BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....
-
Upload
trinhquynh -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Manggihan,dan Sekolah
Dasar Negeri Getasan 03 Kecamatan Getasanyang kedua sekolah tersebut
merupakan sekolah dasar di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.Kemudian
kedua sekolah tersebut masuk kedalam gugus gajah mungkur. Yang beralamatkan
di Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Kita dapat dengan
mudah menemukan Sekolah Dasar Negeri Manggihan dan, SD Negeri Getasan
03, karena terletak tidak jauh dari kantor Kelurahan Getasan. Dengan Subyek
Penelitian kelas eksperimen dan, kelas kontrolsiswa Kelas III sebanyak 35 siswa,
dengan jumlah kelas eksperimen 18 anak, dan kelas control berjumlah 17 anak.
Khususnya di kelas III pembelajaran dengan melibatkan langsung siswa
akan lebih mudah dalam menjelaskan suatu konsep yang baru dikenalnya. Oleh
karena itu memilih melaksanakan penelitian di kelas III SD Negeri Manggihan
Kecamatan Getasan untuk mengatahui perbedaan hasil belajar dengan
penggunaan model pembelajaran SAVI dan model pembelajaran konvensional
.
4.2. Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui,
membandingkan akibat dari suatu perlakuan pada proses pembelajaran. Pada kelas
kontrol menggunakan metode konvensional dan kelas eksperimen menggunakan
pendekatan Somatis, Auditori, Visual, Intelektual (SAVI). Model pembelajaran
SAVI dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberi
motivasi kepada siswa serta memberikan gambaran tentang hal-hal yang
berhubungan dengan materi pelajaran. Kemudian guru menerangkan materi
tentang sumber energi dan kegunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
sumber energi guru menunjukkan sebuah video, gambar beserta peralatan asli,
tujuannya sebagai penguat pembelajaran Visual (V). Guru menjelaskan materi
pelajaran dengan menggunakan media wayang-wayangan gambar sumber energi
28
dari kertas dengan cara mendongeng dan sering melemparkan pertanyaan-
pertanyaan untuk dijawab oleh siswa, selain itu guru juga memberikan kepada
siswa kesempatan untuk bertanya. Pada beberapa bagian materi yang menyangkut
pengertian tentang suatu hal, guru meminta siswa untuk mengucapakannya
bersama-sama dengan suara keras dan lantang. Hal tersebut sebagai penguat
pembelajaran Auditori (A), selain mendengarkan penjelasan materi yang
didongengkan dari guru. Guru memberikan lembar pengamatan untuk dikerjakan
bersama teman kelompoknya (@ 4 orang siswa), kemudian dipresentasikan di
depan kelas dengan bimbingan guru, dibahas bersama-sama dan siswa yang lain
diminta menanggapi hisil presentasi. Hal ini sebagai penguat pembelajaran
Somatis (S). Sebagai penguat bentuk pembelajaran Intelektual (I), siswa diberikan
tugas mandiri dengan mengerjakan soa-soal.
4.3 Analisis Data
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dengan menggunakan treatmen
model pembelajaran SAVI dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran
SAVI, maka dapat menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah
diperoleh. Untuk memudahkan dalam menganalisa dan menginterpretasikan data
dari hasil penelitian, maka dapat dipaparkan hasil uji validitas, relibilitas
instrument, uji normalitas, dan uji homogenitas.
4.3.1 Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas sering digunakan untuk mengukur
ketepatan suatu item dalam kuisioner atau skala. Uji validitas yang digunakan
adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau
dukungan terhadap item total, perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelsikan
antara skor item dan total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu
koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item
dan untuk menentukan apakah layak digunakan apa tidak.
29
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar. Sebelum tes hasil belajar diberikan kepada siswa SDN Manggihan kelas
III yang berjumlah 18 siswa dan, siswa SDN Getasan 03 kelas III yang berjumlah
17 siswa. sebelumnya tes hasil belajar di uji cobakan kepada siswa SD
Laboratorium UKSW kelas III yang berjumlah 26 siswa. Uji coba instrumen
penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir-butir soal.
Pengujian validitas soal dilakukan untuk mengetahui kevalidan tiap butir soal
yaitu dengan menggunakan pearson product moment. Apabila xy r ≥ 0,200 maka
item tersebut dikatakan valid sebaliknya apabila xy r < 0,200 item soal dinyatakan
tidak valid.
