BAB IV HASIL PENELITIAN -...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN -...
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil KKG Pendidikan Agama Buddha
(KKG PAB) Kabupaten Semarang
Kelompok Kerja Guru Agama Buddha (KKG PAB)
Kabupaten Semarang adalah organisasi profesi yang
merupakan wadah untuk menghimpun dan membina
segenap guru agama Buddha Sekolah Dasar se-
Kabupaten Semarang dalam kedinasan untuk
mewujudkan guru agama Buddha yang profesional
sesuai dengan tugas yang diembannya. KKG PAB
terbentuk berdasarkan keputusan rapat guru-guru
agama Buddha sekolah dasar pada hari Kamis, 20
Agustus 2007 di SD Negeri Sumogawe 03, Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang. Kantor sekertariat
beralamat di Jl. Salatiga-Kopeng KM. 07, Bumiayu,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. KKG PAB
telah mempunyai surat ijin operasional yang
dikeluarkan olah Pembimas Buddha Kementerian
Agama Propinsi Jawa Tengah dengan Nomor:
Kw.11.10/PP.00.1/3059/2009. Keanggotaan KKG PAB
67
Kabupaten Semarang adalah guru-guru agama Buddha
yang mengajar di jenjang Sekolah Dasar yang berada di
wilayah kabupaten Semarang berjumlah 21 orang, baik
yang sudah sarjana maupun yang belum sarjana serta
berstatus Pegawai Negeri Sipil maupun Wiyata Bhakti.
Adapun susunan pengurus KKG PAB Kabupaten
Semarang sebagai berikut:
1. Pelindung :Kepala Kantor Kemenag Kabupaten
Semarang
2. Pembina :Pembimas Buddha Propinsi Jawa
Tengah
3. Ketua : Joko Sulistianto, S. Ag
4. Sekretaris : Lasino, S.Ag
5. Bendahara : Jiyem, S.Ag
6. Seksi Penelitian dan Pengembangan: Kartomo, S.Ag
7. Seksi Usaha Dana dan Humas: Yuli Raharjo, S.Ag
8. Koordinator :
a. Kecamatan Sumowono : Susono, S.Pd.B
b. Kecamatan Jambu : Wuryanti, S.Pd.B
c. Kecamatan Getasan : Supiyadi, S.Pd.B
d. Kecamatan Tuntang : Sumanto, S.Pd.B
e. Kecamatan Susukan : Sutinem, S.Pd.B
f. Kecamatan Tengaran : Nining Margiyani, S.Ag
g. Kecamatan Kaliwungu : Srini Sugiyarti, S.Ag
68
B. Program Kerja KKG PAB Kabupaten
Semarang
Untuk mewujudkan mutu peningkatan
kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama
Buddha di Kabupaten Semarang, KKG PAB telah
menyusun rencana program kerja sebagai berikut:
Tabel IV.1
Program Kerja KKG PAB Kabupaten Semarang
No Waktu
Pelaksanaan
Jenis Kegiatan Sumber Dana
1
Jangka
Pendek
a. Menyusun
Administrasi Kesiswaan
b. Menyusun
Administrasi Guru: 1) KTSP
2) Silabus
3) Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM)
4) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
BOS
Iuran anggota
Sponsor
2
Jangka
Menengah
a. Pekan Penghayatan
Dhamma
b. Menyusun LKS
c. Menyusun Alat Peraga
BOS
Iuran anggota
Sponsor
3
Jangka
Panjang
a. Lomba Mapel:
1) LCC 2) Dhammapada
3) Viharagitha
b. Seminar Implementasi
Kurikulum
BOS
Iuran anggota Sponsor
Sumber: Dokumen KKG Pendidikan Agama Buddha Kabupaten
Semarang
69
Data Evaluasi Program Kerja KKG tahun
2009/2010 KKG Pendidikan Agama Buddha Kabupaten
Semarang tercermin dari sebagai berikut:
Tabel IV.2 EVALUASI PROGRAM KERJA KKG PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA
KABUPATEN SEMARANG
NO PROGRAM KERJA BULAN TERLAKSANA
I JANGKA PENDEK
1. Menyusun ADM Kesiswaan
Juli
2009 100%
2. Menyusun ADM Guru Juli 50%
a. KTSP
Juli s.d Sept
2009
100%
b. KKM Juli s.d
Sept
2009
100%
c. RPP Juli s.d
Sept 2009
100%
d. Silabus Okt
s.d
Des
2009
100%
II JANGKA MENENGAH
3. Pekan Penghayatan Dhamma
Perencanaan dilaksanakan secara bersama setiap
kecamatan hanya dilaksanakan
oleh satuan pendidikan pada
saat bulan puasa selama 2 hari
dan hanya kecamatan Getasan yang telah melaksanakan sekali
Okt
2009 25%
4. Menyusun LKS
Membentuk team penyusun
terkendala, koordinasi anggota
team yang sebagian besar
mengikuti program strata I
menghadapi penyusunan skripsi sehingga hasil
Pebrua
ri s.d
April
0%
70
penyusunan anggota yang telah
berhasil belum bisa digandakan
5. Penyusunan soal PAB April
s.d
Juli 2010
6. Menyusun Alat Peraga
Terkendala sumber bahan dan
buku penunjang sebagai
referensi sehingga team
penyusun yang dibentuk belum
dapat menyusun alat peraga
Agustu
s
s.d
Desem
ber
2010
0%
III JANGKA PANJANG
1. Lomba Mapel
2. Lomba dhammapada
3. Lomba vihara githa
4. Lomba LCC
Tidak terlaksana kurang terkoordinasi sehingga
pengiriman peserta sippa
Dhamma sampajja ke jakarta
hanya penunjukkan oleh
penyuluh agama Buddha
dengan pertimbangan subjektif, tidak melalui seleksi dengan
alasan waktu untuk seleksi
terlalu singkat dan menganggap
satuan pendidikan tidak siap.
Agustus 2010
s.d
Desem
ber
2010
0%
Rata-Rata Keterlaksanaan 52.3 %
Sumber: Dokumen KKG PAB Kabupaten Semarang
Hasil evaluasi internal program kerja KKG
pendidikan agama Buddha kabupaten Semarang
menunjukkan bahwa rata-rata keterlaksanaan program
yang ditentukan KKG PAB baru mencapai 52,3 %.
Mengacu pada indikator kesesuaian standar
pengembangan KKG yang menjelaskan bahwa
pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang
71
dikategorikan Sesuai (S) skor 51 – 75% apabila
pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang sesuai
dengan indikator Standar Pengembangan KKG. Dengan
demikian pengembangan program KKG PAB Kabupaten
Semarang dikategorikan sesuai tetapi dengan skor
minimal. Disamping itu hasil dari Focus Group
Discussion (FGD) dengan seluruh anggota KKG PAB
Kabupaten Semarang juga menyepakati bahwa
pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada gambaran
model Pengembangan KKG PAB saat ini masih
mengalami kendala dan belum mencapai tujuan berupa
peningkatan mutu kompetensi dan profesionalitas guru
pendidikan agama Buddha.
Untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan
kegiatannya, KKG PAB Kabupaten Semarang
membutuhkan uraian yang menunjukkan sejauh mana
keseuaian Standar Pengembangan KKG PAB Kabupaten
Semarang dengan Standar Pengembangan KKG yang
dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008. Model
Pengembangan Standar KKG PAB dapat digambarkan
sebagai berikut:
72
Gambar IV.1
Model Pengembangan KKG PAB KAB. Semarang
Penjelasan Gambar:
1. Pengembangan KKG PAB mengalami perubahan
akibat adanya faktor eksternal, yaitu perubahan
paradigma pendidikan dari model sistem industri
"teacher centered/tradisional" yang berpusat pada
guru untuk mendidik anak-anak, ke sistem
pembelajaran yang berpusat pada siswa, sistem
pembelajaran yang berbasis pada pemecahan
masalah, dan sistem pembelajaran yang berbasis
pada pemahaman.
Eksternal
Exchange
Perubahan
Paradigma
Pendidikan
Internal Exchange
Guru Pendidikan
Agama Buddha
Pengembang
an KKG PAB
Kab.
Semarang
Ijin Operasional
Program
Kepengurusan
Sarana dan
Prasarana
Nara Sumber
Pembiayaan
Lap. Pertanggung
Jawaban
OUTPUT Peningkatan Kompetensi
dan
Profesionalit
as Guru
Belum ada Jaminan Mutu
tentang Peningkatan
Kompetensi dan Profesionslitas
Guru
Pengembangan KKG PAB belum sesuai Standar
73
2. Faktor internal pengembangan profesional lebih
diarahkan pada motivasi pribadi guru sebagai agen
perubahan (agent of change).
3. Faktor Eksternal dan Faktor Internal inilah yang
menuntut adannya pengembangan KKG PAB melalui
strategi pengembangan baru sebagai jaminan
layanan terhadap anggotanya yaitu peningkatan
kompetensi dan profesionalisme Guru Pendidikan
Agama Buddha dengan sumber daya (Ijin
Operasional, Program, Kepengurusan, Sarana dan
Prasarana, Nara Sumber, Pembiayaan, dan Laporan
Pertanggungjawaban) yang dimiliki.
4. KKG PAB diukur berdasarkan Instrumen Keseuaian Standar Pengembangan KKG (Standar Organisasi,
Standar Program, Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Sumber Daya
Manusia, Standar Pembiayaan, Standar Penjaminan Mutu) mengacu pada Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008.
5.Pengembangan KKG PAB belum sesuai dengan Standar Pengembangan KKG
6. Sebagai Output setelah guru mengikuti kegiatan di dalam organisasi KKG PAB belum tercapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan
profesionalisme guru pendidikan agama Buddha.
Untuk mencapai adanya jaminan mutu berupa
peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru
pendidikan agama Buddha, maka pengembangan KKG
PAB harus disesuaikan dengan Standar Pengembangan
74
KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional tahun
2008. Maka dari itu harus menggunakan strategi yang
tepat yaitu dengan menggunakan analisis SWOT.
C. Analisis SWOT KKG PAB Kabupaten
Semarang
1. Faktor IFAS dan EFAS
Berdasarkan hasil kajian lapangan, analisis
dokumen dan hasil wawancara, hasil FGD diperoleh
data berupa faktor kekuatan dan kelemahan (IFAS),
serta faktor peluang dan ancaman (EFAS) sebagai
berikut:
75
Tabel IV.3 IFAS dan EFAS
a. Standar Program
No IFAS
1
KE
KU
ATA
N
KKG PAB telah memiliki program jangka panjang,
jangka menengah, dan jangka pendek
2
Program KKG PAB telah merujuk pada empat
kompetensi (pedagogik, profesional, social, kepribadian)
3
Program KKG PAB telah menentukan waktu
pelaksanaan, jenis kegiatan, dan sumber dana
4
Program KKG PAB telah diketahui dan disyahkan oleh
Pembimbing Masyarakat Buddha Propinsi Jawa Tengah
1
KE
LE
MA
HA
N
Pengembangan program belum terstruktur dalam program umum, program inti, maupun program
penunjang
2
Penyusun program hanya terdiri dari beberapa orang
saja dan tidak disosialisasikan
3
Pelaksanaan program lebih banyak menitikberatkan
pada penyusunan administrasi perangkat mengajar
4
Belum adanya program yang bertujuan untuk
memberikan wawasan kepada guru tentang kebijakan
pendidikan.
5
Belum dikembangkan program penunjang seperti penelitian, penulisan karya ilmiah, paparan hasil
penelitian, diskusi panel, diklat berjenjang, lomba guru
mapel, peer coaching, lesson study, komunitas belajar
profesional, TIPD, dan kerja sama internasional
6
Praktek pelaksanaan program kerja belum
dilaksanakan secara maksimal
76
EFAS
1
PE
LU
AN
G
Penambahan program masih dimungkinkan terutama
program pengembangan dan program penunjang
2
Pemberdayaan setiap anggota dalam penyusunan
program untuk dapat mengetahui kebutuhan kegiatan
dalam meningkatkan kompetensi guru PAB
3
Sosialisasi program kegiatan kepada seluruh anggota
KKG
1
AN
CA
MA
N
Koordinasi yang tidak jelas terutama tentang kewenangan dalam mengesahkan program KKG PAB
antara pejabat Kemenag dan Kemendiknas
2
Rendahnya motivasi anggota dalam melaksanakan
program-program kegiatan KKG
3
Penyusunan Program Kerja hanya berkenaan untuk
menurunkan anggaran
b. Standar Organisasi
No IFAS
1
KE
KU
ATA
N KKG PAB mempunyai surat ijin operasional yang
dikeluarkan oleh Pembimas Buddha Kemenag Propinsi
Jawa Tengah
2
Anggota KKG PAB memiliki kualifikasi lulusan S.1 dan
memiliki sertifikat pendidik
3
Pengurus KKG PAB disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan
1
KE
LE
MA
HA
N Struktur organisasi yang belum memiliki pembagian
tugas dan fungsi yang jelas dari masing-masing
personil
2
Belum optimalnya koordinasi dan komunikasi dalam
mengintegrasikan seluruh kegiatan KKG
3
Pemilihan kepengurusan tidak berdasarkan pada AD/ART tetapi berdasarkan pada penunjukkan
77
No EFAS
1 PE
LU
AN
G Pengembangan KKG PAB berdasarkan
gugus/kecamatan masih dimungkinkan
2
Susunan Kepengurusan KKG PAB lebih
disesuaikan dengan Standar Organisasi
3
Penyusunan AD/ART Organisasi sebagai pedoman
penyelenggaraan KKG
1
AN
CA
MA
N Sentralisasi KKG PAB dalam lingkup wilayah
kabupaten dan tidak dibagi kedalam
gugus/Kecamatan
2
Koordinasi yang tidak jelas antara kemendiknas
dan Kemenag dalam pembinaan KKG PAB
c. Standar Pengelolaan
No IFAS
1
KE
KU
ATA
N Pengelolaan KKG PAB telah mengacu pada standar
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi
2
Administrasi dan dokumentasi program kegiatan
dikelola dengan baik
3
Pengelolaan program dilakukan berdasarkan sistim
kolegial antar pengurus.
1
KE
LE
MA
HA
N
Pelaksanaan program dilakukan dan menjadi
tanggung jawab pengurus
2
Belum disusunnya Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sebagai pedoman pelaksanaan program
3
Belum adanya evaluasi dari pengurus untuk tiap-
tiap pelaksanaan kegiatan.
