BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Kondisi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Kondisi...
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Kondisi Sekolah
Dalam tahun 1960-an dosen-dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Universitas dan IKIP Kristen Satya Wacana telah merasakan adanya satu
kebutuhan pengadaan sekolah laboratorium untuk pengembangan ilmu
pendidikan dan tempat praktik mahasiswanya. Karena kendala pendanaan
maka kebutuhan tersebut baru terealisir pada tanggal 4 Januari 1971 melalui
kerjasama dengan YPK Pusat Salatiga. Salah satu Sekolah Dasar milik YPK
Pusat Salatiga yaitu SD Kristen II yang berlokasi di jalan Dr. Sumardi 5
dijadikan sekolah laboratorium Kristen Satya Wacana, yang kemudian pindah
lokasinya di jalan Yos Sudarso 1 Salatiga.
Di lokasi baru dibangun 12 kelas dengan rencana 6 kelas untuk SD dan 6
kelas untuk SMP. Namun dalam realisasinya SMP Kristen 1 milik YPK Pusat
Salatiga dijadikan SMP Laboratorium Kristen Satya Wacana. Pada tahun 1985
YPTKSW berhasil membangun gedung Sekolah Laboratorium dengan Pusat
Sumber Belajar di dalam kampus UKSW sehingga di proses pendirian SMP
Laboratorium Kristen Satya Wacana yang diselenggarakan sendiri mulai
tanggal 15 Juli 1985 (SK Kakaknwil Depdikbud Jateng No. 015413/103/88).
Penelitian ini dilakukan pada kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana
yang berada di jalan Diponegoro no 52-60 Salatiga. Siswa-siswi Kelas VII A
SMP Kristen Satya Wacana sebagian besar bertempat tinggal di Salatiga
33
namun juga banyak terdapat pendatang dari luar kota maupun luar pulau.
Dalam satu kelas rata-rata berjumlah 24 siswa.
Kemajuan zaman telah banyak merubah pola pemikiran dan cara hidup
yang menyajikan serba cepat. Ini juga dialami oleh siswa dimanapun dia
berada. Hal ini tentu berpengaruh pada hasil akademik apabila tidak bisa
seimbang. Pelajaran IPS merupakan pelajaran yang identik dengan hafalan
yang membuat siswa menjadi merasa kerepotan untuk memahami maksud dari
materi yang disampaikan oleh bapak/ibu guru.
Anggapan bahwa mempelajari IPS merupakan hal yang melelahkan dan
tidak istimewa membuat siswa enggan. Mereka menganggap bahwa mata
pelajaran IPS merupakan mata pelajaran nomer dua setelah IPA atau tidak
terlalu penting ketimbang mata pelajaran lainnya yang bersifat penalaran
seperti IPA dan Matematika.
Hal tersebut tentu harus dirubah, guru harus mampu menyajikan suatu
model pembelajran yang kreatif dan menyenangkan untuk mengajak siswa
agar tidak bosan dengan pelajaran IPS sehingga hasil mereka dapat meningkat.
B. Diskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan data prasiklus yang diambil dan dilaksanakan pada tanggal
14 Maret 2014, perlu diketahui terlebih dahulu skor tes yang diperoleh dari
hasil penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan pembelajaran
didalam kelas atau model pembelajaran konvensional. Skor tes yang diperoleh
adalah seperti tersaji melalui tabel 1.
