BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

15
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN UMUM PENELITIAN Penelitian ini merupakan suatu bentuk Penelitian Tidakan Kelas (PTK) yang memiliki karakteristik antara lain : 1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan oleh guru 2. Berangkat dari permasalahan praktik factual di kelas 3. Adanya tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang bersangkutan (Kasbolah,1999:22) Berdasarkan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di kelas VI SD Negeri Gringgingsari. Pada penelitiann ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas V sebagai teman sejawat. Hal ini dilakukan agar penelitian lebih objektif dan memperoleh masukan-masukan untuk petimbangan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan / observasi dan refleksi. Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Penelitian ini dilakukan di kelas VI Tahun 2012/2013 di SDN Gringgingsari, Wonotunggal Batang. Sebelum penelitian dilakukan guru lebih sering mendominasi dengan metode ceramah, Tanya jawab, dan penugasan. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Peneliti belum pernah menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VI terhadap mata pelajaran IPA, peneliti menyajikan data kuantitatif sebagai berikut :

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Penelitian ini merupakan suatu bentuk Penelitian Tidakan Kelas (PTK) yang

memiliki karakteristik antara lain :

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan oleh guru

2. Berangkat dari permasalahan praktik factual di kelas

3. Adanya tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di

kelas yang bersangkutan (Kasbolah,1999:22)

Berdasarkan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut, maka peneliti

melakukan penelitian tindakan kelas di kelas VI SD Negeri Gringgingsari. Pada penelitiann

ini, peneliti bekerjasama dengan guru kelas V sebagai teman sejawat. Hal ini dilakukan

agar penelitian lebih objektif dan memperoleh masukan-masukan untuk petimbangan

perbaikan pembelajaran selanjutnya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua

siklus. Setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan / observasi

dan refleksi.

Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Penelitian ini dilakukan di kelas VI Tahun 2012/2013 di SDN Gringgingsari,

Wonotunggal Batang. Sebelum penelitian dilakukan guru lebih sering mendominasi

dengan metode ceramah, Tanya jawab, dan penugasan. Model pembelajaran yang

digunakan kurang bervariasi. Peneliti belum pernah menggunakan pendekatan Sains

Teknologi Masyarakat.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VI terhadap mata pelajaran IPA,

peneliti menyajikan data kuantitatif sebagai berikut :

35

Tabel 4.1 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

No Interval nilai Frekuensi Prensentase (%) Keterangan

1 2 3 4 5

6 7 8

75 - 79 70 -74 65 – 69 60 – 65 55 – 59 50 – 54 45 – 49 40 - 44

8 2 1 3 - 2 1 3

40 10 5 15

10 5 15

KKM =75

Tuntas 8 40 Tidak tuntas 12 60

Jumlah 20 100

Diagram 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus

Dari tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa 60% (12 dari 20 siswa)

mengalami ketidaktuntasan belajar, sedangkan sisanya 40% (8 dari 20 siswa) mengalami

0

2

4

6

8

10

12

14

Tuntas Tidak Tuntas

Jum

lah

Sis

wa

Nilai Pra Siklus

36

ketuntasan belajar dari acuan nilai KKM 75. Dari tabel terlihat jelas pada rentang nilai yang

menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 78. Sehingga dari

data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar 60% atau 12 dari 20 siswa belum

tuntas belajar.

4.2 HASIL PENELITIAN

4.2.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.2.1.1 Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pembelajaran I dan II yang dikembangkan

berdasarkan hasil studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan bertujuan untuk

mengetahui seberapa kemampuan siswa telah memahami materi yang diajukan.

Pada perencanaan tindakan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1) Menyusun RPP dengan materi “ Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi

Keseimbangan Ekosistem ”

2) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran / alat peraga

3) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa (pada

lampiran)

4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Tindakan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 26 Agustus 2013 pukul

07.15 sampai 08.25, tindakan ke dua dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Agustus

2013 di kelas VI SDN Gringgingsari.Banyaknya siswa yang mengikuti

pembelajaran 20 orang terdiri dari 8 perempuan dan 12 laki-laki, serta dihadiri

rekan sejawat sebagai observer.

Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, guru melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan langkah-langkah pendekatan STM sesuai RPP dan

diobservasi oleh teman sejawat.

37

Berikut ini hasil observasi kegiatan guru :

Tabel 4.2 Hasil Observasi Implementasi RPP Siklus 1

Indikator SKOR

1 2 3 4

1. Melakukan kegiatan apersepsi

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan STM

4. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah komponen

biotik dan abiotik ekosistem

5. Memberikan kesempatan siswa untuk menyimak materi

6. Memfasilitasi siswa untuk berdiskusi mengidentifikasi kegiatan-

kegiatan manusia yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem

7. Memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil

diskusinya

8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk merumuskan tindakan

positif yang dapat dilakukan peserta didik sebagai individu untuk

ikut berperan dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem.

9. Melakukan refleksi bersama siswa

10. Menggunakan media secara efektif dan efisien

11. Pengelolaan waktu secara efisien

12. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran

13. Mengatur tempat duduk untuk diskusi

Jumlah 41

Nilai = 3,15

Kategori Baik

Selain itu untuk mengetahui keaktivan siswa, dapat dilihat dalam tabel observasi

keaktivan siswa berikut ini :

38

Tabel 4.3 Tabel Observasi Keaktivan Siswa RPP Siklus 1

No Aktivitas Siswa Skor

1 2 3 4

1 Menempati tempat duduk yang telah ditetapkan √

2 Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang

disampaikan guru

3 Berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya √

4 Mengerjakan LKS yang dibagikan guru bersama

kelompoknya

5 Melakukan diskusi kelompok √

6 Melaporkan hasil LKS dan presentasi hasil diskusi √

7 Melakukan kegiatan refleksi √

8 Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik √

9 Menggunakan waktu dengan baik dan efisien √

10 Siswa leluasa bergerak dan bekerja √

Jumlah Skor 32

Rata-rata 3,20

Kategori Baik

4.2.1.3 Analisis dan Refleksi

Hasil observasi implementasi RPP pada siklus 1 telah menunjukkan

kualitas yang baik dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran STM. Hal

tersebut dapat dilihat pada rata-rata dalam pelaksanaannya mendapat skor 3,dan

4. Pada apersepsi, penyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran

mendapat skor 4 yang artinya guru telah menyampaikan apersepsi yang relevan,

penyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran sudah diuraikan jelas.

Pada aktivitas memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah dan menyimak

materi, menunjukkan skor 3, berarti guru telah memfasilitasi dalam perumusan

masalah dan memberikan kesempatan pada siswa untuk menyimak materi. Pada

aktivitas memfasilitasi siswa dalam berdiskusi dan memberi kesempatan siswa

39

untuk presentasi, menunjukan skor 3 dan 4 artinya guru telah memfasilitasi siswa

dalam diskusi serta sangat memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan

hasil diskusinya. Pada aktivitas memberi kesempatan siswa untuk merumuskan

tindakan positif untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan guru melakukan

refleksi,mendapat skor 4 dan 3, artinya guru telah sangat memberi kesempatan

kepada siswa untuk merumuskan tindakan positif dan juga telah melakukan

refleksi bersama siswa dengan cukup tepat. Pada aktivitas penggunaan media

dan pengelolaan waktu secara efektif dan efisien mendapat skor 3, berarti guru

telah menggunakan media dan mengelola waktu dengan cukup efektif dan efisien.

Akan tetapi media yang digunakan berupa gambar yang seukuran HVS kurang

memadai, seharusnya guru menggunakan multi media sehingga lebih menarik

antusiasme siswa. Pada aktivitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran

mendapat skor 4 yang artinya guru telah menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar. Pada aktivitas mengatur tempat duduk untuk diskusi mendapat

skor 3 artinya guru telah mengatur tempat duduk untuk diskusi dengan baik.

