BAB IV HASIL PENELITIAN -...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN -...
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis mengambil semua pemberitaan yang
ditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE
tersebut, yaitu periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember.
Pemberitaan tersebut berisikan tentang segala peristiwa terkait dengan aksi
penolakan warga Dukuh Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo
Salatiga terhadap keberadaan Stasiun Pengisian Bulk (tabung gas) Elpiji
milik PT Capital Realm Indonesia (PT CRI) di wilayah mereka.
Pada penelitian ini penulis membaginya kedalam tiga tahapan.
Pertama, penulis melakukan analisis teks pemberitaan, dalam dimensi teks
ini, yang diteliti antara lain adalah meliputi struktur makro, superstruktur
dan struktur mikro teks pemberitaan. Penulis memanfaatkan dan mengambil
analisis linguistik tentang kosakata, kalimat, proposisi dan paragraf untuk
menjelaskan dan memaknai teks berita yang ditampilkan oleh harian Suara
Merdeka. Kedua, dengan analisis kognisi sosial, Kognisi sosial merupakan
dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi oleh
individu/wartawan sebagai pembuat teks berita. Ketiga, Analisis Sosial,
yaitu melihat bagaimana teks itu diberitakan lebih jauh dengan struktur
sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu
wacana. Ketiga dimensi inilah yang digunakan oleh penulis untuk
65
melakukan kajian analisis wacana kritis terhadap pemberitaan kasus
sengketa SPBE di Salatiga oleh harian Suara Merdeka.
4.1 Analisis Teks Berita
Tabel 4.1
Tabel Elemen Wacana VanDijk
JULI
SM 19/07/2010
Warga Demo Tolak Keberadaan SPBE
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Warga Dukuh Pamot Kelurahan Noborejo
Kecamatan Argomulyo Salatiga, mengadakan
aksi demo menolak keberadaan Stasiun
Pengisian Bulk (tabung gas) Elpiji (SPBE)
diwilayah mereka.
Topik
Super Struktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
warga menilai kebaradaan SPBE yang didirikan
PT Capital Realm Indonesia (PT CRI)
mengancam keselamatan mereka.
Inti dari isi pemberitaan menjelaskan bahwa
warga Dukuh Pamot yang menamakan dirinya
Forum Kerukunan Warga Pamot (Fokermapa)
mengadakan aksi demo yaitu dengan
memblokade jalan masuk SPBE dengan
menggunakan kayu dan bambu.
Disela-sela aksi tersebut, warga juga
Skema
66
membubuhkan tanda tangan penolakan pada
kain putih sepanjang 10 meter, yang telah
disediakan. Dijelaskan pula bahwa aksi
masyarakat tersebut dilatarbelakangi oleh
kekawatiran warga terhadap keberadaan SPBE
diwilayah mereka karena seperti akhir-akhir ini
sering terjadinya kasus ledakan gas elpiji di
rumah warga, terlepas dari itu warga juga
merasa jengkel karena didalam pendirian SPBE
tersebut tidak ada ada ijin dari warga sekitar,
dan pembangunannya terkesan ditutup-tutupi.
Dibagian akhir atau penutup memaparkan
pernyataan data pihak pengelola SPBE, yang
mengatakan bahwa aksi demo dari warga
tersebut tidak kepada PT CRI tetapi kepada Wali
Kota.
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain
seperti Warga menilai kebaradaan SPBE yang
didirikan PT Capital Realm Indonesia (PT CRI)
mengancam keselamatan mereka, warga
mengadakan aksi demo. Protes tersebut
didasarkan bahwa industri yang memiliki resiko
tinggi tersebut, tanpa persetujuan warga
setempat.
Dengan detil menjelaskan bahwa dalam aksi
tersebut, wargamemblokade jalan masuk menuju
SPBE dengan bambu, serta membawa sanduk,
Latar, Detil, maksud,
praanggapan,
nominalisasi
67
poster, dan keranda yang intinya menolak
keberadaan SPBE di wilayah mereka. warga
sudah berkali-kali menyampaikan protes kepada
SPBE itu.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap wartawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Artinya dalam pemberitaan ini wartawan
Bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti.
Leksikon
68
bersikap netral sebagai komunikator tanpa
memihak kelompok manapun.
Restoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah dengan membuat cetak tebal pada bagian
sub judul yang menjelaskan warga khawatir
SPBE akan sebabkan ledakan
Grafis, metafora,
ekspresi
SM 21/07/2010
Wali Kota Kaget, Izin Terpenuhi Warga Tetap Protes.
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah sosialisasi pengelola SPBE dengan warga
dinilai masih kurang.
Topik
Super struktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga
Pamot terkait pendirian SPBE mengagetkan
Wali Kota Salatiga.
Inti dari isi pemberitaan adalah menjelaskan
Skema
69
bahwa Wali Kota menilai sosialisasi pengelola
SPBE dengan warga masih kurang. Ini
berkenaan dengan kekhawatiran warga tentang
resiko meledaknya tabung gas di SPBE tersebut
dibagian akhir atau penutup mejelaskan bahwa
prosedur dan sosialisasi dari SPBE sudah
dilakukan akan tetapi sbagian warga bersikeras
menolaknya.
Struktur mikro Semantik
Makna yang ingin ditampilkan adalah
Sepengetahuan dirinya (walikota), SPBE
tersebut telah melalui proses perijinanan
termasuk warga sekitar, namun kenyataannya
masih ada warga yang tidak setuju.
Agus Pramono, pengelola SPBE
mengungkapkan, pihaknya telah memenuhi
semua prosedur perijinan yang ditentukan.
Sosialisasi dengan warga telah dilakukan
beberapa kali pula. Dia berharap warga tidak
perlu mempermasalahkan beroperasinya SPBE.
Mereka juga memenuhi standar yang ditetapkan
PT Pertamina. Adapun upaya untuk pendekatan
dengan masyarakat akan tetap dilakukan
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
Latar, detil, maksud,
praanggapan,
nominalisasi
Bentuk
kalimat,koherensi,
kata ganti
70
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap watawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga
Dukuh Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun
Pihak PT CRI sebagai pengelola.
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Artinya dalam pemberitaan ini wartawan
bersikap netral sebagai komunikator tanpa
memihak kelompok manapun
Leksikon
Struktur mikro Restoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah dengan membuat cetak tebal pada bagian
sub judul yang menjelaskan bahwa pihak
pengelola SPBE sudah memenuhi standar
Grafis, metafora,
ekspresi
71
prosedur dan sosialisasi kepada warga.
OKTOBER
02/10/2010
Masyarakat Pamot Somasi Pemkot
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur makro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah penyampaian somasi oleh warg Pamot
kepada Pemkot Salatiga karena menilai
pemberian izin atas SPBE menyalahi aturan.
Tema
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
pemberian izin dari Pemkot Salatiga terhadap
pendirian SPBE dinilai melanggar hukum, maka
dari itu masyarakat Pamot mengajukan somasi.
Inti dari isi pemberitaan adalah menjelaskan
bahwa Fokermapa menyatakan, masyarakat
Pamot, Noborejo tidak pernah menandatangani
persetujuan untuk pendirian SPBE milik PT CRI
itu. Warga menduga tanda tangan masyarkat
ketika menghadiri undangan lurah noborejo di
rumah salah satu warga, telah disalahgunakan
untuk pengurusan izin pendirian SPBE di Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT). Tanda
Skema
72
tangan kehadiran warga tersebut dipakai untuk
kelengkapan persyaratan pendirian SPBE yakni
untuk izin HO, izin Prinsip, dan lainnya.
Bagian penutup dalam pemberitaan ini adalah
menjelaskan bahwa menurut kepala Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Darmono
SH menjelaskan, pengurusan pendirian izin
SPBE telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
Sementara Kabag Humas Pemkot Salatiga Drs
Valentino ketika dikonfirmasi menjelaskan
pihaknya belum menerima materi Somasi
tersebut namun tetap akan menindaklanjutinya
kepada pimpinan.
Struktur mikro Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain
seperti pemberian izin dari Pemkot Salatiga
terhadap pendirian SPBE dinilai melanggar
hukum, maka dari itu masyarakat Pamot
mengajukan somasi
Dengan detil menjelaskan bahwa masyarakat
Pamot, Noborejo tidak pernah menandatangani
persetujuan untuk pendirian SPBE milik PT CRI
itu. Warga menduga tanda tangan masyarkat
ketika menghadiri undangan lurah noborejo di
rumah salah satu warga, telah disalahgunakan
untuk pengurusan izin pendirian SPBE di Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT). Tanda
tangan kehadiran warga tersebut dipakai untuk
Latar, Detil, maksud,
praanggapan,
nominalisasi
73
kelngkapan persyaratan pendirian SPBE yakni
untuk izin HO, izin Prinsip, dan lainnya.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap wartawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti
Leksikon
74
Artinya dalam pemberitaan ini wartawan
bersikap netral sebagai komunikator tanpa
memihak kelompok manapun.
Restoris
Sebagai bentuk penekanannya adalah Gambar
yang ditampilkan dalam pemebritaan ini antara
lain gambar spanduk yang bertuliskan “SOS
selamatkan jiwa kami”, “Anti SPBE”, Wah
lumayan entuk duit seko CRI iso nggo karaoke 2
th full You know?”. Dan juga spanduk yang
bergambarkan karikatur Wali Kota.
Bentuk penekanan yang lain adalah dengan
membuat cetak tebal pada bagian sub judul,
yang menjelaskan warga berkomitmen menolak
keberadaan SPBE sebab mereka merasa
keberadaan SPBE telah menimbulkan
kekhawatiran dan hidup mereka tidak nyaman.
Grafis, metafora,
ekspresi
SM 04/10/2010
CRI Diminta Alihkan Fungsi Lahan di Pamot.
