BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting...
-
Upload
vuongtuong -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting...
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah Kalikalong, dengan alamat
Desa Kalikalong Rt 01 Rw 01 Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, pada semester 1
tahun ajaran 2015/2016. Sekolah ini terletak di pedesaan dekat dengan pemukiman
penduduk. Letaknya strategis, dekat lapangan sepak bola dan tidak jauh dari jalan
raya. Sarana dan prasarananya cukup lengkap. Prasarana fisik yang dimiliki sekolah
ini antara lain: 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru, 1 laboratorium komputer, UKS,
ruang tamu dan kantor kepala sekolah, mushola, perpustakaan, tempat parkir dan
lapangan olah raga. Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah Kalikalong
dikarenakan peneliti bekerja sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut.
Subjek penelitian adalah orang yang kita kenai sasaran penelitian.Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Muhammadiyah Kalikalong. Yang
berjumlah 20 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Tingkat
kemampuan para siswa bervariasi, ada yang kurang, ada yang sedang dan ada pula
beberapa siswa di atas rata-rata. Sebagian besar siswa kelas 4 berasal dari keluarga
dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Sebagian besar penduduk desa Kalikalong bekerja sebagai petani dan buruh
tani. Pemuda-pemudi banyak yang merantau ke kota besar untuk mencari kehidupan
yang lebih baik. Tidak sedikit orang tua/ wali murid yang bekerja sebagai karyawan
pabrik di Jakarta. Kebanyakan dari murid SD Muhammdiyah Kalikalong yang
dititipkan neneknya, sehingga motivasi dan perhatian dari orang tua sangat kurang.
Hal ini berpengaruh pada hasil belajarya di sekolah.
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model discovery learning, dan
variabel terikatnya adalah hasil belajar.
25
Model discovery learning adalah model dalam pembelajaran materi daur
hidup hewan melalui langkah-langkah; Orientasi siswa kepada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menyediakan alat bantu
siswa, menganalisis danmengevaluasi proses pemecahan masalah.
Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari skor unjuk kerja dan
skor tes.
3.3 Rencana Tindakan
Rencana penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilakukan tiga
pembelajara pada materi Daur Hidup hewan yang terdapat pada mata pelajaran IPA.
Pelaksanaan tindakan penelitian ini mengacu pada desain PTK menurut model C.
Kemmis & Taggart. Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh kemmis dan taggart
(Arikunto, 2010 : 132), berbentuk spiral dari siklusyang satu ke siklus yang berikutnya.
Setiap siklus meliputi planing (rencana), action tindakan), observation (Pengamatan), dan
reflektion (refleksi). Langkah langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah
direvisi, tindakan pengamatan, dan refleksi. Sedangkan Subiyantoro (dalam Moh. Amin
2011: 2) mendefinisikan PTK sebagai berikut:
Suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai
tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusun
suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang
berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan.
Penelitian ini mengacu pada model PTK Kemmis dan Mc Taggart. Rencana
tindakan yang akan dilakukan yaitu melalui 2 siklus. Sebelum dilakukan siklus
pertama, diadakan refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar
dalam merumuskan masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi
Secara mudah desain penelitian yang akan digunakan adalah model Kemmis
dan Mc Taggart Depdiknas, (2001: 3) yang terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan,
26
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Diagram alur desain penelitian
ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Gambar 3.1
PTK Model Spiral dari Stephen Kemmis dan Robbin Mc. Taggart
Berdasarkan gambar 3.1 tentang alur PTK tersebut dapat diketahui bahwa
peneliti mulai dari langkah refleksi awal untuk melakukan studi pendahuluan sebagai
dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi.
Adapun rincian pelaksanaan penelitian dengan 2 siklus akan dijabarkan
sebagai berikut:
1) Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan melalui pembelajaran
yang menyajikan mata pelajaran IPA pada materi Daur Hidup Hewan pembelajaran
1,2 dan 3. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus I adalah sebagai
berikut.
a. Perencanaan
Kegiatan dalam tahap ini sama dengan siklus 1 yaitu dimulai dengan
merancang prosedur pembelajaran, penyusunan perangkat pembelajaran meliputi.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai. Menyiapkan format lembar observasi sebagai alat untuk mengamati
jalannya proses pembelajaran serta membuat alat evaluasi siswa.
27
b. Tindakan
Proses perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan sesuai dengan RPP yang
telah disusun dengan materi Daur Hidup Hewan. RPP yang telah disusun
menggunakan prosedur dan langkah-langkah pembelajaran Discovery Learning.
