eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/67556/6/Atha_Radhityatmaja_E_21020114140104_BAB_V.pdf ·...

39
55 BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1 Tabel Pelaku, Kegiatan, Kapasitas dan Kebutuhan Ruang Berdasarkan pengamatan di lokasi dan hasil studi banding, terdapat bermacam macam kegiatan yang berlangsung di dalam hotel & resto. Menurut pelakunya, dibedakan menjadi beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut: 5.1.1.1 Tabel Pelaku, Kegiatan, dan Kebutuhan Ruang Hotel PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG KAPASITAS SIFAT Pengunjung Memarkirkan kendaraan (mobil & motor) Area parkir mobil Area parkir motor 50 mobil 50 motor Publik Menunggu / menerima tamu Lobby - Publik Memesan kamar hotel atau fasilitas lainnya dan pusat informasi tamu. Melakukan pemesanan fasilitas ruang meeting. Melakukan penitipan barang Membayar administrasi Front Office Lobby Receptionist Reservation Penitipan Barang Cashier Publik Publik - Publik Publik Publik Menerima tamu, menunggu, atau tempat berkumpul Lounge 30 orang Publik Memenuhi kebutuhan komersil seperti souvenir shop, mini market, ATM gallery Ruang yang disewakan - Publik Makan dan minum dengan fasilitas lengkap Restaurant Publik Sarapan pagi dan bersantai Coffee Shop 100 orang Publik Bersantai dan minum minum ringan Bar Publik Melakukan pertemuan, rapat, seminar dan sejenisnya. Meeting Room Function Room 20 orang Publik Melakukan pertemuan, rapat, seminar dan sejenisnya. Ballroom 300 orang Publik Makan, minum sebagai fasilitas dari function room Banquet hall 50 orang Publik Rekreasi, olahraga dan bermain. Swimming pool Fitness Club - - Semi Publik

Transcript of eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/67556/6/Atha_Radhityatmaja_E_21020114140104_BAB_V.pdf ·...

55

BAB V

PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN

DAN PERANCANGAN PROYEK

5.1. Pendekatan Aspek Fungsional

5.1.1 Tabel Pelaku, Kegiatan, Kapasitas dan Kebutuhan Ruang

Berdasarkan pengamatan di lokasi dan hasil studi banding, terdapat bermacam macam

kegiatan yang berlangsung di dalam hotel & resto. Menurut pelakunya, dibedakan

menjadi beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut:

5.1.1.1 Tabel Pelaku, Kegiatan, dan Kebutuhan Ruang Hotel

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN

RUANG

KAPASITAS SIFAT

Pengunjung

Memarkirkan kendaraan (mobil &

motor)

• Area parkir

mobil

• Area parkir

motor

50 mobil

50 motor

Publik

Menunggu / menerima tamu • Lobby - Publik

Memesan kamar hotel atau fasilitas

lainnya dan pusat informasi tamu.

Melakukan pemesanan fasilitas

ruang meeting.

Melakukan penitipan barang

Membayar administrasi

• Front Office

Lobby

Receptionist

Reservation

• Penitipan

Barang Cashier

Publik

Publik

- Publik

Publik

Publik

Menerima tamu, menunggu, atau

tempat berkumpul

• Lounge 30 orang Publik

Memenuhi kebutuhan komersil

seperti souvenir shop, mini market,

ATM gallery

• Ruang yang

disewakan

- Publik

Makan dan minum dengan fasilitas

lengkap

Restaurant Publik

Sarapan pagi dan bersantai Coffee Shop 100 orang Publik

Bersantai dan minum minum

ringan

Bar Publik

Melakukan pertemuan, rapat,

seminar dan sejenisnya.

Meeting Room

Function Room

20 orang Publik

Melakukan pertemuan, rapat,

seminar dan sejenisnya.

Ballroom 300 orang Publik

Makan, minum sebagai fasilitas dari

function room

Banquet hall 50 orang Publik

Rekreasi, olahraga dan bermain. Swimming pool

Fitness Club

-

-

Semi

Publik

56

Locker

Ruang Ganti

Lavatory

20 orang

20 orang

10 orang

Buang air kecil dan buang air besar Lavatory 24 orang Publik

Sarana ibadah Musholla 20 orang Publik

Melakukan aktifitas menginap

diantaranya tidur dan mandi.

Standart room

Deluxe Room

Junior Suite

100 orang Privat

Manager Kegiatan pimpinan dan

kesekretariatan

General Manager

Room

1 orang

2 tamu

Privat

Asisten

Manager

Kegiatan kesekretariatan Assist. Manager

Room

1 orang

2 tamu

Privat

Karyawan Office

Administration

Marketing

Engineering HRD

30 orang

2 orang

4 orang

2 orang

Semi

Privat

Mengurus adminitrasi, keuangan,

pemasaran, pendataan barang

masuk dan keluar dan pengelolaan

lainnya

Administration

Room

10 orang Privat

Melakukan koordinasi / briefing

pada tim / keseluruhan karyawan

Meeting Room 20 orang Privat

Peralihan sebelum memulai

bekerja, yaitu berganti baju

seragam, penyimpanan barang

karyawan, dan lainnya

Staff Office

Ruang Ganti

Locker

Pantry

Musholla

30 orang

4 orang

10 orang

4 orang

10 orang

Privat

Menampung kegiatan

pemeliharaan dan perawatan

maintenance hotel

Engineering Office

Ruang Genset

Ruang Panel

Ruang Pompa

5 orang

Servis

Mengontrol kegiatan hotel

dilengkapi dengan CCTV,

soundcentral, PABX

Control Room 2 – 3 orang Servis

Menjaga keamanan pada hotel

dilengkapi dengan fasilitas

monitoring ruangan.

Security Office 6 orang Servis

Mengurus administrasi yang

berkaitan dengan makanan dan

minuman.

Food and Beverage

Office

3 orang Servis

Menyimpan seragam karyawan

dilengkapi dengan locker pakaian.

Uniform Room 2 orang Servis

57

Mengatur ketersediaan

kelengkapan kamar tamu dan

restoran.

Housekeeping

Office

Janitor

Lost and Found

Room

5 orang Servis

Menyimpan barang karyawan dan

beristirahat

Ruang Karyawan 30 orang Servis

Mencuci, menyetrika kepentingan

hotel dan tamu

Laundry and dry

cleaning

4 orang Servis

Menyimpan perlengkapan kamar. Ruang Linen 4 orang Servis

Mempersiapkan makanan dan

minuman

Servis Dapur

utama Cold Storage

Gudang

4 0rang Servis

Bongkar muat barang belanjaan

dan barang mentah dapur

Loading Dock - Servis

Menyimpan barang kegiatan

reparasi

Gudang

Gudang Peralatan

dan Perlengkapan

5 orang

2 orang

Servis

Sarana penunjang hotel meliputi

PABX, genset room, ruang panel,

ruang pompa air dan ruang

sampah.

