BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong Gunung Andong terletak di Antara dua Kecamatan yaitu Kecamatan Ngablak dan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Gunung Andong sendiri memiliki tinggi kurang lebih 1.726 mdpl dan merupakan Gunung non vulkanik. Di kaki sekitar Gunung Andong, terdapat beberapa dusun yang mengelilingi, dusun tersebut yaitu: a. Disebelah timur : Dusun Sawit, Dusun Pendem, Dusun Gogik b. Disebelah utara : Dusun Deles, Dusun Jogoyasan, Dusun Temu, Dusun pager Gunung, Lor Sari c. Disebelah barat : Dusun Kudusan, Dusun Kembangan, Dusun Bleder d. Disebelah selatan : Dusun Mantran, Dusun Mangli, Dusun Babadan, Dusun Kalisat. Dusun dusun tersebut terbagi menjadi beberapa Desa dan Kecamatan yaitu di Kecamatan Ngablak sebagai berikut: a. Desa Girirejo untuk Dusun Mantran, Dusun Sawit, Dusun Mangli, Dusun Pendem, Dusun Gogik. b. Desa Deles untuk Dusun Deles, Dusun Temu dan Dusun Jogoyasan. c. Desa Pagergunung untuk Dusun Lor Sari dan Dusun Pagergunung. d. Desa Selomirah untuk Dusun Babadan dan Dusun Kalisat. Sedangkan selain itu terdapat di wilayah Kecamatan Grabag, yaitu untuk Dusun Kembangan, Dusun Bleder, dan Dusun Kudusan.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong

Gunung Andong terletak di Antara dua Kecamatan yaitu Kecamatan

Ngablak dan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Gunung Andong sendiri

memiliki tinggi kurang lebih 1.726 mdpl dan merupakan Gunung non vulkanik.

Di kaki sekitar Gunung Andong, terdapat beberapa dusun yang mengelilingi,

dusun tersebut yaitu:

a. Disebelah timur : Dusun Sawit, Dusun Pendem, Dusun Gogik

b. Disebelah utara : Dusun Deles, Dusun Jogoyasan, Dusun Temu,

Dusun pager Gunung, Lor Sari

c. Disebelah barat : Dusun Kudusan, Dusun Kembangan, Dusun Bleder

d. Disebelah selatan : Dusun Mantran, Dusun Mangli, Dusun Babadan,

Dusun Kalisat.

Dusun – dusun tersebut terbagi menjadi beberapa Desa dan Kecamatan

yaitu di Kecamatan Ngablak sebagai berikut:

a. Desa Girirejo untuk Dusun Mantran, Dusun Sawit, Dusun Mangli,

Dusun Pendem, Dusun Gogik.

b. Desa Deles untuk Dusun Deles, Dusun Temu dan Dusun Jogoyasan.

c. Desa Pagergunung untuk Dusun Lor Sari dan Dusun Pagergunung.

d. Desa Selomirah untuk Dusun Babadan dan Dusun Kalisat.

Sedangkan selain itu terdapat di wilayah Kecamatan Grabag, yaitu untuk

Dusun Kembangan, Dusun Bleder, dan Dusun Kudusan.

Tidak seluruhnya Dusun – Dusun tersebut mendirikan basecamp, kurang

lebih 4 tahun sebelumnya untuk mendaki Gunung Andong hanya ada 1 jalur

pendakian yaitu melewati Dusun Sawit atau Dusun Pendem, tetapi sekarang sudah

menjadi 6 jalur pendakian yaitu melewati Dusun Sawit, Dusun Pendem, Dusun

Gogik, Dusun Temu, Dusun Kudusan dan Dusun Kembangan. Disetiap tempat

tersebut sudah menyediakan tempat penitipan kendaraan bermotor bagi para

pendaki atau wisatawan. Selain itu beberapa rumah warga juga dijadikan menjadi

tempat – tempat istirahat bagi pengunjung yang datang. Hal inilah yang

dimanfaatkan beberapa warga dengan mendirikan usaha.

