BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Menurut sejarah Desa Datahu dimunculkan oleh pengungsi – pengungsi yang
berasal dari Limboto yang berjuang untuk membuka hutan / areal pertanian sekitar
pertengahan abad ke -19, pengungsi-pengungsi atau pendatang tersebut dibawah
pimpinan seorang berpengalaman bernama ”Pomombohudu” atas perintah ”Sultan
Naki Limboto” pada masa itu.
Pada tahun 2007 Desa Datahu dimekarkan, bagian utara menjadi Desa Botu
Moputi dan Desa Datahu tinggal membawahi 4 (empat) dusun. Batas-batas Desa
Datahu sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Botu Moputi
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Tolotio
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Isimu Raya
Sebelah Barat : Berbatasan dengan DesaTridarma
Secara umum keadaan Demografi di Desa Datahu terdiri atas Laki-laki
sejumlah 2.170 jiwa dan perempuan sejumlah 2.226 jiwa. Bila dikelompokkan
berdasarkan dusun maka dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Data penduduk Desa Datahu Tahun 2011
No Dusun
Jumlah KK
Tahun 2010 Tahun 2011
KK Jiwa KK Jiwa
1. Topalo
2. Tambuala
3. Balandaa
4. Lalunga
457
202
244
201
1.502
750
980
770
488
206
207
209
1.822
792
991
791
Jumlah 1.104 4.003 1.173 4.396
Sumber Data : Profil Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo tahun 2011 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan usia sekolah di Desa Datahu
Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan usia sekolah
Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan Total
Tidak Tamat SD
Tidak Tamat SMP
Tidak Tamat SMA
31
17
6
13
12
8
44
29
14
Sumber Data : Profil Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo tahun 2011
4.2 Deskripsi Lembaga PAUD TPK II Khairunnisa
Lembaga PAUD TPK II Khairunnisa merupakan salah satu lembaga PAUD
yang menyediakan layanan pendidikan bagi anak usia dini khususnya yang tinggal di
Desa Datahu Kecamatan Tibawa. TPK II Khairunnisa ini berdiri sejak tahun 2007 di
atas tanah seluas 140 M2 dengan luas bangunan 35 M2. Saat ini jumlah ruang belajar
adalah 1 lokal dan merupakan bangunan yang sudah permanen.
Ruang pembelajaran pada PAUD TPK II Khairunnisa ini ditata sedemikian
rupa berdasarkan sentra- sentra. Sentra – sentra yang ada sering dimanfaatkan untuk
bermain dan belajar. Adapun sentra – sentra tersebut adalah 1) Sentra Imtaq 2) Sentra
Balok, 3) Sentra Main Peran, 4) Sentra Musik, 5) Sentra Persiapan, 6) Sentra Bahan
alam, 7) Sentra Seni dan kreativitas, 8) Sentra Memasak.
4.2.1 Keadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Lembaga PAUD TPK II Khairunnisa memiliki Alat Permainan Edukatif
(APE) yang cukup bervariasi dan bebas digunakan anak usia dini ketika mereka ingin
bermain. Data mengenai jumlah APE dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Jenis dan Jumlah Alat Permainan Edukatif (APE)
No Jenis Alat Permainan
Edukatif
Densitas Jumlah
1 Alat Permainan dalam
ruangan
1) Balok unit
2) Lego
3) Boneka
4) Alat musik
5) Puzzle
6) Ronce / Merjan
7) Alat Memasak
8) APE bahan alam
298 unit
2 set
2
4 jenis
5 set
2
5 set
3 jenis
2 Alat Permainan luar
ruangan
1) Ayunan
2) Perosotan
3) Jungkitan
4) Tangga majemuk
5) Titian
6) Bak pasir
7) Kuda-kudaan
2
1
1
1
1
1
8
Sumber Data : Profil TPK II Khairunnisa Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo tahun 2012 Keadaan sarana dan prasarana pembelajaran pada PAUD TPK II Khairunnisa
ini cukup lengkap yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Keadaan sarana dan prasarana pembelajaran PAUD TPK II Khairunnisa
No Jenis sarana dan prasarana Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Rak mainan
Lemari
Loker / tempat barang anak
Papan tulis
Papan tempel
Tikar/karpet
Meja dan Kursi pendidik
Krayon / Pensil warna (lusin)
Ruang pembelajaran
2
1
1
1
1
2
4
4 lusin
1
Sumber Data : Profil TPK II Khairunnisa Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo tahun 2012
4.2.2 Keadaan Pengelola dan Pendidik
Jumlah tenaga pendidik di PAUD TPK II Khairunnisa adalah 2 orang
pendidik. Adapun data mengenai pengelola serta pendidik dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 5. Keadaan Pengelola PAUD TPK II Khairunnisa
No Nama Jabatan L/P Pendidikan Terakhir
1 Novita Pohantalo Ketua P SMA
2 Rabia Harun Bendahara P SMA
Sumber Data : Profil TPK II Khairunnisa Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo tahun 2012
Tabel 6. Keadaan Pendidik PAUD TPK II Khairunnisa
No Nama Jabatan L/P Pendidikan Terakhir
1 Rabia Harun Pendidik P SMA
2 Hadija Kadir Pendidik P SMA
Sumber Data : Profil TPK II Khairunnisa Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo tahun 2012 4.2.3 Keadaan Anak Didik di PAUD TPK II Khairunnisa Desa Datahu
Anak didik di PAUD TPK II Khairunnisa terdiri atas 2 kelompok yaitu
kelompok A dan B. Kelompok A adalah kelompok anak didik yang berusia 3-5 tahun
sedangkan kelompok B adalah kelompok anak yang berusia 5-6 tahun yang disiapkan
untuk memasuki pendidikan di Sekolah Dasar (SD). Adapun data mengenai keadaan
anak didik di PAUD TPK II Khairunnisa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 7. Kelompok A PAUD TPK II Khairunnisa
No Nama Anak Jenis Kelamin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Abdul rahman Abas
Adi wahyudi Mahmud
Agung prasetya Abdullah
Andar Mohamad
Aswatullah Mustapa
Faisal Mude
Fahril al”aqbar Syawaal
Fatul Firmanyah Tuna
Firmanyah Utiarahman
Fadli Setiawan Tomayahu
Larista Araga
Moh. Agim Febriana
Moh. Agil Malopo