Mechanical Room 5 orang Servis

Makan dan minum dengan fasilitas

lengkap

Restaurant 15 orang Publik

Sarapan pagi dan bersantai Coffee Shop 15 orang Publik

Tabel 5.1. Pelaku, Kegiatan, dan Kebutuhan Ruang Hotel

5.1.1.2 Tabel Pelaku, Kegiatan, dan Kebutuhan Ruang Resto

PELAKU AKTIVITAS KEBUTUHAN

RUANG

KAPASITAS SIFAT

Pengunjung

Memarkirkan kendaraan (mobil &

motor)

• Area parkir

mobil

• Area parkir

motor

15 mobil

15 motor

Publik

Makan dan minum dengan fasilitas

lengkap

Ruang Makan

Restoran

100 orang Publik

Buang air kecil dan buang air besar Lavatory Umum 24 orang Publik

Chef Memarkirkan kendaraan (mobil &

motor

Area Parkir

Pegawai

10 mobil

25 motor

Publik

Istirahat Ruang Chef 3 orang Privat

Memasak dan menyiapkan

pesanan pelanggan

Main Kitchen 20 orang Servis

58

Mengatur kelengkapan bahan

makanan-minuman

• Gudang

Penyimpanan

Bahan

Makanan

• Gudang

Penyimpanan

Peralatan

• Ruang

Pendingin

5 orang

5 orang

5 orang

Servis

Servis

Servis

Buang air kecil dan buang air besar Lavatory Pegawai 15 orang Servis

Karyawan

Restoran

Memarkirkan kendaraan (mobil &

motor

Area Parkir

Pegawai

10 mobil

25 motor

Publik

Melayani dan mengantar

pesanan pelanggan

Area Makan

Restoran

15 orang Publik

Memberikan pesanan menu

pelanggan ke koki

Main Kitchen 20 orang Servis

Menerima pesanan dan

pembayaran pelanggan restoran

Ruang Kasir 3 orang Publik

Membersihkan meja dan

mencuci peralatan makan

Ruang Cuci 3 orang Servis

Menyimpan barang karyawan dan

beristirahat

Ruang Karyawan 20 orang Servis

Buang air kecil dan buang air besar Lavatory Pegawai 15 orang Servis

Mempersiapkan bahan-bahan dan

kelengkapan memasak

• Gudang

Penyimpanan

Bahan

Makanan

• Gudang

Penyimpanan

Peralatan

• Ruang

Pendingin

5 orang

5 orang

5 orang

Servis

Servis

Servis

Menyimpan peralatan dan

kelengkapan restoran

Janitor 2 orang Servis

Tabel 5.1. Tabel Pelaku, Kegiatan, dan Kebutuhan Ruang Resto

5.1.1.3 Pendekatan Kapasitas Pengguna

Pendekatan Jumlah Pengunjung

Kapasitas jumlah pengunjung diperoleh melalui perhitungan wisatawan yang

berkunjung ke Kawasan Temanggung:

59

Tahun Jumlah Wisatawan

(Jiwa) Kenaikan (%) Kenaikan (Jiwa)

2012 360.138

2013 326.682 -9.2 % -33456

2014 338.936 3.7 % 12254

2015 396.152 17.7 % 60216

2016 399.455 0.8 % 3303

Tabel 5.2 Jumlah Wisatawan Temanggung

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Temanggung, 2017

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa persentase pertumbuhan

wisatawan mengalami peningkatan ditiap tahunnya. Persantase jumlah wisatawan

tersebut mengandung arti bahwa pada beberapa tahun kedepan diprediksi akan

mengalami situai yang serupa. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka dalam

perhitungan prediksi pada tahun perencanaan (2026) digunakan rumus proyeksi

polynomial garis lurus sebagai berikut:

Jadi jumlah wisatawan yang diprediksi datang ke Kawasan Temanggung

pada tahun 2026 adalah sebanyak 484.089 orang. Diasumsikan 25% wisatawan akan

menginap, jadi 25% x 484.089 = 121.022 orang atau 121.022 orang/tahun. Jika di

asumsikan satu tahun terdapat 365 hari maka jumlah pengunjung Kawasan

Temanggung tiap harinya adalah 121.022 /365 = 331,56 dibulatkan menjadi 332

orang/ hari.

Pendekatan Jumlah Kebutuhan Kamar

Pendekatan Kebutuhan Kamar

Dalam menentukan jumlah kamar, dilakukan dengan melalui beberapa

pendekatan, yaitu :

Melalui Data Kondisi Perkembangan Pariwisata dan Perhotelan Hotel Bintang di

Kabupaten Temanggung

Hotel di Kabupaten Temanggung merupakan fasilitas menginap yang menawarkan

fasilitas pariwisata atau rekreasi Maka dari itu, kapasitas jumlah tempat tidur hotel

dapat dihitung menggunakan standar berdasarkan data terakhir mengenai kondisi

PO = Po + b (X)

PO = Jumlah Wisatawan

Po = Data pada tahun terakhir (2015)

b = Pertumbuhan rata-rata tiap tahun

X = Jangka tahun proyeksi

Maka didapat :

PO = Po + b (X)

PO = 399.455 + 8463,4(10)

PO = 484.089 orang

60

wisatawan dan perhotelan hotel bintang di Kabupaten Temanggung. Dasar

Perhitungan Kebutuhan Kamar Jumlah unit dan jumlah pengunjung yang menginap

di hotel bintang pada 10 tahun mendatang (tahun 2026) dapat dihitung dari tahun

terakhir data (tahun 2016). Kenaikan jumlah yang tidak tetap maka menggunakan

penghitungan regresi :

Sedangkan untuk kenaikan jumlah yang relative stabil maka

menggunakan rumus :

Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan jumlah kamar

sebagai berikut :

a. Pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Temanggung

b. Jumlah kunjungan wisatawan ke Kawasan Temanggung sesuai tahun

prediksi (2026) = 484.089 orang.

c. Jumlah unit hotel

d. Rata-rata lama menginap pada hotel di Kabupaten Temanggung yaitu 1

hari.

e. Tingkat Hunian Tempat Tidur di Hotel pada th 2026

Pt = Po+ n.t

Dimana :

Pt = Jumlah pada tahun proyeksi

Po = Jumlah pada tahun dasar

n = Angka kenaikan rata-rata dalam angka

t = Selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar

Pn = Po (1 + x)n

Dimana :

Pn = proyeksi jumlah pada tahun ke-n

Po = jumlah pada tahun awal

x = angka pertumbuhan jumlah dari tahun ke tahun

n = selisih tahun n dengan tahun awal

P2026 = P2016+ (0,02 X 12)

= 14 + 0,24

= 14 unit

P2016 = jumlah kamar yang terjual/ jumlah kamar yang tersedia

= 89.924/ 179.848 x 100%

= 50 % P2026

= P₂₀16 (1 + x)10

= 50 % (1 + 0,0011)10

= 50,4 %

61

Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang telah didapat, maka dengan

menggunakan pendekatan Fred Lawson dalam buku Hotel &Resort : Planning Design

Refurbishment (1995) didapat kebutuhan tempat tidur untumenfasilitasi wisatawan

di hotel pada 10 tahun mendatang (tahun 2026) dengan rumus :

Dimana :

Bn = jumlah tempat tidur (number of beds)

Gn = jumlah tamu (number of guest)

St = rata – rata lama menginap (average stay)

Pt = periode operasi (period) yaitu 365 hari atau sepanjang tahun

Of = tingkat hunian tempat tidur (occupancy rate)

Untuk memperkirakan jumlah tempat tidur yang belum terpenuhi di

Kabupaten Temanggung, dibutuhkan data jumlah tempat tidur yang dibutuhkan lalu

dikurangkan dengan jumlah tempat tidur yang sudah ada. Namun karena data jumlah

tempat tidur yang sudah ada pada tahun 2016 tidak ada, maka digunakan asumsi

untuk menghitung jumlah tempat tidur yang sudah ada di Kabupaten Temanggung

sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat diperkirakan bahwa penambahan

jumlah tempat tidur pada hotel bintang yang terjadi dari tahun 2015 hingga 2026 di

Kabupaten Temanggung sekitar : 2653- 658 tempat tidur = 1995 tempat tidur. Dengan

demikian, dapat ditentukan jumlah tempat tidur yang dibutuhkan untuk Hotel Resort

sekitar :

𝐁𝐧 = 𝐆𝐧 × 𝐒𝐭

𝐏𝐭 × 𝐎𝐟

Bn2026 = Gn2026 × St2026 = 484.089 × 1

Pt × 5 365 × 50 %

Bn2026 = 484.089

182,5 Bn2026 2652,54 ≈ 2653 t𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐭𝐢𝐝𝐮𝐫

