BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...16 Halaman Sekolah 1 √ √ 17 Perpustakaan - - - - 18...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...16 Halaman Sekolah 1 √ √ 17 Perpustakaan - - - - 18...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Subyek/Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bandarjo 02
Ungaran Barat Kabupaten Semarang yang berlokasi di
Jl. Sindoro II No. 21 Bandarjo Ungaran Barat, dengan
nomor telepon 024-76910027 serta E-mail
[email protected]. Mempunyai NSS
101032214022, dan NPSN 20320795. Daya listrik SD
Negeri Bandarjo 02, 2.300 watt dan telah dilengkapi
Wifi sebagai kelengkapan media informasi, luas lantai
900 m2 dengan rasio luas lantai terhadap peserta didik
4,05/m2 di atas tanah seluas 1.312 m2, rasio luas
lahan terhadap peserta didik 1,54/m2 yang terletak di
pusat Kota Ungaran Kabupaten Semarang.
SDN Bandarjo 02 pada tahun pelajaran
2013/2014 memiliki siswa sejumlah 254 orang, tenaga
pendidik sejumlah 10 orang (6 PNS dan 4 WB), dan
tenaga kependidikan honorer sejumlah 3 orang yang
bertugas sebagai staf Tata Usaha, Petugas
Perpustakaan dan petugas kebersihan.
Visi SD Negeri Bandarjo 02 adalah “Menjadi
sekolah terpercaya di masyarakat untuk
mencerdaskan bangsa dalam rangka menyukseskan
wajib belajar”. Sedangkan misi SD Negeri Bandarjo 02
adalah a) Menyiapkan generasi unggul yang memiliki
potensi di bidang IMTAQ dan IPTEK. b) Membentuk
sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif sesuai
dengan perkembangan zaman. c) Membangun citra
46
sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.
Adapun tujuan SD Negeri Bandarjo 02 yaitu a)
Meningkatkan pelayanan secara menyeluruh kepada
peserta didik b) Meningkatkan profesionalisme kinerja
guru dan tenaga kependidikan c) Meningkatkan peran
serta masyarakat dalam tanggung jawab kependidikan
d) Meningkatkan hasil kelulusan yang optimal.
4.2 Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan unsur konteks,
input, proses, dan produk program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) SDN Bandarjo 02
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
4.2.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan
(perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
diketahui bahwa latar belakang program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) disesuaikan dengan visi dan
misi sekolah yang disepakati oleh semua warga sekolah
termasuk komite dan instansi terkait. Kebutuhan
sarpras SDN Bandarjo 02 ditunjukkan dalam tabel di
bawah ini.
47
Tabel 4.1. Kondisi Sarpras
Jenis Sar-pras
Jml
Keadaan
Baik Rusak Diguna
Kan
Tdk
digunakan
1 R. Kelas 7 √ √
2 R. Kantor / Kepala 1 √ √
3 R. Guru 1 √ √
4 R. TU - - - -
5 R. Komite 1 √ √
6 R. Komputer 1 √ √
7 R. UKS 1 √ √
8 R. Dapur - - -
9 Gudang 1 - √ - √
10 KM / WC Guru 3 √ - √
11 KM / WC Anak 4 √ √
12 Rumah Penjaga /
Pos Jaga
1 √ √
13 R. Terbuka /
Serbaguna
1 √ √
14 Tempat Cuci
Tangan
2 √ √
15 Ruang Tunggu - - -
16 Halaman Sekolah 1 √ √
17 Perpustakaan - - - -
18 Tempat
Ibadah/Mushola
1 √ √
19 Meja dan kursi
anak
280 279 √ 1
20 Meja dan kursi
guru
7 √ √
21 Meja dan kursi
Kerja
14 √ √
22 Almari 16 √ √
23 Rumah Dinas KS 1 √ - √
24 Rumah Dinas
Guru
1 √ √
Sumber: Data EDS SDN Bandarjo 02, 2012
48
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sekolah
yang terletak di pusat kota, namun tidak mempunyai
perpustakaan sekolah. Perpustakaan memang sangat
dibutuhkan sebagi faktor penunjang dalam
merealisasikan visi, misi dan tujuan sekolah. Untuk
melengkapinya, pihak sekolah memprogramkan
pembangunan perpustakaan tersebut dengan
mengajukan bantuan ke Dinas Pendidikan Kabupaten
Semarang tahun 2012.
Mutu sebuah sekolah juga erat kaitannya dengan
program kerja sekolah yang juga akan menjadi
perhatian dari masyarakat serta bisa menjadi sarana
promosi kepada warga masyarakat. Salah satu usaha
sekolah agar dapat mendapat kepercayaan dari
masyarakat adalah terwujudnya peningkatan kualitas
prestasi peserta didik. Hal ini sebagaimana
diungkapkan oleh kepala sekolah sebagai berikut.
Masyarakat mengharapkan adanya prestasi peserta
didik dalam bidang akademik diantaranya
peningkatan hasil UN, adanya peserta didik yang
mampu memperoleh juara dalam lomba kesiswaan, peningkatan KKM dan kemampuan peserta didik
dalan berbahasa yang meningkat.Hal ini
dibutuhkan sarana perpustakaan. (wawancara
tanggal 26 Januari 2015)
Adanya perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan oleh
SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang. Peserta didik membutuhkan
bahan bacaan pengayaan baik tentang pengetahuan,
teknologi sederhana, buku sejarah, bahasa dan sastra
Indonesia, matematika, dan cerita-cerita fiksi yang
memuat nilai-nilai pendidikan karakter. Demikian pula
guru juga membutuhkan adanya perpustakaan di SDN
49
Bandarjo 02 untuk menambah wawasan pengetahuan,
teknologi, dan ilmu pendidikan. Kebutuhan tersebut
dapat dilihat dari ungkapan peserta didik kelas VI yang
bernama Yasinta sebagai berikut:
Kami sangat mengharapkan sekolah kami memiliki
perpustakaan, karena pada waktu istirahat atau
waktu luang maupun di saat menunggu jemputan
kami bisa membaca di perpustakaan, dan kami
juga bisa meminjam buku-buku cerita dari perpustakaan. (wawancara tanggal 27 Januari
2015)
Pada bagian lain juga diungkapkan oleh guru kelas V
yang bernama Karsono. Beliau menyatakan sebagai
berikut ini.
