BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

29
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dalam proses penelitian. Selain menjelaskan tentang deskripsi pra siklus, deskripsi hasil siklus I, dan deskripsi hasil siklus II, perbandingan penelitian pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pembahasan lebih lanjut tentang hasil penelitian sebagai berikut : 4.1 Deskripsi Pra Siklus Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017” dilakukan di kelas 4 SDN Candisari 01 Kecamatan Ampel dengan jumlah siswa 25 anak yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Proses penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan sebelum dilakukannya tindakan penelitian, diperoleh daftar hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus Jumlah Siswa Presentase% Keterangan <70 14 56% Tidak Tuntas 70 11 44% Tuntas Jumlah 25 100% Nilai rata-rata 67,88 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 48 Hasil belajar siswa pra siklus yang terdapat pada tabel 4.1 terlihat bahwa sebelum diadakan tindakan hanya ada 11 orang siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA dengan nilai 70 dengan presentase 44%. Sementara 14 orang belum mendapatkan nilai tuntas pada pembelajaran IPA dengan nilai <70 dengan

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan

dalam proses penelitian. Selain menjelaskan tentang deskripsi pra siklus, deskripsi

hasil siklus I, dan deskripsi hasil siklus II, perbandingan penelitian pra siklus,

siklus I, dan siklus II. Pembahasan lebih lanjut tentang hasil penelitian sebagai

berikut :

4.1 Deskripsi Pra Siklus

Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas

4 SDN Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran

2016/2017” dilakukan di kelas 4 SDN Candisari 01 Kecamatan Ampel dengan

jumlah siswa 25 anak yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa

perempuan. Proses penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Berdasarkan data

yang telah diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan sebelum dilakukannya

tindakan penelitian, diperoleh daftar hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

yang dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus

Nilai Jumlah Siswa Presentase% Keterangan

<70 14 56% Tidak Tuntas

≥70 11 44% Tuntas

Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata 67,88

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 48

Hasil belajar siswa pra siklus yang terdapat pada tabel 4.1 terlihat bahwa

sebelum diadakan tindakan hanya ada 11 orang siswa yang tuntas dalam mata

pelajaran IPA dengan nilai ≥70 dengan presentase 44%. Sementara 14 orang

belum mendapatkan nilai tuntas pada pembelajaran IPA dengan nilai <70 dengan

39

presentase 56%. Dari data yang terdapat pada tabel terdapat pula kesenjangan

yang cukup besar antara siswa dengan nilai tertinggi yaitu dengan nilai 85 dan

siswa yang mendapatkan nilai terendah yakni 48.

Hasil belajar yang rendah terjadi di siswa kelas 4 SDN Candisari 01

disebabkan karena dalam merencanakan kegiatan pembelajaran guru tidak

membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sehingga proses

pembelajaran yang dilaksanakan kurang terencana dan tersusun dengan baik. Di

awal kegiatan pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dilakukan. Saat pembelajaran berlangsung kegiatan pembelajaran lebih

didominasi oleh guru dimana guru menjadi sumber dalam belajar sementara siswa

kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran

yang disampaikan guru bersumber dari buku pegangan BSE (Buku Sekolah

Elektronik) dan LKS (lembar Kerja Siswa) saja tanpa adanya sumber tambahan

yang lain. Dalam proses pembelajaran IPA seperti yang terjadi di SDN Candisari

01 terdapat beberapa permasalahan dalam proses belajar mengajar diantaranya

pertukaran informas hanya bersifat informatif tanpa adanya pemahaman yang

lebih mendalam dari siswa, guru kurang meningkatkan peran aktif siswa dalam

kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun dalam pembelajaran secara

kelompok.

Hasil belajar siswa yang terdapat dalam kegiatan pra siklus, maka akan

dijadikan sebagai sampel dalam kegiatan penelitian dengan menggunakan

penerapan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran IPA

di kelas 4 SDN Candisari 01.

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan

Problem Based Learning Siklus I

4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak 2 pertemuan dengan

rencana peneliti akan berkolaborasi dengan guru kelas IV SDN Candisari 01

untuk menentukan materi pelajaran IPA yang akan diajarkan kepada para siswa

40

dan juga didalam proses pelaksanaan kegiatan pada siklus I. Setelah peneliti dan

guru menentukan materi yang akan digunakan maka kegiatan selanjutnya adalah

menentukan kompetensi dasar yaitu “Mengidentifikasi wujud benda padat, cair,

dan gas memiliki sifat tertentu” dan “Mendeskripsikan terjadinya perubahan

wujud cair padat cair; cair gas cair; padat gas” yang sesuai dengan

materi yang diajarkan dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL).

Siklus I ini dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan dengan alokasi waktu yang

adalah 35 menit pada setiap pertemuan. Sebelum dilakukan kegiatan mengajar

guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan materi “Benda

dan Sifatnya”, serta mempersiapkan alat atau media yang dibutuhkan dalam

kegiatan pembelajaran. Peneliti juga mempersiapakan lembar observasi yang

digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran

yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning

(PBL).

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan untuk siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan, pada

pertemuan ke 1 dilakukan pada hari senin tanggal 5 Desember 2016 dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit dan pertemuan ke 2 dilakukan pada hari selasa tanggal

6 Desember 2016 dengan alokasi 2 x 35 menit. Kegiaran yang dilakukan pada

pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 dengan rincian sebagai berikut :

1. Pertemuan 1

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yakni penyusunan perangkat

pembelajaran, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang

pengertian wujud benda padat, cair, dan gas, dan sifat-sifat benda padat, cair, dan

gas serta mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran antara

lain materi pembelajaran, peta konsep, lembar kerja permasalahan, lembar

observasi pelaksanaan RPP. Pada tahap Problem Based Learning yang pertama

41

adalah Orientasi permasalahan pada siswa yaitu guru harus mengajak siswa untuk

berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, memeriksa kehadiran

siswa.

Pada kegiatan inti guru bertanya kepada siswa yaitu: “Apakah kalian tahu

benda padat, cair dan gas itu??” dan “Apa sajakah yang termasuk didalamnya?”.

