BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil … · 2018. 8. 7. · Guru memperlihatkan gambar...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil … · 2018. 8. 7. · Guru memperlihatkan gambar...
39
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum SD Negeri Gedanganak 02
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SDN Gedanganak 02
Kec.Ungaran Timur Kab. Semarang pada semester I tahun ajaran 2017/2018
dengan subyek penelitian adalah kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang
yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.
SD Negeri Gedanganak 02 terletak di desa Gedanganak Kec.Ungaran Timur
Kab.Semarang. SDN Negeri 3 Jumo dapat dijangkau dengan menggunakan
kendaraan pribadi saja, karena tidak terdapat angkutan umum untuk bisa sampai
kesana. Sarana dan prasarana ada kantor guru, 6 ruang kelas, perpustakaan, buku-
buku fiksi dan nonfiksi, buku-buku paket kelas 1-6.
Setiap kelas diampu oleh 1 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru bahasa jawa,
1 guru bahasa inggris, dan 1 guru olahraga. Proses belajar mengajar berlangsung
mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.10 siang, kecuali pada hari Jum’at yang
berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 11.00 siang.
4.1.2 Deskripsi kondisi Awal
Kondisi awal merupakan kondisi siswa sebelum dilakukan Penelitian
Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IV
mata pelajaran IPA SD Negeri Gedanganak 02 Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang semester I tahun ajaran 2017/2018 dalam proses
pembelajaran guru tidak menggunakan media saat menyampaikan materi. Proses
pembelajaran masih berpusat pada guru, guru menyampaikan materi dan siswa
menyimak apa yang disampaikan oleh guru. Hasil belajar siswa masih rendah,
ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal disajikan pada tabel 4.1 di bawah
ini.
40
40
Tabel 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal
Nilai Ketuntasan
KKM 70
Kondisi awal
F %
≥70
<70
Mencapai KKM
Belum
mencapai KKM
11
15
44%
56%
Jumlah 26 100%
Rata-rata 53.93
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 28
Gambar 4.1 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Dan Nilai Rata-Rata
Siswa Kondisi Awal
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
nilai terendah nilai tertinggi nilai rata-rata
kondisi awal
kondisi awal
41
41
Dari tabel yang disajikan di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang telah
mencapai KKM hanya ada 11 siswa (44%) dari 26 siswa. Dengan demikian hanya
ada 15 siswa (56%) yang telah mencapai KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh dari
26 siswa pada kondisi awal adalah 53,93 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 28. Bardasarkan data tersebut, terlihat bahwa perlu mengadakan tindakan
pembelajaran untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
Nilai kondisi awal siswa diambil dari nilai pretest yang dikerjakan siswa
sebelum dilaksanakannya siklus I dan siklus II. Hasil yang diperoleh dari total
jumlah siswa sebanyak 26 siswa, nilai terendah adalah 28, nilai tertinggi 80 dan
nilai rata-rata adalah 53,93. Nilai siswa pada kondisi awal ini digunakan sebagai
acuan apakah tindakan siklus I dan siklus II memberikan peningkatan pada hasil
belajar IPA siswa.
Data dari hasil belajar kondisi awal sebelum dilakukan tindakan siswa yang
tuntas KKM dan tidak tuntas disajikan dalam gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal
Hasil belajar siswa yang rendah ditunjukkan oleh data bahwa dari 26 siswa,
11 siswa (41,67%) diantaranya mencapai KKM dan yang 15 siswa (58,33%)
belum mencapai KKM. Berdasarkan hasil observasi, rendahnya hasil belajar
siswa dipengaruhi dari guru maupun siswa itu sendiri. Guru dalam pembelajaran
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
tidak tuntas tuntas
tidak tuntas
tuntas
42
42
IPA khususnya, tidak menggunakan media untuk membantu proses pembelajaran,
ceramah masih mendominasi proses kegiatan. Siswa selama mengikuti pelajaran
dikelas merasa bosan sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa.
4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
4.1.3.1 Rencana Tindakan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti merencanakan
tindakan kelas dengan terlebih dahulu berdiskusi dengan guru kelas IV mengenai
materi yang akan diajarkan. Kegiatan yang dilakukan ialah menyusun perangkat
pembelajaran antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan model pembelajaran Discovery learning dengan bantuan media
gambar, menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Proses belajar mengajar dilaksanakan pada hari Senin, 24 Juli
2017. Berdasarkan SK dan KD, pada pertemuan pertama memiliki 4
indikator yaitu siswa dapat mengidentifikasi wujud benda (padat,cair,dan
gas), siswa dapat menjelaskan sifat-sifat benda (padat,cair, dan gas), siswa
mampu menyebutkan contoh benda (padat,cair, dan gas ), dan siswa
mampu menentukan benda sesuai dengan sifatnya.
