BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran...

27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Kristen Satya Wacana Salatiga atau lebih dikenal dengan nama SMA laboratorium terletak di jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Bangunan sekolah ini berada di di kawasan kampus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, karena di bawah badan penyelenggara yang sama pula yaitu YPTK Satya Wacana. Gedung sekolah berlantai tiga dibangun dengan desain modern. Memiliki ruang-ruang kelas dengan ukuran ruang satu dengan yang lain tidak persis sama, untuk memberi variasi-variasi baru pada siswa mengadakan pertukaran ruang belajar. Gedung Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan gedung berlantai 4, dimana lantai 1 digunakan untuk ruang pimpinan sekolah dan staff administrasi sekolah, sedangkan PSB menempati lantai 2 sampai dengan lantai 4. Perpustakaan sekolah yang melayani SLTP dan SMA secara terpadu menempati lantai 2 memiliki model meja baca, baik untuk kelompok maupun individual yang menjamin siswa dapat menggunakan secara maksimal. Sampai saat ini perpustakaan sekolah laboratorium telah memiliki ribuan judul buku yang meliputi koleksi buku-buku pelajaran, penunjang, referensi, fiksi, dan nonfiksi yang dipinjamkan kepda siswa secara gratis. Koleksi tersebut belum termasuk koleksi majalah kependidikan ilmiah, harian lokal dn nasioal. Pusat media pendidikan menempati lantai 3 dan 4. Disini disiapkan media-media pendidikan sebagai penunjang proses belajar mengajar, yang terdiri atas OHP, slide projector, video tape recorder, serta media-media pendidikan lain sebagai alat peraga pendidikan, diantaranya peta, globe miniatur candi dan patung, wayang (golek, kulit, krucil) dan lain-lain. Adapun beberapa fungsi Sekolah Laboratorium antara lain: a. Sebagai lembaga pendidikan yang merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. b. Sebagai Sekolah unggulan terutama dalam proses pendidikan yang diselenggarakannya.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Kristen Satya Wacana Salatiga atau lebih dikenal dengan nama SMA

laboratorium terletak di jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Bangunan sekolah ini

berada di di kawasan kampus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, karena di bawah

badan penyelenggara yang sama pula yaitu YPTK Satya Wacana. Gedung sekolah

berlantai tiga dibangun dengan desain modern. Memiliki ruang-ruang kelas dengan ukuran

ruang satu dengan yang lain tidak persis sama, untuk memberi variasi-variasi baru pada

siswa mengadakan pertukaran ruang belajar.

Gedung Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan gedung berlantai 4, dimana lantai

1 digunakan untuk ruang pimpinan sekolah dan staff administrasi sekolah, sedangkan PSB

menempati lantai 2 sampai dengan lantai 4. Perpustakaan sekolah yang melayani SLTP

dan SMA secara terpadu menempati lantai 2 memiliki model meja baca, baik untuk

kelompok maupun individual yang menjamin siswa dapat menggunakan secara maksimal.

Sampai saat ini perpustakaan sekolah laboratorium telah memiliki ribuan judul buku yang

meliputi koleksi buku-buku pelajaran, penunjang, referensi, fiksi, dan nonfiksi yang

dipinjamkan kepda siswa secara gratis. Koleksi tersebut belum termasuk koleksi majalah

kependidikan ilmiah, harian lokal dn nasioal.

Pusat media pendidikan menempati lantai 3 dan 4. Disini disiapkan media-media

pendidikan sebagai penunjang proses belajar mengajar, yang terdiri atas OHP, slide

projector, video tape recorder, serta media-media pendidikan lain sebagai alat peraga

pendidikan, diantaranya peta, globe miniatur candi dan patung, wayang (golek, kulit,

krucil) dan lain-lain.