Bn2016 = Gn2016 × St2016 = 121.022 × 1

Pt × Of2015 365 X 50,4 %

Bn2016 = 121.022

183,96 Bn2015 = 657,72 ≈ 658 𝐭𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐭𝐢𝐝𝐮𝐫

62

5.1.1.4 Hubungan Antar Ruang

Diagram 5.1 Hubungan Antar Ruang

Sumber: (Analisisa Pribadi, 2018)

Kebutuhan Tempat Tidur = 1995 beds

14 hotel

= 142,5 ≈ 148 𝐛𝐞𝐝

63

5.1.1.5 Organisasi Ruang

Diagram 5.2 Organisasi Ruang

Sumber: (Analisisa Pribadi, 2018)

64

5.1.2 Pendekatan Besaran Ruang Hotel

5.1.2.1 Pos Jaga

No Jenis

Ruang

Kapasitas

(Org/Unit)

Standar

(m2/Org)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Pos Jaga 4 4 DA 16 30%=4,8 20,8 21

5.1.2.2 Lobby

No Jenis

Ruang

Kapasitas

(Org/Unit)

Standar

(m2/Org)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Lobby 122 Orang 0,8 MHB 97,6 30%=29,2 126,8 126

5.1.2.3 Resepsionis

No Jenis

Ruang

Kapasitas

(Org/Unit)

Standar

(m2/Org)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Recept

ionist

2 Orang 1,2 MHB 2,4 30%=

0,72

3,12 3

5.1.2.4 ATM Center

No Jenis

Ruang

Kapasitas

(Org/Unit)

Standar

(m2/Unit)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Kios ATM 5 Unit 2,25 TS 11,25 - 11,25 11

5.1.2.5 Public Bar

No Jenis

Ruang

Kapasitas

(Org/Unit)

Standar

(m2/Unit) Sumber

Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Public Br - 16 DA 16 - 16 16

5.1.2.6 Ruang Fitness

No Jenis

Ruang

Kapasitas

(Org/Unit)

Standar

(m2/Unit) Sumber

Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. R. Fitness - 20 DA 20 - 20 20

5.1.2.7 Ballrroom Ruang Meeting

No Jenis

Ruang

Kapasitas

(Org)

Standar

(m2/Unit) Sumber

Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Ballroom 100 orang 1 MHB 280 30%=84 364 364