Langkah selanjutnya guru menjelaskan wujud dan sifat-sifat benda padat, cair,

dan gas dengan menggunakan peta konsep yang ditempelkan dipapan tulis.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bertukar

informasi dan pendapat dengan teman yang lainnya untuk proses pengumpulan

data dan proses pemecahan masalah yang berkaitan dengan wujud dan sifat benda

gas, cair, dan padat. Pada tahap Problem Based Learning yang ke dua

mengorganisasi siswa untuk belajar yakni guru membagi kelompok yang masing-

masing kelompok terdiri dari 4 siswa untuk berdiskusi dan pemecahan masalah

soal yang telah diberikan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan.

Pada tahap Problem Based Learning yang ke tiga membimbing pengalaman

individual/ kelompok yakni guru membimbing siswa dalam pengumpulan

informasi yang sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh guru.

Selanjutnya, pada tahap Problem Based learning yang ke empat yaitu

mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan cara siswa

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan mempersilahkan kelompok

lain menanggapi hasil presentasi. Pada tahap kelima menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah guru membahas penyelesaian dan

memberikan saran perbaikan kepada hasil presentasi yang telah disampaikan oleh

kelompok yang maju kedepan kelas. Pada kegiatan akhir guru mengajak siswa

untuk melakukan refleksi pembelajaran dan meminta siswa untuk belajar

dirumah.

2. Pertemuan 2

Perencanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I pertemuan ke 2 tidak

berbeda jauh dengan pertemuan ke 1 yakni guru mempersiapkan RPP tentang

42

perubahan wujud benda padat, benda cair, dan benda gas. Media yang digunakan

yaitu peta konsep, lembar permasalahan, soal evaluasi, dan lembar observasi.

Sebelum memulai proses pembelajaran pada tahap Problem Based Learning yang

pertama orientasi siswa pada masalah yaitu guru mengajak siswa untuk berdoa

menurut agama dan kepercayaan masing-masing, memeriksa kehadiran siswa.

Kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang sifat benda padat, benda cair,

dan benda gas yang merupakan kelanjutan dari materi pada pertemuan

sebelumnya. Setelah itu, guru melanjutkan materi tentang perubahan wujud benda

padat, benda cair, dan benda gas yaitu membeku, menyublim, mengembun,

mengkristal, mencair. Pada tahap ke dua mengorganisasi siswa untuk belajar

dengan cara guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok sesuai dengan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu

masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Masing-masing kelompok siswa

diberikan lembar kerja permasalahan yang didalamnya terdapat soal yang

berkaitan dengan pengetahuan perubahan wujud benda padat, benda cair, dan

benda gas. Selanjutnya, pada tahap ke tiga membimbing pengalaman individual/

kelompok yaitu guru mengamati siswa dalam mengerjakan soal diskusi yang

berkaitan dengan perubahan wujud benda padat, benda cair, dan benda gas.

Tahap ke empat mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan cara

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil dari

diskusi dengan kelompoknya, dan kelompok lain diperbolehkan untuk

menanggapi hasil presentasi yang di bacakan kedepan kelas. Kemudian, tahap ke

lima dari Problem Based Learning menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah dengan cara guru membahas penyelesaian masalah yang

diberikan oleh siswa, dan memberikan saran perbaikan atas hasil presentasi yang

telah disampaikan didepan kelas. Setelah itu guru memberikan soal evaluasi

kepada siswa untuk mengukur tingkat pemahaman terhadap materi.

43

Kegiatan akhir guru memberikan refleksi terhadap pelajaran yang sudah

dipelajari, dan meminta siswa untuk mengeluarkan pendapat tentang apa saja yang

sudah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

4.2.3 Hasil Observasi Siklus I

Selama melakukan proses pembelajaran pada siklus I, semua kegiatan yang

dilaksanakan oleh guru dan siswa diamati oleh observer kolaborasi dengan

peneliti menggunakan lembar observasi guru yang telah disesuaikan dengan

materi pembelajaran IPA Wujud benda dan sifatnya, dan juga sudah

menggunakanpendekatan Problem Based Learning (PBL). Hasil observasi

kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat

dilihat sebagai berikut :

1. Pertemuan I

Selama tindakan siklus I pertemuan ke 1 berlangsung, peneliti dan observer

berkolaborasi mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari pra pembelajaran,

kegiatan inti, hingga kegiatan penutup sesuai dengan tahap-tahap Problem Based

Learning secara runtut. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar

observasi aktivitas guru dan juga lembar aktivitas siswa. Dalam memulai

pembelajaran guru sudah memberikan permasalahan dengan baik karena sudah

menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga

permasalahan yang diberikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Dalam

kegiatan inti guru sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak

dan, siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir,

guru sudah melakukan refleksi.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar

dengan baik yakni dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar

sekolah. Penggunaan media pembelajaran dilaksanakan secara efektif dan efisien

karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatn media

pembelajaran. Hasil dari lembar observasi siswa, pada pra pembelajaran siswa

44

sudah berada ditempat duduknya, dan siap untuk menerima pembelajaran. Pada

kegiatan awal siswa sudah mampu menjawab pertanyaan apersepsi dengan baik.

Pada kegiatan inti terdapat beberapa interaksi positif antara siswa dan guru.

Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik terhadap materi

yang disajikan dan siswa semakin jelas dengan materi yang diajarkan.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan lembar

observasi guru antara lain yakni guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran

yang dilakukan, tidak adanya pemberian motivasi, guru belum membimbing siswa

untuk membuat rangkuman simpulan, serta belum memberikan tugas atau

pekerjaan rumah sebagai tindak lanjut di kegiatan akhir.

Hasil dari aktivtas siswa adalah ada beberapa tindakan yang belum dilakukan

oleh siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan selanjutnya.

Pengamatan yang berdasarkan lembar observasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran siswa belum mendapatkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran

yang akan dilakukan, dalam kegiatan mengerjakan tugas dari guru masih ada

siswa yang belum berpartisipasi dengan aktif dan baik kepada kelompoknya, serta

tidak mendengarkan penjelasn guru dengan baik, tidak semua kelompok

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, pada kegiatan akhir siswa belum ada

yang menjawab pertanyaan dari guru, dan belum membuat laporan yang berupa

rangkuman dari hasil kerja kelompok dan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada

pertemuan selanjutnya adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan

tersebut agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut

diantaranya peneliti dengan guru berdiskusi bersama mengenai kelemahan-

kelemahan selama pembelajaran, hasil dari diskusi antara lain yaitu penyampaian

tujuan pembelajaran, adanya motivasi agar siswa berpartisipasi aktif dengan baik

kepada kelompoknya, adanya perbaikan semua kelompok mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya, dan adanya tindak lanjut berupa pekerjaan rumah, dan

mampu mendorong siswa untuk membuat rangkuman.

