Data Perubahan Wujud

46
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Rini%20Nurafriani %20(%20054889)/hal3.html Perubahan Wujud Suatu zat tidak selalu tetap berada dalam wujudnya.Namun, suatu ketika zat dapat mengalami perubahan wujud menjadi wujud lain. Sebagai contoh, air dapat membeku menjadi es, atau menguap menjadi gas (uap air). Sebaliknya, es juga dapat mencair dan dapat mencair dan uap air dapat mengembun menjadi air. Pernahkah kalian berfikir,mengapa hal itu bisa terjadi? Zat dapat berubah wujud karena adanya pengaruh suhu. Pada dasarnya,perubahan suhu zat akan menyebabkan terjadinya perubahan susunan partikel-partikel zat tersebut. Dalam hal ini, jika suatu zat padat dipanaskan hingga mempunyai suhu yang tinggi, maka jarak antarpartikel zat tersebut akan semakin renggang seiring dengan semakin tingginya suhu. Pada suhu tertentu,susunan partikel zat tersebut menyebabkan zat berubah menjadi cair. Jika pada keadaan cair, suhu zat terus dinaikkan melalui pemanasan, maka jarak antarpartikel zat tersebut akan sangat renggang, dan memungkinkan zat tersebut berubah wujud menjadi gas. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan gambar dan bacalah penjelasan berikut ini! Didinginkan Padat ----- Cair ----- Gas Dipanaskan Ketika suatu zat dipanaskan, maka partikel-partikel zat tersebut akan menyerap energi panas(kalor). Energi panas ini kemudian digunakan oleh partikel-partikel tersebut untuk bergetar dengan

Transcript of Data Perubahan Wujud

Page 1: Data Perubahan Wujud

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Rini%20Nurafriani%20(%20054889)/hal3.html

Perubahan Wujud

Suatu zat tidak selalu tetap berada dalam wujudnya.Namun, suatu ketika zat dapat mengalami perubahan wujud menjadi wujud lain. Sebagai contoh, air dapat membeku menjadi es, atau menguap menjadi gas (uap air). Sebaliknya, es juga dapat mencair dan dapat mencair dan uap air dapat mengembun menjadi air. Pernahkah kalian berfikir,mengapa hal itu bisa terjadi?

Zat dapat berubah wujud karena adanya pengaruh suhu. Pada dasarnya,perubahan suhu zat akan menyebabkan terjadinya perubahan susunan partikel-partikel zat tersebut. Dalam hal ini, jika suatu zat padat dipanaskan hingga mempunyai suhu yang tinggi, maka jarak antarpartikel zat tersebut akan semakin renggang seiring dengan semakin tingginya suhu. Pada suhu tertentu,susunan partikel zat tersebut menyebabkan zat berubah menjadi cair. Jika pada keadaan cair, suhu zat terus dinaikkan melalui pemanasan, maka jarak antarpartikel zat tersebut akan sangat renggang, dan memungkinkan zat tersebut berubah wujud menjadi gas. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan gambar dan bacalah penjelasan berikut ini!

Didinginkan

 

Padat   -----      Cair     -----      Gas

 Dipanaskan

Ketika suatu zat dipanaskan, maka partikel-partikel zat tersebut akan menyerap energi panas(kalor). Energi panas ini kemudian digunakan oleh partikel-partikel tersebut untuk bergetar dengan cepat dan bergerak saling menjauh, sehingga pada keadaan tertentu keadaan zat tersebut akan berubah wujud menjadi cair dan kemudian dari cair menjadi gas.

Sementara itu, ketika suatu zat didinginkan, maka partikel-partikel zat tersebut mengalami kekurangan energi, sehingga gaya tarik antarpartikel lebih kuat. Akibatnya jarak anrtarpartikel zat lebih rapat dibandingkan dengan sebelumnya. Keadaan tersebut menyebabkan perubahan wujud zat, yaitu dari gas menjadi cair, dari cair menjadi padat.

Page 2: Data Perubahan Wujud

Pada dasarnya, perubahan wujud zat terdiri dari

membeku,mencair,menguap,mengembun,menyublim, dan mendeposit. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang perubahan wujud yang terdiri dari membeku, mencair, dan menguap. Sedangkan, mengembun, menyublim, dan mendeposit tidak akan dibahas lebih lanjut dalam buku ini. Akan tetapi, untuk memberikan gambaran tentang proses-proses perubahan wujud zat tersebut, perhatikan gambar berikut ini!

 

a. Membeku

Membeku adalah proses perubahan wujud suatu zat dari cair menjadi padat. Sebagai contoh, pada suhu tertentu air dapat membeku menjadi es. Proses membekunya suatu zat biasanya terjadi pada suhu yang rendah. Suhu ketika suatu zat cair berubah wujud menjadi padat dinamakan titik beku. Setiap benda memiliki titk beku yang berbeda-beda Titik beku merupakan sifat fisika benda yang dapat digunakan utnuk meramalkan bentuk zat pada suhu tertentu.

b. Mencair

Mencair atau meleleh adalah proses perubahan wujud suatu zat dari padat menjadi cair. Sebagai contoh, lilin akan mencair atau meleleh ketika dibakar, es yang dibiarkan di udara terbuka akan mencair. Proses mencair atau meleleh juga sering disebut dengan istilah lain, yaitu melebur.

Suhu ketika suatu zat mulai mencair disebut dengan titik cair, titik leleh, atau titik lebur. Akan tetapi, yang paling umum digunakan adalah titik lebur.

Dengan mengetahui titik lebur suatu zat, maka kita dapat mengetahui kemurnian suatu zat. Untuk zat-zat murni, pada umumnya memiliki titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan ketika zat tersebut telah tercampur dengan zat lain. Berdasarkan hal inilah, maka untuk memperoleh logam yang murni, maka bijih logam yang dihasilkan dari proses tambang dipanaskan dalam dapur pemanasan sampai melebur dan kemudian melalui proses lebih lanjut akan diperoleh logam yang murni.

Page 3: Data Perubahan Wujud

c. Menguap

Menguap adalah proses perubahan wujud suatu zat dari bentuk cair menjadi gas atau uap. Suhu ketika suatu zat cair berubah menajdi uap disebut dengan titik uap.Ketika suatu zat cair dipanaskan pada tekanan normal (1 atm), maka pada suhu tertentu akan terlihat pada seluruh bagian zat cair timbul gelembung-gelembung yang bergerak ke atas dan kemudian pecah saat mencapai permukaan. Pada keadaan yang demikian, zat cair dikatakan mendidih. Ketika suatu zat cair mendidih, maka hampir tiap bagian zat segera berubah menjadi uap. Berdasarkan hal ini, maka titik uap sering disebut dengan titik didih. Sebagai contoh, air murni mendidih ketika mencapai suhu + 100 pada tekanan normal (1 atm), dan pada keadaan tersebut partikel-partikel air akan berubah menjadi gas.

--Faktor lain yang mempengaruhi perubahan wujud--

Disamping suhu, faktor yang mempengaruhi proses perubahan bentuk adalah tekanan udara. Sebagai contoh, tekanan udara di dataran tinggi ( misalnya pegunungan ) dan di dataran rendah(misalnya pantai) berbeda, sehingga titik didih air pada kedua tempat tersebut juga berbeda.

--Balon Udara--

Tahukah kalian, mengapa balon udara bisa terbang?

Balon udara diisi dengan gas yang mempunyai massa jenis lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis udara luar. Dengan demikian, gas dalam balon tersebut cenderung berada pada posisi di atas udara. Hal inilah yangmenyebabkan adanya gaya ke atas dan membuat balon terbang melayangke atas. Untuk batas-batas tertentu, gaya ke atas ini masih dapat melebihi gaya tarik bumi, sehingga yang tidak terlalu berat, balon tersebut masih dapat bergerak naik.