Usaha di Gunung Andong terdiri dari dua kepemilikan yaitu milik

masyarakat dan pribadi. Usaha milik masyarakat yaitu adanya pendirian basecamp

sebagai akomodasi bagi para wisatawan yang datang yaitu sebagai tempat

pendaftaran untuk naik dan juga tempat penitipan kendaraan. Hasil usaha warga

yang berbentuk uang tersebut selain sebagian disetorkan kepada Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan, digunakan juga untuk berbagai kebutuhan umum seperti

pembangunan infrastruktur sekitar basecamp, pembangunan dusun, dan

kebutuhan umum lainnya. Sedangkan usaha milik pribadi yaitu usaha di kawasan

basecamp yang dijalankan pribadi oleh warga masyarakat di sekitaran basecamp.

Usaha – usaha ini sebagian muncul sesaat setelah Gunung Andong mulai

didatangi banyak wisatawan yaitu pendaki yang berlalu lalang melewati dusun –

dusun di kaki Gunung Andong. Terhitung 12 februari 2016 berdasarkan

dilingkungan sekitaran dusun – dusun untuk mendaki Gunung Andong terdapat

dalam berbagai bentuk usaha, yaitu:

Tabel 4.1. Jumlah Usaha Di Kawasan Wisata Gunung Andong 2016 *)

No Nama Dusun Base

camp

Warung MCK Lain

lain

Keterangan

1 Dusun Sawit 1 10 3 2

Lain : tambal

ban 1, asesoris 1

2 Dusun

Pendem

1 2 1 -

3 Dusun Gogik 1 3 1 1 Tambal ban

4 Dusun Temu 1 2 1 -

5 Dusun

Kudusan

1 1 1 -

6 Dusun

Kembangan

1 1 1 -

*) sumber : Data Primer Penelitian

Melihat dari data tersebut tampak bahwa Dusun Sawit merupakan tempat

yang memiliki usaha yang paling banyak dibandingkan dusun – dusun Lainnya.

Sedangkan di Dusun lain kebanyakan kurang lebih hampir sama. Usaha

kebanyakan terdapat di Dusun Sawit ternyata disebabkan beberapa faktor,

diantaranya yaitu:

a. Para pendaki lebih banyak yang melewati Dusun Sawit.

b. Dusun Sawit lebih dikenal para pendaki karena juga merupakan

basecamp yang pertama berdiri di Gunung Andong.

c. Jalur pendakian yang melewati Dusun Sawit lebih mudah jangkauannya

daripada melewati tempat lain.

Kebanyakan dari mereka mempunyai tempat tinggal yang memang dekat

dengan tempat istirahat dan penitipan kendaraan bermotor dari para pendaki yang

datang.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Aspek Pasar dan Pemasaran

4.2.1.1. Permintaan dan Penawaran

Permintaan di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah permintaan

yang muncul akibat adanya berbagai kebutuhan yang terjadi di Kawasan

Wisata Gunung Andong. Permintaan ini berasal dari para wisatawan dan

pendaki serta masyarakat sekitar yang memang sedang membutuhkan ketika

mereka berada di Kawasan Wisata Gunung Andong. permintaan di Gunung

Andong berupa kebutuhan makan dan minum, akomodasi dan tempat

istirahat, MCK, souvenir, transportasi, porter atau pembawa tas dan barang

– barang pendaki serta untuk penitipan kendaraan yang dibawa ketika

datang ke Kawasan ini. Para pendaki atau masyarakat akan datang langsung

ke warung – warung atau ke tempat yang memang disediakan atau bisa

menghubungi para petugas jaga dan juga pedagang secara langsung maupun

via telepon maupun media internet yaitu grup di facebook.

Sedangkan penawaran di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah

penawaran yang muncul dari masyarakat sekitar kawasan Gunung yaitu di

lingkungan basecamp di jalur untuk mendaki Gunung Andong. Penawaran

ini juga diakibatkan karena adanya permintaan dan juga peluang karena

adanya kebutuhan yang muncul dari para wisatawan dan pendaki yang

datang dan juga masyarakat yang juga membutuhkan kebutuhan –

kebutuhan tertentu. Penawaran di Kawasan Gunung Andong berupa

penawaran untuk kebutuhan akomodasi, makan dan minum, istirahat, toilet

dan masjid, souvenir, ojek, penitipan kendaraan, penitipan helm dan porter.

