BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...
-
Upload
duongtuong -
Category
Documents
-
view
248 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang data kecemasan
berbicara di depan umum, konsep diri, dan kecerdasan emosional tersebut
dianalisis secara deskriptif guna mengetahui skor minimum maupun
maksimum dan untuk mendapatkan nilai kecenderungan sentral (mean), dan
standar deviasi.
Deskripsi data yang diperoleh dari respons subjek penelitian pada
masing-masing variabel sebagaimana dalam Tabel 9.
Tabel 9
Deskripsi Data Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Kecemasan 64 39.00 98.00 4106.00 64.1562 9.76423 95.340
Self_Concept 64 56.00 95.00 4506.00 70.4063 8.22061 67.578
Emotion_Q 64 81.00 121.00 6525.00 10.1952 9.18838 84.426
Valid N
(listwise) 64
Berdasarkan tabel deskriptif statistik di atas dapat diketahui bahwa
kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa KKN Fakultas Dakwah
dan Komunikasi sebanyak 64 responden mempunyai hasil minimum 39,
maksimum 98, jumlah 4106, rata-rata 64,15, standar deviasi 9,76, dan
variansi 95,34. Total konsep diri sebanyak 64 responden mempunyai hasil
2
minimum 56, maksimum 95, jumlah 4506, rata-rata 70,40, standar deviasi
8,22, dan variansi 67,57. Total kecerdasan emosional sebanyak 64 responden
mempunyai hasil minimum 81, maksimum 121, jumlah 6525, rata-rata 10,19,
standar deviasi 9,18, dan variansi 84,42.
B. Deskripsi Kecemasan Berbicara di Depan Umum
Untuk menentukan nilai kuantitatif kecemasan berbicara di depan
umum adalah dengan menjumlahkan skor jawaban skala dari responden sesuai
dengan frekuensi jawaban. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada
lampiran 3. Hasil perhitungan data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi skor kecemasan berbicara di depan umum dan skor rata-
ratanya (mean). Langkah-langkah untuk membuat distribusi frekuensi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Mencari range dengan menggunakan rumus:
R = H – L
Keterangan:
R = Range (Rentang data)
H = Angka tertinggi
L = Angka terendah
Berdasarkan rumus tersebut maka range untuk variabel kecemasan
berbicara di depan umum yaitu:
R = H - L
R = 98-39
= 59
2. Mencari mean dengan menggunakan rumus:
3
X=
= 4106
64
= 64,1
3. Menghitung distribusi frekuensi (distribusi prosentase) kecemasan
berbicara di depan umum dengan cara menentukan interval nilai, dengan
menggunakan rumus:
Interval = range (r)
4 kategori
= 59
4
= 14,75 dibulatkan menjadi 15.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui interval nilai
sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 10.
Tabel 10
Distribusi Frekuensi (Prosentase)
Kecemasan Berbicara di Depan Umum
No Interval F Prosentase Kualifikasi
1. 87-102 1 1,5 % Sangat Tinggi
2. 71-86 15 23,4 % Tinggi
3. 55-70 41 64,06 % Rendah
4. 39-54 7 10,9 % Sangat Rendah
Jumlah N=64 100 %
Berdasarkan data distribusi frekuensi (distribusi prosentase)
kecemasan berbicara di depan umum di atas dapat diketahui bahwa:
4
1. Sebanyak 1 responden (1,5%) kecemasan berbicara di depan umum
mahasiswa KKN Fakultas Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam
kategori sangat tinggi.
2. Sebanyak 15 responden (23,4%) kecemasan berbicara di depan umum
mahasiswa KKN Fakultas Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam
kategori tinggi.
3. Sebanyak 41 responden (64,06%) kecemasan berbicara di depan umum
mahasiswa KKN Fakultas Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam
kategori rendah.
4. Sebanyak 7 responden (10,9%) kecemasan berbicara di depan umum
mahasiswa KKN Fakultas Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam
kategori sangat rendah.
Sementara untuk mengetahui besarnya nilai masing-masing butir
pada tiap variabel dapat dibaca pada tabel 11.1
Tabel 11
Kriteria Skor Kecemasan Berbicara di Depan Umum
Mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi
No. Butir Aspek Total Skor Kriteria
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Butir_ 1
Butir_ 2
Butir_ 3
Butir_ 4
Butir_ 5
Butir_ 6
Butir_ 7
Reaksi Fisik
Reaksi Perilaku
Reaksi Fisik
Reaksi Fisik
Reaksi Perilaku
Reaksi Perilaku
Reaksi Perilaku
175
114
148
157
114
190
110
Sangat Tinggi
Sangat Rendah
Rendah
Tinggi
Sangat Rendah
Sangat Tinggi
Sangat Rendah
1 Skor 173-193 = Sangat Tinggi, Skor 152-172 = Tinggi, Skor 131-151= Rendah, Skor
110-130 = Sangat Rendah. Skor tersebut ditemukan dengan rumus: Skor Tertinggi-Skor
Terendah/4.
5
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22
23.
24.
25.
26.
27.
Butir_ 8
Butir_ 9
Butir_ 10
Butir_ 11
Butir_ 12
Butir_ 13
Butir_ 14
Butir_ 15
Butir_ 16
Butir_ 17
Butir_ 18
Butir_ 19
Butir_ 20
Butir_ 21
Butir_ 22
Butir_ 23
Butir_ 24
Butir_ 25
Butir_ 26
Butir_ 27
Reaksi Fisik
Reaksi Perilaku
Reaksi Fisik
Reaksi Perilaku
Reaksi Fisik
Reaksi Perilaku
Reaksi Fisik
Suasana Hati
Reaksi Pemikiran
Suasana Hati
Reaksi Pemikiran
Suasana Hati
Reaksi Pemikiran
Suasana Hati
Reaksi Pemikiran
Suasana Hati
Reaksi Pemikiran
Suasana Hati
Suasana Hati
Reaksi Pemikiran
136
133
153
141
171
135
152
157
167
162
157
172
156
173
134
154
188
138
162
157
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa butir dengan kriteria
“Sangat Tinggi” berjumlah 14,8% atau 4 butir yaitu nomor 24, 21, 6, dan
1; butir dengan kriteria “Tinggi” berjumlah 48,1% atau 13 butir yaitu
nomor 4, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 26, dan 27; butir dengan
kriteria “Rendah” berjumlah 25,9% atau 7 butir yaitu nomor 25, 22, 13, 11,
9, 8, dan 3; sedangkan butir dengan kriteria “Sangat Rendah” berjumlah
11,1% atau 3 butir yaitu nomor 2, 5, dan 7.
6
Melalui tabel tersebut dapat pula diketahui nilai rata-rata tiap aspek
dan kriterianya, sebagaimana penjelasan berikut ini:
1. Aspek reaksi fisik yaitu butir 1, 3, 8, 10, 4, 12, 14 memiliki nilai rata-
rata 136 dengan kriteria “Rendah”.
2. Aspek reaksi perilaku yaitu butir 2, 7, 9, 5, 6, 11, dan 13 memiliki nilai
rata-rata 134 dengan kriteria “Rendah”.
3. Aspek reaksi pemikiran yaitu butir 16, 22, 24, 18, 20, dan 27 memiliki
nilai rata-rata 160 dengan kreteria “Tinggi”.
4. Aspek suasana hati yaitu butir 15, 17, 23, 19, 21, 25, dan 26 memiliki
nilai rata-rata 160 dengan kriteria “Tinggi”.
C. Deskripsi Konsep Diri
Untuk menentukan nilai kuantitatif konsep diri adalah dengan
menjumlahkan skor jawaban skala dari responden sesuai dengan frekuensi
jawaban. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil
perhitungan data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi skor konsep diri dan skor rata-ratanya (mean). Langkah-langkah
untuk membuat distribusi frekuensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencari Range dengan menggunakan rumus R = H – L.
