BAB IV Lapkas

4
BAB IV PEMBAHASAN Pasien anak laki-laki berumur 3 tahun yang datang Ke RSUD dr Soedarso dengan keluhan benjolan di kantong zakar kanan yang terasa nyeri 4 jam yang lalu maka dapat kita pikirkan bahwa pasien mengalami hernia scrotalis dextra yang sudah mengalami inkarserata atau strangulatea, dan dapat kita pikirkan penyakit lain yang didaerah skrotum antara lain, torsio testis, maupun hidrokel. Akan tetapi di karenakan anamnesa didapatkan bahwa sudah 6 bulan pasien mempunyai benjolan sebelah kanan kantong buah zakar yang hilang timbul maka diagnose yang lebih mengarah adalah hernia scrotalis dextra ireponible, yang telah mengalami inkarserata. Akan tetapi setelah beberapa jam di IGD dr soedarso dengan pemberian stesolid suppositoria dan berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala pasien menjadi tenang dan benjolan sudah berkurang dan hampir hilang maka pasien kita pikirkan diagnosanya adalah hernia scotalis dextra tereduki spontan. Adapun hernia scrotalis merupakan kelanjutan tonjolan hernia inguinalis lateralis, atau biasa di sebut Hernia inguinalis lateralis totalis hernia

description

iv

Transcript of BAB IV Lapkas

BAB IVPEMBAHASAN

Pasien anak laki-laki berumur 3 tahun yang datang Ke RSUD dr Soedarso dengan keluhan benjolan di kantong zakar kanan yang terasa nyeri 4 jam yang lalu maka dapat kita pikirkan bahwa pasien mengalami hernia scrotalis dextra yang sudah mengalami inkarserata atau strangulatea, dan dapat kita pikirkan penyakit lain yang didaerah skrotum antara lain, torsio testis, maupun hidrokel. Akan tetapi di karenakan anamnesa didapatkan bahwa sudah 6 bulan pasien mempunyai benjolan sebelah kanan kantong buah zakar yang hilang timbul maka diagnose yang lebih mengarah adalah hernia scrotalis dextra ireponible, yang telah mengalami inkarserata. Akan tetapi setelah beberapa jam di IGD dr soedarso dengan pemberian stesolid suppositoria dan berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala pasien menjadi tenang dan benjolan sudah berkurang dan hampir hilang maka pasien kita pikirkan diagnosanya adalah hernia scotalis dextra tereduki spontan. Adapun hernia scrotalis merupakan kelanjutan tonjolan hernia inguinalis lateralis, atau biasa di sebut Hernia inguinalis lateralis totalis hernia inguinalis lateralis itu sendiri adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral vasa epigastric inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar dari rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus . Pada anak hernia inguinalis lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke skrotum.1,13 Dilihat dari etiologinya kasus pasien ini termasuk dalam hernia congenital tidak sempurna yang berarti bayi dilahirkan normal ( kelainan belum tampak ) tapi sudah mempunyai defek pada tempat-tempat tertentu ( predisposisi ) dan beberapa bulan hingga tahun setelah lahir akan terjdai hernia melalui defek tersebut karena di pengaruhi oleh kenaikan tekanan intra abdominal, khusus pada hernia inguinalis lateralis defek terjadi pada saat proses penuruan testis di kanalis inguinali yang mana Pada bulan ke-8 kehamilan terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir umumnya prosesus ini sudah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebih dahulu maka kanalis kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis kongenital. Adapun penanganan yang dapat kita lakukan jika kita menemukan kasus hernia di IGD menutut kepustakaan adalah 1. Mengurangi hernia. Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat. 2. Menurunkan tegangan otot abdomen. Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut. Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20 terhadap hernia inguinalis. 3 Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan menimbulkan proses analgesia. 4 Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti kaki kodok) 5 Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang berlanjutselam proses reduksi penonjolan

6. Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu mengembalikan isis hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks akan menyebabkan isis hernia keluar dari pintu hernia.

Setelah di konsulkan ke dr Hermantos Sp B Sp BA dan diperiksa oleh dr konsulen tersebut maka direncanakan dilakukan operasi elektif adapun indikasi bedah menurut kepustakaa adalah Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun keadaan umum jelek. Dan Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan atau berat badan lebih dari 6 kilogram, dan pada usia pasien ini didapatkan angka terjadinya inkarserata maupun strangulate tinggi maka jika kondisi memugkinkan diharapkan dapat segera di operasi. Serta Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Pada pasien ini direncanakan dilakukan herniotomy dan yang mana Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi. Kantong diajahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong19,20