“PERENCANAAN PENGEMBANGAN LOKASI WISATA...

14
1 “PERENCANAAN PENGEMBANGAN LOKASI WISATA KOLAM RENANG TIRTO MUDO KABUPATEN MAGETAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF QUALITY DAN BENEFIT COST ANALYSIS(Studi Kasus : Lokasi Wisata Kolam Renang Tirto Mudo Kabupaten Magetan, Jawa Timur) Nanda Kiswanto, Lantip Trisunarno Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 E-mail: [email protected] ; [email protected] ABSTRAK Program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di desa Sumberdodol telah menyelesaikan tahap awal. Hasil dari program ini adalah kolam renang Tirto Mudo. Pada tahap selanjutnya, pemerintah berencana mengembangkan kolam renang ini menjadi Lokasi wisata baru. Pengembangan akan dilakukan berdasarkan suara konsumen dan stakeholder. Selain itu, pemerintah juga ingin mengetahui kemanfaatan dari kolam renang tersebut terhadap masyarakat desa. Untuk mendapatkan konsep yang sesuai dengan dan Stakeholder, maka dilakukan penyusunan konsep pengembangan menggunakan metode HOQ, FAST, PUGH. Sedangkan untuk mengukur tingkat kemanfaatannya, dilakukan pendekatan menggunakan Benefit Cost Ratio (BCR). Setelah dilakukan pendekatan dengan metode di atas, dihasilkan prioritas konsep pengembangan yaitu peningkatan kelengkapan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang. Hasil identifikasi manfaat menunjukkan bahwa masyarakat mendapatkan manfaat berupa tambahan pendapatan dari aktifitas kolam renang ini. Perhitungan rasio B/C didapatkan nilai lebih dari satu, ini menunjukkan bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan. Kata Kunci : VOC, HOQ, Stakeholder, Fast, PUGH, Benefit Cost Analysis ABSTRACT Community empowerment programs conducted in the village Sumberdodol has finished the first stage. The result of this stage is Tirto Mudo swimming pool. At the next stage, the government plans to expand the pool to become a new tourism site. The development to be undertaken should be based on the voice of customer and stakeholders. In addition, the government also wanted to know the benefit of this pool for the village community. In order to get the best concept that in accordance with the VOC and stakeholders, then planning design is performed using HOQ, FAST, and PUGH Method. While to measure the level of benefits, made the approach using the Benefit cost ratio. After the approach using those methods above has conducted, the resulting priority concept of development is increasing the completeness of the supporting facilities in the pool area. Benefit identification results show that the village communities get the benefit in additional income from the activity of this pool. The result of B/C ratio obtained a value of more than one, this indicates that this project is feasible. Keywords: VOC, HOQ, Stakeholder, Fast, PUGH, Benefit Cost Analysis 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, demikian menurut Pemerintah nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Desa sebagai satuan pemerintahan terkecil di Negara Indonesia memiliki banyak potensi dan juga tentunya permasalahan. Dalam proses berkembangannya,

Transcript of “PERENCANAAN PENGEMBANGAN LOKASI WISATA...

1

“PERENCANAAN PENGEMBANGAN LOKASI WISATA KOLAM RENANG TIRTO MUDO KABUPATEN MAGETAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF

QUALITY DAN BENEFIT COST ANALYSIS” (Studi Kasus : Lokasi Wisata Kolam Renang Tirto Mudo Kabupaten Magetan, Jawa Timur)

Nanda Kiswanto, Lantip Trisunarno

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

E-mail: [email protected] ; [email protected]

ABSTRAK

Program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di desa Sumberdodol telah menyelesaikan tahap awal. Hasil dari program ini adalah kolam renang Tirto Mudo. Pada tahap selanjutnya, pemerintah berencana mengembangkan kolam renang ini menjadi Lokasi wisata baru. Pengembangan akan dilakukan berdasarkan suara konsumen dan stakeholder. Selain itu, pemerintah juga ingin mengetahui kemanfaatan dari kolam renang tersebut terhadap masyarakat desa. Untuk mendapatkan konsep yang sesuai dengan dan Stakeholder, maka dilakukan penyusunan konsep pengembangan menggunakan metode HOQ, FAST, PUGH. Sedangkan untuk mengukur tingkat kemanfaatannya, dilakukan pendekatan menggunakan Benefit Cost Ratio (BCR). Setelah dilakukan pendekatan dengan metode di atas, dihasilkan prioritas konsep pengembangan yaitu peningkatan kelengkapan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang. Hasil identifikasi manfaat menunjukkan bahwa masyarakat mendapatkan manfaat berupa tambahan pendapatan dari aktifitas kolam renang ini. Perhitungan rasio B/C didapatkan nilai lebih dari satu, ini menunjukkan bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan. Kata Kunci : VOC, HOQ, Stakeholder, Fast, PUGH, Benefit Cost Analysis

ABSTRACT

Community empowerment programs conducted in the village Sumberdodol has finished the first stage. The result of this stage is Tirto Mudo swimming pool. At the next stage, the government plans to expand the pool to become a new tourism site. The development to be undertaken should be based on the voice of customer and stakeholders. In addition, the government also wanted to know the benefit of this pool for the village community. In order to get the best concept that in accordance with the VOC and stakeholders, then planning design is performed using HOQ, FAST, and PUGH Method. While to measure the level of benefits, made the approach using the Benefit cost ratio. After the approach using those methods above has conducted, the resulting priority concept of development is increasing the completeness of the supporting facilities in the pool area. Benefit identification results show that the village communities get the benefit in additional income from the activity of this pool. The result of B/C ratio obtained a value of more than one, this indicates that this project is feasible.

Keywords: VOC, HOQ, Stakeholder, Fast, PUGH, Benefit Cost Analysis 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, demikian menurut Pemerintah nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Desa sebagai satuan pemerintahan terkecil di Negara Indonesia memiliki banyak potensi dan juga tentunya permasalahan. Dalam proses berkembangannya,

2

desa sebaiknya dipandang sebagai sebuah kesatuan yang bisa didekati menggunakan konsep triple bottom line agar dapat berkembang secara seimbang dan menyeluruh (Trisunarno, dkk, 2009). Konsep ini memperlihatkan keseimbangan 3 unsur penting yaitu People, Planet, dan Profit (Manusia, Lingkungan dan Ekonomi) seperti digambarkan dalam gambar 1.1 berikut.

Gambar 1: konsep triple bottom line (Septony,

2010) Berbagai progam telah dijalankan

pemerintah, baik pemerintah lokal, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat untuk mencoba meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa berbasis potensi dan kearifan local sesuai pendekatan konsep Tripple bottom line diatas. Berbagai program diatas diantaranya Bantuan Langsung Tunai, Kredit mikro, PNPM, dan termasuk program Desa Model Gerdu Taskin tahun 2009 yang dilaksanakan di desa Sumberdodol, Kabupaten Magetan. Salah satu produk riil dari program ini adalah fasilitas Kolam Renang Tirto Mudo yang memanfaatkan sumberdaya air yang sangat melimpah di desa Sumberdodol.

Kolam renang berukuran 25x10 meter dan kedalaman maksimal 120 cm ini memiliki tingkat kedatangan pengunjung yang meningkat dari awal dibuka, Dalam hal kualitas fasilitas, kolam renang tirto mudo tergolong cukup baik, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu dilengkapi, diantaranya adalah belum adanya toilet yang representatif, tempat berteduh yang cukup, tempat orang tua menemani anak-anaknya, fasilitas bermain utuk anak-anak (Survey UP3D, 2010). Fasilitas pendukung yang sudah mulai dikembangkan adalah stand pasar/toko untuk menunjang kolam renang yang didanai oleh progam PNPM 2010.