4 Belum semua rencana kerja dapat terealisasi
5
Laporan yang diasampaikan ke dinas hanya
kegiatan yang berasal dari dana blokgrand
6
Kurangnya partisipasi dari para anggota dalam
pengelolaan KKG
78
EFAS
1 PE
LU
AN
G
Mengoptimalkan peran anggota dalam setiap kegiatan
2
Pengurus dapat menyusun kerangka acuan kerja
(KAK) sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan
3
Pengurus dapat melakukan pemetaan berdasarkan
analisis kebutuhan dari setiap anggota untuk
dijadikan dasar dalam penyusunan rencana program kegiatan
4
Memetakan program kegiatan berdasarkan skala
prioritas
1
AN
CA
MA
N
Sedikitnya jumlah siswa yang beragama Buddha
pada masing-masing sekolah untuk tiap-tiap
jenjang kelas
2
Kebanyakan dari anggota KKG adalah guru yang
diperbantukan di sekolah sehingga mengalami
kesulitan dalam berkoordinasi dengan Kepala Sekolah
3
Kebijakan Kepala Sekolah yang tidak sesuai
dengan program kerja KKG
d. Standar Sarana dan Prasarana
No IFAS
1
KE
KU
ATA
N
KKG PAB telah memiliki kantor sekretariat
2
KKG PAB telah memiliki inventeris barang yang
berupa Laptop
3
Sebagian besar anggota KKG telah memiliki dan
menguasai Teknologi Informasi
1
KE
LE
MA
HA
N
Belum tersedianya sarana prasarana yang berupa
laboratorium maupun perpustakaan yang lengkap
2
Kurangnya sarana prasarana yang berupa media
pembelajaran
3
Belum memanfaatkan secara maksimal teknologi
informasi dan komunikasi
79
EFAS
1
PE
LU
AN
G
Jalinan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Agama
Buddha untuk menunjang sarana prasarana
berupa media pembelajaran, perpustakaan,
maupun laboratorium microteaching
2 Menjalin kerjasama dengan LPMP untuk menunjang sarana prasarana
3
Menjalin kerjasama dengan Yayasan pengelola
tempat ibadah (vihara)
1
AN
CA
MA
N Jarak tempuh yang terlalu jauh antar masing-
masing sekolah angota KKG maupun dengan
sekretariat.
2
Keterbatasan sarana dan prasarana dari sekolah
yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan
e. Standar Sumber Daya Manusia (SDM)
No IFAS
1
KE
KU
ATA
N
Kualifikasi Pembina /nara sumber rata-rata
memiliki kualifikasi S.1 dan bahkan ada yang
sedang menempuh jenjang S.2
2
Nara sumber yang menjadi Pembina kegiatan KKG
rata-rata memiliki pengalaman mengajar diatas 10
tahun
3
Adanya anggota KKG yang telah menjadi guru
pemandu di LPMP
1
KE
LE
MA
HA
N
Terbatasnya pejabat structural dan non structural
agama Buddha yang menjadi nara sumber
2
Terbatasnya nara sumber yang memiliki keahlian
yang relevan dengan materi yang disampaikan
3
Belum dimilikinya nara sumber pendukung yang terdiri dari pengawas dan tim pengembang agama
Buddha
4
Belum adanya kerjasama dengan PTAB dalam hal
penyediaan nara sumber
80
EFAS
1
PE
LU
AN
G
Jalinan KKG kabupaten semarang dengan STAB
yang ada di Kabupaten Semarang untuk menyediakan nara sumber yang berkualitas dan
profesional
2
Terbukanya kesempatan anggota KKG untuk
meningkatkan kualifikasi pendidikan
3
Menjalin kerjasama dengan KKG Kab lain dalam penyediaan nara sumber.
4
Menjalin kerjasama dengan LPMP dalam
penyediaan nara sumber
1
AN
CA
MA
N Belum adanya Pengawas Agama Buddha di
Kabupaten Semarang
2 Belum adanya pejabat Struktural (Penyelenggara) Agama Buddha di Kabupaten Semarang
3
Belum adanya Kepala Sekolah yang berasal dari
Guru Pendidikan Agama Buddha
f. Standar Pembiayaan
No IFAS
1
KE
KU
ATA
N Pembukuan dan pencatatan keuangan dilakukan
dengan baik yang meliputi pemasukan,
pengeluaran dan total dana yang dikelola
2
Penyusunan proposal kegiatan beserta dengan
anggaran biaya yang ditujukan kepada penyandang dana
1
KE
LE
MA
HA
N
Sumber dana KKG digunakan untuk membiayai
kegiatan social dan operasional yang lain
2
Pengelolaan biaya operasional dan kegiatan KKG bersumber dari dana pemerintah dan dana
blokgrand
3
Belum adanya penggalian dana yang bersumber
dari unit produksi, kerjasama masyarakat, donator,
maupun sponsor.
4 Ploting anggaran yang tidak jelas
81
EFAS
1 PE
LU
AN
G
Menjalin kerjasama dengan donatur, lembaga, yayasan untuk penggalian dana
2
Pemerintah (Dirjen Bimas Buddha) mendorong
peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru
melalui KKG diantaranya program KKG Bermutu
dan proposal bantuan dana blokgrand
3 Penggalian dana secara mandiri melalui iuran anggota
1
AN
CA
MA
N Kurangnya partisipasi masyarakat dalam
mendukung kegiatan KKG
2
Terbatasnya dana yang hanya mengandalkan dana
dari pemerintah
3
Rendahnya kepedulian masyarakat Buddhis
terhadap pendidikan
g. Standar Penjaminan Mutu
No IFAS
1
KE
KU
ATA
N
Telah disusunnya laporan pertanggung jawaban
setiap selasainya pelaksanaan kegiatan
2
Laporan kegiatan telah disampaikan kepada pihak-
pihak yang terkait khususnya pada pihak-pihak yang telah memberi dana.
3
Data-data mengenai Visi, misi, AD/ART, Program
Kerja, dan Laporan Kegiatan telah
terdokumentasikan.
1
KE
LE
MA
HA
N
Belum dilaksanakannya pemantauan dan evaluasi
untuk melihat keseuaian standar dengan
pemenuhan kebutuhan anggota KKG
2 Belum adanya pemantau internal untuk setiap pelaksanaan program Kegiatan KKG PAB
3
Pedoman evaluasi hanya berdasarkan laporan yang
disusun setelah pelaksanaan tiap-tiap program
kegiatan.
4
Belum semua Output/hasil yang diperoleh dari
kegiatan KKG sesuai dengan program kerja yang
direncanakan.
5
Belum ada hasil evaluasi yang dapat dijadikan sebagai bahan tindak lanjut dalam penyusunan
kegiatan berikutnya.
82
EFAS
1 PE
LU
AN
G Pengurus menyusun rencana pemantauan dan
evaluasi yang jelas, rinci, dan realistik
2
Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang
berkompeten sebagai fasilitator dalam
melaksanakan pemantauan dan evaluasi
1
AN
CA
MA
N
Kurangnya pemahaman tentang sistim penjaminan
mutu melalui pemantauan dan evaluasi.
