BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

27
48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Penelitia Pra Siklus Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA dikelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, nampak bahwa pembelajaran awal sebelum tindakan penelitian dilakukan belum menunjukkan hasil belajar sesuai harapan. Hal ini dikarenakan pembelajaran pra siklus masih dilakukan secara konvensional dan belum menggunakan model pembelajaran yang efektif untuk mendorong siswa aktif dalam belajar. Dalam proses pembelajaran guru masih mendominasi pembelajaran melalui kegiatan ceramah, tanya jawab dan penugasan dan belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan penilaian hasil belajar siswa, guru mengamati kegiatan siswa, mengidentifikasi, mengklasifikasi, merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, mengolah data, melakukan verifikasi, membuat kesimpulan, mempresentasikan dan menanggapi belum sepenuhnya dilakukan. penilaian otentik yang mencakup penilaian konsep, aspek sikap, aspek. Penilaian merupakan hal penting yang harus dilakukan, karena berdasarkan hasil penilaian inilah dapat diketahui berhasil atau tidaknya suatu kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan penilaian hendaknya dilakukan suatu perencanaan dan penyusunan instrumen penilaian secara sistematis dengan cara menyusun kisi- kisi dan menentukan KKM sebagai standar minimal pencapaian ketuntasan belajar. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Wardani Naniek Sulistya (2012, 3.26-3.27), yang menyatakan bahwa KKM merupakan kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dan harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik asesmen hasil belajar. Adapun KKM yang

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Hasil Penelitia Pra Siklus

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA dikelas

IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, nampak

bahwa pembelajaran awal sebelum tindakan penelitian dilakukan belum

menunjukkan hasil belajar sesuai harapan. Hal ini dikarenakan pembelajaran pra

siklus masih dilakukan secara konvensional dan belum menggunakan model

pembelajaran yang efektif untuk mendorong siswa aktif dalam belajar. Dalam

proses pembelajaran guru masih mendominasi pembelajaran melalui kegiatan

ceramah, tanya jawab dan penugasan dan belum melibatkan siswa secara aktif

dalam proses pembelajaran.

Dalam kegiatan penilaian hasil belajar siswa, guru mengamati kegiatan

siswa, mengidentifikasi, mengklasifikasi, merumuskan masalah, mengumpulkan

informasi, mengolah data, melakukan verifikasi, membuat kesimpulan,

mempresentasikan dan menanggapi belum sepenuhnya dilakukan. penilaian

otentik yang mencakup penilaian konsep, aspek sikap, aspek. Penilaian

merupakan hal penting yang harus dilakukan, karena berdasarkan hasil penilaian

inilah dapat diketahui berhasil atau tidaknya suatu kegiatan pembelajaran. Oleh

sebab itu dalam pelaksanaan penilaian hendaknya dilakukan suatu perencanaan

dan penyusunan instrumen penilaian secara sistematis dengan cara menyusun kisi-

kisi dan menentukan KKM sebagai standar minimal pencapaian ketuntasan

belajar. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Wardani Naniek Sulistya

(2012, 3.26-3.27), yang menyatakan bahwa KKM merupakan kriteria paling

rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dan harus ditetapkan

sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik

yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik

dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah

secara serta merta karena hasil empirik asesmen hasil belajar. Adapun KKM yang

49

digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Kalikalong dalam penelitian ini adalah ≥ 70.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar pra siklus siswa kelas

IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, nampak

bahwa pemerolehan hasil belajar siswa masih di bawah KKM≥70. Dari 20 siswa

kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong, pada mata pelajaran IPA tidak satupun

siswa yang tuntas belajar mencapai KKM ≥ 70. Hal ini nampak, pada distribusi

frekuensi hasil belajar IPA pra siklus yang secara rinci disajikan melalui tabel 4.1,

distribusi frekuensi hasil belajar tema berbagai pekerjaan siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016. Pra Siklus

berikut ini.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV

SD Muhammadiyah Kalikalong Semester I

Tahun Ajaran 2015-2016 Pra Siklus

Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

20-29 3 15

30-39 12 60

40-49 5 25

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 nampak, bahwa distribusi hasil belajar materi daur

hidup hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong pada semester 1

tahun ajaran 2015-2016, pra siklus nampak tidak merata. Hasil belajar siswa yang

memperoleh skor antara 20-29 sebanyak 3 siswa (15%), skor 30-39 sebanyak 12

siswa (60%), dan siswa memperoleh skor 40-49 sebanyak 5 siswa (25%). Secara

jelas distribusi hasil belajar pra siklus disajikan dalam gambar 4.1, diagram batang

distribusi frekuensi hasil belajar tema berbagai pekerjaan, siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016 pra siklus di

halaman berikut ini.

50

Gambar 4.1

Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup

Hewan Siswa Kelas 4 SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Pra Siklus

Berdasarkan gambar 4.1, nampak bahwa siswa yang mencapai skor 30-39

sebanyak 12 siswa (60%), lebih banyak jika dibandingkan skor yang lain, yakni

skor 40-49 sebanyak 5 siswa, dan skor 20-29 yang hanya 3 siswa (15%).

