BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk...

23
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan tempat penelitian, responden penelitian, karakteristik responden, persiapan penelitian, hasil seleksi aitem dan reliabilitas alat ukur, hasil pengukuran peubah, hasil uji asumsi klasik, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Responden Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Polisi di Satuan Penjagaan dan Pengaturan Direktorat Lalu Lintas (Sat.Gatur Ditlantas) Polda Metro Jaya, yang berpangkat Bintara yang telah bertugas minimal 1 tahun, laki-laki dengan tingkat pendidikan SMA sampai sarjana dan yang mengalami job burnout. Banyaknya responden didapat dari seluruh anggota yang telah mengisi instrumen job burnout. Dari keseluruhan anggota Sat. Gatur, ada 266 anggota yang mengisi instrumen job burnout dan sisanya 4 anggota yang tidak mengisi. Kemudian yang masuk dalam tiga kategori (sedang, tinggi dan sangat tinggi) dari lima kategori job burnout (sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi), adalah sebanyak 95 anggota/responden yang mengalami job burnout. Setelah itu hanya 33 responden dari tiga kategori (sedang, tinggi dan sangat tinggi) yang dilakukan uji hipotesis dalam penelitian ini. Berikut dipaparkan karakteristik responden berdasarkan usia dan lamanya bekerja. 4.2 Karakteristik Responden 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Karakteristik responden berdasarkan usia disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini:

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tempat penelitian, responden

penelitian, karakteristik responden, persiapan penelitian, hasil seleksi

aitem dan reliabilitas alat ukur, hasil pengukuran peubah, hasil uji asumsi

klasik, uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

4.1 Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap anggota Polisi di Satuan

Penjagaan dan Pengaturan Direktorat Lalu Lintas (Sat.Gatur Ditlantas)

Polda Metro Jaya, yang berpangkat Bintara yang telah bertugas minimal 1

tahun, laki-laki dengan tingkat pendidikan SMA sampai sarjana dan yang

mengalami job burnout. Banyaknya responden didapat dari seluruh

anggota yang telah mengisi instrumen job burnout. Dari keseluruhan

anggota Sat. Gatur, ada 266 anggota yang mengisi instrumen job burnout

dan sisanya 4 anggota yang tidak mengisi. Kemudian yang masuk dalam

tiga kategori (sedang, tinggi dan sangat tinggi) dari lima kategori job

burnout (sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi), adalah

sebanyak 95 anggota/responden yang mengalami job burnout. Setelah itu

hanya 33 responden dari tiga kategori (sedang, tinggi dan sangat tinggi)

yang dilakukan uji hipotesis dalam penelitian ini. Berikut dipaparkan

karakteristik responden berdasarkan usia dan lamanya bekerja.

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia disajikan dalam Tabel

4.1 berikut ini:

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

61

Tabel 4.1

Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden Presentase

21 - 28 tahun 25 26,3%

29 - 36 tahun 26 27,4%

37 - 44 tahun 15 15,8%

45 - 52 tahun 13 13,7%

53 – 60 tahun 16 16,8%

Total 95 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa anggota Sat.Gatur Ditlantas

Polda Metro Jaya lebih banyak yang berusia antara 21 hingga 36 tahun

yang berjumlah 51 anggota (53,7%) dibandingkan dengan yang berusia 37

sampai dengan 60 tahun.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan lamanya bekerja disajikan

dalam Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja

Lama Bekerja Responden Presentase

1 - 9 tahun 52 54,7%

10 - 17 tahun 23 24,2%

18 – 25 tahun 10 10,6%

26 – 33 tahun 8 8,4%

34 - 40 tahun 2 2,1%

Total 95 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa 54,7% (52 anggota)

Sat.Gatur Ditlantas Polda Metro Jaya berada pada rentang lama bekerja

kurang dari 10 tahun.

4.3 Hasil Uji Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas

4.3.1 Uji Diskriminasi Aitem

Uji diskriminasi aitem pada penelitian ini dilakukan dengan uji

coba terpakai pada data penelitian yang diperoleh dengan pertimbangan-

pertimbangan yang telah disebutkan. Aitem-aitem yang gugur hasil dari

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

62

uji diskriminasi aitem tidak digunakan lagi pada pengujian yang kedua

dengan bantuan program SPSS 17.0. Dasar untuk mengambil keputusan

sebuah aitem layak atau tidaknya adalah dengan melihat nilai corrected

item-total correlations harus lebih dari sama dengan 0,30 (Azwar, 2012).