Adapun beberapa fungsi Sekolah Laboratorium antara lain:

a. Sebagai lembaga pendidikan yang merupakan bagian dari Sistem Pendidikan

Nasional sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Sebagai Sekolah unggulan terutama dalam proses pendidikan yang

diselenggarakannya.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

c. Sebagai tempat untuk mengadakan penelitian atau eksperimen atau pengembangan

dalam bidang kependidikan.

d. Sebagai sekolah model untuk sekolah-sekolah Kristen lain di Indonesia.

e. Sebagai sarana penunjang bagi pengembangan kemampuan profesional

kependidikan mahasiswa, dosen, FKIP dan unit-unit lain di lingkungan YPTK

Satya Wacana serta tenaga kependidikan sekolah atau perguruan tinggi atau instasi

lain yang memerlukannya.

f. Sebagai lembaga yang menyediakan calon siswa atau mahasiswa bagi jenjang

pendidikan yang lebih tinggi di lingkungan YPTK Satya Wacana.

Selain fungsi diatas, Sekolah Laboratorium juga mempunyai beberapa tugas

diantaranya:

a. Melaksanakan penddikan dan pengajaran pada jenjang pra sekolah, pendidikan

dasar dan pendidikan menengah sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

b. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian, dan kehidupan

kerohanian, dan pengajaran secara optimal dengan memanfaatkan unit-unit

penunjang YPTK Satya Wacana.

c. Melaksanakan penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat

dalam bidang pendidikan.

d. Menemukan inovasi-inovasi dalam bidang kependidikan untuk ditularkan atau

dijadikan model bagi sekolah-sekolah Kristen lain di Indonesia.

e. Membantu FKIP dan unit-unit lain di lingkungan YPTK Satya Wacana serta

sekolah atau perguruan tinggi lain dalam pengembangan kemampuan profesional

kependidikan, bila diperlukan.

f. Mengadakan hubungan keterkaitan dalam bidang akademik antar jenjang.

B. Deskripsi Kondisi Awal.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah dibutuhkan sebagai dasar untuk

pengembangan materi, hal ini sangat diperngaruhi oleh metode pembelajaran yang

digunakan. Pembelajara yang pasif akan memghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

memahami suatu konsep. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran sejarah siswa

dituntut benar-benar aktif.

Kondisi awal hasil belajar mata pelajaran sejarah siswa kelas X MIA 2 masih

terdaapat 5 siswa yang belum tuntas, dikarenakan guru dalam menyampaikan

pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja serta belum

memanfaatkan media pembelajaran. Cara mengajar seperti ini akan memberikan kesan

menjenuhkan dan membosankan bagi siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya.

Hasil belajar pada Ulangan Tengah Semester Gasal bahwa belum semua siswa

kelas X MIA 2 tuntas dalam belajar sejarah. Hasil Ulangan Tengah Semester 1Tahun ajaran

2015/2016 dapat dilihat tabel berikut:

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Tabel 1. Hasil Ulangan Tengah Semester 1

Kelas X MIA 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

NO NIS NILAI KKM: 65

Keterangan

1 1516104736 82 Tuntas

2 1516104741 79 Tuntas

3 1516104747 67 Tuntas

4 1516104754 69 Tuntas

5 1516104758 69 Tuntas

6 1516104764 69 Tuntas

7 1516104779 75 Tuntas

8 1516104792 71 Tuntas

9 1516104794 72 Tuntas

10 1516104797 73 Tuntas

11 1516104802 56 Belum tuntas

12 1516104810 76 Tuntas

13 1516104813 65 Tuntas

14 1516104816 65 Tuntas

15 1516104818 70 Tuntas

16 1516104826 65 Tuntas

17 1516104831 67 Tuntas

18 1516104833 67 Tuntas

19 1516104835 59 Belum tuntas

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

20 1516104840 69 Tuntas

21 1516104844 61 Belum tuntas

22 1516104858 76 Tuntas

23 1516104866 62 Belum tuntas

24 1516104867 49 Belum tuntas

25 1516104868 79 Tuntas

Jumlah 1712

Kondisi awal ini belum menggunakan model pembelajaran Make a Match, sehingga siswa

belum mampu memahami dan mempelajari Sejarah dengan maximal. Dari tabel di atas diperoleh

data bahwa siswa yang sudah tuntas sesuai KKM (65) pada Ulangan Tengah Semester 1 berjumlah

