BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

33
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kantor Walikota Gorontalo Awal terbentuknya kota Gorontalo yakni pada tahun 1728, sedangkan pada tanggal 16 Februari 2011 kota Gorontalo secara resmi ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo ( UU Nomor 38 Tahun 2000 Pasal 7. Sejak diberlakukan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, nama Kotamadya Gorontalo ini tetap dipakai hingga pada tahun 1999. Sejak dulu Gorontalo dijuluki sebagai “Kota Serambi Madinah”, hal itu disebabkan pada waktu dahulu pemerintahan kerajaan Gorontalo telah menerapkan syariat Islam sebagai dasar pelaksanaan hukum, baik dalam bidang pemerintahan, kemasyarakatan, maupun pengadilan. Hal ini dapat dilihat dari filosofi budaya Gorontalo yang islami berbunyi “ Adat bersendikan syara‟ dan syara‟ bersendikan Kitabullah (Al -Quran)”. Gorontalo merupakan suatu kota yang berdiri sendiri sebagai suatu pemerintahan dalam suatu wilayah tertentu sifatnya otonom, haruslah memenuhi syarat-syarat yang diatur oleh Undang-Undang No. 44 Tahun 1959 yaitu : Kepala Pemerintahan Kota Gorontalo, Buol, dan Bolaang Mongondow. Pada tahun 1957 dikeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1957 yang mengatur tentang “Pokok-pokok pemerintahan di daerah”

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Deskripsi Kantor Walikota Gorontalo

Awal terbentuknya kota Gorontalo yakni pada tahun 1728,

sedangkan pada tanggal 16 Februari 2011 kota Gorontalo secara resmi

ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo ( UU Nomor 38 Tahun

2000 Pasal 7. Sejak diberlakukan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah, nama Kotamadya Gorontalo ini tetap

dipakai hingga pada tahun 1999.

Sejak dulu Gorontalo dijuluki sebagai “Kota Serambi Madinah”, hal

itu disebabkan pada waktu dahulu pemerintahan kerajaan Gorontalo telah

menerapkan syariat Islam sebagai dasar pelaksanaan hukum, baik dalam

bidang pemerintahan, kemasyarakatan, maupun pengadilan. Hal ini dapat

dilihat dari filosofi budaya Gorontalo yang islami berbunyi “ Adat

bersendikan syara‟ dan syara‟ bersendikan Kitabullah (Al-Quran)”.

Gorontalo merupakan suatu kota yang berdiri sendiri sebagai suatu

pemerintahan dalam suatu wilayah tertentu sifatnya otonom, haruslah

memenuhi syarat-syarat yang diatur oleh Undang-Undang No. 44 Tahun

1959 yaitu : Kepala Pemerintahan Kota Gorontalo, Buol, dan Bolaang

Mongondow. Pada tahun 1957 dikeluarkan Undang-Undang No. 1 Tahun

1957 yang mengatur tentang “Pokok-pokok pemerintahan di daerah”

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

50

sehingga dengan adanya Undang-Undang itu, maka daerah-daerah yang

dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang

Mongondow dan Buol telah memisahkan diri untuk menjadi daerah

tersendiri. Atas dasar hukum peraturan No. 11 Tahun 1953 yang

materinya mengatur pembubaran daerah rumah tangganya sendiri

dengan nama Sulawesi Utara yang meliputi Kota Gorontalo sekarang ini.

Sehingga daerah-daerah yang masih bersatu telah melepaskan diri dari

Dewan Pemerintah Sulawesi Utara khususnya Kota Gorontalo ini.

Pada tahun 1960 dibagi menjadi dua daerah tingkat II, dengan

keluarnya Undang-undang No. 29 Tahun 1959 menjadi Daerah Kota Praja

Gorontalo disahkan oleh Gubernur Daerah Tingkat I Sulawesi Utara atas

nama Menteri Dalam Negeri dengan Ibu kotanya Gorontalo dan Undang-

undang No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di daerah

Istimewa Kota Praja di ganti dengan Kotamadya Gorontalo dengan Kota

Gorontalo. Kemudian untuk selanjutnya yang berturut-turut yang pernah

menjabat Walikota Gorontalo adalah sebagai berikut :

1. Taki Niode Tahun 1972-1973

2. Drs. Jusoef Bilondatu Tahun 1973-1978

3. Drs. Hasan Abas Nusi Tahun 1973-1983

4. Drs. Achmad Najamudin Tahun 1983-1988

5. Ir. Jusoef Dalie Tahun 1988-1993

6. Achmad Arbie Tahun 1993-1997

7. Hi. Medi Botutihe, SE Tahun 1997-2008

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

51

8. Hi. Adhan Dambea, S.Sos Tahun 2008-2013 (Juni)

9. Drs. Weni Liputo, MM (Penjabat Walikota)

2013-Sekarang

4.1.2 Visi dan Misi Kantor Walikota Gorontalo

Visi Kota Gorontalo sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan

Daerah Nomor 15 Tahun 2008 adalah “ Kota Enterpreneur“. Visi ini

merupakan dasar dalam penyusunan kebijakan penyelenggaraan

pemerintahan di Kota Gorontalo.