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
75
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah warga Dukuh Pamot meminta PT Capital
Realm Indonesia (PT CRI) mengalihkan lahan
Stasiun Bolk (tabung gas) elpiji (SPBE) dengan
unit usaha lainnya.
Tema
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan ahwa
warga bersikukuh menolak SPBE, karena
khawatir dengan dampak negatif yang muncul
seperti terjadinya ledakan.
Bagian inti dari isi pemberitaan menjelaskan
bahwa sejak awal warga mengetahui lahan itu
akan dijadikan pabrik mie, tapi kenyataannya
untuk SPBE. Masih dibagian ini juga
diterangkan dari pernyataan pihak SPBE yang
menyatakan bahwa; pihaknya telah memenuhi
prosedur perijinan yang ditentukan. Sosialisasi
telah dilakukan beberapa kali. Berharap warga
tidak perlu mempermasalahkan beroperasinya
SPBE karena standar pengamanan SPBE sesuai
dengan ketentuan standar yang telah ditentukan
oleh PT Pertamina. Sehingga pihaknya
menjamin tidak akan terjadi ledakan seperti
kekhawatiran warga.
Skema
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain Latar, Detil,
76
seperti Warga bersikukuh menolak SPBE,
karena khawatir dengan dampak negatif yang
muncul seperti terjadinya ledakan. Awalnya
warga mengetahui lahan itu akan dijadikan
pabrik mie, tetapi kenyataannya untuk SPBE.
Sejumlah karyawan menyesalkan tidak
beroperasinya SPBE, karena mereka sangat
berharap SPBE dapat beroperasi sehingga bila
maju akan berdampak ekonomi terhadap warga
sekitar.
Dengan detil menjelaskan bahwa Sebelumnya,
Agus Pramono, pengelola SPBE
mengungkapkan, pihaknya telah memenuhi
semua proseduur perijinan yang ditentukan.
Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali.
Berharap warga tidak perlu mempermasalahkan
beroperasinya SPBE karena standar pengamanan
SPBE sesuai dengan ketentuan standar yang
telah ditentukan oleh PT Pertamina. Sehingga
pihaknya menjamin tidak akan terjadi ledakan
seperti kekhawatiran warga.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
maksud,
praanggapan,
nominalisasi
Bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti
77
tersebut.
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap wartawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Artinya dalam pemberitaan ini wartawan
bersikap netral sebagai komunikator tanpa
memihak kelompok manapun.
Restoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah dengan membuat cetak tebal pada bagian
sub judul yang ingin menjelaskan bahwa
sejumlah karyawan menyesalkan tidak
Leksikon
Grafis, metafora,
ekspresi
78
SM 07/10/2010
Pemkot Lambat Selesaikan Kasus SPBE
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema yang ditampilakan dalam pemberitaan ini
adalah pihak DPRD Kota Salatiga akan
mengupayakan pertemuan antara warga Pamot,
pengelola SPBE, Pemkot, dan DPRD karena
persoalan SPBE tersebut dirasa semakin
berlarut-larut.
Topik
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
persoalan pendirian SPBE milik PT CRI bila
makin berlarut-larut maka tidak ada kejelasan
investasi dan keinginan masyarakat.
Inti dari isi pemberitaan tersebut adalah
menjelaskan bahwa perlu adanya mediasi
menjembatani semua pihak yang bersengketa.
Bagian penutup dalam pemberitaan ini
menjelaskan bahawa proses penyelesaian
sengketa SPBE yang berlarut larut menjadi
pelajaran bagi Pemkot.
Skema
beroperasinya SPBE.
79
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain
seperti Proses penyelesaian kasus penolakan
SPBE yang dinilai lambat mulai menimbulkan
permasalahan. Sehingga tidak ada kejelasan
investasitasi dan keinginan masyarakat.
Dengan detil menjelaskan bahwa sikap antisipasi
masyarakat jangan disepelekan karena selama
ini mereka memiliki hak, untuk
memperbolehkan sebuah usaha atau tidak di
daerah tersebut. Dengan begitu persoalan
tersebut menjadi perhatian Pemkot baik dari sisi
perijinan maupun prosedur pendirian usaha.
Secara prinsip Wali Kota tidak salah
memberikan izin kepada investor. Namun yang
menjadi masalah hingga kini tidak selesai adalah
adanya penolakan warga. Informasi yang
beredar, ketika ada rencana pembelian tanah di
Pamot, akan dipakai untuk usaha atau pabrik mi
instan. Begitu muncul usaha SPBE, warga
kontan menolaknya.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
Latar, Detil, maksud,
praanggapan,
nominalisasi
Bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti
80
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap wartawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Artinya dalam pemberitaan ini wartawan
bersikap netral sebagai komunikator tanpa
memihak kelompok manapun.
Restoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah membuat cetak tebal pada lead berita,
yaitu ingin menjelaskan bahwa DPRD akan
memfasilitasi pertemuan antara warga pamot
Leksikon
Grafis,metafora,eksp
resi
81
dengan pihak PT CRI.
SM 17/10/2010
Pemkot Akan Jawab Somasi Warga Pamot
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur makro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah Pemkot akan menggelar pertemuan
dengan warga Pamot dan dalam pertemuan
tersebut jawaban somasi akan disampaikan
secara lisan.
Topik
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
jawaban somasi akan disampaikan secara lisan
dengan menggelar pertemuan dengan warga
Pamot di Pemkot.
Inti dari isi pemberitaan ini adalah menjelaskan
bahwa Pemkot meminta PT CRI untuk
melakukan langkah-langkah bina lingkungan di
Dukuh Pamot. Upaya bina lingkungan tersebut
dengan berbagai cara, yang sekiranya dapat
diterima dan bermanfaat bagi warga Pamot.
Bagian penutup dari pemberitaan ini adalah
menjelaskan bahwa diharapkan, konsep
Skema
82
investasi dan pembangunan adalah sama-sama
menguntungkan bagi investor dan masyarakat
sekitar.
Struktur mikro Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain
seperti persoalan di Pamot juga masalah bagi
Pemkot Saltiga daerah yang menjadi kawasan
indutri tersebut sangat diuntungkan dengan
keberadaan investor yang masuk termasuk
SPBE. Yakni dapat meningkatkan kesejahteraan
warga sekitar dari sisi ekonomi.
Pemkot tidak bisa serta merta mencabut izin
pendirian SPBE yang telah melewati proses
sesuai dengan aturan yang ada pemberian izin
terkait kebijakan ramah investasi di Kota
Salatiga, dengan memberikan peluang sebesar-
besarnya kepada investor untuk berusaha. Bila
ada kendala di lapangan maka perlu kearifan
semua pihak untuk menyikapi semua kondisi
tersebut baik dari sisi warga maupun PT CRI
sebagai pemilik SPBE.
permasalahan di Pamot adalah persoalan
komunikasi yang tidak sejalan dari sisi warga
yang tergabung dalam Fokermapa, dengan
pengelolaan SPBE. Kenyataan didaerah lainya
pendirian SPBE bahkan di lingkungan
pemukiman penduduk tidak menjadi masalah,
karena ada hubungan yang sama-sama
menguntungkan antara investor dengan warga
Latar, detil, maksud,
praanggapan,
nominalisasi
83
sekitar.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
Kalimat koherensinya adalah Kenyataan
didaerah lainya pendirian SPBE bahkan di
lingkungan pemukiman penduduk tidak menjadi
masalah, karena ada hubungan yang sama-sama
menguntungkan antara investor dengan warga
sekitar.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap watawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
“Ada kebekuan antara warga dengan SPBE
sehingga tidak terjalin komunikasi yang baik.
Bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti
Leksikon
84
Sebaiknya semua sama-sama mengambil
langkah positif untuk keberlangsungan hidup
bersama. Yakni duduk bersama atau mediasi,
antara masyarakat dengan pengelola SPBE”
Kata Drs H Sri Mulyono.
Restoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah membuat cetak tebal pada sub judul
berita, yaitu ingin menjelaskan bahwa
permasalahan di Pamot adalah persoalan
komunikasi yang tidak sejalan dari sisi warga
yang tergabung dalam Fokermapa, dengan
pengelolaan SPBE.
Grafis, metafora,
ekspresi
SM 22/10/2010
Wali Kota Siap Terima Warga Pamot
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur makro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah menjelaskan bahwa Wali Kota Salatiga
Jhon Manoppo SH siap terima warga Pamot
untuk menggelar diskusi terkait dengan
persoalan berdirinya SPBE.
Topik
85
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
diskusi antara warga Pamot dengan Pemkot
Salatiga terkait dengan persoalan berdirinya
SPBE antara lain untuk membahas proses
perijinan, factor keamanan, dan lainya.
Inti dari isi pemberitaan tersebut bahwa dari
aspek teknis sesuai yang dikemukakan pihak
yang berkompeten, keberadaan Stasiun Bolk
Elpiji (SPBE) milik PT Capital Realm Indonesia
(PT CRI), tidak ada masalah.
Bagian penutup dalam pemberitaan ini
menjelaskan bahwa warga menghendaki agar
pertemuan tersebut diadakan di Pamot Noborejo.
Pertemuan itu membahas penolakan warga
terhadap SPBE. Dan warga juga berharap agar
Wali Kota dapat hadir dalam pertemuan
tersebut. Bila pertemuan berlangsung di Pemkot
dan hanya mengundang beberapa wakil warga,
masyarakat menolaknya.
Skema
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain
seperti Pertemuan tersebut tentunya untuk
berdiskusi dengan warga Pamot, terkait dengan
berdirinya SPBE, proses perijinan, factor
keamanan, dan lainnya.
Aspek teknis sesuai yang dikemukakan pihak
Latar, detil,
maksud,
praanggapan,
nominalisasi
86
yang berkompeten, keberadaan Stasiun Bolk
Elpiji (SPBE) milik PT Capital Realm Indonesia
(PT CRI), tidak ada masalah. Kepada Suara
Merdeka, orang nomer satu di Pemkot Salatiga
itu juga mengaku, belum menemukan alesan
sangat objektif, kenapa masyarakat Dusun
Pamot menolak keberadaan SPBE tersebut.