Soal tes yang akan diujikan pada pos tes dilakukan uji coba terlebih dahulu
pada 26 siswa SD Laboratorium UKSW Salatiga dari 30 soal ada 22 soal yang
valid dan 8 soal yang tidak valid. Di bawah ini tabel validitas soal pos tes dan
perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3
Validitas Instrumen Soal Pos tes
Soal Pilihan GandaValid Tidak Valid
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 27, 28, 29, 30
3, 9, 13, 16, 21,22, 25, 26
Dari hasil uji validitas yang telah dilakukan terhadap 26 siswa di SD
Kristen Satya Wacana Salatiga, untuk soal sebanyak 30 soal, diperoleh 22 soal
valid dan 8 soal tidak valid yaitu soal nomor 3, 9, 13, 16, 21, 22, 25, dan 26 .
Dengan ketentuan menurut Ali (Evrieta, 2010:42) Corrected Item-Total
Correlation kurang dari 0,20 tidak valid. Indeks diskriminasi menunjukkan
koefisien validitas bergerak dari -0,080 sampai dengan 0,861.
30
Tabel 4
Kisi-kisi instrument pos-tes
Standar Kopetensi Kopetensi Dasar Indikator
Item Soal
Pilihan Ganda
Jumlah Item
Bahasa Indonesia Berbicara
Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan benda dan bercerita.
Bahasa Indonesia Menceritakan peristiwa
yang pernah dialami atau dilihat.
Bahasa Indonesia Menceritakan
peritiwa yang pernah dialami yang paling berkesan.
1,2, 4,5, 6, 7,8,10, 11,23
10
PKn Memiliki harga
diri sebagai individu.
PKn Mengenal
pentingnya memiliki harga diri.
PKn Mampu
menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri.
12, 14, 15,28
4
IPA Memahami
berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi.
IPA Mendeskripsikan
hasil pengamatan tentang energi panas, energi gerak, getaran, dalam kehidupan sehari-hari.
IPA Menunjukan
adanya pengaruh energi dalamkehidupan sehari-hari.
Menyumpulkan bahwa energi itu ada, tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan.
17,18, 19, 20,24, 27, 29,30
8
Jumlah Soal 22 22
4.3.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode Bivariate Pearson. kriteria pengujian
biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Untuk menyimpulkan rebilitas
instrument digunakan pedoman yang digunakan oleh Sekaran (1992) sebagai
berikut:
31
a ≤ 0,6 : Tidak dapat diterima
0,6 < a ≤ 0,7 : Dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8 : Reliabilitas baik
A > 0,8 : Reliabilitas memuaskan
Uji reliabilitas soal pos tes untuk soal pilihan ganda mempunyai nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,887 berarti reliabititas dapat diterima.
Tabel 5
Validitas Instrumen Soal Pos tes
Reliability CoefficientsN of Cases = 26.0 N of Items = 30Alpha = .887
4.3.3 Uji Homogenitas
Priyatno, (2010,76-80), uji kesamaan dua varian digunakan untuk menguji
apakah kedua data tersebut homogen dengan membandingkan kedua variannya.
Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka Ho diterima, apabila Ha ditolak
signifikansi < 0,05, maka data memiliki variansi yang homogen.
a. Uji Homogenitas Nilai Pre test
Uji ini pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah kelompok
atau data kategori mempunyai varians yang sama atau homogen
diantara anggota kelompok tersebut. Jika varians sama, dan ini yang
harusnya terjadi, maka dikatakan ada homogenitas.
Tabel 6
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre test
Test of Homogeneity of Variances
Eksperimen
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.041 2 14 .379
32
Jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima berarti, data populasi homogen.
Jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak berarti, data populasi tidak
homogen.
Dari tabel diatas terlihat besarnya signifikansi 0,379 > 0,05, maka Ho
diterima berarti data yang diperoleh bersifat homogen.
b. Uji Homogenitas Pos tes
Tabel 7
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pos test
4.3.4 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini dilakukan uji kolmogorov (
uji K-S satu sampel ).
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas Pre tes
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Eksperimen kontrol
N 18 17
Normal Parametersa Mean 13.6667 13.4118
Std. Deviation 2.91043 1.37199
Most Extreme Differences Absolute .161 .260
Positive .161 .260
Negative -.152 -.254
Kolmogorov-Smirnov Z .683 1.072
Asymp. Sig. (2-tailed) .739 .201
a. Test distribution is Normal.
