BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7447/4/T1... ·...

21
91 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang pengaruh gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga. Data yang diperoleh meliputi gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar yang diambil dari angket. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan masing-masing variabel, serta analisis regresi untuk pengujian hipotesis penelitian. Pada bab ini akan disajikan gambaran umum objek penelitian dan responden pada penelitian ini serta proses menganalisis data-data yang diberikan oleh responden tersebut untuk menjawab pertanyaan penelitian dan hipotesis yang telah diajukan pada bab 2 dan bab 3. Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan sofware SPSS version 16.0 Sebelum sampai pada tahap pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat pengaruh antar variabel independen dengan variabel dependen maka dilakukan terlebih dahulu uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas bertujuan untuk melihat valid dan konsistennya indikator penelitian. 4.1. Gambaran Umum Penelitian Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 29 Oktober 2012. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 79 dan kuesioner yang disebarkan kembali 79. Hal ini sesuai dengan jumlah sampel yang diharapkan pada setiap jurusan. Kuesioner

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7447/4/T1... ·...

91

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini diuraikan tentang pengaruh gaya mengajar dan

kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XII SMK Negeri I

Salatiga. Data yang diperoleh meliputi gaya mengajar dan kepemimpinan guru

terhadap motivasi belajar yang diambil dari angket. Selanjutnya data yang

terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk

menggambarkan masing-masing variabel, serta analisis regresi untuk pengujian

hipotesis penelitian. Pada bab ini akan disajikan gambaran umum objek

penelitian dan responden pada penelitian ini serta proses menganalisis data-data

yang diberikan oleh responden tersebut untuk menjawab pertanyaan penelitian

dan hipotesis yang telah diajukan pada bab 2 dan bab 3.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda

(multiple regression) dengan bantuan sofware SPSS version 16.0 Sebelum sampai

pada tahap pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat pengaruh antar

variabel independen dengan variabel dependen maka dilakukan terlebih dahulu uji

validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas bertujuan untuk

melihat valid dan konsistennya indikator penelitian.

4.1. Gambaran Umum Penelitian

Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 29 Oktober 2012. Kuesioner

yang disebarkan berjumlah 79 dan kuesioner yang disebarkan kembali 79. Hal ini

sesuai dengan jumlah sampel yang diharapkan pada setiap jurusan. Kuesioner

92

yang telah diisi dengan benar kemudian akan diolah menjadi data penelitian.

Jawaban responden memiliki nilai minimum 1 dan nilai maksimum 5 pada setiap

indikator.

4.2. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.2.1. Tempat Kedudukan

SMK Negeri 1 Salatiga berkedudukan di Jl. Nakula Sadewa I/3

Kembangarum, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti kota Salatiga.

4.2.2. Sejarah Berdirinya SMK N I Salatiga

Pada tahun 1967 di salatiga belum ada sekolah menengah kejuruan (SMK)

negeri, konon, pada tahun itu pula dibentuklah panitia pendiri SMEA persiapan

negeri yang diketahui oleh bapak walikotamadya salatiga (Bp.Letkol S.Soegiman

pada waktu itu), dan di dukung oleh bapak-bapak muspida. Dengan ijin atau

persetujuan kepala kantor perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Propinsi Jawa Tengah No.IDPE/435/D/67, tanggal 17 Januari 1967, maka

berdirilah SMEA yang berstatus persiapan di Salatiga. Atas dasar surat Bapak

Kepala Kantor Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi

Jawa Tengah tersebut, maka kami tingkatkan permohonan kami ke Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta agar kiranya ditingkatkan status SMEA

persiapan menjadi SMEA Negeri dengan surat kepala SMEA persiapan negeri

No.M/30/115 tanggal 25 mei 1968, yang dilampiri rekomendasi dari IDPE

propinsi Jawa Tengah, alhasil turunlah surat keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 191/UUK-3/1969 tanggal 25 mei 1968,

