BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil...

38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian 1.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam gambaran umum lokasi penelitian, peneliti membagi dua hal yang perlu di lihat yaitu keadaan keadaan geografis dan demografis yang di jelaskan sebagai berikut : 1.1.1.1. Keadaan Geografis Secara geografis Desa Dimito terletak pada 120 o -22’.00” Bujur Barat (BB), 120 o -26’.45” Bujur Timur (BT), 00 o -42’.40” Lintas Utara (LU), 00 o - 45’.00” Lintang Selatan (LS). Adapun keadaan topografi Desa Dimito yaitu memiliki ketinggian 14 meter diatas permukaan laut. Keadaan iklim Desa Dimito yakni suhu 27 30 °c, Curah Hujan 2000/3000 mm. Desa Dimito Kecamatan Wonosari adalah desa yang memilki luas wilayah 1.964 Ha. Yang terbagi menjadi lahan basah yakni sawah tada hujan yang memiliki luas 71 Ha dan tanah kering yakni 654,50 ha, Tanah perkebunan perorangan 81,50 ha, Tanah perkebunan swasta/HGU (tebu) 421 ha, Tanah perkebunan rakyat 112 ha luas lahan pemukiman 702,5 Ha. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagi berikut :

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil Penelitian

1.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam gambaran umum lokasi penelitian, peneliti membagi dua hal yang

perlu di lihat yaitu keadaan keadaan geografis dan demografis yang di jelaskan

sebagai berikut :

1.1.1.1. Keadaan Geografis

Secara geografis Desa Dimito terletak pada 120o-22’.00” Bujur Barat

(BB), 120o-26’.45” Bujur Timur (BT), 00

o-42’.40” Lintas Utara (LU), 00

o-

45’.00” Lintang Selatan (LS). Adapun keadaan topografi Desa Dimito yaitu

memiliki ketinggian 14 meter diatas permukaan laut. Keadaan iklim Desa Dimito

yakni suhu 27 – 30 °c, Curah Hujan 2000/3000 mm.

Desa Dimito Kecamatan Wonosari adalah desa yang memilki luas wilayah

1.964 Ha. Yang terbagi menjadi lahan basah yakni sawah tada hujan yang

memiliki luas 71 Ha dan tanah kering yakni 654,50 ha, Tanah perkebunan

perorangan 81,50 ha, Tanah perkebunan swasta/HGU (tebu) 421 ha, Tanah

perkebunan rakyat 112 ha luas lahan pemukiman 702,5 Ha. Lebih jelasnya dapat

dilihat dalam tabel sebagi berikut :

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Tabel 1

Luas Wilayah Menurut Penggunaanya

No Luas Wilayah Menurut Penggunaanya Ha/m2

1 Luas persawahan

-Sawah tadah hujan

-Sawah Irigasi

71

….

2 Luas perkebunan 94,25

3 Luas Pemakaman Umum 2

4 Luas pekarangan 76

5 Luas taman 525

6 Perkantoran 1

7 Tegal/ladang 654,50

8 Pekarangan 76

9 Tanah perkebunan rakyat 112

10 Tanah perkebunan swasta/HGU (tebu) 421

11 Tanah perkebunan perorangan 81,50

12 Lapangan olahraga 1

13 Perkantoran pemerintah 1

14 Tempat pemakaman desa/umum 2

15 Bangunan sekolah/perguruan tinggi 2

(Sumber : Data Profil Desa Diimito 2013)

Desa Dimito terbagi menjadi tujuh wilayah dusun yaitu Dusun Satu,

Dusun Dua, Dusun Kali Dingin, Dusun Batu Kerujuk, Dusun Blora, Dusun Pos

Pasar dan Dusun Mutiara. Desa Dimito memiliki empat batas wilayah desa yakni

di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di sebelah selatan berbatasan

dengan Desa Bongo Empat di sebelah barat berbatasan dengan Desa Tangga

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Barito dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Bongo Tiga. Berikut tabel

batas wilayah desa:

Tabel 2

Batas Wilayah Desa Dimito

No. Batas Desa/kelurahan Kecamatan

1 Sebelah utara Sukamulya Kec. Wonosari

2 Sebelah selatan Bongo 4 Kec. Wonosari

3 Sebelah timur Bongo 3 Kec. Wonosari

4 Sebelah barat Tangga Barito Kec. Dulupi

(Sumber : Data Profil Desa Diimito 2013)

1.1.1.2. Keadaan Demografi

1.1.1.2.1. Keadaan Penduduk

a. Jumlah Penduduk

Sesuai dengan data penduduk Kecamatan Wonosari yang sesuai pula

dengan laporan pendataan penduduk yang telah dilakukan oleh pemerintah Desa

Dimito yakni terdapat 2003 jiwa penduduk Desa Dimito dengan jumlah Kepala

Keluarga terdapat 528 KK. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tebel berikut :

Tabel 3

Jumla Penduduk Berdasarkan Usia

No Jenis Kelami Usia (Tahun) Jiwa

1 Laki-laki

0 – 15 tahun

16 – 55 tahun

Diatas 55 tahun

368

572

88

2 Perempuan

0 – 15 tahun

16 – 55 tahun

Diatas 55 tahun

413

487

75

Jumlah total 2003 (Sumber : Data Profil Desa Dimito 2013)

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

b. Etnis

Desa Dimito merupakan desa yang masyarakatnya lebih dari satu etnis (

Multi etnis) yang disebapkan oleh adanya program transmigrasi. Wilayah

transmigrasi di Desa Dimito merupakan wilayah yang secara sengaja ditempatkan

oleh pemerintah sebagai salah satu wilayah transmigrasi, hal ini dikarenakan di

Desa Dimito dianggap sebagai salah satu wilayah yang memenuhi syarat sebagai

wilayah transmigrasi. Sehingga secara sadar di Desa dimito dapat dijumpai lebih

dari satu suku bangsa (Multi etnis). Masing-masing suku bangsa ini telah

membentuk kelompok-kelompok didalam lingkungannya. Baik dalam kelompok

usaha pertanian, agama atau keyakinan maupun sosial budaya.

Selain itu juga kehidupan berkelompok masing-masing suku dilatar

belakangi oleh kondisi keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh setiap

individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, pola kehidupan

berkelompok suku bangsa ini bersifat dinamis. Didorong oleh adanya kebutuhan

yang tidak dapat dipenuhi sendiri dan selalu membutuhkan kerja sama antara

sesama. Berikut tabel jumlah etnis desa dimito :

Tabel 4

Jumlah Etnis Desa Dimito

No ETNIS LAKI-LAKI (Jiwa) PEREMPUAN (Jiwa)

1 Jawa 68 71

2 Minahasa 11 7

3 Gorontalo 804 755

4 Lombok 145 142

Jumlah 1028 975

(Sumber : Data Profil Desa Dimito 2013)

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dalam pembangunan merupakan sektor fundamental

dalam upaya pencapaian keberhasilan pembangunan desa, karena pembangunan

itu sendiri adalah suatu proses yang terus menerus, yang dilakukan terencana

untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek. Pembangunan

dilakukan dengan memaksimalakan pembangunan sumberdaya manusia yang ada.

