BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ... - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/333/7/Bab 4.pdf · Dalam...

22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CAC tempat Terapi di daerah Surabaya Selatan. Luas tempat terapi ini sekitar panjang 25 meter dan lebar 15 meter. Sedangkan untuk ruangan kelasnya berukuran masing-masing panjang 4 meter dan lebar 4 meter. Ruangan ini memiliki bangku-bangku kecil yang tertatata rapi dan di beri sekat untuk memisahkan antara murid yang satu dengan yang lain. Meja yang sengaja di bentuk setengah lingkaran ditepi meja digunakan agar dapat membuat anak tetap diam, tiap meja ada dua kursi dimana satu kursi untuk murid dan satu kursi untuk terapis, sebuah almari tempat meletakkan tas terapi dan juga tas para murid. Dalam bangunan ini terdapat tiga ruang kelas untuk terapi satu ruangan untuk arena terapi bermain, dan satu ruang kantor. CAC berdiri pada hari Minggu, 7 Februari 1999. Saat awal berdiri, bernama autisme center A. Awalnya berdiri berdomisili Surabaya Pusat. Namun kini telah pindah berdomisili di Surabaya Selatan. Pertimbangan dasar berdirinya CAC selain karena pendiri (Drg. Hj. Illy Yudiono) memiliki anak menderita autis, pendirian sekolah ini kerena saat itu di Surabaya masih belum ada sekolah untuk anak-anak autis. Bahkan saat CAC berdiri, banyak anak autis yang dijadikan ajang bisnis. 54

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ... - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/333/7/Bab 4.pdf · Dalam...

54  

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CAC tempat Terapi di daerah Surabaya

Selatan. Luas tempat terapi ini sekitar panjang 25 meter dan lebar 15 meter.

Sedangkan untuk ruangan kelasnya berukuran masing-masing panjang 4 meter

dan lebar 4 meter. Ruangan ini memiliki bangku-bangku kecil yang tertatata rapi

dan di beri sekat untuk memisahkan antara murid yang satu dengan yang lain.

Meja yang sengaja di bentuk setengah lingkaran ditepi meja digunakan agar dapat

membuat anak tetap diam, tiap meja ada dua kursi dimana satu kursi untuk murid

dan satu kursi untuk terapis, sebuah almari tempat meletakkan tas terapi dan juga

tas para murid. Dalam bangunan ini terdapat tiga ruang kelas untuk terapi satu

ruangan untuk arena terapi bermain, dan satu ruang kantor.

CAC berdiri pada hari Minggu, 7 Februari 1999. Saat awal berdiri,

bernama autisme center A. Awalnya berdiri berdomisili Surabaya Pusat. Namun

kini telah pindah berdomisili di Surabaya Selatan.

Pertimbangan dasar berdirinya CAC selain karena pendiri (Drg. Hj. Illy

Yudiono) memiliki anak menderita autis, pendirian sekolah ini kerena saat itu di

Surabaya masih belum ada sekolah untuk anak-anak autis. Bahkan saat CAC

berdiri, banyak anak autis yang dijadikan ajang bisnis.

54

55  

  

Ide untuk mendirikan sekolah ini muncul ketika Prof Koesnoe merasa

khawatir terhadap sang cucu, pada awal 1998, dia meminta agar Pak Ir.Yudi

berhenti dari pekerjaannya. Bukan sekadar untuk membantu merawat Anaknya

yang pertama, akan tetapi Prof Koesnoe meminta agar Ir.Yudi (suami Drg. Hj. Illy

Yudiono) mendirikan sekolah autis. Dengan demikian, pendidikan Anaknya bisa

terjaga, sekaligus punya sumbangan kepada masyarakat.

Amanah itulah yang menjadi latar belakang perdirinya CAC ini. Nama ini

diambil dari penggabungan dua nama anak Drg. Hj. Illy Yudiono yaitu “anak

pertama dan anak keduanya”. Hingga diambillah nama CAC.

Sekolah CAC telah tumbuh dan berkembang sejak awal berdiri. Bahkan

Sekarang telah melayani 350 anak autis, 50 di antaranya berhasil masuk ke TK

dan SD reguler.