Berdasarkan hasil belajar pra siklus, dapat diketahui besarnya skor maksimum

yaitu 45, skor minimum adalah 25, dan skor rata-rata adalah 34,2. Mendasarkan

pada besarnya skor maksimum, skor minimum, dan skor rata-rata, dapat diketahui

bahwa tidak ada satupun siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester

1 tahun ajaran 2015-2016, tuntas belajar. Oleh karena itu, perlu ada perbaikan

pembelajaran, yang berupa tindakan pembelajaran, dengan menggunakan model

discovery learning yang dilaksanakan dalam 2 siklus penelitian.

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus 1

Pelaksanaan penelitian siklus 1 dilakukan dengan melaksanakan tindakan

pembelajaran menggunakan pendekatan discovery learning. Prosedur tindakan

penelitian dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan yakni; 1) perencanaan tindakan;

51

2) pelaksanaan tindakan dan observasi; dan 3) refleksi. Adapun uraian

pelaksanaan ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan penelitian siklus 1, siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, kegiatan-

kegiatan yang dilakukan meliputi; menyusun RPP beserta perangkat

pembelajaran, serta menyiapkan lembar observasi. RPP disusun menggunakan

model discovery learning, dengan materi Daur Hidup Hewan, yang dirancang

dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu @ 3 x 35 menit. (lampiran 13). KD

3.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya

kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.

Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan meliputi, materi pelajaran, media dan

alat peraga pembelajaran, kisi-kisi penilaian, Lembar Kerja Siswa (LKS), butir-

butir soal tes formatif, kunci jawaban dan pedoman penilaian. Sedangkan lembar

observasi yang dipersiapkan berupa instrumen observasi pelaksanaan model

discovery learning untuk guru dan respon siswa terhadap tindakan pembelajaran.

(lampiran 19 dan 20).

2. Pelaksanaan Tindakan dan observasi

Pelaksanaan tindakan penelitian siklus 1, dilaksanakan pada tanggal 12-17

Oktober 2015, melalui 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu @ 3 x 35 menit.

Pertemuan 1

Pelaksanaan penelitian siklus 1 pada pertemuan 1, dilaksanakan pada hari

Senin tanggal 12 Oktober 2015 dengan uraian kegiatan sebagai berikut.

Kegiatan Awal. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan dilanjutkan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan, “ Apa yang dimaksud

Daur Hidup ?”. Kemudian guru memotivasi siswa untuk tekun dan sungguh-

sungguh dalam mempelajari materi tentang daur hidup hewan.

Kegiatan Inti. Dalam kegiatan inti siswa diajak untuk mengamati gambar tentang

Daur Hidup Kupu-kupu, kecoa, katak, nyamuk, belalang yang terdapat dalam

52

buku siswa dan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan

hasil pengamatan. Kemudian siswa menyimak penjelasan dari guru tentang

langkah-langkah discovery learning. Pelaksanaan discovery learning, dimulai

dengan membentuk kelompok diskusi terdiri dari @ 5 siswa. Setelah itu, siswa

diarahkan untuk merumuskan masalah dan membuat kesimpulan sementara,

tentang topik permasalahan yang diberikan guru berkaitan dengan macam-macam

daur hidup hewan. Untuk memperoleh kesimpulan akhir tentang topik

permasalahan yang diajukan, siswa mengumpulkan informasi melalui membaca

buku. Setelah kegiatan pengumpulan informasi selesai dilakukan, guru

membimbing siswa untuk mengklasifikasikan, dan mengolah informasi untuk

menggeneralisasikan hasil temuan siswa, dalam bentuk laporan hasil diskusi.

Setelah siswa selesai membuat laporan diskusi, masing-masing kelompok diminta

untuk mempresentasikan hasil diskusi, dan siswa yang lain diarahkan untuk

menanggapi laporan hasil diskusi.

Kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir pada pertemuaan 1, guru mengajak siswa

untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari, dan melakukan

refleksi. Guru menutup pelajaran, dengan menginformasikan materi pada

pertemuan berikutnya, dan mengajak siswa untuk berdoa, menurut agama dan

kepercayaannya masing-masing.

Pertemuan 2

Pelaksanaan penelitian siklus 1 pada pertemuan 2, dilaksanakan pada hari

Rabu, tanggal 14 Oktober 2015 dengan uraian kegiatan sebagai berikut.

Kegiatan Awal. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan dilanjutkan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan. Kemudian guru

memotivasi siswa untuk tekun dan sungguh-sungguh dalam mempelajari materi

tentang daur hidup hewan.

Kegiatan Inti. Dalam kegiatan inti siswa diajak untuk mengamati gambar tentang

hewan pemakan tumbuhan yang terdapat dalam buku siswa dan dilanjutkan

dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan.

53

Kemudian siswa menyimak penjelasan dari guru tentang langkah-langkah

discovery learning. Pelaksanaan discovery learning, dimulai dengan membentuk

kelompok diskusi terdiri dari @ 5 siswa. Setelah itu, siswa diarahkan untuk

merumuskan masalah dan membuat kesimpulan sementara, tentang topik

permasalahan yang diberikan guru berkaitan dengan macam-macam daur hidup

hewan. Untuk memperoleh kesimpulan akhir tentang topik permasalahan yang

diajukan, siswa mengumpulkan informasi melalui membaca buku. Setelah

kegiatan pengumpulan informasi selesai dilakukan, guru membimbing siswa

untuk mengklasifikasikan, dan mengolah informasi untuk menggeneralisasikan

hasil temuan siswa, dalam bentuk laporan hasil diskusi. Setelah siswa selesai

membuat laporan diskusi, masing-masing kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusi, dan siswa yang lain diarahkan untuk menanggapi

laporan hasil diskusi.

Kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir pada pertemuaan 1, guru mengajak siswa

untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari, dan melakukan

refleksi. Guru menutup pelajaran, dengan menginformasikan materi pada

pertemuan berikutnya, dan mengajak siswa untuk berdoa, menurut agama dan

kepercayaannya masing-masing.

Pertemuan 3.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jum’at, 16 Oktober 2015, dengan

melakukan kegiatan yang sama seperti pada pertemuan 2. Pada kegiatan

mengucap salam, mengecek kehadiran siswa, dan memberikan appersepsi, dengan

menanyakan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, guru

menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi Daur Hidup Hewan.

Dalam pelaksanaan kegiatan inti, dimulai dengan penjelasan dari guru tentang

langkah-langkah discovery learning, seperti yang telah dilakukan pada pertemuan

1. Setelah siswa membentuk kelompok, sebagaimana dilakukan pada pertemuan

1, siswa melaksanakan diskusi untuk merumuskan masalah, dan menarik

kesimpulan akhir, dari topik permasalahan yang berkaitan dengan daur hidup

hewan yang dilakukan. Setelah selesai menggeneralisasikan temuannya, siswa

54

diminta untuk mempresentasikan hasil kinerjanya didepan kelas. Guru meminta

siswa yang lain untuk menanggapi laporan yang dipresentasikan.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan materi yang dianggap sulit, yang dilanjutkan dengan membuat

simpulan. Guru memberikan tes formatif, untuk mengetahui keberhasilan

pembelajaran siklus 1. Guru menutup pembelajaran, dengan mengajak siswa

berdoa, bersama-sama menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.

Pada saat pembelajaran berlangsung baik pada pertemuan 1, 2 maupun pertemuan

3, secara bersamaan juga dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

discovery learning. Observasi dilakukan oleh guru lain, yang bertindak selaku

observer, dengan menggunakan lembar instrumen observasi yang telah

disediakan. Fokus pengamatan adalah aktifitas-aktifitas guru, dan respon siswa

dalam pelaksanaan tindakan discovery learning. Kegiatan observasi dilakukan

dengan cara, memberi tanda ceklis (√) pada butir-butir kegiatan discovery

learning yang terdapat dalam lembar instrumen observasi.

3. Refleksi

Pada akhir proses pembelajaran siklus 1, guru melakukan refleksi untuk

mengetahui kelebihan dan kekurangan, yang muncul pada saat pembelajaran

berlangsung. Hasil refleksi tersebut, akan digunakan sebagai acuan untuk

melaksanakan tindakan penelitian siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang telah dilakukan, nampak bahwa

sebagian besar butir kegiatan sudah dilakukan oleh guru. Hal ini nampak dari 20

butir kegiatan discovery learning, hanya 3 butir kegiatan yang belum dilakukan

oleh guru secara sempurna. Kekurangan guru yang masih nampak, adalah dalam

membentuk kelompok diskusi, guru tidak membentuk kelompok sesuai dengan

tingkat kemampuan akademik siswa, melainkan siswa diminta untuk membentuk

kelompok sendiri, berdasarkan tempat duduk siswa yang saling berdekatan.

Akibatnya kegiatan diskusi terlalu didominasi oleh kelompok, yang terdiri dari

siswa dengan kemampuan akademik tinggi.

55

Kekurangan guru yang lain, adalah guru tidak menjelaskan secara rinci prosedur

dan langkah-langkah discovery learning, sehingga siswa masih kesulitan untuk

melaksanakan tahapan-tahapan discovery learning. Sedangkan kelebihan guru

yang nampak dalam pembelajaran siklus 1 adalah, guru sudah melakukan

appersepsi dengan baik, dan sudah memotivasi siswa untuk sungguh-sungguh

dalam mengikuti pembelajaran dengan mteri Daur Hidup Hewan. Kelebihan guru

adalah guru telah memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, dan menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Hasil observasi terhadap respon siswa, dalam pelaksanaan tindakan

discovery learning siklus 1, terdapat 14 butir kegiatan yang sudah dilakukan oleh

siswa, dan 6 butir lainnya belum dilakukan. Pada siklus 1 nampak, adanya

kelebihan-kelebihan siswa yakni siswa sudah cukup aktif dan antusias dalam

mengikuti discovery learning. Hal ini ditunjukkan dengan, kegiatan siswa dalam

menjawab pertanyaan apersepsi yang diberikan guru, dan kegiatan siswa dalam

melaksanakan diskusi kelompok, sesuai dengan prinsip-prinsip dan langkah-

langkah discovery learning, yang meliputi merumuskan masalah, membuat

kesimpulan awal, mengumpulkan informasi, mengolah hasil penemuan informasi

dan menggeneralisasi. Sedangkan kekurangan siswa, adalah dalam membentuk

kelompok diskusi, siswa masih memilih anggota kelompok menurut teman yang

disukainya. Solusi yang harus dilakukan oleh guru, adalah membentuk kelompok

diskusi berdasarkan kemampuan akademik, yang dibagi secara merata pada

masing-masing kelompok. Hal ini penting dilakukan, karena dapat membuat

kegiatan menjadi lebih hidup dan bermakna. Kekurangan siswa yang lain, adalah

terdapat beberapa siswa yang belum berani dan tidak memiliki rasa percaya, untuk

melakukan presentasi dan menanggapi laporan hasil diskusi.