45

2. Pertemuan II

Hasil dari lembar observasi aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran

guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai denga langkah-langkah

Problem Based Learning secara runtut dari mulai pra pembelajaran, kegiatan

awal, kegiatan inti sampai kegiatan akhir guru sudah memberikan apersepsi

dengan baik, dan mampu memberikan permasalahan dengan baik karena guru

menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa sehingga

permasalahan dapat dipahami oleh siswa dengan mudah. Dalam kegiatan inti guru

juga sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak. Dalam

kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan dengan tekun dan

tenang, guru juga sudah melakukan refleksi, memberikan motivasi, meluruskan

kesalahpahaman dan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah kepada

siswa.

Pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar

dengan baik yakni dari materi yang sudah disediakan dan lingkungan sekitar

sekolah. Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara efektif dan

efisien karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media

pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian akhir guru sudah memberikan tindak

lanjut berupa pekerjaa rumah.

Hasil dari lembar pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa sudah

menempati tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mendengarkan kompetensi yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti terdapat

beberapa interaksi positif antara beberapa siswa dengan guru. Pada pelaksanaan

strategi pembelajaran siswa sudah termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa merasa tertarik

terhadap materi yang disajikan. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa

sudah berani mempresentasikan hasil belajar kelompoknya di depan kelas, dan

siswa sudah mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru sesuai dengan

46

alokasi waktu yang sudah ditentukan. Pada kegiatan penutup siswa melakukan

refleksi dan meluruskan kesalahpahaman bersama guru.

Selama tindakan pembelajaran siklus I pertemuan ke 2 berlangsung, peneliti

bersama observer bekerja sama untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal

sampai akhir. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi

aktivitas guru dan siswa. Hasil dari pengamatan di aktivitas guru ketika proses

pembelajaran berlangsung yaitu dalam menyampaikan tujuan kegiatan

pembelajaran belum terlaksana, dan guru belum membimbing siswa untuk

membuat rangkuman.

Hasil pengamatan dari lembar observasi siswa terdapat beberapa hal yang

belum dilakukan siswa dan perlu adanya peningkatan pada pertemuan di siklus

selanjutnya yaitu sama dengan pertemuan 1 siswa belum mendapatkan penjelasan

dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan, dalam kegiatan

mengerjakan tugas kelompok siswa belum aktif dengan kelompoknya sehingga

siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru serta tidak membuat laporan yang

berupa rangkuman dari hasil diskusi kelompok dan hasil pembelajaran yanh telah

dilakukan.

Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi kelemahan tersebut

agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat diperbaiki.usaha tersebut diantaranta

peneliti bersama guru berdiskusi mengenai kelemahan-kelemahan selama

pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya, adanya penyampaian tujuan

pembelajaran kepada siswa, membimbing siswa untuk membuat laporan yang

berupa rangkuman pembelajaran dan memantau siswa dalam diskusi kelompok.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pada proses kegiatan belajar di

siklus I melalui dengan cara memberikan soal evaluasi secara tertulis kepada

siswa dengan butir soal pilihan ganda pada akhir pertemuan siklus I. dapat dilihat

hasil belajar siswa kelas IV SDN Candisari 01 menunjukkan bahwa ada beberapa

siswa yang memperoleh nilai <70 atau kurang dari standat minimal yang terdapat

47

dalam KKM. Dari 25 siswa terdapat 19 siswa yang memperoleh nilai ≥70, dan

ada 6 siswa yang memperoleh nilai <70.

Dari hasil belajar IPA siswa siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2

Hasil Belajar IPA Siswa Siklus I

Jumlah Siswa Presentase % Keterangan

<70 6 24% Tidak Tuntas

≥70 19 76% Tuntas

Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata 73,4

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 60

Data diatas pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA pada siklus I terdapat 6 siswa dengan presentase 24%

yang belum tuntas dengan nilai <70, kemudian terdapat 19 siswa dengan

presentase 76% yang sudah tuntas dengan nilai ≥ 70.

4.2.4 Refleksi Siklus 1

Seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran dilaksanakan di siklus I pertemuan

ke 1 dan pertemuan ke 2 kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah refleksi

tentang seluruh kegiatan yang dilakukan pada kegiatan belajar mengajar. Kegiatan

refleksi mengacu pada seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan

pembelajaran berlangsung diantaranya ialah hasil belajar siswa, hasil observasi

kegiatan mengajar guru, dan hasil observasi kegiatan belajar yang dilaksanakan

pada siklus I pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 tentang wujud dan perubahan

benda padat, benda cair, dan benda gas. Kegiatan ini dilaksanakan untuk bahan

perbaikan dengan membandingkan proses pembelajaran yang dilakukan sudah

sesuai dengan indikator yang ingin dicapai dalam penelitian. Refleksi pada siklus

I adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan 1

48

Hasil observasi kegiatan mengajar guru yang dilaksanakan pada siklus I

pertemuan ke 1 masih terdapat beberapa kekurangan dan belum sesuai dengan

indikator keberhasilan yang ingin dicapai peneliti, antara lain adalah guru tidak

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, tidak adanya

pemberian motivasi kepada siswa, dan guru belum meluruskan kesalah pahaman

yang terjadi dan belum memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah tentang

materi yang diajarkan. Guru juga perlu meningkatkan keaktifan siswa dalam

mengerjakan tugas dan kegiatan bekerja secara kelompok, tidak ada yang salah

dengan pendekatan PBL hanya tetapi siswa belum terbiasa dengan pendekatan

yanga digunakan oleh guru maka dari itu mengakibatkan siswa kurang merespon

kegiatan proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar siswa di siklus I

pertemuan ke 1 bahwa ada beberapa yang belum dilakukan oleh siswa antara lain

adalah siswa belum mendapatkan penjelasan mengenai tujuan kegiatan

pembelajaran dari guru, kegiatan mengerjakan tugas dari guru masih ada siswa

yang belum berpartisipasi aktif dengan kelompoknya dan tidak mendengarkan

perintah yang diberikan oleh guru dengan baik. Kegiatan akhir pada pembelajaran

siswa tidak membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang wujud benda padat,

benda cair, dan benda gas. Kekurangan yang dimiliki pada siklus I pertemuan ke 1

akan dijadikan acuan untuk memperbaiki proses belajar siswa dan perlu adanya

peningkatan pada pertemuan selanjutnya.