Tabel corrected item-total correlations untuk semua aitem secara lengkap

dapat dilihat di Lampiran B. Hasil uji diskriminasi aitem skala Job

Burnout (JB) memperoleh 5 aitem gugur dan 29 aitem sisanya memiliki

korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai 0,371 - 0,805. Hasil uji diskriminasi

aitem skala Locus of Control Eksternal (LOC) memperoleh 3 aitem gugur

dan 34 aitem sisanya memiliki korelasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai 0,438

– 0,769. Hasil uji diskriminasi aitem skala Work-life Balance (WLB)

memperoleh 3 aitem gugur dan 22 aitem sisanya memiliki korelasi ≥ 0,30

dengan rentang nilai 0,322 – 0,731.

4.3.2 Uji Reliabilitas

4.3.2.1 Skala Job Burnout (JB)

Uji reliabilitas skala Job Burnout dilakukan dengan SPSS, hasil

perhitungan seleksi aitem pengujian pertama maka didapatkan koefisien

reliabilitas sebesar 0,899 dengan jumlah aitem 34 dan jumlah subjek 95

orang. Sementara itu pada pengujian kedua didapatkan koefisien

reliabilitas sebesar 0,924 dengan jumlah aitem 29 dan jumlah subjek

sebanyak 95 orang.

4.3.2.2 Skala Locus of Control Eksternal (LOC)

Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem dengan SPSS pada

pengujian pertama didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,946 dengan

jumlah aitem 37 dan jumlah subjek 95 orang. Sementara itu pada

pengujian kedua didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,962 dengan

jumlah aitem 34 dan jumlah subjek sebanyak 95 orang.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

63

4.3.2.3 Skala Work-life Balance (WLB)

Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem dengan SPSS pada

pengujian pertama maka didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,902

dengan jumlah aitem 25 dan jumlah subjek 95 orang. Sementara itu pada

pengujian kedua didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,940 dengan

jumlah aitem 22 dan jumlah subjek sebanyak 95 orang.

4.4 Deskripsi Hasil Pengukuran Peubah Penelitian

Peubah Job Burnout (JB), Locus of Control Eksternal (LOC) dan

Work-Life Balance (WLB) dideskripsikan dalam bentuk tabulasi, yaitu

penyajian data yang sudah diklasifikasi atau dikategorikan dalam bentuk

tabel.

4.4.1 Peubah Job Burnout (JB)

Dalam mengukur kategori skor dan menentukan interval peubah

Job Burnout yang terdiri dari 29 aitem dengan skor empiris terendah 52

dan tertinggi 120, digunakan lima kategori yaitu Sangat Tinggi (ST),

Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), dan Sangat Rendah (SR). Berikut ini

adalah gambaran tinggi rendahnya Job Burnout (JB) yang disajikan dalam

Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Job Burnout (JB)

Kategori Interval Frekuensi %

Sangat Tinggi 108 ≤ x ≤ 121 3 3,2

Tinggi 94 ≤ x ≤ 107 10 10,5

Sedang 80 ≤ x ≤ 93 20 21,1

Rendah 66 ≤ x ≤ 79 31 32,6

Sangat Rendah 52 ≤ x ≤ 65 31 32,6

Total 95 100

Rerata 75,58

Simpangan Baku 15,452

Min 52

Maks 120

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

64

Berdasarkan Tabel 4.3 tampak bahwa 65,2% JB berada pada

kategori rendah dan sangat rendah dengan nilai rerata skor JB responden

sebesar 75,58 termasuk dalam kategori rendah.sedangkan responden yang

memiliki JB kategori sedang sampai dengan sangat tinggi berjumlah 33

orang.

4.4.2 Peubah Locus of Control Eksternal (LOC)

Dalam mengukur kategori skor dan menentukan interval peubah

Locus of Control Eksternal yang terdiri dari 34 aitem dengan skor empiris

terendah 34 dan tertinggi 170, digunakan lima kategori yaitu Sangat

Tinggi (ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), dan Sangat Rendah

(SR).

Berikut ini adalah gambaran tinggi rendahnya Locus of Control

Eksternal (LOC) yang disajikan dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Locus of Control Eksternal (LOC)

Kategori Interval Frekuensi %

Sangat Tinggi 145 ≤ x ≤ 172 4 4,2

Tinggi 117 ≤ x ≤ 144 23 24,2

Sedang 89 ≤ x ≤ 116 57 60,0

Rendah 61 ≤ x ≤ 88 7 7,4

Sangat Rendah 33 ≤ x ≤ 60 4 4,2

Total 95 100

Rerata 106,78

Simpangan Baku 22,539

Min 34

Maks 170

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 60% LOC berada pada

kategori sedang dengan nilai rerata skor LOC responden sebesar 106,78

termasuk dalam kategori sedang.

4.4.3 Peubah Work-life Balance (WLB)

Dalam mengukur kategori skor dan menentukan interval peubah

Work-life Balance yang terdiri dari 22 aitem dengan skor empiris terendah

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

65

22 dan tertinggi 110, digunakan lima kategori yaitu Sangat Tinggi (ST),

Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R), dan Sangat Rendah (SR).

