BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a....

32
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV akan membahas hasil penelitian dan pembahasan Siklus I dan Siklus II yang tertuang dalam tiga poin besar yaitu deskripsi tentang pelaksanaan tindakan, hasil analisis data serta pembahasan. 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Dalam satu siklus terdapat sebuah kompetensi dasar berdasarkan sebuah standard kompetensi. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Alokasi waktu setiap siklus adalah 2 x 35 menit selama tiga kali pertemuan. Setiap siklus dilakukan sesuai dengan sintak dari Project Based Learning yang terdiri dari sembilan langkah pembelajarannya. Langkah pertama, guru mengkondisikan siswa dengan memberi contoh konkret atau nyata kemudian siswa berperan sebagai perancang proyek yang membentuk kelompok. Langkah berikutnya, siswa mendiskusikan dan mengakulmulasi latar belakang informasi bagi proyek mereka, kemudian guru dan siswa bernegosiasi tentang kriteria penilaian untuk eveluasi proyek. Para siswa mengumpulkan material yang dapat berupa data maupun peralatan yang dibutuhkan dalam proyek kemudian menyusun proyek dan menyiapkan presentasi proyek. Selanjutnya melakukan siswa presentasi proyek dan mengevaluasi proyek mereka dalam kelompok. 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Perencanaan dilakukan dengan menentukan standard kompetensi dan kompetensi dasar dengan guru matematika kelas V SD Pantekosta Magelang. Kemudian membuat Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kemudian

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a....

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV akan membahas hasil penelitian dan pembahasan Siklus I dan Siklus

II yang tertuang dalam tiga poin besar yaitu deskripsi tentang pelaksanaan tindakan,

hasil analisis data serta pembahasan.

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari

tahap perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Dalam satu siklus

terdapat sebuah kompetensi dasar berdasarkan sebuah standard kompetensi.

Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Alokasi waktu setiap siklus adalah 2 x 35 menit selama tiga kali

pertemuan.

Setiap siklus dilakukan sesuai dengan sintak dari Project Based

Learning yang terdiri dari sembilan langkah pembelajarannya. Langkah

pertama, guru mengkondisikan siswa dengan memberi contoh konkret atau

nyata kemudian siswa berperan sebagai perancang proyek yang membentuk

kelompok. Langkah berikutnya, siswa mendiskusikan dan mengakulmulasi

latar belakang informasi bagi proyek mereka, kemudian guru dan siswa

bernegosiasi tentang kriteria penilaian untuk eveluasi proyek. Para siswa

mengumpulkan material yang dapat berupa data maupun peralatan yang

dibutuhkan dalam proyek kemudian menyusun proyek dan menyiapkan

presentasi proyek. Selanjutnya melakukan siswa presentasi proyek dan

mengevaluasi proyek mereka dalam kelompok.

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.1.1.1 Perencanaan

Perencanaan dilakukan dengan menentukan standard kompetensi dan

kompetensi dasar dengan guru matematika kelas V SD Pantekosta Magelang.

Kemudian membuat Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kemudian

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

46

mencari dan mengumpulkan sumber tentang materi tersebut. Mengumpulkan

peralatan yang dibutuhkan dan membuat media dan sumber belajar siswa.

Menentukan pengelompokan siswa secara heterogen. Melakukan konsultasi

RPP dengan guru yang bersangkutan.

a. Standar Kompetensi

Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

b. Kompetensi Dasar

Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala

c. Materi

Pecahan sebagai suatu perbandingan yang dalam kehidupan sehari hari

sering digunakan dalam pembuatan peta maupun denah.

d. Alat, Bahan, Media dan Sumber Belajar yang dibutuhkan

Lembar pretest, angket, lembar kegiatan kelompok, Peta Kota

Magelang, dan denah. Setiap alat, bahan dan media yang digunakan harus

memiliki instruksi yang jelas dan mendukung tercapainya tujuan belajar.

Yang patut mendapat perhatian lebih dalam persiapan adalah pembuatan

lembar kegiatan kelompok, karena nanti peneliti bertugas hanya sebagai

istruktur atau pelatih dan bukan sebagai sumber belajar. Lembar kegiatan

kelompok tidak hanya berisikan kegiatan namun juga berisi materi yang

dikemas dalam bentuk yang berbeda sehingga siswa merasa mereka tidak

sedang membaca meteri namun sedang dihadapkan pada lembar kerja

yang harus didiskusikan.

e. Pengelompokan Siswa

Pengelompokan siswa ditentukan peneliti untuk menciptakan

kelompok yang heterogen. Pengelompokan berdasarkan tingkat

kemampuan siswa yang tercatat dalam nilai pada laporan nilai raport

ulangan akhir semester gasal dan juga hasil observasi peneliti serta diskusi

dengan guru yang bersangkutan mengenai sikap siswa dalam kelas.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

47

f. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran ditulis dalam Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran. Terdapat tiga buah RPP dalam Siklus I ini.

4.1.1.2 Pelaksanaan dan Observasi

Dalam pelaksanaan Siklus I, berikut ini adalah tabel yang

menggambarkan langkah-langkah Siklus I dalam tiga kali pertemuan.

Tabel 4.1

Sintak Project Based Learning dalam Siklus I

No. Sintak Project

Based Learning Kegiatan

1

Menciptakan dan

mengatur kondisi

kelas dengan sampel

proyek.

Siswa diberi pertanyaan mengenai Kota Magelang,

Tempat tempat favorit mereka di Magelang, Apakah

rumah mereka termasuk tempat favorit mereka?,

Bagaimana cara mereka menjelaskan perjalanan

mereka dari rumah ke sekolah (SD Pantekosta)

Siswa melihat gambar yang sudah disediakan guru

yaitu peta kota Magelang, denah lokasi.

Siswa dan guru mencari lokasi sekolah pada peta.

Guru mengarahkan siswa untuk bertanya

“Mendengar kata PETA, apakah kalian ada

pertanyaan?”

Giring siswa untuk bertanya:

Mengapa peta dibuat?

Bagaimana peta dibuat?

Apa saja bahan yang diperlukan dalam membuat

peta?

Apa saja keterangan yang ada di dalam peta?

Benda apa saja yang fungsinya seperti peta?

Siswa ditanya mengenai antusias mereka tentang

pembuatan benda benda tersebut.

Siswa dibentuk menjadi kelompok yang

beranggotakan5-6 siswa.

2

Siswa berperan

sebagai perancang

proyek

Siswa membuat kesepakatan kelas apa yang ingin

mereka lakukan. Guru memberi saran akankah itu

berupa pameran ataukah kompetisi tentang peta

buatan mereka.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

48

3

Siswa

mendiskusikan atau

mengakumulasi latar

belakang informasi

Siswa melakukan diskusi yang dipandu dengan

lembar kegiatan kelompok yang tersedia.

4

Menegosiasikan

kriteria untuk

megevaluasi proyek

Siswa diberi pertanyaan mengenai

Bagaimana cara menilai proyek terbaik?

Berapa rentang nilainya?

Apakah kinerja kelompok juga harus dinilai?

Apakah kelompok yang cekatan mendapat nilai

poin tambahan?

Bagaimana dengan siswa yang tidak mau

bekerja atau mengganggu?