Tabel tentang aspek kegiatan yang belum dilaksanakan guru dan siswa sesuai

dengan lembar observasi siklus I pertemuan ke 1 dengan rincian (lampiran 16

halaman 117) sebagai berikut :

49

Tabel 4.3

Aspek kegiatan yang belum dilaksanakan pada Siklus I Pertemuan ke 1

Nomor

kegiatan Aspek Kegiatan

Penilaian

Ya Tidak

Guru

7. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. √

9. Kegiatan motivasi dan eksplorasi sesuai yang

direncakan dalam RPP. √

25. Membimbing siswa membuat rangkuman

kesimpulan pembelajaran. √

26. Memberikan pekerjaan rumah atau soal

latihan. √

Siswa

7. Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika

menyampaikan tujuan pembelajran √

9. Melaksanakan kegiatan eksplorasi sesuai

petunjuk guru √

20. Semua kelompok mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya √

24. Siswa membuat laporan lembar kerja

kelompok berupa rangkuman. √

23. Siswa menjawab tugas soal, atau pertanyaan

dari guru √

2. Pertemuan 2

Hasil data yang diperoleh dari siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar

untuk siswa juga belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh

peneliti yaitu 19 siswa harus tuntas, yang artinya 85% dari 25 siswa mencapai

nilai KKM yang sudah ditentukan yakni 70. Berdasarkan hasil evaluasi pada

siklus I pertemuan ke 2 menunjukkan bahwa masih ada beberapa anak yang

belum mencapai KKM. Hal ini bisa dilihat dari 25 siswa terdapat 6 siswa yang

memperoleh dibawah 70, sedangkan 19 siswa lainya sudah mendapatkan nilai 70

50

bahkan lebih dari 70.

Pada lembar observasi mengajar di guru siklus I pada pertemuan ke 2 masih

ada beberapa aspek yang belum dilaksanakan oleh guru antaranya guru belum

memberikan apersepsi kepada siswa, guru belum menyampaikan tujuan

pembelajaran dari kegiatan yang akan dilaksanakan, belum membahas materi

yang telah dipelajarinya, guru tidak melakukan tanya jawab dengan siswa serta

tidak membimbing siswa untuk membuat rangkuman kegiatan pembelajaran.

Guru harus meningkatkan partisipasi siswa yang belum aktif dalam hal diskusi

kelompok.

Lembar observasi keterlibatan siswa pada siklus I pertemuan ke 2 ada juga

beberapa tindakan yang belum dilaksanakan oleh siswa dan perlu adanya

peningkatan untuk pertemuan di siklus selanjutnya. Hasil observasi yang terdapat

pada lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran

terdapat beberapa yang belum dilaksanakan siswa dengan baik, yang dilakukan

pada pertemuan ke 2 sama halnya yang dilakukan pada pertemuan ke 1 yaitu

siswa belum mendapatkan kejelasan tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan, untuk kegiatan mengerjakan tugas dari guru masih ada siswa

yang belum berpartisipasi dengan baik dan aktif kepada kelompoknya. Kegiatan

akhir pembelajaran siswa tidak membuat rangkuman hasil pembelajaran tentang

materi perubahan wujud benda gas, benda cair, dan benda padat. Kekurangan

pada siklus I pertemuan ke 2 akan dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki

proses belajar siswa dan perlu ditingkatkan pada pertemuan selanjutnya.

Adapun tabel tentang aspek kegiatan yang belum dilaksanakan guru dan

siswa sesuai dengan hasil lembar observasi siklus I pertemua ke 2 (lampiran 17

halaman 120) sebagai berikut :

51

Tabel 4.4

Aspek kegiatan yang belum dilaksanakan siklus I pertemuan 2

Nomor

kegiatan Aspek Kegiatan

Penilaian

Ya Tidak

Guru

7. Menyampaikan tujuan Pembelajaran dan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan √

23. Membimbing siswa membuat rangkuman

kesimpulan pembelajaran √

Siswa

7. Siswa memperhatikan penjelasan guru ketika

menyampaikan tujuan pembelajran √

23. Siswa membuat laporan berupa rangkuman √

Hasil dari tindakan dan observasi yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan

1 dan pertemuan 2 dibuat sesuai dengan hasil semua rangkaian kegiatan proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru dan siswa pada pembelajaran

IPA tentang benda dan sifatnya dengan menggunakan pendekatan Problem Based

Learning (PBL). Adapun hasil belajar siswa dan hasil observasi kegiatan proses

belajar mengajar guru dan siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat

penjelasan sesuai hasil penelitian yang diperoleh pada saat proses kegiatan belajar

mengajar di siklus I melalui pemberian soal evaluasi secara tertulis kepada siswa

dengan menggunakan butir soal pilihan ganda pada akhir pertemuan di siklus I.

Hasil belajar siswa kelas IV dapat diketahui bahwa masih ada beberapa siswa

yang memperoleh nilai kurang dari standar minimal yang terdapat pada KKM.

Dari 25 siswa hanya ada 6 siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM yaitu

70 dan 19 siswa yang mendapatkan nilai ≥70.

52

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan

Problem Based Learning Siklus II

4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II

Setelah melihat kekurangan dan yang terjadi pada siklus I pertemuan ke 1 dan

pertemuan ke 2 maka dibuatlah siklus II dengan perencanaan siklus sebagai

penyempurnaan dan juga sebagai kegiatan tindak lanjut dari siklus I yang telah

dilaksanakan. Pada proses perencanaan ini peneliti masih bekerjasama dengan

guru kelas 4 SDN Candisari 01 kabupaten boyolali dalam materi wujud dan

sifatnya benda gas, benda cair, dan benda padat menggunakan pendekatan

Problem Based Learning.