Dengan misi, yakni : “ Mewujudkan Masyarakat Kota Gorontalo

Yang Mandiri dan Religius “

Penjelasan dari visi dan misi adalah sebagai berikut :

- Enterpreneur, suatu kondisi jiwa wirausaha yang melekat dalam diri

masyarakat dan mewarnai aktivitasnya sehari – hari.

- Masyarakat Mandiri, dilihat dari tiga aspek utama, yaitu pendidikan,

kesehatan dan pendapatan yaitu masyarakat yang berpendidikan,

sehat dan punya kemampuan daya beli. Sedangkan Masyarakat

Religius memiliki makna terhadap pemahaman, penghayatan dan

pengamalan terhadap nilai – nilai keagamaan.

Untuk melaksanakan visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut,

diperlukan suatu komitmen dalam menentukan kebijakan strategis yang

akan diambil guna mewujudkan apa yang telah di tetapkan dalam Grand

Strategi dan Sasarannya, yakni :

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

52

1 Menyelenggarakan Kepemerintahan yang Entrepreneur:

a) Masyarakat kota Gorontalo taat hukum dan memperoleh kepastian

hukum dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan aman.

b) Seluruh potensi dipetakan, dikembangkan dan dipromosikan

secara on-line dan tepat sasaran berdasarkan basis data yang

akurat.

c) Setiap aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya,

menerapkan etos kerja „Proaktif‟ serta memperoleh pengembangan

karir yang tepat waktu.

d) Setiap SKPD menjadi revenue center dengan pengelolaan

keuangan yang online dan akuntabel.

e) Setiap SKPD menerapkan perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan pelaporan yang tepat waktu serta terintegrasi

dengan basis data yang akurat.

f) Setiap SKPD mencapai sasaran kinerjanya serta menerapkan

administrasi yang akuntabel.

2 Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing :

a) Seluruh anak usia sekolah menyelesaikan pendidikan minimal

SLTA, dan lulusan SLTA menguasai ketrampilan wirausaha,

teknologi informasi, bahasa asing dan religius.

b) Rumah sakit, puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu

dan mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di wilayahnya.

c) Seluruh keluarga sadar gizi, ikut KB dan gemar membaca.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

53

d) Seluruh kelurahan menjadi Kelurahan Siaga.

e) Setiap kecamatan memiliki sentra pelatihan produksi dan

pendampingan wirausaha yang mampu mengembangkan potensi

di kecamatannya.

f) Pemuda kota Gorontalo meraih prestasi regional dan nasional di

bidang olahraga, seni budaya, iptek dan imtaq.

g) Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial mendapatkan

pembinaan pemerintah.

3 Membangun Infrastruktur Perkotaan yang Handal :

a) Kota Gorontalo menjadi Kota Bersih dan Hijau yang bebas banjir,

tanah longsor dan abrasi pantai.

b) Seluruh sentra ekonomi memiliki sarana transportasi yang lancar,

air bersih, listrik, irigasi dan sanitasi yang handal.

c) Seluruh kawasan pemukiman memiliki sarana transportasi yang

lancar, air bersih, listrik dan sanitasi yang handal.

d) Seluruh pembangunan sesuai RTRW Kota yang bernuansa

budaya dengan lingkungan sejuk (air mancur dan pohon).

4 Menjadikan Kota Gorontalo sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa

di Kawasan Teluk Tomini dan Sekitarnya :

a) Kota Gorontalo memiliki pasar yang memfasilitasi perdagangan

komoditas di wilayah Teluk Tomini dan sekitarnya.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

54

b) Kota Gorontalo cukup pangan dan seluruh masyarakat

memperoleh kebutuhan pokok dan input produksi dengan harga

terjangkau.

c) Setiap kelurahan memiliki lembaga keuangan mikro yang mampu

menjamin pengembangan usaha sesuai potensi wilayahnya.

d) Setiap kecamatan memiliki komoditas unggulan yang menerapkan

teknologi dan kemasan yang unggul dengan kontinuitas produksi

serta pemasaran yang terjamin.

e) BUMD Kota Gorontalo menjadi mitra penggerak pengembangan

potensi kota dengan rasio keuangan yang sehat.

4.1.3 Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Administrasi

Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo

Kelembagaan Bagian Administarsi Pemerintahan Umum

Sekretariat Daerah Kota Gorontalo di dasarkan pada Peraturan Walikota

Gorontalo No. 13 tahun 2008 tentang pelaksanaan Perda No. 13 tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kota Gorontalo dan

Sekretariat Daerah DPRD Kota Gorontalo melalui Peraturan Kepala

Daerah Kota Gorontalo No. 26 Tahun 2004.

Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota

Gorontalo merupakan salah satu unsur penunjang Pemerintah di daerah

yang di pimpin oleh seorang Kepala Bagian dan berada di bawah serta

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

55

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretariat Daerah Kota

Gorontalo.

