BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...
-
Upload
phungthien -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Penelitia Pra Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA dikelas
IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, nampak
bahwa pembelajaran awal sebelum tindakan penelitian dilakukan belum
menunjukkan hasil belajar sesuai harapan. Hal ini dikarenakan pembelajaran pra
siklus masih dilakukan secara konvensional dan belum menggunakan model
pembelajaran yang efektif untuk mendorong siswa aktif dalam belajar. Dalam
proses pembelajaran guru masih mendominasi pembelajaran melalui kegiatan
ceramah, tanya jawab dan penugasan dan belum melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran.
Dalam kegiatan penilaian hasil belajar siswa, guru mengamati kegiatan
siswa, mengidentifikasi, mengklasifikasi, merumuskan masalah, mengumpulkan
informasi, mengolah data, melakukan verifikasi, membuat kesimpulan,
mempresentasikan dan menanggapi belum sepenuhnya dilakukan. penilaian
otentik yang mencakup penilaian konsep, aspek sikap, aspek. Penilaian
merupakan hal penting yang harus dilakukan, karena berdasarkan hasil penilaian
inilah dapat diketahui berhasil atau tidaknya suatu kegiatan pembelajaran. Oleh
sebab itu dalam pelaksanaan penilaian hendaknya dilakukan suatu perencanaan
dan penyusunan instrumen penilaian secara sistematis dengan cara menyusun kisi-
kisi dan menentukan KKM sebagai standar minimal pencapaian ketuntasan
belajar. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Wardani Naniek Sulistya
(2012, 3.26-3.27), yang menyatakan bahwa KKM merupakan kriteria paling
rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dan harus ditetapkan
sebelum awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik
yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik
dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah
secara serta merta karena hasil empirik asesmen hasil belajar. Adapun KKM yang
49
digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Kalikalong dalam penelitian ini adalah ≥ 70.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar pra siklus siswa kelas
IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, nampak
bahwa pemerolehan hasil belajar siswa masih di bawah KKM≥70. Dari 20 siswa
kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong, pada mata pelajaran IPA tidak satupun
siswa yang tuntas belajar mencapai KKM ≥ 70. Hal ini nampak, pada distribusi
frekuensi hasil belajar IPA pra siklus yang secara rinci disajikan melalui tabel 4.1,
distribusi frekuensi hasil belajar tema berbagai pekerjaan siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016. Pra Siklus
berikut ini.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV
SD Muhammadiyah Kalikalong Semester I
Tahun Ajaran 2015-2016 Pra Siklus
Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)
20-29 3 15
30-39 12 60
40-49 5 25
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.1 nampak, bahwa distribusi hasil belajar materi daur
hidup hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong pada semester 1
tahun ajaran 2015-2016, pra siklus nampak tidak merata. Hasil belajar siswa yang
memperoleh skor antara 20-29 sebanyak 3 siswa (15%), skor 30-39 sebanyak 12
siswa (60%), dan siswa memperoleh skor 40-49 sebanyak 5 siswa (25%). Secara
jelas distribusi hasil belajar pra siklus disajikan dalam gambar 4.1, diagram batang
distribusi frekuensi hasil belajar tema berbagai pekerjaan, siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016 pra siklus di
halaman berikut ini.
50
Gambar 4.1
Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup
Hewan Siswa Kelas 4 SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Pra Siklus
Berdasarkan gambar 4.1, nampak bahwa siswa yang mencapai skor 30-39
sebanyak 12 siswa (60%), lebih banyak jika dibandingkan skor yang lain, yakni
skor 40-49 sebanyak 5 siswa, dan skor 20-29 yang hanya 3 siswa (15%).
Berdasarkan hasil belajar pra siklus, dapat diketahui besarnya skor maksimum
yaitu 45, skor minimum adalah 25, dan skor rata-rata adalah 34,2. Mendasarkan
pada besarnya skor maksimum, skor minimum, dan skor rata-rata, dapat diketahui
bahwa tidak ada satupun siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester
1 tahun ajaran 2015-2016, tuntas belajar. Oleh karena itu, perlu ada perbaikan
pembelajaran, yang berupa tindakan pembelajaran, dengan menggunakan model
discovery learning yang dilaksanakan dalam 2 siklus penelitian.
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus 1
Pelaksanaan penelitian siklus 1 dilakukan dengan melaksanakan tindakan
pembelajaran menggunakan pendekatan discovery learning. Prosedur tindakan
penelitian dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan yakni; 1) perencanaan tindakan;
51
2) pelaksanaan tindakan dan observasi; dan 3) refleksi. Adapun uraian
pelaksanaan ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan penelitian siklus 1, siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, kegiatan-
kegiatan yang dilakukan meliputi; menyusun RPP beserta perangkat
pembelajaran, serta menyiapkan lembar observasi. RPP disusun menggunakan
model discovery learning, dengan materi Daur Hidup Hewan, yang dirancang
dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu @ 3 x 35 menit. (lampiran 13). KD
3.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya
kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.
