BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional...

78
68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab 4 ini, peneliti menyajikan informasi mengenai persiapan dan pelaksanaan penelitian, analisis data, dan juga pembahasan dari hasil analisis data yang diperoleh. Peneliti turut juga mencantumkan tahapan- tahapan di dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian, juga tahapan- tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data. Disamping itu peneliti juga turut menjelaskan bagaimana peneliti dapat melihat keabsahan data yang diperoleh dari subjek penelitian. A. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian (Pra-lapangan) Pada tahap persiapan penelitian ini, peneliti mengacu pada konsep pra lapangan menurut Spradley (dalam Moleong, 2007) yaitu antara lain meliputi: a. Penyusunan rancangan penelitian. Penyusunan rancangan ini meliputi, penyusunan Bab 1 hingga Bab 3 yang mencakup latar belakang, landasan teori, metode penelitian, kemudian mempersiapkan alat pengumpul data berupa penuntun wawancara (interview guide). b. Pemilihan lokasi. Pemilihan lokasi telah ditetapkan oleh peneliti dengan pertimbangan ketersediaan subjek, sehingga pengambilan data yang dimaksud dilaksanakan di area Jawa Tengah (Karanganyar, Surakarta, dan Salatiga) sesuai dengan latar belakang penelitian ini dan tempat tinggal subjek penelitian.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab 4 ini, peneliti menyajikan informasi mengenai persiapan

dan pelaksanaan penelitian, analisis data, dan juga pembahasan dari hasil

analisis data yang diperoleh. Peneliti turut juga mencantumkan tahapan-

tahapan di dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian, juga tahapan-

tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data. Disamping itu peneliti

juga turut menjelaskan bagaimana peneliti dapat melihat keabsahan data

yang diperoleh dari subjek penelitian.

A. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Persiapan Penelitian (Pra-lapangan)

Pada tahap persiapan penelitian ini, peneliti mengacu pada

konsep pra lapangan menurut Spradley (dalam Moleong, 2007)

yaitu antara lain meliputi:

a. Penyusunan rancangan penelitian.

Penyusunan rancangan ini meliputi, penyusunan Bab 1

hingga Bab 3 yang mencakup latar belakang, landasan teori,

metode penelitian, kemudian mempersiapkan alat pengumpul

data berupa penuntun wawancara (interview guide).

b. Pemilihan lokasi.

Pemilihan lokasi telah ditetapkan oleh peneliti dengan

pertimbangan ketersediaan subjek, sehingga pengambilan data

yang dimaksud dilaksanakan di area Jawa Tengah

(Karanganyar, Surakarta, dan Salatiga) sesuai dengan latar

belakang penelitian ini dan tempat tinggal subjek penelitian.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

69

c. Memilih dan memanfaatkan informan.

Dalam hal ini penggunaan informan bertujuan untuk

membantu peneliti mendapatkan subjek yang sesuai dengan

karakteristik yang akan diteliti, yaitu perempuan yang pernah

menjadi korban kekerasan dalam berpacaran, pernah bertahan

dengan pasangan (minimal satu tahun), dan kemudian

memutuskan untuk berpisah, dan berhasil menjalani keputusan

tersebut dengan baik dan konsisten (tidak kembali kepada

pasangan).

Peneliti menggunakan banyak informan untuk dapat

menemukan subjek dengan karakteristik yang sesuai.

Sebelumnya, peneliti menyebarkan informasi mengenai

kebutuhan akan subjek penelitian dengan karakteristik yang

telah disampaikan. Penyebaran informasi mengenai kebutuhan

tersebut melalui mulut ke mulut, media sosial dan media

elektronik lainnya. Peneliti juga mulai mengawasi lingkungan

sekitar untuk melihat adakah kenalan peneliti yang ternyata

masuk ke dalam kriteria sebagai subjek. Dengan menggunakan

cara tersebut, peneliti mendapatkan informasi yang akhirnya

membawa peneliti menemukan subjek yang sesuai

karakteristik.

d. Mengurus perijinan.

Selain sebelumnya peneliti mengurus perijinan yang

dilakukan dengan cara informal, yaitu dengan secara langsung

menyampaikan tujuan kepada calon subjek, peneliti juga

kemudian menggunakan perijinan resmi dari fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana yang ditunjukkan kepada

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

70

subjek saat wawancara pertama berlangsung.

e. Menjajaki dan menilai lapangan.

Sebelumnya peneliti telah mengenal subjek dengan cukup

baik. Setelah mengetahui bahwa subjek memiliki kriteria yang

sesuai dengan penelitian ini, peneliti mulai menjalin hubungan

lebih dekat dengan kedua subjek. Bahkan peneliti sudah

mengenal kedua subjek saat kedua subjek masih menjalin

hubungan dengan pelaku kekerassan, sehingga dapat melihat

fase-fase subjek bertahan dan kemudian berpisah.. Komunikasi

dengan kedua subjek dilakukan melalui tatap muka, maupun

media komunikasi lain seperti telepon maupun pesan singkat.

Melalui proses tersebut, peneliti dapat mengenal subjek lebih

baik.

f. Persiapan perlengkapan

Penelitian dilakukan dengan menyediakan alat-alat yang

dibutuhkan dalam proses pengambilan data antara lain;

interview guide, alat perekam, alat tulis, dan kertas catatan.

g. Mengetahui persoalan etika

Setelah menjalin rapport beberapa waktu, peneliti

kemudian memberitahukan maksud dan tujuan penelitian

secara terbuka kepada calon subjek, peneliti juga meminta

persetujuan dari subjek untuk proses perekaman maupun

pencatatan selama wawancara berlangsung.

2. Pelaksanaan Penelitian

Sebelumnya peneliti telah mengenal subjek selama kurun

waktu yang cukup lama. Setelah mengetahui subjek memenuhi

kriteria dalam penelitian ini, peneliti kemudian menjalin rapport

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

71

selama kurang lebih 4 bulan dengan subjek pertama, dan 3 bulan

dengan subjek kedua. Subjek pertama dan kedua memiliki

beberapa perbedaan. Subjek pertama belum pernah mencoba

berpisah dari pelaku kekerasan dalam kurun waktu lebih dari satu

bulan, sedangkan subjek kedua sudah pernah berpisah dengan

pelaku kekerasan selama kurun waktu 7 bulan. Subjek pertama

pernah mendapat jenis kekerasan fisik, seksual, emosional dan

verbal. Sedangkan subjek kedua pernah menerima kekerasan

seksual, kekerasan emosional dan verbal, dan tidak pernah

memperoleh kekerasan fisik.

Setelah dirasa cukup dalam menjalin rapport, peneliti

kemudian melakukan pengambilan data. Pengambilan data sendiri

diambil dengan beberapa kali tatap muka dengan subjek. Baik

dengan subjek pertama maupun kedua, peneliti melakukan

wawancara formal maupun informal. Wawancara informal kepada

subjek dimasukkan kedalam kategori wawancara awal bersama

dengan calon-calon subjek lainnya yang gugur dikarenakan tidak

memenuhi kriteria secara penuh ataupun tidak bersedia untuk

diwawancara. Selain melakukan wawancara, peneliti juga

melakukan observasi terhadap kehidupan sehari-hari subjek.

Beberapa kali peneliti tinggal di tempat tinggal kedua subjek

sebelum melakukan wawancara formal.

Selain melakukan wawancara dengan subjek, peneliti juga

mewawancara kerabat dan orang dekat subjek untuk memperkaya

data dan menguji keabsahan data. Pada subjek pertama, peneliti

melakukan wawancara kepada sahabat subjek dan ibu subjek.

Sedangkan pada subjek ke dua, peneliti melakukan wawancara

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

72

adik subjek dan juga teman subjek yang sekaligus sahabat dari

mantan pasangan subjek. Proses wawancara, baik dengan subjek

pertama maupun kedua, dilakukan di tempat tinggal subjek (kost

maupun rumah subjek). Sedangkan wawancara kerabat dan teman

subjek dilakukan di tempat-tempat yang ditentukan bersama.

Setelah pengambilan data melalui wawancara dan observasi,

peneliti melakukan tahap pertama pengolahan data dengan

mengubah hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip. Setelah

melalui tahap tersebut, peneliti kemudian mengirimkan transkrip

kepada subjek pertama dan kedua, untuk melihat kecocokan

konten transkrip wawancara dengan apa yang disampaikan subjek.

B. ANALISIS

Dalam penelitian ini data-data yang dikumpulkan dari lapangan

tentunya merupakan data-data kualitatif. Analisis data kualitatif

menurut Moleong (2010) pada umumnya meliputi: reduksi data,

kategorisasi, pemeriksaan keabsahan data, penafsiran data, dan

kesimpulan. Setelah semua data diperoleh, baik wawancara maupun

hasil observasi, maka peneliti kemudian melakukan analisis data.

Seperti yang telah diulas di Bab 3, proses analisis data dimulai

dengan pengetikan transkrip wawancara yang peneliti lakukan secara

manual dengan mendengarkan hasil rekaman sembari mengetik kata

perkata. Selanjutnya peneliti melakukan kategorisasi data dengan

memindah-mindahkan transkrip sesuai dengan kolom yang disusun

berdasarkan tujuan-tujuan pengambilan data untuk mempermudah dan

memperjelas proses analisis data. Selain itu, peneliti juga mencatat

hasil observasi secara deskriptif untuk dapat mempermudah peneliti

dalam memahami alur cerita keseharian subjek.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

73

Dengan mengelompokkan data sesuai dengan kategorinya,

peneliti lebih mudah untuk menemukan alur dan juga menentukan

tema-tema serta makna dibalik setiap kalimat yang diungkapkan

subjek penelitian. Dari makna-makna yang ditemukan tersebut,

peneliti kemudian membuat kemudian melakukan analisis sesuai

dengan kategorisasi masing-masing data. Data-data tersebut

dikategorisasikan berdasarkan tiga tujuan besar, yaitu data mengenai

latar belakang subjek, data mengenai proses pengambilan keputusan

subjek, dan data mengenai hal-hal yang dapat dikaji melalui kajian

Psikologi Transpersonal.

Agar memudahkan dalam membaca dan menyajikan data,

sekaligus menjaga kerahasiaan dari subjek, peneliti memberikan nama

samaran bagi setiap subjek. Subjek pertama dengan nama samaran

Dahlia, dan subjek kedua dengan nama samaran Mawar. Peneliti juga

memberikan nama samaran bagi nama mantan pasangan subjek,

mantan pasangan Dahlia diberi nama samaran Dono, sedangan nama

samaran bagi mantan pasangan Mawar adalah Wawan, demikian juga

untuk sumber-sumber yang lain.

1. Deskripsi Kasus Subjek 1 (Dahlia)

a. Latar belakang

Dahlia adalah perempuan yang saat ini berusia 26 tahun.

Setelah sebelumnya berkuliah di salah satu Universitas swasta

di Salatiga, dahlia kini bekerja di Surakarta. Sebelumnya

Dahlia pernah terlibat dalam hubungan pacaran yang

didalamnya terdapat kekerasan selama kurun waktu kurang

lebih 5 tahun (sejak berusia 19 tahun) sampai akhirnya Dahlia

berhasil benar-benar lepas dari hubungan tersebut. Dahlia telah

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

74

mampu menjalani keputusan berpisah tersebut selama hampir

tiga tahun terhitung hingga tahun 2016, dan pada pertemuan

terakhir dengan peneliti menyatakan tidak akan kembali lagi

kepada mantan pasangan yang merupakan pelaku kekerasan

dalam berpacaran (KDP).

Dari hasil observasi dan wawancara informal dengan

Dahlia dan keluarganya, ditemukan bahwasanya Dahlia

merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Selain itu juga

ditemukan bahwasanya Dahlia datang dari keluarga yang

tergolong sederhana, dengan kondisi ekonomi yang cenderung

menengah kebawah. Kondisi perekonomian tersebut terjadi

sejak ayah Dahlia berhenti bekerja dikarenakan sakit, sehingga

pemasukan hanya dari kakak laki-laki Dahlia yang tidak

seberapa. Biaya yang besar untuk pengobatan ayah Dahlia dan

sedikitnya pemasukan membuat perekonomian keluarga Dahlia

yang tadinya stabil perlahan-lahan menurun, hingga saat ini

sering mengalami kekurangan.

b. Analisis Verbatim

i. Fase kekerasan yang dialami

Dahlia adalah mantan korban kekerasan dalam

berpacaran (KDP). Sebelum berpisah Dahlia sempat menjalin

hubungan dengan Dono (pelaku kekerasan) dalam berpacaran

selama kurun waktu kurang lebih 5 tahun. Hubungan yang

dijalani oleh Dahlia mengalami putus nyambung berkali-kali.

Meskipun kerap memutuskan untuk meninggalkan pasangan

karena kerap mengalami kekerasan dalam berpacaran, Dahlia

sempat terus menerus kembali ke Dono sampai akhirnya

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

75

benar-benar berpisah sejak tahun 2014.

“Ya, sempet ada break juga sih. Maksudnya yang intensnya itu sekitar 4 tahun.”

Dahlia menuturkan bahwa dirinya menyadari jikalau

selama empat tahun berpacaran dia kerap menerima berbagai

macam tindak kekerasan. Menurut Dahlia, Dono tidak

menunjukkan perilaku kasar pada tahun pertama mereka

menjalin hubungan. Namun demikian memasuki tahun ke

dua mereka berpacaran, Dono mulai menunjukan tindak

kekerasan yang makin hari makin meningkat. Awalnya

tindak kekerasan yang diterima oleh Dahlia hanyalah tindak

kekerasan yang masuk ke dalam kategori kekerasan verbal

dan emosional. Namun berikutnya, Dono mulai melakukan

tindak kekerasan seksual kepada Dahlia yang diiringi dengan

tindak kekerasan fisik. Bahkan berdasarkan observasi

peneliti, Dahlia kerap kali tetap menerima tindak kekerasan

dari ketika berusaha meninggalakan ataupun mencoba

memutuskan hubungan dengan Dono.

ii. Interaksi antara jenis tindakan KDP, alasan tindak

kekerasan terjadi, dan dampak dari kekerasan yang

diterima

Kekerasan verbal dan emosional yang diterima oleh

Dahlia selama masa berpacarannya dengan Dono antara lain,

yaitu: monopoli waktu, isolasi dari lingkungan sosial,

interograsi untuk berbagai kejadian yang dialami/dilakukan,

penggunaan telepon sebagai alat untuk selalu dapat

dihubungi/menghubungi, dibuat menjadi insecure karena

terus direndahkan dan dikritik, intimidasi, disalah-salahkan,

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

76

dikata-katai, dipermalukan di depan umum, diancam, dirusak

hal yang berharga yang dimilikinya, tidak dipedulikan

perasaannya, dimanipulasi ketika akan meninggalkan

hubungan.

Selama mengenal Dahlia, peneliti kerap menemukan

tindakan-tindakan yang menunjukkan bagaimana Dono

memonopoli waktu Dahlia dengan selalu meminta ditemani

oleh Dahlia sepanjang hari. Karena Dahlia dan Dono tidak

bertempat tinggal di kota yang sama, maka Dono

menggunakan telepon untuk memonopoli waktu Dahlia.

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan Dono, Dahlia

senantiasa diminta untuk selalu ada ketika dibutuhkan oleh

Dono. Misalnya, Dahlia diharuskan oleh Dono untuk selalu

mengangkat telepon dan membalas pesan singkat dari Dono

secepatnya, dan jika itu tidak terjadi Dono akan marah. Dono

juga akan lebih marah jika alasan Dahlia untuk tidak segera

mengangkat telepon dan segera membalas pesan singkat itu

dikarenakan Dahlia sedang berkegiatan dengan orang lain.

Selain marah ketika Dahlia tidak segera mengangkat

telepon atau membalas pesan singkatnya ketika melakukan

kegiatan lain, peneliti juga menemukan bahwasanya Dono

juga kerap kali menginterograsi Dahlia. Misalnya ketika

Dahlia pergi dan melakukan suatu kegiatan, maka Dono akan

bertanya Dahlia pergi dengan siapa saja, pergi ke mana, dan

berapa lama Dahlia akan berkegiatan. Dono juga mewajibkan

Dahlia untuk tidak berinteraksi dengan pria dalam kegiatan

yang dia lakukan, dan Dahlia harus selalu menghubunginya

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

77

disetiap kesempatan. Karena Dono tidak mengijinkan Dahlia

bergaul dengan teman pria, maka Dono kerap melarang

Dahlia jika Dahlia berpamitan akan melakukan kegiatan

bersama temannya yang pria, bahkan kegiatan berkelompok

yang didalamnya terdapat seorang pria sekalipun. Dalam

wawancara yang dilakukan kepada Dahlia, beberapa kali

Dahlia juga menuturkan hal yang sama seperti dalam

kutipan-kutipan berikut;

“Nanti kalau aku nggak bisa dihubungi dia takutnya aku ngapa-ngapain mbek siapa gitu. Sampai punya temen cowok aja susah, nggak boleh pergi berdua sama cowok, kalau rame-rame juga pake ditanyain dulu, njelimet (berbelit-belit).”

“Iya, ditanyain lengkap, sama siapa aja, ngapain aja. Karaoke bareng temen-temen cewek kemarin aja jadi masalah sama dia, dia merasa diabaikan.”