Dinding ruangan tiap kelas sama yaitu putih bersih, dengan tiap kelas

terdapat satu papan tulis berwarna putih, dalam ruangan ini juga di lengkapi

dengan satu kipas angin dinding dan juga pendingin ruangan (AC). Para pengajar

disini semuanya lulusan S1 Psikologi, dan sistem belajar disini satu pengajar satu

murid.

Sebelum dilakukannya penelitian ini, peneliti menyiapkan jadwal

pemberian treatmen, materi yang digunakan dalam penelitian, modul penelitian

untuk di gunakan oleh terapis yang mengajarkan terapi PECS ini, pencocokan

materi dengan pengajar dan pemilik CAC, dan tak lupa pula alat terapi PECS. Hal

lain yang peneliti siapkan yaitu kesiapan diri dari peneliti untuk mengkondisikan

56  

  

anak yang menjadi subyek penelitian ini. Kesemua ini dilakukan agar eksperimen

ini berjalan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal.

Tanggal 16 juni 2014 mengajukan izin proposal penelitian pada pihak

CAC, yang kemudian di acc oleh pihak pemilik CAC, dan peneliti mulai

melakukan pengamatan untuk masa baseline mulai tanggal 17 juni 2014. Baseline

di laksanakan selama 4 hari, lebih satu hari daripada yang telah dijadwalkan

peneliti dengan dosen pembimbing, hal ini dilakukan atas saran dari pemilik CAC

agar dapat menstabilkan situasi dan kondisi anak sebelum diberikannya treatmen.

Sayangnya mulai tanggal 23 juni CAC libur semester selama satu minggu, dan

mulai masuk tanggal 30 juni 2014, di hari senin tanggal 30 juni 2014 itulah

peneliti mulai memberikan treatmen berupa metode pembelajaran terapi PECS

terhadap subyek dengan di bantu oleh terapis yang ada di CAC yakni Ibu L dan

Ibu A, kenapa terapis yang membantu ada dua orang , karena memang di CAC

sistemnya satu anak dua penanggung jawab, jadi kebetulan anak yang menjadi

subyek peneliti adalah Ibu L dan Ibu A, treatmen ini dilakukan selama satu jam

mulai jam 11.00 - 12.00 WIB setiap hari senin hingga hari kamis, dan pada hari

jum’at dilakukan pengukuran (post test) tahap 1 melalui panduan observasi yang

sudah peneliti buat bersama dengan dosen pembimbing peneliti.

Hal ini dilakukan hingga minggu ke tiga sehingga post testnya terdapat 3

kali yang selalu di lakukan setiap hari jum’at. Jadi ketika hari jum’at subyek tidak

mendapatkan treatmen melainkan di ukur seberapa jauh peningkatan yang subyek

dapatkan selama diberikan treatment.

 

Ma

dilakukann

selama in

dengan m

dan analis

Se

menyimpu

kemampua

2.

Se

sebelumny

penelitian

maka dipe

tersebut.

G

asa treatme

nya analisi

ni, analisis

memperhatik

sis antar kon

telah mela

ulkan apaka

an komunik

Deskrips

telah mela

ya di analis

single case

eroleh bebe

Grafik 4.1 Ke

en dilaksan

s terhadap

yang digun

kan beberap

ndisi.

kukan anal

ah metode

kasi verbal p

si Hasil Pen

akukan ana

sis dengan

e experimen

rapa output

emampuan

0

0.5

1

Junm

lah Ko

sa Kata

  

nakan hingg

hasil-hasil

nakan adala

pa kompone

lisis dianta

pembelaja

pada anak a

nelitian

alisis data

beberapa k

ntal yakni an

t data. Berik

Komunikas

kata

1 2 3 4

Ses

Gra

ga tanggal

dari treatm

ah statistik

en yakni an

ara dua tah

aran terapi

autis atau tid

mengguna

komponen y

nalisis dalam

kut adalah

si Verbal an

5 6 7

si

fik KKVA

18 juli 2

ment yang

deskriptif

nalisis visua

hap tersebu

PECS itu

dak.

akan analis

yang harus

m kondisi d

deskripsi gr

nak autis asp

A

Kosa 

Lineakata)

014, setela

sudah dibe

yang seder

al dalam ko

ut peneliti

efektif terh

sis grafik

dilakukan

dan antar ko

rafik output

pek jumlah

kata

r (Kosa 

57 

ah itu

erikan

rhana,

ondisi

dapat

hadap

yang

pada

ondisi

t data

kosa

58  

  