Pemkot tidak bisa serta merta mencabut ijin
pendirian SPBE yang melewati proses sesuai
peraturan yang ada. Pemberian ijin terkait
kebijakan ramah investasi di Kota Salatiga,
dengan memberikan peluang yang sebesar-
besarnya kepada investor untuk berusaha. Bila
ada kendala dilapangan, maka perlu kearifan
semua pihak untuk menyikapi kondisi tersebut.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut
Kalimat koherensinya adalah Warga berharap
agar Wali Kota dapat hadir dalam pertemuan
tersebut. Bila pertemuan berlangsung di Pemkot
dan hanya mengundang beberapa wakil warga,
masyarakat menolaknya.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti
87
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap wartawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
Bila ada kendala dilapangan, maka perlu
kearifan semua pihak untuk menyikapi kondisi
tersebut.
Restoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah membuat cetak tebal pada sub judul
berita, yaitu ingin menjelaskan bahwa secara
prinsip SPBE milik PT Capital Realm Indonesia
tidak ada masalah dalam perizinan lokasi yang
telah dikeluarkan Pemkot
Leksikon
Grafis, metafora,
ekspresi
SM 28/10/2010
Pemkot Kecewa Warga Tak Penuhi Undangan
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur makro Tematik
88
Pertemuan yang seharusnya menjadi media baik
dari PT CRI, PT Pertamina, Camat Argomulyo,
Lurah Noborejo dan SKDP terkait, tidak dihadiri
oleh warga Pamot sehingga menimbulkan
kekecewaan dipihak Pemkot.
Topik
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
sesuai dengan undangan Pemkot, pertemuan
tersebut dijadwalkan pada pukul 09.00, tetapi
setelah ditunggu hingga pukul 11.00 warga tak
juga hadir. Pertemuan itu direncanakan
menghadirkan warga untuk berdialog dengan
Wali Kota Jhon Manoppo SH diruang siding III
Pemkot. Pertemuan menghadirkan pula PT CRI
yang mengelola SPBE PT Pertamina, Camat
Argo Mulyo, Lurah Noborejo, dan SKDP
terkait.
Inti dari pemberitaan adalah tentang pihak
Pemkot mengundang sekitar 40 warga Pamot
untuk hadir dalam pertemuan itu. Undangan
berjumlah 40 warga tersebut bukan pembatasan
melainkan karena keterbatasan tempat diruang
siding III. Selain itu bila jumlah dialog terlalu
banyak justru tidak efektif.
Penutup dalam pemberitaan ini menuliskan
tentang persoalan pendirian SPBE di Pamot
semakin pelik karena setelah lebih dari tiga
bulan berdiri, SPBE yang telah mendapatkan ijin
Skema
89
pendirian dari Pemkot Salatiga belum juga
beroperasi. Sejumlah warga Pamot juga
diperiksa Polisi terkait aksi perbuatan tidak
menyenangkan karena membuat barikade
menutup jalan menuju SPBE.
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain
seperti Pemkot Salatiga merasa dikecewakan
oleh warga Pamot karena tidak menghadiri
undangan yang telah dilayangkan pada selasa
(26/10).
Seharusnya tidak ada alesan bagi warga Pamot
untuk menolak undangan tersebut menurut
Prasetyo, undangan sudah disampaikan (26/10)
telah ada tanda terima dari warga bernama
Budiono rabu (27/10) pagi. Atas ketidakhadiran
warga tersebut Pemkot merasa kecewa dan
menyangkan sikap warga tersebut. Dia
menjelaskan, pihaknya menundang sekitar 40
warga Pamot untuk hadir dalam pertemuan itu.
Undangan berjumlah 40 warga tersebut bukan
pembatasan melainkan karena keterbatasan
tempat diruang sidang III.
Pertemuan yang seharusnya menjadi media
untuk menyelesaikan persoalan keberadaan
SPBE di Pamot yang diadakan oleh Pemkot
tidak dihadiri oleh warga Pamot itu sendiri,
sehingga menimbulkan kekecewaan dipihak
Pemkot.
Latar, detil, maksud,
praanggapan,
nominalisasi
90
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap wartawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Retoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
Bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti.
Leksikon
Grafis, metafora,
ekspresi
91
adalah membuat cetak tebal pada sub judul
berita, yaitu ingin menjelaskan bahwa undangan
yang diterima sangat mendadak dan warga
belum siap.
NOVEMBER
SM 01/11/2010
DPRD Agendakan Pembentukan Pansus SPBE
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Mikro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah agenda pembentukan Pansus oleh DPRD
terkait dengan penyelesaian pendirian SPBE di
Dukuh Pamot, Kelurahan Noborejo, Kecamatan
Argomulyo, Salatiga.
Topik
Superstuktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
agenda pembentukan Pansus tersebut masuk
dalam rencana kegiatan yang sedang
dipersiapkan Badan Musyawarah (Banmus)
DPRD.
Inti dari isi pemberitaan ini adalah menjelaskan
bahwa persoalan pendirian SPBE telah berlarut-
larut terjadi sehingga membuat ketidak jelasan
semua pihak baik investor SPBE dan
Skema
92
masyarakat. Bagian penutup dalam pemberitaan
ini adalah menjelaskan bahwa sesuai surat
Mendagri dan Gubernur, pemerintah Kabupaten
atau Kota harus mendukung program konversi
minyak tanah ke gas, yakni memberikan
kemudahan dalam proses pengurusan izin dan
kelancaran berusaha.
Struktur Mikro
Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain
seperti Persoalan yang tidak kunjung usai antara
PT Capital Realm Indonesia (PT CRI) Dengan
warga Pamot terkait dengan pendirian SPBE
membuat DPRD mengagendakan pembentukan
Panitia Khusus (Pansus).
Persoalan itu pun tidak lepas dari pihak pemkot
Salatiga selaku pemberi Izin dan aparatur
pemerintah
Untuk itu perlu kearifan semua pihak untuk
bersama-sama mencari jalan keluar sengketa itu.
Dijelaskannya, pendirian SPBE telah berlarut-
larut terjadi sehingga membuat ketidakjelasan
semua pihak baik investor SPBE dan
masyarakat.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
Latar, detil,
maksud,
praanggapan,
nominalisasi
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti
93
tersebut.
Kalimat koherensinya adalah, Dijelaskannya,
pendirian SPBE telah berlarut-larut terjadi
sehingga membuat ketidakjelasan semua pihak
baik investor SPBE dan masyarakat. Untuk itu
Teddy berharap perlu adanya mediasi yang
menjembatani semua pihak yang bersengketa.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap watawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
Untuk itu perlu kearifan semua pihak, untuk
bersama-sama mencari jalan keluar sengketa
warga itu.
Retoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah membuat cetak tebal pada sub judul
berita, yaitu ingin menjelaskan ada beberapa
persoalan yang harus ditindaklanjuti dan perlu
Leksikon
Grafis, metafora,
ekspresi
94
SM 30/11/2010
CRI: Upaya Damai Masih Berlanjut
ditelusuri pansus.
95
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Strutur Makro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah pihak PT CRI terus mengupayakan
penyelesaian secara kekeluargaan kepada warga
Dukuh Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan
Argomulyo Salatiga. Kerena itu jalan terbaik
daripada dilanjutkan ke hukum atau pengadilan.
Topik
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
hingga saat ini PT CRI tetap proaktif melakukan
pendekatan dengan warga dan telah
merencanakan pertemuan dalam pekan ini.
Inti dari isi berita ini adalah menjelaskan bahwa
PT CRI terus mengupayakan penyelesaian
secara kekeluargaan kepada warga Dukuh
Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan
Argomulyo Salatiga. Kerena itu jalan terbaik
daripada dilanjutkan ke hukum atau pengadilan.
Dalam pemberitaan ini sebagai penutupnya
adalah menjelaskan bahwa pemeriksaan yang
dilakukan oleh polisi terhadap warga terkait
sejumlah masih dalam taraf penyelidikan dan
dijelaskan pula pihak PT CRI tidak untuk
menutup SPBE karena itu merupakan program
pemerintah untuk mengganti minyak tanah
dengan gas.
Skema
96
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain
seperti PT Capital Realm Indonesia (PT CRI)
sebagai pengelola Stasiun Pengisian Bulk
(tabung gas) Elpiji (SPBE) menolak anggapan
bahwa upaya penyelesaian secara kekeluargaan
sengketa dengan warga Dukuh Pamot,
Kelurahan Noborejo, Kecamatan Argomulyo
telah gagal.
Ditambahkan justru sekarang ini pihaknya
mencari solusi damai dengan warga Pamot dan
tidak membawanya kasus ini ke ranah hukum.
Rencananya Jum’at mendatang akan digelar
pertemuan dengan warga Dukuh Pamot. Untuk
kepastian menggelar pertemuan itu, PT CRI
masih menunggu kesepakatan waktu antara
warga dengan perangkat kelurahan dan
kecamatan setempat.
Dalam pertemuan dengan warga untuk
mengetahui apa keinginan warga yang menolak,
kemudian dicari solusi penyelesaian secara
musyawarah. Namun bila menutup SPBE jelas
tidak mungkin, karena keberadaan SPBE Pamot
merupakan hasil survey kebutuhan PT
Pertamina dan pemerintah, bahwa di salatiga
butuh dua SPBE. Keberadaan SPBE itupun
melaksanakan program pemerintah untuk
menggganti minyak tanah ke gas.