Berdasarkan rumus tersebut maka range untuk variabel konsep diri
yaitu:
R = 95-56
= 39
2. Mencari mean dengan menggunakan rumus:
X=
= 4506
64
7
= 70,4
3. Menghitung distribusi frekuensi (distribusi prosentase) kecemasan berbicara
di depan umum dengan cara menentukan interval nilai, dengan
menggunakan rumus:
Interval = range (r)
4 kategori
= 39
4
= 9,75 dibulatkan menjadi 10.
Dengan demikian dapat diperoleh interval nilai sebagaimana dapat
dilihat dalam tabel 12.
Tabel 12
Distribusi Frekuensi (Prosentase) Konsep Diri
No Interval F Prosentase Kualifikasi
1. 89-99 2 3,1% Sangat Tinggi
2. 78-88 7 10,9% Tinggi
3. 67-77 35 54,6% Rendah
4. 56-66 20 31,2% Sangat Rendah
Jumlah N=64 100 %
Berdasarkan data distribusi frekuensi (distribusi prosentase) konsep
diri di atas dapat diketahui bahwa:
1. Sebanyak 2 responden (3,1%) konsep diri mahasiswa KKN Fakultas
Dakwah dan Komunikasi dalam kategori sangat tinggi.
8
2. Sebanyak 7 responden (10,9%) konsep diri mahasiswa KKN Fakultas
Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam kategori tinggi.
3. Sebanyak 35 responden (54,6%) konsep diri mahasiswa KKN Fakultas
Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam kategori sedang.
4. Sebanyak 20 responden (31,2%) konsep diri mahasiswa KKN Fakultas
Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam kategori rendah.
Sementara untuk mengetahui besarnya nilai masing-masing butir
pada tiap variabel dapat dibaca pada tabel 13 (ringkasan skala).2
Tabel 13
Kriteria Skor Konsep Diri
Mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi
No. Butir Aspek Total Skor Kriteria
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Butir_ 1
Butir_ 2
Butir_ 3
Butir_ 4
Butir_ 5
Butir_ 6
Butir_ 7
Butir_ 8
Butir_ 9
Butir_ 10
Butir_ 11
Butir_ 12
Butir_ 13
Butir_ 14
Butir_ 15
Butir_ 16
Subjective Self
Objective Self
Subjective Self
Ideal Self
Objective Self
Objective Self
Objective Self
Subjective Self
Subjective Self
Objective Self
Ideal Self
Objective Self
Subjective Self
Objective Self
Subjective Self
Objective Self
159
164
200
210
167
168
190
170
160
194
212
146
170
172
182
183
Sangat Rendah
Rendah
Sangat Tinggi
Sangat Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
2 Skor 200-217 = Sangat Tinggi, Skor 182-199 = Tinggi, Skor 164-181= Rendah, Skor
146-163 = Sangat Rendah.
9
17.
18.
19.
20.
21.
22
23.
24.
25.
Butir_ 17
Butir_ 18
Butir_ 19
Butir_ 20
Butir_ 21
Butir_ 22
Butir_ 23
Butir_ 24
Butir_ 25
Objective Self
Ideal Self
Subjective Self
Ideal Self
Ideal Self
Ideal Self
Objective Self
Ideal Self
Ideal Self
202
196
165
176
173
173
180
180
214
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Sangat Tinggi
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa butir dengan kriteria
“Sangat Tinggi” berjumlah 20% atau 5 butir yaitu nomor 3, 4, 11, 17, dan
25; butir dengan kriteria “Tinggi” berjumlah 20% atau 5 butir yaitu nomor
7, 10, 15, 16, dan 18; butir dengan kriteria “Rendah” berjumlah 48% atau
12 butir yaitu nomor 2, 5, 6, 8, 13, 14, 19, 20, 21, 22, 23, dan 24;
sedangkan butir dengan kriteria “Sangat Rendah” berjumlah 12% atau 3
butir yaitu nomor 1, 9, dan 12.
Melalui tabel tersebut dapat pula diketahui nilai rata-rata tiap aspek
dan kriterianya, sebagaimana penjelasan berikut ini:
1. Aspek Subjective Self yaitu butir 1, 3, 13, 19, 8, 9, dan 15 memiliki nilai
rata-rata 172 dengan kriteria “Rendah”.
2. Aspek Objective Self yaitu butir 2, 5, 10, 17, 12, 6, 7, 14, 16, dan 23
memiliki nilai rata-rata 177 dengan kriteria “Rendah”.
3. Aspek Ideal Self yaitu butir 4, 11, 18, 25, 20, 21, 22, dan 24 memiliki
nilai rata-rata 192 dengan kreteria “Tinggi”.
10
D. Deskripsi Kecerdasan Emosional
Untuk menentukan nilai kuantitatif kecerdasan emosional adalah
dengan menjumlahkan skor jawaban skala dari responden sesuai dengan
frekuensi jawaban. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada lampiran
3. Hasil perhitungan data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi skor kecerdasan emosional dan skor rata-ratanya (mean). Langkah-
langkah untuk membuat distribusi frekuensi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencari Range dengan menggunakan rumus R = H – L.
Berdasarkan rumus tersebut maka range untuk variabel kecerdasan
emosional yaitu:
R = 121-81
= 40
2. Mencari mean dengan menggunakan rumus:
X=
= 6525
64
= 101,95
3. Menghitung distribusi frekuensi (distribusi prosentase) kecerdasan
emosional dengan cara menentukan interval nilai, dengan menggunakan
rumus:
Interval = range (r)
4 kategori
= 40
4
= 10
11
Dengan demikian dapat diperoleh interval nilai sebagaimana dapat
dilihat dalam tabel 14.
Tabel 14
Distribusi Frekuensi (Prosentase)
Kecerdasan Emosional
No Interval F Prosentase Kualifikasi
1. 114-124 8 12,5% Sangat Tinggi
2. 103-113 23 35,9% Tinggi
3. 92-102 26 40,6% Rendah
4. 81-91 7 10,9% Sangat Rendah
Jumlah N=64 100 %
Berdasarkan data distribusi frekuensi (distribusi prosentase)
kecerdasan emosional di atas dapat diketahui bahwa:
1. Sebanyak 8 responden (12,5%) kecerdasan emosional mahasiswa KKN
Fakultas Dakwah dan Komunikasi dalam kategori sangat tinggi.
2. Sebanyak 23 responden (35,9%) kecerdasan emosional mahasiswa
KKN Fakultas Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam kategori
tinggi.
3. Sebanyak 26 responden (40,6%) kecerdasan emosional mahasiswa
KKN Fakultas Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam kategori
rendah.
12
4. Sebanyak 7 responden (10,9%) kecerdasan emosional mahasiswa KKN
Fakultas Dakwah dan Komunikasi termasuk dalam kategori sangat
rendah.
Sementara untuk mengetahui besarnya nilai masing-masing butir
pada tiap variabel dapat dibaca pada tabel 15.3
Tabel 15
Kriteria Skor Kecerdasan Emosional
Mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi
No. Butir Aspek Total Skor Kriteria
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Butir_ 1
Butir_ 2
Butir_ 3
Butir_ 4
Butir_ 5
Butir_ 6
Butir_ 7
Butir_ 8
Butir_ 9
Butir_ 10
Butir_ 11
Butir_ 12
Butir_ 13
Butir_ 14
Butir_ 15
Butir_ 16
Butir_ 17
Butir_ 18
Butir_ 19
Butir_ 20
Kesadaran Diri
Pengekangan Diri
Kesadaran Diri
Pengekangan Diri
Kesadaran Diri
Pengekangan Diri
Kesadaran Diri
Pengekangan Diri
Kesadaran Diri
Kesadaran Diri
Kesadaran Diri
Pengekangan Diri
Pengekangan Diri
Empati
Integritas
Empati
Membina Hubungan
Integritas
Empati
Integritas
191
190
160
158
169
194
210
192
192
168
163
210
175
191
197
215
193
184
200
188
Tinggi
Tinggi
Sangat Rendah
Sangat Rendah
Sangat Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Sangat Rendah
Sangat Rendah
Sangat Tinggi
Sangat Rendah
Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
3 Skor 173-193 = Sangat Tinggi, Skor 152-172 = Tinggi, Skor 131-151= Rendah, Skor
110-130 = Sangat Rendah.
