BAB IV HASIL PENELITIAN -...

72
64 BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis mengambil semua pemberitaan yang ditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE tersebut, yaitu periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember. Pemberitaan tersebut berisikan tentang segala peristiwa terkait dengan aksi penolakan warga Dukuh Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Salatiga terhadap keberadaan Stasiun Pengisian Bulk (tabung gas) Elpiji milik PT Capital Realm Indonesia (PT CRI) di wilayah mereka. Pada penelitian ini penulis membaginya kedalam tiga tahapan. Pertama, penulis melakukan analisis teks pemberitaan, dalam dimensi teks ini, yang diteliti antara lain adalah meliputi struktur makro, superstruktur dan struktur mikro teks pemberitaan. Penulis memanfaatkan dan mengambil analisis linguistik tentang kosakata, kalimat, proposisi dan paragraf untuk menjelaskan dan memaknai teks berita yang ditampilkan oleh harian Suara Merdeka. Kedua, dengan analisis kognisi sosial, Kognisi sosial merupakan dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi oleh individu/wartawan sebagai pembuat teks berita. Ketiga, Analisis Sosial, yaitu melihat bagaimana teks itu diberitakan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana. Ketiga dimensi inilah yang digunakan oleh penulis untuk

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN -...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis mengambil semua pemberitaan yang

ditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

tersebut, yaitu periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember.

Pemberitaan tersebut berisikan tentang segala peristiwa terkait dengan aksi

penolakan warga Dukuh Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo

Salatiga terhadap keberadaan Stasiun Pengisian Bulk (tabung gas) Elpiji

milik PT Capital Realm Indonesia (PT CRI) di wilayah mereka.

Pada penelitian ini penulis membaginya kedalam tiga tahapan.

Pertama, penulis melakukan analisis teks pemberitaan, dalam dimensi teks

ini, yang diteliti antara lain adalah meliputi struktur makro, superstruktur

dan struktur mikro teks pemberitaan. Penulis memanfaatkan dan mengambil

analisis linguistik tentang kosakata, kalimat, proposisi dan paragraf untuk

menjelaskan dan memaknai teks berita yang ditampilkan oleh harian Suara

Merdeka. Kedua, dengan analisis kognisi sosial, Kognisi sosial merupakan

dimensi untuk menjelaskan bagaimana suatu teks diproduksi oleh

individu/wartawan sebagai pembuat teks berita. Ketiga, Analisis Sosial,

yaitu melihat bagaimana teks itu diberitakan lebih jauh dengan struktur

sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu

wacana. Ketiga dimensi inilah yang digunakan oleh penulis untuk

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

65

melakukan kajian analisis wacana kritis terhadap pemberitaan kasus

sengketa SPBE di Salatiga oleh harian Suara Merdeka.

4.1 Analisis Teks Berita

Tabel 4.1

Tabel Elemen Wacana VanDijk

JULI

SM 19/07/2010

Warga Demo Tolak Keberadaan SPBE

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Warga Dukuh Pamot Kelurahan Noborejo

Kecamatan Argomulyo Salatiga, mengadakan

aksi demo menolak keberadaan Stasiun

Pengisian Bulk (tabung gas) Elpiji (SPBE)

diwilayah mereka.

Topik

Super Struktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

warga menilai kebaradaan SPBE yang didirikan

PT Capital Realm Indonesia (PT CRI)

mengancam keselamatan mereka.

Inti dari isi pemberitaan menjelaskan bahwa

warga Dukuh Pamot yang menamakan dirinya

Forum Kerukunan Warga Pamot (Fokermapa)

mengadakan aksi demo yaitu dengan

memblokade jalan masuk SPBE dengan

menggunakan kayu dan bambu.

Disela-sela aksi tersebut, warga juga

Skema

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

66

membubuhkan tanda tangan penolakan pada

kain putih sepanjang 10 meter, yang telah

disediakan. Dijelaskan pula bahwa aksi

masyarakat tersebut dilatarbelakangi oleh

kekawatiran warga terhadap keberadaan SPBE

diwilayah mereka karena seperti akhir-akhir ini

sering terjadinya kasus ledakan gas elpiji di

rumah warga, terlepas dari itu warga juga

merasa jengkel karena didalam pendirian SPBE

tersebut tidak ada ada ijin dari warga sekitar,

dan pembangunannya terkesan ditutup-tutupi.

Dibagian akhir atau penutup memaparkan

pernyataan data pihak pengelola SPBE, yang

mengatakan bahwa aksi demo dari warga

tersebut tidak kepada PT CRI tetapi kepada Wali

Kota.

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain

seperti Warga menilai kebaradaan SPBE yang

didirikan PT Capital Realm Indonesia (PT CRI)

mengancam keselamatan mereka, warga

mengadakan aksi demo. Protes tersebut

didasarkan bahwa industri yang memiliki resiko

tinggi tersebut, tanpa persetujuan warga

setempat.

Dengan detil menjelaskan bahwa dalam aksi

tersebut, wargamemblokade jalan masuk menuju

SPBE dengan bambu, serta membawa sanduk,

Latar, Detil, maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

67

poster, dan keranda yang intinya menolak

keberadaan SPBE di wilayah mereka. warga

sudah berkali-kali menyampaikan protes kepada

SPBE itu.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap wartawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Artinya dalam pemberitaan ini wartawan

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti.

Leksikon

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

68

bersikap netral sebagai komunikator tanpa

memihak kelompok manapun.

Restoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah dengan membuat cetak tebal pada bagian

sub judul yang menjelaskan warga khawatir

SPBE akan sebabkan ledakan

Grafis, metafora,

ekspresi

SM 21/07/2010

Wali Kota Kaget, Izin Terpenuhi Warga Tetap Protes.

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah sosialisasi pengelola SPBE dengan warga

dinilai masih kurang.

Topik

Super struktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga

Pamot terkait pendirian SPBE mengagetkan

Wali Kota Salatiga.

Inti dari isi pemberitaan adalah menjelaskan

Skema

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

69

bahwa Wali Kota menilai sosialisasi pengelola

SPBE dengan warga masih kurang. Ini

berkenaan dengan kekhawatiran warga tentang

resiko meledaknya tabung gas di SPBE tersebut

dibagian akhir atau penutup mejelaskan bahwa

prosedur dan sosialisasi dari SPBE sudah

dilakukan akan tetapi sbagian warga bersikeras

menolaknya.

Struktur mikro Semantik

Makna yang ingin ditampilkan adalah

Sepengetahuan dirinya (walikota), SPBE

tersebut telah melalui proses perijinanan

termasuk warga sekitar, namun kenyataannya

masih ada warga yang tidak setuju.

Agus Pramono, pengelola SPBE

mengungkapkan, pihaknya telah memenuhi

semua prosedur perijinan yang ditentukan.

Sosialisasi dengan warga telah dilakukan

beberapa kali pula. Dia berharap warga tidak

perlu mempermasalahkan beroperasinya SPBE.

Mereka juga memenuhi standar yang ditetapkan

PT Pertamina. Adapun upaya untuk pendekatan

dengan masyarakat akan tetap dilakukan

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

Latar, detil, maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Bentuk

kalimat,koherensi,

kata ganti

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

70

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap watawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga

Dukuh Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun

Pihak PT CRI sebagai pengelola.

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Artinya dalam pemberitaan ini wartawan

bersikap netral sebagai komunikator tanpa

memihak kelompok manapun

Leksikon

Struktur mikro Restoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah dengan membuat cetak tebal pada bagian

sub judul yang menjelaskan bahwa pihak

pengelola SPBE sudah memenuhi standar

Grafis, metafora,

ekspresi

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

71

prosedur dan sosialisasi kepada warga.

OKTOBER

02/10/2010

Masyarakat Pamot Somasi Pemkot

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur makro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah penyampaian somasi oleh warg Pamot

kepada Pemkot Salatiga karena menilai

pemberian izin atas SPBE menyalahi aturan.

Tema

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

pemberian izin dari Pemkot Salatiga terhadap

pendirian SPBE dinilai melanggar hukum, maka

dari itu masyarakat Pamot mengajukan somasi.

Inti dari isi pemberitaan adalah menjelaskan

bahwa Fokermapa menyatakan, masyarakat

Pamot, Noborejo tidak pernah menandatangani

persetujuan untuk pendirian SPBE milik PT CRI

itu. Warga menduga tanda tangan masyarkat

ketika menghadiri undangan lurah noborejo di

rumah salah satu warga, telah disalahgunakan

untuk pengurusan izin pendirian SPBE di Kantor

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT). Tanda

Skema

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

72

tangan kehadiran warga tersebut dipakai untuk

kelengkapan persyaratan pendirian SPBE yakni

untuk izin HO, izin Prinsip, dan lainnya.

Bagian penutup dalam pemberitaan ini adalah

menjelaskan bahwa menurut kepala Kantor

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Darmono

SH menjelaskan, pengurusan pendirian izin

SPBE telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

Sementara Kabag Humas Pemkot Salatiga Drs

Valentino ketika dikonfirmasi menjelaskan

pihaknya belum menerima materi Somasi

tersebut namun tetap akan menindaklanjutinya

kepada pimpinan.

Struktur mikro Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain

seperti pemberian izin dari Pemkot Salatiga

terhadap pendirian SPBE dinilai melanggar

hukum, maka dari itu masyarakat Pamot

mengajukan somasi

Dengan detil menjelaskan bahwa masyarakat

Pamot, Noborejo tidak pernah menandatangani

persetujuan untuk pendirian SPBE milik PT CRI

itu. Warga menduga tanda tangan masyarkat

ketika menghadiri undangan lurah noborejo di

rumah salah satu warga, telah disalahgunakan

untuk pengurusan izin pendirian SPBE di Kantor

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT). Tanda

tangan kehadiran warga tersebut dipakai untuk

Latar, Detil, maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

73

kelngkapan persyaratan pendirian SPBE yakni

untuk izin HO, izin Prinsip, dan lainnya.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap wartawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti

Leksikon

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

74

Artinya dalam pemberitaan ini wartawan

bersikap netral sebagai komunikator tanpa

memihak kelompok manapun.

