BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil...

32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian Tabongo Barat adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Tabongo. Sebagai salah satu desa yang pada awalnya berada di bawah kecamatan batu daa, desa tabongo barat mempunyai penduduk yang mayoritas beragama Islam. Adapun jumlah penduduk desa tabongo dilihat dati tingkat pendidikannya adalah sebagai berikut: NO PENDIDIKAN JUMLAH KET. 1 2 3 4 5 Sekolah dasar Sekolah menengah pertama SLTA Perguruan Tinggi Tidak sekolah/DO 609 Orang 216 Orang 45 Orang 10 Orang 43 Orang Jumlah 923 Orang Data profil desa Tabongo barat 2011 Sedemikian padatnya jumlah penduduk sejak pemekaran kecamatan Batudaa, maka untuk meningkatkan sumberdaya manusia, masyarakat desa Tabongo barat berupaya mengembangkan segala potensi sumberdaya manusia, termasuk didalamnya adalah peningkatan iman dan takwa melalui pendidikan pengajian yang diselenggarakan secara non formal. Salah satu bentuk lembaga

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Tabongo Barat adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Tabongo.

Sebagai salah satu desa yang pada awalnya berada di bawah kecamatan batu daa,

desa tabongo barat mempunyai penduduk yang mayoritas beragama Islam.

Adapun jumlah penduduk desa tabongo dilihat dati tingkat pendidikannya adalah

sebagai berikut:

NO PENDIDIKAN JUMLAH KET.

1

2

3

4

5

Sekolah dasar

Sekolah menengah pertama

SLTA

Perguruan Tinggi

Tidak sekolah/DO

609 Orang

216 Orang

45 Orang

10 Orang

43 Orang

Jumlah 923 Orang

Data profil desa Tabongo barat 2011

Sedemikian padatnya jumlah penduduk sejak pemekaran kecamatan

Batudaa, maka untuk meningkatkan sumberdaya manusia, masyarakat desa

Tabongo barat berupaya mengembangkan segala potensi sumberdaya manusia,

termasuk didalamnya adalah peningkatan iman dan takwa melalui pendidikan

pengajian yang diselenggarakan secara non formal. Salah satu bentuk lembaga

43

pengajian yang menyelenggarakan pendidikan Alguran adalah Taman Pengajian

Al Hasan yang berada di desa Tabongo barat.

Taman Pengajian Al-Qur’an Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan

Tabongo Kabupaten Gorontalo berdiri pada tahun 2009. oleh Imam Mukhtarom

yang berasal dari desa Tabongo Barat. Dengan bekal ilmu yang didapatkan serta

bekal pengalamannya membina dan menggembleng anak-anak sekitar Tabongo.

Keberadaan Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan yang sederhana serta

letaknya yang terbilang jauh dari kota ini (sekitar 25 KM) bukan berarti sepi, ia

tidak hanya diminati oleh masyarakat sekitar, namun diminati oleh santri-santri

yang berasal dari desa lain di luar kecamatan Tabongo. Seperti yang diungkapkan

oleh nurjaman salah seorang Ustadz di taman pengajian’

“ya benar, memang banyak santri yang mengaji disini tidak hanya berasal dari desa sini, tp juga berasal dari desa tetangga, seperti desa tabongo timur, limehe, moahudu, motinelo dan banyak lagi. ( NJ.Ww. 19-062012) Selain itu, Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan juga aktif mengadakan

pengajian-pengajian untuk masyarakat, guna menanamkan aqidah dan syariah

yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Dilaksanakannya berbagai pengajian

di masyarakat tidak lepas dari arus informasi dan globalisasi budaya yang telah

merambah sampai desa tabongo barat. Keberadaan berbagai hiburan serta

berbagai persoalan moral juga menjadi pertimbangan bagi terselenggaranya

pengajian di masyarakat. Oleh karena itu untuk mengembangkan Taman

Pengajian Al Hasan sebagai benteng pertahanan akidah bagi masyarakat, maka

TPA al hasan mempunyai Motto, Visi dan Misi. Adapun motto TPA “Al Hasan

adalaah sebagai berikut”

44

Motto : Tiada hari tanpa mengaji.

VISI : Dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an & As-Sunnah sebagai

pedoman hidup, kita tumbuh kembangkan sumber daya manusia yang peka

terhadap kewajiban dan haknya sebagai muslim serta berakhlaqul karimah.

Misi :

1. Melatih disiplin dalam menjalankan shalat dan tadarus Al-Qur’an.

2. Menjaga dan atau membiasakan untuk membaca Al-Qur’an

dengan tartil.

3. Mengusahakan untuk berperilaku (berakhlaqul karimah) dengan

siapapun sebagai-

4. mana yang dicontohkan Rasulullah SAW.

5. Mengembangkan metode pembelajaran dengan sumber yang

beragam.

Untuk menjalankan roda organisasi dan mencapai visi dan misi Taman

pengajian Al Quran Al Hasan maka perlu disusun kepengurusan, hal ini bertujuan

untuk memudahkan pertanggungjawaban roda organisasi. Adapun susunan

kepengurusan TPA Al Hasan adalah sebagai berikut:

Bagan 4.1 Struktur Kepengurusan TPA Al Hasan Tabongo Barat

45

Dalam proses belajar mengajar, TPA ini mempunya beberapa sarana dan

prasarana yang mendukung diantaranya lemari 2 buah, ruang kelas 4, Al-Qur’an

50 buah, buku iqra’ 40 buah, dan papan tulis 2 buah.