Sudah saatnya SDN Bandarjo 2 ini memiliki
perpustakaan sekolah.Selain untuk menambah
pengetahuan peserta didik, perpustakaan juga sebagai tempat rekreatif yakni tempat membaca
yang menyenangkan.Selanjutnya perpustakaan
juga dapat digunakan untuk tempat pembinaan
peserta didik yang dipersiapkan untuk mengikuti
lomba olimpiade MIPA, lomba cerdas cermat, lomba menulis synopsis, dan pembinaan peserta didik
berprestasi. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan
oleh Budi Suharsono, S.Pd SD selaku guru kelas IV
tentang kebutuhan perpustakaan adalah sebagai
beikut.
Sekolah kami sangat membutuhkan perpustakaan.Adanya perpustakaan sekolah dapat
dijadikan sarana untuk menyalurkan minat baca
peserta didik dan sekaligus dapat dijadikan sebagai
pemicu budaya membaca bagi peserta didik di
sekolah kami ini. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Senada dengan harapan peserta didik dan guru
tersebut di atas, Kepala SDN Bandarjo 02 juga
menyatakan kebutuhannya tentang pengadaan
50
perpustakaan sekolah, seperti yang diungkapkan
sebagai berikut:
Pengadaan sarana sekolah yakni perpustakaan
adalah suatu kebutuhan yang sangat mendesak
bagi SDN Bandarjo 2 ini. Selain sebagai
pendukung proses belajar peserta didik, perpustakaan juga sangat dibutuhkan guru untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan dalam
melaksanakan tugas profesinya. Untuk itu kami
akan mengajukan permohonan kepada Kepala
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengenai
pengadaan perpustakaan di sekolah kami melalui program DAK pendidikan tahun anggaran 2013.
(wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Pendapat kepala sekolah tersebut mendapat
dukungan dari pihak komite sekolah yang diwakili oleh
saudara Sunyoto mengatakan sebagai berikut.
Kami mendukung langkah kepala SDN Bandarjo 02
yang berkeinginan mengajukan bantuan ke pemerintah untuk pengadaan perpustakaan
sekolah.Dengan adanya perpustakaan nanti anak-
anak kami dapat meminjam buku pelajaran di
perpustakaan sehingga kami dapat menghemat
biaya sekolah anak-anak kami. (wawancara tanggal
29 Januari 2015)
Kebutuhan akan tersedianya perpustakaan pada
tahun 2013 ini merupakan program SDN Bandarjo 02.
Program ini sangat relevan dengan kebijakan DAK
bidang pendidikan dasar pada tahun 2013. Dalam
kebijakan tersebut dinyatakan bahwa DAK bidang
pendidikan dasar dialokasikan untuk mendukung
penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun yang bermutu dan merata dalam
rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
dan secara bertahap memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP). Sasaran DAK bidang pendidikan
51
dasar adalah untuk SD/SDLB baik negeri maupun
swasta. Kegiatan DAK bidang pendidikan dasar jenjang
SD diarahkan untuk rehabilitasi ruang kelas rusak
sedang, pembangunan perpustakaan, dan pengadaaan
peralatan pendidikan.
4.2.2 Input Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Tahun Anggaran 2013
Input program DAK perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 meliputi sumber daya manusia (SDM),
skala prioritas, anggaran, dan sistem prosedur
pelaksanaan program DAK. Syarat berjalannya suatu
program adalah kepemilikan terhadap sumber daya
atau dengan kata lain efektifitas kebijakan-kebijakan
yang dilaksanakan tidak akan berjalan dengan baik
ketika tidak didukung oleh potensi-potensi sumber
daya yang tidak tersedia. Sumber-sumber yang penting
tersebut meliputi staf yang memadai serta keahlian-
keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka, wewenang dan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan untuk menerjemahkan usul-usul di atas
kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik
(Winarno, 2012).
Sumber daya manusia yang terlibat dalam
pelaksanaan program DAK perpustakaan ini ada dua
unsur, yakni SDM di SDN Bandarjo 02 dan di luar
sekolah. SDM di dalam sekolah meliputi kepala
sekolah, guru-guru dan karyawan SDN Bandarjo 2
sebagai pelaksana, dan komite sekolah. Sedangkan
SDM dari luar sekolah yang turut mendukung dan
52
terlibat pelaksanaan program adalah konsultan, dan
pejabat pembuat komitmen.
Selain SDM, input dari program swakelola DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 adalah
memprioritaskan untuk membangun gedung
perpustakaan yang berkualitas yang sesuai dengan
juklak dan juknis dari pemerintah.
Anggaran program swakelola DAK perpustakaan
yang diberikan pemerintah sejumlah
Rp.111.192.000,00. Untuk fisik sejumlah
Rp98.192.000,00 dan untuk mebelair sejumlah
Rp.13.000.000,00.
Adapun sistem prosedur program swakelola DAK,
untuk pengajuan dana untuk pekerjaan dilakukan
dalam 3(tiga) tahap. Tahap pertama sebesar 40% dapat
dicairkan setelah penandatanganan kontrak,
selanjutnya 30% berikutnya dibayar pada saat progres
pelaksanaan kegiatan sudah mencapai minimal 30%,
dan sisanya sebesar 30% dibayar pada saat proses
pelaksanan kegiatan sudah mencapai minimal 60%.
Semua pembayaran dilakukan secara bebas tetap (SPP-
BT) yang dibebankan pada DPPA Kabupaten Semarang
Tahun Anggaran 2013 nomor : 2327/DPPA/2013
tanggal 16 April 2013. Pembayaran dilakukan melalui
Bank BPD Cabang Ungaran kepada pihak kedua yang
mempunyai rekening Bank Jateng Cabang Ungaran
dengan nomor rekening 3-022-28071-5 atas nama PPS
SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat.