Test of Homogeneity of Variances
Eksperimen
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.362 3 13 .119
33
Dari uji normalitas hasil belajar pre tes antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Data pre tes kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di atas bahwa
nilai (Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,739
jika nilai Asymp. Sig. 2-tailed > nilai taraf signifikansi, maka
berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,739 >
0.05, maka diambil kesimpulan data pre tes kelas eksperimen
berdistribusi normal.
2. Data pre tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai
(Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,201. jika
nilai Asymp. Sig. 2-tailed > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi
normal. Nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,201 > 0.05, maka
diambil kesimpulan data pre tes kelas eksperimen berdistribusi normal.
Grafik
Distribusi Normal Tes Awal (Pre-Test) Kelas III SD Negeri Manggihan
34
Grafik
Distribusi Normal Tes Awal (Pre-Test) Kelas III SD Negeri Getasan 03
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas Pos tes
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen Control
N 18 17
Normal Parametersa Mean 17.3889 14.9412
Std. Deviation 1.97451 1.14404
Most Extreme Differences Absolute .177 .293
Positive .165 .206
Negative -.177 -.293
Kolmogorov-Smirnov Z .751 1.209
Asymp. Sig. (2-tailed) .625 .107
a. Test distribution is Normal.
1. Data pos tes kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai
(Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,625. jika
35
nilai Asymp. Sig. 2-tailed > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi
normal. Nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,625 > 0.05, maka
diambil kesimpulan data pos tes kelas eksperimen berdistribusi normal.
2. Data pos tes kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai
(Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,107. jika
nilai Asymp. Sig. 2-tailed > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi
normal. Nilai dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,107 > 0.05, maka
diambil kesimpulan data pos tes kelas eksperimen berdistribusi normal.
4.4 Analisis Deskriptif Setiap Variabel Penelitian
4.4.1 Pembelajaran dengan Model pembelajaran SAVI (X)
Penerapan pembelajaran tematik dengan menggunakan pembelajan SAVI
yaitu cara belajar yang melibatkan seluruh indera, belajar dengan bergerak aktif
secara fisik dan membuat seluruh tubuh atau pikiran ikut terlibat dalam proses
belajar. Unsur-unsur model pembelajaran SAVI adalah belajar Somatis, belajar
Auditori, belajar Visual, dan belajar Intelektual.
Tindakan guru yang dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik melalui model pembelajaran SAVI adalah dengan
menyatukan keempat unsur SAVI ada dalam satu pembelajaran IPA.
Langkah-langkah dalam pembelajaran tematik dengan model pembelajaran
SAVI adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Pembukaan.
Langkah 2: Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan.
Langkah 3: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Langkah 4: Guru membahas materi dengan metode ceramah dan
tanya jawab sebagai bentuk dari penerapan belajar
Auditori (A).
Langkah5: Guru memperjelas dalam menerangkan materi dengan
menggunakan alat peraga sebagai bentuk dari
penerapan belajar Visual (V).
Langkah 6: Guru memberikan kegiatan berupa diskusi kelompok,
36
presentasi atas hasil diskusi kemudian pengumpulan
hasil diskusi sebagai bentuk belajar Somatis (S).
Langkah 7: Guru memberikan latihan soal kepada siswa sebagai
bentuk belajar Intelektual (I).
4.4.2 Pembelajaran dengan konvensional
Pembelajaran konvensional adalah proses belajar mengajar dan
penyampaian pelajaran masih menggunakan sistem yang biasa yaitu sistem
ceramah. Ceramah adalah cara penyampaian informasi secara lisan dari seseorang
kepada sejumlah pendengar disuatu ruangan.
Dalam metode ceramah, guru memegang peranan utama dalam menentukan
isi dan urut-urutan langkah dalam menyampaikan isi atau materi tersebut kepada
siswa. Pada pengajaran ini guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi
dan rumus serta pembuktian dilakukan sendiri oleh guru. Contoh-contoh diberikan
dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh
siswa. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
Dalam pembelajaran konvensional terdapat tiga langkah yaitu
sebagai berikut:
Langkah 1: Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Langkah 2: Guru memberikan latihan-latihan.