Pada data grafik pertama menguraikan tentang peningkatan komunikasi

verbal dalam komponen banyaknya jumlah kosa kata yang dimiliki anak, dalam

grafik menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan, hal ini di lihat dari

analisis dalam kondisi dari salah satu aspek pengukur komunikasi verbal anak

autis yaitu banyaknya jumlah kosa kata yang dimiliki anak, menyimpulkan

bahwasanya tidak ada perubahan dari pemberian metode pembelajaran PECS

terhadap komunikasi verbal anak ditinjau dari aspek kosa kata. Terlihat dari tabel

analisis yang terakhir yaitu level perubahan dibawah ini.

Tabel 4.1 tabel analisi dalam kondisi aspek jumlah kosa kata anak

Kondisi A/1 B/2 1. Panjang Kondisi 4 15 2. Estimasi Kecenderungan Arah 3. Kecenderungan Stabilitas Variabel

(tdk stabil) 0%

Variabel (tdk stabil) 0%

4. Kecenderungan Jejak 5. Level Stabilitas dan Rentang Variabel

(tdk stabil) 0-0

Variabel (tdk stabil) 0-0

6. Level Perubahan 0-0 (=)

0-0 (=)

Dapat dilihat bahwasanya dalam level perubahan tidak ada perubahan

sama sekali antara sebelum diberi metode pembelajaran PECS dengan sesudah

diberikan treatment terhadap anak. Dan untuk analisis antar kondisi juga

menyimpulkan bahwasanya untuk aspek pertama tidak terdapat perubahan antara

A1 dengan B1.

 

Kondisi Y

1. Ju2. Pe

Ef

3. PeKe

4. Pe

5. Pe

Ta

pemberian

4

Pa

jumlah pe

terdapat p

Tabel 4

Yang diban

umlah Variaerubahan Afeknya

erubahan ecenderungerubahan L

ersentase O

abel di atas

n metode PE

4.2 Grafik K

ada grafik k

ertanyaan y

erubahan ya

4.2 tabel ana

ndingkan

abel Arah dan

gan StabilitLevel

Overlap

sudah men

ECS dengan

Kemampuan

kedua tentan

yang anak a

ang dapat d

0

0.5

1

Junm

lah Ana

k Be

rtan

ya

  

lisis antar ko

B1 A1 2:11

(=Tida

tas Vari

(0-0) 0 0%

njelaskan b

n meningkat

n Komunika

Bertany

ng aspek p

ajukan kepa

dilihat dalam

1 2 3 4

Gra

ondisi aspek j

=) ak ada perubabel ke Var

)

bahwa tidak

tnya komun

asi Verbal A

ya

pengukur ya

ada shadow

m tabel level

4 5 6

Sesi 

afik KKV

jumlah kosa

(=)

bahan riabel

k terdapat p

nikasi verba

Anak Autis

ang kedua y

w, dalam ha

l perubahan

7

VA

a kata anak

perubahan a

al anak autis

Aspek Jum

yaitu banya

al ini juga

n dibawah in

Bertanya

59 

antara

s.

mlah

aknya

tidak

ni.

60  

  

4.3 tabel analisis dalam kondisi aspek jumlah bertanya anak

Kondisi A/1 B/2 1. Panjang Kondisi 4 15 2. Estimasi Kecenderungan Arah 3. Kecenderungan Stabilitas Variabel

(tdk stabil) 0%

Variabel (tdk stabil) 0%

4. Kecenderungan Jejak 5. Level Stabilitas dan Rentang Variabel

(tdk stabil) 0-0

Variabel (tdk stabil) 0-0

6. Level Perubahan 0-0 (=)

0-0 (=)

Dan untuk analisis antar kondisi juga menyimpulkan tidak adanya perubahan

yang signifikan dari adanya treatment metode pembelajaran terapi PECS terhadap

kemampuan komunikasi verbal anak autis dilihat dari aspek berapa jumlah anak bertanya

sederhana pada orang lain. Hal ini mungkin tidak menunjukkan hasil dikarenakan kondisi

subyek yang memang belum bisa bicara, dan mengatakan apapun, selain itu dikarenakan

waktu yang terbatas bagi peneliti dalam melakukan treatmen kepada subyek.