Selain melakukan observasi implementasi RPP, observer juga melakukan

observasi aktivitas siswa. Hasil observasi aktivitas siswa siklus 1 menunjukkan

hasil yang baik ditunjukkan dengan pada saat mengikuti pembelajaran

menggunakan pendekatan STM siswa mendapat skor 3, dan 4. Pada aktivitas

siswa menempati tempat duduk yang disediakan, mendapat skor 3 artinya siswa

menempati tempat duduk yang disediakan dengan terpaksa karena beberapa

siswa meminta anggota kelompok harus dalam gender yang sama. Namun hal

tersebut dapat diatasi guru dengan memberi pengertian kepada siswa. Pada

aktivitas mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan

oleh guru mendapat skor 3 yang berarti siswa mengikuti dengan baik. Pada

aktivitas siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya, mendapat

skor 3 yang artinya siswa berani dan aktif mengemukakan pendapatnya. Pada

aktivitas mengerjakan LKS yang dibagikan guru bersama kelompoknya, siswa

mendapat skor 3 artinya siswa mengerjakan LKS dengan baik. Pada aktivitas

melakukan diskusi kelomnpok mendapat skor 3 artinya siswa melakukan diskusi

kelompok dengan baik. Pada aktivitas melaporkan hasil LKS dan presentasi hasil

40

diskusi siswa mendapat skor 3 artinya siswa melaporkan dan melakukan

presentasi dengan benar tetapi kurang lengkap. Pada aktivitas melakukan refleksi,

mendapat skor 3 artinya siswa telah melakukan refleksi yng relevan. Pada

aktivitas menggunakan bahasa Indonesia dengan baik mendapat skor 3 artinya

siswa telah menggunakan bahasa Indonesia, tapi kurang baik. Pada aktivitas

menggunakan waktu secara baik dan efisien mendapat skor 3 artinya siswa telah

menggunakan waktu secara baik dan efisien. Pada aktivitas siswa leluasa

bergerak dan bebas mendapat skor 4 artinya siswa sangat bebas dalam bergerak

dan bekerja.

Hasil tes yang dilakukan pada pembelajaran dalam siklus 1 dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi hasil belajar IPA siklus I

No Interval nilai Frekuensi Prensentase (%) Keterangan

1 2 3 4 5

6 7

95 - 100 90 - 94 85 - 89 80 - 84 75 - 79 70 -74 65 - 69

3 2 2 3 5 4 1

15 10 10 15 25 20 5

KKM =75

Tuntas 15 60 Tidak tuntas 5 40

Jumlah 20 100

Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Belum Tuntas Tuntas

Jum

lah

An

ak

41

Dari tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa (75%) 15 dari 20

siswa mengalami ketuntasan belajar,sedangkan (25%) 5 dari 20 siswa pengalami

ketidak tuntasan belajar. Hal ini berdasarkan acuan nilai KKM 75. Nilai rata-rata

kelas pada siklus 1 adalah 85 dengan 11 siswa di antaranya di atas rata-rata dan

9 siswa di antaranya di bawah rata-rata. Dari tabel terlihat jelas pada rentang nilai

yang menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 68 dan nilai tertinggi adalah 98.

Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (75 %) 15

dari 20 siswa telah tuntas dalam belajar. Presentase ketuntasan belajar dari pra

siklus sampai siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 35%.

4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2

4.2.2.1 Perencanaan Tindakan

Pada bagian ini tindakan ini yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1) Menyusun RPP

2) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran / alat peraga

3) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa

4) Menyiapkan soal-soal tes evaluasi (pada lampiran)

4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Tindakan pertama pada siklus dilaksanakan pada hari Sabtu, Agustus

2013, dan tindakan ke dua dilaksanakan pada hari Senin, 2 September 2013 di

kelas VI SDN Gringgingsari. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran 20

orang terdiri dari 8 perempuan dan 12 laki-laki, serta dihadiri rekan sejawat

sebagai observer.

