BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti berdasarkan studi lapangan dengan menyebarkan kuisioner di seluruh
Kantor Akuntan Publik di Bandung. Instrumen berupa kuisioner ini digunakan
untuk menguji hipotesis bagimana pengaruh human capital terhadap kinerja
auditor . Hasil penelitian ini meliputi gambaran umum responden, statistik
deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.
4.1.1 Tinjauan Umum Kantor Akuntan Publik (KAP)
Selama masa penjajahan kolonial Belanda, yang menjadi anggota
profesi akuntan adalah para akuntan Belanda dan beberapa Akuntan
Indonesia. Pada waktu itu pendidikan bagi rakyat pribumi berupa pendidikan
tata buku yang diberikan secara formal. Pada masa pendudukan Jepang,
pendidikan akuntansi hanya diselenggarakan oleh Departemen Keuangan
berupa kursus akuntansi di Jakarta. Pesertanya pada saat itu 30 orang
termasuk Prof. Soemardjo dan Prof. Hadibroto.
67
Bersama empat akuntan lulusan pertama Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia dan enam lulusan Belanda, Prof. Soemardjo merintis
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tanggal 23 Desember 1957. Pada tahun yang
sama pemerintah melakukan nasionalisasi perusahaan milik Belanda. Hal ini
menyebabkan akuntan-akuntan dari Belanda kembali ke negerinya dan sejak
itu para akuntan Indonesia semakin berkembang.
Setelah adanya Undang-Undang No 34 tahun 1954 tentang
pemakaian gelar akuntan ternyata perkembangan profesi akuntan dan auditor
di Indonesia berjalan lambat karena perkekonomian Indonesia belum berjalan
pesat. Namun, perkembangan ekonomi mulai pesat saat dilakukan
nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda. Dengan keterbatasan
tenaga akuntan yang menjadi auditor pada waktu itu, Direktorat Akuntan
Negara meminta bantuan kantor akuntan publik untuk melakukan audit atas
nama Direktorat Akuntan Negara. Perluasan pasar profesi akuntan publik
semakin bertambah yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Undang-
Undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMND) tahun 1967 /1968. Profesi akuntan publik mengalami
perkembangan yang berarti sejak awal tahun 1970-an dengan adanya
perluasan kredit perbankan kepada perusahaan. Bank mewajibkan nasabah
yang mengajukan kredit dalam jumlah tertentu untuk menyerahkan laporan
keuangan secara periodik yang telah diaudit oleh akuntan publik.
68
Perkembangan itu semakin pesat setelah presiden meresmikan
kegiatan pasar modal 10 Agustus 1977 yang membuat peranan akuntan dan
laporan keuangan menjadi penting. Bulan Januari 1986 Menteri Keuangan
mengeluarkan SK Nomor 43/1986 tentang jasa akuntan menggantikan
Kepmenkeu 763/1977. Pada tahun 2002 Menteri Keuangan mengeluarkan SK
Nomor 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik menggantikan SK
Nomor 43/1997.
Pada tahun 2002 Menteri Keuangan mengeluarkan SK Nomor
423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik menggantikan SK Nomor
43/1997. Selain mewajibkan Akuntan Publik memiliki sertifikat akuntan
publik, juga akuntan publik asing diperbolehkan praktek di Indonesia,
sepanjang memenuhi persyaratan.
Subjek pada penelitian ini adalah seluruh auditor di KAP Bandung
yang dapat dijadikan populasi sebagai responden. Instrumen berupa kuisioner
ini disebarkan pada auditor yang mencakup auditor senior dan auditor junior
dengan perbandingannya masing-masing 50 %. Berdasarkan IAPI Directory
KAP & AP tahun 2010 terdapat 26 KAP yang terdaftar di Bandung.
Dari 26 KAP tersebut, peneliti hanya dapat menggunakan 12 KAP
sebagai populasi serta sampelnya. Hal ini disertai alasan bahwa terdapat
beberapa KAP yang telah pindah dan tidak diketahui alamatnya serta menolak
untuk dijadikan responden. Jumlah seluruh auditor pada 12 KAP adalah 222
orang dengan jumlah sampel sebanyak 75 orang. Teknik sampling yang
69
digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified sampling yang
memungkinkan peneliti untuk mengambil sampel berdasarkan jumlah auditor
pada setiap KAP agar bersifat representative.
Berikut ini adalah daftar sampel penelitian dan jumlah kuisioner yang
disebar yang disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Daftar Kuisioner yang Disebar dan Diterima
No. Daftar KAP Kuisioner Disebar
Kuisioner Diterima
1. Prof.Dr. H.Tb.Hasanuddin, Msc &Rekan
10 10
2. La Midjan & Rekan 10 7 3. Sanusi,Supardi,& Soegiharto 10 7 4. Drs.Gunawan Sudradjat 5 3 5. Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 10 10 6. AF Rachman & Soetjipto WS 6 5 7. Bambang Budi Tresno 5 4 8. Dra. Yati Ruhiyati 5 3 9. Koesbandijah, Beddy Samsi, &
Setiasih. 8 6
10. Dr. H.E.R.Suhardjadinata.,Ak.,MM 6 6 11. Djoemarma, Wahyudin, dan Rekan 10 4 12. Roebiandini & Rekan 10 10 Jumlah 95 75
Sumber: Data Primer Diolah 2011
Peneliti mendistribusikan kuisioner pada setiap KAP disesuaikan dengan
jumlah auditor pada setiap KAP. Sebanyak 95 kuisioner telah disebar oleh peneliti
namun yang diterima hanya 75 buah kuisioner. Ringkasan pengiriman dan
pengembalian kuesioner dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 4.2.
70
Tabel 4.2 Rincian Pengirimaan dan Pengembalian Kuisioner
Kuisioner yang didistribusikan 95 Kuisioner yang kembali 75 Kusioner yang digugurkan (tidak lengkap) - Kuisioner yang digunakan 75 Tingkat pengembalian (response rate) (75/95)*100%
78,9%
Tingkat pengembalian yang digunakan (usable response rate) (75/95)*100%
78,9%
Sumber: Data Primer Diolah 2011
Adapun gambaran umum KAP yang menjadi sampel dalam penelitian ini
diantaranya adalah:
1. Gambaran Umum KAP Koesbandijah Beddy Samsi, dan Setiasih (KBS)
Kantor Akuntan Publik Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih berdiri pada
tanggal 29 Oktober Tahun 1998 oleh Beddy Robedi Samsi. Izin usaha Kantor
Akuntan Publik ini adalah keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.Kep-
1032/Km.17/1998. KAP KBS sudah 39 tahun aktif beroperasi dalam bidang jasa
akuntan public, yang saat ini dikelola oleh tiga akuntan public yang dibantu oleh
beberapa tenaga ahli khusus, para manajer, para supervisor, dan beberapa puluh
auditor serta beberapa supporting staff.
Pengalaman kerja KAP KBS dalam aktivitasnya selama lebih dari 3 dekade
telah memberikan hasil kerja dalam semua jenis jasa akuntan publik yang
diperuntukkan bagi semua jenis usaha, baik usaha dengan badan hukum perseroan,
yayasan, dana pensiun, BUMN, BUMD, badan hukum pendidikan maupun
71
pemerintahan. Kantor Akuntan Publik Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih
memberikan layanan kepada publik pengguna jasa kantor akuntan seperti: jasa Audit
Laporan Keuangan, jasa Kompilasi Laporan Atestasi, jasa Review Laporan
Keuangan, jasa Kompilasi Laporan Keuangan dan jasa Konsultasi.
Selama 39 tahun dalam melaksanakan pemberian jasa akuntan publik, baik
kantor KAP KBS maupun para akuntan yang tergabung di dalamnya belum pernah
mendapat teguran, peringatan, dan atau sanksi lain yang berkaitan dengan
pelanggaran standar profesi maupun hukum dan institusi atau lembaga terkait serta
pemerintah. Adapun alamat kantor adalah di Jl. P.H. Hasan Mustopa No.58 Bandung.
