BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi...

22
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Kartasura , yaitu di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Kristen Kartasura berada kurang lebih 3 kilometer dari kecamatan, sedangkan jarak Dinas Pendidikan Kabupaten dengan SD Kristen Kartasura kurang lebih 30 kilometer. SD Kristen Kartasura berada di pinggir jalan Jl. Slamet Riyadi Solo yang disampingnya terdapat beberapa pertokoan dan beberapa warung makan. Dengan kata lain letak SD Kristen Kartasura mudah dijangkau baik siswa, guru, Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten karena letaknya yang strategis. 4.2 Karakteritik Responden Siswa SD Kristen Kartasura berjumlah 170 anak yang terdiri dari kelas I sampai kelas 4 dengan masing-masing kelas terdiri dari 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru olahraga dan 1 guru seni dan budaya. Jumlah pendidik di SD Kristen Kartasura adalah sebanyak 9 guru, dengan perincian 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olahraga, dan 1 guru seni dan budaya. Selain itu di SD Kristen Kartasura juga mempunyai 1 penjaga sekolah dan 1 satpam. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Kristen Kartasura sebanyak 32 siswa. Karakteristik siswa-siswi SD Kristen Kartasura adalah sebagai berikut : Suka bermain, rasa ingin tahunya tinggi khususnya dalam menerima pelajaran, suka terhadap hal-hal yang baru, ekonomi orang tua rata-rata menengah keatas, pendidikan orang tua rata-rata berijasah SMA dan sarjana, pekerjaan orang tua sebagian besar adalah wiraswasta dan Kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam pendidikannya. Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua dapat dilihat di Lampiran.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Kartasura , yaitu di Kecamatan

Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Kristen

Kartasura berada kurang lebih 3 kilometer dari kecamatan, sedangkan jarak

Dinas Pendidikan Kabupaten dengan SD Kristen Kartasura kurang lebih 30

kilometer. SD Kristen Kartasura berada di pinggir jalan Jl. Slamet Riyadi Solo

yang disampingnya terdapat beberapa pertokoan dan beberapa warung makan.

Dengan kata lain letak SD Kristen Kartasura mudah dijangkau baik siswa, guru,

Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten karena

letaknya yang strategis.

4.2 Karakteritik Responden

Siswa SD Kristen Kartasura berjumlah 170 anak yang terdiri dari kelas I

sampai kelas 4 dengan masing-masing kelas terdiri dari 1 kelas. Masing-masing

kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru olahraga dan 1 guru seni

dan budaya. Jumlah pendidik di SD Kristen Kartasura adalah sebanyak 9 guru,

dengan perincian 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olahraga, dan 1 guru

seni dan budaya. Selain itu di SD Kristen Kartasura juga mempunyai 1 penjaga

sekolah dan 1 satpam. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV

SD Kristen Kartasura sebanyak 32 siswa. Karakteristik siswa-siswi SD Kristen

Kartasura adalah sebagai berikut : Suka bermain, rasa ingin tahunya tinggi

khususnya dalam menerima pelajaran, suka terhadap hal-hal yang baru, ekonomi

orang tua rata-rata menengah keatas, pendidikan orang tua rata-rata berijasah

SMA dan sarjana, pekerjaan orang tua sebagian besar adalah wiraswasta dan

Kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam pendidikannya.

Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan orang tua

dapat dilihat di Lampiran.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

39

4.3 Pelaksanaan Tiap Siklus

4.3.1 Pelaksanaan Pra Siklus

Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu

melakukan observasi awal dengan tujuan mendapatkatkan data-data awal yang

ada di lapangan. Data-data inilah yang nantinya akan digunakan oleh peneliti

untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan pada langkah-langkah

selanjutnya.

Pelaksanaan pra siklus ini dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2013. Hasil

observasi awal yang peneliti lakukan bahwa hasil belajar siswa mata pelajaran

IPA masih rendah dari KKM. Dari 32 siswa, 15 siswa sudah mencapai

ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan,

rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman yang

kurang terhadap materi pelajaran. Cara mengajar guru yang masih konvensional.

Guru belum mampu mengadakan inovasi pembelajaran seperti penggunaan

metode-metode pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi.