Segala bentuk penawaran disediakan di Kawasan ini 24 jam kecuali untuk

kebutuhan makan dan minum yang buka tergantung banyak sedikitnya

pendatang yaitu wisatawan dan pendaki. Penawaran dalam bentuk makan

dan minum serta istirahat disediakan dalam bentuk warung lesehan yang

disitu akan ada etalase atau meja yang diatasnya disediakan aneka minuman

dan cemilan, souvenir sedangkan untuk makanan lain di sediakan tulisan

yang pembeli tinggal pesan kepada pedagang, untuk penitipan kendaraan,

masjid, MCK, penitipan helm di tempat ini disediakan lahan dan tempat

yang memang untuk keperluan tersebut, sedangkan kebutuhan ojek dan

porter yaitu dengan meminta kepada petugas jaga atau warga yang berada di

sekitar kawasan ini.

4.2.1.2. Produk dan harga

Produk di Kawasan Wisata Gunung Andong yaitu aneka produk yang

disediakan untuk para wisatawan, pendaki dan juga warga sekitar. Produk

ini berupa aneka makanan dan minuman, alat – alat untuk mendaki dan juga

souvenir dalam berbagai bentuk yang di sediakan di warung – warung para

pedagang yang mendirikan usaha di sekitar basecamp, penitipan kendaraan

dan tempat istirahat para pendaki. Produk produk yang diperjualbelikan

berupa barang jadi dan barang setengah jadi yang diolah para pedagang di

Kawasan ini. Sedangkan harga di sini adalah harga yang dicantumkan dari

produk produk di Kawasan Wisata Gunung Andong. Jenis produk yang

berbeda juga mempunyai harga yang berbeda pula. Harga untuk penitipan

kendaraan bermotor, makanan dan minuman, souvenir, penitipan helm

merupakan harga yang tetap tidak bisa ditawar, namun ada juga untuk jasa

seperti ojek, porter maupun jasa lain tergantung bagaimana kesepakatan dari

kegiatan tawar menawarnya. Untuk lebih jelasnya produk apa saja yang

disediakan dan harganya terdapat dalam lampiran 1.

4.2.1.3. Strategi Penjualan dan Promosi

Strategi penjualan dan promosi di Kawasan Wisata Gunung Andong

merupakan langkah - langkah yang digunakan oleh pengelola kawasan

wisata dan juga para pedagang agar dapat menarik minat para wisatawan

yang datang dan membeli serta menggunakan produk – produk yang

disediakan di Kawasan Wisata Gunung Andong. Untuk mengenalkan

Gunung Andong pihak pengelola menggunakan media internet grup di

facebook yaitu Basecamp Sawit, Taruna Jaya giri, Giri Dwipa, dan grup –

grup lain yang dibantu juga dengan para pengguna internet yang

mengunggah tentang Gunung Andong baik lewat foto fot di facebook,

twitter, instagram, youtube, dan blog - blog tentang Gunung Andong yang

bisa dicari lewat google. Sedangkan di lokasi Kawasan Wisata sendiri para

pedagang menggunakan promosi dengan menempelkan tulisan di depan

warungnya. Selain itu para pedagang yang berjualan biasanya menggunakan

promosi dengan menawarkannya secara langsung untuk beristirahat di

tempat usahanya.

4.2.1.4. Distribusi

Kegiatan Distribusi di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah

kegiatan yang dilakukan para pedagang untuk memenuhi kebutuhan produk

yang dibutuhkan untuk dijual kembali kepada konsumen yaitu para

wisatawan, pendaki dan juga warga yang membutuhkan. Kegiatan ini terjadi

ketika para pedagang membeli produk yang akan dijual dari para grosir atau

juga produsen di pasar – pasar terdekat ketika hari - hari pasaran jawa (pon,

wage, kliwon, legi, paing). Produk yang dibeli juga produk yang kira – kira

habis atau hampir habis, jadi produk yang dibeli tidak menentu tergantung

kebutuhan. Jadi dapat dikatakan juga bahwa pedagang di Gunung Andong

bukan merupakan produsen namun hanya pelantara antara produsen dan

konsumen akhir. Namun demikian, ada beberapa pedagang yang membeli

bahan mentah kemudian mengolahnya kembali menjadi barang jadi dalam

bentuk makanan siap saji seperti soto, nasi rames, dan juga minuman jus

buah.

Produk yang dijual oleh para pedagang di Kawasan Gunung Andong

juga dilakukan secara directselling yaitu produk tersebut dijual langsung

dengan 2 cara, yaitu menunggu pembeli dan juga menawarkan kepada

pembeli yang datang. Di bawah ini disajikan bagaimana rantai distribusi

usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong.