Dalam pelakasanaan juga dilakukan tindakan pengamatan atau observasi dilakukan
menggunakan lembar observasi yang dipersiapkan. Observasi dilakukan oleh teman
sejawat atau guru lain selaku observer.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan
dilaksanakan bersama dengan kegiatan tindakan.
d. Refleksi
Pada akhir tindakan siklus 1 dilakukan refleksi dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengidentifikasi kekurangan dan hambatan yang terjadi selama
implementasi tindakan. Hasil refleksi pada siklus 1dijadikan dasar atau pedoman
untuk pelaksanaan tindakan siklus berikutnya.
2). Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2dirancang apabila siklus 1 belum berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2
merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya.
Siklus 2 ini dilakukan pada materi Benda pembelajaran 4, 5, 6 adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan dalam tahap ini sama dengan siklus 1 yaitu dimulai dengan
merancang prosedur pembelajaran, penyusunan perangkat pembelajaran meliputi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai. Menyiapkan format lembar observasi sebagai alat untuk mengamati
jalannya proses pembelajaran serta membuat alat evaluasi siswa.
Perencanaan dalam siklus 2 ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
refleksi pada siklus 1.
28
b. Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan tindakan sesuai
rencana/ skenario yang telah disusun. Tindakan pada siklus 2 ini disertai dengan
penambahan/ penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada
siklus 1.
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan
dilaksanakan bersama dengan kegiatan tindakan.
d. Refleksi
Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus 1.
Refleksi ini dilakukan untuk mengungkap kembali kelemahan dan kelebihan yang
ditemukan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini
berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.
Refleksi dilakukan guru bersama observer dan perwakilan siswa.
3.4 Data dan Cara Pengumpulan Data
Untuk mempermudah data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Sumber Data
1. Siswa
Guru mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran agar mengetahui
sejauh mana siswa mengembangkan pola pikirnya dengan model
pembelajaran yang diterapkan.
2. Guru
Guru diamati oleh peneliti dalam proses pembelajaran berlangsung agar
peneliti dapat tahu bagaimana langkah-langkah penerapan model
pembelajaran.
3. Dokumen
Metode dokumentasi yang diterapkan adalah nilai ulangan harian materi
Benda dan lembar kerja siswa.
4. Catatan lapangan oleh observer
29
Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dan pengamatan kegiatan guru dalam membimbing siswa untuk
meningkatkan pola pikir siswa menggunakan model Discovery Learning.
b. Jenis Data
1. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar siswa
2. Data kualitatif yang diperoleh dari pengamatan aktivitas siswa, guru, dan
catatan lapangan.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :
1) Observasi
Data aktivitas belajar siswa dan kegiatan guru selama kegiatan pembelajaran
dikumpulkan dengan lembar observasi. Aktivitas belajar siswa yang diamati meliputi
kegiatan-kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengkomunikasikan. Selain itu, observasi digunakan untuk mengetahui segala
fenomena penting yang terjadi selama penerapan model pembelajaran Discovery
Learning yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Pencatatan lapangan dilakukan
oleh observer.
2) Tes
Teknik tes tertulis digunakan untuk mengukur kompetensi hasil belajar siswa
untuk seluruh mata pelajaran IPA pada materi Daur Hidup Hewan untuk Siklus I dan
materi Benda untuk Siklus II . Tes ini peneliti gunakan untuk menilai dan
mengumpulkan data tentang penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Pelaksanaannya dilakukan di awal tindakan untuk mengetahui kondisi awal siswa,
dan di akhir kegiatan pembelajaran masing-masing siklus untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang
berbentuk pilihan ganda. Tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman
siswa pada ranah kognitif.
30
3.4.1 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain: hasil belajar siswa pada masing-masing pembelajaran (siklus) dengan
menggunakan butir soal berupa 20 butir soal pilihan ganda. Untuk menguji
kelayakan instrumen penelitian berupa butir soal pada siklus 1 dan siklus 2 peneliti
melakukan Reliabilitas dan Validitas data dengan menggunakan program AnatesV4.
Aktivitas guru dalam pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi
tentang penerapan model Discovery Learning. Sedangkan aktivitas siswa diukur
dengan menggunakan lembar observasi tentang respon siswa terhadap penerapan
model Discovery Learning.