Sehingga tingginya tingkat pendidikan masyarakat sangat berpengaruh dalam

keberhasilan pembangunan dalam suatu desa. Sehingga perlu adanya peningkatan

sarana dan prasarana pendidikan serta tingkat kesadaran masyarakat untuk

meningkatkan sumberdaya manusia dalam suatu desa.

Sesuai data profil Desa Dimito, pendidikan masyarakat Desa Dimito

terdapat sebanyak 560 jiwa tidak lulus Sekolah Dasar, 309 jiwa tingkat Sekolah

Dasar, 66 jiwa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

terdapat 34 jiwa dan lulusan perguruan tinggi terdapat 5 jiwa. Untuk lebih jelas

dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 5

Tingkat Pendidikan Desa Dimito

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1 A. Tidak tamat SD 560

2 B. SD 309

3 C. SLTP 66

4 D. SLTA 34

5 E. Diploma/Sarjana 5

(Sumber : Data Profil Desa Dimito 2013)

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

d. Agama

Sesuai data yang diperoleh bahwa terdapat dua agama yang dianut oleh

masyarakat Desa Dimito yaitu agama Islam terdapat 1981 jiwa dan pemeluk

agama Kristen terdapat 32 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel

berikut :

Tabel 6

Jumlah Penganut Agama Desa Dimito

No AGAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Islam 1018 orang 963 orang

2 Kristen 10 orang 12 orang

Jumlah 1028 orang 975 orang

(Sumber : Data Profil Desa Dimito 2013)

e. Keadaan Ekonomi

Ketersediaan lapangan kerja sangatlah menentukan tingkat pendapatan dan

tingkat kesejahteraan suatu desa.Desa Dimito sebagian besar penduduknya

bekerja di bidang pertanian dan sebagian lainya adalah buruh serta pegawai negeri

sipil dan pegawai pabrik. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam table berikut :

Tabel 7

Lapangan Kerja Masyarakat Desa Dimito

No JENIS PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Petani 477 orang 230 orang

2 Buruh tani 20 orang 12 orang

3 Pegawai Negeri Sipil 3 orang 6 orang

4 Pedagang keliling 14 orang 23 orang

5 Bidan swasta ............. orang 1 orang

6 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 1 orang ................. orang

7 Dukun Kampung Terlatih ............. orang 4 orang

8 Karyawan perusahaan swasta 2 orang ................. orang (Sumber : Data Profil Desa Dimito 2013)

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Melihat data yang ada sebagian besar pekerjaan masyarakat Desa Dimito

adalah petani. Adapun komoditas pertanian Desa Dimito adalah jagung, padi

sawah, kelapa dan cokelat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table sebagi

berikut :

Tabel 8

Komoditas Desa Dimito

No Jenis Luas (ha)

1 Jagung 499

2 Padi sawah 26

3 Kelapa 39,75

4 Coklat 49,50

(Sumber : Data Profil Desa Dimito 2013)

1.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada tahun 1982, pada waktu itu Desa Dimito masih termasuk Desa

Bongo 3 Sub B telah dibuka lokasi transmigrasi yang dipersiapkan untuk

transmigran yang berasal dari kepulauan Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat

dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 50 KK. Ini merupakan tantangan bagi

Etnis Lombok sebagai etnis baru yang hidup diwilayah baru dan berada di tengah

kehidupan etnis yang lain, baik dari kehidupan ekonomi, sosial dan budayanya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan (Etnis

Lombok) dan Kepala Desa maka diperoleh gambaran riil tentang kehidupan

Etnis Lombok diwilayah transmigrasi yakni Di Desa Dimito Kecamatan

Wonosari.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

1.2.1. Keadaan Ekonomi Etnis Lombok Diwilayah Transmigrasi

Perkembangan perekonomian Etnis Lombok Di Desa Dimito dibagi menjadi

dua tahap yang dimulai dari sebelum mengikuti kegiatan transmigrasi dan setelah

mengikuti kegiatan transmigrasi. Adapun pembagian tahap perkembangan

perekonomian Etnis Lombok Di Desa Dimito terbagi sebagai berikut :

1.2.1.1. Perekonomian Etnis Lombok Di Desa Dimito Sebelum Mengikuti

Program Transmigrasi

Etnis Lombok Di Desa Dimito merupakan transmigran yang berasal dari

kepulauan Lombok Porvinsi Nusa Tenggara Barat, yang secara sadar dan sengaja

mengikuti program transmigrasi dengan tujuan untuk merubah kehidupannya

yakni dari kehidupan yang seklilingya di hantui dengan kepadatan penduduk

dalam lingkungan, dan kurangnya lapangan kerja, serta tidak adanya produktifitas

dan pendapatan yang mampu memenuhi kehidupan keluarga menuju kekhidupan

yang diharapkan sesuai dengan tujuan transmigrasi.

Sesuai hasil wawancara dengan bapak Salib ( salah satu tokoh Etnis

Lombok di Desa Dimito), beliau menyatakan sebagai berikut :

“Kehidupan kami le’lombok dulu itu sangat susah, mau nanam aja sangat

susah, karena kami ndek punya tanah buat nanam. Mau begawean kance

dengan juga susah karena loe’an yang berebut begawe. Yaah terpakse aku

kance istri aku waktu itu cuman begawean le’ sawahan smeton. yaah

hanya di gaji secukupnya, yaaah hanya untuk mangan bilang jelo, tapi

walaupun begitu itu sudah lumayan dari pada gak makan.”(Wawancara,

17-12-2014)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Maksud dari perkataan bapak Salib :

Kehidupan beliau masih dilombok sangat susah. Hal ini dikarenakan

kurangnya lahan pertanian serta kurangnya lapangan kerja sehingga membawa

keluarga beliau dalam arus kemiskinan. Sehingga beliau dan keluarga harus rela

bekerja dengan upah yang hanya mencukupi kebutuhan makan untuk sehari.

Seperti yang diungkapkan informan bahwa kehidupan mereka masih

berada di Lombok berada dibawah garis kemiskinan. Hal ini disebabkan

kurangnya lapangan kerja, serta tidak adanya produktifitas dan pendapatan yang

mampu memenuhi kehidupan keluarga.

Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh bapak Sudir, beliau adalah

salah satu tokoh Etnis Lombok yang juga dipercayakan sebagi Ketua LPM di

Desa Dimito. Berikut hasil wawancara dengan bapak Sudir :

“Dulu aku masih le’ Lombok bekerja sebagai buruh tembakau di salah satu

kebun punyaan ba’tur. Yaah walaupun punyaan ba’atur tetap gajinya ndek

cukup buat kehidupan.Yaah namanya le’ Lombok sama saja tetap susah

cari kelebihan. Jangankan cari lebih cari untuk mangan sejelo aja sangat

susah. pokoknya le’ Lombok no yang kaya tambah berade yang miskin

tambah ndek berade hehe.” (Wawancara, 17-12-2014)

Maksud dari bapak Sudir adalah sebagai berikut :

Dulu beliau masih di Lombok bekerja sebagai salah seorang buruh tani

tembakau, yang juga upah tiap harinya tidak mencukupi untuk menghidupi

kebutuhan keluarganya. Beliau juga menyampaikan bahwa kehidupan di Lombok

sangatlah susah yang kaya tambah kaya yang miskin tambah miskin.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Seperti yang diungkapkan bapak Sudir di atas bahwa sebelum mengikuti

program transmigrasi kehidupan mereka masih berada dibawah garis kemiskinan.