Bagan 4.1. Rantai Distribusi Pedagang di Kawasan Gunung Andong.

Berdasarkan bagan tersebut dijelaskan bahwa pedagang di Kawasan

Gunung Andong membeli produk langsung kepada produsen maupun lewat

penjual grosir. Produk yang dijual ada yang langsung dijual kembali tetapi

ada pula produk yang diolah oleh para pedagang baru kemudian dijual

kepada konsumen akhir.

4.2.2. Aspek Manajemen dan Sumber daya Manusia (SDM)

Aspek Manajemen dan SDM di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah

segala tata kelola dan juga orang yang mengelola di Kawasan Wisata Gunung

Andong. Pengelolaan di Kawasan Gunung Andong di kerjakan oleh masyarakat di

kawasan tersebut yaitu warga yang tinggal di dusun - dusun tempat basecamp

didirikan. Untuk jaga parkir dan basecampnya dibuat sistem pergantian jaga oleh

para remaja dengan sistem upah. Waktu untuk jaga dibagi menjadi dua yaitu jaga

siang dan jaga malam. Untuk basecamp Sawit para remaja yang menjaga akan

diberikan upah Rp 20.000 per 1 kali jaga. Sedangkan untuk hari jumat sore dan

Konsumen

Akhir

Pedagang di

Kawasan Gunung

Andong

Produsen Penjual Grosir

1, 2, 3....

- Menjual secara

langsung

- Mengolah kembali

baru menjualnya

Produsen

sabtu sore para orang tua biasanya akan ikut keluar untuk ikut jaga di basecamp

dan biasanya diberikan upah antara Rp 10.000 sampai dengan Rp 20.000 per

malam. Tugas dari para penjaga yaitu memastikan wisatawan yang datang

membayar tiket masuk yaitu sebesar Rp 10.000 per motor dan Rp 15.000 per

mobil dan juga memastikan bahwa kendaaraan yang dibawa oleh wisatawan

diletakkan ditempat yang sudah disediakan dan dalam kondisi yang baik – baik

saja.

Sedangkan untuk para pedagang yang membuka usaha di Kawasan Wisata

Gunung Andong usaha tersebut dijalankan oleh pemilik sendiri dan juga keluarga

serta sanak saudara dari pemilik usaha tersebut. Ketika ramai yang datang maka

pemilik akan dibantu juga oleh kerabat pemilik tersebut, namun ketika sepi maka

warung akan dijaga oleh keluarga pemilik usaha itu sendiri. Pedagang akan

menunggu di tempat usahanya dan akan melayani bagi siapa saja yang akan

membeli produk dari pedagang tersebut. Untuk usaha dagang para warga di

Kawasan Wisata Gunung Andong tidak ada manajemen penggajian. Hasil yang

diterima dari hasil penjualan selain untuk membeli keperluan penjualan sebagian

akan digunakan untuk kebutuhan bersama masing – masing pedagang.

Pendidikan dari para pedagang hanya beberapa yang tamatan SMA,

sedangkan selebihnya adalah tamatan SLTP dan SD. Usaha yang dijalankan para

warga ini tidak memandang pendidikan dari para pedagang, sebab usaha ini juga

tidak membutuhkan keahlian khusus dengan tingkat pendidikan yang tinggi.

Tingkat pendidikan dari beberapa pedagang yang diwawancarai terdapat pada

lampiran 2.

4.2.3. Aspek Hukum

Aspek hukum di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah aturan yang

dipakai dalam mengelola usaha baik oleh pengelola usaha maupun oleh para

pedagang. Secara umum usaha yang dijalankan yaitu dengan membuka basecamp

sebagai tempat registrasi untuk naik ke Gunung Andong dan tempat menitipkan

kendaraan bermotor merupakan organisasi yang diselenggarakan oleh warga

masyarakat yang diketahui pola oleh perangkat dusun, perangkat desa, dan dinas

dinas lain seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Lain halnya untuk keberadaan para pedagang di kawasan Gunung Andong,