yang memberi peningkatan status persiapan menjadi negeri. Turunannya surat

93

keputusan menteri tersebut membuat hati kepala sekolah, guru dan staf tata usaha

serta para siswa-siswi menjadi gembira bercampur bangga. Namun dibalik

kegembiraan tersebut masih prihatin, sebab SMEA negeri pada waktu itu belum

memiliki gedung sekolah sendiri. Atas dasar jasa dan budi baik dari kepala

sekolah SMEP Negeri Salatiga (walaupun pada waktu itu SMEP Negeri juga

masih menumpang di asrama SPG Negeri Salatiga) dipinjamilah SMEA Negeri

ini sebanyak 4 lokal dan masuk pada siang hari, pimpinan sekolah pada waktu itu

ditunjuk Bapak Sri Sadana, B.A. (Almarhum).

Pada tahun berikutnya SMEA Negeri Salatiga diberi kesempatan untuk

menempati gedung bangsal kesenian milik SPG Negeri Salatiga dan masuk pagi

hari. Perlu diketahui bahwa bangsal tersebut masih terbuka, tanpa penyekat dan

tanpa pintu. Oleh karena itu ruang yang luasnya kira-kira 300 M2 dibagi lima

dalam ruangan dengan skat dinding bambu yang berlubang-lubang, sehingga

sering terjadi keributan. Bila murid-murid sedang diberi pelajaran, murid yang

lain mengganggu lewat dinding tersebut. Karena sekat antara kelas yang satu

dengan kelas yang lain mengganggu kelas-kelas yang lain. Untuk mengatasi

polusi suara itu lalu diadakan semacam konsensus oleh para guru, yaitu bila kelas

yang satu gurunya mengajar, kelas yang lain harus menulis. Namun sesekali juga

terjadi terpaksa semua guru mengajar lisan, sehingga suara guru itu tumpang

tindih, saling mengisi, menyebabkan murid-murid sering bingung untuk

membedakan mana suara guru kelasnya dengan guru di kelas lain. Kemudian

tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1970 SMEA Negeri Salatiga mendapat

pinjaman 4 lokal milik SMA Negeri di jalan kemiri walaupun dengan syarat

94

masih harus menyelesaikan bangunannya terlebih dahulu jalannya proses belajar

mengajar boleh dikatakan lancar, gangguan atau polusi suara dari kelas yang

berhimpitan sudah dapat teratasi. Yang menjadi problem baru ialah masalah

transportasi guru. Mereka harus mondar-mandir dari kelas yang berada di SPG

Negeri ke kelas yang ada di SMA kemiri kurang lebih 2 km dengan mengayuh

sepeda.

4.2.3. Visi dan Misi

a. Visi SMK Negeri I Salatiga

Menghasilkan lulusan yang Beriman, Kompeten, dan Kompetitif

serta berwawasan lingkungan

b. Misi SMK Negeri I Salatiga

1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan peserta didik

2. Mendidik peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung

jawab dan berkarakter

3. Mendidik peserta didik, mampu menerapkan hidup sehat, memiliki

wawasan pengetahuan, lingkungan dan seni

4. Mendidik dan melatih peserta didik memiliki keterampilann sesuai

kompetensi keahliannya.

5. Menumbuhkan jiwa dan semangat wirausaha

6. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan

4.3. Diskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya mengajar dan

kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK

95

Negeri I Salatiga. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel

terikat. Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, maka dalam penelitian ini

dibutuhkan tiga macam data, yaitu:

a. Data gaya mengajar sebagai variabel bebas (X1)

b. Data kepemimpinan guru sebagai variabel bebas (X2)

c. Data motivasi belajar sebagai variabel terikat (Y)

Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan

dokumentasi. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan kemudian dianalisis

dengan bantuan komputer program sofware SPSS versi 16.0, maka untuk

mengetahui deskripsi data dari masing-masing variabel terdiri dari mean, median,

modus, standar deviasi, variance, range, nilai maksimum, nilai minimum,

distribusi frekuensi dan diagram. Setelah hasilnya diperoleh, kemudian

dikonsultasikan dengan tabel 4.1 kriteria interpretasi skor seperti yang

dikemukakan oleh Riduwan dalam Riduwan dan Akdon (2009:150) adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1. Kriteria Interpretasi Skor

Skor Persentase Kriteria Interpretasi

0 % – 19,99 % Sangat Lemah

20 % – 39,99 % Lemah

40 % – 59,99 % Cukup

60 % – 79,99 % Kuat

80 % – 100 % Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2003:41)

Perhitungan angka persentase dari setiap variabel bertujuan untuk

mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel yaitu

96

gaya mengajar (X1), kepemimpinan guru (X2) dan motivasi belajar (Y). Angka

persentase variabel ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

= . 100%

Dimana :

AP = Angka Persentase yang dicari

Xi = Skor rata-rata (mean) setiap variabel

Sit = Skor ideal setiap variabel

Hasil statistik deskriptif dari ketiga variabel yaitu gaya mengajar (X1),

kepemimpinan guru (X2) dan motivasi belajar (Y) seperti pada tabel 4.2 berikut:

4.3.1. Variabel Gaya Mengajar

Hasil deskriptif tentang variabel gaya mengajar (X1) dalam tabel statistik

4.2 diterangkan bahwa terdapat 79 orang siswa yang mengisi angket dengan rata-

Tabel 4.2. Statistics

X1 X2 Y

N Valid 79 79 79

Missing 0 0 0

Mean 46.0000 71.9367 63.8481

Median 46.0000 74.0000 64.0000

Mode 43.00a 85.00 66.00

Std. Deviation 6.06799 1.03656E1 6.24107

Variance 36.821 107.445 38.951

Range 24.00 39.00 27.00

Minimum 35.00 46.00 53.00

Maximum 59.00 85.00 80.00

Sum 3634.00 5683.00 5044.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

97

rata (mean) sebesar 46; titik tengah (median) = 46; nilai yang sering muncul

(modus) = 43; simpangan baku (standar deviasi) = 6,067; tingkat penyebaran data

gaya mengajar (variance) = 36,821; rentangan (range) = 24; skor minimum dari

data gaya mengajar yang paling rendah adalah 35 dan skor maksimum dari data

gaya mengajar yang tertinggi adalah 59. Distribusi frekuensi gaya mengajar dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi variabel gaya mengajar dari 79 orang

siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga, 2012

Berdasar tabel 4.3 penyebaran skor gaya mengajar menunjukkan bahwa 23

responden (29,12%) memperoleh skor di sekitar nilai rata-ratanya yang bervariasi

adalah 46,5 – 49,5. Terdapat 39 responden (49,37%) yang memperoleh skor di

bawah nilai rata-rata yang bervariasi antara 35,5 – 45,5. Sebagian gaya mengajar

responden lainnya, yaitu 17 responden (21,51%) memperoleh skor diatas rata-rata,

yang bervariasi antara 50,5 – 61,5. Berdasarkan hasil perhitungan angka

persentase diperoleh rata-rata variabel gaya mengajar (X1) sebesar 70,76% dari

skor idealnya. Dengan demikian dapat diperoleh bahwa gaya mengajar berada

pada taraf kuat.