Setiap pengajuan dana, PPS harus melengkapi
beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut adalah (1)
Dokumen Kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK) asli yang
53
mencantumkan nomor rekening PPS, (1) Berita Acara
Pemeriksaan Hasil Pekerjaan atau berita acara
penyelesaian pekerjaan, (3) Laporan kemjuan fisik dan
keuangan yang telah diverivikasi oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), (4) Rencana
penggunaan dana yang telah diverifikasi oleh PPTK, (5)
Berita Acara Pembayaran, (6) Kuitansi yang disetujui
oleh kuasa pengguna anggaran/ pejabat yang ditunjuk,
(7) ringkasan Kontrak, (8) Bukti pendukung berupa
buku laporan harian pelaksanaan kegiatan, buku kas
umum, fotokopi buku rekening bank, dan bukti
pengeluaran (nota-nota pengeluaran) untuk pencairan
tahap II dan III.
Anggaran dan kredibilitas pengelola ini menjadi
input yang penting bagi pelaksanaan program
swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02.
Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah berikut
ini.
Untuk dapat mewujudkan adanya perpustakaan di
sekolah kami ini progam DAK dari pemerintah sangat tepat untuk menjadi salah satu anggaran
pendidikan yang berfungsi untuk melengkapi
sarana dan prasana sekolah.Namun demikian,
dalam pelaksanaannya secara swakelola sangat
dibutuhkan kredibilitas yang tinggi, dan kami yakin mampu untuk melaksanakannya.
(wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Hal senada juga diungkapkan oleh Karsono guru
kelas V :
Pengadaan sarana perpustakaan di sekolah kami
ini sangat bergantung bagi kebijakan anggaran dari
pemerintah, dan dalam sistem swakelola ini
kredibilitas pelaksanaan benar-benar menjadi
taruhannya. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
54
Hampir sama dengan pendapat di atas , seorang
komite sekolah, Sunyoto juga menyatakan sebagai
berikut:
Menurut kami pengadaan sarana ruang
perpustakaan sekolah di SDN Bandarjo 2 tanpa bantuan dana dari pemerintah tidak akan bisa
terlaksana, dengan dicairkannya DAK ini
merupakan program yang baik bagi sekolah. Saya
kira pihak sekolah bersama kami komite sekolah
mampu untuk melaksanakannya secara swakelola.
(wawancara tanggal 29 Januari 2015)
4.2.3 Proses Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Pada unsur proses program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) diawali perencanaan dengan
pengajuan proposal bantuan sarana pendidikan berupa
gedung perpustakaan oleh kepala sekolah kepada
Kepada Bupati Semarang melalui Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Semarang.
Pada bulan November 2013 turun Keputusan
Bupati Semarang No 900/0870/2013 tentang
Penetapan Lokasi Penerima dan Besaran Dana alokasi
Khusus bidang Pendidikan Dasar/Sekolah Dasar Luar
Biasa di Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2013.
Dalam Lampiran Keputusan Bupati semarang tersebut
tertulis atau ditetapkan bahwa SDN Bandarjo 02
menerima bantuan pengadaan gedung perpustakaan
dengan alokasi dana sebesar RP.111.192.000,00.
Untuk fisik sejumlah Rp98.192.000,00 dan untuk
mebelair sejumlah Rp.13.000.000,00. Dana sebesar itu
diturunkan dalam 3 (tiga) termin. Termin pertama pada
55
awal kegiatan, termin kedua setelah prestasi pekerjaan
mencapai 40%, dan termin ketiga setelah pekerjaan
mencapai 70%.
Pada proses berikutnya adalah penandatanganan
surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan (SP3)
pembangunan ruang perpustakaan DAK tahun
anggaran 2013 antara Pejabat Pembuat Komitmen
Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang dengan Panitia
Pembangunan Sekolah (PPS) SDN Bandarjo 02
Kecamatan Ungaran Barat. Surat perjanjian tersebut
bernomor 050/005/SWK-PERPUS/DAK-2013/2013.
Penandatangan Pejabat Pembuat Komitmen dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang adalah Drs. Supandi,
M.Pd sebagai pihak pertama, sedangkan ketua
pelaksana pembangunan sekolah adalah Sunyoto
sebagai pihak kedua. Selain kedua belah tersebut,
dalam SP3 tersebut diketahui oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang, yakni Dra. Dewi
Pramuningsih, M.Pd.
Pelaksanaan pembangunan ruang perpustakaan
di SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat
dilaksanakan oleh Panitia Pembangunan Sekolah (PPS)
yang terdiri dari unsur sekolah, komite dan tokoh
masyarakat. PPS ini dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Sekolah Nomor 425.1/06/IX/2013.
Panitia Pembangunan Sekolah harus menyelesaikan
pembangunan ruang perpustakaan tersebut dalam
waktu 2 bulan (± 60 hari).
56
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Ruang Perpustakaan
No
Uraian Pekerjaan
Bulan
I II
1 2 3 4 1 2 3 4
I Persiapan & Pembongkaran
II Galian & Urugan
III Pondasi
IV Dinding
V Kusen, Daun Pintu & Daun
Jendela
VI Rangka Atap & Penutup
Atap
VII Langit-langit
VII
I
Lantai Keramik
IX Penggantung & Pengunci
X Listrik
XI Instalasi Plumbing &
Dranasi
XII Finishing & Perapihan
Sumber: Juknis Program Swakelola DAK 2013, diolah
4.2.4 Produk Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Keberhasilan program swakelola DAK pendidikan
(perpustakaan) sangat ditentukan oleh proses, hal itu
dipengaruhi oleh input yang diperlukan untuk
berlangsungnya program swakelola DAK pendidikan
(perpustakaan). Produk dari program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) berimbas pada kualitas
57
pembelajaran sehingga dapt menciptakan sekolah yang
berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari berdirinya gedung
perpustakaan serta diterimanya laporan
pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung
perpustakaan tersebut oleh pejabat pembuat
komitmen. Peneliti juga berusaha memastikan bahwa
gedung perpustakaan tersebut sudah sesuai dengan
gambar perencanaan. Setelah mempelajari dokumen
foto pada perencanaan, melihat foto gedung yang sudah
berdiri dan melihat wujud nyata gedung perpustakaan
tersebut, ternyata bahwa pembangunan gedung
perpustakaan tersebut sudah sesuai dengan gambar
perencanaan pada juklak dan juknis. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh kepala sekolah SDN Bandarjo
02 sebagai berikut.