Siswa mengumpulkan materi tentang Perbandingan

dipandu dengan lembar kerja kelompok.

5

Siswa

mengumpulkan

materi yang

dibutuhkan

Dalam kerja kelompok dan dipandu lembar kerja

kelompok, siswa mencari dan melengkapi materi

perbandingan.

6 Siswa merancang

proyek

Dipandu lembar kerja kelompok, siswa merancang

design proyek mereka

(Guru memandu dengan berkeliling di setiap

kelompok)

7

Siswa melakukan

persiapan presentasi

proyek

Siswa harus tahu ide siapa pembuatan proyek

mereka, Bagaimana cara membuat proyek tersebut,

Apa keunikan rancangan mereka

8

Siswa

mempresentasikan

proyek

Siswa mempresentasikan proyek mereka

9 Siswa melakukan

refleksi dan evaluasi

Dipandu lembar penilaian kelompok, siswa

merefleksi dan mengevaluasi proyek mereka.

Rincian dari pelaksanaannya akan dibahas pada deskripsi berikut ini.

a. Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 10 Maret 2014 pada jam

07:00 – 08:10 WIB. Dengan siswa laki laki berjumlah 16 siswa dan 15 siswa

perempuan dan seorang siswa tidak hadir.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

49

Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran dimulai oleh Guru Matematika Kelas V SD

Pantekosta dengan melakukan kegiatan awal yaitu mendampingi renungan

dan doa yang dilakukan oleh salah seorang siswa, menyanyikan lagu nasional,

dan memberikan instruksi bahwa selama tiga kali pertemuan, siswa akan

belajar matematika didampingi oleh peneliti. Kemudian peneliti membagikan

soal Pre-test pertama tentang pecahan kepada siswa. Setelah siswa selesai

dibagikan dan mengisi angket. Sambil menunggu siswa, peneliti

mempersiapkan peralatan tentang peta dan denah yaitu Peta Kota Magelang

dan denah yang terdapat di undangan pernikahan. Kegiatan Awal dilakukan

selama 45 menit dengan rincian waktu 15 menit apersepsi dan 20 menit

mengisi Pre-test dan angket.

Kegiatan Inti

Kegitan inti dilakukan dalam waktu 22 menit secara efektif.

Explorasi

Siswa diberi pertanyaan mengenai apa yang dibawa oleh peneliti,

dimana letak sekolah SD Pantekosta pada peta itu, apa itu peta dan apa

unsur-unsur peta hingga ada seorang anak berkata salah satu unsurnya

adalah skala dan legenda. Peneliti segera mengetahui bahwa siswa kelas V

sudah sempat belajar peta sebelumnya pada pelajaran IPS. Setelah itu

siswa diberi instruksi mengenai apa yang akan mereka lakukan pada hari

itu seperti kerja kelompok dan mendapatkan lembar kegiatan kelompok,

lembar evaluasi kelompok dan lembar penerimaan bintang (reward /

penghargaan) didalam map. Serta pada map sudah disertakan nama

anggota kelompok. Siswa segera berkelompok dan duduk pada posisi

yang mereka anggap nyaman.

Dalam kegiatan mencari kelompok mereka, ada seorang siswa

yang mengalami penolakan dalam kelompok yang sudah ditentukan oleh

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

50

peneliti. Anak tersebut dianggap nakal dan suka mengganggu kelompok

lain. Pada kelompok lain terjadi fenomena bahagia Karena sekelompok

dengan teman dekatnya yang dianggap mampu mengatasi masalah yang

akan diberikan nanti. Kelompok yang beranggotakan enam orang merasa

sangat spesial karena ada siswa yang dianggap pandai dan ada juga siswa

yang pandai berbicara.

Elaborasi

Siswa dan peneliti membuat kesepakatan bahwa mereka akan

membuat sebuah pameran dimana didalamnya terdapat presentasi

sederhana mengenai proyek mereka pada pertemuan berikutnya. Setelah

itu peneliti menginstruksikan siswa untuk megerjakan lembar kegiatan

kelompok yang tersedia. Peneliti akan memberi bintang pada kelompok

yang cepat selesai dan bisa bercerita tentang apa yang sudah kelompok

diskusikan.

Selama melakukan diskusi, peneliti berkeliling sambil

mendokumentasikan kegiatan. Siswa aktif bertanya dan pertanyan yang

mereka tanyakan adalah pertanyaan karena mereka takut salah mengisi

lembar kerja siswa dan bukan bertanya maksud dari lembar kerja. Misal

“Seperti ini Ms?”, “Apakah ini boleh dikerjakan seperti ini?”. “Bolehkah

kami menyebutkan satu saja?”. Siswa yang sedikit berbicara dalam

kelompok mendapatkan pekerjaan sebagai penulis, dan siswa yang pandai

sebagai pendamping. Ada satu kelompok yang menggunakan taktik kerja

semua yaitu dengan membagi sama rata lembar kegiatan kelompok dan

mengerjakannya secara individu lalu disatukan. Kelompok yang

mendapatkan siswa yang mengalami penolakan bekerja dengan tidak

maksimal karena mengurusi kelompok lain yang terganggu dan membalas

menggangu. Pada kelompok tersebut, peneliti melakukan pendampingan

lebih.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

51

Konfirmasi

Ada satu kelompok yang segera mengangkat tangan sebagai tanda

jika lembar kerja sudah selesai dan bercerita, kemudian peneliti memberi

bintang. Kelompok lain menyusul dan diberi bintang dengan warna yang

berbeda. Siswa diminta menyimpan map mereka.

Kegiatan Akhir

Kegiatan penutup dilakukan peneliti dengan menyampaikan rasa

senang peneliti terhadap pertemuan mereka hari itu dan peneliti

menyampaikan rencana pertemuan selanjutnya yaitu membicarakan tentang

penilaian proyek. kegiatan akhir dilakukan selama 3 menit.

b. Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Selasa, 11 Maret 2014 pada pukul

07:00 – 08:10. Semua siswa hadir, yaitu sebanyak 31 siswa.

Kegiatan Awal

Guru Matematika Kelas V SD Pantekosta melakukan kegiatan awal

dengan mendampingi renungan dan doa yang dilakukan oleh salah seorang

siswa, menyanyikan lagu nasional. Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan selama 55 menit.

Eksplorasi

Peneliti bertanya tentang apa yang mereka sudah lakukan pada

pertemuan sebelumnya. Dan beberapa siswa menjawab. Hal yang mereka

ingat adalah Peta Kota Magelang dan unsurnya. Seorang anak denagn

lantang menjawab belajar mengenai skala. Padahal pada lembar kegiatan

awal, skala belum menjadi materi.

Elaborasi

Peneliti mengeluarkan peta dan denah buatannya yang berukuran

A3, Siswa diminta melihat apakah itu termasuk peta dan denah yang baik

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

52

karena mengandung unsure peta. Siswa dan peneliti melakukan negoisasi

tentang cara penilaian proyek mereka hingga dihasilkan kesepakatan

bahwa proyek yang baik harus memiliki kelengkapan unsur peta atau

denah yang diantaranya adalah legenda dan skala. Kriteria lain adalah

kekompakan dan kecepatan dan ketepatan dalam membuat peta atau denah.