20 siswa, sedangkan yang belum tuntas ada 5 siswa. Nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel

2 berikut:

Tabel 2. Nilai Klasifikasi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Kelas X MIA 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

No ASPEK NILAI

1. Rata-rata Klasikal 68,48

2. Nilai Terendah 49

3. Nilai Tertinggi 82

Daftar pada tabel 2 di atas akan lebih jelas dengan grafik 1 sebagai berikut :

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Pada grafik 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kela X MIA 2 pada mata

pelajaran Sejarah sebelum menggunakan model pembelajaran Make a Match, nilai

terendah 49, sedangkan nilai tertinggi 82.

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1

Pada siklus 1 ini pelajaran sejarah dengan pokok bahasan materi Kerajaan

Kalingga, sudah menerapkan model pembelajaran Make a Match. Hasil belajar siswa

setelah tindakan siklus 1, disajikan pada tabel 3 berilkut ini:

0.0

50.0

100.068.5

49

82 80

Grafik 1 nilai klasifikasi kondisi awalSMA Kristen Satya Wacana Salatiga

pra siklus

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

Kelas X MIA 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

No NIS Pra siklus Siklus 1 Keterangan KKM: 65

1 1516104736 82 90 Meningkat Tuntas

2 1516104741

79 80

Meningkat Tuntas

3 1516104747

67 70

Meningkat Tuntas

4 1516104754

69 70

Meningkat Tuntas

5 1516104758

69 80

Meningkat Tuntas

6 1516104764

69 70

Meningkat Tuntas

7 1516104779

75 90

Meningkat Tuntas

8 1516104792

71 100

Meningkat Tuntas

9 1516104794

72 100

Meningkat Tuntas

10 1516104797

73 100

Meningkat Tuntas

11 1516104802

56 100

Meningkat Tuntas

12 1516104810

76 90

Meningkat Tuntas

13 1516104813

65 70

Meningkat Tuntas

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

14 1516104816

65 80

Meningkat Tuntas

15 1516104818

70 80

Meningkat Tuntas

16 1516104826

65 80

Meningkat Tuntas

17 1516104831

67 70

Meningkat Tuntas

18 1516104833

67 70

Meningkat Tuntas

19 1516104835

59 100

Meningkat Tuntas

20 1516104840 69 0 Sakit Tidak Tuntas

21 1516104844 61 100 Meningkat Tuntas

22 1516104858 76 100 Meningkat Tuntas

23 1516104866 62 100 Meningkat Tuntas

24 1516104687 49 100 Meningkat Tuntas

25 1516104868 79 100 Meningkat Tuntas

Jumlah 1712 2170

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 1 ini, subjek yang mengikuti proses belajar

mengajar dan evaluasi sebanyak 24 siswa dari 25 siswa keseluruhan kelas X MIA 2. Hal

ini dikarenakan 1 orang siswa sedang sakit, sehingga nilai 0 pada hasil belajar siklus 1

karena siswa tidak mengikuti proses belajar mengajar dan evaluasi. Untuk lebih jelas lihat

tabel 4 berikut;

Tabel 4. Nilai Klasifikasi Pra Siklus dan Siklus 1

No Aspek Nilai Peningkatan

Pra siklus Siklus 1

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

1 Rata-rata Klasikal 68,48 87,60 19,12

2 Nilai Terendah 49 70 21

3 Nilai Tertinggi 82 100 18

4 Prosentase Kelulusan (%) 84 96 12

Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus 1 dengan pokok bahasan Kerajaan

Kalingga ini sudah menerapkan model Make a Match. Hasil belajar siklus 1 menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar. Diperoleh untuk hasil nilai terendah 70 dengan peningkatan 56. Rata-

rata klasikal 87,2 dan ketuntasan klasikal 100% dengan peningkatan 7%. Tabel 4 di atas akan

tampak lebih jelas dengan grafik 2 berikut ini:

Grafik 2: Perbandingan nilai klasifikasi Pra siklus dan siklus 1

Perolehan nilai Pra Siklus yang ditunjukkan pada grafik 2, untuk rata-rata klasikal

adalah 68,48 dan 87,60 pada siklus I. Nilai Tertinggi pada Pra Siklus adalah 82 dan pada

siklus I adalah 100, sedangkan nilai terendah pada pra siklus adalah 49 dan pada siklus I

adalah 70

Pada saat yang sama observer juga melakukan pengamatan dengan model

pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disipakan meliputi: lembar pengamatn

68.48

49

82 8487.6

70

10096

0

20

40

60

80

100

120

rata-rata klasikal nilai terendah nilai tertinggi presentasekelulusan

pra siklus

siklus 1

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

kegiatan siswa (aktivitas siswa) dan lembar pengamatan kegiatan guru dalam menerapkan

model pembelajaran Make a Match. Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses belajar

mengajar siklus 1 dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5: Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1

No Aspek yang diamati Baik

Sekali

Baik Cukup Kurang

1 Keaktifan dalam pembelajaran 4

2 Memperhatikan penjelasan

guru

4

3 Mengerjakan tugas yang

diberikan guru

4

4 Memahami tugas masing-

masing

4

5 Berpartisipasi dalam

pembelajaran

4 -

6 Apabila mengalami kesulitan

berinisiatif menanyakan kepada

guru atau teman lain

4

7 Kelancaran pada saat presentasi 3

Rata-rata 3,43 8,43 0 0

Hasil observasi kegiatan siswa pada silus 1 dapat digambarkan sebagai berikut:

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran baik sekali, siswa baik sekali dalam

memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

dengan baik sekali, siswa dengan baik sekali dapat memahami tugas masing-masing,

beberapa siswa yang mengalami kesulitan berinisiatif menanyakan kepada guru atau

teman lain, siswa mampu mempresentasikan materi dengan baik sekali (walaupun ada

beberapa siswa yang masih merasa malu) sehingga diperoleh nilai rata-trata pada siklus I

sebesar 3,43. Siswa yang turut berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran mendapat

nilai kriteria baik dengan nilai rata-rata 0,43.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Sedangkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel 6

sebagai berikut:

Tabel 6: Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1

No Kegiatan Baik Cukup Kurang

A. Pendahuluan

1 Apresiasi 3

2. Menyampaikan tujuan yang akan

dicapai

3

3 Menjelaskan materi pelajaran 2

4 Menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran Make a Match

3

B.Kegiatan Inti

5 Membagi siswa dalam

kelompok-kelompok belajar

3

6 Mengawasi jalannya permainan 2

7 Menumbuhkan partisipasi aktif

siswa dalam permainan

3

8 Memberi bantuan kepada siswa

yang mengalami kesulitan

2

9 Memberi pernghargaan terhadap

keberhasilan siswa

3

10 Menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme siswa dalam belajar

2

B. Kegiatan Penutup

11.

Menyimpulkan materi pelajaran

yang melibatkan siswa

3

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

12 Memberikan Tes 3

13 Menutup mata pelajaran 3

Rata-Rata 2,07 1,62

Dari tabel hasil pengamatan kegiata guru dapat dijelasakan bahwa guru dalam

memberikan apresiasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran Make a Match pada mata pelajaran sejarah, membagi siswa dalam kelompok

belajar, apresiasi, menyampaikan tujuan yang akan diapai, menjelaskan langkah-langkah

Make a Match, menyimpulkan materi pelajaran yang melibatkan siswa, memberikan tes,

menutup mata pelajaran, menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam permainan,

memberikan penghargaan terhadap keberhasilan siswa sudah baik dengan nilai rata-rata

2,07. Namun, guru dalam menjelaskan materi pelajaran, mengawasi jalannya permainan,

memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan, menumbkan kecerian dan

antusias siswa dalam belajar masih culup dengan rata-rata nilai 1,62.

Dalam proses belajar mengajar, guru juga membagikan lembar angket untuk

mengetahui respon siswa terhadap pelajaran sejarah dengan menggunakan model Make a

Match.

Tabel 7. Hasil Angket Respon Siswa Siklus 1

No Pertanyaan Tanggapan

Ya Tidak

1 Apakah guru kalian menjelaskan

langkh-langkah menjelaskan

Make a Match dengan baik?

