BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Rumah Sakit Kristen Tayu
Rumah Sakit Kristen Tayu merupakan satu satunya rumah
sakit swasta yang ada di Tayu. RSK Tayu merupakan rumah sakit
umum yang juga melayani pelayanan ibu-ibu hamil dan bersalin.
Rumah Sakit Tayu terletak di jalan Diponegoro Tayu yang
merupakan jalan raya antara kota Pati dan kota Jepara. Rumah
sakit ini dikelola oleh Yayasan Kesehatan Kristen Sekitar Muria
yang dalam teknis pelaksanaannya dipimpim oleh seorang
direktur.
4.2 Gambaran Responden
Gambaran karakeristik responden ibu primipara yang
melakukan persalinan normal kala 1 di RSK Tayu yang dilakukan
pada bulan Mei 2012 berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan
dijabarkan pada tabel 4.1.
61
Tabel 4.1. Gambaran Responden Ibu Primipara
Karakteristik Responden F Presentase Min Max Modus
A.usia 15-20 Tahun 13 43,3 18 35 20
21-29 Tahun 8 26,7
30-39 Tahun 9 30
B.Pendidikan SD 2 6,7
SMP 8 26,7
SMA 17 56.6
PT 3 10
C.Pekerjaan Ibu rumah
tangga
18 60
Karyawan 3 10
PNS 2 6.7
Wiraswasta 3 10
Buruh lepas 4 13,3
Gambaran umum usia dari 30 orang responden pada tabel
4.1 menunjukkan bahwa mayoritas usia ibu yang melahirkan
primipara berusia 15 sampai 20 tahun. Usia minimal ibu yang
melakukan persalinan 18 tahun dan usia yang tertua berusia 35
tahun. Responden yang berusia 20 tahun merupakan jumlah
tertinggi melakukan persalinan. Dari data demografi responden
yang diperoleh oleh peneliti menunjukan bahwa masih tinggi angka
ibu melahirkan pada usia dibawah 25 tahun di kecamatan Tayu
kabupaten Pati. Ibu yang melahirkan pada usia muda memliki
banyak resiko persalinan. Riset para peneliti di Keck School of
62
Medicine, University of Southern California (USC) mengindikasikan,
perempuan yang melahirkan di bawah usia 25 tahun memiliki risiko
besar mengidap kanker endometrium (Kompas,26 juli 2012). Usia
muda cenderung dikaitkan dengan kondisi psikologis yang masih
labil yang memicu terjadinya kecemasan hingga nyeri yang dirasa
menjadi lebih berat. Bobak(2005)
Jumlah ibu melahirkan primipara dengan tingkat pendidikan
dari 30 responden sebanyak 17 orang berpendidikan SMA, SD
sebanyak 2 orang dan Perguruan Tinggi sebanyak 3 orang. Rata-
rata pendidikan ibu melahirkan primipara berpendidikan SMA.
Hastari , 2005 mengemukakan tingkat pendidikan yang memadai
memungkinkan lebih bisa memahami informasi dan instruksi yang
diberikan oleh perawat maupun bidan dalam manajen nyeri .
Sedangkan untuk ibu melahirkan yang berprofesi sebagai
ibu rumah tangga berjumlah sebanyak 18 orang, karyawan 3 orang,
PNS 2 orang, wiraswasta 3 orang dan buruh lepas 4 orang. Jadi
mayoritas ibu melahirkan primipara berprofesi sebagai ibu rumah
tangga. Hermayanti, 2003 mengemukakan sering kali status
ekonomi mengikuti keadaan nyeri persalinan , masalah ekonomi
berkaitan dengan biaya dan persiapan persalinan sering
menimbulkan kecemasan tersendiri menghadapi persalinan.
63
4.3 Gambaran Tenaga Kerja
Tenaga bidan dan perawat yang bekerja di RSK Tayu ada 8
orang karyawan didapatkan gambaran dari usia, pendidikan, dan
lama bekerja yang dijabarkan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Distribusi Usia, pendidikan, lama kerja tenaga
kerja bidan dan perawat yang bekerja di ruang bersalin RSK
Tayu
Karateristik petugas kesehatan F Presentase
A.usia 20-30 tahun 3 37,5
31-40 tahun 3 37,5
41-50 tahun 1 12,5
55-60 tahun 1 12,5
B.Pendidikan AKBID 5 62,5
AKPER 2 25
SPK 1 12.5
C.lama kerja <3th 6 75
>3th 2 25
Usia perawat dan bidan di ruang bersalin RSK Tayu 20
sampai 30 tahun sebanyak 3 orang (37,5 %), usia 31 sampai 40
tahun sebanyak 3 orang (37,5%), usia 41-50 tahun sebanyak 1
orang (12,5%) dan usia 51-60 tahun sebanyak 1 orang (12,5%).