Sintaksis
Latar, detil,
maksud,
praanggapan,
nominalisasi
97
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
Kalimat koherensinya adalah menjelaskan, bila
menutup SPBE jelas tidak mungkin, karena
keberadaan SPBE Pamot merupakan hasil
survey kebutuhan PT Pertamina dan pemerintah,
bahwa di salatiga butuh dua SPBE. Keberadaan
SPBE itupun melaksanakan program pemerintah
untuk menggganti minyak tanah ke gas.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap watawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti
Leksikon
98
Restoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah membuat cetak tebal pada sub judul
berita, yaitu ingin menjelaskan pemeriksaan
yang dilakukan oleh polisi terhadap masyarakat
terkait dengan sejumlah aksi masih dalam taraf
penyelidikan.
Grafis, metafora,
ekspresi
DESEMBER
SM 02/12/2010
Pemkot Dukung PT CRI Gelar Dialog
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah Pemkot dukung upaya PT capital Realm
Indonesia (PT CRI) menggelar dialog dengan
warga Pamot. Melalui dialog tersebut
diharapkan dapat menjernihkan sengketa warga
Topik
99
dengan pengelola SPBE di wilayah Argomulyo.
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
Pemkot Salatiga mendukung upaya PT Capital
Realm Indonesia (PT CRI) sebagai pengelola
SPBE di Dukuh Pamot untuk menggelar dialog
dengan warga.
Inti dari isi berita ini menjeskan bahwa dialog
antara PT CRI dengan warga pamot adalah
untuk mencari solusi berbagai hal yang
dijadikan persoalan oleh warga terhadap
keberadaan SPBE.
Bagian penutup menjelaskan Pemkot akan
memfasilitasi pertemuan akan kedua belah pihak
agar saling berkomunikasi dan menyelesaikan
segera.
Skema
Superstruktur Semantik
Makna yang ingin ditampilkan antara lain
seperti Pemkot Salatiga melalui Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT)
mendukung upaya PT Capital Realm Indonesia
(PT CRI) sebagai pengelola Stasiun pengisian
Bulk (tabung gas) Elpiji (SPBE) di Dukuh
Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan
Argomulyo, yang akan menggelar dialog dengan
warga.
Kalimat detilnya menjelaskan bahwa dialog
Latar, detil,
maksud,
praanggapan,
nominalisasi
100
tersebut untuk mencari solusi berbagai hal yang
dijadikan persoalan oleh warga terhadap
keberadaan SPBE. Dari permasalahan yang ada
tentunya akan diselesaikan setahap demi
setahap. Menurut Valentino, bila PT CRI
bijaksana dalam memberikan penjelasan kepada
warga soal keberadaan SPBE itu, maka
diharapkan kedua belah pihak dapat saling
memahami kondisi yang ada.
Maksud yang ditekankan adalah Pemkot
melalui perangkat lurah maupun camat
setempat, akan memudahkan dan memberikan
fasilitas pertemuan dalam membuka komunikasi
kedua belah pihak yang bersengketa, kemudian
terhadap upaya yang dilakukan oleh panitia
khusus (Pansus) “SPBE Pamot” DPRD kota
Saltiga, diharapkan pula dapat menyelesaikan
permasalahan itu dengan baik. Artinya ada
kesepakatan bersama antar PT CRI dan warga
Pamot untuk menunjang perekonomian dan
investasi di Pamot.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti
101
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap watawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
Melalui dialog tersebut diharapkan dapat
menjernihkan sengketa warga dengan pengelola
SPBE di wilayah Argomulyo.
Retoris
Sebagai bentuk penekanan dalam pemberitaan
ini adalah dengan menampilkan Foto, dalam
foto tersebut yang ditonjolkan adalah gambar
barikade beton yang dibuat untuk menutup jalan
akses masuk ke SPBE, sebagai simbol ketidak
setujuan atas keberadaan SPBE di wilayah
mereka.
Selain itu juga dengan membuat cetak tebal pada
sub judul yang menerangkan bahwa alam
pemberitaannya data-data diperoleh dari Balai
Kota Salatiga.
Leksikon
Grafis, metafora,
ekspresi
102
SM 10/12/2010
Pertemuan Pembahasan SPBE Buntu
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah pertemuan warga dengan PT Capital
Realm Indonesia (CRI) sebagai pengelola SPBE
di Balai Kelurahan Noborejo Kecamatan
Argomulyo Salatiga,tidak mengasilkan
kesepakatan. Hal tersebut dikarenakan warga
menilai, apa yang disampaikan sudah sangat
terlambat, karena persoalan sekarang warga
sudah menolak SPBE berdiri.
Topik
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
pertemuan antara warga Pamot dengan PT CRI
sebagai pihak pengelola Stasin Pengisian Bulk
(tabung gas) Elpiji yang juga dihadiri oleh
Panitia khusus (Pansus) “SPBE Pamot” DPRD
Kota Salatiga, mengalami jalan buntu. Perteman
yang dihadiri puluhan warga Pamot tersebut
hanya berlangsung 30 menit. Upaya PT CRI dan
Pansus meminta masukan warga alas an
menolak keberadaan SPBE, tidak mendapat
tanggapan warga.
Inti dari isi pemberitaan tersebut menjelaskan
bahwa warga menilai apa yang disampaikan PT
Skema
103
CRI melalui kuasa hukumnya Heru Whismanto
SH layaknya sosialisasi sudah sangat terlambat,
karena persoalan sekarang warga sudah menolak
SPBE. Pertemuan itu seharusnya disampaikan
sebelum SPBE berdiri. Sedangkan kondisi
sekarang warga sudah tidak menerima
keberadaan SPBE. Warga bersikukuh SPBE
harus ditutup izin usahanya dan dialihkan untuk
kegiatan lainnya. Sebab informasi awal saat
investor masuk adalah hendak mendirikan
pabrik mie instan. Meskipun pertemuan
berujung deadlock tanpa ada kesepakatan,
namun pihak PT CRI tetap mengupayakan jalan
damai menyelesaikan persoalan itu. Pihak PT
CRI ingin mendengar kreinginan dan alas an
warga menolak keberadaan SPBE. Bila alasan
keamanan akan dijelaskan bahwa semuanya
telah melewati prosedur keamanan yang benar.
Bila dari sisi perizinan sudah jelas telah
melaksanakan izin yang benar pula.
Bagian pentup menerangkan bahwa ketua
Pansus SPBE H Suniprat SH mengungkapkan
bahwa, pertemuan itu gagal mencapai
kesepakatan karena warga sudah menolak
adanya SPBE. Suniprat mengakui karena
pertemuan itu sudah tidak kondusif sehingga
lebih baik ditutupnya.
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ditampilkan antara lain Upaya Latar, detil,
104
pertemuan yang dihadiri oleh pihak PT CRI,
pihak Pansus dan warga Pamot Pamot menemui
kebuntuan.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri panitia
khusus (Pansus) “SPBE Pamot” DPRD Kota
Salatiga tersebut, warga bersikukuh menolak
SPBE.Pertemuan yang dihadiri puluhan warga
Pamot tersebut hanya berlangsung sekitar tiga
puluh menit.Upaya PT CRI dan Pansus meminta
masukan warga alasan menolak keberadaan
SPBE, tidakmendapatkan tanggapan warga.
Pihak PT CRI dan Pansus yang membuka
pertemuan serta mengupayakan jalan damai
persoalan itu, langsung dipotong warga yang
hadir.
Upaya PT CRI dan Pansus meminta masukan
warga alasan menolak keberadaan SPBE,
tidakmendapatkan tanggapan warga. Pihak PT
CRI dan Pansus yang membuka pertemuan serta
mengupayakan jalan damai persoalan itu,
langsung dipotong warga yang hadir.
Suniprat mengakui karena pertemuan itu sudah
tidak kondusif sehingga lebih baik ditutupnya.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
maksud,
praanggapan,
nominalisasi
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti
105
Ada dua kalimat koherensi pertama
menjelaskan, diakuinya, rencana beroperasinya
SPBE sudah molor dari jadwal. SPBE yang
seharusnya dapat beroperasi pada Agustus lalu,
tapi hingga Desember ini belum juga beroperasi.
Kalimat yang kedua adalah,Warga bersikukuh
SPBE harus ditutup dan ijin usahanya dialihkan
untuk kegiatan usaha lainnya. Sebab, informasi
awal saat investor masuk adalah hendak
mendirikan pabrik mie instan.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap wartawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Leksikon
106
Retoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah membuat cetak tebal pada sub judul
berita, yaitu ingin menjelaskan pihak CRI
melalui kuasa hukumnya masih tetap berusaha
dan berharap ada solusi damai untuk
penyelesaian masalah tersebut.
Bentuk penekanan lain adalah penulisan kata
dengan cetak miring Deadlock Penulisan
dengan cetak miring tersebut sebagai kata ganti
dari istilah “buntu” dari proses penyelesaian
masalah tersebut
Grafis, metafora,
ekspresi
SM 11/12/2010
Pansus SPBE Hentikan Proses Mediasi
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur makro Tematik
Panitia Khusus (Pansus) SPBE Pamot DPRD
Kota Salatiga menyatakan menghentikan proses
mediasi, penyelesaian sengketa antara PT
Capital Realm Indonesia (PT CRI) sebagai
pengelola SPBE, dengan warga Dukuh Pamot
Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo.
Topik
Superstruktur Skematik Skema
107
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
pansus merasa, proses mediasi sudah tidak dapat
dilaksanakan, karena antara warga dan PT CRI
sudah tidak ada titik temu lagi. Selain itu sudah
berlarut-larut.
Inti dari isi pemberitaan ini, Pansus berharap
keleluasaan untuk menyelesaikan sendiri dengan
menggelar pertemuan informal dengan
masyarakat. Namun dalam pertemuan pada hari
rabu, 8 Desember 2011, sepertinya upaya damai
sudah tidak daat dilaksanakan lagi. Sebagian
besar warga pamot, secara sepontan menyatakan
menolak. Pansus menilai bahwa jalan
penyelesaian secara damai sudah tertutup oleh
warga. Sehingga melihat persoalan yang
demikian maka kebijakan soal SPBE akan
diserahkan oleh Pemkot Salatiga.