Restoris

Sebagai bentuk penekanannya adalah Gambar

yang ditampilkan dalam pemebritaan ini antara

lain gambar spanduk yang bertuliskan “SOS

selamatkan jiwa kami”, “Anti SPBE”, Wah

lumayan entuk duit seko CRI iso nggo karaoke 2

th full You know?”. Dan juga spanduk yang

bergambarkan karikatur Wali Kota.

Bentuk penekanan yang lain adalah dengan

membuat cetak tebal pada bagian sub judul,

yang menjelaskan warga berkomitmen menolak

keberadaan SPBE sebab mereka merasa

keberadaan SPBE telah menimbulkan

kekhawatiran dan hidup mereka tidak nyaman.

Grafis, metafora,

ekspresi

SM 04/10/2010

CRI Diminta Alihkan Fungsi Lahan di Pamot.

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

75

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah warga Dukuh Pamot meminta PT Capital

Realm Indonesia (PT CRI) mengalihkan lahan

Stasiun Bolk (tabung gas) elpiji (SPBE) dengan

unit usaha lainnya.

Tema

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan ahwa

warga bersikukuh menolak SPBE, karena

khawatir dengan dampak negatif yang muncul

seperti terjadinya ledakan.

Bagian inti dari isi pemberitaan menjelaskan

bahwa sejak awal warga mengetahui lahan itu

akan dijadikan pabrik mie, tapi kenyataannya

untuk SPBE. Masih dibagian ini juga

diterangkan dari pernyataan pihak SPBE yang

menyatakan bahwa; pihaknya telah memenuhi

prosedur perijinan yang ditentukan. Sosialisasi

telah dilakukan beberapa kali. Berharap warga

tidak perlu mempermasalahkan beroperasinya

SPBE karena standar pengamanan SPBE sesuai

dengan ketentuan standar yang telah ditentukan

oleh PT Pertamina. Sehingga pihaknya

menjamin tidak akan terjadi ledakan seperti

kekhawatiran warga.

Skema

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain Latar, Detil,

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

76

seperti Warga bersikukuh menolak SPBE,

karena khawatir dengan dampak negatif yang

muncul seperti terjadinya ledakan. Awalnya

warga mengetahui lahan itu akan dijadikan

pabrik mie, tetapi kenyataannya untuk SPBE.

Sejumlah karyawan menyesalkan tidak

beroperasinya SPBE, karena mereka sangat

berharap SPBE dapat beroperasi sehingga bila

maju akan berdampak ekonomi terhadap warga

sekitar.

Dengan detil menjelaskan bahwa Sebelumnya,

Agus Pramono, pengelola SPBE

mengungkapkan, pihaknya telah memenuhi

semua proseduur perijinan yang ditentukan.

Sosialisasi telah dilakukan beberapa kali.

Berharap warga tidak perlu mempermasalahkan

beroperasinya SPBE karena standar pengamanan

SPBE sesuai dengan ketentuan standar yang

telah ditentukan oleh PT Pertamina. Sehingga

pihaknya menjamin tidak akan terjadi ledakan

seperti kekhawatiran warga.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

77

tersebut.

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap wartawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Artinya dalam pemberitaan ini wartawan

bersikap netral sebagai komunikator tanpa

memihak kelompok manapun.

Restoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah dengan membuat cetak tebal pada bagian

sub judul yang ingin menjelaskan bahwa

sejumlah karyawan menyesalkan tidak

Leksikon

Grafis, metafora,

ekspresi

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

78

SM 07/10/2010

Pemkot Lambat Selesaikan Kasus SPBE

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema yang ditampilakan dalam pemberitaan ini

adalah pihak DPRD Kota Salatiga akan

mengupayakan pertemuan antara warga Pamot,

pengelola SPBE, Pemkot, dan DPRD karena

persoalan SPBE tersebut dirasa semakin

berlarut-larut.

Topik

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

persoalan pendirian SPBE milik PT CRI bila

makin berlarut-larut maka tidak ada kejelasan

investasi dan keinginan masyarakat.

Inti dari isi pemberitaan tersebut adalah

menjelaskan bahwa perlu adanya mediasi

menjembatani semua pihak yang bersengketa.

Bagian penutup dalam pemberitaan ini

menjelaskan bahawa proses penyelesaian

sengketa SPBE yang berlarut larut menjadi

pelajaran bagi Pemkot.

Skema

beroperasinya SPBE.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

79

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain

seperti Proses penyelesaian kasus penolakan

SPBE yang dinilai lambat mulai menimbulkan

permasalahan. Sehingga tidak ada kejelasan

investasitasi dan keinginan masyarakat.

Dengan detil menjelaskan bahwa sikap antisipasi

masyarakat jangan disepelekan karena selama

ini mereka memiliki hak, untuk

memperbolehkan sebuah usaha atau tidak di

daerah tersebut. Dengan begitu persoalan

tersebut menjadi perhatian Pemkot baik dari sisi

perijinan maupun prosedur pendirian usaha.

Secara prinsip Wali Kota tidak salah

memberikan izin kepada investor. Namun yang

menjadi masalah hingga kini tidak selesai adalah

adanya penolakan warga. Informasi yang

beredar, ketika ada rencana pembelian tanah di

Pamot, akan dipakai untuk usaha atau pabrik mi

instan. Begitu muncul usaha SPBE, warga

kontan menolaknya.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

Latar, Detil, maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

80

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap wartawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Artinya dalam pemberitaan ini wartawan

bersikap netral sebagai komunikator tanpa

memihak kelompok manapun.

Restoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah membuat cetak tebal pada lead berita,

yaitu ingin menjelaskan bahwa DPRD akan

memfasilitasi pertemuan antara warga pamot

Leksikon

Grafis,metafora,eksp

resi

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

81

dengan pihak PT CRI.

SM 17/10/2010

Pemkot Akan Jawab Somasi Warga Pamot

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur makro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah Pemkot akan menggelar pertemuan

dengan warga Pamot dan dalam pertemuan

tersebut jawaban somasi akan disampaikan

secara lisan.

Topik

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

jawaban somasi akan disampaikan secara lisan

dengan menggelar pertemuan dengan warga

Pamot di Pemkot.

Inti dari isi pemberitaan ini adalah menjelaskan

bahwa Pemkot meminta PT CRI untuk

melakukan langkah-langkah bina lingkungan di

Dukuh Pamot. Upaya bina lingkungan tersebut

dengan berbagai cara, yang sekiranya dapat

diterima dan bermanfaat bagi warga Pamot.

Bagian penutup dari pemberitaan ini adalah

menjelaskan bahwa diharapkan, konsep

Skema

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

82

investasi dan pembangunan adalah sama-sama

menguntungkan bagi investor dan masyarakat

sekitar.

Struktur mikro Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain

seperti persoalan di Pamot juga masalah bagi

Pemkot Saltiga daerah yang menjadi kawasan

indutri tersebut sangat diuntungkan dengan

keberadaan investor yang masuk termasuk

SPBE. Yakni dapat meningkatkan kesejahteraan

warga sekitar dari sisi ekonomi.

Pemkot tidak bisa serta merta mencabut izin

pendirian SPBE yang telah melewati proses

sesuai dengan aturan yang ada pemberian izin

terkait kebijakan ramah investasi di Kota

Salatiga, dengan memberikan peluang sebesar-

besarnya kepada investor untuk berusaha. Bila

ada kendala di lapangan maka perlu kearifan

semua pihak untuk menyikapi semua kondisi

tersebut baik dari sisi warga maupun PT CRI

sebagai pemilik SPBE.

permasalahan di Pamot adalah persoalan

komunikasi yang tidak sejalan dari sisi warga

yang tergabung dalam Fokermapa, dengan

pengelolaan SPBE. Kenyataan didaerah lainya

pendirian SPBE bahkan di lingkungan

pemukiman penduduk tidak menjadi masalah,

karena ada hubungan yang sama-sama

menguntungkan antara investor dengan warga

Latar, detil, maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

83

sekitar.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

Kalimat koherensinya adalah Kenyataan

didaerah lainya pendirian SPBE bahkan di

lingkungan pemukiman penduduk tidak menjadi

masalah, karena ada hubungan yang sama-sama

menguntungkan antara investor dengan warga

sekitar.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap watawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

“Ada kebekuan antara warga dengan SPBE

sehingga tidak terjalin komunikasi yang baik.

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti

Leksikon

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

84

Sebaiknya semua sama-sama mengambil

langkah positif untuk keberlangsungan hidup

bersama. Yakni duduk bersama atau mediasi,

antara masyarakat dengan pengelola SPBE”

Kata Drs H Sri Mulyono.

Restoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah membuat cetak tebal pada sub judul

berita, yaitu ingin menjelaskan bahwa

permasalahan di Pamot adalah persoalan

komunikasi yang tidak sejalan dari sisi warga

yang tergabung dalam Fokermapa, dengan

pengelolaan SPBE.

Grafis, metafora,

ekspresi

SM 22/10/2010

Wali Kota Siap Terima Warga Pamot

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur makro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah menjelaskan bahwa Wali Kota Salatiga

Jhon Manoppo SH siap terima warga Pamot

untuk menggelar diskusi terkait dengan

persoalan berdirinya SPBE.

Topik

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

85

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

diskusi antara warga Pamot dengan Pemkot

Salatiga terkait dengan persoalan berdirinya

SPBE antara lain untuk membahas proses

perijinan, factor keamanan, dan lainya.

Inti dari isi pemberitaan tersebut bahwa dari

aspek teknis sesuai yang dikemukakan pihak

yang berkompeten, keberadaan Stasiun Bolk

Elpiji (SPBE) milik PT Capital Realm Indonesia

(PT CRI), tidak ada masalah.

Bagian penutup dalam pemberitaan ini

menjelaskan bahwa warga menghendaki agar

pertemuan tersebut diadakan di Pamot Noborejo.

Pertemuan itu membahas penolakan warga

terhadap SPBE. Dan warga juga berharap agar

Wali Kota dapat hadir dalam pertemuan

tersebut. Bila pertemuan berlangsung di Pemkot

dan hanya mengundang beberapa wakil warga,

masyarakat menolaknya.