2. Gambaran Umum KAP Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin .,MSc dan Rekan
Kantor Akuntan Publik (KAP) Prof.Dr.H.Tb.Hasanuddin M.sc dan Rekan
memiliki nomor registrasi D.610 sesuai dengan kompartemen akuntan public IAI,
surat izin praktek harus diperbaharui setelah lewat periode waktu tertentu . Surat
praktek sekarang yaitu nomor izin APU: Kep.813/KM.18/1998 tanggal 23 oktober
1998 selaku Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di BPPN dan Akuntan Publik
Pasar Modal No 254./PM/STTP-AP/2002. KAP ini telah membuka cabang di Jakarta
sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.Kep.405/KMK.6/ 2003 tentang pemberian izin pembukuan cabang KAP
Prof.Dr.H.Tb.Hasanuddin,M.Sc dan rekan. KAP ini mulai tahun 2005 bertempat di Jl.
Soekarno Hatta MTC Blok F no 29 Bandung. Untuk melayani klien ditunjuk dan
72
ditetapkan staf yang berkompetensi dengan berdasarkan prinsip pelayanan optimal
demi kepuasan pihak klien.
3. Gambaran Umum KAP Drs. Gunawan Sudrajat
Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Gunawan Sudrajat didirikan pada tahun
2004 yang bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan berbagai entitas ekonomi
akan jasa akuntansi, manajemen, perpajakan, serta jasa lainnya.
Rekan KAP terdahulu adalah auditor salah satu KAP kelompok “The Big
Five” di Indonesia yaitu Kantor Akuntan Publik Riza, Andiek & Zainuddin di Jakarta
yang didirikan pada tahun 1996 dan membubarkan diri pada tahun 2003. Klien KAP
Drs. Gunawan Sudrajat saat ini terdiri dari perusahaan-perusahaan dari berbagai
bidang usaha seperti perdagangan, pariwisata, industry garmen, industry keramik,
multi level marketing, dan koperasi.
Landasan pelayanan jasa KAP dalam setiap penugasannya selalu berusaha
memenuhi client satisfication, karena itu selama proses penugasannya selalu terbuka
untuk membicarakan aspek bisnis yang ada.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, KAP Drs. Gunawan Sudrajat terus
meningkatkan profesionalisme pelayanannya terutama dalam bidang auditing dan
selalu berpedoman pada SAK dan SPAP.
Adapun alamat kantor adalah di Komplek Taman Golf Arcamanik Endah
Jl.Golf Timur III No.1 Bandung.
73
4. Gambaran Umum KAP Roebiandini dan Rekan
Kantor Akuntan Publik (KAP) Roebiandini & rekan, ditetapkan secara hukum
pada tanggal 16 oktober 2008 berdasarkan Surat Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor : 684/KM.1/2008.
KAP Roebiandini & rekan merupakan kelanjutan dari KAP Ilya Avianti &
rekan yang didirikan dan ditetapkan secara hukum pada tanggal 28 Maret 1996
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : SI.415/
MK.17/1996 dan Nomor : SI.416/MK.17/1996 dan telah diperbaharui pada tanggal
29 Oktober 1998 oleh Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
KEP-1045/ KM.17/1998.
Sebagai kelanjutan dari KAP Ilya Avianti & Rekan, KAP Roebiandini &
Rekan memperoleh rekomendasi dari Ikatan Akuntan Indonesia dari Cabang Jawa
Barat dengan Nomor: 07/ SEK/III/ 1995 maupun dari pusat dengan Nomor :
275/SEKKEN/XI/1995. terhitung tanggal 3 Juli 1998 terdaftar sebagai anggota
Forum Akuntan Pasar Modal dengan Nomor Surat Tanda Terdaftar Profesi
Penunjang Pasar Modal, No. 441/PM/STTD-AP/PM/2006. Kantor Akuntan ini juga
terdaftar pada Ikatan Akuntan Indonesia seksi Kompartemen Akuntan Publik dengan
No. Reg. KAP 800 dan No. Reg. KAP 600. Saat ini KAP Roebiandini dan rekan
berkedudukan di Jalan Sidoluhur No 26 Sukaluyu Bandung.
74
5. Gambaran Umum KAP La Midjan dan Rekan
Kantor Akuntan Publik (KAP) La Midjan dan Rekan, berdiri pada tanggal 24
Juli 1981 berdasarkan surat izin usaha nomor SI-01120/MK.4/1981 dari Departeman
Keuangan Republik Indonesia Nomor SI-464/SK 11/1987.
Pada awal berdiri, Kantor Akuntan Publik ini bernama Drs. La Midjan yang
dipimpin langsung oleh Bapak La Midjan. Pada tahun 1996 berdasarkan surat
keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor SI-1359/MK.17/1990
berganti nama menjadi Drs La Midjan dan Rekan, hal ini terjadi karena pimpinan
Kantor Akuntan Publik ini meninggal dunia. Berdasarkan surat izin menteri keuangan
Republik Indonesia di atas aktivitas dan kepemimpinan Kantor Akuntan Publik
dilanjutkan oleh putra beliau Drs. Azhar Susanto, Mbus.
KAP La Midjan dan rekan pada awal berdirinya melayani tiga jenis jasa
pemeriksaan, yaitu pemeriksaan umum (general audit), pemeriksaan khusus (special
audit), dan pemeriksaan operasional (management audit). Dengan semakin
berkembangnya dunia usaha, kebutuhan jasa konsultasi dalam bidang akuntansi dan
keuangan semakin bertambah. Demikian pula halnya dengan adanya penyusunan
sistem informasi. Karena alasan tersebut, maka pada tahun 1991 KAP La Midjan
menambah layanan jasanya, yaitu konsultasi manajemen dalam bidang akuntansi dan
keuangan serta penyusunan sistem informasi akuntansi dan sistem informasi
manajemen berbasis manual dan komputer. Saat ini Kantor Akuntan Publik La
Midjan dan Rekan beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No 207 Bandung.
75
6. Gambaran Umum KAP Dr. H.E.R.Suhardjadinata.,Ak.,MM
KAP.Dr.H.E.R.Suhardjadinata,Ak.,MM merupakan kantor akuntan yang
bergerak dibidang Registered public accounting, Tax, Finance & Management
Consultants. Izin usaha Kantor Akuntan Publik ini adalah keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No.Kep.038/KM.6/2004 tanggal 27 Januari 2004.
Kantor Akuntan Publik ini beralamat di Metro Trade Centre Blok C Bandung.
7. Gambaran Umum KAP Djoemarma, Wahyudin, dan Rekan
Kantor Akuntan Publik Djoemarma, Wahyudin & Rekan (KAP DWR)
merupakan entitas jasa profesional independen yang didirikan pada tahun 2000
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor KEP-350/KM.17/2000
tentang pemberian ijin Usaha Kantor Akuntan Publik Djoemarma, Wahyudin &
Rekan.
KAP DWR merupakan kelanjutan atau perubahan dari Kantor Akuntan Publik
Sugiono, Djoemarma, Wahyudin (KAP SDW) yang beroperasi sejak bulan Desember
tahun 1995 berdasarkan Surat Izin Menjalankan Praktek Sebagai Akuntan Publik dari
Menteri Keuangan untuk Sugiono Paulus (SI.1512/MK.17/1995), Djoemarma Bede
(SI.1513/MK.17/1995, diperbaharui tahun 1998 dengan Nomor Izin 98.1.0451), dan
Wahyudin Zarkasyi (SI.1514/MK.17/1995 diperbaharui dengan Nomor Izin
98.1.0454).
76
8. Kantor Akuntan Publik Sanusi, Supardi, dan Soegiharto
KAP ini bermula dengan nama KAP Drs. Sanusi & Rekan didirikan pada
tahun 1977 dan telah disetujui oleh Menteri Keuangan sesuai dengan surat izin
“Untuk membuka Kantor Akuntan Swasta” dari Departemen Keuangan Republik
Indonesia Direktorat Akuntan Negeri No.050/1-003896 tanggal 20 April 1977. Pada
tahun 1990 diadakan registrasi dan surat izin praktek kantor akuntan public menjadi
surat izin usaha No 98.2.152 dan nama kantor berubah menjadi Kantor Akuntan
Publik Sanusi, Supardi, dan Soegiharto yang beralamat Jl. Cikawao No 40 Bandung.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya bisa menyajikan gambaran umum
responden sebanyak 8 KAP saja, hal ini dikarenakan 4 KAP lainnya belum bersedia
untuk memberikan data tentang gambaran umum KAP yang meliputi sejarah singkat
dan profil KAP.