keberadaan usaha dagang di Kawasan ini sendiri belum terdaftar. Para pedagang

tidak memiliki izin usaha dari departemen apapun. Dalam mendirikan usaha, para

pedagang mendirikan usaha dilahan milik sendiri yang memang sebagai tempat

tinggal atau lahan pertanian sehingga tidak ada kewajiban untuk izin pendirian

usaha. Selain itu para pedagang jua belum punya niatan untuk mendaftarkan

usahanya mengingat usaha dari para pedagang ini juga masih relatif usaha kecil –

kecilan, sehingga kemungkinan untuk menjadikan usahanya berbadan hukum

tidak dilakukan oleh para pedagang. Meskipun begitu usaha dagang ini sudah

diketahui secara umum oleh masyarakat setempat dan selama ini tidak ada

pelanggaran hukum atau masalah – masalah yang timbul dari usaha dagang para

warga.

4.2.4. Aspek Sosial

Aspek Sosial di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah dampak yang

disebabkan dengan adanya usaha oleh masyarakat baik usaha basecamp, usaha

dagang maupun dari wisatawan yang dilihat secara sosial kemasyarakatan.

Keberadaan pedagang di kawasan Gunung Andong membawa pengaruh

positif kepada masyarakat dan juga wisatawan yang datang ke Gunung Andong.

Dari segi pedagang, pedagang sendiri merupakan warga di sekitar Gunung

Andong dan dengan adanya warga yang berjualan tersebut maka muncul lapangan

kerja baru bagi warga. Selain itu dengan menjadi pedagang maka warga dilatih

untuk berani berbicara kepada wisatawan yang tidak hanya dari wisatawan lokal

tetapi terdapat juga wisatawan dari daerah – daerah lain yang tidak menggunakan

bahasa setempat (jawa) sehingga para pedagang dituntut untuk bisa berbahasa

Indonesia dengan fasih untuk melayani konsumen.

Usaha basecamp yang merupakan usaha milik masyarakat, selain dengan

munculnya pedagang menjadikan kebutuhan warga terpenuhi, dengan adanya

usaha basecamp di Kawasan Gunung Andong membuat setiap harinya terutama

disekitaran basecamp dan ditempat – tempat warga yang berjualan bisa menjadi

tempat kumpul warga untuk saling bersilaturahmi, berbincang – bincang dan juga

memberikan suasana baru bagi warga masyarakat di sekitar Kawasan Wisata

Gunung Andong.

Sedangkan dari sisi wisatawan, adanya pedagang dikawasan Gunung

Andong memberikan kemudahan bagi para wisatawan dalam memenuhi

kebutuhan baik konsumsi dan kebutuhan lain. Selain itu karena adanya interaksi

antara warga setempat dengan para wisatawan membuat wisatawan menjadi

mengetahui bagaimana kearifan lokal yang ada di Kawasan Wisata Gunung

Andong dan sekitarnya.

4.2.5. Aspek Dampak Lingkungan

Aspek dampak Lingkungan di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah

dampak dengan adanya usaha oleh masyarakat di Kawasan Wisata Gunung

Andong. Dampak lingkungan dengan adanya usaha ini dibagi menjadi dua yaitu

dampak negatif dan dampak positif, yaitu:

a. Dampak positif

Dengan didirikannya usaha di Kawasan Gunung Andong membuat

banyak pendirian bangunan usaha dagang oleh para warga. Lingkungan

yang sebelumnya sepi, kurang rapi dan terkesan kurang terurus menjadi

tertata dengan baik, karena para pedagang berusaha agar menarik perhatian

wisatawan yang lewat. Tempat – tempat pembuangan sampah juga dibuat di

samping jalan untuk menyediakan sebagai tempat pembuangan limbah para

wisatawan yang datang. Selain itu akses jalan untuk ke Gunung Andong

menjadi diperbaiki karena perhatian pemerintah terhadap Gunung Andong

menjadi meningkat karena menjadi daerah tujuan wisatawan.

b. Dampak Negatif

Dengan didirikannya usaha di Kawasan Gunung Andong

menyebabkan suatu masalah yaitu munculnya sampah akibat adanya jual

beli produk yang kebanyakan dari sampah usaha para warga. Ada saja

tumpukan sampah di tempat – tempat tertentu dan juga sampah yang

berserakan di sepanjang jalan di kawasan ini. Sampah – sampah ini

kebanyakan merupakan sampah plastik dan botol – botol plastik yang tidak

bisa terurai sehingga menyebabkan pemandangan di Kawasan Gunung

Andong kurang enak dipandang mata. Meski begitu masih terdapat inisiatif

warga dan pendaki yang mengumpulkan sampah dan membuangnya di

tempat yang sudah disediakan.