Secara rinci, hasil pengamatan tindakan discovery learning yang dilakukan

guru, dan respon siswa dalam discovery learning disajikan melalui tabel 4.2

berikut ini.

56

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Tindakan Model Discovery Learning Materi Daur

Hidup Hewan Guru dan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah

Kalikalong Semester I Tahun Ajaran 2015-2016

Kegiatan Guru Siswa

Frek % Frek %

Jumlah tindakan yang dilakukan 17 85 14 70

Jumlah tindakan yang tidak dilakukan 3 15 6 30

Jumlah 20 100 20 100

Sumber : Data Primer

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat disimpulkan, bahwa

model discovery learning sudah berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan.

Siswa nampak cukup antusias dalam menyimak, menanya, mengumpulkan

informasi dan menggeneralisasikan hasil rumusan masalah, tentang daur hidup

hewan. Selain itu, siswa juga antusias dan bersemangat mengerjakan tes formatif.

Adapun kekurangan-kekurangan yang masih terjadi pada pembelajaran siklus 1

akan diperbaiki pada penelitian siklus 2.

Hasil Belajar Siklus 1

Berdasarkan hasil tes formatif dan pengamatan terhadap unjuk kerja siswa,

yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengklasifikasi dan mengolah data, serta mempresentasikan, diperoleh hasil

belajar tematik pada tema Berbagai Pekerjaan, sub tema Barang dan Jasa, yang

secara rinci disajikan dalam tabel 4.3 di halaman berikut ini.

57

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan

Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong Semester I

Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus I

Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

50-59 3 15

60-69 5 25

≥70 12 60

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui perolehan skor hasil belajar

siklus 1, siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran

2015-2016. Dari jumlah siswa sebanyak 20 orang, hasil belajar siswa yang

mendapat skor antara 50-59 dan 60-69, masing-masing ada 3 siswa (15% dari

seluruh siswa), siswa yang mendapat skor antara 60-69 sebanyak 5 siswa (25%

dari seluruh siswa), dan siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 12 siswa (60%

dari seluruh siswa). Hasil belajar siswa pada siklus 1, secara rinci disajikan

melalui gambar 4.2 Diagram batang distribusi hasil belajar IPA materi daur hidup

hewan kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-

2016 siklus 1 berikut ini.

58

Gambar 4.2

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan

Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 1

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa, skor hasil belajar terendah yang dicapai

siswa adalah antara 50-59 yang dimiliki oleh 3 siswa (15% dari seluruh siswa),

sedangkan skor tertinggi yang dicapai siswa, sebesar >70 yakni dicapai oleh 12

siswa (60% dari seluruh siswa). Besarnya skor maksimum, skor minimum dan

skor rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

semester 1 tahun ajaran 2015-2016 siklus 1 secara rinci disajikan melalui tabel 4.4

berikut ini.

Tabel 4.4

Deskripsi Skor Maksimum, Skor Minimum dan Skor Rata-Rata Materi

Daur Hidup Hewan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 1

Deskripsi Skor

Skor Maksimum 80

Skor Minimum 50

Skor Rata-rata 68,9

Sumber : Data Primer

59

Berdasar tabel 4.4, skor maksimum yang diperoleh siswa IV SD

Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016 sebesar 80, skor

minimum sebesar 50, dan skor rata-rata sebesar 68,9. Adapun pencapaian hasil

belajar siklus 1, berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, siklus 1 disajikan

melalui tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan

Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV

SD Muhammadiyah Kalikalong Semester 1

Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 1

Ketuntasan Belajar Frekuensi (fi) Persentase (%)

Tuntas 12 60

Tidak Tuntas 8 40

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasar tabel 4.5 diatas, nampak bahwa hasil belajar IPA materi daur

hidup hewan, berdasarkan ketuntasan belajar, siswa kelas IV SD Muhammadiyah

Kalikalong, semester 1 tahun ajaran 2015-2016, pada siklus 1 adalah sebesar 60%

(12 siswa) dari seluruh siswa tuntas belajar, dan 40% (8 siswa) dari seluruh siswa

tidak tuntas belajar. Secara rinci, distribusi ketuntasan belajar IPA materi daur

hidup hewan disajikan dalam gambar 4.3 tentang diagram lingkaran ketuntasan

belajar IPA materi daur hidup hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah

Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016 siklus 1 berikut ini.

60

Sumber : Data Primer

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar IPA Materi Daur Hidup

Hewan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 1

Gambar 4.3 menunjukkan ketuntasan belajar IPA materi Daur Hidup

Hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong, semester 1 tahun ajaran

2015-2016, siklus 1 yakni sebesar 60% dari seluruh siswa, yang ditunjukkan

dengan gambar lingkaran berwarna merah, sedangkan gambar lingkaran berwarna

biru, menunjukkan besarnya persentase siswa yang tidak tuntas belajar yakni

sebesar 40% dari seluruh siswa.