“Jadi kalau misalnya, apa ya protective, possessive mungkin. Jadi kalau saya punya temen, saya bergaul itu nggak boleh. Jadi saya tu nggak punya temen gitu lho, selain dia. Gitu.”

Menurut Dahlia tindakan Dono yang kerap marah ketika

Dahlia berinteraksi dengan orang lain adalah karena Dono

takut jika Dahlia mendapat masukan, nasehat, dan wawasan

dari orang lain mengenai Dono ataupun hubungannya dengan

Dono. Disamping itu, Dahlia juga menuturkan bahwa Dono

beralasan bahwa sikap tersebut diambilnya karena rasa

kepemilikannya terhadap Dahlia. Dapat dianggap bahwa

Dono cemburu jika Dahlia berinteraksi dengan pria lain.

Dalih lain yang dikemukakan Dono kepada Dahlia adalah

bahwa tindakan Dono tersebut merupakan bentuk

perlindungan terhadap Dahlia.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

78

“Kalau saya bertemen dengan cewek, terus saya cerita, atau temen saya tanya, ‘kamu kenapa?’ atu gimana dan saya cerita, dia nggak suka. Dia merasa terancam. Gitu lho. Kalau ada orang lain yang misalnya, nasehatin saya, memberikan wawasan saya tentang, ‘O ini itu kaya gini lho Dahlia, ini tu kaya gini’. Dia merasa orang yang menjadi teman saya itu menjadi ancaman buat hubungan kita gitu. Jadi nggak suka dia. Jadi ya, waktu saya pacaran selama empat tahun itu saya nggak punya teman. Bahkan untuk kuliah aja, dalam kerja kelompok itu e, kasarannya sering menjadi ribut kalau saya harus berinteraksi dengan orang-orang lain.”

Peneliti menemukan beberapa kejadian dimana Dono

tetap melakukan interograsi kepada Dahlia melalui telepon

dan pesan singkat meskipun mereka tidak berada dalam kota

yang sama. Kemudian Dono kembali menginterograsi Dahlia

ketika mereka bertatap muka. Dengan kata lain, Dono kerap

menggunakan telepon untuk memonopoli waktu Dahlia,

untuk menginterograsi Dahlia, membatasi sosialisasi Dahlia,

dan alat (juga alasan) untuk selalu dapat meminta Dahlia

menghubunginya. Jika hal tersebut tidak terwujud, maka

Dono akan marah dan menyalahkan Dahlia.

Bagaimana Dono memonopoli dan membuat Dahlia

terisolasi dari lingkungannya membuat Dahlia tidak memiliki

kesempatan bergaul dengan orang lain dan cenderung

menutup diri dari pergaulan. Dahlia takut dan cemas akan

diinterograsi ataupun menerima perlakuan buruk dari Doni

jika mencoba membuka diri untuk bergaul, sehingga makin

lama Dahlia hampir tidak memiliki teman bergaul sama

sekali. Bahkan, berdasarkan penuturannya, ada fase dimana

Dahlia tidak memiliki teman sama sekali pada masa Dahlia

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

79

berpacaran dengan Doni. Oleh karena hal tersebut, Dahlia

menjadi bergantung terhadap Dono dalam beberapa aspek,

terutama aspek emosional. Dahlia kerap kali merasa

kesepian, tidak memiliki tempat penghiburan lain ketika

sedang sedih, juga tidak memiliki tempat mengadu ketika

sedang memiliki masalah. Akibatnya Dahlia merasa semakin

tertekan secara emosional.

“Jadi ya, saya merasa kesepian juga gitu. Maksudnya kita kan ya juga butuh temen ya. Ya kalau misalnya kita lagi ada masalah, dan dianya lagi nggak bisa, nah, kita mau kemana. Gitu. Sedangkan kita udah terbiasa nggak boleh berteman dengan siapa-siapa. Jadi selama empat tahun itu saya tu tu menutup diri, gitu, karena diisolasi lah sama dia.”

Menurut penuturan Dahlia, Dono hampir selalu marah

dan jengkel terhadap Dahlia jika Dahlia melakukan tindakan

yang tidak sesuai keinginan Dono. Salah satunya adalah jika

Dahlia menolak diajak berhubungan intim. Dahlia juga kerap

disalah-salahkan dan diintimidasi untuk setiap tindakan yang

tidak sesuai keinginan Dono, ataupun pada berbagai kejadian

dan masalah yang mereka hadapi. Bahkan ketika Dahlia

mengeluh akan perlakuan tidak baik dari Dono yang

diterimanya, Dono merasa bahwa itu adalah kesalahan Dahlia

karena tidak bisa menerima dan memahami Dono. Tindakan

intimidasi yang dilakukan Dono membuat Dahlia semakin

tertekan, sehingga kerap mengalami kesulitan untuk tidur.

“SMS. SMSnya itu kalau nggak dibales bisa puluhan, sampai nggak bisa tidur lah. Istilahnya, dia smsnya tu kayak mengintimidasi kita, dengan kata-kata supaya kita tu mengubah pemikiran kita gitu lho…. Menjatuhkan lagi, gitu.”

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

80

Selain disalahkan, Dahlia juga terus menerus dikritik dan

direndahkan. Kerap kali Dono menyatakan bahwa tidak akan

ada orang lain yang dapat menerima segala kekurangan

Dahlia selain Dono. Sehingga alasan Dahlia untuk menutup

diri dari pergaulan semakin kuat. Disamping itu, Dahlia

merasa menjadi semakin bergantung dengan Dono. Kondisi

Dahlia yang pada waktu itu sedang kurang baik dari sisi

finansial bukan membuat Dono simpatik, namun justru

membuat Dono lebih merendahkan Dahlia. Dono juga justru

mengkritik Dahlia ketika Dahlia bercerita bahwa dirinya

sedang menghadapi permasalahan terkait studinya. Menurut

Dono permasalahan tersebut terjadi akibat ketidakmampuan

Dahlia sendiri.

“Ya ngerendahin mentang-mentang aku nggak punya uang gitu. Jadi sikapnya ke aku kayak semena-mena, kayak yang aku tu di bawahnya dia gitu, lebih rendah dari dia. Jadi kayak yang aku bergantung sama dia gitu, karena dia lebih ada sama dia. Dia sering kok bilang, ‘Udah untung kamu dapet aku’, gitu.”

“Dibilang, ‘Nggak ada yang bisa nerima kamu kayak aku. Kalau kamu temenan sama orang lain nanti palingan kamu ditinggalin lagi. Ya to?’ gitu, ‘Cuma aku yang nggak ninggalin kamu, yang lainnya tu pasti nggak tahan sama sifat kamu’ gitu, ‘Udah nggak usah terlalu deket sama orang lain lagi, selain aku, nanti kamu kecewa’, jadinya kan aku sampai nggak punya temen selain dia sendiri.”

Tindakan Dono yang terus menyalahkan, mengkritik, dan

merendahkan Dahlia membuat Dahlia memiliki harga diri

yang rendah. Beradasarkan penuturan Dahlia, dia merasa

dirinya tidak berharga karena terus menerus direndahkan oleh

Dono. Dahlia mulai meyakini bahwa tidak akan ada orang

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

81

lain yang dapat memaklumi keadaan dan kekurangannya

selain Dono. Dahlia juga merasa kawatir jika tidak ada orang

lain terutama pria yang mau menerimanya seandainya dia

meninggalkan Dono. Ketakutan dan kecemasan tersebut

membuatnya semakin ragu untuk meninggalkan Dono,

karena keyakinan bahwa hanya Dono yang mampu

menerimanya.

“Aku tu tadinya merasa nggak berharga, sudah ada cowok yang mau sama aku, aku tu udah untung ada yang menelateni, ada yang mau sama aku.”

Selain kerap diintimidasi, disalahkan, direndahkan, dan

dikritik, Dahlia juga kerap diancam dan dikata-katai. Dono

kerap menggunakan makian ketika jengkel dan marah kepada

Dahlia. Tidak jarang Dono menyebut Dahlia dengan berbagai

sebutan nama binatang. Menurut dahlia, pembawaan Dono

yang kasar membuatnya mudah dan kerap menggunakan

makian dan ancaman dalam berbagai keadaan. Selain

memaki dan menganjam, Dono juga kerap menghancurkan

barang-barang Dahlia. Sebagai contoh Dono pernah beberapa

kali merusakkan telepon seluler Dahlia ketika sedang marah.

“Jadi misalnya dia kayak, pernah sih dia waktu jengkel gitu banting handphone di depan kita. Atau lempar barang gitu.”

“Ya dimaki, bener-bener dimaki. Dengan kata-kata yang ya, sorry ya misalnya binatang, kebun binatang itu ini, misalnya dengan kata-kata yang kasar, gitu ya, ya apa ya, em, misalnya bajingan lah, apa A-S-U lah, ya something yang ya, itu sebenarnya untuk orang-orang yang berpendikan kan nggak mungkinlah akan ngomong kaya gitu.”

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

82

Menurut penuturan Dahlia, Dono kerap kali

mempedulikan perasaannya. Namun halnya demikian,

ketikda Dahlia menyampaikan keluhan terhadap hal tersebut,

Dono menyatakan bahwa Dahlia-lah yang terlalu berlebihan

dan tidak dapat menerima pembawaan Dono yang memang

demikian. Bahkan, tidak jarang Dono mempermalukan

Dahlia di depan umum ketika merasa marah atau jengkel

kepada Dahlia. Hal tersebut membuat tekanan psikis dalam

diri Dahlia semakin besar. Dahlia menuturkan bahwa dirinya

kerap kali takut berbuat apapun ketika bersama dengan Dono

karena takut membuatnya marah. Meskipun demikian, pada

beberapa kejadian ketika Dahlia mencoba untuk

meninggalkan Dono, Dono mencoba memanipulasi keadaan

seakan-akan Dahlia adalah pihak yang jahat karena telah

meninggalkannya

“Ya dibilang ‘nggak punya otak’, ‘nggak punya hati’, gitu, terus dibilang ‘perempuan nggak tahu diuntung, mau dibantu malah nggak ada balasannya’.”

Selain kekerasan verbal dan emosional, Dahlia juga

menerima kekerasan seksual selama dia berpacaran dengan

Dono. Kekerasan seksual yang diterima Dahlia antara lain:

sentuhan yang tidak diinginkan, pemerkosaan pada waktu

kencan, dan ciuman yang tidak diinginkan. Berdasarkan

penuturan Dahlia, Dono pernah beberapa kali memaksa

Dahlia untuk melakukan tindakan seksual. Tindakan tersebut

dilakukan pada waktu Dono dan Dahlia berkencan. Beberapa

kali kencan mereka memang berakhir di kamar kost Dahlia,

atau kamar di rumah Dono.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

83

“Terus pertama cuma cium-cium, kan lama-lama dia mungkin mengarah ya, mengarah ke hal-hal yang menjurus ke sana. Terus misalnya kita agak menjauh, dia jadi sedikit memaksa. Gitu kan. Mungkin dengan menarik lebih apa ya, ada action yang seperti ingin memaksa seperti apa yang dia mau (berhubungan badan).”

Tindakan Dono yang memaksa Dahlia melakukan

hubungan seksual, memperkuat perasaan tidak berharga yang

dimiliki Dahlia. Dahlia menilai bahwa keperawanan adalah

suatu yang berharga, sehingga perlu dijaga. Oleh karenanya,

karena dia sudah telanjur berhubungan seksual dengan Dono,

Dahlia semakin kawatir tidak ada laki-laki lain yang mau

menerima keadannya tersebut. Dahlia semakin minder untuk

membuka diri kepada pria lain, dan semakin ragu untuk

meninggalkan Dono. Dahlia merasa apa yang berharga dari

dirinya telah diambil oleh Dono, dan bahkan mengibaratkan

dirinya bekas dari Dono.

“Ya kan, aku udah jauh, Cik, sama Dono. Jadi ya sempet takut juga aku, apa ada yang masih mau sama aku, bekas orang. Dulu dipaksa-paksa sama dia.”

Tidak hanya itu, selama masa berpacarannya dengan

Dono, Dahlia juga sempat menerima kekerasan fisik. Dahlia

menuturkan, bahwa dia pernah dicekik, ditampar, ditendang,

dan diremas oleh Dono. Selama bergaul dengan Dahila,

peneliti beberapa kali mendapati Dahlia sedang menangis

pasca perkelahian dengan Dono. Ketika ditanyai, Dahlia

menuturkan hal tersebut dikarenakan sakit yang diakibatkan

oleh luka fisik, dan atau merasa perasaannya terluka karena

orang yang dikasihi melukai fisiknya. Kekerasan fisik

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

84

tersebut biasanya diterima Dahlia ketika Dono marah

terhadap Dahlia. Menurut Dahlia, sukar untuk melupakan

tindak kekerasan fisik yang pernah diterimanya dari Dono.

“Dari fisik sih terus terang yang sampai sekarang nggak bisa lupa, itu saya pernah ditampar, saya pernah ditendang, terus e, apa ya, kaya dia genggam terlalu, apa sih?”

“Karena saya selain ditendang, selain saya diludahi, saya pernah dicekek.”

Jika dirumuskan dalam sebuah kesimpulan, berarti

KDP yang diterima Dahlia berdampak secara

psikologis, sosial, maupun fisik. Secara psikologis

dampak kekerasan yang dialami Dahlia antata lain

adalah seperti munculnya harga diri yang rendah,

perasaan cemas dan kawatir, stress atau tertekan,

perasaan takut, perasaan kesepian, dan juga gangguan

tidur. Sedangkan secara sosial dampak yang dialami

Dahlia adalah bagaimana Dahlia akhirnya menutup diri

dari pergaulan, yang akhirnya justru membuatnya

semakin kawatir dan enggan meninggalkan Dono.

Dampak secara fisik yang dialami Dahlia tentunya

adalah bagaimana tubuh Dahlia merasa sakit ketika

menerima tindak kekerasan fisik dari Dono.

iii. Alasan kebertahanan

Meskipun menerima berbagai tindak kekerasan, awalnya

Dahlia menerima tindakan tersebut dengan berbagai alasan.

Alasan Dahlia bertahan dalam hubungan dimana dia

menerima kekerasan diantaranya adalah: tidak berani

melawan karena takut akan semakin mendapat perlakuan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

85

buruk, ada alasan bahwa tindak kekerasan dilakukan karena

rasa sayang, ketakutan berpisah dengan Dono, ketakutan

tidak akan ada yang menerima dirinya, keyakinan dapat

merubah Dono, kawatiran tidak menemukan pasangan baru

jika berpisah dengan Dono, rasa kasihan jika meninggalkan

Dono (Dahlia memandang Dono—dengan perilakunya yang

buruk, adalah sosok yang perlu dikasihani dan dibantu

berubah), kebergantungan dengan Dono, ketakutan akan

merasa sedih, ketakutan akan merasa kesepian, dan ketakutan

akan merasa hampa.

Dahlia menuturkan bahwa dirinya sering kali tidak berani

untuk melawan tindak kekerasan yang dilakukan Dono.

Dahlia kawatir jika melawan Dono, Dahlia akan mendapat

perlakuan yang lebih buruk lagi. Dahlia juga kerap menerima

alasan yang diberikan Dono untuk membenarkan

tindakannya, salah satunya adalah bahwa tindak kekerasan

dilakukan karena Dono menyayangi Dahlia. Disamping itu,

seperti yang diulas, Dahlia merasa takut jika ditinggalkan

Dono tidak akan ada pria lain yang menerimanya. Penilaian

terhadap diri sendiri yang rendah membuat Dahlia merasa

layak untuk menerima perlakuan buruk dari Dono.

Selain menerima tindak kekerasan yang dilakukan Dono,

Dahlia juga memiliki berbagai alasan hingga bertahan dalam

hubungan pacaran yang di dalamnya dia menerima tindak

kekerasan. Salah satu alasan mengapa Dahlia bertahan dalam

hubungannya bersama Dono antara lain adalah karena Dahlia

yakin bahwa dirinya dapat merubah Dono menjadi lebih baik.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

86

Dahlia juga sering kali memiliki rasa kasihan terhadap Dono.

Menurutnya, Dono dengan perilakunya yang buruk adalah

sosok yang perlu ditolog dan dibantu untuk berubah.

Disamping rasa kasihan, Dahlia beralasan bahwa dia pada

saat itu bertahan karena rasa cintanya terhadap Dono. Dahlia

takut jika berpisah dengan Dono dirinya akan patah hati,

sedih, kesepian, dan hampa. Rasa hampa yang ditakutkan

Dahlia dikarenakan Dahlia sudah telanjur bergantung kepada

Dono dalam berbagai hal. Subjek takut, jika berpisah dengan

Dono dia tidak memiliki siapapun lagi yang dapat

diandalkan. Seperti telah diulas, bahwa Dono membuat

pergaulan Dahlia sangat terbatasi. Pada waktu itu Dahlia

tidak memiliki teman yang cukup dekat, apalagi pria. Hal

tersebut juga semakin menguatkan alasan Dahlia untuk

bertahan dalam hubungannya bersama Donno. Dahlia kawatir

dan takut jika tidak dapat menemukan pasangan baru.

