BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027...

22
39 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, dan range. Pada bagian ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif pada penelitian ini. Dari data awal yang berjumlah sebanyak 289 observasi, ternyata ada cukup banyak data yang tidak normal maka diperlukan eliminasi data outlier , sehingga data normalnya berjumlah 133 observasi. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif N Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviation EI 133 -0.0655 -0.0105 -0.0420 0.0120 MATURITAS 133 0.0651 0.9968 0.6325 0.2294 TANGIBILITAS 133 0.0132 0.8807 0.3023 0.2308 KEP_ASING 133 0.7620 87.3100 31.5672 24.8998 FREK_KA 133 1.0000 55.0000 6.8571 6.9752 UMUR 133 5.0000 105.0000 33.0526 17.6297 D_KOM 133 0.2000 1.0000 0.4024 0.1082 KEP_INST 133 0.0100 98.2040 39.0863 24.3923 KEP_MAN 133 0.0010 73.9900 8.3084 12.4535 Valid N (listwise) 133 Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2018)

Transcript of BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027...

Page 1: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

39

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, dan range. Pada bagian ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif pada

penelitian ini. Dari data awal yang berjumlah sebanyak 289 observasi, ternyata ada

cukup banyak data yang tidak normal maka diperlukan eliminasi data outlier ,

sehingga data normalnya berjumlah 133 observasi.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maksimum Rata-rata

Std.

Deviation

EI 133 -0.0655 -0.0105 -0.0420 0.0120

MATURITAS 133 0.0651 0.9968 0.6325 0.2294

TANGIBILITAS 133 0.0132 0.8807 0.3023 0.2308

KEP_ASING 133 0.7620 87.3100 31.5672 24.8998

FREK_KA 133 1.0000 55.0000 6.8571 6.9752

UMUR 133 5.0000 105.0000 33.0526 17.6297

D_KOM 133 0.2000 1.0000 0.4024 0.1082

KEP_INST 133 0.0100 98.2040 39.0863 24.3923

KEP_MAN 133 0.0010 73.9900 8.3084 12.4535

Valid N (listwise) 133

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2018)

Page 2: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

40

Berdasarkan pada tabel 4.1. dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Efisiensi Investasi (EI)

Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai terendah (minimum) dan

nilai tertinggi (maksimum) dari investasi adalah sebesar -0,0655 dan -

0,0105. Perusahaan yang memiliki tingkat efisiensi investasi yang paling

rendah yaitu PT Millennium Pharmacon International (SDPC) tahun 2012

sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat efisiensi investasi yang paling

tinggi yaitu PT Trans Power Marine (TPMA) tahun 2016. Semua nilai

efisiensi investasi pada penelitian ini menggunakan angka negatif karena

untuk memudahkan dalam interpretasi dan mendapatkan angka seberapa

besar tingkat efisiensi investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga

semakin besar nilai,maka semakin efisien dalam melakukan investasi. Nilai

rata-rata sebesar -0,0420 serta standar deviasi 0,0125 sehingga artinya rata-

rata perusahaan pada penelitian ini cenderung kurang efisien.

2. Maturitas Utang (MATURITAS)

Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai terendah (minimum) dan

nilai tertinggi (maksimum) dari variabel maturitas utang adalah sebesar

0,0651 dan 0,9968. Perusahaan yang memiliki nilai maturitas utang paling

rendah yaitu PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) tahun 2016,

sedangkan perusahaan yang memiliki nilai maturitas utang paling tinggi

yaitu PT Tembaga Mulia Semanan (TBMS) tahun 2014. Nilai rata-rata

sebesar 0,6325 dan standar deviasi sebesar 0,2294. Artinya adalah

Page 3: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

41

perbandingan antara utang jangka pendek dengan total hutang sebesar

63,25%. Nilai ini cenderung tinggi yang berarti hutang jangka pendek

perusahaan lebih besar daripada hutang jangka panjangnya. Secara rata-rata,

perusahaan sampel memiliki jatuh tempo yang pendek.