Itulah kenyataan yang ada di SD Kristen Kartasura sebagai hasil observasi

awal oleh peneliti, yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan

yang peneliti lakukan pada langkah-langkah selanjutnya. Untuk mengetahui

kejelasan rentang nilai pada pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Rekapitulasi Rentang Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran IPA Kelas IV

SD Kristen Kartasura

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 31-40 Belum tuntas 1

2 41-50 Belum tuntas 5

3 51-60 Belum tuntas 5

4 61-70 Belum tuntas 11

5 71-80 Tuntas 9

6 81-90 Tuntas 1

7 91-100 Tuntas -

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

40

Tabel 4.1 mendiskripsikan hasil belajar siswa pada pra siklus, diketahui

untuk nilai 31-40 terdapat 1 siswa, nilai 41-50 terdapat 5 siswa, nilai 51-60

terdapat 5 siswa, nilai 61-70 terdapat 11 siswa, nilai 71-80 terdapat 9 siswa,

nilai81-90 terdapat 1 siswa, nilai 91-100 belum terdapat siswa yang mencapai

nilai tersebut. Dari data tersebut diperoleh rata-rata 62, dengan nilai terendah 35

dan nilai tertinggi 82.

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 4 pada

kondisi pra siklus dapat lebih jelas dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus Mata Pelajaran IPA

Kelas IV SD Kristen Kartasura

Berdasarkan tabel 4.2, terlihat bahwa pada pra siklus ini terdapat 32 siswa

terdapat 17 siswa atau 53,13% yang belum tuntas dalam belajarnya yaitu yang

memperoleh nilai < 70 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah,

sedangkan 15 siswa lainnya atau 46,87% telah mencapai ketuntasan belajarnya

yaitu yang memperoleh nilai ≥ 70. Berikut ini disajikan diagram ketuntasan

hasil belajar siswa pada pra siklus.

Diagram 4.1

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus Mata

Pelajaran IPA kelas IV SD Kristen Kartasura

53%47% Tidak tuntas

tuntas

No. Ketuntasan Skor Jumlah Persentase

(%)

1. Tuntas ≥70 15 46,87

2. Belum Tuntas <70 17 53,13

Jumlah 32 100

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

41

4.3.2 Pelaksanaan Siklus I

4.3.2.1 Perencanaan

Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka peneliti

melakukan diskusi dengan guru kelas IV mengenai penyebab dari rendahnya

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, yang kemudian dilanjutkan

melaksanakan Siklus I. Pelaksanaan siklus I ini peneliti bertindak sebagai guru

atau pengajar sedangkan guru/ wali kelas IV berperan sebagai observer.

Pertemuan pertama pada Siklus I dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2013.

Siklus 1 ini dibagi menjadi 2 pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada

hari Selasa tanggal 5 Maret 2013 dengan materi energi panas dan pertemuan

kedua pada hari Sabtu tanggal 9 Maret 2013 dengan materi energi bunyi.

Sebelum mengajar pada pertemuan pertama dan kedua, maka peneliti

menyiapkan perlengkapan yang nantinya digunakan pada saat mengajar.

Perlengkapan tersebut diantaranya adalah membuat RPP, menyiapkan soal-soal

yang berjumlah 20 butir soal untuk setiap pertemuan yang sudah diuji validitas

dan reliabilitasnya, menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa, dan

menyiapkan alat peraga yang akan berhubungan dengan materi.

4.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan I

Pada pertemuan pertama peneliti mengajar mata pelajaran IPA dengan

materi energi panas. Kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal

diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas

memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan

apersepsi.

b. Kegiatan inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang energi

panas dengan menerapkan metode snowball throwing. Siswa diminta untuk

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

42

mendengarkan penjelasan materi energi panas kemudian membuat pertanyaan

berkaitan dengan materi tersebut. Setelah itu, pertanyaan tersebut diremas

hingga menyerupai bola, kemudian dilempar ke siswa lain untuk dijawab.

c. Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan,

guru memberikan evaluasi, kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa

pekerjaan rumah.

2. Pertemuan II

Kegiatan dalam pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan

pertama. Sebelum pelaksanaan pertemuan kedua maka peneliti terlebih dahulu

merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan kedua.