Untuk mengukur kemampuan siswa pada awal, perkembangan atau
peningkatan kemampuan siswa pada akhir siklus, maka pada penelitian tindakan
kelas ini digunakan instrument sebagai berikut:
1. Tes
Tes yang digunakan adalah tes formatif yang berupa soal pilihan ganda. Tes ini
digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa. Adapun kisi-kisi soal
sebagai berikut:
31
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Soal Tes Siklus 1 dan 2
Kompetensi Dasar Indikator No. soal
Mendeskripsikan daur hidup
beberapa hewan di lingkungan
sekitar, misalnya kecoa,
nyamuk, kupu-kupu, kucing
Siklus 1
- Mengurutkan daur hidup
beberapa hewan secara
sederhana.
- Memberi Contoh hewan
yang mengalami
metamorfosis sempurna
dan tidak sempurna
- Menunjukkan contoh
hewan pemakan
tumbuhan dan daging
8,14, 15, 18
6, 7, 12, 13, 16,
17, 19, 20
1, 2, 3, 5
Menunjukkan kepedulian
terhadap hewan peliharaan,
misalnya kucing, ayam, ikan
- Memberi contoh cara
merawat dan
memelihara hewan
peliharaan
- Menunjukkan berbagai
contoh hewan
peliharaan
4, 10, 11
9
Mengidentifikasi wujud benda
padat, cair, dan gas memiliki
sifat tertentu.
Siklus 2
- Menunjukkan bukti
tentang sifat benda padat,
cair dan gas.
- Mendeskripsikan benda
dapat melarutkan benda
lain.
2, 3, 8, 9, 10, 12
1, 4, 5, 6
Mendeskripsikan terjadinya
perubahan wujud cair menjadi
- Mengidentifikasi
perubahan wujud benda
7, 11, 13
32
padat, padat menjadi cair, cair
menjadi gas, gas menjadi cair,
padat menjadi gas.
yang dapat kembali ke
wujud.
- Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi
perubahan wujud benda
beserta contohnya.
17, 18
Menjelaskan hubungan antara
sifat bahan dengan kegunaannya.
- Mengidentifikasi
kesesuaian sifat bahan
dengan kegunaannya.
- Membandingkan
berbagai bahan yang
paling cocok untuk
tujuan tertentu.
- Mengidentifikasi
berbagai alat rumah
tangga yang dikaitkan
dengan sifat bahan
dan kegunaannya.
14, 15
16, 19
20
2. Lembar Observasi
Lembar observasi berisikan tentang aktivitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran kooperatif dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran
matematika. Adapun kisi-kisi lembar observasi adalah sebagai berikut:
33
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Keaktifan Siswa
NO INDIKATOR ASPEK YANG DIAMATI
1 Menggambar bagian-bagian yang ditunjukkan guru
2 Konsentrasi siswa dalam memahami gambar yang dibuat
3 Perhatian siswa ketika guru menjelaskan berbagai daur hidup
hewan
4 Memahami makna dari bagian-bagian berdasarkan penjelasan guru
5 Perhatian siswa saat teman bertanya dan berpendapat
6 Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru apabila menemui
kesulitan
Sedangkan lembar observasi guru disusun berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Kinerja Guru
No. Aspek Yang Diamati
I Pra Pembelajaran
1 Memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran
2 Melakukan kegiatan apersepsi
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
3 Guru menunjukkan gambar hewan
4 Guru menunjukkan hewan pemakan tumbuhan dan daging
5 Guru menjelaskan dengan menggambar contoh daur hidup
hewan
6 Guru menunjukkan nama bagian dari bagian-bagian yang
ditunjukkan
7 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuh
kegiatan positif
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu
34
10 Menggunakan buku sumber yang relevan
11 Menghasilkan pesan yang menarik
12 Mengupayakan buku sumber bagi siswa dan buku pegangan
13 Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
14 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
15 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar
3.4.2 Indikator Keberhasilan
Dengan demikian, penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur
penilaian secara akademik. Perolehan data yang benar adalah suatu proses bahwa
instrumen yang digunakan ini sebagai bukti kejelasan data. Sudah dijelaskan dari
awal bahwa peneliti yang merangkap sebagai guru sudah mengetahui gambaran dan
kondisi awal dari objek yang dijadikan penelitian. Gambaran dan kondisi awal
tersebut diperoleh dari kegiatan pengamatan selama pembelajaran. Dari hasil
pengamatan dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan dilihat dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Langkah-langkah pembelajaran dikatakan berhasil jika skor aktivitas guru dan
siswa mencapai kategori baik.
b. Hasil belajar siswa dikatakan meningkat jika jumlah siswa yang sudah mencapai
ketuntasan belajar mencapai 70%.