Perangkat pembelajaran yang dipersiapkan meliputi, materi pelajaran, media dan
alat peraga pembelajaran, kisi-kisi penilaian, Lembar Kerja Siswa (LKS), butir-
butir soal tes formatif, kunci jawaban dan pedoman penilaian. Sedangkan lembar
observasi yang dipersiapkan berupa instrumen observasi pelaksanaan model
discovery learning untuk guru dan respon siswa terhadap tindakan pembelajaran.
(lampiran 19 dan 20).
2. Pelaksanaan Tindakan dan observasi
Pelaksanaan tindakan penelitian siklus 1, dilaksanakan pada tanggal 12-17
Oktober 2015, melalui 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu @ 3 x 35 menit.
Pertemuan 1
Pelaksanaan penelitian siklus 1 pada pertemuan 1, dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 12 Oktober 2015 dengan uraian kegiatan sebagai berikut.
Kegiatan Awal. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan dilanjutkan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan, “ Apa yang dimaksud
Daur Hidup ?”. Kemudian guru memotivasi siswa untuk tekun dan sungguh-
sungguh dalam mempelajari materi tentang daur hidup hewan.
Kegiatan Inti. Dalam kegiatan inti siswa diajak untuk mengamati gambar tentang
Daur Hidup Kupu-kupu, kecoa, katak, nyamuk, belalang yang terdapat dalam
52
buku siswa dan dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
hasil pengamatan. Kemudian siswa menyimak penjelasan dari guru tentang
langkah-langkah discovery learning. Pelaksanaan discovery learning, dimulai
dengan membentuk kelompok diskusi terdiri dari @ 5 siswa. Setelah itu, siswa
diarahkan untuk merumuskan masalah dan membuat kesimpulan sementara,
tentang topik permasalahan yang diberikan guru berkaitan dengan macam-macam
daur hidup hewan. Untuk memperoleh kesimpulan akhir tentang topik
permasalahan yang diajukan, siswa mengumpulkan informasi melalui membaca
buku. Setelah kegiatan pengumpulan informasi selesai dilakukan, guru
membimbing siswa untuk mengklasifikasikan, dan mengolah informasi untuk
menggeneralisasikan hasil temuan siswa, dalam bentuk laporan hasil diskusi.
Setelah siswa selesai membuat laporan diskusi, masing-masing kelompok diminta
untuk mempresentasikan hasil diskusi, dan siswa yang lain diarahkan untuk
menanggapi laporan hasil diskusi.
Kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir pada pertemuaan 1, guru mengajak siswa
untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari, dan melakukan
refleksi. Guru menutup pelajaran, dengan menginformasikan materi pada
pertemuan berikutnya, dan mengajak siswa untuk berdoa, menurut agama dan
kepercayaannya masing-masing.
Pertemuan 2
Pelaksanaan penelitian siklus 1 pada pertemuan 2, dilaksanakan pada hari
Rabu, tanggal 14 Oktober 2015 dengan uraian kegiatan sebagai berikut.
Kegiatan Awal. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
mengecek kehadiran siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan dilanjutkan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan. Kemudian guru
memotivasi siswa untuk tekun dan sungguh-sungguh dalam mempelajari materi
tentang daur hidup hewan.
Kegiatan Inti. Dalam kegiatan inti siswa diajak untuk mengamati gambar tentang
hewan pemakan tumbuhan yang terdapat dalam buku siswa dan dilanjutkan
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan.
53
Kemudian siswa menyimak penjelasan dari guru tentang langkah-langkah
discovery learning. Pelaksanaan discovery learning, dimulai dengan membentuk
kelompok diskusi terdiri dari @ 5 siswa. Setelah itu, siswa diarahkan untuk
merumuskan masalah dan membuat kesimpulan sementara, tentang topik
permasalahan yang diberikan guru berkaitan dengan macam-macam daur hidup
hewan. Untuk memperoleh kesimpulan akhir tentang topik permasalahan yang
diajukan, siswa mengumpulkan informasi melalui membaca buku. Setelah
kegiatan pengumpulan informasi selesai dilakukan, guru membimbing siswa
untuk mengklasifikasikan, dan mengolah informasi untuk menggeneralisasikan
hasil temuan siswa, dalam bentuk laporan hasil diskusi. Setelah siswa selesai
membuat laporan diskusi, masing-masing kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi, dan siswa yang lain diarahkan untuk menanggapi
laporan hasil diskusi.
Kegiatan akhir. Pada kegiatan akhir pada pertemuaan 1, guru mengajak siswa
untuk menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari, dan melakukan
refleksi. Guru menutup pelajaran, dengan menginformasikan materi pada
pertemuan berikutnya, dan mengajak siswa untuk berdoa, menurut agama dan
kepercayaannya masing-masing.
Pertemuan 3.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jum’at, 16 Oktober 2015, dengan
melakukan kegiatan yang sama seperti pada pertemuan 2. Pada kegiatan
mengucap salam, mengecek kehadiran siswa, dan memberikan appersepsi, dengan
menanyakan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi Daur Hidup Hewan.