Sejak berdiri tahun 2009 taman pengajian alquran al hasan telah mempunyai

peserta didik sejumlah 253 dan telah meluluskan beberapa santri sejumlah 115

santri. Keberhasilan taman pengajian al Quran ini tidak lepas dari peran dan

partisipasi masyarakat Tabongo Barat, adapun bentuk partisipasi dari hasil

penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

4.1.2. Keterlibatan dalam Taman Pengajian Al Quran

Taman Pengajian Al-Qur’an adalah unit Pengajian non-formal jenis

keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan al-Qur’an sebagai materi

utamanya, dan diselenggararakan dalam suasana yang Indah, Bersih, Rapi,

Nyaman, dan Menyenangkan sebagai cerminan nilai simbolis dan filosofis dari

kata "taman" yang dipergunakan. Filosofis ini memang digunakan karena

KEPALA DESA Hairuddin Umar

Sekretaris

Anita suleman

Ketua Hasan Husain

S A N T R I

Guru ngaji 1. Nurjaman 2. Sukiman kasiati

46

mengandung nilai yang sangat tinggi, seperti yang dikemukakan oleh Hasan

Husain sebagai ketua Taman Pengajian Al Quran Al hasan:

“digunakannya filosofis Indah, Bersih, Rapi, Nyaman, dan Menyenangkan agar supaya masyarakat yang mengikuti pengajian merasa nyaman, senang dan khusuk. Disamping itu dengan rasa senang, masyarakat akan dapat terlibat berpartisipasi secara aktif dalam pencapaian tujuan-tujuan Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo (ww.hs.19-062012) Disamping itu, untuk membangun keterlibatan masyarakat dalam

penyelenggaraan, para pengurus Taman Pengajian juga melakukan sistem

pengadministrasian yang bisa di mengerti dan dipahami oleh masyarakat.

Pengadministrasian ini dilakukan untuk mempermudah pertanggung jawaban terhadap

penyelenggaraan TPA Al Hasan, sebagaimana dikemukakan oleh Hasan Husain:

“...administrasi yang ada di Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Sebagai bentuk usaha untuk mempertanggungjawabkan segala kegiatan yang diselenggarakan oleh TPA, dengan demikian kepercayaan masyarakat terhadap TPA akan sangat tinggi dan kuat... nah! Kalau masyarakat sudah percaya, maka masyarakat akan mudah untuk berpartisipasi baik dalam bentuk sumbangan atau dalam bentuk lainnya.WW.HH/K-TPA/19.06.12) Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi

seseorang di dalam Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat

Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo situasi kelompok yang mendorongnya

untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan

serta turut bertanggung jawab terhadap Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan

Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo.

Sebagai lembaga yang bergantung terhadaap peran masyarakat, maka

47

Partisipasi masyarakat pada Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa

Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo meliputi partisipasi

horizontal, vertikal, dan administratif.

Partisipasi horizontal merupakan kegiatan demokrasi, dalam arti masyarakat

ikut serta mempengaruhi proses penyusunan kebijaksanaan, implementasi, dan

pengawasan terhadap Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo

Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Partisipasi vertikal adalah

merupakan hubungan timbal balik, antara ustadz dengan masyarakat. Beberapa

bentuk partisipasi menurut Nurjaman seorang guru ngaji mengemukakan bahwa:

“ yaa! memang masyarakat sangat berpartisipasi...partisipasi yang paling nampak adalah partisipasi dalam bentuk pikiran dalam menentukan langkah-langkah demi kemajuan TPA kedepan”

Sementara itu Partisipasi administrasi merupakan partisipasi yang

mengkombinasikan antara partisipasi horizontal darn partisipasi vertikal Taman

Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo

Kabupaten Gorontalo. Bentuk partisipasi ini dapat berupa “iuran yang diberikan

secara sukarela setiap bulannya”

Taman Pengajian Al Quran merupakan lembaga Pengajian non formal,

yang secara spesifik membina dan meningkatkan potensi masyarakat termasuk

anak usia dini terkait kemampuannya dalam membaca dan menulis huruf Al-

Quran. Terkait dengan usaha untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan

pembinaan dan peningkatan sikap dan perilaku peserta didik sehingga diharapkan

mampu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan

48

dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri di

lingkungannya.

Pada dasarnya tujuan partisipasi adalah untuk membantu meringankan

beban baik penyelengara dan pengelola Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan

Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo sehingga

Pengajian bejalan dengan lancar tanpa hambatan apapun.

4.1.3. Merumuskan Tujuan TPA

Tujuan Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat

Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu aspek yang

perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Alasannya adalah

segala kegiatan pembelajaran bermuara pada tercapainya tujuan tersebut.

”Taman Pendidikan al-Qur’an bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur’ani, yaitu generasi yang memiliki komitmen terhadap al-Qur’an sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan segala urusannya.

(WW.HH/K-TPA/19.06.12)

Pendapat senada juga dikemukakan oleh seorang penanggung jawab

Taman Pengajian Al Quran al Hasan.

“Hal ini ditandai dengan kecintaan yang mendalam terhadap al-Qur’an, mampu dan rajin membacanya, terus menerus mempelajari isi kandungannya, dan memiliki kemauan yang kuat untuk mengamalkannya secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari (WW/HU/Pnj.TPA/26.06.12) Dalam pelaksanaan pengajian, proses pembelajaran dibagi kedalam

beberapa kelompok, seperti yang dikemukakan oleh salah seorang masyarakat,

yang menyatakan bahwa

“Jenjang Pendidikan terdiri atas jenjang pendidikan tingkat dasar dan pendidikan tingkat lanjutan. Jenjang pendidikan tingkat dasar

49

diperuntukkan bagi anak yang belum mampu membaca Al-Qur’an, sedang pendidikan tingkat lanjutan diperuntukkan bagi anak yang telah lancar membaca Al-Qur’an dan telah menyelesaikan program-program pendidikan tingkat dasar (WW.SK/TM/28.06.12)