Kegiatan Awal
Siswa dipersiapkan oleh guru untuk mengikuti pembelajaran dan
dicek kehadirannya. Apersepsi dilakukan oleh guru dengan
menampilkan gambar benda dan bertanya kepada siswa. Siswa
mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari hari ini.
Kegiatan inti
Guru memperlihatkan gambar wujud benda padat, cair, dan gas
sebagai bahan ajar materi sifat berbagai wujud benda. Melalui gambar
tersebut guru dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan sifat wuyud
benda dan ada apa saja sifat wujud benda. Setelah itu guru
memperlihatkan contoh-contoh macam benda padat seperti batu bata,
pensil, buku, TV, contoh-contoh macam benda cair seperti air, minyak,
43
43
kecap, dan contoh-contoh macam benda gas seperti balon udara. Siswa
diberikan kesempatan bertanya mengenai materi yang tidak dimengerti.
Setelah semua siswa memahami materi yang diajarkan, siswa dibagi
menjadi 7 kelompok yang beranggotakan masing-masing 3 siswa dan
ada yang 4 siswa. Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai
bagaimana cara mengerjakan lembar kerja siswa. Siswa mengerjakan
lembar kerja dengan meneliti gambar-gambar yang telah di berikan oleh
guru, gambar-gambar tersebut termasuk dalam sifat benda yang mana,
setelah itu siswa menempel gambar –gambar tersebut pada kolom yang
tersedia sesuai sifat-sifat bendanya. Guru memberikan contoh bagaimana
cara mempersentasikan hasil kerja mereka. Perwakilan kelompok maju
kedepan kelas untuk mempersentasikan hasil penelitiannya di depan
kelas. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada materi
yang belum dipahami dan guru memberi umpan balik kepada siswa jika
ada pertanyaan yang belum di mengerti oleh siswa.
Kegiatan akhir
Siswa bersama guru membuat rangkuman atau kesimpulan materi
pembelajaran hari ini mengenai sifat berbagai wujud benda. Selanjutnya
siswa mengerjakan soal evaluasi berupa isian singkat, setelah selesai dan
soal di kumpulkan kepada guru, kemudian guru memberikan pekerjaan di
rumah, pembelajarn hari ini di tutup.
4.1.3.3 Hasil Tindakan
a. Hasil Observasi
Hasil observasi diperoleh dari lembar observasi tindakan guru dan
siswa yang di isi observer yaitu guru kelasIV. Kegiatan yang di amati
meliputi tindakan pengajar (guru) dan tindakan siswa dalam menerapkan
model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media benda gambar.
Adapun hasil pengamatan pada siklus 1 sebagai berikut:
Hasil pengamatan pada kegiatan guru pertemuan pertama pada
tanggal 24 Juli 2017, pada tindakan pembelajaran menggunakan model
Discovery Learning berbantuan media benda gambar, peneliti telah
44
44
melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan RPP dan tujuan pembelajaran
telah tercapai. Kekurangannya, peneliti masih kurang dalam
mengendalikan siswa agar tidak ramai saat proses pembelajaran
berlangsung bisa dikatakan kurang bisa menguasai kelas. Hasil
pengamatan kegiatan siswa, di peroleh bahwa siswa sudah mengikuti
semua proses pembelajaran dengan baik dan aktif, hanya saja kurang bisa
dikendalikan sehingga berakibat ramai di dalam kelas.
b. Hasil Belajar IPA
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus 1 dengan menggunakan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning
berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA kelas IV semester I
SD N Gedanganak 02, di sajiakan pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Nilai Ketuntasan
KKM 70
Siklus I
F %
≥70
<70
Mencapai KKM
Belum
Mencapai KKM
15
11
56%
44%
Jumlah 16 100%
Rata-rata 64,4
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terndah 50
Berdasarkan pemaparan data pada tabel 4.2, jumlah siswa yang
telah mencapai KKM sebanyak 15 siswa (56%). Nilai rata-rata pada
siklus I adalah 64,4 dengan nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah
adalah 50. Hasil belajar siswa sudah meningkat walau belum secara
45
45
signifikan. Perbandingan seberapa besar ketuntasan hasil belajar kondisi
awal dan Siklus I disajikan pada tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I
Nilai Ketuntasan
KKM 70
Kondisi awal Siklus I
F % F %
≥70
<70
Mencapai
KKM
Belum
Mencapai
KKM
11
15
44%
56%
15
11
56%
44%
Jumlah 26 100% 26 100%
Rata-rata 53,93 64,4
Nilai Tertinggi 80 85
Nilai Terendah 28 50
Gambar 4.3 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata
Siswa Siklus I
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
nilai terendah nilai tertinggi nilai rata-rata
kondisi awal
siklus I
46
46
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat adanya peningkatan hasil belajar.