Dalam pelaksanaan kegiatan inti, dimulai dengan penjelasan dari guru tentang
langkah-langkah discovery learning, seperti yang telah dilakukan pada pertemuan
1. Setelah siswa membentuk kelompok, sebagaimana dilakukan pada pertemuan
1, siswa melaksanakan diskusi untuk merumuskan masalah, dan menarik
kesimpulan akhir, dari topik permasalahan yang berkaitan dengan daur hidup
hewan yang dilakukan. Setelah selesai menggeneralisasikan temuannya, siswa
54
diminta untuk mempresentasikan hasil kinerjanya didepan kelas. Guru meminta
siswa yang lain untuk menanggapi laporan yang dipresentasikan.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanyakan materi yang dianggap sulit, yang dilanjutkan dengan membuat
simpulan. Guru memberikan tes formatif, untuk mengetahui keberhasilan
pembelajaran siklus 1. Guru menutup pembelajaran, dengan mengajak siswa
berdoa, bersama-sama menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.
Pada saat pembelajaran berlangsung baik pada pertemuan 1, 2 maupun pertemuan
3, secara bersamaan juga dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
discovery learning. Observasi dilakukan oleh guru lain, yang bertindak selaku
observer, dengan menggunakan lembar instrumen observasi yang telah
disediakan. Fokus pengamatan adalah aktifitas-aktifitas guru, dan respon siswa
dalam pelaksanaan tindakan discovery learning. Kegiatan observasi dilakukan
dengan cara, memberi tanda ceklis (√) pada butir-butir kegiatan discovery
learning yang terdapat dalam lembar instrumen observasi.
3. Refleksi
Pada akhir proses pembelajaran siklus 1, guru melakukan refleksi untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan, yang muncul pada saat pembelajaran
berlangsung. Hasil refleksi tersebut, akan digunakan sebagai acuan untuk
melaksanakan tindakan penelitian siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi yang telah dilakukan, nampak bahwa
sebagian besar butir kegiatan sudah dilakukan oleh guru. Hal ini nampak dari 20
butir kegiatan discovery learning, hanya 3 butir kegiatan yang belum dilakukan
oleh guru secara sempurna. Kekurangan guru yang masih nampak, adalah dalam
membentuk kelompok diskusi, guru tidak membentuk kelompok sesuai dengan
tingkat kemampuan akademik siswa, melainkan siswa diminta untuk membentuk
kelompok sendiri, berdasarkan tempat duduk siswa yang saling berdekatan.
Akibatnya kegiatan diskusi terlalu didominasi oleh kelompok, yang terdiri dari
siswa dengan kemampuan akademik tinggi.
55
Kekurangan guru yang lain, adalah guru tidak menjelaskan secara rinci prosedur
dan langkah-langkah discovery learning, sehingga siswa masih kesulitan untuk
melaksanakan tahapan-tahapan discovery learning. Sedangkan kelebihan guru
yang nampak dalam pembelajaran siklus 1 adalah, guru sudah melakukan
appersepsi dengan baik, dan sudah memotivasi siswa untuk sungguh-sungguh
dalam mengikuti pembelajaran dengan mteri Daur Hidup Hewan. Kelebihan guru
adalah guru telah memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Hasil observasi terhadap respon siswa, dalam pelaksanaan tindakan
discovery learning siklus 1, terdapat 14 butir kegiatan yang sudah dilakukan oleh
siswa, dan 6 butir lainnya belum dilakukan. Pada siklus 1 nampak, adanya
kelebihan-kelebihan siswa yakni siswa sudah cukup aktif dan antusias dalam
mengikuti discovery learning. Hal ini ditunjukkan dengan, kegiatan siswa dalam
menjawab pertanyaan apersepsi yang diberikan guru, dan kegiatan siswa dalam
melaksanakan diskusi kelompok, sesuai dengan prinsip-prinsip dan langkah-
langkah discovery learning, yang meliputi merumuskan masalah, membuat
kesimpulan awal, mengumpulkan informasi, mengolah hasil penemuan informasi
dan menggeneralisasi. Sedangkan kekurangan siswa, adalah dalam membentuk
kelompok diskusi, siswa masih memilih anggota kelompok menurut teman yang
disukainya. Solusi yang harus dilakukan oleh guru, adalah membentuk kelompok
diskusi berdasarkan kemampuan akademik, yang dibagi secara merata pada
masing-masing kelompok. Hal ini penting dilakukan, karena dapat membuat
kegiatan menjadi lebih hidup dan bermakna. Kekurangan siswa yang lain, adalah
terdapat beberapa siswa yang belum berani dan tidak memiliki rasa percaya, untuk
melakukan presentasi dan menanggapi laporan hasil diskusi.
Secara rinci, hasil pengamatan tindakan discovery learning yang dilakukan
guru, dan respon siswa dalam discovery learning disajikan melalui tabel 4.2
berikut ini.
56
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tindakan Model Discovery Learning Materi Daur
Hidup Hewan Guru dan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah
Kalikalong Semester I Tahun Ajaran 2015-2016
Kegiatan Guru Siswa
Frek % Frek %
Jumlah tindakan yang dilakukan 17 85 14 70
Jumlah tindakan yang tidak dilakukan 3 15 6 30
Jumlah 20 100 20 100
Sumber : Data Primer
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat disimpulkan, bahwa
model discovery learning sudah berjalan dengan lancar sesuai yang direncanakan.