34
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Skor Prasiklus Kelas VII A SMP Kristen
Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
SKOR
JUMLAH
SISWA
PROSENTASE
(%)
6 15 40,54
7 4 29,73
8 3 21,62
9 2 8,11
JUMLAH 24 100.00
Sumber : Data sekunder
Dari tabel 1 di atas, distribusi skor tes yang tidak merata. Hal ini
ditunjukkan dengan perbedaan skor tes terendah (skor minimal) sebesar 6 dan
skor tes tertinggi (skor maksimal) sebesar 9. Sedangkan skor rata-rata kelas
yang diperoleh sebesar 6,47. Ketuntasan belajar yang dicapai siswa hanya
sebesar 29,73% dari jumlah seluruh siswa (24 siswa) dan 70,27 % dari seluruh
siswa (siswa) belum tuntas sesuai dengan rata-rata kelas. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan tabel 2 dibawah ini
Tabel 2
35
Distribusi Ketuntasan Belajar Sebelum Menggunakan Model
Pembelajaran
Mind Mapping Kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Semster Genap Tahun Ajaran 2013/2014
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Prosentase (%)
≥ 6,00 ( Tuntas ) 4 70,27
<6,00 (Belum tuntas) 20 29,73
Jumlah 24 100
Sumber : Data Sekunder
Tabel di atas dapat dijelaskan dengan diagram lingkaran 1 berikut ini :
Rendahnya nilai rata-rata siswa yang masih di bawah KKM dan tingkat
ketuntasan belajar yang rendah maka peneliti akan melakukan sebuah
penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan
36
model pembelajaran Mind Mapping, yang diterapkan melalui dua siklus yaitu
pada materi Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Sekitarnya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Diskripsi Hasil Siklus 1
1. Perencanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan untuk materi
Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Sekitarnya dilanjutkan
penggunaan model pembelajaran Mind Mapping. Persiapan yang
dilakukan Peneliti untuk melaksanakan siklus 1 adalah membuat RPP,
mempersiapkan instrumen, alat dan bahan untuk penelitian agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. RPP dan lembar observasi
dapat dilihat pada lampiran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal
21, dan 28 Maret 2014 bertempat di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
1. Pertemuan 1
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan melakukan
apersepsi dan salam kepada siswa. Kemudian guru mengabsen siapa
saja yang tidak hadir. Guru memotivasi siswa untuk belajar dengan
menanyakan materi sebelumnya untuk mengetahui kesiapan siswa
mempelajari materi selanjutnya. Guru kemudian melanjutkan
37
pengajaran dengan menggunakan power point dan menampilkan
gambar-gambar Interaksi Manusia dengan Lingkungan Sekitarnya.
2. Pertemuan 2
Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan mengabsen
kehadiran siswa dan memberikan motivasi kepada siswa tentang
pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan di sekitar kita dengan
membiarkannya tetap hijau dan asri. Sesuai dengan materi yang
diberikan tentang hubungan langsung manusia dengan alamnya,
apabila hubungan itu terganggu maka tidak akan didapatkan
keseimbangan yang baik antara manusi adan lingkungannya sehingga
lingkungan menjadi rusak dan membawa dampak-dampak negatif.
b. Observasi
Dari observasi yang dilakukan diperolah hal-hal sebagai berikut :
1. Guru sudah memberikan motivasi pada awal pembelajaran.
2. Dalam melakukan kerja kelompok siswa sudah dibimbing guru.
3. Siswa awalnya pasif namun setelah pelaksanaan pengamatan
siswa sangat aktif dan semangat, tetapi tata cara yang direncanakan
belum terlaksanakan dengan benar
4.3.3 Refleksi Siklus 1
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I guru melakukan penilaian
tes unjuk kerja yaitu unjuk kerja pengamatan, diskusi kelompok, dan siswa
menyampaikan hasil diskusi bersama kelompok yang telah dibentuknya.
38
Dari hasil penilaian dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan penggunaan model pembelajaran Mind Mapping diperoleh skor tes
yang disajikan melalui tabel 4 di bawah ini :
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Skor Tes pada siklus 1
Siswa Kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana Semester 2
Tahun Ajaran 2013/2014
SKOR
JUMLAH
SISWA
PROSENTASE
(%)
6 10 5,41%
7 7 51,35%
8 4 40,54%
9 3 2,70%
Jumlah 24 100.00%
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4 di atas, terlihat bahwa distribusi skor tes nampak tidak
merata, hal ini ditunjukkan dengan perbedaan skor tes yang terendah (skor
minimal) sebesar 5 dan skor tes tertinggi (skor maksimal) sebesar 8
39
Kondisi ini menunjukkan perbedaan skor yang sangat jauh. Skor rata-rata
kelas yang diperoleh sebesar 6,89. Ketuntasan belajar yang dicapai siswa
hanya sebesar 94,59% dari jumlah seluruh siswa (24siswa ) dan 5,41 %
dari seluruh siswa (24 siswa) belum tuntas sesuai dengan KKM. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan tabel 5 di bawah ini :
Tabel 4
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus I
Kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana Semester 2
Tahun Ajaran 2013/2014
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Prosentase (%)
≥ 6,00 ( Tuntas ) 13 94,59
<6,00 (Belum tuntas) 11 5,41
Jumlah 24 100
Sumber : Data primer
Tabel di atas dapat dijelaskan dengan diagram lingkaran 2 berikut :
40
Diagram Lingkaran II Distribusi Ketuntasan Belajar
siklus I Siswa Kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana Salatiga
Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
41
Berdasarkan data dari distribusi skor tes dan distribusi ketuntasan belajar
pada pembelajaran yang dilakukan didalam kelas dengan cara konvensional
dengan data distribusi skor tes dan distribusi ketuntasan belajar pada pembelajaran
dengan penggunaan model pembelajaran Mind Mapping sudah menunjukkan
adanya peningkatan, pada skor tes dan distribusi ketuntasan belajar pada
pembelajaran yang dilakukan didalam kelas hanya mencapai ketuntasan 70,27%
setelah diadakan pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran Mind
Mapping pada siklus I ketuntasan menjadi 94,59%.
Hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, diketahui bahwa selama
pembelajaran siswa terlihat sudah aktif namun masih ada beberapa
kekurangan antara lain :
1. Masih ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran baik
dalam diskusi maupun melaporkan hasil diskusi kelompok.
2. Siswa kurang berinteraksi dengan teman-teman kelompoknya dan
cenderung berbicara dengan temannya sendiri.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I
maka perlu adanya perbaikan pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada
siklus II agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal.
D. Diskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus II merupakan perbaikan
pembelajaran siklus I. Pada dasarnya siklus II memiliki prinsip kerja yang
42
sama dengan pelaksanaan tindakan siklus pertama dan dengan langkah
pembelajaran sama dengan siklus I. Peneliti berusaha memperbaiki
semaksimal mungkin pembelajaran dengan materi Interaksi Manusia
Dengan Lingkungan Sekitarnya.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan pada tanggal 28 Maret 2014.
Pada siklus II ini, siswa tidak dibuat kelompok, namun individu agar
mereka dapat lebih berkonsentrasi terhadap tugas dan materi yang
diberikan.
a. Pertemuan 1
Pada kegiatan awal guru mengabsen kehadiran siswa kemudian
memotivasi siswa dengan menunjukkan beberapa gambar tentang
kerusakan lingkungan, dan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan bagi keberlangsungan kehidupan masa depan yang lebih
baik apabila manusia dapat bersahabat dengan baik dengan alam.
Kemudian dilanjutkan dengan memberi tugas kelompok untuk
mengamati beberapa gambar dan menuangkan gagasan mereka
terhadap gambar tersebut ke dalam pekerjaan mereka. Pada kegiatan
akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan.
43
b. Pertemuan 2
Kegiatan awal guru mengabsen dan memberi motivasi mengenai
cara-cara mencintai lingkungan agar lingkungan tetap hijau dan asri.
Kemudian dilanjutkan dengan guru memberikan materi Interaksi
Manusia Dengan Lingkungan Sekitarnya. Penugasan diberikan oleh
guru namun bukan lagi berbentuk kelompok seperti pada Siklus 1.
Tugas diberikan secara individu dengan masing-masing siswa
mengeksplorasi pikiran dengan gambar yang disajikan oleh guru
tentang dampak-dampak perilaku manusia yang tidak menjaga
keserasian dengan alam sekitarnya. Dengan ini tujuannya agar siswa
mampu mempetakan pikirannya untuk jauh lebih memahami materi
dengan mudah dan cepat.
1. Observasi
Guru meminta bantuan teman untuk mengobservasi jalannya
penelitian dan diperoleh hal-hal berikut :
1. Dalam pelaksanaan kegiatan awal guru sudah memberikan motivasi
yang dapat memupuk semangat siswa.
2. Guru sudah memberikan penjelasan secara rinci tentang pelaksanaan
pembelajaran.
3. Guru menegur siswa yang ramai / tidak ikut bekerja dalam
kelompoknya
44
4. Siswa terlihat lebih aktif karena mereka sudah paham kegiatan yang
dilakukan.
5. Siswa aktif bekerja dalam kelompok karena sudah lebih paham
peraturannya.
2. Refleksi
Setelah melakukan pembelajaran siklus 2 guru bersama teman sejawat
merefleksi hasil pembelajaran. Dalam siklus II ini penilain yang digunakan
sama yaitu tes unjuk kerja dan produk yang berupa laporan hasil
pengamatan. Dari hasil penialian terhadap unjuk kerja dan produk
diperoleh hasil sebagagai berikut:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Skor Tes pada siklus II
Siswa Kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana
Semester GenapTahun Ajaran 2013/2014
Skor Jumlah Siswa
Prosentase
(%)
7 2 56,76
8 16 37,84
9 6 5,40
JUMLAH 24 100
45
Pada tabel 6 distribusi frekuensi skor tes pada siklus II siswa kelas
VII A SMP Kristen Satya Wacana Salatiga telah menunjukkan persebaran
nilai yang merata. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan skor tes yang
terendah (skor minimal) sebesar 6 dan skor tes tertinggi (skor maksimal)
sebesar 8 Kondisi ini menunjukkan terjadinya peningkatan pada hasil
belajar siswa. Skor rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus II sebesar
6,95. Ketuntasan belajar yang dicapai sebesar 100% artinya semua siswa
(24 siswa) telah mencapai nilai KKM. Hal ini dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa pada siklus II
Kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana Semester 2
Tahun Ajaran 2013/2014
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Prosentase (%)
≥ 6,00 ( Tuntas ) 24 100
<6,00 (Belum
tuntas)
2 0
Jumlah 37 100
Tabel di atas dapat dibaca dengan diagram 3 berikut
46
Dari pembelajaran pada siklus II ini terlihat semua siswa telah berhasil
mengikuti pembelajaran. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Mind Mapping ini membantu siswa mengembangkan potensi berfikirnya.