Moh. Rafli Saludadi
Moh. Panua
Adelia Kaharu
Ainun Yantu
Al adwiyah Yusrin
Al-fira Pohantalo
Dinda Anugrah Pratiwi
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Sumber Data : Profil TPK II Khairunnisa Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo tahun 2012
Tabel 8. Kelompok B PAUD TPK II Khairunnisa
No Nama Anak Jenis Kelamin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Rayhan Hata
Rivandi Zikir
Sabrian Nusi
Sutid B Lameo
Wa aneta
Hyudin Aliyu
Yudito Purnomo H
Zulkifli Suleman
Ilham
Aldo Djuju
Ibrahim Djuju
Randi Samandi
Jelima Adam
Fadila Akase
Fahriyanti Yusrin
Fatiyah Tomayahu
Khairunissa Aneta
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Sumber Data : Profil TPK II Khairunnisa Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo tahun 2012 Kelompok B usia 5-6 tahun dimana pada masa ini anak mendapatkan
pendidikan untuk persiapan memasuki SD. Pada masa ini materi pendidikan meliputi
kesehatan kemampuan untuk bekerja sendiri, kesempatan untuk bergaul dengan anak
lain serta menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar yaitu dengan
memberikannya pelajaran membaca, menulis dan berhitung. Pada usia ini anak
diharapkan sudah dapat mandiri dan mereka tidak perlu ditunggui orang tuanya lagi
dan anak-anak bebas melakukan kegiatan sesuai dengan minatnya, sedangkan
pendidik hanya membimbing dan mengawasi.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Tuntutan pengembangan sumber daya manusia dari waktu kewaktu semakin
meningkat. Oleh karena itu layanan pendidikan terutama pendidikan anak usia dini
harus mampu mengikuti perkembangan tersebut. Selain keluarga dan sekolah,
masyarakat memiliki peran tersendiri terhadap pendidikan. Masyarakat adalah
kumpulan individu dan kelompok yang diikat dalam kesatuan negara, kebudayaan,
dan agama yang memiliki cita-cita, peraturan-peraturan dan sistem kekuasaan
tertentu. Sedangkan keterlibatan / partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
pendidikan anak usia dini merupakan keikutsertaan masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan evaluasi program pendidikan anak usia dini.
Hasil penelitian tentang keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program
pendidikan anak usia dini akan diuraikan sesuai indikator masing-masing:
4.3.1 Hasil Penelitian Indikator Keterlibatan Masyarakat dalam Bentuk
Ekonomi
Keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pelaksanaan program
pendidikan anak usia dini sangat membantu terselenggaranya pendidikan anak usia
dini yang baik. Salah satu bentuk keterlibatan atau partisipasi masyarakat terhadap
pelaksanaan pendidikan anak usia dini adalah dalam bentuk ekonomi. Hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan yang berprofesi sebagai
Pendidik PAUD TPK II Khairunnisa adalah sebagai berikut :
“ Keterlibatan masyarakat dalam hal pelaksanaan program pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) selama ini menurut saya sudah baik. Berbagai hal yang dilakukan masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan program PAUD TPK II Khairunnisa terutama dalam bentuk memberikan kontribusi ekonomi/uang. Ada beberapa hal yang dilakukan masyarakat seperti memberikan sumbangan uang setiap 6 bulan sekali. Jumlah sumbangan yang diberikan tidak ditentukan besarnya namun sumbangan ini telah rutin dilakukan setiap tahun. (WW.R.H,14 Februari 2012)”. Wawancara tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat terhadap
pelaksanaan program PAUD TPK II Khairunnisa dalam bentuk kontribusi uang telah
rutin dilaksanakan masyarakat setempat. Hasil wawancara dengan informan lainnya
sebagai berikut :
“Kami sebagai masyarakat dan juga sebagai orang tua anak usia dini merasa ikut bertanggung jawab dalam kelancaran pelaksanaan program PAUD TPK II Khairunnisa ini. Salah satu sumbangan yang dapat kami lakukan adalah dengan selalu membayar iuran / SPP setiap bulannya tepat waktu. Selain itu, kami selaku masyarakat dan orang tua berusaha untuk membantu biaya pengadaan seragam anak PAUD, meskipun tidak seberapa jumlahnya. (WW.Y.M, 15 Februari 2012)”.
Dari hasil wawancara tersebut, terlihat bahwa meskipun membayar iuran
adalah kewajiban orang tua sebagai bagian dari masyarakat, namun hal ini bisa
dikatakan sebagai bentuk partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan
pendidikan anak usia dini. Hasil wawancara dengan responden lain sebagai berikut :
“Dukungan dan keterlibatan masyarakat dalam bentuk kontribusi keuangan selama ini biasanya digalang oleh beberapa tokoh masyarakat. Dari hasil kontribusi ekonomi tersebut, kami mengelolanya untuk mengadakan kegiatan tambahan di luar kegiatan rutin PAUD TPK II Khairunnisa seperti mengadakan Posyandu, serta memberikan makanan tambahan bagi anak sebagai bentuk perhatian pendidik terhadap asupan gizi anak. (WW.H.K, 14 Februari 2012).”
Menurut salah seorang masyarakat yang juga menjadi responden, sebagai berikut : “Awalnya masyarakat kurang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program PAUD. Apabila lembaga PAUD TPK II Khairunnisa membutuhkan dana untuk menyelenggarakan suatu kegiatan, pendidik PAUD sering merasa kesulitan dalam mengumpulkan dana/uang. Namun saat ini masyarakat sudah mulai ikut aktif dalam penyelenggaraan kegiatan PAUD. Meskipun kontribusi kami sebagai masyarakat masih minim, tapi hal tersebut bisa juga memberi manfaat bagi pelaksanaan program PAUD TPK II Khairunnisa selanjutnya. (WW.H.A, 16 Februari 2012)”.