Setelah saya cermati gambar perencanaan
pembangunan gedung perpustakaan ini dengan
wujud gedung yang sudah berdiri, saya tidak menemukan perbedaan, artinya pembangunan
gedung perpustakaan ini sesuai dengan juklak dan
juknis. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Pernyataan yang sama disampaikan oleh Sunyoto
selaku ketua pelaksana pembangunan sekolah sebagai
berikut.
Pembangunan gedung perpustakaan sekolah di SDN Bandarjo 02 ini yang dibiayai dengan DAK
tahun anggaran 2013 ini sudah sesuai dengan
gambar perencanaan. Tidak ada pengurangan
maupun pengembangan yang kami lakukan.
(wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Produk dari evaluasi pelaksanaan program DAK
perpustakaan ini adalah gedung perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 yang sesuai dengan gambar perencanaan.
58
Untuk lebih detilnya bisa dilihat pada bagian lampiran
dari hasil penelitian ini.
Keberhasilan PPS SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat dalam melaksanakan pembangunan
ruang perpustakaan melalui program swakelola DAK
bidang pendidikan mendapat kepercayaan dari
masyarakat. Masyarakat sebagai pengguna layanan
pendidikan di lingkungan sekolah ini merasa bangga
dengan keberhasilan PPS SDN Bandarjo 02
mewujudkan ruang perpustakaan sekolah. Apalagi
terdapat unsur komite dan wali murid yang dilibatkan
dalam kepanitiaan pembangunan gedung perpustakaan
tersebut.
Berikut ini salah satu pendapat dari masyarakat/
wali murid kelas VI yang bernama Eni Kurniawati
Kami sangat senang atas terselesainya
pembangunan ruang perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 tempat anak-anak kami bersekolah.Kami percaya kepada pihak sekolah
dalam memajukan prestasi anak-anak kami.Kami
percaya bahwa pembangunan gedung
perpustakaan sekolah yang menggunakan DAK
sudah sesuai dengan aturan yang berlaku, karena
kami punya wakil dalam PPS. (wawancara tanggal 28 Januari 2015)
Pendapat tersebut didukung oleh Wawan seorang
anggota komite sekolah yang termasuk di dalam tim
PPS sebagai mana berikut ini.
Saya sangat percaya kinerja sekolah yang dalam
hal ini PPS dalam melaksanakan program
swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02, dan sekarang hasilnya bisa dimanfaatkan oleh
sekolah. (wawancara tanggal 30 Januari 2015)
59
Pelaksanaan program swakelola pelaksanaan
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 2 memberikan
pengalaman yang berharga kepada kepala sekolah,
guru, dan komite sekolah. Pengalaman ini sangat
berguna bagi sekolah untuk mengembangkan sekolah
di masa yang akan datang. Selama ini guru dan kepala
sekolah belum pernah mengelola dana langsung dari
pemerintah untuk pembangunan fisik. Proyek
pembangunan fisik gedung sekolah, ruang
perpustakaan di waktu-waktu sebelumnya dikerjakan
oleh rekanan. Melalui program swakelola ini pihak
sekolah mendapatkan pengalaman dalam bekerja
sama, memiliki pengetahuan tentang yuridis formal
program DAK, bertambah pengalaman dalam
melaksanakan program pemerintah dalam hal
perencanaan, proses pekerjaan, dan menyusunan
laporan pertanggungjawaban keuangan dana program.
Pengalaman–pengalaman tersebut seperti diungkapkan
oleh kepala sekolah berikut ini:
Sebagai kepala sekolah saya belum pernah dibekali
tentang teknis pelaksanaan suatu bangunan fisik,
namun dengan adanya program swakelola DAK
perpustakaan di sekolah kami, saya bisa belajar
bersama dengan konsultan, dan tim PPS. Saya kira guru-guru yang terlibat dalam panitia juga
bertambah pengalaman dalam hal penyusunan
administrasi program DAK, prosedur kerja, dan
pelaporan. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Dengan terselesainya pembanguan ruang
perpustakaan SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran
Barat, merupakan bukti adanya kerjasama tim
pelaksana dengan semua unsur yang terkait. Adanya
kerjasama dalam tim untuk menyelesaikan sebuah
60
program itu sangat penting, hal ini sangat disadari oleh
pihak sekolah sebagai pelaksana program swakelola
DAK perpustakaan. Kerja sama antara konsultan
dengan PPS menghasilkan RAB yang logis untuk
dikerjakan dalam sebuah proyek bangunan. Adanya
kerja samaantara Pejabat Pembuat Komitmen dengan
pihak sekolah atau PPS dapat berjalan dari awal
sampai akhir pembangunan gedung. Kerja sama antara
PPS dengan Toko Bangunan dapat memperlancar
pasokan bahan material bangunan dan jasa. Kerja
sama antara PPS dengan masyarakat atau komite
dapat mengatasi permasalahan yang muncul di saat
proses pembangunan sedang berjalan.