4.4 tabel analisis antar kondisi kemampuan komunikasi verbal anak autis dalam

aspek jumlah anak bertanya

Kondisi Yang dibandingkan B1 A1 2:1

1. Jumlah Variabel 1 2. Perubahan Arah dan

Efeknya (=) (=) Tidak ada perubahan

3. Perubahan Kecenderungan Stabilitas

Variabel ke Variabel

4. Perubahan Level (0-0)

 

5. Pe

As

pertanyaan

baseline d

4

Di

aspek yan

(A) dan se

4.

da

Kondisi 1. Pa2. Es3. Ke

ersentase O

spek yang k

n sederhana

dan masa tre

.3 grafik ke

lihat dari gr

ng ketiga tid

etelah masa

5 tabel anal

alam aspek j

anjang Konstimasi Kececenderung

Overlap

ketiga yakni

a, dapat di

eatmen men

emampuan k

anak menj

rafik di atas

dak terdapat

treatmen di

lisis dalam k

jumlah anak

ndisi cenderungagan Stabilit

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

Junm

lah Ana

k Men

jawab

  

0 0%

i aspek bany

lihat di gra

nghasilkan ju

komunikasi

jawab perta

s dan di ana

t perubahan

ilakukan (B

kondisi kem

k mampu m

an Arah tas

1 2 3

G

yaknya jum

afik di baw

umlah angk

verbal anak

anyaan seder

alisi dengan

n yang sign

B).

mampuan ko

menjawab pe

4 5

Sesi 

Grafik KK

mlah anak m

wah ini bah

ka yang sam

k autis dalam

rhana

n analis dala

nifikan antar

omunikasi v

ertanyaan se

A/1 4 Vari

6 7

KVA

mampu menj

hwa antara

ma yaitu (0)

m aspek jum

am kondisi u

ra masa bas

verbal anak

ederhana

B/2 15

iabel Var

Menjaw

61 

jawab

masa

mlah

untuk

seline

autis

riabel

wab

62  

  

(tdk stabil) 0%

(tdk stabil) 0%

4. Kecenderungan Jejak 5. Level Stabilitas dan Rentang Variabel

(tdk stabil) 0-0

Variabel (tdk stabil) 0-0

6. Level Perubahan 0-0 (=)

0-0 (=)

Didukung dengan hasil analisis antar kondisi yaitu tidak terdapat

perubahan arah atau efek dari pemberian metode PECS terhadap meningkatnya

komunikasi verbal anak autis, dapat dilihat pada analisi antar kondisi, bahwa arah

kecenderungan dan efek treatmen menunjukkan hasil yang tetap, (=).

4.6 Tabel analisis antar kondisi aspek jumlah anak menjawab pertanyaan

Kondisi Yang dibandingkan B1 A1 2:1

1. Jumlah Variabel 1 2. Perubahan Arah dan

Efeknya (=) (=) Tidak ada perubahan

3. Perubahan Kecenderungan Stabilitas

Variabel ke Variabel

4. Perubahan Level (0-0) 0

5. Persentase Overlap 0%

Untuk grafik yang keempat menguraikan tentang aspek seberapa banyak

anak mampu memahami sebuah makna dari kata, namun sayang dalam aspek ini

juga menyimpulkan bahwasanya tidakk ada efek atau tidak ada perubahan yang

signifikan terhadap kemampuan komunikasi verbal anak autis.

 

Da

kesimpula

signifikan

menunjuk

sama hal i

treatmen d

Kondisi 1. Pa2. Es3. Ke

4. Ke5. Le

4.4 grafik

alam penjel

an yang sam

n atau dari s

kkan bahwa

itu menunju

dan masa se

4.7 tabel

anjang Konstimasi Kececenderung

ecenderungevel Stabilit

k kemampu

Memaham

lasan analis

ma yakni pa

tabilitas ke

arah kecen

ukkan tidak

etelah diberi

analisis dala

ndisi cenderungagan Stabilit

gan Jejak tas dan Ren

00.20.40.60.81

Junm

lah Mem

aham

i Kata

  

uan komunik

mi makna d

si dalam ko

da level per

stabilitas, s

nderungan d

adanya per

ikannya trea

am kondisi a

an Arah tas

ntang

1 2 3

kasi verbal

dari sebuah

ondisi dan a

rubahan tid

sedangkan d

dan efek tera

rubahan ant

atmen.