Sementara itu agar proses pembelajaran dapat berjalan secara nyaman dan

menyenangkan, TPA melakukan beberapa terobosan dalam menggunakan

metode. Penggunaan metode ini dikemukakan oleh penanggun jawab TPA Al

Hasan:

“Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah unit pendidikan non-formal jenis keagamaan berbasis komunitas muslim yang menjadikan al-Qur’an sebagai materi utamanya, dan diselenggararakan dalam suasana yang Indah, Bersih, Rapi, Nyaman, dan Menyenangkan (WW.KU/ Kades/27.06.12)

Beberapa alasan mengapa kegiatan pembelajaran di TPA harus menyenangkan,

hal ini tidak lepas apa yang disampaikan oleh seorang guru ngaji di TPA, yaitu;

“bahwa Al-Qur’an adalah bacaan istimewa dan pedoman hidup utama yang harus disosialisasikan dengan baik ke seluruh lapisan masyarakat, khususnya di kalangan anak usia dini. (WW.Nur/Ustz.TPA/26.06.12) Berdasarkan hasil wawancara tersebut keuntungan yang dapat diperoleh

melalui penuangan tujuan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut.

a. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.

b. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran

yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.

c. Tutor dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau

sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.

d. Tutor dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat,

artinya peletakan masing-masing materi pelajaran akan memudahkan anak

dalam mempelajari isi pelajaran.

50

e. Tutor dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar

mengajar yang paling cocok dan menarik.

f. Tutor dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan

maupun bahan dalam keperluan belajar.

g. Tutor dapat dengan mudah mengukur keberhasilan anak dalam belajar.

h. Tutor dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik daripada dengan

hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.

4.1.4. Keterlibatan dalam Pelaksanaan TPA

Dalam mengembangkan Pengajian tidak semua masalah yang ada dapat

diselesaikan oleh Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat

Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Di Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-

Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo banyak

persoalan-persoalan yang sulit sekalipun dapat diselesaikan dengan adanya

keterlibatan orang-orang disekitarnya, khususnya para orang tua anak didik.

Keterlibatan orang tua dapat berupa keikutsertaan memperhatikan mengembangkan Taman Kanak-Kanak secara umum baik memberikan masukan, saran dan berbagai tanggapan yang diperlukan dalam mengefektifkan pelaksanaan Pengajian maupun peningkatan peran orang tua dalam memperhatikan kebutuhan belajar putra-putrinya. (WW/HH/K-TPA. 17.06.12)

Disamping itu juga ketua Taman Pengajian Al Qur’an mengemukakan bahwa:

“Keterlibatan dilaksanakan dengan cara membantu mengadakan bahan bacaan berupa buku-buku pegangan pembinaan; buku pegangan, diktat, edaran tertulis, lembar penjajagan, lomba kreatifitas anak, lomba kreatifitas guru, dan sebagainya.

(WW.HH/K-TPA/19.06.12)

51

Sementara itu agar masyarakat dapat memberikan partisipasi secara aktif dalam

pencapaian tujuan terhadap Taman Pengajian Al Qur’an Al Hasan seperti yang

dikemukakan oleh sekretaris TPA Al Hasan:

”Partisipasi mendorong masyarakat untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo.

(WW.AS/Sek-TPA/23.06.12)

Selain itu salah seorang guru ngaji mengemukakan bahwa:

“Partisipasi masyarakat pada Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo meliputi partisipasi horizontal, vertikal, dan administratif.

(WW.Nur/Ustz.TPA/26.06.12)

Pendapat senada juga dikemukakan oleh seorang penanggung jawab

Taman Pengajian Al Quran al Hasan.

Partisipasi horizontal merupakan kegiatan demokrasi, dalam arti masyarakat ikut serta mempengaruhi proses penyusunan kebijaksanaan, implementasi, dan pengawasan terhadap Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Partisipasi vertikal adalah merupakan hubungan timbal balik, antara ustadz dengan masyarakat.

(WW.HU/Pnj/27.06.12)

Agar pelaksanaan dapat terlaksana dengan baik dan sukses dalam

pengadministrasian, maka salah seorang tokoh masyarakat mengemukakan

bahwa:

”Partisipasi administrasi merupakan partisipasi yang mengkombinasikan antara partisipasi horizontal darn partisipasi vertikal Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo.

(WW.SK/TM/28.06.12)

52

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bentuk hubungan Taman Pengajian

Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten

Gorontalo dengan orang tua/wali murid, dapat diwujudkan dengan :

a. Mengadakan pertemuan/rapat antara tutor dan orang tua.

b. Menyelenggarakan program Pengajian untuk orang tua, misalnya kelompok

diskusi.

c. Mengundang orang tua dan pentutors yayasan pada peristiwa-peristiwa

penting dalam kegiatan Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa

Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo, misalnya pesta

pada akhir tahun, dan sebagainya.

Selain cara tersebut di atas dengan cara membuat arisan orang tua, dan

membuat kegiatan amal atau bakti sosial yang dilibatkan para orang tua didalam

partisipasinya. Adanya kesempatan para orang tua untuk ikut serta dan

berpartisipasi dalam kegiatan Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa

Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo demi kemajuan

Pengajian putra-putrinya.