Hasil kerjasama dalam pembangunan ruang
perpustakaan di SDN Bandarjo ini seperti diungkapkan
oleh kepala sekolah sebagi berikut:
Keberhasilan kami dalam melaksanakan pembangunan gedung perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 melalui swakelola program DAK
bidang pendidikan adalah berkat kerja sama yang
kompak antara PPS, Konsultan, Dinas Pendidikan,
Komite Sekolah, Wali murid, alumni, dan Toko Bangunan. Saya pikir, tanpa adanya kerjasama
yang kompak dari semua unsur tersebut mungkin
belum bisa selesai sesuai alokasi waktu yang
ditentukan. (wawancara tanggal 26 Januari 2015)
Selaras dengan pendapat tersebut di atas, juga
disampaikan oleh Karsono seorang guru kelas V
sebagai berikut:
Keberhasailan kami membangun gedung perpustakaan ini berkat kerjasama dari semua
pihak yang terlibat, baik Dinas Pendidikan, PPS,
Komite, Konsultan dan masyarakat.Dengan
berdirinya gedung perpustakaan di sekolah kami,
saya yakin kepercayaan masyarakat kepada
61
sekolah kami makin bertambah baik. (wawancara
tanggal 27 Januari 2015)
Gedung perpustakaan yang sudah berdiri ini
diharapkan dapat dimanfaatkan oleh warga sekolah
SDN Bandarjo 02 secara maksimal dan sesuai dengan
fungsinya. Seperti yang telah peneliti kemukakan pada
bab sebelumnya bahwa perpustakaan berfungsi secara
edukatif, informatif, administratif, dan rekreatif. Guru
dan peserta didik dapat memanfaatkan perpustakaan
sekolah sesuai dengan fungsi tersebut. Dampak positif
lainnya adalah menumbuhkan budaya baca bagi guru
dan peserta didik di SDN Bandarjo 02.
Mengenai kebermanfaatan gedung perpustakaan
di SDN Bandarjo 02, bisa kita cermati dari berbagai
pendapat berikut ini. Pendapat pertama dari guru kelas
II Futiyani, S.Pd, yang menyatakan sebagai berikut:
Saya bersyukur dan merasa senang dengan
terwujudnya gedung perpustakaan sekolah hasil
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di sekolah kami. Selaku guru saya bisa menambah
pengetahuan dengan membaca buku-buku yang
ada di sana. Peserta didik juga merasa senang
dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah.Pada
saat istirahat saya melihat banyak peserta didik
yang beraktifitas di dalam perpustakaan. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
Senada dengan pendapat tersebut di atas, Sagiyo guru
kelas VI menyatakan sebagai berikut:
Saya merasa senang dengan adanya gedung
perpustakaan di sekolah kami. Kami dapat
memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta didik.Saya melihat
banyak peserta didik yang memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca di perpustakaan.Hal ini
merupakan perkembangan budaya baca yang
posisitif. (wawancara tanggal 27 Januari 2015)
62
Hal yang senada juga disampaikan oleh Budi
Suharsono, S.Pd SD guru kelas IV sebagai berikut.
Para peserta didik banyak yang merasa senang dengan
adanya perpustakaan di sekolah kami.Semangat membaca mereka sudah mulai tampak, banyak yang meminjam
buku-buku cerita di perpustakaan.Ketika pembelajaran
bahasa Indonesia, saya memberi tugas untuk menulis
sinopsis dari buku cerita fiksi.Para peserta didik dengan
mudah mendapatkan buku-buku tersebut di
perpustakaan sekolah.
Agak berbeda dengan beberapa pendapat di atas,
Karsono guru kelas V menyatakan sebagai berikut.
Selain sebagai tempat membaca untuk menambah
pengetahuan, perpustakaan sekolah ini dapat kami
manfaatkan untuk tempat membina peserta didik yang akan mengikuti lomba akademik di tingkat
kecamatan Ungaran Barat. Misalnya, untuk
melatih peserta didik menghadapi lomba LCC,
Siswa Berprestasi, Lomba Pidato, lomba menulis
sinopsis, dan lomba cipta puisi.
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa produk dari pelaksanaan swakelola program
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang adalah sebuah
gedung perpustakaan beserta mebelernya yang dapat
dimanfaatkan oleh warga sekolah dalam rangka
mewujudkan visi dan misi sekolah tersebut, adanya
kepercayaan masyarakat kepada sekolah yang makin
positif, tertambahnya pengalaman kepala sekolah dan
guru dalam mengelola suatu program pemerintah, dan
tertingkatnya kekompakan antara PPS, Dinas
Pendidikan, komite sekolah, dan masyarakat di
63
lingkungan sekolah dalam mengelola program
pendidikan.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Konteks Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang sangat membutuhkan ruang
perpustakaan sekolah. Ruang perpustakaan adalah
ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi
dari berbagai jenis bahan pustaka. Salah satu cara
untuk menumbuhkan budaya baca bagi warga sekolah
adalah adanya perpustakaan sekolah. Adanya program
swakelola DAK pendidikan (perpustakaan) sekolah
sangat bermanfaat untuk meningkatkan proses
pembelajaran di kelas. Sesuai penelitian yang
dilakukan oleh Foni Susanti dkk (2014) dengan judul
“Evaluasi Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang
Pendidikan di Kabupaten Cilacap tahun 2013”. Dalam
penelitian ini disebutkan bahwa Kegiatan Dana Alokasi
Khusus (DAK) bidang pendidikan dasar sudah
memberikan hasil yang diharapkan secara maksimal,
berdampak positif yaitu kegiatan belajar-mengajar
menjadi nyaman dan lancar.
Tanpa adanya perpustakaan sekolah mustahil
akan tercipta budaya baca dan peningkatan prestasi
akademik bagi peserta didik. Kebutuhan akan adanya
perpustakaan sekolah bagi SDN Bandarjo 02
64
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
merupakan sebuah usaha untuk mencapai salah satu
standar sarana prasarana bagi sekolah. Dalam
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana Prasarana SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA
disebutkan bahwa Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya
memiliki prasarana sebagai berikut: (1) ruang kelas, (2)
ruang perpustakaan, (3) laboratorium IPA, (4) ruang
pimpinan, (5) ruang guru, (6) tempat beribadah, (7)
ruang UKS, (8) jamban, (9) gudang, (10) ruang
sirkulasi, dan (11) tempat bermain/berolahraga.
Kebutuhan ruang perpustakaan bagi SDN
Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang bersifat sangat mendesak. Dari hasil
wawancara oleh kepala sekolah dan guru diketahui
bahwa peserta didik di sekolah ini tidak memiliki ruang
baca dan buku-buku pengayaan untuk menambah
pengetahuannya. Minat baca peserta didik masih
rendah karena kurangnya buku-buku bacaan sebagai
pendorong tumbuhnya minat baca. Guru-guru pun
kurang berkreasi dalam melaksanakan proses
pembelajaran, karena kurangnya buku-buku referensi
untuk menambah pengetahuannya dalam merancang
kegiatan pembelajaran. Belum adanya ruang
perpustakaan ini juga berpengaruh pada nilai
akreditasi sekolah pada aspek sarana prasarana
sekolah. Melihat kondisi SDN Bandarjo 2 yang di pusat
kota Ungaran ini semestinya sudah dilengkapi dengan
sarana perpustakaan sekolah.