Sebagai salah satu lembaga Pemerintahan Daerah, Bagian

Administrasi pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo

mempunyai tugas membantu Walikota (Kepala Daerah) dalam

melaksanakan sebagai tugas pemerintah daerah di Bidang Administrasi

Pemerintahan Umum berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

Secara umum, Tugas, Pokok, dan Fungsi dari Bidang Administrasi

Pemerintahan Umum adalah Melaksankan Penyusunan program dan

petunjuk tekhnis pembinaan penyelenggaraan pemerintahan umum,

pembinaan pemerintahan kecamatan dan kelurahan serta di bidang Bina

Wilayah dan Pertanahan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bagian Administrasi

Pemerintahan Umum mempunyai tugas :

a) Mengumpulkan data, koordinasi instansi terkait oleh kepala wilayah

dalam menyelenggarakan pemerintahan dan penyusunan rencana

program dan petunjuk teknis pembinaan prasarana fisik pemerintahan;

b) Mengumpulkan bahan dan menganalisa data serta memberikan

pertimbangan dalam rangka pembinaan perangkat wilayah daerah;

c) Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis

pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

56

d) Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis

pembinaan peningkatan sumber pendapatan daerah.

Bagian Administrasi Pemerintahan Umum yang terdiri dari 3 (tiga)

Sub Bagian, masing–masing mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Sub Bagian Tata Pemerintahan; melaksanakan tugas pengelolaan

administrasi Tata Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-

undangan sebagai pedoman pelaksanaan tugas. Dalam melaksanakan

tugas tersebut Sub Bagian Tata Pemerintahan menyelenggarakan

fungsi :

a. Menghimpun kebijakan teknis Tata Pemerintahan sesuai

kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan tugas.

b. Mengumpul data potensi pemerintahan umum sesuai jenis dan

bidang penyelenggaraan pemerintahan untuk mengetahui keadaan

dan penyelenggaraan pemerintahan.

c. Mengelola data potensi wilayah pemerintahan sesuai jenis dan

bidang penyelenggaraan pemerintahan sebagai bahan penyusunan

program.

d. Menyusun rencana kegiatan pengembangan Tata Pemerintahan

melalui rencana strategi untuk menjadi program unit.

e. Melakukan sosialisasi pengembangan Tata Pemerintahan melalui

pertemuan untuk peningkatan pengetahuan aparatur.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

57

f. Melaksanakan tugas pengembangan Tata Pemerintahan secara

bertahap dan berkelanjutan untuk peningkatan penyelenggaraan

pemerintahan.

g. Melakukan monitoring penyelenggaraan Tata Pemerintahan secara

berkala untuk mengetahui perkembangan penyelenggaraan

pemerintahan.

h. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan

maupun tertulis untuk beroleh petunjuk lebih lanjut.

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub-sub bagian

melalui pertemuan/rapat untuk penyatuan pendapat.

j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai

bahan evaluasi.

k. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk

kelancaran tugas kedinasan.

2. Sub Bagian Pemerintahan Kecamatan Dan Kelurahan; melaksanakan

tugas pengelolaan administrasi Pemerintahan Kecamatan dan

Kelurahan berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas. Dalam melaksanakan tugas tersebut

Sub Bagian Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan

menyelenggarakan fungsi :

a. Menghimpun kebijakan teknis Pemerintahan Kecamatan/Kelurahan

sesuai kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan tugas.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

58

b. Mengumpul data potensi wilayah Pemerintahan Kecamatan/

Kelurahan sesuai jenisnya untuk mengetahui keadaan dan

penyelenggaraan pemerintahan.

c. Mengelola data potensi wilayah pemerintahan sesuai jenis dan

bidang penyelenggaraan pemerintahan sebagai bahan penyusunan

program.

d. Menyusun rencana kegiatan pengembangan Tata Pemerintahan

Kecamatan/Kelurahan melalui rencana strategi untuk menjadi

program unit.

e. Melakukan sosialisasi pengembangan Tata Pemerintahan

Kecamatan/Kelurahan melalui pertemuan untuk peningkatan

pengetahuan aparat dan masyarakat.

f. Melaksanakan tugas pengembangan Tata pemerintahan

Kecamatan/Kelurahan secara bertahap dan berkelanjutan untuk

peningkatan penyelenggaraan pemerintahan.

g. Melakukan monitoring penyelenggaraan Tata Pemerintahan

Kecamatan/Kelurahan secara berkala untuk mengetahui

perkembangan penyelenggaraan pemerintahan.

h. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan

maupun tertulis untuk beroleh petunjuk lebih lanjut.

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub-sub bagian

melalui pertemuan/rapat untuk penyatuan pendapat.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

59

j. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai

bahan evaluasi.

k. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk

kelancaran tugas kedinasan.