Selain dalam bentuk uang, keterlibatan masyarakat dalam bentuk ekonomi
diberikan dalam bentuk barang. Hasil wawancara bersama salah seorang pendidik
PAUD TPK II Khairunnisa dapat dilihat berikut ini :
“Beberapa masyarakat ada yang ikut membantu memberikan kontribusi berupa barang ketika mendirikan lembaga PAUD TPK II Khairunnisa ini. Ada yang memberikan semen, seng serta kayu. Mereka lebih senang memberi kontribusi dalam bentuk barang karena menurut mereka barang- barang tersebut telah tersedia di rumah mereka daripada berpartisipasi dalam bentuk uang. Kebanyakan yang membantu dalam bentuk barang adalah masyarakat yang memiliki toko bangunan dan yang memiliki meubel (kontribusi kayu). Kontribusi dalam bentuk barang terasa sangat membantu karena mengurangi pembelian barang-barang yang dibutuhkan saat pembangunan lembaga PAUD TPK II Khairunnisa berlangsung (WW.R.H, Jumat 17 Februari 2012)”.
Hal senada dikemukakan oleh salah seorang ibu rumah tangga sebagai berikut :
“ Saya merasa senang bisa terlibat dalam pelaksanaan program PAUD TPK II Khairunnisa ini. Kontribusi yang biasa saya berikan dalam bentuk pemberian konsumsi ketika TPK II Khairunnisa ini mengadakan pertemuan / rapat dengan masyarakat, atau ketika melaksanakan kegiatan gotong royong (WW.Y.M, Selasa 14 Februari 2012).”
Keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat untuk memikul tanggung jawab
pendidikan anak usia dini bukan sekedar harapan tetapi merupakan suatu tuntutan
yang mendesak yang harus diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan nyata di lapangan.
Dimana dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program PAUD
TPK II Khairunnisa ini akan berimbas pada pelaksanaan PAUD menjadi semakin
lebih baik dan orang tua yang memiliki anak usia dini tidak akan ragu-ragu untuk
membawa anak mereka untuk memasuki jenjang pendidikan prasekolah.
4.3.2 Hasil Penelitian Indikator Keterlibatan Masyarakat dalam Bentuk Tenaga
Akhir-akhir ini di tengah masyarakat terdapat anggapan yang menyatakan
bahwa partisipasi serta keterlibatan masyarakat dalam pendidikan khususnya
pendidikan anak usia dini tidak diperlukan lagi, mengingat banyaknya proyek
pendidikan dengan dana yang cukup besar, disamping dana pendidikan telah cukup
dari pemerintah. Anggapan seperti ini berdasarkan pemahaman mereka terhadap
bentuk partisipasi dalam pendidikan, di mana yang mereka pahami partisipasi dalam
pendidikan hanyalah dengan membantu membiayai (mendanai) pendidikan atau
memberi sumbangan dalam bentuk uang. Tentu saja pendapat seperti ini memerlukan
penjelasan secara tuntas dan lugas agar masyarakat memahami akan arti pentingnya
keterlibatan mereka dalam pendidikan, tidak hanya dalam bentuk pemberian dana
saja, akan tetapi dapat diwujudkan dalam berbagai pendekatan dan bentuk.
Salah satu bentuk keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program
pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah dalam bentuk kontribusi tenaga.
Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa masyarakat
yang menjadi responden pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
“ Kami sangat mendukung program pendidikan anak usia dini PAUD TPK
II Khairunnisa dilaksanakan di Desa kami, oleh karenanya kami merasa perlu untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan program PAUD ini. Meskipun hanya membantu dengan tenaga seperti membantu memperbaiki pagar lembaga PAUD yang rusak atau membantu memperbaiki meja dan kursi yang butuh perbaikan. (WW.L.K, Rabu 15 Februari 2012)”. Lebih lanjut hasil wawancara bersama warga masyarakat yang lain adalah
sebagai berikut :
“ Saya sebagai warga masyarakat Desa Datahu merasa ikut bertanggung jawab dan terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program PAUD. Adapun bantuan yang dapat saya berikan lebih kepada bantuan tenaga karena menurut saya lebih bermanfaat. Beberapa hal yang saya lakukan dalam hal keterlibatan saya dalam pelaksanaan program PAUD ini ketika ikut membantu / bergotong royong pada saat pembangunan lembaga PAUD TPK II Khairunnisa. Selain itu saya bersama beberapa warga masyarakat lain, ikut terlibat secara aktif dalam memelihara sarana dan prasarana yang ada di lembaga PAUD ini (WW.N.T, Kamis 16 Februari 2012)”. Hal senada pun diungkapkan oleh salah seorang pendidik PAUD TPK II
Khairunnisa, sebagai berikut :
“ Beberapa orang tua anak didik selalu terlibat dalam pelaksanaan program PAUD TPK II Khairunnisa ini setiap hari. Ibu-ibu biasanya secara sukarela memberi bantuan tenaga seperti ikut membersihkan ruangan kelas setiap hari, sedangkan masyarakat sekitar lembaga PAUD berpartisipasi setiap minggu sekali untuk membersihkan lingkungan sekitar lembaga PAUD. Kontribusi dalam bentuk tenaga ini sangat bermanfaat karena manfaatnya dapat dirasakan secara langsung (WW.H.K Selasa 14 Februari 2012).”. Selain dirasakan efektif dan bermanfaat, keterlibatan masyarakat dalam
bentuk kontribusi tenaga ini dikatakan murah karena tidak membutuhkan biaya. Hal
ini diungkapkan oleh salah seorang informan sebagai berikut :
“ Kami sebagai masyarakat yang tinggal di dekat lembaga PAUD TPK II Khairunnisa berpartisipasi menyumbang tenaga ketika membangun gedung sekolah karena dengan menyumbangkan tenaga, pekerjaan akan lebih cepat selesai sehingga menghemat waktu dan biaya operasional