3. Tangibilitas (TANGIBILITAS)

Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai terendah (minimum) dan

nilai tertinggi (maksimum) dari variabel tangibilitas adalah sebesar 0,0132

dan 0,8807. Perusahaan yang memiliki nilai tangibilitas paling rendah yaitu

PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) tahun 2013 sedangkan perusahaaan yang

memiliki nilai tangibilitas paling tinggi yaitu PT Hotel Mandarine Regency

Tbk (HOME) tahun 2016. Nilai rata-rata sebesar 0,3023 dan standar deviasi

0,2308. Artinya bahwa perbandingan antara aset tetap berwujud dengan

total aset sebesar 20,23%. Nilai ini menunjukkan bahwa aset tetap

perusahaan cenderung kecil jika dibandingkan dengan total asetnya.

Sebagian besar aset yang dimiliki perusahaan merupakan aset tidak

berwujud.

4. Kepemilikan Asing (KEP_ASING)

Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai terendah (minimum) dan

nilai tertinggi (maksimum) dari variabel kepemilikan asing adalah sebesar

0,7620 dan 87,3100. Perusahaan yang memiliki kepemilikan asing yang

paling rendah adalah PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) tahun 2016,

Page 4: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

42

sementara perusahaan yang memiliki kepemilikan asing paling tinggi

adalah PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) tahun 2013. Nilai rata-rata

sebesar 31,5672 dengan standar deviasi sebesar 24,8998. Dilihat nilai rata-

ratanya menununjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang terdapat

kepemilikan asing sebesar 31,5672% dan nilai ini menunjukkan sebagian

besar saham perusahaan dimiliki investor dalam negeri.

5. Frekuensi Pertemuan Komite Audit (FREK)

Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai terendah (minimum) dan

nilai tertinggi (maksimum) dari variabel frekuensi pertemuan komite audit

adalah sebesar 1,0000 dan 55,0000. Perusahaan yang melakukan pertemuan

komite audit paling rendah yaitu PT Island Concepts Indonesia Tbk (ICON)

tahun 2013 sedangkan perusahaan yang melakukan pertemuan komite audit

paling tinggi yaitu PT. Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tahun 2012.. Nilai

rata-rata sebesar 6,8571 dan nilai standar deviasi sebesar 6,9752 sehingga

artinya komite audit dalam perusahaan telah mengadakan rapat atau

pertemuan sebanyak 6-7 kali rata-rata dalam setahun dan hal ini telah

memehuhi peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan NOMOR 55

/POJK.04/2015 yang menyebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat

secara berkala paling sedikit 1 kali dalam 3 bulan atau 4 kali dalam setahun.

Page 5: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

43

6. Umur Perusahaan (UMUR)

Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai terendah (minimum) dan

nilai tertinggi (maksimum) dari variabel umur perusahaan adalah sebesar

5,0000 dan 105,0000. Perusahaan yang memiliki umur rendah atau telah

berdiri masih belum lama yaitu PT. Atlas Resources Tbk (ARII) tahun 2012

sedangkan perusahaan yang sangat lama telah berdiri yaitu (UNSP) tahun

2016. Nilai rata-rata sebesar 33,0526 dan nilai standar deviasi sebesar

17,6297. Dilihat dari nilai rata-rata sebesar 33,0526 sehingga artinya adalah

rata-rata perusahaan memiliki umur atau telah berdiri selama 31-32 tahun.