Siswa nampak cukup antusias dalam menyimak, menanya, mengumpulkan
informasi dan menggeneralisasikan hasil rumusan masalah, tentang daur hidup
hewan. Selain itu, siswa juga antusias dan bersemangat mengerjakan tes formatif.
Adapun kekurangan-kekurangan yang masih terjadi pada pembelajaran siklus 1
akan diperbaiki pada penelitian siklus 2.
Hasil Belajar Siklus 1
Berdasarkan hasil tes formatif dan pengamatan terhadap unjuk kerja siswa,
yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengklasifikasi dan mengolah data, serta mempresentasikan, diperoleh hasil
belajar tematik pada tema Berbagai Pekerjaan, sub tema Barang dan Jasa, yang
secara rinci disajikan dalam tabel 4.3 di halaman berikut ini.
57
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan
Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong Semester I
Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus I
Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)
50-59 3 15
60-69 5 25
≥70 12 60
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui perolehan skor hasil belajar
siklus 1, siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran
2015-2016. Dari jumlah siswa sebanyak 20 orang, hasil belajar siswa yang
mendapat skor antara 50-59 dan 60-69, masing-masing ada 3 siswa (15% dari
seluruh siswa), siswa yang mendapat skor antara 60-69 sebanyak 5 siswa (25%
dari seluruh siswa), dan siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 12 siswa (60%
dari seluruh siswa). Hasil belajar siswa pada siklus 1, secara rinci disajikan
melalui gambar 4.2 Diagram batang distribusi hasil belajar IPA materi daur hidup
hewan kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-
2016 siklus 1 berikut ini.
58
Gambar 4.2
Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan
Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 1
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa, skor hasil belajar terendah yang dicapai
siswa adalah antara 50-59 yang dimiliki oleh 3 siswa (15% dari seluruh siswa),
sedangkan skor tertinggi yang dicapai siswa, sebesar >70 yakni dicapai oleh 12
siswa (60% dari seluruh siswa). Besarnya skor maksimum, skor minimum dan
skor rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
semester 1 tahun ajaran 2015-2016 siklus 1 secara rinci disajikan melalui tabel 4.4
berikut ini.
Tabel 4.4
Deskripsi Skor Maksimum, Skor Minimum dan Skor Rata-Rata Materi
Daur Hidup Hewan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 1
Deskripsi Skor
Skor Maksimum 80
Skor Minimum 50
Skor Rata-rata 68,9
Sumber : Data Primer
59
Berdasar tabel 4.4, skor maksimum yang diperoleh siswa IV SD
Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016 sebesar 80, skor
minimum sebesar 50, dan skor rata-rata sebesar 68,9. Adapun pencapaian hasil
belajar siklus 1, berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, siklus 1 disajikan
melalui tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Materi Daur Hidup Hewan
Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV
SD Muhammadiyah Kalikalong Semester 1
Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 1
Ketuntasan Belajar Frekuensi (fi) Persentase (%)
Tuntas 12 60
Tidak Tuntas 8 40
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer
Berdasar tabel 4.5 diatas, nampak bahwa hasil belajar IPA materi daur
hidup hewan, berdasarkan ketuntasan belajar, siswa kelas IV SD Muhammadiyah
Kalikalong, semester 1 tahun ajaran 2015-2016, pada siklus 1 adalah sebesar 60%
(12 siswa) dari seluruh siswa tuntas belajar, dan 40% (8 siswa) dari seluruh siswa
tidak tuntas belajar. Secara rinci, distribusi ketuntasan belajar IPA materi daur
hidup hewan disajikan dalam gambar 4.3 tentang diagram lingkaran ketuntasan
belajar IPA materi daur hidup hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah
Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016 siklus 1 berikut ini.
60
Sumber : Data Primer
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar IPA Materi Daur Hidup
Hewan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 1
Gambar 4.3 menunjukkan ketuntasan belajar IPA materi Daur Hidup
Hewan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong, semester 1 tahun ajaran
2015-2016, siklus 1 yakni sebesar 60% dari seluruh siswa, yang ditunjukkan
dengan gambar lingkaran berwarna merah, sedangkan gambar lingkaran berwarna
biru, menunjukkan besarnya persentase siswa yang tidak tuntas belajar yakni
sebesar 40% dari seluruh siswa.
Hasil belajar siswa, berdasarkan ketuntasan belajar siklus 1 belum
mencapai indiktor keberhasilan 70%. Hasil belajar dalam siklus 1 baru mencapai
60% dari seluruh siswa, maka penelitian dilanjutkan ke siklus 2. Hal ini
didasarkan pada indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni ≥ 70% siswa tuntas
belajar dengan mencapai skor KKM ≥70.
4.1.3. Hasil Penelitian Siklus 2
Pelaksanaan penelitian siklus 2, mengacu pada hasil refleksi yang
dilakukan pada siklus 1. Pelaksanaan penelitian siklus 2, dilakukan dengan
memberi tindakan pembelajaran menggunakan model discovery learning. Adapun
prosedur penelitian yang dilakukan dalam siklus 2, adalah sama seperti pada
61
siklus 1 yakni, perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, refleksi, dengan
uraian tahapan kegiatan sebagai berikut.