pembangunan gedung sekolah (WW.Y.K, Jumat 17 Februari 2012)”. Menurut salah seorang pendidik ada beberapa program yang dikembangkan
oleh TPK II Khairunnisa, dimana pada pelaksanaan program ini melibatkan
masyarakat secara aktif. Program yang dimaksud adalah program parenting
(pengasuhan bersama) dimana keterlibatan masyarakat yang dimaksud dalam
program ini dalam bentuk tenaga. Berikut hasil wawancara dengan pendidik PAUD
TPK II Khairunnisa tersebut :
“Kami menyelenggarakan sebuah program yang diberi nama program parenting/pengasuhan bersama, dimana pada program ini masyarakat secara umum serta khususnya orang tua dijadwalkan untuk membantu dalam bentuk sumbangan tenaga untuk mendampingi pendidik dalam mengawasi dan mengasuh anak usia dini setiap hari. Kegiatan ini baru diterapkan beberapa bulan namun disambut dengan baik oleh masyarakat. Dengan ikut terlibat dalam program parenting ini maka masyarakat khususnya orang tua dapat menerapkan pola pengasuhan yang didapatkan di lembaga PAUD TPK II Khairunnisa ketika mereka berada di lingkungan rumah (pendidikan Informal). (WW.RH, Kamis 16 Februari 2012).” Program parenting diselenggarakan oleh lembaga PAUD TPK II Khairunnisa
berdasarkan pengamatan dan kenyataan yang terjadi di masyarakat masih adanya
orangtua yang mempunyai pola pikir bahwa pendidikan anak usia dini itu sepenuhnya
tanggungjawab pihak lembaga pendidikan PAUD saja. Seringkali masyarakat
khususnya orangtua menumpu harapan terlalu tinggi pada lembaga pendidikan. Di
sisi lain, tidak sedikit orangtua yang menuntut lembaga pendidikan harus berbuat
seperti yang dikehendaki dan kecewa jika hasil pendidikan di lembaga tersebut tidak
sesuai dengan harapannya. Fenomena keliru inilah yang ingin segera diluruskan oleh
pendidik PAUD agar tanggungjawab tinggi muncul dalam masyarakat sehingga
masyarakat terutama keluarga juga terlibat dan dapat berperan sebagai pendidik di
lingkungan informal.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa keterlibatan
masyarakat dalam pelaksanaan program PAUD yang diwujudkan dalam bentuk
partisipasi tenaga ternyata memberi manfaat yang besar terhadap pelaksanaan
program PAUD di Desa Datahu. Salah satu hal yang mempengaruhinya adalah
karena kontribusi tenaga dianggap tidak mahal dan tidak menjadi beban materi bagi
masyarakat setempat. Keterlibatan masyarakat dalam bentuk partisipasi tenaga adalah
partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang
dapat menunjang keberhasilan suatu program. Keterlibatan masyarakat dalam bentuk
sumbangan tenaga dapat dilakukan oleh siapa saja baik masyarakat yang miskin
maupun kaya karena justru dapat mengembangkan sikap bergotong royong antara
masyarakat di Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.
4.3.3 Hasil Penelitian Indikator Keterlibatan Masyarakat dalam Bentuk Fikiran
Selain keterlibatan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk kontribusi
uang dan kontribusi tenaga, adapula keterlibatan masyarakat dalam bentuk
sumbangan ide dan gagasan (fikiran). Keterlibatan masyarakat dalam bentuk buah
pikiran dapat berupa sumbangan berupa ide, pendapat atau buah pikiran konstruktif,
baik untuk menyusun program pendidikan anak usia dini maupun untuk
memperlancar pelaksanaan program tersebut dan juga untuk mewujudkannya dengan
memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan program anak usia
dini yang telah ada agar lebih baik lagi.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada responden yang juga sebagai
ketua tim penggerak PKK Desa Datahu terkait keterlibatan masyarakat dalam
memberikan kontribusi berupa fikiran (gagasan/ide) dapat dilihat sebagai berikut :
“ Sebagai ketua tim penggerak PKK Desa Datahu saya merasa ikut bertanggung jawab dan ikut terlibat dalam pelaksanaan program pendidikan bagi anak usia dini. Keterlibatan saya selama ini lebih cenderung pada pemberian masukan-masukan bagi pengelola PAUD untuk strategi pelaksanaan PAUD TPK II Khairunnisa ke depannya. Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali dimana pada pertemuan 3 bulan itu, pengelola PAUD harus memberikan laporan tentang realisasi pelaksanaan / penggunaan dana bantuan yang diperoleh lembaga PAUD tersebut (WW.Y.P, Rabu 15 Februari 2012).” Senada dengan jawaban yang diberikan oleh ketua tim penggerak PKK, salah
seorang informan pun memberikan penjelasan sebagai berikut :
“ Kami selaku masyarakat diajak untuk merumuskan pelaksanaan program PAUD atau membahas masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PAUD TPK II Khairunnisa ini. Dalam hal ini kontribusi yang diberikan oleh tokoh – tokoh masyarakat berupa gagasan, ide dan pemikiran yang bermanfaat bagi pengembangan PAUD terutama dalam pelayanan pendidikan terhadap anak usia dini. (WW. YK, Selasa 14 Februari 2012)”.
Sedangkan menurut pendidik PAUD TPK II Khairunnisa bahwa keterlibatan
masyarakat dalam bentuk fikiran / gagasan berupa pemberian masukan atau saran
terhadap pengembangan dan pengelolaan program PAUD. Hal tersebut dapat dilihat
pada hasil wawancara berikut ini :
“ Kami selaku pengelola PAUD TPK II Khairunnisa menyediakan kotak saran serta buku saran untuk masyarakat khususnya orang tua yang ingin memberikan sumbangan fikiran atau saran – saran terhadap penyelenggaraan PAUD selama ini untuk kemudian akan kami rapat-kan lalu di buat tindak lanjut pemecahan masalah yang ada (WW.RH, Rabu 15 Februari 2012)”.