Pemikiran tersebut muncul dikarenakan kondisi Dahlia saat

itu yang merasa dirinya misikn, kesulitan menyelesaikan

studi dengan baik, kurang cantik, dan sudah tidak perawan

lagi.

“Saya merasa, wah bisa nih, bisa lah. Saya yakin saya bisa mengubah dia…. Misalnya gini, itu kan sebenarnya empat tahun itu proses ya.”

“Jadi selama empat tahun itu saya tu tu menutup diri, gitu, karena diisolasi lah sama dia. Makanya saya merasa, yaudahlah, gitu. Istilahnya ‘gua kayaknya emang cuma punya dia, kalau dia nggak ada, gue nggak bisa nih’, gitu. Yaudah, selain karena percaya dia bisa berubah.”

“Padahal kita kan mau bertahan bukan karena rasa cinta kita yang besar banget ke dia. Justru sebenarnya rasa

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

87

cintanya itu jadi kayak kasihan gitu lho. Maksudnya kasihan itu kok dia tu nggak berubah-ubah kayak gitu lho”

Meskipun telah mencoba berkali-kali meninggalkan

Dono dan gagal, Dahlia akhirnya dapat benar-benar

meninggalkan Dono dan tidak melanjutkan hubungan

berpacaran dengannya. Jika sebelumnya ketika berpisah

Dahlia kembali lagi kepada Dono ketika dibujuk oleh

pasangan dengan harapan bahwa Dono akan berubah, kali ini

Dahlia tidak lagi bersedia kembali berpacaran dengan Dono.

iv. Proses pengambilan keputusan berpisah

Proses Dahlia mengambil keputusan untuk berpisah dari

Dono diawali dengan kesadaran yang dia peroleh bahwa

hubungan yang dijalaninya dengan Dono pada waktu itu

merupakan permasalahan yang harus diselesaikan. Dalam

tahapan proses pengambilan keputusan tahap ini disebut

sebagai tahap mengenali tantangan atau permasalahan.

Kesadaran akan permasalahan atau tantangan yang harus

dihadapi tersebut muncul setelah Dahlia mengalami

pengalaman spiritual yang dipicu oleh banyaknya

permasalahan yang harus dihadapinya pada saat itu.

Permasalahan pertama yang menimpa Dahlia pada waktu

itu adalah kondisi sang Ayah yang sedang sakit cukup lama.

Karena Ayah Dahlia sebelumnya merupakan tulang

punggung keluarga, kondisi sakit sang Ayah membawa

Dahlia ke dalam permasalahan ke dua, yaitu keadaan

finansial keluarga Dahlia juga ikut melorot. Dahlia

mengalami kesulitan keuangan, kesulitan membiayai

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

88

pengobatan Ayah, tidak mampu membayar kuliah secara

mandiri, bahkan untuk makan sehari-hari. Pada waktu

bersamaan, Dahlia harus mengalami masalah mengenai studi

yang ditempuhnya. Masalah yang ke tiga ini terjadi akibat

Dahlia tidak kunjung menyelesaikan tugas akhir (skirpsi)

kuliahnya. Dahlia mengalami kesulitan dalam penyelesaian

tugas akhirnya, dan hal tersebut membawanya ke dalam

permasalahan berikutnya, yaitu berakhirnya masa studi yang

dimilikinya. Peneliti yang pada waktu kejadian tersebut kerap

bersama Dahlia mendapati bahwasanya, jika skripsi atau

tugas akhir Dahlia belum selesai sementara masa studi Dahlia

berakhir, maka Dahlia harus melakukan readmisi. Jika Dahlia

tidak melakukan readmisi, maka Dahlia akan dikeluarkan

dari Fakultas tempat dia berkuliah. Readmisi sendiri bagi

Dahlia merupakan hal yang memalukan, dan memerlukan

biaya cukup banyak. Pada beberapa kesempatan dimana

peneliti menemani Dahlia mengurus studinya, peneliti kerap

mendengar Dahlia mengutarakan bahwa dia akan sangat

malu jika hal tersebut terjadi. Disamping itu Dahlia juga

mengeluh bahwasanya dia tidak memiliki dana untuk

melakukan readmisi.

“Ya waktu itu saya keluarganya lagi jatuh secara finansial karena orang tua saya itu sakit, dan kita bener-bener habis-habisan, gitu. Habis-habisan. Jadi, apa yang bisa saya banggakan. Orang tua yang menjadi tulang punggung keluarga sakit gitu, yang selama ini sehat, selama ini menjadi kebanggaan buat saya gitu kan say mau apa, saya butuh apa udah pasti tercukupi, semua tersedia. Terus, e, yah dari masalah finansial dan e, saya sakit.”

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

89

“Terus terang waktu itu saya lagi skripsi, dan skripsi saya terhambat karena waktu itu pembimbing saya itu sama sekali tidak bisa membimbing saya dengan seharusnya. Dengan posisi seperti itu saya sudah terhimpit dengan waktu deadline, ya saya terancam readmisi waktu itu. Mau tidak mau saya harus ganti dengan pemimbing saya. Dan waktu itu, proses dari perubahan bimbingan itu jadi berdampak merembet kemana-mana, gitu lah. Saya di blacklist, saya yang harusnya nggak kena readmisi jadi harus readmisi, dan balik lagi ujungnya kan jadi finansial lagi. Gitu.”

Berdasarkan observasi peneliti, titik ini adalah titik

dimana Dahlia mulai terpicu untuk menemukan pengalaman

spiritual. Setelah Dahlia mendapat notifikasi dari Fakultas

dimana dia berkuliah bahwasanya dia terancap dikeluarkan

atau melakukan readmisi, terdapat beberapa kesempatan

dimana Dahlia kemudian mulai meminta peneliti

mengantarkannya untuk mencari Gereja yang mungkin

menerimanya beribadah dan juga mencari Gereja yang

memiliki komunitas-komunitas kecil. Dalam beberapa

kesempatan tersebut Dahlia menuturkan bahwasanya dirinya

membutuhkan pertolongan Tuhan untuk mengatasi berbagai

permasalahan berat yang menimpanya bertubi-tubi.

Sikap Dono yang waktu itu tidak mendukung Dahlia dan

malah semakin merendahkan Dahlia ketika dalam kesusahan

membuat Dahlia kecewa. Terlebih lagi, ketika masalah yang

dihadapi Dahlia semakin menumpuk dan mendesak untuk

diselesaikan, intensitas tindak kekerasan yang dilakukan oleh

Dono justru ikut meningkat. Jika sebelumnya Dahlia

menerima perlakuan buruk yang diberikan Dono, maka

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

90

dengan pengalaman spiritual yang telah dialaminya, Dahlia

mengambil sikap yang berbeda.

Setelah melakukan refleksi mengenai hubungannya

dengan Dono, Dahlia menyadari bahwa bentuk

hubungan yang selama ini dijalani membutuhkan

perbaikan. Dahlia mulai dapat melihat bahwa tidak ada

perubahan pada diri Dono baik dari segi karakter maupun

perilaku. Seiring dengan transendensi diri yang dialaminya

Dahlia mulai membuka diri kepada orang lain dan mulai

bergaul. Dari pergaulan yang baru, Dahlia memperoleh

banyak masukan dan pemahaman baru mengenai hubungan

pacaran yang sehat dan ideal. Kemudian Dahlia menyadari

bahwa bentuk hubungan yang dia jalani bersama Dono

merupakan suatu masalah yang perlu diselesaikan, untuk itu

perlu diambil sebuah keputusan untuk dapat mengatasi

permasalahan tersebut.

“Karena dari saya mengubah spiritualitas saya, saya bisa berteman dengan orang lain, saya berani untuk membuka diri, saya berani cerita untuk membuka segala aib saya, gitu kan. Itu dorongan itu, bukan secara kebetulan, jadi itu kayak kita berdoa, kita minta kekuatan dari Tuhan, kita dikuatkan makannya kita bisa, gitu kan.”

“Dan saya juga me-reset dengan ber-sharing dengan orang lain. Dengan konsultasi sama orang lain, dengan mendapatkan e apa ya, ilham mungkin dari orang lain, juga lihat contoh-contoh hubungan orang lain juga. O kalau pacaran itu harusnya kaya gitu ya, maksudnya cowoknya itu sopan sama ceweknya, terus sayang, nggak kasar. Kita jadi berkeinginan juga untuk lebih baik gitu lho.”

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

91

Setelah menyadari bahwa kekerasan dalam berpacaran

yang diterimanya merupakan suatu masalah yang harus

diselesaikan, Dahlia mulai mencari alternatif-alternatif untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Pada tahapan pengambilan

keputusan, tahap ini disebut sebagai tahap mencari

alternatif-alternatif. Dalam proses pencarian alternatif

tersebut Dahlia melakukan refleksi, berdoa, dan mengikuti

berbagai kegiatan gereja dengan harapan akan menemukan

alternatif yang tepat. Berdasarkan pengamatan peneliti

selama tinggal bersama Dahlia, peneliti menemukan adanya

peningkatan intensitas kegiatan kerohanian yang dijalankan

Dahlia, juga ritual-rirual kerohanian dalam kehidupan sehari-

harinya. Sebagai contoh, jika sebelumnya peneliti hanya

mendapati Dahlia berdoa sebelum makan, lambat lain

peneliti mulai menemukan Dahlia berdoa dan melakukan

reflekasi (saat teduh) di pagi dan malam hari. Dengan berdoa

dan mengikuti ritual keagamaan, Dahlia memohon bantuan

dari Tuhan (sosok transenden) yang memiliki kemampuan

melampaui apa yang dapat dijangkau manusia. Dahlia

berharap dan percaya bahwa Tuhan dapat membantunya

memperoleh alternatif melaui berbagai cara. Menurut Dahlia,

Tuhan menunjukkan alternatif tersebut melalui kejadian-

kejadian yang tidak terduga (yang kemudian direfleksikan)

yang dialaminya dan melalui masukan-masukan dari teman-

teman baru yang Dahlia temui, seperti pernyataan Dahlia

berikut ini:

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

92

“Saya minta, ‘Tuhan kalau memang dia jodohku, dia yang terbaik, dia yang sepadan gitu kan buat aku, Tuhan tolong satukan, Tuhan dekatkan. Tapi kalau memang dia itu bukan yang terbaik buat aku, gimana caranya Tuhan tunjukin, Tuhan celikan mata aku, terus jauhkan dari aku’ gitu lho. Jadi pertama tu kayak minta petunjuk dulu gitu kan.

Hal tersebut juga terjadi ketika Dahlia mengevaluasi

alternatif-alternatif yang telah dia peroleh. Dalam tahapan

proses pengambilan keputusan, tahap ini disebut sebagai

tahap mengevaluasi alternatif keputusan. Pada tahap ini

Dahlia berdoa, memohon bantuan Tuhan, dan melakukan

refleksi, dengan harapan Tuhan dapat menolongnya memilih

alternatif dan mengambil keputusan yang tepat. Bagaimana

Dahlia menimbang resiko dari setiap pilihan yang

dimilikinya juga berdasarkan dipengaruhi oleh pengalaman

spiritual dan transendensi diri yang dia alami.

“Sebelumnya aku juga udah berdoa lama sebelum ngambil keputusan ini, ‘Tuhan, tunjukanlah tanda kalau memang D itu tetap buat aku ataupun tidak’. Dia juga udah tak kasih kesempatan berubah sekali, nyatanya ya sama aja, Cik. Tuhan pasti siapkan yang lebih baik.”

Pengalaman spiritual yang membawanya pada

transendensi diri membawa perubahan dalam diri Dahlia

dalam meninjau dirinya, hubungannya, dan

pasangannya. Dahlia tidak lagi merasa tidak berharga.

Dahlia merasa bahwa dia layak untuk bahagia. Dahlia juga

merasa bahwa Tuhan akan menyiapkan masa depan yang

lebih baik bagi Dahlia. Perasaan-perasaan positif paska

pengalaman spiritual yang dialaminya tersebut membuat

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

93

Dahlia tidak lagi takut menghadapi resiko-resiko yang

mungkin akan dialaminya jika berpisah dengan Dono, seperti

kekawatiran bahwa tidak akan ada pria lain yang

menerimannya, kekawatiran tidak akan lebih bahagia, dan

kekawatiran kondisinya akan lebih buruk jika berpisah dari

Dono.

“Tuhan menguatkan, memberikan harapan, mengingatkan kita kalau kita berharga, mengingatkan kita juga kalau kita diciptakan dengan rancangan yang baik, damai sejahtera.”

Meskipun demikian, Dahlia tidak langsung meninggalkan

Dono, dia tetap berusaha memperbaiki hubungan dengan

berusaha memberikan pemahaman yang sama kepada Dono

mengenai hubungan yang sehat dan ideal. Ketika hal tersebut

tidak berhasil. Dahlia akhirnya mengambil pilihan untuk

meninggalkan Dono.

“Kita sudah menanyakan itu lebih dari tiga kali. Jadi misalnya saya ngomong sama dia, kalau cowok yang baik itu kalau pacaran gitu tu nggak boleh kasar sama ceweknya, itu nggak sehat itu. Kalau udah kasar-kasar gitu kalau pacaran gimana nanti udah married, gitu kan.”

Hasil evaluasi Dahlia terhadap alternatif pilihan yang

dimilikinya menyimpulkan bahwa Dono bukanlah pasangan

yang tepat karena tidak ada perubahan perilaku meskipun

Dahlia telah berusaha memberikan pemahaman yang sama.

Akibatnya Dahlia merasa bahwa hanya dirinya yang berusaha

memperbaiki hubungan sedangkan Dono tidak

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

94

mempedulikannya. Dono bahkan menolak mentah-mentah

masukan Dahlia mengenai hubungan yang sehat dan ideal.

Hasil evaluasi lain yang membuat Dahlia menyimpulkan

bahwa Dono bukanlah pasangan yang tepat baginya adalah

karena Dono tidak membantunya bertumbuh dan berbuah

secara pribadi, dalam arti lain Dono tidak membuatnya

menjadi pribadi yang lebih baik. Dono tidak memberikan

dukungan ketika Dahlia harus menghadapi masalah lain

dalam hidupnya yang sangat mendesak, dan justru

menambah permasalahan bagi Dahlia. Dono terus melukai,

bersikap kasar, dan menyakiti Dahlia meskipun tahu bahwa

Dahlia sangat membutuhkan dukungan. Malah teman-teman

Dahlia yang sebelumnya tidak bergaul dengannya

dikarenakan larangan dari Dono-lah yang member dukungan

kepada Dahlia pada saat krisis.

Menimbang bahwa lebih banyak hal negatif

dibandingkan hal positif yang terjadi dalam hubungannya,

Dahlia merasa bahwa hubungannya dengan Dono tidak

mencerminkan keberasaan Kristus di dalamnya. Oleh

karenanya Dahlia ingin segera melepaskan diri dari Dono.

Dahlia merasa telah terlalu lama menyia-nyiakan waktunya

dengan menjalani hubungan pacaran dengan Dono, dan

Dahlia tidak ingin menyia-nyiakan lagi masa depannya.

Sejak mengalami perubahan spiritualitas, Dahlia merasa

bahwa masa depannya begitu berharga untuk disia-siakan dan

Dono bukanlah hal yang patut dipertahankan bagi masa

depannya, apalagi jika kekerasan yang diterimanya nanti

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

95

berlanjut hingga ke anaknya. Perubahan spiritualitas yang

terjadi pada Dahlia membuat diirinya merasa yakin bahwa

dirinya pantas untuk bahagia, dan Tuhan telah menyiapkan

pasangan yang lebih baik dari Dono untuk

membahagiakannya.

“Kan kita juga ada pertimbangan ya, antara yang baiknya ama yang buruknya tu kita lebih banyak yang mana. Di hubungan-hubungan setengah tahunan kedepan itu kayaknya kok banyak negatifnya dampaknya ke kita. Misalnya, e, dia bikin senang kita sama dia bikin kita sedih tu lebih banyak sedihnya. Yaudah, istilahnya mau sampai kapan gitu kan. Ada di mana namanya titik kesabaran kita tu nggak bisa kita tolerir. Kayak bom waktu, jadi akhirnya ya meledak juga. Jadi ya mungkin terakhir itu karena saya juga lagi banyak masalah, harusnya dia bisa dukung, eh, malah nambah-nambahin. Gitu kan. Jadi ya udah, ini di saat susah bukannya support kita tapi malah menjatuhkan kita kan. Jadi lebih baik kita tinggalin aja, gitu.”

Dahlia akhirnya membuat komitmen atau keputusan

berpisah dengan Dono. Dalam tahapan proses pengambilan

keputusan, fase ini disebut sebagai tahap membuah

komitmen. Pilihan Dahlia untuk meninggalkan Dono

mendatangkan resiko bagi Dahlia. Namun demikian Dahlia

mampu mempertahankan keputusannya berpisah dengan

Dono hingga saat ini. Menurut penuturan Dahlia, dirinya

mendapat kekuatan dari Tuhan untuk melalui saat-saat kritis

perpisahannya dengan Dono. Dukungan sosial yang

diterimannya dari teman-teman ketika masa perpisahan

dengan Dono, bagi Dahlia merupakan bantuan yang

dikirimkan oleh Tuhan. Perasaan-perasaan negatif yang

ditakutkan Dahlia akan muncul ketika berpisah dari Dono

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

96

ternyata dapat dilalui dan diatasi. Saat ini Dahlia justru

berpendapat bahwa ketika dia bertahan ataupun ketika dia

terus kembali berhubungan dengan Dono meskipun mencoba

berpisah di masa lalu adalah akibat dari pemikiran yang

sempit. Setelah mengalami perubahan secara spiritualitas,

Dahlia memiliki pemahaman yang lebih luas mengenai

berbagai hal. Pemahaman yang lebih luas tersebut

menurutnya diperoleh dari informasi-informasi baru dari

teman-teman baru, maupun berbagai kegiatan yang diikuti

Dahlia. Bagi Dahlia, teman-teman baru atau refleksi yang

mampu dia lakukan datang dari bantuan Tuhan dalam

hidupnya.