7. Dewan Komisaris Independen (D_KOM)

Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai terendah (minimum) dan

nilai tertinggi (maksimum) dari variabel kontrol dewan komisaris

independen adalah sebesar 0,2000 dan 1,0000. Perusahaan yang memiliki

nilai dewan komisaris yang paling rendah yaitu PT Tigaraksa Satria Tbk

(TGKA) tahun 2014, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai dewan

komisaris yang paling tinggi yaitu PT Dharma Samudera Fishing Ind Tbk

(DSFI) tahun 2016. Nilai rata-ratanya sebesar 0,4024 dan nilai standar

deviasi sebesar 0,1082. Dilihat dari nilai rata-rata ebesar 0,4024 sehingga

artinya perusahaan sampel pada penelitian ini memiliki prosentase

perbandingan dewan komisaris dibandingkan dengan total dewan komisaris

sebanyak 40,24%. Dan hal ini telah memenuhi peraturan dari otoritas jasa

keuangan NOMOR 33 /POJK.04/2014 tentang direksi dan dewan komisaris

Page 6: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

44

emiten atau perusahaan publik yang menyebutkan bahwa dalam hal dewan

komisaris terdiri dari 2 orang anggota dewan komisaris, jumlah komisaris

independen wajib paling kurang 30% dari jumlah seluruh anggota dewan

komisaris.

8. Kepemilikan Institusional (KEP_INST)

Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai terendah (minimum) dan

nilai tertinggi (maksimum) dari variabel kontrol kepemilikan institusional

adalah sebesar 0,0100 dan 98,2040. Perusahaan yang memiliki kepemilikan

institusional paling rendah yaitu PT Sona Topas Tourism Industry Tbk

(SONA) tahun 2012 sedangkan perusahaan yang memiliki kepemilikan

institusional paling tinggi yaitu PT. Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) tahun

2012. Nilai rata-rata sebesar 39,0863 dengan standar deviasi sebesar

24.3923 Artinya bahwa perusahan dengan kepemilikan oleh pihak luar yaitu

PT, CV, maupun institusi asuransi, lembaga keuangan, dan sebagainya

sebesar 39,0863% dari seluruh pemegang saham.

9. Kepemilikan Manajerial (KEP_MAN)

Hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai terendah (minimum) dan

nilai tertinggi (maksimum) dari variabel kontrol kepemilikan manajerial

adalah sebesar 0,0010 dan 73,9900. Perusahaan yang memiliki kepemilikan

manajerial paling rendah yaitu PT Wicaksana Overseas International Tbk

(WICO) tahun 2013 sedangkan perusahaan yang memiliki kepemilikan

Page 7: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

45

manajerial paling tinggi yaitu PT. Island Concepts Indonesia Tbk (ICON)

tahun 2013. Nilai rata-rata sebesar 8,3084 dengan standar deviasi sebesar

12,4535. Artinya bahwa kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak

manajemen atau direksi dan dewan komisaris sebesar 8,3084% dari seluruh

pemegang saham.

4.2. Analisis Data

4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik pada penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas,

multikolinearitas,autokorelasi dan uji heteroskedastisitas:

4.2.1.1 Uji Normalitas

Untuk pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Kolmogorov Sminov dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Awal

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Unstandardized Residual .264 289 .000 .516 289 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Akhir

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Unstandardized Residual .073 133 .078 .961 133 .001

a. Lilliefors Significance Correction

Page 8: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

46

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa ternyata hasil

pengujian untuk normalitas akhir dapat dilihat dari nilai Kolmogorof-Smirnov

sig. sebesar 0,078 > 0,05 dapat dikatakan bahwa data pada penelitian ini telah

berdistribusi normal.

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui

apakah antar variabel independen terjadi korelasi atau tidak. Untuk

mengetahui ada tidaknya multikolinearitas maka dapat dilihat dari nilai VIF

(Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan Tolerance

> 0,1, maka dipastikan tidak terjadi multikolinearitas. Berikut ini adalah

hasilnya:

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.016 .005 -3.181 .002

MATURITAS .006 .003 .118 2.019 .046 .790 1.266

TANGIBILITAS .034 .003 .648 11.357 .000 .825 1.212

KEP_ASING -.001 .000 -1.067 -10.855 .000 .278 3.591

FREK_KA .000 .000 .061 1.073 .285 .827 1.210

UMUR .000 .000 -.437 -7.024 .000 .696 1.437

D_KOM .008 .006 .075 1.406 .162 .948 1.054

KEP_INST .000 .000 -.816 -8.069 .000 .263 3.804

KEP_MAN .000 .000 -.272 -3.685 .000 .493 2.028

a. Dependent Variable: EI

Page 9: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

47

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa ternyata hasil

pengujian untuk multikolinearitas memiliki nilai Tolerance untuk masing-

masing variabel independen > 0,1 dan untuk nilai VIF < 10 sehingga dapat

dikatakan tidak terjadi multikolinearitas pada penelitian ini.

