BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal/Penerapan... · prestasi belajar Pkn. Siswa kelas...

23
42 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal Dari hasil observasi pelaksanaan sebelum diterapkan model pembelajaran Quantum Teaching terdapat beberapa masalah yang mendorong untuk pelaksanaan observasi. Masalah utama adalah rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Hal ini menyebabkan rendahnya prestasi belajar Pkn. Siswa kelas Ak 1 sebagian besar tidak aktif dalam pembelajaran, mereka cenderung diam tetapi tidak tahu. Selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Model pengajaran yang demikian mengakibatkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa, siswa kurang dirangsang berpikir untuk memecahkan suatu permasalahan sehingga siswa bersikap pasif. Guru sebagai pusat segalanya sangat dominan yang mengakibatkan siswa tidak aktif. Perubahan suasana dalam pembelajaran sangat diperlukan agar siswa dapat mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran mereka dan tidak bersikap pasif yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Maka penulis mencoba menerapkan model baru yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang sangat menyenangkan, Quantum Teaching berusaha untuk membuat suasana pembelajaran menjadi lebih hidup. Salah satunya ialah penggunaan media pembelajaran yang menarik diantaranya poster, gambar, video dan musik. Model Quantum Teaching juga menggunakan rancangan TANDUR ( tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan) . Secara garis besar istilah TANDUR bertujuan supaya siswa menjadi tertarik dan aktif serta membuat suasana menyenangkan pada setiap pembelajaran, sehingga dapat diasumsikan suasana kelas yang menyenangkan dapat meningkatkan keaktifan siswa yang mengakibatkan meningkatnya prestasi belajar siswa. Dari observasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh data awal sebagai berikut :

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal/Penerapan... · prestasi belajar Pkn. Siswa kelas...

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Dari hasil observasi pelaksanaan sebelum diterapkan model pembelajaran

Quantum Teaching terdapat beberapa masalah yang mendorong untuk

pelaksanaan observasi. Masalah utama adalah rendahnya keaktifan siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Hal ini menyebabkan rendahnya

prestasi belajar Pkn. Siswa kelas Ak 1 sebagian besar tidak aktif dalam

pembelajaran, mereka cenderung diam tetapi tidak tahu. Selama ini guru hanya

menggunakan metode ceramah tanpa melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Model pengajaran yang demikian mengakibatkan kejenuhan dan

kebosanan pada siswa, siswa kurang dirangsang berpikir untuk memecahkan suatu

permasalahan sehingga siswa bersikap pasif. Guru sebagai pusat segalanya sangat

dominan yang mengakibatkan siswa tidak aktif.

Perubahan suasana dalam pembelajaran sangat diperlukan agar siswa

dapat mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran mereka dan tidak bersikap

pasif yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Maka penulis

mencoba menerapkan model baru yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang sangat menyenangkan,

Quantum Teaching berusaha untuk membuat suasana pembelajaran menjadi lebih

hidup. Salah satunya ialah penggunaan media pembelajaran yang menarik

diantaranya poster, gambar, video dan musik. Model Quantum Teaching juga

menggunakan rancangan TANDUR ( tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan,

ulangi dan rayakan) . Secara garis besar istilah TANDUR bertujuan supaya siswa

menjadi tertarik dan aktif serta membuat suasana menyenangkan pada setiap

pembelajaran, sehingga dapat diasumsikan suasana kelas yang menyenangkan

dapat meningkatkan keaktifan siswa yang mengakibatkan meningkatnya prestasi

belajar siswa. Dari observasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh data awal

sebagai berikut :

43

1. Kondisi Awal Nilai Tes Siswa

Keadaan ulangan harian pada kondisi awal (lihat lampiran 9) diperoleh

dari hasil ulangan akhir semester ganjil. Siswa yang belum mencapai

ketuntasan dalam pembelajaran berjumlah 25 anak ( 56% dari jumlah siswa)

sedangkan yang tuntas adalah 20 anak ( 44% dari jumlah siswa). Rata-rata

nilai ulangan kelas Ak 1 adalah 63,8. Kondisi tersebut dapat digambarkan

dalam tabel berikut ini :

Tabel 4. Nilai awal siswa

Kategori Frekuensi Prosentasi Tuntas 20 44%

Belum Tuntas 25 56% Jumlah 45 100%

Sumber Data: Nilai Awal Siswa

2. Kondisi Keaktifan Siswa

Dari lembar observasi keaktifan siswa kondisi awal pada kegiatan

observasi kelas diperoleh skor keaktifan siswa awal (lihat lampiran 10) adalah

:

a. Siswa yang mempunyai keaktifan tinggi berjumlah 5 siswa artinya 11%

dari jumlah siswa.

b. Siswa yang mempunyai keaktifan sedang berjumlah 21 siswa berarti 47%

dari jumlah siswa.

c. Siswa yang mempunyai keaktifan rendah berjumlah 19 siswa berarti 42%

dari jumlah siswa.

Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 5. Keaktifan kondisi awal siswa Kategori Frekuensi Prosentasi Tinggi 5 11% Sedang 21 47% Rendah 19 42% Jumlah 45 100%

Sumber Data : Hasil observasi keaktifan kondisi awal siswa

44

B. Deskripsi Siklus 1

1. Perencanaan Tindakan 1

Pada tahap ini mengambil silabus PKn yang ada dengan kompetensi

dasar menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan

agama, ras, gender, golongan, suku dan budaya (Lihat Lampiran 11). Peneliti

menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I dan

menyediakan instrumen yang diperlukan selama siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan 1

Siklus pertama dalam penelitian ini dilaksanakan 2x tatap muka dalam

satu kali tatap muka dilaksanakan dua jam pelajaran (2 x 45 menit). Siklus

pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April dan 14 Mei 2009. Siklus pertama

dilaksanakan di Lab Multimedia dan di kelas.

Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan model Quantum

Teaching pada siklus pertama adalah sebagai :

a. Tatap Muka I

1) Kegiatan Awal

a) Guru mengawali pembelajaran dengan menjelaskan tentang

kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

b) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang menghargai

persamaan kedudukan pertanyaan kepada siswa tentang

menghargai ras, agama, gender, golongan suku dan budaya.

c) Guru menyampaikan cara pembelajaran yang dilaksanakan pada

tatap muka tersebut.

2) Kegiatan Inti ( Pelaksanaan Model Quantum Teaching )

Ø Tumbuhan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan adalah

tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam pembelajaran. Alami

adalah cara guru untuk memberi pertanyaan kepada siswa agar

siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang

sudah mereka miliki. )

45

a) Guru membangkitkan perhatian siswa dengan menunjukkan

gambar mengenali keanekaragaman penduduk.

b) Guru meminta siswa berpikir untuk berpendapat mengenai gambar

tersebut.

c) Guru menyuruh siswa menceritakan pengalaman umum pada

gambar tersebut.

Ø Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah

berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video)

a) Guru meminta siswa untuk membaca buku PKn

b) Guru mengajukan pertanyaan dan merespon jawaban.

c) Guru menjelaskan pengertian menghargai persamaan, kedudukan

warga negara tanpa membedakan agama, ras, golongan, gender,

suku dan budaya dengan power point.

Ø Demonstrasikan ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa

dapat menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran

yang lain dan dalam kehidupan mereka.)

a) Guru menunjukkan gambar tentang perbedaan ras, agama,

golongan, suku dan budaya.

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi

contoh

Ø Ulangi (Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk

mengulangi pembelajaran hari ini )

a) Guru memutar musik untuk menyegarkan otak dan membimbing

siswa untuk latihan membuat mind mapping

b) Guru meminta siswa bertepuk tangan untuk memberikan

pengakuan kepada siswa bahwa mereka ikut berpartisipasi pada

pembelajaran hari ini

Ø Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui

setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada

pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian

dan pujian. )

46

Guru dan siswa bertepuk tangan bersama-sama, atas keberhasilan

siswa mengisi mind mapping.

3) Kegiatan Penutup

a) Guru menyimpulkan materi menghargai persamaan kedudukan

warga negara tanpa membedakan ras, agama, golongan, gender,

suku dan budaya dengan melibatkan siswa.

b) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi minggu depan

b. Tatap Muka II

1) Kegiatan Awal

a) Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai

b) Guru mengajukan pertanyaan tentang menghargai persamaan

kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama,

gender, golongan, suku dan budaya.

c) Guru mengulas materi yang sudah disampaikan minggu

kemarin.

2) Kegiatan Inti ( Pelaksanaan Model Quantum Teaching )

Ø Tumbuhkan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan

adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam

pembelajaran. Alami adalah cara guru untuk memberi

pertanyaan kepada siswa agar siswa dapat memanfaatkan

pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka miliki. )

Guru membangkitkan siswa dengan menyuruh siswa berpikir

mengenai sikap yang menunjukkan persamaan kedudukan

warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan

suku dan budaya.

Ø Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah

berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video)

Guru menjelaskan sikap yang menunjukkan persamaan

kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama,

gender, golongan suku dan budaya.

47

Ø Demonstrasikan dan Ulangi ( Demonstrasikan adalah cara

guru agar siswa dapat menerapkan pengetahuan mereka ke

dalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupan mereka.

Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk

mengulangi pembelajaran hari ini )

a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi

contoh mengenai sikap menghargai persamaan kedudukan

warga negara.

b) Siswa merespon apa yang diperintahkan guru

c) Guru membuat mind mapping di papan tulis dan memberi

kesempatan kepada siswa yang mau mengisi mind mapping

tersebut.

Ø Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan

mengakui setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka

pada pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan,

nyanyian dan pujian. )

Guru dan siswa bertepuk tangan bersama-sama, atas

keberhasilan siswa mengisi mind mapping.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan

siswa

b) Guru memberikan soal post test siklus I

c) Guru menutup pelajaran dan menyuruh siswa untuk

mempelajari materi selanjutnya

3. Hasil Observasi dan Evaluasi Tindakan I

a. Hasil Prestasi Belajar Siklus I

Hasil evaluasi belajar siklus I bisa dilihat pada lampiran 12.