64
Dengan demikian dapat diketahui bahwa usia tenaga kerja yang
ada di ruang maternitas RSK Tayu rata-rata berusia 20 sampai 40.
Gambaran tenaga kerja berdasarkan pendidikan didapatkan
hasil sebanyak 5 orang (62,5) lulusan AKBID, AKPER 2 orang
(25%), SPK 1 orang (12,5%). Dengan demikian, rata-rata tenaga
kerja yang berada di ruang maternitas RSK Tayu berpendidikan
AKBID.
Untuk pengalaman kerja perawat atau bidan yang bekerja
lebih dari 3 tahun sebanyak 6 orang (75%), masa kerja di bawah 3
tahun sebanyak (25%). Berdasarkan kompetensinya, semua
lulusan keperawatan dan kebidanan pernah belajar anatomi dan
fisiologi rasa nyeri persalinan sehingga dianggap pengetahuannya
telah memadai Bobak (2005)
4.4 Hasil observasi
Berdasarkan hasil observasi yag dilakukan, didapatkan hasil
bahwa perawat dan bidan melakukan manajemen nyeri non
farmakologi dengan teknik pernafasan dan massage serta kompres
hangat. Perawat dan bidan melakukan manajamen nyeri lengkap
dari segi pendampingan, motivasi, stimulasi, empati. Hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti senada dengan hasil
penelitian Maediah Wiwi (2009) tentang penanganan nyeri yang
dilakukan oleh perawat dan bidan pada ibu bersalin dengan hasil
65
60% perawat dan bidan memberikan tindakan manajemen nyeri
berupa teknik relaksasi pernafasan pada persalinan normal kala 1.
4.5 Gambaran Tingkat Kinerja tenaga keperawatan/Bidan
terhadap manajemen nyeri persalinan normal kala 1 di
RSK Tayu
Hasil penilaian responden mengenai tingkat kinerja tenaga
keperawatan dalam manajemen nyeri persalinan normal kala 1 di
RSK Tayu dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil distribusi penilaian responden terhadap
kinerja tenaga keperawatan dan bidan dalam manajemen nyeri
persalinan normal kala 1 di RSK Tayu
Kategori
kinerja
Interval nilai Frekuensi Presentase(%)
Rendah 1-24 0 0
Sedang 25-48 2 6,7
Tinggi 49-70 28 93,3
Berdasarkan pengolahan data kuisioner yang diisi oleh 30
responden untuk menilai kinerja perawat dalam hal manajemen
persalinan kala 1 didapatkan hasil bahwa kinerja tenaga
keperawatan atau bidan terhadap manajemen nyeri persalinan
pada kategori tinggi. Sejumlah 2 orang respoden yang memberikan
66
penilaian kategori sedang berpendidikan SMP dan SMA berusia 21
tahun dan bekerja sebagai ibu rumah tangga hal ini senada dengan
pemikiran yang dikemukakan oleh Bobak (2005) yaitu ”bahwa
usia,pendidikan , dan sosial ekonomi mempengaruhi psikologis
persalinan”. Secara umum kinerja tenaga keperawatan dan bidan
dalam memberikan manajemen nyeri secara non farmakologi baik,
namun ada beberapa yang harus ditingkatkan yaitu aspek
pendampingan, motivasi, stimulasi, empati. Pertanyaan butir nomor
1 sampai 4 membahas tentang aspek pendampingan. Penilaian ini
banyak ditentukan oleh responden atas pertanyaan butir nomor 1
tentang pertanyaan pasien kepada perawat atau bidan terhadap
rasa nyeri yang dirasakan, hasilnya sebanyak 4 orang (13%)
memberikan penilain rendah, sedangkan sisanya memberikan
penilaian sedang dan tinggi. Pada pertanyaan butir nomor 4 tentang
kemampuan perawat atau bidan untuk segera merespon keluhan
pasien tentang rasa nyeri persalinan kala 1 yang mereka rasakan,
sebanyak 1 orang memberikan penilaian rendah.