1. Perencanaan.
Dalam tahap perencanaan tindakan siklus 2, kegiatan yang dilakukan juga
sama persis seperti siklus 1 yakni, menyiapkan RPP dan perangkat pembelajaran
serta lembar instrumen observasi. Pada penelitian siklus 2 materi yang digunakan
adalah materi Benda. RPP dirancang dalam 3 kali pertemuan, dengan alokasi
waktu @ 3x35 menit. Kompetensi Dasar : 4.1 Mengidentifikasi wujud benda
padat,cair, dan gas memiliki sifat tertentu, 4.2 Mendeskripsikan terjadinya
perubahan wujud cair menjadi padat menjadi cair, cair menjadi gas menjadi cair,
padat menjadi gas. 4.3 Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan
kegunaannya. Perangkat pembelajaran yang disusun meliputi kisi-kisi penilaian,
LKS, butir soal tes formatif, penilaian dan lembar observasi yang digunakan
untuk mengamati tindakan pelaksanaan discovery learning untuk guru dan respon
siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan dan observasi
Pelaksanaan tindakan penelitian siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 19-24
Oktober 2015, dengan melaksanakan RPP yang telah disusun, melalui model
discovery learning dengan materi Benda. Pelaksanaan tindakan pembelajaran
pada siklus 2, terdiri dari 3 kegiatan yakni kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan
akhir.
Pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal
19 Oktober 2015, dengan melaksanakan RPP yang disusun dengan menggunakan
model discovery learning. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran
dengan melakukan tindakan yang sama seperti pada siklus 1 yakni mengucapkan
salam, berdoa bersama-sama siswa, mengecek kehadiran siswa, yang dilanjutkan
dengan memberikan apersepsi.
Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, yang terdiri
dari @ 5 siswa. Kemudian, siswa diminta untuk mengamati gambar, yang
62
menunjukkan benda padat, cair, gas. Guru menjelaskan materi tentang perbedaan
benda padat, cair dan gas, dan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab,
berdasarkan materi yang telah disampiakan. Guru membagikan LKS, yang harus
dikerjakan secara kelompok, tentang perubahan wujud benda. Guru mengarahkan
siswa, untuk menemukan pengetahuannya secara mandiri. Dalam upaya untuk
memperoleh pengetahuan yang baru dalam bentuk kesimpulan akhir, siswa
diarahkan untuk mengamati, memuat rumusan masalah, mengumpulkan
informasi, mengklasifikasi dan mengolah informasi yang diperoleh. Selanjutnya,
siswa diberikan kesempatan untuk saling berbagi pengetahuan baru yang telah
diperoleh, dengan cara mempresentasikannya di depan kelas, dan siswa lain
diminta untuk menanggapinya.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa, untuk
menanyakan hal-hal yang dianggap sulit, dan selanjutnya guru bersama siswa
membuat simpulan dan melakukan refleksi.
Pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
21 Oktober 2015, dengan melaksanakan RPP yang disusun dengan menggunakan
model discovery learning. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran
dengan melakukan tindakan yang sama seperti pada siklus 1 yakni mengucapkan
salam, berdoa bersama-sama siswa, mengecek kehadiran siswa, yang dilanjutkan
dengan memberikan apersepsi.
Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, yang terdiri
dari @ 5 siswa. Kemudian, siswa diminta untuk mengamati gambar, yang
menunjukkan benda padat, cair, gas. Guru menjelaskan materi tentang sifat bahan
dengan kegunaannya. dan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab, berdasarkan
materi yang telah disampiakan. Guru membagikan LKS, yang harus dikerjakan
secara kelompok, tentang sifat-sifat benda padat, cair, gas. Guru mengarahkan
siswa, untuk menemukan pengetahuannya secara mandiri. Dalam upaya untuk
memperoleh pengetahuan yang baru dalam bentuk kesimpulan akhir, siswa
diarahkan untuk mengamati, memuat rumusan masalah, mengumpulkan
63
informasi, mengklasifikasi dan mengolah informasi yang diperoleh. Selanjutnya,
siswa diberikan kesempatan untuk saling berbagi pengetahuan baru yang telah
diperoleh, dengan cara mempresentasikannya di depan kelas, dan siswa lain
diminta untuk menanggapinya.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa, untuk
menanyakan hal-hal yang dianggap sulit, dan selanjutnya guru bersama siswa
membuat simpulan dan melakukan refleksi.