Dari uraian-uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa hubungan antara Taman

Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo

Kabupaten Gorontalo dengan orang tua/wali yaitu adanya upaya penyesuaian diri

antara kedua pihak tersebut dalam mendukung berbagai kegiatan Pengajian di

Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan

Tabongo Kabupaten Gorontalo. Orang tua dapat memberikan berbagai perhatian

dan partisipasi, seperti memberikan masukan dan tanggapan kepada Kepala

53

Taman Kanak-Kanak, para tutor dalam meningkatkan kualitas pengelolaan TPA,

disamping secara langsung orang tua dapat berperan dalam membimbing dan

mengarahkan putra-putrinya berdasarkan perkembangan diri anak dan

pengembangan Pengajian di Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa

Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Keterlibatan orang tua

ini akan sangat membantu pihak TPA dalam menyelesaikan persoalan-persoalan

yang dihadapi anak didik demi tercapainya tujuan Pengajian.

Jenjang Taman Pengajian Al-Qur’an Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-

Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo:

1. TKA = Taman Kanak-kanak Al-Qur’an yakni Pengajian Al-Qur’an yang

disediakan untuk anak usia 4 – 6 tahun, sedang TPA = Taman Pengajian Al-

Qur’an yakni Pengajian Al-Qur ‘an yang disediakan untuk anak usia 7 – 12

tahun.

2. TKAL = Taman Kanak-kanak Al-Qur’an Lanjutan yakni Pengajian Al-Qur’an

yang disedia kan untuk anak usia 5 – 8 tahun, sedang TPAL = Taman

Pengajian Al-Qur’an Lanjutan yak ni Pengajian Al-Qur’an yang disediakan

untuk anak usia 8 – 14 tahun.

3. TQA = Ta’limul Qur’an Lil Aulad yakni Pengajian Al-Qur’an program pasca

TKA/ TPA.

Taman Pengajian Al-Qur’an di Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan

setiap harinya 1 kali pertemuan 60 menit yang rincian secara garis besarnya

dipergunakan sebagai berikut :1. Pembukaan: 3 menit 2. Klasikal 1:8 menit

54

3. Privat/ Individual : 38 menit 4. Klasikal 2 : 8 menit 5. Penutup:

3 menit, Jumlah: 60 menit.

Alokasi ini tidak harus, jika situasi dan kondisi tidak mendukung dapat

menggunakan 45 menit setiap tatap mukanya. Sistem pengelolaan kelas dalam

Taman Pengajian Al-Qur’an dibagi kedalam 6 kelas, yang setiap kelasnya

maksimal 30 santri dengan 1 wali kelas dan ustadz privat ( perbandingan ustadz

pri vat dengan santri adalah 1 : 6 ). Adapun di Taman Pengajian Al-Qur’an Taman

Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo

Kabupaten Gorontalo dapat menggunakan perbandingan 1 : 10 sampai 1: 15.

4.1.6. Evaluasi TPA

Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau

membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan pengajaran yang telah dicapai

siswa. untuk mendapatkan data tersebut terlihat dalam hasil wawancara sebagai

berikut:

"Berdasarkan fungsi evaluasi tersebut, evaluasi / munaqasah di TPA dibagi menjadi 4 tahap: 1) Munaqasah awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan santri yang baru masuk dan akan ditempatkan untuk memulai IQRA berapa, 2) Munaqasah harian atau sewaktu-waktu, dilakukan karena santri akan pindah halaman dari IQRA 1-6 atau akan pindah ayat atau halaman pada Al Quran dan juga untuk hafalan santri, 3) Munaqasah persemester, dilaksanakan untuk mengisi raport bentuknya : lisan dan praktek shalat, 4) Munaqasah menjelang wisuda." (WW/Nur/16.06.12)

Berbagai upaya yang dilakukan oleh guru ngaji agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik dan benar seperti yang diutarakan bahwa:

"Hasil pengajaran di TPA cukup memuaskan.Hal itu dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diperoleh para santri hasilnya cukup bagus dan sampai

55

saat ini TPA telah melaksanakan wisuda sebanyak tiga kali.Untuk tahun ini santri yang akan mengikuti wisuda sebanyak dua puluh satu santri" (WW/Nur/16.06.12) Hal ini guru ngaji juga berpendapat bahwa: “Program dapat dipahami dalam dua pengertian yaitu secara umum dan khusus. Secara umum, program dapat diartikan dengan rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang di kemudian hari. Sedangkan pengertian khusus dari program biasanya jika dikaitkan dengan evaluasi yang bermakna suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan ralisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam satu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. (WW/Nur/16.06.12)

Dari pengertian secara khusus ini, maka sebuah program Taman

Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo

Kabupaten Gorontalo adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara

berkesinambungan secara waktu pelaksanaannya biasanya panjang. Selain itu,

sebuah program juga tidak hanya terdiri dari satu kegiatan melainkan rangkaian

kegiatan yang membentuk satu sistem yang saling terkait satu dengan lainnya

dengan melibatkan lebih dari satu orang untuk melaksanakannya.

Sebuah program harus diakhiri dengan evaluasi. Hal ini dikarenakan kita akan melihat apakah program tersebut berhasil menjalankan fungsi sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut mereka, ada tiga tahap rangkaian evaluasi program yaitu : (1) menyatakan pertanyaan serta menspesifikasikan informasi yang hendak diperoleh, (2) mencari data yang relevan dengan penelitian dan (3) menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak pengambil keputusan untuk melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan program tersebut. (WW/HH/K-TPA. 17.06.12)

Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan secara relevan, program Taman Pengjian Al Qur’an Al Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo harus

56

diadakan evaluasi demi tercapainya tujuan dan hasil yang lebih memuaskan seperti yang dikemukakan oleh ketua TPA Al Hasan

"evaluasi sebagai perbandingan antara hasil yang dikehendaki dengan hasil yang sebenarnya. Evaluasi memberikan dasar pada pengukuran tingkah laku dalam suatu tujuan yang dibentuk dan mendasarkan kepada hasil pembelajaran dari input pengajaran.