Hal ini membantu untuk lebih memudahkan siswa memahami materi yang
telah diberikan dan dengan mudah untuk mengingat kembali.
b. Pembahasan
Penggunaan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran
IPS dengan pokok bahasan Interaksi Manusia Dengan Lingkungan
Sekitarnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini di buktikan
dengan adanya peningkatan rata-rata kelas dan pengikatan ketuntasan
belajar pada prasiklus, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada
tabel perbandingan ketuntasan belajar pada prasiklus, siklus I dan siklus II
berikut
Diagram Lingkaran III
Tuntas 100%
Tidak Tuntas 0%
47
Tabel 7
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pada
Prasiklus, Siklus I Dan Siklus II
Ketuntasan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frek.
siswa
Prosentase
(%)
Frek.
Siswa
Prosentase
(%)
Frek.
Siswa
Prosent
ase (%)
Tuntas 4 70,27 % 13 94,59 % 24 100 %
Tidak Tuntas 20 29,73 % 11 5,41 % 0 0 %
Tabel diatas dapat dijelaskan dengan grafik berikut :
Dapat dijelaskan pada pra siklus hanya mencapai rata-rata 6,47 dan
tingkat ketuntasan 70,27 % , kemudian pada siklus I nilai rata-rata
meningkat menjadi 6,89 dengan tingkat ketuntasan 94,59 %, dan pada siklus
II mencapai rata-rata 6,95 dan tingkat ketuntasan 100%. Masing-masing
kenaikan antar siklus yaitu : Dari pra siklus ke siklus I rata-rata kelas
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Prasiklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
48
meningkat 6,49 % dan tingkat ketuntasan meningkat 35 %. Sedangkan dari
siklus I ke siklus II rata-rata kelas meningkat 0,87 % dan tingkat ketuntasan
5,72 %.
Tabel 8
Tabel Antar Kondisi Siklus
Prasiklus, Siklus I Dan Siklus II
Jenis skor
Siklus
Prasiklus Siklus I Siklus II
Skor rata-
rata
7,00 7,68 7,95
Skor minimal 6,00 6,84 6,95
Skor
maksimal
9,00 9,50 9,95
Penggunaan model pembelajaran Mind Mapping dalam pembelajaran
IPS tentang Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Sekitarnya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Kristen Satya Wacana
Salatiga. Keberhasilan belajar terletak pada respon seseorang untuk
melakukan aktivitas dalam mentransformasi informasi yang ada. Dengan
demikian, proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, apabila
49
dalam pembelajaran siswa dilibatkan dan menggunakan alat peraga ataupun
media pembelajaran yang memadai yakni menggunakan lingkungan sekitar
sebagai media pembelajaran.
Hambatan yang dihadapi saat penelitian :
1. Siswa belum terbiasa mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran Mind Mapping yang identik dengan gambar- gambar
seputar materi Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Sekitar.
2. Dalam melakukan pengajaran siswa masih asik berbicara sendiri
dengan teman-temannya sehingga kurang memperhatikan arahan
untuk jalannya proses pembelajaran menggunakan metode mind
mapping.
3. Siswa masih bingung saat pertama diberikan tugas kelompok.
4. Siswa terkadang terlalu pasif dan hanya menjawab sebisanya
belum mampu mengembangkan pikiran mereka pada siklus 1.
Solusi untuk mengatasi hambatan yang dialami saat penelitian :
1. Siswa diberi penjelasan sampai siswa benar-benar memahami
tindakan yang harus dilakukan saat pembelajaran sedang
berlangsung
2. Siswa diberi arahan dalam mengikuti metode pembelajaran mind
mapping
50
3. Siswa diberikan gambar-gambar yang menarik dan memotivasi
sesuai dengan materi Interaksi Manusia Dengan Lingkungan
Sekitarnya.
4. Siswa diberikan kesemppatan untuk berdiskusi dengan temannya
dan guru apabila dirasa menemui kesulitan.