Berikut ini adalah gambaran tinggi rendahnya Work-life Balance

(WLB) yang disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Work-life Balance (WLB)

Kategori Interval Frekuensi %

Sangat Tinggi 94 ≤ x ≤ 111 4 4,2

Tinggi 76 ≤ x ≤ 93 18 19,0

Sedang 58 ≤ x ≤ 75 59 62,1

Rendah 40 ≤ x ≤ 57 10 10,5

Sangat Rendah 22 ≤ x ≤ 39 4 4,2

Total 95 100

Rerata 68,97

Simpangan Baku 14,651

Min 22

Maks 110

Berdasarkan Tabel 4.5 tampak bahwa 62,1% WLB berada pada

kategori sedang dengan nilai rerata skor WLB responden sebesar 68,97

termasuk dalam kategori sedang.

4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.5.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas data dilakukan untuk menguji apakah suatu data

berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas data menggunakan

Kolmogorov-Smirnov. Data penelitian dikatakan memiliki distribusi

normal apabila p>0,05.

Gambaran Uji Kolmogorov-Smirnov peubah gayut dalam Tabel

4.6.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

66

Tabel 4.6

Uji Kolmogorov-Smirnov Contoh Tunggal

Sisa Tak Terbakukan

N 95

Parameter Normala Rerata 0,0000000

Simpangan Baku 14.60100533

Perbedaan Paling Ekstrim Absolut 0,110

Positif 0,110

Negatif -0,056

Kolmogorov-Smirnov Z 1,070

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,202

a. Uji Sebaran adalah Normal

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.6 diperoleh

nilai KSZ sebesar 1,070 dengan p>0,05 (sig. 0,202) sehingga dari hasil

tersebut dapat dikatakan bawa data nilai residual berdistribusi normal.

4.5.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji ada atau tidaknya

hubungan linier secara sempurna atau mendekati sempurna di antara

peubah tak gayut. Apabila terjadi korelasi, maka terdapat masalah

multikolinieritas dan hasil Uji Multikolinieritas peubah tak gayut disajikan

dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Uji Multikolinieritas

Koefisiena

Model

Koefisien Tak

Terbakukan

Koefisien

Terbakukan

t Sig.

Statistik

Kolinieritas

B SE Beta Toleransi VIF

1 (Konstanta) 44,651 10,222 4,368 0,000

LOC 0,208 0,068 0,303 3,078 0,003 1,000 1,000

WLB 0,127 0,104 0,120 1,218 0,226 1,000 1,000

a. Peubah Gayut: Job Burnout ; SE = Kesalahan Baku Takasiran; LOC = Locus of

Control; WLB = Worklife Balance

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

67

Hasil uji di atas menunjukkan bahwa nilai toleransi untuk peubah

Locus of Control Eksternal 1,000 > 0,10 dengan VIF 1,000 < 10 dan untuk

peubah Work-Life Balance nilai toleransi sebesar 1,000 > 0,10 dengan VIF

1,000 < 10. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada

peubah tak gayut yang digunakan.

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan ntuk menguji apakah ada varian

residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model

regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas

dan ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dalam diagram

pencar (Gambar 4.1).

Gambar 4.1

Diagram Pencar

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak,

tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

68

4.5.4 Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara

peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah hasil uji

linearitas antara peubah Locus of Control Eksternal (LOC) dengan Job

Burnout (JB) (Tabel 4.8) dan Work-Life Balance (WLB) dengan Job

Burnout (JB) (Tabel 4.9).

Tabel 4.8

Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas

Job Burnout dengan Locus of Control Eksternal db JK KT F Sig.

JB *

LOC

Antar

Kelompok

(Gabungan) (48) (13.674,108)

Linearitas 1 2.081,988 2.081,988 10,919 0,002

Simpangan

Linearitas

47 11.592,120 246,641 1,294 0,192

Dalam Kelompok 46 8.771,050 190,675

Total 94 22.445,158

Keterangan: db= Derajat Bebas; JK= Jumlah Kuadrat; KT= Kuadrat Tengah.

Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 4.12.

Dari Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa nilai F linearitas sebesar

10,919 dengan signifikansi 0,002 (p < 0,05), maka terdapat hubungan

yang linier antara LOC dan JB.

Tabel 4.9

Daftar Sidik Ragam Uji Linearitas

Job Burnout dengan Work-Life Balance db JK KT F Sig.