Sama dengan siklus I, pada siklus II ini akan dilaksanakan sebanyak 2 kali

pertemuan dengan masing-masing pertemuan menggunakan alokasi waktu yang

sudah ditentukan yaitu 2 x 35 menit. Sebelum guru menyampaikan pembelajaran,

peneliti terlebih dahulu menyampaikan tentang isi RPP tentang wujud dan sifat

benda padat, benda cair, dan benda gas. Kepada guru kelas 4 SDN Candisari 01

agar pembelajaran berjalan dengam baik, mempersiapkan alat yang dibutuhkan

sesuai dalam kegiatan pembelajaran, soal evaluasi, dan juga mempersiapkan

lembar observasi yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa

selama proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

Problem Based Learning (PBL).

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan, dimana

setiap pertemuan akan menggunakan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pertemuan ke 1

dilaksanakan pada hari rabu, 14 Desember 2016 dan pertemuan ke 2 dilakukan

pada hari kamis, 15 Desember 2016. Adapun kegiatan yang dilakukan pada

pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2 yakni sebagai berikut :

53

1. Pertemuan 1

Kegiatan pertemuan ke 1 pada siklus II dilakukan pada hari Rabu tanggal 14

Desember 2016. Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru yaitu menyusun

perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), tentang benda dan sifat bahan pembentuknya, serta mempersiapkan media

yang akan digunakan dalam pembelajaran antara lain materi pembelajaran, peta

konsep, lembar kerja permasalahan, lembar observasi pelaksanaan RPP. Pada

tahap Problem Based Learning (PBL) yang pertama adalah orientasi permasalah

pada siswa yakni guru mengajak siswa terlebih dahulu berdoa menurut agama

dan kepercayaan masing-masing, memeriksa kehadiran siswa, dan memberikan

apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan lagu, guru memberikan pertanyaan

kepada siswa misalnya : “Benda apa saja yang ada di dalam kelas?” dan terbuat

dari apa sajakah benda itu?”, serta guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

Kegiatan inti guru menjelaskan kepada siswa tentang materi benda dan sifat

bahan pembentuknya dengan menggunakan peta konsep yang ditempelkan pada

papan tulis dan menjelaskan tentang hubungan antara sifat bahan dengan

kegunaanya serta membahas pertanyaan yang ditanyakan pada siswa diawal

proses pembelajaran. Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) yang ke dua

mengorganisasi siswa untuk belajar yaitu kegiatan yang dilaksanakan membagi

siswa dalam beberapa kelompok. Kemudian siswa bersama kelompoknya diberi

penugasan atau Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi pemecahan masalah

sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru. Problem Based Learning

(PBL) yang ke tiga membimbing pengalaman individual/ kelompok dengan cara

guru membimbing siswa untuk pengumpulan informasi dan membimbing siswa

untuk mengerjakan tugas yang terdapat pada LKS yang sesuai dengan tugas yang

telah diberikan oleh guru.

Tahap pada Problem Based Learning (PBL) yang ke empat mengembangkan

dan menyajikan hasil karya dengan cara siswa mempresentasikan hasil diskusi

didepan kelas setelah semua siswa selesai dan mempersilahkan kelompok lain

54

untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang sudah maju. mengerjakan

tugas yang terdapat pada LKS. Tahap selanjutnya yaitu tahap ke lima

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan cara guru

guru melakukan kegiatan tanya jawab dengan siswa, setelah beberapa kelompok

maju mempresentasikan hasil diskusinya kedepan kelas. Pada kegiatan akhir guru

menutup kegiatan pembelajaran, memberikan refleksi.

2. Pertemuan 2

Kegiatan pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari kamis

tanggal 15 Desember 2016 dengan alokasi yang ditentukan yaitu 2 x 35 menit.

Perencanaan pembelajaran yang disiapkan guru yaitu RPP tentang hubungan sifat

bahan dengan kegunaanya, selanjutnya media yang digunakan yaitu peta konsep

tentang hubungan sifat bahan dan kegunaanya, lembar permasalahan atau lembar

kerja siswa yang berisi permasalahan, soal evaluasi, serta lembar observasi.

Proses pembelajaran pada tahan Problem Based learning (PBL) yang pertama

orientasi siswa pada masalah yakni guru membuka pembelajaran dan berdoa

bersama siswa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang

dimiliki oleh siswa, memeriksa kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran yang akan dilaksanakan serta memberikan

apersepsi dengan menyanyikan lagu daerah. Guru menanyakan tentang materi

pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya, misalnya: “apakah masih ada

yang ingat tentang materi yang kita pelajari kemari?” dan “apa sajakah bahan

pembuatan meja? kursi? dan keramik?”. Guru juga menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan ke 2 tentang materi

hubungan sifat bahan dengan kegunaanya.

Guru memulai menjelaskan tentang hubungan sifat bahan dengan kegunaanya

pada kegiatan inti. Tahap selanjutnya yaitu tahap kedua dari Problem Based

Learning (PBL) mengorganisasi siswa untuk belajar dengan cara siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok oleh guru sesuai dengan tahap pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). Setiap kelompok siswa mendapatkan lembar

kerja siswa yang di dalamnya terdapat soal mengaitkan pengetahuan tentang

hubungan sifat bahan dengan kegunaanya yang didapatkan dengan kehidupan

55

sehari-hari. Tahap ke tiga yaitu membimbing pengalaman individual/ kelompok

dengan cara guru mengamati siswa dalam mengerjakan soal diskusi yang

berkaitan dengan hubungan sifat benda dengan kegunaanya.

Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) yang ke empat mengembangkan

dan menyajikan hasil karya dengan cara ketika diskusi selesai dilakukan, maka

siswa maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi secara

bergantian. Guru juga mempersilahkan siswa untuk menanyakan hal yang belum

dipahami tentang yang dipresentasikan oleh temannya dan tentang materi

hubungan sifat bahan dan kegunaanya. Tahap yang ke lima dari Problem based

Learning (PBL) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yaitu

guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang di sampaikan serta

meluruskan kesalah pahaman yang terjadi dalam diskusi yang berkaitan dengan

materi pembelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan yang ke 2 di siklus II.

Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Pada

kegiatan akhir guru menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan dan meminta siswa untuk mengeluarkan pendapat tentang apa

saja yang sudah dilaksanakan selama proses pembelajaran.