2. Ruang

Meeting 1 20 orang 1 MHB 56 30%=16.,8 72,8 73

65

3. Ruang

Meeting 2 40 orang 1 MHB 112 30%=33,6 145,6 146

Luas Total Ruang Meeting 582.4 583

5.1.2.8 Ruang Kamar

Jenis Ruang Standar Besaran Kapasitas Perhitungan Luas Sumber

1. Standart Room (Twin bed) 28 kamar

• Kamar Tidur DA

- Single bed 1,0 m x 2,0 m 2 unit 2,0 m² x 2 = 4,0 m²

- Nakas 0,6 m x 0,6 m 2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

- Lemari 0,6 m x 1,2 m 1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m²

- Meja

rias+kursi

0,75 m x 1,5 m 1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²

Jumlah = 6,565 m²

Flow area 100% = 6,565 m²

Total = 13,13 m²

• Lavatory

- Closet duduk 0,65 m x 0,55 m 1 unit 0,36m² x 1 = 0,36m²

- Shower 1,2 m x 1,2 m 1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m²

- Washtafle 0,7 m x 1.2 m 1 unit 0.84 m² x 1 = 0.84 m²

Jumlah = 2,64 m²

Flow area 100% = 2,64 m²

Total = 5,28 m²

Jumlah 17,37 m²

Sirkulasi 30% 5,67 m²

Total 23,4 m² ≈ 24 m²

2. Standart Room (Double bed) 28 kamar

• Kamar Tidur DA

- King sized bed 2,0 m x 2,0 m 1 unit 4,0 m² x 1 = 4,0 m²

- Nakas 0,6 m x 0,6 m 2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

- Lemari 0,6 m x 1,2 m 1 unit 0,72 m² x 1 = 0,72 m²

- Meja

rias+kursi

0,75 m x 1,5 m 1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²

Jumlah = 6,565 m²

Flow area 100% = 6,565 m²

Total = 13,13 m²

• Lavatory

- Closet duduk 0,65 m x 0,55 m 1 unit 0,36m² x 1 = 0,36m²

- Shower 1,2 m x 1,2 m 1 unit 1,44 m² x 1 = 1,44 m²

- Washtafle 0,7 m x 1.2 m 1 unit 0.84 m² x 1 = 0.84 m²

Jumlah = 2,64 m²

Flow area 100% = 2,64 m²

66

Total = 5,28 m²

Jumlah 18,41 m²

Sirkulasi 30% 5,523 m²

Total 23,933 m²≈ 24 m²

3. Deluxe Room (Twin bed) 20 kamar

• Kamar Tidur DA

- King sized bed 1,0 m x 2,0 m 2 unit 2,0 m² x 2 = 4,0 m²

- Nakas 0,6 m x 0,6 m 2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

- Lemari 0,8 m x 1,2 m 1 unit 0,96 m² x 1 = 0,96 m²

- Meja

rias+kursi

0,75 m x 1,5 m 1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²

- Coffee table 1 m x 1.2 m 1 unit 1,2m² x 1 = 1,2m²

- Long sofa 0,8 m x 1,5 m 1 unit 1,2m² x 1 = 1,2m²

Jumlah = 9,205m²

Flow Area 100%=9,205m²

Total = 18,41 m²

• Lavatory

- Closet duduk 0,65 m x 0,55 m 1 unit 0,36m² x 1 = 0,36m²

- Shower 1,0 m x 1,5 m 1 unit 1,44 m² x 1 = 1,5 m²

- Washtafle 0,7 m x 1.5 m 1 unit 1,05 m² x 1 = 1,05 m²

Jumlah = 2,91 m²

Flow area 100% = 2,91 m²

Total = 5,82 m²

Jumlah 25,82 m²

Sirkulasi 30% 7,746m²

Total 31,499 m² ≈ 32 m²

4. Deluxe Room (Double bed) 20 kamar

• Kamar Tidur DA

- King sized bed 2,0 m x 2,0 m 1 unit 4,0 m² x 1 = 4,0 m²

- Nakas 0,6 m x 0,6 m 2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

- Lemari 0,8 m x 1,2 m 1 unit 0,96 m² x 1 = 0,96 m²

- Meja

rias+kursi

0,75 m x 1,5 m 1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²

- Coffee table 1 m x 1.2 m 1 unit 1,2m² x 1 = 1,2m²

- Long sofa 0,8 m x 1,5 m 1 unit 1,2m² x 1 = 1,2m²

Jumlah = 9,205m²

Flow Area 100%=9,205m²

Total = 18,41 m²

• Lavatory

- Closet duduk 0,65 m x 0,55 m 1 unit 0,36m² x 1 = 0,36m²

- Shower 1,0 m x 1,5 m 1 unit 1,44 m² x 1 = 1,5 m²

- Washtafle 0,7 m x 1.5 m 1 unit 1,05 m² x 1 = 1,05 m²

67

Jumlah = 2,91 m²

Flow area 100% = 2,91 m²

Total = 5,82 m²

Jumlah 24,23 m²

Sirkulasi 30% 7,269 m²

Total 31,499 m² ≈ 32 m²

5. Suite Room 4 kamar

• Kamar Tidur DA

- King sized bed 2,0 m x 2,0 m 1 unit 4,0 m² x 1 = 4,0 m²

- Nakas 0,6 m x 0,6 m 2 unit 0,36 m² x 2 = 0,72 m²

- Lemari 0,8 m x 1,2 m 1 unit 0,96 m² x 1 = 0,96 m²

- Meja

rias+kursi

0,75 m x 1,5 m 1 unit 1,125 m² x 1 = 1,125 m²

- Coffee table 1 m x 1 m 1 unit 1m² x 1 = 1m²

- Sofa bed 2 m x 0,8 m 1 unit 1,6 m2 x 1 = 1,6 m2

- Long sofa 1,5 m x 0,8 m 1 unit 1,2m² x 1 = 1,2m²

- Meja kerja 1,6 m x 0,8 m 1 unit 1,28 m2 x 1 = 1,28 m2

- Kursi kerja 0,8 m x 0,8 m 1 unit 0,64 m2 x 1 = 0,64 m2

Jumlah = 12,285 m²

Flow Area100%=12,285m²

Total = 24,57 m²

• Lavatory

- Closet duduk 0,65 m x 0,55 m 1 unit 0,36m² x 1 = 0,36m²

- Shower 1,0 m x 1,5 m 1 unit 1,44 m² x 1 = 1,5 m²

- Washtafle 0,7 m x 1.5 m 1 unit 1,05 m² x 1 = 1,05 m²

- Buth tub 0,8 m x 1,7 m 1 unit 1,36m² x 1 =1,36m²

Jumlah = 2,69 m²

Flow Area100% = 2,69 m²

Total = 5,38 m²

• Balcony

- Meja 0,6 m x 0,6 m 1 unit 0,36 m² x 1 = 0,36 m²

- Kursi 0,8 m x 0,6 m 2 unit 0,48 m² x 2 = 0,96 m²

Jumlah = 1,32 m²

Flow Area 100% = 1,32 m²

Total = 2,64 m²

Jumlah 37,23 m²

Sirkulasi 30% 11,169 m²

Total 48,39 m2 ≈ 48 m²

Tabel 5.3.Pendekatan Besaran Ruang Hotel

(Neufert, 1996)

68

5.1.2.9 Loading Dock

No Ruang Kapasitas

(Org/unit)

Standar

(m2/unit)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Loading

Dock - 9 AN 9 - 9 9

5.1.2.10 Gudang Umum

No Ruang Kapasitas

(Org/unit)

Standar

(m2/unit)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Gudang

Umum - 16 AN 16 - 16 16

5.1.2.11 Ruang Pengelola

No Ruang Kapasitas

(Org/unit)

Standar

(m2/org)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. R. General

Manager 1 3,24 DA 3,24

30% =

0,97 4,21 4

2. R. Sales

Marketting 1 3,24 DA 3,24

30% =

0,97 4,21 4

3. R. Staff

Sales 3 3,24 DA 9,72

30% =

2,96 12,63 13

4. R.

pelayanan

admin

5 3,24 DA 16,2 30% =

4,86 21,06 21

Luas ruang pengelola 42

5.1.2.12 Ruang Locker Karyawan

No Ruang Kapasitas

(Org/unit)

Standar

(m2/org)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Ruang loker

karyawan 15 1,5 22,5

30% =

6,75 29,25 30

5.1.2.13 Mushola Karyawan

No Ruang Kapasitas

(Org/unit)

Standar

(m2/org)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. Ruang

sholat 15 0,96 TS 14,4

50% =

7,2 21,6 22

2. Ruang

wudlu pria 2 1,2 TS 2,4 2,4 3

69

3. Ruang

wudlu

wanita

2 1,2 TS 2,4 2,4 3

Luas total mushola 28

5.1.2.14 Ruang Security & CCTV

No Ruang Kapasitas

(Org/unit)

Standar

(m2/unit)

Sumber Luas

(m2)

Sirkulasi

(m2)

Total

(m2)

Pembulatan

(m2)

1. R. security

dan

Instalasi

CCTV

- 9 9 - 9 9

5.1.2.15 Ruang Housekeeping & Laundry

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Ruang Administrasi Laundry (4

orang)

5,00x5,00

1 25,00 m2

2 Ruang Laundry (15 mesin cuci) 0,65x0,58 15 5,65 m²

Jumlah 30,65 m²

Ruang gerak (20%) 6,13 m²

Total 36,78m²

Pembulatan ±36,00 m2

5.1.2.16 Musholla

1 Tempat Wudhu Pria / Wanita

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Kran Air 0,80x1,00

4 3,20 m2

Jumlah 3.20 m2

Ruang gerak (100%) 3.20 m2

Total 6.40 m2

Pembulatan ±6,00 m2

2. Ruang Tunggu Mushola

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Tempat duduk 0,50x0,50 3 3,00 m2

Jumlah 3.00 m2

Ruang gerak (150%) 4.50 m2

Total 7.50 m2

Pembulatan ±8,00 m2

70

3. Ruang Shalat Kapasitas 30 orang

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Sajadah 0,50x1,20 30 18,00 m2

2 Lemari 1,2x0,40 1 0,48 m²

Jumlah 18,48 m²

Ruang gerak (20%) 3,67 m²

Total 22,15 m²

Pembulatan ±20,00 m2

5.1.2.17 Lavatory Umum

1 Toilet Pria

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Kloset berdiri (urinoir 0,50 x 0,70 4 1,40 m2

2 Wastafel 0,60x0,60 2 0,72 m2

3 Kloset duduk 0,90x0,50 1 0,45 m2

Jumlah 2,57 m2

Ruang gerak (150%) 3,85 m2

Total 6,43 m2

Pembulatan ±6,00 m2

2 Toilet Wanita

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Kloset duduk 0,90x0,50 3 1,35 m2

2 Wastafel 0,60x0,60 3 1,08 m2

Jumlah 2,43 m2

Ruang gerak (300%) 7.29 m2

Total 9.72 m2

Pembulatan ±10,00 m2

5.1.2.18 Ruang Utilitas

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Ruang Generator 6,00x6,00 1 36,00 m2

2 Ruang Panel (2 orang) 6,00x4,00 1 24,0 m²

3 Chiller (2 Orang) 10,0x10,0 1 100,0 m²

4 AHU (2 orang) 8,00x12,0 1 96,0 m²

Jumlah 256,0 m²

Ruang gerak (20%) 51,2 m²

Total 307,2 m²

Pembulatan ±300,0 m²

71

5.1.2.19 Tangga Darurat

Pada Perda DKI Jakarta no 7/1991 Pasal 115:

1. Dilarang menggunakan tangga melingkar untuk tangga kebakaran.

2. Tangga Kebakaran dan bordes harus memiliki lebar minimal 1,2 m.

3. Harus memiliki hand rail kuat setinggi 1,1 m dan mempunyai lebar injakan anak

tangga minimal 28 cm dan tinggi maksimal anak tangga 10 cm.

Data Arsitek:

Ukuran untuk sirkulasi tangga 1 orang 80-100 cm

Ukuran untuk sirkulasi tangga 2 orang 160-212,5 cm

5.1.2.20 Lift Penumpang

Ukuran Lift Penumpang (15 orang) : 1,60x1,50 = 2,40 m²

5.1.2.21 Lift Barang

Ukuran Lift Barang (Beban 2500 kg) : 2,50x3,00 = 7,50 m²

5.1.2.22 Parkir

No Jenis Ruang Kapasitas Standar

(m2/kendaraan) Sumber Total (m2)

1. Mobil Pengunjung 25 unit 15 m2 DA 375

2. Motor Pengunjung 20 unit 2 m2 DA 40

3. Mobil Pengelola 5 unit 15 m2 DA 75

4. Motor Pengelola 10 unit 2 m2 DA 20

Luas Total Tempat Parkir 510

Flow Area 100% 510

Total 1020

5.1.3 Pendekatan Besaran Ruang Restoran

5.1.3.1 Ruang Makan Restoran (Kapasitas 100 orang)

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Meja untuk 2 orang 0.6 x 0.8 10 4.8 m2