No Gaya mengajar Titik Tengah

(Xi)

Frekuensi

f Relatif % Kumulatif %

1. 35,5 – 38,5 37 8 10,13 10,13

2. 39,5 – 42,5 41 14 17,72 27,85

3. 43,5 – 45,5 44,5 17 21,52 49,37

4. 46,5 – 49,5 48 23 29,12 78,49

5. 50,5 – 53,5 52 7 8,86 87,35

6. 54,5 – 57,5 56 4 5,06 92,41

7. 58,5 – 61,5 60 6 7,59 100

Jumlah 79 100

Sumber: Data Primer yang diolah, 2012

98

4.3.2. Variabel Kepemimpinan Guru

Hasil deskriptif tentang variabel kepemimpinan guru (X2) dalam tabel

statistik 4.2 diterangkan bahwa terdapat 79 orang siswa yang mengisi angket

dengan rata-rata (mean) sebesar 71,94; titik tengah (median) = 74; nilai yang

sering muncul (modus) = 85; simpangan baku (standar deviasi) = 1,036; tingkat

penyebaran data kepemimpinan guru (variance) = 107,44; rentangan (range) =

39; skor minimum dari data kepemimpinan guru yang paling rendah adalah 46

dan skor maksimum dari data kepemimpinan guru yang tertinggi adalah 85.

Distribusi frekuensi kepemimpinan guru dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi variabel kepemimpinan guru dari 79 orang

siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga, 2012

Berdasar tabel 4.4 penyebaran skor kepemimpinan guru menunjukkan

bahwa 19 responden (24,05%) memperoleh skor di sekitar nilai rata-ratanya yang

bervariasi adalah 82,5 – 87,5. Terdapat 60 responden (75,95%) yang memperoleh

skor di bawah nilai rata-rata yang bervariasi antara 46,5 – 81,5. Berdasarkan hasil

perhitungan angka persentase diperoleh rata-rata variabel kepemimpinan guru

No Kepemimpinan

guru

Titik

Tengah (Xi)

Frekuensi

f Relatif % Kumulatif %

1. 46,5 – 51,5 49 3 3,80 3,80

2. 52,5 – 57,5 55 5 6,33 10,13

3. 58,5 – 63,5 61 9 11,39 21,52

4. 64,5 – 69,5 67 14 17,72 39,24

5. 70,5 – 75,5 73 17 21,52 60,76

6. 76,5 – 81,5 79 12 15,19 75,95

7. 82,5 – 87,5 85 19 24,05 100

Jumlah 79 100

Sumber: Data Primer yang diolah, 2012

99

(X2) sebesar 84,63% dari skor idealnya. Dengan demikian dapat diperoleh bahwa

kepemimpinan guru berada pada taraf sangat kuat.

4.3.3. Variabel Motivasi Belajar Siswa

Hasil deskriptif tentang variabel motivasi belajar (Y) dalam tabel statistik

4.2 diterangkan bahwa terdapat 79 orang siswa yang mengisi angket dengan rata-

rata (mean) sebesar 63,85; titik tengah (median) = 64; nilai yang sering muncul

(modus) = 66; simpangan baku (standar deviasi) = 6,241; tingkat penyebaran data

motivasi belajar (variance) = 38,95; rentangan (range) = 27; skor minimum dari

data motivasi belajar yang paling rendah adalah 53 dan skor maksimum dari data

motivasi belajar yang tertinggi adalah 80. Distribusi frekuensi motivasi belajar

dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi variabel motivasi belajar dari 79 orang siswa

kelas XII SMK Negeri I Salatiga, 2012

Berdasar tabel 4.5 penyebaran skor motivasi belajar menunjukkan bahwa

22 responden (27,85%) memperoleh skor di sekitar nilai rata-ratanya yang

bervariasi adalah 61,5 – 64,5. Terdapat 23 responden (29,12%) yang memperoleh

skor di bawah nilai rata-rata yang bervariasi antara 53,5 – 60,5. Sebagian motivasi

No Motivasi belajar Titik

Tengah (Xi)

Frekuensi

f Relatif % Kumulatif %

1. 53,5 – 56,5 55 10 12,66 12,66

2. 57,5 – 60,5 59 13 16,46 29,12

3. 61,5 – 64,5 63 22 27,85 56,97

4. 65,5 – 68,5 67 18 22,78 79,75

5. 69,5 – 72,5 71 8 10,13 89,88

6. 73,5 – 76,5 75 5 6,33 96,21

7. 77,5 – 80,5 79 3 3,79 100

Jumlah 79 100

Sumber: Data Primer yang diolah, 2012

100

belajar responden lainnya, yaitu 34 responden (43,03%) memperoleh skor diatas

rata-rata, yang bervariasi antara 65,5 – 80,5. Berdasarkan hasil perhitungan angka

persentase diperoleh rata-rata variabel motivasi belajar (Y) sebesar 79,81% dari

skor idealnya. Dengan demikian dapat diperoleh bahwa motivasi belajar berada

pada taraf kuat.