Hal ini disebabkan kurangnya lapangan kerja, serta tidak adanya produktifitas dan

pendapatan yang mampu memenuhi kebutuhan keluarga.

Begitu pula apa yang disampaikan oleh bapak Marjuki dalam wawancara

sebagai berikut :

“Kehidupan papuk le’ Lombok susah sekali, ndek nara peningkatan.

Lamun papuk begawean yang dapat cuman makan doang. Penghasilan

leman begawean ndek baun jarin jaminan kehidupan. Ape malik ara

tanggungan kanak istri hhhhmmm paling kanak istri lamun masih le’

lombok uwah jarin gelandangan. Memang dengan kaya le’ Lombok loe’

lamun dengan melarat juga loe’. Yah uwah meno, lamun papuk le’lombok

senang ndek mungkin papuk jok te.” (Wawancara, 17-12-2014)

Maksud dari bapak Marjuki sebagai berikut :

Kehidupan bapak Marjuki sewaktu masih di Lombok sangatlah susah,

tidak ada peningkatan. Kalau bapak Marjuki pergi kerja yang didapat cuman

hanya cukup untuk makan saja. Penghasilan kerja tidak bisa menjamin kehidupan.

Apa lagi ada tanggungan anak istri. Beliau sampaikan kalu seandainya masih

berada di Lombok palingan anak istri sudah jadi gelandangan. Beliau juga

mengungkapkan bahwa orang kaya di Lombok juga banyak tpi lebih banyak lagi

orang miskin. Beliau menambahkan kalau seandainya disana bapak Marjuki

senang dalam artian kehidupan mencukupi palingan bapak Marjuki gak akan ikut

program transmigrasi.

Seperti apa yang diungakapkan oleh bapak Marjuki diatas telah memberi

penjelasan bahwa sebagian besar Etnis Lombok di Desa Dimito merupakan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

penduduk berada dibawah garis kemiskinan yang ingin merubah kehidupanya

dengan mengikuti kegiatan transmigrasi.

Apa yang disampaikan informan diatas bahwa perekonomian Etnis

Lombok sebelum mengikuti program transmigrasi rata-rata berada dibawah garis

kemiskinan. Sehingga hal itu dijadikan sebagai motivasi Etnis Lombok untuk

mengikuti program transmigrasi.

1.2.1.2. Perekonomian Etnis Lombok Di Desa Dimito Setelah Mengikuti

Program Transmigrasi

Program Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah

dalam mengambil keputusan, guna tercapainya keseimbangan penyebaran

penduduk, memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan produktifitas dan

peningkatan pendapatan bagi mereka yang menjadi masyarakat transmigran.

Berdasarkan hal tersebut maka sudah sewajarnya para transmigran mengalami

perubahan kehidupan terutama yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi.

Sesuai hasil wawancara dengan bapak Salib ( salah satu tokoh Etnis

Lombok di Desa Dimito), beliau menyatakan sebagai berikut :

”Setelah aku bareng keluarga uwah le’ te ni uwah ara perubahan

kehidupan. Karena kami uwah ara ladang untuk menanam. yang

merupakan jatah dari pembagian program transmigrasi. Bahkan sampai

sekarang kami uwah ara lahan sawah walaupun masih sawah tadah hujan.

Tapi yang penting uwah mampu mandiri dan memberikan sedikit

kelebihan dibandingkan dengan masih waktu le’ Lombok.” (Wawancara,

17-12-2014)

Maksud dari bapak Salib tersebut diatas adalah sebagi berikut :

Setelah beliau dan keluarga telah berada dilokasi transmigrasi sudah

tentunya kehidupan sudah mulai berubah. Karena bapak Salib punya tanah untuk

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

bertani bahkan sampai sekarang mereka sudah punya lahan persawahan walaupun

masih tada hujan. Yang terpenting bagi bapak salib adalah sudah mampu hidup

mandiri dan bisa ada tabungan untuk masa depan.

Selain hasil wawancara tersebut penghasilan bapak Salib juga dapat dilihat

dalam gambar proses penggilingan hasil pertanian sebagai berikut :

Gambar 1

Proses Penggilingan hasil Pertanian Bapak Salib

Apa yang diungkapkan dan menurut gambar yang ada menun jukan bahwa

keadaan ekonomi bapak Salib setelah mengikuti program transmigrasi \sudah

mulai meningkat, dalam artian sejak mereka berada dilokasi transmigrasi sudah

mampu hidup mandiri dengan ketersedian lahan pertanian yang ada.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh tua’ Sudir, beliau adalah

salah satu tokoh Etnis Lombok yang juga dipercayakan sebagai Ketua LPM di

Desa Dimito. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Sudir :

“Kalau seandainya kehidupan disana lebih baik dari pada le’te ndek

mungkin sampai sekarang tua’ sudir masih bertahan le’te, jujur tujuan tua’

kance keluarga le’te ni untuk merubah kehidupan. Kalau dulu hanya

begawean le’ ladang dengan, Alhamdulillah sekarang tua’ uwah ara ladang

sendiri bahkan sawah juga uwah ara. Yah lumayanlah uwah bisa bangun

rumah Alhamdulillah.” (Wawancara, 17-12-2014)

Maksud dari bapak Sudir adalah sebagai berikut :

Maksud dari bapak Sudir bahwa setelah berada Desa Dimito dalam hal ini

mengikuti program transmigrasi kehidupan beliau mulai berubah dan sudah bisa

hidup sendiri dengan mengelola lahan pertanian milik sendiri sehingga

pembangunan telah dirasakan oleh beliau.

Selain hasil wawancara tersebut keadaan ekonomi bapak Sudir juga dapat

dilihat dalam gambar proses penggilingan hasil pertanian sebagai berikut :

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Gambar 2

Proses penggilingan hasil pertanian bapak Sudir

Apa yang diungkapkan dan dari gambar yang ada tersebut memberi

petunjuk bahwa setelah mengikuti program transmigrasi kehidupan transmigran

ini sudah terdapat peningkatan khususnya dibidang ekonomi, dalam artian sejak

mereka berada dilokasi transmigrasi sudah mampu hidup mandiri dengan

ketersedian lahan pertanian yang ada.

Begitu pula apa yang disampaikan oleh bapak Mubni dalam wawancara

sebagai berikut :

“Alhamdulillah setelah tua’ uwah jok te uah mulai ara perubahan

kehidupan artinya uwah lebih baik kalau dibandingkan dengan masih le’

Lombok. Le’ te ni tua’ uwah jarin seperti dengan lain. kalau dengan lain

ara rumah untuk tinggal tua’ malik uwah ara, kalau dengan lain uwah ara

motor, tua’ juga uwah ara. Ne berkat tua’ uwah ara tanah begawean.”

(Wawancara, 17-12-2014)

Maksud dari bapak Mubni tersebut adalah sebagai berikut :

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Setelah bapak Mubni mengikuti program transmigrasi, kehidupan beliau

sudah mulai berubah dari yang dulunya serba kekurang Alhamdulillah sudah sama

dengan kehidupan orang lain, misalnya saja kalau yang orang lain ada motor

bapak Mubni juga punya.Menurut beliau hal itu terjadi karena ketersediaan

lapangan kerja.