Tahap selanjutnya, siswa berkelompok dan mengerjakan lembar

kegiatan kelompok yang sudah disediakan peneliti yaitu tentang cara

pembuatan peta yang bertujuan mengajarkan siswa cara menentukan skala

peta. Seperti pertemuan sebelumnya, siswa pun aktif bertanya, kali ini

pertanyaan mereka adalah mengenai perbandingan yaitu memperbesar

atau memperkecil (menyederhanakan) perbandingan. Siswa yang memiliki

kemampuan logika yang lebih melihat persoalan itu sebagai hal yang

mudah. Sampai pada mereka menentukan skala pada suatu cerita. Siswa

yang tidak menulis memperhatikan temannya yang sedang menulis

beberapa dari mereka malah bertanya karena mereka ingin tahu. Persiapan

presentasi proyek dilakukan pada selembar kertas A4 kosong yang sudah

disediakan.

Konfirmasi

Konfimasi dilakukan dengan bertanya apa yang sudah siswa

lakukan. Beberapa siswa mengangkat tangan dan bercerita. Peneliti

meminta lembar kegiatan kelompok dikumpulkan guna memantau

perkembangan mereka melalui apa yang sudah mereka tulis. Peneliti

berjanji akan memberikan bintang setelah selesai mengoreksi hasil diskusi

mereka. Siswa segera mengumpulkan map mereka.

Kegiatan Akhir

Peneliti memotivasi mereka atas kerja keras para siswa dan

mengingatkan apa yang akan mereka lakukan pertemuan selanjutnya yaitu

membuat peta atau denah impian mereka. Peneliti juga menekankan bahwa

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

53

kertas A3 sudah dipersiapkan dan peneliti juga akan membawa beberapa

peralatan se[erti penggaris, spidol dan pensil warna. Siswa juga diminta

melakukan persiapan. Kegiatan akhir dilakukan selama 5 menit.

c. Pertemuan 3

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 12 Maret 2014 pukul

07:35 – 08:45 WIB. Seorang anak ijin pada pertemuan itu, sehingga terdapat

30 siswa dalam kelas.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilakukan oleh peneliti yaitu dengan memberikan salam

dan memeriksa kehadiran siswa. Kegiatan awal hanya dilakukan selama 2

menit. Siswa pun langsung menyambut dengan antusias dengan bertanya

“Mana Ms, kertasnya?”, “Ms. Aku sudah bawa pensil warna jadi tidak perlu

pinjam.” Namun segera peneliti meminta mereka untuk tenang dan

membentuk kelompok sambil membagikan map.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan selama 50 menit.

Eksplorasi

Peneliti bertanya apa yang akan mereka lakukan hari itu dan apa

saja kriteria penilaiannya. Peneliti lebih menekankan pada ketepatan dan

kecepatan pembuatan proyek. Peneliti membagikan alat dan bahan sesuai

kebutuhan masing masing kelompok.

Elaborasi

Didalam masing masing kelompoknya siswa membuat peta dan

denah impian mereka. Waktu yang diberikan adalah 20 menit. Dengan

perkiraan presentasi dan pameran selama 30 menit. Siswa tampak sibuk

dengan pekerjaan mereka, mereka memberikan ide untuk meletakkan

hotel pada petanya. Ada yang meletakan gambar kolam renang pada

kamarnya. Banyak ide lucu dan kreatif yang mereka buat. Setelah wakyu

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

54

habis, siswa yang paling cepat selesai segera mendapat bintang. Siswa

yang sudah selesai mengangkat tangannya dan segera bercerita

(persentasi) tentang peta atau denah yang mereka buat. Mereka

mendeskripsikan setiap legenda yang mereka buat dan tidak lupa

menyebutkan skala. Sayangnya atas keterbatasan waktu hanya tiga

kelompok yang selesai bercerita kelompok lain hanya bisa menunjukkan

hasil karya mereka. Lembar penilaian kelompok segera mereka isi sebagai

evaluasi kerja mereka.

Konfirmasi

Peneliti bertanya tentang perasaan siswa setelah selesai

melaksanakan proyek. dan beberapa siswa yang ditanyai mengaku senang

karena dapat berimajinasi. Selanjutnya siswa diminta kembali ke tempat

duduk semula.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilakukan selama 18 menit dengan langsung

membagikan angket dan Post-test pertama. Setelah dikumpulkan peneliti

berpamitan dan berjanji untuk datang lagi dan memberikan mereka materi

pelajaran matematika yang menyenangkan lagi.

4.1.1.3 Hasil Belajar Siklus I

Hasil belajar Siklus I dilihat dari hasil Post-test setelah Siklus I

dilaksanakan. Untuk membandingkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

setelah Siklus I dilaksanakan maka berikut ini juga akan disajikan hasil

belajar sebelum Siklus I dilaksanakan atau hasil dari Pre-Test.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

55

Tabel 4.2

Persentase Hasil Belajar Pre-test dan Tes Siklus I

Kategori Pre-tes Tes Siklus I Tes Siklus I +

proyek

Jumlah yang mengikuti

test 30 30 30

Jumlah siswa tidak

tuntas 19 14 8

Persentase siswa tidak

tuntas 63,33% 46,67% 26,67%

Jumlah siswa tuntas 11 16 22

Persentase siswa tuntas 36,67% 53,33% 73,33%

Berdasarkan Pre-Tes dan Tes Siklus I sudah terjadi peningkatan nilai.

Yang disayangkan oleh peneliti adalah bahwa nilai yang didapat dari Pre-Tes

sangat jauh dengan nilai rapot yang didapatkan sebagai data awal. Sehingga,

dari data tersebut dapat terlihat bahwa pada Pre-Tes terdapat 36,67% siswa

yang tuntas KKM 75. Pada Tes Siklus I terdapat 53,33% siswa yang tuntas

KKM. Bila peneliti menggabungkan nilai tersebut dengan nilai proyek, maka

ada 73,33% siswa tuntas belajar. Untuk lebih jelas berikut ini grafik

persentase hasil belajar siswa Pre - Tes dan Tes Siklus I.

Grafik 4.1

Hasil Belajar Pre-Test dan Tes Siklus I

11 16

22

19 14

8

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pre-Tes Tes Siklus I Tes Siklus I + Proyek

Siswa Tidak Tuntas

Siswa Tuntas

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

56

4.1.1.4 Hasil Angket Mengenai Perbaikan Sikap pada Siklus I

Angket yang telah diisi oleh siswa diberi poin lalu dianalisis. Angket

diberikan sebelum dan sesudah Siklus I untuk membuktikan adanya perbaikan

sikap siswa kelas V SD Pantekosta Magelang. Peneliti masih menggunakan

klasifikasi yang ditulis oleh Widoyoko (2012) dimana interval klasifikasi

sikap sebagai berikut, namun jumlah siswa yang menjadi responden sebanyak

30 siswa. Sehingga cara penghitungan interval menjadi nilai terendah adalah

30 x 5 x 1 = 150. Kemudian nilai tertinggi data adalah 30 x 5x 5 = 750.