JB *

WLB

Antar

Kelompok

(Gabungan) (37) (6969,210)

Linearitas 1 342,223 342,223 1,260 0,266

Simpangan

Linearitas

36 6626,987 184,083 0,678 0,892

Dalam Kelompok 57 15475,948 271,508

Total 94 22445,158

Dari Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa nilai F linieritas sebesar

1,260 dengan signifikansi 0,266 (p > 0,05), maka terdapat hubungan yang

tidak linier antara WLB dan JB.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

69

4.6 Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis pertama, ada pengaruh simultan atau sendiri-sendiri

antara Locus of Control Eksternal dan Work-life balance terhadap Job

Burnout pada Anggota Polri Fungsi Lalu lintas Sat.Gatur Ditlantas Polda

Metro Jaya. Hasil dari ada tidaknya pengaruh ketiga peubah dapat

dilakukan dengan cara:

4.6.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Hasil uji statistik secara simultan untuk peubah tak gayut, X1

(LOC) dan X2 (WLB) terhadap peubah gayut Y (JB) pada Anggota Polri

Fungsi Lalu lintas Sat.Gatur Ditlantas Polda Metro Jaya disajikan dalam

Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Daftar Sidik Ragam Uji Regresi Berganda

Signifikansi Nilai F Anggota Sat.Gatur

Model db JK KT F Sig.

1 Regresi 2 623,641 311,820 4,785 0, 016a

Sisa 30 1.955,086 65,170

Total 32 2.578,727

a. Prediktor: (Konstanta), LOC, WLB

b. Peubah Gayut: JB Keterangan: JB= Job Burnout; WLB= Work-life Balance; LOC= Locus of Control

Eksternal; db= derajat bebas; JK= Jumlah Kuadrat; KT= Kuadrat Tengah.

Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan nilai F hitung 4,785 dengan

tingkat signifikansi 0,016 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa

Locus of Control Eksternal (X1) dan Work-life Balance (X2) secara

simultan menjadi prediktor Job Burnout (Y).

4.6.2 Uji Signifikan Parameter Individual/Parsial (Uji t)

Hasil uji statistik secara parsial untuk peubah ta gayut, X1 (LOC)

dan X2 (WLB) terhadap peubah gayut Y (JB) pada Anggota Polri Fungsi

Lalu lintas Sat.Gatur Ditlantas Polda Metro Jaya disajikan dalam Tabel

4.11.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

70

Tabel 4.11

Daftar Uji Regresi Berganda

Signifikansi Nilai t Anggota Sat.Gatur

Koefisiena

Model Koefisien Tak

Terbakukan

Koefisien

Terbakukan

t Sig.

B Kesalahan

baku

Beta

1 (Konstanta) 68,437 15,099 4,533 0,000

LOC 0,221 0,075 0,495 2,958 0,006

WLB 0,008 0,141 0,009 0,055 0,957

a. Peubah Gayut: JB

Tabel 4.14 menunjukkan hasil t hitung Locus of Control Eksternal

2,958 dengan tingkat signifikansi 0,006 (p<0,05). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa peubah tak gayut Locus of Control Eksternal secara

parsial merupakan prediktor Job Burnout. Sebaliknya hasil pengujian

peubah Work-Life Balance didapatkan nilai t hitung sebesar 0,055 dan

nilai signifikansi 0,957 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

peubah Work-Life Balance tidak menjadi prediktor dari Job Burnout.

Dengan demikian, berdasarkan Tabel 4.11 dapat disusun

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Y = 68,437 + 0,221X1

Interpretasi dari persamaan regresi di atas adalah:

1. Konstanta sebesar 68,437 menyatakan bahwa jika peubah tak gayut

dianggap konstan, maka nilai peubah JB sebesar 68,437.

2. Koefisien regresi LOC sebesar 0,221 dengan signifikansi 0,006

memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau

satu tingkatan LOC akan berdampak pada meningkatnya JB sebesar

0,221 juga.

4.6.3 Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi (R kuadrat) dilakukan dengan

maksud untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau kontribusi dari

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

71

peubah Locus of Control Eksternal dan Work-Life Balance secara simultan

terhadap Job Burnout. Berikut adalah gambaran nilai koefisien

determinasi (R kuadrat) anggota sat.gatur dalam Tabel 4.12:

Tabel 4.12

Hasil Koefisien Determinasi

Ringkasan Model Anggota Sat.Gatur

Model R R Kuadrat R Kuadrat

Terkorelasi

Kesalahan

Tafsiran

1 0,492a 0,242 0,191 8,073

a. Prediktor: (Konstanta), LOC, WLB

b. Peubah Gayut: JB

Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa R (koefisien korelasi)

sebesar 0,492 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan

antara Locus of Control Eksternal dan Work-Life Balance terhadap Job

Burnout. Nilai R2 (koefisien determinasi) sebesar 0,242 yang berarti LOC

dan WLB berpengaruh terhadap JB sebesar 24,2% sedangkan sisanya

sebesar 75,8% dipengaruhi oleh peubah lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

4.6.4 Uji Korelasi

Uji orelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara peubah

Job Burnout degan peubah tak gayut yaitu Locus of Control Eksternal dan

Work-Life Balance.

