BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1. Statistik Deskriptifthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00111-AK Bab...
Transcript of BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1. Statistik Deskriptifthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00111-AK Bab...
37
BAB IV
HASIL PENGUJIAN
IV.1. Statistik Deskriptif
Analisa statistik deskriptif bertujuan untuk menganalisa data agar sampel
yang dihasilakan tidak memberikan gambaran kesimpulan yang di generalisasi.
Pengoperasian submenu descriptive statistics pada SPSS for Windows 17.0
mencakup hampir semua unsur statistik deskriptif dasar, sehingga menyajikan
karakteristik tertentu dari suatu data sampel.
Output statistik deskriptif dari semua variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu Net Profit Margin (X1), Dividend Payout Ratio (X2),
leverage (X3) dan ukuran dewan komisaris (X4), dan variabel CSR disclosure
index (Y) dari 30 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel selama periode
2007-2009.
Analisa statistik deskriptif dilakukan terhadap data dari ketiga periode
tersebut dengan tujuan dapat dibandingkan. Kesimpulan yang dibuat dari hasil
statistik deskriptif ini merupakan suatu analisa sederhana dari data variabel
penelitian sehingga tidak dapat digunakan sebagai kesimpulan hasil penelitian
secara umum.
Pada penelitian ini ada suata kondisi di mana terjadi data ekstrim
univariate. Data ekstrim univariate adalah kondisi dimana sebuah data memiliki
nilai yang jauh berbeda dari nilai mayoritas pada sebuah variabel tunggal.
Keberadaan data ekstrim dapat mengakibatkan perubahan atau ketidakpastian
38
hasil analisis atas data oleh karena itu data ekstrim tersebut harus dikeluarkan.
Berikut adalah daftar data ekstrim yang dikeluarkan dari variabel tersebut:
Tabel IV.1
Tabel Jumlah Sample Setelah Penghapusan Data ekstrim
Variabel
Net Profit Margin (NPM)
Dividend Payout Ratio
(DER)Leverage
(DER)
Ukuran Dewan
Komisaris CSR
IndexJumlah sampel 90 90 90 90 90Data Ekstrim (4) (3) (5) (3) (3)Jumlah sampel tersisa 86 87 85 87 87
Hasil penelitian akan ditentukan dengan menggunakan pengujian
hipotesis yang akan dibahas pada sub-bab berikutnya. Berikut ini adalah hasil
analisa deskriptif dari variabel-variabel independen dan varibel dependen yang
ada:
Tabel IV.2
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPM
DPR
86
87
.001
.000
.263
1.422
.07287
.28455
.057637
.363122
DER
KOM
85
87
.080
2.000
9.490
10.000
1.16226
4.35632
1.466540
1.738597
CSR 87 .037 .259 .13254 .056933
Valid N (listwise) 84
Pata tabel hasil statistk deskriptif diatas dapat diketahui bahwa Net Profit
Margin (NPM) memiliki nilai minimal sebesar .001 dan nilai maksimal sebesar
39
0.263, nilai rata – rata sebesar .07287 (rata – rata dari net profit margin sebanyak
30 perusahaan yang bergerak dalam industri consumer goods yang terdaftar di
BEI selama tahun 2007 – 2009) dan nilai standar deviasi sebesar .057637 (variasi
data dari net profit margin sebanyak 30 perusahaan yang bergerak dalam industri
consumer goods yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 – 2009).
Dividen Payout Ratio memiliki nilai minimal sebesar 0.000 dan nilai
maksimal sebesar 1.422, nilai rata – rata sebesar 0.28455 (rata – rata dari Dividen
Payout Ratio sebanyak 30 perusahaan yang bergerak dalam industri consumer
goods yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 – 2009) dan nilai standar deviasi
sebesar 0.363122 (variasi data dari Dividen Payout Ratio sebanyak 30
perusahaan yang bergerak dalam industri consumer goods yang terdaftar di BEI
selama tahun 2007 – 2009).
Leverage memiliki nilai minimal sebesar .80 dan nilai maksimal sebesar
9.490, nilai rata – rata sebesar 1.16226 (rata – rata dari leverage sebanyak 30
perusahaan yang bergerak dalam industri consumer goods yang terdaftar di BEI
selama tahun 2007 – 2009) dan nilai standar deviasi sebesar 1.466540 (variasi
data dari leverage sebanyak 30 perusahaan yang bergerak dalam industri
consumer goods yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 – 2009).