Interval data didapatkan dengan cara:

Interval

Maka penentuan interval baru yang didapatkan dari perhitungan

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Klasifikasi Sikap dengan 30 Responden

Jumlah Skor Jawaban Klasifikasi Sikap

631 s/d 750 Sangat Baik

511 s/d 630 Baik

391 s/d 510 Kurang Baik

271 s/d 390 Tidak Baik

n 270 Sangat Tidak Baik

Berikut ini adalah hasil analisis sikap siswa terhadap Matematika dari

data angket I dan angket II.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

57

Tabel 4.4

Hasil Sikap Siswa terhadap Matematika Angket I dan Angket II

Angket ke- 1 2

Total Skor 509 532

Keterangan Sikap Kurang Baik Baik

Berdasarkan angket yang sudah diisi oleh para siswa dan dengan

membandingkannya dengan klasifikasi yang ditulis oleh Widoyoko (2012),

maka Project Based Learning sudah berhasil memperbaiki sikap siswa

dengan dibuktikan bahwa poin yang terkumpul pada angket pertama sebesar

509 poin yang mengindikasi bahwa sikap siswa kelas V SD Pantekosta

terhadap Matematika masih kurang baik. Setelah Project Based Learning

diaplikasikan, terjadi peningkatan sebesar 23 poin, sehingga poin yang

terkumpul adalah 532. Poin tersebut mengindikasikan bahwa sikap siswa telah

berubah menjadi baik terhadap Matematika.

4.1.1.5 Refleksi

Adapun yang menjadi catatan bagi peneliti baik berasal dari diri

sendiri maupun dari guru yang melakukan pembinaan RPP dan observasi

terhadap cara mengajar dan implementasi peneliti adalah sebagai berikut:

a. Peneliti harus lebih hati-hati dan cermat dalam menulis RPP karena ada

tulisan yang tidak tepat, sehingga peneliti melakukan revisi RPP.

b. Peneliti harus lebih cermat dalam menulis lembar kegiatan siswa karena

ada tulisan yang salah ketik, penyelesaian masalah ini adalah peneliti

melakukan ralat saat pertemuan sebelum lembar kerja pada pertemuan

kedua dibagikan.

c. Penerapan Project Based Learning yang tertulis pada RPP sudah

dilaksanakan dengan baik dan dengan persiapan yang sangat baik, namun

terjadi beberapa kelemahan diantaranya mengenai manajemen waktu

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

58

sehingga pada pertemuan berikutnya diharapkan lebih cermat dalam

memperhitungkan waktu.

d. Siswa sangat antusias dalam mengrjakan kegitan kelompok dan berdiskusi

sehingga mereka menimbulkan keramaian dan susah memusatkan

perhatian saat peneliti ingin memberikan intruksi tambahan. Guna

menyelesaikan masalah ini, peneliti akan menggunakan alat peluit sambil

mengangkat tangan (mengadaptasikan teknik pemusatan perhatian yang

digunakan di SD Pantekosta)

e. Ada beberapa siswa yang pada pertemuan pertama tidak serius namun

dipertemuan selanjutnya sudah tidak tampak. Peneliti berencana untuk

mengubah anggota kelompok pada siklus kedua.

Dari beberapa kekurangan tersebut, maka Siklus II akan dilaksanakan

dengan mempertimbangkan alternatif solusi yang sudah direncanakan. Selain

itu, dari kedua data yang diperoleh, Project Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa meskipun belum mencapai 95% siswanya

tuntas. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitiannya pada siklus ke dua.

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

4.1.2.1 Perencanaan

Perencanaan dilakukan setelah Siklus I selesai dengan berbagai

pertimbangan seperti adanya Ujian Tengah Semester dan study tour serta libur

tengah semester, maka Siklus dua dilakukan pada bulan April. Guru

Matematika menyarankan agar materinya mengenai geometri bangun ruang.

Peneliti memepersiapkan RPP dan instrumen penelitian serta melakukan

perbaikan perencanaan serta pergantian anggota kelompok.

a. Standar Kompetensi

Memahami sifat sifat bangun dan hubungan antar bangun

b. Kompetensi Dasar

Megidentifikasi sifat sifat bangun ruang

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

59

c. Materi

Bangun ruang, nama dan ciri-cirinya. Dari mengetahui sifat sifatnya,

siswa dibimbing untuk berpikir bahwa ada hubungan di setiap bangun

misalnya, balok sebenarnya adalah prisma tegak segi empat begitu juga

dengan kubus.

d. Alat, Bahan, Media dan Sumber Belajar yang dibutuhkan

Lembar kegiatan kelompok, Gethuk Magelang, kertas minyak, plastik,

gabus , lidi, Tes Siklus II dan angket adalah alat, bahan dan media serta

sumber belajar yang dibutuhkan selama penelitian Siklus II.

e. Pengelompokan Siswa

Pengelompokan didasarkan pada pengamatan peneliti pada Siklus I.

Pengelompokan ini ditentukan peneliti untuk menciptakan suasana kerja

kelompok dalam kelompok yang heterogen.

f. Kegiatan Pembelajaran

Dalam Siklus II, Kegiatan pembelajaran ditulis dalam tiga buah

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi

Tabel 4.5

Sintak Project Based Learning dalam Siklus II

No. Sintak Project

Based Learning Kegiatan

1

Menciptakan dan

mengatur kondisi

kelas dengan

sampel proyek.

Siswa diberi pertanyaan mengenai Kota Magelang,

Hal apa saja yang membuat Magelang berbeda dari

kota lainnya, Apa saja yang menjadi ciri Magelang,

Apa mereka tahu tentang gethuk, dan Bagaimana cara

membuat gethuk.

Siswa melihat gambar yang sudah disediakan guru

tentang proses pembuatan gethuk.

Siswa melihat gethuk yang dibawa guru.

Gethuk yang biasa

“Gethuk Ceria” yang sudah dibentuk guru

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

60

Siswa menilai mana gethuk yang kira kira lebih unik,

lebih disukai anak anak dan mana yang kira kira bisa

masuk TV karena keunikannya.

Siswa ditanya mengenai antusias mereka tentang

pembuatan “Gethuk Ceria” itu.

Siswa dibentuk menjadi kelompok yang

beranggotakan 5-6 siswa.

2 Siswa berperan

sebagai perancang

proyek

Siswa membuat kesepakatan kelas apa yang ingin

mereka lakukan. Guru memberi saran akankah itu

berupa pameran ataukah kompetisi.

3 Siswa

mendiskusikan

atau

mengakumulasi

latar belakang

informasi

Siswa melakukan diskusi yang dipandu dengan lembar

kegiatan kelompok yang tersedia.

4 Menegosiasikan

kriteria untuk

megevaluasi

proyek

Siswa diberi pertanyaan mengenai

Bagaimana cara menilai proyek “Gethuk

Geometri” terbaik?

Apakah ada nama dan sesuai dengan ciri-

cirinya?

Akankah orang membelinya?

Apakah gethuknya bisa dikonsumsi dan

sehat karena pembuatnya menjaga

kebersihan?

Berapa rentang nilainya?

Apakah kinerja kelompok juga harus dinilai?

Apakah kelompok yang cekatan mendapat nilai

poin tanbahan?