Di bagian akhir pemberitaan disni wartawan
tidak hanya menuliskan mengenai bagaimana
pansus SPBE menghentikan proses mediasi.
Penyelesaian sengkea antara PT CRI dengan
warga Dukuh Pamot tapi juga diberikan latar
informasi bahwa pansus sudah memberikan
beberapa solusi penyelesaian sengketa dengan
melihat contoh yang terjadi di daerah lain. Tapi
karena sejak awal warga sudah antipati maka
warga akhirnya membuat keputusan final
menolak SPBE. Selain itu dijelaskan pula
mengenai pemberitaan sebelumnya bahwa
108
pertemuan antara PT CRI dengan warga ternyata
tidak menghasilkan kesepakatan.
Kemudian dibagian paling akhir atau penutup
wartawan menampilkan pernyataan dari yang
disampaikan oleh Kuasa Hukum PT CRI Heri
Whismanto SH. yang menjelaskan masih adanya
jalan penyelesaian meskipun warga bersikukuh
menolak PT CRI tetap berikhtiar agar
masyarakat dapat membuka kesempatan dialog
kembali untuk penyelesaian damai. Menurutnya,
karena pendirian SPBE sejalan dengan program
pemerintah, maka harus mendapat dukungan
warga.
Struktur mikro Semantik
Makna yang ditampilkan adalah antara lain
Pansus merasa proses mediasi sudah tidak dapat
dilaksanakan karena antara warga dan PT CRI
sudah tidak ada titik temu lagi.
Kuasa hukum PT CRI Heru Whismanto SH
menjelaskan, masih ada jalan penyelesaian
persoalan itu meskipun warga tetap bersikukuh
menolak SPBE. PT CRI tetp berikhtiar agar
masyarakat dapat membuka kesempatan dialog
kembali untuk penyelesaian damai. Menurutnya,
karena SPBE sejalan dengan program
pemerintah, maka harus mendapat dukungan
warga.
Sintaksis
Latar, detil,
maksud,
praanggapan,
nominalisasi
109
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
Kalimat koherensinya adalah, Suniprat
mengungkapkan, Pansus tidak memiliki
kepentingan atau mencari keuntungan dalam
persoalan itu. Namun dengan permasalahan
SPBE yang sudah sangat berlarut itu, maka
sepertinya jalan damai tertutup oleh warga.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap watawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola. Artinya dalam
pemberitaan ini wartawan bersikap netral
sebagai komunikator tanpa memihak
kelompok manapun.
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
ganti
Leksikon
110
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Retoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah membuat cetak tebal pada sub judul
berita, yaitu ingin menjelaskan bahwa pihak PT
CRI akan tetap berikhtiar agar masyarakat dapat
diajak berdialog kembali untuk menempuh jalan
damai.
Grafis, metafora,
ekspresi
SM 28/12/2010
Lembaga Ombudsman tindaklanjuti kasus SPBE
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah Lembaga Ombudsman RI Kantor
perwakilan DIY-Jateng telah menindaklanjuti
kasus sengketa warga dengan pengelola Stasiun
Pengisian Bolk (tabung gas) Lpiji (SPBE) yaitu
dengan dilayangkannya surat yang berisikan
permintaan penjelasan terkait dengan proses
perijinan pembangunan SPBE milik PT CRI
kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
(KPPT) Salatiga.
Topik
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini Skema
111
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
tentang tindaklanjut dari Lembaga Ombudsman
RI Kantor DIY-Jateng terhadap kasus sengketa
warga dengan pengelola SPBE di Dukuh Pamot,
Kelurahan Noborejo, Kecamatan Argomulyo.
Tindaklanjut penganganan kasus tersebut
dibuktikan dengan dilayangkannya surat yang
tertanggal 13 Desember, berisi permintaan
penjelasan terkait dengan proses perijinan
pembangunan SPBE milik PT CRI kepada
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
Salatiga.
Inti dari isi pemberitaan tersebut menjelaskan
tentang 3 hal pertanyaan terkait dengan
pendirian SPBE di Pamot, apakah sesuai dengan
perda, ijin gangguan, maupun memperhitungkan
dampak bagi warga sekitarnya. Lalu apakah
proses perijinan telah mewajibkan adanya
pernyataan atau persetujuan dari tetangga
terdekat yang berbatasan dengan SPBE. Isi surat
terakhir adalah apakah permintaan persetujuan
dari warga sekitar lokasi SPBE sudah dilakukan
dengan benar.
Bagian penutup dalam pemberitaan ini adalah
menerangkan pernyataan dari mantan camat
Sidorejo, kepala kantor kesbanglinmas dan
kabag humas itu menjelaskan, pada prinsipnya
persoalan ijin-ijin SPBE Pamot, sudah tidak ada
masalah dan dilakukan sesuai prosedur dan
mekanisme yang ada.
112
Struktur mikro Semantik
Makna yang ditampilkan antara lain
Tindaklanjut penanganan kasus tersebut
dibuktikan dengan dilayangkannya surat kepada
Kantor Pelayanan Terpadu (KPPT) Kota
Salatiga.
Surat tertanggal 13 Desember itu berisi
permintaan penjelasan terkait dengan proses
perijinan pembangunan SPBE milik PT CRI.
Dalam surat yang bernomor
0279/KLA/0154.2010/YG11/XII/2010 dan di
tandatangani oleh Kepala Ombudsman RI
perwakilan DIY-Jateng, H.Kardjono
Darmoatmpodjo SH, ada 3 butir yang
dipertanyakan kepada KPPT Kota Salatiga. 3
butir itu, terkait dengan pendirian SPBE di
Pamot, apakah sesuai dengan perda, ijin
gangguan, maupun memperhitungkan dampak
bagi warga sekitarnya. Lalu apakah proses
perijinan telah mewajibkan adanya pernyataan
atau persetujuan dari tetangga terdekat yang
berbatasan dengan SPBE. Isi surat terakhir
adalah apakah permintaan persetujuan dari
warga sekitar lokasi SPBE sudah dilakukan
dengan benar.
Budiono, warga Pamot mengatakan, warga
sebelumnya telah mengirimkan surat kepada
Ombudsman RI, karena upaya mencari
penjelasan dan kejelasan, terkait dengan proses
Latar, detil,
maksud,
praanggapan,
nominalisasi
113
perijinan kepada Pemkot Salatiga, mengalami
jalan buntu.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap watawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Retoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
Ganti
Leksikon
Grafis, metafora,
ekspresi
114
adalah membuat cetak tebal pada lead berita,
yaitu ingin menjelaskan lembaga Ombudsman
RI Kantor perwakilan DIY-Jateng telah
menindaklanjuti kasus sengketa warga dengan
pengelola Stasiun Pengisian Bolk Elpiji (SPBE)
di Dukuh Pamot, Kelurahan Noborejo,
Kecamatan Argomulyo.
SM 29/12/2010
Pemkot Jawab Surat Ombudsman
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah pihak Pemkot Salatiga melalui Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) akan
menjawab surat dari Ombudsman RI kantor
perwakilan DIY-Jateng.
Topik
Superstruktur Skematik
Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini
adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa
pihak Pemkot Salatiga melalui Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) akan
menjawab surat dari Ombudsman RI kantor
Skema
115
perwakilan DIY-Jateng. Yang mempertanyakan
pembangunan SPBE di Dukuh pamot,
Kelurahan Noborejo, Kacamatan Argomulyo.
Inti dari isi pemberitaan ini adalah menjelaskan
bahwa meski surat ditujukan kepada KPPT
menurut Kepala KPPT untuk menjawab surat itu
harus berkoordinasi, sebab melibatkan berbagai
instansi di Pemkot Salatiga. Terlebih ada
beberapa pihak yang mendapat tembsan
Ombudsman, sepertyi Wali Kota dan Inspektorat
Kota Salatiga.
Ditegaskannya, prosedur dan mekanisme yang
ditempuh dalam proses pembanguunan SPBE
milik PT Capital Realm Indonesia (PT CRI)
sdah sesuuai ketentuan. Termasuk mengenai
pemberian perizinan yang di klaimnya sudah
sesuai ketentuan.
Bagian penutp menerangkan bahwa dalam surat
kepada Ombudsman tersebut, warga
mempertanyakan prosedur dan mekanisme
pembangunan serta perizinan SPBE tersebut.
Struktur mikro Semantik
Makna yang ditampilkan antara lain Pihak
Pemkot Salatiga melalui Kantor Pelayanan
Perizinan Terpadu (KPPT) akan menjawab surat
dari Ombudsman RI kantor perwakilan DIY-
Jateng.
Menurut Kepala KPPT untuk menjawab surat itu
harus berkoordinasi, sebab melibatkan berbagai
Latar, detil,
maksud,
praanggapan,
nominalisasi
116
instansi di Pemkot Salatiga. Terlebih ada
beberapa pihak yang mendapat tembsan
Ombudsman, seperti Wali Kota dan Inspektorat
Kota Salatiga.Selain itu Pemkot melalui KPPT
juga sudah menjawab pertanyaan warga melalui
surat. Bahkan beberapa kali pihaknya sudah
memfasilitasi agar warga Pamot bisa berdialog
dengan Wali Kota di Balai Kota. Akan tetapi,
ajakan itu tidak mendapat respon sebagaimana
mestinya, karena warga tidak mau hadir.
Dia memperlihatkan surat tertanggal 20 Oktober
2010 yang ditujukan kepada Ketua Tim Aspirasi
atau Koordinator fokermapa. Hal itu sebagai
salah satu bukti bahwa Pemkot selalu
memberikan perhatian atau jawaban dari
pertanyaan warga Pamot.