2
Masih rendahnya komitmen guru pendidikan
agama Buddha terhadap peningkatan mutu pendidikan agama Buddha
2. Hasil Analisis SWOT terhadap Masing-masing
Standar
a. Analisis SWOT terhadap Standar Program KKG PAB
N
o IFAS Bobot Skor
Bobot
X
Skor
1
KE
KU
ATA
N
KKG PAB telah memiliki program jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek 0.20 5 1.00
2
Program KKG PAB telah merujuk
pada empat kompetensi
(pedagogik, profesional, social,
kepribadian) 0.45 5 2.25
3
Program KKG PAB telah menentukan waktu
pelaksanaan, jenis kegiatan, dan
sumber dana 0.20 5 1.00
4
Program KKG PAB telah
diketahui dan disyahkan oleh
Pembimbing Masyarakat Buddha
Propinsi Jawa Tengah 0.15 5 0.75
Jumlah 1.00
5.00
83
1
KE
LE
MA
HA
N
Pengembangan program belum
terstruktur dalam program
umum, program inti, maupun
program penunjang 0.12 4 0.48
2 Penyusun program hanya terdiri dari beberapa orang saja 0.15 4 0.60
3
Pelaksanaan program lebih
banyak menitikberatkan pada
penyusunan administrasi
perangkat mengajar 0.13 5 0.65
4
Belum adanya program yang
bertujuan untuk memberikan wawasan kepada guru tentang
kebijakan pendidikan. 0.20 2 0.40
5
Belum adanya program
penunjang seperti penelitian,
penulisan karya ilmiah, paparan
hasil penelitian, diskusi panel,
diklat berjenjang, lomba guru mapel, peer coaching, lesson
study, komunitas belajar
profesional, TIPD, dan kerja
sama internasional 0.25 2 0.50
6
Praktek pelaksanaan program
kerja belum dilaksanakan secara maksimal 0.15 3 0.45
Jumlah 1.00
3.08
84
EFAS
1
PE
LU
AN
G
Penambahan program masih
dimungkinkan terutama program
pengembangan dan program
penunjang 0.37 5 1.85
2
Pemberdayaan setiap anggota
dalam penyusunan program untuk dapat mengetahui
kebutuhan kegiatan dalam
meningkatkan kompetensi guru
PAB 0.33 4 1.32
3
Sosialisasi program kegiatan
kepada seluruh anggota KKG 0.30 5 1.50
Jumlah 1.00
4.67
1
AN
CA
MA
N
Koordinasi yang tidak jelas
terutama tentang kewenangan
dalam mengesahkan program
KKG PAB antara pejabat
Kemenag dan Kemendiknas 0.30 4 1.20
2
Rendahnya motivasi anggota dalam mengikuti program-
program kegiatan KKG 0.37 3 1.11
3
Penyusunan Program Kerja
hanya berkenaan untuk
menurunkan anggaran 0.33 2 0.66
Jumlah 1.00
2.97
85
b. Analisis SWOT terhadap Standar Organisasi KKG PAB
No
IFAS Bobot Skor
Bobot
X Skor
1
KE
KU
ATA
N
KKG PAB mempunyai surat ijin
operasional yang dikeluarkan oleh
Pembimas Kemenag Propinsi
Jawa Tengah 0.15 5 0.75
2
Anggota KKG PAB memiliki
kualifikasi lulusan S.1 dan
memiliki sertifikat pendidik 0.50 5 2.50
3
Kepengurusan KKG PAB menyesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan 0.35 4 1.40
Jumlah
1.00
4.65
1
KE
LE
MA
HA
N
Struktur organisasi yang belum
memiliki pembagian tugas dan
fungsi yang jelas dari masing-
masing personil 0.33 5 1.65
2
Belum optimalnya koordinasi dan
komunikasi dalam mengintegrasikan seluruh
kegiatan KKG 0.34 4 1.36
3
Pemilihan kepengurusan tidak
berdasarkan pada AD/ART tetapi
berdasarkan pada penunjukkan 0.33 4 1.32
Jumlah 1.00
4.33
86
N
o EFAS
1
PE
LU
AN
G
Pengembangan KKG PAB
berdasarkan gugus/kecamatan
masih dimungkinkan 0.33 4 1.32
2
Susunan Kepengurusan KKG PAB lebih disesuaikan dengan Standar
Organisasi 0.32 4 1.28
3
Penyusunan AD/ART Organisasi
sebagai pedoman
penyelenggaraan KKG 0.35 5 1.75
Jumlah 1.00
4.35
1
AN
CA
MA
N
Sentralisasi KKG PAB dalam lingkup wilayah kabupaten dan
tidak dibagi kedalam
gugus/Kecamatan 0.51 5 2.55
2
Koordinasi yang tidak jelas antara
kemendiknas dan Kemenag dalam
pembinaan KKG PAB 0.49 3 1.47
Jumlah
1.00
4.02
87
c. Analisis SWOT terhadap Standar Pengelolaan KKG
PAB
N
o IFAS Bobot Skor
Bobot X
Skor
1
KE
KU
ATA
N
Pengelolaan KKG PAB telah
mengacu pada standar yang
meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi 0.35 5 1.75
2
Administrasi dan dokumentasi program kegiatan dikelola dengan
baik 0.31 4 1.24
3
Pengelolaan program dilakukan
berdasarkan sistim kolegial antar
pengurus. 0.34 5 1.70
Jumlah 1.00
4.69
1
KE
LE
MA
HA
N
Pelaksanaan program dilakukan
dan menjadi tanggung jawab
pengurus 0.17 5 0.85
2
Belum disusunnya Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sebagai
pedoman pelaksanaan program 0.17 1 0.17
3
Belum adanya evaluasi dari
pengurus untuk tiap-tiap
pelaksanaan kegiatan. 0.17 1 0.17
4
Belum semua rencana kerja dapat
terealisasi 0.16 3 0.48
5
Laporan yang disampaikan ke
dinas hanya kegiatan yang berasal dari dana blokgrand 0.15 5 0.60
6
Kurangnya partisipasi dari para
anggota dalam pengelolaan KKG 0.18 2 0.36
Jumlah 1.00
2.63
88
EFAS
1
PE
LU
AN
G
Mengoptimalkan peran anggota
dalam setiap kegiatan 0.17 5 0.85
2
Pengurus dapat menyusun
kerangka acuan kerja (KAK)
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan 0.20 5 1.00
3
Pengurus dapat melakukan
pemetaan berdasarkan analisis
kebutuhan dari setiap anggota
untuk dijadikan dasar dalam
penyusunan rencana program
kegiatan 0.35 4 1.40
4
Memetakan program kegiatan
berdasarkan skala prioritas 0.28 5 1.40
Jumlah 1.00
4.65
1
AN
CA
MA
N
Sedikitnya jumlah siswa yang
beragama Buddha pada masing-masing sekolah untuk tiap-tiap
jenjang kelas 0.40 5 2.00
2
Kebanyakan dari anggota KKG
adalah guru yang diperbantukan
di sekolah sehingga mengalami
kesulitan dalam berkoordinasi
dengan Kepala Sekolah 0.30 3 0.90
3
Kebijakan Kepala Sekolah yang tidak sesuai dengan program kerja
KKG 0.30 3 0.90
Jumlah 1.00
3.80
89
d. Analisis SWOT terhadap Standar Sarana dan
Prasarana KKG PAB
N
o IFAS Bobot Skor
Bobot
X
Skor
1
KE
KU
ATA
N
KKG PAB telah memiliki kantor