Pertemuan di siklus II semua kekurangan yang ada pada siklus 1 sudah

diperbaiki, guru telah membimbing siswa untuk membuat rangkuman ataupun

laopran tentang hasil diskusi dengan kelompoknya dan hasil pembelajaran yang

telah dilaksanakan, guru juga sudah memberikan soal evaluasi, keterlibatan siswa

lebih aktif dalam diskusi kelompok, dan proses pembelajaran pun berjalan

dengan baik sesuai dengan RPP menggunakan pendekatan Problem Based

Learning.

Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran sudah mengalami

peningkatan, terlihat pada siswa mengalami semua kegiatan dengan sangat baik,

diawal pelajaran siswa menjawab pertanyaan dri guru, pada saat mengerjakan

tugas kelompok mereka bekerja sama dengan baik bersama anggota

kelompoknya dan perwakilan kelompok sangat komunikatif dalam menyampaikn

56

hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.di akhir oembelajaran sudah membuat

laporan dan rangkuman hasil diskusi kelompok dan hasil pembelajaran.

4.3.3 Hasil Observasi Siklus II

Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan ke 1 dan pertemuan

ke 2 dibuat sesuai dengan hasil seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan guru dan siswa pada pembelajaran IPA tentang hubungan sifat

benda dengan kegunaanya dengan menggunakan pendekatan Problem Based

Learning (PBL). Hasil belajar siswa dan hasil observasi kegiatan belajar mengajar

guru dan siswa pada siklus II pertemuan ke 1 dan 2 adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan I

Hasil dari lembar pengamatan aktivitas guru yaitu pada pelaksanaan

pembelajaran guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) secara runtut yang dimulai

dari pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan kegiatan

akhir.

Dalam memulai pembelajaran guru memeriksa kesiapan siswa dan juga

melakukan apersepsi dengan baik, tujuan pembelajaran sudah disampaikan

dengan jelas sampai siswa memahaminya, selain itu guru juga sudah mampu

memberikan permasalahan dengan baik sesuai dengan tingkat berpikir siswa

sehingga permasalahan yang diberikan mudah dipahami oleh siswa. Dalam

kegiatan inti guru juga sudah membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara

acak dan membimbing siswa dengan baik dalam mencari solusi pemecahan

masalah yang disediakan, dan meberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Dalam kegiatan akhir, guru juga

sudah melaksanakan refleksi dan meluruskan kesalahpahaman yang terjadi antara

siswa dengan guru.

Pada pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber dengan

baik dari materi yang telah disediakan dan lingkungan sekitar sekolah.

Penggunaan media pembelajaran sudah dilaksanakan secara efektif dan efisien

karena mampu melibatkan beberapa siswa dalam pemanfaatan media

57

pembelajaran. Selanjutnya dalam penilaian proses dan hasil, guru juga memantau

kemajuan belajar siswa dan melakukan penilaian akhir yang sesuai dengan

kompetensi sebagai umpan balik terhadap proses pembelajaran yang sudah

diberikan.

Hasil dari pengamatan siswa, pada pra pembelajaran siswa telah menempati

tempat duduknya, siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal siswa

mendengarkan secara seksama saat dijelaskan tujuan yang hendak dicapai, siswa

memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang sudah diajarkan. Pada

pelaksanaan strategi belajar siswa termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa sudah jelas

terhhadap materi yang diajarkan.dalam penilaian hasil belajar siswa sudah berani

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Pada kegiatan

penutup guru meberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah.

Sedangkan yang menjadi kelemahan berdasarkan hasil pengamatan

diantaranya adalah guru tidak membimbing siswa untuk membuat laporan yang

berupa rangkuman dari lembar kerja dan kesimpulan pembelajaran, serta guru

tidak memberikan tugas kecil agar siswa bisa mengingat materi yang diajarkan.

Pada kegiatan akhir siswa belum mebuat laporan yang berupa rangkuman, dalam

menjawab pertanyaan dari guru siswa belum benar-benar mampu menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru dan dalam penggunaan bahasa, siswa belum

dapat mengungkapkan pendapatnya dengan lancar.

Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama ini maka pada

pertemuan selanjutnya perlu adanya usaha untuk mengatasi berbagai kelemahan

agar terlaksana proses pembelajaran dapat diperbaiki. Usaha tersebut diantaranya

peneliti berdiskusi dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan yakni

membimbing seharusnya membimbing siswa untuk membuat laporan yang

berupa rangkuman, memberikan tugas kecil, dan memotivasi siswa agar berani

menjawab pertanyaan dari guru lancar.

2. Pertemuan II

Hasil dari lembar pengamatan observasi guru yaitu pelaksanaan pembelajaran

guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator pembelajaran mengarah pada

58

pegembangan tingkat berpikir siswa SD, dan kegiatan pembelajaran

menggambarkan pembelajaran siswa yang aktif karena guru sudah melakukan

kegiatan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap Problem Based Learning (PBL)

secara runtut dari pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, sampai dengan

kegiatan akhir.

Memulai pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru

sudah mampu meberikan permasalahan dengan baik karena menggunakan bahasa

yang mampu dipahami oleh siswa, guru juga sudah memberikan motivasi siswa

untuk mengemukakan pendapat. Dalam kegiatan inti, guru juga sudah membagi

siswa dengan menjadi beberapa kelompok dan membimbing serta mengarahkan

siswa dengan baik dalam mencari solusi pemecahan masalah yang disediakan,

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dalam kegiatan akhir guru juga

sudah melakukan refleksi dan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah.

Pemanfaatan sumber belajar, guru sudah menggunakan sumber belajar

dengan baik yaitu dari materi dan lingkungan sekitar sekolah. Penggunaan media

pembelajaran sudah dilaksanakan secara baik sehingga mampu melibatkan siswa

dalam pemanfaatan media pembelajaran. Guru juga sudah melakukan pemantauan

tentang kemajuan belajar selama proses pembelajaran.

Hasil dari pengamatan lembar observasi siswa, pada pra pembelajaran siswa

telah menempati duduknya dan siap menerima pelajaran. Pada kegiatan awal

siswa sudah mendengarkan secara seksama saat dijelaskan tujuan yang akan

diapai, siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi yang diberikan oleh guru

dan siswa sudah mampu menjawab pertanyaan dari guru serta menyelesaikan

rumusan permasalahan yang diajukan oleh guru. Pada kegiatan inti siswa

memperhatikan dengan serius materi pelajaran yang akan diajarkan dan sudah

aktif bertanya saat proses belajar mengajar berlangsung. Dalam diskusi kelompok

sudah terdapat interaksi positif antara siswa maupun siswa dan antara siswa

dengan guru. Pada pelaksanakaan strategi belajar siswa termotivasi dalam

mengikuti proses pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa

merasa tertarik terhadap materi yang disajikan.