Pencapaian KKM hasil belajar siswa pada kondisi awal adalah 11 siswa (44%).
Nilai rata-rata yang diperoleh dari 26 siswa pada kondisi awal adalah 53,93
dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 28. Terjadi peningkatan pada siklus I
yaitu jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 15 siswa (56%). Nilai rata-rata
pada siklus I juga meningkat sebesar 53,93 menjadi 64,4 dengan nilai tertinggi
adalah 85 dan nilai terendah adalah 50.
Nilai siswa pada kondisi awal ditunjukkan oleh diagram berwarna merah,
dengan nilai terendah adalah 28, nilai tertinggi 80 dan nilai rata-rata 53,93.
Setelah dilaksanakannya tindakan siklus I, nilai yang diperoleh siswa meningkat.
nilai siswa pada siklus I ditunjukkan oleh diagram berwarna hijau, yang
menunjukkan nilai terendah siswa menjadi 50, nilai tertinggi 85, dan nilai rata-
rata meningkat menjadi 64,4. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan
nilai siswa dilihat dari nilai rata-rata yang juga mengalami peningkatan.
Perbandingan presentase ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan
tindakan dengan setelah dilakukannya siklus I dapat dilihat pada gambar 4.4
berikut ini:
47
47
Gambar 4.4
Perbandingan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar
Kondisi Awal dan Siklus I
Terlihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar sebelum siklus (kondisi
awal) dengan setelah Siklus I. Meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan
presentase ketuntasan hasil belajar 80% tetapi dapat dilihat perbandingan
peningkatan hasil belajar. Hasil belajar siswa meningkat, dari kondisi awal siswa
yang tuntas adalah 7 siswa (44%) menjadi 9 siswa (56%), sehingga terjadi
peningkatan persentase siswa yang tuntas yaitu sebesar 12%.
4.1.3.4 Refleksi siklus I
Setelah di laksanakannya tindakan pada siklus I. Peneliti melakukan
diskusi dengan guru kelas IV tentang kegiatan pebelajaran pada siklus I yang
mengguakan model kooperatif tipe Discovery Learning berbantuan media
gambar. Pada pertemuan petama, nampak semua tujuan pembelajaran telah
tercapai. Pada pertemuan pertama, guru kurang bisa menguasai kelas, sehingga
siswa kurang bisa dikendalikan sehingga berakibat ramai di dalam kelas. Namun
siswa tetap aktif dan mau ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Maka
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
kondisi awal siklus I
tidak tuntas
tuntas
48
48
dari itu perlu di lakukan perbaikan supaya guru lebih bisa menguasai kelas
sehingga siswa tidak ramai sendiri.
4.1.4 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
4.1.4.1 Rencana Tindakan
Setelah siklus I telah terlaksana, mengacu pada refleksi siklus I mengenai
kekurangan dan kelebihan, pada siklus II berdiskusi kembali dengan guru kelas IV
dan mulai merancang kegiatan pembelajaran agar kekurangan yang terdapat di
siklus I tidak terulang kembali. Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun
perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media gambar
dengan KD 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair menjadi padat,
padat menjadi cair, cair menjadi gas, gas menjadi cair dan padatmenjadi gas.
4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Proses belajar mengajar dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Juli 2017.
Berdasarkan SK dan KD, pada pertemuan pertama memiliki 5 indikator yaitu
siswa dapat mengidentifikasi perubahan wujud benda yang dapat kembali ke
wujud semula, siswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi perubahan
wujud benda, siswa mampu menyebutkan contoh perubahan wujud benda, siswa
dapat mengamati macam-macam proses perubahan wujud benda, dan siswa
mampu melakukan percobaan tentang perubahan wujud benda.
Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal, siswa dipersiapkan oleh guru untuk mengikuti
pembelajaran dan dicek kehadirannya. Apersepsi dilakukan dengan
bertanyajawab. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
hari ini yaitu perubahan wujud benda.