--Atom--

Atom, molekul dan ion berukuran sangat kecil, dan tidak dapat dilihat dengn mata telanjang. Akan tetapi,para ilmuwan berhasil menemukan cara yang luar biasa untuk melihat partikel-partikel tersebut. Hal ini tentu saja dengan menggunakan alat bantu, yaitu sebuah mikroskop yang dikenal dengan istilah scanning electron microscope. Mikroskop jenis ini dapatmenghasilkan perbesaran hingga jutaan kali dari ukuran partikel yang dilihat.Mikorsko ini telah berhasil digunakan untuk melihat atom-atom tunggal dari uusur uranium dan thorium.(sumber :Complete Chemistry)

--Minuman Isotonik--

Jika cairan dalam tubuh tdak digantisetelah bekerja atau berolahraga, maka tubuh akan mengalami kekurangan cairan (dehidrasi). Minuman isotoni atau yang dikenal dengan sebutan isotonic drinks, biasanya berbentuk cairan yang mengandung energi danmerupakan elektrolit, yaitu larutan yang terdiri atas ion-ion. Larutan elektrolit ini dibutuhkan untuk mengganti garam atau in tubuh yang hilang dalam bentuk keringat. ion-ion dalam tubuh manusia membantu proses

Page 4: Data Perubahan Wujud

penyerapan zat makanan. Oleh karena itu, dengan hilangnya sebagian ion-ion tubuh akan menyebabkan tubuh menjadi lemah. Maka dari itu penting sekali mengkonsumsi minuman isotoni setelah bekerja dan berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.(sumber : www.info-sehat.com)

31 Oktober 2007

Perubahan Wujud Zat

Pada saat tertentu, umumnya zat berada dalam satu wujud zat saja. tetapi, zat berubah dari wujud

yang satu ke wujud yang lain.

Perubahan dari wujud padat menjadi wujud zat cair disebut melebur atau meleleh. Misalnya, mentega berbuah menjadi minyak ketika dimasukkan ke dalam penggorengan. Ini artinya perubahan dari padat ke cair membutuhkan kalor (energi).

Perubahan dari wujud cair menjadi wujud padat disebut membeku. Misalnya, air menjadi es dalam lemari es. Ini artinya perubahan ini melepas kalor (energi)

Perubahan dari wujud cair menjadi wujud gas disebut menguap. Contohnya, air menjadi uap air ketika dipanaskan. Ini berarti perubahan ini membutuhkan kalor (energi).

Perubahan dari wujud gas menjadi cair disebut mengembun. Contohnya, embun di pagi hari terbentuk karena perubahan uap air di udara menjadi air. Perubahan ini tidak memerlukan kalor (melepas) kalor.

Perubahan dari wujud padat menjadi wujud gas disebut menyublim. Contohnya, penguapan kapur barus. perubahan ini membutuhkan kalor.

Perubahan dari wujud gas menjadi wujud padat disebut mengkristal (menyumblim). Contohnya, perubahan uap air menjadi salju. Perubahan ini tidak memerlukan energi atau melepas kalor.

Page 5: Data Perubahan Wujud

Diposkan oleh fisikasmp di 20.24 Label: Perubahan Wujud Zat

Pelajaran Fisika : Kalor dan Perubahan Wujud* * * * ½ 10 pemilih

11,197 views | April 20, 2009

http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-fisika/pelajaran-fisika-kalor-dan-perubahan-wujud/

oleh Rahadian

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa energi kalor dapat mengubah wujud suatu benda, dalam hal ini saya akan menggunakan air sebagai contohnya.Air dalam suhu yang amat rendah (-40o Celcius ) akan berbentuk sebagai es yang berwujud padat, sedangkan pada suhu 0o Celcius air akan mengalami perubahan wujud dari padat ( es ) menjadi cair. Suhu air akan terus mengalami kenaikan ketika dipanaskan, yang pada akhirnya hinga di titik 100o Celcius akan mengalami perubahan wujud dari cair menjadi gas ( uap air ).

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah :

Gambar diatas menunjukkan grafik perubahan wujud air mulai dari fase es pada suhu -40o Celcius hingga menjadi uap air pada suhu 120o Celcius.

Page 6: Data Perubahan Wujud

Perhatikan grafik yang diberi warna merah dan hijau !! Hal ini dimaksudkan untuk membedakan antara fase dimana air mengalami kenaikan suhu dan fase dimana air mengalami perubahan wujud.

Pelu diingat bahwa :1. Ketika air mengalami perubahan wujud maka air TIDAK mengalami perubahan suhu.2. Sedangkan, ketika air mengalami perubahan suhu maka air TIDAK mengalami perubahan wujud.

dikarenakan hal ini maka kita mengenal dua jenis rumus untuk menghitung besarnya energi kalor.energi kalor dilambangkan dengan huruf Q dengan satuan Joule ( J ).

Q = M. C. Δ T    ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu )

ket :M     = Massa ( Kg )C     = Kalor Jenis ( J/KgC )Δ T  = Perubahan Suhu ( C )

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.

Q  = M. L     ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud )

ket :M     = Massa ( Kg )L      = Kalor Laten ( J/Kg )

Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)

contoh soal :

Tentukan energi kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan es yang memiliki massa 2 Kg dan bersuhu -20o Celcius hingga menjadi air yang bersuhu 70o Celcius ( Kalor jenis air = 4.200 Joule/kg°C, Kalor lebur es = 334.000 J/kg, Kalor jenis es= 2.090 Joule/kg°C )

Pembahasan :Untuk mengerjakan soal ini, maka kamu harus mengetahui bahwa ada tiga fase yang terjadi :1. Fase perubahan suhu es dari -20o C menjadi es bersuhu 0o C.2. Fase perubahan wujud es menjadi air pada suhu 0o C.3. Fase perubahan suhu air dari 0o C menjadi es bersuhu 70o C.

Maka kita harus menghitung satu per satu energi kalor dari setiap fase.Fase 1 :

Page 7: Data Perubahan Wujud

Q1 = M. C. Δ TQ1 = 2 x 2.090 x 20    << menggunakan kalor jenis es bukan kalor jenis airQ1 = 83.600 Joule

Fase 2 :Q2 = M. LQ2 = 2 x 334.000Q2 = 668.000 Joule

Fase 3 :Q3 = M. C. Δ TQ3 = 2 x 4.200 x 70   << baru menggunakan kalor jenis airQ3 = 588.000 Joule

Maka kita jumlahkan hasil dari ketiga fase tersebut dan didapatkan hasil akhir senilai :83.600 + 668.000 + 588.000 = 1.339.600 Joule

Kalor dan Perubahan Wujud zat

Posted on November 11, 2008 - Filed Under SUHU DAN KALOR |

Pengertian Kalor

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor

1. massa zat2. jenis zat (kalor jenis)3. perubahan suhu

Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :

Q = m.c.(t2 - t1)

Page 8: Data Perubahan Wujud

Dimana :

Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)

m adalah massa benda (kg)

c adalah kalor jenis (J/kgC)

(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)

Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis

Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam

kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)

Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c)

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.

H = Q/(t2-t1)

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.

c = Q/m.(t2-t1)

Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru

H = m.c

Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.

Page 9: Data Perubahan Wujud

Keterangan :

Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5)

Untuk mencoba kemampuan silakan kkerjakan latihan soal dengan cara klik disini.

Hubungan antara kalor dengan energi listrik

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.

Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.

W = Q

Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :

W = P.t

Keterangan :

W adalah energi listrik (J)

Page 10: Data Perubahan Wujud

P adalah daya listrik (W)

t adalah waktu yang diperlukan (s)

Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 - t1) maka diperoleh persamaan ;

P.t = m.c.(t2 - t1)

Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.

