BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN...

13
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SMK PGRI 2 Salatiga, yang beralamat di Jalan Nakula Sadewa I, Kembang Arum Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga yang berjumlah 213 orang siswa yang terdiri dari 6 kelas untuk masing-masing kelas XA berjumlah 35 orang siswa, XB berjumlah 37 orang siswa, XC berjumlah 38 orang siswa, XD berjumlah 37 orang siswa, XE berjumlah 33 orang siswa, dan XF berjumlah 33 orang siswa. 1.2 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2011 untuk kelas XA, XC, dan XE yang berjumlah 106 orang siswa. Dan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2011 untuk kelas XB, XD, dan XF yang berjumlah 107 orang siswa. Penelitian dibantu langsung oleh guru bimbingan konseling. Jumlah sampel yang diteliti adalah seluruh siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga yang berjumlah 213 siswa. 1.3 ANALISIS DATA 1.3.1 Analisis Deskriptif 1.3.1.1 Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru Kategori yang digunakan adalah 4 kategori, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jumlah item yang digunakan untuk

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru

dan motivasi belajar siswa. Penelitian dilaksanakan di SMK PGRI 2 Salatiga,

yang beralamat di Jalan Nakula Sadewa I, Kembang Arum Salatiga. Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga yang berjumlah

213 orang siswa yang terdiri dari 6 kelas untuk masing-masing kelas XA

berjumlah 35 orang siswa, XB berjumlah 37 orang siswa, XC berjumlah 38 orang

siswa, XD berjumlah 37 orang siswa, XE berjumlah 33 orang siswa, dan XF

berjumlah 33 orang siswa.

1.2 PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2011 untuk kelas XA,

XC, dan XE yang berjumlah 106 orang siswa. Dan dilaksanakan pada tanggal 13

Desember 2011 untuk kelas XB, XD, dan XF yang berjumlah 107 orang siswa.

Penelitian dibantu langsung oleh guru bimbingan konseling. Jumlah sampel yang

diteliti adalah seluruh siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga yang berjumlah 213

siswa.

1.3 ANALISIS DATA

1.3.1 Analisis Deskriptif

1.3.1.1 Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru

Kategori yang digunakan adalah 4 kategori, yaitu sangat setuju, setuju,

tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jumlah item yang digunakan untuk

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

33

mengukur gaya kepemimpinan guru adalah 24 item valid dan masing-

masing dibagi menjadi 3 gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan

otoriter berjumlah 7 item valid, gaya kepemimpinan laissez faire

berjumlah 9 item valid, dan gaya kepemimpinan demokratis berjumlah 6

item valid

a. Skor yang diperoleh untuk gaya kepemimpinan otoriter bergerak dari:

Skor tertinggi= 4 x 7 = 28

Skor terendah= 1 x 7 = 7

Banyaknya kategori= 4

Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran gaya kepemimpinan

otoriter digunakan interval dengan rumus:

I = skor tertinggi - skor terendah = 28 – 7 = 5,25

Banyaknya pilihan 4

Berdasarkan perhitungan di atas didapat nilai interval sebesar 5,25 ,

sehingga dapat ditentukan kategori sebagai berikut:

7 ≤ x < 12,25 : rendah

12,26 ≤ x < 17,51 : sedang

17,52 ≤ x < 22,77 : tinggi

22,78 ≤ x < 28 : sangat tinggi

Frekuensi dan persentase hasil pengukuran untuk gaya kepemimpinan

otoriter berdasarkan kategori tersebut di atas dapat dilihat pada tabel 5.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

34

Tabel 5.

Kategorisasi untuk Persepsi Siswa terhadap

Gaya Kepemimpinan Guru Otoriter

Skor Kategori Frekuensi Persen

22,78 ≤ x < 28 Sangat tinggi 36 17% 17,52 ≤ x < 22,77 Tinggi 48 23% 12,26 ≤ x < 17,51 Sedang 76 36% 7 ≤ x < 12,25 Rendah 53 25%

Jumlah 213 100%

Berdasarkan data tabel 5 nampak bahwa persentase terbesar distribusi

gaya kepemimpinan otoriter berada pada kategori sedang (36 %). Data

ini bermakna bahwa sekitar 36 % yang menjadi subyek penelitian ini

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan otoriter berada pada kategori

rendah.

b. Skor yang diperoleh untuk gaya kepemimpinan laissez faire

bergerak dari:

Skor tertinggi= 4 x 9 = 36

Skor terendah= 1 x 9 = 9

Banyaknya kategori= 4

Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran gaya kepemimpinan

laissez faire digunakan interval dengan rumus:

I = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75

Banyaknya pilihan 4

Berdasarkan perhitungan di atas didapat nilai interval sebesar 6,75 ,

sehingga dapat ditentukan kategori sebagai berikut:

9 ≤ x < 15,75 : sangat rendah

15,76 ≤ x < 22,51 : rendah

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

35

22,52 ≤ x < 29,26 : tinggi

29,27 ≤ x < 36 : sangat tinggi

Frekuensi dan persentase hasil pengukuran untuk gaya kepemimpinan

laissez faire kepala sekolah berdasarkan kategori tersebut di atas dapat

dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Kategorisasi untuk Persepsi Siswa terhadap

Gaya Kepemimpinan Guru Laissez Faire

Skor Kategori Frekuensi Persen

29,27 ≤ x < 36 Sangat tinggi 46 22%

22,52 ≤ x < 29,26 Tinggi 50 23%

15,76 ≤ x < 22,51 Sedang 38 18%

9 ≤ x < 15,75 Rendah 79 37%

Jumlah 213 100%

Berdasarkan data tabel 6 nampak bahwa persentase terbesar distribusi

gaya kepemimpinan laissez faire berada pada kategori rendah (37 %).

Data ini bermakna bahwa sekitar 37 % yang menjadi subyek penelitian

ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan laissez faire berada pada

kategori rendah.

c. Skor yang diperoleh untuk gaya kepemimpinan demokratis

bergerak dari:

Skor tertinggi= 4 x 6 = 24

Skor terendah= 1 x 6 = 6

Banyaknya kategori= 4

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

36

Untuk menentukan tinggi rendahnya pengukuran gaya kepemimpinan

demokratis kepala sekolah digunakan interval dengan rumus:

I = skor tertinggi - skor terendah = 24-6 = 4,5

Banyaknya pilihan 4

Berdasarkan perhitungan di atas didapat nilai interval sebesar 4,5,

sehingga dapat ditentukan kategori sebagai berikut:

6 ≤ x < 10,5 : rendah

10,51 ≤ x < 15,01 : sedang

15,02 ≤ x < 19,52 : tinggi

19,53 ≤ x < 24 : sangat tinggi

Frekuensi dan persentase hasil pengukuran untuk gaya kepemimpinan

demokratis kepala sekolah berdasarkan kategori tersebut di atas dapat

dilihat pada tabel 7

Tabel 7

Kategorisasi untuk Persepsi Siswa terhadap

Gaya Kepemimpinan Guru Demokratis

Skor Kategori Frekuensi Persen

19,53 ≤ x < 24 Sangat tinggi 45 21%

15,02 ≤ x < 19,52 Tinggi 61 29%

10,51 ≤ x < 15,01 Sedang 57 27%

6 ≤ x < 10,5 Rendah 50 23%

Jumlah 213 100%

Berdasarkan data tabel 7 nampak bahwa persentase terbesar distribusi

gaya kepemimpinan demokratis berada pada kategori tinggi (29 %).

Data ini bermakna bahwa sekitar 29 % yang menjadi subyek penelitian

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

37

ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan demokratis berada pada

kategori tinggi.

1.3.1.2 Motivasi Belajar

Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar digunakan interval,

dengan rumus :

I = pilihan Banyaknya

dahSkor teren - nggiSkor terti

Kategori yang digunakan adalah 4 kategori, yaitu sangat setuju,

setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jumlah item yang

diujicobakan sebanyak 40 item dan yang valid berjumlah 38 item dengan

kategori jawaban mulai dari 1 hingga 4. Dengan demikian, untuk Variabel

Motivasi Belajar memiliki skor terendah adalah 1×38 (item valid) = 38

dan skor tertinggi adalah 4 ×38 (item valid) = 152, sehingga intervalnya

adalah :

I = 4

38 - 139 = 25,25

38 ≤ x < 63,25 : sangat rendah

63,26 ≤ x < 88,5 : rendah

88,5 ≤ x < 113,75 : tinggi

113,76 ≤ x < 139 : sangat tinggi

Tabel 8

Kategorisasi Variabel Motivasi Belajar

Skor Kriteria N Prosentase

(%)

113,76 ≤ x < 139 Sangat Tinggi 61 29%

88,5 ≤ x < 113,75 Tinggi 62 29%

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

38

63,26 ≤ x < 88,5 Sedang 51 24%

38 ≤ x < 63,25 Rendah 39 18%

1.4 HASIL UJI ASUMSI

Penulis melakukan beberapa uji asumsiy ang meliputi : uji normalitas dan

uji linearitas. Pengujian normalitas dan linieritas menggunakan Statistical

Product and Service Solution for Windows (SPSS) versi 17.0.