Berdasarkan hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan oleh guru kelas pada

siklus 2 adalah sebagai berikut :

48

1) Di kelas XAK1, SMK Batik 2 Surakarta, dengan menggunakan standar

ketuntasan belajar 65 tercatat sebanyak 24 siswa (53%) mendapat 65

keatas dan 21 siswa (47%) mendapat kurang dari 65.

2) Berdasarkan daftar nilai siklus I dapat diketahui, nilai rata-rata kelas

adalah 64,78. Dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Kondisi

tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 6. Nilai tes siswa siklus I

Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 24 53% Tidak Tuntas 21 45% Jumlah 45 100%

Sumber : Data primer nilai tes siswa siklus I

b. Hasil Observasi Siklus I

1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa oleh Guru dan Guru Kolaborasi

Skor keaktifan siswa siklus I diperoleh dari pengamatan guru

bersama dengan guru kolaborasi dengan instrumen lembar observasi

keaktifan siswa. Pencapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah

siswa yang dikategorikan mempunyai keaktifan tinggi dan sedang

yaitu 5 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 27 siswa mempunyai

keaktifan sedang atau 32 siswa sebesar 71%. Untuk siswa yang

dikategorikan mempunyai keaktifan rendah yaitu 13 siswa atau 29 %

dari jumlah siswa (Lihat Lampiran 13). Kondisi terssebut dapat

digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 7. Keaktifan siswa siklus I

Kategori Frekuensi Prosentase Tinggi 5 11% Sedang 27 60% Rendah 13 29% Jumlah 45 100%

Sumber : Data primer keaktifan siswa siklus I

Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan siklus 1 diperoleh

hasil sebagai berikut :

49

2) Hasil Penilaian Guru Yang Dinilai Oleh Guru Kolaborasi (Lihat

Lampiran 14)

a) Guru dalam membuka pembelajaran sudah baik.

b) Guru dalam memberikan apersepsi dan motivasi sudah baik.

c) Kemampuan guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran belum

cukup baik, karena masih banyak siswa belum paham.

d) Guru masih kesulitan dalam mengorganisasikan siswa dalam

pembelajaran hal ini disebabkan oleh kurang tegasnya guru

terhadap siswa yang membuat gaduh.

e) Pembuatan skenario pembelajaran sudah baik sesuai dengan

silabus yang ada.

f) Dalam memandu siswa membuat dan mengisi peta konsep sudah

baik, hal ini terlihat siswa sangat antusias membuat peta konsep.

g) Guru dalam menanggapi pertanyaan dari siswa masih kurang hal

ini dikarenakan guru belum siap dalam menjawab pertanyaan siswa

dan guru kurang referensi serta literatur untuk dibaca.

h) Guru telah mempersiapkan instrumen evaluasi pembelajaran

dengan baik.

i) Kerjasama guru dengan guru kolaborasi dalam menilai keaktifan

siswa sudah baik.

j) Cara menutup pelajaran sudah baik.

3) Tanggapan Siswa Terhadap Cara Pembelajaran Yang dilaksanakan

Oleh Guru Pada Siklus 1

Tanggapan siswa pada siklus 1 dapat dilihat dari hasil angket

yang diberikan pada setiap akhir pembelajaran. Hasil dari pengisian

angket pada siklus 1 terdapat pada lampiran 15.

Berdasarkan hasil angket, diperoleh gambaran tanggapan

siswa selama siklus I sebagai berikut :

a) Sebanyak 10 siswa (5%) menyatakan sikap dan penampilan guru

dalam mengajar sangat simpatik, 32 siswa (71%) menyatakan

simpatik dan 3 siswa (7%) menyatakan kurang simpatik.

50

b) Sebanyak 14 siswa (21%) menyatakan sangat sesuai, 30 siswa

(67%) menyatakan sesuai dan 1 siswa menyatakan tidak sesuai.

c) Sebanyak 9 siswa (20%) menyatakan kemampuan guru dalam

menjelaskan materi sangat jelas, 30 siswa menyatakan (67%) jelas

dan 6 siswa (13%) menyatakan kurang jelas.

d) Sebanyak 28 siswa (62%) menyatakan media yang digunakan

sangat menarik, 16 siswa (36%) menyatakan menarik dan 1 siswa

(2%) menyatakan kurang menarik.

e) Sebanyak 19 siswa (42%) menyatakan media yang digunakan guru

sangat mempermudah, 21 siswa (11%) menyatakan mempermudah

dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang mempermudah.

f) Sebanyak 7 siswa (16%) menyatakan sangat tertarik dengan materi

hari ini, 31 siswa (69%) menyatakan tertarik dan 7 siswa (16%)

menyatakan kurang tertarik.

g) Sebanyak 5 (11%) menyatakan sangat suka jika diberi tugas, 20

siswa (44%) menyatakan suka, 16 siswa (36%) menyatakan kurang

suka dan 4 siswa (9%) menyatakan tidak suka.

h) Sebanyak 4 (9%) menyatakan sangat suka berpartisipasi dalam

pembelajaran, 37 siswa (82%) menyatakan suka dan 4 siswa (9%)

menyatakan kurang suka.

i) Sebanyak 3 (7%) menyatakan sangat dilibatkan dalam proses

pembelajaran, 36 (80%) menyatakan dilibatkan dan 6 siswa (13%)

menyatakan kurang dilibatkan.

j) Sebanyak 6 (%) menyatakan sangat puas terhadap cara

pembelajaran yang dilaksanakan guru, 31 siswa (13%) menyatakan

puas dan 8 (18%) menyatakan kurang puas.