3.5. Teknik Analisis Data
3.5.1 Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah butir soal berbentuk pilihan ganda sejumlah 20 butir untuk mengukur hasil
belajar siswa pada masing-masing subtema (siklus). Untuk menguji kelayakan
instrumen penelitian berupa butir soal pada siklus 1 dan siklus 2 penelitian
melakukan reliabilitas dan vvaliditas data dengan menggunakan program Anates.
Aktivitas guru dalam pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi
tentang penerapan model Discovery Learning. Sedangkan aktivitas siswa diukur
35
dengan menggunakan lembar observasi tentang respon siswa terhadap penerapan
model Discovery Learning.
3.5.2 Validitas dan Reliabilitas
Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat
penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum
digunakan oleh peneliti. Suatu alat penelitian yang baik adalah jika memenuhi
ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).
1) Uji Validitas
“Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai” (Sudjana, 2009:
12). Untuk menentukan suatu item tertentu valid atau tidak dapat menggunakan
Anates. Penetapan koefisien korelasi (r) terdapat dalam tabel nilai-nilai r product
moment berdasarkan jumlah siswa kelas uji coba yang berjumlah 20 anak. Dari tabel
nilai rata-rata r product moment diperoleh nilai r untuk responden (N) = 20 dan item
soal = 30, Adapun nomor item soal yang dinyatakan valid dan tidak valid adalah
sebagai berikut:
36
Hasil Uji Validitas Siklus 1
Skor Data Dibobot
No.
urut
No.
Subyek Benar Salah Kosong Skor Asli Skor Bobot
1 1 10 20 0 10 10
2 2 9 21 0 9 9
3 3 21 9 0 21 21
4 4 10 20 0 10 10
5 5 21 9 0 21 21
6 6 21 9 0 21 21
7 7 11 19 0 11 11
8 8 2 28 0 2 2
9 9 1 29 0 1 1
10 10 21 9 0 21 21
11 11 9 21 0 9 9
12 12 2 28 0 2 2
13 13 0 30 0 0 0
14 14 1 29 0 1 1
15 15 8 22 0 8 8
16 16 10 20 0 10 10
17 17 10 20 0 10 10
18 18 10 20 0 10 10
19 19 2 28 0 2 2
20 20 10 20 0 10 10
Sumber : Data Primer
37
Reliabilitas Tes
No.
urut
No.
Subyek
Skor
Ganjil
Skor
Genap
Skor
Total
1 1 5 5 10
2 2 5 4 9
3 3 10 11 21
4 4 5 5 10
5 5 10 11 21
6 6 11 10 21
7 7 6 5 11
8 8 2 0 2
9 9 0 1 1
10 10 11 10 21
11 11 5 4 9
12 12 1 1 2
13 13 0 0 0
14 14 1 0 1
15 15 4 4 8
16 16 6 4 10
17 17 5 5 10
18 18 5 5 10
19 19 2 0 2
20 20 5 5 10
Sumber : Data Primer
38
Hasil Uji Validitas Siklus 2
Skor Data Dibobot
No.
urut
No.
Subyek Benar Salah Kosong Skor Asli Skor Bobot
1 1 11 19 0 11 11
2 2 11 19 0 11 11
3 3 11 19 0 11 11
4 4 11 19 0 11 11
5 5 16 14 0 16 16
6 6 16 14 0 16 16
7 7 16 14 0 16 16
8 8 16 14 0 16 16
9 9 17 13 0 17 17
10 10 25 5 0 25 25
11 11 25 5 0 25 25
12 12 25 5 0 25 25
13 13 25 5 0 25 25
14 14 25 5 0 25 25
15 15 25 5 0 25 25
16 16 26 4 0 26 26
17 17 25 5 0 25 25
18 18 25 5 0 25 25
19 19 25 5 0 25 25
20 20 25 5 0 25 25
Sumber : Data Primer
39
Reliabilitas Tes
No.
urut
No.
Subyek
Skor
Ganjil
Skor
Genap
Skor
Total
1 1 3 8 11
2 2 3 8 11
3 3 3 8 11
4 4 3 8 11
5 5 6 10 16
6 6 6 10 16
7 7 6 10 16
8 8 6 10 16
9 9 7 10 17
10 10 10 15 25
11 11 10 15 25
12 12 10 15 25
13 13 10 15 25
14 14 10 15 25
15 15 10 15 25
16 16 11 15 26
17 17 10 15 25
18 18 10 15 25
19 19 10 15 25
20 20 10 15 25
Sumber : Data Primer
40
Tabel 3.4
Hasil Validitas Soal Siklus I
No. Item
Valid Tidak Valid
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30
1,2,3
27 3
Sumber : Data Primer
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji validitas terhadap 30
butir soal tes siklus I, terdapat 27 butir soal dinyatakan valid dan 3 butir soal tidak
valid, yakni butir soal nomor 1, 2 dan 3.