Asas Black

Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :

Q lepas = Q terima

Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :

Q lepas = Q terima

m1.c1.(t1 - ta) = m2.c2.(ta-t2)

Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 - ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.

sumber artikel http://alljabbar.wordpress.com

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101018023554AA6bdbS

gas >> cair : embun.. atw nitrogen yg di press jd liquid nitrogencair >> gas : uap air.. alkohol..cair >> padat : air >> es batu.. apa aja deh yg dibeku2in~padat >> gas: biang es, naphthalene balls (kapur barus)gas >> padat: salju.. tabung pemadam yg isi karbon dioksidasusu menjadi es cream ---> membekuparfum di semprotkan tinggal baunya saja ---> menyublimes batu dicampur teh manis hangat ---> mencairkeju padat diatas kue pancake panas ---> mencairadonan kue bolu dipanggang ---> membeku

Page 11: Data Perubahan Wujud

bubuk kopi yang dilarutkan dalam air panas ---> menyublimtelur rebus yang direndam dalam cuka ---> menyublim (reducing zat kapur)tanah basah setelah hujan menjadi kering setelah pemanasan matahari ---> menguapdarah segar yang menempel di bangku menjadi kering dan keras ---> membekulilin yang menyala ---> mencairmateri referensi:

uji coba dan kejadian alam sehari-haripadat - cair = es mencair, gula yang di aduk di air panascair - padat = air yang membeku di kulkas, perubahan air menjadi salju di awan

cair - gas = air yang menguapgas - cair = uap air yang mengembun di awan, embun pada daun di pagi hari

padat - gas = kapur barus yang dibiarkangas - padat = CO2 menjadi es kering , asap knalpot yang lama-lama menjadi kerak di knalpot

perubahan gas menjadi padat disebut MENGHABLUR atau dalam bahasa inggris disebut DEPOSITION alias DESUBLIMATION. contohnya: pembuatan ammonium sulfat dan ammonium nitrat bahan pupuk

sementara contoh dalam bidang meteorologi a.l: perubahan uap air menjadi padat langsung tanpa terlebih dahulu melewati fase cair sebagaimana proses terbentuknya salju di awan, atau terjadinya frost di permukaan tanah atau Para petani sering menjumpai lapisan putih seperti bedak dipermukaan daun.. itu adalah contoh2 sederhana dari desublimasi ini.

materi referensi:

http://en.wikipedia.org/wiki/Deposition_…

2.8 Tinjauan tentang wujud zat

2.8.1 Sifat zat berdasarkan wujudnya

1.Menyelidiki perubahan wujud suatu zat

Ada beberapa perubahan wujud suatu zat yaitu melebur, membeku, menguap, menyublim dan mengembun.

a.Peleburan

Page 12: Data Perubahan Wujud

Peleburan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi zat cair. Contoh peleburan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita memasukkan es ke dalam air hangat maka kita akan mengamati bahwa es itu segera mencair setelah dimasukkan.

b.Pembekuan

Pembekuan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat cair menjadi zat padat. Contoh pembekuan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita memasukkan air ke dalam ruang pembeku almari es dan kita tunggu berapa jam maka kita akan mengamati bahwa air yang kita masukkan telah berubah menjadi es batu.

c.Penguapan

Penguapan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat cair menjadi gas. Contoh penguapan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita merebus. Air yang kita rebus setelah beberapa saat akan mendidih dan banyak uap air di atas permukaan air yang mendidih tersebut.

d.Penyubliman

Penyubliman adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi gas. Contoh penyubliman dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita meletakkan kapur barus di ruangan terbuka dalam waktu yang cukup lama, kemudian kita mengamati kapur barus tersebut ternyata ukuran kapur barus tersebut tidak tetap. Makin lama kapur barus tersebut menjadi kecil ukurannya. Peristiwa penyusutan ini karena sebagian besar kapur barus telah berubah menjadi gas.

e.Pengembunan

Pengembunan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contoh pengembunan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita mengamati adanya titik-titik air di luar gelas yang berisi air es. Titik-titik air pada gelas itu merupakan uap air di udara yang berubah menjadi air.

Jadi pada dasarnya secara sederhana dapat dijelaskan bahwa suatu zat dapat berupa gas, cair, atau padat.

2. Susunan dan gerak partikel wujud zat

Pada dasarnya terdapat tiga wujud zat, yakni: padat, cair dan gas. Wujud suatu zat pada tekanan tetap bergantung pada suhunya. Sebagai contoh, air berupa es (wujud padat) pada suhu rendah dan berupa wujud air (wujud cair) pada suhu kamar. Pada suhu yang lebih tinggi, air berubah menjadi uap air (wujud gas).

Setiap wujud zat mempunyai sifat-sifat khusus yang dapat digunakan untuk mengenali zat tersebut.

Page 13: Data Perubahan Wujud

a. Padat

Setiap zat padat memiliki bentuk dan volume yang tetap, sebab partikel zat padat saling berdekatan dan terikat kuat oleh gaya antar partikel tersebut. Hal ini menyebabkan volume zat padat tidak dapat dimampatkan menjadi lebih kecil. Partikel-partikel itu mampu menggetarkan tetangga dekatnya, namun partikel-partikel itu tidak mempunyai energi yang cukup untuk keluar dari posisisnya atau melepaskan diri dari ikatannya.

Zat padat dapat berupa kristal atau amorf. Pada kebanyakan zat padat, partikel-partikelnya tertata secara teratur dan berulang. Zat padat yang demikian disebut kristal. Jenis zat padat yang berbeda, mempunyai bentuk kristal yang berbeda pula. Beberapa za zat padat, seperti gelas dan beberapa jenis plastik dan lilin, memiliki susunan partikel yang tidak teratur. Zat padat semacam ini disebut amorf. Susunan zat padat dapat diamati dengan difraksi sinar-X.

b. Cair

Seperti halnya zat padat, zat cair tidak dapat dimampatkan sehingga volumenya menjadi lebih kecil. Seperti jika kita menekan ke bawah satu liter air dengan tangan kita, volumenya akan tetap satu liter. Zat cair yang dituangkan ke dalam suatu wadah maka zat cair tersebut akan berbentuk seperti wadah tempat zat cair tersebut dituangkan.

Menurut teori kinetik zat hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair juga saling berdekatan dan merapat. Berbeda dengan zat padat, partikel-partikel zat cair mempunyai energi yang cukup untuk berpindah atau mengembara. Gerak partikel tersebut menyebabkan zat cair mengalir dan mengambil bentuk seperti wadahnya.

c. Gas

Berbeda dengan zat padat maupun zat cair, gas dapat dimampatkan untuk mengisi ruang yang lebih kecil. Gas memiliki bentuk dan volume yang tidak tetap. Gas juga dapat memuai dan menyusut mengikuti ruang yang tersedia. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori kinetik zat, partikel-partikel gas mempunyai energi yang cukup untuk memisahkan diri dari pertikel-partikel lainnya. Oleh karena itu partikel-partikel itu bebas bergerak ke segala arah sampai gas menyebar merata ke seluruh wadahnya. Karena partikel-partikel gas tidak saling berdekatan dan merapat, maka partikel-partikel itu dapat juga dimampatkan ke dalam ruangan yang lebih kecil.

2.8.2 Sifat Zat Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari

a. Kohesi dan Adhesi

Telah kita ketahui zat cair tersusun dari partikel-partikel yang sangat kecil dan saling tarik menarik. Gaya tarik menarik antara partikel zat yang sejenis pada suatu zat disebut gaya kohesi. Gaya kohesi total pada permukaan zat terarah ke dalam. Hal ini menyebabkan tetes-tetes zat cair tersebut cenderung berbentuk bola.

Page 14: Data Perubahan Wujud

Partikel-partikel zat cair di permukaan zat cair tertarik ke dalam.Akibatnya di permukaan zat cair menjadi teregang, seperti balon karet yang ditarik. Oleh sebab itu, zat cair memiliki tegangan permukaan.

Bila dua zat yang berbeda saling bersentuhan, terjadi gaya tarik-menarik antara partikel-partikel kedua zat pada daerah persentuhannya. Gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat yang tidak sejenis disebut gaya adhesi. Konsep kohesi dan adhesi inilah yang dapat menjelaskan mengapa ketika kita meneteskan raksa di atas kaca datar maka raksa tersebut berbentuk bola. Namun ketika kita meneteskan alkohol di atas permukaan kaca yang sama ternyata alkohol tersebut tidak berbentuk bola, melainkan menyebar membasahi kaca.

b. Peristiwa kapilaritas

Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler. Pipa kapiler merupakan pipa dengan diameter kecil Peristiwa kapilaritas pada dasarnya berasal dari gaya adhesi. Minyak tanah dapat naik melalui sumbu, karena gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi. Akibatnya minyak tanah membasahi dinding pori-pori sumbu dan bergerak naik.