Hasil belajar siswa, berdasarkan ketuntasan belajar siklus 1 belum

mencapai indiktor keberhasilan 70%. Hasil belajar dalam siklus 1 baru mencapai

60% dari seluruh siswa, maka penelitian dilanjutkan ke siklus 2. Hal ini

didasarkan pada indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni ≥ 70% siswa tuntas

belajar dengan mencapai skor KKM ≥70.

4.1.3. Hasil Penelitian Siklus 2

Pelaksanaan penelitian siklus 2, mengacu pada hasil refleksi yang

dilakukan pada siklus 1. Pelaksanaan penelitian siklus 2, dilakukan dengan

memberi tindakan pembelajaran menggunakan model discovery learning. Adapun

prosedur penelitian yang dilakukan dalam siklus 2, adalah sama seperti pada

61

siklus 1 yakni, perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi, dengan

uraian tahapan kegiatan sebagai berikut.

1. Perencanaan.

Dalam tahap perencanaan tindakan siklus 2, kegiatan yang dilakukan juga

sama persis seperti siklus 1 yakni, menyiapkan RPP dan perangkat pembelajaran

serta lembar instrumen observasi. Pada penelitian siklus 2 materi yang digunakan

adalah materi Benda. RPP dirancang dalam 3 kali pertemuan, dengan alokasi

waktu @ 3x35 menit. Kompetensi Dasar : 4.1 Mengidentifikasi wujud benda

padat,cair, dan gas memiliki sifat tertentu, 4.2 Mendeskripsikan terjadinya

perubahan wujud cair menjadi padat menjadi cair, cair menjadi gas menjadi cair,

padat menjadi gas. 4.3 Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan

kegunaannya. Perangkat pembelajaran yang disusun meliputi kisi-kisi penilaian,

LKS, butir soal tes formatif, penilaian dan lembar observasi yang digunakan

untuk mengamati tindakan pelaksanaan discovery learning untuk guru dan respon

siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan dan observasi

Pelaksanaan tindakan penelitian siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 19-24

Oktober 2015, dengan melaksanakan RPP yang telah disusun, melalui model

discovery learning dengan materi Benda. Pelaksanaan tindakan pembelajaran

pada siklus 2, terdiri dari 3 kegiatan yakni kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan

akhir.

Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal

19 Oktober 2015, dengan melaksanakan RPP yang disusun dengan menggunakan

model discovery learning. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran

dengan melakukan tindakan yang sama seperti pada siklus 1 yakni mengucapkan

salam, berdoa bersama-sama siswa, mengecek kehadiran siswa, yang dilanjutkan

dengan memberikan apersepsi.

Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, yang terdiri

dari @ 5 siswa. Kemudian, siswa diminta untuk mengamati gambar, yang

62

menunjukkan benda padat, cair, gas. Guru menjelaskan materi tentang perbedaan

benda padat, cair dan gas, dan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab,

berdasarkan materi yang telah disampiakan. Guru membagikan LKS, yang harus

dikerjakan secara kelompok, tentang perubahan wujud benda. Guru mengarahkan

siswa, untuk menemukan pengetahuannya secara mandiri. Dalam upaya untuk

memperoleh pengetahuan yang baru dalam bentuk kesimpulan akhir, siswa

diarahkan untuk mengamati, memuat rumusan masalah, mengumpulkan

informasi, mengklasifikasi dan mengolah informasi yang diperoleh. Selanjutnya,

siswa diberikan kesempatan untuk saling berbagi pengetahuan baru yang telah

diperoleh, dengan cara mempresentasikannya di depan kelas, dan siswa lain

diminta untuk menanggapinya.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa, untuk

menanyakan hal-hal yang dianggap sulit, dan selanjutnya guru bersama siswa

membuat simpulan dan melakukan refleksi.

Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

21 Oktober 2015, dengan melaksanakan RPP yang disusun dengan menggunakan

model discovery learning. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran

dengan melakukan tindakan yang sama seperti pada siklus 1 yakni mengucapkan

salam, berdoa bersama-sama siswa, mengecek kehadiran siswa, yang dilanjutkan

dengan memberikan apersepsi.

Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, yang terdiri

dari @ 5 siswa. Kemudian, siswa diminta untuk mengamati gambar, yang

menunjukkan benda padat, cair, gas. Guru menjelaskan materi tentang sifat bahan

dengan kegunaannya. dan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab, berdasarkan

materi yang telah disampiakan. Guru membagikan LKS, yang harus dikerjakan

secara kelompok, tentang sifat-sifat benda padat, cair, gas. Guru mengarahkan

siswa, untuk menemukan pengetahuannya secara mandiri. Dalam upaya untuk

memperoleh pengetahuan yang baru dalam bentuk kesimpulan akhir, siswa

diarahkan untuk mengamati, memuat rumusan masalah, mengumpulkan

63

informasi, mengklasifikasi dan mengolah informasi yang diperoleh. Selanjutnya,

siswa diberikan kesempatan untuk saling berbagi pengetahuan baru yang telah

diperoleh, dengan cara mempresentasikannya di depan kelas, dan siswa lain

diminta untuk menanggapinya.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa, untuk

menanyakan hal-hal yang dianggap sulit, dan selanjutnya guru bersama siswa

membuat simpulan dan melakukan refleksi.

