BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran...
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati
Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek
Penelitian Siswa Kelas II sebesar 25 siswa yang terdiri dari 12 siswa
perempuan dan 13 siswa laki-laki.
SD Negeri Gabahan berada di Desa Gabahan Kecamatan Mlati
Kabupaten Sleman. Jarak tempuh ke SD Negeri Gabahan dari pusat kota ±
2,5 km. SD Negeri Gabahan terletak sangat strategis yaitu di pinggir jalan
raya. Suasana SD Negeri Gabahan nyaman dikelilingi tanaman yang
rindang. Di sebelah barat SD Negeri Gabahan terdapat kebun warga, di
sebelah utara terdapat jalan raya menuju pusat kabupaten Sleman, di sebelah
timur terdapat rumah penduduk, dan di selatan terdapat kantor Kecamatan
Mlati. Letak yang strategis ini membuat SD Negeri Gabahan mudah
dijangkau. Selain itu dekat dengan pemukiman penduduk Desa Gabahan.
4.2. Karakteristik Responden
SD Negeri Gabahan memiliki 8 guru, 1 tata usaha dan 1 penjaga
sekolah. Jumlah keseluruhan siswa 157 siswa terdiri dari kelas I sampai
kelas VI. SD Negeri Gabahan memiliki sepuluh ruangan. Dengan rincian
enam ruang kelas yang terdiri dari kelas I sampai dengan kelas VI, satu
kantor guru, satu kantor kepala sekolah, satu perpustakaan, satu ruang
komputer, satu rumah dinas penjaga sekolah dan satu ruang UKS. Ruang
kelas sudah baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Disetiap
ruang kelas juga tersedia tempat hasil karya siswa sehingga kelas terkesan
menarik dan dapat memacu kreativitas siswa dalam berkarya. SD Negeri
Gabahan juga menyediakan lima wc yang terdiri dari 1 wc guru dan 4 wc
siswa. SD Negeri Gabahan juga mempunyai halaman yang cukup luas yang
39
digunakan sebagai satu lapangan upacara dan sekaligus digunakan sebagai
lapangan voly, senam, sepak takraw dan badminton. Tenaga guru yang ada
di Sekolah Dasar sudah cukup disetiap kelas. Jumlah tenaga pengajar terdiri
dari 12 guru salah satunya Kepala Sekolah, dengan rincian 1 Kepala
Sekolah dengan pendidikan terakhir S1, 6 guru kelas dengan pendidikan
terakhir S1 dan 1 guru yang sedang menempuh S1 yang terdiri atas 6 guru
kelas PNS, 1 guru olahraga dengan pendidikan terakhir S1, 1 orang guru
wiyata (Bahasa Inggris) dengan pendidikan terakhir S1, 2 guru agama Islam
dan Kristen dengan pendidikan terakhir S1. Adapun 2 karyawan sekolah
tenaga honorer yang bertugas sebagai penjaga sekolah dan TU.
4.3. Deskripsi Data Hasil Belajar Kondisi Awal
Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pada mata pelajaran matematika. Selain observasi secara
langsung peneliti juga mendapatkan data dari guru kelas II melalui nilai
ulangan. Berdasarkan hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa
hasil belajar siswa kelas II rendah. Siswa kurang aktif dalam kegiatan proses
belajar mengajar, terlihat dari tingkat keaktifan siswa kelas II SD Negeri
Gabahan secara umum termasuk dalam kategori kurang baik sesuai dengan
penyebarannya yaitu sebagai berikut :
Hasil data menunjukkan bahwa siswa yang menjawab atau merespon
pertanyaan dari guru dilakukan oleh 7 siswa, dinyatakan dalam bentuk
persentase sebesar 28% dan termasuk dalam tingkat keaktifan kurang.
Program tuntas hasil belajar yang diharapkan oleh guru belum tercapai,
ditandai dengan hasil belajar matematika yang sebagian besar mendapat
nilai dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Pada pra siklus ini siswa
yang tuntas belajar sebesar 32% atau 8 dari 25 siswa. Sedangkan yang
belum tuntas sebesar 68% atau 17 dari 25 siswa.
40
Dari kondisi inilah peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas atau
PTK dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
Diperoleh data hasil belajar matematika sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika Kondisi Awal Semester II
Siswa Kelas II SD Negeri Gabahan Tahun Ajaran 2011/2012
Skor Frekuensi Persentase
(%) Keterangan
40 – 45 5 20 % Tidak tuntas 46 – 51 5 20% Tidak tuntas 52 – 57 4 16 % Tidak tuntas 58 – 63 3 12 % Tidak tuntas 65 – 72 7 28 % Tuntas 73 – 81 1 4 % Tuntas Jumlah 25 100 %
Nilai rata-rata 56,8 Nilai tertinggi 75 Nilai terendah 40
Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dapat
dilihat pada Diagram Garis 4.1 di bawah ini :
Gambar 4.1 Diagram
Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika
41
Siswa Kelas II SD Negeri Gabahan Semester II Berdasarkan data dari hasil belajar matematika, menunjukkan bahwa
hasil belajar matematika kelas II SD Negeri Gabahan tersebut masih kurang.