4. Refleksi Siklus I

Sebagai refleksi dari siklus I ditemukan beberapa data antara lain

pencapaian nilai tes siswa dan skor keaktifan siswa. Berdasarkan hasil prestasi

belajar yang telah dicapai nilai siswa rata-rata adalah 64,78. Nilai terendah

yang dicapai pada siklus I adalah 50 dan 85 untuk nilai maksimum. Dalam

51

siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran 24 anak (53%) dan 21

anak (47%) belum tuntas dalam pembelajaran. Untuk indikator kinerja

ketuntasan sebesar 75% berarti tujuan dari siklus I belum tercapai.

Berdasarkan hasil observasi skor keaktifan siswa yang rendah sebesar 29%

dan siswa yang aktif sebesar 71%. Pncapaian keaktifan siswa dihitung dari

jumlah siswa yang masuk dalam kategori tinggi dan sedang pada aspek

keaktifan. Untuk indikator kinerja yang harus dicapai kelas sebesar 75% dan

berarti pencapaian skor keaktifan siswa pada siklus I belum tercapai.

Dilihat dari pengamatan guru kolaborasi terhdap kinerja guru terdapat

beberapa hal utama yang perlu diperbaiki tujuan pembelajaran tercapai. Hal

ditunjukkan dengan kemampuan guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran

belum cukup baik karena masih banyak siswa yang belum paham. Guru masih

kesulitan dalam mengorganisasikan kelas yang mengakibatkan siswa tidak

fokus dalam pembelajaran. Guru dalam menanggapi siswa masih kurang hal

ini disebabkan kurangkan persiapan guru dalam mengajar dan kurangnya

literatur/ referensi yang dibaca guru.

Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan

belum berhasil. Karena masih ada kelemahan-kelemahan yaitu kurang

mampunya guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kurang

mampunya guru dalam mengorganisasikan siswa dan membuat suasana

menyenangkan, maka perlu adanya tindak lanjut sebagai bentuk perbaikan

pembelajaran siklus 1. Bentuk perbaikan tersebut adalah penggunaan model

Quantum Teaching ditambah dengan penggunaan media yang berbeda berupa

video dan pemberian humor. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih

menarik dan menyenangkan.

C. Deskripsi Siklus II

1. Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap ini guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

untuk siklus II (Lihat Lampiran 165). Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan

proses belajar mengajar siswa digunakan lembar observasi keaktifan siswa,

52

lembar observasi kinerja guru, angket kondisi pembelajaran dan soal tes

siklus II.

2. Pelaksanaan Tindakan Sikus II

Siklus kedua dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali tatap

muka di kelas, (Tatap Muka III, dan IV) yaitu pada tanggal 22 Mei dan 28 Mei

2009. Dalam satu kali tatap muka dilaksanakan dua jam pelajaran (2 x 45

menit). Dalam siklus kedua ini digunakan media vidio player dan ice

breaking.

Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

Model Quantum Teaching pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tatap Muka III

1) Kegiatan Awal

a) Guru menjelaskan kompetensi dasar apa yang akan dicapai

b) Guru mengulas materi yang telah disampaikan mengenai

menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa

membedakan ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya

dengan ice breaking

c) Guru memberikan pretes mengenai materi yang disampaikan

2) Kegiatan Inti ( Pelaksanan Model Quantum Teaching )

Ø Tumbuhkan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan

adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam

pembelajaran. Alami adalah cara guru untuk memberi pertanyaan

kepada siswa agar siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan

pengetahuan yang sudah mereka miliki. )

a) Guru memberikan power point berupa gambar dan video mengenai

keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia

b) Guru menyuruh siswa berpilkir dan menginterpretasi

Ø Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah

berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video)

Guru menjelaskan tentang sikap mengenai persamaan kedudukan

warga negara

53

Ø Demonstrasikan ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa dapat

menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain

dan dalam kehidupan mereka.)

a) Guru memutar video mengenai sikap menghargai persamaan

kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender,

golonganm suku dan budaya

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan

contoh

Ø Ulangi ( Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk

mengulangi pembelajaran hari ini )

Guru memutar musik untuk merefreshingkan otak dan menyuruh

siswa membuat mind mapping. Hampir 75% siswa melaksanakan

perintah guru.