aspek jumlah

4 5

Sesi

Grafik K

anak autis d

kata

antar kondi

dak terdapat

dalam anali

api menunju

ara masa se

h memahami

A/1 4 Vari(tdk stabi0% Vari(tdk stabi0-0

6 7

KKVA

dalam aspek

isi menunju

perubahan

isis antar ko

ukkan arah

ebelum dibe

sebuah kata

B/2 15

iabel

il)

Var(tdkstab0%

iabel

il)

Var(tdkstab0-0

Memaham

63 

k

ukkan

yang

ondisi

yang

erikan

riabel k bil)

riabel k bil)

mi Kata

 

6. Le

Kondisi Y

1. Ju2. Pe

Ef

3. PeKe

4. Pe

5. Pe

Gr

yaitu aspe

terapis ata

evel Peruba

4.8 tabel

Yang diban

umlah Variaerubahan Afeknya

erubahan ecenderungerubahan L

ersentase O

rafik yang t

ek mendeng

au shadow.

4.5 grafik

ahan

l analisis ant

ndingkan

abel Arah dan

gan StabilitLevel

Overlap

terakhir yak

garkan apa

k kemampu

kemam

0

5

10

15

20

Junm

lah Ana

k Men

dengarkan

  

tar kondisi as

B1 A1 2:11

(=Tida

tas Vari

(0-0) 0 0%

kni mengura

a yang dika

uan komunik

mpuan men

1 2 3

G

spek jumlah

=) ak ada perubabel ke Var

)

aikan tentan

atakan oleh

kasi verbal

ndengar anak

4 5

Grafik K

0-0 (=)

memahami s

(=)

bahan riabel

ng aspek ko

h orang lain

anak autis d

k

6 7

KKVA

0-0 (=)

sebuah kata

omunikasi v

n terutama

dalam aspek

mendenga

64 

verbal

oleh

k

rkan

 

Da

memuaska

mendenga

melihat gr

dulu panja

1.

Se

estimasi k

fase basel

sejajar de

grafik diba

Ga

kecenderu

2.

alam hal ini

an dikarena

arkan perin

rafik 4.5 di a

ang kondisi

Panjang k

telah meng

kecenderung

line begitu

ngan absis

awah ini.

4.6 graf

aris kuning

ungan arah p

Estimasi k

i metode pe

akan adany

ntah yang d

atas dapat d

yakni panja

kondisi

getahui pan

gan arah, h

juga deng

yang men

fik analisis

diatas lah

perubahan d

kecenderung

0

5

10

15

20

Junm

lah Ana

k Men

dengarkan

  

embelajaran

ya peningk

dikatakan o

di analisis d

ang antara m

A1/ 4

njang kond

hal ini dilak

gan fase tre

ghubungkan

dalam kond

h yang men

dari fase bas

gan arah

0

5

0

5

0

1 2 3

G

n PECS mem

katan jumla

oleh terapis

dalam kondi

masa baselin

disi langka

kukan deng

eatment. Ke

n titik temu

disi estimas

njadu acuan

seline ke fas

A

4 5 6

Grafik K

mberikan h

ah banyakn

s atau oran

si dengan c

ne dan mas

B2/13

ah selanjutn

gan cara me

emudian di

u dua bagi

i kecenderu

n bagaiman

se treatmen

B

6 7

KVA

hasil yang se

nya subyek

ng lain. Se

ara mencari

a treatmen

nya menge

embagi dua

tarik garis

ian, seperti

ungan arah

na arah est

nt.

mendengark

65 

edikit

mau

etelah

i tahu

etahui

a data

yang

pada

timasi

kan

 

me

sem

ba

Se

Kemudian

enghitung 1

Skor tertin

15

Lalu dilan

mua data p

seline

(15+15+1

Menentuk

14,75 + (

Menetuka

14,75 – ( ½

hingga tam

Junm

lah Ana

n menghit

5% dari sko

nggi x

x

njut dengan

pada fase b

4+15) : 4 =

kan batas ata

½ x 2,25) =

an batas baw

½ x 2,25) =

mpak pada gr

4

13.5

14

14.5

15

15.5

1

Men

dengarkan

  