13
21.
22
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Butir_ 21
Butir_ 22
Butir_ 23
Butir_ 24
Butir_ 25
Butir_ 26
Butir_ 27
Butir_28
Butir_29
Butir_30
Butir_31
Butir_32
Butir_33
Butir_34
Membina Hubungan
Empati
Integritas
Membina Hubungan
Integritas
Empati
Integritas
Membina Hubungan
Empati
Empati
Membina Hubungan
Membina Hubungan
Integritas
Membina Hubungan
194
197
220
196
164
206
188
198
198
208
215
212
217
172
Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Tinggi
Sangat Tinggi
Sangat Rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa butir dengan kriteria
“Sangat Tinggi” berjumlah 14,7% atau 5 butir yaitu nomor 12, 16, 23, 31,
dan 33; butir dengan kriteria “Tinggi” berjumlah 35,2% atau 12 butir yaitu
nomor 1, 2, 7, 15, 19, 22, 24, 26, 28, 29, 30, dan 32; butir dengan kriteria
“Rendah” berjumlah 26,4% atau 9 butir yaitu nomor 6, 8, 9, 14, 17, 18, 20,
21, dan 27; sedangkan butir dengan kriteria “Sangat Rendah” berjumlah
23,5% atau 8 butir yaitu nomor 3, 4, 5, 10, 12, 13, 25, dan 34.
Melalui tabel tersebut dapat pula diketahui nilai rata-rata tiap aspek
dan kriterianya, sebagaimana penjelasan berikut ini:
1. Aspek Kesadaran Diri yaitu butir 1, 7, 9, 3, 10, 5, dan 11 memiliki nilai
rata-rata 179 dengan kriteria “Rendah”.
2. Aspek Pengekangan Diri yaitu butir 6, 8, 13, 2, 4, dan 12 memiliki nilai
rata-rata 187 dengan kriteria “Rendah”.
14
3. Aspek Integritas yaitu butir 15, 23, 33, 18, 20, 25, dan 27 memiliki nilai
rata-rata 194 dengan kriteria “Rendah”.
4. Aspek Empati yaitu butir 14, 16, 22, 30, 19, 26, dan 29 memiliki nilai
rata-rata 202 dengan kriteria “Tinggi”.
5. Aspek Membina Hubungan yaitu butir 24, 28, 31, 17, 21, 32, dan 34
memiliki nilai rata-rata 197 dengan kriteria “Tinggi”.
E. Uji Normalitas dan Heteroskedastisitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas dan heteroskedastisitas skor yang diperoleh subjek pada
masing-masing skala sebagaimana dalam lampiran 5.
1. Uji Normalitas
Analisis normalitas berfungsi untuk menguji penyebaran data hasil
penelitian. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik
Kolmogorov-Smirnov Test melalui bantuan progam SPSS 16.0. Hasilnya
sebagaima tabel 16.
Tabel 16
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kecemasan Self_Concept Emotion_Q
N 64 64 64
Normal Parametersa Mean 64.1562 70.4062 101.9531
Std. Deviation 9.76423 8.22061 9.18838
Most Extreme Differences Absolute .116 .085 .127
Positive .097 .085 .127
Negative -.116 -.056 -.048
Kolmogorov-Smirnov Z .931 .683 1.016
Asymp. Sig. (2-tailed) .351 .739 .254
a. Test distribution is Normal.
15
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa uji Kolmogorov-Smirnov
variabel kecemasan berbicara di depan umum menghasilkan nilai
signifikansi sebesar 0,351, variabel konsep diri sebesar 0,739, dan variabel
kecerdasan emosional sebesar 0,254. Melihat nilai signifikansi tersebut
bahwa angka signifikansi yang diperoleh dari uji normalitas semuanya lebih
besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
data penelitian dari ketiga variabel tersebut dinyatakan terdistribusi normal.
Menurut Wijaya (2009: 129) uji normalitas juga bisa diketahui
dengan metode Normal Probability Plot berbentuk grafik. Grafik dikatakan
normal apabila pola menunjukkan penyebaran titik-titik disekitar garis
diagonal, dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil uji normalitas
sebagaimana grafik berikut:
16
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, data
terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas
2. Uji Heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varian variabel tidak sama
dari residual pada model regresi. Jika varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homosdesititas. Uji
heteroskedastisitas dalam penelitian ini mengggunakan metode uji
Sperman’s rho. Uji Sperman’s rho yaitu mengkorelasikan nilai residual
hasil regresi dengan masing-masing variabel independen. Hasil uji
Sperman’s rho sebagaimana pada tabel 17.
Tabel 17
Uji Heteroskedastisitas dengan Sperman’s rho
Correlations
Self_Concept
Emotion_
Q
Unstandardized
Residual
Spearman's rho Self_Concept Correlation
Coefficient 1.000 .430** -.154
Sig. (2-tailed) . .000 .224
N 64 64 64
Emotion_Q Correlation
Coefficient .430** 1.000 -.146
Sig. (2-tailed) .000 . .251
N 64 64 64
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient -.154 -.146 1.000
Sig. (2-tailed) .224 .251 .
N 64 64 64
17
Correlations
Self_Concept
Emotion_
Q
Unstandardized
Residual
Spearman's rho Self_Concept Correlation
Coefficient 1.000 .430** -.154
Sig. (2-tailed) . .000 .224
N 64 64 64
Emotion_Q Correlation
Coefficient .430** 1.000 -.146
Sig. (2-tailed) .000 . .251
N 64 64 64
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient -.154 -.146 1.000
Sig. (2-tailed) .224 .251 .
N 64 64 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil heteroskedastisitas melalui Sperman’s rho diketahui bahwa
nilai signifikansi variabel pada variabel konsep diri sebesar 0,224 dan
variabel kecerdasan emosional sebesar 0,251. Oleh karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam
penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Menurut Wijaya (2009: 124) bahwa uji heteroskedastisitas bisa
diketahui dengan grafik. Analisis heteroskedastisitas berfungsi untuk
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik, di mana sumbu X adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studetized. Hasil analisisnya sebagaimana
grafik berikut:
18
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak di
pakai untuk prediksi kecemasan berbicara di depan umum berdasar
masukan variabel independennya.
F. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah keadaan dua variabel independen pada model
regresi terjadi hubungan linear. Model regresi yang baik adalah tidak adanya
masalah multikolinieritas. Uji ini menggunakan program SPSS 16.0. Hasil uji
multikolinieritas dalam penelitian ini terlihat dalam tabel 18.
19
Tabel 18
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) 148.344 9.140 16.231 .000
Self_Concept -.678 .106 -.571 -6.387 .000 .788 1.270
Emotion_Q -.357 .095 -.336 -3.763 .000 .788 1.270
a. Dependent Variable: Kecemasan
Collinearity Diagnosticsa
Mod
el
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Self_Concept Emotion_Q
1 1 2.989 1.000 .00 .00 .00
2 .007 20.547 .25 .96 .08
3 .004 27.652 .74 .04 .92
a. Dependent Variable: Kecemasan
Berdasarkan nilai VIF diketahui bahwa nilai VIF sebesar 1,270 yang
berarti < 10, dengan demikian dapat dipahami bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antara variabel independen. Nilai eigenvalue sebesar 2,989
berada jauh di atas 0 menunjukkan tidak ada pengeluaran variabel independen.