Masyarakat sangat berharap dan siap
memberikan dukungan untuk pengadaan ruang
65
perpustakaan sekolah. Dukungan tersebut
disampaikan oleh komite sekolah SDN Bandarjo 02
kepada kepala sekolah dan guru pada tiap kesempatan.
Misalnya ketika rapat pembentukan panitia
penerimaan siswa baru, dan rapat kerja komite
sekolah. Menurut komite sekolah bahwa SDN Bandarjo
02 sudah saatnya memiliki ruang perpustakaan.
Melihat kondisi tersebut, kepala sekolah SDN
Bandarjo 02 mengajukan proposal bantuan pengadaan
ruang perpustakaan kepada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Semarang melalui DAK
Pendidikan tahun 2012.
Tujuan program DAK perpustakaan ini adalah
untuk melengkapi sekolah agar sesuai dengan standar
sarpras yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas peserta didik. Pelaksanaan program DAK
perpustakaan melalui sistem swakelola bertujuan agar
dalam pelaksanaan kegiatan berlangsung secara
transparan yang dapat dikontrol oleh siapapun yang
terlibat, serta menghasilkan bangunan yang berkualitas
sesuai juklak dan juknis.
4.3.2 Input Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Banadarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Komponen input memberikan kontribusi yang
besar pada pelaksanaan program swakelola DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang. Penerapan pelaksanaan
66
program DAK dengan swakelola ini mendapat
dukungan dari berbagai pihak diantaranya warga
sekolah, komite sekolah, dan dinas pendidikan
setempat. Pihak sekolah memiliki kapasitas yang tinggi
sebagai penerima program, pelaksana program, dan
pengguna hasil program DAK perpustakaan. Hal ini
berkaitan dengan kualitas hasil bangunan yang
menjadi jaminan keberhasilan program DAK
perpustakaan tersebut. Sebagai input program
swakelola DAK perpustakaan ini adalah kredibilitas
pengelola program dalam hal ini panitia pembangunan
sekolah atau tim pelaksana, konsultan, dan komite
sekolah menunjukkan kerja sama yang solid untuk
menyelesaikan program dengan baik sesuai juklak dan
juknis yang ditentukan oleh pemerintah dan pejabat
pembuat komitmen. Hal ini menjadi input yang baik
untuk bisa saling mengontrol selama pelaksanaan
program.
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap pelaksanaan program swakelola DAK
perpustakaan. Kemampuan manajemen kepala sekolah
dalam menjalankan program swakelola DAK
perpustakaan ini berpengaruh terhadap keterlaksanaan
program. Kebijakan dan keputusan yang diambil kepala
sekolah dalam mengatasi kendala yang muncul pada
saat proses pelaksanaan pembangunan sangat
menentukan keberhasilan program tersebut.
Kemampuan kepala sekolah dalam bekerja sama
67
dengan komite sekolah dan konsultan pelaksana dapat
memperlancar pelaksanaan program tersebut, sehingga
tidak muncul gesekan kepentingan dalam
melaksanakan pembangunan gedung perpustakaan di
SDN Bandarjo 02. Prinsip pelaksanaan swakelola ini
sejalan dengan pendapat Fattah (2002: 49) menyatakan
bahwa:
anggaran juga harus disusun berdasarkan prinsip-
prinsip pembagian wewenang dan tanggung jawab
yang jelas dalam sistem manajemen dan
organisasi, adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran, adanya penelitian
dan analisis untuk menilai kinerja organisasi, dan
adanya dukungan dari pelaksana mulai dari
tingkat atas sampai yang paling bawah.
Peran komite sekolah dalam program swakelola
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 yang aktif, baik
dalam hal pemikiran, pengawasan, dan bantuan
material juga termasuk dalam prinsip penyusunan
anggaran yang dikemukakan oleh Fattah sebagaimana
tersebut di atas. Selebihnya, peran komite sekolah
dalam pelaksanaan program ini bentuk partisipasi
masyarakat terhadap sekolah sesuai dengan norma dan
aturan didalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 sehingga dapat menjamin akuntabilitas dan
efektivitas di dalam pelaksanaannya. Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 juga mengamanatkan
keterlibatan partisipasi masyarakat yang diberi nama
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) sesuai dengan
prinsip manajemen berbasis sekolah.
Selain kredibilitas pengelola, penerapan program
swakelola DAK perpustakaan SDN Bandarjo 02
Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang didukung
68
kondisi keuangan pemerintah dalam hal ini Anggaran
Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). DAK Bidang
Biaya Pendidikan Dasar adalah dana yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk
mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian
dari program yang menjadi prioritas Nasional,
khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan
prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun
yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan
pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar.
Dasar Hukum Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan
Dasar Tahun Anggaran 2013 diatur dalam
Permendikbud Nomor 12 Tahun 2013 dan peraturan
Sekretaris Jenderal Nomor 17809/A/LL/2013 tanggal
22 Maret 2013.
Besaran dana DAK perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 tercantum dalam Lampiran Keputusan
Bupati Semarang Nomor 900/0870/ 2013 tentang
Penetapan Lokasi Penerima dan Besaran DAK Tahun
Anggaran 2013. Keputusan Bupati Semarang tersebut
sebagai implementasi permendikbud. Dalam lampiran
keputusan tersebut tertulis atau ditetapkan bahwa
SDN Bandarjo 02 menerima bantuan pengadaan
gedung perpustakaan dengan alokasi dana sebesar RP
111.192.000,00. Besaran dana tersebut seperti yang
tercantum dalam lampiran 1 peraturan Sekjend
Kemendikbud Nomor 17809/A/LL/2013 tentang
Petunjuk Pelaksanaan pembangunan perpustakaan
beserta perabotnya yang berbunyi:
69
a) Jumlah ruang perpustakaan yang dibangun
disesuaikan dengan kebutuhansekolah
berdasarkan hasil pemetaan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Kegiatan
pembangunan ruang perpustakaan menggunakan
standar bangunan dengan konstruksi bangunan
tahan gempa; b) besaran biaya pembangunan
satu unit ruang perpustakaan (60,8m2) beserta
perabotnya dihitung dengan rumus:
Standar luas ruang perpustakaan SD berikut selasar = 60,8m2, dengan rincian: standar luas
lahan minimal 72m2 (9x8) dengan luas ruang
perpustakaan (7x8)m2 ditambah selasar (2x2,4)m2.