Sintaksis
Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum
menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan
cenderung hanya memaparkan pernyataan dari
masing-masing pihak yang terkait dalam kasus
tersebut.
Kalimat koherensinya adalah Dia
memperlihatkan surat tertanggal 20 Oktober
2010 yang ditujukan kepada Ketua Tim Aspirasi
atau Koordinator Fokermapa. Hal itu sebagai
salah satu bukti bahwa Pemkot selalu
memberikan perhatian atau jawaban dari
pertanyaan warga Pamot.
Bentuk kalimat,
koherensi, kata
gati
117
Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata
ganti yang dipilih oleh wartawan untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan
komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau
“kami”. Pada prinsipnya kata ganti digunakan
untuk menunjukkan sikap wartawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi
sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas
secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh
Pamot, Pemerintah Kota Salatiga ataupun Pihak
PT CRI sebagai pengelola.
Stilistik
Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan
pemilihan kata oleh wartawan yang secara
ideologis dipakai untuk menunjukkan
pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.
Retoris
Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar
ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya
adalah membuat cetak tebal pada lead berita,
yang ingin menerangkan tentang surat perijinan
terkait dengan pembangunan SPBE.
Leksikon
Grafis, metafora,
ekspresi
Analisis teks berita yang dilakukan adalah untuk menggambarkan
bagaimana beberapa struktur/tingkatan-tingkatan yang masing-masing saling
mendukung. Pertama adalah struktur makro. Ini merupakan makna global
dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat tema atau topik yang
118
dikedepankan dalam berita. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur
wacana yang berhubugan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-
bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro,
adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks
yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, para frase, dan gambar.
Dari hasil analisis, Pertama adalah struktur makro. Tema teks yang
ditampilkan dari keseluruhan berita tersebut sangatlah variatif, artinya tema
pemberitaan dari setiap edisi selalu tidak sama antara satu dengan yang
lainnya. Tema-tema pemberitaan yang ditampilkan selalu mengandung
maksud dan tujuan agar kasus sengketa tersebut dapat terselesaikan dengan
tanpa menyudutkan pihak manapun, baik itu Pihak PT CRI, Pemkot
Salatiga, ataupun warga Dukuh Pamot. Dan kecenderungan lain yang
menonjol adalah, dalam setiap pemberitaannya selalu mengarah kepada
upaya agar SPBE untuk segera beroperasi, karena hal tersebut sudah
merupakan program dari Pemerintah dan tentunya menyangkut kepentingan
bagi masyarakat utamanya masyarakat kota Salatiga.
Berdasarkan skematik atau superstruktur, dari keseluruhan berita
ada beberapa yang menggunakan diksi pada judul yang langsung dengan
eufeumisme atau penghalusan. Terdapat pula kata dalam judul yang
memiliki muatan metamor, tetapi masih dalam tahap yang dapat dimaknai
secara umum. Pemilihan kata dalam judul tersebut merupakan strategi
media untuk langsung membuat ajakan kepada publik untuk mengikuti
119
pemikiran wartawan, . Sementara berdasarkan elemen lead, dari semua
pemberitaan hampir semua menggunakannya.
Secara umum dalam menuliskan berita mutlak haya menampilkan
pernyataan-pernyataan dari masing-masing pihak yang terlibat didalamnya
tanpa memasukan subjektifitas dari wartawan sebagai penulis berita.
Kecenderungan yang lain dapat diamati dari bagaimana cara wartawan
menulis tentang berbagai komentar dari pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya dimana dari setiap edisi selalu menampilakan lebih dari dua atau
tiga komentar dari pihak yang berbeda. Ketika pihak satu mengeluarkan
sebuah pernyataan maka pihak yang lain juga menyampaikan pernyataan
sebagai jawaban atau umpan balik berkaitan dengan topik permasalahan
yang sedang dibahas dalam edisi tersebut. Strategi tersebut menunjukkan
bahwa Suara Merdeka hanya ingin memediasi kepada pihak terkait untuk
berdiskusi sebagai upaya dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Stategi
komentar tersebut menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat
memberikan komentar atas suatu peristiwa (Eriyanto, 2008:233).
Bagian isi berita merupakan pernyataan dari pihak tertentu terkait
dengan pokok permasalahan yang sedang dibahasnya. Pada beberapa
pemebritaan, bagian isi ditulis secara panjang dan detil, ini biasanya
pernyataan dari pihak PT CRI atau pun Pemkot Salatiga. Dimana pernyataan
yang disampaikan tersebut berkenaan dengan alasan didirikannya SPBE di
wilayah Dukuh Pamot, baik itu menyangkut Perzinan, standar
pengamanannya, serta dampak positif terhadap perkembangan ekonomi
120
masyarakat Salatiga. Sementera itu di bagian penutup selalu berisikan
sanggahan dari pahak satunya terhadap penyataan yang telah dipaparkan
pada bagian isi. Dalam penulisan berita disini, hampir semuanya tidak
diberikan kesimpulan.
Pada tahap struktur mikro, dari segi sematik masing-masin selalu
menghadirkan latar dalam teks berita dimana hal tersebut sebagai pembenar
gagasan yang diajukan dalam suatu teks oleh wartawan. Kemudian dari
beberapa elemen, yang pertama adalah detil, dalam pemberitaan tersebut
selalu memberikan detil . Detil panjang atau pendek ini menunjukkan
kontrol wartawan terhadap suatu peristiwa. Eriyanto (2008:238) mengatakan
bahwa komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang
menguntungkan dirinya atau yang baik. Dan sebaliknya, ia akan
menampilkan informasi dalam jumlah sedikit kalau hal itu merugikan
kedudukannya. Akan tetapi dalam pemberitaan ini berbeda dengan hal
tersebut.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, meskipun selalu diberikan detil
yang panjang pada msing-masing pemberitaan, nampak bahwa apa yang
ingin dilakukan wartawan adalah ingin memberikan kentungan bagi masing-
masing pihak yang terlibat didalamnya, sebagai contoh adalah ketika ia
ingin menuliskan berita tentang aksi demo warga untuk menutup SPBE,
wartawan menyampaikan apa yang menjadi penyebab dan tujuan warga
mengadakan aksi demo, menyampaikan kronologi berlangungnya aksi demo
tersebut, dan atribut-atribut apa saja yang dikenakan oleh warga.
121
Dan ketika wartawan menuliskan berita tentang tanggapan Pemkot
Salatiga terhadap persoalan tersebut, dengan panjang dan jelas wartawan
akan menuliskan mengenai alasan mengapa Pemkot Salatiga memberikan
izin pembangunan kepada pihak PT CRI, kebutuhan atas pasokan yaitu
disalatiga minimal harus ada dua SPBE yaitu satu di sebelah utara dan yang
satu di sebelah selatan. Terlepas dari itu dituliskan pula mengenai dampak
perkembangan ekonomi masyarakat terkait dengan keberadaan investor di
Salatiga.
Kemudian ketika menuliskan berita tentang inisiatif apa yang akan
dilakukan oleh PT CRI terkait dengan penyelesaian kasus sengkata SPBE
tersebut, maka yang akan dijelaskan secara panjang lebar adalah bahwa PT
CRI terus berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut secara
kekeluargaan, yaitu akan mengadakan dialog secara langsung dengan warga
setempat, tentang standart pengamanan yang sudah sesuai dengan ketentuan
dari PT PERTAMINA, dijelaskan pula mengenai prosedur-prosedur
perizinan yang sudah ditempuh oleh PT CRI.
Begitupun pada elemen maksud, hampir sama dengan elemen detail,
elemen maksud ini melihat apakah suatu peristiwa tersebut ditampilkan
dengan ekplisit, jelas atau implisit. Secara keseluruhan, dari semua teks
berita tersebut menampilkan informasi secara eksplisit. Baik itu yang
sifatnya menguntungkan ataupun sebaliknya yang secara tidak langsung
dapat menyudutkan pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Kelangsungan
dalam menampilkan teks berita tersebut mengesankan kepada pembaca
122
untuk paham dan langsung menggiring pembaca untuk mempunyai
pemikiran seperti wartawan tersebut.
Dalam mendukung makna teks seorang wartawan akan menampilkan
praanggapan, berupa pemberian premis yang dipercaya kebenarannya
sebagai pendukung pendapat yang ada (Eriyanto, 2008:256). Dari semua
data tersebut, Suara Merdeka hanya sedikit menampilkan praanggapan. Dan
praanggapan tersebut merupakan kalimat yang berisikan suatu harapan,
yaitu yang mnyatakan bahwa dengan didirikan SPBE di Dukuh Pamot ini
nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat Salatiga
dan menambahkan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya, sejumlah
karyawan menyesalkan tidak beroperasinya SPBE, karena mereka sangat
beraharap SPBE dapat beroperasi sehingga bila maju akan berdampak
ekonomi terhadap warga sekitar.
Bentuk kalimat pada pemberitaan tersebut banyak menggunakan
kalimat aktif. Strategi ini menunjukkan sebagai wujud penampilan subjek.
Pada beberapa pemebritaan ini ada yang sebagian menggunakan koherensi
kondisional,pembeda dan pengingkaran dalam teks pemberitaannya. Yaitu
membandingkan dengan pendirian SPBE di daerah lain, meskipun
keberadaannya sangat berdekatan dengan pemukiman warga tetapi tidak ada
masalah, berbeda dengan yang ada di Dukuh Pamot. Kata ganti yang
digunakan dalam teks berita, dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian
kata ganti yang dipilih oleh wartawan untuk memanipulasi bahasa dengan
menciptakan komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau “kami”. Pada
123
prinsipnya kata ganti digunakan untuk menunjukkan sikap watawan dalam
pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi sikap wartawan juga menjadi
sikap komunitas secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh Pamot,
Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak PT CRI sebagai pengelola. Artinya
dalam pemberitaan ini wartawan bersikap netral sebagai komunikator tanpa
memihak kelompok manapun.