Pertemuan Ketiga

Tindakan penelitian siklus 2, pada pertemuan ketiga, dilaksanakan pada

hari Jum’at, tanggal 23 Oktober 2015. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran

pada pertemuan 3, kegiatan pembelajaran yang dilakukan sama seperti pada

pertemuan 2. Hanya saja dalam kegiatan inti dilakukan dalam 2 sesi. Dalam

kegiatan awal, guru memulai pelajaran dengan mengucap salam, mengabsen

siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan appersepsi. Dalam kegiatan inti

sesi 1, guru mengarahkan siswa untuk mengamati dan membaca teks, yang

berkaitan dengan macam-macam benda. Kemudian guru, bertanya jawab dengan

siswa tentang sifat-sifat benda. Selanjutnya, siswa diarahkan untuk menganalisis

tentang mengidentifikasi benda, yang diawali dengan proses benda. Dalam

kegiatan inti, pada sesi kedua guru mengoptimalkan discovery learning, dengan

membentuk kelompok diskusi, yang terdiri dari @ 5 siswa. Kemudian, guru

memberikan permasalahan yang harus didiskusikan, untuk memperoleh

generalisasi/kesimpulan akhir. Langkah selanjutnya, siswa mempresentasikan

laporan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir, guru memberikan penegasan terhadap

materi yang dianggap penting, dan bersama siswa, guru membuat simpulan. Guru

melakukan tes formatif, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam tindakan

pembelajaran siklus 2.

Dalam pelaksanaan tindakan penelitian siklus 2, juga dilakukan observasi

atau pengamatan yang dilakukan oleh seorang guru lain selaku observer. Kegiatan

observasi, dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus 2 pada

pertemuan 1, 2 dan pertemuan 3. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati

64

aktifitas guru, dan respon siswa terhadap discovery learning, dengan

menggunakan lembar observasi yang disediakan. Berdasarkan hasil observasi,

terhadap aktifitas guru dalam melaksanakan tindakan discovery learning pada

pertemuan ke 1 dan 2 pertemuan 3, menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan

seluruh kegiatan discovery learning dengan baik dan optimal. Disamping itu, hasil

observasi juga menunjukkan adanya peningkatan respon siswa terhadap

pelaksanaan tindakan discovery learning. Secara rinci hasil observasi pelaksanaan

tindakan discovery learning disajikan dalam tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Tindakan Model Discovery Learning Materi

Benda Guru dan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah

Kalikalong Semester I Tahun Ajaran 2015-2016

Kegiatan Guru Siswa

Frek % Frek %

Jumlah tindakan yang dilakukan 20 100 19 95,0

Jumlah tindakan yang tidak dilakukan - - 1 5,0

Jumlah 20 100 20 100

Sumber: Data Primer

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa, dari 20 butir kegiatan discovery learning

untuk guru dalam siklus 2, secara keseluruhan sudah dilakukan oleh guru. Hal ini

menunjukkan kelebihan guru, dalam melaksanakan discovery learning, pada

materi Benda. Sedangkan respon siswa terhadap tindakan discovery learning,

pada siklus 2 juga menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini nampak dari 20 butir

kegiatan yang terdapat dalam lembar observasi, hanya satu butir kegiatan yang

tidak dilakukan siswa, yakni kegiatan mengumpulkan hasil diskusi. Hal ini

dikarenakan, guru meminta siswa untuk menyimpan sendiri hasil kegiatan diskusi,

agar dapat digunakan sebagai contoh, dan acuan siswa untuk mengerjakan PR dan

tugas yang diberikan oleh guru.

65

3. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan pada akhir kegiatan siklus 2, oleh guru

bersama-sama dengan observer. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi dan

mengetahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan pembelajaran tematik siklus

2, dengan materi benda.

Berdasarkan hasil observasi siklus 2, menunjukkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model discovery learning, dapat meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran. Hal ini Nampak, pada meningkatnya aktifitas siswa

dalam kegiatan menyimak, menanya, mengidentifikasi, memgklasifikasi,

merumuskan masalah, membuat hipotesa, mengumpulkan informasi menarik

kesimpulan dan mempresentasikan. Selain sangat aktif, mengemukakan ide dan

pendapatnya dalam kegiatan diskusi. Adapun kelebihan guru, yang menonjol

dalam pelaksanaan penelitian siklus 2, adalah guru telah melaksanakan kegiatan

pembelajaran melalui model discovery learning, sesuai dengan prinsip dan

langkah-langkah discovery learning. Guru juga telah membimbing, mengarahkan

dan mendampingi siswa dalam kegiatan discovery learning, dimulai dari kegiatan

merumuskan masalah, mengumpulkan informasi sampai dengan generalisasi dan

presentasi. Sedangkan kelemahan yang masih nampak, pada pembelajaran siklus

2, yaitu siswa masih merasa kesulitan untuk memberikan tanggapan terhadap

presentasi hasil diskusi. Solusi yang dilakukan oleh guru, adalah dengan

memberikan kata kunci, untuk merangsang siswa memberikan pendapat dan

tanggapan terhadap laporan hasil diskusi.

Dari hasil tes formatif, dan penilaian terhadap ketrampilan atau unjuk

kerja, siswa dalam menyimak, mengumpulkan informasi, mengklasifikasi,

menggeneralisasi dan mempresentasikan, yang dilakukan pada kegiatan

pembelajaran siklus 2, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.