Melihat potensi diatas Dinas Pariwisata Kabupaten Magetan dan BAPEMAS Provinsi Jatim bermaksud mengembangkan kolam renang tersebut. Rencana pengembangan lokasi wisata kolam renang ini harus bisa mengakomodasi kepentingan seluruh Stakeholder yang berkepentingan terutama

konsumen. Disisi lain, pengembangan ini juga harus bisa menjawab bagaimana meningkatkan keterlibatan masyarakat khusunya rumah tangga hampir miskin serta harus bisa menunjukkan besaran manfaat yang bisa diterima oleh masyarakat, karena tujuan awal kolam renang ini adalah peningkatan kondisi perekonomian masyarkat.

Secara keseluruhan, Penelitian Tugas Akhir ini merupakan tahap yang penting untuk menentukan langkah selanjutnya sehingga proses penelitian harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang kemudian hasil dari kuisioner tersebut divalidasi agar benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Hasil yang telah valid akan diolah dengan pendekatan HOQ (House of Quality). Dalam pemilihan skenario pengembangan akan menggunakan fast and pugh. Kemudian untuk mengetahui seberapa besar dampak berupa kemanfaatan (benefit) yang dihasilkan melalui pembangunan tersebut akan dilakukan analisa rasio Benefit dan cost atau yang lebih sering disebut Benefit Cost Analysis. Dari rangkaian metodologi diatas diharapkan dapat didapatkan skenario pengembangan terbaik yang mewakili kepentingan berbagai Stakeholder dan memiliki kemanfaatan tertinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian di desa Sumberdodol, Kabupaten Magetan. 1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi Voice of Customer

terhadap pengembangan lokasi wisata tirto mudo.

2. Menyusun House of Quality (HOQ) untuk mendapatkan rancangan pengembangan lokasi wisata kolam renang yang sesuai dengan harapan stakeholder dan customer.

3. Mengidentifikasi biaya pembangunan proyek pengembangan lokasi wisata kolam renang Tirto Mudo Magetan.

4. Menganalisa manfaat dan kerugian (Benefit and disbenefit) yang ditimbulkan oleh keberadaan kolam renang tirto mudo.

5. Melakukan analisa kelayakan proyek pembangunan dan pengembangan kolam renang Tirto Mudo menggunakan Benefit Cost Ratio.

3

1.3 Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: • Membantu Badan Pemberdayaan

Masyarakat Provinsi Jawa Timur dalam menentukan langkah pendanaan Tahap Pemandirian program Gerdu Taskin dalam hal pengembangan wisata kolam renang Tirto Mudo

• Menjadi referensi pendekatan program pemberdayaan berbasis potensi alam berupa air bersih untuk daerah-daerah lain di Jawa Timur.

• Membantu Dinas Pariwisata kab. Magetan untuk menyusun pengembangan konsep lokasi wisata baru berupa Kolam Renang di Kab. Magetan.

• Membantu Pemerintah desa untuk dapat mengetahui keterlibatan RTM dan mengetahui pengelolaan kolam renang yang lebih baik untuk meningkatkan pelayanan bagi pengunjung.

2. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini meliputi tahapan-tahapan proses penelitian atau urutan langkah yang harus dilakukan dalam menjalankan penelitian. Di awal dilakukan tahap observasi awal yang terdiri dari tahap observasi awal, identifikasi masalah, perumusan masalah, penentuan tujuan, dan studi pustaka yang mempelajari tentang House of Quality, dimensi kualitas jasa, forecasting, dan Benefit Cost Ratio.

Tahap kedua adalah tahap pengumpulan danpengolahan data. Dalam tahap ini meliputi tahap identifikasi kebutuhan pelanggan dengan menggunakan kuisioner. Dengan hasil perhitungan VOC, disusun House of Quality. Setelah itu masuk ke dalam tahap pemilihan konsep pengembangan menggunakan metode FAST dan PUGH. Setelah mendapatkan konsep pengembangan wisata kolam renang dilakukan penyusuan gambar teknis dan dilanjutkan dengan mengidentifikasi manfaat dan kerugian keberadaan objek tersebut menggunakan metode Benefit Cost Ratio.

Tahap selanjutnya adalah tahap analisis dan pembahasan yang berisi analisis hasil perhitungan pada tahap sebelumnya, dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari penelitian serta merumuskan saran untuk pihak-pihak terkait dengan penelitian ini. Urutan metodologi dapat dilihat pada gambar 2.1.

Observasi Awal

Penetapan tujuan

Identifikasi dan perumusan masalah

Pengumpulan Data PrimerPembuatan dan Penyebaran Kuisioner Unuk mendapatkan

VOC (Voice of Customer)

Pengumpulan Data SekunderData monografi desa, data jumlah pengunjung kolam

renang.

Start

Pengumpulan Data

TAHAP PENGUMPULAN DATA

TAHAP EKSPLORASI AWAL

1. House of Quality, 2. FAST-PUGH, 3. Benefit Cost Analysis, 4. Dimensi Kualitas Jasa, 5. Time Value of

Money, 6. Depresiasi, 7. Forecasting, 8. Sampling.

Studi Pustaka

A

Rekapitulasi hasil kuesinoner

Uji Validitas

Uji Realibilitas

Menentukan konsep pengembangan menggunakan metode FAST and PUGH

Menyusun House Of Quality

Mengevaluasi kelayakan proyek Pengembangan dengan metode

Benefit Cost Analysis

Menyusun Kesimpulan dan Saran

Analisa Dan PembahasanAnalisis House Of Quality

Analisis Fast & PughAnalisis Hasil Rasio B/C

Selesai

TAHAP ANALISA DAN PEMBAHASAN

TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar Teknis Pengembagan Kolam Renang sesuai HOQ

TAHAP PERANCANGAN

PENGEMBANGAN LOKASI WISATAKOLAM RENANG

SESUAI VOC

TAHAP PENGUKURAN MANFAAT WISATA KOLAM RENANG

Gambar 2: Flowchart Metodologi Penelitian

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama adalah mencari data-data yang dibutuhkan untuk menusun HOQ. Tahap kedua adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan analisa benefit cost ratio. Kedua tahap tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui penyebaran kuesioner Voice of Customer dan wawancara dengan pakar. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui pengumpulan berkas-berkas laporan pelaksanaan kegiatan dan juga buku monografi desa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Pengumpulan data primer diawali dari menyusun atribut voice of customer tentang wisata kolam renang Tirto Mudo dan

4

Dimensi jasa

Kode Atribut Atribut Voice of Customer

Tang

ible

X1 Terdapat Tempat Tunggu yang nyaman bagi pengunjung

X2 Tedapat Kolam yang bisa digunakan oleh anak-anak dan Dewasa

X3 Kebersihan dan kerapian Sekitar Lokasi Kolam Renang baik

X4 Kebersihan Air Kolam sangat baik

X5 terdapat Toilet yang bersih dan terpisah laki-laki perempuan

X6 Terdapat ruang ganti pakaian yang baik

X7 Ada Tempat Penitipan barang bagi pengunjung

X8 Ada tempat bilas dengan air bersih yang cukup

X9 Terdapat tempat parkir yang memadahi

X10 Akses jalan masuk ke lokasi kolam renang mudah dijangkau

X11 Terdapat Papan petunjuk menuju ke kolam renang

X12 Ada rambu-rambu peringatan atau pembatas kedalaman air kolam renang

X13 Terdapat Fasilitas Permainan Air (sluncur, pancuran)

X14 Terdapat Kantin/gerai jajanan dan minuman di dalam area kolam renang

X15 Kantin/gerai jajanan dan minuman di Luar area kolam renang

Res

pons

ive-

ness

X16 Penjaga tanggap terhadap pengunjung yang datang

X17 Penjaga Tanggap ketika ada permasalahan di kolam renang

real

ibili

ty

X18 Jam buka kolam renang sudah sesuai dengan yang tertulis di loket

X19 Harga tiket masuk sudah sesuai dengan yang tertulis di loket.

assu

ranc

e X20 Adanya penjaga Keselamatan berenang untuk menjamin keselamatan

X21 Adanya jaminan Keamanan tempat parkir

X22 Tersedia Pelampung yang menjamin keselamatan pengunjung

empa

thy

X23 Kepedulian pengelola terhadap pengunjung

X24 Tersedia Kotak obat-obatan (P3K)

X25 Keramahan penjaga terhadap pengunjung

X26 Penjaga mau membantu jika ada pengunjung yang kesulitan

competitor yaitu kolam renang Banyu Biru. Berikut ini hasil atribut yang didapatkan.