Ø Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui

setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada

pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian

dan pujian. )

Guru dan siswa bertepuk tangan atas keberhasilan siswa membuat

mind mapping.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal-hal yang belum jelas.

b) Guru memberikan penjelasan dan rangkuman hasil pembelajaran.

c) Guru menutup pelajaran dan menyuruh siswa untuk latihan

membuat peta konsep dan mengulang materi yang sudah

disampaikan.

b. Tatap Muka VI

1) Kegiatan Awal

a) Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran

b) Guru mengajukan pertanyaan tentang sikap yang harus dimiliki

oleh warga negara yang baik.

54

c) Guru memberikan respon atas jawaban siswa sambil memberikan

contoh sikap yang lain

2) Kegiatan Inti ( Pelaksanaan Model Quantum Teaching )

Ø Tumbuhkan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan

adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam pembelajaran.

Alami adalah cara guru untuk memberi pertanyaan kepada siswa

agar siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang

sudah mereka miliki. )

Guru meminta siswa berpikir dan membayangkan seandainya

warga negara tidak bisa saling menghargai. Siswa berpikir

kemudian berpendapat.

Ø Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah

berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video)

Guru menjelaskan sikap tentang menghargai persamaan

kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender,

golongan, suku dan budaya. Siswa memperhatikan guru dan

membuat catatan.

Ø Demonstrasikan ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa

dapat menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran

yang lain dan dalam kehidupan mereka.)

Guru memberikan contoh permasalahan konflik antar suku dan

meminta siswa untuk memberikan solusi.

Ø Ulangi ( Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk

mengulangi pembelajaran hari ini )

Guru meminta siswa untuk maju kedepan dan membuat mind

mapping di papan tulis. Ada beberapa siswa yang maju dengan

sendirinya dan ada yang ditunjuk guru.

Ø Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui

setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada

pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian

dan pujian. )

55

Guru dan siswa bertepuk tangan atas antusias siswa dan keberanian

siswa untuk membuat mind mapping di depan kelas.

3) Kegiatan Akhir

a) Guru mengumpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

Siswa sangat antusias menyimpulkan tentang materi tersebut.

b) Guru memberikan soal-soal tes siklus II. Hampir seluruh siswa

mengerjakan sendiri.

c) Guru menutup pembelajaran.

3. Hasil Observasi dan Evaluasi Tindakan II

a. Hasil Evaluasi Belajar Siklus II

Hasil evaluasi belajar siklus II dapat dilihat pada lampiran 17.

Berdasarkan hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan oleh guru kelas pada

siklus II adalah sebagai berikut :

1) Dikelas AK1 SMK Batik 2 Surakarta dengan menggunakan standar

ketuntasan belajar 65, tercatat sebanyak 38 siswa (84%) mendapat 65

keatas dan 7 siswa mendapat nilai kurang dari 65.

2) Berdasarkan daftar nilai, siklus II dapat diketahui nilai rata-rata kelas

adalah 68,11. Nilai maksimum yang dicapai siswa adalah 85 dan nilai

minimun adalah 60. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada tabel

berikut ini :

Tabel 8. Nilai tes siswa siklus II

Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 38 84% Tidak Tuntas 7 16% Jumlah 45 100%

Sumber : Data primer nilai tes siswa siklus II

b. Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan siklus II diperoleh

hasil sebagai berikut :

1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa oleh Guru dan Guru Kolaborasi

Skor keaktifan siswa siklus II diperolah dari pengamatan guru

bersama guru kolaborasi dengan lembar observasi keaktifan siswa.

56

Pencapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah siswa yang

dikategorikan mempunyai keaktifan tinggi dan sedang yaitu 6 siswa

mempunyai keaktifan tinggi dan 33 siswa mempunyai keaktifan

sedang atau 39 siswa sebesar 74%. Untuk siswa yang dikategorikan

mempunyai keaktifan rendah yaitu 6 siswa atau 13 % dari jumlah

siswa (Lihat Lampiran 18). Kondisi tersebut dapat digambarkan pada

tabel berikut ini :

Tabel 9. Keaktifan siswa siklus II

Kategori Frekuensi Prosentase Tinggi 6 13% Sedang 33 74% Rendah 6 13% Jumlah 45 100%

Sumber : Data primer keaktifan siswa siklus II

2) Hasil Penilaian Guru Yang Dinilai Oleh Guru Kolaborasi ( lihat

Lampiran 19)

a) Guru sudah baik dalam membuka pelajaran, rata-rata 90% siswa

antusias mengikuti pelajaran pada awal pembelajaran.

b) Guru sudah baik dalam pemberian motivasi kepada siswa.

c) Secara umum guru sudah cukup baik dalam menjelaskan tujuan

pembelajaran tetapi perlu ditingkatkan lagi.

d) Guru sudah sangat baik dalam pembuatan skenario pembelajaran.

e) Guru sudah cukup baik dalam mengorganisasikan kelas, tetapi

masih perlu ditingkatkan lagi, karena pada beberapa tatap muka,

siswa kurang terpusat pada materi yang disampaikan guru.

f) Guru sudah cukup baik dalam memandu siswa membuat dan

mengisi peta konsep, karena hampir sebagian besar siswa tertarik

untuk membuat dan mengisi peta konsep.

g) Guru sudah cukup baik dalam menanggapi pertanyaan siswa tetapi

perlu ditingkatkan lagi.

h) Guru sudah sangat baik dalam mempersiapkan instrumen

pembelajaran.