Ukuran dewan komisaris memiliki nilai minimal sebesar 2 dan nilai
maksimal sebesar 10, nilai rata – rata sebesar 4.35632 (rata – rata dari ukuran
dewan direksi sebanyak 30 perusahaan yang bergerak dalam industri consumer
goods yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 – 2009) dan nilai standar deviasi
sebesar 1.738597 (variasi data dari ukuran dewan komisaris sebanyak 30
40
perusahaan yang bergerak dalam industri consumer goods yang terdaftar di BEI
selama tahun 2007 – 2009).
CSR Index memiliki nilai minimal sebesar 0.037dan nilai maksimal
sebesar 0,259 nilai rata – rata sebesar 0.13254 dan nilai standar deviasi sebesar
0.56933.
IV.2. Analisis Statistik Inferensi
IV.2.1. Analisis Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, heteroskedastisitas,
multikolinieritas, dan autokolerasi. Suatu model regresi yang baik adalah
model regresi yang memenuhi asumsi normalitas, bebas heteroskedastisitas,
bebas multikolinieritas, dan tidak terjadi autokolerasi. Dengan dipenuhinya
semua uji asumsi klasik yang dilakukan, maka nilai beta (β) yang dihasilkan
dari model regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini tidak
bias.
IV.2.1.1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi, variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi
normal atau tidak.Pengujian ini menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov
test.Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
41
Tabel IV.3
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolgomorov-SmirnovTest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 84
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .05011238
Most Extreme
Differences
Absolute .116
Positive .116
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z 1.062
Asymp. Sig. (2-tailed) .209
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kriteria pengambilan keputusan hasil uji Kolgomorov-Smirnov test ini adalah:
• Jika Asymp. Sig nya > 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal.
• Jika Asymp. Sig nya < 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi normal
• Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Asymp. Sig nya lebih besar dari 0.05
yakni 0.209 sehingga dapat dikatakan data-data ini terdistribusi normal.
IV.2.1.2. Pengujian Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antara data
yang diurutkan menurut waktu atau ruang tertentu. Untuk mendeteksi adanya
autokorelasi, pengujian ini menggunakan Durbin Watson (Santoso, 2002),
besaran Durbin Watson secara umum bisa diambil patokan 4-du (batas atas) dan
42
4-dl (batas bawah). Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi gangguan yang
berurutan di antara yang masuk ke dalam fungsi regresi. Autokorelasi dideteksi
dengan Durbin Watson (DW). Uji DW nilainya dU<d<4-dU. Dasar pengambilan
keputusan:
• Jika DW < dL atau DW > 4-dL, berarti terdapat autokorelasi.
• Jika DW terletak antara dU dan 4-dU, berarti tidak ada autokorelasi.
• Jika DW terletak antara dL dan dU atau di antara 4-dU dan 4-dL, maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Menolak Ho DaerahMenerimaHo Menolak Ho
Bukti Keragu-raguan tidak ada autokorelasi Keragu-raguan Bukti
Autokorelasi Autokorelasi
Positif Negatif
0 dL dU 4-dU 4-dL
Dengan jumlah sampel sebanyak 30 perusahaan setiap periodenya selama
3 tahun dan jumlah variabel independen sebanyak 4 serta tingkat signifikansi
5%. Hal ini dapat diketahui dengan cara membandingkan hasil Durbin-Watson
dengan nilai tabel yang menggunakan jumlah sampel sebanyak 90 dan jumlah
variabel 5 maka ditabel Durbin Watson akan didapatkan:dl = 1.56 , du = 1.75, 4-
1.56 1.7 2.25 Dw 2.179
43
du= 2.25, sedangkan nila d dari hasil regresi diperoleh 2.179. Berikut hasil
pengujian Durbin Watson:
Tabel IV.4 Hasil Uji Auto Korelasi dengan Pengujian Durbin Watson
Hasil Pengujian Autokorelasi
Dari tabel diatas hasil DW menunjukkan angka 2.179 yang berarti berada
diantara batas atas (dU) dan 4-(dU).Kesimpulan yang dapat diambil adalah
model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak memiliki masalah
autokorelasi.
IV.2.1.3. Pengujian Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi.