“Memang tidak bisa sendiri, kita butuh Tuhan, kita butuh orang lain.”

Bagi Dahlia saat ni, keputusannya untuk berpisah dari

Dono merupakan keputusan yang tepat. Saat ini Dahlia

merasa bahwa dia dapat bertahan meskipun telah berpisah

dari pelaku, padahal semula dia merasa bahwa dia tidak akan

mampu bertahan jika berpisah dari pelaku. Meski beberapa

kali mendapat terror, intimidasi, juga usaha untuk manipulasi

dari Dono, Dahlia kali ini tetap mempertahankan

keputusannya untuk meninggalkan Dono. Spiritualitas bagi

Dahlia adalah hal yang membantunya untuk

mempertahankan keputusannya hingga saat ini. Dukungan

sosial yang diterimannya juga dianggap olehnya datang dari

Tuhan sebagai pertolongan. Dukungan sosial juga merupakan

sesuatu yang membantu Dahlia untuk mempertahankan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

97

keputusannya. Perasaan bahwa dirinya saat ini berharga,

layak untuk bahagia, juga harapan akan adanya pasangan

yang lebih baik seperti yang telah diulas, membantu Dahlia

menjaga komitmen untuk tidak kembali lagi menjalin

hubungan pacaran dengan Dono. Berdasarkan pengalaman-

pengalamannya, Dahlia menyimpulkan bahwa spiritualitas

adalah hal yang berperan penting dalam perubahan dirinya,

perubahan hidupnya, dan dalam ulasan ini berperan penting

terhadap keputusannya untuk berpisah dari pelaku kekerasan

dalam berpacaran. Hal tersebut ditunjukan dari berbagai

pernyataan Dahlia, salah satu kesimpulan Dahlia yang paling

gamblang dituturkan demikian:

“Spiritualitas itu sangat berpengaruh bagi keputusan.”

2. Deskripsi Kasus Subjek 2 (Mawar)

a. Latar belakang

Mawar adalah perempuan yang saat ini berusia 27 tahun.

Setelah sebelumnya berkuliah di salah satu Universitas Swasta

di Salatiga, Mawar kini melanjutkan jenjang pendidikan di

salah satu Universitas Negeri di Yogyakarta dengan beasiswa

yang diperolehnya dari pemerintah. Sebelumnya Mawar pernah

terlibat dalam hubungan pacaran yang didalamnya terdapat

kekerasan selama kurun waktu kurang lebih 6 tahun (sejak

berusia 18 tahun) sampai akhirnya Mawar berhasil benar-benar

lepas dari hubungan tersebut. Mawar telah mampu menjalani

keputusan berpisah tersebut selama empat tahun terhitung

hingga saat ini, dan pada pertemuan terakhir dengan peneliti

menyatakan tidak akan kembali lagi kepada mantan pasangan

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

98

yang merupakan pelaku kekerasan dalam berpacaran (KDP).

Mawar adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, dan datang

dari keluarga menengah yang tergolong sederhana, dengan

kondisi ekonomi menengah. Kondisi perekonomian keluarga

Mawar mulai menurun sejak Ibu dari Mawar telah memasuki

masa pensiun. Hal tersebut sangat berpengaruh pada

kelangsungan kehidupan keluarga Mawar, dikarenakan Ibu

Mawar adalah tulang punggung keluarga. Ayah Mawar telah

meninggalkan Mawar dan keluarga dan menikah dengan

perempuan lain sejak Mawar berusia remaja. Hal tersebut yang

membuat Mawar tidak dapat mengandalkan Ayah Mawar

perihal keuangan keluarga, termasuk yang menopangnya.

b. Analisis Verbatim

i. Fase kekerasan yang dialami

Mawar adalah mantan korban kekerasan dalam

berpacaran (KDP). Sebelum berpisah Mawar sempat

menjalin hubungan dengan Wawan (pelaku kekerasan) dalam

berpacaran selama kurun waktu kurang lebih 6 tahun.

Hubungan yang dijalani oleh Mawar mengalami putus

nyambung berkali-kali. Meskipun kerap memutuskan untuk

meninggalkan pasangan karena kerap mengalami kekerasan

dalam berpacaran, Mawar sempat terus menerus kembali ke

Wawan sampai akhirnya benar-benar berpisah sejak tahun

2012.

“Oh, yang pertama itu, itu tu udah hampir puluhan sih kalau putus nyambung itu.”

Mawar menuturkan bahwa dirinya menyadari jikalau

selama empat tahun berpacaran dia kerap menerima berbagai

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

99

macam tindak kekerasan. Menurut Mawar, Wawan tidak

menunjukkan perilaku kasar pada tahun pertama mereka

menjalin hubungan. Namun demikian memasuki tahun ke

dua mereka berpacaran, Wawan mulai menunjukan tindak

kekerasan pada semester awal mereka berpacaran, namun

seiring berjalannya waktu, kekerasan yang diterima oleh

Mawar semakin meningkat. Bahkan ketika Mawar berusaha

meninggalakan Wawan, Mawar kerap kali tetap menerima

tindak kekerasan dari Wawan.

Sebelum perpisahan yang terakhir, mawar sempat pernah

berpisah dengan pasangan dalam kurun waktu kurang lebih 7

bulan. Pada waktu itu, menurut pengakuannya, Mawar

mengalami titik perubahan yang diakibatkan oleh

pengalaman spiritualnya. Pengalaman spiritual tersebut

dipicu oleh berbagai permasalahan berat dan mendesak yang

dialami oleh Mawar.

ii. Interaksi antara jenis tindakan KDP, alasan tindak

kekerasan terjadi, dan dampak dari kekerasan yang

diterima

Kekerasan verbal dan emosional yang diterima oleh

Mawar selama masa berpacarannya dengan Wawan antara

lain, yaitu: name calling, monopoli waktu, isolasi dari

lingkungan sosial, interograsi untuk berbagai kejadian yang

dialami/dilakukan, dibuat menjadi insecure karena terus

direndahkan dan dikritik, intimidasi, disalah-salahkan,

dikata-katai, dipermalukan di depan umum, diancam, dirusak

hal yang berharga yang dimilikinya, tidak dipedulikan

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

100

perasaannya, dimanipulasi ketika akan meninggalkan

hubungan.

Wawan memonopoli waktu Mawar dengan selalu

meminta ditemani oleh Mawar dalam berebagai kesempatan.

Dalam berbagai kegiatan yang dilakukan Wawan, Mawar

senantiasa diminta untuk selalu ada ketika dibutuhkan oleh

Wawan. Misalnya, ketika Wawan bekerja sambilan, atau

bahkan ketika mereka tidak melakukan kegiatan apa-apa.

Jika waktu yang seharusnya dialokasikan untuk Wawan

berkurang dikarenakan Mawar diharuskan mengikuti

kegiatan lain, maka Wawan akan marah. Kemarahan Wawan

tersebut bermanifestasi dalam berbagai tindakan seperti

cacian, makian, intimidasi, bahkan manipulasi. Hal tersebut

membuat Mawar kesulitan memiliki waktu untuk

mengembangkan dirinya, bahkan juga untuk memiliki waktu

pribadi.

“Nah, misalkan waktunya dia itu terusik, nah dia

biasanya melakukan itu. Kayak misalkan kita ngasdos

(menjadi asisten dosen) gitu. Ngasdos, nah itu

biasanya dia tu nggak seneng kalau misalkan waktu-

waktunya udah mulai terganggu, gitu. Tapi kalau

misalnya dia lagi asik sendiri, kitanya juga lagi asik

sendiri, dia biasanya diem. Tapi kalau dia lagi pengen

ditemenin terus nggak ada ininya, ya nggak ada orang

yang mau dite-, nggak ada pasangan yang mau

nemenin itu dia biasanya langsung kayak gitu.”

Selain marah jika Mawar berkegiatan lain dikarenakan

merasa waktu yang dimiliki untuknya terbagi, Wawan juga

menunjukkan ketidaksukaan terhadap kegiatan yang diikuti

Mawar. Ketidaksukaan itu menurut Mawar, muncul karena

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

101

keengganan Wawan untuk melihat Mawar berkembang

dalam berbagai bidang keahlian. Ketika Mawar mulai

mengikuti kegiatan-kegiatan guna pengembangan diri,

Wawan tidak memberikan dukungan dan malah terus

menerus merendahkan kemampuan Mawar, terus menerus

berusaha membuat Mawar ragu dengan kemampuannya

sendiri, dan tidak jarang bahkan tidak memberikan apresiasi

terhadap pencapaian yang berhasil dilakukan oleh Mawar.

“Kaya bentuk-bentuk, e, apa ya, ngelihat kita pengen berkarya, gitu, ngelihat kita spend time lebih buat kerjaan itu nggak rela, jadi ngambek, e, ya ngambek-ngambek gitu. Terus maunya ditemenin, maunya di-, istilahnya tu ya, waktu aku tu harus lebih banyak ke dia dibanding kerjaan. Jadi misalkan ini ni kayak, ‘ini nih kayaknya nanti mau ini deh, mau masuk LSM’, ‘emang kamu bisa? Itu berat lho!’, gini segala macem. Jadi tetep ada possessive-nya iya, cuman apa ya, udah berubah bentuk tapi tetep, tetep ada gitu lho.”

“Cuman dia caranya bentuk-bentuk discouragement tu dia lancarkan terus gitu. Ya maksudnya kayak, ya sampai krisis kepercayaan diri juga sih waktu itu.”

Seperti kutipan penuturan Mawar tersebut, dapat dilihat

bahwa bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan Wawan

terhadap usaha ataupun pencapaian Mawar membuat Mawar

merasakan krisis kepercayaan diri. Lebih lanjut Mawar

merasa bahwa apa yang diutarakan oleh Wawn benar adanya.

Hal tersebut dikarenakan, selain tindak kekerasan pada waktu

Mawar berusaha mencapai sesuatu, Wawan juga melakukan

tindak kekerasan serupa pada berbagai kesempatan. Beberapa

kejadian yang dicontohkan Mawar adalah ketika betapa

seringnya Mawar mendapat cacian ketika melakukan

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

102

kesalahan, ketika Mawar melakukan hal yang tidak disukai

Wawan, dan ketika perintah Wawan tidak dituruti.

Tidak jarang Wawan memaki-maki Mawar dengan

kalimat yang tidak membangun, seperti kata ‘tolol’ atau

‘bego (bodoh)’. Makian yang diutarakan oleh Wawan tidak

hanya pada waktu sedang berhadapan berdua dengan Mawar,

namun bahkan sering dilontarkan Wawan kepada Wawan di

depan umum. Menurut Mawar tidak jarang Wawan memaki-

maki Mawar di depan umum. Tidak hanya memaki, Wawan

juga kerap mempermalukan Mawar di depan umum dengan

hinaan, bahkan olok-olokan. Hinaan dan olok-olok yang

dilakukan bukan hanya sebatas terhadap kemampuan Mawar,

namun juga terhadap fisik Mawar. Peneliti pernah mendapati

keadaan dimana Mawar yang pada waktu itu sedang

menggunakan kawat gigi untuk merapikan giginya justru

kerap diolok-olok oleh pasangannya sendiri di depan umum

untuk hal tersebut dan mendapat julukan (name calling)

untuk kondisi fisiknya tersebut.

“Satu tahun atau dua tahun pertama kalau nggak salah.

Itu dia itu apa namanya, paling sering ngebentak-

bentak, gitu. Ngebentak-bentak. Ngatain ‘bego’ lah,

‘tolol’, di depan orang banyak. Gitu. Atau juga, pernah

juga kejadian dia pernah ngelempar tas juga karena

saya nggak nurutin kemauannya dia, terus dia marah

terus dia lempar tas, gitu. Jadi ya sangat temperamen

dan ditunjukkan di depan orang banyak, gitu. Jadi

kayak, ya nggak ada, kayak nggak ada harganya sih

waktu itu jaman dulu.”

“Em, apa ya. Ya, dia kalau ngomong ya emang kayak

gitu sih. Maksudnya keras-keras kayak gitu. Ya, nggak

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

103

jarang juga memaki kayak gitu.... Ya, ‘bego’, ‘tolol’

terus apa lagi ya? Ya, ‘nggak berguna’, ‘kamu tu nggak

berguna’ gitu-gitu.”

“Kayak misalnya nemenin dia kerja, dia suka bentak-bentak, bentak bentak, kan dia di kafe kerjanya gitu, nah itu kafe kan banyak orang, dan kebanyakan juga orang yang kenal sama kita gitu, temen-temen kita juga, atau mungkin orang yang kita kenal dari kampus, gitu. Nah itu dia sering banget bentak-bentak, bentak-bentak di depan orang banyak, dan pernah juga kejadian itu kejadian itu apa namanya, dia pernah ngelempar nasi goreng juga di kafe itu.... Ya ngomel-ngomel, kayak dia marahin e, saya gitu. Jadi kayak apa namanya, ‘bego, tolol!’, gitu”

Perlakuan yang diterima Mawar tersebut membuat mawar

menghargai dirinya cukup rendah, merasa tidak berguna, dan

berdampak pula terhadap bagaimana akhirnya Mawar justru

bertahan dalam hubungan. Krisis kepercayaan diri dan

penilaian diri yang rendah membuat Mawar merasa bahwa

dirinya sudah beruntuk memiliki Wawan yang menerimanya

dengan segala keterbatasan. Sehingga pada waktu satu hingga

dua tahun hubngan berlangsung, meskipun merasa sakit hati,

Mawar tetap menerima perlakuan kasar yang diberikan

Wawan.

Menurut Mawar pembawaan pasangan yang kasar dan

kekanak-kanakan turut berperan terhadap bagaimana Wawan

senantiasa mencaci, mengkritik, merendahkan, dan

mengintimidasi Mawar dalam berbagai hal yang Mawar

lakukan, terutama hal yang bersinggungan dengan Wawan.

Wawan bahkan pernah beberapa kali melakukan tindak

kekerasan dengan sadar dan disengaja untuk membalas

tindakan Mawar yang menyakiti hatinya. Mawar mengetahui

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

104

bahwa beberapa tindak kekerasan tersebut sengaja dilakukan

Wawan memang untuk membuatnya terluka. Hal tersebut

dituturkan oleh Wawan kepada Mawar ketika Mawar

menangis atau menunjukkan kesedihan, juga tekanan

emosional yang diakibatkan. Tindakan sengaja itu, digunakan

Wawan untuk membalas perilaku Mawar yang dianggap

menyakiti hatinya.

“Kayak misalkan, nyuruh nganterin makanan ke kostannya. Terus udah dianterin, ternyata nggak dimakan, maunya makanan yang beda. Terus kita beli lagi, terus kita nganterin lagi, ternyata dia udah makan. Jadi sengaja dibuat-buat supaya kita tu kesel. Terus misalnya kita udah kesel, udah nangis, terus biasanya dia bilang, ‘Nah, gitu aja udah sakit hati kan. Udah nangis, gimana aku diselingkuhin sama kamu. Ngerti kan rasa sakitnya lebih-lebih dari pada itu?’ Jadi, dia balas dendam juga. Jadi, hubungan kita tu serba balas dendam sih, gitu. Jadi ya, kayak gitu.”

Perilaku tidak menyenangkan dari Wawan tidak hanya

diterima oleh Mawar, namun juga diterima oleh keluarga

Mawar. Rosa adik Mawar dan Ibu Mawar keduanya pernah

menerima perlakuan tidak menyenangkan dari Wawan.

Bahkan Wawan juga pernah memaki-maki dan

mempermalukan Rosa di depan umum. Menurut penuturan

Mawar, Wawan kerap kali mempedulikan perasaannya.

Namun halnya demikian, ketikda Mawar menyampaikan

keluhan terhadap hal tersebut, Wawan menyatakan bahwa

Mawar-lah yang terlalu berlebihan dan tidak dapat menerima

perilaku Wawan adalah hal yang biasa terjadi, dan

seharusnya dapat diterima.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

105

“Terus tiba-tiba dia marah sama adekku, terus bilang, ‘lu tuh bego apa tolol sih, Tih?’ apa namanya, ‘kakak lu udah tau sakit maag lu beliin, nasi goreng pedes” gitu. Terus udah gitu adekku defense gitu, ‘loh gue kan Cuma ngebeliin apa yang, apa yang dipesen tadi, gue mana tau’. Terus akhirnya si mantan ini nyerang, nyerang adekku, terus udah gitu karena nggak terima terus aku marah”

“Nyokap kan dateng ke Salatiga gara-gara gue sakit masuk rumah sakit kan, nah nyokap pengen bawa gue pulang bogor kan, biar ada yang ngerawat gue gitu kan, nah si dia tu malah ngomong ketus gitu, ‘Udah tante, Mawar di sini aja, nanti saya yang rawat’, kan nyokap bilang, ‘Ya, nggak papa kan Wan, nanti Mawar tante bawa pulang dulu, nanti kalau udah sembuh biar ke Salatiga lagi’ gitu kan, terus dia bilang, ‘Emang tante yakin nanti bisa rawat Mawar? Yakin nanti Mawar nggak ditinggal-tinggal? Bukannya tante kerja? Tante bisa cukupin kebutuhannya Mawar semua? Kenapa nggak disini aja? Saya bisa ngerawat kok, bisa mencukupi kebutuhan Mawar dengan baik semuannya, nggak harus tante; digituin coba.”