4.2.6. Aspek teknik dan teknologi

4.2.6.1. Lokasi Usaha

Lokasi Usaha di Kawasan Wisata Gunung Andong adalah lokasi dari

usaha dagang oleh para warga yang berada di kawasan ini. Lokasi usaha ini

berada disepanjang jalan antara basecamp dengan kaki gunung di Kawasan

Gunung Andong dimana wisatawan memang melewati di depan para

pedagang tersebut berjualan. Beberapa warga berdagang di depan rumah

mereka sendiri dan sebagian lain mendirikan usaha di tanah tegalan milik

para pedagang tersebut.

4.2.6.2. Bahan Baku

Bahan Baku adalah bahan yang dibutuhkan para pedagang dalam

menjalankan usaha di Kawasan Wisata Gunung Andong. Usaha dari warga

ini adalah dengan menjual barang yang memang kebanyakan barang yang

sudah jadi dan dijual kepada konsumen akhir, sehingga bahan baku dari

usaha warga ini kebanyakan langsung dibeli dari pasar di sekitarnya. Pasar –

pasar tersebut yaitu:

a. Pasar Tradisional Ngablak sekitar 3 km dari Kawasan Gunung

Andong yang ada pada hari paing dan wage.

b. Pasar tradisional Grabag sekitar 8 km dari kawasan Gunung

Andong yang setiap hari pasar tersebut ada.

c. Pasar tradisional Kaponan sekitar 9 km dari kawasan Gunung

Andong yang ada ketika hari legi dan pon.

Selain membeli barang jadi dari pasar, para pedagang juga membeli

barang setengah jadi seperti buah - buahan, bumbu, dan bahan lain

kemudian mengolahnya menjadi makanan dan atau minuman jadi.

4.2.6.3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung

Andong adalah tenaga yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha dagang.

dalam menjalankan usahanya, pemilik sendiri dan keluarga si pemilik yang

menjadi tenaga kerja. Tenaga kerja ini selain dibutuhkan untuk menjaga

warung setiap harinya, tenaga kerja ini juga untuk hari tertentu harus belanja

ke pasar untuk membeli segala keperluan dagang masing – masing

pedagang.

4.2.6.4. Teknologi

Teknologi dalam usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong

adalah teknologi yang digunakan dalam kegiatan jual beli antara pedagang

dengan pembeli. Teknologi yang digunakan para pedagang masih tergolong

tradisional, karena dagangan yang diperjualbelikan juga tidak membutuhkan

alat alat khusus, hanya ada beberapa warga yang menggunakan alat – alat

modern seperti kulkas dalam proses jual beli. Selain itu proses jual beli

masih menggunakan alat tradisional yaitu dilayani tenaga kerja orang itu

sendiri.

4.2.6.5. Layout

Kawasan Gunung andong terutama dikaki gunung dikelilingi berbagai

usaha yang dijalankan oleh para warga masyarakatnya. Sehingga untuk

mengetahui layout dari para pedagang harus dilihat secara keseluruhan.

Secara rinci layout dari usaha dagang di kawasan Gunung Andong terdapat

pada lampiran 3.

4.2.7. Aspek Finansial

4.2.7.1. Kebutuhan dana dan Sumber dana

Kebutuhan dana usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong

adalah kebutuhan yang dibutuhkan oleh para pengusaha yang menjalankan

usahanya dimulai dari membangun usahanya sampai kebutuhan dana untuk

operasional. Kebutuhan dana yang dibutuhkan oleh pedagang bermacam –

macam tergantung skala dari usaha itu sendiri. Terutama dalam dana untuk

mendirikan usaha dan proses dari usaha dari para pedagang. Usaha yang

dijalankan oleh warga ini juga masih sangat tradisional dan menggunakan

manajemen sederhana.

Sumber dana dari beberapa warga yang menjadi pedagang di Kawasan

Gunung Andong yang disajikan dalam tabel 4.2, yaitu:

Dari data tersebut menunjukan bahwa bapak Wahid menyiapkan

modal yang paling besar untuk usahanya yaitu sebesar Rp 8.000.000,

sedangkan bapak Takim menyiapkan modal yang paling sedikit yaitu Rp

1.000.000.