Multikolinieritas menyebabkan timbulnya sejumlah masalah, yaitu berubahnya
koefisien regresi yang bertanda positif menjadi bertanda negatif atau sebaliknya,
fluktuasi nilai koefisien regresi yang sangat besar, dan tidak berpengaruhnya
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .474a .225 .185 .051365 .225 5.721 4 79 .000 2.179
a. Predictors: (Constant), DER, DPR, KOM, NPM
b. Dependent Variable: CSR
44
variabel independen yang mempunyai kolerasi dengan variabel independen
lainnya terhadap variabel dependen dalam suatu model regresi Pengujian ini
dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai
Tolerance yang dihasilkan dengan pengujian SPSS.
Hipotesis dari multikolinearitas:
Ho: tidak ada Multikolinearitas
Ha: ada Multikolinearitas
Dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji Multikolinearitas:
• Jika Vif <10, maka tidak ada Multikolinearitas
• Jika Vif >10, maka terjadi Multikolinearitas
Berikut adalah tabel hasil dari pengujian Multikolinearitas
Tabel IV.5
Hasil Pengujian Multikolinearititas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .104 .017 6.186 .000 Hasil
NPM .138 .111 .140 1.246 .217 .781 1.280 Tidak ada Multikolinearitas
Tidak ada Multikolinearitas
DPR .060 .018 .385 3.390 .001 .760 1.316
KOM .001 .003 .026 .255 .799 .942 1.061 Tidak ada Multikolinearitas
DER -.002 .004 -.053 -.522 .603 .969 1.032 Tidak ada Multikolinearitas
a. Dependent Variable: CSR
45
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel net profit margin (X1)
memiliki nilai tolerance sebesar 0, 969 dan nilai VIF sebesar 1,032 berarti net
profit margin memiliki nilai tolerance> 0,10 atau VIF < 10. Variabel DPR (X2)
memiliki nilai tolerance sebesar 0,760, nilai VIF sebesar 1,316 berarti DPR
memiliki nilai tolerance> 0,10 atau VIF < 10. Sedangkan untuk variabel
leverage(DER) (X3) memiliki nilai tolerance sebesar 0.969,dan nilai VIF sebesar
1,032 berarti leverage memiliki nilai tolerance> 0,10 atau VIF < 10. Variabel
anggota dewan komisaris (X4) memiliki nilai tolerance sebesar 0, 942, nilai VIF
sebesar 1,061 berarti anggota dewan komisaris memiliki nilai tolerance> 0,10
atau VIF < 10.. Sedangkan untuk Kesimpulan yang diambil yakni Ho tidak
ditolak, yakni tidak terjadi Multikolinearitas.
IV.2.1.3. Pengujian Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
dalam suatu model regresi. Jika terjadi heterogenitas maka model regresi
berganda tidak layak digunakan dalam penelitian karena penaksiran regresi akan
menjadi tidak tepat. Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang
tidak tergambarkan dalam suatu spesifikasi model regresi. Dengan kata lain,
heteroskedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki variabel yang konstan.
Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas yang digunakan dengan uji
Spearman rho. Dasar pengambilan keputusan dalam uji Spearman rho ini adalah:
• Jika Sig > 0.05 maka tidak terjadi heterokedastisitas
• Jika Sig < 0.05 maka terjadi heterokedastisitas
46
Hipotesis yang diambil adalah:
Ho: tidak terjadi Heterokedastisitas
Ha: terjadi Heterokedastisitas
Berikut ini merupakan tabek hasil pengujian Spearman rho:
Tabel IV.6
Hasil Pengujian Spearman rho
Correlations
NPM DPR KOM DER
Unstandardized
Residual
Spearman's
rho
NPM Correlation
Coefficient
1.000 .527** .222* -.406** .044
Sig. (2-tailed) . .000 .040 .000 .693
N 86 86 86 84 84
DPR Correlation
Coefficient
.527** 1.000 .332** -.168 .163
Sig. (2-tailed) .000 . .002 .124 .139
N 86 87 87 85 84
KOM Correlation
Coefficient
.222* .332** 1.000 .172 -.052
Sig. (2-tailed) .040 .002 . .115 .640
N 86 87 87 85 84
DER Correlation
Coefficient
-.406** -.168 .172 1.000 -.155
Sig. (2-tailed) .000 .124 .115 . .160
N 84 85 85 85 84
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient
.044 .163 -.052 -.155 1.000
Sig. (2-tailed) .693 .139 .640 .160 .
