BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal/Penerapan... · prestasi belajar Pkn. Siswa kelas...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal/Penerapan... · prestasi belajar Pkn. Siswa kelas...
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Dari hasil observasi pelaksanaan sebelum diterapkan model pembelajaran
Quantum Teaching terdapat beberapa masalah yang mendorong untuk
pelaksanaan observasi. Masalah utama adalah rendahnya keaktifan siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Hal ini menyebabkan rendahnya
prestasi belajar Pkn. Siswa kelas Ak 1 sebagian besar tidak aktif dalam
pembelajaran, mereka cenderung diam tetapi tidak tahu. Selama ini guru hanya
menggunakan metode ceramah tanpa melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran. Model pengajaran yang demikian mengakibatkan kejenuhan dan
kebosanan pada siswa, siswa kurang dirangsang berpikir untuk memecahkan suatu
permasalahan sehingga siswa bersikap pasif. Guru sebagai pusat segalanya sangat
dominan yang mengakibatkan siswa tidak aktif.
Perubahan suasana dalam pembelajaran sangat diperlukan agar siswa
dapat mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran mereka dan tidak bersikap
pasif yang mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa. Maka penulis
mencoba menerapkan model baru yang dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang sangat menyenangkan,
Quantum Teaching berusaha untuk membuat suasana pembelajaran menjadi lebih
hidup. Salah satunya ialah penggunaan media pembelajaran yang menarik
diantaranya poster, gambar, video dan musik. Model Quantum Teaching juga
menggunakan rancangan TANDUR ( tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan,
ulangi dan rayakan) . Secara garis besar istilah TANDUR bertujuan supaya siswa
menjadi tertarik dan aktif serta membuat suasana menyenangkan pada setiap
pembelajaran, sehingga dapat diasumsikan suasana kelas yang menyenangkan
dapat meningkatkan keaktifan siswa yang mengakibatkan meningkatnya prestasi
belajar siswa. Dari observasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh data awal
sebagai berikut :
43
1. Kondisi Awal Nilai Tes Siswa
Keadaan ulangan harian pada kondisi awal (lihat lampiran 9) diperoleh
dari hasil ulangan akhir semester ganjil. Siswa yang belum mencapai
ketuntasan dalam pembelajaran berjumlah 25 anak ( 56% dari jumlah siswa)
sedangkan yang tuntas adalah 20 anak ( 44% dari jumlah siswa). Rata-rata
nilai ulangan kelas Ak 1 adalah 63,8. Kondisi tersebut dapat digambarkan
dalam tabel berikut ini :
Tabel 4. Nilai awal siswa
Kategori Frekuensi Prosentasi Tuntas 20 44%
Belum Tuntas 25 56% Jumlah 45 100%
Sumber Data: Nilai Awal Siswa
2. Kondisi Keaktifan Siswa
Dari lembar observasi keaktifan siswa kondisi awal pada kegiatan
observasi kelas diperoleh skor keaktifan siswa awal (lihat lampiran 10) adalah
:
a. Siswa yang mempunyai keaktifan tinggi berjumlah 5 siswa artinya 11%
dari jumlah siswa.
b. Siswa yang mempunyai keaktifan sedang berjumlah 21 siswa berarti 47%
dari jumlah siswa.
c. Siswa yang mempunyai keaktifan rendah berjumlah 19 siswa berarti 42%
dari jumlah siswa.
Kondisi tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 5. Keaktifan kondisi awal siswa Kategori Frekuensi Prosentasi Tinggi 5 11% Sedang 21 47% Rendah 19 42% Jumlah 45 100%
Sumber Data : Hasil observasi keaktifan kondisi awal siswa
44
B. Deskripsi Siklus 1
1. Perencanaan Tindakan 1
Pada tahap ini mengambil silabus PKn yang ada dengan kompetensi
dasar menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa membedakan
agama, ras, gender, golongan, suku dan budaya (Lihat Lampiran 11). Peneliti
menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I dan
menyediakan instrumen yang diperlukan selama siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan 1
Siklus pertama dalam penelitian ini dilaksanakan 2x tatap muka dalam
satu kali tatap muka dilaksanakan dua jam pelajaran (2 x 45 menit). Siklus
pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April dan 14 Mei 2009. Siklus pertama
dilaksanakan di Lab Multimedia dan di kelas.
Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan model Quantum
Teaching pada siklus pertama adalah sebagai :
a. Tatap Muka I
1) Kegiatan Awal
a) Guru mengawali pembelajaran dengan menjelaskan tentang
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
b) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang menghargai
persamaan kedudukan pertanyaan kepada siswa tentang
menghargai ras, agama, gender, golongan suku dan budaya.
c) Guru menyampaikan cara pembelajaran yang dilaksanakan pada
tatap muka tersebut.
2) Kegiatan Inti ( Pelaksanaan Model Quantum Teaching )
Ø Tumbuhan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan adalah
tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam pembelajaran. Alami
adalah cara guru untuk memberi pertanyaan kepada siswa agar
siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang
sudah mereka miliki. )
45
a) Guru membangkitkan perhatian siswa dengan menunjukkan
gambar mengenali keanekaragaman penduduk.
b) Guru meminta siswa berpikir untuk berpendapat mengenai gambar
tersebut.
c) Guru menyuruh siswa menceritakan pengalaman umum pada
gambar tersebut.
Ø Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah
berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video)
a) Guru meminta siswa untuk membaca buku PKn
b) Guru mengajukan pertanyaan dan merespon jawaban.
c) Guru menjelaskan pengertian menghargai persamaan, kedudukan
warga negara tanpa membedakan agama, ras, golongan, gender,
suku dan budaya dengan power point.
Ø Demonstrasikan ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa
dapat menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran
yang lain dan dalam kehidupan mereka.)
a) Guru menunjukkan gambar tentang perbedaan ras, agama,
golongan, suku dan budaya.
b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi
contoh
Ø Ulangi (Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk
mengulangi pembelajaran hari ini )
a) Guru memutar musik untuk menyegarkan otak dan membimbing
siswa untuk latihan membuat mind mapping
b) Guru meminta siswa bertepuk tangan untuk memberikan
pengakuan kepada siswa bahwa mereka ikut berpartisipasi pada
pembelajaran hari ini
Ø Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui
setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada
pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian
dan pujian. )
46
Guru dan siswa bertepuk tangan bersama-sama, atas keberhasilan
siswa mengisi mind mapping.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru menyimpulkan materi menghargai persamaan kedudukan
warga negara tanpa membedakan ras, agama, golongan, gender,
suku dan budaya dengan melibatkan siswa.
b) Guru meminta siswa untuk mempelajari materi minggu depan
b. Tatap Muka II
1) Kegiatan Awal
a) Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai
b) Guru mengajukan pertanyaan tentang menghargai persamaan
kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama,
gender, golongan, suku dan budaya.
c) Guru mengulas materi yang sudah disampaikan minggu
kemarin.
2) Kegiatan Inti ( Pelaksanaan Model Quantum Teaching )
Ø Tumbuhkan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan
adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam
pembelajaran. Alami adalah cara guru untuk memberi
pertanyaan kepada siswa agar siswa dapat memanfaatkan
pengalaman dan pengetahuan yang sudah mereka miliki. )
Guru membangkitkan siswa dengan menyuruh siswa berpikir
mengenai sikap yang menunjukkan persamaan kedudukan
warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan
suku dan budaya.
Ø Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah
berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video)
Guru menjelaskan sikap yang menunjukkan persamaan
kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama,
gender, golongan suku dan budaya.
47
Ø Demonstrasikan dan Ulangi ( Demonstrasikan adalah cara
guru agar siswa dapat menerapkan pengetahuan mereka ke
dalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupan mereka.
Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk
mengulangi pembelajaran hari ini )
a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi
contoh mengenai sikap menghargai persamaan kedudukan
warga negara.
b) Siswa merespon apa yang diperintahkan guru
c) Guru membuat mind mapping di papan tulis dan memberi
kesempatan kepada siswa yang mau mengisi mind mapping
tersebut.
Ø Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan
mengakui setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka
pada pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan,
nyanyian dan pujian. )
Guru dan siswa bertepuk tangan bersama-sama, atas
keberhasilan siswa mengisi mind mapping.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru menyimpulkan materi pembelajaran dengan melibatkan
siswa
b) Guru memberikan soal post test siklus I
c) Guru menutup pelajaran dan menyuruh siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya
3. Hasil Observasi dan Evaluasi Tindakan I
a. Hasil Prestasi Belajar Siklus I
Hasil evaluasi belajar siklus I bisa dilihat pada lampiran 12.