3. Sub Bagian Penataan Bina Wilayah dan Pertanahan, Melaksanakan

tugas penataan dan pembinaan Pertanahan di Kecamatan/ Kelurahan

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan untuk tertibnya

Administrasi pertanahan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Sub Bagian Bina Wilayah dan

Pertanahan menyelenggarakan fungsi :

a. Menghimpun kebijakan teknis Penataan dan pembinaan

Pertanahan sesuai kebutuhan sebagai dasar pelaksanaan tugas.

b. Mengumpul data potensi pertanahan sesuai peruntukan untuk

mengetahui jumlah persil tanah di Kecamatan/ Kelurahan.

c. Mengelola data potensi pertanahan sesuai jenis untuk mengetahui

gambaran keadaan kepemilikan tanah di Kec/Kel.

d. Menyusun rencana kegiatan penataan pertanahan sesuai

kebutuhan untuk menjadi program unit.

e. Melakukan pengelolaan administrasi pertanahan berdasarkan

juklak dan juknis untuk tertibnya administrasi pertanahan Kec/Kel.

f. Melakukan sosialisasi penataan pertanahan di Kec/Kel secara

terpadu untuk peningkatan pengetahuan masyarakat.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

60

g. Mengkonsultasikan pelaksanaan tugas dengan atasan, baik lisan

maupun tertulis untuk beroleh petunjuk lebih lanjut dalam

pelaksanaan tugas.

h. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dengan sub-sub bagian

melalui pertemuan/rapat untuk penyatuan pendapat.

i. Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala sebagai

bahan evaluasi.

j. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan untuk

kelancaran tugas kedinasan.

4.1.4 Rencana Strategik Bagian Administarsi Pemerintahan

Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo

1. Visi dan Misi

Bagian Administrasi Pemerintahan Umum telah merumuskan visi,

misi, tujuan, sasaran dan strategi organisasi yang hendak dicapai dan

diwujudkan serta diimplementasikan melalui program kegiatan selama

tahun 2003-2008. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Visi : “Terwujudnya Pemerintahan Berkualitas ”

Misi : 1. Meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan

2. Meningkatkan Penataan dan Pembinaan Pertanahan.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

61

2. Tujuan Stratejik

Berdasarkan Visi Misi tersebut dirumuskan Tujuan yang hendak

dicapai oleh Bagian Pemerintahan adalah : “Mengkoordinasikan Teknis

Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan Umum.” Untuk mencapai

tujuan tersebut maka ditetapkan sasaran yang hendak dicapai oleh

Bagian Pemerintahan yaitu “Terciptanya Tata Pemerintahan Yang

Akuntabel dan Responsif.”

Selanjutnya, untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian

sasaran unit kerja yang ingin diwujudkan tersebut, maka ditetapkan

indikator dari sasaran sebagai berikut :

1. Penyusunan dan pengendalian pembinaan penyelenggaraan

Pemerintahan Umum yang dilaksanakan;

2. Teknis pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan dan

Kelurahan yang dilaksanakan;

3. Penataan dan Pembinaan Pertanahan.

3. Sasaran, Kebijakan dan Program 2012

Tujuan : Mengkoordinasikan Penyelenggaraan Teknis Penyelenggaraan

Administrasi Pemerintahan Umum.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

62

Tabel 4.1 Program Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Tahun

2012.

SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM

Terciptanya Tata

Pemerintahan

Yang Akuntabel

dan Responsif

Penataan

administrasi, sarana-

prasarana.

1.1. Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

1.2. Peningkatan

Sarana dan

Prasarana Aparatur

2.1. Optimalisasi

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah

Tabel 4.2 Kegiatan Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Tahun

2012

NO. PROGRAM KEGIATAN

1. Program Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

1.1. Penyediaan jasa surat menyurat

1.2. Penyediaan jasa komunikasi,

sumber daya air

1.3. Penyediaan jasa kebersihan

kantor

1.4. Penyediaan jasa perbaikan

peralatan kerja

1.5. Penyediaan alat tulis kantor

1.6. Penyediaan barang cetakan dan

penggandaan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

63

1.7. Penyediaan bahan bacaan dan

peraturan Perundang- undangan.

1.8. Penyediaan makanan dan

minuman

1.9. Rapat-rapat Koordinasi dan

konsultasi keluar Daerah.

1.10. Penyediaan Jasa

Penyelenggaraan Hari-hari

Besar

1.11. Penyediaan Jasa

Penyelenggaraan Peringatan

Hari-hari besar Nasional

2. Program Peningkatan

Sarana dan Prasarana

Aparatur

2.1. Pemeliharaan rutin/berkala

kendaraan dinas operasional

3 Program Optimalisasi

Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah

3.1 Koordinasi Penyusunan Laporan

Kinerja Pemerintah Daerah

(LPPD)

3.2 Penataan Kelembagaan dan

Ketatalaksanaan serta

Administrasi Kecamatan dan

Kelurahan

3.3 Penataan sistem administrasi

data base kecamatan

3.4 Munas APEKSI

3.5 Wisata Akhir Tahun

3.6 Pertanggung Jawaban

Penyelenggaraan Pemerintahan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

64

4. Rencana Kinerja Tahun 2012

Pengukuran Kinerja Bagian Administrasi pemerintahan Umum

Sekretariat Daerah Kota Gorontalo Tahun 2012 mengacu pada Rencana

Kinerja yang di susun berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun

2012. Rencana Kinerja tersebut dituangkan kedalam dokumen Penetapan

Kinerja tahun 2012. Penetapan Kinerja diuraikan berdasarkan program,

kegiatan, indicator serta rencana target. (Lampiran RKT)

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

Penyediaan Jasa Surat Menyurat

Penyediaan Jasa Komunikasi

Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja

Penyediaan Alat Tulis Kantor

Penyediaan Barang Cetakan dan Penggadaan

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-

undangan

Penyediaan Makanan dan Minuman

Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

Penyediaan Jasa Penyelenggaraan Hari-hari Besar

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

Pemeliharaan Rutin / Berkala Kenderaan Dinas / Operasional

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

65

3. Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Koordinasi PenyusunanLPPD

Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan serta Adm Kec /

Kel

Penataan sistem Administrasi Data Base Kecamatan

Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

Pembakuan Nama Rupa Bumi.