N 84 84 84 84 84
47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dari tabel di atas, terlihat bahwa data signifikan pada kolom
unstandardizeded residual untuk variabel DPR adalah 0.139, variabel anggota
dewan komisaris sebesar 0.640 , variabel leverage adalah 0.160 dan net profit
margin adalah 0.693 dimana semua angka signifikan adalah lebih besar (>)
daripada 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho tidak ditolak, yakni
tidak terjadi heteroskedastisitas atau ketidaksamaan varian dan layak digunakan
dalam penelitian.
Hasil dari uji asumsi klasik normalitas, heteroskedastisitas,
multikolinieritas, dan autokolerasi yang telah dilakukan dengan model regresi
linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model
regresi linier berganda tersebut memenuhi syarat normalitas, bebas
heteroskedastisitas, bebas multikolinieritas, dan tidak terjadi autokolerasi. Dengan
demikian, maka model regresi linier berganda layak untuk digunakan.
IV.3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan cara melakukan analisis linear
berganda. untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen (Net Profit
Margin, Dividend Payout Ratio, leverage, dan ukuran dewan komisaris) terhadap
variabel dependen (indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan)
dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau tingkat signifikansi sebesar 5%
(α=0.05). Hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
48
Net Profit Margin, Dividend Payout ratio, leverage dan ukuran dewan komisaris
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengujian terhadap
hipotesis dilakukan dengan meregresikan model regresi linier berganda berikut.
CSRI = β0 + β1NPM + β2DPR + β3 LEV + β4KOM + ε
Keterangan :
CSRI = CSR disclosure index
NPM =Net Profit Margin
DPR =Dividend Payout Ratio
LEV = Rasio hutang terhadap modal
KOM = Jumlah anggota dewan komisaris
β0 =Intercept
β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi
ε =Error
IV.3.1. Interpretasi Model Regresi
Koefisien regresi dari model regresi dan pengujian pengaruh masing-
masing variabel bebas terhadap variabel terikat (pengujian secara parsial) dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 DER, DPR,
KOM, NPMa
. Enter
a. All requested variables entered.
49
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) .104 .017 6.186 .000
NPM .138 .111 .140 1.246 .217 .322 .139 .123 .781 1.280
DPR .060 .018 .385 3.390 .001 .453 .356 .336 .760 1.316
DER -.002 .004 -.053 -.522 .603 -.049 -.059 -.052 .969 1.032
KOM .001 .003 .026 .255 .799 .102 .029 .025 .942 1.061
a. Dependent Variable: CSR
Berdasarkan nilai β Constant, maka model regresi linier berganda yang terbentuk
adalah:
Y = 0.104 + 0.138*NPM + 0.60*DPR– 0.002*DER+ 0.001KOM
Pengujian hipotesis untuk menentukan tingkat signifikansi masing-masing
variabel independen (net profit margin, dividend payout ratio, leverage ,dan ukuran
dewan komisaris) terhadap variabel dependen yakni CSR Index. Apabila nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti Ho ditolak, yang berarti variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis 1:
50
Ho1: Net Profit Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Ha1: Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan hasil tabel diatas, nilai Sig dari variabel Net Profit Margin
adalah 0.217. Kesimpulan Sig ≥ 0,05, maka Ho1 tidak ditolak yakni Net Profit
Margin tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan
Hipotesis 2:
Ho2: Dividend Payout Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Ha2: Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan hasil tabel diatas, nilai Sig dari variabel DPR adalah 0.001
Kesimpulan Sig < 0,05, maka Ho2 ditolak, yakni Dividend Payout Ratio
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Hipotesis 3:
Ho3: Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
51
Ha3: Leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.