Bila melihat hasil wawancara di atas, maka dapat dipahami bahwa bentuk –
bentuk keterlibatan masyarakat tidak hanya terbatas pada kontribusi yang berbentuk
materi seperti uang ataupun barang. Nyatanya partisipasi masyarakat dalam bentuk
sumbangan fikiran berupa saran, ide serta gagasan-gagasan yang positif cukup
memberi pengaruh yang besar terhadap pengembangan kegiatan yang dikelola oleh
PAUD TPK II Khairunnisa.
Salah satu contoh nyata manfaat yang dirasakan karena keterlibatan
masyarakat dalam bentuk pemberian gagasan / saran-saran ketika pelaksanaan
kegiatan posyandu. Dimana awalnya kegiatan posyandu yang terintegrasi dengan
PAUD ini dilaksanakan pada setiap awal bulan dan mengadakan pemberian makanan
tambahan kepada anak usia dini dengan menu yang sama setiap bulan. Lalu beberapa
orang ibu rumah tangga memberi saran agar pemberian makanan tambahan dilakukan
secara bervariatif agar anak-anak merasa suka dan senang. Pada bulan berikutnya
saran tersebut dilaksanakan dengan mengganti menu makanan tambahan yang telah
ada sebelumnya dengan menu makanan tambahan yang lain. Ternyata hal tersebut
dapat menarik perhatian ibu-ibu yang memiliki anak usia dini untuk membawa anak
mereka ke Posyandu.
Melihat hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan
masyarakat dalam proses pelaksanaan program PAUD TPK II Khairunnisa dimana
dalam bentuk sumbangan pemikiran, sehingga dengan ide / gagasan yang diberikan
dapat mengidentifikasi masalah dan potensi pendidikan anak usia dini yang ada di
masyarakat, lalu pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi pada program
pendidikan anak usia dini.
Dengan demikian keterlibatan aktif dari masyarakat, sekelompok orang atau
seseorang secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program
pendidikan anak usia dini di Desa Datahu akan lebih efektif apabila masyarakat dapat
terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap evaluasi
pelaksanaan program. Dengan adanya keterlibatan masyarakat terhadap pendidikan
anak usia dini diharapkan program pendidikan ini akan semakin menjadi lebih baik
lagi.
4.3.4 Hasil Penelitian Indikator Strategi Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dapat membantu
menumbuh kembangkan anak dan dapat membantu perkembangan anak secara wajar.
Pada hakikatnya pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran
yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak
usia dini pada hakikatnya adalah upaya untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Guna mencapai tujuan pendidikan anak usia dini yang diharapkan
sebelumnya, maka dalam pelaksanaan program pendidikan anak usia dini diperlukan
strategi yang baik dan dapat membuat masyarakat ikut terlibat dalam pelaksanaan
program PAUD tersebut.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap salah seorang pendidik
PAUD TPK II Khairunnisa adalah sebagai berikut :
“ Dalam pelaksanaan program PAUD, ada strategi yang digunakan agar masyarakat dapat benar-benar ikut terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program tersebut. Adapun strategi pendidikan yang dimaksud seperti dalam mendirikan PAUD TPK II Khairunnisa sebagai berikut : 1) Memegang prinsip dari oleh dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat dilibatkan sejak identifikasi kebutuhan, merancang program, melaksanakannya dan mengawasinya. 2) Fleksibel yakni baik tempat waktu, maupun sarana yang digunakan. 3) Program PAUD tidak harus dimulai dari nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada seperti, Posyandu, BKB, SPS, dan Majelis Ta’lim. ( WW. HK, Selasa 14 Februari 2012)
Strategi pelaksanaan PAUD yang diterapkan pengelola PAUD TPK II
Khairunnisa selama ini telah memanfaatkan Majelis Ta’lim yang ada untuk menarik
perhatian orang tua. Kegiatan yang rutin dilakukan setiap minggu ini berupa kegiatan
tadarus / mengaji Alquran bersama. Kegiatan yang dilakukan pada majelis Ta’lim ini
nyatanya efektif untuk menarik perhatian orang tua untuk terlibat dengan kegiatan
lainnya yang diselenggarakan lembaga PAUD TPK II Khairunnisa.
Selain strategi dalam pelaksanaan program PAUD, strategi pembelajaran
PAUD pun mendapat perhatian dari masyarakat. Hasil wawancara dengan salah
seorang informan tentang strategi pembelajaran yang diterapkan di PAUD TPK II
Khairunnisa selama ini, sebagai berikut :
“Strategi pembelajaran yang diterapkan untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi. Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih jenis kegiatan yang akan dikerjakannya. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang
menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Strategi pembelajaran inilah yang diterapkan oleh pendidik PAUD TPK II Khairunnisa bersama masyarakat khususnya orang tua anak usia dini yang disebut sebagai program parenting (WW.RH, Sabtu 18 Februari 2012). Program parenting yang dilaksanakan oleh pengelola PAUD merupakan salah
satu strategi yang digunakan untuk mengajak masyarakat agar ikut terlibat dalam
berbagai kegiatan anak usia dini. Selain itu masyarakat dapat melihat perkembangan
anak usia dini secara langsung karena dalam program parenting ini masyarakat
diharapkan dapat membantu pendidik dalam mengasuh dan mengawasi anak usia dini
selama berada di lingkungan lembaga PAUD.
Strategi pelaksanaan program PAUD yang lain dijelaskan oleh Ibu Yuriko
Puluhulawa sebagai ketua tim penggerak PKK Desa Datahu yang selalu memantau
pembelajaran di PAUD TPK II Khairunnisa yang dapat dilihat pada hasil wawancara
sebagai berikut :
“ Terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh pengelola dalam mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pelaksanaan PAUD. Strategi tersebut dimaksudkan agar masyarakat merasa dibutuhkan dalam pelaksanaan program PAUD tersebut. Hal-hal yang dilakukan oleh pengelola PAUD diantaranya melakukan Home visit ke rumah masyarakat untuk mengenalkan berbagai program yang dilaksanakan oleh lembaga PAUD. Awalnya home visit dilakukan hanya kepada orang tua anak usia dini saja, namun saat ini home visit dimanfaatkan juga sebagai sarana sosialisasi dengan masyarakat. Selain melakukan home visit, pendidik juga mengadakan buku penghubung yang dapat menghubungkan pihak lembaga PAUD dengan masyarakat khususnya orang tua yang memiliki anak usia dini. Dengan demikian, masyarakat dapat mengetahui sejauhmana perkembangan anak mereka yang mengikuti kegiatan pembelajaran di PAUD tersebut. (WW.YP, Selasa 14 Februari 2012)”.