sekretariat 0.25 5 1.25
2
KKG PAB telah memiliki inventeris
barang yang berupa Laptop 0.30 5 1.50
3
Sebagian besar anggota KKG telah
memiliki dan menguasai Teknologi Informasi 0.45 5 2.25
Jumlah
1.00
5.00
1
KE
LE
MA
HA
N
Belum tersedianya sarana
prasarana yang berupa
laboratorium maupun
perpustakaan yang lengkap 0.33 4 1.32
2
Kurangnya sarana prasarana yang
berupa media pembelajaran 0.33 4 1.32
3
Belum memanfaatkan secara
maksimal teknologi informasi dan komunikasi 0.34 3 1.02
Jumlah
1.00
3.66
90
N
o
EFAS Bobot Skor
Bobot
X
Skor
1
PE
LU
AN
G
Jalinan kerjasama dengan
Perguruan Tinggi Agama Buddha untuk menunjang sarana
prasarana berupa media
pembelajaran, perpustakaan,
maupun laboratorium
microteaching 0.40 5 2.00
2
Menjalin kerjasama dengan LPMP
untuk menunjang sarana prasarana 0.33 3 0.99
3
Menjalin kerjasama dengan
Yayasan pengelola tempat ibadah
(vihara) 0.27 5 1.35
Jumlah
1.00
4.34
1
AN
CA
MA
N
Jarak tempuh yang terlalu jauh
antar masing-masing sekolah
angota KKG maupun dengan
sekretariat. 0.45 4 1.80
2
Keterbatasan sarana dan
prasarana dari sekolah yang menjadi tempat pelaksanaan
kegiatan 0.55 4 2.20
Jumlah
1.00
4.00
91
e. Analisis SWOT terhadap Standar Sumber Daya
Manusia (SDM) KKG PAB
N
o IFAS Bobot Skor
Bobot
X
Skor
1
KE
KU
ATA
N
Kualifikasi Pembina /nara
sumber rata-rata memiliki
kualifikasi S.1 dan bahkan ada
yang sedang menempuh jenjang S.2 0.34 5 1.70
2
Nara sumber yang menjadi
Pembina kegiatan KKG rata-rata
memiliki pengalaman mengajar
diatas 10 tahun 0.33 5 1.65
3
Adanya anggota KKG yang telah
menjadi guru pemandu di LPMP 0.33 3 0.99
Jumlah 1.00
4.34
1
KE
LE
MA
HA
N
Terbatasnya pejabat structural dan non structural agama
Buddha yang menjadi nara
sumber 0.15 4 0.60
2
Terbatasnya nara sumber yang
memiliki keahlian yang relevan
dengan materi yang disampaikan 0.35 4 1.40
3
Belum dimilikinya nara sumber pendukung yang terdiri dari
pengawas dan tim pengembang
agama Buddha 0.15 5 0.75
4
Belum adanya kerjasama dengan
PTAB dalam hal penyediaan nara
sumber 0.35 3 1.05
Jumlah
1.00
3.80
92
N
o
EFAS Bobot Skor
Bobot
X
Skor
1
PE
LU
AN
G
Jalinan KKG kabupaten
semarang dengan STAB yang ada untuk menyediakan nara sumber
yang berkualitas dan profesional 0.35 5 1.75
2
Terbukanya kesempatan anggota
KKG untuk meningkatkan
kualifikasi pendidikan 0.30 4 1.20
3
Menjalin kerjasama dengan KKG
Kab lain dalam penyediaan nara sumber. 0.20 5 1.00
4
Menjalin kerjasama dengan LPMP
dalam penyediaan nara sumber 0.15 3 0.45
Jumlah 1.00
4.40
1
AN
CA
MA
N
Belum adanya Pengawas Agama Buddha di Kabupaten Semarang 0.40 5 2.00
2
Belum adanya pejabat Struktural
(Penyelenggara) Agama Buddha di
Kabupaten Semarang 0.35 5 1.75
3
Belum adanya Kepala Sekolah
yang berasal dari Guru
Pendidikan Agama Buddha 0.25 5 1.25
Jumlah 1.00
5.00
93
f. Analisis SWOT terhadap Standar Pembiayaan KKG
PAB
N
o IFAS Bobot Skor
Bobot
X
Skor
1
KE
KU
ATA
N Pembukuan dan pencatatan keuangan
dilakukan dengan baik yang meliputi
pemasukan, pengeluaran dan total
dana yang dikelola 0.48 5 2.40
2
Penyusunan proposal kegiatan beserta dengan anggaran biaya yang ditujukan
kepada penyandang dana 0.52 5 2.60
Jumlah 1.00
5.00
1
KE
LE
MA
HA
N
Sumber dana KKG digunakan untuk
membiayai kegiatan social dan
operasional yang lain 0.30 4 1.20
2
Pengelolaan biaya operasional dan
kegiatan KKG bersumber dari dana
pemerintah dan dana blokgrand 0.20 5 1.00
3
Belum adanya penggalian dana yang bersumber dari unit produksi,
kerjasama masyarakat, donator,
maupun sponsor. 0.20 4 0.80
4 Ploting anggaran yang tidak jelas 0.30 4 1.20
Jumlah 1.00
4.20
94
N
o
EFAS Bobot Skor
Bobot
X
Skor
1
PE
LU
AN
G
Menjalin kerjasama dengan
donatur, lembaga, yayasan untuk penggalian dana 0.32 4 1.28
2
Pemerintah (Dirjen Bimas Buddha)
mendorong peningkatan
kompetensi dan profesionalisme
guru melalui KKG diantaranya
program KKG Bermutu dan
proposal bantuan dana blokgrand 0.48 5 2.40
3
Penggalian dana secara mandiri melalui iuran anggota 0.20 4 0.80
Jumlah 1.00
4.48
1
AN
CA
MA
N
Kurangnya partisipasi masyarakat
dalam mendukung kegiatan KKG 0.32 5 1.60
2
Terbatasnya dana yang hanya mengandalkan dana dari
pemerintah 0.40 5 2.00
3
Rendahnya kepedulian masyarakat
Buddhis terhadap pendidikan 0.28 5 1.40
Jumlah 1.00
5.00
95
g. Analisis SWOT terhadap Standar Penjaminan Mutu
KKG PAB
N
o IFAS Bobot Skor
Bobot
X
Skor
1
KE
KU
ATA
N
Telah disusunnya laporan
pertanggung jawaban setiap
selasainya pelaksanaan kegiatan 0.35 4 1.40
2
Laporan kegiatan telah
disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait khususnya pada
pihak-pihak yang telah memberi
dana. 0.25 5 1.25
3
Data-data mengenai Visi, misi,
AD/ART, Program Kerja, dan
Laporan Kegiatan telah terdokumentasikan. 0.40 4 1.60
Jumlah 1.00
4.25
1
KE
LE
MA
HA
N
Belum dilaksanakannya
pemantauan dan evaluasi untuk
melihat keseuaian standar
dengan pemenuhan kebutuhan anggota KKG 0.21 5 1.05
2
Belum adanya pemantau internal
untuk setiap pelaksanaan
program Kegiatan KKG PAB 0.21 4 0.84
3
Pedoman evaluasi hanya
berdasarkan laporan yang
disusun setelah pelaksanaan
tiap-tiap program kegiatan. 0.20 3 0.60
4
Belum semua Output/hasil yang diperoleh dari kegiatan KKG
sesuai dengan program kerja yang
direncanakan. 0.18 4 0.72
5
Belum ada hasil evaluasi yang
dapat dijadikan sebagai bahan
tindak lanjut dalam penyusunan kegiatan berikutnya. 0.20 4 0.80
Jumlah 1.00
4.01
96
N
o
EFAS Bobot Skor
Bobot
X
Skor
1
PE
LU
AN
G
Pengurus menyusun rencana
pemantauan dan evaluasi yang jelas, rinci, dan realistik 0.75 5 3.75
2