Pada pembelajaran Matematika, guru menggunakan metode konvensional
dan tidak menggunakan alat peraga.
Sedangkan ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil tes Formatif Kondisi
Awal Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase
< 65 17 Tidak tuntas 68%
≥ 65 8 Tuntas 32%
Jumlah 25 100%
Nilai
tertinggi
75
Nilai
terendah
40
Rata-rata 56,8
Keterangan :
KKM Sekolah : 65
Dari hasil analisis tes formatif kondisi awal, masih ada 17 siswa yang
belum tuntas atau belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal sekolah
yaitu 65. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal dapat
dilihat pada Diagram Batang 4.2 berikut :
42
Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Hasil tes kondisi Awal
Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dan
diagram batang di atas dapat disimpulkan bahwa dari 25 siswa terdapat 8
siswa (32%) yang tuntas dan 17 siswa (68%) yang tidak tuntas. Nilai
tertinggi 75, nilai terendah 40, serta nilai rata-rata yaitu 56,8. Rendahnya
hasil belajar Matematika siswa kelas II SD Negeri Gabahan dipengaruhi
oleh penanaman konsep dasar matematika yang diberikan oleh guru belum
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dikarenakan guru kurang
mengemas materi matematika secara konkret dan sebagian besar siswa tidak
memperhatikan pada saat guru menjelaskan. Guru masih terlalu dominan
dalam menjelaskan materi sehingga siswa cenderung bosan di dalam kelas,
akibatnya pelajaran matematika tidak disukai oleh sebagian besar siswa. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran, selain itu
proses pembelajaran matematika kurang menekankan pada aspek yang
melibatkan keaktifan siswa.
Berdasarkan hasil belajar matematika yang rendah dari siswa kelas II di
SD Negeri Gabahan Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 di atas, guru akan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan
penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes
pada materi perkalian dan pembagian bilangan untuk meningkatkan hasil
43
belajar pada mata pelajaran Matematika yang akan dilakukan dalam dua
siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “Perkalian
Bilangan”, dan siklus II pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan
“Pembagian Bilangan”.
4.1.3.1 Siklus 1 (6 x 35 menit)
a. Perencanaan tindakan
Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan
dengan rincian sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan
diskusi dengan guru kelas II mengenai materi pembelajaran yang akan
disajikan guru kelas serta alat penunjang lain yang perlu digunakan.
Sebelum guru kelas mengajar pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Daftar presensi siswa, alat peraga pensil
dan sedotan, Lembar Kerja Siswa, Lembar observasi aktivitas siswa,
Lembar observasi keterampilan guru, dan buku pembelajaran. Peneliti
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan
materi perkalian bilangan. Dalam pembelajarannya dengan tahapan-tahapan
belajar menurut teori Dienes.
2) Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak
lanjut dan perbaikan dari kekurangan pada pertemuan I maka pada
perencanaan pertemuan II pokok bahasannya perkalian bilangan sampai 5 x
10 dengan menerapkan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes.
Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka persiapan yang dilakukan oleh
peneliti adalah : menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi aktivitas siswa,
alat peraga kartu perkalian, dan buku pembelajaran.
44
3) Pertemuan 3
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai tindak
lanjut dari pertemuan I dan II yang peneliti gunakan untuk mengadakan tes
evaluasi bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan I
dan II. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal test, lembar jawab. Sebelum
tes diadakan guru terlebih dahulu mengulas materi yang telah dipelajari
pada pertemuan I dan pertemuan II secara singkat. Memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa. Guru
mengadakan tes selama 1 x 35 menit.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu
pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III. Masing-masing pertemuan
berlangsung selama 60 menit (2 jam pelajaran). Pertemuan I dilaksanakan
pada hari Jumat, 2 Maret 2012, pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu,
3 Maret 2012, dan pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin, 5 Maret
2012.
1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar kerja siswa, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran
guru mengajak peserta didik untuk berdoa, presensi, guru memberikan
apersepsi dan motivasi, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
45
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan
inti. Peserta didik dalam kelompok berdiskusi melaksanaan permainan
pensi X dengan benda pensil dan sedotan tentang perkalian bilangan
dengan tahapan belajar menurut teori Dienes, kemudian membahas hasil
diskusi dalam permainan, setelah itu guru memberikan penguatan dan
menarik kesimpulan. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang
perkalian bilangan. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut
untuk mempelajari materi berikutnya.