Siklus II pertemuan kedua ini semua kelemahan yang pada pembelajaran di

59

siklus I sudah diperbaiki, guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran dengan

baik kepada siswa, guru juga sudah membimbing siswa untuk membuat

rangkuman, sudah mendengarkan penjelasan guru dengan baik.

Mengacu pada hasil belajar siswa yang diperoleh melalui hasil kolaborasi

peneliti dengan guru kelas 4 SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali pada siklus II

dengan memberikan soal evaluasi secara tertulis dengan model soal pilihan ganda

kepada siswa pada akhir pertemuan di siklus I dan siklus II. Terlihat bahwa hasil

evaluasi siswa kelas 4 untuk mata pelajaran IPA siklus 2 menunjukkan hasil yang

memuaskan. Dari 25 siswa terdapat 24 siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥70

sedangkan 1 anak mendapatkan nilai <70. Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat

pada Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II

Jumlah Siswa Presentase % Keterangan

<70 1 4% Tidak Tuntas

≥70 24 96% Tuntas

Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata 81,2

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 60

Dari data yang diperoleh pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil

belajar siswa siklus 2 pada mata pelajaran IPA, terdapat 1 anak dengan presentasi

4% yang masih belum tuntas dengan nilai <70 dan terdapat 24 siswa tuntas

dengan nilai ≥70 dan presentase 96%.

4.3.4 Refleksi Siklus II

Setelah semua kegiatan pada siklus II di pertemuan ke 1 dan pertemuan ke 2

dilakukan sebagai pemantapan dari siklus I, maka selanjutnya akan diadakan

refleksi terhadap semua kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan pada

siklus II. Hasil refleksi diambil dari semua kegiatan yang telah dilakukan pada

60

saat pembelajaran antara lain yaitu hasil belajar siswa, hasil observasi kegiatan

mengajar guru dan hasil observasi kegiatan belajar siswa tentang hubungan benda

dan sifat benda dengan kegunaanya yang telah dilakukan pada siklus II petemuan

ke 1 dan pertemuan ke 2.

Refleksi digunakan sebagai bahan untuk memantapkan apakah dalam

kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sudah sesuai dengan

indikator keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti atau belum. Hasil analisis

data yang diperoleh pada siklus II sebagai berikut :

1. Pertemuan 1

Hasil observasi kegiatan mengajar guru yang dilaksanakan pada siklus 2

pertemuan ke 1 bahwa hampir semua kegiatan yang direncanakan telah dilakukan

oleh guru dalam kegiatan pembelajaran pertemuan ke 1 pada siklus II.

Kekurangan yang ada pada siklus I mengalami perbaikan yaitu ketika memulai

pembelajaran guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang

dilakukan dalam proses pembelajaran.

Hasil observasi kegiatan belajar mengajar/ keterlibatan siswa pada siklus II

pertemuan ke 1 bahwa adanya kekurangan pada siklus 1 sudah mengalami

perbaikan antara lain siswa sudah lebih aktif dalam berdiskusi dengan

kelompoknya, pada saat kegiatan akhir siswa tidak membuat rangkuman hasil

pembelajaran tentang materi benda dan sifat bahan pembentuknya yang sudah

dijelaskan. Adapun tabel tentang aspek kegiatan yang belum dilaksanakan guru

dan siswa sesuai hasil pada lembar observasi siklus II pertemuan ke 1 pada

(lampiran 20 halaman 129) sebagai berikut:

61

Tabel 4.6

Aspek kegiatan yang belum dilakukan siklus II pertemuan 1

Nomor

kegiatan Aspek Kegiatan

Penilaian

Ya Tidak

Guru

25. Membimbing siswa membuat laporan yang

berupa rangkuman dari lembar kerja siswa dan

kesimpulam pembelajaran.

26. Memberikan pekerjaan rumah atau soal latihan √

Siswa

24. Siswa membuat laporan yang berupa rangkuman √

26. Siswa menjawab tugas, soal atau pertanyaan dari

guru

Hasil data yang diperoleh dari siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa sangat memuaskan mesikpun ada siswa yang belum mencapai KKM. Hasil

pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa 24 siswa atau 96% dari jumlah

siswa 25 mencapai KKM ≥70, akan tetapi masih ada 1 siswa atau 4% dari jumlah

25 siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM.

Lembar observasi mengajar guru di siklus II semua kekurangan yang ada

pada pembelajaran siklus I sudah diperbaiki, guru telah membimbing siswa untuk

mrmbuat rangkuman tentang hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru

sudah memberikan tugas soal evaluasi, siswa juga sudah terlibat aktif dalam

diskusi kelompok, serta proses pembelajaran berjalan dengan baik sesuai dengan

RPP yang menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) tentang

materi benda dan sifatnya mengenai hubungan antara sifat bahan dengan

kegunaanya.

Lembar observasi keterlibatan siswa di siklus II semua aspek sudah

62

dilaksanakan siswa, kekurangan yang ada pada siklus I sudah mengalami

perbaikan antara lain dalam berdiskusi, siswa sudah aktif berdiskusi dengan

kelompoknya, serta diakhir kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan siswa sudah

membuat rangkuman tentang kegiatan pembelajaran dan juga mengerjakan soal

evaluasi dengan baik.

Hasil tindakan dan obsevasi yang telah dilaksanakan pada siklus II pertemuan

ke 1 dan pertemuan ke 2 dibuat berdasarkan hasil seluruh rangkaian kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan guru dan juga siswa pada pembelajaran IPA

materi hubungan sifat bahan dengan kegunaanya dengan pendekatan Problem

Based Learning (PBL).

4.4 Perbandingan hasil belajar siswa Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

4.4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Kegiatan pembelajaran dilakukan, hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I

dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini terlibat dari hasil belajar siswa pra

siklus hanya ada 11 siswa yang mendapatkan tuntas ≥70. Setelah dilakukan

kegiatan pada siklus I hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Candisari 01

mengalami peningkatan yaitu 19 siswa mendapatkan nilai tuntas ≥70. Setelah

siklus I dilakukan peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan di

siklus I dan menyempurnakannya di siklus II. Hal ini terlihat pada hasil belajar

siswa di siklus II menunjukkan indikator pencapaian hasil belajar yang sangat

memuaskan dengan hasil belajar 24 siswa mendapatkan nilai tuntas ≥70, yang

artinya 96% siswa sudah mendapatkan nilai di atas KKM.