4.1.1.1 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik
Kantor akuntan publik di Indonesia memiliki bentuk hukum berupa usaha
sendiri (Sole Practitioners) atau bentuk kerjasama antara dua atau lebih rekan
akuntan (Partnership).
Pembagian struktur organisasi kantor akuntan publik secara umum biasanya
pembagian menurut jenjang atau jabatan akuntan publik. Pembagian dapat
digambarkan sebagai berikut:
77
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik
Adapun penjelasan jabatan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Partner / Managing Partner
Partner adalah orang yang memiliki kantor akuntan publik dan bertanggung
jawab penuh atas kegiatan kantor akuntan publik serta menduduki jabatan tertinggi
dalam penugasan audit. Partner menandatangani laporan audit dan management
letter, dan bertanggung jawab terhadap penagihan fee audit dari klien. Seorang
patner harus memiliki pengalaman minimal 10 tahun.
2. Manajer audit
Manajer audit bertidak sebagai pengawas audit; bertugas untuk membantu
auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit; me-review
kertas kerja, laporan audit dan management letter. Biasanya manajer melakukan
Partner / Managing partner
Manajer Audit Auditor Senior
Auditor Junior
Office Sceretary Expert Advisory Team (Tim
Penasihat Ahli) a. Database
Administrator b. Office
Personal
78
pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak
berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan pada auditor senior. Manajer harus memiliki
pengalaman minimalnya 5 tahun.
3. Auditor Senior
Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk
mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana; bertugas untuk
mengarahkan dan me-review pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya
hanya menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya
auditor senior melakukan audit terhadap suatu objek pada saat tertentu.
4. Auditor Junior
Auditor melaksanakan prosedur audit rinci, membuat kertas kerja untuk
mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini
biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan
formalnya di sekolah.
5. Expert Advisory Team
Adalah tim penasehat ahli dibidangnya yang menbantu para auditor
Terdiri dari :
a. Database Administrator
Ahli dibidang hardware maupun software. Adapun tugasnya adalah sebagai
barikut:
79
• Membuat dan me-maintenance database kantor.
• Melakukan perawatan hardware maupun software.
• Mengatur distribusi email yang keluar dan masuk.
• Men-support seluruh kebutuhan database tim auditor maupun tim konsultan.
b. Office Personal Division
• Membantu manajemen kantor dalam menyelesaikan masalah di bidang
kepegawaian diantaranya adalah
• Melaksanakan penerimaan, penempatan, dan administrasi pegawai.
• Membantu manajemen kantor dalam menyelesaikan masalah di bidang
kepegawaian.
6. Office Secretary
• Membantu kelancaran tugas pekerjaan Kantor Akuntan Publik, dalam
penyelenggaraan tugas-tugas kesekretariatan yaitu :
• Mengurus surat menyurat dan pengirimannya.
• Menerima dan mengirim telepon / faksimili.
• Membantu manajemen dalam menyelesaikan masalah di bidang
kesekretariatan dan rumah-tangga kantor.
4.1.1.1.2 Organisasi Pendukung Fungsional
Untuk menunjang kinerja terdapat organisasi pendukung fungsional.
Organisasi pendukung fungsional terbagi menjadi dua divisi, yaitu audit division dan
consultant division.
80
1. Audit Division
a. Audit Director
• Membantu Managing Partner / Partner melaksanakan kegiatan manajemen
operasional di Divisi Audit - Kantor Akuntan Publik, misalnya melakukan
pembahasan pra-kontrak / kontrak penugasan jasa audit.
• Memberi pendapat dan saran-saran mengenai pekerjaan audit Kantor Akuntan
Publik.
• Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan manajer dan supervisor,
di bidang jasa audit.
• Membahas permasalahan yang timbul di lapangan dan menyelesaikannya;
bilamana perlu masalah tersebut dibahas dengan rekan pimpinan / rekan.
b. Audit Manager
• Melaksanakan tugas mewakili pimpinan atas dasar tugas tertulis dari
pimpinan.
• Memberi pendapat dan saran-saran mengenai pekerjaan audit Kantor Akuntan
Publik.
• Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan supervisor dan tim di
bidang audit.
• Me-review konsep laporan laporan auditor independen dan/atau sejenisnya,
serta membahasnya dengan Managing Partner / Partner dan Supervisor
sebelum konsep laporan tersebut dibahas dengan pihak klien untuk difinalkan.
81
• Membahas laporan auditor independen dengan pihak klien dan kemudian
memonitor penyelesaian laporan tersebut sampai dengan laporan
ditandatangani Managing Partner / Partner untuk dikirimkan kepada klien.
c. Audit Supervisor
• Mempersiapkan kontrak kerjasama audit.
• Merencanakan dan menyusun program audit. Tugas ini meliputi: Menetapkan
penugasan auditor dan menyiapkan surat tugas, menyusun rancangan program
audit dan mempersiapkan perlengkapan untuk pelaksanaan pekerjaan.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan audit.
• Membagi tugas pekerjaan harian dan formulir pekerjaan.
• Mengawasi pelaksanaan tugas oleh para auditor.
• Mereview kertas kerja pemeriksaan dan konsep laporan audit yang disiapkan
oleh Chief Auditor (Ketua Tim).
• Menyelenggarakan administrasi audit.
• Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan audit dan
permasalahan yang ditemukan.
2. Consultant Division
a. Executive Director
• Membantu Managing Partner / Partner melaksanakan kegiatan manajemen
operasional di Divisi Konsultan - Kantor Akuntan Publik, misalnya
melakukan pembahasan pra-kontrak / kontrak penugasan jasa konsultansi.
82
• Memberi pendapat dan saran-saran mengenai pekerjaan konsultansi Kantor
Akuntan Publik.
• Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan manajer dan supervisor,
baik di bidang jasa konsultansi.
• Membahas permasalahan yang timbul di lapangan dan menyelesaikannya;
bilamana perlu masalah tersebut dibahas dengan rekan pimpinan / rekan.
b. Consultant Manager
• Membantu Executive Director melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis
jasa konsultansi di Divisi Konsultan - Kantor Akuntan Publik, misalnya
melakukan pembahasan lingkup pekerjaan dalam kontrak penugasan jasa
konsultansi, dan laporan konsultansi (draft / final).
• Mereview laporan dan laporan konsultansi (draft / final) dan membahasnya
dengan Executive Director (atau jika perlu, Managing Partner / Partner) dan
Supervisor sebelum konsep laporan tersebut dibahas dengan pihak klien untuk
di-”final”-kan.
• Membahas laporan final dengan pihak klien dan kemudian memonitor
penyelesaian laporan jasa konsultansi sampai dengan laporan ditandatangani
Managing Partner / Partner, selanjutnya agar dikirimkan kepada klien.
83
c. Consultant Supervisor
• Menyiapkan kontrak kerjasama konsultansi.
• Merencanakan dan menyusun program konsultansi. Tugas ini meliputi:
menetapkan penugasan konsultan dan menyiapkan surat tugas serta menyusun
rancangan program konsultasi dan mempersiapkan perlengkapan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan konsultan (Ketua &
Anggota Tim) di lapangan, membagi tugas pekerjaan harian dan formulir
pekerjaan, mengawasi pelaksanaan tugas oleh para konsultan.
• Mereview konsep laporan konsultasi dan kertas kerja pemeriksaaan yang
disiapkan oleh Ketua Tim.
• Menyelenggarakan administrasi konsultasi.
• Membuat laporan kepada manajer sebagai atasannya, mengenai hasil
pekerjaan konsultasi dan permasalahan yang ditemukan.