G. Uji Hipotesis
1. Pengaruh Konsep Diri terhadap Kecemasan Berbicara di Depan
Umum
Untuk mengetahui pengaruh konsep diri terhadap kecemasan
berbicara di depan umum maka dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisis regresi linier sederhana. Setelah dilakukan analisis dengan teknik
20
analisis regresi linier sederhana, penelitian ini menghasilkan temuan-
temuan sebagaimana tabel 19.
Tabel 19
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3165.449 1 3165.449 69.081 .000a
Residual 2840.989 62 45.822
Total 6006.437 63
a. Predictors: (Constant), Konsep_Diri
b. Dependent Variable: Kecemasan
Hasil analisis data mengenai pengaruh konsep diri terhadap
kecemasan berbicara di depan umum menunjukkan koefisien pengaruh F
regresi sebesar 69,08 lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 0,05 =
2,54 dan F tabel 0,01 = 3,30 dengan nilai signifikan (pvalue) 0,00. Oleh
karena nilai signifikansi F regresi > F tabel pada taraf signifikansi 0,05 =
2,54 dan 0,01 = 3,30, dan nilai signifikan (pvalue) lebih kecil dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsep diri terhadap
kecemasan berbicara di depan umum. Berdasar hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa, semakin tinggi konsep diri, maka semakin rendah
tingkat kecemasan berbicara di depan umum, sebaliknya semakin rendah
konsep diri maka semakin tinggi tingkat kecemasan berbicara di depan
umum.
21
Pengaruh variabel konsep diri terhadap variabel kecemasan
berbicara di depan umum juga bisa diketahui dengan persamaan regresi
dan t hitung berikut ini.
X Y XY X² Y²
84 43 3612 7056 1849
66 65 4290 4356 4225
57 98 5586 3249 9604
69 62 4278 4761 3844
61 64 3904 3721 4096
68 61 4148 4624 3721
67 74 4958 4489 5476
58 76 4408 3364 5776
95 39 3705 9025 1521
64 58 3712 4096 3364
77 68 5236 5929 4624
56 77 4312 3136 5929
74 68 5032 5476 4624
76 64 4864 5776 4096
75 72 5400 5625 5184
73 63 4599 5329 3969
74 56 4144 5476 3136
76 65 4940 5776 4225
65 62 4030 4225 3844
61 84 5124 3721 7056
72 66 4752 5184 4356
22
58 78 4524 3364 6084
63 66 4158 3969 4356
72 66 4752 5184 4356
76 60 4560 5776 3600
77 60 4620 5929 3600
61 68 4148 3721 4624
68 73 4964 4624 5329
67 68 4556 4489 4624
70 54 3780 4900 2916
68 60 4080 4624 3600
71 63 4473 5041 3969
56 62 3472 3136 3844
62 71 4402 3844 5041
73 60 4380 5329 3600
70 80 5600 4900 6400
60 67 4020 3600 4489
61 71 4331 3721 5041
63 73 4599 3969 5329
73 61 4453 5329 3721
60 60 3600 3600 3600
70 68 4760 4900 4624
80 57 4560 6400 3249
68 76 5168 4624 5776
66 71 4686 4356 5041
69 73 5037 4761 5329
23
70 60 4200 4900 3600
75 54 4050 5625 2916
77 55 4235 5929 3025
76 62 4712 5776 3844
79 60 4740 6241 3600
75 66 4950 5625 4356
78 55 4290 6084 3025
71 66 4686 5041 4356
79 56 4424 6241 3136
65 64 4160 4225 4096
75 54 4050 5625 2916
60 75 4500 3600 5625
76 61 4636 5776 3721
79 53 4187 6241 2809
95 39 3705 9025 1521
77 55 4235 5929 3025
70 60 4200 4900 3600
79 60 4740 6241 3600
4506 4106 285417 321508 269432
n ∑ XY - ( ∑ X ) ( ∑ Y )4
b =
n ∑ X ² - ( ∑ X ) ²
64(285417) - (4506) (4106)
b =
64(321508) - (20304036)
4 Keterangan: Y = variabel dependen, X = variabel independen, a = harga konstanta, b =
koefisien regresi, e = prosentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan
sampel (Sujarweni dan Endrayanto, 2012: 88).
24
18266688 - 18501636
b =
20576512 - 20304036
b = 0,862
∑ Y - b ( ∑ X )
a =
n
4106 - 0,862 ( 4506 )
a =
64
a = 3,466
Persamaan regresi sederhana sebagai berikut:
Y = 3,466 + 0,862 X + e
Se = √ ∑ Y ² - a ∑ y – b ∑ xy
n – 2
Se = √ 269432 - 3,466 (4106) – 0,862 (285417)
62
Se = 12,16
Sb = se
√∑ x² - ∑ x²
n
Sb = 12,16
√321508 - 321508
64
Sb = 12,16
567,016 - 5023,5625
Sb = 0,0216
25
T hitung = b/sb
= 0,862/0,0216 = 39,907
Pengambilan keputusannya adalah dengan membandingan t hitung
dengan t tabel. T tabel (63;0,025) = 1,998. T hitung 39,907 lebih besar dari
t tabel 1,998 berarti ada pengaruh konsep diri terhadap kecemasan
berbicara di depan umum. Artinya semakin tinggi konsep diri maka
semakin rendah kecemasan berbicara di depan umum. Sebaliknya,
semakin rendah konsep diri maka semakin tinggi kecemasan berbicara di
depan umum.
Adapun besarnya pengaruh konsep diri terhadap kecemasan
berbicara di depan umum dapat dilihat dari nilai R square sebagaimana
tabel 20.
Tabel 20
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .726a .527 .519 6.76922
a. Predictors: (Constant), Konsep_Diri
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai Adjusted R Square sebesar
0,519. Dengan demikian, konsep diri memiliki pengaruh terhadap
kecemasan berbicara di depan umum sebesar 51,9%. Adapun sisanya
48,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian.
26
2. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kecemasan Berbicara di
Depan Umum
Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap
kecemasan berbicara di depan umum maka dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Setelah dilakukan
analisis dengan teknik analisis regresi linier sederhana, penelitian ini
menghasilkan temuan-temuan sebagaimana tabel 21.
Tabel 21
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2158.761 1 2158.761 34.785 .000a
Residual 3847.677 62 62.059
Total 6006.437 63
a. Predictors: (Constant), Emotion_Q
b. Dependent Variable: Kecemasan
Hasil analisis data mengenai pengaruh kecerdasan emosional
terhadap kecemasan berbicara di depan umum menunjukkan koefisien
pengaruh F regresi sebesar 34,785 lebih besar dari F tabel pada taraf
signifikansi 0,05 = 2,54 dan F tabel 0,01 = 3,30 dengan nilai signifikan
(pvalue) 0,00. Oleh karena nilai signifikansi F regresi > F tabel pada taraf
signifikansi 0,05 = 2,54 dan 0,01 = 3,30, dan nilai signifikan (pvalue) lebih
kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kecerdasan
emosional terhadap kecemasan berbicara di depan umum. Berdasarkan
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi kecerdasan
27
emosional, maka semakin rendah tingkat kecemasan berbicara di depan
umum, sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin
tinggi tingkat kecemasan berbicara di depan umum.
Pengaruh variabel kecerdasan emosional terhadap variabel
kecemasan berbicara di depan umum juga bisa diketahui dengan
persamaan regresi dan t hitung berikut ini.