2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut
dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan
I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), alat peraga kartu perkalian, lembar kerja siswa, lembar observasi,
dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik
untuk berdoa, presensi, guru memberikan motivasi, peserta didik
mengadakan , serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan
kegiatan inti. Peserta didik melakukan diskusi menggunakan alat peraga
kartu perkalian, kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru
memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru
memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya.
3) Pertemuan 3 (2 x 35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai kegiatan
untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi.
46
Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa,
presensi, guru memberikan motivasi, melakukan tanya jawab berkaitan
dengan materi sebelumnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata
pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya
mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta
didik untuk mempelajari materi selanjutnya.
c. Hasil Pengamatan
1. Pertemuan I
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I adalah sebagai
berikut :
a. Berdasarkan hasil observasi penerapan pembelajaran menggunakan
tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes yang diterapkan guru pada
siklus 1 penerapan indikator pembelajaran cukup baik. Hal ini dapat dilihat
pada Lembar observasi pada siklus I pada lampiran 14, yang menunjukkan
keseluruhan indikator dengan memperoleh skor 2-3 dengan kriteria
penilaian baik, skor 1-2 dengan kriteria penilaian cukup dan 0-1 dengan
kriteria penilaian kurang. Keseluruhan kegiatan pembelajaran rata-rata
mendapat skor dalam kategori cukup.
b. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang menerapkan tahapan-
tahapan belajar menurut teori Dienes belum terbiasa dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga guru masih mengalami kesulitan dalam
mengarahkan siswa ke dalam penerapan tahapan-tahapan belajar menurut
teori Dienes. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil dari
pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas V).
c. Guru membuat kesimpulan materi pelajaran dengan melibatkan siswa.
Pada saat pembelajaran pertemuan 1 (siklus 1) berlangsung, praktikan
meminta bantuan Observer (guru kelas V) untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi
47
lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut
meliputi item untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran dan
keterampilan guru dalam mengajar. Dari hasil observasi tersebut dapat
diketahui yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran
berlangsung. Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan diperbaiki pada
pertemuan II.
2. Pertemuan II
Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran mulai berjalan dengan
baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan II adalah
sebagai berikut:
a. Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada siklus
I pertemuan II mengalami peningkatan dibandingkan pada hasil observasi
pada siklus I pertemuan I. Berdasarkan lembar hasil observasi pada
lampiran 13 indikator penerapan pembelajaran dengan menggunakan
tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes mendapat skor 2 dengan
pernyataan cukup.
b. Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, praktikan
meminta bantuan observer (guru kelas V) untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi
item untuk mengamati aktivitas siswa. Dari hasil observasi tersebut siswa
antusias dalam pembelajaran. Siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran
karena guru selalu memberikan motivasi belajar. Guru optimal dalam
membimbing siswa pada saat kerja kelompok, adanya keterlibatan aktif
siswa dalam membuat kesimpulan berdasarkan materi.
3. Pertemuan 3
Pada siklus I pertemuan III ini kegiatan pembelajaran yaitu mengulas materi
yang dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Guru kembali
menjelaskan materi yang belum dipahami siswa dengan mengajukan
beberapa pertanyaan. Setelah dijelaskan, siswa diberi kesempatan untuk
bertanya apabila belum paham, namun tidak ada siswa yang bertanya.
48
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan II adalah sebagai
berikut:
a. Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan motivasi sesuai
dengan RPP. Guru sudah cukup baik menjelaskan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran berdasarkan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes
beserta tujuan pembelajaran.
b.Lembar observasi yang diisi observer meliputi item untuk mengamati
aktivitas siswa dalam pembelajaran dan keterampilan guru dalam mengajar
berdasarkan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes. Adapun item
yang tidak diisi oleh observer dikarenakan karena kegiatan yang dilakukan
guru pada pertemuan ke tiga ini tidak sama dengan pertemuan pertama dan
ke dua.
d. Hasil tindakan
1) Analisis data dari hasil belajar matematika pra siklus
a) Analisis data hasil belajar matematika pra siklus
Sebelum pembelajaran matematika tanpa menggunakan tahapan-tahapan
belajar menurut teori Dienes dilaksanakan. Hasil belajar matematika pra
siklus (kondisi awal) dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal
N (Jumlah siswa) Nilai minimal
Nilai maximal
Mean (Rata-rata)
25 45 75 56,8 Berdasar Tabel 4.3 dapat diketahui nilai terendah siswa adalah 45 dan
nilai tertingginya adalah 75. Nilai rata-rata siswa kelas II adalah 56,8. Hasil
belajar matematika kelas II akan ditingkatkan dengan menggunakan alat
peraga perkalian.