(WW.HH/K-TPA/19.06.12)

Untuk mengetahui sikap dan tingkah laku, maka guru ngaji melakukan penilaian

terhadap peserta didiknya agar menjadi generasi yang memiliki perilaku yang

baik. Hal ini dikemukakan oleh sekretaris TPA Al Hasan

“penilai harus menilai tingkah laku peserta didik, pada perubahan tingkah laku yang dikehendaki dalam pendidikan. Selain itu evaluasi mesti dibuat pada akhir program" (WW.AS/Sek-TPA/23.06.12)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi pelaksanaan program Taman

Pengajian Al Qur’an disampaikan oleh salah seorang guru ngaji TPA AL Hasan

“dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal negatif (yang sebetulnya memang tidak diharapkan)

(WW.Nur/Ustz.TPA/26.06.12)

Pelaksanaan evaluasi ini untuk mengetahui lebih dekat sejauh mana tingkat

keberhasilan dari program Taman Pengajian Al Qur’an Al Hasan

“Para evaluator pendidikan, termasuk guru-guru yang mempunyai tugas evaluasi, tentu sudah mengenal dengan baik apa yang dimaksud dengan evaluasi formatif dan sumatif. Hampir setiap bulan guru-guru melaksanakan evaluasi formatif dalam bentuk ulangan harian. Evaluasi tersebut dilaksanakan untuk mengetahui sampai seberapa tinggi tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan untuk masing-masing pokok bahasan".(WW.HU/Pnj/27.06.12)

57

Berdasarkan pengertian di atas, maka evaluasi program Taman Pengajian

Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten

Gorontalo dapat dimaknai sebagai sebuah proses untuk mengetahui apakah

sebuah program dapat direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui efektifitas

masing-masing komponennya melalui rangkain informasi yang diperoleh

evaluator. Tetapi, pengambil keputusan itu sendiri bukanlah evaluator melainkan

pihak lain yang lebih berwenang. Evaluator hanya menyediakan informasi-

informasi yang dibutuhkan oleh pengambil kebijakan .

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1. Pembahasan Keterlibatan dalam TPA

Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan

emosi seseorang di dalam Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo

Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo situasi kelompok yang

mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha

mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap Taman Pengajian Al-

Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten

Gorontalo.

Partisipasi masyarakat pada Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan

Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo meliputi

partisipasi horizontal, vertikal, dan administratif. Partisipasi horizontal merupakan

kegiatan demokrasi, dalam arti masyarakat ikut serta mempengaruhi proses

penyusunan kebijaksanaan, implementasi, dan pengawasan terhadap Taman

Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo

58

Kabupaten Gorontalo. Partisipasi vertikal adalah merupakan hubungan timbal

balik, antara ustadz dengan masyarakat. Partisipasi administrasi merupakan

partisipasi yang mengkombinasikan antara partisipasi horizontal darn partisipasi

vertikal Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan

Tabongo Kabupaten Gorontalo.

Pada dasarnya tujuan partisipasi adalah untuk membantu meringankan

beban baik penyelengara dan pengelola Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan

Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo sehingga

Pengajian bejalan dengan lancar tanpa hambatan apapun.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkarn bahwa tujuan dan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa

Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo adalah untuk :

1. Memiliki tanggung jawab bersama di dalam rangka mensukseskan program

pembangunan melalui dukungan sepenuhnya terhadap cita-cita

pembangunan, sehingga tercipta masyarakat yang kreatif dan aktif.

2. Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang

kegiatan pembangunan sehingga memiliki kemampuan yang lebih balk

untuk menghadapi hari esok.

3. Memberikan kesempatan seluas-Iuasnya kepada masyarakat untuk

berpartisipasi dalam mensukseskan setiap program-program Taman

Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo Barat Kecamatan

Tabongo Kabupaten Gorontalo yang bersifat partisipatif untuk mencapai

kesejahteraan sosial yang lebih baik.

59

Jenis jenis partisipasi sebagai berikut:

(1) Partisipasi buah pikiran adalah jenis partisipasi yang diberikan oleh

seseorang dalam bentuk sumbangan pemikiran berupa ide-ide atau gagasan-

gagasan yang berguna bagi Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa

Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Contoh

pasrtisipasi ini misalnya sumbangan pikiran pada suatu rapat, diskusi, dan

sebagainya.

(2) Partisipasi tenaga adalah jenis partisipasi yang diberikan oleh seseorang

berupa tenaga. Contoh partisipasi ini adalah partisipasi dalam berbagai

kegiatan untuk perbaikan sarana dan pembangunan desa (gotong-royong) atas

dasar sukarela.

(3) Partisipasi harta benda adalah jenis partisipasi yang diberikan oleh

seseorang dalam bentuk mater (benda) bisa berupa sumbangan amal,

membayar iuran, membayar pajak dan lain-lain.

(4) Partisipasi keterampilan dan kemahiran adalah jenis partisipasi yang

diberikan oleh seseorang dalam bentuk- kepandaian (kemahiran) yang

dimiliki. Contoh partisipasi ini adalah mendorong seseorang atau

masyarakat untuk mengembangkan bentuk usaha.

4.2.2. Merumuskan Tujuan TPA

Tujuan pembelajaran pada Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa

Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo biasanya diarahkan

pada salah satu kawasan dari taksonomi, yakni wilayah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

60

Wilayah Kognitif

Wilayah kognitif merupakan wilayah yang membahas tujuan pembelajaran

berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan

sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Wilayah kognitif ini terdiri

atas enam tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling rendah

(pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi). Berikut ini adalah

penjelasan mengenai wilayah-wilayah kognitif tersebut.