Langkah 3: Guru mengevaluasi latihan tersebut bersama-sama
murid.
4.4.3 Hasil Belajar (X)
Pada variabel hasil belajar tes yang dibagikan adalah pretest dan posttest
terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen. Model pembelajaran SAVI hanya
diberikan terhadap kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol hanya
menggunakan model pembelajaran konvensional.
37
Tabel 10
Hasil nilai rata-rata pos tes dan pre tes
kelas kontrol dan kelas eksperimen
Pre tes Pos tes
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
68,33 67,05 86,94 74,70
Dari tabel di atas jelas terlihat perbedaan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata
pos tes kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai pos tes. Setelah
melaksanakan penelitian, maka nampak sekali hasil nilai rata-rata nilai untuk
kelas eksperimen 86,94dan 74,70 untuk kelas kontrol.
Sedangkan untuk nilai pre test kelas kontrol dan kelas eksperimen perbedaan
dari keduanya tidak begitu beda. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang
diperoleh. Kelas kontrol nilai rata-ratanya adalah 67,05 dan untuk kelas
eksperimen nilai rata-ratanya adalah 68,33.
4.4.4 Analisis Hasil Penelitian
Model pembelajaran yang dipakai yaitu model pembelajaran SAVI dan
model konvensional menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar pada
pembelajaran tematik ditinjau dari perbedaan penggunaan pendekatan
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis yang menunjukan nilai
0102030405060708090
100
eksperimen kontrol
Series 1
Series 2
Series 3
38
probabilitas < 0,05. Diketahui bahwa kedua kelompok setelah diberikan soal pre
tes hasilnya adalah homogen karena nilai sig adalah 0,114 > 0,05, maka Ho
diterima berarti data yang diperoleh bersifat homogen.
Dari uji normalitas, nilai pre tes kelompok eksperimen, nilai dari Asymp.
Sig. 2-tailed adalah 0,601 > 0.05, maka diambil kesimpulan nilai pre tes
kelompok eksperimen berdistribusi normal. nilai pre tes kelompok kontrol, nilai
dari Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,461 > 0,05, maka diambil kesimpulan nilai pre
tes kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Hasil nilai pre tes siswa kelas III SDN Manggihan yang berjumlah 18
siswa, untuk kelompok eksperimen diketahui rata-rata nilainya adalah 68,33 ,
sedangkan untuk kelompok kontrol pada SDN Getasan 03 dengan jumlah 17
siswa rata-rata nilainya adalah 67,05. Nilai pre tes pada kelompok eksperimen
nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah 50, sedangkan pada kelompok kontrol
nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 50. Nilai pos tes pada kelompok
kontrol nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah 65, sedangkan pada kelompok
eksperimen nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 70.Peningkatan rata-rata
nilai pre tes ke pos tes kelompok kontrol adalah 3,69 dan peningkatan rata-rata
nilai pre tes ke pos tes kelompok eksperimen adalah 23,61.
Dari hasil belajar yang diperoleh kedua kelompok tersebut dapat
membuktikan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran SAVI hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran SAVI. Hal tersebut dilihat
dari hasil nilai KKM yang diperoleh kelompok eksperimen lebih dari yang telah
ditargetkan yaitu dari 18 siswa, nilai pos tes semuanya di atas KKM dengan nilai
terendah adalah 65.
39
Uji T-Test Nilai Pos tes
Tabel 11
Hasil Uji T-Test Nilai Pos tes
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai 1 18 17.3889 1.97451 .46540
2 17 14.9412 1.14404 .27747
Independent Samples Test
Nilai
Equal variances assumed
Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 6.746
Sig. .014
t-test for Equality of Means
T 4.452 4.517
Df 33 27.537
Sig. (2-tailed) .000 .000
Mean Difference 2.44771 2.44771
Std. Error Difference .54982 .54183
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 1.32909 1.33697
Upper 3.56633 3.55845
Dari hasil analisis uji beda kesimpulannya adalah:
Bila dilihat dari hasil tabel group statisitk nilai mean untuk kelas eksperimen
adalah 17,3, sedangkan untuk kelas kontrol nilai mean adalah 14,9. dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata pos tes kelompok
eksperimen hasilnya lebih besar daripada kelompok kontrol. dapat diartikan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI
berpengaruh terhadap hasil belajar.