49
b) Analisis data hasil belajar matematika siklus 1
Pembelajaran matematika pada siklus 1 dengan menggunakan alat peraga
bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil
belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siklus 1
N (Jumlah siswa)
Nilai minimal
Nilai maximal
Mean (Rata-rata)
25 56 84 69,6
Hasil belajar matematika pada siklus 1 dapat diketahui dari Tabel 4.4
bahwa nilai terendah siswa adalah 56 dan nilai tertinggi siswa 84. Rata-rata
nilai siswa kelas II adalah 69,6. Rata-rata siswa mengalami peningkatan
dibandingkan dengan rata-rata nilai pra siklus. Peningkatan rata-rata nilai
pra siklus dari 56,8 menjadi 69,6. Distribusi hasil belajar matematika postes
kelas II dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 1
Nilai Frekuensi Persentase (%)
Keterangan Tuntas Belum
tuntas 50 – 56 4 16% - √ 57 – 63 2 8 % - √ 65 – 70 7 28 % √ - 71 – 77 8 32 % √ - 78 – 84 4 16% √ - Jumlah 25 100 %
Tabel 4.5 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar
matematika tes siklus 1 sebanyak 25 siswa kelas II SD Negeri Gabahan.
Setelah dilakukan evaluasi, siswa yang sudah tuntas belajar atau mendapat
nilai di atas KKM atau ≥65 sebanyak 19 siswa atau 76% dari jumlah siswa.
Siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 6 siswa atau 24% dari jumlah
siswa. Berdasarkan sebaran hasil belajar matematika siklus 1, jika dituangkan
dalam bentuk Diagram Batang dapat dilihat pada Diagram Batang 4.3.
50
Gambar 4.3.
Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 1
Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus 1
Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase
< 65 6 Tidak tuntas 24%
≥65 19 Tuntas 76%
Jumlah 25 100%
Nilai
tertinggi
84
Nilai
terendah
56
Rata-rata 69,6
51
Dari hasil analisis tes formatif siklus I, masih ada 6 siswa yang belum tuntas
atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu 65. Secara lebih
rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus I dapat dilihat pada Diagram 4.4
berikut :
Gambar 4.4 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus I
1) Analisis data dari hasil observasi Aktivitas siswa
Analisis data berdasarkan hasil pengamatan berasal dari hasil observasi
terhadap siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada
siswa, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran Matematika pada
pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 3 terdapat 10 siswa sudah aktif.
Keaktifan siswa dilihat dari kegiatan diskusi kelompok, keaktifan bertanya,
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan petunjuk guru, mengungkapkan pendapat,
dan melakukan permainan berdasarkan tahapan belajar menurut teori Dienes
dapat dilihat pada lampiran 18.
2) Hasil observasi keterampilan guru
Hasil pengamatan diperoleh dari hasil observasi keterampilan guru pada
kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan. Untuk mengamati keberhasilan
keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran, dengan menggunakan
52
lembar observasi. Aspek yang nilai meliputi enam belas aspek yaitu
keterampilan menjelaskan kepada siswa, keterampilan bertanya kepada siswa,
keterampilan menggunakan variasi, keterampilan guru dalam menyampaikan
apersepsi, kemampuan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, keterampilan
guru dalam memberikan motivasi, keterampilan guru dalam penguasaan materi
dll data lengkap pada lampiran 15. Berdasarkan hasil observasi penggunaan
tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes yang diterapkan guru pada siklus
I cukup. Hal itu dapat dilihat pada lembar observasi keterampilan guru pada
siklus I (terlampir), yang menunjukkan keseluruhan aspek yang dinilai dengan
memperoleh skor 2 dengan keterangan cukup. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran yang menerapkan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes
belum terbiasa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru mengalami
kesulitan dalam mengarahkan siswa ke dalam penerapan tahapan-tahapan
belajar menurut teori Dienes. Analisis penelitian setelah pembelajaran
diperoleh hasil observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru
kelas V). Lembar observasi keterampilan guru terdapat pada lampiran 15.
3) Hasil belajar matematika aspek kognitif
Berdasarkan hasil belajar matematika pada waktu pra siklus dan siklus I,
siswa yang mendapat nilai < 65 sebanyak 8 siswa saat pra siklus dan saat siklus
1 sudah berkurang menjadi 6 siswa saja yang mendapat nilai < 65. Rata-rata
nilai siswa juga mengalami peningkatan. Saat pretes 56,8 dan saat postes
siklus 1 meningkat menjadi 69,6. Hasil Belajar Matematika siklus 1 dapat
dilihat pada lampiran 18.