Tabel 1: Atribut Voice of Customer

Dari atribut diatas disusun kuesioner persepsi harapan dan dilakukan penyebaran kuesioner pendahuluan dengan jumlah sampel pendahuluan sebanyak 30 orang. 3.1 Uji Validitas

Uji validitas dapat digunakan sebagai ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu variabel maka tes tersebut semakin mengenahi sasarannya dan menunjukkan apa yang harus ditunjukkannya. Uji validitas dalam kuesioner

persepsi-harapan pelanggan kolam renang Tirto Mudo dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner sudah valid atau belum. Dugaan yang dipakai dalam uji validitas tersebut adalah sebagai berikut:

H0 = Pertanyaan tidak valid H1 = Pertanyaan valid Dengan menggunakan α = 5% dan nilai

df = 30-2 =28 maka didapatkan nilai R tabel = 0,37.Suatu atribut dapat dikatakan valid jika nilainya lebih besar dari0,37.

Hasil uji dengan R tabel senilai 0,34 pada kuesioner tingkat kepuasan menunjukkan ada beberapa atribut yang tidak valid yaitu: X2, X4, X8, X19, X22, X24, X26. Sedangkan pada kuesioner tingkat kepentingan atribut yang tidak valid yaitu: X7, X9, X13, X15, X19, X21. Setelah di lakukan crosscheck, didapati hampir keseluruhan dari atribut yang tidak valid di atas sangat dibutuhkan untuk melanjutkan penelitian tugas akhir ini. Atribut tersebut akan ikut menentukan kelengkapan tinjauan aspek jasa keseluruhan pada objek yang dianalisa.

Menurut Kusrini dan Rumiati (2006) dalam bukunya yang berjudul “Metode Riset Sosial”, tidak selamanya variable yang tidak valid dalam uji validitas harus dihilangkan. Variabel tidak valid harus dievaluasi ulang dengan pertimbangan kemungkinan terjadi kesalahan pelaksanaan pengambilan data, baik pada pemilihan responden atau cara pengisian kuesioner. Setelah melakukan diskusi terhadap pengelola dan juga expert dalam statistika dalam hal ini Dra. Agnes Tuti R, penulis memutuskan untuk tetap menggunakan atribut tidak valid tersebut dalam aktifitas penelitian selanjutnya. 3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti berapa kalipun variabel-variabel pada kuesioner tersebut ditanyakan kepada responden yang berlainan maka hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden untuk variabel tersebut. Reliabilitas dapat menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Dugaan yang dipakai dalam uji reliabilitas tersebut adalah sebagai berikut:

H0 = alat ukur tidak reliable H1 = alat ukur reliable

5

Berikut ini adalah uji reliabilitas tingkat manfaat masing-masing atribut dengan menggunakan softwareSPSS 16.0:

Tabel 2: Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kepuasan

Case Processing Summary N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.947 18

Tabel 3: Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat

Kepentingan Case Processing Summary N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.961 20

Menurut Kusrini dan Rumiati (2006) dalam bukunya yang berjudul “Metode Riset Sosial”, variable-variabel dalam kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,7. Dari hasil pengolahan menggunakan software SPSS 16.0 terhadap kuesioner tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan di atas, kedua kuesioner baik tingkat kepuasan maupun tingkat kepentingan dinyatakan reliabel karena masing-masing memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.947 dan 0.961> 0,7.

3.3 Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan dengan persamaan

(Zα/2)2. p.q (1) e2

N : Jumlah Sampel Minimum α : Tingkat Signifikansi Zα/2 : Nilai Distribusi Normal (1,96) e : Toleransi kesalahan (digunakan 10%) p : prosentase jumlah responden yang

puas q : Prosentasi Jumlah Responden yang

tidak puas (1-p). Dengan jumlah sampel pendahuluan 30 orang didapatkan prosentase jumlah responden yang puas (p) adalah sebesar 0.92% dan nilai

prosentase jumlah responden yang tidak puas (q) sebesar 0.78%, tingkat signifikansi sebesar 0,05, nilai Zα/2 yang digunakan adalah 1,96 dan toleransi kesalahan yang digunakan sebesar 10%, maka didapatkan jumlah responden (N) minimum yang harus diambil adalah 34,57 (35 Responden). 3.4 Rekap Kuesioner Sebenarnya

Kuesioner ini disebarkan kepada 40 responden yang pernah mengunjungi kolam renang Tirto Mudo dan kolam renang Banyu Biru Magetan. Dari rekapitulasi nilai rata-rata tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan dari kedua obyek yang diteliti di atas, dapat dilihat ada perbedaan hasil survey pada tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan dari dua obyek tersebut. Perbedaan terebut dapat dilihat secara visual dalam histogram pada Gambar 2 dan gambar 3 berikut ini:

Gambar 3: Histogram perbandingan nilai rata-rata tingkat kepuasan

Gambar 4: Histogram perbandingan nilai rata-rata tingkat kepentingan

Dari dua gambar di atas, dapat dilihat

bahwa untuk tingkat kepuasan pengunjung, kolam renang Banyu Biru masih lebih baik daripada Tirto Mudo. Dari segi tingkat kepentingan, terlihat bahwa masing-masing atribut masih relatif sama untuk tiap objek.

N ≥

6

3.5 Menyusun House of Quality (HOQ) Langkah selanjutnya adalah penentuan

raw weight. Raw weight adalah nilai pembobotan pada masing-masing atribut. Rawweight= nilai kepentingan x salespoint..

Setelah dilakukan tahapan benchmarking, dilakukan penentuan Technical Response. Technical response merupakan acuan atau spesifikasi teknis yang akan dilakukan untuk memenuhi setiap atribut (keinginan konsumen). Setelah mendefinisikan Technical Response dibentuk Relationship matrix yang merupakan matriks berisi hubungan antara

masing-masing elemen kebutuhan pelanggan dengan masing-masing respon teknis. Gambar 4 berikut ini menunjukkan respon teknis dan hubungan antar respon teknisnya:

(2)

Langkah selanjutnya adalah menghitung normalized raw weight dengan tujuan untuk mengetahui tingkat bobot yang diperoleh dari masing-masing atribut. Normalized raw weight = raw weight / Σ raw weight……………………………………….(2)

Gambar 5: Respon Teknis dan hubungan antar

respon teknis Setelah itu dilakukan penyusunan

HOQ, gambar 5 berikut ini menunjukkan HOQ selanjutnya:

3.6 Konsep FAST (Functional Analysis System Technique)

Input utama dari FAST adalah nilai kontibusi dari beberapa respon teknis hasil olahan HOQ. Untuk menentukan beberapa respon teknis yang memiliki kontribusi tertinggi digunakan pertimbangan grafik Performance- Importance yang menggambarkan atribut kebutuhan konsumen

dalam hal performa perusahaan dengan tingkat kepentingan setiap atribut. Grafik ini terdiri dari 4 kuadran. Kuadran-kuadran ini dipisahkan oleh rata-rata kepuasan dan kepentingan yang menunjukkan hubungan antara tingkat kepentingan atribut dengan tingkat kepuasan konsumen. Atribut yang berada dalam kuadran pertama berarti atribut tersebut sangat dipentingkan oleh konsumen