1. Tingkat Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

menghafal mengingat, dan mengulang kembali pengetahuan yang pernah

diterimanya.

Contoh:

a. Anak dapat menyebutkan kembali bangun-bangun geometri yang

berdimensi tiga.

b. Anak dapat menggambarkan satu buah segitiga sembarang.

2. Tingkat Pemahaman (comprehension)

Pemahaman dimaknai sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan,

menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya

sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

Contoh:

a. Anak dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang

perbedaan bangun-bangun geometri yang berdimensi dua dan

berdimensi tiga.

61

b. Anak dapat menerjemahkan arti kode-kode (berita morse) yang dikirim

oleh kapal laut yang akan berlabuh.

3. Tingkat Penerapan (application)

Penerapan di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang

timbul dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh:

a. Anak dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga jika

diketahui sudut-sudut lainnya.

b. Anak dapat menghitung panjang sisi miring dari suatu segi tiga siku-

siku jika diketahui sisi lainnya.

4. Tingkat Analisis (analysis)

Penerapan dimaknai sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan

pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam

kehidupan sehari-hari.

Contoh:

1. Anak dapat mengolah data mentah melalui statistika sehingga anak

dapat diperoleh nilai range, interval kelas, panjang kelas, rata-rata, dan

standar deviasinya.

2. Anak dapat menganalisis sejauh mana dalam dan luasnya pembahasan

diskusi yang mereka dilaksanakan.

5. Tingkat Sintesis (synthesis)

62

Sintesis didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan

dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada

sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

Contoh:

a. Anak dapat menyusun rencana belajar masing-masing sesuai dengan

kebijakan yang berlaku di sekolah.

b. Anak dapat mengemukakan formula baru dalam menyelesaikan suatu

masalah.

6. Tingkat Evaluasi (evaluation)

Evaluasi dalam hal ini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau

pengetahuan miliknya.

Contoh:

a. Anak dapat menilai unsur kepadatan isi, cakupan materi, kualitas

analisis dan gaya bahasa yang dipakai oleh seorang penulis makalah

tertentu.

b. Anak dapat menilai kualitas kemampuan pemikiran temannya

berdasarkan kemampuan dirinya.

Selain cakupan parameter dalam wilayah kognitif yang telah disebutkan

sebelumnya, biasanya dalam suatu perencanaan pengajaran ada mata pelajaran

tertentu yang harus menilai aspek-aspek yang tergolong dalam wilayah afektif dan

psikomotor.

Wilayah Afektif (Sikap dan Perilaku)

63

Wilayah afektif merupakan satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai

interes, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan

afeksi terdiri atas lima tahapan berikut ini.

1. Kemauan menerima

Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memerhatikan suatu gejala

atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, mendengar musik,

atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.

2. Kemauan menanggapi

Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi

aktif dalam kegiatan tertentu. Contohnya seperti menyelesaikan tugas

terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas

di laboratorium atau menolong orang lain.

3. Berkeyakinan

Berkeyakinan dalam hal ini berkaitan dengan kemauan menerima sistem nilai

tertentu pada diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap

sesuatu, apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah, atau

kesungguhan (komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

4. Penerapan karya

Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem

nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih

tinggi. Sebagai contoh menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan

tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan,

64

memahami, menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari

peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan.

5. Ketekunan dan ketelitian

Sikap ketekunan dan ketelitian merupakan tingkatan afeksi yang tertinggi.

Pada taraf ini, individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu

menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya.

Seperti bersikap objektif terhadap segala hal.

Wilayah Psikomotor

Wilayah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill)

dan bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua wilayah yang lain, wilayah

ini juga memiliki berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana

sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) adalah sebagai berikut.

1. Persepsi

Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan.

Sebagai contoh, mengenal kerusakan mesin dari suara derum mesin yang

sumbang atau menghubungkan suara musik dengan tarian tertentu.

2. Kesiapan melakukan suatu kegiatan

Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan (set).

Termasuk di dalamnya mental set (kesiapan mental), physical set (kesiapan

fisik) atau emotional set (kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu

tindakan.

3. Mekanisme

65

Mekanisme dalam wilayah psikomotorik berkenaan dengan penampilan

respons yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan sehingga gerakan

yang ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran. Seperti menulis halus,

menari atau mengatur/menata laboratorium.

4. Respons terbimbing

Respon terbimbing seperti meniru (imitasi) atau mengikuti, mengulangi

perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkan oleh orang lain, melakukan

kegiatan coba-coba (trial and error).

5. Kemahiran

Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh.

Kemahiran yang dipertunjukkan biasanya cepat, dengan hasil yang baik, tetapi

menggunakan sedikit tenaga. Seperti keterampilan menyetir kendaraan

bermotor.

6. Adaptasi

Adaptasi biasanya berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang

pada diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi

(membuat perubahan) pada pola gerakan sesuai dengan situasi dan kondisi

tertentu. Hal ini terlihat seperti pada orang yang bermain tenis, pola-pola

gerakan disesuaikan dengan kebutuhan mematahkan permainan lawan.

7. Originasi

Originasi menunjukkan pada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan

dengan situasi atau masalah tertentu. Biasanya hal ini dapat dilakukan oleh

66

orang yang sudah mempunyai keterampilan tinggi seperti menciptakan mode

pakaian, komposisi musik atau menciptakan tarian.

4.1.4. Keterlibatan dalam Pelaksanaan TPA

Jenjang Pengajian terdiri atas jenjang Pengajian tingkat dasar dan Pengajian

tingkat lanjutan. Jenjang Pengajian tingkat dasar diperuntukkan bagi anak yang

belum mampu membaca Al-Qur’an, sedang Pengajian tingkat lanjutan

diperuntukkan bagi anak yang telah lancar membaca Al-Qur’an dan telah

menyelesaikan program-program Pengajian tingkat dasar.