Gambaran uji signifikansi (uji korelasi) untuk LOC dan WLB

terhadap JB anggota Sat. Gatur Polda Metro Jaya disajikan dalam Tabel

4.13.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

72

Tabel 4.13

Hasil Uji Korelasi Simultan

33 Anggota Sat.Gatur Polda Metro Jaya

JB LOC WLB

JB Pearson Correlation 1 0,492** -0,144

Sig. (2-tailed) 0,004 0,424

N 33 33 33

LOC Pearson Correlation 0,492** 1 -0,310

Sig. (2-tailed) 0,004 0,079

N 33 33 33

WLB Pearson Correlation -0,144 -0,310 1

Sig. (2-tailed) 0,424 0,079

N 33 33 33

**. Korelasi nyata pada tingkat kenyataan 1% (2-ekor).

Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa LOC berhubungan positif

(r=0,492 **) dengan nilai JB. Sebaliknya WLB tidak berhubungan dengan

nilai JB.

4.6.5 Sumbangan Efektif Tiap Peubah

Sumbangan efektif merupakan cara untuk mengetahui seberapa

besar sumbangan efektif dari masing-masing peubah tak gayut terhadap

peubah gayut. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

SE X1 = nilai β koefisien korelasi X1 Y × 100%

SE X2 = nilai β koefisien korelasi X2 Y × 100%

Nilai β yang digunakan dalam perhitungan adalah nilai yang sudah

standardisasi untuk dapat membandingkan besarnya pengaruh dari peubah

tak gayut terhadap peubah gayut.

Gambaran sumbangan efektif masing-masing peubah tak gayut

disajikan dalam Tabel 4.13.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

73

Tabel 4.14

Sumbangan Efektif LOC dan WLB terhadap JB

Peubah Sumbangan efektif

Locus of Control Eksternal 24,35%

Wok-life Balance -0,13%

Total 24,22%

Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa Locus of Control Eksternal

memberikan pengaruh sebesar 24,35% (β = 0,495) sedangkan Wok-life

Balance memberikan pengaruh sebesar -0,13% (β = 0,009). Hasil ini

menunjukkan bahwa sumbangan peubah Locus of Control Eksternal lebih

besar dari sumbangan Wok-life Balance terhadap Job Burnout anggota

Sat.Gatur. Total sumbangan efektif dari kedua peubah tak gayut adalah

sebesar 24,22% atau (24,2%). Dengan demikian sumbangan efektif dari

peubah lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini adalah sebesar

75,8%.

Sumbangan efektif dari aspek peubah LOC secara lebih rinci

disajikan dalam Tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Aspek Sumbangan Efektif LOC terhadap JB

Aspek Sumbangan efektif

Internality 26,2%

Externality Others 25,0%

Externality Lucky 21,0%

Total 72,2%

Dari Tabel 4.15 terlihat bahwa sumbangan efektif terbesar adalah

aspek Externality Others dan Externality Lucky sebesar 46,0%.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

74

4.6.6 Uji Beda t-test (Uji t contoh independen)

Hipotesis kedua, Ada perbedaan signifikan Job Burnout ditinjau

dari Usia. Gambaran statistik deskriptif data Job Burnout Sesuai Tahapan

Perkembangan Dewasa Levinson disajikan dalam Tabel 4.16 dan

Lampiran C.

Tabel 4.16

Statistik Deskriptif

Job Burnout Sesuai Tahapan Perkembangan Dewasa Levinson antara

22-55 Tahun

Statistik Grup

Kategori N Rataan Simpangan

Baku

Kesalahan Baku

Taksiran

JB Sangat Tinggi-

Sedang

33 39,894 10,607 3,046

Rendah-Sangat

Rendah

62 35,209 9,858 2,065

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan Job Burnout

ditunjukkan dengan nilai z hitung > z tabel yaitu 2,10 > 1,65 (Z tabel).

Hipotesis ketiga, Ada perbedaan signifikan Job Burnout antar

Lama Bekerja. Gambaran statistik deskriptif data Job Burnout pada Lama

Bekerja disajikan dalam Tabel 4.17 dan Lampiran C.

Tabel 4.17

Statistik Deskriptif

Data Job Burnout antar Lama Bekerja

Statistik Grup

Lama

Kerja

N Rataan Simpangan

Baku

Kesalahan Baku

Taksiran

JB 1-40* 33 18,05 9,04 2,590

1-42** 62 10,57 8,794 1,842

Keterangan: * kategori sangat tinggi - sedang

* kategori rendah – sangat rendah

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan Job Burnout

ditunjukkan dengan nilai z hitung > z tabel yaitu 3,877 > 1,65 (Z tabel).