Perencanaan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer

untuk menentukan waktu pelaksanaan pertemuan ke dua, membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik, dan

membuat lembar observasi atau lembar pengamatan. Kegiatan pembelajaran

pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada Kegiatan awal

diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas

memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan

apersepsi.

b. Kegiatan inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang energi

bunyi dengan menerapkan metode snowball throwing. Siswa diminta untuk

mendengarkan penjelasan materi energi bunyi kemudian membuat pertanyaan

berkaitan dengan materi tersebut. Setelah itu, pertanyaan tersebut diremas

hingga menyerupai bola, kemudian dilempar ke siswa lain untuk dijawab.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

43

c. Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan,

guru memberikan evaluasi, kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa

pekerjaan rumah.

4.3.2.3 Hasil Tindakan Siklus I

1. Hasil Belajar Peserta Didik

Pada pelaksanaan siklus I telah diterapkan metode snowball throwing dalam

pembelajaran. Siklus I ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pada siklus I

ini mengalami peningkatan dari pra siklus. Pada siklus I pertemuan I ini siswa

yang tuntas dengan KKM ≥70 terdapat 18 siswa, sedangkan yang belum

mengalami ketuntasan belajar 14 siswa. Pada pertemuan II mengalami

peningkatan hasil belajar. Siswa yang tuntas dengan KKM ≥70 terdapat 22

siswa, sedangkan yang belum mengalami ketuntasan belajar 10 siswa.

2. Hasil Observasi kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur

dengan menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi tersebut dapat

diketahui apa yang menjadi kelemahan dan dan kelebihan selama pembelajaran

berlangsung. Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan I dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I pertemuan I

No Skor Hasil penelitian

observer Jumlah skor

1 1 - 0

2 2 1 2

3 3 10 30

4 4 22 88

Jumlah 120

Tabel 4.3 mendiskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati oleh

observer pada siklus I pertemuan 1, terdapat 1 skor 2, 10 skor 3, 22 skor 4.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

44

Dapat diketahui skor perolehan pada siklus I pertemuan I ini mencapai 120 yang

termasuk kualifikasi A. Selanjutnya, untuk melihat hasil observasi kinerja guru

pada siklus I pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I pertemuan II

No Skor Hasil penelitian

observer Jumlah skor

1 1 - 0

2 2 - 0

3 3 5 15

4 4 28 112

Jumlah 127

Tabel 4.4 mendiskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati oleh

observer pada siklus I pertemuan II, terdapat 5 skor 3, 28 skor 4. Dapat

diketahui skor perolehan pada siklus I pertemuan II ini mencapai 127 yang

termasuk kualifikasi A.

3. Refleksi

Setelah guru melakukan proses pembelajaran, ternyata terdapat kelebihan

dan kekurangan selama proses pembelajaran. Kelebihan yang didapat dalam

pembelajaran pada siklus I ini kemudian dipertahankan untuk melanjutkan

tindakan ke siklus II sedangkan kekurangan atau kendalanya harus dicarikan

penyelesainnya untuk perbaikan dan penyempurnaan pada siklus II.

Identifikasi kelebihan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut :

a. Guru sudah baik dalam memeriksa kesiapan ruang, alat, dan media

pembelajaran.

b. Guru sudah melaksanakan apersepsi sesuai dengan materi ajar.

c. Guru sudah menunjukkan penguasaan materi pelajaran.

d. Guru sudah melaksanakan pembelajaran secara runtut.

e. Guru sudah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

45

f. Guru sudah dapat membuat siswa aktif bertanya dan menjawab atau

mengemukakan pendapatnya.

g. Guru sudah menunjukkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam

mengajar.

h. Guru sudah melatih siswa untuk berpikir kritis dalam membuat

pertanyaan.

i. Guru sudah mampu melatih siswa untuk memahami makna tanggung

jawab.

Identifikasi kekurangan atau kendala pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai

berikut :

a. Pertemuan 1

1. Memerlukan waktu yang panjang untuk mengulang penjelasan materi

pelajaran.

2. Guru belum memantau kemajuan belajar siswa.

3. Kurangnya pengelolaan kelas sehingga situasi kelas menjadi tidak

kondusif.

4. Anggota kelompok yang ditinggalkan cenderung ramai sendiri karena

merasa tidak mempunyai tugas.

b. Pertemuan 2

1. Pemerataan yang kurang antara siswa berintelektual tinggi dengan siswa

berintelektual sedang dan rendah dalam pembagian kelompok.