Selain hasil wawancara tersebut keadaan eknomi bapak mubni juga dapat

dilihat dalam gambar sebagai berikut :

Gambar 3

Bapak Mubni Sedang Memperbaiki Motor Miliknya

Dari gambar yang ada menunjukan bahwa bapak Mubni telah mengalami

peningkatan dari segi ekonomi. Yang dulunya masih berada di Lombok belum

memiliki kendaraan, Setelah ikut program transmigrasi Alhamdulillah beliau

sudah memiliki kendraan seperti motor.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Apa yang disampaikan informan diatas bahwa perekonomian Etnis

Lombok setelah mengikuti program transmigrasi rata-rata berada padatahap

peningakatan yang didukung oleh adanya ketersedian lapangan pekerjaan dilokasi

transmigrasi.

1.2.2. Perkembangan Hubungan Sosial Dan Budaya Etnis Lombok Di Desa

Dimito

1.2.2.1. Bentuk Interaksi Sosial Etnis Lombok Di Desa Dimito

Bentuk interaksi sosial Etnis Lombok yang terjadi dapat dilihat dari

tingkat proses adaptasi Etnis Lombok di Desa Dimito, bentuk kerja sama Etnis

Lombok di Desa Dimito dan tingkat konflik Etnis Lombok di Desa Dimito.

a. Proses Adaptasi Etnis Lombok Di Desa Dimito

Adaptasi merupakan proses penyesuaian terhadap apapun yang terjadi

secara alamiah baik di dalam lingkungan hidup atau dalam sistem manusia

sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi terkait dengan

perubahan-perubahan lingkungan.

Sesuai hasil observasi peneliti melihat bahwa dalam kehidupan sehari-hari

Etnis Lombok menggunakan bahasa lombok dan bahasa Indonesia. Bahasa

Lombok biasanya digunakan pada situasi tertentu. Seperti jika pada saat berbicara

dengan sesama Etnis Lombok dan bahasa Indonesia itu digunakan pada saat

berbicara dengan masyarakat lokal. Jadi Etnis Lombok yang ada di Desa Dimito

ini tidak sulit untuk berkomunikasi.

Sesuai hasil wawancara dengan tua’ Marjuki ( salah satu tokoh Etnis

Lombok di Desa Dimito), beliau menyatakan sebagai berikut :

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

“Awalnya tua’juga agak sulit lampak-lampak kance suku lain le’ te, karena

tua’ ndekman tao bahase. Tpi lama-lama tua’ uwah baun bergaul kance

suku lain juga le’te. Karena sekedi-sekedi tua’ juga uwah tao’ bahasa suku

lain le’te, macam Jawa kance Gorontalo. kalau tua’ sehari-hari pake

bahase Lombok, tapi kalau ba’tur ngeraos tua’ ndek tao bahase Lombok,

tua’pake malik bahase Indonesia tergantung kance hai tua’ ngeraos.”

(Wawancara, 18-12-2014)

Maksud dari bapak Marjuki tersebut adalah sebagai berikut :

Pada awalnya memang sulit untuk bergaul dan beradaptasi dengan suku

lain Di Desa Dimito.tapi seiring dengan waktu bapak Marjuki juga sudah

mengerti bahasa dan bisa bergaul dengan suku lain. Keseharian bapak Marjuki

menggunakan bahasa Lombok tapi kalau lawan bicara beliau tidak ngerti bahasa

Lombok beliau menggunakan bahasa Indonesia. Artinya bapak Marjuki

menyesuaikan dengan siapa beliau berbicara.

Selain hal tersebut, bapak Marja’ah juga menambahkan dalam hasil

wawancara sebagai berikut :

“Tua’ kance istri akrab kance tetangga le’ te ni. Apalgi tua’ punya

warung hampir tiap hari selalu ada komunikasi kance dengan te. Kalau

dalam keseharian tua’ pake bahasa Lombok tapi kalau ba’tur ngeraos,

ndek tao bahasa Lombok, uwah tua’ pake malik bahasa Indonesia. Kalau

menurut tua’ yang penting ndek menyinggung tidak apa-apa kita cerita

dengan siapa saja.” (Wawancara, 18-12-2014)

Maksud dari bapak Marja’ah tersebut adalah sebagi berikut :

Bapak Marja’a dengn istri sudah akra dengan tetangga di lingkunganya.

Apagi eliau punya warung yang jelas tiap hari komunikasi selalu ada baik dengan

Etnis Lombok mapn dengan suku lain. Bapak Marja’ah juga menjelaskan bahwa

kalau beliau sedang komunikasi dengan sesame suku beliau menggunakan bahasa

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Lombok kalau dengan suku lain saya mnggunakn bahasa Indonesia. Yang

terpenting menurut beliau ialah tidak menyinggung perasan itu tidak jadi

persoaaln dalam berkomunikasi.

Selain itu juga bapak Suhirman menambahkan dalam wawancara sebagai

berikut :

“Pertama Tua’ disini memang sangat sulit untuk berbicara dengan suku

lain disini. Bahkan ada kalau dulu kita ketemu dengan suku lain mereka

gak mau di ajak bercerita terkadang mereka pergi begitu saja. Tapi lama-

lama kita sudah akrab bahkan sebagian dari kami maupun mereka sudah

saling mengerti bahasa. kalau bapak sendiri sudah tau bahasa jawa, karena

teman pergi ke brentekan dengan orang Jawa jadi cepat tau. Kalu teman

yang lain bahkan bahasa Jawa dengan bahasa Gorontalodah dimengerti.”

(Wawancara, 18-12-2014)

Maksud dari bapak Suhirman adalah sebagi berikut :

Pertama bapak Suhirman memnag sangat kesulitan untuk berkomunikasi

dengan penduduk setempat. Tapi lambat laun komunikasi juga tetap terjalin

bahkan sedikit demi sedikit bapak marja’ah sudah saling mengerti bahasa. orang

ombok mulai mengerti bahasa suku lain maupun sebaliknya.

Berikut adalah gambar proses komunikasi yang terjadi antara Etnis

Lombok dengan orang Gorontalo :

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Gambar 5

Proses Komunikasi Etnis Lombok Dengan Suku lain

Dari gambar di atas menunjukan bahwa adaptasi yang dilakukan Etnis

Lombok di desa Dimito berjalan dengan baik. Hal ini disebakan oleh adanya rasa

saling memahami antara sesama masyarakat di Desa Dimito.

Apa yang disampaikan informan dan dari gambar tersebut menunjukan

bahwa mereka tidak mengalami kesulitan yang bebarti dalam beradaptasi. Hal ini

dalam artian penyesuaian diri terhadap sesama penduduk atau Etnis Lombok

dengan suku lain. Mereka hanya mengalami kesulitan dengan bahasa daerah

setempat. Tetapi lambat laun seiring dengan berjalannya waktu semua kesulitan

itu dapat teratasi karena sifat kekeluargaan yang lahir dari setiap suku.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

b. Bentuk Kerja Sama Etnis Lombok Di Desa Dimito

Kerja sama di sini di maksudkan sebagai suatu usaha bersama antara

orang-perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan bersama. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap

kelompoknya dan kelompok lainnya. Adapun kerjasama Etnis Lombok dengn

suku lain dapat dilihat dalam hasil wawancara.