Kegiatan Inti
Guru memperlihatkan video perubahan wujud benda kepada siswa, lalu
guru menjelaskan sedikit tentang apa yang terjadi di dalam video, guru
memperlihatkan gambar-gambar perubahan wujud benda seperti es yang mencair,
air hujan yang mengembun, dari air panas yang menguap. Setelah itu guru
membagi siswa menjadi 7 kelompok masing-masing kelompok terdapat 3 siswa
49
49
atau 4 siswa. Furu membagikan LKS kepada setiap kelompok. Lalu siswa
bersama guru menyiapkan LKS, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan
percobaan seperti: lilin, korek api, kapur barus, penjepit, es batu gelas ukur kaki
tiga, kompor spirtus, tutup gelas. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan
percobaan tentang macam perubahan wujud benda di dalam kelompoknya
masing-masing dengan alat dan bahan yang telah disediakan sesuai intruksi yang
disampaikan dalam LKS tersebut. Siswa secara berkelompok mengisi soal yang
ada pada LKS berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan
di dalam kelompok, lalu dikumpulkan dan dipilih salah satu kelompok untuk
mempersentasikan hasil kerja kelompoknya. Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya apabila ada materi yang belum dipahami dan guru memberi umpan balik
kepada siswa jika ada pertanyaan yang belum di mengerti oleh siswa.
Kegiatan Akhir
Siswa bersama guru membuat rangkuman atau kesimpulan materi
pembelajaran hari ini mengenai sifat berbagai wujud benda. Selanjutnya siswa
mengerjakan soal evaluasi berupa isian singkat, setelah selesai dan soal di
kumpulkan kepada guru, kemudian guru memberikan pekerjaan di rumah,
pembelajarn hari ini di tutup.
4.1.4.3 Hasil Tindakan Siklus II
a. Hasil Observasi
Hasil observasi diperoleh dari lembar observasi tindakan guru dan siswa
yang di isi observer yaitu guru kelas IV. Kegiatan yang di amati meliputi tindakan
pengajar (guru) dan tindakan siswa dalam menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning berbantuan media gambar. Adapun hasil pengamatan pada
siklus I sebagai berikut:
Hasil pengamatan pada kegiatan guru pada tanggal 27 Juli 2017, pada
tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning
berbantuan media gambar, guru telah melaksanakan semua kegiatan sesuai
dengan RPP dan tujuan pembelajaran telah tercapai. Guru sudah mampu
menguasai kelas dengan baik. Hasil pengamatan kegiatan siswa, di peroleh bahwa
siswa sudah mengikuti semua proses pembelajaran dengan baik dan aktif, sudah
50
50
bisa dikendalikan oleh guru walau terdapat beberapa siswa yang tetap susah
diatur.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dengan menggunakan Discovery
Learning berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA kelas IV semester I
SD N Gedanganak 02, di sajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Nilai Ketuntasan
KKM 70
Siklus II
F %
≥70
<70
Mencapai
KKM
Belum
Mencapai
KKM
24
2
88%
12%
Jumlah 26 100%
Rata-rata 73,12
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Berdasarkan pemaparan data pada tabel 4.4, jumlah siswa yang mencapai
KKM terdapat 24 siswa (88%) dan yang tidak mencapai KKM hanya ada 2 siswa
(12%). Nilai rata-rata siklus II adalah 73,12 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai
terendah adalah 60. Hasil belajar siswa meningkat sangat signifikan.
Perbandingan seberapa besar ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II
disajikan pada tabel 4.5 di bawah ini :
51
51
Tabel 4.5
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Nilai Ketuntasan
KKM 70
Siklus I Siklus II
F % F %
≥70
<70
Mencapai
KKM
Belum
Mencapai
KKM
Tidak tuntas
15
11
56%
44%
24
2
88%
12%
Jumlah 26 100% 26 100%
Rata-rata 64,4 73,12
Nilai Tertinggi 85 90
Nilai Terendah 50 60
Gambar 4.5 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata Siswa
Siklus II
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat adanya peningkatan hasil belajar dari Siklus
I menuju Siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 64,4 meningkat setelah
dilakukan tindakan siklus II menjadi 73,12. Pada siklus I, nilai tertinggi 85 dengan
nilai terendah adalah 50 meningkat menjadi nilai tertinggi 90 dengan nilai
terendah 60.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
nilai terendah nilai tertinggi nilai rata-rata
siklus I
siklus II
52
52
Perbandingan nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai rata-rata pelaksanaan
siklus I dengan Siklus II di paparkan juga pada tabel 4.5. Nilai siswa siklus I
ditunjukkan oleh diagram berwarna hijau. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai
terendah siswa adalah 50, nilai tertinggi 85, dan nilai rata-rata 64,4. Setelah
dilaksanakannya siklus II, nilai yang diperoleh siswa meningkat. Nilai rata-rata
siswa meningkat menjadi 73,12, nilai terendah 60, dan nilai tertinggi 90
Perbandingan presentase capaian KKM Siklus I dan Siklus II dapat dilihat
pada gambar 4.6 berikut:
Gambar 4.6
Perbandingan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Terlihat bahwa peningkatan presentase hasil belajar siswa sangat tinggi.