4) Hasil Belajar siswa aspek keterampilan sosial
Hasil belajar siswa aspek keterampilan sosial dalam siklus I ini mulai
terbentuk. Aspek keterampilan sosial siswa pada siklus I telihat siswa antusias
dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan berdasarkan tahapan-tahapan belajar
menurut teori Dienes dan sudah terbiasa. Selain itu siswa juga makin terarah
dalam kegiatan belajar menurut tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes,
siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab, berdiskusi dalam kelompok. Dan
53
secara keseluruhan proses pembelajaran sudah baik dan suasana pembelajaran
juga menyenangkan sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran siswa
tidak tertekan. Dengan demikian tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes
lebih meningkat dibandingkan pada kondisi awal dan dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek sosial.
d. Refleksi
Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada
pertemuan siklus I dan hasil nilai siswa pada pertemuan III. Refleksi ini
digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil
tindakan dalam proses pembelajaran indikator pengamatan pembelajaran
dengan menggunakan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes siklus I
mengalami perbaikan nantinya pada siklus II. Hasil analisis data yang
diperoleh dari lembar hasil observasi pada siklus I dalam kategori cukup.
Berdasarkan lembar hasil observasi pada lampiran 13 indikator penerapan
pembelajaran dengan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes mendapat
skor 2 dengan pernyataan 75% penerapan pembelajaran dengan tahapan-
tahapan belajar menurut teori Dienes telah diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Setelah selesai pembelajaran pada siklus I maka dilaksanakan
evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil
evaluasi yang diperoleh siswa dengan KKM 65 maka diperoleh dari seluruh
jumlah siswa yang berjumlah 25 siswa dalam belajarnya sebanyak 19 siswa
tuntas dengan mendapat nilai diatas 65 dan rata-rata nilai pada siklus I adalah
69,6. Dengan demikian penggunaan tahapan-tahapan belajar menurut teori
Dienes yang dilakukan pada siklus I berhasil meningkatkan hasil belajar
matematika siswa. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan
yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar matematika peneliti memberikan
patokan 75% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat
mencapai nilai ≥ 65 sesuai dengan KKM.
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil belajar
matematika sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM dan masih ada siswa yang belum aktif dalam
54
mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran
siklus 1, akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki pembelajaran
matematika pada siklus 2. Pada siklus 2 lebih ditekankan pada hasil belajar
matematika.
4.1.3.2 Siklus 2 (6 x 35 menit)
Setelah melihat kekurangan dan kelebihan dalam siklus I, perencanaan
pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari
kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan 3 kali
pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan
siklus I tetapi yang membedakan adalah pokok bahasan yang berbeda yaitu
pembagian. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan melalui 3
pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
a. Perencanaan tindakan
1) Pertemuan I
Guru menyiapkan bahan yang diperlukan dalam proses pembelajaran,
diantaranya RPP, lembar kerja siswa, lembar observasi untuk guru saat proses
belajar mengajar, lembar observasi aktivitas siswa, buku pembelajaran, alat
peraga permen, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses
pembelajaran. Setelah melihat kekurangan dan kelebihan dalam siklus I yang
terdiri dari pertemuan I, II, III perencanaan pembelajaran pada siklus II ini
sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada
siklus I. Siklus II akan dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan materi yang
berbeda yaitu pembagian.
2) Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak
lanjut dan perbaikan dari kekurangan pada pertemuan I maka pada
perencanaan pertemuan II pokok bahasannya pembagian bilangan dua angka.
Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka persiapan yang dilakukan oleh
peneliti adalah : menyiapkan RPP dengan penggunaan alat peraga bola dan
55
tomat, lembar kerja siswa, lembar observasi untuk guru saat proses belajar
mengajar, lembar observasi aktivitas siswa, buku pembelajaran.
3) Pertemuan 3
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai tindak
lanjut dari pertemuan I dan II yang peneliti gunakan untuk mengadakan tes
evaluasi bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan
II. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka peneliti menyiapkan segala
sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal test, lembar jawab. Sebelum
tes diadakan guru terlebih dahulu mengulas materi yang telah dipelajari pada
pertemuan I dan pertemuan II secara singkat. Memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa. Guru
mengadakan tes selama 1 x 35 menit.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), alat peraga permen, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran
guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, serta guru menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan
kegiatan inti. Peserta didik dibagi dalam kelompok melaksanaan permainan
permen perkalian dengan tahapan belajar menurut teori Dienes (permainan
bebas, permainan menggunakan aturan , kesamaan sifat, representasi, dan
formulalisasi), kemudian membahas hasil diskusi kelompok, setelah itu guru
memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru bertanya jawab
dengan peserta didik tentang arti pembagian sebagai pengurangan berulang.
Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari
materi berikutnya.
2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit)
56
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II sebagai tindak lanjut
dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan I,
maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), alat peraga bola dan tomat, lembar kerja kelompok, lembar observasi,
dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik
untuk doa, presensi, guru memberikan apersepsi dan motivasi, serta guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan
kegiatan inti. Peserta didik melakukan permainan Ball Colour pembagian
menggunakan alat peraga bola dan tomat berdasarkan tahapan belajar
menurut teori Dienes, kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru
memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru
memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya.
3) Pertemuan 3 (2 x 35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan III sebagai kegiatan untuk
mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi. Pada awal pembelajaran
guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi,
melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi sebelumnya, guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-
kata pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya
mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta didik
untuk mempelajari materi selanjutnya.
c. Hasil tindakan
1) Analisis data dari hasil belajar matematika siklus 2
57
Pembelajaran siklus 2 menekankan penggunaan alat peraga pembagian
berdasarkan tahapan belajar menurut teori Dienes (permainan bebas,
permainan menggunakan aturan, kesamaan sifat, representasi, simbolisasi dan
formulalisasi) untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil
belajar matematika siswa kelas II siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siklus 2
N (Jumlah siswa)
Nilai minimal
Nilai maximal
Mean (Rata-rata)
25 58 100 75,56
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa pada
tes siklus 2 adalah 58. Nilai tertinggi pada siklus 2 adalah 100. Nilai terendah
pada saat pretes 45 dan saat tes siklus 1 adalah 56. Nilai tertinggi pada pretes
75 dan saat postes siklus 84. Nilai siswa pada saat pretes, postes siklus 1, dan
postes siklus 2 semakin mengalami peningkatan. Peningkatan nilai juga
ditunjukkan pada nilai rata-rata siswa. Rata-rata nilai pada siklus 2, dari Tabel
5 diketahui sebanyak 75,56. Rata-rata nilai pada saat pretes sebanyak 56,8 dan
pada saat postes siklus 1 sebanyak 69,6. Itu menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika siswa kelas II mengalami peningkatan dengan menggunakan
tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes (permainan bebas, permainan
menggunakan aturan, kesamaan sifat, representasi, simbolisasi, dan
formulalisasi).
Distribusi hasil belajar matematika kelas II postes siklus 2 dapat dilihat
pada Tabel 4.8. Dari Tabel 4.8, kita dapat mengetahui sebaran nilai kelas II
pada siklus 2.
Tabel 4.8 Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 2
Nilai Frekuensi Persentase (%)
Keterangan Tuntas Belum tuntas
58 - 64 4 16% - √ 65 - 73 5 20% √ - 74 - 82 11 44% √ -
58
83 - 91 3 12% √ - 92 -100 2 8% √ - Jumlah 25 100%
Tabel 4.8 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar
matematika postes siswa siklus 2 sebanyak 25 siswa kelas II SD Negeri
gabahan. Setelah dilakukan evaluasi, semua siswa sudah tuntas belajar atau
mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 65. Berdasarkan sebaran hasil belajar
matematika siswa siklus 2 dapat dilihat pada Diagram Batang 4.5
Gambar 4.5. Diagram Batang
Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 2
Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9
Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes formatif siklus 2 Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase <65 4 Tidak tuntas 16% ≥65 21 Tuntas 84%
Jumlah 25 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 58
Rata-rata 75,56 Keterangan :
KKM Sekolah : 65
59
Dari hasil analisis tes formatif siklus II, tedapat 4 siswa yang belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu 65. Secara lebih rinci,
ketuntasan hasil tes formatif siklus 2 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut :
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus II
2) Analisis data dari hasil observasi Aktivitas siswa
Analisis data berdasarkan hasil pengamatan berasal dari hasil observasi
terhadap siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada
siswa, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran Matematika pada
siklus 2 sampai dengan pertemuan 3 terdapat 21 siswa aktif. Keaktifan siswa
dilihat dari kegiatan diskusi kelompok, keaktifan bertanya, pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan petunjuk guru, mengungkapkan pendapat, dan
melakukan permainan berdasarkan tahapan belajar menurut teori Dienes dapat
dilihat pada lampiran 19.