X Y XY X² Y²
106 43 4558 11236 1849
96 65 6240 9216 4225
92 98 9016 8464 9604
118 62 7316 13924 3844
119 64 7616 14161 4096
114 61 6954 12996 3721
90 74 6660 8100 5476
81 76 6156 6561 5776
121 39 4719 14641 1521
113 58 6554 12769 3364
104 68 7072 10816 4624
85 77 6545 7225 5929
107 68 7276 11449 4624
105 64 6720 11025 4096
95 72 6840 9025 5184
109 63 6867 11881 3969
94 56 5264 8836 3136
102 65 6630 10404 4225
94 62 5828 8836 3844
103 84 8652 10609 7056
98 66 6468 9604 4356
89 78 6942 7921 6084
89 66 5874 7921 4356
107 66 7062 11449 4356
97 60 5820 9409 3600
111 60 6660 12321 3600
96 68 6528 9216 4624
28
99 73 7227 9801 5329
97 68 6596 9409 4624
99 54 5346 9801 2916
100 60 6000 10000 3600
94 63 5922 8836 3969
112 62 6944 12544 3844
109 71 7739 11881 5041
115 60 6900 13225 3600
90 80 7200 8100 6400
97 67 6499 9409 4489
101 71 7171 10201 5041
93 73 6789 8649 5329
115 61 7015 13225 3721
110 60 6600 12100 3600
97 68 6596 9409 4624
112 57 6384 12544 3249
92 76 6992 8464 5776
91 71 6461 8281 5041
95 73 6935 9025 5329
95 60 5700 9025 3600
119 54 6426 14161 2916
104 55 5720 10816 3025
105 62 6510 11025 3844
108 60 6480 11664 3600
97 66 6402 9409 4356
107 55 5885 11449 3025
106 66 6996 11236 4356
97 56 5432 9409 3136
97 64 6208 9409 4096
103 54 5562 10609 2916
95 75 7125 9025 5625
95 61 5795 9025 3721
106 53 5618 11236 2809
121 39 4719 14641 1521
104 55 5720 10816 3025
108 60 6480 11664 3600
105 60 6300 11025 3600
6525 4106 415231 670563 269432
29
n ∑ XY - ( ∑ X ) ( ∑ Y )
b =
n ∑ X ² - ( ∑ X ) ²
64(415231) - (6525) (4106)
b =
64(670563) - (42575625)
26574784 - 26791650
b =
340407
b = 0,637
∑ Y - b ( ∑ X )
a =
n
4106 - 0,637 ( 6525 )
a =
64
a = 0,787
Persamaan regresi sederhana sebagai berikut:
Y = 0,787 + 0,637 X + e
Se = √ ∑ Y ² - a ∑ y – b ∑ xy
n – 2
Se = √ 269432 - 0,787 (4106) – 0,637 (415231)
62
Se = 21,01
Sb = se
√∑ x² - ∑ x²
n
30
Sb = 21,01
√670563 - 670563
64
Sb = 21,01
818,879 - 10477,546
Sb = 0,0021
T hitung = b/sb
= 0,637/0,0021 = 303,33
Pengambilan keputusannya adalah dengan membandingan t hitung
dengan t tabel. T tabel (63;0,025) = 1,998. T hitung 303,33 lebih besar dari
t tabel 1,998 berarti ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap
kecemasan berbicara di depan umum. Artinya semakin tinggi kecerdasan
emosional maka semakin rendah kecemasan berbicara di depan umum.
Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi
kecemasan berbicara di depan umum.
Adapun besarnya pengaruh kecerdasan emosional terhadap
kecemasan berbicara di depan umum dapat dilihat dari nilai R Square
sebagaimana tabel 22.
Tabel 22
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .600a .359 .349 7.87777
a. Predictors: (Constant), Emotion_Q
31
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai Adjusted R Square sebesar
0,349. Dengan demikian, kecerdasan emosional memiliki pengaruh
terhadap kecemasan berbicara di depan umum sebesar 34,9%. Adapun
sisanya 65,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian.
3. Pengaruh Konsep Diri dan Kecerdasan Emosional terhadap
Kecemasan Berbicara di Depan Umum
Untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan kecerdasan emosional
terhadap kecemasan berbicara di depan umum maka dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Setelah dilakukan
analisis dengan teknik analisis regresi linier berganda, penelitian ini
menghasilkan temuan-temuan sebagaimana tabel 23.
Tabel 23
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3700.695 2 1850.347 48.952 .000a
Residual 2305.743 61 37.799
Total 6006.437 63
a. Predictors: (Constant), Emotion_Q, Self_Concept
b. Dependent Variable: Kecemasan
Hasil analisis data mengenai pengaruh konsep diri dan kecerdasan
emosional terhadap kecemasan berbicara di depan umum menunjukkan
koefisien pengaruh F regresi sebesar 48,952 lebih besar dari F tabel pada
taraf signifikansi 0,05 = 2,54 dan F tabel 0,01 = 3,30 dengan nilai
signifikan (pvalue) 0,00. Oleh karena nilai signifikansi F regresi > F tabel
32
pada taraf signifikansi 0,05 = 2,54 dan 0,01 = 3,30, dan nilai signifikan
(pvalue) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
konsep diri dan kecerdasan emosional secara simultan terhadap kecemasan
berbicara di depan umum. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa, semakin tinggi konsep diri dan kecerdasan emosional,
maka semakin rendah tingkat kecemasan berbicara di depan umum,
sebaliknya semakin rendah konsep diri dan kecerdasan emosional maka
semakin tinggi tingkat kecemasan berbicara di depan umum.
Pengaruh variabel konsep diri dan kecerdasan emosional terhadap
variabel kecemasan berbicara di depan umum juga bisa diketahui dengan
persamaan regresi dan t hitung berikut ini.
No X1 X2 Y X1² X2² Y² X1X2 X1Y X2Y
1 84 106 43 7056 11236 1849 8904 3612 4558
2 66 96 65 4356 9216 4225 6336 4290 6240
3 57 92 98 3249 8464 9604 5244 5586 9016
4 69 118 62 4761 13924 3844 8142 4278 7316
5 61 119 64 3721 14161 4096 7259 3904 7616
6 68 114 61 4624 12996 3721 7752 4148 6954
7 67 90 74 4489 8100 5476 6030 4958 6660
8 58 81 76 3364 6561 5776 4698 4408 6156
9 95 121 39 9025 14641 1521 11495 3705 4719
10 64 113 58 4096 12769 3364 7232 3712 6554
11 77 104 68 5929 10816 4624 8008 5236 7072
12 56 85 77 3136 7225 5929 4760 4312 6545
13 74 107 68 5476 11449 4624 7918 5032 7276
14 76 105 64 5776 11025 4096 7980 4864 6720
15 75 95 72 5625 9025 5184 7125 5400 6840
16 73 109 63 5329 11881 3969 7957 4599 6867
17 74 94 56 5476 8836 3136 6956 4144 5264
18 76 102 65 5776 10404 4225 7752 4940 6630
19 65 94 62 4225 8836 3844 6110 4030 5828
33
20 61 103 84 3721 10609 7056 6283 5124 8652
21 72 98 66 5184 9604 4356 7056 4752 6468
22 58 89 78 3364 7921 6084 5162 4524 6942
23 63 89 66 3969 7921 4356 5607 4158 5874
24 72 107 66 5184 11449 4356 7704 4752 7062
25 76 97 60 5776 9409 3600 7372 4560 5820
26 77 111 60 5929 12321 3600 8547 4620 6660
27 61 96 68 3721 9216 4624 5856 4148 6528
28 68 99 73 4624 9801 5329 6732 4964 7227
29 67 97 68 4489 9409 4624 6499 4556 6596
30 70 99 54 4900 9801 2916 6930 3780 5346
31 68 100 60 4624 10000 3600 6800 4080 6000
32 71 94 63 5041 8836 3969 6674 4473 5922
33 56 112 62 3136 12544 3844 6272 3472 6944
34 62 109 71 3844 11881 5041 6758 4402 7739
35 73 115 60 5329 13225 3600 8395 4380 6900
36 70 90 80 4900 8100 6400 6300 5600 7200