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

75

4.7 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Gambaran ringkasan hasil pengujian hipotesis disajikan dalam

Tabel 4.18 berikut ini:

Tabel 4.18

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Y = 68,437 + 0,221X1

R = 0,492

R2 = 0,242 (24,2%)

Sumbangan Efektif

LOC = 24,35%

Dimensi LOC

Internality = 26,2%

Externality Others = 25,0%

Externality Lucky = 21,0%

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

76

4.8 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji regresi berganda,

uji sidik ragam dan uji t contoh bebas, maka pembahasan hipotesis

penelitian adalah sebagai berikut:

4.8.1 Locus of Control Eksternal dan Work-Life Balance secara

simultan berpengaruh terhadap Job Burnout Anggota

Sat.Gatur Polda Metro Jaya.

Hasil analisis data menunjukan bahwa Locus of Control Eksternal

dan Work-Life Balance secara simultan menjadi prediktor terhadap Job

Burnout Anggota Sat.Gatur Polda Metro Jaya. Hasil uji statistik

menunjukkan nilai Fhitung= 4,785 dengan tingkat signifikansi 0,016

(p<0,05) dan koefisien determinasi (R2)= 0,242. Peubah Locus of Control

Eksternal berpengaruh sebesar 24,2% dan sisanya 75,8% dipengaruhi oleh

peubah lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Jadi dapat

dikatakan bahwa, tingginya Locus of Control Eksternal berpengaruh

terhadap Job Burnout. Hal ini menunjukkan bahwa Job Burnout yang

dimiliki oleh Anggota Sat.Gatur dipengaruhi oleh Locus of Control

Eksternal.

Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang menyebabkan Locus of

Control Eksternal secara sendiri menjadi prediktor terhadap Job Burnout

Anggota Sat.Gatur Polda Metro Jaya antara lain:

Kemungkinan pertama, sebagian besar anggota Sat.Gatur

menganggap bahwa Locus of Control Eksternal merupakan hal yang

penting, yang akan mempengaruhi tingkat Job Burnout. Mengalami Job

Burnout atau kelelahan emosional dan menyikapi tuntutan pekerjaan

secara negatif lebih dimiliki anggota Sat. Gatur yang memiliki keyakinan

bahwa faktor eksternal di luar kendali diri menentukan keberhasilan dan

kegagalan. Oleh karena itu Locus of Control Eksternal akan meningkatkan

Job Burnout. Mereka cenderung menganggap bahwa kesuksesan dan

prestasi mereka lebih ditentukan oleh faktor-faktor yang berasal dari luar

diri mereka seperti takdir, nasib dan keputusan yang ditentukan orang lain

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

77

(Jaya & Rahmat, 2005). Maka hal ini sejalan dengan Menezes (2009)

bahwa individu dengan Locus of control internal cenderung memiliki

kepuasan kerja yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat

lebih mampu menahan stres dibandingkan individu dengan Locus of

Control Eksternal. Dengan begitu individu dengan Locus of Control

Eksternal lebih mudah merasa tertekan dalam bekerja dikarenakan merasa

tidak mampu mengontrol kesuksesannya. Sehingga memiliki tingkat

Locus of Control Eksternal yang tinggi yaitu proses menuju Job Burnout.

Buhler & Land (2004) menyatakan bahwa Locus of Control Eksternal

memiliki hubungan positif dengan peubah Burnout emotional exhaustion

dan depersonalization.

Kemungkinan kedua, pada dasarnya anggota Sat. Gatur dapat

merasakan Locus of Control Eksternal ada pada diri mereka, sehingga

dapat menjadikan Job Burnout pada anggota Sat. Gatur meningkat.

Pengalamannya semasa bekerja sebagai polisi lalulintas dirasakan bahwa

kesuksesan, usaha, kegagalannya, dan peristiwa buruk dalam bekerja

disebabkan dari luar diri mereka yang dapat memengaruhi tingkat job

burnout. Hal ini sejalan dengan penelitian Bevis (2008) pada guru bahwa

ketika guru-guru merasa situasi tidak berada di bawah kendali mereka,

mereka tampil lebih mungkin menderita kelelahan. Mereka juga

menyalahkan masalahnya pada kurangnya disiplin di seluruh sekolah.

Individu dengan Locus of Control Eksternal yang tinggi memiliki

kecenderungan emosional sehingga ketika menghadapi pekerjaan yang

cenderung mnegarah pada situasi yang lebih memantik emosi, hal ini

cenderung mengalami Job Burnout.