Secara rinci hasil belajar siklus 2 materi Benda disajikan dalam tabel 4.7 halaman

berikut ini.

66

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA materi Benda Siswa

Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong Semester 1

Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 2

Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

60-69 1 5

≥ 70 19 95

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat diketahui secara rinci perolehan skor

hasil belajar, siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun

2015-2016 siklus 2. Dari 20 siswa, hasil belajar siswa yang memperoleh skor 60-

69 sebanyak 3 siswa (15% dari seluruh siswa), siswa yang memperoleh skor ≥ 70

sebanyak 17 siswa (85 dari seluruh siswa). Distribusi frekuensi hasil belajar,

siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong siklus 2, secara rinci disajikan

dalam gambar 4.4, diagram batang distribusi frekuensi hasil belajar IPA materi

benda siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran

2015-2016 siklus 2 di halaman berikut ini.

67

Sumber : Data Primer

Gambar 4.4

Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA materi Daur

Hidup Hewan Siswa Kelas SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 2

Dari gambar 4.4 diatas, nampak bahwa perolehan skor dengan jumlah

siswa terendah adalah pada skor antara 60-69 yaitu sebanyak 1 siswa, sedangkan

pencapaian skor tertinggi, adalah skor ≥70 yakni sebanyak 19 siswa. Besar skor

maksimum, skor minimum dan skor rata-rata siklus 2, secara rinci disajikan

melalui tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Deskripsi Skor Maksimum, Skor Minimum dan Skor Rata-Rata

Materi Benda Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 2

Deskripsi Skor

Skor Maksimum 100

Skor Minimum 66

Rata-rata 80,6

Sumber : Data Primer

68

Tabel 4.8, menunjukkan besarnya skor maksimum yang dicapai siswa

kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong pada siklus 2 yaitu 100, skor minimum

66 dan skor rata-rata sebesar 80,6. Hasil belajar IPA materi benda berdasarkan

ketuntasan belajar ditunjukkan oleh tabel 4.9 di halaman berikut ini.

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA materi Benda Berdasarkan

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah

Kalikalong Semester 1 Tahun Ajaran

2014-2015 Siklus 2

Ketuntasan Frekuensi (fi) Persentase (%)

Tuntas 19 95

Tidak Tuntas 1 5

Jumlah 20 100

Sumber : Data Primer

Tabel 4.9, menunjukkan bahwa pada siklus 2, siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Kalikalong, untuk materi Benda yang tuntas belajar sebanyak 19

siswa (95% dari seluruh siswa), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar

sebanyak 1 siswa (5% dari seluruh siswa). Secara rinci, hasil belajar berdasarkan

ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong, siklus 2

disajikan melalui gambar 4.5 diagram lingkaran berikut ini.

69

Sumber : Data Primer

Gambar 4.5

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Materi Benda Berdasarkan Ketuntasan

Belajar Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 2

Dari gambar 4.5 tersebut diatas, menunjukkan bahwa, dari 20 siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Kalikalong terdapat 95% dari seluruh siswa (19 siswa), dinyatakan

tuntas belajar dengan mencapai KKM ≥ 70, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar

adalah sebesar 5 % (1 siswa). Berdasarkan ketuntasan belajar siklus 2, siswa yang telah

mencapai KKM sebesar 95% dari seluruh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa, tindakan

penelitian yang dilakukan dengan memberi tindakan pembelajaran melalui model

discovery learning, dinyatakan sudah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong. Hal ini didasarkan pada pencapaian

ketuntasan belajar yang telah melampaui indikator keberhasilan yakni ≥ 95%

siswa tuntas belajar. Siswa yang dinyatakan tuntas belajar, adalah jika siswa

mencapai skor hasil belajar berdasar KKM ≥70.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil belajar tema berbagai pekerjaan, pada kegiatan pembelajaran pra

siklus, siswa dari seluruh siswa, belum mencapai KKM≥70. Hal ini terlihat pada

skor tes, yang menunjukkan ketuntasan belajar, masih jauh dari target Kriteria

70

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu ≥ 70%, siswa tuntas belajar

dengan mencapai skor KKM ≥ 70. Permasalahan yang mengakibatkan rendahnya

pencapaian hasil belajar pra siklus, diantaranya adalah pembelajaran belum

dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran tertentu seperti model

discovery learning; proses penilaian hanya terfokus pada penilaian aspek kognitif,

dan belum menyentuh aspek sikap, pengetahuan, konsep. Berdasarkan hasil

belajar dan hasil analisis terhadap kelemahan dan kekurangan, selama

pembelajaran pra siklus, maka dilakukan penelitian dengan memberi tindakan

pembelajaran dengan mengunakan model discovery learning. Pada akhir setiap

tindakan penelitian, dilakukan asesmen pembelajaran menggunakan instrumen

penilaian tes. Setelah pelaksanaan penelitian, nampak adanya peningkatan hasil

belajar dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan hasil belajar tersebut,

secara rinci disajikan dalam tabel 4.10 Perbandingan distribusi tindakan model

discovery learning guru dan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

semester 1 tahun ajaran 2015-2016 siklus 1 dan siklus 2 berikut ini.