Dalam tahap pelaksanaan tindakan pada siklus 2 ini, peneliti

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM sesuai RPP

dan diobservasi oleh teman sejawat. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel

berikut :

42

Tabel 4.5 Hasil Observasi Implementasi RPP Siklus 2

Indikator SKOR

1 2 3 4

1. Melakukan kegiatan apersepsi

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

3. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran STM

4. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah dampak

pembuangan sampah secara terus menerus

5. Memberikan kesempatan siswa untuk menyimak materi

6. Memfasilitasi siswa untuk berdiskusi mengenai pentingnya

menjaga lingkungan sekitar

7. Memberi kesempatan siswa mempresentasikan hasil diskusinya

8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek

pemisahan sampah organik dan anorganik

9. Melakukan refleksi bersama siswa

10. Menggunakan media secara efektif dan efisien

11. Pengelolaan waktu secara efisien

12. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran

13. Mengatur tempat duduk untuk diskusi

Jumlah 49 Nilai 3,77 Kategori Sangat

baik

Sedangkan untuk mengetahui keaktivan siswa, dapat dilihat dalam tabel

observasi keaktivan siswa berikut ini :

43

Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktivan Siswa Siklus 2

No Aktivitas Siswa Skor

1 2 3 4

1 Menempati tempat duduk yang telah ditetapkan √

2 Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan guru

3 Berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya √

4 Mengerjakan LKS yang dibagikan guru bersama kelompoknya

5 Melakukan diskusi kelompok √

6 Melaporkan hasil LKS dan presentasi hasil diskusi √

7 Melakukan kegiatan refleksi √

8 Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik √

9 Menggunakan waktu dengan baik dan efisien √

10 Siswa leluasa bergerak dan bekerja √ Jumlah Skor 36

Rata-rata 3,60

Kategori Sangat Baik

4.2.2.3 Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada siklus 2 dapat

dilihat adanya peningkatan dalam kualitas pembelajaran. Kekurangan kekurangan

pada siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan maupun peningkatan di

beberapa aspek sehingga menjadi lebih baik. Hal ini ditunjukkan pada indikator

memfasilitasi siswa dalam perumusan masalah dan diskusi yang pada siklus 1

mendapat skor 3, pada siklus 2 mendapat skor 4 yang artinya guru telah benar-

benar memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah dan melaksanakan

diskusi. Pada aktivitas memberi kesempatan siswa praktek pemisahan sampah

organik dan anorganik mendapat skor 4 artinya guru telah memberikan

kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa dalam melakukan praktek. Pada

aktivitas menggunakan media secara efektif dan efisien mendapat skor 4 artinya

guru telah benar-benar memanfaatkan media secara efektif dan menarik, serta

telah memanfaatkan multimedia yang sangat menarik bagi siswa. Pengaturan

44

tempat duduk mendapat skor 4 artinya guru telah mengatur tempat duduk siswa

dengan tepat, relevan dengan pendekatan pembelajaran STM.

Hasil tes yang dilakukan pada pembelajaran dalam siklus 2 dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi ketuntasan hasil belajar IPA siklus 2

No Interval nilai Frekuensi Prensentase (%) Keterangan

1 2 3 4 5

6 7

95 - 100 90 - 94 85 - 89 80 - 84 75 - 79 70 -74 65 - 69

5 8 1 2 2 1 1

25 40 5 10 10 5 5

KKM =75

Tuntas 18 90 Tidak tuntas 2 10

Jumlah 20 100

Diagram 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2

Dari tabel dan diagram di atas menunjukkan bahwa (90%)18 dari 20 siswa

mengalami ketuntasan belajar,sedangkan (10%)2 dari 20 siswa pengalami ketidak

tuntasan belajar. Hal ini berdasarkan acuan nilai KKM 75. Dari tabel terlihat jelas

pada rentang nilai yang menunjukkan bahwa nilai terendah adalah 73 dan nilai

1

2

4

8

16

Belum Tuntas Tuntas

Jum

lah

sis

wa

Nilai Siklus 2

45

tertinggi adalah 100. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar (90%) 18 dari 20 siswa telah tuntas dalam belajar. Presentase

ketuntasan belajar dari pra siklus 1 sampai siklus 2 mengalami peningkatan

sebesar 25%.