37 60 97 67 3600 9409 4489 5820 4020 6499
38 61 101 71 3721 10201 5041 6161 4331 7171
39 63 93 73 3969 8649 5329 5859 4599 6789
40 73 115 61 5329 13225 3721 8395 4453 7015
41 60 110 60 3600 12100 3600 6600 3600 6600
42 70 97 68 4900 9409 4624 6790 4760 6596
43 80 112 57 6400 12544 3249 8960 4560 6384
44 68 92 76 4624 8464 5776 6256 5168 6992
45 66 91 71 4356 8281 5041 6006 4686 6461
46 69 95 73 4761 9025 5329 6555 5037 6935
47 70 95 60 4900 9025 3600 6650 4200 5700
48 75 119 54 5625 14161 2916 8925 4050 6426
49 77 104 55 5929 10816 3025 8008 4235 5720
50 76 105 62 5776 11025 3844 7980 4712 6510
51 79 108 60 6241 11664 3600 8532 4740 6480
52 75 97 66 5625 9409 4356 7275 4950 6402
53 78 107 55 6084 11449 3025 8346 4290 5885
54 71 106 66 5041 11236 4356 7526 4686 6996
55 79 97 56 6241 9409 3136 7663 4424 5432
56 65 97 64 4225 9409 4096 6305 4160 6208
57 75 103 54 5625 10609 2916 7725 4050 5562
34
58 60 95 75 3600 9025 5625 5700 4500 7125
59 76 95 61 5776 9025 3721 7220 4636 5795
60 79 106 53 6241 11236 2809 8374 4187 5618
61 95 121 39 9025 14641 1521 11495 3705 4719
62 77 104 55 5929 10816 3025 8008 4235 5720
63 70 108 60 4900 11664 3600 7560 4200 6480
64 79 105 60 6241 11025 3600 8295 4740 6300
4506 6525 4106 321508 670563 269432 461594 285417 415231
(∑ X1Y) (∑ X2²) - (X2Y) (∑X1 X2)
b1 =
(∑ X1²) (∑ X2²) - (∑ X1X2) ²
(285417) (670563) - (415231) (461594)
b1 =
(321508) (670563) - (213069020836)
278058443
b1 =
2522348168
b1 = 0,11
(∑ X2Y) (∑ X1²) - (X1Y) (∑X1 X2)
b2 =
(∑ X1²) (∑ X2²) - (∑ X1X2) ²
(415231) (321508) - (285417) (461594)
b2 =
(321508) (670563) - (213069020836)
1753313650
b2 =
2522348168
b2 = 0,69
Persamaan regresi linier berganda adalah berikut ini:
a = y-b1x1-b2x2
a = 4106 - 0,11(4506) – 0,69 (6525)
35
= 4106 – 4006,59 = 99,41
Dengan demikian, persamaan regresi adalah Y = 99,41 + 0,11 X1 -
0,69 X2. Sementara itu, Untuk menguji pengaruh konsep diri dan
kecerdasan emosional secara simultan maka dicari F hitung dengan
langkah-langkah berikut ini.
(b1.∑ X1Y + b2 ∑ X2 y)
F hitung =
(se) ²
(0,11.285417 + 0,69. 415231)
F hitung =
(se) ²
Se = √ ∑ Y ² - b1∑ X1 y + b2. ∑ X2 y
N (sampel) – k (jumlah variabel)
Se = √ 269432 – 0,11(285417) + 0,69 (415231)
64 – 3 (jumlah variabel)
Se = 220,166
61
Se = 3,609
(0,11.285417 + 0,69. 415231)
F hitung =
(3,609) ²
317905,26
F hitung =
13,02
F hitung = 24,41
Pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan antara
F hitung dan F tabel. F hitung yakni 24,41 > F tabel 5% yaitu 3,418.
36
Dengan demikian konsep diri dan kecerdasan emosional secara simultan
berpengaruh terhadap kecemasan berbicara di depan umum.
Adapun besarnya pengaruh konsep diri dan kecerdasan emosional
terhadap kecemasan berbicara di depan umum dapat dilihat dari nilai
Adjusted R Square sebagaimana tabel 24.
Tabel 24
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .785a .616 .604 6.14809
a. Predictors: (Constant), Emotion_Q, Self_Concept
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai Adjusted R Square sebesar
0,604. Dengan demikian, konsep diri dan kecerdasan emosional memiliki
pengaruh terhadap kecemasan berbicara di depan umum sebesar 60,4%.
Adapun sisanya 39,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
penelitian.
H. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kecemasan Berbicara di Depan Umum Mahasiswa KKN ke-64
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang
Berdasarkan analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa dari 64
sampel mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi 1
responden atau 1,5% dikategorikan dalam kriteria “Sangat Tinggi”,
sedangkan 15 responden atau 23,4% termasuk kriteria “Tinggi”, 41
37
responden atau 64,06% dikategorikan dalam kriteria “Rendah”, dan 7
responden atau 10,9% dikategorikan dalam kriteria “Sangat Rendah”.
Sejalan dengan hasil tersebut, nilai rata-rata lima aspek kecemasan
berbicara di depan umum yaitu reaksi fisik memiliki rata-rata 136 dengan
kriteria “Rendah”, reaksi perilaku memiliki rata-rata 134 dengan kriteria
“Rendah”, reaksi pemikiran memiliki nilai rata-rata 160 dengan kriteria
“Tinggi”, dan suasana hati memiliki nilai rata-rata 160 dengan kriteria
“Tinggi”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa KKN ke-64
Fakultas Dakwah dan Komunikasi masih memiliki kecemasan berbicara di
depan umum yang rendah pada aspek reaksi fisik dan reaksi perilaku.
Teori Behaviorisme memandang bahwa reaksi fisik dan perilaku manusia
dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungan luar (Baharuddin, 2007: 289).
Lebih lanjut, Baharuddin (2007: 357) menyatakan bahwa Psikologi Islam
memandang bahwa reaksi fisik dan perilaku tersebut sebagian disebabkan
sifat dasar manusia dan sebagian disebabkan oleh lingkungan sosial.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa mahasiswa KKN
ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang
memiliki kecemasan berbicara di depan umum pada aspek reaksi fisik dan
reaksi perilaku yang rendah. Artinya, mereka memiliki kemampuan untuk
menstabilkan kecemasan pada kondisi fisik seperti tidak gemetaran, tidak
bercucuran keringat, tidak pusing, nafasnya tidak sesak, dan tidak
menghindar ketika disuruh berbicara di depan orang banyak. Dengan
demikian, Praktek Pengalamn Lapangan (PPL) Mayor dan aktivitas
38
perkuliahan memberikan pengaruh positif dalam kemampuan berbicara
mahasiswa menghadapi masyarakat.
Namun demikian, kecemasan berbicara di depan umum mahasiswa
KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, khususnya aspek reaksi
pemikiran dan suasana hati harus mendapat perhatian. Menurut Ramaiah
(2003: 21) reaksi pemikiran dan suasana hati yang tidak stabil akan
mengakibatkan gugup dan panik. Studi Siska, Sudardjo, dan
Purnamaningsih (2003: 68) menemukan bahwa salah satu cara mengurangi
kecemasan khususnya rasa panik adalah dengan mengatur kondisi psikis
seseorang termasuk di antaranya adalah konsep diri.
Berangkat dari uraian di atas dapat dipahami bahwa seseorang
dengan konsep diri yang tinggi akan memiliki kemampuan berbicara di
depan umum yang baik, tidak gugup, dan tidak panik. Kemampuan
berbicara tersebut mampu mengantarkan seseoran berceramah, berdiskusi,
dan menyampaikan idenya dengan baik dan tepat sasaran.