Menjalin kerja sama dengan
pihak-pihak yang berkompeten
sebagai fasilitator dalam
melaksanakan pemantauan dan
evaluasi 0.25 4 1.00
Jumlah
1.00
4.75
1
AN
CA
MA
N
Kurangnya pemahaman tentang
sistim penjaminan mutu melalui pemantauan dan evaluasi. 0.52 4 2.08
2
Masih rendahnya komitmen guru
pendidikan agama Buddha
terhadap peningkatan mutu
pendidikan agama Buddha 0.48 4 1.92
Jumlah
1.00
4.00
3. Strategi Pengembangan Kelompok Kerja Guru
Pendidikan Agama Buddha
a. Strategi Pengembangan Standar Program
IFAS EFAS
KATEGORI SUB TOTAL KATEGORI SUB TOTAL
KEKUATAN
(S)
5.00 PELUANG
(O)
4.67
KELEMAHAN
(W)
3.08 ANCAMAN
(T)
2.97
TOTAL (S-W) 1.92 TOTAL (O-T) 1.70
97
5
4
3
2 SO
(1.9, 1.7)
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
-5
Gambar diagram Cartesius diatas menunjukkan
bahwa, Standar Program berada di kuadran SO (1.9;
1.7), yang berarti KKG PAB mempunyai kekuatan yang
lebih besar untuk mengembangkan program dengan
memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk menjamin
PELUANG
KEKUATAN
ANCAMAN
KELEMAHAN
S-O Stretegies
1. Penambahan program terutama yang berkenaan dengan program pengembangan dan program
penunjang 2. Memberdayakan setiap anggota dalam penyusunan program agar dapat diketahui
program kegiatan yang dibutuhan 3. Melakukan sosialisasi program kepada seluruh
anggota
98
peningkatan mutu kompetensi dan profesionalisme
guru pendidikan agama Buddha.
Strategi yang dapat diterapkan adalah dengan
menyusun program menjadi lebih terstruktur ke dalam
program umum, program rutin dan program
pengembangan. Disamping itu juga dapat melakukan
penambahan program yang bertujuan untuk
memberikan wawasan kepada guru tentang kebijakan
pendidikan, serta program penunjang. Cara yang dapat
dilakukan adalah dengan memberdayakan setiap
anggota dalam penyusunan program agar dapat
diketahui program kegiatan yang dibutuhan dan
melakukan sosialisasi program kepada seluruh
anggota.
b. Strategi Pengembangan Standar Organisasi
IFAS EFAS
KATEGORI SUB
TOTAL
KATEGORI SUB
TOTAL
KEKUATAN (S) 4.65 PELUANG (O) 4.35
KELEMAHAN (W) 4.33 ANCAMAN (T) 4.02
TOTAL (S-W) 0.32 TOTAL (O-T) 0.33
99
5
4
3
2
SO
1 (0.32, 0.33)
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
-5
Dari diagram Cartesius yang terbentuk
menunjukkan bahwa, Standar Organisasi KKG PAB
berada pada kuadran SO (0.32; 0.33), KKG PAB dapat
mengembangkan organisasi dengan kekuatan yang ada
dan peluang yang dimiliki agar organisasi KKG PAB
dapat berjalan secara efektif sehingga dapat menjamin
peningkatan mutu kompetensi dan profesionalitas
anggotanya.
KEKUATAN
ANCAMAN
PELUANG
KELEMAHAN
S-O Strategies
1. Mengembangkan Organisasi
yang sesuai dengan Standar
Organisasi KKG, Struktur
Organisasi perlu diperjelas dengan
mencantumkan TUPOKSI masing-
masing personil
2. Mengoptimalkan koordinasi dan
komunikasi antar pengurus untuk
mengintegrasikan seluruh kegiatan
3. Menyusun AD/ART Organisasi
sebagai pedoman penyelenggaraan
KKG
100
Strategi yang dapat dilakukan adalah
mengembangkan Organisasi yang sesuai dengan
Standar Organisasi KKG; memperjelas Struktur
Organisasi dengan menyusun TUPOKSI masing-masing
personil; mengoptimalkan koordinasi dan komunikasi
antar pengurus untuk mengintegrasikan seluruh
kegiatan; menyusun AD/ART Organisasi sebagai
pedoman penyelenggaraan KKG.
c. Strategi Pengembangan Standar Pengelolaan
IFAS EFAS
KATEGORI SUB TOTAL KATEGORI SUB
TOTAL
KEKUATAN (S) 4.69 PELUANG (O) 4.65
KELEMAHAN (W) 2.63 ANCAMAN (T) 3.80
TOTAL (S-W) 2.06 TOTAL (O-T) 0.85
101
5
4
3
2 SO
1 (2.06,
0.85)
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
-5
Berdasarkan gambar Diagram Cartesuis
menunjukkan bahwa, Standar Pengelolaan KKG PAB
berada pada kuadran SO (2.06; 0.85). Dengan demikian
Pengelolaan KKG PAB dapat dikembangkan dengan
optimal berdasarkan kekuatan yang lebih besar dan
memanfaatkan peluang yang ada untuk menjamin
peningkatan mutu kompetensi dan profesionalitas guru
pendidikan agama Buddha.
PELUANG
KEKUATAN
ANCAMAN
KELEMAHAN
S-O Stretegies
1. Perlu menyusun Kerangka
Acuan Kegiatan (KAK) sebagai
pedoman pelaksanaan program
2. Perlu adanya analisis
kebutuhan untuk memetakan
prioritas dan rencana program
kegiatan
3. Mengoptimalkan peran
anggota dalam setiap kegiatan
102
Strategi yang dapat dikembangkan adalah
menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sebagai
pedoman pelaksanaan program; melakukan analisis
kebutuhan untuk memetakan prioritas dan rencana
program kegiatan; mengoptimalkan peran anggota
dalam setiap kegiatan.
d. Strategi Pengembangan Standar Sarana dan
Prasarana
IFAS EFAS
KATEGORI SUB
TOTAL
KATEGORI SUB
TOTAL
KEKUATAN (S) 5.00 PELUANG (O) 4.34
KELEMAHAN (W) 3.66 ANCAMAN (T) 4.00
TOTAL (S-W) 1.34 TOTAL (O-T) 0.34
103
5
4
3
2
SO (1.34, 0.34)
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
-5
Diagram Cartesius diatas menunjukkan, bahwa
Standar Sarana dan Prasarana terletak pada kuadran
SO (1.34; 0.34), KKG PAB dapat mengembangkan
Standar Sarana dan prasarana dengan dukungan
kekuatan yang lebih besar serta peluang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang peningkatan mutu
PELUANG
KEKUATAN
ANCAMAN
KELEMAHAN
S-O Strategies
1. Menjalin kerjasama
dengan Perguruan Tinggi
Agama Buddha dan Yayasan
pengelola Vihara untuk
menunjang sarana prasarana
berupa media pembelajaran,
perpustakaan, maupun
laboratorium microteaching
2. Memanfaatkan secara
maksimal teknologi informasi
dan komunikasi bagi anggota
KKG
104
kompetensi dan profesionalitas guru pendidikan agama
Buddha.