Berdasarkan hasil tabel diatas, nilai Sig dari variabel Leverage adalah
0.603. Kesimpulan Sig ≥ 0,05, maka Ho3 tidak ditolak, yakni Leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Hipotesis 4:
Ho4: Ukuran Dewan Komisaristidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Ha4: Ukuran Dewan Komisarisberpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan hasil tabel diatas, nilai Sig dari variabel ukuran dewan
komisaris adalah 0.799. Kesimpulan Sig ≥ 0,05, maka Ho4 tidak ditolak yakni
ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
IV.3.2. Uji t
Dasar pengambilan keputusan dalam Uji t yakni:
• Jika probalitasnya (nilai sig) > 0.05 atau - t tabel < t hitung < t tabel maka Ho
tidak ditolak
• Jika probalitasnya (nilai sig) < 0.05 atau t hitung < - t tabel atau t hitung > t
tabel maka Ho ditolak
52
Hipotesis:
• Ho: variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen
• Ha: variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen
Berikut ini adalah tabel yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan hasil
Uji T:
Tabel IV.7
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part
1 (Constant) .104 .017 6.186 .000
NPM .138 .111 .140 1.246 .217 .322 .139 .123
DPR .060 .018 .385 3.390 .001 .453 .356 .336
KOM .001 .003 .026 .255 .799 .102 .029 .025
DER -.002 .004 -.053 -.522 .603 -.049 -.059 -.052
a. Dependent Variable: CSR
Dari hasil tabel diatas dapat di lihat bahwa:
• Nilai signifikansi dari variabel Dividend Payout ratio adalah 0.001. Nilai tersebut
lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak.
53
• Nilai signifikansi dari variabel ukuran dewan komisaris adalah 0.799. Nilai
tersebut lebih besar dari 0.05, maka Ho tidak ditolak.
• Nilai signifikansi dari variabel Leverage (DER) adalah 0.603. Nilai tersebut lebih
besar dari 0.05, maka Ho tidak ditolak.
• Nilai signifikansi dari variabel Net profit Margin adalah 0.217. Nilai tersebut
lebih besar dari 0.05 maka Ho tidak ditolak.
IV.3.3. Pengujian Coefficient Multiple Determination (R2).
Uji R2 dilakukan untuk mengkaji seberapa besar variabel bebas dapat
menjelaskan perubahan pada variabel terikat.Nilai koefisien regresi berganda
berada antara 0 sampai 1.Pengujian terhadap koefisien determinasi (R Square)
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen (earning per
share, ukuran dewan komisaris, leverage, dan net profit margin) dapat
menjelaskan variabel dependen yaitu indeks pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan.Semakin besar nilai R2 (mendekati 1) menunjukkan semakin
besar kemampuan variabel bebas menjelaskan perubahan pada variabel terikat.
Berikut adalah tabel yang digunakan untuk menentukan hasil uji Coefficient
Multiple Determination (R2):
Tabel IV.8
Hasil Uji Coefficient Multiple Determination (R2)
54
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .474a .225 .185 .051365 .225 5.721 4 79 .000
a. Predictors: (Constant), DER, DPR, KOM, NPM
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai R= 0.225 sehingga sangat jauh
dari nilai 1. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara net profit margin ,
dividen payout ratio, leverage dan ukuran dewan komisaris terhadap variabel
dependen yaitu indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sangat
lemah.
Pada tabel Model Summary, diperoleh bahwa nilai Adjusted R2 adalah
0,185 yang berarti 18.5% variabel dependen, yaitu indeks pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel independen,
yaitu net profit margin, dividend payout ratio, leverage dan ukuran dewan
komisaris. Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 81.5% (100% - 18.5%) dijelaskan
oleh faktor lain di luar model regresi. Faktor-faktor tersebut misalnya ukuran
perusahaan, ROA, ROE, dan varibel-variabel lainnya yang dapat digunakan
sesuai dengan pertimbangan dari peneliti selanjutnya.
IV.3.4. Pengujian ANOVA
55
Uji simultan dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen,
yaitu Net Profit Margin (X1), Dividend Payout Ratio (X2), variabel Leverage
(X3), dan variabel ukuran dewan komisaris (X4) secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu CSR Index. Dasar pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara melihat nilai Sig yakni:
• Apabila nilai sig lebih kecil sama dengan 0.05 maka semua
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
• Apabila nilai sig lebih besar sama dengan 0.05 maka semua
variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Berikut adalah tabel hasil pengujian ANOVA:
Tabel IV.9
Hasil Pengujian ANOVA
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .060 4 .015 5.721 .000a
Residual .208 79 .003
Total .269 83
a. Predictors: (Constant), DER, DPR, KOM, NPM
b. Dependent Variable: CSR
Hipotesis 5:
56
Ho5: variabel-variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen
Ha5: variabel-variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Sig 0.000 lebih kecil sama dengan
0.05 maka Ho5 ditolak, yakni Net Profit Margin, Dividend Payout Ratio,
Leverage dan Ukuran Dewan Komisaris secara bersama-sama memiliki
pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
IV.4. Diskusi Hasil Penelitian
IV.4.1. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial
Hasil pengujian variabel Net Profit Margin terhadap variabel CSR Index
menunjukkan bahwa variabel Net Profit Margin tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel CSR Index. Donovan dan Gibson (2000) dalam
Hasibuan (2001) menyatakan berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumen
mengapa tingkat profitabilitas dalam hal ini Net Profit Margin tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial karena ketika perusahaan
berprofitabilitas tinggi maka perusahaan tidak perlu melaporkan hal-hal tidak
penting yang menganggu informasi tentang suksesnya keuangan perusahaan.