N=Jumlah biaya yang diperlukan untuk
pembangunan satu ruang perpustakaan. Z=Rp.115.520.000 (seratus lima belas juta lima
ratus dua puluh ribu rupiah) yaitu harga satuan
bangunan ruang perpustakaan deng an IKK=
1,0000 dikalikan standar luas bangunan
perpustakaan berikut selasar sesuai dengan surat
Direktur Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum nomor BU.0106-Dc./47 tanggal
21 Februari 2013, tentang Rekomendasi
Penetapan Harga Satuan Bangunan dan Biaya
Konstruksi Fisik untuk Pembangunan dan
Perawatan Sekolah di Lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran
2013. IKK adalah indeks kemahalan konstruksi
kabupaten/ kota yang bersumber dari buku
kegiatan percepatan penyediaan data statistik
dalam rangka kebijakan dana perimbangan tahun
2012, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012. Rp.13.000.000 adalah satuan biaya pengadaan
perabot untuk satu ruang perpustakaan.
Besaran dana tersebut diturunkan dalam tiga
termin. Termin 0%, termin kedua pekerjaan 40%, dan
termin ketiga pekerjaan 70%. Untuk dapat mencairkan
dana pada masing-masing termin pelaksana harus
membuat laporan pekerjaan atau Laporan
Pertanggungjawaban sesuai prestasi pekerjaan yang
telah dicapai. Dari tahapan tersebut, ternyata
N=(ZxIKK)+13.000.000
70
pelaksana dapat melaksanakan pekerjaan sesuai
tahapan yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa
adanya kesiapan dan kerja keras dari pelaksana untuk
melaksanakan program pembangunan gedung
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 dengan baik.
Pencairan dana alokasi khusus yang
menggunakan sistem termin dan swakelola ini
merupakan suatu metode pelaksanaan program untuk
menghindari kebocoran dana dalam pelaksanaan
program DAK perpustakaan. Dengan diturunkan dana
pada tahapan termin pelaksanaan pembangunan
gedung perpustakaan tersebut dapat dikontrol dan
diawasi. Jika dana 40% pada tahap pertama setelah
digunakan tidak mencapai prestasi pekerjaan yang
dipersyaratkan juklak dan juknis maka pelaksana tidak
dapat mencairkan dana pada termin berikutnya.
Dengan demikian pelaksana harus mampu
menggunakan dana sesuai dengan RAB yang telah
ditetapkan. Pengawasan pelaksanaan yang ketat ini
tidak ditemukan pada sistem rekanan.
Machinese juga sebagai input pelaksanaan
program swakelola perpustakaan SDN Bandarjo 02
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Machinese di SDN Bandarjo 02 ini berupa peralatan
teknologi computer yang dapat digunakan untuk
menyusun RAB dan pekerjaan administrasi yang
mendukung pelaksanaan program swakelola DAK
perpustakaaan. Dengan adanya dukungan peralatan
tersebut pekerjaan yang berkaitan dengan penyusunan
laporan kegiatan, penulisan surat menyurat dan lainya
dapat lebih cepat.
71
Kondisi market juga menjadi pendukung program
swakelola DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02
Kecamatan Ungaran barat Kabupaten Semarang.
Dengan adanya sarana perpustakaan sekolah yang
berkualitas ini menjadi daya tarik masyarakat.
Masyarakat Kota Ungaran akan melihat bahwa gedung
perpustakaan merupakan “fasilitas wajib” yang harus
dimiliki oleh sekolah. Dengan demikian mereka akan
tetap memberikan kepercayaan kepada sekolah sebagai
tempat pendidikan yang layak bagi putra putrinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa pada aspek input didukung oleh berbagai
komponen yang memadai. Komponen tersebut meliputi
kredibilitas pengelola, sistem pengawasan, dana yang
cukup, material yang tersedia, dan market yang dapat
dijalankan untuk kemajuan sekolah. Dengan demikian
aspek input dari evaluasi program swakelola DAK
pendidikan (perpustakaan) SDN Bandarjo 02 ini sesuai
dengan yang diharapkan.
4.3.3 Proses Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Pada tahun anggaran 2013 tepatnya bulan
November, pengajuan proposal bantuan pengadaan
ruang perpustakaan SDN Bandarjo 02 mendapat
persetujuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Semarang dengan sistem swakelola. Dana untuk
72
pembangunan pengadaan ruang perpustakaan tersebut
sebesar Rp 111.192.000,00 dengan ukuran luas
bangunan 56 meter pesegi, dengan rincian panjang 8
meter dan lebar 7 meter. Dana sebesar itu diturunkan
dalam 3 (tiga) termin. Termin pertama pada awal
kegiatan, termin kedua setelah prestasi pekerjaan
mencapai 40%, dan termin ketiga setelah pekerjaan
mencapai 70%.
Pada tahap awal pelaksanaan program DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02, Tim Pelaksana
Pembangunan Sekolah menyusun perencanaan
pelaksanaan atau Rencana anggaran Biaya (RAB).
Dalam RAB tersebut diuraikan jenis-jenis pekerjaan
yakni, pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan
pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan pasangan dan
plesteran, pekerjaan daun pintu dan jendela, pekerjaan
rangka atap dan penutup atap, pekerjaan langit-langit,
pekerjaan cat, pekerjaan kunci dan penggantung,
pekerjaan pemasangan keramik, dan penyediaan
mebelair.