Sesuai hasil wawancara dengan bapak Nasirin dapat diperoleh informasi

sebagai berikut :

“Kalau kerja samanya kita Etnis Lombok disini biasanya dalam bentuk

kegiatan gotong royong membangun fasilitas umum seperti kantor desa

membangun masjid, lapangan. Baru-baru saja kami bersama membangun

jalan untuk tembusan ke Dusun kuala dingin”. (Wawancara, 19-12-2014)

Maksud dari bapak Nasiri adalah sebagai berikut :

Kerja sama yang dibangun oleh Etnis Lombok di Desa Dimito yaitu

melalui kegiatan gotong royong yang membangun fasiitas-fasilitas umum. Seperti

membangu masjid, membangun kantor desa jalan dan lain-lain yang terkait

dengan kepentingan bersama.

Kemudian bapak Sudiarto menambahkan dalam hasil wawancara sebagai

berikut :

“biasanya kalau ada orang yang kawin dari kita Etnis Lombok ikut

membantu misalnya membangun tenda, ibu-ibu juga membantu didapur

untuk masak begitupun sebaliknya. Begitu juga kalo ada yang meninggal

pasti kita saling membantu. Mengantar mayat untuk dimakamkan,

kemudian ikut ta’ajiah.” (Wawancara, 19-12-2014)

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Maksud dari bapak Sudiarto tersebut adalah sebagi berikut :

Kegiatan kerja sama Etnis Lombok terjalin dikala ada pesta perkawinan

pada suku lain maupun sebaliknya. Selain itu juga kerja sama terjalin dikala ada

kedukaan. Dalam artian Etnis Lombok turut membantu proses kegiatan

pernikahan ataupun kedukaan.

Berikut bapak Iton juga menambahkan dalam hasil wawancara sebagai

berikut :

“Biasanya Etnis Lombok jaga baku bantu bakarja di kantor desa, ba

bekeng jalan, bagitu olo kalau ada orang kaweng dorang kuat baku bantu.

Apa lagi kalau ada orang maninggal kasana pasti dorang hadir hadir sama-

sama baku bantu dan dorang olo ikut acara ta’jiah.” (Wawancara, 20-12-

2014)

Maksud dari bapak Iton tersebut adalah sebagai berikut :

Etnis Lombok di Desa Dimito selalu bekerja sama dalam mengerjakan

pekerjaan yang terkait dengan kepentingan umum. Misalnya dalam kerja bakti

yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah desa maupu kegiatan yang

diselenggarakan orang perorang,

Selain hal tersebut di atas bapak kepala desa Dimito yakni bapak

Syahrudin Maliki juga menambahkan dalam hasil wawancara sebagai berikut :

“kerja sama Etnis Lombok disini sangat baik, biasanya dilakukan disaat

ada pekerjaan yang perlu diselesaikan bersama. Misalnya ada perbaikan

jembatan, Perbaikan Jalan, apalagi ada hari-hari besar seperti acara 17

agustus, maulid nabi dan hajatan lain, mereka saling bahu membahu untuk

bergotong-royong untuk menyukseskan kegiatan tersebut.” (Wawancara,

20-12-2014)

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Maksud dari bapak kepala desa Dimito tersebut adalah sebagai berikut :

kerja sama yang dibangun oleh Etnis Lombok di Desa Dimito dilakukan

disaat ada pekerjaan yang perlu diselesaikan bersama dalam hal ini terkait dengan

fasilitas umum dan acara-acara hajatan. Etnis Lombok bahu-mambahu untuk

menyukseskan kegiatan yang akan diselenggrakan tersebut.

Berikut adalah gambar kerja sama Etnis Lombok dalam pembangunan

jalan menuju gunung malang terlihat sebagai berikut :

Gambar 6

Kegiatan Gotong Royong Etnis Lombok Dengan Suku Lain dalam

Pembuatan Jalan di gunung Malang

Apa yang disampaikan beberapa informan dan dilihat dari gambar

tersebut menunjukan bahwa Etnis Lombok di Desa Dimito selalu bekerja sama

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

dalam mengerjakan pekerjaan yang terkait dengan kepentingan umum. Dalam hal

ini kerja bakti yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah desa maupun kegiatan

yang diselenggarakan bersama dalam bentuk hajatan-hajatan dan hari-hari besar

tertentu.

c. Tingkat Pendidikan Etnis Lombok Di Desa Dimito

Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis yang

menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua pihak. Sebab, pendidikan adalah

faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan. Jika kita, sebagai bangsa, berhasil

membangun dasar-dasar pendidikan nasional dengan baik, maka diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang yang lain.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia (human

investment), yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu

bangsa. Bangsa-bangsa maju di dunia pasti ditopang oleh SDM berkualitas,

sehingga memiliki keunggulan hampir di semua bidang, termasuk ekonomi.

Adapun tingkat pendidikan etnis Lombok di desa Dimito secara

keseluruhan masih terbilang rendah. Karena hal ini dipengaruhi oleh adanya

tingkat ekonomi etnis Lombok di daerah asal yang tidak mendukung untuk

melanjutkan pendidikan sampai kejenjang yang diinginkan. Untuk lebih jelas

dapat dilihat dalam hasil wawancara dengan informan.

Hasil wawancara dengan bapak Jaidun dapat di peroleh informasi sebagai

berikut :

“Dengan lombok le’te ndekman ara yang sekolah samapai tinggi-tinggi.

cuma sampai di SMA doang. Kalau tua’ sebenarnya meleh lanjutin

sekolah le’ SMA bahakan sampai le’ sekolah tinggi. Tapi, kendalanya dulu

waktu masih le’ Lombok ndekman ara kepeng untuk sekolah. Jadi tua’

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

kance keluarga pasrah aja. Karena ndek baun juga memaksakan kehendak.

Yah Insya Allah kedepan untuk anak-anak tua’ uwah baun lanjutin

sekolah. Amiin.

Maksud dari pak Jaidun tersebut adalah sebagai berikut:

Orang Lombok disini belum ada yang melanjutkan samapai diperguruan

tinggi. Cuma setingkat SMA saja. Kalau pak Jaidun sebenarnya punya keinginan

untuk melanjutkan pendidikan di tingkat SMA bahkan samapai di perguruan

tinggi. Tapi, kendalanya dulu beliu masih berada dilombok belum memiliki biaya

unutk sekolah. Jadi bapak jaidun dan keluarga pasrah aja. Karena menurut beliau

bahwa tidak bias jugaemaksakan kehendak. Beliu berharap kedepan anak-anak

beliau bisa melanjutkan sekolah.

Apa yang disampaikan informan tersebut menunjukan bahwa tingkat

pendidikan orang Lombok rata- rata rendah karena hal ini dipengaruhi oleh

adanya ekonomi mereka sewaktu masih berada di daerah asal. Namun mereka

masih punya keinginan untuk menyekolahkan para generasi, anak cucu mereka

untuk mengenyam pendidikan samapai diperguruan tinggi.

d. Integrasi Etnis Lombok Di Desa Dimito

Integrasi merupakan pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan

sosial dalam suatu sistem sosial tertentu. Sesuai hasil wawancara dengan bapak

Badri dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

“Selama saya disini belum ada perkelahian yang terjadi, Karena kami

disini hidup rukun dan saling menghargai antara sesama, baik itu berbeda

agama mapun suku. tapi kalau perbedaan pendapat itu ada, apalagi waktu

pemilihan kepala desa. Soalnya setiap suku ada perwakilan calon jadi

suasananya agak memanas. Tapi bagi kami itu hal yang wajar saja.”