Untuk perusahaan berprofitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna
laporan akan melihat hal baik lain misalnya laporan tanggung jawab sosial
sehingga para pengguna laporan akan tetap berinvestasi di perusahaan mereka.
57
IV.4.2. Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial
Hasil pengujian variabel Dividen Payout Ratio terhadap variabel CSR
Index menunjukkan bahwa variabel Dividend Payout Ratio berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel CSR Index. Hasil ini menolak hasil penelitian yang
dilakukan oleh Donovan & Gibson dan Sembiring (2006). Menurut penelitian
mereka, masyarakat pemegang saham suatu perusahaan tentu saja ingin
memperoleh deviden yang besar. Deviden tersebut tentu saja juga dipengaruhi
oleh jumlah laba yang diperoleh oleh perusahaan. Untuk mengungkapkan
tanggung jawab sosial yang tinggi maka diperlukan biaya yang besar dan akan
menyebabkan laba turun sehingga para masyarakat pemegang saham cenderung
akan menekan manajemen untuk tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk
melakukan CSR.
Hasil penelitian ini juga mendukung teori yang dikembangkan oleh
Litner yakni, kenaikan jumlah deviden yang dibagikan menunjukkan keyakinan
akan peningkatan laba perusahaan di masa yang akan datang. Dengan
peningkatan laba di masa yang akan datang maka biaya yang diperlukan oleh
perusahaan untuk melakukan CSR tentu akan lebih meningkat. (jelasin ke aku!!)
IV.4.3. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Hasil pengujian variabel Leverage terhadap variabel CSR Index
menunjukkan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel CSR Index. Leverage mempunyai arah koefisien negatif
terhadap CSR Index namun tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini
58
menunjukkan bahwa setiap peningkatan Leverage maka akan menurunkan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Hasil ini menolak hasil penelitian dari Belkaoui & Karpik (1989)
mengenai teori agensi. Masyarakat tentu ingin perusahaan menghasilkan laba
yang lebih besar, sedangkan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih
tinggi berarti perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk
melaksanakan CSR, secara tidak langsung maka laba juga akan menjadi turun.
Semakin tinggi tingkat rasio utang maka semakin tinggi kemungkinan
perusahaan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan cenderung
melaporkan laba yang lebih tinggi dengan mengurangi biaya-biaya yang ada
terutama biaya pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan yang memiliki
tingkat Leverage tinggi akan memiliki tingkat pengungkapan tanggung jawab
sosial yang rendah karena mereka tentu saja akan memprioritaskan laba yang ada
untuk melunasi hutang-hutang mereka dibandingkan dengan melakukan CSR.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa tinggi rendahnya Leverage tidak
mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial dari suatu perusahaan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Sembiring (2005) dan Kokubu
(1994) yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat DER suatu perusahaan
tidak mempengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
karena masing-masing perusahaan diwajibkan mengungkapkan tanggungjawab
sosial mereka tanpa melihat tingkat DER perusahaan tersebut.
IV.4.4. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial
59
Hasil pengujian variabel ukuran dewan komisaris terhadap variabel CSR
Index menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel CSR Index. Ukuran dewan komisaris memang
mempunyai arah koefisien positif terhadap CSR Index namun tidak berpengaruh
secara signifikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penemuan Matoussi dan Chakroun
(2008) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak mempengaruhi
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Efektifitas mekanisme
pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Dewan Komisaris tergantung
pada nilai, norma, dan kepercayaan yang diterima dalam organisasi ( Jennings
2004a; 2004b; 2005a; Oliver, 2004). Dengan demikian untuk mencapai
transparansi serta pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih luas maka
Dewan Komisaris yang dibentuk harus memperhatikan komposisi, kemampuan,
dan integritas anggota sehingga dapat melakukan fungsi pengawasan dan
pengendalian dengan baik demi kepentingan perusahaan.