipotesis yang

dibuat oleh peneliti ternyata pada hipotesis pertama diterima yaitu ada

perbedaan kreativitas kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran

matematika realistik dengan kelompok siswa yang menggunakan

pembelajaran konvensional, ini dibuktikan secara statistik nilai sig. 0,005

karena nilainya lebih kecil dari probabilitas (0,05). Dilihat dari rata-rata

kreativitas kelas eksperimen adalah 81,41 dan rata-rata kelas kontrol adalah

74,91 ini berarti kelas eksperimen dengan pembelajaran matematika realistik

lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran

konvensional, dengan kata lain treatment atau perlakuan yang diberikan

dalam pembelajaran itu mempengaruhi kreativitas siswa. Kreativitas siswa

kelas V SD N 2 Krangganharjo setelah pembelajaran matematika realistik

tidak ada yang memiliki kreativitas sedang, rendah, dan sangat rendah

melainkan hanya memiliki kreativitas sangat tinggi dan kreativitas tinggi,

maka dari itu pembelajaran matematika realistik cocok digunakan untuk

semua siswa yang semula yang memiliki kreativitas tinggi, sedang, maupun

rendah. Baik siswa yang pandai, ulet, memiliki kemandirian belajar yang

Page 20: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

67

tinggi di kelas, siswa yang kemampuan belajarnya berada pada rata-rata

kelas, siswa yang bosan dengan pembelajaran yang monoton dan siswa

dengan kemandirian belajar yang kurang. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Hasratuddin (2010) yang berjudul Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Emosional Siswa SMP melalui Pembelajaran

Matematika Realistik, bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan

berpikir kritis siswa antara yang diberi pembelajaran matematka realistik

dengan pembelajaran biasa.

Hasil hipotesis kedua didapatkan ada perbedaan kreativitas antara

kelompok siswa laki-laki dengan kelompok siswa perempuan, ini dibuktikan

dengan nilai rata-rata siswa laki-laki 77,78 dan rata-rata siswa perempuan

79,36 tetapi secara statistik dilihat nilai sig. 0,426 (lebih besar dari 0,05)

artinya tidak signifikan. Artinya gender tidak mempengaruhi kreativitas

siswa. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Hasratuddin (2010) yang

berjudul Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Emosional Siswa

SMP melalui Pembelajaran Matematika Realistik, bahwa terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan kritis siswa berdasarkan gender. Tetapi hasil

penelitian ini sejalan dengan teori Munandar (2004) yang menyatakan bahwa

kreativitas tidak dipengaruhi oleh gender.

Sedangkan hasil hipotesis ketiga didapatkan tidak ada pengaruh atau

interaksi pembelajaran matematika realistik terhadap kreativitas berdasarkan

gender siswa pada pokok bahasan mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar

kelas V SD, ini dibuktikan secara statistik yaitu nilai sig. 0,654 (lebih besar

dari 0,05). Ini sejalan dengan penelitian Hasratuddin (2010) yang berjudul

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Emosional Siswa SMP

melalui Pembelajaran Matematika Realistik, bahwa tidak terdapat interaksi

antara pembelajaran matematika realistik dengan gender terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa.

Munandar (2004), mengatakan kreativitas dapat terwujud dimana saja

dan oleh siapa saja, tidak tergantung pada jenis kelamin, sosial-ekonomi, atau

tingkat pendidikan tertentu. Menurut Eleanor Maccoby dan Carol Jaklin

Page 21: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

68

(Santrock, J. W., 2007), dalam pembahasan klasik mengenai gender,

menyimpulkan bahwa laki-laki memiliki kemampuan matematika lebih baik

dari pada perempuan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti

ternyata kreativitas siswa tidak dipengaruhi oleh gender. Kreativitas antara

siswa laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda. Jadi hasil penelitian ini

sejalan dengan teori Munandar (2004) yang menyatakan bahwa kreativitas

tidak dipengaruhi oleh gender. Sedangkan teori Eleanor Maccoby dan Carol

Jaklin (Santrock, J. W., 2007) yang menyatakan bahwa laki-laki memiliki

kemampuan matematika lebih baik daripada perempuan tidak sejalan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dapat dilihat dari hasil

penelitian dapat terlihat bahwa rata-rata kreativitas siswa laki-laki dan

perempuan tidak jauh berbeda bahkan sedikit lebih baik siswa perempuan, ini

dibuktikan dengan rata-rata kelompok siswa laki-laki pada kelas eksperimen

adalah 81,07 dan perempuan 81,83. Artinya kemampuan matematika

perempuan sedikit lebih baik daripada laki-laki ini membuktikan bahwa

kemampuan matematika laki-laki tidak lebih baik dari pada perempuan.