Bila melihat hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
indikator strategi pendidikan anak usia dini ini, terdapat beberapa strategi yang
dilakukan oleh pengelola bersama pendidik agar masyarakat dapat ikut terlibat dalam
pelaksanaan program PAUD. Adapun strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dalam mendirikan PAUD, strategi yang diterapkan sebagai berikut: 1)
Memegang prinsip dari oleh dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat
dapat dilibatkan sejak identifikasi kebutuhan, merancang program,
melaksanakannya dan mengawasinya. 2) Fleksibel yakni baik tempat waktu,
maupun sarana yang digunakan.3) Program PAUD tidak harus dimulai dari
nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada seperti, Posyandu,
BKB, Majelis Ta’lim dan SPS.
2. Strategi pembelajaran yang diterapkan untuk anak usia dini menggunakan
prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi. Pembelajaran untuk anak usia dini
diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, dan
bebas memilih jenis kegiatan yang akan dikerjakannya.
3. Melaksanakan program parenting, yaitu mengajak masyarakat khususnya
orang tua agar ikut terlibat dalam pengasuhan dan pengawasan anak selama
berada di lingkungan lembaga pendidikan PAUD.
4. Melakukan Home visit yaitu salah satu layanan pendukung program PAUD
yang dilakukan pendidik PAUD TPK II Khairunnisa dengan mengunjungi
rumah orang tua / masyarakat. Kegiatan dalam kunjungan rumah dapat
berbentuk pengamatan dan wawancara, sekaligus sosialisasi tentang berbagai
program yang diselenggarakan oleh lembaga PAUD tersebut.
Dengan melaksanakan berbagai strategi tersebut maka diharapkan masyarakat
akan semakin aktif untuk ikut terlibat secara langsung dalam pelaksanaan program
PAUD yang diselenggarakan di Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten
Gorontalo.
4.4 Pembahasan
Hasil wawancara yang telah disajikan dalam paparan di atas memberikan
gambaran secara umum mengenai keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan
program anak usia dini. Adapun pembahasan mengenai hasil wawancara untuk tiap
indikator akan dijelaskan sebagai berikut :
4.4.1 Pembahasan Indikator Keterlibatan Masyarakat dalam Bentuk Ekonomi
Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini
merupakan tanggung jawab keluarga, pemerintah dan masyarakat. Keterlibatan
masyarakat dalam setiap pelaksanaan program pendidikan usia dini merupakan salah
satu kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan. Salah satu bentuk keterlibatan
masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan adalah partisipasi masyarakat dalam
bentuk ekonomi (uang dan barang). Keterlibatan masyarakat dalam bentuk ekonomi /
uang adalah bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat untuk memperlancar
usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan pelaksanaan program PAUD yang
memerlukan bantuan dana / ekonomi.
Berdasarkan hasil penelitian pada indikator ekonomi ini dapat dilihat hal-hal
yang selama ini telah dilakukan masyarakat sebagai bentuk keterlibatan mereka pada
pelaksanaan program pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut :
1) Memberikan sumbangan uang pada lembaga PAUD setiap 6 bulan sekali.
Kegiatan ini telah rutin dilakukan setiap 6 bulan sekali, namun tidak ada
ketentuan yang membatasi jumlah sumbangan berapa banyak.
2) Masyarakat khususnya orang tua yang memiliki anak usia dini yang sekolah
di PAUD, berusaha untuk selalu membayar SPP / Iuran setiap bulannya tepat
waktu.
3) Masyarakat khususnya orang tua berusaha untuk membantu biaya pengadaan
seragam anak PAUD, meskipun tidak seberapa jumlah dana yang diberikan.
4) Selain dalam bentuk uang, keterlibatan masyarakat dalam bentuk ekonomi
diberikan dalam bentuk barang, seperti bahan-bahan bangunan (semen, kayu,
seng, cat, dan lain-lain) untuk membantu pembangunan gedung / lembaga
PAUD.
5) Berpartisipasi dengan memberi bantuan konsumsi ketika mengadakan
kegiatan rapat atau gotong royong.
Keterlibatan masyarakat dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan anak
usia dini seharusnya memang bukan pola yang bersifat top-down intervention yang
terkadang mengandung nuansa kurang menjunjung tinggi aspirasi dan potensi
masyarakat untuk melakukan kegiatan swadaya. Akan tetapi yang relatif lebih sesuai
dengan masyarakat yang tinggal di desa adalah yang sifatnya bottom-up intervention
yang di dalamnya ada nuansa penghargaan dan pengakuan bahwa masyarakat lapisan
bawah memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhannya, memecahkan
permasalahannya, serta mampu melakukan usaha-usaha pendidikan dengan prinsip
swadaya dan kebersamaan.
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
keterlibatan masyarakat secara ekonomi baik berupa uang maupun benda/barang
selama ini telah berjalan cukup baik dan telah cukup banyak membantu pelaksanaan
program PAUD TPK II Khairunnisa di Desa Datahu Kecamatan Tibawa Kabupaten
Gorontalo.