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Maksud dari bapak Badri tersebut adalah sebagai berikut :

Selama beliau berada di lokasi transmigrasi beliau belum pernah melihat

adanya konflik, karena mereka hidup rukun di desa Dimito. dalam artian hampir

tidak pernah ada konflik fisik yang terjadi hanya konflik non fisik yang terjadi

seperti perbedaan pendapat yang terjadi dalam suatu musyawarah yang dilakukan.

Misalnya dalam pemilihan kepala desa karena hal ini dipengaruhi adanya

perwakilan calon di setiap suku di desa Dimito.

Kemudian bapak Mustiawan juga menambahkan dalam hasil wawancara

sebagai berikut :

“Kalu kami Etnis Lombok disini baik-baik, gak suka kalau ada masalah. Kalau

ada masalah, kami selalu menghindar karena kami tidak mau kehadiran

kami disini disangka jadi pengacau. Kalau cuma perbedaan pendapat itu

wajar saja, seperti kalau ada rapat di kantor desa perbedaan pendapat itu

hal biasa saja. Macam kemarin itu pembagian lahan kelapa sawit sempat

memanas tapi tidak samapai bakelahi.” (Wawancara, 21-12-2014)

Maksud dari bapak mustiawan adalah sebagai berikut :

Beliau menjelaskan bahwa Etnis Lombok di desa Dimito itu baik-baik,

kalau misalnya ada masalah mereka selalu mencoba untuk mengihindari.karena

mereka hawatir jangan sampai kehadiran mereka di Desa Dimito terindikasi

sebagai pemicu kekacauan. Menurut beliau bahwa kalau perbedaan pendapat itu

hal yang wajar terjadi di rapat-rapat atau musyawarah di Desa Dimito.

Selain hal tersebut di atas bapak kepala desa Dimito yakni bapak

Syahrudin Maliki juga menambahkan dalam hasil wawancara sebagai berikut :

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

“Selama ti Ayah jadi bulum pernah ada laporan terkait dengan adanya

konflik dilingkungan Etnis Lombok. Karena dorang hidup dengan tentram

dan saling menghargai. Cuma kalau perbedaan pendapat itu hal yang

wajar. bisanya dalam musyawarah itu sering kali terjadi.” (Wawancara,

21-12-2014)

Maksud dari Kepala Desa Dimito adalah sebagai berikut :

Beliau menjelaskan bahwa selama beliau menjabat belum pernah masuk

laporan terkait dengan konflik yang di lingkungan Etnis Lombok, hali ini

disebabkan karena Etnis Lombok memiliki sifat saling menghargai antara sesame.

Beliau juga menjelaskan bahwa kalau adanya perbedaan pendapat yang terjadi,

menurut beliau itu hal yang wajar saja, biasanya hal tersebut terjadi dikala ada

rapat-rapat atau musyawarah.

Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa di lingkungan Etnis

Lombok hampir tidak pernah ada konflik fisik yang terjadi hanya konflik hanya

perbedaan pendapat yang terjadi dalam suatu musyawarah yang dilakukan.

Contohnnya dalam musyawarah pemilihan kepala desa dan dalam musyawarah

pembagian lahan pertanian.

1.2.2.2. Keadaan Budaya Etnis Lombok Di Desa Dimito

a. Keadaan budaya Lombok ditengah mayoritas Orang Gorontalo

Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang

harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya

itu. Sehingga masing-masing individu atau suku bangsa memiliki kebudayaan

tersendiri.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Budaya Lombok dikenal dengan kebiasaanya memakai sarung. Hal ini

berawal dari ketekunan Etnis Lombok dalam beribadah. Namun, seiring dengan

perkembangan zaman hal itu telah mengalami perubahan dalam keseharian

mereka. Dimana Etnis Lombok yang biasanya dalam kegiatan keseharia dalam

acara silaturahim dan jalan-jalan keliling desa selalu memakai sarung, kini

cenderung telah menggunakan celana. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam hasil

wawancara dengan bapak Mubni sebagai berikut :

“ Dulu Kalau tua’ lampak-lampak le’te lebih deman pakai sarung

daripada celana. Karena leman shoalat biasa tua’ langsung lampak-lampak

le’balen ba’tur. Tapi skarang tua’ uwah ndek meleh pakai sarung. Tua’

sekarang uwah malu kance dngan Gorontalo yang biasa pakai celana.

Karena kalau tua’ pakai sarung dngan gorontalo bilang baru abis disunat.

Hehe tu’a jarin malu kance ba’tur Gorontalo.

Maksud dari bapak Mubni tersebut adalah sebagai berikut :

Dulu kalau paman lebih suka menggunakan sarung daripada celana.

Karena dari shoalat biasanya langsung jalan – jalan kerumah teman. Tapi

sekarang paman sudah cenderung memakai celana. paman sudah malu sama

teman-teman orang gorontalo yang biasanya pakai celana. Karena kalau paman

pakai sarung orang gorontalo dibilangin sama orang Gorontalo kalau paman abis

disunat.jadi paman malu sama teman-teman gorontalo.

Dari penjelasan informan tersebut telah jelas bahwa Etnis Lombok didesa

Dimito telah dipengaruhi oleh suku mayoritas yaitu suku gorontalo. Dimana Etnis

Lombok yang keseharianya biasanya menggunakan sarung kini telah berubah dan

telah menggunakan celana dalam keseharianya.

b. Asimilasi

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan

hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu

asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau

kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha

mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan

kepentingan serta tujuan bersama. Keadaan budaya etnis Lombok di desa Dimito

dapat dilihat dalam hasil wawancara.

Sesuai hasil wawancara dengan bapak Jaidun dapat diperoleh informasi

sebagai berikut :

“ Budaya kita le te ndekman ara yang berubah cuma kalau ara yang biasa

kita dngan Lombok laksanakan dianggap sulit dan masih ara yang

gampang untuk kita lakukan itu kami ikuti. Itu seperti diacara pernikahan,

kebiasaan kami le te lamun le resepsi no kami mangan bareng-bareng.

Tapi kami lelah doang dalam penyediaan dengan mangan, jadi kami ikuti

saja cara resepsi yang biasa dengan jawa lakukan le te. itu dibuat satu

ruangan khusus mangan dan siapa yang datang duluan dia yang duluan

mangan begitu seterusnya secara gantian sampai selesai acara. kecuali para

tokoh-tokoh dengan Lombok, itu memang ada tempat khusus dan mereka

duluan mangan dibandingkan dengan peserta undangan.” (Wawancara, 21-

12-2014)

Maksud dari bapak Jaidun tersebut adalah sebagai berikut :

Budaya etnis Lombok Didesa Dimito tidak ada yang berubah, akan tetapi

dengan adanya budaya orang jawa yang dianggap lebih baik dan mempermudah

proses berlangsungnya acara resepsi pernikahan, sehingga Etnis Lombok di Desa

Dimito mengkolaborasikan dua kebudayaan tersebut. Terkecuali para tokoh-tokoh

atau pemuka adat Etnis Lombok di Desa Dimito.