2. Konsep Diri Mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Walisongo Semarang
Berdasarkan analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa bahwa
dari 64 sampel mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2 responden atau 3,1% memiliki kriteria “Sangat Tinggi”, 7 responden atau
10,9% termasuk kriteria “Tinggi”, 35 responden atau 54,6% termasuk
kriteria “Rendah”, dan 20 responden atau 31,2% termasuk kriteria “Sangat
Rendah”. Sementara itu, hasil nilai rata-rata tiga aspek konsep diri yaitu
Subjective Self dan Objective Self dalam kriteria “Rendah” yaitu dengan
39
nilai rata-rata 172 dan 177. Sementara itu, aspek Ideal Self dalam kriteria
“Tinggi” dengan nilai rata-rata 192.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Semarang memiliki ideal self yang tinggi, artinya memiliki konsep berpikir
yang tinggi tentang dirinya yang mengarah pada cita-cita, keinginan, dan
harapan di masa depan yang lebih baik. Menurut Surna dan Panderiot
(2014: 151) ideal self akan membentuk seseorang memiliki konsep berpikir
positif (positive thinking). Pada akhirnya, berpikir positif ini akan menjadi
sebuah dorongan atau sugesti yang mengantarkan seseorang yakin dan
optimis akan dirinya.
Hal senada diungkapkan Rahmat (1986: 125) bahwa berpikir positif
menjadikan seseorang mudah bergaul dan beradaptasi dengan orang yang
baru kenal, lebih tua, lebih pandai, atau lebih kaya. Selain itu, berpikir
positif menjadikan seseorang berani menampakkan dirinya secara apa
adanya tanpa memperlihatkan kelebihan atau menutupi kekurangan.
Dengan demikian, seorang da’i juga harus memiliki ideal self yang tinggi
yang mengantarkan pada positive thinking yang berpengaruh signifikan
dalam mengajak dan menyerukan kebaikan pada mad’u yang memiliki
setting sosial yang berbeda-beda.
Di samping aspek ideal self, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Walisongo harus meningkatkan konsep dirinya pada aspek subjective self
dan objective self. Hal ini didasarkan pada pendapat Baron dan Byrne
40
(2006: 164) bahwa pandangan, pikiran, dan perasaan mengenai diri sendiri
dan pandangan orang lain tentang diri individu akan memengaruhi
kehidupan sosial seseorang dalam bersikap dan perilaku. Konsep diri
seseorang yang tinggi akan selalu memandang diri sebagai manusia yang
baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam aktivitas
apapun termasuk berdakwah seorang da’i atau mahasiswa tidak bisa lepas
dari konsep dirinya. Konsep diri akan mempertahankan keselarasan batin
(berpikir positif), beradaptasi dengan baik, dan bisa menyesuaikan diri
dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan.
3. Kecerdasan Emosional Mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Walisongo Semarang
Berdasarkan analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa dari 64
mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebanyak 8
responden atau 12,5% dikategorikan dalam kriteria “Sangat Tinggi”, 23
responden atau 35,9% termasuk dalam kriteria “Tinggi”, 26 responden
atau 40,6% dikategorikan dalam kriteria “Rendah”, dan 7 responden atau
10,9% termasuk dalam kriteria “Sangat Rendah”. Sementara itu, nilai rata-
rata lima aspek kecerdasan emosional yaitu kesadaran diri memiliki nilai
rat-rata 179 dengan kriteria “Rendah”, aspek pengekangan diri memiliki
nilai rata-rata 187 dengan kriteria “Rendah”, aspek integritas memiliki
nilai rata-rata 194 dengan kriteria “Rendah”, aspek empati memiliki nilai
41
rata-rata 202 dengan kriteria “Tinggi”, dan aspek membina hubunan
memiliki nilai rata-rata 197 dengan kriteria “Tinggi”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa KKN ke-64
Fakultas Dakwah dan Komunikasi memiliki kemampuan empati dan
membina hubungan dengan orang lain yang baik dan sesuai harapan
masyarakat. Studi Kholisin (2013: 86) menemukan bahwa sifat empati dan
membina hubungan berpengaruh terhadap ketenangan, rasa aman, dan
kenyamanan orang lain. Dalam konteks dakwah, maka mad’u yang
beragam karakter dan latar belakangnya, selain membutuhkan motivasi,
mereka juga membutuhkan suatu bantuan yang dapat meringankan beban
psikologis dan non-psikologis mereka. Karena itu empati dan membina
hubungan yang baik dari da’i merupakan hal yang urgen dalam
keberhasilan dakwah Islam.
Adapun aspek kesadaran diri, pengekangan diri, dan integritas
mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Semarang masih perlu ditingkatkan. Menurut Baharuddin (2007: 260)
kesadaran diri, pengekangan diri, dan integritas merupakan potensi
kognitif ruhaniah manusia yang harus ditingkatkan terus kualitasnya.
Aspek tersebut bersumber dari dimensi al-fitrah yang menghasilkan
kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri dan memahami suara hati
nurani dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa kecerdasan
emosional memiliki pengaruh positif bagi terwujudnya kebrhasilan
seseorang khususnya dalam ber-tabligh atau ceramah mengajak dan
42
menyeru kebaikan umat atau masyarakat. Kecerdasan emosional yang
tinggi mampu mewujudkan harapan dan cita-cita masyarakat, bangsa, dan
negara pada mahasiswa sebagai agen of change atau agen perubahan umat
yang lebih baik.
4. Pengaruh Konsep Diri terhadap Kecemasan Berbicara di Depan
Umum
Hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa ada
pengaruh konsep diri terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada
mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Besarnya
pengaruh ditunjukkan dengan nilai F regresi sebesar 69,08 lebih besar dari
F tabel pada taraf signifikansi 0,05 = 2,54 dan 0,01 = 3,30, dan nilai
signifikan (pvalue) 0,000 yang nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05,
dan dengan nilai Adjusted R square sebesar 0,519 yang menunjukkan
pengaruhnya sebesar 51,9%. Adapun sisanya 48,1% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dipahami bahwa hipotesis
penelitian diterima. Artinya, semakin tinggi konsep diri maka semakin
rendah tingkat kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa KKN
ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Sebaliknya, semakin rendah
konsep diri maka semakin tinggi tingkat kecemasan berbicara di depan
umum pada mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan para
ahli dan peneliti sebelumnya. Lyon (1993: 202) menyatakan bahwa konsep
diri akan berpengaruh terhadap perilaku dan keberhasilan prestasi
43
seseorang. Hal senada diungkapkan Surna dan Pandeirot (2014: 143)
bahwa konsep diri seseorang berdampak pada perilaku dan kepribadiannya.
Jika konsep diri seseorang positif maka dia akan memiliki perilaku dan
kepribadian yang positif. Sebaliknya, jika konsep diri seseorang negatif
maka dia akan memiliki perilaku dan kepribadian yang negatif.
Studi Suwandi (2004: 70) menemukan bahwa konsep diri
memiliki pengaruh sebesar 42,5% dalam mengurangi kecemasan berbicara
di depan umum. Studi tersebut senada dengan Studi Hidayanti (2007: 65)
yang menemukan bahwa konsep diri seseorang memiliki pengaruh sebesar
23,2% terhadap kemampuan komunikasi interpersonal. Artinya, konsep
diri memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas komunikasi
seseorang dengan orang lain. Hal senada diungkapkan Baron dan Byrne
(2006: 164) bahwa konsep diri memengaruhi kehidupan sosial seseorang,
menentukan perilaku seseorang guna mempertahankan keselarasan batin,
mengatasi konflik yang ada pada dirinya, dan untuk menafsirkan
pengalaman yang didapat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri
memiliki pengaruh positif dalam aspek kehidupan manusia. Dengan
demikian, konsep diri seseorang harus selalu diperbaiki. Adler dan
Rodman (1991: 45) manyatakan bahwa konsep diri manusia dinamis dan
bisa berubah dengan pendidikan dan pengalamannya. Aspek-aspek yang
bisa menjadikan konsep diri seseorang berubah dan berkembang baik
adalah: Pertama, harapan yang realistis. Kedua, persepsi diri yang realistis.
Ketiga, keinginan untuk berubah dan lebih baik. Keempat, memiliki
44
kecakapan untuk berubah dan lebih baik. Sebaliknya, harapan dan persepsi
diri yang tidak realistis, keinginan dan kecakapan untuk tidak berubah
akan menyulitkan proses perubahan konsep diri seseorang.
5. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kecemasan Berbicara di
Depan Umum
Hasil uji regresi linier sederhana menunjukkan bahwa ada
pengaruh kecerdasan emosional terhadap kecemasan berbicara di depan
umum pada mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan nilai F regresi sebesar 34,785
lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 0,05 = 2,54 dan 0,01 = 3,30,
dan nilai signifikan (pvalue) 0,000 yang nilai signifikansinya lebih kecil
dari 0,05, dan dengan nilai Adjusted R square sebesar 0,349 yang
menunjukkan pengaruhnya sebesar 34,9%. Adapun sisanya 65,1%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dipahami bahwa hipotesis
penelitian diterima. Artinya, semakin tinggi kecerdasan emosional maka
semakin rendah tingkat kecemasan berbicara di depan umum pada
mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Sebaliknya,
semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi tingkat
kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa KKN ke-64
Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan para
ahli dan peneliti sebelumnya. Menurut Goleman (2003: 11) kecerdasan
emosional berkaitan dengan kecemasan dan pengendalian diri seseorang.
45
Orang yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi maka ia
memiliki sikap yang tenang dalam menghadapi sesuatu, tidak cemas, tidak
khawatir, tidak mudah takut, dan tidak cepat bertindak melakukan sesuatu.
Hal senada diungkapkan Bar-On dalam Schutte, dkk. (1998: 168) bahwa
kecerdasan emosional menjadikan seseorang memiliki kesadaran diri,
ketegasan dalam mengambil keputusan, aktualisasi diri, kemandirian, dan
optimis dalam melaksanakan segala sesuatu.
Studi Munna (2005: 10) menemukan bahwa kecerdasan emosional
memiliki pengaruh terhadap kecemasan seseorang. Seseorang yang
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi maka memiliki kesabaran dan
lapang dada dalam menghadapi persoalan hidup. Sebaliknya, seseorang
yang memiliki kecerdasan emosional rendah maka dia mudah larut dalam
kecemasan dan kesedihan apabila mengalami kegagalan. Studi tersebut
senada dengan Studi Asrori (2009: 98) yang menemukan bahwa
kecerdasan emosional memiliki pengaruh sebesar 69,2% terhadap
penyesuaian sosial. Artinya, kecerdasan emosional yang tinggi akan
menjadikan seseorang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
yang tinggi. Sebaliknya, kecerdasan emosional yang rendah akan
menjadikan seseorang memiliki penyesuaian diri yang rendah dan pada
akhirnya akan mengalami kecemasan dalam interaksi sosial.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa kecerdasan
emosional memiliki peran penting dalam hubungan sosial seseorang dan
mengurangi kecemasan. Dengan demikian, kecerdasan emosional harus
selalu ditingkatkan level kebaikannya. Agustian (2008: 39) menyatakan
46
bahwa kecerdasan emosional merupakan hal yang penting dalam
kehidupan.5 Untuk meningkatkan level kebaikan kecerdasan emosional
adalah dengan kebebasan hati, anggukan universal, mengenali suara hati,
dan kesadaran diri.
6. Pengaruh Konsep Diri dan Kecerdasan Emosional terhadap
Kecemasan Berbicara di Depan Umum
Hasil uji regresi ganda menunjukkan bahwa ada pengaruh konsep
diri dan kecerdasan emosional secara simultan terhadap kecemasan
berbicara di depan umum pada mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah
dan Komunikasi. Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan nilai F regresi
sebesar 48,952 lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 0,05 = 2,54
dan 0,01 = 3,30, dan nilai signifikan (pvalue) 0,000 yang nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05, dan dengan nilai Adjusted R square
sebesar 0,604 yang menunjukkan pengaruhnya sebesar 60,4%. Adapun
sisanya 39,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dipahami bahwa hipotesis
penelitian diterima. Artinya, semakin tinggi konsep diri dan kecerdasan
emosional maka semakin rendah tingkat kecemasan berbicara di depan
umum pada mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Sebaliknya, semakin rendah konsep diri dan kecerdasan emosional maka
semakin tinggi tingkat kecemasan berbicara di depan umum pada
mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
5 Agustian (2008: 39) mengatakan bahwa: “Setiap diri telah dikaruniai oleh Tuhan sebuah jiwa dan
kecerdasan emosional, yang dengan jiwa itu, ia bebas menentukan pilihan reaksi. Bereaksi positif
atau negatif, bereaksi melanjutkan atau berhenti, bereaksi sabar atau marah, bereaksi proaktif atau
reaktif, dan bereaksi baik atau buruk.”
47
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan para ahli
dan peneliti sebelumnya. Asserdof dalam Ririn, Asmidir, dan Marjohan
(2013: 277) menyatakan bahwa orang yang memiliki kecemasan berbicara
di depan umum memiliki skor yang rendah dalam keterampilan
interpersonal dan interaksi sosial. Keterampilan interpersonal dan
keterampilan interpersonal tersebut merupakan bagian dari konsep diri dan
kecerdasan emosional. Studi Hidayanti (2007: 90) menemukan bahwa
konsep diri dan kecerdasan emosional memiliki pengaruh sebesar 50,8%
terhadap efektivitas komunikasi interpersonal. Artinya, semakin tinggi
konsep diri dan kecerdasan emosional seseorang maka semakin efektif
komunikasi interpersonalnya. Sebaliknya, semakin rendah konsep diri dan
kecerdasan emosional seseorang maka semakin rendah efektivitas
komunikasi interpersonalnya.
Menurut Salovey dan Mayer (1990: 188) konsep diri dan
kecerdasan emosional memengaruhi kehidupan sosial seseorang. Konsep
diri dan kecerdasan emosional menjadikan seseorang memiliki flexible
planning (rencana yang fleksibel atau banyak alternatif), creative thinking
(berpikir kreatif), redirected attention (perhatian yang terarah), dan
memiliki motivasi yang tinggi. Keempat hal tersebut bisa menjadikan
seseorang memiliki pengaturan diri dan emosi (regulation of self and
emotion) sehingga terhindar dari kecemasan berbicara di depan umum.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa konsep diri dan
kecerdasan emosional merupakan hal yang penting untuk mewujudkan
keberhasilan komunikasi, interaksi sosial, dan mengurangi kecemasan
48
berbicara di depan umum. Usaha untuk meningkatkan konsep diri dan
kecerdasan emosional merupakan sebuah keniscayaan, karena konsep diri
dan kecerdasan emosional bersifat dinamis. Pendidikan, pengalaman, dan
lingkungan tempat berinteraksi memberi banyak kontribusi bagi
terwujudnya peningkatan konsep diri dan kecerdasan emosional.
7. Keterbatasan Penelitian
Hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini, penulis sadari tidak
lepas dari beberapa keterbatasan. Namun, hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan awal bagi penelitian selanjutnya agar lebih baik. Beberapa
keterbatasan penelitian yang dimaksud adalah:
a. Penelitian ini hanya mengambil fokus mahasiswa KKN ke-64 Fakultas
Dakwah dan Komunikasi di Kabupaten Temanggung karena
keterbatasan kemampuan, waktu, dan tenaga.
b. Hasil penelitian yang menyatakan “adanya pengaruh konsep diri dan
kecerdasan emosional terhadap kecemasan berbicara di depan umum
pada mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Walisongo Semarang” tidak bisa mewakili pada subjek penelitian yang
lain. Sebab bisa jadi hal ini bersifat kasuistik dan terbatas pada
mahasiswa KKN ke-64 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Walisongo Semarang.
c. Penelitian ini hanya mengambil konsep diri dan kecerdasan emosional
sebagai dua faktor yang memengaruhi kecemasan berbicara di depan
umum. Masih banyak faktor lainnya yang dapat memengaruhi
kecemasan berbicara di depan umum yang mungkin lebih memberikan
49
pengaruh signifikan jika dilakukan penelitian. Dengan demikian hal
tersebut bisa dikembangkan oleh peneliti selanjutnya.