Bagaimana dengan siswa yang tidak mau bekerja

atau mengganggu?

Siswa mengumpulkan materi tentang Bangun ruang

dipandu dengan lembar kerja kelompok.

5 Siswa

mengumpulkan

materi yang

dibutuhkan

Dalam kerja kelompok dan dipandu lembar kerja

kelompok siswa mencari dan melengkapi materi

bangun ruang.

6 Siswa merancang

proyek

Dipandu lembar kerja kelompok, siswa merancang

design gethuk ceria mereka

7 Siswa melakukan

persiapan

presentasi proyek

Siswa harus tahu:

Ide siapa pembuatan proyek mereka

Bagaimana cara membuat proyek tersebut

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

61

Apa keunikan rancangan mereka

8 Siswa

mempresentasikan

proyek

Siswa mempresentasikan proyek mereka

9 Siswa melakukan

refleksi dan

evaluasi

Dipandu lembar penilaian kelompok, siswa merefleksi

dan mengevaluasi proyek mereka.

Berikut ini adalah deskripsi mengenai pelaksanaan dan observasi Siklus II.

a. Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 14 April 2014 pada jam

07:00 – 08:10 WIB. Ada seorang siswa tidak hadir dalam kelas dan ada

seorang anak baru bergabung di kelas V SD Pantekosta. Sehingga jumlah

siswa yang hadir pada pertemuan pertama adalah 31 siswa.

Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran dimulai oleh Guru Matematika Kelas V SD

Pantekosta dengan mendampingi renungan dan doa yang dilakukan oleh

salah seorang siswa, menyanyikan lagu nasional, dan memberikan instruksi

bahwa peneliti akan memberikan pelajaran selama tiga kali pertemuan.

Peneliti mempersiapkan gethuk dan gambar cara membuat gethuk. Kegiatan

awal dilakukan selama 15 menit.

Kegiatan Inti

Kegitan inti dilakukan dalam waktu 60 menit.

Explorasi

Peneliti memberikan pertanyaan mengenai hal hal yang khas atau

tidak dapat ditemui di kota lain. Siswa dengan antusias mengangkat

tangan dan menjawab beraneka jawaban dan ada seseorang siswa yang

menjawab Gethuk sebagai makanan khas Magelang ada juga yang

menjawab Candi Borobudur. Kemudian peneliti memperlihatkan gethuk

yang sudah dimodifikasi menjadi bentuk bentuk geometri. Terlihat

beberapa wajah mulai bingung dan bertanya-tanya bentuk apa itu. Siswa

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

62

lain ada yang tersenyum karena melihat bentuknya yang aneh dan bukan

bentuk gethuk biasanya. Ada juga yang tertawa dan mulai berkomentar.

Lalu peneliti juga bertanya adakah siswa yang bercita cita menjadi chef

seperti master chef junior yang tayang di salah satu stasiun televisi. Siswa

mulai mengangkat tangan dan berkomentar sendiri-sendiri. Lalu peluit

segera dibunyikan peneliti sambil tangannya diangkat. Siswa langsung

terpusat perhatiannya.

Elaborasi

Siswa dan guru lalu berencana membuat pameran yang dinamakan

Gethuk Ceria. Mereka akan membuat Gethuk Ceria dalam kelompok.

Raut wajah beberapa siswa kemudian berubah, seorang siswa bahkan

berdiri dan menyatukan tangannya sambil tersenyum. Para siswa menjadi

sangat antusias.

Seperti pada Siklus I, Peneliti sudah menyiapkan map yang berisi

lembar kegiatan kelompok, lembar penilaian kelompok, dan lembar untuk

menempelkan bintang. Mereka diberi intruksi untuk mengerjakan hingga

halaman 3. Kemudian mereka berkelompok dan menyusun tempat duduk

yang dianggap nyaman untuk berdiskusi.

Siswa baru yang belum mendapatkan kelompok maju mendatangi

peneliti dan bergabung dengan salah satu kelompok. Anak baru itu bisa

beradaptasi dan memiliki kemampuan berpikir yang bagus terlihat dari

cara nya mengerjakan lembar berikutnya (halaman 4, 5 dst.). Kelompok

lain yang berdiskusi dangan santai pun tetap berkonsentrasi. Masih dengan

peraturan yang sama bahwa kelompok yang cepat dan tepat mendapat

bintang, maka segera mereka mengerjakan lembar kegiatan kelompok itu.

Peneliti berkeliling sambil mendokumentasikan kegiatan mereka.

Konfirmasi

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

63

Satu kelompok yang sudah selesai mengangkat tangan dan

bercerita (presentasi), kemudian peneliti memberi bintang. Saat itu terjadi

beberapa kesalahan khususnya saat penamaan bangun ruang. Kelompok

lain yang menganggap jawabannya benar segera mengangat tangan dan

menyebutkan jawaban yang tepat. Semua kelompok mendapatkan bintang

atas usaha mereka. Siswa diminta bertanggung jawab atas map kelompok

mereka.

Kegiatan Akhir

Peneliti mengakhiri pertemuan dengan menyampaikan apa yang akan

mereka lakukan pada pertemuan berikutnya yaitu menentukan apa saja yang

dinilai saat membuat gethuk ceria serta melakukan permainan menggunakan

lidi dan gabus untuk membuat bangun ruang. Kegiatan akhir dilakukan

selama 5 menit.

b. Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada Selasa, 15 April 2014 pada pukul

07:00 – 08:10. Seorang siswa tidak hadir, sehingga siswa yang hadir pada

pertemuan kedua sebanyak 31 siswa.

Kegiatan Awal

Menjadi suatu kegiatan rutin sebagai Guru kelas dan Guru Matematika

Kelas V dengan melakukan kegiatan awal dengan mendampingi renungan dan

doa yang dilakukan oleh salah seorang siswa, menyanyikan lagu nasional.

Kegiatan awal ini dilakukan selama 10 menit.

Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan selama 55 menit.

Eksplorasi

Peneliti bertanya tentang apa yang mereka sudah lakukan pada

pertemuan sebelumnya untuk mengetahui kesiapan siswa.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

64

Elaborasi

Siswa ditanya tentang kriteria penilaian gethuk ceria. Hingga

terdapat lima kriteria yaitu variasi bentuk, perpaduan warna, higienitas,

kerjasama dan efektifitas waktu. Kemudian dalam rangka mengumpulkan

materi, siswa berkelompok dan diberikan bungkusan yang isinya adalah

lidi dan gabus yang apabila disusun akan membentuk bangun ruang yang

berbeda di setiap kelompok. Siswa di instruksikan untuk menghabiskan

bahan yang disediakan untuk menghasilkan bangun ruang seperti yang

sudah dicontohkan. Hal itu dilakukan sambil mengisi lembar kegiatan

kelompok. Siswa terlihat sangat antusias. Ada yang mulai berebut

mengambil lidi. Ada yang memperhatikan, ada yang mulai mengerjakan

lembar kegiatan kelompok, ada yang mulai kebingungan mengenai bentuk

apakah bangun ini karena terlalu banyak lidi.

Peneliti melakukan konfimasi kecil ditengah kegiatan sambil

menanamkan konsep hubungan antar bangun. Peneliti memanggil

kelompok urut dari kelompok kubus, kemudian balok dan prisma.