2 Meja untuk 4 orang 0.85 x 0.8 10 6.8 m2

3 Meja untuk 4 orang 1.25 x 0.8 10 10 m2

4 Kursi 0.5 x 0.5 100 25 m2

Jumlah 46.6 m2

Ruang gerak (300%) 139.8 m2

Total 186.4 m2

Pembulatan ±190.00 m2

Tabel 5.4.Pendekatan Besaran Ruang Restoran

72

5.1.3.2 Kasir

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Meja Kasir 0.8 x 1.8 1 1.44 m2

Jumlah 1.44 m2

Ruang Gerak (50%) 0.72 m2

Total 2.16 m2

Pembulatan 2.5 m2

5.1.3.3 Lavatory Umum

1. Toilet Pria

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Urinoir 0.5 x 0.7 4 1.4 m2

2 Kloset duduk 0.6 x 0.6 2 0.72 m2

3 Wastafel 0.9 x 0.5 2 0.9 m2

Jumlah 3.02 m2

Ruang gerak (150%) 4.53 m2

Total 7.55 m2

Pembulatan ±8.00m2

2. Toilet Wanita

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Kloset duduk 0.6 x 0.6 3 1.35 m2

2 Wastafel 0.9 x 0.5 3 1.08 m2

Jumlah 2.43 m2

Ruang gerak (300%) 7.29 m2

Total 9.72 m2

Pembulatan ±10.00m2

5.1.3.4 Main Kitchen

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Dapur Proses Sayuran

- Meja panjang 2 x 0.8

- Rak 0.6 x 0.8

1 2.08 m2

2 Dapur Proses Daging

- Meja panjang 2 x 0.8

- Rak 0.6 x 0.8

1 2.08 m2

3 Dapur Dingin 2.64m2

73

- Meja panjang 2 x 0.8

- Rak 0.6 x 0.8

- Kulkas (0,56 m2

4 Dapur Hangat

- 2 Kitchen set (2x3.36x0.8)

- Oven (1x1.5x0.5)

6.126 m2

Jumlah 12.926 m2

Ruang gerak (250%) 32.315 m2

Total 45.241 m2

Pembulatan ±45.00m2

5.1.3.5 Ruang Chef

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Lemari 0,60 x 1,00 1 0.60 m2

2 Set Meja Kursi 6.00 m2 1 6.00 m2

Jumlah 6.60 m2

Ruang gerak (200%) 13.20 m2

Total 19.8 m2

Pembulatan ±20.00m2

5.1.3.6 Ruang Karyawan

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Sofa dudukan 3 2.2 x 0.85 2 3,74 m2

2 Loker 2 pintu 0,38 x 0,38 4 0,578 m2

Jumlah 4,318 m2

Ruang gerak (250%) 10.796 m2

Total 15.113 m2

Pembulatan ±15.00 m2

5.1.3.7 Gudang Penyimpanan Bahan Makanan

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Lemari 0,60 x 1,00 6 3.60 m2

Jumlah 3.60 m2

Ruang gerak (300%) 10.8 m2

Total 14.4 m2

Pembulatan ±15.00m2

5.1.3.8 Gudang Penyimpanan Peralatan

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

74

1 Lemari 0,60 x 1,00 4 2.40 m2

2 Rak 0,60 x 1,00 4 2.40 m2

Jumlah 4.80 m2

Ruang gerak (300%) 14.4 m2

Total 19.2 m2

Pembulatan ±20.00m2

5.1.3.9 Ruang Pendingin

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Lemari pendingin 0.56 m2 6 3.36 m2

Jumlah 3.36 m2

Ruang gerak (200%) 6.72 m2

Total 10.08 m2

Pembulatan ±10.00m2

5.1.2.10 Ruang Cuci Piring

5.1.3.11 Lavatory Pegawai

1. Toilet Pria

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Urinoir 0.5 x 0.7 2 0.7 m2

2 Kloset duduk 0.6 x 0.6 2 0.72 m2

3 Wastafel 0.9 x 0.5 2 0.9 m2

Jumlah 2.32 m2

Ruang gerak (150%) 3.48 m2

Total 5.80 m2

Pembulatan ±6.00m2

2. Toilet Wanita

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Kloset duduk 0.6 x 0.6 2 0.72 m2

2 Wastafel 0.9 x 0.5 2 0.90 m2

Jumlah 1.62 m2

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Meja cuci 0.8 x 0.6 3 1.44 m2

2 Rak Piring 0.6 x 1 3 1.80 m2

Jumlah 3.24 m2

Ruang gerak (200%) 6.48m2

Total 9.72 m2

Pembulatan ±10.00m2

75

Ruang gerak (200%) 3.24m2

Total 4.86 m2

Pembulatan ±5.00m2

5.1.3.12 Janitor

No. Kebutuhan Perabot Ukuran Jumlah Total

1 Asumsi 1.00 x 2.00 1 2 m2

Total ±2 m2

5.1.3.13 Parkir

No Jenis Ruang Kapasitas Standar

(m2/kendaraan) Sumber Total (m2)

1. Mobil Pengunjung 15 unit 15 m2 DA 225

2. Motor Pengunjung 15 unit 2 m2 DA 30

3. Mobil Pengelola 2 unit 15 m2 DA 30

4. Motor Pengelola 10 unit 2 m2 DA 20

Luas Total Tempat Parkir 287

Sirkulasi 30% 86

Total 373.1

76

5.1.4 Pendekatan Besaran Ruang Total

4.1.4.1 Tabel Besaran Ruang Hotel

NO

. Nama Ruang

Jumlah

Ruang Luasan (m2)

1 Pos Jaga 1 21 m2

2 Lobby 1 126 m2

3 Resepsionis 1 3 m2

4 ATM Center 1 11 m2

5 Public Bar 1 16 m2

6 Ruang Fitness 1 20 m2

7 Ruang Meeting 3 583 m2

8 Ruang Kamar 50 1408 m2

9 Loading Dock 1 9 m2

10 Gudang Umum 1 16 m2

11 Ruang Pengelola 1 42 m2

12 Ruang Locker

Karyawan 1 30 m2

13 Mushola Karyawan 1 28 m2

14 Ruang Security &

CCTV 1 9 m2

15 Ruang Housekeeping

& Laundry 1 36 m2

16 Musholla 1 34 m2

17 Lavatory Umum 4 64 m2

18 Ruang Utilitas 1 300 m2

19 Lift 2 9.9 m2

20 Parkir 1020 m2

Jumlah 3786 m2

Sirkulasi

(30 %) 1136 m2

Total 4922 m2

Pembulatan 4922 m2

4.1.4.2 Tabel Besaran Ruang Restoran

NO. Nama Ruang Jumlah Ruang Luasan (m2)

1 Ruang Makan Restoran 1 190 m2

2 Ruang Kasir 1 2.5 m2

3 Lavatory Umum 1 18 m2

4 Main Kitchen 1 45 m2

77

5 Ruang Chef 1 20 m2

6 Ruang Karyawan 1 15 m2

7 Gudang Penyimpanan

Bahan Makanan 1 15 m2

8 Gudang Penyimpanan

Peralatan 1 20 m2

9 Ruang Pendingin 1 10 m2

10 Ruang Cuci 1 10 m2

11 Lavatory Karyawan 1 11 m2

12 Janitor 1 2 m2

13 Parkir - 373.1 m2

Jumlah 731,6 m2

Sirkulasi (30 %) 291.48 m2

Total 591.08 m2

Pembulatan 590 m2

Jadi total keseluruhan ruangan adalah 4922 m2 +590 m2 = 5512 m2

5.2. Pendekatan Aspek Kontekstual

Dasar pendekatan kontekstual adalah untuk memahami lokasi yang dibutuhkan sehingga

gedung tersebut dapat dibangun pada lokasi yang sesuai dan strategis.