Tabel 3.5
Hasil Validitas Soal Siklus II
No. Item
Valid Tidak Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30
21
29 1
Sumber : Data Primer
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji validitas terhadap 30
butir soal tes siklus I, terdapat 29 butir soal dinyatakan valid dan 1 butir soal tidak
valid, yakni butir soal nomor 21.
41
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam
menilai apa yang dinilai. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan
memberi hasil yang relatif sama (Sudjana, 2009:16).
Untuk menghitung reliabilitas butir soal, maka butir-butir instrumen dibelah
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan kelompok genap. Kemudian skor
total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya melalui rumus korelasi
product moment. Setelah dihitung didapat koefisien korelasi, maka langkah
selanjutnya dimasukkan dalam rumus Spearman Brown.
Cronbach dalam Mardapi (2007: 42) menjelaskan bahwa keajegan instrumen
dapat dinyatakan dengan menentukan koefisien alpha (𝛼). Tes dapat diterima jika
nilai koefisien alpha (𝛼) > 0,7. Berikut ini penggolongan nilai koefisien alpha:
𝛼 ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < 𝛼 ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < 𝛼 ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
𝛼 > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Tabel 3.6
Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Bentuk instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan ganda 0,98 Reliabilitas memuaskan
Sumber : Cronbach dalam Mardapi (2007: 42)
Tabel 3.7
Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Bentuk instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan ganda 0,99 Reliabilitas bagus
Sumber : Cronbach dalam Mardapi (2007: 42)
42
Dari tabel hasil uji reliabilitas di atas, dapat diketahui bahwa koefisien
reliabilitas pada siklus I mencapai 0,98 dan siklus II 0,99. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah sangat reliabel karena nilai
koefisien alpha lebih dari 0,9.
3.5.3 Taraf Kesukaran Butir Soal
Peneliti harus membuat soal tes sebelum mengadakan evaluasi pada tiap
siklus. Tes tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kualitas soal dari
lembar tes harus memenuhi validitas dan reliabilitas. Selain itu yang terpenting
dalam menentukan kualitas soal adalah tingkat kesukaran soal. Tingkat kesukaran
soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan
tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini
pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00
(Aiken (1994: 66). Dalam lembar tes yang dibuat harus ada keseimbangan tingkat
kesukaran dari butir soal mudah, sedang, dan sukar. “Karakteristik butir soal dapat
diuji dengan rumus tertentu berdasarkan data hasil uji coba butir soal pada siswa”
(Sudjana, 2011: 137).
Analisis untuk menentukan kesukaran soal dapat menggunakan rumus
berikut:
Tingkat Kesukaran (TK) =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟𝑠𝑜𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖𝑡𝑒𝑠
Rumus ini dipergunakan untuk soal obyektif (Nitko, 1996: 310).
Berikut tabel hasil analisis tingkat kesukaran soal pada soal pilihan ganda
yang berjumlah 30 yang telah diujikan pada siswa uji coba.
43
Tingkat Kesukaran
No.
Butir
baru
No.
Butir
Asli
Jml Betul Tingkat
Kesukaran (%) Tafsiran
1 1 15 75,00 Mudah
2 2 13 65,00 Sedang
3 3 13 65,00 Sedang
4 4 10 50,00 Sedang
5 5 12 60,00 Sedang
6 6 12 60,00 Sedang
7 7 12 60,00 Sedang
8 8 11 55,00 Sedang
9 9 9 45,00 Sedang
10 10 7 35,00 Sedang
11 11 5 25,00 Sukar
12 12 6 30,00 Sukar
13 13 4 20,00 Sukar
14 14 5 25,00 Sukar
15 15 5 25,00 Sukar
16 16 6 30,00 Sukar
17 17 6 30,00 Sukar
18 18 5 25,00 Sukar
19 19 5 25,00 Sukar
20 20 5 25,00 Sukar
21 21 4 20,00 Sukar
22 22 4 20,00 Sukar
44
23 23 4 20,00 Sukar
24 24 3 15,00 Sangat Sukar
25 25 2 10,00 Sangat Sukar
26 26 2 10,00 Sangat Sukar
27 27 2 5,00 Sangat Sukar
28 28 1 5,00 Sangat Sukar
29 29 1 0,00 Sangat Sukar
30 30 0 0,00 Sangat Sukar
Sumber : Data Primer
Tabel 3.8
Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I
No. Indeks Interprestasi Nomor Butir Soal Jumlah
1. < 0,30 Sukar 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23
13
2. 0,30 – 0,70 Sedang 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 9
3. > 0,70 Mudah 1 1
Total 23
Sumber : Data Primer
Dari data pada tabel 3.8 dapat dijabarkan bahwa untuk tingkat kesukaran soal
pilihan ganda kategori mudah sebanyak 1 soal, sedang 9 soal, dan sukar sebanyak 13
soal.