57

i) Kerjasama guru dengan guru kolaborasi dalam menilai keaktifan

siswa sudah baik.

j) Guru sudah baik dalam menutup pelajaran, yaitu dengan membuat

ringkasan atau kesimpulan dan pemberian tugas dalam setiap akhir

pembelajaran.

3) Tanggapan Siswa Terhadap Cara Pembelajaran Yang Dilaksanaka

Guru

Tanggapan siswa pada siklus II dapat dilihat angket yang diberikan

pada setiap akhir pembelajaran. Hasil pengisian angket pada siklus II

terdapat pada lampiran 20.

Berdasarkan hasil angket diperoleh gambaran tanggapan siswa

selama siklus II sebagai berikut :

a. Sebanyak16 siswa (36%) menyatakan sikap dan penampilan guru

dalam mengajar sangat simpatik, 26 siswa (58%) menyatakan

simpatik dan 3 siswa (7%) menyatakan kurang simpatik.

b. Sebanyak 13siswa (29%) menyatakan sangat sesuai, 31 siswa

(69%) menyatakan sesuai dan 1 siswa menyatakan tidak sesuai.

c. Sebanyak 10 siswa (22%) menyatakan kemampuan guru dalam

menjelaskan materi sangat jelas, 30 siswa menyatakan (67%) jelas

dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang jelas.

d. Sebanyak 30 siswa (67%) menyatakan media yang digunakan

sangat menarik, 14 siswa (31%) menyatakan menarik dan 1 siswa

(2%) menyatakan kurang menarik.

e. Sebanyak 19 siswa (42%) menyatakan media yang digunakan

guru sangat mempermudah, 21 siswa (47%) menyatakan

mempermudah dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang

mempermudah.

f. Sebanyak 11 siswa (24%) menyatakan sangat tertarik dengan

materi hari ini, 29 siswa (64%) menyatakan tertarik dan 5 siswa

(11%) menyatakan kurang tertarik.

58

g. Sebanyak 5 (11%) menyatakan sangat suka jika diberi tugas, 20

siswa (44%) menyatakan suka, 16 siswa (58%) menyatakan

kurang suka dan 2 siswa (4%) menyatakan tidak suka.

h. Sebanyak 4 (9%) menyatakan sangat suka berpartisipasi dalam

pembelajaran, 37 siswa (82%) menyatakan suka dan 4 siswa (9%)

menyatakan kurang suka.

i. Sebanyak 3 (7%) menyatakan sangat dilibatkan dalam proses

pembelajaran, 37 (82%) menyatakan dilibatkan dan 4 siswa (9%)

menyatakan kurang dilibatkan.

j. Sebanyak 16 siswa (36%) menyatakan sangat puas terhadap cara

pembelajaran yang dilaksanakan guru, 33 siswa (73%)

menyatakan puas dan 6 siswa (13%) menyatakan kurang puas.

4. Refleksi Siklus II

Pada siklus II ini dilaksanakan Model Quantum Teaching dengan

menggunakan media video player. Berdasar hasil prestasi belajar yang

diberikan guru pada akhir pelajaran diperoleh rata-rata kelas 68,11. Nilai

terendah yang dicapai pada siklus II adalah 60 dan nilai tertinggi 85.

Berdasarkan nilai rata-rata tersebut hasil yang telah dicapai sudah diatas dari

indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 65. Ini berarti dilihat dari hasil belajar

sudah tercapai.

Skor keaktifan siswa siklus II diperoleh dari pengamatan guru bersama

guru kolaborasi dengan instrumen lembar observasi keaktifan siswa. Siswa

yang mempunyai skor keaktifan rendah sebesar 18% dan siswa yang

mempunyai skor siswa yang aktif sebesar 87% dari jumlah siswa, pencapaian

keaktifan siswa dihitung dari siswa yang dikategorikan mempunyai keaktifan

tinggi dan sedang. Untuk indikator kinerja yang harus dicapai kelas adalah

sebesar 75%. Berarti pencapaian skor keaktifan siswa pada siklus II sudah

tercapai.

Dilihat dari observasi guru terhadap guru kolaborasi sudah cukup baik,

hanya untuk beberapa hal saja yang perlu ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan

59

dengan tanggapan siswa bahwa sebagian besar (78%) menyatakan dilibatkan

dalam pembelajaran.

Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran yang

dilaksanakan pada siklus II sudah berhasil dan tercapai dengan hasil yang

sedikit meningkat dilihat dari prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa.

Dengan demikian indikator pembelajaran sudah tercapai baik prestasi belajar

maupun dari skor keaktifan siswa.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan selama 2 kali siklus maka

hasilnya dapat dilihat dalam perbandingan yaitu sebelum dilaksanakan tindakan,

setelah siklus I dan setelah siklus II.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Guru PKn sebelum dilakukan

observasi, rata-rata nilai prestasi siswa adalah 63,8, dengan ketuntasan belajar 65.