Selanjutnya limas dan kemudian peneliti memperlihatkan tabung dan

kerucut dimana mereka memiliki ciri yang berbeda dibanding bangun lain

karena memilik rusuk berbentuk lingkaran sehingga tidak mungkin untuk

membuatnya dari lidi yang keras. Setiap kali kelompok yang di panggil

mereka juga menjawab lembar kegiatan kelopok yang sesuai. Misalnya

untuk kelompok yang mendapat prisma tegak maka ia akan menjawab

pertanyaan pada lembar kegiatan mengenai prisma tegak. Suasana kelas

berubah menjadi suasana berpikir kritis saat mereka mulai berpukir pola

rusuk, sisi dan titik sudut prisma tegak segi-n dan limas segi-n.

Setelah semua bangun dikenal, kelompok lalu mulai merancang

proyek siapa yang menjadi ketua, siapa yang akan membentuk, siapa yang

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

65

akan menulis laporan, dan bentuk apa saja yang bisa mereka buat untuk

gethuk ceria.

Konfirmasi

Konfimasi dilakukan dengan meminta mereka mengumpulkan map

untuk diteliti peneliti guna memperbaiki konsep yang salah di pertemuan

selanjutnya.

Kegiatan Akhir

Peneliti memotivasi siswa bahwa pada pertemuan berikutnya mereka

akan membuat Gethuk Ceria dan mereka tidak perlu bingung Karen peneliti

akan menyiapkan gethuknya untuk mereka. Kegiatan akhir dilakukan selama

5 menit.

c. Pertemuan 3

Jika melihat jadwal pelajaran seharusnya, pertemuan ketiga dilakukan

pada hari Rabu, 16 April 2014 pukul 07:35 – 08:45 WIB. Namun setelah

berkonsultasi dengan Guru Matematika kelas V, beliau menyarankan untuk

memulainya pukul 07:00 karena mata pelajaran jam pertama yang seharusnya

senam tidak bisa dilakukan karena gurunya sedang dinas dan guru kelas

sedang mengajar di kelas VI sehingga pertemuan ke tiga dilakukan pukul

07:00 hingga 08:45. Seorang anak tidak hadir pada pertemuan itu, sehingga

terdapat 31 siswa dalam kelas.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mendampingi

renungan dan doa serta memimpin dalam menyanyikan lagu nasional lalu

memberikan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Kegiatan awal hanya

dilakukan selama 15 menit. Kelas terasa tidak kondusif sehingga peneliti

menunggu hingga kelas kondusif sambil mempersiapkan meja dan gethuk.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

66

Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilakukan selama 50 menit.

Eksplorasi

Peneliti mengingatkan kembali apa yang menjadi kriteria dari

gethuk ceria. Peneliti membagikan gethuk serta alat dan bahan.

Elaborasi

Setiap kelompok mulai membuat proyek mereka. Dan pameran

kecil pun terjadi. Ada yang mulai membuat rumah dan ada juga yang

mebuat bangun-bangun ruang. Ada yang mulai berjalan-jalan dan melihat-

lihat. Ada yang sebal terhadap plastik yang menempel di gethuk. Ada

yang tertawa karena bentuknya lucu. Ada yang membuat bentuk hati dan

bola. Ada yang mulai mencicipi gethuk sehingga menimbulkan

kehebohan dalam kelompok. Ada yang mencampur semua gethuk. Kelas

menjadi ramai tapi ramai yang mendidik. Peneliti berjalan-jalan sambil

melakukan wawancara dan mendokumentasikan kegiatan tersebut.

Setelah semua selesai, siswa lalu segera mengangkat tangan dan

minta agar gethuknya difoto sesuai permintaan lembar laporan yang sudah

disediakan dan mulai bercerita (presentasi) tentang apa yang mereka buat.

Ada lima kelompok yang selesai menulis laporan sedangkan kelompok

yang lambat menulis laporan ini dikarenakan terlalu banyak bermain

dengan gethuknya.

Peneliti juga bercakap cakap dengan dua orang siswa yang belum

pernah makan gethuk. Data ini di peroleh peneliti dari membaca lembar

kegiatan kelompok yang sudah dikoreksi. Sangat disayangkan, siswa yang

belum pernah makan gethuk tidak mau makan karena takut kalau rasanya

tidak enak. Hal ini jelas membuat teman sekelompoknya senang karena

akan mendapat extra gethuk.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

67

Konfirmasi

Peneliti bertanya tentang perasaan siswa setelah selesai

melaksanakan proyek. dan beberapa siswa mengangkat tangan kemudian

mengutarakan pendapatnya. Mereka setuju jika mereka mengalami

kesulitan dalam membentuk gethuknya karena plastiknya, kemudian ada

yang berkata senang bisa membuat gethuk yang diinginkan. Ada juga

yang merasa jijik karena gethuknya berbentuk dan berwarna tidak menarik.

Siswa diminta melakukan evaluasi dengan mengisi lembar penilaian yang

tersedia sambil makan gethuk.

Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dilakukan selama 20 menit dengan langsung

membagikan angket dan Post-test kedua. Sehingga jika di total maka

pelajaran Matematika Siklus II dimulai pukul 07:00 – 08:30. Tersisa 15 menit

dan digunakan untuk bersih bersih kelas. Kemudian peneliti berterima kasih

karena siswa kelas V telah banyak membantu dalam penelitiannya kemudian

peneliti pamit undur diri.

4.1.2.3 Hasil Belajar Siklus II

Hasil belajar Siklus II dilakukan dengan melihat memberikan tes

kepada siswa setelah Siklus II selesai. Berikut ini adalah tabel perbandingan

Tes Siklus I dan Tes Siklus II.

Tabel 4.6

Hasil belajar Tes Siklus I dan Tes Siklus II

Kategori Tes Siklus

I

Tes

Siklus I +

proyek

Tes

Siklus II

Tes

Siklus II

+ proyek

Jumlah yang mengikuti

test 30 30 31 31

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

68

Jumlah siswa tidak

tuntas 14 8 1 0

Persentase siswa tidak

tuntas 46,67% 26,67% 3,23% 0%

Jumlah siswa tuntas 16 22 30 31

Persentase siswa tuntas 53,33% 73,33% 96,77% 100%

Berdasarkan data tersebut terjadi peningkatan hasil belajar yang

ditunjukkan dengan peningkatan persentase jumlah siswa yang tuntas KKM

yaitu 75. Pada Tes Siklus I tanpa penggabungan nilai proyek, terdapat 53,33%

siswa tuntas. Hasil Tes Siklus II menunjukkan keberhasilan Project Based

Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan memperlihatkan

96,77% siswanya tuntas KKM. Sedangkan dengan menggabungkan nilai

proyeknya, dapat dilihat pada Tes Siklus I terdapat 70,97% siswanya tuntas

KKM. Sedangkan pada post tes 2, 100% siswanya tuntas KKM.