2. Ketua kelompok yang susah menerima materi berdampak pada anggota

kelompoknya, misalnya miskonsepsi.

3. Kurangnya tanya jawab antara guru dengan siswa.

4. Siswa belum mampu membuat rangkuman atau kesimpulan

denganbahasa mereka sendiri, masih terpaku pada guru.

5. Guru kurang dapat mengaitkan materi dengan realita kehidupan.

Cara mengatasi kekurangan pada pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut :

a. Guru memberi pertanyaan kepada siswa seputar kehidupan sehari-hari.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

46

b. Guru memantau kemajuan belajar dari setiap kelompok dan merespon

positif terhadap pertanyaan yang timbul dalam kelompok.

c. Memberikan contoh yang konkret dengan melibatkan siswa sebagai objek

pembelajar.

d. Pembagian kelompok dipilihkan oleh guru secara acak dengan berhitung

satu sampai lima.

e. Guru memilih ketua kelompok yang berintelektual tinggi sehingga saat

guru menjelaskan materi pelajaran tidak mengalami miskonsepsi.

f. Guru lebih sering membrikan pertanyaan kepada siswa agar siswa benar-

benar paham dengan materi.

g. Anggota kelompok yang ditinggalkan diminta untuk membaca buku

berkaitan dengan materi agar tidak ramai sendiri.

h. Guru memberikan sedikit ice breaking untuk melepas ketegangan saat

pembelajaran kemudian setelah itu meminta siswa untuk tenang.

4.3.3 Pelaksanaan Siklus II

4.3.3.1 Perencanaan

Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan kelemahan dan kelebihan

pada Siklus I. Siklus II ini merupakan tahap penyempurnaan dari siklus I.

Siklus II dilaksanakan selama 2 pertemuan. Pertemuan I pada tanggal 12 Maret

2013 dengan materi energi alternatif dan pertemuan kedua pada tanggal 16

Maret 2013 dengan materi model perubahan energi. Sebelum mengajar pada

pertemuan pertama dan kedua, maka peneliti menyiapkan perlengkapan yang

nantinya digunakan pada saat mengajar. Perlengkapan tersebut, diantaranya

adalah membuat RPP, menyiapkan soal-soal yang berjumlah 20 butir soal

setiap pertemuan yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya, menyiapkan

lembar observasi untuk guru dan siswa, dan menyiapkan alat peraga yang akan

berhubungan dengan materi.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

47

4.3.3.2 Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan I

Pada pertemuan pertama peneliti mengajar mata pelajaran IPA dengan

materi energi alternatif. Kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan awal

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada Kegiatan awal

diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas

memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan

apersepsi.

b. Kegiatan inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang energi

alternatif dengan menerapkan metode snowball throwing. Siswa diminta untuk

mendengarkan penjelasan materi energi alternatif kemudian membuat

pertanyaan berkaitan dengan materi tersebut. Setelah itu, pertanyaan tersebut

diremas hingga menyerupai bola, kemudian dilempar ke siswa lain untuk

dijawab. Kemudian, guru memberikan pendalaman tentang materi.

c. Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan,

guru memberikan evaluasi, kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa

pekerjaan rumah.

2. Pertemuan II

Kegiatan dalam pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan

pertama. Sebelum pelaksanaan pertemuan kedua maka peneliti terlebih dahulu

merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan kedua.

Perencanaan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer

untuk menentukan waktu pelaksanaan pertemuan ke dua, membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik, dan

membuat lembar observasi atau lembar pengamatan. Kegiatan pembelajaran

pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

48

a. Kegiatan awal

Langkah – langkah pelaksanaan pembelajaran pada Kegiatan awal

diantaranya adalah guru mengucapkan salam, guru meminta ketua kelas

memimpin doa, guru mengadakan persensi, dan kemudian guru mengadakan

apersepsi.

b. Kegiatan inti

Pada pelaksanaan kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang model

perubahan energi dengan menerapkan metode snowball throwing. Siswa

diminta untuk mendengarkan penjelasan materi model perubahan energi

kemudian membuat pertanyaan berkaitan dengan materi tersebut. Setelah itu,

pertanyaan tersebut diremas hingga menyerupai bola, kemudian dilempar ke

siswa lain untuk dijawab. Kemudian, guru memberikan pendalaman materi.

c. Kegiatan penutup

Pada kegiatan penutup adalah guru mengajak siswa menarik kesimpulan,

guru memberikan evaluasi, kemudian guru memberikan tindak lanjut berupa

pekerjaan rumah.