Perubahan Zat atau Benda Cair, Padat dan Gas - Pelajaran Kimia dan Fisika

http://organisasi.org/perubahan_zat_atau_benda_cair_padat_dan_gas_pelajaran_kimia_dan_fisika

Thu, 18/05/2006 - 10:54pm — godam64

1. Benda atau zat padat berubah menjadi benda cair= Mencair atau PencairanContoh :- es krim yang berubah menjadi cair terkena suhu panas- permen atau coklat yang mencair terkena suhu panas

2. Benda atau zat cair berubah menjadi benda padat= Membeku atau PembekuanContoh :- membuat es kebo dari air sirup dalam plastik- membuat agar-agar atau jelly

3. Benda atau zat padat berubah menjadi benda gas= Menyublim atau Penyubliman atau Sublim

Page 15: Data Perubahan Wujud

Contoh :- kapur barus yang menyublim menjadi gas berbau wangi- Biang es didalam kotak es tongtong untuk mendinginkan es

4. Benda atau zat gas berubah menjadi benda padat= Menghablur atau Penghabluran atau hablur atau mengkristal atau pengkristalanContoh :- pembuatan ammonium sulfat dan ammonium nitrat bahan pupuk

5. Benda atau zat gas berubah menjadi benda cair= Mengembun atau PengembunanContoh :- Hujan di malam minggu berasal dari uap awan yang menjadi air- Udara lembab dan dingin di pagi hari membuat embun di pucuk daun

6. Benda atau zat cair berubah menjadi benda gas= Menguap atau PenguapanContoh :- Air comberan menguap menjadi uap terkena sinar matahari- Spirtus atau spiritus menguap saat terkena udara

Wujud Zat Kelima: Ultralow-surface-tension Regime (Heinrich Jaeger) atau Bose-Einstein   Condentation?

Posted March 13, 2010 by raggne in Science.

Page 16: Data Perubahan Wujud

Di sekolah dasar dahulu kala, kita belajar bahwa wujud zat (states of matter) ada tiga, yaitu padat (solid), cair (liquid), dan gas. Zat padat memiliki sifat rigid, yaitu mempertahankan volume dan bentuknya seperti bebatuan dan es. Zat cair mempertahankan volumenya tapi bentuknya berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Air misalnya,  menyerupai bentuk gelas ketika di dalam gelas. Terakhir gas, baik volume dan bentuknya berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Udara di dalam balon misalnya, volumenya bertambah ketika balon membesar, begitu juga bentuknya. 

Yang membedakan satu dengan yang lain adalah jarak antarmolekul penyusun zat tersebut.Pada zat padat, jarak antarmolekul penyusunnya sangat dekat (rapat) sehingga molekul-molekulnya tidak dapat bebas bepergian. Ini seperti sebuah orang-orang yang berdesakan di dalam lift sempit, mereka tidak dapat ke mana-mana kecuali berdiri di tempat. Kalau pun dapat bergerak, hanya sedikit. Jika sebagian orang tadi keluar dari lift, maka sebagian yang tinggal  merasa lega dan dapat bergerak relatif lebih leluasa. Ini analogi dengan zat cair, yang jarak antarmolekulnya relatif lebih besar daripada zat padat. Dengan demikian, sejumlah air dapat berubah-ubah bentuknya menyesuaikan wadah yang ditempatiny. Terakhir, jika jarak antarmolekul sangat jauh (renggang) sehingga molekul bebas bergerak, maka wujud zatnya adalah gas seperti udara. Dia tidak dapat mempertahankan bentuk dan volumenya.

Page 17: Data Perubahan Wujud

Diagram temperatur-energi pada perubahan fase wujud zat. Perubahan fase selalu melibatkan panas, baik dilepas ataupun diterima, namun temperatur zat tidak berubah. Dalam gambar, kotak merah menunjukkan proses perubahan fase.

Zat juga dapat berubah wujud dari satu ke yang lain. Namanya perubahan fase zat (phase change). Wujud padat ke cair melewati proses pencairan (melting) seperti es mencair menjadi air — kebalikannya disebut pembekuan (freezing). Wujud cair ke gas melewati proses penguapan (vaporation) seperti air mendidih menjadi uap air — kebalikannya disebut pengembunan atau kondensasi (condensation). Wujud gas juga dapat menjadi padat lewat proses deposisi (deposition) — kebalikannya disebut penyubliman (sublimation) seperti pada kasus kapur barus.

Wujud zat dapat juga dibedakan berdasarkan interaksi antarmolekul penyuzun zat. Dalam klasifikasi ini, pada zat padat interaksi tarik-menarik antarmolekul membuat posisi molekul-molekul penyusunnya tetap dalam koordinat dimensi ruang. Pada zat cair, interaksi tarik-menarik antarmolekul relatif lebih lemah sehingga posisi molekul-molekulnya berubah-ubah meskipun tidak ekstrim. Sedangkan dalam gas, nyaris tidak terjadi interaksi antarmolekul gas sehingga mereka bebas bergerak ke sana ke mari sehingga membuat gas tidak dapat mempertahankan volume dan bentuknya.

Page 18: Data Perubahan Wujud

Proses perubahan fase zat. Arah panah ke atas menunjukkan nilai entalpi yang semakin tinggi. Entalpi adalah konsep dalam termodinamika yang menunjukkan total energi dalam plus total energi dari tekanan dan volume zat.

Ada satu wujud tambahan berdasarkan interaksi antarmolekul penyusun, yaitu disebut plasma. Plasma adalah gas yang terionisasi (memiliki muatan listrik) dan biasanya memiliki temperatur yang tinggi. Interaksi ionik antar molekul-molekul bermuatan yang ada dalam plasma memberikan plasma sifat-sifat yang berbeda dari tiga wujud lain. Inilah yang menjadi alasan kenapa plasma disebut wujud zat keempat (the fourth state of matterial).

Di Bumi kita, plasma dapat ditemukan pada awan-awan bermuatan yang menghasilkan petir. Malah, sebagian orang mendeskripsikan petir itu sendiri adalah plasma. Kilatan terang-benderang yang kita saksikan dari petir adalah radiasi elektromagnetik (termasuk di dalamnya cahaya tampak, gelombang radio, dan sinar-X) yang dipancarkan oleh plasma. Selain itu, plasma pada petir membawa arus sampai 30.000 ampere dan memiliki temperatur sampai 28.000 kelvin. Plasma juga ada di dalam tabung televisi (bukan monitor datar seperti pada laptop) dan lampu neon.

Namun, sesungguhnya plasma lebih banyak terdapat di luar angkasa. Debu-debu kosmik yang menjadi cikal-bakal bintang berwujud plasma. Materi penyusun angin surya (solar wind), inti Matahari, bahkan planet Jupiter sebagian besar berwujud plasma. Karena banyaknya plasma mengisi ruang di luar angkasa, plasma menjadi salah satu kunci untuk mempelajari Alam Semesta kita. Dalam fisika, pengkajian plasma secara khusus dilakukan oleh cabang ilmu yang disebut fisika plasma (plasma physics).

Apakah ada wujud zat kelima (the fifth state of material)? Jawabannya mungkin ada dan mungkin berwujud butiran (granular) seperti butiran-butiran pasir yang jatuh dari sela-sela

Page 19: Data Perubahan Wujud

tangan kita. Ini adalah fakta terbaru yang dipublikasi oleh Heinrich Jaeger (University of Chicago) di majalah Nature edisi 25 Juni 2009.

Proses pembentukan butiran-butiran pasir terjadi karena ketidakstabilan gaya atomik yang menarik bijih-bijih pasir sehingga membentuk butiran — ini berbeda dengan teori lama yang mengatakan bahwa  butiran pasir terbentuk setelah terjadi tumbukan antarbijih pasir. Proses ini mirip pada air yang juga membentuk butiran ketika jatuh (seperti pada air hujan), hanya saja pada butiran pasir melibatkan gaya tarik-menarik antarmolekul 100.000 kali lebih kuat.

Selain itu, Jaeger mendapatkan apa yang disebut “daerah tegangan-permukaan-ultrarendah” (ultralow-surface-tension regime), sebuah kondisi baru dalam ranah sains yang menentukan dinamika wujud butiran. Ini membuat wujud butiran memiliki sifat-sifat yang berbeda dari keempat wujud zat yang ada.