Strategi yang dapat diterapkan adalah menjalin
kerjasama dengan Perguruan Tinggi Agama Buddha
dan Yayasan pengelola Vihara untuk menunjang
sarana prasarana berupa media pembelajaran,
perpustakaan, maupun laboratorium microteaching;
memanfaatkan secara maksimal teknologi informasi
dan komunikasi bagi anggota KKG dengan cara
melakukan pelatihan tentang media pembelajaran yang
berbasis teknologi informasi, misalnya presentasi
materi melalui power point.
e. Strategi Pengembangan Standar Sumber Daya
Manusia
IFAS EFAS
KATEGORI SUB
TOTAL
KATEGORI SUB
TOTAL
KEKUATAN (S) 4.34 PELUANG (O) 4.40
KELEMAHAN (W) 3.80 ANCAMAN (T) 5.00
TOTAL (S-W) 0.54 TOTAL (O-T) -0.60
105
5
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-1 ST
(0.54; -0.60
-2
-3
-4
-5
Pada diagram Cartesius diatas, Standar Sumber
Daya Manusia KKG PAB berada pada kuadran ST
(0.54; -0.60), ini berarti pemgembangan Sumber Daya
Manusia KKG PAB bisa dilakukan dengan
mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dan
mempertimbangkan ancaman yang dihadapi.
PELUANG
KEKUATAN
S-T Strategies
1. KKG perlu menjalin kerja
sama dengan Dinas
Kependidikan maupun
Kemenag untuk pengadaan
SDM
2. KKG perlu Menjalin
kerjasama dengan PTAB dalam
penyediaan SDM
3. Mengoptimalkan guru-guru
pemandu yang ada dari
anggota KKG untuk menjadi
nara sumber
ANCAMAN
KELEMAHAN
106
Strategi yang dapat dilakukan adalah menjalin
kerja sama dengan Dinas Kependidikan maupun
Kemenag untuk pengadaan SDM; menjalin kerjasama
dengan PTAB dalam penyediaan SDM; mengoptimalkan
guru-guru pemandu yang ada dari anggota KKG untuk
menjadi nara sumber.
f. Strategi Pengembangan Standar Pembiayaan
IFAS EFAS
KATEGORI SUB
TOTAL
KATEGORI SUB
TOTAL
KEKUATAN (S) 5.00 PELUANG (O) 4.48
KELEMAHAN (W) 4.20 ANCAMAN (T) 5.00
TOTAL (S-W) 0.80 TOTAL (O-T) -0.52
107
4
3
2
1
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
ST
-1 (0.80; - 0.52)
-2
-3
-4
Pada diagram Cartesius diatas menggambarkan,
bahwa Standar Pembiayaan KKG PAB berada pada
kuadran ST (0.80; -0.52), ini berarti pengembangan
manajeman keuangan KKG PAB dapat dilakukan
melalui optimalisasi kekuatan yang ada dengan
mempertimbangkan ancaman yang dihadapi.
Strategi yang dapat dilakukan adalah
Menentukan skala prioritas dalam penganggaran
berdasarkan anlisis kebutuhan; Menjalin kerjasama
dengan donatur, lembaga, yayasan untuk penggalian
KEKUATAN
ANCAMAN
KELEMAHAN
PELUANG
S-T Strategies
1. Menentukan skala
prioritas dalam
penganggaran berdasarkan
anlisis kebutuhan
2. Menjalin kerjasama
dengan donatur, lembaga,
yayasan untuk penggalian
dana disamping Penggalian
dana secara mandiri
melalui iuran anggota
108
dana; disamping Penggalian dana secara mandiri
melalui iuran anggota.
g. Strategi Pengembangan Standar Penjaminan Mutu
IFAS EFAS
KATEGORI SUB
TOTAL
KATEGORI SUB
TOTAL
KEKUATAN (S) 4.25 PELUANG (O) 4.75
KELEMAHAN (W) 4.01 ANCAMAN (T) 4.00
TOTAL (S-W) 0.24 TOTAL (O-T) 0.75
5
4
3
2
SO
1 (0.24;0.75)
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
-5
PELUANG
KELEMAHAN
ANCAMAN
KEKUATAN
SO Strategies
1. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi yang jelas, rinci, dan realistik sebagai pedoman
dalam melakukan pemantauan dan evaluasi internal
2. Menjalin kerja sama dengan
pihak-pihak yang berkompeten sebagai fasilitator dalam melaksanakan pemantauan
dan evaluasi
109
Gambar diagram Cartesius menunjukkan bahwa
Standar Penjaminan Mutu KKG PAB berada pada
kuadran SO (0.24; 0.75), KKG PAB memiliki kekuatan
untuk melakukan pengembangan Standar Penjaminan
Mutu dengan memanfaatkan peluang yang lebih besar,
sehingga jaminan mutu tentang kompetensi dan
profesionalitas guru pendidikan agama Buddha di KKG
PAB dapat dipertanggung jawabkan.
Strategi yang dapat dikembangkan adalah
menyusun rencana pemantauan dan evaluasi yang
jelas, rinci, dan realistik sebagai pedoman dalam
melakukan pemantauan dan evaluasi internal; menjalin
kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten
sebagai fasilitator dalam melaksanakan pemantauan
dan evaluasi, misalnya dengan perguruan tinggi agama
Buddha.
D. Pengembangan Model KKG PAB
Berdasarkan hasil FGD (Focus Group Discussion)
dengan guru-guru pendidikan agama Buddha yang
menjadi anggota KKG pada tanggal 20 November 2012
di SD Negeri Kenteng 02, Kecamatan Susukan
diperoleh hasil kesepakatan, bahwa pengembangan
KKG PAB untuk menjamin peningkatan kompetensi
110
dan profesionalitas guru pendidikan agama Buddha di
Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:
Tabel IV.4.
Hasil FGD
Harapan
dan Tujuan
Strategi yang
Dipilih
Acuan Standar Indikator
Ketercapaian
Adanya
Jaminan Mutu
tentang
Peningkata
n
Kompetensi dan
Profesionalit
as Guru
Pendidikan
Agama
Buddha melalui
Kegiatan
KKG PAB
a)
mengoptimalkan kekuatan
sumber daya
yang ada
yang dimiliki
oleh KKG PAB untuk
mengatasi
kelemahan
serta
memanfaatka
n peluang guna
mengantisipa
si ancaman
yang
dihadapi.
b) menambah program-
program
penunjang
yang
bertujuan memberikan
wawasan
kepada guru
agama
Buddha
tentang kebijakan
pendidikan.
c)
memanfaatka
n secara maksimal
teknologi
Keputusan
Dirjen Dikdasmen No.
079/C/Kep./I/1
993, tentang
Pedoman
Pelaksanaan Sistem
Pembinaan
Profesional
Guru, bahwa
strategi
pembinaan dan peningkatan
profesional guru
sekolah dasar
adalah melalui
pembentukan
gugus sekolah, di antaranya
melalui
kelompok kerja
guru (KKG).