Kemudian bapak Mubni juga menambahkan dalam hasil wawancara

sebagai berikut :

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

“Budaya kami le te memang ndekman berubah, kami selalu menjaga

kelestarian budaya kami le te, kalaupun berubah itu hanya tambahan saja

supaya bagus pelaksanaan dalam acara. Seperti le acara pernikahan kalau

le resepsi biasanya tamu undangan no magan bareng-bareng. Tapi ternyata

kami kuawalahan juga dalam penyediaan manganan, sehingga kami

mencoba menambahkan cara resepsi yang biasa dengan jawa laksanakan le

te. Tapi itu khusus tamu undangan doang, lamun dengan tokoh- tokoh adat

kita seperti biasa saja, cuma ada tempat khusus buat mereka. Seperti

acaranya Abdul itu kan kamu liat sendiri.” (Wawancara, 21-12-2014)

Maksud dari bapak Mubni tersebut yakni sebagai berikut :

Badaya Etnis Lombok di Desa Dimito itu tidak berubah, mereka selalu

melestarikan budayanya, kalau ada perubahan itu hanya kolaborasi aja supaya

pelaksanaan bagus dan mudah, seperti halnya diacara pernikahn Etnis Lombok,

kalau di resepsi biasanya tamu undangan itu mangan secara serentak. Tapi karena

mereka kuawalahan dalam penyediaan manganan sehingga mereka mengikuti cara

resepsi yang biasa dengan jawa laksanakan. Tapi itu dikuhususkan kepada tamu

undangan saja. Kalau para pemuka adat Etnis Lombok itu ada tempat khusus.

Gambar proses pelayanan Etnis Lombok dalam resepsi acaraa perkawinan

di desa Dimito dapat dilihat sebagai berikut :

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

Gambar 6

Acara Pelayanan Resepsi Pernikahan Etnis Lombok

Dari gambar tersebut menunjukan bahwa budaya Etnis Lombok di desa

Dimito dalam pelayanan acara resepsi pernikahan telah mengalami percampuran.

Dimana telah dibuat satu kamar (yang terlihat di bagian kiri gambar) untuk tamu

atau para undangan yang hadir dalam acara resepsi tersebut.

Apa yang disampaikan beberapa informan dan dari gambar tersebut

menunjukan bahwa budaya Etnis Lombok di Desa Dimito telah mengalami

Percampuran budaya jawa yang digabung dengan adat budaya Lombok sehingga

akan meninggalkan tradisi adatnnya yang asli.

1.2.3. Pembangunan Desa Dimito

Salah satu faktor pembangunan dalam suatu desa yaitu faktor sosial

budaya. Faktor sosial budaya merupakan hal yang tidak kalah penting dalam

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

mensukseskan pembangunan, hal ini semakin jelas dari pengalaman bahwa

pembangunan tidak berhasil, walaupun kekayaan ekonomis primer melimpah

ruah, karena kekayaan ekonomi primer tergantung kepada mentalitas, pola

tindakan manusia yang terlibat dalam proses pembangunan itu, sedang pola

tindakan ditentukan oleh kuantitas manusia, pola hubungan kemasyarakatan.

Sehingga secara tidak langsung kehadiran Etnis Lombok dapat berpengaruh

terhadap pembangunan desa Dimito.

Hal ini dapat dilihat pada pembangunan Desa sebelum adanya masyarakat

transmigrasi yang salah satunya berasal dari Daerah Lombok yang masuk ke Desa

Dimito. Dimana yang awalnya Desa Dimito merupakan desa yang masih terbilang

hutan belantara yang tidak layak dihuni serta infrastrukturnya yang lemah seperti

halnya jalan raya yang menjadi salah satu penghubung antara desa dengan Desa

lainnya tidak tersedia. Akan tetapi, setelah adanya masyarakat transmigrasi yang

ditempatkan di Desa Dimito, keadaan pun kian berubah, yang dulunya Desa

Dimito merupakn Desa yang terlihat sebagai Hutan belantara kini telah menjadi

salah satu Desa yang layak untuk dihuni, pembangunan-pembangunan yang

dulunya tidak tersedia kini telah tersedia untuk masyarakat Desa Dimito dengan

masyarakat sekitar.

Seperti halnya yang didapatkan pada beberapa informan yang berhasil

diwawancarai. Seperti yang didapat dari hasil wawancara dengan Bapak Iton

yakni sebagai berikut :

“ Waktu bulum ada ini dorang orang trans disini Desa Dimito ini madelo

hutan uwty, masih banyak depe pohon-pohon yang basar skali disini ini, kong

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

kalu dulu m bajalan disini torang mesti mo pake tolu kong bulum ada olo depe

jalan tembusan kamari. Tapi sekarang torang lebe so sanang so banyak rumah-

rumah dan orang-orang yang kasana kamari. (Wawancara, 21-12-2014)

Maksud dari bapak iton tersebut diatas adalah sebagai berikut :

“ Waktu belum ada mereka orang transmigrasi disini, Desa Dimito ini

seperti hutan, masih banyak pohon-pohon yang besar sekali disini, dan jika

sedang berjalan harus memakai alat pelindung kepala dan juga belum ada jalan

yang menjadi penghubung untuk ke Desa Dimito. Tapi sekarang mereka ebih

senang karna sudah banyak rumah-rumah dan orang-orang yang lalu lalang.

Dari penjelasan diatas dimana Desa Dimito yang sebelumnya menjadi

tempat dimana masyarakat transmigrasi di tempatkan, masih menjadi salah satu

Desa yang ditumbuhi oleh pohon-pohon besar atau dapat dikatakan masih hutan

yang belum layak untuk di huni. Tapi setelah masyarakat transmigrasi

ditempatkan di Desa Dimito telah membawa banyak perubahan dalam hal

pembangunan Desa serta infrastruktur dan akses yang dapat menghubungkan

mereka dengan Desa sekitar.

1.3. Pembahasan

1.3.1. Keadaan Ekonomi Etnis Lombok Di Desa Dimito

Keadaan perekonomian Etnis Lombok Di Desa Dimito dibagi menjadi dua

tahap yang dimulai dari sebelum mengikuti kegiatan transmigrasi dan setelah

mengikuti kegiatan transmigrasi.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

1.3.1.1. Perekonomian Etnis Lombok Di Desa Dimito Sebelum Mengikuti

Program Transmigrasi

Etnis Lombok Di Desa Dimito merupakan transmigran yang berasal dari

kepulauan Lombok Porvinsi Nusa Tenggara Barat, yang secara sadar dan sengaja

mengikuti program transmigrasi dengan tujuan untuk merubah kehidupannya

yakni dari kehidupan yang seklilingya di hantui dengan kepadatan penduduk

dalam lingkungan, dan kurangnya lapangan kerja, serta tidak adanya produktifitas

dan pendapatan yang mampu memenuhi kehidupan keluarga menuju kekhidupan

yang diharapkan sesuai dengan tujuan transmigrasi. Yakni, sebagai salah satu

bentuk upaya pemerintah dalam mengambil keputusan, guna tercapainya

keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, serta

meningkatkan produktifitas dan peningkatan pendapatan bagi mereka yang

menjadi masyarakat transmigran (Yudohusodo 1998 : 77).