4.4. Uji Prasyarat Analisis Regresi

4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji kenormalan data. Jika data

berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik parametik,

sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis

menggunakan statistik non parametik.

Tabel 4.4. Uji Normalitas Gaya Mengajar, Kepemimpinan Guru dan

Motivasi Belajar One-

Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Gaya mengajar

Kepemimpinan

guru Motivasi belajar

N 79 79 79

Normal Parametersa Mean 46.0000 71.9367 63.8481

Std. Deviation 6.06799 10.36555 6.24107

Most Extreme

Differences

Absolute .105 .104 .099

Positive .105 .104 .099

Negative -.064 -.085 -.052

Kolmogorov-Smirnov Z .934 .922 .883

Asymp. Sig. (2-tailed) .348 .362 .417

a. Test distribution is Normal.

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan rumus One-Sample

Kolmogrov Smirnov Test dengan perhitungan program SPSS for windows release

101

16.0 dan berdasarkan penggitungan SPSS for windows release bahwa harga One-

Sample Kolmogrov Smirnov Test untuk variabel gaya mengajar diperoleh hasil

0,348. Untuk variabel kepemimpinan guru diperoleh hasil sebesar 0,362 dan

untuk motivasi belajar belajar diperoleh hasil sebesar 0,417. Dari data gaya

mengajar, kepemimpinan guru dan motivasi belajar dalam penelitian ini

berdistribusi normal karena lebih dari 0,05.

4.4.2. Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linier tidaknya hubungan

diantara data variabel bebas dengan data variabel terikat. Apabila data

berbentuk linier maka analisis data menggunakan analisis regresi linier, tetapi jika

tidak linier maka analisis data yang digunakan analisis regresi untuk pengujian

hipotesis non linier.

Uji linieritas garis regresi dalam penelitian ini menggunakan uji F dan

berdasarkan perhitungan SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.5. Uji Linieritas Gaya Mengajar terhadap Motivasi Belajar

Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

motivasibelaj

ar *

Gayamengaja

r

Between

Groups

(Combined) 949.142 18 52.730 1.514 .117

Linearity 487.287 1 487.287 13.996 .000

Deviation from

Linearity 461.854 17 27.168 .780 .707

Within Groups 2089.036 60 34.817

Total 3038.177 78

102

Tabel 4.6. Uji Linieritas Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

motiva

sibelaj

ar *

kepem

impina

nguru

Between

Groups

(Combined) 1815.250 32 56.727 2.134 .009

Linearity 1081.242 1 1081.242 40.671 .000

Deviation from

Linearity 734.008 31 23.678 .891 .628

Within Groups 1222.927 46 26.585

Total 3038.177 78

Variabel gaya mengajar diperoleh Fhitung = 0,780 dengan signifikansi 0,707

lebih besar dari 0,05. Kepemimpinan guru diperoleh Fhitung= 0,891 dengan

signifikansi 0,628 lebih besar dari 0,05 yang berarti data gaya mengajar,

kepemimpinan guru dan motivasi belajar dalam penelitian ini berbentuk linier

sehingga analisis regresi linier dapat digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian.

4.5. Uji Hipotesis

4.5.1. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah gaya mengajar dan

kepemimpinan guru mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar.