4.1.5 Struktur Organisasi Bagian Administarsi Pemerintahan Umum

Gambar 4.1 struktur organisasi

KEPALA SUB BAGIAN

TATA PEMERINTAHAN

KEPALA SUB BAGIAN

PEMERINTAHAN

KECAMATAN & KELURAHAN

KEPALA SUB BAGIAN

PENATAAN BINA

WILAYAH DAN

PERTANAHAN

KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI

PEMERINTAHAN UMUM

ASISTEN PEMERINTAHAN DAN

KESRA

SEKRETARIS DAERAH

KOTA GORONTALO

WALIKOTA GORONTALO

WAKIL WALIKOTA GORONTALO

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

66

4.2 Analisis Penelitian

4.2.1 Profil Responden

Tabel 4.3 Profil Responden (Jenis Kelamin)

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 14 58.3 58.3 58.3

Laki-laki 10 41.7 41.7 100.0

Total 24 100.0 100.0

Berdasarkan hasil olahan data tabel di atas, diketahui bahwa 24

orang Pegawai yang terlibat dalam menjawab deskripsi responden.

Sebanyak 14 orang atau 58.3% perempuan, dan 10 orang laki-laki.

Tabel 4.4 Profil Responden (Agama)

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 24 100.0 100.0 100.0

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebanyak 24 orang Pegawai

Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota

Gorontalo yang berpartisipasi dalam pengisian angket. Sebanyak 24

orang atau 100% beragama Islam.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

67

Tabel 4.5 Profil Responden (Umur)

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 21-30 tahun 11 45.8 45.8 45.8

31-40 tahun 8 33.3 33.3 79.2

41-50 tahun 3 12.5 12.5 91.7

51 tahun keatas 2 8.3 8.3 100.0

Total 24 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 24 orang

Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah

Kota Gorontalo, terdapat 11 orang berumur 21-30 tahun, 8 orang pegawai

atau 33.3% berumur diantara 31-40 tahun, 3 orang berumur 41-50 tahun,

dan sisanya sebanyak 2 orang pegawai atau 8.3% berumur 51 tahun

keatas.

Tabel 4.6 Profil Responden (Lama Bekerja)

Lama Bekerja

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang dari 5 tahun

10 41.7 41.7 41.7

5-10 tahun 12 50.0 50.0 91.7

10 tahun keatas 2 8.3 8.3 100.0

Total 24 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari keseluruhan

responden (Pegawai), terdapat sebanyak 10 orang yang telah bekerja

selama kurang dari 5 tahun, sebanyak 12 orang pegawai atau 50% yang

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

68

telah bekerja selama 5-10 tahun, dan sisanya sebanyak 2 orang yang

telah menjadi pegawai pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum

Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.

Tabel 4.7 Profil Responden (Pendidikan Terakhir)

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMA 15 62.5 62.5 62.5

Diploma 1 4.2 4.2 66.7

Sarjana 8 33.3 33.3 100.0

Total 24 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari keseluruhan

responden (pegawai) Bagian Administrasi Pemerintahan Umum

Sekretariat Daerah Kota Gorontalo, terdapat sebanyak 15 orang pegawai

dengan pendidikan terakhir SMA, 1 orang pegawai atau 4.2% dengan

pendidikan terakhir Diploma, dan terdapat 8 orang pegawai dengan

status pendidikan sarjana.

4.3 Hasil Uji Instrumen Penelitian

4.3.1 Uji Validitas Variabel

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana

kemampuan instrument penelitian mengukur hal-hal yang seharunya

diukur. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi,

sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

69

rendah. Dimana uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Uji

Confirmatory Factor Analysis Jika korelasinya lebih besar dari 0,3 maka

pertanyaan yang dibuat dikatakan valid, Setiaji (2004:59). Adapun untuk

pengujian validitas pada setiap pertanyaan untuk variable Disiplin kerja

ditampilkan pada tabel di halaman selanjutnya.