Grafik 4.2

Hasil Belajar Tes Siklus I dan Tes Siklus II

16

22

30 31

14

8

1 0

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tes Siklus I Tes Siklus I + Proyek

Tes Siklus II Tes Siklus II + Proyek

Siswa Tidak Tuntas

Siswa Tuntas

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

69

4.1.2.4 Hasil Angket Mengenai Perbaikan Sikap pada Siklus II

Cara analisa angket siswa sama dengan cara menganalisa angket yang

pada Siklus I. Angket yang ketiga ini diberikan Siklus II. Cara penskoranya

sama namun intervalnya berbeda, ini dikarenakan jumlah siswa yang hadir

adalah sebanyak 31 siswa. Sehingga penentuan interval menjadi berbeda.

Penentuan interval baru didapatkan dari perhitungan sebagai berikut:

Didalam angket terdapat 5 pernyataan dengan rentang nilai sikap 1-5.

Siswa Kelas V SD Pantekosta sebanyak 31 siswa. Sehingga didapati nilai

terendah dengan asumsi bahwa siswa setiap pernyataannya mendapat 1 poin,

maka 31 x 5 x 1 = 155, 155 menjadi nilai terendah pada data. Kemudian

mencari nilai tertinggi data dengan cara mengalikan jumlah siswa dengan poin

tertinggi (5) dan dengan jumlah pernyataan sehingga nilai tertinggi data

adalah 31 x 5x 5 = 775. Interval data didapatkan dengan cara:

Interval

Tabel 4.7

Klasifikasi Sikap dengan 31 Reponden

Jumlah Skor Jawaban Klasifikasi Sikap

652 s/d 775 Sangat Baik

528 s/d 651 Baik

402 s/d 527 Kurang Baik

278 s/d 401 Tidak Baik

n 277 Sangat Tidak Baik

Pada penskoran Angket ketiga skor yang diperoleh sebanyak 654 poin.

Sehingga berada pada area klasifikasi sikap Sangat Baik.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

70

Berikut ini adalah perbandingan hasil analisis dari angket I dan angket

II dan Angket III.

Tabel 4.8

Hasil Analiasis Sikap Siswa terhadap Matematika Angket I, Angket II dan

Angket III

Angket ke- 1 2 3a 3b

Total Skor 509 532 632 654

Jumlah responden 30 30 30 31

Area klasifikasi 391-510 511-630 631-750 652-775

Keterangan Sikap Kurang Baik Baik Sangat

Baik

Sangat

Baik

Pada kolom 3a, jumlah responden 30 dengan tidak memasukkan siswa

baru dalam analisa angket ketiga. Dan mengunakan perbandingan area

klasifikasi pada tabel 4.3. sedangkan kolom 3b merupakan hasil dari

bertambahnya 1 reponden sehingga area klasifikasinya adalah yang tertera

pada tabel 4.7. namun dari kedua area klasifikasi, sikap siswa tetap berada

pada area klasifikasi sangat baik.

Berdasarkan data tersebut, Project Based Learning berhasil

memperbaiki sikap siswa terhadap pelajaran Matematika yang sebelum Siklus

I, siswa bersikap kurang baik terhadap Matematika, kemudian setelah

dilaksanakannya Siklus I berubah menjadi baik, kemudian berubah menjadi

sangat baik setelah Siklus II dilaksanakan.

4.1.2.5 Refleksi

Penelitian pada Siklus II berjalan lebih baik dari Siklus I hal ini

diperlihatkan dengan tidak terjadi masalah yang sama pada Siklus I terlebih

lagi hasil belajar siswa telah meningkat dengan ditunjukkanya peningkatan

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

71

persentase nilai siswa tuntas KKM yaitu menjadi tuntas 96,77 % tanpa

penggabungan nilai proyek dan setelah digabung dengan nilai proyek, siswa

tuntas KKM 75 meningkat menjadi 100%. Dengan demikian, peneliti telah

berhasil meningkatkan persentase siswa tuntas diatas 95% dimana persentase

ketuntasan tersebut juga menjadi indikator keberhasilan penelitian. Selain itu

perbaikan sikap siswa juga ditunjukkan dengan terus meningkatnya jumlah

poin dari sikap yang “kurang baik” hingga “sangat baik”. Dengan demikian,

peneliti menganggap Siklus II telah berhasil dilaksanakan.

4.2 Hasil Analisis Data

Pada subbab ini akan dipaparkan hasil analisis data yang disajikan

untuk memperjelas peningkatan yang terjadi pada hasil belajar dan perbaikan

sikap siswa Kelas V SD Pantekosta pada sebelum Siklus I (Pra-Siklus1),

Sesudah Siklus I, dan sesudah Siklus II.

Tabel 4.9

Hasil Belajar Kelas V SD Pantekosta

Kategori Pre-test 1 Tes Siklus

I

Tes Siklus

I + proyek

Tes Siklus

II

Tes Siklus

II +

proyek

Jumlah yang

mengikuti test 30 30 30 31 31

Jumlah siswa tidak

tuntas KKM 19 14 8 1 0

Persentase siswa tidak

tuntas KKM 63,33% 46,67% 26,67% 3,23% 0%

Jumlah siswa tuntas 11 16 22 30 31

Persentase siswa

tuntas KKM 36,67% 53,33% 73,33% 96,77% 100%

Dengan melihat persentase siswa tuntas, tampak jelas bahwa terjadi

peningkatan jumlah siswa tuntas KKM. Jika hanya membandingkan Pre-test,

Tes Siklus I dan Tes Siklus II tanpa menggabungkan nilai proyek, maka

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

72

terjadi peningkatan hasil belajar yaitu sebesar 16,66% pada Pre- test dan Tes

Siklus I dan peningkatan sebesar 43,44% pada Post-test1 dan Tes Siklus II.

Sedangkan selisih persentase hasil belajar siswa pada Tes Siklus I dan Tes

Siklus II yang digabung dengan nilai proyek adalah sebesar 29,03%.

Grafik 4.3

Peningkatan Persentase Siswa Tuntas KKM Kelas V SD

Pantekosta

Untuk melihat persentase nilai hasil belajar siswa tuntas dan tidak

tuntas, dapat dicermati pada diagram batang berikut ini.

Grafik 4.4

Persentase Hasil Belajar Kelas V SD Pantekosta

0

20

40

60

80

100

120

Pre-Test Tes Siklus I Tes Siklus I + Proyek

Tes Siklus II Tes Siklus II + Proyek

Pe

rse

nta

se

Kategori

Tuntas

Tidak Tuntas

11 16

22

30 31

19 14

8

1 0

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pre-Test Tes Siklus I Tes Siklus I+ Proyek

Tes Siklus II Tes Siklus II + Proyek

Siswa Tidak Tuntas

Siswa Tuntas

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

73

Pada diagram batang tersebut, dapat disimpulkan bahwa persentase

siswa tuntas KKM 75 mengalami peningkatan dari pra-Siklus I, Siklus I,

hingga Siklus II.

Perbaikan sikap siswa dapat dilihat dari tabel berikut ini, dimana

setiap angketnya dengan 30 responden selalu meningkat jumlah poin/skornya.

Dan yang terjadi dengan 31 responden adalah berada di kategori yang sama.

Adapun alasan mengapa peneliti memasukkan satu siswa baru sebagai

responden adalah karena siswa baru tersebut nantinya akan menjadi warga

Kelas V dan telah mengikuti Siklus II dan mengambil peran dalam kelompok.