Sumber dana usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong

adalah asal usul dana yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha. Sumber dana

yang digunakan oleh pedagang ini seluruhnya adalah berasal dari modal

sendiri, dari keluarga atau juga sanak saudara. Para pedagang tidak ada yang

mencari modal dengan meminjam dari bank atau lembaga tertentu. Apabila

meminjam maka pinjaman tersebut berasal dari sanak keluarga dan saudara

dari para pedagang itu sendiri.

4.2.7.2. Biaya

Tabel 4.2. Kebutuhan Dana Usaha Dagang di Kawasan Gunung Andong *)

No Nama Pedagang investasi Awal Biaya Aktiva

modal kerja 1 bulan

1 Handoko Rp

1.500.000 Rp

800.000 Rp

700.000

2 Wahid Rp

8.000.000 Rp

4.000.000 Rp

4.000.000

3 Umi Rp

2.000.000 Rp

1.000.000 Rp

1.000.000

4 Nurjanah Rp

2.500.000 Rp

1.500.000 Rp

1.000.000

5 Takim Rp

1.000.000 Rp

500.000 Rp

500.000

6 Eni Rp

2.000.000 Rp

1.200.000 Rp

800.000

*) sumber : Data Primer penelitian

Biaya dalam usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong

adalah biaya yang dikeluarkan oleh pedagang ketika menjalankan usaha.

Biaya ini adalah untuk kegiatan operasional yaitu biaya bahan untuk

membeli produk dari pasar, biaya transportasi, biaya listrik dan biaya lain –

lain.

Tabel 4.3. Komponen Biaya Para Pedagang di Kawasan Wisata Gunung Andong *)

No

Nama Pedagang

Belanja transportasi listrik lain – lain

1 Handoko Rp

2.500.000 Rp

50.000 Rp

30.000 Rp

50.000

2 Wahid Rp

6.000.000 Rp

50.000 Rp

100.000 Rp

50.000

3 Umi Rp

3.000.000 Rp

50.000 Rp

70.000 Rp

50.000

4 Nurjanah Rp

2.500.000 Rp

50.000 Rp

50.000 Rp

50.000

5 Takim Rp

1.000.000 Rp

50.000 Rp

40.000 Rp

50.000

6 Eni Rp

2.000.000 Rp

50.000 Rp

30.000 Rp

50.000

*) Sumber : Data Primer Penelitian

4.2.7.3. Manfaat

Manfaat dalam usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong

adalah manfaat dari hasil penjualan produk dari para pedagang. Perkiraan

pemasukan dari beberapa pedagang terdapat pada tabel 4.4, yaitu:

Tabel 4.4. Pendapatan Usaha Dagang

Di Kawasan Wisata Gunung Andong dalam satu bulan *)

No Nama Pedagang Jumlah Pendapatan

1 Handoko Rp 3.500.000

2 Wahid Rp 9.000.000

3 Umi Rp 5.000.000

4 Nurjanah Rp 4.000.000

5 Takim Rp 2.000.000

6 Eni Rp 3.500.000

*) Sumber : Data Primer Penelitian

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa Bapak Wahid memperoleh

pendapatan yang paling banyak dalam satu bulannya yaitu mencapai Rp

9.000.000, sedangkan pendapatan terendah adalah Bapak Takim yaitu Rp

2.000.000.

Setelah dikurangi dengan biaya – biaya yang dikeluarkan dalam satu

bulan, ditemukan laba bersih dari usaha dalam satu bulan. Data tersebut

disajikan pada tabel 4.5. berikut:

*) sumber : Data Primer Penelitian

Tabel 4.5. Pendapatan Bersih usaha Dagang

Di kawasan Wisata Gunung Andong Dalam Satu Bulan*)

No Nama Pedagang Pendapatan bersih

1 Handoko Rp870.000

2 Wahid Rp2.800.000

3 Umi Rp1.830.000

4 Nurjanah Rp1.350.000

5 Takim Rp860.000

6 Eni Rp1.370.000

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa laba paling banyak diperoleh

oleh Bapak Wahid dengan sekitar Rp 2.800.000 untuk setiap bulannya,

sedangkan paling sedikit yaitu Bapak Takim yang sekitar Rp 860.000.

kebanyakan Laba tersebut digunakan pedagang untuk menambah modal dan

sebagian digunakan untuk kebutuhan sehari – hari.