100% -

2 Apakah pembelajaran Make a

Match menyenangkan?

100% -

3 Apakah dengan pembelajaran

Make a Match membuat kamu

mudah memahami pelajaran?

100% -

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

4 Apakah dengan pembelajaran

Make a Match mendorong kamu

lebih kreatif?

100% -

5 Apakah kamu mengalami

kesulitan dalam pembelajaran

Make a Match?

8% 92%

Rata-Rata 92% 8%

Hasil angket respon siswa terhadap penerapan model Make a Match setelah

kegiatan belajar mengajar pada siklus 1, terdapat 100% siswa merasa senang, 100% siswa

memahami pelajaran, 100% mendorong siswa lebih kreatif dan 8% siswa mengalami

kesulitan model pembelajaran Make a Match.

Pada siklus 1 terdapat peningkatan dalam kemampuan belajar siswa, bahkan dalam

siklus 1 ada 9 siswa mendapatkan nilai 100. Meskipun semua siswa sudah mencapai KKM,

namun peneliti tetap melanjutkan pada siklus II supaya lebih meningkatkan motivasi

belajar siswa.

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Oleh karena indikator yang telah ditetapkan belum tercapai, maka dilanjutkan pada

siklus II ini. Pada siklus II, siswa diberi peluang untuk lebih banyak untuk aktif belajar

dalam kelompok yang akan lebih memperkaya pengethuan dan pemahamannya saat belajar

bersama teman, sedangkan guru memfokuskan dalam peningkatan pembelajaran dan

berperan sebagai pembimbing terhadap siswa. Pokok bahasan pada siklus II mengenai

kerajaan mataram kuno. Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Tabel 8. Hasil Belajar siklus II

Kelas X MIA 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

No NIS Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan KKM: 65

1 1516104736 82 90 100 Meningkat Tuntas

2 1516104741 79

80

100 Meningkat Tuntas

3 1516104747 67

70

100 Meningkat Tuntas

4 1516104754 69

70

100 Meningkat Tuntas

5 1516104758 69

80

100 Meningkat Tuntas

6 1516104764 69

70

100 Meningkat Tuntas

7 1516104779 75

90

100 Meningkat Tuntas

8 1516104792 71

100

100 Meningkat Tuntas

9 1516104794 72 80 100 Meningkat Tuntas

10 1516104797 73

100

100 Meningkat Tuntas

11 1516104802 56

100

100 Meningkat Tuntas

12 1516104810 76

90

90 Meningkat Tuntas

13 1516104813 65 70 100 Meningkat Tuntas

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

14 1516104816 65

80

90 Meningkat Tuntas

15 1516104818 70

80

90 Meningkat Tuntas

16 1516104826 65

80

100 Meningkat Tuntas

17 1516104831 67

70

100 Meningkat Tuntas

18 1516104833 67

70

90 Meningkat Tuntas

19 1516104835 59

100

100 Meningkat Tuntas

20 1516104840 69 0 90 Meningkat Tuntas

21 1516104844 61 100 100 Meningkat Tuntas

22 1516104858 76 100 100 Meningkat Tuntas

23 1516104866 62 100 100 Meningkat Tuntas

24 1516104867 49 100 100 Meningkat Tuntas

25 1516104868 79 100 100 Meningkat Tuntas

1712 2170 2450

Hasil belajar siswa pada siklus II tampak lebih meningkat dibandingkan

dibandingkan dengan siklus 1. Siswa yang mengikuti proses belajar mengajar dan evaluasi

pada siklus II berjumlah 25 siswa, meningkat dibandingkan pada siklus 1 yang berjumlah

24 siswa. Nilai klasikal antara Siklus I dengan Siklus II disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 9 Nilai Klasifikasi Siklus I dan Siklus II

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

No Aspek Nilai

Peningkatan

Siklus I Siklus II

1 Rata-Rata Klasikal 86,80 98,00 11,20

2 Nilai Terendah 70 80 10

3 Nilai Tertinggi 100 100 0

4 Presentase Ketuntasan (%) 96 100 4

Berdasarkan Siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai terendah 80

sehingga terdapat peningkatan 10, nilai tertinggi 100 dengan peningkatan 0, Rata-rata

klasikal 97,2 yang berarti terdapat peningkatan 10 dan ketuntasan klasikal 100% dengan

penigkatan 1%.