Untuk pertanyaan butir nomor 5 tentang kemampuan
perawat atau bidan dalam mengajarkan teknik relaksasi dengan
pernafasan didapatkan 2 orang (6%) yang memberi penilaian
rendah dan pada pertanyaan butir nomor 7 mengenai pemberian
kompres hangat terdapat 2 orang (6%) yang memberi penilaian
67
rendah. Pertanyaan butir nomor 5 dan nomor 7 menjabarkan
tentang aspek stimulus/stimulan.
Pada aspek pendampingan dan stimulan yang dilakukan
perawat atau bidan dalam hal manajemen nyeri persalinan kala 1,
penilaian rendah semuanya diberikan oleh ibu yang berusia 18-21
tahun dengan pekerjaan mereka sebagai ibu rumah tangga.
(Bobak, 2005) mengatakan bahwa “salah satu faktor yang
mempengaruhi rasa nyeri persalinan ialah usia”. Wanita yang
berusia sangat muda dalam merasakan tingkat nyeri persalinan
lebih tinggi. Sebanyak 6 orang (20%) memberikan penilain rendah
pada butir pertanyaan nomor 10 dan 15, hal tersebut berkaitan
dengan pengkajian rasa nyeri dan memberikan perhatian. Farrer
(2001) mengatakan bahwa “pendampingan dapat berperan aktif
dalam memberikan dukungan fisik dan moral kepada ibu”. Penilain
rendah tersebut bisa terjadi karena perawat yang terlalu banyak
pekerjaan, hal ini berdasarkan dari hasil observasi penelitian.
68
4.6 Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien terhadap kinerja
tenaga keperawatan dan bidan dalam memberikan
manajemen nyeri persalinan kala 1 di RSK Tayu
Gambaran Kepuasan pasien terhadapat manajemen nyeri
persalinan yang diberikan oleh perawat dan bidan di RSK Tayu
yang dilakukukan pada bulan Mei 2012 akan dijabarkan pada tabel
4.4.
Tabel 4.4 Distribusi kepuasan responden terhadap kinerja
tenaga keperawatan dan bidan dalam manajemen nyeri
persalinan kala 1 di RSK Tayu
Kategori
kepuasan
Interval nilai F Presentase (%)
Rendah 1-17 0 0
Sedang 18-36 2 6,7
Tinggi 37-50 28 93,3
Sebanyak 28 orang (93,3% ) dari 30 orang yang menjadi
responden, merasa puas terhadap manajemen nyeri sisanya tingkat
kepuasan dikategori sedang 6,7% sedangkan untuk tingkat
kepuasan rendah tidak ada. Dengan demikian, tingkat kepuasan
pasien masuk pada kategori tinggi yaitu sebanyak 93,3%. Penilaian
reponden dengan angka kepuasannya sedang diperoleh dari ibu
69
melahirkan primipara berpendidikan terakhir SMP dan SMA, yang
berusia 18 dan 21 tahun, semuanya sebagai ibu rumah tangga.
Pada butir pertanyaan yang terakhir mengenai kesediaan
pasien merekomendasikan untuk mempercayakan kelahiran
kembali di RSK Tayu cenderung rendah yaitu sebesar 17,5% atau
sebanyak 5 orang responden memberikan penilaian rendah dan
sebanyak 9 orang (30%) responden memberi penilaian sedang.
Dengan demikian, secara umum kepuasan responden
terhadap manajemen nyeri persalinan yang dilakukan perawat dan
bidan sangat baik. Perawat dan bidan sudah mengajarkan
manajemen nyeri, memberikan info, motivasi dan perhatian, tetapi
responden untuk mempercayakan lagi untuk kembali melahirkan di
RSK Tayu cenderung rendah (17,5%), sedangkan 52.5% yang
memberikan nilai kesediaan untuk mempercayakan persalinan di
RSK Tayu. Tingkat kinerja tenaga keperawatan dalam hal
manajemen nyeri persalinan kala 1 pada kategori tinggi dan
tinggkat kepuasan pasien akan kinerja tenaga keperawatan dan
bidan dalam manajemen nyeri persalinan kala 1 di ruang maternitas
RSK Tayu pada kategori tinggi tetapi tingkat rekomendasi pasien
untuk mempercayakan persalinan kembali di RSK Tayu cenderung
rendah hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang
diungkapkan Lupiyoadi (2001) yang mendefinisikan pelanggan
sebagai seorang individu yang secara continue dan berulang kali
70
datang ke tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya
dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa.