Selain kekerasan verbal dan emosional, Mawar juga

menerima kekerasan seksual selama dia berpacaran dengan

Wawan. Kekerasan seksual yang diterima Mawar antara

lain: sentuhan yang tidak diinginkan, pemerkosaan pada

waktu kencan, dan ciuman yang tidak diinginkan.

Berdasarkan penuturan Mawar, Wawan pernah beberapa kali

memaksa Mawar untuk melakukan tindakan seksual.

Tindakan tersebut dilakukan pada waktu Wawan dan Mawar

berkencan. Beberapa kali kencan mereka memang berakhir di

kamar kost Mawar, atau kamar di rumah Wawan. Tindakan

Wawan yang memaksa Mawar melakukan hubungan seksual

bahkan pernah membuat Mawar merasa telah diperkosa.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

106

“Terus dia terang-terangan bilang nggak bisa buat nggak ML (making love, berhubungan intim) karena dia ngerasa itu kebutuhan dia. Gue ampe menghindar-hindar gitu kalau misal dia ngajak yang pacaran di kamar gitu. Tapi dia tu maunya kalau pacaran di kamar terus, kadang kalau pas nggak bisa ngehindar gue tu kepaksa banget, gue nolak dengan alesan apa juga dia tu maksa-maksa. Pernah ya, kejadian habis gue ML gitu, gue tu ke kamar mandi, gue nangis disitu, gue ngerasa kayak habis diperkosa…. Bayangin coba, karena saking gue nggak bisa nolaknya, dia maksa dan kayak yang ngejebak gue gitu.”

Berdasarkan penuturan Mawar, berbagai tekanan yang

dialaminya membuatnya semat bahkan tidak fokus terhadap

perkuliahan yang sedang dijalaninya. Selain itu, pada titik

tertentu Mawar sempat berusaha membalas tindak kekerasan

yang dilakukan oleh Wawan karena merasa sangat sakit hati

terhadapnya. Tindakan balasan yang dilakukan Mawar

adalah dengan berpura-pura berselingkuh dengan sengaja

untuk menyakiti hati Wawan dan dapat lepas dari hubungan.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa tindak kekerasan yang

dilakukan Wawan justru memicu Mawar untuk juga

melakukan tindak kekerasan.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa KDP yang diterima

Mawar berdampak secara psikologis dan sosial. Secara

psikologis dampak kekerasan yang dialami Mawar antara

lain adalah seperti munculnya krisis kepercayaan diri, harga

diri rendah, merasa tertekan dan terbeban bahkan hingga

kehilangan fokus terhadap beberapa aspek penting dalam

kehidupannya, munculnya tindakan membalas dengan

berbalik menjadi pelaku kekrasan, kesukaran memiliki waktu

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

107

untuk mengembangkan diri ataupun waktu pribadi,

kesukaran meninggalkan pelaku karena merasa sudah

beruntung dengan pelaku, merasa takut tidak akan mendapat

pasangan selain pelaku. Sedangkan secara sosial dampak

yang dialami oleh Mawar juga terkait dengan kesukarannya

memiliki waktu untuk mengembangkan diri. Dengan

monopoli waktu yang dilakukan Wawan, Mawar menjadi

sukar untuk menambah informasi dan pergaulan yang baru.

iii. Alasan kebertahanan

Meskipun menerima berbagai tindak kekerasan, awalnya

Mawar menerima tindakan tersebut dengan berbagai alasan.

Alasan Mawar bertahan dalam hubungan dimana dia

menerima kekerasan diantaranya adalah: Ketertarikan fisik,

pandangan bahwa Wawan memiliki masa depan karir yang

baik, ketakutan tidak memperoleh pasangan yang lebih baik

yang dapat menerima, perasaan beruntung memiliki Wawan

yang bersedia menerima, perasaan cinta, perasaan masih

memiliki pola piker yang kekanak-kanakan, dan kegigihan

Wawan untuk selalu mempertahankan hubungan (tidak

bersedia ditinggalkan)

Dampak-dampak negatif yang dirasakan Mawar akibat

tindak kekerasan yang diperolehnya, ternyata secara unik

berdampak juga terhadap kebertahanan Mawar dalam

hubungan. Perasaan tidak berharga dan krisis kepercayaan

diri yang dirasakan akibat tindak kekerasan Wawan

misalnya, justru membuat Mawar bertahan dalam hubungan.

Mawar merasa bahwa sudah beruntung memiliki pasangan

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

108

yang seperti Wawan dan masih mau menerimanya.

Akibatnya, Mawar takut jika tidak lagi mendapat pasangan

yang setidaknya memiliki hal yang dimiliki Wawan seperti

karir yang menjanjikan dan wajah rupawan, dan bersedia

menjadi pasangannya dengan segala kekuranganya.

Ketertarikan fisik menurut Mawar salah satu hal yang

paling kuat menahan Mawar dalam hubungan. Bagi Mawar,

Wawan adalah sosok yang rupawan, ditambah lagi memiliki

jenjang karir yang menjanjikan. Mawar merasa sudah

merupakan hal yang baik baginya bahwasannya terdapat

seorang pria dengan kriteria tersebut yang mau

menerimannya. Bagi subjek waktu itu, kedua kriteria tersebut

(terutama perihal kriteria fisik) merupakan hal-hal yang

penting ada pada sosok pasangan hidupnya. Menurut Mawar,

penilainnya pada waktu itu terkait fisik dipengaruhi oleh pola

pikirnya yang masih kekanak-kanakan. Pola pikir kekanak-

kanakan yang dimaksud dicontohkan dengan bagaima Mawar

masih berpikir bahwasanya suatu hal yang membanggakan

jika seseorang perempuan memiliki pasangan yang rupawan

dan memiliki karir yang menjanjikan sedari dini.

“Kalau dulu tu, gue masih setengah nggak rela ngelepas

dia gitu. Ngelepas cowok sekeren, seganteng, dengan

masa depan cerah kayak dia, gitu.”

“Bertahan karena waktu itu, alasanya ya karena masih juga childish, karena waktu itu umur masih segitu, dan memang kebetulan saya yang ngejar dia juga e, alasannya juga fisik semata, karena memang tertarik, ya, ya menarik mata sih memang, gitu. Jadi, kayak yang bikin bertahan tu ya apa ya, karena memang ngerasa e, cowok ini ganteng dan maksudnya prospek banget nih kalau buat jalan-jalan gitu, kalau buat diajak ke temuan

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

109

sama temen gitu sih. Jadi masih kayak gitu-gitu sih, alasannya masih childish. Dan memang ngerasa kayak, waktu itu, waktu itu, e, setahun dua tahun pertama itu memang mikirnya nggak ada cowok yang lebih baik dari dia yang bisa dampingin aku, gitu.”

Pola pikir yang masih kekanak-kanakan juga menjadi

salah satu hal yang berpengaruh terhadap kebertahanan

Mawar yang berlindung atas nama rasa cinta. Mawar

menuturkan bahwa dirinya pernah berlindung dengan alasan

bahwa dirinya sudah terlanjur mencintai Wawan. Anggapan

bahwa dengan adanya perasaan cinta dan sayang maka harus

menerima, membuat Mawar akhirnya merasa bahwa dirinya

harus dapat menerima tindak kekerasan yang dilakukan

Wawan karena Mawar mencintainya.

“Maksudnya, jaman dulu kan mikirnya kan berlindungnya kan sayang cinta, jadi jatuhnya udah sayang deh, udah cinta deh, gitu. Jadi ya udah deh terima aja, gitu. Tapi itu kan pengertian pada waktu itu.”

Selain alasan internal, Mawar menuturkan bahwa Wawan

selalu tidak bersedia ditinggalkan oleh Mawar dan terus

melakukan berbagai cara untuk mempertahankan hubungan

ataupun untuk Mawar bersedia kembali menjalin hubungan

pacaran dengannya. Dengan beralaskan rasa cinta dan

sayang, maka akhirnya Mawar bertahan ataupun kembali ke

hubungan, jika Wawan melakukan usaha untuk menahan atau

memintanya kembali. Beberapa tindakan yang dilakukan oleh

Wawan antara lain adalah bagaimana Wawan merayu

Mawar, bersikap baik terhadap Mawar, dan melakukan hal-

hal spesial kepada Mawar.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

110

“Sebenernya itu yang ga bisa lepas tu dianya.”

“selama saya putus itu kan, dia yang selalu bawa, ya bawain makanan lah tiap hari ke kostan, jadi dia kaya nebus kesalahan dia yang dulu, dan dia selalu mengiba-iba gimana caranya bisa balikan,”

Meskipun telah mencoba berkali-kali meninggalkan

Wawan dan gagal, Mawar akhirnya dapat benar-benar

meninggalkan Wawan dan tidak melanjutkan hubungan

berpacaran dengannya. Jika sebelumnya ketika berpisah

Mawar kembali lagi kepada Wawan ketika dibujuk oleh

pasangan dengan harapan bahwa Wawan akan berubah, kali

ini Mawar tidak lagi bersedia kembali berpacaran dengan

Wawan.

iv. Proses pengambilan keputusan berpisah

Proses Mawar mengambil keputusan untuk berpisah dari

Wawan diawali dengan kesadaran yang dia peroleh bahwa

hubungan yang dijalaninya dengan Wawan pada waktu itu

merupakan permasalahan yang harus diselesaikan. Dalam

tahapan proses pengambilan keputusan tahap ini disebut

sebagai tahap mengenali tantangan atau permasalahan.

Kesadaran akan permasalahan atau tantangan yang harus

dihadapi tersebut muncul setelah Mawar mengalami

pengalaman spiritual yang dipicu oleh banyaknya

permasalahan yang harus dihadapinya pada saat itu selain

masalah dengan pasangan.

Permasalahan pertama yang menimpa Mawar selain

masalah dengan pasangan pada waktu itu adalah

permasalahan dengan pergaulan. Mawar sedang berkonflik

dengan teman pergaulannya pada waktu itu. Mengingat

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

111

pergaulan Mawar terbatas, maka masalah tersebut sangat

menekan Mawar. Permasalahan kedua yang dihadapi Mawar

adalah permasalahan akademis. Perkuliahan yang

sebelumnya terganggu karena konflik tak berkesudahan

dengan pasangan dan kekerasan demi kekerasan yang

diterima, membuat nilai yang diperoleh Mawar tergolong

pas-pasan. Disamping itu yang lebih berat lagi adalah masa

studi dari Mawar yang akan segera habis, sementara tugas

akhir atau skripsi yang dia kerjakan tidak kunjung selesai.

Keinginan Mawar untuk mengejar ketinggalan tersebut

membuat Mawar semakin tertekan. Terlebih lagi, Mawar

juga menghadapi permasalahan ketiga, yaitu masalah

finansial. Seperti yang apa yang disampaikan mengenai latar

belakang Mawar, Mawar dibesarkan oleh orang tua tunggal

dikarenakan sang Ayah meninggalkan keluarga sedari Mawar

kecil. Kondisi keuangan keluarga yang hanya ditopang oleh

Ibu semakin berat ketika sang Ibu akhirnya harus pensiun.

Masalah finansial ini juga semakin membuat Mawar terdesak

harus menyelesaikan perkuliahan dengan segera.

“Ya itu, masalah numpuk sih, waktu itu. Masalah numpuk. E, temen kok, e ya bentuk itu sih, refleksi juga, dari masalah-masalah, kok ini kok keulang lagi, keulang lagi dan e, itu-itu terus, dan nggak ngerti jalan keluarnya, gitu, ngerti kita salah juga, cuman kok juga susah untuk memperbaiki, susah untuk mengakui juga, gitu. Ya gitu sih. Jadi masalah-masalah kayak pergaulan juga, sering sama temen kan sering gesekan banget jaman dulu, tu bikin stress, depresi. Terus kehidupan asmara kan juga dulu ya kayak gitu kan bentuknya, naik turun naik turun kayak gitu. Ya, terus akademis ya kayak gitu, maksudnya berantakan kan jaman dulu gara-

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

112

gara nggak fokus kuliahnya, jadi bingung ngejar IP (Indeks Prestasi), IP standar, dua koma tujuh lima gitu, dulu kan IP-nya dua koma lima gitu, awal-awal… Berubah. Ya memang sarannya adalah, ‘coba deh e, apa namanya itu ini, ke Tuhan’ gitu. Memang sejak itu nggak pernah ngerasa-, bener sih memang, memang saat itu mengalami pengalaman spiritual. Pengalaman-pengalaman religius lah, gitu.”

“Setelah gue semakin mendekatkan diri sama Tuhan ya,

gue tu ngerasa dikuatin buat ngadepin masalah gue

gitu. Ya skripsi, ya finansial, gitu lah.”

Masalah-masalah yang dihadapi Mawar, membuat

Mawar melakukan refleksi dan akhirnya memutuskan untuk

mencoba mendekatkan diri dengan sosok Tuhan melalui

berbagai ritual keagamaan, doa, dan juga refleksi. Selama

berinteraksi dengan Mawar, peneliti mendapati adanya

peningkatan intensitas mawar melakukan aktivitas

kerohanian sejak kali pertama mengambil keputusan untuk

mulai mendekatkan diri kepada Tuhan-nya dengan bergereja.

Setelah secara berkelanjutan mencoba berubah, Mawar

akhirnya mengalami titik balik. Titik balik yang dimaksud

oleh Mawar adalah ketika dirinya mulai menyadari apa yang

menjadi hasratnya dalam hidup, ketika menemukan tujuan

hidup, dan menemukan cita-cita. Mawar mulai menyadari

bahwa hasratnya adalah dalam berkegiatan sosial, sehingga

dia memiliki tujuan untuk dapat bermanfaat bagi kehidupan

masyarakat. Selain itu sembari kembali berusaha mengejar

ketinggalan di bidang keilmuan, Mawar menjadi memiliki

kecintaan terhadap keilmuan. Dari kecintaannya terhadap

keilmuan tersebut Mawar akhirnya menyadari bahwa fisik

yang dianggap rupawan, keharusan menerima tindak

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

113

kekerasan pasangan dengan alasan cinta adalah hal yang

merupakan konstruksi sosial semata.

Dengan kesadaran tersebut Mawar mulai melakukan

evaluasi terhadap hubungannya yang dirasa banyak

mendatangkan kerugian secara emosional. Disamping itu

pengetahuan-pengetahuna baru yang dimiliki Mawar setelah

mengalami pengalaman spiritual juga ternyata membuat

Mawar merancang konsep baru tentang berpacaran yang

lebih ideal bagi dirinya. Setelah melakukan refleksi

mengenai hubungannya dengan Wawan, Mawar

menyadari bahwa bentuk hubungannya dengan Wawan

memerlukan perbaikan.

Setelah menyadari bahwa kekerasan dalam berpacaran

yang diterimanya merupakan suatu masalah yang harus

diselesaikan, Mawar mulai mencari alternatif-alternatif

untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pada tahapan

pengambilan keputusan, tahap ini disebut sebagai tahap

mencari alternatif-alternatif. Dalam proses pencarian

alternatif tersebut Mawar melakukan refleksi, berdoa,

meminta didoakan, dan mengikuti berbagai kegiatan

gereja dengan harapan akan menemukan alternatif yang

tepat. Dengan berdoa dan mengikuti ritual keagamaan,

Mawar memohon bantuan dari Tuhan yang memiliki

kemampuan melampaui apa yang dapat dijangkau manusia.

Mawar berharap dan percaya bahwa Tuhan dapat

membantunya memperoleh alternatif melaui berbagai cara.

Menurut Mawar, Tuhan menunjukkan alternatif tersebut

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

114

melalui kejadian-kejadian yang tidak terduga (yang

kemudian direfleksikan) yang dialaminya dan melalui

masukan-masukan dari teman-teman baru yang Mawar

temui. Mawar bahkan memaknai berbgai kejadian dalam

kehidupannya sebagai tanda-tanda dari Tuhan.

Pemaknaan Mawar mengenai tanda-tanda tersebut juga

terjadi ketika Mawar mengevaluasi alternatif-alternatif yang

telah dia peroleh. Dalam tahapan proses pengambilan

keputusan, tahap ini disebut sebagai tahap mengevaluasi

alternatif keputusan. Pada tahap ini Mawar berdoa,

memohon bantuan Tuhan, dan melakukan refleksi,

dengan harapan Tuhan dapat memberinya petunjuk jawaban

mana yang tepat bagi permasalahannya. Mawar juga

meminta masukan dari keluarga mengenai hubungannya

dengan Wawan. Masukan yang diberikan oleh keluarga

Mawar juga dimaknai olehnya sebagai pertanda yang

diberikan oleh Tuhan. Mawar menimbang resiko dari setiap

pilihan yang dimilikinya juga berdasarkan dipengaruhi oleh

pengalaman spiritual dan transendensi diri yang dia

alami.