1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas pada table 9 berikut ini:

Tabel 9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kepemimpinan motivasi

N 213 213

Normal Parametersa,,b Mean 52.3568 94.9531

Std. Deviation 16.36939 29.73559

Most Extreme Differences Absolute .127 .095

Positive .127 .069

Negative -.077 -.095

Kolmogorov-Smirnov Z 1.853 1.385

Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .043

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil output diketahui bahwa variabel persepsi terhadap kepemimpinan

guru pada Asymp.Sig.(2-tailed) memiliki nilai 1.853 atau sign. p<0,05 dan variabel

motivasi belajar pada Asymp.Sig.(2-tailed) memiliki nilai 1.385 atau sign. p<0,05.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

39

2. Uji Linearitas

Tabel 10 ANOVA Table

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

motivasi *

kepemimpinan

Between Groups (Combined) 128180.302 52 2465.006 6.654 .000

Linearity 96359.174 1 96359.174 260.117 .000

Deviation from

Linearity

31821.128 51 623.944 1.684 .008

Within Groups 59271.229 160 370.445

Total 187451.531 212

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F sebesar 1.684 dengan signifikansi 0,008.

Ternyata hasil analisis menunjukkan bahwa sig.(0,008) < a (0,05), berarti data tidak

memenuhi uji asumsi linearitas.

4.5 Hasil Analisis Data

Selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian dengan tehnik korelasi

Spearman Brown. Dari pengolahan data terhadap kedua variabel penelitian,

ditemukan adanya korelasi positif sebesar 0.732 dan nilai signifikansi 0.000.

Karena nilai signifikansi kurang dari 0.05, maka dapat diintepretasikan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifkan antara kedua variabel. Artinya,

makin tinggi persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru, maka makin

tinggi pula motivasi belajar siswa. Tingkat korelasi (r) sebesar 0.732

menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara kedua variabel.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

40

Tabel 11

KORELASI

Correlations

motivasi kepemimpinan

Spearman's rho Motivasi Correlation Coefficient 1.000 .732**

Sig. (2-tailed) . .000

N 213 213

kepemimpinan Correlation Coefficient .732** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 213 213**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

41

TABEL 12

KORELASI ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP GAYA

KEPEMIMPINAN GURU OTORITER, LAISSEZ FAIRE, DEMOKRATIS

DAN MOTIVASI BELAJAR

Correlations

Otoriter Leizess Demokratis Motivasi

Spearman's rho Otoriter Correlation Coefficient 1.000 .813** .827** .695**

Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000

N 213 213 213 213

Laissez Faire Correlation Coefficient .813** 1.000 .942** .704**

Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000

N 213 213 213 213

Demokratis Correlation Coefficient .827** .942** 1.000 .713**

Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000

N 213 213 213 213

Motivasi Correlation Coefficient .695** .704** .713** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .

N 213 213 213 213

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel 12 di atas ditemukan adanya korelasi positif sebesar 0.695 dan

nilai signifikansi 0.000 terhadap gaya kepemimpinan guru yang otoriter dan

motivasi belajar. Sedangkan gaya kepemimpinan guru yang laissez faire dan

motivasi belajar ditemukan korelasi positif sebesar 0,704 dan nilai signifikansi

0,000. Dan juga ditemukan korelasi positif sebesar 0,713 dan nilai signifikansi

0,000 terhadap gaya kepemimpinan guru yang demokratis. Dan korelasi tertinggi

terdapat pada gaya kepemimpinan demokratis dengan korelasi positif sebesar

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

42

0,713 artinya persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru yang demokratis,

maka makin tinggi motivasi belajar siswa.

4.6 PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan

signifikan antara persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru dan motivasi

belajar siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa antara persepsi siswa terhadap

gaya kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa memiliki hubungan yang

erat. Hal tersebut ditunjukkan dengan (rxy) sebesar 0,732 dan nilai signifikansi

0,000, yang artinya semakin positif persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan

guru maka motivasi belajar akan tinggi pula. Gaya memimpin kelas memberikan

bobot tersendiri bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, dalam

mentransfer materi pelajaran pada siswa. Kemampuan siswa akan menentukan

apa yang harus dilakukan guru agar materi pelajaran yang diajarkan dapat

diterima, dipahami siswa, serta tujuan pengajaran dapat dicapai.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan pendapat Menurut Irwan Nasution