4.2.1.3 Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi

dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .816a .667 .645 .0071811 2.074

a. Predictors: (Constant), KEP_MAN, TANGIBILITAS, D_KOM,

UMUR, KEP_ASING, FREK_KA, MATURITAS, KEP_INST

b. Dependent Variable: EI

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa ternyata hasil

pengujian untuk autokorelasi sebesar 2,074 berada diantara 1,5 dan 2,5 artinya

tidak terjadi autokorelasi pada penelitian ini.

4.2.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini untuk menguji heterokedastisitas digunakan uji

Glejser. Dalam uji Glejser, nilai mutlak residual ( |u| ) diregresikan dengan

variabel independen. Berikut ini adalah hasil pengujiannya:

Page 10: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

48

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .019 .006 3.167 .002

MATURITAS -.004 .004 -.101 -1.035 .303

TANGIBILITAS -.006 .004 -.154 -1.613 .109

KEP_ASING -9.686E-6 .000 -.028 -.171 .865

FREK_KA -2.051E-5 .000 -.017 -.175 .862

UMUR -4.429E-5 .000 -.091 -.875 .383

D_KOM -.013 .007 -.164 -1.834 .069

KEP_INST -2.110E-5 .000 -.060 -.354 .724

KEP_MAN -6.117E-5 .000 -.089 -.718 .474

a. Dependent Variable: ABS_RES

Berdasarkan pada tabel 4.6. dapat diketahui bahwa ternyata hasil

pengujian heteroskedastisitas untuk masing-masing variable independen

memiliki nilai signifikansi di atas 0,05 sehingga dengan demikian dapat

dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.3 Pengujian Model Fit (Uji F)

Uji F dikenal dengan Uji Model atau Uji Anova, yaitu uji yang dilakukan

untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel bebeas secara bersama-sama

terhadap variabel terkaitnya. Berikut ini adalah hasil dari uji F:

Page 11: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

49

Tabel 4.7. Hasil Uji Model Fit

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .013 8 .002 30.987 .000b

Residual .006 124 .000

Total .019 132

a. Dependent Variable: EI

b. Predictors: (Constant), KEP_MAN, TANGIBILITAS, D_KOM, UMUR,

KEP_ASING, FREK_KA, MATURITAS, KEP_INST

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar

0.000 < 0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa model sudah fit. Artinya variabel

independen dapat memprediksi variabel dependen. Serta dapat ditarik kesimpulan

bahwa model dapat digunakan dalam mengukur efisiensi investasi.

4.4. Uji Adjusted R Square (Pengujian Koefisien Determinasi)

Tabel 4.8. Hasil Uji Adjusted R Square

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .816a .667 .645 .0071811 2.074

a. Predictors: (Constant), KEP_MAN, TANGIBILITAS, D_KOM,

UMUR, KEP_ASING, FREK_KA, MATURITAS, KEP_INST

b. Dependent Variable: EI

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa nilai Adjusted R Square

sebesar 0,645 artinya variabel independen mempengaruhi variabel dependen

sebesar 64,5% dan sisanya sebesar 35,5% dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Page 12: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

50

4.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi linier berganda untuk

mengetahui pengaruh variabel independen (Maturitas Utang, Tangibilitas,

Kepemilikan Asing, Frekuensi Pertemuan Komite Audit, dan Umur Perusahaan)

terhadap variabel dependen (efisiensi investasi). Pengujian dilakukan dengan

menggunakan uji t dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Sig./2

Hasil B

Std.