tung kece

or tertinggi

kriteri

0,15

menghitun

baseline da

14,75

as yaitu mea

= 15.87

wah yaitu m

= 13,62

rafik 4.7 dib

.7 grafik me

1 2 3 4

Graf

enderungan

pada grafik

a stabilitas

ng mean lev

an membag

an level + ½

mean level -

bawah ini

enghitung s

5 6 7

fik KKVA

15,87

14,75

13.6

stabilitas

k

= rent

= 2,25

vel dengan c

gi dengan j

½ dari rentan

½ dari renta

stabilitas

A

men

7

5

62

dengan

ang stabilita

5

cara: menju

umlah sesi

ng stabilitas

ang stabilita

ndengarkan

66 

cara

as

umlah

i fase

s

as

67  

  

Menghitung presentase data point pada kondisi baseline yang

berada dalam rentang stabilitas dengan cara:

Banyaknya point dlm rentang banyak data point presentase

4 4 100%

3. kecenderungan stabilitas stabil (100%) stabil (100%)

Menentukan kecenderungan jejak dapat dilihat di kecenderungan arah

4. kencenderungan jejak A B

menentukan level stabilitas dan rentang sebagaimana telah di hitung di

atas yaitu stabil dengan rentang 14-15

5. Level stabilitas dan rentang stabil stabil

14-15 15-17

Menentukan level perubahan dari menghitung selisih hari pertama dan

data terakhir di fase baseline

Data yang besar - data yang kecil presentase

15 - 15 0

Dengan demikian level perubahannya adalah

6. Level perubahan 15-15 17-15

0 +2

68  

  

Maka dapat disimpulkan pada tabel 4.9 dibawah ini

4.9 tabel analisis dalam kondisi kemampuan komunikasi verbal anak autis

dalam aspek kemampuan mendengarkan

Kondisi A/1 B/2 1. Panjang Kondisi 4 15 2. Estimasi Kecenderungan Arah

(=) (+)

3. Kecenderungan Stabilitas Stabil 100%

Stabil 100%

4. Kecenderungan Jejak (=)

(+)

5. Level Stabilitas dan Rentang Stabil 14-15

Stabil 15-17

6. Level Perubahan 15-15 (0)

17-15 (+2)

Untuk analisis antar kondisi yang pertama kali dilakukan adalah menentukan

jumlah variabel yang ingin dirubah

1. Jumlah variabel yang dirubah 1

Selanjutnya menentukan kecenderungan arah dan efeknya dengan mengambil

dari analisi dalam kondisi seperti yang tertera di tabel 4.9

2. Perubahan arah dan efeknya

= +

Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas ini dilihat dari kecenderungan

stabilitas pada fase A dan fase B pada rangkuman analisi dalam kondisi di atas.

3. Perubahan kecenderungan stabilitas Stabil ke Stabil

69  

  

Menentukan level perubahan dengan cara mengambil point terakhir di fase A dan

sesi pertama di fase B kemudian hitung berapa selisihnya , untuk disini fase

terakhirnya poinnya 15 dan fase pertamanya 15 maka (15-15) sehingga menjadi 0,

karena hasilnya nol berarti disini menunjukkan perubahan level yang stagnan atau

diam ditempat dan sama saja, kemungkinan adanya kemajuan itu hanya sedikit dan

tidak terlihat jelas.

4. Perubahan level (15-15)

0

Yang terakhir menentukan overlap data dengan cara mellihat batas atas dan batas

bawah fase baseline pada analisis kondisi dan, kemudian hitung jumlah point fase B yang

masuk dalam range batas atas dan batas bawah kemudian di bagi dengan jumlah sesi fase

B dan dikalikan 100

5. Presentase overlap 1:3x100 33,33%

Semakin kecil presentase yang didapat pada overlap menunjukkan bahwa

semakin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior. Dan presentase yang didapat

adalah 33,33 % dimana masih hampir ¾ dari angka 100% sehingga dapat disimpulkan

dalam aspek kemampuan mendengar anak dalam diberikannya intruksi oleh orang lain

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang baik dari intervensi yang diberikan yakni

meode pembelajara PECS terhadap salah satu aspek kemampuan komunikasi verbal anak

autis.

Semua data di atas disimpulkan menjadi tabel analisis antar kondisi seperti pada

tabel 4.10 dibawah ini.