dan Syafaruddin (Manajemen Pengajaran : 2005), yang menjalankan

kepemimpinan dalam pembelajaran adalah guru, karena proses mempengaruhi

murid agar mau belajar dengan sukarela dan senang memungkinkan tujuan

pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Semakin senang perasaan (enjoyable)

anak dalam mengikuti pembelajaran, diharapkan tujuan pembelajaran yaitu

perubahan tingkah laku siswa tercapai secara optimal. Guru sebagai pemimpin

dalam proses pengajaran, berperan dalam mempengaruhi atau memotivasi siswa

agar mau melakukan pekerjaan yang diharapkan sehingga pekerjaan guru dalam

mengajar menjadi lancar, murid paham dan menguasai materi pelajaran sehingga

tercapai tujuan pembelajaran.

Dari pengolahan data terhadap variabel persepsi siswa terhadap gaya

kepemimpinan guru otoriter, laissez faire, demokratis dan motivasi belajar

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

43

ditemukan adanya korelasi positif sebesar 0.695 dan nilai signifikansi 0.000

terhadap gaya kepemimpinan guru yang otoriter dan motivasi belajar. Sedangkan

gaya kepemimpinan guru yang laissez faire dan motivasi belajar ditemukan

korelasi positif sebesar 0,704 dan nilai signifikansi 0,000. Dan juga ditemukan

korelasi positif sebesar 0,713 dan nilai signifikansi 0,000 terhadap gaya

kepemimpinan guru yang demokratis. Dan korelasi tertinggi terdapat pada gaya

kepemimpinan demokratis dengan korelasi positif sebesar 0,713 artinya persepsi

siswa terhadap gaya kepemimpinan guru yang demokratis, maka makin tinggi

motivasi belajar siswa.

Gaya memimpin kelas memberikan bobot tersendiri bagi guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar, dalam mentransfer materi pelajaran pada

siswa. Kemampuan siswa akan menentukan apa yang harus dilakukan guru agar

materi pelajaran yang diajarkan dapat diterima, dipahami siswa, serta tujuan

pengajaran dapat dicapai.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan pendapat Menurut Irwan Nasution

dan Syafaruddin (2005), yang menjalankan kepemimpinan dalam pembelajaran

adalah guru, karena proses mempengaruhi murid agar mau belajar dengan

sukarela dan senang memungkinkan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan

baik. Semakin senang perasaan (enjoyable) anak dalam mengikuti pembelajaran,

diharapkan tujuan pembelajaran yaitu perubahan tingkah laku siswa tercapai

secara optimal. Guru sebagai pemimpin dalam proses pengajaran, berperan dalam

mempengaruhi atau memotivasi siswa agar mau melakukan pekerjaan yang

diharapkan sehingga pekerjaan guru dalam mengajar menjadi lancar, murid

paham dan menguasai materi pelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

Rerata yang diperoleh dari variabel motivasi belajar sebesar 94,95, yang

masuk ke dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMK PGRI 2

Salatiga memiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga dapat diprediksikan

siswa tersebut akan cenderung belajar sungguh-sungguh pelajaran, sesuai

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 GAMBARAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1677/5/T1_132007017_BAB IV.pdfI = skor tertinggi - skor terendah = 36 - 9 = 6,75 Banyaknya

44

pendapat Callahan dan Clark (dalam Ratri, 2007) yang mengemukakan bahwa

motivasi adalah pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku

ke arah suatu tujuan tertentu. Siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh

apabila memiliki motivasi yang tinggi. Dengan kata lain, seorang siswa akan

belajar dengan baik apabila ada faktor pendorong, dalam hal ini adalah motivasi

belajar.

Persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru SMK PGRI 2 Salatiga,

ditunjukkan dari nilai rerata yang paling tinggi yang diperoleh pada gaya

kepemimpinan guru laissez faire sebesar 22,44 yang masuk ke dalam kategori

rendah. Dari penelitian yang dilakukan, peneliti melihat ada keterikatan antara

persepsi siswa terhadap gaya kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa.

Menurut Davis, 1996 (Irwan Nasution dan Syafaruddin :2005), dalam

konteks peran guru, memimpin adalah pekerjaan yang dilakukan oleh guru untuk

memberikan motivasi, mendorong dan membimbing siswa sehingga mereka akan

siap untuk mencapai tujuan belajar yang telah disepakati.

Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi

siswa terhadap gaya kepemimpinan guru dan motivasi belajar, namun generalisasi

kesimpulan ini terbatas dimana penelitian ini dilakukan, sehingga penerapan yang

lebih luas hendaknya didasari dengan penelitian kembali sesuai dengan lokasi

dimana penelitian ini diadakan.