Jumlah siswa yang tuntas prestasi belajarnya sebanyak 20 siswa dan 25 anak

belum tuntas dalam pembelajaran. Untuk keaktifan siswa diambil pada saat

peneliti melakukan observasi ketika guru Pkn mengajar, pencapaian keaktifan

siswa dihitung dari jumlah siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dan sedang,

siswa yang mempunai keaktifan tinggi 5 siswa dan sedang 21 siswa atau sebanyak

26 siswa, 19 siswa mempunayi keaktifan rendah. Rendahnya keaktifan siswa dan

prestasi belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru masih

secara konvensional sehingga suasana belajar mengajar menjadi monoton. Guru

jarang melakukan tanya jawab, kalaupun guru bertanya hanya siswa tertentu saja

yang menjawab pertanyaan, guru juga jarang menegur siswa yang tidak

memperhatikan. Sehingga perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan model

yang lebih menarik.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I prestasi belajar siswa adalah

64,78. Standar ketuntasan siswa adalah 65. Siswa yang mendapat nilai lebih dari

65 adalah 24 siswa (53%) sudah tuntas dan 21 siswa (47%) belum tuntas dalam

pembelajaran. Untuk indikator kinerja ketuntasan sebesar 75%. Sehingga pada

pembelajaran siklus I belum berhasil karena prestasi siswa belum mencapai

60

indikator yang ditentukan. Hal ini disebabkan kurang mampunya guru dalam

menjelaskan tujuan pembelajaran, mengorganisasikan kelas dalam membuat

suasana menyenangkan dan kurangnya respon dari guru dalam menanggapi

pertanyaan dari siswa dikarenakan kurangnya literatur/referensi bacaan.

Hasil observasi keaktifan siswa siklus I, pencapaian siswa yang aktif

dihitung dari siswa yang memunyai keaktifan tinggi dan sedang. Pada siklus I

menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran PKn menggunakan Model

Quantum Teaching, siswa yang mempunyai keaktifan tinggi 5 siswa dan

mempunyai keaktifan sedang 27 siswa atau siswa yang aktif 32 siswa sebesar

71% dari jumlah siswa. Dan 13 siswa atau 29% dari jumlah siswa mempunyai

keaktifan rendah. Sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang

ditentukan karena siswa yang aktif dalam pembelajaran sebesar 71%. Hal ini

disebabkan guru kurang mampu mengorganisasikan kelas, sehingga masih

terdapat siswa yang belum terfokus pada guru. Guru juga kurang dalam membuat

suasana menyenangkan karena guru masih terlihat tegang. Kurangnya respon dari

guru dalam menanggapi pertanyaan dari siswa, sangat berpengaruh terhadap

keaktifan siswa, hal ini dikarenakan guru kurang literatur/referensi bacaan.

Pada pembelajaran siklus II diperlukan perbaikan-perbaikan agar

didapatkan hasil yang lebih baik. Perbaikan itu seperti guru harus lebih jelas

dalam menjelaskan tujuan pembelajaran, guru harus berusaha tidak kaku dan

memberikan humor pada siswa sehingga siswa juga tidak tegang. Guru juga harus

mempunyai referensi tambahan sehingga ketika siswa bertanya guru dapat

menjawab pertanyaan dengan baik dan tepat. Penggunaan dalam pembelajaran

siklus II juga berbeda, jika siklus I menggunakan media gambar, siklus II

menggunakan media video player agar siswa lebih jelas dalam menerima

pembelajaran, karena mereka melihat gambar yang nyata.

Data yang diperoleh pada pembelajaran siklus II data rata-rata prestasi

belajar siswa adalah 68,11. Standar ketuntasan siswa adalah 65. Siswa yang

mendapat nilai lebih dari 65 adalah 38 siswa (84%) atau sudah tuntas dan 7 siswa

(16%) mendapat nilai kurang dari 65 atau belum tuntas. Sehingga dalam

pembelajaran siklus II sudah berhasil karena lebih dari 75% siswa telah tuntas

61

dalam belajar. Hal ini didukung dengan adanya tindak lanjut perbaikan

pembelajaran pada siklus I.

Pada pembelajaran siklus II , siswa yang aktif sebesar 87% dari seluruh

siswa, yaitu 6 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 33 siswa mempunyai

keaktifan sedang atau 39 siswa yang aktif dalam pembelajaran, serta 6 siswa

mempunyai keaktifan rendah. Ini berarti keaktifan siswa pada siklus I belum

berhasil dan pada siklus II sudah berhasil karena keaktifan siswa sudah diatas

indikator kinerja yang ditetapkan. Tindak lanjut tersebut adalah model Quantum

Teaching divariasi dengan humor dan penggunaan media pembelajaran yang

berbeda.