Berdasarkan segi stilistika, dari keseluruhan berita hanya ditemukan
satu kata yang menunjukan sebagai leksikon atau diksi, yaitu melaui dialog
tersebut diharapkan dapat menjernihkan sengketa warga dengan pengelola
SPBE di wilayah Argomulyo. Ini artinya bahwa melalui kata tersebut
wartawan ingin menjelaskan kenapa terjadinya kasus sengketa SPBE
tentunya ada sesuatu yang tidak beres sehingga harus ada langkah yang
ditempuh untuk mejernihkan atau membereskan persoalan tersebut.
Selebihnya itu tidak ditemukan lagi pemilihan kata oleh wartawan yang
secara ideologis dipakai untuk menunjukan pemaknaan seseorang terhadap
fakta atau realitas.
Dalam pemberitaan ini tidak menonjolkan strategi grafis sebagai
pendukung isi pesan berita. Hal tersebut terlihat dari bagaimana gambar atau
foto yang ditampilkan cenderung sangat sedikit, itupun hanya sebagai
pelengkap tanpa ada suatu penekanan pesan didalamnya. Grafis lainnya
seperti ukuran huruf yang lebih besar pada sub judul dan lead brita dan
penggunaan huruf miring pada penulisan istilah bahasa asing.
4.2 Analisis Kognisi Sosial
124
Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada strktur
teks berita saja, tetapi juga bagaimana teks tersebut diproduksi. Proses
terbentuknya teks berita tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu
dibentuk, proses ini juga memasukkan informasi yang digunakan untuk
menulis dari suatu bentuk wacana tertentu. Seperti dari wawancara, laporan,
atau konferensi pers. Proses situ juga memasukkan didalamnya bagaimana
peristiwa ditafsirkan, disimpulkan, dan dimaknai oleh wartawan yang akan
ditulis dalam sebuah berita.
Dalam pandangan Van Dijk, produksi berita sebagian besar dan
terutama terjadi pada proses mental dalam kognisi seorang wartawan.
Semua proses memahami dan memaknai peristiwa terutama terjadi pada
kognisi sosial wartawan. Oleh karena itu, untuk mengetahui kanapa
pemberitaan oleh Suara Harian Merdeka terhadap kasus sengketa SPBE di
Salatiga cenderung seperti itu, dibutuhkan analisis kognisi sosial untuk
menemukan struktur mental wartawan Harian Suara Merdeka ketika
memahami peristiwa tersebut.
Pada proses terbentuknya teks berita yang menyoal kasus sengketa
SPBE tersebut, wartawan memasukan informasi dari pihak-pihak yang
terkait. Karena sudah jelas bahwa yang terlibat dalam konflik disini adalah
warga Dukuh Pamot dengan PT Capital Realm Indonesia, maka dalam
pemilihan narasumbernya pun diambil secara seimbang. Ada pun
penambahan informasi dari pihak lain, sebagaimana diketahui bahwa
persoalan tersebut juga menyangkut kepentinggan Pemerintah Kota
125
Salatiga, sebagai kelengkapan data maka wartawan disini juga melakukan
wawancara kepada pihak-pihak yang berada di struktur pemerintahan.
Baik itu Wali Kota, kantor bagian perizinan, termasuk juga kepada Dewan
Perwakilan Rakyat sebagai pembuat kebijakan. Selain itu informasi juga
didapat dari sumber lain yaitu press release. Dijelaskan oleh wartawan
bahwa perlu diketahui warga pamot merupakan masyarakat pintar yang
sejak lama dan berkali-kali menggelar protes kepada pemerintah karena
kepentingan publik diabaikan, sehingga bagi mereka press release bukan
hal yang baru, mereka sangat sering membagikannya kepada wartawan.
Bagaimana peristiwa kasus sengketa SPBE Salatiga dipahami,
dimengerti dan kemudian dituliskan kedalam teks pemberitaan tentu hal ini
sangat dipengaruhi oleh banyak hal. Pertama adalah tentang proses
bagaimana wartawan memasukkan informasi sebagai keperluan untuk
menuliskan berita, dimana dalam hal ini wartawan melakukan wawancara
kepada semua pihak, yaitu pihak masyarakat Dukuh Pamot, Pemkot Salatiga
dan juga kepada pihak PT CRI. Kemudian data atau informasi juga didapat
dari adanya press release,
Bagaimana seseorang wartawan memandang orang atau pihak lain
yang kemungkinan besar akan akan berpengaruh terhadap berita yang akan
ditulis. Dalam hal ini adalah bagaimana wartawan suara merdeka
memandang pihak-pihak yang terkait dalam kasus sengketa SPBE di
salatiga, yang diantaranya adalah pihak Pemkot Salatiga selaku pemberi
izin, pihak PT CRI sebagai pengelola SPBE, dan warga Dukuh Pamot
126
kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Salatiga sebagai pihak yang
memprotes keberadaan SPBE di wilayah mereka.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, secara personal wartawan
menilai bahwa masing-masing pihak memiliki hak yang sama dan berperan
sesuai dengan otoritas dan fungsinya. Tidak ada yang salah, yang salah
adalah mereka yang telah melanggar sistem dalam proses pendirian SPBE.
Sementara itu terkait dengan sikap wartawan dalam memandang kasus
tersebut, setuju atau tidaknya terhadap pendirian SPBE di Dukuh Pamot.
Wartawan menyebutkan bahwa apapun bentuknya pendirian SPBE
merupakan bagian dari investasi. Apapun alasannya, investasi harus
didukung karena merupakan bagian dari sistem ekonomi yang dapat
mendukung kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Salatiga. Investasi
SPBE di Pamot tidak salah dan harus didukung. Yang menjadi masalah,
apakah proses pendiriannya benar dan sesuai dengan prosedur yang
ditentukan.
Sementara itu terkait dengan bagaimana wartawan memandang dan
menggambarkan peran dan posisinya. Pandangan mengenai peran yang
harus dijalankan seorang wartawan sedikit banyak akan berpengaruh juga
dalam pemberitaannya. Sejak awal wartawan sudah mencium ada
ketidakberesan dalam proses pendirian SPBE, namun hal itu belum ditulis.
Wartawan mulai menulis ketika masyarakat telah bergerak. Artinya ada aksi
(SPBE) yang tidak disenangi warga dibalas dengan reaksi (warga).
127
Dalam beberapa pemberitaan wartawan mencoba menjadi media
kedua belah pihak untuk menyelesaikan, yaitu dengan memberikan
kesempatan bagi masing-masing pihak untuk menyampaikan pernyataan dan
sikapnya terkait persoalan tersebut. Sehingga porsi pemberitaannya pun
Suara Merdeka cenderung menjadi lebih banyak dibandingkan dengan
media-media lainnya. Kemudian penting atau tidaknya kasus tersebut bagi
wartawan Suara Merdeka, wartawan menyebutkan bahwa pada dasarnya
kasus sengketa SPBE tersebut sangat penting untuk diberitakan, alasannya
adalah karena karena peristiwa tersebut sangat berkaitan dengan kepentingan
masyarakat utamanya masyarakat Dukuh Pamot. Dan yang paling penting
disini adalah wartawan tidak memberitakan kasus sengketa SPBE tersebut
karena untuk kepentingannya sendiri, terlebih lagi warga Dukuh Pamot
merupakan masyarakat yang cerdas Sehingga dalam memberitakan kasus
tersebut Suara Merdeka akan lebih berhati-hati, objektif dan berimbang.
4.1 Analisis Sosial
Dimensi ketiga dari analsisis Van Dijk adalah analisis sosial.
Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat,
sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan
meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi
dalam masyarakat. Menurut Van Dijk dalam analisis mengenai masyarakat
ada dua poin penting: kekuasaan (power) dan akses (acces).
Dalam penelitian ini akan diuraikan penelitian bagaimana dimensi
sosial masyarakat mampu menjawab wacana apa yang muncul dalam 16
128
pemberitaan oleh harian Suara Merdeka terkait dengan kasus sengketa SPBE
di Salatiga.
4.3.1 Praktik Kekuasaan
Dalam analisis wacana kritis, wacana tidak dipahami semata-
mata sebagai kajian bahasa. Analisis wacana kritis memang
menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis. Hasilnya bukan
untuk memperoleh gambaran dari aspek kebahasaan, melainkan
menghubungkannya dengan konteks. Hal ini berarti bahwa bahasa
dipergunakan untuk tujuan dan praktek tertentu, termasuk di
dalamnya praktik kekuasaan. Van Dijk mendefinisikan kekuasaan
tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok
(atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain.
Kekuasaan ini biasanya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-
sumber yang bernilai,seperti uang, status, dan pengetahuan. Selain
berupa kontrol yang bersifat langsung dan fisik, kekuasaan itu
dipahami oleh Van Dijk, juga berbentuk persuasif: tindakan seorang
untuk secara tidak langsung mengontrol dengan jalan mempengaruhi
kondisi mental, seperti kekayaan, sikap, dan pengetahuan. Analisis
wacana memberikan perhatian yang besar terhadap apa yang disebut
sebagai dominasi, juga memberi perhatian atas produksi leawat
legitimasi melalui bentuk kontrol pikiran. Secara umum dianalisis
129
bagaimana proses produksi itu secara umum dipakai untuk
membentuk kesadaran dan konsensus.
Kemudian dalam pandangan kritis media bukanlah entitas ang
netral, tetapi bisa dikuasai oleh yang dominan. Media dipengaruhi
oleh prasangka, retorika dan propaganda. Paradigma tersebut yakin
bahwa media adalah sarana bagi kelompok dominan (yang kuasa)
untuk mengontrol kelompok yang tidak dominan (dikuasai) dan
memarjinalkan mereka dengan menguasai dan mengontrol media.