Tabel 4.8 Uji Validitas variable Disiplin Kerja

Variable Pertanyaan Nilai r r-kritis

Keterangan

X (Disiplin Kerja)

Aturan waktu Apel pagi dan sore

.755

0.3

Valid

Datang tepat waktu .565 Valid

Siap saat pimpinan/pegawai lain membutuhkan

.434 Valid

Peralatan kantor sesuai kebutuhan tugas

.441 Valid

Menjaga peralatan kantor

.804 Valid

Peralatan kantor memudahkan menyelesaikan tugas

.387 Valid

Bertanggungjawab tugas sesuai prosedur

.306 Valid

Bertanggungjawab terhadap hasil kerja

.629 Valid

Mentaati peraturan mengenai seragam

.458 Valid

Menunjukkan identitas yang jelas

.309 Valid

Aturan waktu Apel pagi dan sore

.850 Valid

Datang tepat waktu .565 Valid

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat dijelaskan bahwa

dari 10 pertanyaan yang mewakili variabel Disiplin kerja Pegawai Bagian

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

70

Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo

yang diajukan oleh responden, dimana keseluruhan pertanyaan dikatakan

valid karena lebih besar dari nilai kritis (0.3) yang ditetapkan. Dengan

demikian dapat dikatakan pertanyaan-pertanyaan yang mewakili variabel

disiplin pegawai pada Bagian Administrasi Umum dan Pemerintahan

Sekretariat Daerah Kota Gorontalo adalah tepat atau valid, sehingga

dapat dilanjutkan pada pengujian selanjutnya.

Tabel 4.9 Uji Validitas variable Kinerja Pegawai

Variable Pertanyaan Nilai r r-kritis

Keterangan

Y (Kinerja

Pegawai)

Menyelesaikan kerja sesuai jumlah

.452

0.3

Valid

Menyelesaikan kerja sesuai kualitas

.356 Valid

Pekerjaan mengedepankan fungsi kerja sama

.431 Valid

Mengerti TUPOKSI kerja .799 Valid

Dapat mengandalkan kemampuan pegawai

.704 Valid

Mempercayai pegawai lain dalam membantu kerja

.437 Valid

TUPOKSI kerja yang selaras tujuan organisasi

.772 Valid

Menunjukkan inisiatif dan ide dalam kerja

.410 Valid

Dapat mengevaluasi kerja sendiri

.502 Valid

Menyelesaikan kerja sesuai kemampuan teknis yang dimiliki

.661 Valid

Menyelesaikan kerja sesuai jumlah

.452 Valid

Menyelesaikan kerja sesuai kualitas

.356 Valid

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

71

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dengan menggunakan

program SPSS 16.0, dapat dijelaskan bahwa keseluruhan pernyataan

dinyatakan valid karena diketahui bahwa nilai batas keberartiannya lebih

tinggi dari nilai r-kritis pertanyaan yang berhubungan dengan variabel

Kinerja Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat

Daerah Kota Gorontalo, sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh

pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menjelaskan variabel

tersebut sudah tepat dan valid sehingga diharuskan untuk dilanjutkan ke

pengujian selanjutnya yakni uji reliabilitas tiap variabel.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah akurasi suatu perkiraan dalam mengukur

instrumen yang di olah melalui jawaban responden jika dikenakan

pertanyaan yang sama pada waktu yang sama pula. Untuk mengukur

reabilitas menggunakan nilai Cronbach‟s Alpha. Menurut Sekaran (2000)

“Koefisien Reliabilitas yang terdekat atau yang dapat diterima adalah jika

mendapatkan nilai sampai 1.0. pada umumnya, jika nilai reliabilitas yang

di dapatkan dari Cronbach alpha kurang dari 0.6 akan sangat sulit untuk

mengukurnya, 0.7 dapat diterima, dan 0.8 adalah bagus”. Adapun hasil Uji

reliabilitas tiap variabel pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

72

Tabel 4.10 Reliabilitas Variabel Disiplin Kerja

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.785 .748 10

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah

pertanyaan (n) yang disajikan pada variabel Disiplin kerja sebanyak 10

butir, dimana mengahasilkan nilai Cronbach‟ Alpha untuk variabel Disiplin

kerja sebesar 0.785, atau distandarkan menjadi 0.748 atau lebih dari 0.6.

Hal tersebut menjelaskan bahwa keandalan (reliabilitas) variabel Disiplin

Kerja Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota

Gorontalo pada penelitian ini adalah „baik‟ atau reliabel.

Tabel 4.11 Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.746 .697 10

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa

jumlah pertanyaan (n) yang mewakili variabel Kinerja Pegawai Bagian

Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo

sebanyak 10 buah, dengan nilai Cronbach alpha sebesar 0.746 dan telah

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

73

distandarisasi menjadi 0.697 atau lebih besar dari 0.6. Berdasarkan hal

tersebut dapat menjelaskan bahwa variabel Kinerja Pegawai dengan

berisi pertanyaan-pertanyaan didalamnya adalah andal atau reliable untuk

diteliti, sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian berikutnya.