4.4.2 Pembahasan Indikator Keterlibatan Masyarakat dalam Bentuk Tenaga
Keterlibatan masyarakat dalam bentuk tenaga merupakan partisipasi
masyarakat yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang
dapat menunjang keberhasilan program pendidikan Anak Usia Dini. Keterlibatan
masyarakat dalam bentuk tenaga selama ini yang lebih sering dilakukan oleh
masyarakat karena masyarakat menganggap lebih mudah, lebih murah dibandingkan
partisipasi materi, lebih efektif dan dapat terlibat secara langsung dalam pelaksanaan
program PAUD TPK II Khairunnisa yang dimaksud.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dilihat beberapa bentuk partisipasi
tenaga yang selama ini telah dilakukan oleh masyarakat terhadap pelaksanaan
program PAUD sebagai berikut :
1) Membantu memperbaiki pagar lembaga PAUD yang rusak karena telah lapuk
atau karena dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
2) Ikut membantu memperbaiki meja dan kursi anak didik maupun meja dan
kursi pendidik yang butuh perbaikan atau perlu di cat kembali.
3) Ikut membantu / bergotong royong pada saat pembangunan lembaga PAUD.
4) Ikut terlibat secara aktif dalam memelihara sarana dan prasarana yang ada di
lembaga PAUD.
5) Melaksanakan program parenting bersama pendidik PAUD.
Program parenting (pengasuhan bersama) merupakan serangkaian keputusan
tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang
tua / pengasuh agar anak mampu bertanggung jawab dan memberikan kontribusi
sebagai anggota masyarakat termasuk juga apa yang harus dilakukan orang tua/
pengasuh ketika anak menangis, marah, berbohong, dan tidak melakukan
kewajibannya dengan baik (Berns, 1997 diakses dalam website
http://okvina.wordpress.com/2009/02/18/konsep-pengasuhan-parenting/). Senada
dengan Berns, Brooks (2001 dalam websitehttp://okvina. wordpress.com
/2009/02/18/konsep-pengasuhan-parenting/) juga mendefinisikan pengasuhan sebagai
sebuah proses yang merujuk pada serangkaian aksi dan interaksi yang dilakukan
orang tua untuk mendukung perkembangan anak. Proses pengasuhan bukanlah
sebuah hubungan satu arah yang mana orang tua mempengaruhi anak namun lebih
dari itu, pengasuhan merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak yang
dipengaruhi oleh budaya dan kelembagaan sosial dimana anak dibesarkan.
Konsep pengasuhan bersama (parenting) yang diselenggarakan di PAUD TPK
II Khairunnisa ini mencakup beberapa hal sebagai berikut: (i) pengasuhan bertujuan
untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, baik secara
fisik, mental maupun sosial, (ii) pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang
terus menerus antara orang tua dengan anak, (iii) pengasuhan adalah sebuah proses
sosialisasi, (iv) sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi proses pengasuhan
tidak bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan.
Program parenting yang dilaksanakan di TPK II Khairunnisa ini
menginginkan agar masyarakat dapat terlibat secara langsung dengan aktivitas yang
dilakukan oleh anak usia dini di lembaga PAUD. Dengan terlibat secara langsung
maka masyarakat khususnya orang tua anak usia dini dapat mengetahui pola asuh
yang baik dan dapat diterapkan ketika mereka berada dalam lingkungan keluarga.
Jadi secara tidak langsung program parenting mengajarkan pada masyarakat (ibu
rumah tangga) mengenai pola asuh yang sesuai dengan karakter anak usia dini.
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
keterlibatan masyarakat dalam bentuk tenaga ternyata memberi banyak manfaat bagi
pelaksanaan program PAUD TPK II Khairunnisa ini. Selain karena tidak
membutuhkan biaya sehingga tidak membebani masyarakat, juga dapat
menumbuhkan kembali semangat gotong royong dalam diri masyarakat. Adanya
keterlibatan masyarakat dengan memberi kontribusi tenaga selama ini telah cukup
efektif dalam membantu pelaksanaan program PAUD di Desa Datahu Kecamatan
Tibawa Kabupaten Gorontalo.
4.4.3 Pembahasan Indikator Keterlibatan Masyarakat Dalam Bentuk Fikiran
Keterlibatan masyarakat selain dalam bentuk partisipasi ekonomi (uang dan
barang/benda), partisipasi tenaga, juga termasuk juga partisipasi buah pikiran.
Keterlibatan dalam bentuk fikiran ini lebih cenderung berasal dari tokoh-tokoh
masyarakat di Desa Datahu, maupun masyarakat yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan. Partisipasi fikiran ini lebih merupakan sumbangan ide, pendapat atau
buah pikiran yang konstruktif, baik untuk menyusun program pendidikan Anak Usia
Dini maupun untuk memperlancar pelaksanaan program tersebut dan juga untuk
mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna
mengembangkan program PAUD tersebut.
Melihat hasil wawancara di atas, maka pada pembahasan ini akan melihat
kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam pelaksanaan program pendidikan
anak usia dini di TPK II Khairunnisa Desa Datahu sebagai berikut :
1) Memberi masukan-masukan bagi pengelola PAUD TPK II Khairunnisa untuk
strategi pelaksanaan PAUD ke depannya. Kegiatan yang dilakukan dalam
bentuk pertemuan rutin setiap 3 bulan sekali dimana pada pertemuan 3 bulan
itu, pengelola PAUD harus memberikan laporan tentang realisasi pelaksanaan
/ penggunaan dana bantuan yang diperoleh lembaga PAUD tersebut.
2) Pengelola PAUD TPK II Khairunnisa menyediakan kotak saran serta buku
saran untuk masyarakat khususnya orang tua yang ingin memberikan
sumbangan fikiran atau saran – saran terhadap penyelenggaraan PAUD
selama ini untuk kemudian akan dirapat-kan lalu di buat tindak lanjut terhadap
masalah yang ada.
3) Bersama-sama merumuskan pelaksanaan program PAUD atau membahas
masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan PAUD ini. Dimana tokoh
– tokoh masyarakat memberi kontribusi berupa gagasan, ide dan pemikiran
yang bermanfaat bagi pengembangan PAUD terutama dalam pelayanan
pendidikan terhadap anak usia dini.