Berdasarkan hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan oleh guru kelas pada
siklus 2 adalah sebagai berikut :
48
1) Di kelas XAK1, SMK Batik 2 Surakarta, dengan menggunakan standar
ketuntasan belajar 65 tercatat sebanyak 24 siswa (53%) mendapat 65
keatas dan 21 siswa (47%) mendapat kurang dari 65.
2) Berdasarkan daftar nilai siklus I dapat diketahui, nilai rata-rata kelas
adalah 64,78. Dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Kondisi
tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 6. Nilai tes siswa siklus I
Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 24 53% Tidak Tuntas 21 45% Jumlah 45 100%
Sumber : Data primer nilai tes siswa siklus I
b. Hasil Observasi Siklus I
1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa oleh Guru dan Guru Kolaborasi
Skor keaktifan siswa siklus I diperoleh dari pengamatan guru
bersama dengan guru kolaborasi dengan instrumen lembar observasi
keaktifan siswa. Pencapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah
siswa yang dikategorikan mempunyai keaktifan tinggi dan sedang
yaitu 5 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 27 siswa mempunyai
keaktifan sedang atau 32 siswa sebesar 71%. Untuk siswa yang
dikategorikan mempunyai keaktifan rendah yaitu 13 siswa atau 29 %
dari jumlah siswa (Lihat Lampiran 13). Kondisi terssebut dapat
digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 7. Keaktifan siswa siklus I
Kategori Frekuensi Prosentase Tinggi 5 11% Sedang 27 60% Rendah 13 29% Jumlah 45 100%
Sumber : Data primer keaktifan siswa siklus I
Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan siklus 1 diperoleh
hasil sebagai berikut :
49
2) Hasil Penilaian Guru Yang Dinilai Oleh Guru Kolaborasi (Lihat
Lampiran 14)
a) Guru dalam membuka pembelajaran sudah baik.
b) Guru dalam memberikan apersepsi dan motivasi sudah baik.
c) Kemampuan guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran belum
cukup baik, karena masih banyak siswa belum paham.
d) Guru masih kesulitan dalam mengorganisasikan siswa dalam
pembelajaran hal ini disebabkan oleh kurang tegasnya guru
terhadap siswa yang membuat gaduh.
e) Pembuatan skenario pembelajaran sudah baik sesuai dengan
silabus yang ada.
f) Dalam memandu siswa membuat dan mengisi peta konsep sudah
baik, hal ini terlihat siswa sangat antusias membuat peta konsep.
g) Guru dalam menanggapi pertanyaan dari siswa masih kurang hal
ini dikarenakan guru belum siap dalam menjawab pertanyaan siswa
dan guru kurang referensi serta literatur untuk dibaca.
h) Guru telah mempersiapkan instrumen evaluasi pembelajaran
dengan baik.
i) Kerjasama guru dengan guru kolaborasi dalam menilai keaktifan
siswa sudah baik.
j) Cara menutup pelajaran sudah baik.
3) Tanggapan Siswa Terhadap Cara Pembelajaran Yang dilaksanakan
Oleh Guru Pada Siklus 1
Tanggapan siswa pada siklus 1 dapat dilihat dari hasil angket
yang diberikan pada setiap akhir pembelajaran. Hasil dari pengisian
angket pada siklus 1 terdapat pada lampiran 15.
Berdasarkan hasil angket, diperoleh gambaran tanggapan
siswa selama siklus I sebagai berikut :
a) Sebanyak 10 siswa (5%) menyatakan sikap dan penampilan guru
dalam mengajar sangat simpatik, 32 siswa (71%) menyatakan
simpatik dan 3 siswa (7%) menyatakan kurang simpatik.