Grafik 3. Perbandingan Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II

Pada grafik 3 terlihat bahwa rata-rata klasikal pada siklus II mengalami

peningkatan. Siklus I Rata-rata klasikalnya adalah 86,8 sedangkan pada siklus II

86.8

70

100 9698

80

100 100

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

rata-rata klasikal nilai terendah nilai tertinggi presentasekelulusan

siklus 1

siklus 2

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

meningkat menjadi 98. Nilai terendah pada siklus I adalah 70 dan meningkat menjadi 80

pada siklus II. Sedangkan nilai tertinggi pada siklus I dan II masih dipertahankan dengan

nilai 100

Hasil Observasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar siklus II dapat dilihat

pada tabel 10 berikut:

Tabel 10. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

No Aspek yang diamati Baik

Sekali

Baik Cukup Kurang

1 Keaktifan dalam

pembelajaran

4 - - -

2 Memperhatikan penjelasan

guru

4 - - -

3 Mengerjakan tugas yang

diberikan guru

4 - - -

4 Memahami tugas masing-

masing

4 - - -

5 Berpartisipasi dalam

pembelajaran

4 - - -

6 Apabila mengalami kesulitan

berinisiatif menanyakan

kepada guru atau teman lain

4 - - -

7 Kelancaran pada saat

presentasi

4 - - -

Rata-rata 4 0 0 0

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa bahwa siswa semakin aktif

dalam pembelajaran, memahami tugasnya masing-masing, mampu mengerjakan tugas

yang diberikan guru tepat waktu. Dalam pembelajaran siswa juga mulai berani bertanya

kepada guru apabila mengalami kesulitan, keseluruhan siswa sudah mampu berpartisipasi

mengikuti pembelajaran (tanpa rasa canggung), siswa berani (tidak merasa malu), lancar

pada saat presentasi dengan baik sekali dan mencapai nilai rata-rata 4. Perbandingan nilai

kegiatan siswa antara suklus I dengan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Tabel 11. Perbandingan Rata-Rata nilai Kegiatan Siswa Siklus I

dan Siklus II

No Nilai Siklus I Siklus II

1 Baik sekali 3,43 4

2 Baik 0,43 0

3 Cukup 0 0

4 Kurang 0 0

Tabel 9 diatas dapat digambarkan dengan grafik 4 sebagai berikut:

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Grafik 4

Perbandingan Rata-Rata Nilai Krgiatan Siswa siklus I dan Siklus II

Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran model Make a Match, dengan nilai

rata-rata 3,43 pada siklus I meningkat menjadi 4 pada siklus II untuk kriteria baik sekali.

Sedangkan kriteria baik pada siklus 1 sebesar 0,43 menurun menjadi 0 pada siklus II .

Pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus II juga dilaksanakan oleh observer

dengan mencatat semua kegiatan guru pada lembar observasi yang sudah disediakan. Hasil

observasi kegiatan guru dalam proses belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada

tabel 12 berikut:

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

baik sekali baik cukup kurang

3.43

0.43

0 0

4

0

siklus 1

siklus 2

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Tabel 12. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II

No Kegiatan Baik Cukup Kurang

A. Pendahuluan

1 Apresiasi 3

2. Menyampaikan tujuan yang akan

dicapai

3

3 Menjelaskan materi pelajaran 2

4 Menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran Make a Match

3

B.Kegiatan Inti

5 Membagi siswa dalam

kelompok-kelompok belajar

3

6 Mengawasi jalannya permainan 2

7 Menumbuhkan partisipasi aktif

siswa dalam permainan

3

8 Memberi bantuan kepada siswa

yang mengalami kesulitan

2

9 Memberi pernghargaan terhadap

keberhasilan siswa

3

10 Menumbuhkan keceriaan dan

antusiasme siswa dalam belajar

2

A. Kegiatan Penutup

11.