Misalnya saja, butiran pasir memiliki sifat zat padat dan zat cair pada waktu yang bersamaan. Saat berjalan di pantai, tubuh kita ditopang oleh pasir pantai — sifat pasir sebagai zat padat. Kita dapat genggam pasir namun kemudian pasir itu dapat lolos dan jatuh dari sela-sela jari kita — sifat pasir sebagai zat cair. Contoh lain dapat kita lihat ketika sebuah benda jatuh ke atas pasir, menghasilkan fenomena seperti benda dijatuhkan ke atas air (lihat video). Dalam kasus-kasus lain, butiran pasir dapat berperilaku seperti padat, cair, gas, bahkan di antaranya.

Dikutip dari Wired Science, riset tentang wujud butiran ini dapat menguntungkan pihak industri. Banyak produk jadi dan makanan melewati fase butiran. Selama ini pihak industri hanya menggunakan metode trial-and-error untuk menangani proses mereka sehingga tingkat kegagalannya tinggi. Keuntungan dari riset butiran pasir ini juga dapat dinikmati oleh riset berteknologi tinggi seperti eksplorasi Mars dan Bulan oleh robot-robot NASA. Perubahan kondisi sedikit saja, seperti temperatur, kelembaban, kondisi permukaan dapat menyebabkan kerusakan fatal.

“Fisikawan kaya akan perkakas untuk berurusan dengan zat padat, cair, dan gas. Tapi, kita tidak punya sebuah petunjuk kapan kategori klasik itu (padat-cair-gas) tidak dapat dipakai,” ujar Jaeger.

Sebenarnya, masih ada satu wujud zat lagi yang telah dikenal sebelum ini, yaitu kondensasi Bose-Einstein (Bose-Einstein condentation). Wujud zat ini adalah gas yang didinginkan menuju 0 kelvin (nol kelvin = absolute zero). Pada keadaan ini, zat memiliki sifat-sifat unik yang tidak dimiliki oleh wujud lainnya. Sebagian orang mengatakan bahwa kondensasi Bose-Einstein inilah yang merupakan wujud zat kelima. Jika demikian, maka kita punya enam wujud zat. Wah, jangan-jangan nanti ada juga wujud ketujuh, kedelapan, dan seterusnya? Semakin banyak hapalan untuk anak sekolah, hehehe.

sumber: http://diary.febdian.net/2009/06/27/wujud-zat-kelima/

Page 20: Data Perubahan Wujud

Industri penyempurnaan tekstil menggunakan banyak air dalam proses produksinya. Air terutama dipakai sebagai media pelarut dan transfer zat-zat kimia yang akan diaplikasikan pada bahan tekstil dan juga digunakan dalam jumlah besar di akhir proses untuk menghilangkan sisa-sisa zat kimia maupun zat warna yang tertinggal pada bahan. Proses penyempurnaan tekstil menghabiskan sekitar 50 - 240 liter air per kg bahan tergantung jenis serat, jenis proses yang dikerjakan, dan mesin yang digunakan berikut tingkat efisiensinya1. Ini kurang lebih setara dengan 6-7% biaya total produksi, meliputi biaya penyediaan air proses dan pengolahan limbah (termasuk pemakaian kembali dan daur-ulang), dan diperkirakan akan terus meningkat dengan semakin berkurangnya ketersediaan air dan ketatnya peraturan-peraturan lingkungan.

Pengembangan mesin-mesin pencelupan baru yang memungkinkan konsumsi air hingga minimum masih belum memberikan solusi efektif karena bagaimanapun masih memerlukan air dalam jumlah besar di tahap akhir proses, yaitu untuk pembilasan dan pencucian (washing-off).

Pada sekitar tahun 1970 – 1980-an solvent dyeing sempat menarik perhatian besar dari kalangan industri maupun akademia di bidang pencelupan.2-4 Solvent dyeing adalah metoda pencelupan serat-serat sintetik, terutama poliester, dengan menggunakan pelarut organik. Dua di antaranya yang banyak diteliti untuk menggantikan air sebagai media pelarut dan transfer adalah piridin2 dan perkloroetilena3 (sering digunakan oleh industri pencucian sebagai pelarut untuk dry-cleaning). Keduanya diketahui secara umum merupakan zat kimia beracun dan berbahaya bagi kesehatan pekerja maupun lingkungan. Oleh karena itu, meskipun terbukti mampu memberikan hasil pencelupan sangat baik untuk serat-serat sintetik, proses ini tidak pernah mencapai sukses komersial dan pengembangannya pun telah sejak lama berhenti. Dengan demikian sepertinya air memang merupakan kebutuhan mutlak dan tak tergantikan bagi proses kimia tekstil. Betulkah demikian?

Hasil penelitian di Jerman pada awal dekade lalu5-7 menawarkan terobosan baru dengan pendekatan yang juga sama sekali baru, yaitu pencelupan poliester dengan menggunakan karbondioksida superkritik – tanpa air ataupun pelarut cair lainnya. Sejak itu banyak penelitian telah dilakukan untuk mengembangkan dan mengkomersialkan teknologi ini yang meliputi: (1) perluasan aplikasinya untuk bahan tekstil dari serat selain selain poliester8-11, (2) kimia-fisika pencelupan dalam hubungannya dengan sifat-sifat kimia-fisika zat warna12-14, (3) pengaruh kondisi superkritik terhadap struktur serat15-18, dan (4) keteknikan prosesnya19-21, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan mesin pencelupan superkritik.

Apakah yang dimaksud dengan superkritik? Bagaimana sifat-sifatnya dan apa keistimewaannya? Mengapa karbon dioksida? Jawaban atas sederet pertanyaan tersebut akan menjadi pembuka

Page 21: Data Perubahan Wujud

pembahasan kita mengenai pencelupan dengan karbon dioksida superkritik – teknologi pencelupan tanpa air.

Fluida Superkritik

Kita pada umumnya mengenal dengan baik tiga wujud klasik materi, yaitu padat, cair dan gas. Materi dapat mengalami perubahan keadaan dari satu wujud ke wujud lainnya tergantung suhu dan tekanan yang dialaminya, dan ini biasanya digambarkan dengan suatu diagram yang biasa dikenal sebagai diagram fase22. Pada diagram tersebut ada dua titik yang penting untuk diperhatikan, yaitu titik tripel (triple point) dan titik kritik (critical point). Titik tripel adalah suhu dan tekanan di mana fase padat, cair dan gas hadir bersamaan dalam suatu kesetimbangan yang dinamik. Sedangkan titik kritik adalah suhu dan tekanan tertinggi di mana suatu zat masih dapat mempertahankan kesetimbangan antara fase gas dan cairnya. Di atas titik ini materi berubah wujud menjadi sesuatu yang bukan gas dan bukan pula zat cair. Secara termodinamika materi tersebut sebetulnya dapat didefinisikan sebagai gas, atau lebih tepatnya gas yang dimampatkan, karena terdiri hanya atas satu fase dan memenuhi seluruh bagian ruang penyimpannya. Akan tetapi, sifat-sifatnya yang berbeda dari gas biasa memerlukan penyebutan yang berbeda dan spesifik, sehingga digunakan istilah fluida superkritik (supercritical fluids – SCF) yang dipandang lebih sesuai. Gambar berikut di bawah ini memperlihatkan tahap perubahan fase karbon dioksida dari cair dan gas menjadi fluida superkritik seiring dengan kenaikan suhu.23

Tabel berikut di bawah ini memperlihatkan perbandingan sifat-sifat fisika zat cair, gas dan fluida superkritik.7,24 Bisa diamati bahwa fluida superkritik mempunyai gabungan sifat-sifat zat cair dan gas. Berat jenisnya sepadan dengan berat jenis zat cair, sementara viskositasnya setara dengan gas, dan tingkat difusinya berada di antara gas dan zat cair. Dengan sifat-sifat tersebut ia dapat menembus materi padatan lebih cepat daripada pelarut dari zat cair dan mampu dengan cepat pula membawa zat terlarut dari dan ke dalam padatan. Keistimewaan fluida superkritik terutama

Page 22: Data Perubahan Wujud

ada pada sifat dan daya pelarutannya yang dapat diubah dan diatur menurut suhu dan tekanannya. Ini merupakan kunci bagi aplikasinya sebagai media pelarut dan media transpor di banyak proses industri.