84
4.1.1.3 Gambaran Umum Responden
Tabel 4.3
Gambaran Umum Responden
Karakteristik Jumlah Presentase Gender :
Pria Perempuan
52 23
70% 30%
Jabatan : Senior Junior
37 38
49,3% 50,7%
Pendidikan :
D3 S1 S2 S3
5 63 7 -
6,67% 84 % 9,33%
Pengalaman Audit: 0-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun Di atas 20 tahun
47 17 10 1
62,67 % 22,67 % 13,33 % 1,33 %
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat terlihat bahwa sebagian besar responden
adalah pria dengan jumlah sebanyak 52 orang (70%) dan sisanya responden wanita
sebanyak 23 orang (30 %). Sedangkan data responden berdasarkan jabatan di KAP
yaitu senior auditor 37 orang (49,3 %) dan junior auditor sebanyak 38 orang (50,7%).
Hal ini sesuai dengan yang disyaratkan dalam teknik sampling stratified
proportionate sampling yaitu perbandingan jumlah senior auditor dan junior auditor
sebesar 50 %.
Tingkat pendidikan responden didominasi oleh jenjang S1 sebanyak 63
responden ( 84 %) sedangkan sisanya yakni D3 dan S2 masing-masing 5 responden
(6,67%) dan 7 responden (9,33%). Berdasarkan pengalaman audit pun didominasi
85
oleh responden yang memiliki pengalaman 0-5 tahun yaitu sebanyak 47 orang (62,67
%). Sedangkan sisanya memiliki pengalaman 6- 10 tahun sebanyak 17 orang (22,67
%), 11-15 tahun sebanyak 10 orang (13,33%), dan di atas 20 tahun hanya satu orang
(1,33%).
4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian
Data variabel dalam penelitian ini diperoleh oleh peneliti melalui penelitian
dengan membagikan kuisioner yang terdapat pertanyaan mengenai variabel-variabel
penelitian. Variabel penelitian tersebut terbagi menjadi dua yakni variabel
independen yaitu human capital dan variabel dependen yaitu kinerja auditor. Sebelum
dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian data terhadap instrumen
kuisioner agar data hasil penelitian tidak bias atau tidak diragukan kebenarannya.
Pengujian variabel penelitian tersebut yakni pengujian validitas dengan tujuan
instrument penelitian harus valid (benar dan dapat dibuktikan) serta reliabel (benar
dan dapat dipercaya)
4.1.2.1 Uji Validitas Instrumen
Uji validitas terhadap instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk
menguji validitas dapat digunakan nilai koefisien korelasi melalui perhitungan
product moment dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for windows.
86
Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap
butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi
yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari atau
sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki
validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2005:116). Yang artinya jika nilai rhitung ≥
rtabel dimana rtabel = 0,3, maka item pernyataan dinyatakan valid, sedangkan rhitung <
rtabel maka item pertanyaan tersebut tidak valid dan tidak disertakan dalam analisis
data selanjutnya.
Penelitian ini berjudul Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor.
Variabel independen yaitu human capital yang terdiri dari 42 pertanyaan yang
mencakup komponen atau dimensi human capital . Sedangkan variabel dependen
yaitu kinerja auditor terdiri dari 14 pertanyaan yang meliputi indikator kinerja
auditor.
Di bawah ini merupakan hasil pengujian validitas instrumen kuesioner dari
variabel X (human capital) dan variabel Y (kinerja auditor) terhadap 75 responden
dengan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows :
87
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Human Capital
Dimensi Butir
pertanyaan r
hitung r tabel Keterangan 1.Kemampuan Individu 1 0,682 0,3 Valid
2 0,787 0,3 Valid
3 0,685 0,3 Valid
4 0,737 0,3 Valid
5 0,59 0,3 Valid
6 0,544 0,3 Valid
7 0,583 0,3 Valid
8 0,699 0,3 Valid
9 0,341 0,3 Valid
2. Motivasi Individu 1 0,601 0,3 Valid
2 0,697 0,3 Valid
3 0,687 0,3 Valid
4 0,593 0,3 Valid
5 0,663 0,3 Valid
6 0,785 0,3 Valid
7 0,758 0,3 Valid
3. Gaya Kepemimpinan 1 0,74 0,3 Valid
2 0,79 0,3 Valid
3 0,659 0,3 Valid
4 0,663 0,3 Valid
5 0,685 0,3 Valid
6 0,822 0,3 Valid
7 0,798 0,3 Valid
4. Budaya Organisasi 1 0,628 0,3 Valid
2 0,802 0,3 Valid
3 0,61 0,3 Valid
4 0,75 0,3 Valid
5 0,703 0,3 Valid
6 0,354 0,3 Valid
7 0,686 0,3 Valid
8 0,559 0,3 Valid
9 0,744 0,3 Valid
88
10 0,719 0,3 Valid 5. Kerjasama Tim yang efektif 1 0,794 0,3 Valid
2 0,739 0,3 Valid
3 0,665 0,3 Valid
4 0,592 0,3 Valid
5 0,693 0,3 Valid
6 0,709 0,3 Valid
7 0,615 0,3 Valid
8 0,498 0,3 Valid
9 0,612 0,3 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer 2011
Berdasarkan tabel di atas mengenai uji validitas variabel human capital yang
terdiri dari lima subvariabel dapat terlihat bahwa semua pernyataan dinyatakan valid
dengan menggunakan standar uji validitas sebesar 0,3. Seluruh pernyataan yang valid
akan dilanjutkan dengan uji reliabilitas dan analisis data. Setelah melakukan uji
validitas terhadap variabel human capital , maka dilanjutkan dengan melakukan uji
validitas untuk variabel kinerja auditor.
89
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Auditor
Butir pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1 0,563 0,3 Valid
2 0,549 0,3 Valid
3 0,468 0,3 Valid
4 0,588 0,3 Valid
5 0,432 0,3 Valid
6 0,561 0,3 Valid
7 0,446 0,3 Valid
8 0,69 0,3 Valid
9 0,666 0,3 Valid
10 0,635 0,3 Valid
11 0,689 0,3 Valid
12 0,512 0,3 Valid
13 0,473 0,3 Valid
14 0,543 0,3 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer 2011, Perhitungan Terlampir
Berdasarkan tabel mengenai Hasil Uji Validitas variabel kinerja
auditor yang berisi 14 pernyataan maka seluruh pernyataan dinyatakan valid
dengan standar uji validitas 0,3. Seluruh pernyataan yang valid akan
digunakan untuk uji reliabilitas dan analisis selanjutnya.
4.1.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Penelitian yang menggunakan instrumen, maka instrumen penelitian tersebut
juga harus memiliki syarat realiabel. Untuk itu, diperlukan uji reliabilitas untuk
menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila
pengukuran diulangi lebih dari sekali. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui
90
apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Konsep
reliabilitas ini erat kaitannya dengan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya atau tidak.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode koefisien Alpha
Cronbach’s. Koefisien ini merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering
digunakan karena koefisien ini menggambarkan variasi dari item-item, baik untuk
format benar atau salah atau bukan, seperti format pada skala Likert sehingga
koefisien ini merupakan koefisien yang paling umum digunakan.
Perhitungan uji reabilitas ini menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS
16.0 for windows. Dimana hasil dari perhitungan Alpha Cronbach’s tersebut
kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan bahwa suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2004:42). Hasil perhitungan
uji reliabilitas pada variabel X ( Human Capital) dan variabel Y (Kinerja Auditor)
dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0 for windows dapat dilihat di bawah
ini :
91
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Human Capital
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha
N of Items
X1 .849 9 X2 .806 7 X3 .855 7 X4 .852 10 X5 .834 9
Berdasarkan tabel di atas, nilai r hitung dari kelima subvariabel X lebih besar
dibandingkan dengan nilai Cronbach Alpha, yaitu lebih besar dari 0,60. Dan dari
seluruh pernyataan kuisioner yang dinyatakan valid dalam kuisioner untuk variabel
Human Capital adalah reliabel.
Sedangkan untuk hasil perhitungan uji reliabilitas variabel Y (Kinerja
Auditor) dengan menggunakan software SPSS 16.0 for windows dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Auditor
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.826 14
92
Berdasarkan tabel reliabilitas untuk variabel Y (Kinerja auditor), rhitung lebih besar
dibandingkan dengan nilai Cronbach Alpha, yaitu 0,826 > 0,60, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa 14 pernyataan yang dinyatakan valid dalam variabel Y
adalah reliabel.