Error Beta

1 (Constant) -.016 .005 -3.181 .002

MATURITAS .006 .003 .118 2.019 .046 .023 Diterima

TANGIBILITAS .034 .003 .648 11.357 .000 .000 Diterima

KEP_ASING -.001 .000 -1.067 -10.855 .000 .000 Ditolak

FREK_KA .000 .000 .061 1.073 .285 .143 Ditolak

UMUR .000 .000 -.437 -7.024 .000 .000 Ditolak

D_KOM .008 .006 .075 1.406 .162 .081 Ditolak

KEP_INST .000 .000 -.816 -8.069 .000 .000 Diterima

KEP_MAN .000 .000 -.272 -3.685 .000 .000 Diterima

a. Dependent Variable: EI

Pengujian Hipotesis 1

Hipotesis pertama yaitu maturitas utang berpengaruh positif terhadap efisiensi

investasi perusahaan. Dari tabel 4.9. diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk

variabel maturitas utang adalah sebesar 0,023 < 0,05 namun nilai beta sebesar 0,118

Page 13: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

51

sehingga artinya hipotesis pertama pada penelitian diterima. Jadi Maturitas utang

berpengaruh positif terhadap efisiensi investasi.

Pengujian Hipotesis 2

Hipotesis kedua yaitu Tangibilitas berpengaruh positif terhadap efisiensi

investasi perusahaan . Dari tabel 4.9. diketahui ternyata nilai signifikansi t untuk

variabel Tangibilitas adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai beta sebesar

0,648 sehingga artinya hipotesis kedua pada penelitian ini diterima. Jadi tangibilitas

berpengaruh positif terhadap efisiensi investasi perusahaan.

Pengujian Hipotesis 3

Hipotesis ketiga yaitu kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap

efisiensi investasi perusahaan. Dari tabel 4.9. diketahui nilai signifikansi t untuk

variabel kepemilikan asing adalah sebesar 0,000 < 0,05 namun nilai beta sebesar -

1,067 sehingga artinya hipotesis ketiga pada penelitian ini ditolak. Jadi kepemilikan

asing berpengaruh negatif terhadap efisiensi investasi perusahaan.

Pengujian Hipotesis 4

Hipotesis keempat yaitu frekuensi pertemuan komite audit berpengaruh

positif terhadap efisiensi investasi perusahaan. Dari tabel 4.9. diketahui ternyata

nilai signifikansi t untuk variabel frekuensi pertemuan komite audit adalah sebesar

0,143 > 0,05 sehingga artinya hipotesis keempat pada penelitian ini ditolak Jadi

Page 14: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

52

frekuensi pertemuan komite audit tidak berpengaruh terhadap efisiensi investasi

perusahaan.

Pengujian Hipotesis 5

Hipotesis kelima yaitu umur perusahaan berpengaruh positif terhadap

efisiensi investasi perusahaan. Dari tabel 4.9. diketahui ternyata nilai signifikansi t

untuk variabel umur perusahaan adalah sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai beta

sebesar -0,437 sehingga artinya hipotesis kelima pada penelitian ini ditolak karena

berbeda arah. Jadi umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap efisiensi

investasi perusahaan.

Pengujian Variabel Kontrol

Dari tabel 4.9. diketahui ternyata nilai signifikansi t dewan komisaris

independen > 0.05 sedangkan untuk variabel kepemilikan institusional dan

kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikasi < 0,05 sehingga artinya

kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial dapat menjadi variabel

kontrol.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Maturitas Utang Terhadap Efisiensi Investasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk

variabel maturitas utang 0,023 < 0,05 namun nilai beta sebesar 0,118

Page 15: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

53

menunjukkan bahwa maturitas utang berpengaruh positif terhadap efisiensi

investasi perusahaan sehingga hipotesis diterima.