5.2.1 Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi Hotel Bintang 3 dan Convention di Temanggung pada beberapa karakteristik yang

berfungsi sebagai pertimbangan dalam pemilihan tapak. Karakteristik tersebut antara lain:

a. Lokasi

Lokasi merupakan daerah yang strategis anatara pusat kota, bisnis, ekonomi dan pariwisata

karena target pengunjung hotel adalah para wisatawan baik asing maupun domestik serta para

pebisnis atau investor asing. Oleh karena itu, dibutuhkan lokasi yang mudah diakses baik dari

pusat kota, bisnis, ekonomi dan pariwisata, agar memudahkan dalam pencapaian menuju ke lokasi

hotel.

b. Aksesibilitas

Merupakan kemudahan dalam pencapaian tapak, yang dapat didukung dengan keberadaan

transportasi umum di sekitar tapak, pencapaian melalui akses jalan tol, kondisi jalan dan kapasitas

jalur sirkulasi yang baik.

c. Fasilitas Pendukung Sekitar

78

Merupakan keberadaan fasilitas pendukung yang sudah ada di sekitar lingkungan tapak.Misalnya

terdapat pusat oleh-oleh, pusat hiburan, rumah peribadatan atau fasilitas pendukung lainnya.Hal

ini berguna untuk memudahkan pengunjung hotel dalam memenuhi kebutuhan lainnya.

d. Ketersediaan Lahan

Dibutuhkan luasan lahan yang sesuai dengan kebutuhan ruang yang dibutuhkan, sehingga luasan

tapak harus dapat menampung luasan besaran kebutuhan ruang dan masukan regulasi pada

penggunaan lahan tersebut.

5.2.2 Pemilihan Tapak

Berdasarkan karakteristik pemilihan lokasi yang telah ditentukan di atas, terpilihkan 2 alternatif

tapak yang sesuai untuk Hotel Bintang 3 dan Convention di Temanggung adalah sebagai berikut:

a. Tapak I

Tapak I berada di Jalan Setia Budi, Temanggung I Temanggung. Luas lahan yang digunakan

sekitar 4.400 m2.

(Gambar 3.1. Lokasi tapak I)

(Google Earth, 2017)

79

Batas Tapak :

Sebelah Utara = Pemukiman

Sebelah Selatan = Jalan Setiabudi

Sebelah Barat = Ruko

Sebelah Timur = Bank Internasional Indonesia (BII)

Analisis Tapak

(Gambar 3.2. Analisis tapak I)

(Google Earth, 2017)

No Aspek Keterangan

1 Topografi Tapak memiliki kontur yang landai. Tapak yang landai

memiliki keuntungan untuk menghasilkan rancangan

dengan pemanfaatan ruang secara maksimal.

2 Aksesibilitas Akses menuju dan dari tapak terbilang cukup mudah.

Lokasi tapak berada di Jalan Sultan Setia Budi yang

80

mengarah langsung ke pusat kota melewati jalan

Diponegoro dan jalan KS Tubun

3 Iklim Beriklim tropis dan memiliki penghawaan yang relatif

panas.

4 View Memiliki view sebelah Barat Daya pemandangan alam

yaitu gunung Sumbing

5 Kebisingan Lokasi site yang berbatasan langsung dengan jalan

sekunder, otomatis menjadi cukup bising.

7 Drainase Drainase air hujan dapat dialirkan ke Utara, ke arah

yang lebih rendah kemudian diolah dan pada akhirnya

mengalir ke saluran air terdekat.

(Tabel 3.1. Tabel Analisis Tapak I, Analisis pribadi)

b. Tapak II

Tapak II berada di Jalan Jend. MT Haryono, Manding Temanggung Luas

lahan yang digunakan sekitar 4000 m2.

81

(Gambar 3.3. Lokasi tapak II)

(Google Earth, 2017)

Batas Tapak

Sebelah Utara = Sawah

Sebelah Selatan = Jalan Jend. MT Haryono

Sebelah Barat = Sawah

Sebelah Timur = Sawah

Analisis Tapak

No Aspek Keterangan

1 Topografi Tapak memiliki kontur yang miring ke arah selatan, hal

ini dapat menjadikan disain jadi lebih menarik, namun

pengolahan tapak menjadi lebih susah.

2 Aksesibilitas Akses menuju dan dari tapak terbilang cukup mudah.

Lokasi tapak berada di Jalan Jend. MT Haryono yang

mengarah langsung ke alun-alun kota

82

3 Iklim Beriklim tropis dan memiliki penghawaan yang relatif

panas.

4 View Memiliki view sebelah Selatan yaitu gunung sumbing

dan di sisi utara terdapat pemandanya areal

persawahan dan perkebunan yang msaih sangat luas.

5 Kebisingan Lokasi site yang berbatasan langsung dengan jalan

utama, otomatis menjadi cukup bising.

7 Drainase Drainase air hujan dapat dialirkan ke Selatan, Kemudian

diolah dan dialirkan langsung menuju riyol kota.

(Tabel 3.2. Analisis Tapak II, Analisis pribadi)

Setelah mempertimbangkan kebutuhan ruang dan lahan, saya memutuskan

untuk memilih Tapak I yang berlokasi di Jalan Setia Budi. Pertimbangan yang menjadi dasar

pemilihan kami antara lain:

1. Luas tapak I yang lebih luas dibandingkan Tapak II.

2. Tapak I cenderung landai dibandingkan Tapak II, sehingga memudahkan dalam

proses merancang.

3. Tapak I dapat mudah di akses karena berada di Kawasan yang strategis bila

dibandingkan dengan tapak II

Maka dapat disimpulkan Tapak yang akan digunakan adalah Tapak I yang berada di Jalan

Setia Budi Temanggung

5.3. Pendekatan Aspek Visual Arsitektural

Dalam pendekatan aspek arsitektural pada bangunan Hotel Bintang 3 dan Convention di

Temanggung mengacu pada penekanan desain dengan konsep adaptasi iklim tropis di Indonesia.

Pendekatan arsitektur tropis yang akan dijadikan dasar konsep perancangan adalah sebagai

berikut:

a. Optimasi Bentuk dan Orientasi

Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari secara penuh dan radiasi panas.

Orientasi bangunan sangat penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara umum, susunan

bangunan dengan bukaan menghadap utara dan selatan memberikan keuntungan dalam mengurangi

insulasi panas. Orientasi bangunan yang terbaik adalah meletakkan luas permukaan bangunan terkecil

83

menghadap timur-barat memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada emperan

terbuka. Kemudian untuk daerah tropis peletakan core lebih disenangi pada poros timur-barat. Hal ini

dimaksudkan daerah buffer dan dapat menghemat AC dalam bangunan.

Gambar 4.11 Orientasi Matahari Terhadap Bangunan

Sumber: (Kalamang, 2012)

b. Double Skin

Double Skin mampu mereduksi suhu panas yang masuk ke ruangan karena terdapat rongga udara

diantara kedua kulit bangunan. Penerapannya dengan memanfaatkan dua lapisan kaca atau 3 tiga

lapisan kaca yang berfungsi untuk mengurangi intensitas panas dan sinar matahari yang masuk ke

ruangan tanpa mengurangi intensitas cahaya yang diterima.

Gambar 4.12 Double Skin

Sumber: (Dewi, 2013)

c. Sun Shading

Pemanfaatan material sebagai selubung bangunan dan perancangan desain balkon sedemikian rupa

agar panas yang diterima ruangan dapat diminimalisir.

84

Gambar 4.13 Berbagai Pola Desain Sun Shading

Sumber: (Putro, 2014)

Pada objek studi banding, penggunaan material sun shading digantikan oleh keberadaan taman kecil

pada balkon unit kamar yang juga berfungsi sebagai filtrasi udara untuk meningkatkan kualitas udara

dengan mengkonversi panas menjadi O2 Selain itu, perancangan dinding kolom struktur bangunan

yang lebih lebar dan keberadaan balkon juga bertujuan agar panas tidak langsung masuk ke unit

hunian karena dapat berperan sebagai pembayang pada unit huian.

d. Bukaan pada Fasad Bangunan

Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi bersih dari panel – panel sehingga

mengurangi sisi panas yang menggunakan panas. Karena adanya teras – teras yang lebar akan mudah

membuat taman dan menanam tanaman yang dapat dijadikan pembayang sinar yang alami, dan

sebagai daerah fleksibel akan mudah untuk menambah fasilitas – fasilitas yang akan tercipta dimasa

yang akan datang. Selain itu, dengan adanya taman pada balkon dapat menambah nilai estetika pada

unit kamar itu sendiri.