4.3 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pembahasan hasil penelitian sebagai berikut

4.3.1 Hasil Belajar

Hasil belajar dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif

yaitu dengan membandingkan ketuntasan belajar dan nilai tes antar siklus

maupun dengan indikator kinerja. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas

tentang hasil belajar yang dicapai siswa dalam penelitian inii dapat dilihat pada

tabel dan grafik berikut :

Tabel 4.8 Perbandingan Distribusi Frekuensi KetuntasanBelajar Antar Siklus

Interval

nilai

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi Prensentase (%)

Frekuensi Prensentase (%)

Frekuensi Prensentase (%)

95-100 90 - 94 85 - 89 80 - 84 75 - 79 70 -74 65 – 69 60 – 65 55 – 59 50 – 54 45 – 49 40 - 44

- - - - -

5 8 1 2 2 1 1

- - - - -

25 40 5

10 10 5 5

- 3 2 2 3 5 4 1 - - -

- 15 10 10 15 25 20 5 - - - -

5 8 1 2 2 1 1 - - - - -

25 40 5 10 10 5 5 - - - - -

Tuntas 8 40 15 75 18 90 Tidak tuntas

12 60 5 25 2 10

Jumlah 20 100 20 100 20 100

46

Diagram 4. 4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Antar Siklus

Berdasarkan perbandingan hasil belajar dari pra siklus, siklus 1 dan siklus

2 menunjukkan kenaikan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan perbandingan

nilai rata-rata yakni pada kondisi pra siklus sebesar 58; pada siklus 1 naik menjadi

87 dan pada siklus 2 naik lagi menjadi 93. Adapun peningkatan persentasi hasil

belajar klasikal pada kondisi pra siklus 40 %; siklus I naik menjadi 75% dan pada

siklus II naik menjadi 90%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas sebelumnya, penyebab

ketidaktuntasan pada 2 siswa dikarenakan siswa sangat lamban dalam mengikuti

pelajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rapor yang rendah dan tidak naik

kelas. Guru perlu mengadakan remidial utuk memperbaiki nilai, dibutuhkan juga

perhatian-perhatian yang lebih intensif kepada dua siswa tersebut.

4.3.2 Hasil Observasi

Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menilai aktivitas belajar

mengajar di kelas. Baik itu cara mengajar guru apakah telah sesuai dengan

langkah-langkah dalam pendekatan STM, maupun tingkat keaktivan siswa.

Berikut ini disajikan tabel dan diagram perbandingan skor aktivitas

mengajar guru dari siklus 1 dan 2 :

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

pra siklus siklus I siklus II

belum tuntas

tuntas

47

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Siklus 1 dan 2

No. Aktivitas mengajar Skor nilai Kategori

1 Siklus 1 3,15 Baik

2 Siklus 2 3,77 Sangat Baik

Diagram 4.5 Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Siklus 1 dan Siklus 2

Selain itu untuk mengetahui tingkat keaktivan siswa dan keterlibatan

siswa dalam pembelajaran dari siklus 1 dan 2 disajikan pula tabel perbandingan

hasil observasi keaktivan siswa yakni sebagai berikut :

3.15 (Baik)

3.77 ( Sangat Baik)

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Siklus 1 Siklus 2

Sko

r N

ilai

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Mengajar

48

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1 dan 2

No. Keaktifan Siswa Skor nilai Kategori

1 Siklus 1 3,20 Baik

2 Siklus 2 3,60 Sangat Baik

Diagram 4.6 Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1 dan 2

Berdasarkan analisis data, untuk aktivitas guru mengajar tampak adanya

peningkatan pada setiap siklusnya, hal ini karena adanya komitmen guru untuk

melakukan perbaikan-perbaikan. Misalnya pada media pembelajaran, pada siklus

1 guru hanya menggunakan media gambar, namun pada siklus 2 menggunakan

multi media sehingga lebih menarik motivasi siswa, yang tentu saja akan

meningkatkan keaktifan siswa.

3.2(baik)

3.6 (baik sekali)

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

Siklus 1 Siklus 2

Sko

r N

ilai

Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Siswa