Menyimpulkan materi pelajaran

yang melibatkan siswa

3

12 Memberikan Tes 3

13 Menutup mata pelajaran 3

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Rata-Rata 2,53 0,30

Pada siklus II guru telah menunjukkan peningkatan di dalam kelas. Guru sudah baik

dalam mengawasi jalannya permainan dan memberikan bantuan kepada siswa yang

mengalami kesulitan dan menvapai nilai rata-rata 2,53.

Pada siklus II ini juga dibagikan angket kepada siswa, yang berfungsi untuk

mengetahui tanggapannyaterhadap pembelajaran sejarah dengan mengunakan model Make

a Match. Hasil angket respon siswa (tanggapan siswa) terhadap pelaksanaan pembelajaran

model Make a Match pada siklus II dijelaskan pada tabel 13 berikut:

Tabel 13. Rata-Rata Nilai Kegiatan Guru siklus I dan II

No Nilai Siklus I Siklus II

1 Baik 2,07 2,53

2 Cukup 1,62 0,30

3 Kurang 0 0

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

Baik Cukup Kurang

Siklus I

Siklus II

Dari tabel 13 di tersebut dapat, maka dapat dibuat dengan grafik 5 di bawah ini:

Grafik 5. Perbandingan Rata-rata nilai guru Siklus I dan Siklus II

Rata-rata nilai kegiatan guru dan aktivitas guru pada siklus I untuk kriteria baik sebesar

2,07 meningkat menjadi 2,53 pada siklus II. Sedangkan untuk kriteria cukup 1,62 pada siklus I dan

menurun menjadi 0.30 pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan guru dalam

menerapkan model pembelajaran Make A Match semakin baik. Hasil angket respon siswa terhadap

model pembelajaran Make A Match dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14.

Hasil Angket Respon Siswa Siklus II

No Pertanyaan Tanggapan

Ya Tidak

1 Apakah guru kalian menjelaskan

langkh-langkah menjelaskan

Make a Match?

100% -

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

2 Apakah pembelajaran Make a

Match menyenangkan?

100% -

3 Apakah dengan pembelajaran

Make a Match membuat kamu

mudah memahami pelajaran?

100% -

4 Apakah dengan pembelajaran

Make a Match mendorong kamu

lebih kreatif?

100% -

5 Apakah kamu mengalami

kesulitan dalam pembelajaran

Make a Match?

- 100%

Rata-Rata 100 0

Hasil angket respon siswa pada siklus II memperlihatkan bahwa adanya

peningkatan yang signifikan. Diperoleh hasil 100% siswa dapat mendorong siswa lebih

kreatif dalam pembelajaran, 100% siswa tidak merasa kesulitan dalam pembelajaran

dengan model Make a Match.

Dari tabel 14. Hasil Angket respon siswa siklus II dalam kgiatan belajar-mengajar

dapat diperoleh data jawaban Ya: 100%, Tidak: 0%

Rata-rata nilai angket respon siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

tabel 15. Berikut ini:

Tabel 15. Rata-Rata Nilai Angket Respon Siswa Siklus I dan Siklus II

No Tanggapan Siklus I Siklus II

1 Ya 80% 100%

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

2 Tidak 20% 0%

Tabel di atas dapat dilihat pada grafik 6 di bawah ini:

Grafik 6. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Make a Match

Rata-rata yang diperoleh dari nilai angket siswa pada siklus I adalah 80%

memberikan tanggapan YA, 20% memberikan tanggapan tidak. Meningkat pada siklus II

yaitu 100 % memberikan tanggapan YA, dan 0% memberikan tanggapan TIDAK. Dengan

demikian penelitian tersebut dapat dikatakan berhasil menarik perhatian siswa agar hasil

belajar meningkat.