4.3.3.3 Hasil Tindakan Siklus II

1. Hasil Belajar Peserta Didik

Pada pelaksanaan siklus II masih menerapkan metode snowball throwing

dalam pembelajaran. Siklus II ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Pada

siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus II pertemuan I

siswa yang tuntas dengan KKM ≥70 terdapat 29 siswa, sedangkan yang belum

mengalami ketuntasan belajar 3 siswa. Pada pertemuan II, siswa yang tuntas

dengan KKM ≥70 terdapat 30 siswa, sedangkan yang belum mengalami

ketuntasan belajar 2 siswa.

2. Hasil Observasi kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur

dengan menggunakan lembar observasi. Dari lembar observasi tersebut dapat

diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

49

berlangsung. Kinerja guru pada siklus II ini lebih baik dari siklus I. Hasil

observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada tabel4.5.

Tabel 4.5

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II pertemuan I

No Skor Hasil penelitian

observer Jumlah skor

1 1 - 0

2 2 - 0

3 3 4 12

4 4 29 116

Jumlah 128

Tabel 4.5 mendiskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati oleh

observer pada siklus II pertemuan 1, terdapat 4 skor 3, 29 skor 4. Dapat

diketahui skor perolehan pada siklus I pertemuan I ini mencapai 128 yang

termasuk kualifikasi A. Selanjutnya, untuk melihat hasil observasi kinerja guru

pada siklus II pertemuan II dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II pertemuan II

No Skor Hasil penelitian

observer Jumlah skor

1 1 - 0

2 2 - 0

3 3 2 6

4 4 31 124

Jumlah 130

Tabel 4.6 mendiskripsikan bahwa aktivitas belajar siswa yang diamati oleh

observer pada siklus II pertemuan II, terdapat 2 skor 3, 31 skor 4. Dapat

diketahui skor perolehan pada siklus II pertemuan II ini mencapai 130 yang

termasuk kualifikasi A.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

50

3. Refleksi

Melihat dari observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh bahwa selama

proses pembelajaran berlangsung aktivitas siswa dan guru lebih baik dari siklus

I. Hasil ketuntasan belajar siswa pada akhir siklus II sudah memenuhi target

indikator keberhasilan yaitu ≥ 80%, maka tidak perlu melakukan siklus III.

Hasil analisis evaluasi dari pertemuan pertama dan pertemuan ke dua pada

Siklus II, dari 32 siswa terdapat 2 siswa yang belum tuntas dalam belajarnya

yaitu yang memperoleh nilai < 70 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan

oleh sekolah, sedangkan 30 siswa lainnya telah mencapai ketuntasan belajarnya

yaitu yang memperoleh nilai ≥ 70. Dalam siklus II terdapat 2 siswa yang belum

mencapai target ketuntasan dikarenakan kemampuan kognitif anak yang sangat

rendah.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Kondisi Awal ( Pra Siklus )

Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bahwa hasil belajar IPA kelas IV SD

Kristen Kartasura masih rendah dari KKM yang ditentukan yaitu 7,0. Dari 32

siswa, 15 siswa sudah mencapai target ketuntasan dan 17 siswa belum

memenuhi target ketuntasan. Rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan

oleh cara mengajar guru yang masih konvensional.

4.4.2 Siklus I

Setelah diperoleh data pada Pra Siklus atau observasi awal, maka peneliti

melakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai penyebab dari rendahnya

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan kemudian diterapkannya

metode snowball throwing dalam pembelajaran. Siklus I ini dilakukan selama

dua kali pertemuan. Berdasarkan proses belajar mengajar dengan metode

snowball throwing, didapat hasil belajar pada pertemuan I dengan rentang nilai

yang dapat dilihat pada tabel 4.7.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

51

Tabel 4.7

Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus I Pertemuan I Mata Pelajaran IPA

Kelas 4 SD Kristen Kartasura

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 41-50 Tidak tuntas 2

2 51-60 Tidak tuntas 6

3 61-70 Tuntas 8

4 71-80 Tuntas 9

5 81-90 Tuntas 6

6 91-100 Tuntas 1

Tabel 4.7 mendiskripsikan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan I,

diketahui untuk nilai 41-50 terdapat 2 siswa, nilai 51-60 terdapat 6 siswa, nilai

61-70 terdapat 8 siswa, nilai 71-80 terdapat 9 siswa, nilai81-90 terdapat 6

siswa, nilai 91-100 belum terdapat 1 siswa. Dari data tersebut diperoleh rata-

rata 71,2, dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 95.