Sesuai dengan apa yang disampaikan informan, dapat diperoleh informasi

bahwa perekonomian dengan Lombok sebelum mengikuti program transmigrasi

rata-rata berada dibawah garis kemiskinan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya

tanah yang dapat diolah sebagai sumber kehidupan dan kurangnya lapangan

pekerjaan yang akan dijadikan sebagai jaminan kehidupan untuk memenuhi

kehidupan keluaraga. Sehingga hal itu dijadikan sebagai motivasi Etnis Lombok

untuk mengikuti program transmigrasi.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

1.3.1.2. Perekonomian Etnis Lombok Di Desa Dimito Setelah Mengikuti

Program Transmigrasi

Program Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah

dalam mengambil keputusan, guna tercapainya keseimbangan penyebaran

penduduk, memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan produktifitas dan

peningkatan pendapatan bagi mereka yang menjadi masyarakat transmigran.

Berdasarkan hal tersebut maka sudah sewajarnya para transmigran mengalami

perubahan kehidupan terutama yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi

(Yudohusodo ,1998 : 78).

Salah satu peranan program transmigrasi yang menonjol ialah

pemanfaatan sumber daya alam yang te rsedia dan pemanfaatan sumberdaya alam

yang tersedia dan penyaluran potensi sumberdaya manusia dalam rangka

peningkatan kesejahteraan dan pembangunan wilayah.Program transmigrasi juga

merupakan kegiatan investasi, baik dalam bentuk human investmen maupun

capital investmen. Sebagai proyek human investmen, program transmigrasi

memberikan dampak positif dalam bentuk peningkatan kualitas dan kesejahteraan

transmigrandan masyrakat disekitarnya (Yudohusodo ,1998 : 78).

Apa yang disampaikan informan, dapat diperoleh informasi bahwa

perekonomian Etnis Lombok setelah mengikuti program transmigrasi rata-rata

berada pada tahap peningakatan. Hal ini didukung oleh adanya ketersedian

lapangan pekerjaan berupa tanah yang dapat dijadikan sebagai ladang dan sawah

dilokasi transmigrasi.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

1.3.2. Perkembangan Hubungan Sosial Dan Budaya Etnis Lombok Di Desa

Dimito

1.3.2.1. Bentuk Interaksi Sosial Etnis Lombok Di Desa Dimito

Bentuk interaksi sosial dengan Lombok yang terjadi dapat dilihat dari

tingkat proses adaptasi Etnis Lombok di Desa Dimito, bentuk kerja sama Etnis

Lombok di Desa Dimito dan tingkat konflik Etnis Lombok di Desa Dimito.

a. Proses Adaptasi Etnis Lombok Di Desa Dimito

Adaptasi merupakan proses penyesuaian terhadap apapun yang terjadi

secara alamiah baik di dalam lingkungan hidup atau dalam sistem manusia

sebagai reaksi terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi terkait dengan

perubahan-perubahan lingkungan.

Sesuai data yang diperoleh dari beberapa informan dapat diperoleh

informasi bahwa mereka tidak mengalami kesulitan yang bebarti dalam

beradaptasi. Hal ini dalam artian penyesuaian diri terhadap sesama penduduk atau

dengan Lombok dengan suku lain. Mereka hanya mengalami kesulitan dengan

bahasa daerah setempat. Tetapi lambat laun seiring dengan berjalannya waktu

semua kesulitan itu dapat teratasi karena sifat kekeluargaan yang lahir dari setiap

suku yang ada di Desa Dimito.

b. Bentuk Kerja Sama Etnis Lombok Di Desa Dimito

Kerja sama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara

dengan-perdenganan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

tujuan bersama. Kerja sama timbul karena orientasi orang -perorangan terhadap

kelompoknya dan kelompok lainnya.

Sesuai informasi yang diperoleh dari beberapa informan, menunjukan

bahwa Etnis Lombok di Desa Dimito selalu bekerja sama dalam mengerjakan

pekerjaan yang terkait dengan kepentingan umum. Dalam hal ini kerja bakti yang

diselenggarakan oleh pihak pemerintah desa maupun kegiatan yang

diselenggarakan bersama dalam bentuk hajatan-hajatan dan hari-hari besar

tertentu. Seperti, gotong royong dalam membangun jalan, gotong royong dalam

acara ta’jiah, gotong royong dalam membersihkan lingkungan kantor desa.

e. Tingkat Pendidikan Etnis Lombok Di Desa Dimito

Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis yang

menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua pihak. Sebab, pendidikan adalah

faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan. Jika kita, sebagai bangsa, berhasil

membangun dasar-dasar pendidikan nasional dengan baik, maka diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang yang lain.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia (human

investment), yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu

bangsa. Bangsa-bangsa maju di dunia pasti ditopang oleh SDM berkualitas,

sehingga memiliki keunggulan hampir di semua bidang, termasuk ekonomi.

Apa yang disampaikan informan tersebut menunjukan bahwa tingkat

pendidikan orang Lombok rata- rata rendah karena hal ini dipengaruhi oleh

adanya ekonomi mereka sewaktu masih berada di daerah asal. Namun mereka

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

masih punya keinginan untuk menyekolahkan para generasi, anak cucu mereka

untuk mengenyam pendidikan samapai diperguruan tinggi

c. Integrasi Etnis Lombok Di Desa Dimito

Integrasi merupakan pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan

sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.

Sesuai informasi yang dapat diperoleh dari beberapa informan dapat

diperoleh informasi bahwa di lingkungan Etnis Lombok hampir tidak pernah ada

konflik fisik yang terjadi hanya konflik hanya saja terjadi perbedaan pendapat

yang terjadi dalam suatu musyawarah yang dilakukan. Contohnnya dalam

musyawarah pemilihan kepala desa dan dalam musyawarah pembagian lahan

pertanian.

1.3.2.2. Keadaan Budaya Etnis Lombok Di Desa Dimito

a. Keadaan budaya Lombok ditengah mayoritas Orang Gorontalo

Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang

harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya

itu. Sehingga masing-masing individu atau suku bangsa memiliki kebudayaan

tersendiri.

Budaya Lombok dikenal dengan kebiasaanya memakai sarung. Hal ini

berawal dari ketekunan Etnis Lombok dalam beribadah. Namun, seiring dengan

perkembangan zaman hal itu telah mengalami perubahan dalam keseharian

mereka. Dimana Etnis Lombok yang biasanya dalam kegiatan keseharia dalam

acara silaturahim dan jalan-jalan keliling desa selalu memakai sarung, kini

cenderung telah menggunakan celana

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil …eprints.ung.ac.id/7447/9/2013-2-69201-281409084-bab4-09012014090248.pdf · di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sukamulya di

b. Asimilasi

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan

hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu

asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau

kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha

mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan

kepentingan serta tujuan bersama.

Apa yang disampaikan beberapa informan dan dari gambar tersebut

menunjukan bahwa budaya Etnis Lombok di Desa Dimito telah mengalami

Percampuran budaya jawa yang digabung dengan adat budaya Lombok sehingga

akan meninggalkan tradisi adatnnya yang asli.