Gambar 6: HOQ keseluruhan

X1 4,250,268 0,030 0,089 0,268

4,25 4,57 4,1 4,58 4,5 1,10 1,5 7,00 0,03 0,03

X2 4,50,032 0,285 0,032

4,5 4,84 3,625 4,85 4 1,10 1,5 7,45 0,03 0,06

X3 4,70,318 0,106

4,7 4,32 3,4 4,35 5 1,47 1,2 8,29 0,04 0,10

X4 4,530,271

4,525 4,50 4,6 3,15 4,8 1,04 1,5 7,08 0,03 0,13

X5 4,930,503

4,925 4,50 1,8 4,50 4 2,22 1,2 13,13 0,06 0,18

X6 4,250,368

4,25 4,58 2,125 4,58 4 1,88 1,2 9,60 0,04 0,22

X7 4,90,405

4,9 4,45 2,225 4,48 4 1,80 1,2 10,57 0,04 0,27

X8 4,250,224

4,25 4,47 3,925 4,48 4,5 1,15 1,2 5,85 0,02 0,29

X9 4,450,025 0,224

4,45 4,58 4,1 4,58 4,5 1,10 1,2 5,86 0,02 0,32

X10 4,250,368

4,25 4,29 2,125 4,30 4 1,88 1,2 9,60 0,04 0,36

X11 4,70,225 0,675

4,7 4,76 1,8 4,75 4,5 2,50 1,5 17,63 0,08 0,43

X12 4,50,365

4,5 4,47 2,125 4,48 4,5 2,12 1 9,53 0,04 0,47

X13 4,60,806

4,6 4,50 1,475 4,50 4,5 3,05 1,5 21,05 0,09 0,56

X14 4,250,676

4,25 4,30 1,625 4,30 4,5 2,77 1,5 17,65 0,08 0,64

X15 4,60,290

4,6 4,49 4,1 4,50 4,5 1,10 1,5 7,57 0,03 0,67

X16 4,250,081

4,25 4,46 3,625 4,48 4,5 1,24 1,2 6,33 0,03 0,70

X17 4,250,214

4,25 4,49 4,1 4,50 4,5 1,10 1,2 5,60 0,02 0,72

X18 4,50,086

4,5 4,46 3,625 4,48 4,5 1,24 1,2 6,70 0,03 0,75

X19 4,350,063

4,35 4,54 4,4 4,53 5 1,14 1 4,94 0,02 0,77

X20 4,250,034

4,25 4,49 2,525 4,50 4 1,58 1,2 8,08 0,03 0,81

X21 4,50,110 0,110

4,5 4,30 2,35 4,30 4,5 1,91 1 8,62 0,04 0,84

X22 4,250,249

4,25 4,49 3,525 4,50 4,5 1,28 1,2 6,51 0,03 0,87

X23 4,70,268

4,7 4,57 3,625 4,58 4,5 1,24 1,2 7,00 0,03 0,90

X24 4,250,396 0,396

4,25 4,49 1,85 4,50 4,5 2,43 1 10,34 0,04 0,94

X25 4,70,298

4,7 4,49 3,625 4,50 5 1,38 1,2 7,78 0,03 0,98

X26 4,10,067

4,1 4,30 4,25 4,30 4,5 1,06 1,2 5,21 0,02 1,00

Tang

ible

resp

onsiv

ene

reali

bilit

yas

sura

nce

empa

thy

Terdapat tempat parkir yang memadahi

Ada tempat bilas dengan air bersih yang cukup

Ada Tempat Penitipan barang bagi pengunjung

Jam buka kolam renang sudah sesuai dengan yang tertulis di loket

Penjaga Tanggap ketika ada permasalahan di kolam renang

Penjaga tanggap terhadap pengunjung yang datang

Terdapat ruang ganti pakaian yang baik

Kantin/gerai jajanan dan minuman di Luar area kolam renang

Penjaga mau membantu jika ada pengunjung yang kesulitan

Keramahan penjaga terhadap pengunjung

Tersedia Kotak obat-obatan (P3K)

Kepedulian pengelola terhadap pengunjung

Kebersihan Air Kolam sangat baik

Tersedia Pelampung yang menjamin keselamatan pengunjung

Adanya jaminan Keamanan tempat parkir

Adanya penjaga Keselamatan berenang untuk menjamin keselamatan

Harga tiket masuk sudah sesuai dengan yang tertulis di loket.

Kebersihan dan kerapian Sekitar Lokasi Kolam Renang baik

Tedapat Kolam yang bisa digunakan oleh anak-anak dan Dewasa

Terdapat Tempat Tunggu yang nyaman bagi pengunjung

Terdapat Kantin/gerai jajanan dan minuman di dalam area kolam renang

Terdapat Fasilitas Permainan Air (sluncur, pancuran, dll)

Ada rambu-rambu peringatan atau pembatas kedalaman air kolam renang

Terdapat Papan petunjuk menuju ke kolam renang

Akses jalan masuk ke lokasi kolam renang mudah dijangkau

terdapat Toilet yang bersih dan terpisah laki-laki perempuan

Tirto Mudo Banyu Biru Tirto Mudo Banyu BiruNRW CRW

IMPORTANCE TO CUSTOMER

CUSTOMER SATISFACTION GOAL IR

Sales Point

RW

0,86 1,23 1,12 0,70 0,37 0,99 1,84 1,15 0,27 0,680,09 0,13 0,12 0,08 0,04 0,11 0,20 0,12 0,03 0,071,91 3,28 2,67 3,32 3,46 3,24 4,11 2,52 4,60 1,804,30 4,61 4,55 5,00 4,13 4,16 4,97 4,52 4,50 4,483,5 4,2 3,6 4,3 3,8 3,7 4 3,7 4,7 3,5

Normalized ContributionOwn Performance

Contribution

Competitor PerformanceTargetting

7

dan sudah dipenuhi dengan baik oleh perusahaan. Kuadran 2 berarti konsumen menganggap atribut itu penting akan tetapi

belum terpenuhi oleh perusahaan. Berikut gambar 6 menujukkan grafik performance-importance.

Grafik IP menunjukkan atribut mana yang harus segera diperbaiki oleh pengelola berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan pelanggan terhadap kolam renang. Kuadran II adalah kuadran yang berisi atribut-atribut yang dipentingkan oleh konsumen akan tetapi performa manajemen masih dibawah rata-rata. Oleh karena itu sebagai pertimbangan respon teknis yang akan dipilih adalah respon teknis yang dapat menjawab atribut VOC di kuadran II. Pertimbangan selanjutnya, kuadran III.

respon teknis yang menjawab atribut-atribut di dalam kuadran I, II, III. Respon teknis itu adalah R1, R2, R3, R4, R7, R8, respon teknis ini yang akan dilakukan pengolahan menggunakan metode FAST (Functional Analysis System Technique). Dalam proses penyusunan FAST ini ada beberapa respon teknis yang bisa digabung menjadi satu konsep berdasarkan hasil brainstorming berikut ilustrasinya:

Selanjutnya akan dilakukan analisis

FAST terhadap masing-masing konsep.

Meningkatan Kapasitas SDM

Pengelola

Pelatihan Manajemen

Keuangan dan Marketing

Pelatihan Manajemen

operasional kolam renang

Gambar 10: FAST Konsep 1 Peningkatan SDM pengelola Kolam Renang

Meningkatkan kelengkapan

fasilitas penunjang di luar area Kolam

renang

Gerai Makanan dan oleh-oleh

khas desa (sosialisasi dan

operasional)

Perbaikan jalan akses Masuk Kolam renang

Pavingisasi area parkir

Gambar 11: FAST Konsep 2 Meningkatkan

kelengkapan Fasilitas penunjang di luar area kolam renang

Infrastruktur jalan,

parkir dan jamininan keamanan parkir

Gerai makanan dan oleh-oleh khas desa di luar ar ea kolam

renang

Peningkatan fasilitas di luar

area kolam renang.