3) Hasil observasi keterampilan guru
Hasil pengamatan diperoleh dari hasil observasi keterampilan guru pada
kegiatan pembelajaran yang telah diterapkan. Untuk mengamati keberhasilan
keterampilan guru dalam penerapan pembelajaran, dengan menggunakan
lembar observasi. Aspek yang nilai meliputi enam belas aspek yaitu
keterampilan menjelaskan kepada siswa, keterampilan bertanya kepada siswa,
60
keterampilan menggunakan variasi, keterampilan guru dalam menyampaikan
apersepsi, kemampuan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, keterampilan
guru dalam memberikan motivasi, keterampilan guru dalam penguasaan materi
dll. Berdasarkan hasil observasi penggunaan tahapan-tahapan belajar menurut
teori Dienes yang diterapkan guru pada siklus II sudah baik. Hal itu dapat
dilihat pada lampiran 15 lembar observasi keterampilan guru pada siklus II ,
yang menunjukkan keseluruhan aspek yang dinilai dengan memperoleh skor 2
dengan keterangan baik. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang
menerapkan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes belum terbiasa
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru mengalami kesulitan dalam
mengarahkan siswa ke dalam penerapan tahapan-tahapan belajar menurut teori
Dienes. Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi atau
pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas V). Lembar observasi
keterampilan guru siklus II dapat dilihat pada lampiran 15.
4) Hasil belajar matematika aspek kognitif
Berdasarkan hasil belajar matematika pada waktu pra siklus dan siklus I,
siswa yang mendapat nilai <65 sebesar 6 siswa saat siklus I dan saat siklus II
sudah berkurang menjadi 4 siswa yang mendapat nilai <65. Rata-rata nilai
siswa juga mengalami peningkatan. Saat siklus I 69,6 dan saat siklus 2
meningkat menjadi 75,56. Hasil belajar matematika siklus II dapat dilihat pada
lampiran 19.
5) Hasil Belajar siswa aspek keterampilan sosial
Aspek keterampilan sosial siswa mengalami peningkatan pada pertemuan
berikutnya dibandingkan sebelum dilaksanakan tindakan. Hal ini terlihat siswa
antusias dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan
tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes. Siswa aktif dalam kegiatan
tanya jawab, berdiskusi dalam kelompok dan aktif dalam mengikuti kegiatan
bermain berdasarkan tahap-tahapan belajar menurut teori Dienes. Dan secara
keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah baik dan suasana pembelajaran
61
menyenangkan sehingga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa tidak
tertekan.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya
diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan
pengamatan atau temuan dari observer pada siklus 2.
1) Kegiatan pembelajaran siklus 2 berlangsung sudah sesuai dengan
harapan dan berjalan dengan baik.
2) Siswa lebih tertarik pada pembelajaran.
3) Siswa lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
secara berkelompok menggunakan tahapan-tahapan belajar menurut teori
Dienes yang tidak pernah guru kelas lakukan sebelumnya.
4) Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
5) Sebagian besar siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.
6) Adanya kerjasama dengan masing-masing anggota kelompok
7) Akan tetapi kekurangan pada siklus II yaitu lebih memperhatikan waktu
dalam kegiatan belajar mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai dengan
pembelajaran.
Dari hasil observasi hasil belajar didapatkan bahwa hasil belajar siswa
meningkat, terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan
menggunakan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes yang mencapai
KKM = 65 sebesar 21 siswa atau 84% sedangkan yang belum mencapai
KKM sebesar 4 siswa atau 16%, dengan nilai rata-rata 75,56, dan nilai
tertinggi 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 58.
62
4.4. Hasil Analisis Data
Analisis data kuantitatif yang berasal dari hasil belajar matematika saat
pretes, siklus 1, dan siklus 2 akan disajikan dalam sebuah tabel dan Diagram
Batang. Perbandingan nilai dan rata-rata nilai siswa kelas II saat pra siklus,
siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada lampiran 20.
Pada lampiran 20 dapat diketahui bahwa dari hasil belajar matematika
kelas II saat pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 mengalami peningkatan. Nilai
terendah pada saat pra siklus adalah 40, siklus 1 adalah 56, dan siklus 2
adalah 58. Nilai tertingginya pada saat pra siklus adalah 75, siklus 1 adalah
84, dan siklus 2 adalah 100. Rata-rata nilai siswa juga mengalami
peningkatan, saat pra siklus rata-rata nilai 56,8. Saat siklus 1 naik menjadi
69,6. Saat siklus 2 juga mengalami peningkatan, dan Rata-rata nilai pada
saat siklus 2 menjadi 75,56.
Gambar 4.7. Diagram Perbandingan Nilai Matematika Pra siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
63
Perbandingan rata-rata nilai siswa saat pra siklus, siklus 1, dan siklus 2
dapat dilihat pada Diagram Garis 4.8.