Skema

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain

seperti Pertemuan tersebut tentunya untuk

berdiskusi dengan warga Pamot, terkait dengan

berdirinya SPBE, proses perijinan, factor

keamanan, dan lainnya.

Aspek teknis sesuai yang dikemukakan pihak

Latar, detil,

maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

86

yang berkompeten, keberadaan Stasiun Bolk

Elpiji (SPBE) milik PT Capital Realm Indonesia

(PT CRI), tidak ada masalah. Kepada Suara

Merdeka, orang nomer satu di Pemkot Salatiga

itu juga mengaku, belum menemukan alesan

sangat objektif, kenapa masyarakat Dusun

Pamot menolak keberadaan SPBE tersebut.

Pemkot tidak bisa serta merta mencabut ijin

pendirian SPBE yang melewati proses sesuai

peraturan yang ada. Pemberian ijin terkait

kebijakan ramah investasi di Kota Salatiga,

dengan memberikan peluang yang sebesar-

besarnya kepada investor untuk berusaha. Bila

ada kendala dilapangan, maka perlu kearifan

semua pihak untuk menyikapi kondisi tersebut.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut

Kalimat koherensinya adalah Warga berharap

agar Wali Kota dapat hadir dalam pertemuan

tersebut. Bila pertemuan berlangsung di Pemkot

dan hanya mengundang beberapa wakil warga,

masyarakat menolaknya.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

Bentuk kalimat,

koherensi, kata

ganti

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

87

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap wartawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

Bila ada kendala dilapangan, maka perlu

kearifan semua pihak untuk menyikapi kondisi

tersebut.

Restoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah membuat cetak tebal pada sub judul

berita, yaitu ingin menjelaskan bahwa secara

prinsip SPBE milik PT Capital Realm Indonesia

tidak ada masalah dalam perizinan lokasi yang

telah dikeluarkan Pemkot

Leksikon

Grafis, metafora,

ekspresi

SM 28/10/2010

Pemkot Kecewa Warga Tak Penuhi Undangan

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur makro Tematik

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

88

Pertemuan yang seharusnya menjadi media baik

dari PT CRI, PT Pertamina, Camat Argomulyo,

Lurah Noborejo dan SKDP terkait, tidak dihadiri

oleh warga Pamot sehingga menimbulkan

kekecewaan dipihak Pemkot.

Topik

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

sesuai dengan undangan Pemkot, pertemuan

tersebut dijadwalkan pada pukul 09.00, tetapi

setelah ditunggu hingga pukul 11.00 warga tak

juga hadir. Pertemuan itu direncanakan

menghadirkan warga untuk berdialog dengan

Wali Kota Jhon Manoppo SH diruang siding III

Pemkot. Pertemuan menghadirkan pula PT CRI

yang mengelola SPBE PT Pertamina, Camat

Argo Mulyo, Lurah Noborejo, dan SKDP

terkait.

Inti dari pemberitaan adalah tentang pihak

Pemkot mengundang sekitar 40 warga Pamot

untuk hadir dalam pertemuan itu. Undangan

berjumlah 40 warga tersebut bukan pembatasan

melainkan karena keterbatasan tempat diruang

siding III. Selain itu bila jumlah dialog terlalu

banyak justru tidak efektif.

Penutup dalam pemberitaan ini menuliskan

tentang persoalan pendirian SPBE di Pamot

semakin pelik karena setelah lebih dari tiga

bulan berdiri, SPBE yang telah mendapatkan ijin

Skema

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

89

pendirian dari Pemkot Salatiga belum juga

beroperasi. Sejumlah warga Pamot juga

diperiksa Polisi terkait aksi perbuatan tidak

menyenangkan karena membuat barikade

menutup jalan menuju SPBE.

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain

seperti Pemkot Salatiga merasa dikecewakan

oleh warga Pamot karena tidak menghadiri

undangan yang telah dilayangkan pada selasa

(26/10).

Seharusnya tidak ada alesan bagi warga Pamot

untuk menolak undangan tersebut menurut

Prasetyo, undangan sudah disampaikan (26/10)

telah ada tanda terima dari warga bernama

Budiono rabu (27/10) pagi. Atas ketidakhadiran

warga tersebut Pemkot merasa kecewa dan

menyangkan sikap warga tersebut. Dia

menjelaskan, pihaknya menundang sekitar 40

warga Pamot untuk hadir dalam pertemuan itu.

Undangan berjumlah 40 warga tersebut bukan

pembatasan melainkan karena keterbatasan

tempat diruang sidang III.

Pertemuan yang seharusnya menjadi media

untuk menyelesaikan persoalan keberadaan

SPBE di Pamot yang diadakan oleh Pemkot

tidak dihadiri oleh warga Pamot itu sendiri,

sehingga menimbulkan kekecewaan dipihak

Pemkot.

Latar, detil, maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

90

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap wartawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Retoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

Bentuk kalimat,

koherensi, kata ganti.

Leksikon

Grafis, metafora,

ekspresi

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

91

adalah membuat cetak tebal pada sub judul

berita, yaitu ingin menjelaskan bahwa undangan

yang diterima sangat mendadak dan warga

belum siap.

NOVEMBER

SM 01/11/2010

DPRD Agendakan Pembentukan Pansus SPBE

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Mikro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah agenda pembentukan Pansus oleh DPRD

terkait dengan penyelesaian pendirian SPBE di

Dukuh Pamot, Kelurahan Noborejo, Kecamatan

Argomulyo, Salatiga.

Topik

Superstuktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

agenda pembentukan Pansus tersebut masuk

dalam rencana kegiatan yang sedang

dipersiapkan Badan Musyawarah (Banmus)

DPRD.

Inti dari isi pemberitaan ini adalah menjelaskan

bahwa persoalan pendirian SPBE telah berlarut-

larut terjadi sehingga membuat ketidak jelasan

semua pihak baik investor SPBE dan

Skema

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

92

masyarakat. Bagian penutup dalam pemberitaan

ini adalah menjelaskan bahwa sesuai surat

Mendagri dan Gubernur, pemerintah Kabupaten

atau Kota harus mendukung program konversi

minyak tanah ke gas, yakni memberikan

kemudahan dalam proses pengurusan izin dan

kelancaran berusaha.

Struktur Mikro

Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain

seperti Persoalan yang tidak kunjung usai antara

PT Capital Realm Indonesia (PT CRI) Dengan

warga Pamot terkait dengan pendirian SPBE

membuat DPRD mengagendakan pembentukan

Panitia Khusus (Pansus).

Persoalan itu pun tidak lepas dari pihak pemkot

Salatiga selaku pemberi Izin dan aparatur

pemerintah

Untuk itu perlu kearifan semua pihak untuk

bersama-sama mencari jalan keluar sengketa itu.

Dijelaskannya, pendirian SPBE telah berlarut-

larut terjadi sehingga membuat ketidakjelasan

semua pihak baik investor SPBE dan

masyarakat.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

Latar, detil,

maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Bentuk kalimat,

koherensi, kata

ganti

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

93

tersebut.

Kalimat koherensinya adalah, Dijelaskannya,

pendirian SPBE telah berlarut-larut terjadi

sehingga membuat ketidakjelasan semua pihak

baik investor SPBE dan masyarakat. Untuk itu

Teddy berharap perlu adanya mediasi yang

menjembatani semua pihak yang bersengketa.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap watawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

Untuk itu perlu kearifan semua pihak, untuk

bersama-sama mencari jalan keluar sengketa

warga itu.

Retoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah membuat cetak tebal pada sub judul

berita, yaitu ingin menjelaskan ada beberapa

persoalan yang harus ditindaklanjuti dan perlu

Leksikon

Grafis, metafora,

ekspresi

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

94

SM 30/11/2010

CRI: Upaya Damai Masih Berlanjut

ditelusuri pansus.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

95

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Strutur Makro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah pihak PT CRI terus mengupayakan

penyelesaian secara kekeluargaan kepada warga

Dukuh Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan

Argomulyo Salatiga. Kerena itu jalan terbaik

daripada dilanjutkan ke hukum atau pengadilan.

Topik

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

hingga saat ini PT CRI tetap proaktif melakukan

pendekatan dengan warga dan telah

merencanakan pertemuan dalam pekan ini.

Inti dari isi berita ini adalah menjelaskan bahwa

PT CRI terus mengupayakan penyelesaian

secara kekeluargaan kepada warga Dukuh

Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan

Argomulyo Salatiga. Kerena itu jalan terbaik

daripada dilanjutkan ke hukum atau pengadilan.

Dalam pemberitaan ini sebagai penutupnya

adalah menjelaskan bahwa pemeriksaan yang

dilakukan oleh polisi terhadap warga terkait

sejumlah masih dalam taraf penyelidikan dan

dijelaskan pula pihak PT CRI tidak untuk

menutup SPBE karena itu merupakan program

pemerintah untuk mengganti minyak tanah

dengan gas.

Skema

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

96

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain

seperti PT Capital Realm Indonesia (PT CRI)

sebagai pengelola Stasiun Pengisian Bulk

(tabung gas) Elpiji (SPBE) menolak anggapan

bahwa upaya penyelesaian secara kekeluargaan

sengketa dengan warga Dukuh Pamot,

Kelurahan Noborejo, Kecamatan Argomulyo

telah gagal.

Ditambahkan justru sekarang ini pihaknya

mencari solusi damai dengan warga Pamot dan

tidak membawanya kasus ini ke ranah hukum.

Rencananya Jum’at mendatang akan digelar

pertemuan dengan warga Dukuh Pamot. Untuk

kepastian menggelar pertemuan itu, PT CRI

masih menunggu kesepakatan waktu antara

warga dengan perangkat kelurahan dan

kecamatan setempat.

Dalam pertemuan dengan warga untuk

mengetahui apa keinginan warga yang menolak,

kemudian dicari solusi penyelesaian secara

musyawarah. Namun bila menutup SPBE jelas

tidak mungkin, karena keberadaan SPBE Pamot

merupakan hasil survey kebutuhan PT

Pertamina dan pemerintah, bahwa di salatiga

butuh dua SPBE. Keberadaan SPBE itupun

melaksanakan program pemerintah untuk

menggganti minyak tanah ke gas.