Gambar 8: Skema penggabungan respon teknis (R4 dan R2)

Melengkapi

fasilitas ruang ganti dan toilet

Pengadaan fasilitas permainan anak di dalam area kolam

renang

Peningkatan fasilitas di dalam

area kolam

Peningkatan jaminan

keselamatan berenang

Gambar 9: Skema penggabungan respon teknis (R1, R3, dan R8)

Kuadran I Kuadran II

Kuadran

Kuadran

Gambar 7: Grafik Performance Importance

8

Meningkatkan kelengkapan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang

Gerai Makanan di dalam area kolam

renang

Perbaikan Ruang ganti dan

pengadaan toilet

Pengadaan mini waterboom/ sluncuran air untuk anak di kolam renang

Perbaikan tempat tunggu di dalam

area kolam renang

Pengadaan fasilitas keamanan

berenang Gambar 12: FAST Konsep 3 Meningkatkan

kelengkapan Fasilitas penunjang di dalam area kolam renang

3.7 Metode Pugh Metode ini dikembangkan oleh professor Stuart Pugh (Pugh,1991) untuk mengevaluasi konsep desain. Karakteristik keunggulan dari metode Pugh dibanding teknik atau metode lain adalah karena metode ini pemahanan kualitatif yang jelas, pertama yang dilakukan adalah identifikasi biaya masing-masing kegiatan yang didapatkan dari metode FAST, berikut estimasi biayannya: • Konsep 1 (Peningkatan SDM pengelola

Kolam Renang) 1. Pelatihan Manajemen Kuangan dan

marketing sebesar Rp. 3.000.000,- 2. Pelatihan Manajemen Operasional

Kolam Renang sebesar Rp. 4.000.000,- • Konsep 2 (Meningkatkan kelengkapan

fasilitas penunjang di luar area kolam renang) 1. Pengadaan gerai makanan dan oleh-oleh

khas desa, sebesar Rp. 5.000.000,- 2. Perbaikan jalan masuk ke kolam renang,

sebesar Rp. 15.000.000,- 3. Pavingisasi area pakir, sebesar

Rp.8.000.000,- • Konsep 3 (Meningkatkan kelengkapan

fasilitas penunjang di dalam area kolam renang) 1. Pengadaan gerai makanan dan minuman

di area kolam renang, sebesar Rp. 8.000.000,-

2. Perbaikan ruang ganti dan pengadaan toilet, sebesar Rp. 15.000.000,-

3. Pengadaan mini waterboom/sluncuran air untuk anak-anak, sebesar Rp. 20.000.000,-

4. Perbaikan tempat tunggu di area kolam renang, sebesar Rp. 10.000.000,-

5. Pengadaan fasilitas kemanaan berenang, tediri dari pengadaan batas kedalaman kolam renang dan pengadaan pelampung/ban untuk berenang. Kegiatan ini diperkirana menelan dana sebesar Rp. 5.000.000,-

Setelah didapat estimasi biaya, maka ditentukan baseline atau konsep acuan dalam metode PUGH, dipilih konsep 1 (pelatihan bagi pengelola) dengan pertimbangan konsep ini memiliki nilai kontribusi tertinggi dalam HOQ yang menunjukkan kemampuan menjawab pemintaan pelanggan.Hasil metode Pugh dapat dilihat pada gambar 12 berikut ini.

Gambar 12 berikut, dapat diketahui bahwa konsep ke-3 memiliki poin (+) lebih banyak daripada konsep ke-2. Ini menunjukkan bahwa konsep ke-3 memiliki kemampuan menjawab kebutuhan konsumen.Maka kesimpulannya adalah konsep dipilih untuk menjadi prioritas implementasi adalah konsep ke-3 yaitu Peningkatan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang.

Ba

se L

ine

Ko

nse

p I

I

Ko

nse

p I

II

X1 S +X2 S SX3 - SX4 S SX5 - +X6 - +X7 S +X8 - +X9 + S

X10 + SX11 + SX12 - +X13 S +X14 S +X15 S SX16 - -X17 - -X18 S SX19 S SX20 - SX21 + SX22 S +X23 - -X24 - +X25 - -X26 - -

- -- -4 10

14 710 11Jumlah Tanda (S)

Keramahan penjaga terhadap pengunjungPenjaga mau membantu jika ada pengunjung yang kesulitan

IMPLEMENTATION COST OPERATIONAL COST

Jumlah Tanda (+)Jumlah Tanda (-)

Harga tiket masuk sudah sesuai dengan yang tertulis di loket.Adanya penjaga Keselamatan berenang untuk menjamin

Adanya jaminan Keamanan tempat parkirTersedia Pelampung yang menjamin keselamatan pengunjung

Kepedulian pengelola terhadap pengunjungTersedia Kotak obat-obatan (P3K)

Terdapat Fasilitas Permainan Air (sluncur, pancuran, dll)Terdapat Kantin/gerai jajanan dan minuman di dalam area kolam

Kantin/gerai jajanan dan minuman di Luar area kolam renangPenjaga tanggap terhadap pengunjung yang datang

Penjaga Tanggap ketika ada permasalahan di kolam renangJam buka kolam renang sudah sesuai dengan yang tertulis di loket

Ada Tempat Penitipan barang bagi pengunjungAda tempat bilas dengan air bersih yang cukup

Terdapat tempat parkir yang memadahiAkses jalan masuk ke lokasi kolam renang mudah dijangkau

Terdapat Papan petunjuk menuju ke kolam renang Ada rambu-rambu peringatan atau pembatas kedalaman air kolam

Terdapat Tempat Tunggu yang nyaman bagi pengunjungTedapat Kolam yang bisa digunakan oleh anak-anak dan Dewasa

Kebersihan dan kerapian Sekitar Lokasi Kolam Renang baikKebersihan Air Kolam sangat baik

terdapat Toilet yang bersih dan terpisah laki-laki perempuanTerdapat ruang ganti pakaian yang baik

Gambar 13: Seleksi konsep prioritas

menggunakan metode PUGH

3.8. Implementasi Teknis Rancangan Konsep Pengembangan Lokasi Kolam Renang

Untuk menngantisipasi keterbatasan dana, maka perlu disusun prioritas langkah yang

Keterangan: + : Lebih baik S : Sama baik - : Lebih buruk

9

No Uraian Biaya

1 Pekerjaan pembuatan kolam renang anak Rp 101.872.500

2 Pekerjaan Pembuatan Stand Pasar PNPM Rp 64.000.000

TOTAL BIAYA Rp 165.872.500

akan dilaksanakan, berikut urutan langkah implementasi konsep ke-3 sesuai dengan hasil HOQ, IP diagram FAST dan PUGH :

1. Pengadaan fasilitas kemanaan berenang, tediri dari pengadaan batas kedalaman kolam renang dan pengadaan pelampung/ban untuk berenang.

2. Pengadaan miniwaterboom/ sluncuran air untuk anak-anak,

3. Perbaikan tempat tunggu di area kolam renang,

4. Perbaikan ruang ganti dan toilet. 5. Pengadaan gerai makanan dan minuman

di area kolam renang Sedangkan untuk keseluruhan pengembangan kolam renang, berikut urutan langkah sesuai hasil HOQ, IP diagram FAST dan PUGH:

1. Peningkatan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang.

2. Pelatihan bagi pengelola untuk meningkatkan kapasitas SDM sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap konsumen.

3. Peningkatan fasilitas penunjang di luar area kolam renang.

4. Pembangunan kolam renang dewasa untuk mewadahi keinginan konsumen dewasa.

Selain urutan terebut diatas, implementasi juga membutuhkan gambaran teknis yang jelas atas rancangan pengembangan wisata kolam renang. 3.9. Benefit Cost Ratio

Dalam subbab ini akan dijelaskan mengenai identifikasi manfaat dan pengumpulan data biayanya serta perhitungan rasio manfaat dibandingkan biayanya. 3.9.1. Identifikasi Manfaat menurut Pakar

Hasil identifikasi manfaat menurut para pakar adalah sebagai berikut: • Manfaat yang dapat dilihat (Tangible

Benefit) 1. Menambah Pendapatan Asli Desa (PAD)

melalui penjualan Tiket. 2. Menambah pendapatan rumah tangga

miskin yang terlibat dalam aktifitas pengelolaan kolam renang.