Pada tabel Independent samples test di atas besarnya nilai t adalah 4,452
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001, karena besarnya t hitung 4,452 > t
tabel 2,035 maka hipotesis yang diajukan dapat diterima, berarti ada perbedaan
yang signifikan antara nilai pos tes kelas kontrol dengan nilai pos tes kelas
eksperimen.
40
4.5 Pembahasan
Dari hasil observasi sebelum penelitian dilakukan di kelas III SD Negeri
Manggihan menyatakan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran
Bahasa Indonesia, IPA, dan PKn masih rendah.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar pada siswa kelas III SDN
Manggihan yang berjumlah 18 siswa dengan menggunakan model pembelajaran
SAVI sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas III SDN Getasan 03
sebanyak 17 siswa yang menggunakan motode konvensional. Dalam
pembelajaran konvensional siswa cenderung lebih pasif meskipun ada beberapa
anak yang bertanya kepada guru, siswa juga kurang bersemangat selama proses
pembelajaran berlangsung. Di sini peran guru lebih dominan dibandingkan
dengan siswanya.
Sedangkan pada pembelajaran yang berbasis model pembelajaran SAVI
sebagai kelompok eksperimen yaitu siswa kelas III SDN Manggihan sebanyak 18
siswa. Dalam pembelajarannya siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok maupun tugas individu. Siswa juga lebih berani untuk bertanya kepada
guru, hal ini didukung dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan, karena
siswa bisa melihat secara langsung benda kongkrit dari materi yang dipelajari.
Tema energi. Tentang pemanfaatan energi dan sumber energi pada pembelajaran
tematik akan lebih mudah dipahami siswa jika mereka secara langsung melihat
wujud asli dari energi dan sumber energi.
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Colin Rose (2003), ada
beberapa ciri-ciri yang mencerminkan gaya belajar, di antaranya adalah:a.
pembelajaran visual senang menggambar diagram, gambar, dan grafik, serta
menonton film. Mereka juga suka membaca kata tertulis, buku, poster berslogan,
bahan belajar berupa teks tertulis yang jelas; b. pembelajaran auditori dengan
mendengar informasi baru melalui penjelasan lisan, komentar dan kaset. Mereka
senang membaca teks kunci dan merekamnya di kaset; c. pembelajaran fisik
(somatis) senang pembelajaran praktik supaya bisa langsung mencoba sendiri.
Mereka suka berbuat saat belajar, misalnya: menggaris bawahi, mencorat- coret,
menggambarkan.
41
Upaya untuk mengatasi rendahnya pemahaman belajar siswa maka
diperlukan pembelajaran yang berorientasi pada sesuatu yang bersifat
konkrit/nyata, salah satunya adalah dengan menerapkan pembelajaran tematik
berbasis model pembelajaran SAVI (somatic, auditori, visual, intelektual) pada
saat proses pembelajaran.
Teori Colin Rose (2003) tersebut selaras dengan hasil penelitian yang
dilakukan. Dimana dalam pembelajarannya penulis menggabungkan ke empat
unsur (somatic, auditori, visual, intelektual) sebagai sarana pembelajaran, yang
dapat menyebabkan siswa dengan mudah memahami suatu konsep baru dalam
pembelajaran yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa dilihat dari
hasil nilai evaluasi yang diberikan pada saat pos tes.
Dari hasil analisis uji beda nilai mean untuk kelas eksperimen adalah 17,3,
sedangkan untuk kelas kontrol nilai mean adalah 14,9 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,001. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rata-rata
pos tes kelompok eksperimen hasilnya lebih besar daripada kelompok kontrol.
dapat diartikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
SAVI berpengaruh terhadap hasil belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai
pos tes. Hasil belajar siswa SD Negeri Manggihan. Dengan penggunaan model
pembelajaran SAVI pada kelas eksperimen, diketahui hasil belajar siswa lebih
baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang dalam pelaksanaan
pembelajarannya tanpa menggunakan model pembelajaran SAVI.
Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapatkan pada saat pos tes,
didapatkan bahwa dengan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada tema “Energi” kelas III SD Negeri Manggihan. Melalui
pembelajaran berbasis model pembelajaran SAVI siswa dapat belajar dengan
mengalami secara langsung dan dapat melakukan pengamatan dengan benda
kongkrit atau nyata yang dilihatnya dalam proses pembelajaran.