Sintaksis

Latar, detil,

maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

97

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

Kalimat koherensinya adalah menjelaskan, bila

menutup SPBE jelas tidak mungkin, karena

keberadaan SPBE Pamot merupakan hasil

survey kebutuhan PT Pertamina dan pemerintah,

bahwa di salatiga butuh dua SPBE. Keberadaan

SPBE itupun melaksanakan program pemerintah

untuk menggganti minyak tanah ke gas.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap watawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Bentuk kalimat,

koherensi, kata

ganti

Leksikon

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

98

Restoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah membuat cetak tebal pada sub judul

berita, yaitu ingin menjelaskan pemeriksaan

yang dilakukan oleh polisi terhadap masyarakat

terkait dengan sejumlah aksi masih dalam taraf

penyelidikan.

Grafis, metafora,

ekspresi

DESEMBER

SM 02/12/2010

Pemkot Dukung PT CRI Gelar Dialog

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah Pemkot dukung upaya PT capital Realm

Indonesia (PT CRI) menggelar dialog dengan

warga Pamot. Melalui dialog tersebut

diharapkan dapat menjernihkan sengketa warga

Topik

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

99

dengan pengelola SPBE di wilayah Argomulyo.

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

Pemkot Salatiga mendukung upaya PT Capital

Realm Indonesia (PT CRI) sebagai pengelola

SPBE di Dukuh Pamot untuk menggelar dialog

dengan warga.

Inti dari isi berita ini menjeskan bahwa dialog

antara PT CRI dengan warga pamot adalah

untuk mencari solusi berbagai hal yang

dijadikan persoalan oleh warga terhadap

keberadaan SPBE.

Bagian penutup menjelaskan Pemkot akan

memfasilitasi pertemuan akan kedua belah pihak

agar saling berkomunikasi dan menyelesaikan

segera.

Skema

Superstruktur Semantik

Makna yang ingin ditampilkan antara lain

seperti Pemkot Salatiga melalui Kantor

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT)

mendukung upaya PT Capital Realm Indonesia

(PT CRI) sebagai pengelola Stasiun pengisian

Bulk (tabung gas) Elpiji (SPBE) di Dukuh

Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan

Argomulyo, yang akan menggelar dialog dengan

warga.

Kalimat detilnya menjelaskan bahwa dialog

Latar, detil,

maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

100

tersebut untuk mencari solusi berbagai hal yang

dijadikan persoalan oleh warga terhadap

keberadaan SPBE. Dari permasalahan yang ada

tentunya akan diselesaikan setahap demi

setahap. Menurut Valentino, bila PT CRI

bijaksana dalam memberikan penjelasan kepada

warga soal keberadaan SPBE itu, maka

diharapkan kedua belah pihak dapat saling

memahami kondisi yang ada.

Maksud yang ditekankan adalah Pemkot

melalui perangkat lurah maupun camat

setempat, akan memudahkan dan memberikan

fasilitas pertemuan dalam membuka komunikasi

kedua belah pihak yang bersengketa, kemudian

terhadap upaya yang dilakukan oleh panitia

khusus (Pansus) “SPBE Pamot” DPRD kota

Saltiga, diharapkan pula dapat menyelesaikan

permasalahan itu dengan baik. Artinya ada

kesepakatan bersama antar PT CRI dan warga

Pamot untuk menunjang perekonomian dan

investasi di Pamot.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

Bentuk kalimat,

koherensi, kata

ganti

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

101

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap watawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

Melalui dialog tersebut diharapkan dapat

menjernihkan sengketa warga dengan pengelola

SPBE di wilayah Argomulyo.

Retoris

Sebagai bentuk penekanan dalam pemberitaan

ini adalah dengan menampilkan Foto, dalam

foto tersebut yang ditonjolkan adalah gambar

barikade beton yang dibuat untuk menutup jalan

akses masuk ke SPBE, sebagai simbol ketidak

setujuan atas keberadaan SPBE di wilayah

mereka.

Selain itu juga dengan membuat cetak tebal pada

sub judul yang menerangkan bahwa alam

pemberitaannya data-data diperoleh dari Balai

Kota Salatiga.

Leksikon

Grafis, metafora,

ekspresi

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

102

SM 10/12/2010

Pertemuan Pembahasan SPBE Buntu

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah pertemuan warga dengan PT Capital

Realm Indonesia (CRI) sebagai pengelola SPBE

di Balai Kelurahan Noborejo Kecamatan

Argomulyo Salatiga,tidak mengasilkan

kesepakatan. Hal tersebut dikarenakan warga

menilai, apa yang disampaikan sudah sangat

terlambat, karena persoalan sekarang warga

sudah menolak SPBE berdiri.

Topik

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

pertemuan antara warga Pamot dengan PT CRI

sebagai pihak pengelola Stasin Pengisian Bulk

(tabung gas) Elpiji yang juga dihadiri oleh

Panitia khusus (Pansus) “SPBE Pamot” DPRD

Kota Salatiga, mengalami jalan buntu. Perteman

yang dihadiri puluhan warga Pamot tersebut

hanya berlangsung 30 menit. Upaya PT CRI dan

Pansus meminta masukan warga alas an

menolak keberadaan SPBE, tidak mendapat

tanggapan warga.

Inti dari isi pemberitaan tersebut menjelaskan

bahwa warga menilai apa yang disampaikan PT

Skema

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

103

CRI melalui kuasa hukumnya Heru Whismanto

SH layaknya sosialisasi sudah sangat terlambat,

karena persoalan sekarang warga sudah menolak

SPBE. Pertemuan itu seharusnya disampaikan

sebelum SPBE berdiri. Sedangkan kondisi

sekarang warga sudah tidak menerima

keberadaan SPBE. Warga bersikukuh SPBE

harus ditutup izin usahanya dan dialihkan untuk

kegiatan lainnya. Sebab informasi awal saat

investor masuk adalah hendak mendirikan

pabrik mie instan. Meskipun pertemuan

berujung deadlock tanpa ada kesepakatan,

namun pihak PT CRI tetap mengupayakan jalan

damai menyelesaikan persoalan itu. Pihak PT

CRI ingin mendengar kreinginan dan alas an

warga menolak keberadaan SPBE. Bila alasan

keamanan akan dijelaskan bahwa semuanya

telah melewati prosedur keamanan yang benar.

Bila dari sisi perizinan sudah jelas telah

melaksanakan izin yang benar pula.

Bagian pentup menerangkan bahwa ketua

Pansus SPBE H Suniprat SH mengungkapkan

bahwa, pertemuan itu gagal mencapai

kesepakatan karena warga sudah menolak

adanya SPBE. Suniprat mengakui karena

pertemuan itu sudah tidak kondusif sehingga

lebih baik ditutupnya.

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ditampilkan antara lain Upaya Latar, detil,

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

104

pertemuan yang dihadiri oleh pihak PT CRI,

pihak Pansus dan warga Pamot Pamot menemui

kebuntuan.

Dalam pertemuan yang juga dihadiri panitia

khusus (Pansus) “SPBE Pamot” DPRD Kota

Salatiga tersebut, warga bersikukuh menolak

SPBE.Pertemuan yang dihadiri puluhan warga

Pamot tersebut hanya berlangsung sekitar tiga

puluh menit.Upaya PT CRI dan Pansus meminta

masukan warga alasan menolak keberadaan

SPBE, tidakmendapatkan tanggapan warga.

Pihak PT CRI dan Pansus yang membuka

pertemuan serta mengupayakan jalan damai

persoalan itu, langsung dipotong warga yang

hadir.

Upaya PT CRI dan Pansus meminta masukan

warga alasan menolak keberadaan SPBE,

tidakmendapatkan tanggapan warga. Pihak PT

CRI dan Pansus yang membuka pertemuan serta

mengupayakan jalan damai persoalan itu,

langsung dipotong warga yang hadir.

Suniprat mengakui karena pertemuan itu sudah

tidak kondusif sehingga lebih baik ditutupnya.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Bentuk kalimat,

koherensi, kata

ganti

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

105

Ada dua kalimat koherensi pertama

menjelaskan, diakuinya, rencana beroperasinya

SPBE sudah molor dari jadwal. SPBE yang

seharusnya dapat beroperasi pada Agustus lalu,

tapi hingga Desember ini belum juga beroperasi.

Kalimat yang kedua adalah,Warga bersikukuh

SPBE harus ditutup dan ijin usahanya dialihkan

untuk kegiatan usaha lainnya. Sebab, informasi

awal saat investor masuk adalah hendak

mendirikan pabrik mie instan.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap wartawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Leksikon

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

106

Retoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah membuat cetak tebal pada sub judul

berita, yaitu ingin menjelaskan pihak CRI

melalui kuasa hukumnya masih tetap berusaha

dan berharap ada solusi damai untuk

penyelesaian masalah tersebut.

Bentuk penekanan lain adalah penulisan kata

dengan cetak miring Deadlock Penulisan

dengan cetak miring tersebut sebagai kata ganti

dari istilah “buntu” dari proses penyelesaian

masalah tersebut

Grafis, metafora,

ekspresi

SM 11/12/2010

Pansus SPBE Hentikan Proses Mediasi

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur makro Tematik

Panitia Khusus (Pansus) SPBE Pamot DPRD

Kota Salatiga menyatakan menghentikan proses

mediasi, penyelesaian sengketa antara PT

Capital Realm Indonesia (PT CRI) sebagai

pengelola SPBE, dengan warga Dukuh Pamot

Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo.

Topik

Superstruktur Skematik Skema

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

107

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

pansus merasa, proses mediasi sudah tidak dapat

dilaksanakan, karena antara warga dan PT CRI

sudah tidak ada titik temu lagi. Selain itu sudah

berlarut-larut.

Inti dari isi pemberitaan ini, Pansus berharap

keleluasaan untuk menyelesaikan sendiri dengan

menggelar pertemuan informal dengan

masyarakat. Namun dalam pertemuan pada hari

rabu, 8 Desember 2011, sepertinya upaya damai

sudah tidak daat dilaksanakan lagi. Sebagian

besar warga pamot, secara sepontan menyatakan

menolak. Pansus menilai bahwa jalan

penyelesaian secara damai sudah tertutup oleh

warga. Sehingga melihat persoalan yang

demikian maka kebijakan soal SPBE akan

diserahkan oleh Pemkot Salatiga.