Hasil presentase ketuntasan hasil belajar telah mencapai lebih dari 80%, melebihi
target penelitian yaitu 88%. Hasil belajar siswa meningkat sebesar 32%, dari
kondisi awal siswa yang tuntas adalah 9 siswa (56%) menjadi 14 siswa (88%).
4.1.4.4 Refleksi Siklus II
Setelah di laksanakannya tindakan pada siklus II. Peneliti melakukan
diskusi dengan guru kelas IV tentang kegiatan pebelajaran pada siklus II yang
mengguakan Discovery Learning berbantuan media gambar. Pada pertemuan
petama nampak semua tujuan pembelajaran telah tercapai. Guru sudah dapat
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
siklus I siklus II
tidak tuntas
tuntas
53
53
menguasai kelas dengan baik, siswa tetap aktif dan mau ikut berpartisipasi dalam
proses pembelajaran.
Dari tindakan siklus II, hasil belajar IPA kelas IV SD Negri Gedanganak
02 tahun pelajaran 2017/2018 semester I melalui kegiatan mengerjakan soal
evaluasi dalam bentuk tes formatif, siswa mencapai ketuntasan sebanyak 24 siswa
(87%) dan yang tidak tuntas 2 siswa (13%).
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil belajar IPA dengan menggunakan Discovery Learning berbantuan
media gambar diperoleh melalui tes formatif dengan memberikan soal evaluasi
yang berisi masing-masing siklus 30 butir-butir soal. Hasil belajar IPA yang di
peroleh di sajikan pada tabel 4.6 sebagai berikut ini:
Tabel 4.7
Perbandingan Tindakan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Nilai Ketuntasan
KKM 70
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
F % F % F %
≥70
<70
Mencapai
KKM
Belum
Mencapai
KKM
11
15
44%
56%
15
11
56%
44%
24
2
88%
12%
Jumlah 26 100% 26 100% 26 100%
Rata-rata 53,93 64,4 73,12
Nilai tertinggi 80 85 90
Nilai terendah 28 50 60
Tabel 4.7 menunjukan perbandingan hasil belajar dari kondisi awal, siklus
I dan siklus II, terdapat adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD
Negri Gedanganak 02 semester I tahun pelajaran 2017/2018. Nilai rata-rata dari
kondisi awal, siklus I, dan siklus II masing-masing meningkat dari 53,93 naik
10,47 menjadi 64,4, dan pada siklus II naik sebesar 8,72 menjadi 73, 12. Nilai
54
54
tertinggi pada kondisi awal 80 dan nilai terendah adalah 28, pada siklus I nilai
tertinggi 85 dan nilai terendah 50, sedangkan pada siklus II hasil nilai tertinggi 90
dan nilai terendah 60.
Gambar 4.8 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata Siswa
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Gambar 4.8 menunjukkan perbandingan nilai terendah, nilai tertinggi, dan
nilai rata-rata siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Nilai terendah yang
diperoleh siswa pada kondisi awal adalah 28, pada siklus I nilai terendah 50, dan
siklus II 60. Nilai ini diperoleh dari hasil tes siswa, yaitu pada kondisi awal nilai
diperoleh dari pretest yang diambil dari hasil tes siswa, selanjutnya pelaksanaan
siklus I dan siklus II yang setiap akhir siklus dilakukan tes berupa tes formatif
yang memiliki bobot sama.
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus
II mengalami peningkatan.pada kondisi awal nilai tertinggi 80, terjadi
peningkatan di siklus I dengan nilai tertinggi 85, dan siklus II lebih meningkat
menjadi 90.