3. Menambah Penghasilan usaha pertokoan/warung disekitar kolam renang.

4. Mendapat pemasukan dari penyewaan stand pasar PNPM

• Manfaat tidak terlihat (Intangible Benefit)

1. Membantu proses belajar mengajar bagi sekolah-sekolah di sekitar.

2. Mencetak 11 orang atlet renang junior yang berprestasi di berbagai event tingkat kabupaten.

3. Menjadi Sarana wisata baru di Magetan

Sementara itu ketika para ahli di atas ditanya tentang kerugian (disbenefit) semua menjawab belum menemukan unsur kerugian baik dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. 3.9.2 Pengumpulan Data Biaya Data biaya yang dijadikan bahan perhitungan adalah sebagaik berikut. 3.9.2.1 Data Biaya Pembangunan

Infrastruktur Kolam Renang Rekapitulasi biaya pembangunan infrastruktur kolam renang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4: Total Biaya Pembangunan infrastruktur kolam renang (initial cost)

3.9.2.2 Biaya pengembangan kolam renang Setelah melakukan identifikasi kebutuhan konsumen dan stakeholder telah dihasilkan desain pengembangan: Berikut rekapitulasi rencana anggarannya.

Tabel 5: Rekapitulasi Rencana anggaran pengembangan kolam renang

No Uraian Biaya

1 Peningkatan Faslitias penunjang di dalam area kolam renang 58.000.000Rp

2 Peningkatan Fasilitas penunjang di luar area kolam renang 28.000.000Rp

3 Pelatihan bagi pengelola 7.000.000Rp 4 Pembangunan Kolam renang dewasa 200.000.000Rp

TOTAL BIAYA 235.000.000Rp

3.9.2.3 Biaya Maintenance dan Operasional TiapTahun

Biaya maintenance dan operasional tahunan didapatkan dari data historis penggunaan dana operasioanal tahun 2010. Setelah melakukan diskusi dengan pengelola kolam renang diputuskan untuk menggunakan asumsi peningkatan operasional 20% setiap

10

tahun.Berikut ini tabel rekapitulasi perkiraan biaya operasional proyek. Tabel 6: Rekapitulasi perkiraan biaya operasional

kolam renang Tahun Biaya Operasional2010 4.905.000Rp 2011 6.376.500Rp 2012 8.289.450Rp 2013 10.776.285Rp 2014 14.009.171Rp 2015 18.211.922Rp 2016 23.675.498Rp 2017 30.778.148Rp 2018 40.011.592Rp 2019 52.015.069Rp 2020 67.619.590Rp

Jumlah 276.668.224Rp

3.9.3 Identifikasi Planning Horizon Proyek Proyek pemerintah pada umumnya

membutuhkan investasi yang sangat besar dan memiliki umur panjang, bahkan sampai di atas 50 tahun (Pujawan, 2003). Menurut UPKu Tirto Mudo, sebagai pihak yang menangani proyek ini umur ekonomis pembangunan kolam renang ini dapat mencapai 10 tahun.

3.9.4 Ekivalensi manfaat ke dalam nilai rupiah

3.9.4.1 Menambah Pendapatan Asli Desa (PAD) melalui penjualan Tiket. Dana hasil penjualan tiket merupakan

salah satu hal yang bisa disebut sebagai PAD (Pendapatan Asli Desa) karena UPKu sebagai pengelola kolam renang adalah lembaga yang dibentuk atas peraturan desa. Data penjualan tiket didapatkan dari forecast penjualan tiket yang sudah terjual pada tahun 2010.

Perkiraan karakteristik pengunjung, memperhatikan jumlah pengunjung kolam renang banyu biru setiap tahun. Sedangkan untuk tahun 2010, perkiraan karakteristik pengunjung kolam renang Tirto Mudo sebagai berikut:

Tabel 7: Perkiraan karakteristik pengunjung No Karakteristik asal

pengunjung Prosentase

(%) 1 Siswa Pendidikan 30% 2 Anak-anak luar desa

sekitar 15%

3 Anak-anak dari dalam desa

20%

4 Anak-anak dari luar kecamatan (kota)

20%

5 Dewasa (Pengantar) 15% Total Prosentase 100%

Setelah melihat dan

memmpertimbangkan berbagai data di atas, pengelola memperkirakan pertumbuhan optimis jumlah pengunjung per tahun dapat

mencapai 30% setiap tahun. Setelah itu dilakukan perhitungan perkiraan jumlah pengunjung sebagai berikut:

Tabel 8: Rekapitulasi hasil forecast Data Jumlah Pengunjung tahun 2011-2020

Tahun Jumlah Pengunjung/Tahun

Rata-Rata Jumlah Pengunjung/Bulan

Rata-rata Jumlah

2011 3820 318 112012 4966 414 142013 6456 538 182014 8393 699 232015 10910 909 302016 14183 1182 392017 18438 1537 512018 23970 1997 672019 31161 2597 872020 40509 3376 113

Total 162806 13567 452

Dengan hasil forecast di atas, dapat diketahui perkiraan pendapatan dari penjualan tiket. Setelah melakukan diskusi terhadap pengelola tentang pendapatan kolam renang dari tiket, mereka berencana akan melakukan kenaikan harga dengan skenarion berikut: • Tahun 2011harga tiket Rp. 2000,- • Tahun 2012-2014 harga tiket Rp. 3000,- • Tahun 2015-2017 harga tiket Rp. 4000,- • Tahun 2018-2019 harga tiket Rp. 5000,- • Tahun 2020 harga tiket Rp. 6000,-

Dengan skenario harga tiket di atas, berikut tabel perhitungan perkiraan jumlah pendapatan. Tabel 9: Perkiraan pendapatan dari penjualan tiket

tahun 2011-2020 Tahun Harga Tiket Jumlah Pedapatan/tahun2011 2000 7.640.000Rp 2012 3000 14.898.000Rp 2013 3000 19.367.400Rp 2014 3000 25.177.620Rp 2015 4000 43.641.208Rp 2016 4000 56.733.570Rp 2017 4000 73.753.642Rp 2018 5000 119.849.667Rp 2019 5000 155.804.568Rp 2020 6000 243.055.126Rp

Total 759.920.801Rp 3.9.4.2 Menambah Penghasilan usaha

pertokoan/warung disekitar kolam renang dan Rumah tangga miskin yang terlibat di kolam renang.

Kolam renang ini merupakan hasil dari program Gerdutaskin tahun 2009 Sesuai rencana awal UPKu hasil musyawarah desa, kolam renang ini akan meningkatan pendapatan toko sekitar.

11

Tabel 10: Data rata-rata pendapatan tambahan toko selama bulan April-Desember 2010 (Sumber:

Survey TPM 2011) Sego Iwak

KaliBakso Es

Degan Mie Ayam Toserba Warung kopi dan jajanan

April 100.000Rp 80.000Rp 70.000Rp 25.000Rp 115.000Rp mei 240.000Rp 180.000Rp 130.000Rp 120.000Rp 160.000Rp juni 180.000Rp 150.000Rp 160.000Rp 120.000Rp 240.000Rp juli 120.000Rp 210.000Rp 130.000Rp 170.000Rp 210.000Rp

agustus 80.000Rp 60.000Rp 150.000Rp 90.000Rp 70.000Rp september 350.000Rp 380.000Rp 450.000Rp 250.000Rp 320.000Rp

oktober 200.000Rp 300.000Rp 320.000Rp 280.000Rp 160.000Rp nopember 325.000Rp 400.000Rp 420.000Rp 240.000Rp 300.000Rp desember 565.000Rp 720.000Rp 820.000Rp 450.000Rp 700.000Rp

Data dalam Tabel 14 di atas merupakan data yang dianggap sebagai jumlah uang yang dibelanjakan oleh pengunjung kolam renang. Untuk mengetahui rata-rata pengeluaran belanja pengunjung per orang dapat dicari dengan membagi total uang yang dibelanjakan dibagi dengan jumlah pengunjung pada bulan yang sama (Wahyuni, 2009). Berikut jumlah pengunjung April-Desember 2010.