Teknologi fluida superkritik sudah sejak lama dimanfaatkan untuk membantu proses industri seperti ekstraksi pada industri makanan dan pemurnian pada industri farmasi, dan juga sebagai teknik analisa, yaitu kromatografi fluida superkritik24. Karbon dioksida (CO2) menjadi pilihan bagi banyak proses dengan teknologi fluida superkritik karena (1) tidak mudah terbakar, (2) tidak beracun, (3) murah, dan (4) titik kritiknya relatif rendah, yaitu 31,3°C dan 72,9 atm (lihat Tabel 1). Air memiliki suhu dan tekanan kritik jauh lebih tinggi, yaitu 374,2°C dan 217,6 atm, sedangkan propana (Tc = 96,8°C dan Pc = 42 atm) dan etana (Tc = 32,4°C dan Pc = 48,2 atm) jelas mempunyai tekanan kritik lebih rendah tapi mudah terbakar. Keuntungannya yang lain adalah ketersediaannya yang melimpah dari alam dan dari hasil produk-samping berbagai proses industri serta mudah pula didaur-ulang. Ini semua boleh dibilang memenuhi kriteria kimia hijau (green chemistry) yang mensyaratkan "carrying out chemical activities – including chemical design, manufacture, use, and disposal – such that hazardous substances will not be used and generated"25, yaitu agar segala kegiatan yang melibatkan zat-zat kimia – termasuk perancangan, pembuatan, pemakaian, maupun pembuangannya –dikerjakan sedemikian rupa hingga tidak memerlukan pemakaian ataupun menghasilkan zat-zat berbahaya.

Page 23: Data Perubahan Wujud

1. Pemanasan dan Pendinginan

Pemanasan dan pendinginan dapat menyebabkan perubahan pada benda. Perubahan tersebut berupa perubahan wujud. Lilin merupakan benda padat. Saat dipanaskan, lilin mengalami perubahan wujud menjadi cair. Perubahan seperti ini disebut pelelehan/peleburan. Saat didinginkan, lilin cair berubah wujud menjadi padat.Perubahan seperti ini disebut pembekuan. Lilin dapat berubah menjadi cair karena pemanasan. Akan tetapi, lilin dapat kembali menjadi padat setelah didinginkan.Perubahan pada lilin bersifat sementara. Contoh lainnya dapat kalian temukan pada es yang dipanaskan. Es yang dipanaskan akan mengalami pelelehan sehingga mengalami perubahan wujud. Es berubah wujud dari padat menjadi cair. Jika pemanasan dilanjutkan, air akan berubah wujud menjadi uap air. Uap air merupakan gas. Perubahan wujud benda dari cair menjadi gas disebut penguapan. Uap air yang mengalami pendinginan akan berubah wujud menjadi cair kembali. Peristiwa ini disebut pengembunan/kondensasi. Itulah sebabnya kalian dapat melihat embun di pagi hari. Embun berasal dari uap air yang mengalami pendinginan akibat suhu udara malam.Selain jenis perubahan wujud di atas, masih ada perubahan yang lain. Perhatikanlah kapur barus yang tersimpan di dalam almari. Pernahkah kalian berpikir mengapa kapur barus itu habis? Ke manakah kapur barus itu pergi? Kapur barus merupakan benda padat. Saat dipanaskan, kapur barus akan berubah wujud menjadi gas. Perubahan seperti ini disebut sublimasi. Peristiwa sebaliknya, perubahan wujud dari gas menjadi padat, disebut deposisi. Adanya perubahan wujud sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Melalui pemanasan dan pendinginan, manusia dapat memenuhi kebutuhannya. Pembuat es memanfaatkan peristiwa pembekuan untuk membuat es. Oleh karena itulah kita mengenal kulkas. Kulkas membantu kita mengubah wujud benda dari cair menjadi padat. Sementara, petani garam memanfaatkan pemanasan untuk menghasilkan garam. Mereka memanaskan air laut sehingga menguap. Air habis menguap dan tersisalah garam. Garam dapat kita manfaatkan untuk memasak.

Page 24: Data Perubahan Wujud

BICARA UMUM: Kapur Barus Alat Awet Mumia Berasal Dari Daerah Barus.

    http://jeramaju.blogspot.com/2010/07/bicara-umum-kapur-barus-alat-awet-mumia.html

    Dari berbagai kajian, diyakini bahawa kampung Islam di daerah pesisir Barat Pulau Sumatera bernama Barus atau disebut juga sebagai Fansur. Kampung kecil ini merupakan sebuah kampung

kuno yang berada di antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan. Pada zaman Sriwijaya, kota Barus masuk dalam wilayah medan namun ketika Sriwijaya mengalami kemunduran dan digantikan oleh Kerajaan Aceh Darussalam, Barus juga turut masuk dalam wilayah Aceh. Berkemungkinan besar Barus merupakan kota tertua di Indonesia malah di seluruh kota di Nusantara kerana nama Barus sudah disebut-sebut sejak awal Masehi oleh pengkaji-pengkaji Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China, dan sebagainya.

    Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gabenor Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahawa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenali kerana menghasilkan wangian dari kapur barus.

    Bahkan dikisahkan pula bahawa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi tujuan pengawetan mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5000 tahun sebelum Masehi. Berdasarkan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah terawal masuknya agama Islam di Nusantara iaitu sekitar abad ke-7 Masehi.

Bab 6. WUJUD ZAT (Kimia Dasar I)

Rabu, 02 September 2009 , Posted by FISIKA dan KIMIA at 08.36

Page 25: Data Perubahan Wujud

http://kimfis-oke.blogspot.com/2009/09/wujud-zat.html

Berdasarkan wujud fisiknya, materi dapat diklasifikasikan menjadi tiga wujud, yaitu wujud gas, wujud cair dan wujud padat. Pada bab ini akan dibahas mengenai sifat fisika dan sifat kimia dari ketiga wujud di atas dan transformasi diantaranya. Pertama kali akan dibahas mengenai gas, kemudian padat dan cair dan diakhiri dengan pembahasan mengenai perubahan fasa diantara ketiga wujud diatas.Gas mempunyai kecenderungan berdifusi mengisi ruang yang tersedia, bentuknya ditentukan oleh bentuk wadahnya dan dapat dimampatkan. Dalam wujud gas, oleh karena gaya antar molekul gas sangat kecil, dapatlah dikatakan sifat-sifat fisika gas ini tidak atau sedikit sekali bergantung kepada komposisi kimianya. Sifat fisika gas bergantung kepada :- Volume (V) - Suhu (T)- Tekanan (P) - Jumlah mol Gas (n)Zat padat mempunyai ciri-ciri :- Bentuk dan volume tetap- Tidak dapat dimampatkan- Laju difusi mudah.Bentuk zat padat dapat diklasifikasikan menjadi :a. Kristal :Yang terjadi apabila zat padat terbentuk secara berlahan lahan, sehingga molekul-molekulnya sempat menyusun diri dalam suatu struktur tertentub. Amorf : ( tanpa bentuk) :Yang terjadi apabila pembentukan zat padat terjadi secara cepat, sehingga molekul-molekul membeku pada kedaan kacau.Dalam zat cair gaya tarik antar molekul cukup kuat dan membatasi gerakan molekul dalam volume tertentu saja, tetapi tidak cukup kuat untuk mengikat molekul itu pada tempat tertentu.Dalam batas-batas volume itu, molekul itu bergerak di sekitar molekul lainnya. Zat cair dapat mengalir, karena itu pula bentuknya mengikuti wadahnyaGaya tarik antar molekul pada zat cair mengikat molekul menjadi berdekatan satu sama lain. Karena molekul-molekulnya rapat satu sama lain, zat cair tidak dapatdimampatkan. Demikian pula perubahan suhu hannya menyebabkan perubahan volume sedikit. Penjelasan lebih lanjut tentang Bab Wujud Zat dapat dilihat pada slide atau Buku Diktat Kimia yang ditulis oleh Dra. Suliestyah,MSi, dkk.