85

Gambar 4.14 Penggunaan Balkon pada The 1O1 Mangkubumi

Sumber: (The101, 2017)

Menurut Ken Yeang, penempatan teras pada bagian dengan tingkat panas yang tinggi dapat

mengurangi penggunaan panel – panel anti panas. Hal ini dapat memberikan akses ke teras yang

dapat juga digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana seperti kebakaran. Selain itu,

penggunaan cross ventilation juga sangat dibutuhkan bahkan untuk ruangan ber-AC untuk

meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara panas keluar.

5.4. Pendekatan Aspek Kinerja

Aspek kinerja disini membahas tentang penggunaan utilitas yang akan digunakan pada hotel

ini. Beberapa utilitas yang akan dibahas adalah pencahayaan, penghawaan, jaringan air bersih,

jaringan air kotor, jaringan listrik, pembuangan sampah, proteksi kebakaran, penangkal petir,

keamanan bangunan, transportasi.

5.4.1 Pencahayaan

Pada bangunan hotel ini, akan digunakan dua jenis pencahayaan, yaitu pencahayaan alami

dan pencahayaan buatan.

5.4.1.1 Pencahayaan Alami

Pencahayaan alami didapat melalui bukaan yang ada seperti jendela pada sisi

bangunan, pintu kaca maupun skylight yang ada. Ruangan-ruangan yang

memungkinkan penggunaan pencahayaan alami diantaranya lobi, unik kamar,

ruang pengelola, restoran, ruang servis serta ruang penunjang lainnya. Pada

ruang ruangan ini akan memaksimalkan penggunaan cahaya matahari sebagai

pencahayaan alami. Untuk ruang ruang yang mendapatkan cahaya matahari

86

berlebih akan ditambahkan sunshading pada bukaan untuk mengontrol cahaya

yang masuk.

5.4.1.2 Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan akan diberikan ruangan ruangan yang tidak memungkinkan

mendapatkan cahaya matahari seperti beberapa ruang servis, ruang utilitas,

gudang, janitor dan lain-lain. Untuk jenis dan tipe pencahayaan buatan yang

digunakan ada beragam menyesuaikan ruangan. Beberapa ruangan akan

diberikan pencahayaan buatan dengan desain tertentu untuk mendukung

estetika ruangan. Untuk penghematan energy

5.4.2 Penghawaan

Pada bangunan hotel digunakan dua jenis penghawaan, yaitu penghawaan alami dan

penghawaan buatan.

5.4.2.1 Penghawaan Alami

Penghawaan alami menggunakan system cross ventilation, digunakan pada

ruangan ruangan yg tidak membutuhkan penghawaan buatan. Seperti gudang,

lavatory dan dapur.

5.4.2.2 Penghawaan Buatan

Dikarenakan ini merupakan hotel bintang 4 maka kebanyakan ruangan akan

menggunakan penghawaan buatan, berupa penggunaan AC (Air Conditioner),

exhaust fan, dan blower.

• AC (Air Conditioner)

Penggunaan AC dibagi menjadi dua jenis yaitu AC split dan AC sentral. AC split

biasanya juga disebut dengan AC setempat karena udara dikondisikan hanya

pada salah satu ruangan, seperti pada ruangan retail, ruang pengelola, unit

kamar. Sedangkan AC sentral merupakan sistem yang memerlukan Menara

pendingin (water cooling tower) yang ditempatkan di luar bangunan. Pada

bangunan ini, AC sentral diletakkan di ruang-ruang public seperti lobby, koridor,

function room. Untuk mengalirkan udara, sistem in I menggunakan sistem

ducting.

• Exhaust Fan

Digunakan pada lavatory, pantry, dapur dan ruang-ruang servis untuk mekanikal

elektrikal.

• Blower

87

Blower digunakan pada ruang generator.

(Bara'ah, 2016)

5.4.3 Jaringan Air Bersih

Untuk system jaringan air bersih menggunakan sumber air dari PAM dan sumur artetis.

Sumur artetis sebagai penyuppy tambahan sumber air dari PAM. Air dari PAM di

tampung d ground tank lalu di pompa ke atas menuju Roof tank. Untuk distribusi ke

setiap lantai menjadi lebih hemat energy karena tidak perlu menggunakan pompa seperti

pada system up feed, cukup menggunakan gravitasi. Tekanan air yang dihasilkan pada

setiap lantai juga relative sama.

5.4.4 Jaringan Air Kotor

Perencanaan pengolahan air kotor berpedoman pada system yang ekonomis dan optimal

dalam pembangunan dan pengoperasian. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan zat

pencemar organic sehingga hasil buangan limbah akan memenuhi syarat baku mutu air

limbah.

Jaringan air kotor dipisah antara jaringan air hitam dan jaringan air bekas. Air hitam

berasal dari kloset, bidet berupa buangan padat di salurkan lewat shaft air padat menuju

STP (Sewage Treatment Plant) untuk di encerkan. Setelah itu baru kemudian disalurkan

ke roil kawasan. Sedangkan untuk air bekas berupa air kotor cair berasal dari wastafel,

roof drain, floor drain dapat langsung dibuang atau dapat diolah untuk digunakakn

kembali.

Untuk mengolah air bekas ini dapat membuat instalasi pengolahan yang disebut Sistem

Pengolahan Air Limbah (SPAL), dimana air bekas dialirkan ke bak penampungan inlet, lalu

diolah ke sand filter dan water treatment. Setelah itu dialirkan ke bak penampungan

outlet. Setelah itu dapat digunakan kembali untuk untuk menyiram tanaman dan

mengguyur kloset. (Bara'ah, 2016)

5.4.5 Jaringan Listrik

Untuk listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Dari gardu listrik ini lalu

disalurkan menuju main trafo/ main distribution panel untuk kemudian disalurkan lagi

ke distribution panel yang ada di tiap-tiap lantai. Untuk keadaan darurat disediakan

generator set yang dilengkapi dengan automatic switch sistem yang secara otomatis

88

(dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber

utama PLN yang terputus.

Untuk menghemat energi pada kamar tidur tamu terdapat energy saving switch, berupa

saklar yang digunakan untuk mengontrol aliran listrik dengan mendeteksi frekuensi dan

juga identitas kartu. Sehingga, pada saat penghuni kamar pergi dan meninggalkan kamar

dengan membawa kartu akses hotel, aliran listrik mati keseluruhan pada ruang kamar

tersebut. (Bara'ah, 2016)

5.4.6 Pembuangan Sampah

Terdapat petugas kebersihan yang bertugas mengumpulkan sampah dari berbagai

fasilitas bangunan, memisahkannya antara sampah basah dan sampah kering lalu

masing-masing di satukan di tempat penampungan sementara yang nantinya akan

dibawa oleh petugas kebersihan Dinas Kebersihan Kota menuju TPA.

Untuk bangunan bertingkat tinggi diperlukan:

Terdapat boks-boks sampah yang terletak di tempat servis di setiap lantai. Masing-

masing boks dihubungkan oleh pipa penghubung dari beton atau PVC dengan diameter

10” – 14”. Dinding paling atas diberikan lubang untuk udara dan dilengkapi dengan kran

air untuk pembersih atau pemadam sementara jika terjadi kebakaran di lubang sampah

tersebut.