Penghitungan uji analisis berganda menggunakan bantuan komputer program

SPSS for windows release 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

103

Tabel 4.7. Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 54.215 6.255 8.668 .000

Gayamengajar -.295 .091 -.287 -3.249 .002

Kepemimpinangur

u .323 .053 .536 6.069 .000

a. Dependent Variable: motivasi belajar

Y = a + b1X1 + b2X2

Y = 54,215 + (-0,295)X1 +0,323X2

Persamaan regresi tersebut maka dapat dinterpretasikan sebagai berikut:

a) a = 54,215, artinya jika gaya mengajar dan kepemimpinan guru

konstan, maka motivasi belajar sebesar 54,215.

b) b1 = -0,295, artinya jika gaya mengajar meningkat satu point maka

akan menurunkan motivasi belajar sebesar -0,295.

c) b2 = 0,323, artinya kepemimpinan guru meningkat satu point maka

akan meningkatkan motivasi belajar sebesar 0,323.

4.5.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis secara parsial ini dimaksudkan untuk menguji

keberartian pengaruh dari masing-masing variabel bebas, yaitu gaya mengajar

(X1) kepemimpinan guru (X2) terhadap motivasi belajar (Y).

104

a. Pengaruh gaya mengajar (X1) terhadap motivasi belajar (Y).

Tabel 4.8. Koefisien Diterminan Gaya Mengajar terhadap Motivasi

Belajar

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .400a .160 .149 5.75573

a. Predictors: (Constant), Gayamengajar

Hasil pengujian hipotesis variabel gaya mengajar diperoleh koefisien

regresinya sebesar 0,160 (bertanda positif) terhadap motivasi belajar dan nilai

thitung sebesar -3,249 dengan signifikansi 0,002 sedangkan nilai ttabel untuk n = 79

sebesar -1.664. Kriteria pengujian adalah Ho ditolak jika thitung> ttabel dan nilai

signifikansi < α (0,05). Oleh karena thitung(-3,249) > ttabel (-1,664) dan nilai

signifikansi (0,002) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak atau Ha

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial ada pengaruh negatif dan

signifikan dari gaya mengajar terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas

XII SMK Negeri I Salatiga.

b. Pengaruh kepemimpinan guru (X2) terhadap motivasi belajar (Y).

Tabel 4.9. Koefisien Diterminan Kepemimpinan Guru terhadap

Motivasi Belajar

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .597a .356 .348 5.04130

a. Predictors: (Constant), kepemimpinanguru

Hasil pengujian hipotesis variabel kepemimpinan guru diperoleh

105

koefisien regresinya sebesar 0,356 (bertanda positif) terhadap motivasi

belajar dan thitung sebesar 6,069 dengan signifikansi 0,000 sedangkan nilai

ttabel untuk n = 79 sebesar 1,664. Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika

thitung> ttabel dan nilai signifikansi < α (0,05). Oleh karena thitung (6,069) >

ttabel (1,664) dan nilai signifikansi (0,000) < α (0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak atau Ha diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa secara parsial ada pengaruh positif signifikan dari kepemimpinan

guru terhadap motivasi belajar di kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I

Salatiga.

4.5.3. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria

dari uji F yaitu apabila Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak (menerima Ha) yang berarti

variabel gaya mengajar dan kepemimpinan guru secara bersama-sama

mempengaruhi motivasi belajar, dan sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel maka H0

diterima (Ha ditolak) yang berarti gaya mengajar dan kepemimpinan guru secara

bersama-sama tidak mempengaruhi motivasi belajar. Hasil analisis uji F sebagai

berikut:

Tabel 4.10. Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1319.920 2 659.960 29.191 .000a

Residual 1718.258 76 22.609

Total 3038.177 78

106

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1319.920 2 659.960 29.191 .000a