Pertemuan Ketiga
Tindakan penelitian siklus 2, pada pertemuan ketiga, dilaksanakan pada
hari Jum’at, tanggal 23 Oktober 2015. Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran
pada pertemuan 3, kegiatan pembelajaran yang dilakukan sama seperti pada
pertemuan 2. Hanya saja dalam kegiatan inti dilakukan dalam 2 sesi. Dalam
kegiatan awal, guru memulai pelajaran dengan mengucap salam, mengabsen
siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan appersepsi. Dalam kegiatan inti
sesi 1, guru mengarahkan siswa untuk mengamati dan membaca teks, yang
berkaitan dengan macam-macam benda. Kemudian guru, bertanya jawab dengan
siswa tentang sifat-sifat benda. Selanjutnya, siswa diarahkan untuk menganalisis
tentang mengidentifikasi benda, yang diawali dengan proses benda. Dalam
kegiatan inti, pada sesi kedua guru mengoptimalkan discovery learning, dengan
membentuk kelompok diskusi, yang terdiri dari @ 5 siswa. Kemudian, guru
memberikan permasalahan yang harus didiskusikan, untuk memperoleh
generalisasi/kesimpulan akhir. Langkah selanjutnya, siswa mempresentasikan
laporan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir, guru memberikan penegasan terhadap
materi yang dianggap penting, dan bersama siswa, guru membuat simpulan. Guru
melakukan tes formatif, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam tindakan
pembelajaran siklus 2.
Dalam pelaksanaan tindakan penelitian siklus 2, juga dilakukan observasi
atau pengamatan yang dilakukan oleh seorang guru lain selaku observer. Kegiatan
observasi, dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan siklus 2 pada
pertemuan 1, 2 dan pertemuan 3. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati
64
aktifitas guru, dan respon siswa terhadap discovery learning, dengan
menggunakan lembar observasi yang disediakan. Berdasarkan hasil observasi,
terhadap aktifitas guru dalam melaksanakan tindakan discovery learning pada
pertemuan ke 1 dan 2 pertemuan 3, menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan
seluruh kegiatan discovery learning dengan baik dan optimal. Disamping itu, hasil
observasi juga menunjukkan adanya peningkatan respon siswa terhadap
pelaksanaan tindakan discovery learning. Secara rinci hasil observasi pelaksanaan
tindakan discovery learning disajikan dalam tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Tindakan Model Discovery Learning Materi
Benda Guru dan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah
Kalikalong Semester I Tahun Ajaran 2015-2016
Kegiatan Guru Siswa
Frek % Frek %
Jumlah tindakan yang dilakukan 20 100 19 95,0
Jumlah tindakan yang tidak dilakukan - - 1 5,0
Jumlah 20 100 20 100
Sumber: Data Primer
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa, dari 20 butir kegiatan discovery learning
untuk guru dalam siklus 2, secara keseluruhan sudah dilakukan oleh guru. Hal ini
menunjukkan kelebihan guru, dalam melaksanakan discovery learning, pada
materi Benda. Sedangkan respon siswa terhadap tindakan discovery learning,
pada siklus 2 juga menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini nampak dari 20 butir
kegiatan yang terdapat dalam lembar observasi, hanya satu butir kegiatan yang
tidak dilakukan siswa, yakni kegiatan mengumpulkan hasil diskusi. Hal ini
dikarenakan, guru meminta siswa untuk menyimpan sendiri hasil kegiatan diskusi,
agar dapat digunakan sebagai contoh, dan acuan siswa untuk mengerjakan PR dan
tugas yang diberikan oleh guru.
65
3. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan pada akhir kegiatan siklus 2, oleh guru
bersama-sama dengan observer. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi dan
mengetahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan pembelajaran tematik siklus
2, dengan materi benda.
Berdasarkan hasil observasi siklus 2, menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model discovery learning, dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran. Hal ini Nampak, pada meningkatnya aktifitas siswa
dalam kegiatan menyimak, menanya, mengidentifikasi, memgklasifikasi,
merumuskan masalah, membuat hipotesa, mengumpulkan informasi menarik
kesimpulan dan mempresentasikan. Selain sangat aktif, mengemukakan ide dan
pendapatnya dalam kegiatan diskusi. Adapun kelebihan guru, yang menonjol
dalam pelaksanaan penelitian siklus 2, adalah guru telah melaksanakan kegiatan
pembelajaran melalui model discovery learning, sesuai dengan prinsip dan
langkah-langkah discovery learning. Guru juga telah membimbing, mengarahkan
dan mendampingi siswa dalam kegiatan discovery learning, dimulai dari kegiatan
merumuskan masalah, mengumpulkan informasi sampai dengan generalisasi dan
presentasi. Sedangkan kelemahan yang masih nampak, pada pembelajaran siklus
2, yaitu siswa masih merasa kesulitan untuk memberikan tanggapan terhadap
presentasi hasil diskusi. Solusi yang dilakukan oleh guru, adalah dengan
memberikan kata kunci, untuk merangsang siswa memberikan pendapat dan
tanggapan terhadap laporan hasil diskusi.
Dari hasil tes formatif, dan penilaian terhadap ketrampilan atau unjuk
kerja, siswa dalam menyimak, mengumpulkan informasi, mengklasifikasi,
menggeneralisasi dan mempresentasikan, yang dilakukan pada kegiatan
pembelajaran siklus 2, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Secara rinci hasil belajar siklus 2 materi Benda disajikan dalam tabel 4.7 halaman
berikut ini.