Bahan kuliah dalam bentuk slide (power point) dapat di download DI SINI_.

Page 28: Data Perubahan Wujud

Perubahan Fisika dan KimiaDitulis oleh Zulfikar pada 17-02-2010

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ruang-lingkup-ilmu-kimia/perubahan-fisika-dan-kimia-2/

Perubahan Fisika

Suatu materi mengalami perubahan fisika, adalah perubahan zat yang bersifat sementara, seperti perubahan wujud, bentuk atau ukuran. Perubahan ini tidak menghasilkan zat baru.

Jika kita memanaskan es, maka es tersebut akan berubah menjadi air, selanjutnya jika kita panaskan terus maka air akan berubah menjadi uap air.

Peristiwa ini hanya menunjukan perubahan wujud dimana es, adalah air yang berbentuk padat, dan air yang berbentuk cair, dan uap air adalah air yang berbentuk gas. Tampak bahwa zat masih tetap air. Berbagai macam perubahan wujud adalah contoh perubahan fisika. Beberapa contoh di bawah ini, adalah perubahan wujud yang mudah kita amati.

Proses membeku, perubahan dari zat cair menjadi zat padat karena terjadi penurunan suhu, membuat es dan membuat agar-agar atau jelly adalah proses yang sering dilakukan oleh ibu kita.

Penyubliman adalah peristiwa perubahan zat padat berubah menjadi gas. Dalam kehidupan sehari-hari  mudah kita jumpai, misalnya kapur barus yang menyublim menjadi gas berbau wangi. Menghablur merupakan peristiwa perubahan gas menjadi padatan, peristiwa ini sering disebut juga dengan pengkristalan. Proses di laboratorium dapat dilakukan untuk membuat kristal amonium sulfat yang berasal dari gas amonia dan belerang dioksida.

Page 29: Data Perubahan Wujud

Perubahan wujud yang lain adalah menguap, mencair dan mengembun. Peristiwa ini dapat diamati pada peristiwa hujan. Peristiwa ini diawali dengan penguapan air ke udara,  selanjutnya mencair kembali dan kembali ke permukaan bumi  (Gambar 1.6).

Perubahan bentuk juga termasuk dalam perubahan fisika, misalnya gandum yang digiling menjadi tepung terigu. benang dipintal menjadi kain dan batang pohon dipotong-potong menjad kayu balok, papan dan triplek.

Perubahan Kimia

Perubahan kimia merupakan yang bersifat kekal dengan menghasilkan zat baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Untuk mempermudah, dapat kita lakukan percobaan sederhana.

Batang kayu kita ambil dan dibakar, Batang kayu tersebut berubah menjadi abu, asap dan disertai keluarnya panas. Abu, asap dan panas yang keluar tidak berubah kembali menjadi batang kayu. Perhatikan Gambar 1.7.

Page 30: Data Perubahan Wujud

Perubahan yang terjadi kekal dan menjadi ciri perubahan kimia, dengan kata lain, zat sebelum bereaksi berbeda dengan zat sesudah bereaksi.

Beberapa contoh lain adalah :

1. Pembakaran bahan bakar, bensin atau solar menghasilkan zat cair dan asap serta energi yang dapat menggerakkan kendaraan bermotor.

2. Proses fotosiontesa pada tumbuhan yang memiliki zat hijau daun, mengubah air, gas karbon dioksida dan bantuan cahaya matahari dapat diubah menjadi makanan atau karbohidrat,

3. Pemanasan batu kapur menghasil kapur tohor dan gas karbondioksida.

Wujud zatDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase materi berlainan. Secara historis, pembedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan kualitatif dalam sifat bulk Dalam keadaan padatan zat mempertahankan bentuk dan volume; dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut; dan sedangkan gas mengembang untuk menempati volume apa pun yang tersedia.

Page 31: Data Perubahan Wujud

Diagram ini menunjukkan nomenklatur untuk transisi fase yang berbeda-beda

Perbedaan antara wujud zat saat ini didasarkan kepada perbedaan dalam hubungan antarmolekul. Dalam keadaan padatan gaya-gaya intermolekul menjaga molekul-molekul berada dalam hubungan spasial tetap. Dalam cairan, gaya-gaya antarmolekul menjaga molekul tetap berada berdekatan, namun tidak ada hubungan spasial yang tetap. Dalam keadaan gas molekul lebih terpisah dan gaya tarik antarmolekul relatif tidak mempengaruhi gerakannya. Plasma adalah gas yang sangat terionisasi, yang terjadi pada suhu tinggi. Gaya-gaya antarmolekul yang diciptakan oleh gaya tarik dan tolak ion-ion memberikan keadaan ini sifat-sifat berbeda, sehingga plasma dideskripsikan sebagai wujud zat keempat.

Bentuk zat yang tidak terdiri dari molekul dan diatur oleh gaya-gaya lain juga dapat dianggap sebagai wujud zat berbeda. Kondensat Fermion dan plasma kuark-gluon adalah contohnya.

Meskipun padatan, cairan, dan gas adalah wujud zat yang paling umum di Bumi, kebanyakan materi baryon di alam semesta berada dalam wujud plasma panas, baik sebagai medium jarang antarbintang maupun sebagai bintang rapat.

Wujud zat juga dapat didefinisikan menggunakan konsep transisi fase. Sebuah transisi fase menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari perubahan drastis dari sifat-sifatnya. Menggunakan definisi ini, wujud zat yang berbeda adalah tiap keadaan termodinamika yang dibedakan dari keadaan lain dengan sebuah transisi fasa. Air dapat dikatakan memiliki beberapa wujud padat yang berbeda. [3]Munculnya sifat superkonduktivitas dihubungkan dengan suatu transisi fase, sehingga ada keadaan superkonduktif. Begitu pula, keadaan kristal cair dan feromagnetik ditandai oleh transisi fase dan memiliki sifat-sifat berlainan.

[sunting] Catatan kaki

Page 32: Data Perubahan Wujud

1. ̂ D.L. Goodstein (1985). States of Matter. Dover Phoenix. ISBN 978-0486495064.2. ̂ A.P. Sutton (1993). Electronic Structure of Materials. Oxford Science Publications. hlm. 10–12.

ISBN 978-0198517542.3. ̂ M. Chaplin. Water phase Diagram. Water Structure and Science. Diakses pada 23 Februari

2010

Perubahan Materi atau Zat - Secara Fisis / Fisika dan Kimia - Ilmu Kimia

http://ufile-seven.blogspot.com/2010/07/perubahan-materi-atau-zat-secara-fisis.html

Perubahan materi adalah perubahan sifat suatu zat atau materi menjadi zat yang lain baik yang menjadi zat baru maupun tidak. Perubahan materi terbagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Perubahan Materi Secara Fisika atau FisisPerubahan fisika adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal bentuk, wujud atau ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat baru.

Contoh perubahan fisis :a. perubahan wujud- es balok yang mencair menjadi air- air menguap menjadi uap- kapur barus menyublim menjadi gas, dsbb. perubahan bentuk- gandum yang digiling menjadi tepung terigu- benang diubah menjadi kain- batang pohon dipotong-potong jadi kayu balok dan triplek, dllc. perubahan rasa berdasarkan alat indera- perubahan suhu- perubahan rasa, dan lain sebagainya

Page 33: Data Perubahan Wujud

2. Perubahan Materi Secara KimiaAdalah perubahan dari suatu zat atau materi yang menyebabkan terbantuknya zat baru. Perubahan

Contoh perubahan kimia :a. bensin biodiesel sebagai bahan bakar berubah dari cair menjadi asap knalpot.b. proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan yang merubah air, sinar matahari, dan sebagainya menjadi makananc. membuat masakan yang mencampurkan bahan-bahan masakan sesuai resep menjadi masakan yang dapat dimakan.d. bom meledak yang merubah benda padat menjadi pecahan dan ledakan

Tambahan :Pada perubahan fisika dapat dikembalikan dari bentuk hasil output menjadi imput, namun pada perubahan kimia tidak dapat dikembalikan menjadi bentuk semula secara sempurna.

perubahan wujud yang terjadi pada air

MembekuPeristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. Contoh : membuat es.

MencairPeristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. Contoh : es mencair.

MenguapPeristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. Contoh : memasak air.

MengembunPeristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. Contoh : perubahan uap air yang yang sedang didihkan menjadi titik air.

Page 34: Data Perubahan Wujud

 perubahan wujud zat

Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.Zat berdasarkan wujudnya dapat dibedakan menjadi zat padat, zat cair dan zat gas. sedangkan berdasarkan kemurniannya zat dibedakan atas unsur, senyawa dan campuranZat dapat mengalami perubahan, mulai dari perubahan wujud yang bersifat sementara sampai perubahan membentuk zat lain yang bersifat tetap. Perubahan wujud dibagi menjadi dua, yaitu:

A. Perubahan FisikaPerubahan fisika adalah suatu perubahan yang tidak mengasilkan zat baru dan bersifat timbal-balik, artinya dapat kembali ke keadaan semula. Contoh perubahan fisika, adalah :1. Perubahan dari wujud padat menjadi wujud zat cair disebut melebur atau meleleh. Misalnya, mentega berbuah menjadi minyak ketika dimasukkan ke dalam penggorengan. pada perubahan wujud dari padat ke cair membutuhkan kalor (energi),2. Perubahan dari wujud cair menjadi wujud padat disebut membeku. Misalnya, air menjadi es dalam lemari es. Pada perubahan ini terjadi pelepasan kalor (energi)3. Perubahan dari wujud cair menjadi wujud gas disebut menguap. Contohnya, air menjadi uap air ketika dipanaskan. perubahan ini akan membutuhkan kalor (energi).4. Perubahan dari wujud gas menjadi cair disebut mengembun. Contohnya, embun di pagi hari terbentuk karena perubahan uap air di udara menjadi air. Perubahan ini tidak memerlukan kalor (melepas) kalor.5. Perubahan dari wujud padat menjadi wujud gas disebut menyublim. Contohnya, penguapan kapur barus. perubahan ini membutuhkan kalor.6. Perubahan dari wujud gas menjadi wujud padat disebut mengkristal (menyumblim). Contohnya, perubahan uap air menjadi salju. Perubahan ini tidak memerlukan energi atau melepas kalor.

Perubahan fisika dapat disebabkan oleh:· Penerimaan panas oleh zatContoh : pada saat terjadinya peristiwa penguapan, pencairan dan penyubliman.

Page 35: Data Perubahan Wujud

· Pelepasan panas oleh zatContoh : pada saat terjadinya peristiwa pembekuan dan pengembunan.

B. Perubahan KimiaPerubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan suatu zat baru. Contoh dari perubahan kimia antara lain :Contoh dari perubahan kimia antara lain :a. bensin biodiesel sebagai bahan bakar berubah dari cair menjadi asap knalpotb. proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan yang merubah air, sinar matahari, dan sebagainya menjadi makanan.c. membuat masakan yang mencampurkan bahan-bahan masakan sesuai resep menjadi masakan yang dapat dimakan.d. bom meledak yang merubah benda padat menjadi pecahan dan ledakan.Tambahan :Pada perubahan fisika dapat dikembalikan dari bentuk hasil output menjadi imput, namun pada perubahan kimia tidak dapat dikembalikan menjadi bentuk semula secara sempurna.

Sebab-Sebab Terjadinya Perubahan KimiaPerubahan kimia dapat diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain :· PembakaranContoh : pada saat pembkaran kayu atau kertas.Pada perubahan kimia ini, energi panas diberikan pada zat sehingga terbentuk zat baru yaitu arang (mengandung karbon) dan gas yang lepas sebagai asap.· PencampuranPencampuran dua zat atau lebih yang menghasilkan zat baru.Contoh : natrium hidroksida dicampur dengan asam klorida membentuk natrium dan air.· Aliran ListrikContoh : ketika mengisi ulang aki kendaraan. Aliran listrik mengakibatkan terjadinya perubahan kimia dalam aki sehingga aki dapat digunakan kembali.

Ciri-Ciri Perubahan KimiaPerubahan kimia dapat ditandai dengan :· Pembentukan GasKetika reaksi kimia sedang berlangsung maka kita dapat melihat terbentuknya gelembung-gelembung gas di dalam dalam larutan.Contoh : Saat stronium atau berium dimasukkan ke dalam air.Kemungkinan gas yang dihasilkan adalah gas hidrogen, tidak mungkin oksigen karena memiliki sifat membantu kebakaran, tidak mungkin juga karbon dioksida karena memiliki sifat menghambat pembakaran.· Pembentukan EndapanContoh : reaksi antara perak nitrat dengan natrium klorida yang membentuk endapan perak klorida yang berwarna putih.· Perubahan Warna

Page 36: Data Perubahan Wujud

Contoh : tembaga karbonat yang berwarna hijau akan berubah menjadi tembaga oksida yang berwarna kehitaman dan karbon dioksida akibat pembakaran.· Perubahan SuhuPerubahan suhu yang terjadi bisa naik atau turun.Perubahan kimia yang disertai dengan kenaikan suhu disebut eksotermis, contoh : proses pernapasan dalam tubuh kita dan pembakaran.Perubahan kimia yang disertai dengan penurunan suhu disebut endotermis, contohnya : proses fotosintesis pada tumbuhan dan memasak makanan· Kecepatan Reaksi (Perubahan)Reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, contohnya ketika membakar korek api, reaksi kimia juga ada yang berlangsung lambat, contohnya : pengeringan atau pengerasan semen dengan sempurna yang digunakan untuk membangun rumah atau bangunan lainnya.Kecepatan reaksi dapat diketahui dengan mengukur sesuatu yang berubah terhadap waktu, misalnya mengukurpengurangan massa zat dalam erlenmeyer selama selng waktu tertentu atau dengan mengukurjumlah gas karbon dioksida yang dihasilkan dalam selang waktu tertentu (pertambahan volume gas).· Pengendalian Reaksi- Suhu Reaksi = makin tinggi suhu, makin cepat pula partikel pereaksi bergerak, akibatnya tumbukan antar partikel semakin sering sehingga mempercepat perubahn atau reaksi kimia.- Konsentrasi Pereaksi = secara umum, makin konsentrasi pereaksi, makin cepat suatu reaksi berlangsung. Hal ini berkaitan dengan jarak antar partikelpada pereaksi. Makin besar konsentrasi pereakse, maka jarak antar partikel pereaksi makin dekat.- Luas Permukaan Sentuh = semakin kecil luas permukaan sentuh, semakin cepat kecepatan reaksi. Contoh : kayu yang sudah terpotong akan lebih cepat terbakar daripada kayu yang masih berbentuk kayu gelondongan, karena luas permukaan kayu yang kontak dengan api lebih kecil sehingga api sulit membakar kayu.- Katalis = Katalis adalah senyawa yang dapat mempercepat kecepatan reaksi. Meskipun katalis berperan dalam mempengaruhi kecepatan reaksi, tetapi katalis tidak ikut bereaksi.Contoh katalis kimia : Besi yang digunakan dalam pembuatan amonia dari gas nitrogen dan hidrogen. Amonia digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk dan asam nitrat.Contoh katalis biologis : enzim amilase yang terdapat dalam air ludah.Reaksi Kimia di Sekitar Kita· Korosi (karat)Korosi dapat terjadi akibat reaksi kimia antara logam dengan oksigen dan uap air di udara. Korosi yang terjadi pada logam besi dan baja dinamakan karat. Korosi yang terjadi pada logam sangat berbahaya.Contohnya : jika sepeda yang kita naiki berkarat hingga keropos, sepeda itu bisa patah. Contoh lainnya : korosi pada peralatan makan atau dapur dapat membahayakan kesehatan, maka sekarang peralatan makan dan dapu dibuat dari stainless steel yaitu paduan besi, nikel dan krom. Logam paduan ini tidak mengalami korosi

Diposkan oleh t di 06.15

Page 37: Data Perubahan Wujud