Selain itu mengapa peneliti tidak memasukkan siwa absen dalam responden

adalah karena mereka tidak membuat proyek pada pertemuan tersebut.

Tabel 4.10

Perbandingan Sikap pada Angket I, Angket II dan Angket III

Angket I II IIIa IIIb

Total Skor 509 532 632 654

Jumlah responden 30 30 30 31

Keterangan Sikap Kurang Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik

4.3 Pembahasan

Pada subbab pembahasan ini, peneliti ingin membuktikan hipotesisnya.

Bahwa Project Based Learning dalam pelajaran Matematika dapat

meningkatkan hasil belajar dengan ditunjukkan adanya peningkatan persentasi

siswa tuntas KKM sebanyak 95% dan adanya perbaikan sikap siswa kelas V

SD Pantekosta Magelang, Tahun Ajaran 201 /2014.

4.3.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Project Based Learning

Setelah melakukan observasi pada pelajaran Matematika tanggal 24

Januari 2014, peneliti menemukan beberapa masalah dikelas yang salah satu

diantaranya adalah hasil belajar siswa pada laporan nilai raport ulangan akhir

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

74

semester gasal yang memiliki nilai rata rata paling rendah diantara mata

pelajaran yang lain. Terdapat 37,5% siswa tidak tuntas KKM sebesar 70 pada

Semester 1 Perubahan KKM menjadi 75 untuk Semester 2 menjadi

kekhawatiran tersendiri bagi guru. Sehingga dengan mengingat teori Bloom

bahwa kesuksesan pembelajaran adalah apabila siswa tuntas belajar adalah

sebesar 95% maka peneliti menggunakan model Project Based Learning

untuk memperbaiki hasil belajar siswa.

Project Based Learning dilakukan dalam dua siklus dimana setiap

siklusnya terdapat perencanaan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksi.

Setiap siklus dilakukan selama tiga kali pertemuan. Dan selama tiga kali

pertemuan tersebut, sintak dari Project Baased Learning dilaksanakan

ditambahi dengan pemberian test sebagai indikator peningktan hasil belajar

siswa. (Pre-test 1, Tes Siklus I yang menjadi Pre-test 2 dan Tes Siklus II).

Pada Pre-test 1, persentase siswa tuntas KKM 75 adalah sebesar

36,67% Terjadi peningkatan persentase siswa tuntas KKM yaitu sebesar

16,66% sehingga siswa tuntas KKM setelah Siklus I adalah sebesar 53,33%.

Kemudian dilakukanlah Siklus II dan terjadi peningkatan persentase sebesar

43,44% sehingga siswa tuntas KKM setelah Siklus II adalah sebesar 96,77%.

Dengan pertimbangan bahwa Project Based Learning menekankan

pada pembuatan proyek, maka peneliti juga melakukan olah data terhadap

nilai test dan nilai proyek. Hasil yang didapatkan adalah terjadi peningkatan

persentase siswa tuntas sebesar 26,67%, dimana terdapat 73,33 % siswa tuntas

KKM pada Siklus I dan 100% siswa Tuntas KKM pada Siklus II

Dengan demikian maka hipotesis pebneliti terbukti dengan adanya

peningkatan hasil belajar siswa Kelas V SD Pantekosta melalui penerapan

model Project Based Learning.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

75

4.3.2 Perbaikan Sikap Siswa Melalui Project Based Learning

Project Based Learning adalah model yang diciptakan untuk

memenuhi kebutuhan sosial abad 21 dimana lebih mementingkan pada

kerjasama. Sehingga peneliti beranggapan bahwa Project based learning

mampu meningkatkan sikap positif siswa khususnya saat pelajaran

Matematika.

Indikator meningkatnya sikap siswa kearah yang lebih baik dilakukan

dengan pengisian angket oleh siswa sebelum Siklus I (Angket I) sesudah

Siklus I (Angket II) dan sesudah Siklus II (Angket III). Terdapat 31 siswa

kelas V di SD Pantekosta, namun saat Angket I dibagian, Terdapat 30

responden pada Angket I dan II namun karena dengan adanya satu siswa baru

dan ada siswa yang absen pada pembagian angket III, maka jumlah responden

berubah lagi menjadi 31 reponden. Dengan pertimbangan itu maka peneliti

membuat dua klasifikasi dengan asumsi bahwa terjadi perubahan kuantitas

responden. Bukan perubahan kualitas responden.

Dari hasil analisis angket-angket tearsebut dan membandingkan

dengan klasifikasi sikap, maka peneliti menyimpulkan bahwa terjadi

perbaikan sikap siswa. hal ini ditunjukkan dengan peningkatan jumlah poin

angket. Pada angket I, poinnya sebesar 509 dengan arti bahawa sikap siswa

masih kurang baik terhadap pelajaran Matematika. Dan terjadi peningkatan

sebesar 23 poin setelah dilangsungkannya Siklus I sehingga angket II poinnya

adalah 532. Setelah siklus dua dilaksanakan, dan peneliti menganulir siswa

baru dengan asumsi bahwa dia tidak ikut serta dalam kegiatan belajar

mengajar di Pantekosta maka tetap saja terjadi peningkatan sebesar 100 poin

setelah Siklus II dilangsungkan yaitu sebesar 632 poin yang berarti sikap yang

sangat baik terhadap Matematika. Namun peneliti juga ingin tahu apakah

dengan bertambahnya siswa baru, sikap mereka menjadi berubah maka

dengan menganalisis angket III yaitu dengan membandingkan klasifikasi

berdasarkan 31 responden maka didapati poin sebesar 654 yang berarti sikap

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2016. 8. 26. · RPP dengan guru yang bersangkutan. a. Standar Kompetensi. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah . b. Kompetensi Dasar.

76

siswa dengan 30 reponden dan 31 responden adalah sama yaitu sangat baik

terhadap Matematika.

Memperkuat kemampuan Project Based Learning dalam memperbaiki

sikap siswa, peneliti juga menganalisis hasil evaluasi siswa yang didapat dari

lembar penilaian kelompok. Penilaian tersebut mencakup sembilan belas poin

yaitu antusias, keramahan, tidak egois, berbagi, menyampaikan pendapatnya

dengan layak, jujur, pendengar yang baik, bersikap toleran terhadap

kelemahan yang lain, pemecah masalah, teratur, kooperatif, sportif,

berkomitmen pada tugas, bekerjasama denagn orang lain, dapat diandalkan,

sabr, bisa beradaptasi, kreatif, dan bisa dipercaya. Poin-poin itu merupakan

pernilaian yang ditawarkan oleh Stix dan Hrbek (2007). Pada Siklus I siswa

kelas V SD Pantekosta mengumpulkan poin sebanyak 1752 dan pada Siklus II

terkumpul 2072 poin, terjadi peningkatan poin sebesar 320 poin. Hal itu

mengindikasikan adanya perbaikan sikap pada siswa.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis peneliti terbukti yaitu

bahwa penerapan model Project Based Learning dapat memeperbaiki sikap

siswa Kelas V SD Pantekosta Magelang Tahun Ajaran 2013 /2014.