Tabel 11: Jumlah Pengunjung bulan April-Desember 2010

Total Uang Yang Dibelanjakan 11.310.000Rp Total Pengunjung 2239 dibelanjakan per pengunjung 5.051Rp

Rata-rata jumlah uang yang dibelanjakan pengunjung per orang adalah:

Rp. 11.310.000 / 469= Rp. 5.051,- / Orang. Pendapatan warung dan RTM di tahun selanjutnya di asumsikan linear dengan jumlah pengunjung yang datang. Perkiraan jumlah pendapatan tersebut bisa didapatkan dengan cara mengalikan jumlah pengunjung dengan rasio rata-rata uang yang dibelanjakan per orang di tahun 2010.

Tabel 12: Jumlah Pengunjung bulan April-Desember 2010

TahunJumlah Uang yang

dibelanjakan Pengunjung/Tahun

2011 19.294.820Rp 2012 25.083.266Rp 2013 32.608.246Rp 2014 42.390.720Rp 2015 55.107.935Rp 2016 71.640.316Rp 2017 93.132.411Rp 2018 121.072.134Rp 2019 157.393.774Rp 2020 204.611.907Rp

822.335.529Rp Data dalam tabel diatas menjadi dasar perhitungan jumlah penerimaan pertambahan pendapatan warung dan pendapatan RTM yang

terlibat dalam aktifitas perdagangan di area kolam renang di tahun berikutnya.

Tabel 13: Jumlah Perkiraan rata-rata peningkatan pendapatan warung yang sudah ada dan RTM yang

akan terlibat.

Tahun Jumlah perkiraan pendapatan per kios/warung/RTM

2011 964.741Rp 2012 1.254.163Rp 2013 1.630.412Rp 2014 2.119.536Rp 2015 2.755.397Rp 2016 3.582.016Rp 2017 4.656.621Rp 2018 6.053.607Rp 2019 7.869.689Rp 2020 10.230.595Rp

Total 41.116.776Rp

Selain dari pendapatan diatas, diperkirakan ada juga pendapatan yang berasal dari sewa stand pasar dari pengguna, dengan asumsi besaran harga sewa per stand per bulan sebesar Rp. 50.000,-. Dan jumlah pengguna stand yang berjumlah 14 orang dengan sistem pergantian pengguna tiap 2 bulan. Berikut perkiraan pendapatan dari sewa stand PNPM berikut:

Tabel 14: Jumlah Perkiraan rata-rata pendapatan sewa stand pasar

Tahun Biaya Sewa/bulan Jumlah Pendapatan Sewa

2011 50.000Rp 6.600.000Rp 2012 50.000Rp 6.600.000Rp 2013 50.000Rp 6.600.000Rp 2014 50.000Rp 6.600.000Rp 2015 50.000Rp 6.600.000Rp 2016 100.000Rp 13.200.000Rp 2017 100.000Rp 13.200.000Rp 2018 100.000Rp 13.200.000Rp 2019 100.000Rp 13.200.000Rp 2020 100.000Rp 13.200.000Rp

Jumlah 99.000.000Rp Harga sewa stand pasar direncanakan oleh pengelola naik dari 50.000 menjadi 100.000 mulai tahun 2015 ke atas. Hal ini dilakukan dengan anggapan tangun 2015 pedagang sudah mendapatkan pendapatan yang lebih banyak dari pengunjung. 3.9.5 Perhitungan Total Biaya Total biaya adalah biaya yang digunakan untuk investasi awal, operasional dan perawatan. Adapun total biaya yang digunakan adalah sebagai berikut:

12

Tabel 15: Total Biaya proyek kolam renang TAHUN Nilai Keterangan

2009 165.872.500Rp investasi awal Infrastruktur+pembebasan lahan

2010 235.000.000Rp biaya pengembangan infrastruktur+ operasional+ maintenance

2011 6.376.500Rp operasional+maintenance2012 8.289.450Rp operasional+maintenance2013 10.776.285Rp operasional+maintenance2014 14.009.171Rp operasional+maintenance2015 18.211.922Rp operasional+maintenance2016 23.675.498Rp operasional+maintenance2017 30.778.148Rp operasional+maintenance2018 40.011.592Rp operasional+maintenance2019 52.015.069Rp operasional+maintenance2020 67.619.590Rp operasional+maintenance

TOTAL BIAYA 672.635.724,43Rp 3.9.6 Perhitungan Cash Flow

Perhitungan cash flow didapatkan dengan mengurangkan total manfaat dengan total biaya.

Tabel 16 Perhitungan Cashflow proyek Kolam renang Tirto Mudo

Tahun Nett Cashflow 2009 (165.872.500,00)Rp 2010 (400.872.500,00)Rp 2011 (373.714.180,00)Rp 2012 (335.422.364,00)Rp 2013 (287.623.003,20)Rp 2014 (227.463.834,16)Rp 2015 (140.326.612,41)Rp 2016 (22.428.224,13)Rp 2017 126.879.680,63Rp 2018 340.989.890,31Rp 2019 615.373.162,90Rp 2020 1.008.620.604,87Rp

3.9.7 Perhitungan Ratio B/C

Perhitungan BCR dilakukan dengan membandingkanNPV benefit dengan NPV cost.

Adapun hasil perhitungan BCR proyek pengembangan kolamTirto Mudo adalah sebagai berikut. Tabel 17: Perhitungan Benefit/cost Ratio Kolam

renang Tirto Mudo TAHUN TOTAL BENEFIT TOTAL COST

2009 -Rp 165.872.500Rp 2010 -Rp 235.000.000Rp 2011 33.534.820Rp 6.376.500Rp 2012 46.581.266Rp 8.289.450Rp 2013 58.575.646Rp 10.776.285Rp 2014 74.168.340Rp 14.009.171Rp 2015 105.349.143Rp 18.211.922Rp 2016 141.573.886Rp 23.675.498Rp 2017 180.086.052Rp 30.778.148Rp 2018 254.121.802Rp 40.011.592Rp 2019 326.398.342Rp 52.015.069Rp 2020 460.867.032Rp 67.619.590Rp

Bunga BankNPV COSTNPV BenfitRasio B/C

Kesimpulan

9%473.240.326Rp 750.474.164Rp

1,59LAYAK

Tabel 17 diatas menunjukkan hasil perhitungan BCR dengan hasil rasio B/C adalah 1,59. Nilai rasio ini lebih besar dari 1, maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak. 4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Analisis HOQ

Output dari HOQ adalah nilai kontribusi masing-masing respon teknis dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Pemilihan respon teknis yang akan diolah menggunakan metode selanjutnya adalah dengan menggunakan perspektif grafik IP (Importance-Performance).

Grafik IP ini menunjukkan atribut-atribut mana yang dipentingkan oleh responden akan tetapi performa kita masih rendah. Atribut-atribut itulah yang harusnya menjadi konsentrasi terbesar untuk segera diperbaiki melalui respon teknis yang bisa menjawab atribut-atribut tersebut. Setelah dilakukan pemetaan atribut dan respon teknis yang menjawabnya maka didapatkan ada beberapa respon teknis yaitu R1, R2, R3, R4, R7, R8, respon teknis ini yang akan dilakukan pengolahan menggunakan metode FAST (Functional Analysis System Technique). Dalam proses penyusunan FAST ini ada beberapa respon teknis yang bisa digabung menjadi satu konsep berdasarkan hasil brainstorming aatau komunikasi dengan pengelola kolam renang dalam hal ini bapak Sardjono, SE selaku ketua UPKu.

Keseluruhan respon teknis kemudian dikelompokkan menjadi 3 konsep pengembangan, yaitu: Pelatihan bagi pengelola, Peningkatan fasilitas penunjang di luar area kolam renang dan Peningkatan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang. Ketiga konsep inilah yang akan diolah menggunakan metode FAST-PUGH.