Untuk tabel perbandingan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 10 :

Tabel 10. Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Ketuntasan Hasil Belajar

Kriteria Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tuntas 20 24 38 Tidak Tuntas 25 21 7 Jumlah 45 45 45

Sumber : Data primer perbandingan ketuntasan prestasi belajar siswa

Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 5. berikut :

0

5

10

15

20

25

30

35

40

KondisiAwal

Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak tuntas

Gambar 5. Histogram Jumlah Siswa Yang Tuntas dan Tidak Tuntas dalam

Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Jum

lah

Sisw

a

62

Untuk tabel perbandingan keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 11 :

Tabel 11. Perbandingan Kategori Keaktifan Siswa

Jumlah Siswa No Kategori Kondisi

Awal Prosentase Siklus

I Prosentase Siklus

II Prosentase

1 Tinggi 5 11% 5 11% 6 13% 2 Sedang 21 47% 27 60% 33 74% 3 Rendah 19 42% 13 29% 6 13% Jumlah 45 100% 45 100% 45 100%

Sumber : Data primer perbandingan kategori keaktifan siswa

Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 6. berikut :

0

5

10

15

20

25

30

35

KondisiAwal

Siklus I Siklus II

Tinggi

Sedang

Rendah

Gambar 6. Histogram Kategori Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Kondisi

Awal, Siklus I dan Siklus II

E. Hasil Penelitian

Berdasarkan pembahasan diatas prestasi belajar yang dicapai siswa pada

siklus I rata-rata adalah 64,78, siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 adalah 24

siswa atau 53% dari jumlah siswa dan belum mencapai KKM ( Kriteria Ketuntas

Minimal) sekolah. Sedangkan pada siklus II rata-rata prestasi belajar siswa adalah

68,11 dan siswa yang mendapat nilai di atas 65 adalah 38 siswa atau 84% dari

jumlah siswa. Pada siklus II siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan

minimal sekolah sebanyak 38 siswa atau 87%, hal ini berarti siswa kelas X SMK

Jum

lah

Sisw

a

63

Batik 2 Surakarata telah mencapai target krtiteria ketuntasan minimal sekolah dan

nasional yaitu sebesar 75% jumlah siswa telah mencapai kompetensi dasar.

Diketahuinya pancapaian kriteria ketuntasan minimal dapat digunakan sebagai

dasar untuk meningkatkan ketuntasan kriteria minimal sekolah pada semester atau

tahun berikutnya, yang masih dibawah ketuntasan kriteria minimal, yaitu sebesar

65. Kenaikan prosentase prestasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II

sebesar 31%. Ini berarti prestasi belajar siswa pada siklus I belum berhasil dan

prestasi belajar yang pada siklus II sudah berhasil karena prestasi belajar siswa

yang dicapai sudah diatas indikator kinerja yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa, pencapaian siswa yang aktif

dihitung dari siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dan sedang. Pada siklus I

menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran PKn menggunakan metode

Quantum Teaching, siswa yang mempunyai keaktifan tinggi 5 siswa dan

mempunyai keaktifan sedang 27 siswa atau siswa yang aktif 32 siswa sebesar

71% dari jumlah siswa. Dan 13 siswa atau 29% dari jumlah siswa mempunyai

keaktifan rendah. Sedangkan pada siklus II siswa yang aktif sebesar 87% dari

jumlah siswa, yaitu 6 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 33 siswa mempunyai

keaktifan sedang dan 6 siswa mempunyai keaktifan rendah, atau 39 siswa yang

aktif dalam pembelajaran. Ini berarti keaktifan siswa pada siklus I belum berhasil

dan pada siklus II sudah berhasil karena keaktifan siswa sudah diatas indikator

kinerja yang ditetapkan. Kenaikan prosentase keaktifan siswa dari siklus I sampai

siklus II meningkat sebesar 16%.

Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan

pada siklus I belum tercapai karena masih terdapat kelemahan-kelemahan terutama

pada kinerja guru, maka penelitian tetap dilanjutkan pada siklus II dengan rata-rata

prestasi belajar 68,11 dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran 87% siswa ikut

berpartisipasi. Dengan demikian indikator pembelajaran sudah tercapai baik dari

prestasi belajar siswa maupun dari keaktifan siswa.

64

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengembangan dan penerapan pembelajaran dengan model

Quantum Teaching oleh peneliti pada siswa kelas X AK1 SMK Batik 2 Surakarta

tahun pelajaran 2008/2009 dapat disimpulkan sebagai berikut :

Penerapan model Quantum Teaching dengan kompetensi dasar

Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras,

Agama, Gender, Golongan, Suku dan Budaya dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.

Pencapaian prestasi belajar siswa sudah mencapai target KKM sekolah dan KKM

Nasional yaitu sebesar 75 % dari jumlah siswa. Selain prestasi belajar, keaktifan

siswa juga meningkat sebesar 16% dari siklus I sampai dengan siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan

bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar Pkn siswa sangat terkait dengan

pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini model Quantum

Teaching dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran Pkn.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan implikasi di atas dapat diberikan saran- saran sebagai berikut

1. Para guru hendaknya memilih model Quantum Teaching sebagai alternatif

untuk meningkatkan prestasi belajar Pkn siswa .

2. Para guru hendaknya mampu mengembangkan dan menerapkan model

pembelajaran Quantum Teaching di dalam kelas yang sesuai dengan

karakteristik pembelajaran Pkn sehingga menjadi lebih menarik,

menyenangkan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa.

64