Tetapi secara statistik tidak ada perbedaan kreativitas dilihat berdasarkan

gender.

Pembelajaran Matematika Realistik merupakan strategi mengajar yang

ditekankan pada siswa. Sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk

mengkonstruksikan pengetahuan matematikanya, dimana siswa menemukan

kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah

nyata. Pembelajaran Matematika Realistik, dimulai dari hal-hal yang dekat

dengan kehidupan sehari-hari siswa yang sifatnya konkrit. Dengan begitu

siswa akan tertarik dalam pembelajaran sehingga terjadi pembelajaran yang

aktif karena tahu hal apa yang mereka pelajari dan dapat mereka bayangkan.

Dengan demikian siswa laki-laki ataupun perempuan tidak lagi dipandang

sebagai penerima pasif, tetapi harus diberi kesempatan untuk menemukan

kembali ide dan konsep matematika di bawah bimbingan guru. Dengan kata

lain kreativitas siswa baik laki-laki maupun perempuan dapat meningkat.

Page 22: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

69

Berdasarkan pembahasan di atas berikut ini peneliti sampaikan implikasi.

Adapun implikasinya adalah implikasi secara teoritis dan implikasi praktis.

a. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis ini berhubungan dengan kontribusi penelitian bagi

pendidikan. Adapun implikasi teoritisnya adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah sehari-hari

sebagai sumber belajar atau pada hal-hal nyata bagi siswa, siswa

mengkontruksi sendiri melalui model atau alat peraga, hasil pemecahan

masalah adalah kontribusi dari siswa sehingga siswa dapat membuat

pembelajaran menjadi kontruktif dan produktif, siswa belajar dalam

interaksi sosial, serta pembelajaran terjadi adanya keterkaitan topik.

Setelah pembelajaran matematika realistik disesuaikan dengan standar

proses maka pembelajaran matematika realistik lebih mudah digunakan

oleh guru, karena sudah mengalami perubahan dari teori pembelajaran

matematika realistik. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa

kreativitas siswa dengan pembelajaran matematika realistik lebih baik

dari pada pembelajaran konvensional.

2) Munandar (2004) yang menyatakan bahwa kreativitas dapat terwujud

dimana saja dan oleh siapa saja tidak tergantung pada jenis kelamin,

sosial, dan tingkat pendidikan tertentu. Hasil penelitian membuktikan

bahwa secara signifikan kreativitas tidak dipengaruhi oleh geder siswa.

b. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Ada perbedaan kreativitas kelompok siswa yang menggunakan

pembelajaran matematika realistik dengan kelompok siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Hasratuddin (2010) yang berjudul

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Emosional Siswa SMP

melalui Pembelajaran Matematika Realistik, bahwa terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa antara yang diberi

pembelajaran matematka realistik dengan pembelajaran biasa.

Page 23: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/797/5/T1_292008030_BAB IV.pdf... peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas. Soal ... 17 dan 24 Maret

70

2) Secara Signifikan tidak ada perbedaan kreativitas antara kelompok siswa

laki-laki dengan kelompok siswa perempuan. Hal ini tidak sejalan

dengan penelitian Hasratuddin (2010) yang berjudul Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Emosional Siswa SMP melalui

Pembelajaran Matematika Realistik, bahwa terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan kritis siswa berdasarkan gender.

3) Tidak ada pengaruh pembelajaran matematika realistik terhadap

kreativitas berdasarkan gender siswa. Ini sejalan dengan penelitian

Hasratuddin (2010) yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Kritis dan Emosional Siswa SMP melalui Pembelajaran Matematika

Realistik, bahwa tidak terdapat interaksi antara pembelajaran matematika

realistik dengan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.