Tabel 4.10

Perbandingan Distribusi Tindakan Model Discovery Learning

Guru dan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016

Siklus 1 dan Siklus 2

Kegiatan Guru Siswa

S1 S2 S1 S2

Jumlah Kegiatan yang dilakukan 17 20 9 19

Jumlah kegiatan yang tidak dilakukan 3 - 6 1

Sumber : Data Primer

Dari tabel 4.10 diatas, nampak peningkatan aktifitas guru dalam

melaksanakan tindakan discovery learning dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1,

dari 20 butir kegiatan discovery learning yang sudah dilaksanakan guru sebanyak

17 (85% dari 20 butir) butir kegiatan, dan 3 butir (15%) masih belum

71

dilaksanakan oleh guru. Selanjutnya, pada pembelajaran siklus 2, seluruh kegiatan

pelaksanaan tindakan discovery learning sudah dilakukan oleh guru. Sedangkan

respon siswa terhadap pelaksanaan discovery learning, pada siklus 1 sebanyak 9

butir (45%) kegiatan sudah dilaksanakan, sedangkan 6 (30%) butir lainnya belum

dilaksanakan. Pada siklus 2 jumlah kegiatan yang sudah dilaksanakan siswa

meningkat menjadi 19 butir, dan hanya 1 butir yang tidak dilaksanakan oleh

siswa. Peningkatan respon siswa terhadap tindakan discovery learning sebanyak

19 butir dari 20 butir kegiatan, menunjukkan kelebihan siswa, dan keberhasilan

guru dalam melaksanakan tindakan discovery learning.

Setelah dilakukan penelitian dengan mengoptimalkan pelaksanaan

tindakan discovery learning pada siklus 1 dan 2, maka hasil belajar meningkat

secara signifikan. Hal ini ditunjukkan, oleh meningkatnya ketuntasan belajar dari

prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan peningkatan hasil belajar yang

dicapai pada pembelajaran pra siklus, siklus 1 dan siklus 2, dapat diketahui

perbandingan hasil belajar IPA, berdasarkan ketuntasan belajar pra siklus, siklus 1

dan siklus 2, siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun

ajaran 2015-2016, yang secara rinci disajikan dalam tabel 4.11 dan gambar 4.6

berikut ini.

Tabel 4.11

Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Belajar

Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong Semester 1

Tahun Ajaran 2015-2016 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II

fi % fi % fi %

Tuntas 0 0 12 60 19 95

Tidak Tuntas 20 100 8 40 1 5

Jumlah 20 100 20 100 20 100

Sumber : Data Primer

72

Berdasarkan tabel 4.11, nampak bahwa ketuntasan belajar pra siklus, tidak

ada satupun siswa yang tuntas belajar mencapai KKM ≥70. Kemudian setelah

dilakukan tindakan discovery learning pada siklus 1, siswa yang mencapai

ketuntasan belajar meningkat menjadi 60% (12 siswa) dari seluruh siswa.

Selanjutnya pada akhir siklus 2, siswa yang mencapai ketuntasan belajar

meningkat menjadi 95% (19 siswa) dari seluruh siswa. Secara lebih rinci,

ketuntasan tersebut disajikan melalui gambar 4.6 diagram batang perbandingan

hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, pra siklus, siklus

1 dan siklus 2 berikut ini.

Sumber : Data Primer

Gambar 4.6

Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar IPA Ketuntasan

Belajar Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016

Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.6, tentang perbandingan hasil belajar berdasarkan

ketuntasan belajar, nampak bahwa ketuntasan belajar siswa kelas IV SD

Muhammadiyah Kalikalong pada kegiatan pra siklus, semula tidak ada siswa yang

tuntas belajar, pada siklus 1, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 60%

dari seluruh siswa, dan selanjutnya pada akhir siklus 2 siswa yang mencapai

ketuntasan belajar meningkat menjadi 95% dari seluruh siswa.

73

Peningkatan hasil belajar dapat ditinjau dari besarnya skor maksimum, skor

minimum dan skor rata-rata, yang ditunjukkan melalui gambar 4.7 tentang

diagram batang peningkatan hasil belajar IPA berdasarkan skor maksimum, skor

minimum dan skor rata-rata pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 berikut ini.

Sumber : Data Primer

Gambar 4.7

Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor

Maksimum, Skor Minimum dan Skor Rata-Rata Siswa

Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016

Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Dari gambar 4.7 diatas, nampak peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas

IV SD Muhammadiyah Kalikalong. Peningkatan hasil belajar tersebut, nampak

dari peningkatan besarnya skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata dari

pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada pra siklus besarnya skor maksimum yang

dicapai siswa adalah 45, skor minimum 25 dan skor rata-rata sebesar 34,2. Pada

siklus 1 perolehan skor maksimum meningkat menjadi 80, skor minimum

74

meningkat menjadi 50 dan skor rata-rata meningkat menjadi 68,9. Selanjutnya

pada akhir pembelajaran siklus 2, skor maksimum mencapai 100, skor minimum

sebesar 66, dengan skor rata-rata mencapai 80,6.

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian diatas, terbukti bahwa

tindakan penelitian yang berupa model discovery learning dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menyimak, menanya, mengidentifikasi, mengklasifikasi,

mengolah data, merumuskan masalah, menarik kesimpulan dan

mempresentasikan. Peningkatan aktivitas belajar siswa berdampak positif,

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong

semester 1 tahun ajaran 2015-2016 yang ditunjukkan dengan ketuntasan belajar

sebesar 95% dari 20 siswa.