45
Tingkat Kesukaran
No.
Butir
baru
No.
Butir
Asli
Jml Betul Tingkat
Kesukaran (%) Tafsiran
1 1 0 0,00 Sangat Sukar
2 2 20 100,00 Sangat Mudah
3 3 11 55,00 Sedang
4 4 11 55,00 Sedang
5 5 0 0,00 Sangat Sukar
6 6 11 55,00 Sedang
7 7 20 100,00 Sangat Mudah
8 8 20 100,00 Sangat Mudah
9 9 11 55,00 Sedang
10 10 20 100,00 Sangat Mudah
11 11 0 0,00 Sangat Sukar
12 12 20 100,00 Sangat Mudah
13 13 11 55,00 Sedang
14 14 11 55,00 Sedang
15 15 20 100,00 Sangat Mudah
16 16 11 55,00 Sedang
17 17 16 80,00 Mudah
18 18 20 100,00 Sangat Mudah
19 19 16 80,00 Mudah
20 20 16 80,00 Mudah
21 21 1 5,00 Sangat Sukar
22 22 11 55,00 Sedang
46
23 23 12 60,00 Sedang
24 24 16 80,00 Mudah
25 25 20 100,00 Sangat Mudah
26 26 20 100,00 Sangat Mudah
27 27 0 0,00 Sangat Sukar
28 28 20 100,00 Sangat Mudah
29 29 16 80,00 Mudah
30 30 20 100,00 Sangat Mudah
Sumber : Data Primer
Tabel 3.9
Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus II
No. Indeks Interprestasi Nomor Butir Soal Jumlah
1. 0,30 – 0,70 Sedang 3, 4, 6, 9, 13, 14, 16, 22, 23 9
2. > 0,70 Mudah 17, 19, 20, 24, 29 5
3. 100 Sangat Mudah 2, 7, 8, 10, 12, 15, 18, 25,
26, 28, 30
11
Total 25
Sumber : Data Primer
Dari data pada tabel 3.9 dapat dijabarkan bahwa untuk tingkat kesukaran soal
pilihan ganda kategori sangat mudah sebanyak 11 soal, mudah sebanyak 5 soal,
sedang 9 soal, dan sukar sebanyak 0 soal.
3.5.4 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dilihat dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Langkah-langkah pembelajaran dikatakan berhasil jika skor aktivitas guru dan
siswa mencapai kategori baik.
47
2) Hasil belajar siswa dikatakan meningkat jika jumlah siswa yang sudah mencapai
ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA 70%.
3.6 Teknik Analisis Data
Nilai perolehan siswa dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan
kualitatif dengan membandingkan antar siklus termasuk pra tindakan.Data yang
diperoleh diolah dengan cara: menghitung nilai rata-rata kelas, menghitung
persentase ketuntasan
Sedangkan kriteria yang digunakan untuk menilai persiapan, pelaksanaan dan
penampilan mengajar guru dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah dalam
bentuk persentase, dengan rumus:
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚× 100%
Hasil persentase ditafsirkan dengan berpedoman pada klasifikasi sebagai
berikut (Arikunto, 2007):
Persentase 0% ≤ µ ≤ 19% = sangat rendah
Persentase 20% ≤ µ ≤ 39% = kurang
Persentase 40% ≤ µ ≤ 59% = rendah
Persentase 60% ≤ µ ≤ 79% = sedang
Persentase 80% ≤ µ ≤ 100% = tinggi
Setelah data terkumpul, penulis menganalisis data menggunakan analisis
deskriptif dengan cara membandingkan hasil belajar siswa kelas 4 SD
Muhammadiyah Kalikalong pada kondisi awal dengan hasil belajar pada siklus 1 dan
dibandingkan dengan hasil belajar pada siklus 2 serta dilanjutkan dengan refleksi.