Melihat hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
indikator keterlibatan masyarakat dalam bentuk fikiran / gagasan pada pelaksanaan
program pendidikan Anak Usia Dini telah rutin dilakukan oleh masyarakat setempat
terutama oleh tokoh-tokoh masyarakat khususnya yang berkecimpung di dunia
pendidikan. Dimana keterlibatan masyarakat tersebut cukup efektif dan cukup
membantu pelaksanaan program PAUD selama ini menjadi lebih baik dari
sebelumnya karena gagasan-gagasan yang sifatnya konstruktif tersebut benar-benar
direalisasikan oleh pengelola PAUD TPK II Khairunnisa di Desa Datahu Kecamatan
Tibawa Kabupaten Gorontalo.
4.4.4 Hasil Pembahasan Indikator Strategi Pendidikan Anak Usia Dini
Suatu lembaga pendidikan dikatakan berkualitas apabila selalu berusaha
menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat dan juga orang tua. Dengan kata
lain berkualitas atau tidaknya suatu lembaga pendidikan sangat bergantung pada
dukungan dan keterlibatan masyarakat yang mengerti akan pendidikan. Untuk
menjalin hubungan dengan masyarakat agar masyarakat dapat terlibat dalam
pelaksanaan program PAUD, maka perlu adanya strategi yang dilaksanakan oleh
lembaga PAUD tersebut sehingga dapat menjalin kerja sama dengan masyarakat.
Apabila melihat hasil wawancara tersebut, maka dapat dilihat beberapa
strategi yang selama ini telah dilakukan oleh lembaga PAUD TPK II Khairunnisa
dalam pelaksanaan program pendidikan anak usia dini. Strategi yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1. Memegang prinsip dari oleh dan untuk masyarakat, sehingga masyarakat
dapat dilibatkan sejak identifikasi kebutuhan, merancang program,
melaksanakannya dan mengawasi. 2) Fleksibel dalam penggunaan tempat,
waktu, maupun sarana yang digunakan. 3) Program PAUD tidak harus
dimulai dari nol, bisa dengan mengembangkan fasilitas yang sudah ada
seperti, Posyandu, BKB, Majelis Ta’lim dan SPS.
2. Strategi pembelajaran yang diterapkan untuk anak usia dini menggunakan
prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi. Pembelajaran untuk anak usia dini
diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, dan
bebas memilih jenis kegiatan yang akan dikerjakannya.
3. Melaksanakan program parenting, yaitu mengajak masyarakat khususnya
orang tua agar ikut terlibat dalam pengasuhan dan pengawasan anak selama
berada di lingkungan lembaga pendidikan PAUD.
4. Melakukan Home visit yaitu salah satu layanan pendukung program PAUD
yang dilakukan pendidik PAUD TPK II Khairunnisa dengan mengunjungi
rumah orang tua / masyarakat. Kegiatan dalam kunjungan rumah dapat
berbentuk wawancara sekaligus sosialisasi tentang berbagai program yang
diselenggarakan oleh lembaga PAUD tersebut.
Home visit yang dilakukan oleh pendidik PAUD TPK II Khairunnisa ini
dilakukan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Keluarga sebagai salah satu sumber data yang dapat dipercaya tentang
keadaan anak usia dini, sehingga untuk mengetahui perkembangan anak usia
dini sangat tepat bila sesekali memantau perkembangan mereka di rumah;
2. Dalam kegiatan home visit diperlukan kerja sama antara pendidik dengan
orang tua dan masyarakat, sehingga kegiatan ini berlangsung dengan efektif;
karena faktor situasi keluarga memegang peranan penting terhadap
perkembangan dan kesejahteraan anak.
3. Home visit ini dilakukan tidak semata-mata karena anak mengalami masalah
perkembangan, namun home visit ini digunakan sebagai salah satu strategi
untuk mengenalkan program-program yang sedang dilaksanakan oleh
lembaga PAUD TPK II Khairunnisa.
Masyarakat khususnya orang tua juga harus bersinergi dengan dunia
pendidikan dengan cara turut serta memantau, mengevaluasi dan memberikan
masukan positif untuk kemajuan lembaga pendidikan, dengan tetap secara materiil,
tenaga maupun fikiran membantu lembaga PAUD sesuai kemampuan. Masyarakat
pun dituntut keterlibatannya untuk menjaga lingkungan agar tetap ideal, dalam hal
perilaku, sikap dan agamis sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Seperti telah diketahui bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab
pemerintah, lembaga sekolah dan pendidik, tetapi juga keluarga dan masyarakat.
Masyarakat diharapkan ikut terlibat dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan
pendidikan terutama dalam mendidik moralitas/agama, memasukkan anak usia dini
pada lembaga pendidikan pra sekolah, dan membiayai keperluan pendidikan mereka.
Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik bagi anak-anak
usia dini. Tetapi, mereka juga mempunyai kewajiban untuk terlibat dan berkontribusi
terhadap pendidikan, baik yang berupa ekonomi (dana maupun daya), fikiran, tenaga
atau sumbangan lainnya. Masyarakat dapat terlibat dalam memberikan bantuan dana,
pembuatan gedung, area pendidikan, teknis edukatif seperti proses belajar mengajar,
menyediakan diri menjadi tenaga pendidik melalui program parenting, mendiskusikan
pelaksanaan pembelajaran, membicarakan perkembangan anak usia dini dan lain-
lain. Banyak hal yang bisa disumbangkan dan dilakukan oleh masyarakat untuk
membantu terlaksananya pendidikan anak usia dini yang bermutu, mulai dari
menggunakan jasa pelayanan yang tersedia sampai keikutsertaannya dalam
pengambilan keputusan, memberi bantuan dana juga pemikiran, tenaga, dukungan,
serta bentuk-bentuk lain yang dapat menunjang peningkatan mutu pendidikan anak
usia dini.
Berdasarkan seluruh pembahasan dari ke-empat indikator tersebut di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan program
Pendidikan Anak Usia dini selama ini telah berjalan cukup baik dan cukup efektif
dalam menunjang kegiatan di PAUD TPK II Khairunnisa di Desa Datahu Kecamatan
Tibawa Kabupaten Gorontalo.