Terdapat boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan atau gudang

dilengkapi dengan kereta bak sampah. (Bara'ah, 2016)

5.4.7 Proteksi Kebakaran

• Sebagai pencegah kebakaran aktif digunakan smoke detector dan gas detector.

Kedua alat ini nantinya akan mendeteksi jika ada kebakaran dan secara otomati akan

mengaktifkan springkle. Sprinkle itempatkan di dalam unit hunian kamar tamu dan

koridor dengan jarak antar sprinkle head adalah 4 meter dalam hunian dan 6 meter

di lorong.

• Menyediakan alat pemadam kebakan fire estinguisher dan fire hydrant. Untuk afire

estinguisher ditempatkan setiap 20-25 meter dengan jarak jangkauan seluas 200-250

m². ditempatkan pada daerah umum atau ruangan yang kecil seperti dapur, ruang

panel. Di dalamnya terdapat zat kimia. Sedangkan kotak hydrant ditempatkan pada

tiap jarak 35 meter

89

5.4.8 Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem faraday sebagai penangkal petir,

yaitu berupa tiang setinggi 30 cm, kemudian dihubungkan dengan kawat menuju ke

tanah. Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu jika terjadi sambaran petir maka medan listrik

di dalam ruangan akan tetap netral sehingga kerusakan alat-alat listrik di dalam

bangunan dapat diminimalisir.

5.4.9 Keamanan Bangunan

Untuk keamanan bangunan dipasang CCTV pada beberapa titik untuk memantau

keadaan bangunan secara meluruh. CCTV ini akan terhubung dengan sistem BMS

(Building Management System) dan BAS (Building Automatic System). Untuk keamanan

unit kamar menggunakan system hotel lock dimana penghuni kamar diberikan kartu

akses untuk mengakses kamar.

5.4.10 Transportasi

Sistem transportasi vertical pada bangunan menggunakan lift dan tangga.

• Lift digunakan sebagai alat pencapaian menuju satu lantai ke lantai lainnya. Lift

ini dibedakan menjadi dua berdasarkan kegunaannya yaitu lift penumpang dan

lift barang. Untuk menghemat energi, digunakan sistem sensor gerak atau sleep

mode pada lift, sehingga lift hanya beroperasi jika ditemukan sensor gerak pada

radius jarak yang ditentukan. Lampu dalam lift juga akan mati secara otomatis

saat lift tidak beroperasi.

• Tangga dalam hal ini difungsikan sebagai tangga darurat. Digunakan ketika

terjadi keadaan darurat seperti kebakaran dan evakuasi bencana alam. Selain itu

dapat digunakan juga ketika lift tidak berfungsi.

5.5. Pendekatan Aspek Teknis

Pendekatan aspek teknis berkaitan dengan teknis pembangunan gedung seperti menganalisis

struktur dan bahan bangunan yang akan digunakan sehingga yang dibahas adalah masalah

struktur dan unsur pembuatan ruangan.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan struktur dan konstruksi suatu

bangunan:

90

a. Ukuran ruangan yang disediakan, juga fasilitas yang akan dibangun.

b. Pertimbangan waktu dalam pembangunan konstruksi, metoda konstruksi dan pertimbangan

pengoperasian sebagai bangunan sebelum selesai semuanya.

c. Pertimbangan dari pemilik, operator, atau developer.

d. Pertimbangan dalam pengaplikasian design tertentu, berhubungan dengan iklim, material, dan

kondisi tapak.

e. pertimbangan pada biaya.

f. Biaya perawatan dan perbaikan.

g. Pertimbangan penggunaan sistem mechanical dan electrical.

sumber: (Scribd, 2018)

Pendekatan sistem struktur bangunan.

Sistem struktur bangunan akan mempengaruhi terbentuknya bangunan, sehingga

akan mempengaruhi penampilan bangunan tersebut. Ada beberapa persyaratan pokok struktur,

antara lain:

a. Keseimbangan, agar massa bangunan tidak bergerak.

b. Kestabilan, agar bangunan tidak goyah akibat gaya luar dan punya daya tahan terhadap

gangguan alam, seperti gempa, angin, dan kebakaran.

c. Kekuatan, berhubungan dengan kesatuan seluruh struktur yang menerima beban.

d. Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya yang didasarkan atas tuntutan besaran ruang,

fleksibelitas terhadap penyusunan kamar-kamar, pola sirkulasi, sistem utilitas dan lain-lain.

e. Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan.

f. Estetika struktur dapat merupakan bagian integral dengan ekspresi arsitektur yang serasi dan

logis.

sumber: (Bara'ah, 2016)

Sistem struktur suatu bangunan tinggi terdiri dari:

a. sub struktur

Yaitu bagian pondasi dari suatu bangunan seperti pondasi batu kali, pondasi beton, pondasi bor

pile, pondasi tiang pancang dan pondasi rakit. Sub struktur pada bangunan ini menggunakan

pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang adalah sistem pondasi yang penyaluran gayanya

melalui tiang. Prinsip penyaluran gayanya adalah beban yang bekerja disalurkan melalui tiang ke

lapisan tanah bagian dalam dengan daya dukung yang besar.

91

Gambar Pondasi Tiang Pancang

Sumber: (Jumantoro, 2015)

b. Upper structure

Yaitu komponen-komponen yang menghasilkan suatu wujud bangunan. Bagiannya adalah

seluruh bagian struktur dari bangunan yang ada diatas permukaan tanah, yaitu kerangka-

kerangka pemikul bangunan tersebut (structural part), dalam hal ini kerangka-kerangka beton

bertulang, beton pra tekan, ataupun kerangka baja dari suatu bangunan. Upper Structure yang

digunakan pada bangunan ini adalah struktur rangka kaku (rigid frame structure). Struktur ini baik

untuk bangunan tinggi karena kekakuannya yang terbentuk dari permukaan grid kolom dengan

balok.

Sistem konstruksi yang direncanakan adalah sistem konstruksi beton. Konstruksi beton

digunakan karena mempunyai keuntungan seperti bahan mudah didapat dan mudah dalam

pelaksanaan, memiliki kesan kokoh.

Contoh pola grid

Sumber: (Gentabaja, 2013)

92

Contoh Kerangka Beton

Sumber: (Ronny, 2018)

5.5.2 Sistem Unsur

Modul merupakan salah satu penunjang untuk mendapatkan perencanaan ruang yang

efisien dan fleksibilitas tanpa mengurangi kenyamanan dan estetika. Unsur ada dua macam,

yaitu:

a. Unsur Vertikal

Yaitu jarak antar lantai satu dengan lantai lain secara horizontal. Tinggi dari lantai ke lantai

dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

- Tinggi dari langit-langit (plafond) ke langit di atasnya, ruang pada plafond digunakan sebagai

perletakan jaringan Mechanical Electrical (ME). Tinggi dari modul ini ditentukan oleh:

• Besarnya saluran-saluran dari servis mekanis (ducting AC, exhaust, kabel-kabel listrik, dll).

• Besarnya dimensi dari balok portal penyangga lantai.

- Tinggi dari lantai ke plafond, ruang yang ada di antaranya digunakan sebagai unit kamar

hotel.

b. Unsur Horizontal

Faktor yang mempengaruhi unsur horizontal, adalah:

- Tata letak furniture

- Aktivitas efektif dari ruang-ruang kamar, pengelola, dan penunjang

- Jalur sirkulasi

- Dimensi bahan bangunan dengan standar yang ada di pasaran.

Kedua unsur ini harus tahan terhadap gaya tekuk dan lentur.

93

Pemilihan bahan bangunan dalam perancangan dilakukan dengan pertimbangan sebagai

berikut:

- Sesuai dengan sistem struktur, unsur, dan konstruksi bangunan.

- Kesan bangunan atau ruang yang ditampilkan dengan permainan tekstur dan warna.

- Kekuatan dan kemudahan perawatan bahan bangunan yang digunakan.

sumber: (Bara'ah, 2016)