4.1.2.3 Deskripsi Data Variabel Human Capital
Perkembangan serta kebutuhan akan profesi akuntan publik mendorong
kemajuan serta tumbuhnya Kantor Akuntan Publik (KAP). KAP sebagai salah satu
perusahaan jasa yang menyediakan jasa bagi kepentingan institusi maupun umum
sangat membutuhkan tenaga SDM yang handal dan berkompeten di bidangnya.
Dengan kebutuhan tenaga SDM yang cukup tinggi maka dibutuhkan pula kualitas
human capital yang baik dalam menunjang kinerja auditor. Human capital ini sangat
penting karena menjadi sumber inovasi dan pembaharuan strategi bagi perusahaan
seperti melalui riset, survey, serta pengembangan human capital itu sendiri. Selain itu,
human capital memberikan nilai tambah bagi perusahaan setiap hari dengan motivasi,
komitmen organisasi, kompetensi, serta efektivitas kerja tim.
Hasil penelitian mengenai pengaruh human capital terhadap kinerja auditor
diperoleh melalui jawaban responden seluruh auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang terdaftar di Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Kuisioner
yang disebarkan pada KAP di Bandung meliputi senior auditor dan junior auditor
dengan perbandingan 50 %.
93
Data kuisioner diperoleh melalui penyebaran kusioner kepada 75 responden
terdiri dari lima subvariabel yakni kemampuan individu, motivasi individu, gaya
kepemimpinan, budaya organisasi, dan kerjasama tim yang efektif. Kelima
subvariabel tersebut diambil dari jurnal Andrew Mayo (2000) yang berjudul The
Role of employee development in the growth of intellectual capital.
4.1.2.3.1 Deskripsi Data Variabel Human Capital Per Indikator
a. Dekripsi Data Variabel per Dimensi 1. Kemampuan Individu ( Individual Capability)
Tabel 4.8
Tanggapan Responden mengenai Kemampuan Individu
No Item
Pertanyaan Skor item
Kategori
1 Dalam melaksanakan audit, saya dituntut untuk memiliki kemampuan dan wawasan yang luas.
323 Sangat Relevan
2 Apabila terdapat kasus yang cukup rumit dan beresiko, saya selalu mempertimbangkannya dahulu sebelum mengambil tindakan maupun keputusan.
332 Sangat Relevan
3 Dalam menangani kasus, kemampuan saya dan keahlian di bidang audit sangat menunjang pekerjaan saya.
324 Sangat Relevan
4 Untuk beberapa hal yang mendetail dalam menangani kasus audit, kecermatan, analisis, dan perhatian yang cukup tinggi yang saya miliki sangatlah membantu.
320 Sangat Relevan
5 Sikap professional selalu saya utamakan dalam melaksanakan pekerjaan sebagai auditor.
334 Sangat Relevan
6 Apabila ada junior auditor yang baru, saya selalu membagi pengetahuan mengenai tugas, pekerjaan ,
323 Sangat Relevan
94
dan wawasan mengenai audit. 7 Dengan memiliki pengalaman yang cukup dalam
bidang audit, sangat membantu dan mempermudah saya dalam menyelesaikan kasus-kasus baru.
332 Sangat Relevan
8 Dengan memiliki jaringan dan koneksi yag luas dengan seluruh auditor, mitra kerja, klien hingga petugas di instansi pajak memudahkan saya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
290 Ragu-ragu
9 Dengan memiliki sikap tegas dalam bersikap serta mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar membantu saya dalam menyelesaikan kasus audit.
306 Relevan
TOTAL 2.884 Rata-rata 320,4 Sangat
Relevan
Berdasarkan tabel di atas mengenai kriteria rentang pengklasifikasian hasil
tanggapan responden tentang kemampuan individu sebagai salah satu subvariabel
human capital dapat terlihat bahwa hampir keseluruhan jawaban responden memiliki
kategori sangat relevan yang artinya sangat sesuai dengan reponden. Satu pertanyaan
yang memiliki nilai ragu-ragu adalah pernyataan mengenai jaringan dan koneksi yang
luas dengan seluruh auditor, mitra kerja , klien hingga petugas di instansi perpajakan.
Sedangkan satu pertanyaaan yang memiliki nilai relevan adalah pernyataan mengenai
kestabilan emosi, mampu bersosialisasi, dan tegas dalam bersikap dalam diri masing-
masing. Namun, secara keseluruhan nilai rata-rata nya sebesar 320,4 dan menurut
tabel rentang pengklasifikasian digolongkan dalam kategori sangat relevan.
95
2. Motivasi Individu ( Individual Motivation)
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Individu
No Item
Pernyataan Skor item Kategori
1 Dalam melaksanakan setiap tugas, saya berusaha untuk bertanggung jawab penuh pada pekerjaan tersebut.
334 Sangat Relevan
2 Sebelum melaksanakan pekerjaan, saya selalu membuat program kerja yang disesuaikan dengan rencana dan tujuan.
321 Sangat Relevan
3 Sebagai seorang auditor yang professional saya harus siap untuk mengambil keputusan demi kepentingan pekerjaan.
320 Sangat Relevan
4 Dalam menangani beberapa kasus audit, saya selalu menentukan resiko audit yang diinginkan.
306 Relevan
5 Dalam menjalankan tugas sebagai seorang auditor saya berusaha untuk berdedikasi penuh pada pekerjaan dan perusahaan (KAP).
322 Sangat Relevan
6 Dengan menghasilkan pekerjaan yang optimal selalu memotivasi saya untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik lagi.
325 Sangat Relevan
7 Dalam menangani setiap pekerjaan, saya berusaha untuk bersikap antusias dan optimis yang tinggi agar selalu bersemangat dalam bekerja.
319 Sangat Relevan
TOTAL 2.247 Rata-rata 321 Sangat
Relevan
Tanggapan responden sebanyak 75 orang yang berasal dari 12 KAP mengenai
motivasi individu dalam hal pekerjaan didominasi 90 % oleh kategori sangat relevan.
Sedangkan pertanyaan dengan kategori relevan adalah pertanyaan mengenai
penentuan resiko audit yang diinginkan . Hal ini dapat disebabkan sebagian
96
responden tidak bersedia untuk mengambil resiko dimana lapoan keuangan ternyata
disajikan secara tidak wajar setelah dilakukan audit namun pendapat tanpa syarat
(unqualified) tetap dikeluarkan. Namun, secara keseluruhan nilai rata-rata skor item
sebesar 321 dengan kategori sangat relevan.
3. Gaya Kepemimpinan (The Leadership Style)
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Gaya Kepemimpinan
No Item
Pernyataan Skor item Kategori
1 Pimpinan saya mampu membagi dan mendelegasikan tugas pekerjaan dengan baik pada setiap pegawai.
319 Sangat setuju
2 Pimpinan saya merupakan sosok seseorang yang tidak pernah berhenti untuk belajar.
319 Sangat setuju
3 Pimpinan saya siap membantu pegawai nya jika mengalami kesulitan dalam pekerjaan.
300 Setuju
4 Pimpinan saya selalu membawa energy yang positif terhadap pegawainya.
309 Setuju
5 Pimpinan saya selalu menghargai hasil pekerjaan setiap pegawainya.
307 Setuju
6 Pimpinan saya mampu berkomunikasi dengan baik dengan pegawainya.
306 Setuju
7 Pimpinan saya selalu mendorong para pegawainya untuk mencapai tujuan dan hasil dari suatu pekerjaan.
309 Setuju
TOTAL 2.169 Rata-rata 310 Setuju
Dalam tujuh buah pernyataan mengenai gaya kepemimpinan,
responden yang rata-rata merupakan senior auditor dan junior auditor diminta
untuk menilai gaya kepemimpinan atasannya. Untuk hasil dari tanggapan
responden ini didominasi dengan kategori setuju yakni sebanyak lima pernyataan
97
dan dua pernyataan lain memiliki kategori sangat setuju. Nilai rata-rata akhir
untuk tanggapan reponden mengenai gaya kepemimpinan ini bernilai 310 atau
dengan kategori setuju.