4.2 Analisis FAST-PUGH

Input dari FAST ini adalah konsep yang disusun atas respon teknis hasil pemilihan menggunakan intepretasi dari IP diagram. Konsep akan di breakdown menjadi kegiatan-kegiatan operasional yang terukur. Konsep yang di breakdown adalah Pelatihan bagi pengelola, Peningkatan fasilitas penunjang di luar area kolam renang dan Peningkatan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang. Penyusunan kegiatan-kegiatan turunan dari konsep dilakukan melalui diskusi

13

dengan pengelola kolam renang karena mereka dianggap paling mengerti tentang kondisi dan perkembangan kolam renang sampai saat ini.

Pada metode PUGH, setiap konsep akan diperkirakan besaran biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan konsep tersebut. Biaya yang disusun disesuaikan dengan asumsi lokal yang membuat anggaran akan realistis untuk dilaksanakan di lokasi. Setelah itu masing-masing konsep akan dibandingkan dengan konsep baseline terkait kemampuan konsep tersebut menjawab atribut kebutuhan konsumen, biaya dan perawatan. Dimana yang ditentukan sebagai konsep baseline adalah konsep pelatihan bagi pengelola. Konsep ini dipilih sebagai baseline atas 2 pertimbangan yaitu nilai kontribusi yang tertinggi dan biaya yang paling terjangkau. Hasil dari PUGH ini adalah konsep ke 3 yang dipilih prioritas untuk segera direalisasikan. 4.3 Analisis Benefit Cost Ratio

Perhitungan BCR dilakukan dengan membandingkan NPV benefit dengan NPV cost. Nilai NPV benefit didapatkan dengan menjumlahkan semua benefit pada setiap tahun. Hasil penjumlahan benefit setiap tahun kemudian dikonversikan dengan menggunakan fungsi NPV yang ada di Microsoft Excell. NPV cost didapatkan dengan menjumlahkan semua total biaya setiap tahunnya. Hasil tersebut kemudian dihitung dengan fungsi NPV yang ada di Microsoft Excell pada periode tahun 2010-2020 kemudian dijumlahkan dengan biaya pada nilai saat ini (2010). Perhitungan NPV ini menggunakan asumsi nilai bunga bank sebesar 9%. Nilai ini adalah niai yang disesuaikan dengan interest rate salah satu bank BUMN pada tahun 2010. Dengan nilai bunga tersebut, maka total NPV Total benenefit adalah sebesar Rp. 750.424.164 dan NPV dari total Cost adalah Rp. 473.240.326,-. Rasio B/C dari angka tersbut adalah 1,59. Nilai Rasio B/C Lebih besar dari 1 maka bisa disimpulkan bahwa proyek ini layak. 5. Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian tugas akhir ini. 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diambil beberapa

kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menurut konsumen atribut kolam renang

yang penting dan harus segera diperbaiki adalah ketersediaan fasilitas permainan air, ketersediaan toilet dan ruang ganti yang baik, petunjuk jalan menuju kolam renang, jaminan keamanan parkir, dan ketersediaan petugas penjaga keselamatan bernenang.

2. Konsep yang terpilih sebagai prioritas adalah peningkatan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang yang terdiri dari; • Pengadaan gerai makanan di dalam

area kolam renang • Perbaikan ruang ganti dan toilet • Pengadaan mini waterboom • Perbaikan tempat tunggu • Pengadaan faslitas keamanan dan

keselamatan berenang 3. Biaya proyek meliputi:

• Investasi awal pengadaan infrastrukutur Rp. 165.872.500,

• Maintenance dan operasional (2010-2020) Rp. 276.668.224

• Biaya pengembangan lokasi kolam renang tirto Mudo Rp. 235.000.000,-.

4. Manfaat Tangible dari proyek : • Menambah Pendapatan Asli Desa

(PAD) melalui penjualan Tiket • Menambah pendapatan rumah tangga

miskin yang terlibat dalam aktifitas pengelolaan kolam renang,

• Menambah Penghasilan usaha pertokoan/warung disekitar kolam renang.

• Mendapat pemasukan dari penyewaan stand pasar PNPM.

5. Manfaat tidak terlihat (Intangible Benefit) dari proyek adalah membantu proses belajar mengajar bagi sekolah-sekolah di sekitar, mencetak 11 orang atlet renang junior yang berprestasi di berbagai even tingkat kabupaten dan menjadi sarana wisata baru di Magetan.

6. Peningkatan pendapatan Rumah Tangga Miskin (RTM) per bulan adalah sebesar Rp. 941.741.

7. Rasio B/C adalah sebesar 1,59 yang artinya proyek ini memiliki keuntungan lebih besar daripada cost yang dibutuhkan, maka dapat disimpulkan

14

bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan.

5.2 Saran Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam rangka pengembangan penelitian dan implementasi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: • Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten Magetan dapat menggunakan hasil dari penelitian ini untuk melakukan investasi pengembangan kolam renang Tirto Mudo.

• Peningkatan fasilitas harus juga diikuti dengan peningkatan kapasitas SDM pengelola, karena SDM ikut mempengaruhi perkembangan wisata kolam renang kedepannya.

• Pengembangan Lokasi Wisata Kolam Renang Tirto Mudo adalah langkah awal untuk menuju pengembangan desa wisata Tirto Mudo Kabupaten Magetan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pengembangan desa wisata.

6. Referensi Anggrahini, D. 2010. Perancangan Mesin

sizing Teri Nasi Berdasarkan Prinsip Length Grader Dengan Menggunakan Quality Function Deployment (Studi Kasus: PT Insan Citraprima Sejahtera Jenu- Tuban). Laporan Tugas Akhir S1 Teknik Industri ITS.

Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur. 2009. Buku Petunjuk Teknis Operasional Program Gerdu Taskin 2009. BAPEMAS. Surabaya

Pemerintah Desa Sumberdodol. 2009. Buku Monografi Desa. Desa Sumberdodol. Magetan.

Pemerintah Kabupaten Magetan. 2009. Sumberdodol Sebagai Desa Wisata. http://kotamagetan.com/mengunjungi-sumberdodol-yang-dikembangkan-sebegai-desa-wisata.html. Diakses: 03 Oktober 2010.

Pujawan, IN. 2003. Ekonomi Teknik. Guna Widya. Surabaya

Prayogi, D. 2010. Peningkatan pelayanan nasabah pada proses pembiayaan (Studi Kasus PT. Bank Jatim Syariah

Surabaya). Laporan Tugas Akhir S1 Teknik Industri ITS.

Ramasvamy, R. 1996. Design and Management of Service Processes. AT&T

Kusrini, E, dan Rumiati, A. 2006. Metode Riset Sosial. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS. Surabaya

Soeharto. A. 1995. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Erlangga. Jakarta.

Septony, EW. 2010. Perancangan Program CSR pada Klaster Industri Migas Jawa Timur menggunakan metode QFD, FAST, PUGH. Laporan Tugas Akhir S1 Teknik Industri ITS.

Sumaroh, E. 2009. Studi Kelayakan pengadaan BRT di Surabaya menggunakan Benefit Cost Analysis. Laporan Tugas Akhir S1 Teknik Industri ITS.

Trisunarno, L, Sutikno, dan Soedjono, E. 2009. Pengembangan Model Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Di Kabupaten Magetan Dan Kabupaten Gresik. Laporan Penelitian Hibah DIKTI.

UP3D ITS. 2009. Laporan Akhir Desa Model 2009.

UP3D ITS. 2010. Laporan Survey Tahap Penguatan Desa Model 2009.

UPKu Sumberdodol. 2010. Laporan

Tahunan UPKu Sumberdodol. UPKu. Magetan

Wahyuni, R, dan Masyitah, I. 2009.

Aplikasi Benefit Cost Ratio pada Studi Alternatif Investasi Pembangunan Jalan Marabahan-Margasari Kalimantan Selatan. Laporan Penelitian Hibah.

Zeithaml, V, A. Parasuraman, A, dan

Leonard, L, B. (1990). Delivering Quality Service: Balancing Customer Perception and Expectation. The Free Press. New York.