Gambar 4.8. Diagram
Perbandingan Rata-rata Nilai Matematika Pra siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
4.5. Pembahasan
a. Hasil belajar
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui peningkatan hasil
belajar matematika kelas II setelah mengikuti pembelajaran Matematika
dengan menggunakan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes. Hasil
belajar matematika mengalami peningkatan berdasarkan pretes, postes
siklus 1, dan postes siklus 2. Itu dapat dilihat pada Tabel 5.0
Tabel 5.0 Deskripsi Hasil Belajar
Pra siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Evaluasi Jumlah Minimum Maximum Jumlah Rata-rata
nilai Pre test 25 40 75 1420 56,8 Siklus I 25 56 84 1740 69,6 Siklus II 25 58 100 1889 75,56
64
Berdasarkan Tabel 5.0 diketahui pengetahuan awal siswa melalui
pretes nilai terendahnya 40, nilai tertinggi 75 , jumlah nilainya 1420, dan
rata-rata nilai 56,8.
Saat siklus 1 nilai terendah 56, nilai tertinggi 84, jumlah nilai 1740, dan
rata-rata nilai adalah 69,6. Hasil belajar matematika dari postes siklus 1
diketahui bahwa siswa yang belum tuntas atau belum mendapat nilai di atas
KKM (≥65) sebesar 6 siswa.
Pada siklus 2 untuk nilai terendahnya adalah 58, nilai tertingginya
100, jumlah nilai 1889, dan rata-rata nilainya adalah 75,56. Peningkatan
Hasil belajar matematika dari pretes ke siklus 1 dan siklus 2, membuktikan
bahwa dengan menggunakan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes
dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Hasil dari pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan menggunakan tahapan belajar menurut
teori Dienes sudah mencapai indikator kinerja yang disusun pada Bab III
dengan KKM = 65. Pembelajaran matematika yang berlangsung telah
membuat siswa semakin aktif dalam mengikutinya. Pembelajaran
matematika sebelum menggunakan tahapan belajar menurut teori Dienes, ≤
7 siswa yang aktif. Pembelajaran pada siklus 1 sudah ada peningkatan
menjadi 10 siswa aktif. Pembelajaran siklus 2 siswa aktif semakin
meningkat, yaitu 20 siswa sudah aktif. Keaktifan siswa mencakup dalam
kegiatan berdiskusi, menjawab pertanyaan, kerjasama dalam kelompok, dan
bertanya.
b. Aktivitas siswa
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer, dinyatakan
bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dengan
menggunakan tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes mengalami
peningkatan. Dalam hal ini penggunaan tahapan-tahapan belajar menurut
teori Dienes dan kemampuan menjawab pertanyaan mengalami peningkatan
dari 40% pada siklus I menjadi 84% pada siklus II. Hal ini disebabkan
karena pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat dengan
65
adanya tahapan-tahapan belajar menurut teori Dienes yang digunakan guru.
Lembar pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 14.
c. Keterampilan guru
Dalam mengelola pembelajaran pada siklus I yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran telah dipersiapkan.
Keterampilan guru yang diamati meliputi aktivitas guru dalam membuka
pelajaran, melaksanakan kegiatan inti dengan menggunakan tahapan-
tahapan belajar menurut teori Dienes, dan menutup pelajaran. Kegiatan
membuka pelajaran meliputi mengingatkan kembali pengetahuan siswa
pada materi konsep sebelumnya tentang perkalian, memotivasi siswa serta
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran
yang dilaksanakan pada siklus I.
Kegiatan inti dilakukan guru pada siklus I disesuaikan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran meliputi menjelaskan materi perkalian dengan
alat peraga pembelajaran, membimbing siswa dalam penggunaan tahapan-
tahapan belajar menurut teori Dienes, dan mendorong siswa untuk berani
dalam menjawab pertanyaan dengan menggunakan tahapan-tahapan belajar
menurut teori Dienes.
Kegiatan menutup pelajaran meliputi membimbing siswa dalam
memberi kesimpulan dan rangkuman pelajaran tentang perkalian. Secara
umum, guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan observer,
keterampilan guru mengalami peningkatan dari setiap siklusnya. Hal itu
disebabkan guru selalu mengkoreksi setiap selesai dari satu siklus mulai dari
cara membuka pelajaran, memotivasi siswa, kegiatan inti dan dalam hal
membimbing siswa menyelesaikan tugas.
Kegiatan inti yang dilakukan guru pada siklus II disesuaikan dengan
Rencana Pembelajaran dan pada kegiatan menutup pelajaran, guru
membimbing siswa membuat simpulan dan rangkuman.
66
Dari hasil pengamatan, guru telah melaksanakan pembelajaran rencana
pembelajaran, serta telah melakukan perbaikan dari kekurangan yang ada
pada siklus sebelumnya. Peningkatan keterampilan guru terlihat setelah
adanya beberapa perbaikan dari kekurangan guru yang ada pada siklus
sebelumnya. Adapun peningkatan keterampilan guru dapat dilihat pada
lampiran 15.