Jenjang Pengajian tingkat dasar berupa :

a. Taman Kanak-kanak Al-Qur’an, yang disingkat TKA atau TKQ,

diperuntukkan anak usia 4-6 tahun dan berlangsung selama 2 tingkat. Tingkat

pertama untuk TK Al-Qur’an Paket A, dan tingkat kedua untuk TK Al-

Qur’an Paket B (TK Al-Qur’an Lanjutan).

b. Taman Pengajian Al-Qur’an, yang biasa disingkat TPA atau TPQ,

diperuntukkan anak usia 7-12 tahun dan berlangsung selama 2 tingkat.

Tingkat pertama untuk TP Al-Qur’an Paket A, dan tingkat kedua untuk TP

Al-Qur’an Paket B (TP Al-Qur’an Lanjutan).

c. TK Al-Qur’an dari TP Al-Qur’an adalah merupakan jenjang Pengajian yang

sederajat.

3. Jenjang Pengajian tingkat lanjutan berupa Ta’limul Qur’an Lil Aulad,

Keberadaan Taman Pengajian Al-Qur’an merupakan penunjang Pengajian

agama pada lembaga Pengajian formal (TK,SD,MI). Untuk itu, Taman Pengajian

Al-Qur’an diselenggarakan pada siang/sore hari yang tidak bersamaan dengan jam

67

sekolah (Pengajian formal). Sedang bagi lingkungan masyarakat yang memiliki

Madrasah Diniyah, maka TK/TP Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai lembaga

“Pra-Madrasah Diniyah”.

Anak dinyatakan lulus dari TK Al-Qur’an apabila mampu:

1. Membaca Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid dengan benar dan baik.

2. Menghafal Surah pendek, minimal 12 surah

3. Menghafal doa-doa harian dan mengerti etika (adab)nya, minimal 15 doa

4. Menghafal bacaan sholat

5. Melakukan praktek berwudhu dan shalat

6. Menulis huruf hijaiyah

7. Memiliki dasar-dasar aqidah-akhlak

8. Mengerti dasar-dasar ulumul Qur’an

Anak dinyatakan lulus dari TP Al-Qur’an apabila mampu:

1. Membaca Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid dengan benar dan baik

2. Mengerjakan wudlu dan sholat dengan baik dan benar

3. Menghafal Bacaan Sholat

4. Menghafal Surah pendek, minimal 12 surah

5. Menghafal doa-doa harian dan mengerti etika (adab)nya, minimal 15 doa

6. Memiliki dasar-dasar aqidah dan akhlaq

7. Menghafal beberapa ayat pilihan

8. Menguasai dasar-dasar Ulumul Qur’an

9. Menyambung huruf Hijaiyah

68

Anak dinyatakan lulus dari Ta’limul Qur’an Lil Aulad apabila:

1. Khatam tadarus al-Qur’an 30 Juz dengan fasih

2. Hafal dan bisa menterjemahkan bacaan shalat serta doa sehari-hari

3. Rajin mengerjakan shalat fardlu

4. Hafal Juz ‘Amma (minimla 65 %)

5. Mampu menterjemahkan secara lafdziyyah Juz ‘Amma (minimal QS. An-

Nas sampai dengan Ad-Dhuha)

6. Mampu menulis/menyalin ayat-ayat pilihan

7. Mampu menterjemahkan secara lafdziyah ayat-ayat pilihan (minimal …

ayat)

8. Berakhlaq baik

Standar Proses Pembelajaran

1. Pembelajaran TK/TP al-Qur’an dan TQA dilakukan melalui pendekatan

klasikal dan privat

2. Bahan ajar disesuaikan dengan kurikulum sesuai dengan tingkatannya

3. Metode pembelajaran disesuaikan dengan usia perkembangan anak dengan

memperhatikan prinsip ”bermain sambil belajar” atau ”belajar seraya

bermain”

4. Media pembelajaran hendaklah menarik dan menyenangkan anak, aman dan

tidak membahayakan, memenuhi unsur keindahan dan kerapihan, dapat

membangkitkan kreativitas anak, dan mendukung paket pengajaran yang

diprogramkan

69

5. penilaian mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dilakukan

secara berkelanjutan

Petugas pembinaan terdiri dari pelaksana internal dan external

1. Petugas Internal, yaitu petugas yang mempunyai hubungan struktural

dengan unit Taman Pengajian Al-Qur’an. Petugas yang dimaksud

adalah unsur pentutors lembaga penyelenggara dan kepala unit Taman

Pengajian Al-Qur’an

2. Petugas External, yaitu petugas pembinaan yang mempunyai hubungan

fungsional dengan unit Taman Pengajian Al-Qur’an. Petugas dimaksud

adalah unsur Lembaga Pembina yang merupakan induk organisasi dari

Taman Pengajian Al-Qur’an

4.1.6. Evaluasi TPA

Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu, demikian

juga dengan evaluasi Taman Pengajian Al-Qur’an di Al-Hasan Desa Tabongo

Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Ada dua tujuan evaluasi yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara

keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing

komponen. Tujuan umum evaluasi program Pengajian luar sekolah adalah

menyediakan atau menyajikan data sebagai masukan bagi pengambilan keputusan

tentang program tersebut. Sedangkan tujuan khusus dari evaluasi program

Pengajian luar sekolah adalah:

1. Memberi Masukan untuk Perencanaan Program

70

Dalam evaluasi program yang sedang direncanakan biasanya digunakan

analisis awal dan analisis akhir suatu program. Informasi yang diperlukan untuk

pengambilan keputusan dalam mempersiapkan suatu program Pengajian luar

sekolah adalah identifikasi kebutuhan, potensi dan kemungkinan hambatan

program, evaluasi tentang kecocokan konsep yang digunakan, perkiraan biaya dan

kelayakan program, serta proyeksi tentang perkembangan tuntutan kebutuhan

serta daya dukung terhadap program. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan

penyajian data tentang hal-hal tersebut sangat penting untuk menetapkan

perencanaan dan pelaksanaan program.