Pada tahap proses pelaksanaan ditemukan
permasalahan, antara lain juklak dan juknis yang
datangnya terlambat, faktor alam berupa musim
penghujan yang berakibat pekerja disiagakan lembur
untuk mengejar target bangunan selesai tepat waktu.
Hal ini berdampak membengkaknya pembiayaan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan monitoring oleh
Kementrian Keuangan RI Dirjen Perimbangan (2013)
dalam Pengelolan DAK yang menemukan bahwa
73
Petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh berbagai K/L
sangat bervariasi yang menimbulkan berbagai masalah
terutama menu dalam juknis sangat rinci tapi
seringkali terdapat kebutuhan daerah yang tidak ada
dalam menu sehingga membatasi keleluasaan daerah
dalam pengadaan, juknis sering berubah-ubah dan
penerbitannya terlambat. Demikian juga dengan hasil
Laporan Akhir Sistem Monitoring dan Evaluasi
Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (2011) menyebutkan
bahwa Dalam aspek implementasi, permasalahan
muncul ketika terjadi mismatch antara rencana yang
diharapkan dengan realisasi DAK, seperti jumlah dana
dan barang yang kurang sesuai dengan proposal yang
diajukan, rigiditas juknis, waktu yang tidak
mencukupi untuk melaksanakan kegiatan yang
dibiayai DAK,
Namun demikian, permasalahan tersebut dapat diatasi
oleh PPS. Untuk mengatasi masalah perubahan
anggaran tersebut, PPS mengadakan rapat koordinasi
dengan komite sekolah. Dalam rapat tersebut
membahas pembengkakan dana tersebut. Dalam rapat
tersebut disepakati bahwa kekurangan dana tersebut
disikapi dengan mencari dana pendamping. Dana
pendamping ini berasal dari bantuan sukarela dari
masyarakat dan warga sekolah, wali murid, alumni,
dan komite sekolah. Pengadaan dana pendamping
swakelola ini tidak menyalahi aturan yang ada. Karena
telah diatur dalam juknis yang telah dikeluarkan oleh
menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa setiap
kabupaten/kota penerima DAK Bidang Pendidikan
74
Dasar wajib menyediakan dana pendamping dari APBD
minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi
dana yang diterima.
Pada tahap pelaksanaan, kepala sekolah dan tim
pelaksana pembangunan sekolah selalu mengawasi
pekerjaan agar dapat selesai sesuai dengan alokasi
waktu yang ditentukan. Adanya musim penghujan yang
dapat membuat pekerjaan terhenti dapat dicarikan
solusi dengan kerja lembur. Sedangkan biaya
tambahan untuk lembur dapat diatasi oleh komite
sekolah. Proses pelaksanaan tersebut sesuai dengan
prinsip swakekola program sebagaimana yang
tercantum dalam Pasal 1 ayat 20 Peraturan Presiden
nomor 54 tahun 2010 (Perpres 54/2010) sebagaimana
telah diubah melalui Perpres 70/2012 menyebutkan
bahwa Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa
dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan
dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai
penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain
dan/atau kelompok masyarakat.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan dan
kajian dokumen diperoleh informasi bahwa pada aspek
proses pelaksanaan program swakelola DAK
perpustakaan di SDN Bandarjo 02 sudah terlaksana
dengan baik sesuai dengan tahapan atau termin dan
alokasi waktu yang ditentukan dalam juklak dan
juknis. Kendala-kendala yang muncul pada tahap
proses dapat teratasi dengan baik. Hal ini karena
adanya kerja sama yang baik dengan berbagai pihak
yang terlibat dalam proses pelaksanaan program.
75
4.3.4 Produk Program Swakelola DAK Pendidikan
(Perpustakaan) SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang Tahun
Anggaran 2013
Adanya gedung perpustakaan sekolah di SDN
Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang merupakan tahap akhir yang akan dicapai.
Produk yang berupa gedung perpustakaan dan mebeler
yang sesuai dengan gambar di RAB merupakan ciri
utama keberhasilan pelaksanaan program swakelola
DAK perpustakaan di SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Pembangunan gedung perpustakaan di SDN
Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang ini sesuai dengan kriteria teknis yang
diamanatkan oleh UU No 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Peraturan Pemerintah Daerah pasal 40. Kriteria teknis
tentang pengadaaan gedung perpustakaan sekolah ini
juga ditentukan oleh Kementrian Pendidikan Nasional.
Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa Program
DAK perpustakaan diperuntukkan bagi SD/SDLB:
untuk sekolah yang (1) belum punya ruang
perpustakaan dan isinya;(2) Kekurangan alat peraga
dan sarana penunjang pembelajaran; (3)Kekurangan
buku pengayaan, referensi dan panduan pendidik.
Keberhasilan pelaksanaan program swakelola
DAK perpustakaan SDN Bandarjo 02 Kecamatan
Ungaran Barat Kabupaten Semarang dapat dilihat dari
hasil gedung perpustakaan yang sudah berdiri beserta
meubelernya. Kualitas bangunan yang sesuai dengan
76
juklak dan juknis yang ditentukan oleh pemerintah.
Tidak ditemukannya pelanggaran pada proses
pelaksanaan pada saat tim monitoring DAK dari
Kabupaten Semarang maupun Tim Monitoring dari
Irjen Propinsi, serta diterimanya laporan
pertanggungjawaban kegiatan pembangunan gedung
perpustakaan tersebut oleh pejabat pembuat
komitmen. Hal ini berbeda dengan Evaluasi yang
dilakukan oleh dirjen perimbangan keuangan RI (2012)
yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan DAK
mengalami kelemahan dalam hal pengadministrasian
pelaporan.
Dampak positif dari pelaksanaan program
swakelola DAK perpustakaan adalah hasil bangunan
gedung perpustakaan yang berkualitas, proses yang
dapat diawasi oleh semua pihak, dapat meminimalisasi
tindak korupsi penggunaan anggaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan program swakelola DAK perpustakaan di
SDN Bandarjo 02 Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang menghasilkan produk yang
sesuai dengan yang diharapkan.