4.3.3 Uji Normalitas

Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang

harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika

tujuannya adalah inferensi data. Jika terdapat normalitas, maka residual

akan terdistribusi secara normal dan independen, yaitu perbedaan antara

nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi

secara simetri sama dengan nol (Ghazali, 2009:27). Ghazali

menambahkan (2009:28), bahwa walaupun normalitas suatu variabel tidak

selalu diperlukan dalam setiap analisis, akan tetapi hasil uji statistik akan

lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal. Uji Normalitas pada

penelitian ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.12 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N.Disiplin N.Kinerja

N 24 24

Normal Parametersa Mean 35.9583 35.6667

Std. Deviation 6.89347 6.49191

Kolmogorov-Smirnov Z .814 .900

Asymp. Sig. (2-tailed) .522 .393

a. Test distribution is Normal.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

74

Berdasarkan tabel di atas, uji normalitas yang dilakukan pada

penelitian ini dengan mengambil sebaran angket dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang mewakili variabel Disiplin kerja dan Kinerja

Pegawai pada Bagian Administrasi Pemerintahan umum Sekretariat

Daerah Kota Gorontalo yang kemudian dijawab oleh seluruh responden

(Pegawai) yang berjumlah 24 orang (n). Hasil diatas menunjukkan bahwa

nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk variabel Disiplin Kerja sebesar

0.814, dan nilai K-S untuk variabel Kinerja Pegawai sebesar 0.900, atau

nilai kedua variabel lebih besar dari 0.5, sehingga dapat disimpulkan

bahwa data yang disebar melalui variable-variabel yang diteliti terdistribusi

secara normal dalam batas signifikansi 0.5.

4.4 Hasil Uji Analisis Regresi

Tabel 4.13 Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Beta

1 (Constant) .825

D.Pegawai .802 .731

a. Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan hasil uji analisis regresi pada tabel di atas, dapat

dijelaskan bahwa nilai konstan untuk variabel Kinerja Pegawai adalah

sebesar 0.825, atau menjelaskan bahwa jika seluruh model dalam

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

75

variabel Disiplin Kerja pegawai berpengaruh terhadap variabel Kinerja

Pegawai, maka diperoleh rata-rata nilai 0.825 satuan untuk Disiplin Kerja

Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah

Kota Gorontalo. Selanjutnya diketahui nilai regresi untuk variabel disiplin

kerja adalah sebesar 0.731, yang berarti setiap atau apabila terjadi

penambahan 1 poin bagi variabel Disiplin Kerja, maka akan diikuti sebesar

0.731 variabel Kinerja Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum

Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.

4.5 Uji Koefisien Analisis Regresi

4.5.1 Uji t (parsial)

Tabel 4.14 Uji t

T Sig.

1.281 .214

5.029 .000

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel sebelumnya,

diperoleh nilai t hitung untuk variabel Disiplin kerja pegawai sebesar

5.029> 0.00, atau t hitung disiplin kerja pegawai lebih besar dari nilai

signifikansinya, hal tersebut dapat menjelaskan bahwa variabel Disiplin

kerja pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat

Daerah Kota Gorontalo memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial

terhadap Kinerja pegawai. Hal tersebut juga diperkuat dengan nilai t

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

76

hitung = 5.029 > 0.684 (24) t tabel, atau dengan kata lain nilai t hitung

lebih besar dari t tabel.

4.6 Koefisien Determinasi (R)

Tabel 4.15 Koefisien determinasi

Model R R

Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .731a .535 .514 .61693

a. Predictors: (Constant), D.Pegawai

Dari tampilan output SPSS 16.0 pada tabel di atas, dinyatakan nilai

R adalah 0.731, dan R square sebesar 0.535 atau 53.5%. hal ini

menjelaskan bahwa dari 100% pembahasan mengenai Kinerja pegawai

pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota

Gorontalo, sebesar 53.5% dapat dijelaskan oleh disiplin pegawai yang

diterapkan, sedangkan sisanya sebesar 46.5% memungkinkan untuk

dijelaskan melalui faktor-faktor lainnya seperti loyalitas kerja, motivasi

kerja, pengalaman kerja, pendidikan dan pelatihan, Budaya kerja,

Kepemimpinan, dan lain-lain. Standar Error of Estimate menggambarkan

sejauh mana Variabel Disiplin kerja dapat dijelaskan melalui Variabel

Kinerja Pegawai. Pada tabel di atas, nilai SEE untuk koefisien determinasi

sebesar 0.617,

atau masih lebih kecil. Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa Variabel Kinerja Pegawai sangat kuat untuk dijelaskan

melalui variabel Disiplin kerja pada Bagian Administrasi Pemerintahan

Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

77

4.7 Pengujian Hipotesis

Tabel 4.16 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian data yang dirangkum pada tabel di

atas, maka diperoleh kesimpulan akan hipotesis pada penelitian ini yakni

diterima, dimana Disiplin pegawai secara positif berpengaruh terhadap

Kinerja pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat

Daerah Kota Gorontalo.

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang

bertujuan untuk melihat pengaruh Disiplin kerja terhadap Kinerja Pegawai

pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota

Gorontalo. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa Disiplin sangat

penting untuk diterapkan bagi pegawai maupun bagi organisasi karena

penerapan hal tersebut akan sinergi dengan kemampuan Pegawai dalam

hal ketepatan waktu, ketaatan terhadap aturan kantor yang seharusnya

secara langsung akan mempengaruhi Kinerja Pegawai dalam

menjalankan tugas-tugasnya terkait pengelolaan administrasi umum,

keprotokoleran, dan penyusunan laporan program pemerintahan.

Hipotesis Beta Uji t Sig. R

Disiplin kerja berpengaruh secara positif terhadap Kinerja Pegawai Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.