Perencanaan program adalah kegiatan mengelola bersama orang lain atau

melalui orang lain, baik perorangan maupun kelompok, untuk menyusun program

Pengajian luar sekolah. Penyusunan program tersebut dengan memperhatikan

komponen, proses, dan tujuan sistem Pengajian luar sekolah.

2. Memberi Masukan untuk Kelanjutan, Perluasan, dan Penghentian Program

Tujuan ini biasanya dicapai melalui evaluasi formatif dan evaluasi

sumatif. Evaluasi formatif dilakukan pada saat program sedang dilaksanakan.

Adapun evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir, termasuk ke

dalamnya adalah evaluasi terhadap pengaruh program.

Dalam evaluasi ini aspek-aspek yang dinilai yaitu program Pengajian luar

sekolah yang telah direncanakan dan dilaksanakan yang mencakup komponen,

proses, dan tujuan program. Melalui evaluasi ini dapat diidentifikasi kebutuhan

tentang perlunya perluasan program, perbaikan program, peningkatan program,

71

atau kemungkinan untuk melanjutkan program. Aspek lainnya yang perlu

dievaluasi adalah pembiayaan, potensi dan daya dukung program.

3. Memberi Masukan untuk Modifikasi Program

Tujuan evaluasi program ini timbul dalam evaluasi formatif. Titik berat

evaluasi program adalah upaya mendeskripsikan proses pelaksanaan program,

bukan hasil program. Dalam evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, data

tentang unsur-unsur program yang diidentifikasi, dihimpun, dianalisis dan

disajikan adalah kebijakan, penyelenggaraan, pengelolaan, komponen, proses,

tujuan, dan konteks program, serta pendayagunaan sumber daya manusia.

Informasi yang berkaitan dengan penerimaan program dan komponen-

komponennya akan sangat penting artinya bagi pengambil keputusan tentang

perlunya modifikasi atau perbaikan program dan untuk mempertahankan program

yang sedang dilaksanakan. Evaluasi ini pun bermanfaat untuk melihat keunggulan

program yang sedang dilaksanakan dibandingkan dengan program lain yang

sejenis.

4. Memperoleh Informasi tentang Faktor Pendukung dan Penghambat Program

Kehendak untuk mengadakan evaluasi program muncul apabila para

pengambil keputusan menganggap perlu untuk menghimpun faktor-faktor

pendukung dan penghambat kelangsungan program. Evaluasi ini dilakukan untuk

menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki program serta peluang dan

tantangan yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan program. Dengan

menggunakan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan atau analisis

maka dapat diidentifikasi faktor-faktor pendukung dari dalam yaitu kekuatan atau

72

keunggulan program dan dari luar yaitu peluang yang dapat dimanfaatkan

program. Faktor-faktor penghambat terhadap program mungkin datang dari dalam

program sendiri yaitu kelemahan dan dari luar program berupa tantangan atau

ancaman.

5. Memberikan Masukan untuk Motivasi dan Pembinaan Pengelola dan Pelaksana

Program

Pengelola dan pelaksana program yang telah diorganisasi perlu

dimotivasi sehingga mereka dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai

dengan kriteria yang telah direncanakan. Dengan otivasi diharapkan agar

pengelola dan pelaksana program dapat menampilkan kinerja yang tinggi yaitu

dapat menyelesaikan tugas secara optimal dan melaksanakan jalinan kerja yang

harmonis, saling dukung, dan saling belajar antara satu dengan yang lainnya.

Evaluasi tentang pembinaan terhadap penyelenggara, pengelola dan

pelaksanaan program adalah untuk menemukan dan menyajikan data yang

berkaitan dengan pengawasan, supervisi, dan monitoring kegiatan dalam

pengelolaan dan pelaksanaan program. Pegawasan dilakukan terhadap lembaga

penyelenggara program. Supervisi dilakukan terhadap pengelola dan pelaksanaan

program. Monitoring dilakukan terhadap pelaksanaan program.

6. Memberikan Masukan untuk Memahami Landasan Keilmuan bagi Evaluasi

Program

Orientasi pada pengambilan keputusan tidak berarti bahwa evaluasi

program mengabaikan pengumpulan data yang berkaitan dengan keilmuan yang

mendasari evaluasi program. Dalam hal ini evaluator tidak boleh kehilangan dua

73

pijakan utama. Pertama, apabila evaluasi diarahkan untuk mengetahui

keberhasilan program maka landasan-landasan ilmiah yang akan digunakan untuk

penyusunan dan pelaksanaan program harus menjadi fokus evaluasi program.

Kedua, selain evaluator telah memiliki kontribusi terhadap pengembangan teori

dan prinsip-prinsip bagi ilmu-ilmu pengetahuan yang mendasari evaluasi program

maka evaluator pun perlu menyadari keterbatasan evaluasi program yang

mungkin dapat membatasi evaluator untuk menguji hipotesis atau

mengembangkan generalisasi yang merupakan kontribusi dasar bagi

pengembangan pengetahuan. Penggunaa dan pengembang landasan ilmiah yang

mendasari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian evaluasi program Pengajian

luar sekolah, telah menjadi wilayah kajian evaluasi program.