Media disini dipandang sebagai arena perang antar kelas. Ia adalah
sarana diskusi publik, yang masing-masing kelompok sosial tersebut
saling bertarung saling menyajikan perspektif dengan cara
memberikan penekanan terhadap suatu persoalan. Targetnya adalah
pandangannya dapat diterima oleh publik (Eriyanto, 2011 : 38).
Dalam analisis sosial, Dengan didasarkan pada pernyataan Van
Dijk yaitu bahwa kekuasaan ini didasarkan pada kepemilikan
sumber-sumber yang bernilai, tentu dalam kajian ini yang
dimaksudkan adalah tentang kepemilikan media. Faktor pemilik
media, modal, dan pendapatan media dianggap lebih menentukan
bagaimana wujud isi media. Peristiwa apa saja yang bisa atau tidak
ditampilkan dalam pemberitaan serta kearah mana kecenderungan
pemberitaan sebuah media hendak diarahkan. (Sudibyo, 2001:2).
Suara merdeka berada dibawah kepemilikan pihak swasta yaitu
di bawah naungan Kelompok Suara Merdeka (KSM), terkait degan
130
pemberitaan kasus sengketa SPBE di Salatiga dimana untuk
mengetahui adanya praktik kekusaan yang dimainkan oleh pihak-
pihak yang terlibat di dalamnya yang antara lain adalah PT. Capital
Realm Indonesia (PT. CRI) sebagai pengelola SPBE, Warga Dukuh
Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Salatiga sebagai
pihak yang menolak keberadaan SPBE di wilayah mereka dan Pihak
Pemerintah Kota Salatiga selaku pemberi izin pendirian SPBE
kepada pihak PT Capital Realm Indonesia. Hal ini akan nampak
dari bagaimana hubungan masing-masing dengan Pihak Suara
Merdeka. Akan tetapi dari hasil penelusuran yang dilakukan tidak
ditemukannya sumber yang menyatakan bahwa pihak-pihak tesebut
yang memiliki hubungan kerjasama dengan pihak managemen Suara
Merdeka . Ini artinya kontrol yang dapat mereka lakukan terhadap
pihak Suara Merdeka akan relatif lebih kecil dengan demikian media
tidak lagi menjadi sarana legitimasi kekuasaan, sekaligus pula
sebagai kontrol wacana publik oleh salah satu kelompok terhadap
kelompok lain yang sedang berseturu.
Selain unsur kedekatan kepada pemilik media, kekuasaan bisa
juga didasarkan pada kekuatan uang. Karena denga uang yang
dimilikinya, suatu pihak tertentu bisa melakukan pengendalian
terhadap pemberitaan. Tetapi hal tersebut sangat tergantung pada
idealisme wartawan atau pemilik media. Berdasarkan penelusuran
terhadap kasus ini, penulis tidak menemukan tanda-tanda adanya
131
praktik pengendalian berita terhadap kasus ini. Berdasarkan
keterangan yang diperoleh dari wartawan Suara Merdeka, bahawa
pihaknya tidak pernah menerima uang dari pihak terkait dalam kasus
ini. Alasannya, selain sisi idealisme seorang wartawan kasus
sengketa SPBE ini memrupakan kasus besar yang telah menarik
perhatian publik utamanya masyarakat sekitar yang menyoal
keberadaan SPBE tersebut. Untuk itu pemberitaanya pun harus
sesuai dengan fakta di lapangan, berimbang dan tidak memihak
sebagaimana mestinya sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalisme.
Sementara itu terkait kontrol pemerintah terhadap media, sejak
diberlakukannya UU No 40 tahun 1999 tentang pers, ini memberi
jaminan kepada media untuk menyajikan informasi kepada
masyarakat dengan bebas bertanggung jawab dengan tanpa ada
tekanan dan pembatasan dari kebijakan pemerintah yang sedang
berkuasa. Lain halnya dengan masyarakat, dimana undang-undang
tentang kebebasan pers tersebut diatas memberikan kesempatan bagi
mereka untuk ikut memberikan ketentuan dalam masalah-masalah
pokok yang mengenai kehidupannya dan termasuk didalamnya
menilai kebijkan Pemerintah yang tidak sesuai dengan apa yang
mereka harapkan. Sehigga media dituntut untuk menyajikan laporan
tentang kejadian sehari-hari secara jujur, mendalam, cerdas dan
menjadi forum pertukaran komentar dan kritik mengenai persoalan
yang sedang terjadi dalam masyarakat.
132
Demikian halnya dalam kasus sengketa SPBE di Salatiga,
dimana harian Suara Merdeka dapat memberikan sajian berita dan
informasi yang berimbang dengan tanpa ada tekanan dan pengaruh
dari pihak pemerintah setempat. Bahkan didalamnya pun juga
memuat berbagai komentar, pernyataan sikap dan kritik dari masing-
masing pihak yang terlibat dalam persoalan tersebut termasuk juga
kepada Pemerintah Kota Salatiga. Sehingga apa yang dicita-
citakannya sejak awal yaitu menjadi media informasi yang
Independen, Objektif, Tanpa Prasangka nyata terwujud di tengah-
tengah kehidupan masyarakat.
4.3.2 Akses Atas Media
Analisis Wacana dan Van Dijk memberi perhatian besar pada
akses. Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar
dibandingkan denga kelompok yang tidak berkuasa, oleh karena itu
mereka lebih berkuasa mempunyai kesempatan yang lebih besar
untuk mempunyai akses pada media dan kesempatan lebih besar
untuk mempengaruhi kesadaran khalayak (Eriyanto, 2001:273) .
Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk
mengontrol kesadaran khalayak lebih besar tetapi juga menentukan
topik pada isi wacana apa yang dapat disebarkan.
Dalam pemberitaan koran Suara Merdeka terhadap kasus
sengketa SPBE di Salatiga, bahwa dari beberapa media lainya, yang
disini penulis mengkategorikannya sebagai media lokal, Suara
133
Merdeka lah yang paling banyak meberitakankan dibanding dengan
media-media lainya seperti Wawasan, Solo Pos, Kedaulatan Rakyat
dan media-media lainnya yang tidak disebutkan. Dari data yang
diperoleh, Terhadap kasus sengketa SPBE tersebut Wawasan
menampilkan lima kali pemberitaan, Solo Pos delapan pemebritaan,
Kedaulatan Rakyat tujuh kali pemberitaan dan Suara Merdeka lah
yang paling banyak yaitu ada enam belas kali pembeitaan.
Suara Merdeka yang melalui pemberitaannya memberikan
ruang dan kesempatan secara berimbang kepada pihak-pihak terkait
untuk berbicara menyampaikan sikapnya. Sehingga dalam
pemberitaannya pun cenderung lebih banyak menampilkan
komentar-komentar dan pernataan dari masing-masing pihak
berkenaan dengan kasus tersebut. Dari pihak masyarakat misalnya,
menyatakan tentang kekhawatirannya terkait dengan keberadaan
tabung gas yang berkapasitaskan 50 ton di tempat itu. Mereka
menganggap bahwa itu sama halnya dengan menyimpan bom waktu
yang kapan saja bisa meledak dan membahayakan masyarakat.
Terlepas dari itu mereka juga menyampaikan bahwa dalam
pendirianya mereka merasa sama sekali belum pernah memberikan
ijin kepada pihak PT Capital Realm Indonesia, dengan demikian
bahwa tentang penolakan mereka terhadap keberadaan SPBE
tersebut sudah merupakan harga mati, dan mereka terus menuntut
134
kepada Wali Kota John Manuel Manoppo untuk mencabut izin dan
segera menutupnya.
Dilain Pihak, yaitu PT CRI sebagai pengelola SPBE juga
menyampaikan sikapnya terkait aksi demo yang dilakukan oleh
warga Dukuh Pamot, terhadap kekhawatiran warga setempat,
pihaknya menyatakan bahwa standar pengamanan yang dipakai
untuk mendirikan SPBE tersebut sudah sesaui dengan standar yang
ditentukan oleh PT PERTAMINA sehingga masyarakat tidak perlu
merasa ketakutan yang berlebihan. Selan itu PT CRI juga
menyatakan bahwa dalam pendirian SPBE tersebut pihaknya juga
sudah melaui proses perizinan yang ditentukan artinya semua
perizinan yang diperlukan sudah terpenuhi semua.
Demikian halnya dengan Pemerintah Kota Salatiga, ada banyak
sekali yang pihaknya sampaikan melalui pemebritaan tersebut.
Menyangkut soal pendirian SPBE tersebut, bahwa Pemkot Salatiga
sangat mendukung adanya ivestasi hal itu akan disebabkan karena
akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat Kota
Salatiga. Selain itu pihak pemkot beberapa kali menyatakan bahwa
pendirian SPBE di Dukuh Pamot merupakan tindaklanjut dari
program Pemerintah Pusat yaitu tentang konversi minyak ke Gas.
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Salatiga minimal harus ada dua SPBE yang satu di utara
dan yang satunya lagi di sebelah selatan sehingga pihak Pemkot juga
135
PT CRI terus berharap kepada masyarakat Dukuh Pamot agar
keberadaan SPBE di tempat itu untuk bisa segera beroperasi.
Dari paparan tersebut diatas jelas sekali bahwa masing-masing
kelompok yang terkait dalam sengketa pendirian SPBE di Salatiga,
mamemiliki ruang dan kesempatan yang sama untuk mempunyai
akses kepada media, yang dalam hal ini adalah harian suara merdeka.
Artinya pihak Suara Merdeka berperan sebagai moderator yaitu
dengan memberikan ruang dan kesempatan dengan porsi yang sama
atau berimabang bagi masing-masing pihak untuk berkometar,
memberikan kritik dan menyatakan sikapnya terkait dengan
persoalan tersebut, dengan demikian tidak ada kelompok yang lebih
mendominsi dan tidak ada juga yang tidak memiliki kesempatan
untuk mempunyai akses kepada media.