4. Budaya Organisasi ( The Organizational Climate)
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Terhadap Budaya Oraganisasi
No Item
Pernyataan Skor item
Kategori
1 KAP tempat saya bekerja selalu memberikan kesempatan kepada setiap karyawan untuk melakukan inovasi secara bertanggung jawab dengan mengkonsultasikannya terlebih dahulu.
322 Sangat Setuju
2 KAP tempat saya bekerja selalu mengingatkan resiko yang akan diambil oleh setiap karyawan karena hal tersebut merupakan bagian dari resiko organisasi perusahaan.
310 Setuju
3 KAP tempat saya bekerja tidak hanya fokus pada proses setiap pekerjaan tetapi juga berorientasi pada hasil.
324 Sangat Setuju
4 Keputusan manajemen di tempat saya bekerja selalu memperhitungkan dampaknya bagi seluruh karyawan.
316 Sangat Setuju
5 KAP tempat saya bekerja selalu mengingatkan kepada setiap karyawan untuk mengutamkan mementingkan pekerjaan dibandingkan pribadi.
316 Sangat Setuju
6 Dalam melaksanakan tiap pekerjaan, saya selalu mematuhi peraturan dan berusaha untuk disiplin.
326 Sangat Setuju
7 KAP tempat saya bekerja memberikan kesempatan karir yang lebih baik bagi setiap karyawan yang berprestasi.
307 Setuju
8 Jika suatu unit organisasi berprestasi maka semua anggota unit dapat merasakan penghargaan yang diperoleh.
318 Sangat Setuju
9 Penilaian atas prestasi kerja tiap pegawai dapat meningkatkan kinerja organisasi.
324 Sangat Setuju
98
10. Dengan memiliki budaya organisasi maka dapat meningkatkan kinerja organisasi pula.
323 Sangat Setuju
TOTAL 3.186 Rata-rata 318,6 Sangat
Setuju
Berdasarkan tabel mengenai tanggapan responden tentang budaya
organisasi di lingkungan kerja dapat terlihat bahwa hasil jawaban didominasi oleh
jawaban sangat setuju sebanyak delapan item pertanyaan. Sedangkan dua
pertanyaan yang lain yakni mengenai resiko pekerjaan dan jenjang karir di
lingkungan kerja mendapatkan kategori setuju oleh para responden. Dari hasil
keseluruhan jawaban 75 responden memiliki nilai rata-rata sebesar 318,6 dengan
kategori sangat setuju.
5. Kerjasama Tim yang Efektif (The Effectiveness Teamwork)
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Terhadap Kerjasama Tim yang Efektif
No Item
Pernyataan Skor item
Kategori
1 Apabila ada pekerjaan dalam sebuah tim, saya paham akan tugas yang harus dilakukan.
320 Sangat Setuju
2 Tim kami memiliki target jangka panjang dan jangka pendek dalam menyelesaikan pekerjaan.
313 Setuju
3 Tim kami selalu berusaha untuk menyelesaikan kasus maupun permasalahan dengan baik
317 Sangat Setuju
4 Sebelum melaksanakan pekerjaan, tim kami selalu melakukan perencanaan dan persiapan yang matang.
308 Setuju
5 Dalam melaksanakan setiap kasus pekerjaan, kami selalu membuat kerangka kerja terlebih dahulu.
310 Setuju
6 Dalam membuat setiap keputusan, kami selalu 315 Sangat
99
melaksanan musyawarah dengan hasil sepakat. Setuju 7 Setiap anggota tim boleh berpendapat untuk
mengemukakan argumennya 319 Sangat
Setuju
8 Konflik kerja dalam sebuah tim sebisa mungkin dihindari.
311 Setuju
9 Kepentingan tim kerja selalu saya utamakan. 312 Setuju
TOTAL 2.825 Rata-rata 313,8 Setuju
Berdasarkan tabel mengenai tanggapan responden mengenai
kerjasama tim yang efektif yang meliputi sembilan pernyataan dapat terlihat
bahwa lima pernyataan berkategori setuju dan empat pernyataan berkategori
sangat setuju. Kerjasama tim yang efetif sebagai salah satu komponen human
capital memiliki nilai rata-rata skor sebesar 313,8 atau dengan kategori setuju
untuk 75 responden.
b. Deskripsi Data Variabel Human Capital Secara Keseluruhan
Tabel 4.13
Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Untuk Variabel Human Capital
No Human Capital Rata-rata 1 Kemampuan Individu 320,4 2 Motivasi Individu 321 3 Gaya Kepemimpinan 310 4 Budaya Organisasi 318,6 5 Kerjasama Tim yang Efektif 313,8 Total 1.583,8 Rata-rata 316,76
100
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas, diperoleh total rata-rata
untuk variabel human capital sebesar 1.583,8. Sedangkan rata-rata untuk kelima
subvariabel human capital tersebut adalah sebesar 316,76. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa rata-rata responden menyatakan sangat setuju akan
pentingnya peranan human capital di dalam sebuah organisasi maupun
perusahaan terutama dalam meningkatkan kinerja auditor.
4.1.2.4 Deskripsi Data Variabel Kinerja Auditor
Kinerja auditor adalah hasil prestasi maupun kontribusi seorang auditor yang
bertugas melakukan pemeriksaan terhadap suatu informasi berdasarkan standar atau
kriteria yang telah ditetapkan serta melaporkan hasilnya kepada pengguna informasi
yang berkepentingan. Kinerja auditor ini dapat diukur dari tiga factor yaitu factor
individual, factor psikologis, dan factor organisasi.
Data untuk variabel Kinerja Auditor diperoleh melalui penyebaran kuisioner
terhadap 75 responden yang terdiri dari tiga indikator dan dijabarkan pada 14
pertanyaan. Deskripsi data variabel kinerja auditor menjelaskan secara rinci
indikator-indikator variabel Y berdasarkan kriteria dan rentang pengklasifikasian.
101
4.1.2.4.1 Deskripsi Data Variabel Kinerja Auditor per Indikator
a. Dekripsi Data Variabel per Dimensi
Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap pernyataan yang diuraikan
per-indikator :
1. Faktor Individual
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Terhadap Faktor Individual
No Item
Pernyataan Skor item Kategori
1 Dalam menangani kasus yang berkaitan dengan pekerjaan, kemampuan dan keahlian yang saya miliki sangatlah menunjang.
324 Sangat Setuju
2 Ilmu yang didapatkan pada pendidikan formal sangat mendukung pekerjaan saya sebagai auditor.
322 Sangat Setuju
3 Sikap kedisiplinan yang saya miliki dapat meningkatkan kualitas hasil audit saya.
335 Sangat Setuju
4 Dengan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai audit akan mempermudah dalam menyelesaikan kasus yang dihadapi.
315 Sangat Setuju
Total 1.296 Rata-rata 324 Sangat
Setuju
Berdasarkan tabel di atas mengenai tanggapan responden terhadap
faktor individual sebagai salah satu indikator kinerja auditor dapat terlihat hasil
akhir rata-rata memiliki nilai 324 dengan kategori sangat setuju. Seluruh
responden di Kantor Akuntan Publik Bandung memberikan jawaban bahwa faktor
102
individual seperti kemampuan dan keahlian dalam mendukung pekerjaan,
pendidikan formal sangat menunjang pekerjaan, disiplin dalam bekerja, serta
pengetahuan dan wawasan sangat mendukung kinerja sebagai auditor sangat
mendukung kinerja seseorang sebagai auditor. Kinerja auditor sangat bergantung
pada faktor individual yakni kemampuan pada diri sendiri untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan audit.