Penyelenggaraan kegiatan dan
pengembangan
KKG mengacu
pada Standar
Pengembangan
KKG yang dikeluarkan oleh
Direktorat
Profesi Pendidik
Dirjen
Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga
a)
Peningkatan
kompetensi
dan
profesionali
tas guru PAB
b)
Meningkat
nya
kualitas
layanan PBM
pendidikan
agama
Buddha
c)
Bertambah
nya
keyakinan
dan Meningkat
nya
motivasi
belajar
peserta
didik terhadap
agama
Buddha.
111
informasi dan
komunikasi
bagi anggota
KKG dengan cara
melakukan
pelatihan
tentang
media
pembelajaran yang berbasis
teknologi
informasi,
misalnya
presentasi materi
melalui
power point.
Kependidikan
Departemen
Pendidikan
Nasional (Ditjen PMPTK 2008)
yaitu;
a) Standar
Program;
b) Standar
Organisasi; c) Standar
Pengelolaan;
d) Standar SDM;
e) Standar
Sarana dan Prasarana;
f) Standar
Pembiayaan;
g) Standar
Penjaminan
Mutu.
Sumber: Diolah dari informasi dan pendapat hasil FGD
Dengan berdasarkan kesepakatan itu pula, maka
model pengembangan Standar KKG PAB Kabupaten
Semarang dapat digambarkan sebagai berikut:
112
Gambar IV.2
Model Akhir Pengembangan KKG PAB KAB. Semarang
Eksternal
Exchange
Perubahan
Paradigma
Pendidikan
Internal Exchange
Guru Pendidikan
Agama Buddha
Perubahan
Karakteristik
Organisasi
KKG PAB
Ijin Operasional
Program
Kepengurusan
Sarana dan
Prasarana
Nara
Sumber
Pembiayaan
Laporan
Pertanggung
Jawaban
OUTPUT Peningkatan Kompetensi
dan Profesionalit
as Guru
INPUT
STANDAR
PENGEMBANGAN
KKG
1. Program
2. Organisasi
3. Pengelolaan
4. Sarpras
5. SDM
6. Pembiayaan
7. Jaminan
Mutu
STANDAR PENGEMBANGAN
KKG PAB KABUPATEN
SEMARANG
S
t
a
n
d
a
r
2
S
t
a
n
d
a
r
7
S
t
a
n
d
a
r
5
S
t
a
n
d
a
r
6
S
t
a
n
d
a
r
4
S
t
a
n
d
a
r
3
S
t
a
n
d
a
r
1
Feed back
PROCESS
KKG
Bermutu
Pengembangan KKG
berdasarkan Standar
113
Keterangan:
: Alur pengembangan KKG
: Standar KKG PAB Kab. Semarang
: Standar Pengembangan KKG
: Pengembangan KKG PAB disesuaikan Standar
KKG
: Garis Koordinasi
Penjelasan Gambar:
1. Organisasi mengalami perubahan akibat adanya
factor eksternal, yaitu perubahan paradigma
pendidikan dari model sistem industri "teacher
centered/tradisional" yang berpusat pada guru
untuk mendidik anak-anak, ke sistem pembelajaran
yang berpusat pada siswa, sistem pembelajaran yang
berbasis pada pemecahan masalah, dan sistem
pembelajaran yang berbasis pada pemahaman dan
factor internal yaitu guru sebagai agen perubahan
(agent of change) dalam pengembangan
profesionalitas.
2. Dengan sumber daya yang dimiliki KKG PAB
kabupaten Semarang berusaha menjalankan
program-program kegiatan dalam melayani
anggotanya melalui strategi pengembangan
berdasarkan Standar yang dimiliki (Ijin Operasional,
114
Program, Kepengurusan, Sarana dan Prasarana,
Nara Sumber, Pembiayaan, dan Laporan
Pertanggungjawaban) guna meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme Guru Pendidikan
Agama Buddha.
4. Standar pengembangan KKG PAB diukur
berdasarkan Instrumen Kesesuaian Standar
Pengembangan KKG (Standar Organisasi, Standar
Program, Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Sumber Daya Manusia, Standar
Pembiayaan, Standar Penjaminan Mutu) mengacu
pada Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan
oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008 untuk
menjamin adanya mutu peningkatan kompetensi dan
profesionalitas guru pendidikan agama Buddha.
Apabila standar pengembangan KKG PAB belum
sesuai dengan Standar Pengembangan KKG hal ini
akan memungkinkan terkendalanya pencapaian
jaminan mutu peningkatan kompetensi dan
profesioanalitas guru pendidikan agama Buddha.
5. Untuk mencapai adanya jaminan mutu berupa
peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru
pendidikan agama Buddha, maka srtategi
115
pengembangan KKG PAB harus disesuaikan dengan
Standar Pengembangan KKG dengan menggunakan
analisis SWOT. Dari hasil analisis, kemudian
diurutkan berdasarkan jumlah luas dari masing-
masing standar pengembangan KKG mulai dari yang
terkecil sampai yang terbesar sebagai berikut: (a)
Standar Organisasi berada pada kuadran SO (0.32;
0.33) luas 0.10; (b) Standar Penjaminan Mutu berada
pada kuadran SO (0.24; 0.75) luas 0.18; (c) Standar
Sumber Daya Manusia berada pada kuadran ST
(0.54; -0.60) luas 0.32; (d) Standar Pembiayaan
berada pada kuadran ST (0.80; -0.52) luas 0.42; (e)
Standar Sarana dan Prasarana terletak pada
kuadran SO (1.34; 0.34) luas 0.45; (f) Standar
Pengelolaan berada pada kuadran SO (2.06; 0.85)
luas 1.75; (g) Standar Program berada di kuadran SO
(1.9; 1.7) luas 3.23. Berdasarkan analisis SWOT yang
diperoleh, pengembangan standar organisasi KKG
PAB harus disesuaikan terlebih dahulu dengan
standar pengembangan KKG, karena luasan yang
terbentuk menunjukkan angka yang paling kecil
(0.10). Besarnya kekuatan (0.32) lebih kecil
dibanding dengan peluang yang ada (0.33).
Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian pada
pengembangan standar penjaminan mutu, pada
116
pengembangan standar penjaminan mutu KKG PAB
memiliki kekuatan yang lebih kecil (0.24)
dibandingkan dengan peluang (0.75). Langkah
selanjutnya adalah melakukan pembenahan
penyesuaian pengembangan standar sumber daya
manusia. KKG memiliki kekuatan yang lebih kecil
(0.54) dibanding ancaman yang harus dihadapi
(0.60). Berikutnya secara berurutan pengembangan
standar yang harus dibenahi adalah standar
pembiayaan yang memiliki kekuatan yang lebih besar
(0.80) bila dibandingkan dengan ancaman (0.52).
Pembenahan berikutnya adalah pengembangan
standar sarana dan prasarana, dilanjutkan
pembenahan pengembangan standar pengelolaan,
terakhir adalah pembenahan pemngembangan
standar program.
6. Melalui pembenahan dan penyesuaian standar
pengembangan KKG PAB Kabupaten Semarang
dengan Standar Pengembangan KKG diharapkan
akan tercapai penjaminan mutu berupa peningkatan
kompetensi dan profesionalitas guru-guru
pendidikan agama Buddha di Kabupaten Semarang
melalui pelaksanaan program kegiatan KKG PAB
Kabupaten Semarang.