4.2.7.4. Hasil Analisis

Perhitungan kelayakan finansial ini diperoleh dari data hasil

pengurangan antara aliran manfaat dengan aliran biaya. Adapun perhitungan

kelayakan finansial usaha dagang di Kawasan Gunung Andong adalah

sebagai berikut:

Hasil perhitungan dari kelayakan usaha meliputi ARR, IRR, PP dan IP

diperoleh dari hasil pengurangan antara kas manfaat dan kas biaya.

Sedangkan untuk perhitungan payback periode tidak dijadikan hasil untuk

menentukan layak tidaknya usaha akan tetapi sebagai jangka waktu

pengembalian investasi. Untuk NPV juga tidak dapat diperhitungkan karena

perhitungan usaha dagang ini masih sederhana tidak ada diskonto yang

ditetapkan oleh pedagang sehingga dapat diketahui bahwa NPV adalah 0.

Adapun hasil analisisnya terdapat pada tabel berikut:

a. Payback Periode

Dengan analisis ini maka dapat dipertimbangkan pengembalian pada

saat investasi. Perhitungan ini memperhitungkan modal awal dengan

pendapatan yang diperoleh hingga mencapai modal awal dari usaha. Untuk

mengetahui bagaimana cara menghitung payback periode disajikan pada

lampiran 4. Hasil dari perhitungan tersebut disajikan pada tabel 4.5.

berikut:

Tabel 4.5. Hasil Analisis Payback Periode pedagang

di Kawasan Wisata Gunung Andong *)

No Nama Pedagang Payback Periode/ Hari

1 Handoko 13

2 Wahid 27

3 Umi 12

4 Nurjanah 19

5 Takim 15

6 Eni 17

*) Sumber : Data Primer Penelitian

Berdasarkan tabel tersebut maka jangka waktu pengembalian investasi

antara pedagang satu dengan yang lainnya berbeda beda. Ibu Umi mempunyai

jangka pengembalian investasi yang paling cepat karena hanya dengan waktu 12

hari sudah memperoleh pendapatan yang senilai dengan modal awal investasi.

Sedangkan Bapak Wahid mempunyai jangka waktu pengembalian paling lama

yaitu 27 hari untuk memperoleh modal investasi awal kembali. Dalam

memperoleh jangka waktu pengembalian awal, para pengusaha tidak

membutuhkan waktu yang terlalu lama.

b. Average Rate of Return (ARR)

Analisis dengan menghitung tingkat pengembalian investasi yang

dihitung dengan mengambil arus kas masuk dan membaginya dengan

jumlah tahun dalam kehidupan investasi.

ARR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rata – rata EAT : Rata rata Investasi X 100%

Dari rumus berikut maka dapat disajikan dengan tabel 4.7. sebagai berikut:

Tabel 4.7. Average Rate of Return (ARR) usaha Dagang

di Kawasan Wisata Gunung Andong *)

No Nama Pedagang Rata Rata

pendapatan Rata rata Investasi ARR (%)

1 Handoko Rp870.000 Rp2.630.000 33

2 Wahid Rp2.800.000 Rp9.000.000 31

3 Umi Rp1.830.000 Rp5.000.000 37

4 Nurjanah Rp1.350.000 Rp4.000.000 34

5 Takim Rp860.000 Rp2.000.000 43

6 Eni Rp1.370.000 Rp3.500.000 39

*) Sumber : Data Primer Penelitian

Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa kegiatan usaha dari seluruh

pedagang adalah layak untuk dilanjutkan karena mempunyai ARR yang paling

rendah yaitu Bapak Wahid yaitu 31 %, sedangkan ARR paling tinggi yaitu bapak

Takim yaitu 43 %.

Jika ARR dibawah 0% maka dikatakan usaha tersebut menimbulkan

kerugian, jika ARR sama dengan 0% maka usaha tersebut impas, jika ARR lebih

dari 0% maka usaha tersebut dapat dikategorikan layak.

Pada usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong ARR paling rendah

adalah 31 % atau lebih dari 0 % . sehingga usaha dagang yang dijalankan di

Kawasan Wisata Gunung Andong layak.