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 4 pada

kondisi siklus I pertemuan I dapat lebih jelas dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I Mata

Pelajaran IPA Kelas 4 SD Kristen Kartasura

No Kategori

Ketuntasan Skor

Jumlah

siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas ≥70 18 56,25

2 Tidak tuntas <70 14 43,75

Jumlah 32 100

Pada siklus I pertemuan I ini mengalami peningkatan dari pra siklus yaitu

dari 32 siswa terdapat 14 siswa atau 43,75% yang belum tuntas dalam

belajarnya yaitu yang memperoleh nilai < 70 sesuai dengan KKM yang telah

ditentukan oleh sekolah, sedangkan 18 siswa lainnya atau 56,25% telah

mencapai ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥ 70. Berikut ini

disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan I.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

52

Diagram 4.2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I

Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SD Kristen Kartasura

Terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dalam siklus I pertemuan II.

Hasil belajar siswa pada pertemuan II ini lebih baik dari pertemuan I. Rentang

nilai pada pertemuan II secara jelas dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus I Pertemuan II Mata Pelajaran IPA

Kelas 4 SD Kristen Kartasura

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 51-60 Belum tuntas 4

2 61-70 Belum tuntas 18

3 71-80 Tuntas 6

4 81-90 Tuntas 4

5 91-100 Tuntas 0

Tabel 4.9 mendiskripsikan hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan II,

diketahui untuk nilai 51-60 terdapat 4 siswa, nilai 61-70 terdapat 18 siswa, nilai

71-80 terdapat 6 siswa, nilai81-90 terdapat 4 siswa, nilai 91-100 tidak terdapat

siswa yang mencapai nilai tersebut. Dari data tersebut diperoleh rata-rata 71,09,

dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90.

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 4 pada

kondisi siklus I pertemuan II dapat lebih jelas dilihat pada tabel 4.10.

44%

56%

Tidak tuntas

tuntas

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

53

Tabel 4.10

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II

Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SD Kristen Kartasura

No Kategori

Ketuntasan Skor

Jumlah

siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas ≥70 22 68,75

2 Tidak tuntas <70 10 31,25

Jumlah 32 100

Pada siklus I pertemuan II ini mengalami peningkatan dari siklus I

pertemuan I yaitu dari 32 siswa terdapat 10 siswa atau 31,25% yang belum

tuntas dalam belajarnya yaitu yang memperoleh nilai < 70 sesuai dengan KKM

yang telah ditentukan oleh sekolah, sedangkan 22 siswa lainnya atau 68,75%

telah mencapai ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥ 70.

Berikut ini disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

pertemuan II.

Diagram 4.3

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II

Mata Pelajaran IPA kelas 4 SD Kristen Kartasura

4.4.3 Siklus II

Siklus II ini merupakan penyempurnaan dari siklus I. Kekurangan-

kekurangan yang terdapat dalam siklus I ini kemudian di sempurnakan di dalam

31%

69%

Tidak tuntas

tuntas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

54

siklus II. Siklus II ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pada siklus II

ini mengalami peningkatan dari pra siklus dan siklus I. Selanjutnya, untuk

melihat secara jelas rentang nilai hasil belajar pada siklus II pertemuan I dapat

dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus II Pertemuan I Mata Pelajaran IPA

Kelas 4 SD Kristen Kartasura

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 51-60 Belum tuntas 1

2 61-70 Belum Tuntas 2

3 71-80 Tuntas 3

4 81-90 Tuntas 15

5 91-100 Tuntas 11

Tabel 4.11 mendiskripsikan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan I,

diketahui untuk nilai 51-60 terdapat 1 siswa, nilai 61-70 terdapat 2 siswa, nilai

71-80 terdapat 3 siswa, nilai81-90 terdapat 15 siswa, nilai 91-100 belum

terdapat 11 siswa. Dari data tersebut diperoleh rata-rata 88,1, dengan nilai

terendah 65 dan nilai tertinggi 100.