66
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA materi Benda Siswa
Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong Semester 1
Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 2
Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)
60-69 1 5
≥ 70 19 95
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat diketahui secara rinci perolehan skor
hasil belajar, siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun
2015-2016 siklus 2. Dari 20 siswa, hasil belajar siswa yang memperoleh skor 60-
69 sebanyak 3 siswa (15% dari seluruh siswa), siswa yang memperoleh skor ≥ 70
sebanyak 17 siswa (85 dari seluruh siswa). Distribusi frekuensi hasil belajar,
siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong siklus 2, secara rinci disajikan
dalam gambar 4.4, diagram batang distribusi frekuensi hasil belajar IPA materi
benda siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran
2015-2016 siklus 2 di halaman berikut ini.
67
Sumber : Data Primer
Gambar 4.4
Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA materi Daur
Hidup Hewan Siswa Kelas SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 2
Dari gambar 4.4 diatas, nampak bahwa perolehan skor dengan jumlah
siswa terendah adalah pada skor antara 60-69 yaitu sebanyak 1 siswa, sedangkan
pencapaian skor tertinggi, adalah skor ≥70 yakni sebanyak 19 siswa. Besar skor
maksimum, skor minimum dan skor rata-rata siklus 2, secara rinci disajikan
melalui tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8
Deskripsi Skor Maksimum, Skor Minimum dan Skor Rata-Rata
Materi Benda Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 2
Deskripsi Skor
Skor Maksimum 100
Skor Minimum 66
Rata-rata 80,6
Sumber : Data Primer
68
Tabel 4.8, menunjukkan besarnya skor maksimum yang dicapai siswa
kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong pada siklus 2 yaitu 100, skor minimum
66 dan skor rata-rata sebesar 80,6. Hasil belajar IPA materi benda berdasarkan
ketuntasan belajar ditunjukkan oleh tabel 4.9 di halaman berikut ini.
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA materi Benda Berdasarkan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah
Kalikalong Semester 1 Tahun Ajaran
2014-2015 Siklus 2
Ketuntasan Frekuensi (fi) Persentase (%)
Tuntas 19 95
Tidak Tuntas 1 5
Jumlah 20 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4.9, menunjukkan bahwa pada siklus 2, siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Kalikalong, untuk materi Benda yang tuntas belajar sebanyak 19
siswa (95% dari seluruh siswa), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
sebanyak 1 siswa (5% dari seluruh siswa). Secara rinci, hasil belajar berdasarkan
ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong, siklus 2
disajikan melalui gambar 4.5 diagram lingkaran berikut ini.
69
Sumber : Data Primer
Gambar 4.5
Diagram Lingkaran Hasil Belajar Materi Benda Berdasarkan Ketuntasan
Belajar Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016 Siklus 2
Dari gambar 4.5 tersebut diatas, menunjukkan bahwa, dari 20 siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Kalikalong terdapat 95% dari seluruh siswa (19 siswa), dinyatakan
tuntas belajar dengan mencapai KKM ≥ 70, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
adalah sebesar 5 % (1 siswa). Berdasarkan ketuntasan belajar siklus 2, siswa yang telah
mencapai KKM sebesar 95% dari seluruh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa, tindakan
penelitian yang dilakukan dengan memberi tindakan pembelajaran melalui model
discovery learning, dinyatakan sudah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong. Hal ini didasarkan pada pencapaian
ketuntasan belajar yang telah melampaui indikator keberhasilan yakni ≥ 95%
siswa tuntas belajar. Siswa yang dinyatakan tuntas belajar, adalah jika siswa
mencapai skor hasil belajar berdasar KKM ≥70.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil belajar tema berbagai pekerjaan, pada kegiatan pembelajaran pra
siklus, siswa dari seluruh siswa, belum mencapai KKM≥70. Hal ini terlihat pada
skor tes, yang menunjukkan ketuntasan belajar, masih jauh dari target Kriteria
70
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu ≥ 70%, siswa tuntas belajar
dengan mencapai skor KKM ≥ 70. Permasalahan yang mengakibatkan rendahnya
pencapaian hasil belajar pra siklus, diantaranya adalah pembelajaran belum
dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran tertentu seperti model
discovery learning; proses penilaian hanya terfokus pada penilaian aspek kognitif,
dan belum menyentuh aspek sikap, pengetahuan, konsep. Berdasarkan hasil
belajar dan hasil analisis terhadap kelemahan dan kekurangan, selama
pembelajaran pra siklus, maka dilakukan penelitian dengan memberi tindakan
pembelajaran dengan mengunakan model discovery learning. Pada akhir setiap
tindakan penelitian, dilakukan asesmen pembelajaran menggunakan instrumen
penilaian tes. Setelah pelaksanaan penelitian, nampak adanya peningkatan hasil
belajar dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan hasil belajar tersebut,
secara rinci disajikan dalam tabel 4.10 Perbandingan distribusi tindakan model
discovery learning guru dan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
semester 1 tahun ajaran 2015-2016 siklus 1 dan siklus 2 berikut ini.