Rendahnya nilai rekomendasi yang diberikan karena adanya ada
faktor lain yang mempengaruhi tingkat kepercayaan responden,
tetapi hal itu diluar cakupan peneliti.
4.7 Uji Asumsi : Normalitas dan Linearitas
Uji asumsi dilakukan sebagai tahap awal dalam analisis
data, sebab variabel X dengan variabel Y.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan metode test
of normality shapiro wilk. Data penelitian dikatakan memiliki
distribusi (sebaran) normal jika koefisien yang dihasilkan pada
masing-masing variabel lebih besar dari alpha (α) 0,05.
Berdasarkan hasil output SPSS berdasarkan nilai shapiro wilk,
didapatkan bahwa hasil pada variabel X (Kinerja tenaga
keperawatan/bidan) dengan N=30 sebesar 0,324 yang lebih
besar dari alpha (α) 0,05. Demikian pula pada variabel Y
(kepuasan pasien) sebesar 0,0941 yang juga lebih besar dari
alpha (α) 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
penelitian pada variabel X dan Y memiliki sebaran normal.
71
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat hubungan linear antara
variabel X dengan variabel Y. Uji linearitas dilakukan dengan
melakukan korelasi Product Moment Pearson. Dengan alpha
(α) 0,05 didapatkan ouput corelasi variabel X dan Y sebesar
0,557, angka tersebut menunjukkan bahwa variabel X dan Y
memiliki hubungan korelasi yang kuat. Variabel X dan Y
memiliki hubungan korelasi yang kuat data belum linier karena
dianggap linier jika nilai mendekati 1. Oleh sebab itu dilakukan
korelasi non parametrik ranx spearman untuk mendapatkan
hasil yang lebih mendekati nilai 1.
4.8 Hubungan antara Kinerja tenaga keperawatan/Bidan
terhadap Kepuasan Pasien
Dari pengolahan data dalam rank spearman out-put SPSS
diperoleh nilai 0,606 nilai tersebut lebih besar dari alpha (α) 0,05
maka dapat diketahui data variabel X dan Y terdapat hubungan
dengan nilai koefisien positif, artinya dua variabel tersebut memiliki
hubungan searah, artinya jika kinerja tenaga keperawatan/bidan
dalam menerapkan manajemen nyeri dengan teknik relaksasi pada
persalinan normal kala 1 di ruang maternitas RSK Tayu meningkat,
maka kepuasan pasien juga akan meningkat. Dapat disimpulkan
72
bahwa terdapat hubungan antara kinerja tenaga keperawatan dan
bidan dalam menerapkan manajemen nyeri dengan teknik relaksasi
pada persalinan normal kala 1, terhadap kepuasan pasien di ruang
maternitas RSK Tayu.
Pada penelitian ini, didapatkan adanya kaitan antara
kemampuan kinerja dengan kepuasan, ketika kinerja tinggi
kepuasan juga tinggi. Hasil penelitian tersebut senada dengan
pernyataan Sugiarto (2002) bahwa ”pelayanan sebagi upaya
maksimal yang diberikan oleh petugas pelayanan dari sebuah
perusahaan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan
sehingga tercapai kepuasan”. Pelayanan yang diberikan secara
maksimal pada pasien dalam hal jasa pemberian manajemen nyeri
persalinan kala 1 dapat memberikan kepuasan yang maksimal
pada pasien sebagai pengguna jasa. Dengan demikian hipotesis
(H1-1) penelitian diterima bahwa terdapat hubungan antara kinerja
tenaga keperawatan dan bidan dalam menerapkan manajemen
nyeri dengan teknik relaksasi pada persalinan normal kala-1,
terhadap kepuasan pasien di ruang maternitas RSK Tayu
4.9 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak membedakan kinerja perawat dan bidan
tetapi keduanya dianggap satu kesatuan sebagai tenaga
keperawatan. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak dapat
73
melihat wujud pelayanan yang dilakukan perawat ataupun bidan
secara terpisah, padahal strategi intervensi dan tanggung jawab
dari kedua profesi tersebut tidak sama.