Di samping Locus of Control Eksternal dan Work-Life Balance

yang secara simultan menjadi prediktor Job Burnout, secara parsial hanya

Locus of Control Eksternal merupakan prediktor Job Burnout yang

memiliki nilai thitung 2,958 dengan sig. 0,006 (p<0,05). Sedangkan Work-

Life Balance tidak menjadi prediktor Job Burnout yang memiliki nilai

thitung 0,055 dengan sig. 0,957 (p>0,05).

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

78

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Stefan & Simic

(2004) yang menemukan bahwa indivdu-individu yang lebih memiliki

Locus of Control Eksternal akan lebih rentan juga terhadap Burnout.

Dalam penelitian ini juga ditemukan sumbangan efektif dari Locus of

Control Eksternal. Locus of Control Eksternal memperoleh sumbangan

efektif sebesar 24,35%. Hasil ini menunjukkan bahwa sumbangan efektif

peubah Locus of Control Eksternal lebih besar terhadap Job Burnout

dibandingkan Work-Life Balance terhadap Job Burnout. Job Burnout

dapat meningkat apabila anggota Sat. Gatur masih menganggap bahwa

kesuksesan atau kegagalan dikendalikan oleh hal-hal dari luar diri mereka.

Locus of Control Eksternal yang cenderung pada pengaruh keberuntungan

(externality luck) dapat membuat anggota Sat. Gatur lebih rentan terhadap

Job Burnout. Karena individu dengan Locus of Control Eksternal lebih

mudah merasa tertekan dalam bekerja sehingga merasa tidak mampu

mengontrol kesuksesannya (Jaya & Rahmat, 2005).

Sementara itu telaah data untuk Work-Life Balance yang

memberikan sumbangan efektif lebih sedikit terhadap Job Burnout.

Sejalan dengan penelitian Kellman (2015) menyataka bahwa Work-Life

Balance hanya memberikan kontribusi yang kecil terhadap Burnout

dengan nilai r= -0,369, tingkat signifikansi 0,02 (p<0,05) dan R2= 0,136.

Dengan demikian, meningkatkan Work-Life Balance kemungkinan besar

tidak menjadi strategi yang cukup dalam dirinya sendiri untuk mengurangi

Burnout. Walaupun pengaruhnya kecil, namun adanya kelelahan kerja

adalah suatu konsekuensi dari Work-Life Balance yang buruk.

Untuk peubah Locus of Control yaitu dimensi internality (26,2%),

externality others (25,0%) dan externality lucky (21,0%). Externality

others dan Externality Lucky memiliki jumlah sumbangan lebih besar

dibandingkan internality, hal ini kemungkinan karena sebagian besar

anggota Sat. Gatur menganggap kegagalan atau kesuksesan yang mereka

dapatkan semasa kerja adalah pengaruh dari orang lain dan keberuntungan

dan mereka merasa bahwa mereka dapat melakukan sedikit tentang

kegagalan atau kesuksesan. Hal ini sejalan dengan Rahim (1996, dalam

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

79

Jagannathan et al, 2013) yang menyatakan bahwa individu dengan

internality lebih merasa berguna dan dapat mengatasi stres dari pada

individu dengan externality others dan externality Lucky. Hasil penelitian

Jagannathan, Thampi & Anshu (2013) memperkuat dengan menyatakan

bahwa karyawan dengan internality memiliki peran yang lebih tinggi dan

strategi untuk mengatasi kesulitan yang mereka alami. Mereka juga lebih

dapat menjadi pengaruh yang kuat dalam bekerja dengan orang lain.

Sedangkan karyawan dengan externality menunjukkan kepercayaan

interpersonal yang lebih rendah. Mereka cenderung percaya bahwa

Externality others lebih berpengaruh saat bekerja dan Externality Lucky

kurang berpengaruh. Arakeri & Sunagar (2017) menyatakan bahwa orang-

orang dengan atribut kesuksesan mereka cenderung kepada keberuntungan

(lucky) atau tidak dari usaha mereka sendiri, mereka individu yang sangat

pasif dan selalu melihat hal-hal yang terjadi sudah sebagaimana harus

terjadi. Sehingga apabila keberuntungan, nasib dan kesempatan baik

sedang tidak berpihak kepada mereka, maka ketika harapannya tidak

sesuai dengan kenyataannya, individu dengan tingkat externality lucky

tinggi akan lebih mudah mencapai job burnout. Ketidak sesuaian ini dapat

meningkatkan problema psikologis dan burnout dari segi dimensi

emotional exhaustion (Buhler & Land, 2004). Selain itu studi lainnya yang

dilakukan oleh Stefan & Simic (2004) menemukan adanya karakteristik

externality lucky dan burnout tertinggi adalah yang terbanyak, yang

dimiliki oleh NCO leaders (pemimpin setara bintara), dengan r=0,322.