2. Faktor Psikologis
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Terhadap Faktor Psikologis
No Item
Pernyataan Skor item Kategori
5. Dengan memiliki sikap yang baik dalam bekerja akan mempermudah dalam berinteraksi dengan rekan kerja dan pimpinan.
318 Sangat Setuju
6. Kepribadian adalah tingkah laku seseorang yang harus memiliki nilai baik termasuk sebagai auditor.
312 Setuju
7. Ketika ada pekerjaan yang memiliki target waktu tertentu, saya akan berusaha mengerahkan kemampuan untuk mencapainya.
316 Sangat Setuju
8. Ketika terjadi selisih dalam memeriksa laporan keuangan, saya akan secara jujur mengungkapkannya hingga tuntas.
320 Sangat Setuju
Total 1.266 Rata-rata 316,5 Sangat
Setuju
Berdasarkan tabel di atas mengenai tanggapan responden terhadap
faktor psikologis sebagai salah satu indikator kinerja auditor dapat terlihat bahwa
ghasil akhir rata-rata memiliki nilai 316,5 dengan kategori sangat setuju. Faktor –
103
faktor psikologis ini meliputi sikap, kepribadian, motivasi, kejujuran, dan senang
mempelajari hal baru. Jawaban para responden yang didominasi kategori sangat
setuju mencerminkan bahwa faktor psikologis merupakan salah satu indikator
yang mendukung kinerja auditor. Hal ini juga memberikan pernyataan lain bahwa
faktor individual yang mencakup kemampuan individu bukanlah faktor satu-
satunya dalam mendorong kinerja auditor.
3. Faktor Organisasi
Tabel 4.16
Tanggapan Responden Terhadap Faktor Organisasi
No Item
Pernyataan Skor item Kategori
9. Setiap menangani kasus, kreativitas dan inisiatif yang baik dapat membantu pekerjaan.
328 Sangat Setuju
10. Dengan mempelajari hal maupun kasus baru semakin menambah pengalaman dan pengetahuan saya sebagai auditor.
333 Sangat Setuju
11. Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam mendorong kinerja auditor.
332 Sangat Setuju
12. Gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin mempengaruhi kinerja saya sebagai auditor
327 Sangat Setuju
13. Institusi tempat saya bekerja akan memberi penghargaan untuk prestasi kerja yang saya lakukan.
304 Setuju
14. Struktur organisasi di tempat saya bekerja sudah sangat baik
310 Setuju
Total 1.934 Rata-rata 322,3 Sangat
Setuju
104
Berdasarkan tabel di atas mengenai tanggapan responden terhadap
faktor organisasi sebagai salah satu indikator kinerja auditor memiliki hasil akhir
rata-rata sebesar 322,3. Jawaban reponden mengenai faktor organisasi didominasi
dengan jawaban sangat setuju. Hal ini mencerminkan bahwa faktor organisasi
seperti tanggung jawab, kreativitas, inisialtif, SDM, struktur organisasi, prestasi
kerja, serta gaya kepemimpinan merupakan faktor-faktor lain selain faktor
individual dan faktor psikologis yang mendukung kinerja seorang auditor.
b. Deskripsi Data Variabel Kinerja Auditor Secara Keseluruhan
Tabel 4.17
Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Untuk Variabel Kinerja Auditor
No. Kinerja Auditor Rata-Rata
1 Faktor Individual 324 2 Faktor Psikologis 316,5 3 Faktor Organisasi 322,3
Jumlah 962,8 Rata-Rata 320,9
Sumber: Hasil penelitian yang telah diolah
Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh untuk setiap inikator dari variabel
Kinerja Auditor yang terlihat dalam tabel di atas yakni untuk factor individual, factor
psikologis, serta factor organisasi memiliki nilai masing-masing 324, 316,5 dan
322,3. Sehingga menghasilkan nilai total rata-rata akhir sebesar 962,8 sedangan rata-
rata 320,9 dan masuk dalam kategori sangat setuju.
105
Hal ini dapat dideskripsikan bahwa ketiga indikator tersebut yang tercermin
dalam 14 pernyataan tersebut menyatakan bahwa para responden mayoritas sangat
setuju bahwa penilaian kinerja auditor yang diukur berdasarkan ketiga factor tersebut
sudah sangat baik.
4.1.3 Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
bagian, uraiannya adalah sebagai berikut :
4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik
Dalam penggunaan analisis data berupa regresi, terdapat beberapa asumsi
dasar yang dapat menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik dari model
regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa. Asumsi-asumsi dasar itu
dikenal sebagai asumsi klasik. Berikut ini adalah uji asumsi klasik yang terdiri dari:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan
pengolahan datanya menggunakan software statistik SPSS 16.0 for Windows.
Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
106
Tabel 4.18
Hasil Uji Normalitas
Dari tabel uji normalitas di atas, diketahui banwa nilai Asymp Sig (2-
tailed) untuk variabel Y (Kinerja Auditor) adalah 0,518. Sedangkan nilai
Asymp Sig (2- tailed) untuk masing-masing variabel X ( Human Capital )
adlaah 0,521, 0,03, 0,071,0,202, dan 0,034. Untuk syarat uji normalitas adalah
nilai Asymp Sig (2 – tailed) adalah lebih besar dari ½ α atau nilai harus lebih
besar dari 0,025. Nilai seluruh variabel baik variabel Y maupun variabel X
lebih besar dari 0,025 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data pada
penelitian ini adalah berdistribusi normal.
2. Uji Heterokesdastisitas
Salah satu uji asumsi klasik lainnya adalah uji heteroskesdastisitas
dengan menggunakan gambar scatterplot. Berikut ini adalah gambar hasil uji
heteroskesdastisitas dengan pengolahan data menggunakan software statistic
SPSS.16.0 for Windows
107
Gambar 4.2
Berdasarkan gambar hasil uji heteroskesdastisitas di atas
memperlihatkan bahwa titik-titik di atas tidak menggambarkan pola tertentu
baik ke atas, bawan, kanan, maupun ke kiri. Hal ini menunjukkan bahwa
model regresi bebas dari heteroskesdastisitas.
3. Uji Linearitas
Hasil pengujianlinearitas pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah model persamaan pada penelitian ini bersifat linier atau
tidak. Dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows, maka hasil uji
linieralitas dapat ditampilkan pada tabel di bawah ini :
108
Tabel 4.19
Hasil Uji Linearitas
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 6,383
dengan sampel penelitian 75. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan
nilai F tabel (5 ; 75 ; 0,05) adalah 2,348, sehingga F hitung > F tabel dengan
kata lain 6,383 > 2,348 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan
pada penelitian ini bersifat linier.
4. Uji Mulitikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui seberapa besar
korelasi antar variabel bebas penelitian. Jika terdapat korelasi yang kuat di
antara sesama variabel bebas maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi
semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula Cara
yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah
dengan:menggunakan Variance Inflation Factors (VIF).
109
Tabel 4.20
Hasil Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Tolerance seluruh
variabel ebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel independen /
bebas.
5. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang
disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi autokorelasi dan metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson
(DW test). Berikut hasil uji autokorelasi dengan mengunakan software SPSS
16.0 for Windows.
110
Tabel 4.21
Hasil Uji Autokorelasi
Beradasarkan tabel uji autokorelasi di atas dapat terlihat nilai DW test
sebesar 1,547. Sedangkan menurut tabel Durbin Watson dengan jumlah
sampel 75 dan k = 5 maka didapat nilai du sebesar 1,457. Oleh karena itu
retang autokorelasi yang sesuai syarat adalah 1,457< 1,547< 2,543 (4 – du).
Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
4.1.3.2 Analisis Regresi Berganda
Seteah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data-data variabel
dalam penelitian ini dengan hasilnya memenuhi persyaratan maka selanjutnya
dilakukan analisisi statistic parametris dengan menggunakan analisis regresi
berganda. Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh variabel independen ( Human Capital) terhadap variabel dependen
(Kinerja Auditor). Analisis ini juga digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel human capital secara simultan terhadap variabel kinerja auditor.
Analisis regresi berganda digunakan karena variabel yang digunakan lebih
111
dari dua variabel. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan regresi linear
berganda dan pengolahan datanya menggunakan bantuan sofwarte statistik
SPSS 16.0 for Windows yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.21
Hasil Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda di atas dapat
diketahui bahwa nilai konstanta (a) adalah sebesar 20.197,163 dan nilai
koefisien regresi (b) adalah bi = - 0,20, b2=0,343, b3=0,596, b4= 0,229, dan
b5= -0,57. Berdasarkan nilai yang diperoleh tersebut maka dapat dibuat model
regresi liniear berganda sebagai berikut:
Y = 20.197,163 -0,2 X1 + 0,343 X2 +0,596 X3 + 0,229 X4 -0,57 X 5
112
4.1.3.3 Uji F
Uji F atau ANOVA atau analisis varian merupakan uji koefisien regresi secara
bersama-sama untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa variabel independen
terhadap variabel dependen. Dalam hal ini peran ANOVA adalah untuk menguji
signifikansi pengaruh kelima komponen human capital terhadap kinerja asuditor.
Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05
Untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,
digunakan penguji koefisien regresi (uji t), yaitu dengan membandingkan ttabel dan
thitung. Berikut ini adalah tabel pengujian hipotesis dengan pengolahan datanya
menggunakan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.23
Hasil Uji F
113
Berdasarkan tabel di atas dapat diperoleh nilai F hitung sebesat 6,383 dan
signifikansi 0,000. Sedangkan nilai F tabel dapat dilihat pada tabel statistic pada
tingkat signifikansi 0,05 dengan df1= 5 dan df2= 69 maka diperoleh nilai F tabel
sebesar 2,348. Nilai ini digunakan untuk menguji hipotesis statistic berikut ini:
Ho : Human capital tidak berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor.
Ha : Human capital berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor.
Sedangkan untuk kriteria pengujiannya yaitu :
a. Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima
b. Jika F hitung > F tabel , maka Ho ditolak
Oleh karena F hitung > dari F tabel yakni 6,383 > 2,348 dan signifikansi < 0,05
(0,000< 0,005) maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa human capital
berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Hubungan Kemampuan Individu (X1) Terhadap Kinerja Auditor (Y)
Untuk mengetahui hubungan kemampuan individu terhadap kinerja auditor
dapat menggunakan hasil rumus dari analisis regresi berganda yaitu Y= 20.197,163 -
0,2 X1+0,343 X2 +0,596 X3+0,229 X 4 -0,57X5. Nilai koefisien regresi variabel
114
kemampuan individu (b1) bernilai negative yaitu -0,2 yang artinya setiap penurunan
nilai kemampuan individu senilai 1 maka akan menurunkan penilaian kinerja auditor
sebesar 0,2 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Sehingga dapat disimpulkan
kemampuan individu berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor.
Hal ini juga dapat diinterpretasikan bahwa kemampuan individu sebagai salah
satu komponen human capital memegang peranan sangat penting dalam peningkatan
kinerja auditor. Apabila nilai kemampuan individu meningkat maka penilaian
terhadap kinerja auditor pun meningkat namun jika nilai kemampuan individu
menuun maka penilaian terhadap kinerja auditor pun menurun.
4.2.2 Hubungan Motivasi Individu (X 2) Terhadap Kinerja Auditor (Y)
Untuk mengetahui hubungan motvasi individu terhadap kinerja auditor pun
dapat menggunakan hasil rumus analisis regresi berganda yaitu Y= 20.197,163 -0,2
X1+0,343 X2 +0,596 X3+0,229 X 4 -0,57X5. Nilai koefisien regresi variabel
kemampuan individu (b2) bernilai positif yaitu 0,343 yang artinya setiap peningkatan
nilai motivasi individu senilai 1 maka akan meningkatkan penilaian kinerja auditor
sebesar 0,343 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Sehingga dapat disimpulkan
motivasi individu berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor.
Motivasi individu sebagai penggerak awal dalam setiap diri individu dalam
melakukan pekerjaanna secara tanggung jawab. Dengan memiliki motivasi maka
setiap individu selalu berusaha untuk memberikan kontribusi yang baik terhadap
115
perusahaan/ organisasi. Dalam hal ini motivasi individu nilaina berbanding lurus
terhadap kinerja auditor. Apabila motivasi individu meningkat maka akan ymaka
akan menurunkan kinerja auditor.
4.2.3 Hubungan Gaya Kepemimpinan (X3) Terhadap Kinerja Auditor (Y)
Untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor
dapat menggunakan hasil rumus dari analisis regresi berganda yaitu Y= 20.197,163 -
0,2 X1+0,343 X2 +0,596 X3+0,229 X 4 -0,57X5. Nilai koefisien regresi variabel gaya
kepemimpinan (b3) bernilai positif yaitu 0,596 yang artinya setiap peningkatan nilai
gaya kepemimpinan senilai 1 maka akan meningkatkan penilaian kinerja auditor
sebesar 0,596 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Sehingga dapat disimpulkan
gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor.
Gaya kepemimpinan yang merupakan cerminan kepemimpinan seseorang
merupakan salah satu komponen human capital. Dan dalam penjelasan hubungan di
atas gaya kepemimpinan berbanding lurus terhadap kinerja auditor. Apabila nilai
gaya kepemimpinan meningkat maka akan meningkatkan penilaian kinerja auditor
namun apabila gaya kepemimpinan menurun maka akan menurunkan penilaian
kinerja auditor.
116
4.2.4 Hubungan Budaya Organisasi (X4) Terhadap Kinerja Auditor (Y)
Untuk mengetahui hubungan budaya organisasi terhadap kinerja auditor dapat
menggunakan hasil rumus dari analisis regresi berganda yaitu Y= 20.197,163 -0,2
X1+0,343 X2 +0,596 X3+0,229 X 4 -0,57X5. Nilai koefisien regresi variabel budaya
organisasi (b4) bernilai positif yaitu 0,229 yang artinya setiap peningkatan nilai
budaya organisasi senilai 1 maka akan meningkatkan penilaian kinerja auditor
sebesar 0,229 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Sehingga dapat disimpulkan
budaya organisasi berpengaruh secara positif terhadap kinerja auditor.
Budaya organisasi sebagai salah satu komponen human capital pula memiliki
peranan yang penting dalam kinerja para auditor. Dengan memiliki budaya
organisasi yang baik maka para auditor pun dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan optimal. Budaya organisasi memiliki hubungan yang lurus terhadap kinerja
auditor. Apabila nilai budaya organisasi meningkat maka akan meningkatkan
penilaian kinerja auditor dan juga sebaliknya apabila nilai budaa organisasi menurun
maka akan menirunkan penilaian terhadap kinerja auditor.
117
4.2.5 Hubungan Kerjasama Tim yang Efektif (X5) Terhadap Kinerja Auditor
(Y)
Untuk mengetahui hubungan kerjasama tim yang efektif terhadap kinerja
auditor dapat menggunakan hasil rumus dari analisis regresi berganda yaitu Y=
20.197,163 -0,2 X1+0,343 X2 +0,596 X3+0,229 X 4 -0,57X5. Nilai koefisien regresi
variabel kerjasama tim yang efektif (b5) bernilai negatif yaitu 0,57 yang artinya
setiap penurunan nilai budaya organisasi senilai 1 maka akan menurunkan penilaian
kinerja auditor sebesar 0,57 dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Sehingga
dapat disimpulkan kerjasama tim yang efektif berpengaruh secara positif terhadap
kinerja auditor.
Kerjasama tim yang efektif sebagai salah satu komponen human capital
memiliki peranan yang sama penting terhadap kinerja auditor. Selain itu, nilai
kerjasama tim yang efektif berbanding lurus terhadap kinerja auditor. Apabila nilai
kerjasama tim efektif meningkat maka akan meningkatkan penilaian terhadap kinerja
auditor namun apabila nilai kerjasama tim yang efektif menurun maka akan
menurunkan penilaian terhadap kinerja auditor.
118
4.2.6 Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor ( Survey pada
seluruh KAP di Bandung)
Penelitian ini menunjukkan bahwa kelima komponen human capital yakni
kemampuan individu, motivasi individu, gaya kepemimpinan , budaya organisasi,
dan kerjasama tim yang efektif merupakan satu kesatuan human capital yang dapat
mendorong kinerja auditor di seluruh KAP Bandung dengan jumlah responden
sebanyak 75 orang.
Untuk mengetahui pengaruh antara human capital dan kinerja auditor pada
seluruh KAP di Bandung maka dilakukan perhitungan statistic dengan menggunakan
analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis regresi melalui uji F dimana nilai
F hitung > F tabel yaitu 6,383 > 2,348 serta signifikansi < 0,05 (0,000< 0,05) maka
Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan individu, motivasi
individu, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan kerjasama tim yang efektif
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja auditor.