Maturitas utang merupakan batas jatuh tempo perusahaan dalam melunasi

sejumlah pinajaman kepada pihak kreditur. Oleh karena itu, perusahaan perlu

mempertimbangkan maturitas utang ketika memiliki utang sebagai sumber

pendanaaan. Myers (1997) menyatakan mengenai efisiensi investasi, jatuh tempo

utang dapat digunakan untuk mengurangi investasi yang berlebihan dan masalah

underinvestment, jika ada proyek NPV positif perusahaan dapat membiayainya

dengan utang jangka pendek dan mengurangi masalah underinvestment, karena

utang akan dilikuidasi dalam waktu singkat dan profitabilitasnya akan

sepenuhnya untuk perusahaan. Selain itu, karena adanya roll-over utang jangka

pendek, pemegang utang dapat memantau peminjam dengan lebih baik dan

dengan demikian mengurangi konflik keagenan antara kreditor dan peminjam

yang timbul dari peluang investasi (Barclay dan Smith, 1995). Dengan adanya

jumlah utang jangka pendek perusahaan yang besar, maka mengharuskan

perusahaan untuk dapat menjaga likuiditasnya supaya perusahaan dapat

memenuhi kewajiban finansialnya, dan hal itu akan menjadikan pihak manajemen

tidak akan mengambil kegiatan investasi secara sembarangan. Jadi semakin tinggi

maturitas utang maka akan meningkatkan efisiensi investasi perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Childs et al (2005) yang menyatakan bahwa

fleksibilitas utang jangka pendek yang lebih tinggi dapat mengurangi konflik

agensi antara pemegang saham dan kreditur dan demikian mengurangi

underinvestment dan overinvestment. Hasil ini didukung dengan penelitian yang

Page 16: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

54

dilakukan oleh Sakti (2015) yang menunjukkan hasil bahwa maturitas utang

berpengaruh positif terhadap efisiensi investasi, dikarenakan utang jangka pendek

dapat mengurangi penyimpangan investasi dan meningkatkan efisiensi investasi.

4.6.2 Pengaruh Tangibilitas Terhadap Efisiensi Investasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk

variabel tangibilitas adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai beta sebesar 0,648

menunjukkan bahwa tangibilitas berpengaruh positif terhadap efisiensi investasi

perusahaan sehingga hipotesis diterima.

Tangibilitas merupakan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang

digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dapat berupa mesin,

bangunan, perlengkapan dan lain –lain. Tangibilitas diukur dengan melihat antara

aset tetap berwujud terhadap total aset. Aktiva atau tangibilitas perusahaan yang

semakin tinggi, maka menunjukkan bahwa kegiatan operasional perusahaan

sehari-hari akan semakin besar karena aset yang dimiliki perusahaan digunakan

dalam kegiatan perusahaan, sehinggal hal ini menunjukkan adanya transaksi aktif

dalam perusahaan. Dengan adanya suatu transaksi aktif tersebut maka berarti

kegiatan akan lebih banyak dan pihak manajer akan lebih bersikap berhati-hati

dalam mengambil suatu keputusan investasi supaya dapat mengoptimalkan

penggunaaan aktiva berwujud perusahan, yang pada akhirnya berdampak pada

kegiatan investasi yang dilakukannya akan semakin baik. Maka dengan demikian

dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif tangibilitas terhadap efisiensi

investasi. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar, maka aktiva

Page 17: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

55

tetap tersebut dapat dipergunakan sebagai jaminan hutang. Struktur aktiva dapat

digunakan perusahaan dalam memainkan peranan penting dalam menentukan

pembiayaan dalam perusahaan. Hasil ini didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Park et al (2016) yang menunjukkan bahwa tangibilitas

berpengaruh positif signifikan terhadap efisiensi investasi.

4.6.3 Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Efisiensi Investasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk

variabel kepemilikan asing adalah sebesar 0,000 < 0,05 namun nilai beta sebesar

negatif sebesar -1,067 menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh

negatif terhadap efisiensi investasi perusahaan. Sehingga hipotesis ditolak

dikarenakan berbeda arah.

Dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh

negatif terhadap efisiensi investasi. Kepemilikan asing merupakan besarnya

persentase saham yang dimiliki oleh investor asing dalam sebuah perusahaan.