4.8.2 Job Burnout antar Usia Anggota Polri Fungsi Lalu lintas

Sat.Gatur Ditlantas Polda Metro Jaya

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan

Job Burnout antar 33 dan 62 anggota Sat. Gatur pada rentang usia 22-55

tahun. Hasil ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang di lakukan

Dewi & Paramita (2013) yang menyimpulkan tidak adanya perbedaan

tingkat burnout pada usia dewasa dini (18-39) dan dewasa madya (40-60).

Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian Prihantoro (2014)

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

80

yang menunjukkan tidak ada perbedaan kecenderungan burnout ditinjau

dari usia. Adanya perbedaan Job Burnout dalam penelitian ini dikarenakan

masing-masing kategori usia anggota Sat. Gatur memiliki perbedaan

dalam cita-cita, harapan, pengalaman, emosional, idealisme, tuntutan,

mengatasi kesulitan atau masalah, sehingga akan berbeda pula tingkat

kerentanannya untuk mengalami Job Burnout. Perbedaan tersebut

dibuktikan oleh Setyawati (1994) yang menyatakan bahwa usia dapat

berpengaruh terhadap perasaan lelah tenaga kerja di mana usia tua seorang

tenaga kerja mempunyai stabilitas emosional lebih baik daripada usia

muda yang dapat berakibat positif dalam melakukan pekerjaannya.

Menurut Maslach, Schaufeli & Leiter (2001) usia dengan pengalaman

kerja yang masih sedikit, tampaknya lebih beresiko Job Burnout dalam

karir. Sesuai dengan tahap perkembangan usia dewasa menurut Levinson

(2007), terjadi perubahan komitmen kerja pada tiap fase dewasa di mana

ditahap kelima dewasa tengah antara usia 40-50 lebih rendah beresiko Job

Burnout karena usia ini merupakan masa yang relatif stabil dan penuh

ketenangan.

4.8.3 Job Burnout antar Lama Bekerja Anggota Polri Fungsi Lalu

lintas Sat.Gatur Ditlantas Polda Metro Jaya

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan

Job Burnout antar 33 dan 62 anggota Sat. Gatur pada rentang masa kerja

1-40 dan 1-42 tahun. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Amelia & Zulkarnain (2005), menyatakan bahwa ada perbedaan

tingkat burnout ditinjau dari masa kerja. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Zaidi dkk. (2011) yang menyebutkan bahwa masa

kerja berhubungan dengan kelelahan emosinal dan depersonalisasi

(dimensi burnout).

Adapun hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya

yang di lakukan Dewi & Paramita (2013) yang menyatakan tidak adanya

perbedaan tingkat burnout pada guru yang masa kerjanya 1-4 tahun, 5-19

tahun dan lebih dari 20 tahun. Oleh sebab itu, kemungkinan penyebab ada

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

81

perbedaan Job Burnout pada lama bekerja anggota Sat. Gatur dikarenakan

dalam jangka yang panjang menghadapi tuntutan pekerjaan yang begitu

keras sealin itu tuntutan pelayanan terhadap masyarakat, dan kurangnya

penghargaan terhadap kinerja dalam pemberian pelayanan. Sehingga

individu yang sudah bekerja dalam jangka panjang akan mengalami

burnout karena merasa sudah memberikan usaha secara maksimal namun

apresiasi yang didapat belum sesuai dengan harapan. Menurut Pines &

Arison (dalam Sutjipto, 2001), individu yang mengalami burnout adalah

yang bekerja di sektor pelayanan sosial dalam waktu yang cukup lama.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2017. 12. 11. · Uji linearitas dilakukan untuk megetahui hubungan linear antara peubah tak gayut dengan peubah gayut. Berkut ini adalah

82

4.8.4 Kekuatan dan Keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian yang

dilakukan

4.8.4.1 Kekuatan

1. Penelitian ini tidak hanya dilihat secara simultan saja, namun juga

dilihat secara sendiri-sendiri/parsial memberikan pegaruh terhadap

Job Burnout

2. Dalam pengambilan data dilakukan secara berlapis sehingga

sampel yang didapatkan dan digunakan benar-benar yang

mengalami Job Burnout, tidak hanya secara umum saja.

3. Penelitian mengenai Job Burnout seringkali dilakukan pada

karyawan pabrik, karyawan perusahaan, dokter, perawat dan guru.

Maka kekuatan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan

bagi dunia psikologi khususnya penelitian mengenai profesi Polisi.

4.8.4.2 Keterbatasan

1. Subyek masih terbatas hanya di Polda Metro Jaya, sehingga hasil

tidak dapat di generalisasikan dengan Polres lain yang masuk

kedalam wilayah Polda Metro Jaya.

2. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, sehingga hasil yang

didapatkan kurang mendalam mengenai peubah-peubah dan

subyek yang diteliti.