Residual 1718.258 76 22.609

Total 3038.177 78

a. Predictors: (Constant), kepemimpinan guru, Gaya

mengajar

b. Dependent Variable: motivasi belajar

Berdasarkan data hasil pengujian uji Fdengan menggunakan program SPSS

for windows release 16.0 diperoleh Fhitung=29,191 dengan harga signifikansi

sebesar 0,000 sedangkan Ftabel untuk nilai n = 79 sebesar 2,373, sehingga didapat

Fhitung > Ftabel dan nilai signifikansinya < α (0,05) oleh karena itu Fhitung (29,191) >

Ftabel (2,373) dan nilai signifikansi (0,000) < α (0,05), maka dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung yang

diperoleh tersebut signifikan sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diuji dalam

penelitian ini yaitu ada pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar dan

kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar dikalangan siswa kelas XII SMK

Negeri I Salatiga.

4.5.4. Koefisien Diterminasi (R2)

Koefisien diterminasi menyatakan prosentase total variasi dari variabel

dependen yang dijelaskan oleh variabel independen dalam model R berkisar

antara 0 sampai 1. Apabila R mendekati 1 ini menunjukan variasi variabel

dependen dapat dijelaskan dengan variabel lain.

107

Table 4.11. Koefisien Diterminasi Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru

terhadap Motivasi Belajar

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .659a .434 .420 4.75486

a. Predictors: (Constant), kepemimpinanguru, Gayamengajar

Besarnya pengaruh gaya mengajar dan kepemimpinan guru terhadap

motivasi belajar dapat diketahui melalui koefisien determinan RSquare. Hasil

penghitungan koefisien regresi diproleh sebesar RSquare 0,434 adalah

penguadratan dari koefisien korelasi atau 0,659 X 0,659. Hal ini menunjukan

bahwa sebesar 43,4% variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan oleh gaya

mengajar dan kepemimpinan guru. Sedangkan sebesar 56,6% lainya dijelaskan

oleh variabel lain diluar model.

4.6. Pembahasan Hasil Analisis

Siswa akan berhasil dalam proses belajar mengajar kalau dalam dirinya

sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut

motivasi. Motivasi sangat penting untuk mendorong siswa dalam belajar baik itu

motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik

kemauan belajarnya lebih kuat karena tidak tergantung pada faktor dari luar

dirinya sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi ekstrinsik maka kemauan

belajarnya tergantung pada faktor dari luar dirinya karena ada rangsangan dari

luar yang menyebabkan punya motivasi untuk belajar dan tugas gurulah untuk

mengarahkan dan merubah agar siswa belajar bukan karena adanya faktor dari

luar tetapi karena kebutuhan akan belajar sehingga hal itu bisa menjadi motivasi

108

intrinsik. Ada banyak faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa

yaitu faktor guru sebagai seorang pemimpin dan gaya guru dalam mengajar.

Guru merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting

dalam proses belajar mengajar, hal ini dikarenakan guru adalah orang yang

berhubungan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar, dengan gaya

mengajar dan kepemimpinan guru diharapkan siswa dapat terdorong untuk

mempunyai kemauan dalam belajar yang kuat.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan

pengujian secara statistik yaitu pengujian regresi berganda yang meliputi

pengujian secara bersama-sama yang sebelumnya diuji dengan uji prasyarat.

Dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0 diperoleh hasil

sebagai berikut: Y = 54,215 + (-0,295)X1 +0,323X2 (tabel 4.7) dari persamaan

tersebut maka dapat diartikan bahwa satu satuan nilai hasil oleh gaya mengajar

sebesar -0,295 dan kepemimpinan guru sebesar 0,323 dan konstanta 54,215. Jika

gaya mengajar dan kepemimpinan guru sebesar 0 maka motivasi belajar adalah

sebesar 54,215.

Gaya mengajar bersifat psikologis adalah guru mengajar yang disesuaikan

dengan motivasi siswa, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar mengajar.