Menurut Mawar, selain membuatnya merasa lebih baik

dalam mengadapi hidup dan permasalahan-permasalahan

hidup lain yang sedang dihadapinya, perubahan spiritualitas

yang dialaminya membantunya. Pengalaman spiritual yang

membawanya pada transendensi diri membawa

perubahan dalam diri Mawar dalam meninjau dirinya,

hubungannya, dan pasangannya. Mawar tidak lagi merasa

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

115

tidak berharga ataupun krisis kepercayaan diri. Dengan

tujuan dan hasrat hidup yang ditemuinya, kehidupan Mawar

fokus hidupnya yang tadinya kepada hubungannya dengan

Wawan menjadi berubah. Perasaan-perasaan positif paska

pengalaman spiritual yang dialaminya tersebut membuat

Mawar tidak lagi takut menghadapi resiko-resiko yang

mungkin akan dialaminya jika berpisah dengan Wawan,

seperti kekawatiran bahwa tidak akan ada pria lain yang

menerimannya, ataupun kekawatiran tidak mendapat

pasangan yang lebih baik dari Wawan.

“Ketakutan itu sudah ada, e maksudnya sudah hilang

semenjak turning point”

Meskipun demikian, Mawar sempat bersedia berusaha

memperbaiki hubungan dengan sempat mencoba

berhubungan kembali dengan Wawan. Pada waktu akan

mencoba berhubungan kembali, Mawar telah mengutarakan

keinginannya untuk merubah bentuk hubungan untuk

mencegahnya kembali mengalami hubungan yang destruktif.

Namun demikian, hal tersebut tidak berhasil. Menurut Mawar

kekerasan tetap terjadi, meskipun manifestasi perilakunya

berubah. Melihat hal tersebut, Mawar kembali mengutarakan

maksud perbaikan hubungan kepada Wawan, namun

mengalami penolakan. Berdasarkan evaluasi kembali seperti

yang dilakukan pada evaluasi pertama, Mawar memaknai

berbagai tanda yang menurutnya sebuah jawaban untuk

memang harus mengakhiri hubungannya dengan Wawan.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

116

“Banyak tanda yang menjadi jawaban doa gue buat ngambil keputusan ini, dari keluarga gue yang nggak ngedukung gue sama dia –bahkan adek gue sendiri ngomong dia nggak baik buat gue, dari visi dia yang nggak bisa nyambung ama punya gue, dari dia nggak ngedukung gue, dari gue yang makin kesini makin mati rasa sama dia, itu udah pertanda dari Tuhan buat gue ngambil keputusan nggak memperpanjang lagi cerita gue sama dia.”

Hasil evaluasi Mawar terhadap alternatif pilihan yang

dimilikinya menyimpulkan bahwa Wawan bukanlah

pasangan yang tepat. Mawar merasa bahwa Wawan tidak

dapat menjalankan format hubungan baru yang

diinginkannya. Hal tersebut dikarenakan Mawar merasa tidak

didukung dalam mencapai karir, cita-cita, passion dan

panggilan hidup oleh Wawan. Bukan hanya tidak didukung,

Wawan juga justru berusaha mengambat Mawar dalam

pencapaiannya. Menurut Mawar terdapat perbedaan orientasi

hidup, tidak sejalannya visi hidup, dan passion dari kedua

belah pihak membuat dirinya merasa bahwa Wawan

bukanlah pasangan yang cocok karena tidak akan dapat

melangkah mencapai tujuan yang sejalan.

“Jadi ya ngapain untuk, aku ya ngapain juga pacaran sama orang yang nggak bisa mendukung, gitu, nggak bisa mendukung karir, dan juga e, membuat saya melalaikan panggilan yang menurut saya itu juga tu sangat-sangat spesial gitu. Makannya saya berjuang banget untuk itu, sampai sekarang kan.”

Ketidaksejalanan tadi membuat Mawar menjadi tidak

bahagia karena terhambat dalam mengembangkan dirinya,

mimpinya, dan mencapai cita-citanya. Oleh karenanya

Mawar merasa bahwa hubungan dengan Wawan sudah tidak

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

117

layak lagi untuk dipertahankan karena tidak membuatnya

bahagia dan tidak membuatnya lebih berkembang secara

individu. Bagi Mawr hubungan dengan Wawan tidak lebih

berharga dibandingkan dengan passion, dan cita-citanya.

Mawar bahkan merasa bahwa dirinya akan lebih fokus

mengejar cita-cita, bersosialisasi dengan orang lain,

melakukan kegiatan yang positif, dan menyelesaikan

perkuliahannya jika mengakhiri hubungan dengan Wawan.

“Mikirnya sih kalau habis putus gitu, mikirnya udah ya fokus kuliah lagi, terus lebih banyak sosialisasi sama anak-anak, sama ini ya lingkungan, banyak kegiatan, ngisi-ngisi waktu dengan berkegiatan yang positif. Kayak gitu-gitu sih mikirnya.”

Mawar merasa bahwa ketertarikan fisik yang sebelumnya

sempat menjadi alasannya mempertahankan Wawan, sudah

bukan lagi menjadi hal penting. Mawar menuturkan bahwa

fisik yang rupawan bukan lagi menjadi poin penting bagi

dirinya dalam menilai seseorang. Selain itu, Mawar merasa

bahwa persaan cinta dan sayangnya kepada Wawan sudah

tidak sebesar sebelumnya. Dengan demikian, alasan-alasan

untuknya bertahan dalam hubungan perlahan-lahan gugur

satu persatu. Dukungan keluarga untuk meninggalkan

Wawan juga menambah keyakinan Mawar untuk berpisah

dengan Wawan.

“Pertimbangan dulu ke nyokap, ke adek gue, dan adek gue ternyata juga ngasih masukan yang kurang lebih sama.”

Mawar akhirnya membuat komitmen atau keputusan

berpisah dengan Wawan. Dalam tahapan proses pengambilan

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

118

keputusan, fase ini disebut sebagai tahap membuah

komitmen. Pilihan Mawar untuk meninggalkan Wawan

mendatangkan resiko bagi Mawar. Namun demikian Mawar

mampu mempertahankan keputusannya berpisah dengan

Wawan hingga saat ini. Menurut penuturan Mawar,

perubahan spiritual yang dialaminya membantunya

mempertahankan keputusan hingga sekarang dengan mudah.

Perasaan-perasaan negatif yang dulu pernah ditakutkan

Mawar akan muncul ketika berpisah dari Wawan ternyata

sama sekali tidak muncul. Setelah mengalami perubahan

secara spiritualitas, Mawar memiliki pemahaman yang lebih

luas mengenai berbagai hal. Pemahaman yang lebih luas

tersebut menurutnya diperoleh dari informasi-informasi baru

dari teman-teman baru, maupun berbagai kegiatan yang

diikuti Mawar. Hal tersebut membuatnya tidak lagi berlama-

lama berkutat terlalu lama dalam muatan emosi negatif pasca

perpisahan dengan Wawan.

“Lenyapnya iya. Langsung. Semenjak waktu itu langsung. Ya berdirinya mantep gitu. Kayak yang, ya bener-bener nggak ada takut. Waktu itu nggak ada takut. Waktu turning point itu. Nggak ada yang-, dulu kita takut orang ngomongin jelek tentang kita, berusaha untuk citra kita sebagus mungkin lah di depan orang dan segala macem. Tapi itu tu semua hilang gitu. Hilang semua perasaan-perasaan takut, kawatir ga jelas kayak gitu. Takut akan penerimaan orang lain tu udah nggak ada lagi.”

Bagi Mawar saat ni, keputusannya untuk berpisah dari

Wawan merupakan keputusan yang tepat dan sama sekali

tidak ada penyesalan atas pemilihannya. Mawar merasa

perubahan spiritual yang merubah orientasi hidupnya juga

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

119

memunculkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuanlah yang

membuatnya tidak perlu lagi berlama-lama merngalami

perasaan sedih pasca gagal menjalin hubungan. Setelah

berpisah dengan Wawan, Mawar juga lebih dapat fokus

melakukan kegiatan positif dan melakukan pencapaian-

pencapaian yang selama ini terhambat dengan adanya

Wawan.

Telah sisaksikan melalui pengamatan peneliti,

Spritualitas juga membantu Mawar untuk mempertahankan

keputusan berpisahnya dengan Wawan. Terdapat suatu fase

tertentu sejak hari dimana Mawar mengakhiri hubungannya

dengan Wawan, dimana intensitas Mawar untuk melakukan

ritual-ritual kerohanian meningkat. Salah satu contoh

kejadian yang disaksikan oleh peneliti adalah dimana Mawar

kemudian pergi beribadah ke gereja setiap hari, melakukan

doa dengan menggunakan Rosario1.

Berdasarkan pengalaman-pengalamannya, Mawar

menyimpulkan bahwa spiritualitas adalah hal yang berperan

penting dalam perubahan dirinya, perubahan hidupnya, dan

dalam ulasan ini berperan penting terhadap keputusannya

untuk berpisah dari pelaku kekerasan dalam berpacaran. Hal

tersebut ditunjukan dari berbagai pernyataan Mawar, salah

satu kesimpulan Mawar yang paling gamblang dituturkan

demikian:

“Bisa dibilang spiritualitas itu sangat besar pengaruhnya buat kehidupan gue, buat keputusan gue pisah sama si mantan juga.”

1 Tasbih yang biasanya berbandul salib yang sering digunakan untuk menghutung doa

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

120

C. MEMERIKSA KEABSAHAN DATA

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data dan

triangulasi metode untuk melihat apakah data yang diperoleh dari

penuturan subjek valid atau benar adanya. Selain menggunakan

metode wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi.

Selain itu peneliti juga mengumpulkan data dari sumber lain. Bagi

kasus subjek pertama (Dahlia), peneliti juga melakukan wawancara

kepada sahabat Dahila yang diberi nama samaran Lily, juga Ibu dari

Dahlia. Sedangkan kasus subjek ke dua (Mawar), peneliti melakukan

wawancara tambahan kepada adik Mawar yang diberi nama samaran

Rosa, dan sahabat mantan pacar Mawar yang juga berteman dengan

Mawar yang diberi nama samaran Yoyon.

1. Subjek 1 (Dahlia)

a. Laporan observasi

Pada masa berpacaran dengan pelaku kekerasan, Dahlia

kerap mendatangi peneliti dan juga sahabatnya untuk bercerita

mengenai pasangan yang sering melakukan kekerasan.

Beberapa kali Dahlia menunjukkan luka-luka kebiru-biruan

bekas diremas, juga menunjukkan SMS (short messege

service), yang berisikan cacian dan makian. Peneliti juga

menyaksikan bagaimana Dahlia dilarang untuk bersosialisasi

dengan orang lain, dan bagaimana subjek dimarahi oleh

pasangannya ketika melanggar aturan tersebut.

Beberapa kali peneliti mendapati Dahlia menangis ketika

bercerita mengenai pasangan, sekaligus menyaksikan

bagaimana subjek masih membela pasangan di depan teman-

teman subjek. Pada awal perkenalan dengan peneliti, dapat

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

121

diperkirakan setidaknya seminggu sekali Dahlia mendatangi

peneliti dan sahabatnya untuk bercerita mengenai

permasalahan yang terjadi dengan pasangannya pada saat itu.

Intensitas tersebut kemudian meningkat seiring dengan

semakin banyak dan mendesaknya masalah lain yang dihadapi

Dahlia.

Dari apa yang diamati peneliti dan penuturan Dahlia,

Dahlia mengalami peningkatan intensitas bercerita ketika

terdapat masalah mengenai studinya. Dahlia terancam akan

terkena readmisi terkait habisnya masa studi sedangkan tugas

akhir belum terselesaikan. Disamping masalah mengenai studi,

pada waktu yang bersamaan Dahlia mengalami kesulitan

keuangan yang lebih besar dari biasanya, dikarenakan

pengurusan masa studi ataupun penyelesaian tugas akhir yang

memakan biaya cukup besar. Pada saat bersamaan, kondisi

ayah Dahlia terlihat makin memburuk, terlihat dari intensitas

ayah Dahlia yang makin sering dirawat di rumah sakit. Ketika

kondisi kesehatan ayah Dahlia makin memburuk, anehnya

intensitas Dahlia berkonflik dengan ayahnya justru meningkat.

Menurut penuturan ibu Dahlia, kondisi emosional ayah Dahlia

yang labil dikarenakan sakit dan kondisi Dahlia yang tidak

kunjung menyelesaikan perkuliahanlah yang membuat konflik

terus meningkat.

Setelah permasalahan Dahlia bertambah banyak dan

bertambah mendesak untuk ditangani, Dahlia semakin sering

meminta tolong kepada peneliti ataupun temannya untuk

membantu memberikan bantuan. Salah satu bantuan yang

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

122

diminta Dahlia adalah mengenalkannya kepada komunitas

yang dapat memberikan dukungan secara sosial. Awalnya

Dahlia meminta sahabatnya untuk mencarikan orang yang

mampu mendoakannya, setelah dipertemukan dengan salah

seorang pendoa di salah satu Gereja (subjek beragama Kristen),

Dahlia terlihat mulai sering mengunjungi Gereja tersebut

setelah sebelumnya dalam waktu yang cukup lama sama sekali

tidak pernah menjalankan ritual keagamaan.

Sejak dikenalkan dengan pendoa di salah satu Gereja,

selain terlihat mulai aktif dalam berbagai kegiatan Gereja dan

ritualnya, Dahlia juga mulai terlihat aktif dalam berbagai

komunitas di Gereja tersebut. Bulan pertama Dahlia terlibat di

Gereja, Dahlia melakukan kegiatan kerohanian kurang lebih

sebanyak satu kali dalam seminggu. Memasuki bulan-bulan

berikutnya intensitasnya terus meningkat hingga pada akhirnya

hampir setiap hari Dahlia mengikuti kegiatan di Gereja tersebut

seperti kegiatan do’a pagi. Perlahan-lahan subjek juga mulai

terlibat dalam struktur organisasi Gereja.

Memasuki bulan ke tiga setelah perkenalan dengan salah

satu pendoa Gereja tersebut, subjek mulai mendaftarkan diri

untuk bisa terlibat aktif dalam struktur keorganisasian Gereja.

Beberapa hal yang dilakukan subjek antara lain adalah

mendaftarkan diri sebagai penyiar radio rohani milik Gereja,

mendaftarkan diri dalam struktur kepanitiaan sebuah acara

yang diadakan gereja, dan mendaftarkan diri sebagai pelayan

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

123

mimbar Gereja2.

Semakin aktif subjek dalam kegiatan kerohanian (Gereja),

semakin meningkat juga intensitas pertengkaran dengan

pasangan (Dono). Hal tersebut terlihat dari makin intensnya

Dahlia bercerita kepada peneliti dan kepada sahabatnya

mengenai Dono, jika dibandingkan dengan permasalahannya

yang lainnya. Cerita Dahlia mengenai Dono yang semula

mengenai keluh kesahnya terhadap perilaku kekerasan yang

diterima, mulai bergeser menjadi bagaimana ketidakpuasan

Dahlia kepada hubungan yang dimiliki. Jika awalnya Dahlia

kerap membela Dono meskipun mendapatkan kekerasan, sejak

semakin aktif di Gereja Dahlia mulai tidak membela perilaku

Dono dan justru mengeluhkan ketidakpuasannya.

Cerita-cerita Dahlia dalam kehidupan sehari-hari juga

mulai bergeser dari yang mayoritas mengenai permasalahan

dan keluh kesah serta pandangan-pandangan negatif mengenai

dirinya sendiri dan juga kehidupan, menjadi cerita-cerita

motivasional dan pandangan-pandangan positif mengenai

dirinya dan juga kehidupan. Selain itu Dahlia juga semakin

sering menceritakan kegiatan-kegiatan kerohanian yang

diikutinya beserta hal-hal baru yang dia peroleh dari kegiatan

tersebut.

Berdasarkan apa yang diamati oleh peneliti ketika tinggal

bersama Dahlia dan juga apa yang disampaikan sahabat Dahlia,

intensitas Dahlia dalam berdoa, melakukan refleksi, dan

2 Pelayan mimbar Gereja adalah orang yang bertugas menjalankan tata ibadat di depan

jemaat/komunitas saat ibadah berlangsung, tugas yang diterima setiap orang berbeda

sesuai dengan di bagian mana orang tersebut ditempatkan, misalnya adalah pemimpin

pujian gereja

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

124

melantunkan lagu-lagi rohani pada waktu perenungan pribadi

juga perlahan meningkat sejak peretemuan dengan pedoa dari

salah satu Gereja tersebut.

Sejak berpisah dengan pasangan pada tahun 2014, Dahlia

konsisten menjalani keputusannya untuk berpisah hingga

sekarang ini. Dalam masa keberasamaannya dengan peneliti,

juga tidak ditemui indikasi adanya keinginan Dahlia untuk

kembali kepada Dono.