Di bagian akhir pemberitaan disni wartawan

tidak hanya menuliskan mengenai bagaimana

pansus SPBE menghentikan proses mediasi.

Penyelesaian sengkea antara PT CRI dengan

warga Dukuh Pamot tapi juga diberikan latar

informasi bahwa pansus sudah memberikan

beberapa solusi penyelesaian sengketa dengan

melihat contoh yang terjadi di daerah lain. Tapi

karena sejak awal warga sudah antipati maka

warga akhirnya membuat keputusan final

menolak SPBE. Selain itu dijelaskan pula

mengenai pemberitaan sebelumnya bahwa

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

108

pertemuan antara PT CRI dengan warga ternyata

tidak menghasilkan kesepakatan.

Kemudian dibagian paling akhir atau penutup

wartawan menampilkan pernyataan dari yang

disampaikan oleh Kuasa Hukum PT CRI Heri

Whismanto SH. yang menjelaskan masih adanya

jalan penyelesaian meskipun warga bersikukuh

menolak PT CRI tetap berikhtiar agar

masyarakat dapat membuka kesempatan dialog

kembali untuk penyelesaian damai. Menurutnya,

karena pendirian SPBE sejalan dengan program

pemerintah, maka harus mendapat dukungan

warga.

Struktur mikro Semantik

Makna yang ditampilkan adalah antara lain

Pansus merasa proses mediasi sudah tidak dapat

dilaksanakan karena antara warga dan PT CRI

sudah tidak ada titik temu lagi.

Kuasa hukum PT CRI Heru Whismanto SH

menjelaskan, masih ada jalan penyelesaian

persoalan itu meskipun warga tetap bersikukuh

menolak SPBE. PT CRI tetp berikhtiar agar

masyarakat dapat membuka kesempatan dialog

kembali untuk penyelesaian damai. Menurutnya,

karena SPBE sejalan dengan program

pemerintah, maka harus mendapat dukungan

warga.

Sintaksis

Latar, detil,

maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

109

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

Kalimat koherensinya adalah, Suniprat

mengungkapkan, Pansus tidak memiliki

kepentingan atau mencari keuntungan dalam

persoalan itu. Namun dengan permasalahan

SPBE yang sudah sangat berlarut itu, maka

sepertinya jalan damai tertutup oleh warga.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap watawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola. Artinya dalam

pemberitaan ini wartawan bersikap netral

sebagai komunikator tanpa memihak

kelompok manapun.

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

Bentuk kalimat,

koherensi, kata

ganti

Leksikon

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

110

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Retoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah membuat cetak tebal pada sub judul

berita, yaitu ingin menjelaskan bahwa pihak PT

CRI akan tetap berikhtiar agar masyarakat dapat

diajak berdialog kembali untuk menempuh jalan

damai.

Grafis, metafora,

ekspresi

SM 28/12/2010

Lembaga Ombudsman tindaklanjuti kasus SPBE

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah Lembaga Ombudsman RI Kantor

perwakilan DIY-Jateng telah menindaklanjuti

kasus sengketa warga dengan pengelola Stasiun

Pengisian Bolk (tabung gas) Lpiji (SPBE) yaitu

dengan dilayangkannya surat yang berisikan

permintaan penjelasan terkait dengan proses

perijinan pembangunan SPBE milik PT CRI

kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu

(KPPT) Salatiga.

Topik

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini Skema

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

111

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

tentang tindaklanjut dari Lembaga Ombudsman

RI Kantor DIY-Jateng terhadap kasus sengketa

warga dengan pengelola SPBE di Dukuh Pamot,

Kelurahan Noborejo, Kecamatan Argomulyo.

Tindaklanjut penganganan kasus tersebut

dibuktikan dengan dilayangkannya surat yang

tertanggal 13 Desember, berisi permintaan

penjelasan terkait dengan proses perijinan

pembangunan SPBE milik PT CRI kepada

Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

Salatiga.

Inti dari isi pemberitaan tersebut menjelaskan

tentang 3 hal pertanyaan terkait dengan

pendirian SPBE di Pamot, apakah sesuai dengan

perda, ijin gangguan, maupun memperhitungkan

dampak bagi warga sekitarnya. Lalu apakah

proses perijinan telah mewajibkan adanya

pernyataan atau persetujuan dari tetangga

terdekat yang berbatasan dengan SPBE. Isi surat

terakhir adalah apakah permintaan persetujuan

dari warga sekitar lokasi SPBE sudah dilakukan

dengan benar.

Bagian penutup dalam pemberitaan ini adalah

menerangkan pernyataan dari mantan camat

Sidorejo, kepala kantor kesbanglinmas dan

kabag humas itu menjelaskan, pada prinsipnya

persoalan ijin-ijin SPBE Pamot, sudah tidak ada

masalah dan dilakukan sesuai prosedur dan

mekanisme yang ada.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

112

Struktur mikro Semantik

Makna yang ditampilkan antara lain

Tindaklanjut penanganan kasus tersebut

dibuktikan dengan dilayangkannya surat kepada

Kantor Pelayanan Terpadu (KPPT) Kota

Salatiga.

Surat tertanggal 13 Desember itu berisi

permintaan penjelasan terkait dengan proses

perijinan pembangunan SPBE milik PT CRI.

Dalam surat yang bernomor

0279/KLA/0154.2010/YG11/XII/2010 dan di

tandatangani oleh Kepala Ombudsman RI

perwakilan DIY-Jateng, H.Kardjono

Darmoatmpodjo SH, ada 3 butir yang

dipertanyakan kepada KPPT Kota Salatiga. 3

butir itu, terkait dengan pendirian SPBE di

Pamot, apakah sesuai dengan perda, ijin

gangguan, maupun memperhitungkan dampak

bagi warga sekitarnya. Lalu apakah proses

perijinan telah mewajibkan adanya pernyataan

atau persetujuan dari tetangga terdekat yang

berbatasan dengan SPBE. Isi surat terakhir

adalah apakah permintaan persetujuan dari

warga sekitar lokasi SPBE sudah dilakukan

dengan benar.

Budiono, warga Pamot mengatakan, warga

sebelumnya telah mengirimkan surat kepada

Ombudsman RI, karena upaya mencari

penjelasan dan kejelasan, terkait dengan proses

Latar, detil,

maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

113

perijinan kepada Pemkot Salatiga, mengalami

jalan buntu.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsisipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap watawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Retoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

Bentuk kalimat,

koherensi, kata

Ganti

Leksikon

Grafis, metafora,

ekspresi

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

114

adalah membuat cetak tebal pada lead berita,

yaitu ingin menjelaskan lembaga Ombudsman

RI Kantor perwakilan DIY-Jateng telah

menindaklanjuti kasus sengketa warga dengan

pengelola Stasiun Pengisian Bolk Elpiji (SPBE)

di Dukuh Pamot, Kelurahan Noborejo,

Kecamatan Argomulyo.

SM 29/12/2010

Pemkot Jawab Surat Ombudsman

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

Tema yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah pihak Pemkot Salatiga melalui Kantor

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) akan

menjawab surat dari Ombudsman RI kantor

perwakilan DIY-Jateng.

Topik

Superstruktur Skematik

Alur yang ditampilkan dalam pemberitaan ini

adalah, sebagai pembuka menjelaskan bahwa

pihak Pemkot Salatiga melalui Kantor

Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) akan

menjawab surat dari Ombudsman RI kantor

Skema

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

115

perwakilan DIY-Jateng. Yang mempertanyakan

pembangunan SPBE di Dukuh pamot,

Kelurahan Noborejo, Kacamatan Argomulyo.

Inti dari isi pemberitaan ini adalah menjelaskan

bahwa meski surat ditujukan kepada KPPT

menurut Kepala KPPT untuk menjawab surat itu

harus berkoordinasi, sebab melibatkan berbagai

instansi di Pemkot Salatiga. Terlebih ada

beberapa pihak yang mendapat tembsan

Ombudsman, sepertyi Wali Kota dan Inspektorat

Kota Salatiga.

Ditegaskannya, prosedur dan mekanisme yang

ditempuh dalam proses pembanguunan SPBE

milik PT Capital Realm Indonesia (PT CRI)

sdah sesuuai ketentuan. Termasuk mengenai

pemberian perizinan yang di klaimnya sudah

sesuai ketentuan.

Bagian penutp menerangkan bahwa dalam surat

kepada Ombudsman tersebut, warga

mempertanyakan prosedur dan mekanisme

pembangunan serta perizinan SPBE tersebut.

Struktur mikro Semantik

Makna yang ditampilkan antara lain Pihak

Pemkot Salatiga melalui Kantor Pelayanan

Perizinan Terpadu (KPPT) akan menjawab surat

dari Ombudsman RI kantor perwakilan DIY-

Jateng.

Menurut Kepala KPPT untuk menjawab surat itu

harus berkoordinasi, sebab melibatkan berbagai

Latar, detil,

maksud,

praanggapan,

nominalisasi

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

116

instansi di Pemkot Salatiga. Terlebih ada

beberapa pihak yang mendapat tembsan

Ombudsman, seperti Wali Kota dan Inspektorat

Kota Salatiga.Selain itu Pemkot melalui KPPT

juga sudah menjawab pertanyaan warga melalui

surat. Bahkan beberapa kali pihaknya sudah

memfasilitasi agar warga Pamot bisa berdialog

dengan Wali Kota di Balai Kota. Akan tetapi,

ajakan itu tidak mendapat respon sebagaimana

mestinya, karena warga tidak mau hadir.

Dia memperlihatkan surat tertanggal 20 Oktober

2010 yang ditujukan kepada Ketua Tim Aspirasi

atau Koordinator fokermapa. Hal itu sebagai

salah satu bukti bahwa Pemkot selalu

memberikan perhatian atau jawaban dari

pertanyaan warga Pamot.

Sintaksis

Gaya penulisan teks berita tersebut secara umum

menggunakan bentuk kalimat aktif. Dan

cenderung hanya memaparkan pernyataan dari

masing-masing pihak yang terkait dalam kasus

tersebut.