Dengan tujuan untuk mengatasi kebosanan siswa dalam belajar sehingga siswa

bersemangat, bergairah dan berminat terhadap pelajaran di sekolah (Ali, 1996,

http://minhermina.blogspot.com/2010/05/mengenali-gaya-mengajar anda.html).

Teori tersebut ternyata berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di siswa kelas

XII SMA Negeri I Salatiga, yaitu gaya mengajar guru dalam proses belajar

109

mengajar berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar, dimana jika gaya

mengajar meningkat, maka motivasi belajar menurun. Hal ini di karenakan faktor

yang mempengaruhi motivasi siswa didominasi oleh faktor intrinsik. Santrock

(2009:204) berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi internal untuk

melakukan sesuatu demi hal itu sendiri. Ada empat jenis motivasi instrinsik

diantaranya (1) determinasi diri dan pilihan personal; (2) pengalaman optimal dan

penghayatan; (3) minat, dan (4) keterlibatan kognitif dan tanggung jawab terhadap

diri sendiri. Faktor-faktor lain yang menyebabkan gaya mengajar guru

berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar di SMK Negeri I Salatiga di

karenakan siswa sudah terbiasa dengan metode yang selalu diajarkan oleh guru

dan siswa cenderung lebih suka metode klasik yaitu metode mengajar dimana

siswanya pasif dan gurunya aktif, guru kurang banyak bergerak dalam mengajar,

saat mengajar guru kurang menggunakan gambar-gambar, ilustrasi-ilustrasi,

grafik-grafik.

Kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar yang kurang baik akan

berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Kepemimpinan menurut Young

dalam Kartono (2005:58) adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi,

yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu

berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang

tepat bagi situasi khusus. Guru diharapkan mampu menjalankan perannya sebagai

pemimpin di dalam kelas yang bertugas mengatur jalannya proses pembelajaran.

Guru yang seharusnya mengelola kondisi kelas agar tertib selama proses

pembelajaran sehingga perhatian siswa terfokus pada materi yang diberikan oleh

110

guru ternyata belum sepenuhnya dapat dijalankan. Berdasarkan hasil analisis

variabel kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar diperoleh bahwa ada

pengaruh positif signifikan dari kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar di

kalangan siswa kelas XII SMK Negeri I Salatiga. Maka dengan ini hipotesis yang

menyatakan ada pengaruh signifikan kepemimpinan guru terhadap motivasi

belajar diterima.

Berdasarkan analisis uji F pada tabel 4.10 diperoleh Fhitung=29,191 dengan

harga signifikansi sebesar 0,000 sedangkan Ftabel untuk nilai n =79 sebesar 2,373

sehingga didapat Fhitung> Ftabel dan nilai signifikansinya < α (0,05) oleh karena itu

Fhitung (29,191)>Ftabel (2,373) dan nilai signifikansi (0,000) < α (0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

Fhitung yang diperoleh tersebut signifikan sehingga hipotesis kerja (Ha) yang diuji

dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar dan

kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar dikalangan siswa kelas XII SMK

Negeri I Salatiga.

Berdasarkan pengujian koefisien determinasi diperoleh RSquare sebesar

0,434 adalah penguadratan dari koefisien korelasi atau 0,659 X 0,659. Hal ini

menunjukan bahwa sebesar 43,4% variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan

oleh gaya mengajar dan kepemimpinan guru. Sedangkan sebesar 56,6% lainya

dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel X1 mempengaruhi Y secara

sendiri sebesar 16%, setelah memasukkan variabel X2 dalam model variabel X2

hanya mampu menaikkan R2 sebesar 43,4% - 16% = 27,4%. Disisi lain variabel

X2 mempengaruhi Y secara sendiri sebesar 35,6%, dengan memasukan variabel

111

X1 dalam model, ternyata X1 mampu menaikkan nilai R2 sebesar 43,4% - 35,6% =

7,8%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel X2 memberi sumbangan variabel Y

lebih dominan daripada X1 memberi sumbangan pada variabel Y.