Pada saat wawancara, Dahlia dapat menyampaikan

informasi dengan jelas dan tanpa keragu-raguan. Dahlia juga

tidak berkeberatan ketika peneliti meminta agar proses

wawancara direkam dengan alat perekam suara. Namun halnya

demikian, Dahlia tidak mengijinkan untuk dilakukan

pengambilan gambar, meskipun hanya melalui belakang.

b. Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data yang dilakukan peneliti untuk

kasus Dahlia adalah dengan mewawancarai sahabat yang diberi

nama samaran Lily, dan Ibu Dahlia. Peneliti sebelumnya tidak

memberitahu hasil wawancara yang telah dilakukan dengan

Dahlia. Setelah menuliskan hasil wawancara yang dilakukan

dengan Lily dan Ibu Dahlia dalam bentuk transkrip dan

mencocokannya dengan transkrip wawancara Dahlia, peneliti

melihat kesesuaian data-data yang diperoleh.

Alasan peneliti memilih Lily adalah karena Lily merupakan

orang terdekat Dahlia pada waktu Dahlia mengalami

perubahan secara spiritual dan pada saat Dahlia mengambil

keputusan untuk berpisah dari Dono. Sedangkan alasan peneliti

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

125

memilih Ibu Dahlia adalah untuk melihat kesesuaian latar

belakang yang dituturkan Dahlia maupun yang disaksikan oleh

Lily. Peneliti merasa perlu melihat apakah benar Dahlia sempat

mengalami permasalahan mengenai kondisi kesehatan

ayahnya, masalah finansial, dan masalah perkuliahan sebelum

mengalami perubahan spiritual.

c. Member check

Peneliti melakukan member check pada tanggal 16 Juli

2016. Peneliti menunjukkan hasil transkip wawancara kepada

Dahlia dan memberi waktu Dahlia untuk membaca transkip dan

laporan observasi ketika pengambilan data dilakukan.

Kemudian setelah menyetujui kesesuaian data dengan realitas

yang telah terjadi Dahlia bersedia untuk menandatangani surat

pernyataan bahwa data yang disajikan peneliti sesuai dengan

apa yang dialami dan dituturkannya.

2. Subjek 2 (Mawar)

a. Laporan observasi

Pada masa berpacaran dengan pelaku kekerasan, Mawar

merasa bahwa dirinya cukup sering mendapat kekerasan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti selama

mengenal Mawar, Mawar kerap bercerita mengenai

pasangannya (Wawan) yang pada waktu itu sering mencaci

maki, membentak, merendahkan dan menghinanya. Namun

demikian, pada saat yang sama Mawar juga mengeluhkan

ketakutan ataupun kekawatirannya meninggalkan Wawan

meskipun mendapat perilaku buruk. Berdasarkan pengamatan,

hampir setiap hari Mawar menceritakan kegelisahan hatinya

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

126

mengenai hubungannya dengan Wawan kepada orang-orang

terdekatnya.

Dalam kesehariannya selama peneliti mengenal Mawar,

sebelum mengalami perubahan secara spiritual Mawar adalah

pribadi yang bebas. Dalam kesehariannya Mawar adalah

seorang perokok berat dan juga kerap mabuk-mabukan. Selain

itu, pada waktu itu sebagai mahasiswa Mawar juga kerap

meremehkan perkuliahan yang dijalaninya. Mawar kerap

membolos kuliah, tidak mengerjakan tugas dengan maksimal,

dan tidak sungguh-sungguh ketika diwajibkan mengikuti ujian.

Kehidupan Mawar belangsung terus demikian hingga pada

akhirnya peneliti sebagai teman Mawar melihat bahwa Mawar

mengalami permasalahan-permasalahan lain yang lebih besar

dan mendesak. Permasalahan pertama adalah tugas

akhir/skirpsinya yang tidak kunjung selesai. Bagaimana Mawar

tidak kunjung menyelesaikan tugas akhir kuliahnya membawa

Mawar ke permasalahan kedua, yaitu batas masa studinya yang

hampir berakhir. Seperti mahasiswa pada umumnya Mawar

menunjukkan bagaimana dirinya tidak ingin melakukan

readmisi masa studi dikarenakan masa studinya habis, lebih-

lebih terpakasa drop out. Hal tersebut ditunjukkan dengan

bagaimana Mawar menyampaikan kegelisahannya kepada

teman-temannya, dan juga usaha Mawar yang lebih giat dalam

pengerjaan tugas akhir.

Selain mengalami dua masalah mengenai tugas akhir dan

batas studi, Mawar juga memiliki permasalahan ketiga, yaitu

permasalahan finansial. Kondisi Ibu Mawar yang tengah

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

127

pensiun membuat pemasukan yang diterima oleh keluarga

menurun drastis, ditambah keperluan Ibu Mawar untuk berobat

merawat kesehatan jantungnya juga tidak memakan biaya yang

sedikit. Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari

Mawar, keluarga, dan teman-teman mawar, Ayah Mawar

sendiri sudah lama meninggalkan keluarga Mawar dan tidak

lagi memberikan dukungan finansial.

Peneliti melihat bahwa kemudian Mawar akhirnya mulai

mengikuti ritual kerohanian (pergi beribadat ke gereja) yang

sebelumnya (selama peneliti mengenal) tidak pernah diikuti.

Menurut apa yang diceritakan oleh Mawar kepada beberapa

sahabat, adik, dan peneliti. Masalah yang menumpuklah yang

membuatnya akhirnya memutuskan untuk mulai beribadat ke

Gereja berdasarkan anjuran dari adiknya. Mawar menuturkan

bahwa dirinya berhadap mendapatkan ketenangan, dan

jawaban atas apa yang dia cari dalam hidupnya. Mawar sendiri

menganut agama Katholik.

Jika sebelumnya peneliti tidak pernah melihat Mawar

beribadat bahkan melakukan Doa pribadi, kali ini intensitas

Mawar untuk beribadat terus meningkat. Jika awalnya Mawar

beribadat sekali seminggu, perlahan-lahan intensitas itu

meningkat. Bahkan ada masa-masa dimana peneliti melihat

Mawar hampir setiap hari beribadat dengan mengikuti doa

pagi. Menjelang pengambilan keputusan berpisah dari Wawan,

intensitas Mawar pergi ke Gereja meningkat. Jika sebelumnya

Mawar hanya pergi beribadat di Gereja ketika doa pagi dan

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

128

Misa3 hari Minggu, maka pada fase itu Mawar bahkan kerap

mengikuti Misa sore

Selain itu, ada waktu peneliti menginap bersama Mawar,

peneliti melihat Mawar juga melakukan doa pribadi setiap hari.

Selain pada waktu akan makan, Doa pribadi yang diikuti

refeksi yang dilakukan Mawar pertama di pagi hari adalah pada

waktu Mawar bangun tidur, dan kemudian di malam hari pada

waktu akan tidur.

Setelah Mawar mulai semakin aktif dalam ritual

keagamaan, perlahan-lahan Mawar juga semakin aktif dalam

kegiatan ilmiah dan sosial. Mawar mulai menunjukkan

peningkatan intensitas membaca buku, mulai terlihat ikut

pendelegasian lomba, mulai terlihat magang di sebuah pusat

studi di Universitas tempat dia berkuliah, dan juga aktif di

kegiatan sosial.

b. Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data yang dilakukan peneliti untuk

kasus Mawar adalah dengan mewawancarai adik Mawar yang

diberi nama samaran Rosa, dan sahabat Wawan yang juga

adalah teman Mawar yang diberi nama samaran Yoyon.

Peneliti sebelumnya tidak memberitahu hasil wawancara yang

telah dilakukan dengan Mawar. Setelah menuliskan hasil

wawancara yang dilakukan dengan Rosa dan Yoyon dalam

bentuk transkrip dan mencocokannya dengan transkrip

wawancara Dahlia, peneliti melihat kesesuaian data-data yang

diperoleh.

3 Upacara peribadatan untuk penganut agama Katholik

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

129

Peneliti justru mendapat data tambahan dari Yoyon, bahwa

adanya dugaan dari Yoyon mengenai salah satu alasan Mawar

sempat bertahan dengan Wawan pada fase tertentu adalah

karena kebergantungan secara finansial. Jika melihat kembali

data yang diperoleh dari Mawar, Mawar memang sempat

memiliki masalah finansial pada waktu bertahan dengan

Wawan yang dikarenakan biaya kuliah yang harus ditanggung

Mawar. Keputusan berpisah yang diambil oleh Mawar juga

justru dilakukan pada waktu masalah finansial tersebut tidak

terlalu berpengaruh, yaitu pada saat Mawar telah

menyelesaikan studi yang dia tempuh.

Alasan peneliti memilih Rosa adalah karena Rosa

merupakan orang terdekat Mawar pada waktu Mawar

mengalami perubahan secara spiritual dan pada saat Mawar

mengambil keputusan untuk berpisah dari Wawan. Sedangkan

alasan peneliti memilih Yoyon adalah untuk melihat

kesesuaian latar belakang hubungan Mawar dengan Wawan

yang dituturkan oleh Mawar maupun yang disaksikan oleh

Rosa.

c. Member check

Peneliti melakukan member check pada tanggal 19 Juli

2016. Peneliti menunjukkan hasil transkip wawancara kepada

Mawar dan memberi waktu Mawar untuk membaca transkip

dan laporan observasi ketika pengambilan data dilakukan.

Kemudian setelah menyetujui kesesuaian data dengan realitas

yang telah terjadi Mawar bersedia untuk menandatangani surat

pernyataan bahwa data yang disajikan peneliti sesuai dengan

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

130

apa yang dialami dan dituturkannya.

D. PEMBAHASAN

Penelitian kali ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses

pengambilan keputusan perempuan korban kekerasan dalam

berpacaran yang akhirnya mampu lepas dari hubungan tersebut dan

mempertahankan komitmenny untuk berpisah. Pengambilan

keputusan tersebut nantinya akan dikaji dalam Kajian Transpersonal

yang membahas mengani manusia dan hal-hal yang berada di luar (di

atas) jangkauannya, seperti spiritualitas, Tuhan (sosok transenden),

dan transendensi diri. Sebelum melanjutkan ulasan mengenai

pengambilan keputusan dari subjek penelitian ini, pertama-tama mari

kita lihat karakteristik sosiodemografik yang dimiliki oleh subjek

penelitian ini dalam tabel berikut:

Tabel 4.1. Karakteristik Sosiodemografik Subjek

Keterangan Dahlia Mawar

Usia pada waktu

mulai berpacaran

19 tahun 18 tahun

Lama pacaran 5 tahun 6 tahun

Usia saat ini 27 tahun 28 tahun

Latar belakang

ekonomi

Menengah ke bawah Menengah

Latar belakang

keluarga

Anak ke 2 dari 2

bersaudara

Anak ke 2 dari 3

bersaudara

Latar belakang

orang tua

Ayah sakit, Ibu tidak

bekerja

Ayah menghilang, Ibu

pensiun

Pekerjaan pada

waktu terlibat

hubungan

berpacaran dengan

pelaku kekerasan

Mahasiswa S1 Mahasiswa S1

Pekerjaan pada saat

ini

Karyawan Mahasiswa S2

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

131

1. Latar Belakang Kekerasan

a. Fase kekerasan yang diterima

Melalui analisis data yang diperoleh ditemukan bahwa

tindak kekerasan yang dialami oleh kedua subjek belum

muncul pada waktu semester awal mereka berpacaran. Kedua

subjek menuturkan memasuki tahun ke dua intensitas

kekerasan yang diterima semakin meningkat. Sebelum

mencoba memperbaiki format hubungan dan gagal, kedua

subjek sudah cukup sering mengalami “putus-sambung”.

Istilah putus sambung digunakan untuk perpisahan yang

diikuti dengan kembalinya subjek kepada pasangan secara

cepat.

Collins (2011) menurutkan bahwa korban KDP dapat

dikategorikan menjadi tiga jenis. Pertama adalah korban yang

secara konsisten bertahan, kedua adalah korban yang

mengalami “putus-sambung”. Ketiga adalah korban yang

benar-benar berpisah. Menurut Collins sendiri berdasrkan

penelitian, korban yang mengalami ‘putus-sambung” adalah

korban yang menerima dampak negatif paling kuat. Hal ini

disebabkan kejadian “putus-sambung” akan melibatkan

konflik, muatan emosional yang menguras energi, dan kadan

juga tindak kekerasan jenis lain. Dalam kasus Mawar dan

Dahlia, keduanya amat sering mengalami “putus-sambung”,

dan pada masa-masa “putus-sambung” baik Mawar maupun

Dahlia mengalami kekerasan bentuk lain seperti dipaksa dan

ditekan untuk kembali berhubungan, diancam, juga

dimanipulasi.

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

132

Setelah mengalami fase “putus-sambung” yang cukup

sering, Mawar dan Dahlia akhirnya benar-benar mengambil

keputusan untuk meninggalkan pelaku kekeasan, setelah

sebelumnya mencoba memperbaiki format hubungan. Mawar

sendiri, bahkan pernah menocba untuk kembali berhubungan

dengan pelaku kekerasan, hingga akhirnya menyadari bahwa

pelaku kekerasan tetap menjadi pasangan yang menghambat

pengembangan dirinya.

b. Siklus kekerasan yang diterima

Sebelum mengulas mengenai interaksi antara jenis KDP

yang diterima oleh Dahlia dan Mawar dengan dampak yang

dihasilkan dan alasan yang menyebabkannya, perlu diketahui

mengenai alasan tindak kekerasan yang muncul pada tiap

kasus subjek, jenis-jenis kekerasan yang muncul, dan

dampaknya bagi masing-masing. Alasan munculnya tindak

kekerasan, jenis kekerasan yang terjadi, dan dampak yang

dialami oleh Dahlia dan Mawar memiliki beberapa persamaan

dan perbedaan. Namun halnya demikian, penelitian ini

tidaklah mengulas persamaan maupun perbedaan dari masing-

masing baik Dahlia maupun Mawar. Berdasarkan hasil

analisis yang telah dijabarkan, dapat dilihat poin-poin yang

merupakan alasan munculnya tindak KDP, jenis-jenis KDP

yang dialami, dan dampak dari KDP yang diterima bagi

Dahlia dan Mawar. Keterangan poin-poin apa sajakah yang

menjadi alasan munculnya tindak kekerasan, jenis kekerasan

yang diterima, dan dampaknya bagi Dahlia dan Mawar dapat

dilihat dalam tabel 4.2.

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

133

Tabel 4.2 Alasan, Jenis, dan Dampak dari KDP

Keterangan Dahlia Mawar

Alasan

munculnya

tindak

kekerasan

- Pasangan merasa

cemburu

- Pasangan merasa

hubungan terancam

- Pembawaan pasangan

yang memang kasar

- Pasangan merasa tidak

dilayani

- Hasrat pasangan untuk

berhubungan intim

tidak terpenuhi

- Psangan merasa

jengkel terhadap

Dahlia

- Pembawaan pasangan

yang memang kasar

- Perintah dari pasangan

tidak dituruti

- Pasangan membalas

perlakuan yang

diberikan Mawar

- Mawar menggunakan

waktunya lebih banyak

untuk hal lain

disbanding untuk

pasangan

Jenis KDP yang

diterima

Verbal dan emosional

- Penamaan : jelek,

bodoh, tidak ada

pria/wanita lain yang

menginginkan subjek

- intimidasi yang

dilakukan dengan

sengaja

- penggunaan telepon

untuk dapat selalu

memantau dan

menghubungi

pasangan

- memonopoli waktu

- dibuat insecure

- disalah-salahkan terus

menerus

- dimanipulasi, pelaku

memperlihatkan diri

seakan menyedihkan

- diancam

- diinterograsi secara

terus menerus sebagai

manifestasi perasaan

cemburu, posesif, dan

suka mengatur

- dipermalukan di

depan umum

- dirusak apa yang

berharga baginya

Seksual

Verbal dan emosional

- Penamaan : jelek,

bodoh, tidak ada

pria/wanita lain yang

menginginkan subjek

- intimidasi yang

dilakukan dengan

sengaja

- memonopoli waktu

- dibuat insecure

- disalah-salahkan terus

menerus

- dimanipulasi, pelaku

memperlihatkan diri

seakan menyedihkan

- diancam

- diinterograsi secara

terus menerus sebagai

manifestasi perasaan

cemburu, posesif, dan

suka mengatur

- dipermalukan di

depan umum

- dirusak apa yang

berharga baginya

Seksual

- date rape

(pemerkosaan pada

waktu kencan)

- unwanted touching

(sentuhan yang tidak

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

134

- date rape

(pemerkosaan pada

waktu kencan)

- unwanted touching

(sentuhan yang tidak

diinginkan)

- unwanted kissing

(ciuman yang tidak

diinginkan).

Fisik

- Dicekik

- Diremas

- ditampar

diinginkan)

- unwanted kissing

(ciuman yang tidak

diinginkan).