0.722

5.092 0.00 0.00

53.5%

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

78

Sebagaimana hasil pengelolaan data sebelumnya diketahui bahwa

Disiplin kerja (yang termasuk didalamnya Ketepatan waktu, penggunaan

peralatan dengan baik, tanggung jawab yang tinggi, dan ketaatan

terhadap aturan) terbukti sangat signifikan berpengaruh terhadap kinerja

pegawai pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat

Daerah Kota Gorontalo. Oleh sebab itu, kiranya model Disiplin kerja yang

mengandung hal-hal tersebut diatas dianggap pantas dan cocok untuk

dipraktekkan pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat

Daerah Kota Gorontalo. Hal tersebut sejalan dari hasil tanggapan

responden (pegawai) terhadap angket (pertanyaan) yang diajukan,

dimana sebagian besar Pegawai telah mengerti mengenai konsep Disiplin

kerja yang diterapkan pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum

Sekretariat Daerah Kota Gorontalo, hanya saja ketaatan pegawai dalam

mengimplementasikan instrumen-instrumen didalamnya yang perlu terus

diperhatikan.

Hal tersebut di atas juga didukung melalui panyebaran

angket/kuisioner yang dijawab oleh pegawai Bagian Administrasi

Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo, dimana

kuisioner yang menyangkut organisasi dalam mengarahkan, memberikan

tanggung jawab, memberikan aturan, dan pemberian peralatan kantor

sangat direspon baik oleh Pegawai sehingga kiranya hal ini dapat menjadi

acuan bagi organisasi dalam mendesain suatu koordinasi antar pegawai

yang efektif dalam menjalankan tugasnya sesuai beban kerja yang

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

79

diberikan. Suatu desain koordinasi dan tanggungjawab kerja merupakan

suatu skema yang harus dijalankan untuk dapat mengubah pola pikir

Pegawai dalam menjalankan Pekerjaannya, sehingga tujuan organisasi

setidaknya dapat tercapai dengan mengandalkan Sumberdaya yang ada.

Pencapaian tujuan organisasi tidak terlepas dari pemahaman

Pegawai pengenai penerapan kepatuhan terhadap aturan Kantor,

ketaatan kerja, dan tanggung jawab kerja yang dilaksanakan. Hal tersebut

sejalan dengan pemahaman Disiplin Kerja menurut Hasibuan (2008 :

194), yang menjelaskan bahwa hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap

Pegawai mengenai Disiplin kerjanya adalah kesadaran Pegawai untuk

mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan

untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi Pegawai dalam

menciptakan tata tertib yang baik dalam organisasi. Selain itu organisasi

tersebut harus mengusahakan agar peraturan itu bersifat jelas, mudah

dipahami dan berlaku bagi semua pegawai.

Penerapan disiplin kerja setidaknya dapat meningkatkan mutu kerja

pegawai kearah yang lebih baik, yang nantinya pemahaman akan disiplin

kerja akan memudahkan pimpinan dalam mencapai tujuan dari organisasi.

Sebagaimana kutipan pernyataan Mangkunegara (2005:52)

mengemukakan bahwa disiplin kerja merupakan sifat seorang Pegawai

yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu

Untuk mendapatkan hasil kerja dapat tercapai secara maksimal maka

Pegawai harus mempunyai kinerja yang baik. Kinerja yang baik, hasil

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

80

yang didapatkan juga baik. Kinerja Pegawai yang optimal akan

memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan proses

pelaksanaan pekerjaan.

Penjelasan di atas sejalan dengan pernyataan yang disampaikan

oleh (Daryanto,1997:56) bahwa disiplin adalah suatu proses yang dapat

menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan

meningkatkan tujuan organisasi secara objektif, melalui kepatuhannya

menjalankan peraturan organisasi.

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa hasil penjelasan

dan pernyataan yang terangkum dalam beberapa pendapat Ahli di atas

mempertegas hasil penelitian yang dilakukan secara statistik pada Bagian

Administrasi Pemerintahan Umum sekretariat daerah kota gorontalo.

Dengan demikian, diketahui bahwa hipotesis yang disusun pada penelitian

ini diterima dengan melihat hasil uji t hitung yang lebih besar dari t tabel,

sehingga mendapatkan hasil bahwa Disiplin kerja yang diterapkan pada

Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota

Gorontalo memiliki pengaruh secara parsial terhadap Kinerja pegawai.

Namun melihat uji determinasi sebesar 0.535 atau 53.5%, sehingga dapat

dijelaskan bahwa organisasi tidak dapat mengandalkan suatu skema

Disiplin kerja saja untuk meningkatkan Kinerja pegawai pada Bagian

Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kota Gorontalo.

Namun perlunya memperhatikan faktor-faktor lainnya yang dapat

mendukung Kinerja pegawai sebesar 46.5% yakni faktor-faktor lain yang

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/3630/9/2013-1-61201-931409093-bab4...dulunya dalam wilayah Sulawesi Utara seperti Gorontalo Bolaang Mongondow

81

tidak dijelaskan dalam penelitian ini seperti Motivasi kerja, Loyalitas

Pegawai, Tingkat Pendidikan, Budaya Organisasi, Kepemimpinan, dan

lain-lain.