Perusahaan dengan tingkat kepemilikan asing yang tinggi berpengaruh negatif

terhadap efisiensi investasi, dikarenakan pihak asing akan dapat lebih mengontrol

perusahaan pada saat dilakukannya RUPS. Pihak asing dapat mengambil tindakan

yang lebih berani atau risk taking yang lebih besar daripada pihak manajemen,

sehingga hal ini akan menyebabkan menurunnya efisiensi investasi ketika

terdapat kesalahan dalam pemilihan proyek investasi dengan tingkat risiko yang

lebih tinggi. Jadi dengan demikian semakin tinggi kepemilikan asing maka akan

menurunkan efisiensi investasi. Hasil ini didukung dengan penelitian yang

Page 18: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

56

dilakukan oleh Sari (2017) menunjukkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh

negatif terhadap efisiensi investasi.

4.6.4 Pengaruh Frekuensi Pertemuan Komite Audit Terhadap Efisiensi

Investasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk

variabel frekuensi pertemuan komite audit adalah 0,143 > 0,05 menunjukkan

bahwa frekuensi pertemuan komite audit tidak berpengaruh terhadap efisiensi

investasi perusahaan sehingga hipotesis ditolak.

Dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa frekuensi pertemuan komite

audit tidak memiliki pengaruh terhadap efisiensi investasi. Dalam melaksanakan

tugasnya, anggota komite audit harus melakukan koordinasi antar sesama anggota

dan membahas temuan-temuan dari pengawasan dan analisis yang dilakukan

terkait dengan laporan keuangan perusahaan (Mutmainnah dan Wardhani,2013).

Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab komite audit yang lebih membahas

mengenai laporan keuangan, sehingga menyebabkan dalam pelaksanaan rapat

komite audit lebih memfokuskan supaya laporan keuangan yang dihasilkan

perusahaan dapat semakin berkualitas. Sehingga di dalam rapat komite audit tidak

membahas mengenai proyek-proyek investasi. Maka dari itu dapat dikatakan

bahwa frekuensi pertemuan komite audit tidak berpengaruh terhadap efisiensi

investasi.

Page 19: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

57

4.6.5 Pengaruh Umur perusahaan Terhadap Efisiensi investasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk

variabel umur perusahaan adalah 0,000 < 0,05 dan nilai beta sebesar -0,437

menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap efisiensi

investasi perusahaan sehingga hipotesis ditolak karena berbeda arah.

Umur perusahaan merupakan seberapa lama perusahaan telah berdiri dalam

menjalankan operasional perusahaan sampai dengan tahun observasi. Umur

perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan dapat tetap bertahan serta mampu

bersaing dalam pengambilan keputusan bisnis. Menurut Bhimani et al (2009)

dalam Astuti (2014) yang menyatakan semakin lama umur perusahaan, maka

akan semakin besar pula kemungkinan mengalami financial distress, karena

semakin banyak pesaing selain itu perusahaan banyak membiayai usahanya

dengan utang, jika tidak ada manajemen perusahaan yang bagus, maka

kemungkinan mengalami financial distress semakin besar. Dengan terjadinya

financial distress, maka perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dimana

akan berakibat pada kegiatan investasi yang dilakukan akan semakin sedikit

dikarenakan perusahaan akan menjaga kondisi keuangan perusahaannya. Dengan

semakin sedikitnya kegiatan yang dilakukan perusahaan maka akan menurunkan

kegiatan investasi, sehingga dapat dikatakan bahwa umur perusahaan

berpengaruh negatif terhadap efisiensi investasi. Hasil ini didukung dengan

penelitian yang dilakukan oleh Park et al (2016) yang menunjukkan bahwa umur

berpengaruh negatif terhadap efisiensi investasi.

Page 20: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

58

4.6.6 Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Efisiensi Investasi

Perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikansi t untuk

variabel dewan komisaris independen adalah 0,081 > 0,05 menunjukkan bahwa

dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap efisiensi investasi.

Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang tidak

memiliki hubungan atau afiliasi dengan manajemen serta bebas dari hubungan

bisnis atau hubungan apapun dengan pihak internal perusahaan. Dewan komisaris

tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen dan tidak boleh

mewakili perusahaan dalam transaksi-transaksi dengan pihak ketiga

(Kusumaningtyas,2015). Selain itu tugas serta tanggung jawab dari dewan

komisaris yaitu melakukan proses monitoring terhadap proyek-proyek yang

sudah diambil keputusannya oleh manajemen. Sehingga setiap keputusan yang

sudah diambil oleh pihak manajemen, dewan komisaris independen hanya dapat

melakukan monitoring dari setiap keputusan yang ada. Hal ini dikarenakan yang

menentukan suatu keputusan investasi adalah pihak manajemen, sehingga banyak

atau tidaknya dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap efisiensi

investasi.

4.6.7 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Efisiensi Investasi

Perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikasi t untuk

variabel kepemilikan institusional adalah 0,000 < 0,05 namun nilai beta sebesar -

Page 21: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

59

0,816 . Variabel kontrol dalam penelitian ini tidak dinyatakan dalam arah,

sehingga variabel kepemilikan institusional diterima dan berpengaruh negatif

terhadap efisiensi investasi.

Kepemilikan institusional merupakan besarnya persentase saham yang

dimiliki oleh pihak institusi. Semakin tingginya kepemilikan institusional dalam

perusahaan maka akan meningkatkan konflik agensi antara pihak manajerial

dengan pihak institusional, sehingga berdampak kebijakan yang akan diambil

terutama dalam keputusan investasi. Dengan terjadi adanya konflik agensi ini

maka dapat berakibat pada keputusan investasi yang tidak efisien. Dapat dilihat

dalam statistik deskriptif, menunjukkan bahwa tingkat rata-rata kepemilikan

institusional sebesar 39,0863% sedangkan rata-rata kepemilikan manajerial

sebesar 8,3084%. Hal ini menunjukkan bahwa pihak institusional dapat

melakukan intervensi terhadap pihak manajerial dimana selaku pembuat

keputusan investasi, karena adanya intervensi yang terjadi maka dapat

menyebabkan dalam pengambilan keputusan investasi menjadi tidak tepat.

Keputusan investasi yang tidak tepat dapat menyebabkan overinvestment maupun

underinvestment. Sehingga kepemilikan institusional berpengaruh negatif

terhadap efisiensi investasi.

4.6.8 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Efisiensi Investasi

Perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai signifikasi t untuk

variabel kepemilikan manajerial sebesar 0,000 < 0,05 namun nilai beta sebesar -

Page 22: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik ...repository.unika.ac.id/16524/5/13.60.0027 Andika Supra...4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

60

0,272. Variabel kontrol dalam penelitian ini tidak dinyatakan dalam arah,

sehingga variabel kepemilikan manajerial diterima dan berpengaruh negatif

terhadap efisiensi investasi.

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh negatif terhadap efisiensi investasi. Kepemilikan manajerial

merupakan besarnya persentase saham yang dimiliki oleh manajer atau direksi.

Kepemilikan manajerial merupakan pemilik perusahaan sekaligus menjadi

pengelola perusahaan. Menurut Myers dan Majluf (1984) dalam Gomariz et al

(2014) mengembangkan kerangka kerja untuk peran asimetri informasi dalam

efisiensi investasi melalui masalah informasi, seperti moral hazard dan adverse

selection. Sehubungan dengan moral hazard, perbedaaan kepentingan antara

pemegang saham dan kurangnya pemantauan manajer dapat menyebabkan

manajemen mencoba memaksimalkan kepentingan pribadinya dengan

melakukan investasi yang mungkin tidak sesuai untuk pemegang saham. Kondisi

ini menyebabkan terjadinya overinvestment (Hope dan Thomas,2008).

Berdasarkan teori keagenan, menyebutkan bahwa dapat terjadinya moral hazard

dimana pihak manajerial akan berusaha untuk memaksimalkan kepentinganya

pribadi sehingga pihak manajemen akan melakukan investasi secara

sembarangan. Dengan melakukan kegiatan investasi yang sembarangan, maka

dapat menurunkan efisiensi investasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa

kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap efisiensi investasi.