Tabel 4.10
Perbandingan Distribusi Tindakan Model Discovery Learning
Guru dan Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016
Siklus 1 dan Siklus 2
Kegiatan Guru Siswa
S1 S2 S1 S2
Jumlah Kegiatan yang dilakukan 17 20 9 19
Jumlah kegiatan yang tidak dilakukan 3 - 6 1
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.10 diatas, nampak peningkatan aktifitas guru dalam
melaksanakan tindakan discovery learning dari siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1,
dari 20 butir kegiatan discovery learning yang sudah dilaksanakan guru sebanyak
17 (85% dari 20 butir) butir kegiatan, dan 3 butir (15%) masih belum
71
dilaksanakan oleh guru. Selanjutnya, pada pembelajaran siklus 2, seluruh kegiatan
pelaksanaan tindakan discovery learning sudah dilakukan oleh guru. Sedangkan
respon siswa terhadap pelaksanaan discovery learning, pada siklus 1 sebanyak 9
butir (45%) kegiatan sudah dilaksanakan, sedangkan 6 (30%) butir lainnya belum
dilaksanakan. Pada siklus 2 jumlah kegiatan yang sudah dilaksanakan siswa
meningkat menjadi 19 butir, dan hanya 1 butir yang tidak dilaksanakan oleh
siswa. Peningkatan respon siswa terhadap tindakan discovery learning sebanyak
19 butir dari 20 butir kegiatan, menunjukkan kelebihan siswa, dan keberhasilan
guru dalam melaksanakan tindakan discovery learning.
Setelah dilakukan penelitian dengan mengoptimalkan pelaksanaan
tindakan discovery learning pada siklus 1 dan 2, maka hasil belajar meningkat
secara signifikan. Hal ini ditunjukkan, oleh meningkatnya ketuntasan belajar dari
prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan peningkatan hasil belajar yang
dicapai pada pembelajaran pra siklus, siklus 1 dan siklus 2, dapat diketahui
perbandingan hasil belajar IPA, berdasarkan ketuntasan belajar pra siklus, siklus 1
dan siklus 2, siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun
ajaran 2015-2016, yang secara rinci disajikan dalam tabel 4.11 dan gambar 4.6
berikut ini.
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Belajar
Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong Semester 1
Tahun Ajaran 2015-2016 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Ketuntasan Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II
fi % fi % fi %
Tuntas 0 0 12 60 19 95
Tidak Tuntas 20 100 8 40 1 5
Jumlah 20 100 20 100 20 100
Sumber : Data Primer
72
Berdasarkan tabel 4.11, nampak bahwa ketuntasan belajar pra siklus, tidak
ada satupun siswa yang tuntas belajar mencapai KKM ≥70. Kemudian setelah
dilakukan tindakan discovery learning pada siklus 1, siswa yang mencapai
ketuntasan belajar meningkat menjadi 60% (12 siswa) dari seluruh siswa.
Selanjutnya pada akhir siklus 2, siswa yang mencapai ketuntasan belajar
meningkat menjadi 95% (19 siswa) dari seluruh siswa. Secara lebih rinci,
ketuntasan tersebut disajikan melalui gambar 4.6 diagram batang perbandingan
hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Kalikalong semester 1 tahun ajaran 2015-2016, pra siklus, siklus
1 dan siklus 2 berikut ini.
Sumber : Data Primer
Gambar 4.6
Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar IPA Ketuntasan
Belajar Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.6, tentang perbandingan hasil belajar berdasarkan
ketuntasan belajar, nampak bahwa ketuntasan belajar siswa kelas IV SD
Muhammadiyah Kalikalong pada kegiatan pra siklus, semula tidak ada siswa yang
tuntas belajar, pada siklus 1, siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 60%
dari seluruh siswa, dan selanjutnya pada akhir siklus 2 siswa yang mencapai
ketuntasan belajar meningkat menjadi 95% dari seluruh siswa.
73
Peningkatan hasil belajar dapat ditinjau dari besarnya skor maksimum, skor
minimum dan skor rata-rata, yang ditunjukkan melalui gambar 4.7 tentang
diagram batang peningkatan hasil belajar IPA berdasarkan skor maksimum, skor
minimum dan skor rata-rata pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 berikut ini.
Sumber : Data Primer
Gambar 4.7
Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor
Maksimum, Skor Minimum dan Skor Rata-Rata Siswa
Kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
Semester 1 Tahun Ajaran 2015-2016
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Dari gambar 4.7 diatas, nampak peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas
IV SD Muhammadiyah Kalikalong. Peningkatan hasil belajar tersebut, nampak
dari peningkatan besarnya skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata dari
pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada pra siklus besarnya skor maksimum yang
dicapai siswa adalah 45, skor minimum 25 dan skor rata-rata sebesar 34,2. Pada
siklus 1 perolehan skor maksimum meningkat menjadi 80, skor minimum
74
meningkat menjadi 50 dan skor rata-rata meningkat menjadi 68,9. Selanjutnya
pada akhir pembelajaran siklus 2, skor maksimum mencapai 100, skor minimum
sebesar 66, dengan skor rata-rata mencapai 80,6.
Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian diatas, terbukti bahwa
tindakan penelitian yang berupa model discovery learning dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyimak, menanya, mengidentifikasi, mengklasifikasi,
mengolah data, merumuskan masalah, menarik kesimpulan dan
mempresentasikan. Peningkatan aktivitas belajar siswa berdampak positif,
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kalikalong
semester 1 tahun ajaran 2015-2016 yang ditunjukkan dengan ketuntasan belajar
sebesar 95% dari 20 siswa.