E. Pembahasan Hasil Peneiltian

1. Rata-Rata Klasikal dan Ketuntasan Belajar Siswa

Hasil belajar siswa melalui penerapan model Make a Match telah

mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai yang sudah diperoleh: Nilai

Rata-Rata Klasikal dari tiap siklus dapat dilihat dari tabel 16 berikut:

100

00

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Siklus I Siklus II

Ya

Tidak

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Tabel 16. Nilai Klasifikasi, Pra Siklus, siklus 1, dan Siklus 2

No Aspek Nilai

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Rata-Rata Klasikal 68,48 86,8 98,00

2 Nilai Terendah 49 70 80

3 Nilai tertinggi 82 100 100

(Sumber:Data hasil penelitian)

Tabel 16 diatas akan lebih jelas dengan grafik 7 berikut ini:

Grafik 7

Perbandingan Nilai Siswa Klasifikasi Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

Pada grafik 7, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata klasikal pada Pra

siklus yaitu 68,48 menjadi 87,20 pada siklus I Pada siklus II rata-rata klasikal meningkat

menjadi 97,20. Nilai terendah pada Pra siklus sebesar 49, meningkat menjadi 70 pada

siklus I. Pada siklus II meningkat lagi menjadi 80. Begitu juga untuk perolehan nilai

tertinggi, pada Pra siklus sebesar 82, sedangkan pada siklus 1 dan II meningkat secara

signifikan menjadi 100.

86.8

70

10098 100 100

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Rata-rata Klasikal Nilai Terendah Nilai Tertinggi

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

Ketuntasan minimum kelas dari tiap siklus juga mengalami peningkatan.

Prosentase ketuntasan klasikal siswa pada mata pelajaran sejarah dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 17. Presentase Ketuntasan Siswa klasikal Kelas X MIA 2

NO Tahap Perbaikan Presentase

Belum Tuntas Tuntas

1 Pra Siklus 16 % 84%

2 Siklus I 4% 96%

3 Siklus II 100% 100%

Dari tabel berikut dapat dibuat grafik, sebagai berikut lihat grafik 8: beikut ini:

Grafik 8. Presentase Ketuntasan Minimum Klasikal kelas X MIA 2

Dilihat dari tabel berikut presentase ketuntasan minimum Pra siklus, siklus I, dan

Siklus II terjadi peningkatan. Pada pra siklus presentase ketuntasan minimum baru 84%,

kemudian pada siklus I meningkat menjadi 96%, dan dilanjutkan pada siklus II menjadi

84

96 100

16

100 100

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pra siklus Siklus I Siklus II

Tuntas

Belum tuntas

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9662/4/T1_152011010_BAB IV.pdfb. Memberikan layanan pendidikan termasuk pembinaan kepribadian,

100%. Dengan demikian bahwa model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas X MIA 2 SMA kristen Satya Wacana Salatiga

2. Partisipasi Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam (2) siklus pelaksanaan kegiatan

tindakan kelas, menunjukkan bahwa partisipasi atau aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran mengalami kenaikan. Pada siklus I nilai rata-rata partisipasi atau aktivitas

siswa untuk kriteria baik sekali sebesar 3,43, sedangkan siklus 2 menjadi 4.Hal ini

disebabkan anatra lain perhatian siswa dalam menerima materi pembelajaran masih

terfokus pada guru, sehingga siswa belum mampu untuk memahami materi pelajaran

secara individu (mandiri). Sedangkan pada siklus II dengan belajar bersama-sama diskusi

dalam kelompok, siswa dapat lebig memahami dan mengerti materi pembelajaran

3 .Aktivitas Guru

Observasi yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran SMA Kristen Satya

Wacana yang bertindak sebagai observer, menyatakan bahwa aktivitas atau kegiatan guru

selama pembelajaran pada Siklus I maupun Siklus II dinilai baik. Hal ini dipandang sesuai

dengan kenyataan , di mana aktivitas guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang

membimbing para siswa dalam memahami konsep pembelajaran.

4.Kendala yang ditemukan

Pada siklus 1 kendala yang dijumpai seperti siswa yang belum bisa beradaptasi

dengan observer, Selain itu masih ada siswa yang aysik mengobrol dengan temannya.

Sedangkan pada siklus II kendala pada siklus I relatif tidak ditemukann.