Kalimat koherensinya adalah Dia

memperlihatkan surat tertanggal 20 Oktober

2010 yang ditujukan kepada Ketua Tim Aspirasi

atau Koordinator Fokermapa. Hal itu sebagai

salah satu bukti bahwa Pemkot selalu

memberikan perhatian atau jawaban dari

pertanyaan warga Pamot.

Bentuk kalimat,

koherensi, kata

gati

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

117

Dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian kata

ganti yang dipilih oleh wartawan untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan

komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau

“kami”. Pada prinsipnya kata ganti digunakan

untuk menunjukkan sikap wartawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi

sikap wartawan juga menjadi sikap komunitas

secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh

Pamot, Pemerintah Kota Salatiga ataupun Pihak

PT CRI sebagai pengelola.

Stilistik

Dalam pemberitaan ini tidak ditemukan

pemilihan kata oleh wartawan yang secara

ideologis dipakai untuk menunjukkan

pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas.

Retoris

Dalam pemebritaan ini tidak disertai gambar

ataupun foto. Sebagai bentuk penekanannya

adalah membuat cetak tebal pada lead berita,

yang ingin menerangkan tentang surat perijinan

terkait dengan pembangunan SPBE.

Leksikon

Grafis, metafora,

ekspresi

Analisis teks berita yang dilakukan adalah untuk menggambarkan

bagaimana beberapa struktur/tingkatan-tingkatan yang masing-masing saling

mendukung. Pertama adalah struktur makro. Ini merupakan makna global

dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat tema atau topik yang

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

118

dikedepankan dalam berita. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur

wacana yang berhubugan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-

bagian teks tersusun ke dalam berita secara utuh. Ketiga, struktur mikro,

adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil dari suatu teks

yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, para frase, dan gambar.

Dari hasil analisis, Pertama adalah struktur makro. Tema teks yang

ditampilkan dari keseluruhan berita tersebut sangatlah variatif, artinya tema

pemberitaan dari setiap edisi selalu tidak sama antara satu dengan yang

lainnya. Tema-tema pemberitaan yang ditampilkan selalu mengandung

maksud dan tujuan agar kasus sengketa tersebut dapat terselesaikan dengan

tanpa menyudutkan pihak manapun, baik itu Pihak PT CRI, Pemkot

Salatiga, ataupun warga Dukuh Pamot. Dan kecenderungan lain yang

menonjol adalah, dalam setiap pemberitaannya selalu mengarah kepada

upaya agar SPBE untuk segera beroperasi, karena hal tersebut sudah

merupakan program dari Pemerintah dan tentunya menyangkut kepentingan

bagi masyarakat utamanya masyarakat kota Salatiga.

Berdasarkan skematik atau superstruktur, dari keseluruhan berita

ada beberapa yang menggunakan diksi pada judul yang langsung dengan

eufeumisme atau penghalusan. Terdapat pula kata dalam judul yang

memiliki muatan metamor, tetapi masih dalam tahap yang dapat dimaknai

secara umum. Pemilihan kata dalam judul tersebut merupakan strategi

media untuk langsung membuat ajakan kepada publik untuk mengikuti

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

119

pemikiran wartawan, . Sementara berdasarkan elemen lead, dari semua

pemberitaan hampir semua menggunakannya.

Secara umum dalam menuliskan berita mutlak haya menampilkan

pernyataan-pernyataan dari masing-masing pihak yang terlibat didalamnya

tanpa memasukan subjektifitas dari wartawan sebagai penulis berita.

Kecenderungan yang lain dapat diamati dari bagaimana cara wartawan

menulis tentang berbagai komentar dari pihak-pihak yang terlibat di

dalamnya dimana dari setiap edisi selalu menampilakan lebih dari dua atau

tiga komentar dari pihak yang berbeda. Ketika pihak satu mengeluarkan

sebuah pernyataan maka pihak yang lain juga menyampaikan pernyataan

sebagai jawaban atau umpan balik berkaitan dengan topik permasalahan

yang sedang dibahas dalam edisi tersebut. Strategi tersebut menunjukkan

bahwa Suara Merdeka hanya ingin memediasi kepada pihak terkait untuk

berdiskusi sebagai upaya dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Stategi

komentar tersebut menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat

memberikan komentar atas suatu peristiwa (Eriyanto, 2008:233).

Bagian isi berita merupakan pernyataan dari pihak tertentu terkait

dengan pokok permasalahan yang sedang dibahasnya. Pada beberapa

pemebritaan, bagian isi ditulis secara panjang dan detil, ini biasanya

pernyataan dari pihak PT CRI atau pun Pemkot Salatiga. Dimana pernyataan

yang disampaikan tersebut berkenaan dengan alasan didirikannya SPBE di

wilayah Dukuh Pamot, baik itu menyangkut Perzinan, standar

pengamanannya, serta dampak positif terhadap perkembangan ekonomi

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

120

masyarakat Salatiga. Sementera itu di bagian penutup selalu berisikan

sanggahan dari pahak satunya terhadap penyataan yang telah dipaparkan

pada bagian isi. Dalam penulisan berita disini, hampir semuanya tidak

diberikan kesimpulan.

Pada tahap struktur mikro, dari segi sematik masing-masin selalu

menghadirkan latar dalam teks berita dimana hal tersebut sebagai pembenar

gagasan yang diajukan dalam suatu teks oleh wartawan. Kemudian dari

beberapa elemen, yang pertama adalah detil, dalam pemberitaan tersebut

selalu memberikan detil . Detil panjang atau pendek ini menunjukkan

kontrol wartawan terhadap suatu peristiwa. Eriyanto (2008:238) mengatakan

bahwa komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang

menguntungkan dirinya atau yang baik. Dan sebaliknya, ia akan

menampilkan informasi dalam jumlah sedikit kalau hal itu merugikan

kedudukannya. Akan tetapi dalam pemberitaan ini berbeda dengan hal

tersebut.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, meskipun selalu diberikan detil

yang panjang pada msing-masing pemberitaan, nampak bahwa apa yang

ingin dilakukan wartawan adalah ingin memberikan kentungan bagi masing-

masing pihak yang terlibat didalamnya, sebagai contoh adalah ketika ia

ingin menuliskan berita tentang aksi demo warga untuk menutup SPBE,

wartawan menyampaikan apa yang menjadi penyebab dan tujuan warga

mengadakan aksi demo, menyampaikan kronologi berlangungnya aksi demo

tersebut, dan atribut-atribut apa saja yang dikenakan oleh warga.

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

121

Dan ketika wartawan menuliskan berita tentang tanggapan Pemkot

Salatiga terhadap persoalan tersebut, dengan panjang dan jelas wartawan

akan menuliskan mengenai alasan mengapa Pemkot Salatiga memberikan

izin pembangunan kepada pihak PT CRI, kebutuhan atas pasokan yaitu

disalatiga minimal harus ada dua SPBE yaitu satu di sebelah utara dan yang

satu di sebelah selatan. Terlepas dari itu dituliskan pula mengenai dampak

perkembangan ekonomi masyarakat terkait dengan keberadaan investor di

Salatiga.

Kemudian ketika menuliskan berita tentang inisiatif apa yang akan

dilakukan oleh PT CRI terkait dengan penyelesaian kasus sengkata SPBE

tersebut, maka yang akan dijelaskan secara panjang lebar adalah bahwa PT

CRI terus berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut secara

kekeluargaan, yaitu akan mengadakan dialog secara langsung dengan warga

setempat, tentang standart pengamanan yang sudah sesuai dengan ketentuan

dari PT PERTAMINA, dijelaskan pula mengenai prosedur-prosedur

perizinan yang sudah ditempuh oleh PT CRI.

Begitupun pada elemen maksud, hampir sama dengan elemen detail,

elemen maksud ini melihat apakah suatu peristiwa tersebut ditampilkan

dengan ekplisit, jelas atau implisit. Secara keseluruhan, dari semua teks

berita tersebut menampilkan informasi secara eksplisit. Baik itu yang

sifatnya menguntungkan ataupun sebaliknya yang secara tidak langsung

dapat menyudutkan pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Kelangsungan

dalam menampilkan teks berita tersebut mengesankan kepada pembaca

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

122

untuk paham dan langsung menggiring pembaca untuk mempunyai

pemikiran seperti wartawan tersebut.

Dalam mendukung makna teks seorang wartawan akan menampilkan

praanggapan, berupa pemberian premis yang dipercaya kebenarannya

sebagai pendukung pendapat yang ada (Eriyanto, 2008:256). Dari semua

data tersebut, Suara Merdeka hanya sedikit menampilkan praanggapan. Dan

praanggapan tersebut merupakan kalimat yang berisikan suatu harapan,

yaitu yang mnyatakan bahwa dengan didirikan SPBE di Dukuh Pamot ini

nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat Salatiga

dan menambahkan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya, sejumlah

karyawan menyesalkan tidak beroperasinya SPBE, karena mereka sangat

beraharap SPBE dapat beroperasi sehingga bila maju akan berdampak

ekonomi terhadap warga sekitar.

Bentuk kalimat pada pemberitaan tersebut banyak menggunakan

kalimat aktif. Strategi ini menunjukkan sebagai wujud penampilan subjek.

Pada beberapa pemebritaan ini ada yang sebagian menggunakan koherensi

kondisional,pembeda dan pengingkaran dalam teks pemberitaannya. Yaitu

membandingkan dengan pendirian SPBE di daerah lain, meskipun

keberadaannya sangat berdekatan dengan pemukiman warga tetapi tidak ada

masalah, berbeda dengan yang ada di Dukuh Pamot. Kata ganti yang

digunakan dalam teks berita, dalam pemberitaan ini tidak ada pemakaian

kata ganti yang dipilih oleh wartawan untuk memanipulasi bahasa dengan

menciptakan komunitas imajinatif. Misalnya “kita” atau “kami”. Pada

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

123

prinsipnya kata ganti digunakan untuk menunjukkan sikap watawan dalam

pemberitaannya. Dimana apa yang menjadi sikap wartawan juga menjadi

sikap komunitas secara keseluruhan, apakah itu warga Dukuh Pamot,

Pemerintah Kota salatiga ataupun Pihak PT CRI sebagai pengelola. Artinya

dalam pemberitaan ini wartawan bersikap netral sebagai komunikator tanpa

memihak kelompok manapun.