70  

  

4.10 tabel analisi data antar kondisi kemampuan komunikasi verbal anak dalam

aspek kemampuan mendengarkan intruksi dari orang lain

Kondisi Yang dibandingkan B1 A1 2:1

1. Jumlah Variabel 1 2. Perubahan Arah dan

Efeknya (=) (+) Ada perubahan

3. Perubahan Kecenderungan Stabilitas

Variabel ke Stabil

4. Perubahan Level (15-15) 0

5. Persentase Overlap 33,33%

Dari masing-masing data analisis yang sudah dipaparkan diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwasanya terdapat perubahan pada kemampuan mendengar

anak yang diberikan treatmen berupa metode pembelajaran PECS.

Analisis grafik dengan menggunakan analisis visual dalam kondisi, dan

analisis visual antar kondisi menyatakan apabila terdapat kecenderungan arah

yang meningkat hal itu dapat dikatakan bahwasanya target behavior yang ingin di

rubah berhasil atau dalam penelitian ini efektif. Pada penelitian ini terlihat bahwa

dari lima aspek sebuah pengukuran komunikasi verbal pada anak autis arah

kecenderungan dan efek dari yang diukur menyatakan hasil 0 (=), yang artinya

bahwa metode pembelajaran terapi PECS ini tidak efektif pada peningkatan

komunikasi verbal pada anak autis.

71  

  

B. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan grafik deskriptif sederhana

(Juang;2006) yang dianalisis melalui analisis visual baik dalam kondisi maupun

antar kondisi. Dan setiap aspek pengukur komunikasi verbal anak autis melalui

panduan observasi akan dibuatkan satu per satu grafik dan dianalisis sendiri-

sendiri dengan analisis dalam kondisi juga antar kondisi.

Setelah pengujian hipotesisi dengan grafik deskriptif sederhana, pada

analisis visual dalam kondisi maupun antar kondisi pada aspek yang pertama

yakni aspek jumlah kosa kata anak menunjukkan bahwasanya level perubahan

antara masa baseline (A1) dengan masa treatmen (B2) itu nilainya sama yaitu “0”

(=) yang berarti tidak ada perubahan dalam penambahan jumlah kosa kata pada

anak yang sudah di berikan treatment metode pembelajaran PECS.

Berdasarkan hasil analisis dalam kondisi dan antar kondisi dalam aspek

jumlah banyak bertanya dan menjawab ternyata juga menyimpulkan yang sama

yakni paada level perubahan di analisis dalam kondisi juga pada perubahan dan

efek di analisis antar kondisi menunjukkan hal yang sama antar masa baseline

(A1) dan juga masa treatmen (B2) yaitu bernilai 0 (=) yang berarti tidak ada

perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan tretamen.

Nilai aspek mendengarkan apa yang diperintahkan memiliki nilai yang

berbeda, disini terdapat perubahan meskipun tidak terlalu banyak, hal ini terlihat

dalam analisi dalam kondisi pada level perubahan. Dimasa baseline (A1) nilainya

adalah “0” namun dimasa treatmen (B1) menjadi (+2).

72  

  

Berdasarkan data di atas menyimpulkan bahwasanya metode pembelajaran

PECS secara keseluruhan tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan

komunikasi anak autis.

C. Pembahasan

Hasil yang diperoleh dari uji hipotesi dengan grafik deskriptif sederhana

menunjukkan bahwa metode pembelajaran PECS tidak efektif dalam

meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pada anak autis.

Berdasarkan hasil analis data tersebut bahwasanya metode pembelajaran

PECS tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pada

anak autis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya waktu penelitian yang

sangat singkat yakni satu bulan kurang untuk mengetahui hasil yang lebih baik

lagi dalam hal penelitian eksperimen dengan subyek anak autis apalagi dalam

mencoba hal yang baru buat mereka. Karena dibutuhkan waktu untuk adaptasi

dengan sesuatu yang baru.