Dampak dari

KDP yang

diterima

Dampak Psikologis

- Harga diri rendah

- Cemas dan kawatir

- Stress

- Takut

- Merasa kesepian

- Sukar tidur

- Sukar memiliki waktu

pribadi dan

mengembangkan diri

Dampak Sosial

- Menutup diri dari

pergaulan

Dampak Fisik

- Rasa sakit akibat

tindak kekerasan fisik

Dampak Psikologis

- Krisis kepercayaan diri

- Harga diri rendah

- Tertekan dan terbeban

- Kehilangan fokus

terhadap beberapa

aspek penting dalam

kehidupan

- Menjadi pelaku

kekerasan dalam

berpacaran karena

ingin membalas

dendam

- Sukar memiliki waktu

pribadi dan

mengembangkan diri

- Takut

- Kawatir

Dampak Sosial

- Konflik relasi dengan

teman pergaulan

Alasan tindak kekerasan dalam berpacaran yang terjadi

pada kedua subjek memunculkan berbagai jenis tindak

kekerasan yang berbeda. Pada subjek bernamasamaran Dahlia,

jenis kekerasan yang diterima mencakup jenis kekerasan

verbal dan emosional, kekerasan seksual, dan kekerasan

fisik. Sedangkan jenis kekerasan yang diterima oleh subjek

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

135

bernamasamaran Mawar adalah jenis kekerasan verbal dan

emosional, dan seksual.

Dalam kasus yang diteliti, jenis kekerasan yang berdampak

negatif paling banyak adalah jenis kekerasan emosional dan

verbal. Salah satu keunikan dalam siklus kekerasan yang

dialami Dahlia dan Mawar adalah bagaimana dampak-dampak

negatif yang dialami akibat kekerasan yang diterimanya bukan

hanya membuatnya ingin meninggalkan pasangan, namun

juga sekaligus membuatnya berat dan enggan meninggalkan

pasangan. Perasaan tidak berharga, perasaan merasa cukup

jika sudah ada pasangan yang bersedia menerima segala

kekurangan, dan penilaian buruk terhadap diri sendiri yang

diakibatkan tindak kekerasan yang diterima ternyata justru

membuat Mawar dan Dahlia sukar berpisah dari pelaku

kekerasan. Terlebih lagi, isolasi waktu –dan khususnya untuk

kasus Dahlia adalah juga isolasi pergaulan, semakin

memberikan dampak bagi keputusan keduanya untuk bertahan

dalam hubungan. Dengan adanya isolasi, maka pengetahuan

menjadi terbatas, dan untuk kasus Dahlia, sekaligus harapan

menemukan pasangan yang baru. Dalam kasus yang dialami

Dahlia dan Mawar, juga terdapat alasan-alasan khusus

mengapa keduanya sempat bertahan dalam hubungan. Alasan-

alasan kebertahanan Dahlia dan Mawar dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

136

Tabel 4.3 Alasan Kebertahanan Subjek

Dahlia Mawar

- Keyakinan subjek dapat merubah

pelaku

- Kekawatiran tidak menemukan

pasangan baru jika berpisah

dengan pelaku dikarenakan

subjek merasa bahwa dirinya

miskin, tidak mampu

menyelesaikan skripsi, dan

kurang cantik, juga karena subjek

pernah berhubungan intim

dengan pelaku

- Rasa kasihan jika meninggalkan

pelaku. Subjek memandang

pelaku (dengan perilakunya yang

buruk) adalah sosok yang perlu

dikasihani dan dibantu berubah

- Kebergantungan dengan pelaku

karena sebelumnya subjek telah

diisolasi secara sosial, sehingga

jika berpisah subjek takut.

- Ketakutan jika berpisah dengan

pelaku maka subjek akan merasa

sedih, kesepian, hampa, dan sakit

- Ketertarikan fisik, subjek merasa

pelaku merupakan sosok yang

rupawan

- Subjek merasa bahwa pelaku

adalah sosok yang memiliki masa

depan (karir) yang baik

- Subjek merasa bahwa dirinya

bertahan karena pada waktu fase

berpacaran dengan pelaku masih

kekanak-kanakan sehingga

menganggap sosok pelaku yang

rupawan merupakan hal yang

membuat pelaku layak

dipertahankan sebagai pasangan

- Pemikiran subjek sebelumnya

bahwa tidak ada sosok lain yang

lebih baik dari pelaku untuk

mendampinginya

- Perasaan subjek yang terlanjur

cinta kepada pelaku

- Pelaku sukar melepaskan subjek,

dan selalu mencoba menahan

subjek untuk bertahan dalam

hubungan

- Subjek merasa sudah beruntung

memiliki pasangan (pelaku

kekerasan) yang mau bertahan

dengan subjek meskipun subjek

memiliki banyak kelemahan.

Melalui hal tersebut dapat dilihat bagaimana dampak-

dampak psikologis dan atau sosial yang diterima oleh Mawar

dan Dahlia ternyata justru berperan dalam bertahannya

mereka dalam hubungan. Sungguh menarik melihat

bagaimana akhirnya siklus kekerasan yang dialami Dahlia dan

Mawar dipengaruhi oleh beberapa dampak negatif dari

kekerasan yang diterimanya semasa berpacaran seperti

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

137

perasaan tidak berharga, tidak berdaya, kebergantungan

dengan pelaku, kesendirian akibat sebelumnya pernah

terisolasi, dan sebagainya. Siklus tersebut dapat dilihat

melalui gambar berikut:

Gambar 4.1. Siklus Kekerasan yang Dialami Subjek Penelitian

c. Peran konstruksi sosial dalam kebertahanan

Berdasarkan analisis data, ditemukan berebagai hal

menarik mengenai bagaimana subjek yang yang memutuskan

untuk benar-benar berpisah, pernah mencoba bertahan dan

pernah mencoba berpisah namun gagal. Jika mengacu

klasifikasi Bell dkk. (2007, dalam Collins 2011), maka subjek

masuk ke dalam kategori korban dengan dampak fisik dan

psikis paling rentan. Proses putus namun kembali lagi yang

dilakukan subjek selain menguras energi psikis subjek, juga

mendatangkan resiko bagi subjek. Seperti yang dituturkan

Kekerasan Dalam

Berpacaran

Putus

Kembali

Dampak-dampak Negatif

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

138

Dahlia, bahwa masih mendapat perilaku kekerasan secara

verbal dan emosional ketika mencoba berpisah dari pasangan:

“Tapi ternyata setelah diputusin orangnya nggak terima. Cuma nggertak doang, ujungnya kayak nyari-nyari lagi. Terus nyesel, ngajak balikan, sempet neror-neror juga. SMS. SMSnya itu kalau nggak dibales bisa puluhan, sampai nggak bisa tidur lah. Istilahnya, dia smsnya tu kayak mengintimidasi kita, dengan kata-kata supaya kita tu mengubah pemikiran kita gitu lho untuk baik lagi ke dia. Menjatuhkan lagi, gitu. … Tapi di SMS-SMSnya dia itu banyak kata-kata yang nggak enak, yang bikin kita nggak damai sejahtera lagi.”

Kedua subjek sendiri sempat bertahan dengan pasangan

yang merupakan pelaku kekerasan dengan berbagai alasan,

diantaranya adalah karena perasaan cinta, keyakinan subjek

dapat merubah pelaku, kekawatiran tidak menemukan

pasangan baru jika berpisah dengan pelaku, rasa kasihan jika

meninggalkan pelaku karena subjek memandang pelaku

adalah sosok yang perlu dikasihani dan dibantu berubah, dan

kebergantungan dengan pelaku baik secara sosial maupun

emosional. Baik Mawar maupun Dahlia merasa bahwa

keperawanan merupakan hal yang penting, simbol dari

kehormatan wanita, sangatlah penting menjaganya, oleh

karenanya seharunya dijaga dengan baik. Sehingga ketika

keduanya kehilangan keperawanan oleh pacarnya, Dahlia dan

Mawar merasa bahwa dirinya harus dan seajarnya bertahan

dengan pasangannya tersebut meskipun mendapat tindak

kekerasan. Kalimat-kalimat yang dikeluargkan Dahlia dan

Mawar menunjukkan bagaimana karena mereka telah

kehilangan keperawanan bersama pasangan (pernah

Page 72: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

139

berhubungan intim), mereka merasa sudah sewajarnya

bertahan karena belum tentu ada orang lain lagi yang mau

menerima keberadaannya yang sudah tidak lagi perawan.

Contoh dari kalimat yang dituturkan Dahlia adalah seperti:

“Ta kan, aku udah jauh,(hubungan/sentuhan fisik)….Jadi ya sempet takut juga aku, apa ada yang masih mau sama aku, bekas orang.”

“Ya kan perempuan ya, kalau udah pernah gituan siapa yang mau. Harusnya perempuan kan bisa menjaga ya”

Melalui hal tersebut dapat dilihat bahwa konstruksi

sosial yang menghasilkan peran gender justru malah berperan

dalam kebertahanan korban kekerasan. Ekspektasi sosial yang

dilekatkan pada perempuan dan laki-laki sesuai dengan jenis

kelamin yang dimilikinya seperti perempuan harus mampu

menjaga keperawanan, justru malah membatasi ruang gerak

perempuan untuk terbebas dari tindak kekerasan. Hal yang

awalnya dikonstruksikan oleh lingkungan sosial secara turun

menurun seperti bahwa perempuan sudah sewajibnya menjaga

keperawanan, akhirnya diyakini sebagai ketentuan Tuhan, dan

ketika hal tersebut direnggut dari perempuan maka perempuan

merasa tidak lagi berharga. Hal tersebut dapat terlihat dari

bagaimana kepercayaan bahwa dirinya lebih lemah dari

pasangan juga menghalangi untuk dapat melawan tindak

kekerasan yang dilakukan pasangan.

2. Pengambilan Keputusan Berpisah Dalam Kajian Psikologi

Transpersonal.

a. Proses pengambilan keputusan berpisah

Page 73: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

140

Dalam keputusan-keputusan bagi permasalahan yang berat

dan mendesak untuk ditangani, Atwater dan Duffy (2004)

telah membahas bahwa dibutukan proses mental yang berat

juga dalam prosesnya. Keputusan untuk berpisah dari

pasangan, bagi korban KDP tentunya dapat dikategorikan

keputusan yang melalui proses mental yang berat. Hal tersebut

dapat terlihat dari banyaknya korban yang sukar untuk

berpisah, bahkan ketika mencoba berpisahm akhirnya kembali

lagi kepada pasangannya.

Baik Atawater dan Duffy, maupun Janis dan Mann (1976)

sama-sama menguraikan bahwa dalam proses pengambilan

keputusan yang tidak sederhana tersebut, individu cenderung

melalui tahapan-tahapan tertentu. Tahapan pengambilan

keputusan individu menurut penuturan keempat tokoh tersebut

diawali dari bagaimana individu menyadari bahwa dia

memiliki sebuah tantangan ataupun masalah yang harus

diselesaikan. Dalam kasus Dahlia dan Mawar, kesadaran

bahwa KDP yang dialaminya merupakan sebuah masalah

ataupun tantangan yang perlu diselesaikan merupakan titik

penting. Jika tidak ada kesadaran yang utuh mengenai hal

tersebut, maka tahapan-tahapan berikutnya dalam proses

pengambilan keputusan tidak akan terjadi sama sekali.

Keunikan yang terdapat dalam kasus Dahlia dan Mawar

salah satunya adalah bagaimana kesadaran terhadap

permasalahan yang dihadapi baru sungguh-sungguh nyata

setelah subjek mengalami perubahan secara spiritual.

Dalam kajian Psikologi Transperonal, (Wibowo, 2008)

Page 74: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

141

memang dipelajari bagaimana perubahan spiritual kemudian

mendorong individu mencapai fungsi diri yang lebih tinggi,

sehingga kesadaran-kesadaran individu terhadap berbagai

aspek kehidupannya juga semakin baik. Proses dimana

individu mencapai diri yang lebih baik seperti yang telah

diulas diisitilahkan dengan transendensi diri. Dalam gambar

4.2. dapat dilihat bagaimana gambaran spiritualitas yang

memicu kesadaran individu terhadap permasalahan yang harus

diselesaikannya, dalam kasus ini adalah kasus kekerasan

dalam berpcaran.

Gambar 4.2. Munculnya Kesdaran Terhadap Masalah KDP

Tidak hanya memicu kesadaran mengenai masalah,

dalam tahapan-tahapan pengambilan keputusan, ternyata

ditemui bahwa spiritualitas dan transendensi diri juga turut

berperan dalam prosesnya. Pada waktu tahap pencarian dan

Permasalahan-

permasalahan berat

dan mendesak

Krisis-krisis psikologis

Kebangkitan spiritual

Kedaruratan spiritual

Transendensi diri Kesadaran babwa KDP

merupakan masalah yang

harus diselesaikan M e m i c u

Page 75: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

142

evaluasi dari altrenatif pilihan misalnya, perubahan

spiritualitas yang dimiliki Dahlia dan Mawar turut berperan

dalam pencarian sumber alternatif dan pertimbangan-

pertimbangan mengenai hubungan yang dijalani. Metode-

metode yang digunakan oleh kedua subjek dalam pemenuhan

pengalaman spiritualitas dilakukan dengan cara berdoa,

melakukan ritual keagamaan, penyembahan kepada

Tuhan, refleksi, dan kegiatan positif lainnya. Melalui

metode tersebut, Dahlia dan Mawar kemudian memaknai

berbagai hal yang terjadi disekelilingnya sebagai pertanda

dari semesta atau dari Tuhan atas keputusan mana yang

sebaiknya dia pilih.

Waktu evaluasi yang tidak terburu-buru, banyaknya

sumber informasi atau ‘pertanda’ yang dicari Dahlia dan

Mawar untuk melihat alternatif pilihan keputusan nampak

menjadikan tahap evaluasi juga berjalan dengan baik dan

matang. Evaluasi yang matang ini dalam teori pengambilan

keputusan menurut Atwater dan Duffy (2004) ditandakan

dengan tidak adanya penyesalan pasca pengambilan

keputusan. Oleh karenanya, kedua tahapan tersebut dianggap

fase kritis dari keseluruhan proses tahapan pengambilan

keputusan. Bagaimana interaksi hal-hal spiritual dan

transenden yang terjadi dalam proses pengambilan keputusan

dapat dilihat dalam bagan pada Gambar 4.3.

Page 76: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

143

Gambar 4.3. Interaksi Hal-Hal Spiritual dan Transenden Dalam Proses

Pengambilan Keputusan Korban

Baik Dahlia maupun Mawar menuturkan, bahwa

perubahan spiritualitas yang terjadi pada dirinya membantu

mengambil keputusan dengan lebih yakin. Perubahan

spiritualitas yang mendorongnya kepada transendensi diri

membuat keduanya menilai dirinya dengan lebih positif,

sehingga dampak-dampak negatif yang tadinya muncul dan

menjadi salah satu faktor penghalang subjek untuk lepas dari

pasangan berkurang. Beberapa dampak negatif yang dialami

Page 77: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

144

oleh Dahlia dan Mawar digantikan dengan dampak positif

yang diperolehnya setelah mengalami perubahan spiritual.

Dampak perubahan spiritual dan transendensi diri yang

dialami Dahlia dan Mawar seperti yang digambarkan dalam

Gambar 4.3 antara lain adala Dahlia dan Mawar memiliki

fungsi diri yang lebih matang sehingga mampu menilai

dirinya lebih positif yang pada akhirnya membuatnya

memiliki harapan akan masa depan yang lebih baik. Oleh

karena hal-hal tersebut, siklus kekerasan yang dialami Dahlia

dan Mawar berubah, dan akhirnya dapat diakhiri. Gambar 4.4

menjelaskan bagaimana siklus tersebut terputus sehingga

Dahlia dan Mawar tidak kembali lagi kepada pelaku

kekerasan.

Gambar4.4. Siklus kekerasan dalam berpacaran yang dialami subjek

setelah memperoleh pengalaman spiritual

KDP Masalah Lain Masalah Lain

Putus Tidak Kembali Gagal

Pengalaman

Spiritual

Transendensi

diri

Dampak

positif

Dampak

positif

Mencoba

memperbaiki

hubungan dengan

konsep baru

Dampak

negatif tidak

muncul

Page 78: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13222/4/T2... · 2017-12-11 · analisis data yang diperoleh. ... tersebut melalui

145

b. Makna spiritualitas dalam proses pengambilan

keputusan berpisah.

Baik bagi Dahlia maupun Mawar, spiritualitas merupakan

hal yang penting dan berandil besar dalam perubahan

hidupnya. Perubahan tersebut memampukan mereka

memandang hidup dengan cara berbeda, memiliki tujuan

hidup, harapan, dan menyadari apa yang menjadi hasrat

terpenting dalam kehidupannya. Perubahan tersebut juga

membantu mereka lebih tegar dan kuat mengahadapi

permasalahan-permasalahan yang kala itu mereka hadapi.

Dalam pengambilan keputusan untuk berpisah dengan

pasangan yang merupakan pelaku kekerasan, Dahlia dan

Mawar menuturkan bahwa perubahan spiritualitas tersebut

juga turut mengambil peranan penting yang memampukan

mereka, bahkan membantu mereka menjaga komitmen

tersebut hingga sekarang. Berikut adalah kutipan salah satu

kalimat dari Dahlia dan Mawar yang menyatakan hal tersebut:

Mawar: “Bisa dibilang spiritualitas itu sangat besar pengaruhnya buat kehidupan gue, buat keputusan gue pisah sama si mantan juga.”

Dahlia: “Spiritualitas itu sangat berpengaruh bagi keputusan.”