Berdasarkan segi stilistika, dari keseluruhan berita hanya ditemukan

satu kata yang menunjukan sebagai leksikon atau diksi, yaitu melaui dialog

tersebut diharapkan dapat menjernihkan sengketa warga dengan pengelola

SPBE di wilayah Argomulyo. Ini artinya bahwa melalui kata tersebut

wartawan ingin menjelaskan kenapa terjadinya kasus sengketa SPBE

tentunya ada sesuatu yang tidak beres sehingga harus ada langkah yang

ditempuh untuk mejernihkan atau membereskan persoalan tersebut.

Selebihnya itu tidak ditemukan lagi pemilihan kata oleh wartawan yang

secara ideologis dipakai untuk menunjukan pemaknaan seseorang terhadap

fakta atau realitas.

Dalam pemberitaan ini tidak menonjolkan strategi grafis sebagai

pendukung isi pesan berita. Hal tersebut terlihat dari bagaimana gambar atau

foto yang ditampilkan cenderung sangat sedikit, itupun hanya sebagai

pelengkap tanpa ada suatu penekanan pesan didalamnya. Grafis lainnya

seperti ukuran huruf yang lebih besar pada sub judul dan lead brita dan

penggunaan huruf miring pada penulisan istilah bahasa asing.

4.2 Analisis Kognisi Sosial

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

124

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada strktur

teks berita saja, tetapi juga bagaimana teks tersebut diproduksi. Proses

terbentuknya teks berita tidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu

dibentuk, proses ini juga memasukkan informasi yang digunakan untuk

menulis dari suatu bentuk wacana tertentu. Seperti dari wawancara, laporan,

atau konferensi pers. Proses situ juga memasukkan didalamnya bagaimana

peristiwa ditafsirkan, disimpulkan, dan dimaknai oleh wartawan yang akan

ditulis dalam sebuah berita.

Dalam pandangan Van Dijk, produksi berita sebagian besar dan

terutama terjadi pada proses mental dalam kognisi seorang wartawan.

Semua proses memahami dan memaknai peristiwa terutama terjadi pada

kognisi sosial wartawan. Oleh karena itu, untuk mengetahui kanapa

pemberitaan oleh Suara Harian Merdeka terhadap kasus sengketa SPBE di

Salatiga cenderung seperti itu, dibutuhkan analisis kognisi sosial untuk

menemukan struktur mental wartawan Harian Suara Merdeka ketika

memahami peristiwa tersebut.

Pada proses terbentuknya teks berita yang menyoal kasus sengketa

SPBE tersebut, wartawan memasukan informasi dari pihak-pihak yang

terkait. Karena sudah jelas bahwa yang terlibat dalam konflik disini adalah

warga Dukuh Pamot dengan PT Capital Realm Indonesia, maka dalam

pemilihan narasumbernya pun diambil secara seimbang. Ada pun

penambahan informasi dari pihak lain, sebagaimana diketahui bahwa

persoalan tersebut juga menyangkut kepentinggan Pemerintah Kota

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

125

Salatiga, sebagai kelengkapan data maka wartawan disini juga melakukan

wawancara kepada pihak-pihak yang berada di struktur pemerintahan.

Baik itu Wali Kota, kantor bagian perizinan, termasuk juga kepada Dewan

Perwakilan Rakyat sebagai pembuat kebijakan. Selain itu informasi juga

didapat dari sumber lain yaitu press release. Dijelaskan oleh wartawan

bahwa perlu diketahui warga pamot merupakan masyarakat pintar yang

sejak lama dan berkali-kali menggelar protes kepada pemerintah karena

kepentingan publik diabaikan, sehingga bagi mereka press release bukan

hal yang baru, mereka sangat sering membagikannya kepada wartawan.

Bagaimana peristiwa kasus sengketa SPBE Salatiga dipahami,

dimengerti dan kemudian dituliskan kedalam teks pemberitaan tentu hal ini

sangat dipengaruhi oleh banyak hal. Pertama adalah tentang proses

bagaimana wartawan memasukkan informasi sebagai keperluan untuk

menuliskan berita, dimana dalam hal ini wartawan melakukan wawancara

kepada semua pihak, yaitu pihak masyarakat Dukuh Pamot, Pemkot Salatiga

dan juga kepada pihak PT CRI. Kemudian data atau informasi juga didapat

dari adanya press release,

Bagaimana seseorang wartawan memandang orang atau pihak lain

yang kemungkinan besar akan akan berpengaruh terhadap berita yang akan

ditulis. Dalam hal ini adalah bagaimana wartawan suara merdeka

memandang pihak-pihak yang terkait dalam kasus sengketa SPBE di

salatiga, yang diantaranya adalah pihak Pemkot Salatiga selaku pemberi

izin, pihak PT CRI sebagai pengelola SPBE, dan warga Dukuh Pamot

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

126

kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Salatiga sebagai pihak yang

memprotes keberadaan SPBE di wilayah mereka.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, secara personal wartawan

menilai bahwa masing-masing pihak memiliki hak yang sama dan berperan

sesuai dengan otoritas dan fungsinya. Tidak ada yang salah, yang salah

adalah mereka yang telah melanggar sistem dalam proses pendirian SPBE.

Sementara itu terkait dengan sikap wartawan dalam memandang kasus

tersebut, setuju atau tidaknya terhadap pendirian SPBE di Dukuh Pamot.

Wartawan menyebutkan bahwa apapun bentuknya pendirian SPBE

merupakan bagian dari investasi. Apapun alasannya, investasi harus

didukung karena merupakan bagian dari sistem ekonomi yang dapat

mendukung kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Salatiga. Investasi

SPBE di Pamot tidak salah dan harus didukung. Yang menjadi masalah,

apakah proses pendiriannya benar dan sesuai dengan prosedur yang

ditentukan.

Sementara itu terkait dengan bagaimana wartawan memandang dan

menggambarkan peran dan posisinya. Pandangan mengenai peran yang

harus dijalankan seorang wartawan sedikit banyak akan berpengaruh juga

dalam pemberitaannya. Sejak awal wartawan sudah mencium ada

ketidakberesan dalam proses pendirian SPBE, namun hal itu belum ditulis.

Wartawan mulai menulis ketika masyarakat telah bergerak. Artinya ada aksi

(SPBE) yang tidak disenangi warga dibalas dengan reaksi (warga).

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

127

Dalam beberapa pemberitaan wartawan mencoba menjadi media

kedua belah pihak untuk menyelesaikan, yaitu dengan memberikan

kesempatan bagi masing-masing pihak untuk menyampaikan pernyataan dan

sikapnya terkait persoalan tersebut. Sehingga porsi pemberitaannya pun

Suara Merdeka cenderung menjadi lebih banyak dibandingkan dengan

media-media lainnya. Kemudian penting atau tidaknya kasus tersebut bagi

wartawan Suara Merdeka, wartawan menyebutkan bahwa pada dasarnya

kasus sengketa SPBE tersebut sangat penting untuk diberitakan, alasannya

adalah karena karena peristiwa tersebut sangat berkaitan dengan kepentingan

masyarakat utamanya masyarakat Dukuh Pamot. Dan yang paling penting

disini adalah wartawan tidak memberitakan kasus sengketa SPBE tersebut

karena untuk kepentingannya sendiri, terlebih lagi warga Dukuh Pamot

merupakan masyarakat yang cerdas Sehingga dalam memberitakan kasus

tersebut Suara Merdeka akan lebih berhati-hati, objektif dan berimbang.

4.1 Analisis Sosial

Dimensi ketiga dari analsisis Van Dijk adalah analisis sosial.

Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat,

sehingga untuk meneliti teks perlu dilakukan analisis intertekstual dengan

meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi

dalam masyarakat. Menurut Van Dijk dalam analisis mengenai masyarakat

ada dua poin penting: kekuasaan (power) dan akses (acces).

Dalam penelitian ini akan diuraikan penelitian bagaimana dimensi

sosial masyarakat mampu menjawab wacana apa yang muncul dalam 16

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

128

pemberitaan oleh harian Suara Merdeka terkait dengan kasus sengketa SPBE

di Salatiga.

4.3.1 Praktik Kekuasaan

Dalam analisis wacana kritis, wacana tidak dipahami semata-

mata sebagai kajian bahasa. Analisis wacana kritis memang

menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis. Hasilnya bukan

untuk memperoleh gambaran dari aspek kebahasaan, melainkan

menghubungkannya dengan konteks. Hal ini berarti bahwa bahasa

dipergunakan untuk tujuan dan praktek tertentu, termasuk di

dalamnya praktik kekuasaan. Van Dijk mendefinisikan kekuasaan

tersebut sebagai kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok

(atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol kelompok lain.

Kekuasaan ini biasanya didasarkan pada kepemilikan atas sumber-

sumber yang bernilai,seperti uang, status, dan pengetahuan. Selain

berupa kontrol yang bersifat langsung dan fisik, kekuasaan itu

dipahami oleh Van Dijk, juga berbentuk persuasif: tindakan seorang

untuk secara tidak langsung mengontrol dengan jalan mempengaruhi

kondisi mental, seperti kekayaan, sikap, dan pengetahuan. Analisis

wacana memberikan perhatian yang besar terhadap apa yang disebut

sebagai dominasi, juga memberi perhatian atas produksi leawat

legitimasi melalui bentuk kontrol pikiran. Secara umum dianalisis

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

129

bagaimana proses produksi itu secara umum dipakai untuk

membentuk kesadaran dan konsensus.

Kemudian dalam pandangan kritis media bukanlah entitas ang

netral, tetapi bisa dikuasai oleh yang dominan. Media dipengaruhi

oleh prasangka, retorika dan propaganda. Paradigma tersebut yakin

bahwa media adalah sarana bagi kelompok dominan (yang kuasa)

untuk mengontrol kelompok yang tidak dominan (dikuasai) dan

memarjinalkan mereka dengan menguasai dan mengontrol media.