Akan tetapi pada aspek yang terakhir yakni aspek kemampuan mendengar,

anak mengelami kemajuan hal ini terlihat dalam analisis dalam kondisi di tabel

paling bawah yakni level perubahan disitu tertera bahwasanya ada perbedaan

antara pada masa baseline (A1) dengan masa treatmen (B2) yaitu mula-mula

nilainya “0” menjadi “+2”. Selain itu di analisi antar kondisi juga menyatakan

bahwa dalam aspek kemampuan mendengar anak mengalami kemajuan meskipun

hanya sedikit, yaitu pada arah perubahan dan efek disini arah grafik mengalami

kemajuan dengan mengarah ke atas, yang semula arah garis mendatar.

73  

  

Hasil jumlah banyak nya anak mendengarkan perintah ini di lihat dari anak

mulai melakukan proses belajar mengajar (pada masa baseline), dan menghitung

jumlah banyaknya anak mau mendengarkan perintah anak di masa treatmen

dihitung sejak anak diberikan treatmen selama satu jam tersebut.

Subyek yang tingkat autistiknya termasuk kategori autis berat, dengan

disertai komorbid dengna hyperactive menjadikan subyek masih belum bisa bicara

sedikitpun, yang dilakukan subyek hanya bersiul ataupun menangis ketika

diberikan perintah saat melakukan terapi. Meskipun sudah lama terapi di CAC

subyek mengalami kemajuan yang tidak begitu pesat, karena disini peran orang

tua dalam menjaga meningkatnya autistik anak masih kurang, hal ini terbukti dari

bekal makanan yang subyek bawa, selama melakukan observasi di CAC peneliti

mengetahui subyek selalu membawa jelly coklat buatan sendiri atau kue kukus.

Padahal untuk anak dengan kecenderungan autis diusahakan agar berdiet makanan

yang berbau coklat, tepung, susu sapi, karena hal itu membuat anak menjadi lebih

aktif dan terkadang tantrum.

Menurut penanggung jawab subyek, diketahui bahwa subyek juga sudah

lama tidak mengonsumsi obat, dikarenakan harga obat yang didiagnosiskan dokter

kepada subyek mahal, lebih dari satu juta per bulannya, orang tua subyek yang

penghasilannya cukup merasa keberatan akan biaya obat yang dianjurkan oleh

dokter. Hal ini yang membuat anak tidak mau diam dan susah di atur, dan ciri

khas autistik yang dimiliki anak menjadi sering muncul tak terkendali.

74  

  

Setelah diberikan treatmen di minggu pertama masih belum tampak

perubahan subyek, mungkin disini subyek masih memerlukan waktu untuk

beradaptasi dengan hal baru, akan tetapi di minggu kedua dan ketiga subyek sudah

mulai menunjukkan perubahan, meskipun untuk komunikasi secara verbalnya

tidak ada perubahan, dalam sikap kepatuhan subyek juga mengalami kemajuan,

dilihat dari berkurangnya tangisan subyek ketika diberikan perintah untuk

melakukan treatmen.

Berhasil atau tidak nya penelitian ini terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi, yaitu ;

1. Jangka waktu penelitian

Dalam melakukan penelitian eksperimen dengan subyek autis

memang seharusnya membutuhkan waktu yang cukup lama, minimal lima

bulan, barulah disini akan diketahui perubahan anak itu secara signifikan

atau keseluruhan atau dapat memastikan bahwasanya penelitian itu pasti

berhasil dengan catatan mengetahui bahwa target behavior itu berubah

karena treatmen yang telah diberikan.

2. Tingkat autistik anak

Untuk memilih subyek penelitian dengan metode eksperimen

seyogyanya memilih subyek yang tingkat autistik anak tidak terlalu berat,

hal ini dilakukan agar meminimalisir keberhasilan suatu penelitian dalam

jangka waktu yang sangat singkat. Tapi jika penelitian dilakukan dalam

jangka waktu minimalnya yaitu 5 bulan mungkin tingkat autistik anak

tidak terlalu mempengaruhi.

75  

  

3. Peran orang tua

Peran orang tua disini adalah peran orang tua di luar terapi yang

dilakukan di CAC, yakni terapi biomedik atau obat-obatan yang di berikan

ke anak, mampu meminimalisirkan sifat autistik anak sehingga anak dapat

selayaknya anak normal sebayanya.

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya

metode pembelajaran PECS tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan

komunikasi verbal pada anak autis, akan tetapi salah satu aspek komunikasi verbal

yaitu aspek mendengarkan mampu ditingkatkan dengan metode pembeljaran ini

dalam jangka waktu yang singkat.