Adapun perbandingan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, dan siklus II

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Belajar Siswa

NO NILAI Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

Jumlah

Siswa

Presentase

(%)

1 Tuntas 11 44% 19 76% 24 96%

2 Tidak 14 56% 6 24% 1 4%

63

Tuntas

Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%

Data yang ada pada tabel 4.7 Diketahui adanya peningkatan hasil belajar

siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan

hasil belajar siswa yang mengacu pada KKM mata pelajaran IPA yaitu ≥ 70. Pada

pra siklus terdapat 14 siswa yang tuntas dalam mata pelajatan IPA dengan

presentasi 56%. Kemudian meningkat di siklus I yang terlihat dari 19 siswa yang

tuntas pada mata pelajaran IPA dengan presentase 76%. Hasil yang memuaskan

terlihat pada siklus II yaitu 24 siswa mencapai ketuntasan pada mata pelajaran

IPA dengan presentase 96%, yang artinya sebagian besar siswa sudah tuntas

dalam mata pelajaran IPA. Tabel 4.7 dapat disajikan diagram perbandingan

ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II pada gambar 4.4

berikut ini :

Gambar 4.1

Diagram Perbandingan Presentase Hasil Belajar Siswa

Pra siklus, Sikus I, Siklus II

Gambar diagram batang tentang perbandingan presentase hasil belajar IPA

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Tuntas 56% 76% 96%

Tidak Tuntas 44% 24% 4%

56%

76%

96%

44%

24%

4%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

64

pra siklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari presentasi siswa yang tuntas dalam

mata pelajaran IPA kelas 4 SDN Candisari 01 semester I tahun ajaran 2016/2017

pada pra siklus adalah 56%, untuk siklus I tuntas dengan presentase 76%, dan

pada siklus II tuntas dengan presentase 96% dengan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) hasil belajar siswa 70.

Hasil presentase hasil belajar siswa menunjukkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkat hasil belajar siswa kelas 4 SDN Candisari 01 semester I tahun

ajaran 2016/2017 sebesar 96% sesuai dengan indikator keberhasilan yang

ditetapkan oleh peneliti.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas 4 SDN

Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali semester I tahun ajaran

2016/2017, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa di kegiatan

pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menggunakan pendekatan Problem

Based Learning (PBL). Hal ini dapat diketahui dari ketuntasan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA dari pra siklus sampai siklus II.

Hasil dari penelitian membuktikan bahwa penggunaan pendekatan PBL dapat

mengukur kemampuan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Hasil belajar siswa dalam aspek kogitif mengalami peningkatan hal ini terbukti

dari hasil belajar pra siklus yang tidak tuntas sebesar 56% dan yang tuntas sebesar

44%, kemudian diadakan siklus I dengan persentase tidak tuntas sebesar 24% dan

yang tuntas sebesar 76%, selanjutnya diadakan perbaikan pada siklus II dengan

persentase tidak tuntas sebesar 4% dan yang tuntas sebesar 96%.

Hasil belajar pada aspek psikomotorik mengalami peningkatan, pada siklus I

guru membawa media sebagai sarana pembelajaran dan guru menjelaskan cara

penggunaan media, hanya tetapi siswa tidak terlalu merespon media yang dibawa

oleh guru, dikarenakan siswa belum terbiasa dengan media yang digunakan oleh

guru, sedangkan pada siklus II siswa sudah mulai merespon dengan baik ketika

65

guru membawa media sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran, siswa

menjadi lebih memahami dalam penggunaan media yang diberikan oleh guru.

Hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus II terdapat 1 siswa yang belum

tuntas dikarenakan memiliki kebutuhan khusus down syndrome dengan ciri-ciri

kepala lebih kecil, kulit tampak keriput, mata sipit dengan sudut bagian tengah

dan didalam kelas cenderung pendiam jika tidak ada yang mengajaknya berbicara

sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tersebut dibantu

dengan teman sebangkunya dan guru. Guru memberikan penanganan yang lebih

dibandingkan dengan siswa yang lainnya dengan cara mengajak berbicara dalam

pembelajaran di kelas serta menanyakan hal-hal tentang materi pembelajaran yang

sedang berlangsung.

Penggunaan pendekatan PBL siswa dalam ranah afektif pada siklus I siswa

belum mengalami keaktifan disebabkan siswa belum terbiasa dengan metode yang

dilakukan oleh guru, maka dari keaktifan ditingkatkan pada siklus II. Pada siklus

II keaktifan siswa menunjukkan peningkatan yang baik, misalnya dalam

berkelompok siswa sudah percaya diri untuk melaksanakan presentasi, sudah

mulai memahami tanggung jawab masing-masing dalam berkelompok. Persentase

dalam berdiskusi dan keberanian bertanya mengalami peningkatan dari sebelum

tindakan hingga dilaksanakan tindakan pada siklus II. Penggunaan PBL juga

mengubah pola berpikir siswa yang awalnya malas menjadi berpikir kritis, kreatif,

dan analitis untuk menjadi ingin tahu dengan hal-hal yang baru, melaksanakan

penelusuran ilmiah hingga memperoleh kesimpulan sendiri melalui pembuktian

yang nyata secara berkelompok, guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Inilah

yang menjadikan siswa terbiasa dan tidak mengalami kesulitan untuk

memecahkan masalah mulai dari masalah yang mudah misalnya masalah dalam

tes yang diberikan dalam penelitian sampai masalah yang lebih kompleks

contohnya masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-hari siswa. Perubahan pola

pikir yang dimiliki siswa membuat hasil peningkatan belajar siswa. Pada saat

menggunakan pendekatan PBL siswa menjadi lebih tertarik dan berpartisipasi

aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan adanya penelitian yang

dilakukan oleh Ruswinarno hasil penelitian yang ditunjukkan adanya peningkatan

66

aktivitas siswa pada saat menggunakan pendekatan Problem Based Learning.

Demikian hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa apabila

pembelajaran menerapkan pendekatan Problem Based Learning maka dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.