Media disini dipandang sebagai arena perang antar kelas. Ia adalah

sarana diskusi publik, yang masing-masing kelompok sosial tersebut

saling bertarung saling menyajikan perspektif dengan cara

memberikan penekanan terhadap suatu persoalan. Targetnya adalah

pandangannya dapat diterima oleh publik (Eriyanto, 2011 : 38).

Dalam analisis sosial, Dengan didasarkan pada pernyataan Van

Dijk yaitu bahwa kekuasaan ini didasarkan pada kepemilikan

sumber-sumber yang bernilai, tentu dalam kajian ini yang

dimaksudkan adalah tentang kepemilikan media. Faktor pemilik

media, modal, dan pendapatan media dianggap lebih menentukan

bagaimana wujud isi media. Peristiwa apa saja yang bisa atau tidak

ditampilkan dalam pemberitaan serta kearah mana kecenderungan

pemberitaan sebuah media hendak diarahkan. (Sudibyo, 2001:2).

Suara merdeka berada dibawah kepemilikan pihak swasta yaitu

di bawah naungan Kelompok Suara Merdeka (KSM), terkait degan

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

130

pemberitaan kasus sengketa SPBE di Salatiga dimana untuk

mengetahui adanya praktik kekusaan yang dimainkan oleh pihak-

pihak yang terlibat di dalamnya yang antara lain adalah PT. Capital

Realm Indonesia (PT. CRI) sebagai pengelola SPBE, Warga Dukuh

Pamot Kelurahan Noborejo Kecamatan Argomulyo Salatiga sebagai

pihak yang menolak keberadaan SPBE di wilayah mereka dan Pihak

Pemerintah Kota Salatiga selaku pemberi izin pendirian SPBE

kepada pihak PT Capital Realm Indonesia. Hal ini akan nampak

dari bagaimana hubungan masing-masing dengan Pihak Suara

Merdeka. Akan tetapi dari hasil penelusuran yang dilakukan tidak

ditemukannya sumber yang menyatakan bahwa pihak-pihak tesebut

yang memiliki hubungan kerjasama dengan pihak managemen Suara

Merdeka . Ini artinya kontrol yang dapat mereka lakukan terhadap

pihak Suara Merdeka akan relatif lebih kecil dengan demikian media

tidak lagi menjadi sarana legitimasi kekuasaan, sekaligus pula

sebagai kontrol wacana publik oleh salah satu kelompok terhadap

kelompok lain yang sedang berseturu.

Selain unsur kedekatan kepada pemilik media, kekuasaan bisa

juga didasarkan pada kekuatan uang. Karena denga uang yang

dimilikinya, suatu pihak tertentu bisa melakukan pengendalian

terhadap pemberitaan. Tetapi hal tersebut sangat tergantung pada

idealisme wartawan atau pemilik media. Berdasarkan penelusuran

terhadap kasus ini, penulis tidak menemukan tanda-tanda adanya

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

131

praktik pengendalian berita terhadap kasus ini. Berdasarkan

keterangan yang diperoleh dari wartawan Suara Merdeka, bahawa

pihaknya tidak pernah menerima uang dari pihak terkait dalam kasus

ini. Alasannya, selain sisi idealisme seorang wartawan kasus

sengketa SPBE ini memrupakan kasus besar yang telah menarik

perhatian publik utamanya masyarakat sekitar yang menyoal

keberadaan SPBE tersebut. Untuk itu pemberitaanya pun harus

sesuai dengan fakta di lapangan, berimbang dan tidak memihak

sebagaimana mestinya sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalisme.

Sementara itu terkait kontrol pemerintah terhadap media, sejak

diberlakukannya UU No 40 tahun 1999 tentang pers, ini memberi

jaminan kepada media untuk menyajikan informasi kepada

masyarakat dengan bebas bertanggung jawab dengan tanpa ada

tekanan dan pembatasan dari kebijakan pemerintah yang sedang

berkuasa. Lain halnya dengan masyarakat, dimana undang-undang

tentang kebebasan pers tersebut diatas memberikan kesempatan bagi

mereka untuk ikut memberikan ketentuan dalam masalah-masalah

pokok yang mengenai kehidupannya dan termasuk didalamnya

menilai kebijkan Pemerintah yang tidak sesuai dengan apa yang

mereka harapkan. Sehigga media dituntut untuk menyajikan laporan

tentang kejadian sehari-hari secara jujur, mendalam, cerdas dan

menjadi forum pertukaran komentar dan kritik mengenai persoalan

yang sedang terjadi dalam masyarakat.

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

132

Demikian halnya dalam kasus sengketa SPBE di Salatiga,

dimana harian Suara Merdeka dapat memberikan sajian berita dan

informasi yang berimbang dengan tanpa ada tekanan dan pengaruh

dari pihak pemerintah setempat. Bahkan didalamnya pun juga

memuat berbagai komentar, pernyataan sikap dan kritik dari masing-

masing pihak yang terlibat dalam persoalan tersebut termasuk juga

kepada Pemerintah Kota Salatiga. Sehingga apa yang dicita-

citakannya sejak awal yaitu menjadi media informasi yang

Independen, Objektif, Tanpa Prasangka nyata terwujud di tengah-

tengah kehidupan masyarakat.

4.3.2 Akses Atas Media

Analisis Wacana dan Van Dijk memberi perhatian besar pada

akses. Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar

dibandingkan denga kelompok yang tidak berkuasa, oleh karena itu

mereka lebih berkuasa mempunyai kesempatan yang lebih besar

untuk mempunyai akses pada media dan kesempatan lebih besar

untuk mempengaruhi kesadaran khalayak (Eriyanto, 2001:273) .

Akses yang lebih besar bukan hanya memberi kesempatan untuk

mengontrol kesadaran khalayak lebih besar tetapi juga menentukan

topik pada isi wacana apa yang dapat disebarkan.

Dalam pemberitaan koran Suara Merdeka terhadap kasus

sengketa SPBE di Salatiga, bahwa dari beberapa media lainya, yang

disini penulis mengkategorikannya sebagai media lokal, Suara

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

133

Merdeka lah yang paling banyak meberitakankan dibanding dengan

media-media lainya seperti Wawasan, Solo Pos, Kedaulatan Rakyat

dan media-media lainnya yang tidak disebutkan. Dari data yang

diperoleh, Terhadap kasus sengketa SPBE tersebut Wawasan

menampilkan lima kali pemberitaan, Solo Pos delapan pemebritaan,

Kedaulatan Rakyat tujuh kali pemberitaan dan Suara Merdeka lah

yang paling banyak yaitu ada enam belas kali pembeitaan.

Suara Merdeka yang melalui pemberitaannya memberikan

ruang dan kesempatan secara berimbang kepada pihak-pihak terkait

untuk berbicara menyampaikan sikapnya. Sehingga dalam

pemberitaannya pun cenderung lebih banyak menampilkan

komentar-komentar dan pernataan dari masing-masing pihak

berkenaan dengan kasus tersebut. Dari pihak masyarakat misalnya,

menyatakan tentang kekhawatirannya terkait dengan keberadaan

tabung gas yang berkapasitaskan 50 ton di tempat itu. Mereka

menganggap bahwa itu sama halnya dengan menyimpan bom waktu

yang kapan saja bisa meledak dan membahayakan masyarakat.

Terlepas dari itu mereka juga menyampaikan bahwa dalam

pendirianya mereka merasa sama sekali belum pernah memberikan

ijin kepada pihak PT Capital Realm Indonesia, dengan demikian

bahwa tentang penolakan mereka terhadap keberadaan SPBE

tersebut sudah merupakan harga mati, dan mereka terus menuntut

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

134

kepada Wali Kota John Manuel Manoppo untuk mencabut izin dan

segera menutupnya.

Dilain Pihak, yaitu PT CRI sebagai pengelola SPBE juga

menyampaikan sikapnya terkait aksi demo yang dilakukan oleh

warga Dukuh Pamot, terhadap kekhawatiran warga setempat,

pihaknya menyatakan bahwa standar pengamanan yang dipakai

untuk mendirikan SPBE tersebut sudah sesaui dengan standar yang

ditentukan oleh PT PERTAMINA sehingga masyarakat tidak perlu

merasa ketakutan yang berlebihan. Selan itu PT CRI juga

menyatakan bahwa dalam pendirian SPBE tersebut pihaknya juga

sudah melaui proses perizinan yang ditentukan artinya semua

perizinan yang diperlukan sudah terpenuhi semua.

Demikian halnya dengan Pemerintah Kota Salatiga, ada banyak

sekali yang pihaknya sampaikan melalui pemebritaan tersebut.

Menyangkut soal pendirian SPBE tersebut, bahwa Pemkot Salatiga

sangat mendukung adanya ivestasi hal itu akan disebabkan karena

akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat Kota

Salatiga. Selain itu pihak pemkot beberapa kali menyatakan bahwa

pendirian SPBE di Dukuh Pamot merupakan tindaklanjut dari

program Pemerintah Pusat yaitu tentang konversi minyak ke Gas.

Berdasarkan hasil perhitungan bahwa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat Salatiga minimal harus ada dua SPBE yang satu di utara

dan yang satunya lagi di sebelah selatan sehingga pihak Pemkot juga

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2719/5/T1_362004034_BAB IV.pdfditampilkan oleh Suara Merdeka selama mencuatnya kasus sengketa SPBE

135

PT CRI terus berharap kepada masyarakat Dukuh Pamot agar

keberadaan SPBE di tempat itu untuk bisa segera beroperasi.

Dari paparan tersebut diatas jelas sekali bahwa masing-masing

kelompok yang terkait dalam sengketa pendirian SPBE di Salatiga,

mamemiliki ruang dan kesempatan yang sama untuk mempunyai

akses kepada media, yang dalam hal ini adalah harian suara merdeka.

Artinya pihak Suara Merdeka berperan sebagai moderator yaitu

dengan memberikan ruang dan kesempatan dengan porsi yang sama

atau berimabang bagi masing-masing pihak untuk berkometar,

memberikan kritik dan menyatakan sikapnya terkait dengan

persoalan tersebut, dengan demikian tidak ada kelompok yang lebih

mendominsi dan tidak ada juga yang tidak memiliki kesempatan

untuk mempunyai akses kepada media.