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 4 pada

siklus II pertemuan I dapat lebih jelas dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan I

Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SD Kristen Kartasura

No Kategori

Ketuntasan Skor

Jumlah

siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas ≥70 29 90,63

2 Tidak tuntas <70 3 9,37

Jumlah 32 100

Pada siklus I pertemuan II ini mengalami peningkatan dari pra siklus dan

siklus I yaitu dari 32 siswa terdapat 3 siswa atau 9,37% yang belum tuntas

dalam belajarnya yaitu yang memperoleh nilai < 70 sesuai dengan KKM yang

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

55

telah ditentukan oleh sekolah, sedangkan 29 siswa lainnya atau 90,63% telah

mencapai ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥ 70. Berikut ini

disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan I.

Diagram 4.4

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan I

Mata Pelajaran IPA kelas 4 SD Kristen Kartasura

Dalam siklus II pertemuan II ini tergolong sukses. Ketuntasan belajar kelas

pada pertemuan II ini telah melebihi pencapaian indikator keberhasilan

penelitian yaitu 80%. Hasil ketuntasan belajar pertemuan II secara lebih jelas

dapat dilihat pada tabel rentang nilai 4.13.

Tabel 4.13

Rekapitulasi Rentang Nilai Siklus II Pertemuan II Mata Pelajaran IPA

Kelas 4 SD Kristen Kartasura

No Rentang nilai Ketuntasan Jumlah siswa

1 61-70 Belum Tuntas 4

2 71-80 Tuntas 15

3 81-90 Tuntas 6

4 91-100 Tuntas 7

Tabel 4.13 mendiskripsikan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan II,

diketahui untuk nilai 61-70 terdapat 4 siswa, nilai 71-80 terdapat 15 siswa, nilai

81-90 terdapat 6 siswa, nilai 91-100 belum terdapat 7 siswa. Dari data tersebut

diperoleh rata-rata 82,8, dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 100.

9%

91%

Tidak tuntas

tuntas

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

56

Untuk mengetahui persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 4 pada

kondisi siklus I pertemuan II dapat lebih jelas dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II Pertemuan II

Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SD Kristen Kartasura

No Kategori

Ketuntasan

Skor Jumlah

siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas ≥70 30 93,75

2 Tidak tuntas <70 2 6,25

Jumlah 32 100

Berdasarkan tabel 4.14 diatas dari 32 siswa terdapat 2 siswa atau 6,25%

yang belum tuntas dalam belajarnya yaitu yang memperoleh nilai < 70 sesuai

dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah, sedangkan 30 siswa lainnya

atau 93,75 telah mencapai ketuntasan belajarnya yaitu yang memperoleh nilai ≥

70. Berikut ini disajikan diagram ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II

pertemuan II.

Diagram 4.5

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan II

Mata Pelajaran IPA kelas 4 SD Kristen Kartasura

4.5 Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian diatas, maka dapat diketahui bahwa

kegiatan pembelajaran siswa kelas 4 di SD Kristen Kartasura, Sukoharjo terlihat

6%

94%

Tidak tuntas

tuntas

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

57

ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode

pembelajaran snowball throwing. Peningkatan hasil belajar siswa yang tinggi

dan maksimalnya aktivitas baik siswa maupun guru dalam pembelajaran dapat

terjadi itu tergantung dari bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung di

dalam kelas. Observasi awal yang telah dilakukan sebelum peneliti melakukan

tindakan, terlihat bahwa pembelajaran yang terjadi belum mengaktifkan siswa,

dimana aktivitas siswa masih terbatas siswa hanya duduk, diam, dengar, catat,

dan hafal. Sehingga siswa cenderung pasif dan tidak terlibat langsung kedalam

proses pembelajaran dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Upaya perbaikan pembelajaran di kelas dilakukan agar siswa dapat

beraktivitas dengan aktif dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Upaya

tersebut yaitu dengan cara menerapkan metode pembelajaran snowball throwing

selama siklus I dan siklus II. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan

yaitu dari pra siklus ke siklus I kemudian ke siklus II, dimana hasil belajar pada

siklus II telah mencapai ketuntasan secara klasikal yaitu 80% sehingga dapat

dikatakan tuntas. Hal ini sesuai dengan pendapat Triatno ( 2011:64) dalam

Dhimas Lutfi (2008), yang menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan tuntas

jika telah memenuhi target ketuntasan belajar 75%. Hasil pembelajaran tersebut

membuktikan bahwa dengan mengaktifkan siswa melalui metode snowball

throwing dapat membantu siswa dalam memahami konsep IPA khususnya

materi energi dan perubahannya. Peningkatan hasil ketuntasan belajar pada pra

siklus, siklus I, dan siklus II secara jelas dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15

Rekapitulasi Kenaikan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II Mata

Pelajaran IPA Siswa Kelas 4 SD Kristen Kartasura

No Kondisi

Jumlah

siswa yang

belum

tuntas

Persentase

(%)

Jumlah

siswa yang

tuntas

Persentase

(%)

1 Pra siklus 17 53,13 15 46,87

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

58

2 Siklus I

Pertemuan I 14 43,75 18 56,25

Pertemuan II 10 31,25 22 68,75

3 Siklus II

Pertemuan I 3 9,37 29 90,63

Pertemuan II 2 6,25 30 93,75

Perbandingan ketuntasan belajar siswa secara lebih jelas dapat dilihat pada

diagram 4.6.

Diagram 4.6

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,

Siklus II Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SD Kristen Kartasura

Berdasarkan pengamatan pada tabel 4.15, secara keseluruhan rangkaian

proses penelitian ini membuktikan bahwa dengan menerapkan metode

pembelajaran snowball throwing pada pokok bahasan energi dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dilakukan oleh

penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Slamet Widodo ( 2008 ),

Diyan Tunggal Safitri ( 2011 ), Ngadino ( 2012 ) yang menyatakan bahwa

dengan memanfaatkan metode pembelajaran snowball throwing dapat membuat

siswa aktif bertanya dan berani mengungkapkan pendapatnya di depan umum,

melatih siswa berpikir kritis terhadap suatu materi, dapat menumbuhkan rasa

tanggung jawab dan kerja sama dalam kelompok, meningkatkan motivasi

0

5

10

15

20

25

30

35

pra siklus siklus I pertemuan 1

siklus I pertemuan 2

siklus II pertemuan 1

siklus II pertemuan 2

belum tuntas tuntas

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · ketuntasan dengan KKM 7,0 dan 17 siswa belum memenuhi target ketuntasan, rata-rata nilainya adalah 62. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman

59

belajar siswa, menumbuhkan sikap menghargai pendapat orang lain, dapat

meningkatkan aktivitas positif siswa. Selain itu, metode snowball throwing

sangat baik untuk menggali potensi kepemimpinan murid dalam kelompok dan

keterampilan membuat dan menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui

permainan imajinatif (Komalasari: 2010) dalam Dhimas Luti (2008), sehingga

untuk bersaing membuat pertanyaan yang berkualitas maka siswa terlebih dulu

harus memahami materi. Pemahaman materi yang sangat mendalam akan

ootomatis membuat hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Penerapan metode pembelajaran snowball throwing ini dapat membuat

pembelajaran yang dilakukan lebih bervariasi, sehingga siswa akan termotivasi

untuk belajar, guru dapat memantau dan mengidentifikasi sejauh mana

keaktifan siswa, dan membuat pembelajaran lebih menarik bahkan

menyenangkan tidak monoton seperti sebelumnya. Selain itu, guru juga dapat

mengetahui siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar untuk dapat

menjadi aktif, sehingga akan berpengaruh baik terhadap peningkatan hasil

belajar siswa tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik ( 2003: 172 )

Dhimas Lutfi (2008) yang menyatakan bahwa aktivitas belajar diartikan sebagai

suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada proses pembelajaran, dimana

siswa berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga dengan demikian siswa

tersebut memperoleh pengetahuan, pengalaman, pemahaman dan aspek-aspek

lain tentang apa yang ia lakukan. Oleh karena itu, dengan mengaktifkan siswa

dalam kelompok belajar dapat membuat siswa cenderung terlatih dalam

interaksi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.