Nilai rata-rata kondisi awal, siklus I dan siklus II selalu mengalami
peningkatan. Pada kondisi awal nilai rata-rata 53,93, meningkat pada siklus I
menjadi 64,4, siklus II meningkat lagi menjadi 73,12. Hal tersebut menandakan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
nilai terendah nilai tertinggi nilai rata-rata
kondisi awal
siklus I
siklus II
55
55
bahwa selama pembelajaran siklus I dan siklus II telah mampu meningkatkan
hasil belajar siswa.
Berdasarkan informasi dari guru kelas IV, dua siswa yang tidak mencapai
kriteria KKM adalah siswa yang kurang dalam proses pembelajaran. Aulia dan
Bagus merupakan dua siswa yang tidak begitu menguasai pelajaran, sehingga
tertinggal dari teman-temannya. Saat pembelajaran berlangsung, Aulia
merupakan termasuk siswa ABK yang seharusnya di perlakukan khusus karena
Aulia kurang mengerti dengan perintah yang diberikan oleh guru. Siswa kedua
yang tidak tuntas adalah Bagus, dia susah untuk memahami pelajaran karena
sering bermain sendiri dan mengganggu temannya. Ketika di rumah dia juga
jarang belajar karena dia hanya tinggal dengan neneknya. Hal tersebut memiliki
pengaruh bagi anak, karena setiap anak harus dididik secara memadai, baik di
rumah, di sekolah maupun di masyarakat (Zuhairini dkk, 1993). Jika anak hanya
dididik di sekolah saja hasilnya akan kurang maksimal.
Hasil belajar IPA yang di peroleh dengan Discovery Learning berbantuan
media gambar siswa kelas IV SD Negri Gedanganak 02 semester I tahun pelajaran
2017/2018 kondisi awal, siklus I dan II di sajikan pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.9
Perbandingan Tindakan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
kondisi awal siklus I siklus II
tidak tuntas
tuntas
56
56
Berdasarkan dari gambar 4.9 di atas nampak peningkatan hasil belajar IPA
siswa kelas IV setelah mengikuti pembelajaran menggunakan Discovery Learning
berbantuan media benda gambar. Kondisi awal, siswa yang mencapai KKM
adalah 11 siswa (44%) sedangkan yang belum mencapai KKM 15 siswa (56%).
Setelah dilaksanakannya tindakan Siklus I, yang mencapai KKM meningkat
menjadi 15 siswa (56%) sedangkan yang belum mencapai KKM 11 siswa (44%),
selanjutnya pada Siklus II mencapai KKM sebanyak 24 siswa ( 88%), sedangkan
yang belum mencapai KKM ada 2 siswa (20%). Hasil belajar IPA siswa
berdasarkan tes dari Siklus I dan Siklus II selalu mengalami peningkatan.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Amin
Rois, M. Chamdani, dan Joharman (2015) dengan judul penelitian Penerapan
model pembelajaran Discovery Learning dengan Media gambar dalam
Peningkatan Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD N 7 Kutosari Tahun
Ajaran 2014/2015 yang menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual
dengan media gambar dapat meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV
SD Negeri 7 Kutosari tahun ajaran 2014/2015.
Nova Dinda Taurina dan Wasitohadi (2015) juga telah membuktikan bahwa
model pembelajaran Discovery Learning berbantuan alat peraga dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika, yang dibuktikan dengan
peningkatan rata hasil belajar pada pra siklus 67, pada siklus I 69, dan pada siklus
II naik menjadi 76,4. Jumlah ketuntasan belajar siswa juga meningkat, pada pra
siklus sebesar 38%, siklus I 62%, dan pada siklus II 81 % dengan KKM 80%.
Keampuhan model pembelajaran Discovery Learning juga telah dibuktikan
oleh Fajarwati (2010) dengan judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Konsep
Perkalian Melalui model pembelajaran Discovery Learning Pada Siswa Kelas III
SDN Kapanjenlor 3 Kecamatan Kapanjenkidul Kota Blitar”. Disebutkan bahwa
berdasarkan hasil penelitian penggunaan model pembelajaran Discovery Larning
dalam pembelajaran berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Sama halnya
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yunita Dwi Suciati (2010) yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui model Pembelajaran Discovery
Learning Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Kuto Kecamatan Kerjo
57
57
Kabupaten Karanganyar” yang menyebutkan bahwa adanya peningkatan hasil
belajar dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Hal tersebut
ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar pada siklus. Nilai rata-rata siklus
I 63,46, siklus II menjadi 68,85, dan siklus II mencapai 80,38.