50
b) Sebanyak 14 siswa (21%) menyatakan sangat sesuai, 30 siswa
(67%) menyatakan sesuai dan 1 siswa menyatakan tidak sesuai.
c) Sebanyak 9 siswa (20%) menyatakan kemampuan guru dalam
menjelaskan materi sangat jelas, 30 siswa menyatakan (67%) jelas
dan 6 siswa (13%) menyatakan kurang jelas.
d) Sebanyak 28 siswa (62%) menyatakan media yang digunakan
sangat menarik, 16 siswa (36%) menyatakan menarik dan 1 siswa
(2%) menyatakan kurang menarik.
e) Sebanyak 19 siswa (42%) menyatakan media yang digunakan guru
sangat mempermudah, 21 siswa (11%) menyatakan mempermudah
dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang mempermudah.
f) Sebanyak 7 siswa (16%) menyatakan sangat tertarik dengan materi
hari ini, 31 siswa (69%) menyatakan tertarik dan 7 siswa (16%)
menyatakan kurang tertarik.
g) Sebanyak 5 (11%) menyatakan sangat suka jika diberi tugas, 20
siswa (44%) menyatakan suka, 16 siswa (36%) menyatakan kurang
suka dan 4 siswa (9%) menyatakan tidak suka.
h) Sebanyak 4 (9%) menyatakan sangat suka berpartisipasi dalam
pembelajaran, 37 siswa (82%) menyatakan suka dan 4 siswa (9%)
menyatakan kurang suka.
i) Sebanyak 3 (7%) menyatakan sangat dilibatkan dalam proses
pembelajaran, 36 (80%) menyatakan dilibatkan dan 6 siswa (13%)
menyatakan kurang dilibatkan.
j) Sebanyak 6 (%) menyatakan sangat puas terhadap cara
pembelajaran yang dilaksanakan guru, 31 siswa (13%) menyatakan
puas dan 8 (18%) menyatakan kurang puas.
4. Refleksi Siklus I
Sebagai refleksi dari siklus I ditemukan beberapa data antara lain
pencapaian nilai tes siswa dan skor keaktifan siswa. Berdasarkan hasil prestasi
belajar yang telah dicapai nilai siswa rata-rata adalah 64,78. Nilai terendah
yang dicapai pada siklus I adalah 50 dan 85 untuk nilai maksimum. Dalam
51
siklus I jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran 24 anak (53%) dan 21
anak (47%) belum tuntas dalam pembelajaran. Untuk indikator kinerja
ketuntasan sebesar 75% berarti tujuan dari siklus I belum tercapai.
Berdasarkan hasil observasi skor keaktifan siswa yang rendah sebesar 29%
dan siswa yang aktif sebesar 71%. Pncapaian keaktifan siswa dihitung dari
jumlah siswa yang masuk dalam kategori tinggi dan sedang pada aspek
keaktifan. Untuk indikator kinerja yang harus dicapai kelas sebesar 75% dan
berarti pencapaian skor keaktifan siswa pada siklus I belum tercapai.
Dilihat dari pengamatan guru kolaborasi terhdap kinerja guru terdapat
beberapa hal utama yang perlu diperbaiki tujuan pembelajaran tercapai. Hal
ditunjukkan dengan kemampuan guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran
belum cukup baik karena masih banyak siswa yang belum paham. Guru masih
kesulitan dalam mengorganisasikan kelas yang mengakibatkan siswa tidak
fokus dalam pembelajaran. Guru dalam menanggapi siswa masih kurang hal
ini disebabkan kurangkan persiapan guru dalam mengajar dan kurangnya
literatur/ referensi yang dibaca guru.
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan
belum berhasil. Karena masih ada kelemahan-kelemahan yaitu kurang
mampunya guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran dan kurang
mampunya guru dalam mengorganisasikan siswa dan membuat suasana
menyenangkan, maka perlu adanya tindak lanjut sebagai bentuk perbaikan
pembelajaran siklus 1. Bentuk perbaikan tersebut adalah penggunaan model
Quantum Teaching ditambah dengan penggunaan media yang berbeda berupa
video dan pemberian humor. Hal ini dilakukan agar pembelajaran lebih
menarik dan menyenangkan.
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan Siklus II
Pada tahap ini guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
untuk siklus II (Lihat Lampiran 165). Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan
proses belajar mengajar siswa digunakan lembar observasi keaktifan siswa,
52
lembar observasi kinerja guru, angket kondisi pembelajaran dan soal tes
siklus II.
2. Pelaksanaan Tindakan Sikus II
Siklus kedua dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali tatap
muka di kelas, (Tatap Muka III, dan IV) yaitu pada tanggal 22 Mei dan 28 Mei
2009. Dalam satu kali tatap muka dilaksanakan dua jam pelajaran (2 x 45
menit). Dalam siklus kedua ini digunakan media vidio player dan ice
breaking.
Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
Model Quantum Teaching pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tatap Muka III
1) Kegiatan Awal
a) Guru menjelaskan kompetensi dasar apa yang akan dicapai
b) Guru mengulas materi yang telah disampaikan mengenai
menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan, suku dan budaya
dengan ice breaking
c) Guru memberikan pretes mengenai materi yang disampaikan
2) Kegiatan Inti ( Pelaksanan Model Quantum Teaching )
Ø Tumbuhkan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan
adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam
pembelajaran. Alami adalah cara guru untuk memberi pertanyaan
kepada siswa agar siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan
pengetahuan yang sudah mereka miliki. )
a) Guru memberikan power point berupa gambar dan video mengenai
keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia
b) Guru menyuruh siswa berpilkir dan menginterpretasi
Ø Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah
berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video)
Guru menjelaskan tentang sikap mengenai persamaan kedudukan
warga negara
53
Ø Demonstrasikan ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa dapat
menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain
dan dalam kehidupan mereka.)
a) Guru memutar video mengenai sikap menghargai persamaan
kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender,
golonganm suku dan budaya
b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan
contoh
Ø Ulangi ( Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk
mengulangi pembelajaran hari ini )
Guru memutar musik untuk merefreshingkan otak dan menyuruh
siswa membuat mind mapping. Hampir 75% siswa melaksanakan
perintah guru.
Ø Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui
setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada
pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian
dan pujian. )
Guru dan siswa bertepuk tangan atas keberhasilan siswa membuat
mind mapping.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
hal-hal yang belum jelas.
b) Guru memberikan penjelasan dan rangkuman hasil pembelajaran.
c) Guru menutup pelajaran dan menyuruh siswa untuk latihan
membuat peta konsep dan mengulang materi yang sudah
disampaikan.
b. Tatap Muka VI
1) Kegiatan Awal
a) Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran
b) Guru mengajukan pertanyaan tentang sikap yang harus dimiliki
oleh warga negara yang baik.
54
c) Guru memberikan respon atas jawaban siswa sambil memberikan
contoh sikap yang lain
2) Kegiatan Inti ( Pelaksanaan Model Quantum Teaching )
Ø Tumbuhkan dan Alami ( Dalam rancangan ini, Tumbuhkan
adalah tindakan guru untuk meyertakan siswa dalam pembelajaran.
Alami adalah cara guru untuk memberi pertanyaan kepada siswa
agar siswa dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang
sudah mereka miliki. )
Guru meminta siswa berpikir dan membayangkan seandainya
warga negara tidak bisa saling menghargai. Siswa berpikir
kemudian berpendapat.
Ø Namai ( Namai adalah cara guru untuk membuat siswa mudah
berpikir, misalnya dengan penggunaan gambar atau video)
Guru menjelaskan sikap tentang menghargai persamaan
kedudukan warga negara tanpa membedakan ras, agama, gender,
golongan, suku dan budaya. Siswa memperhatikan guru dan
membuat catatan.
Ø Demonstrasikan ( Demonstrasikan adalah cara guru agar siswa
dapat menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran
yang lain dan dalam kehidupan mereka.)
Guru memberikan contoh permasalahan konflik antar suku dan
meminta siswa untuk memberikan solusi.
Ø Ulangi ( Ulangi adalah cara apa yang terbaik bagi siswa untuk
mengulangi pembelajaran hari ini )
Guru meminta siswa untuk maju kedepan dan membuat mind
mapping di papan tulis. Ada beberapa siswa yang maju dengan
sendirinya dan ada yang ditunjuk guru.
Ø Rayakan ( Rayakan adalah cara untuk menghargai dan mengakui
setiap siswa atas kesuksesan dan prestasi mereka pada
pembelajaran hari ini. Misalnya dengan tepuk tangan, nyanyian
dan pujian. )
55
Guru dan siswa bertepuk tangan atas antusias siswa dan keberanian
siswa untuk membuat mind mapping di depan kelas.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru mengumpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
Siswa sangat antusias menyimpulkan tentang materi tersebut.
b) Guru memberikan soal-soal tes siklus II. Hampir seluruh siswa
mengerjakan sendiri.
c) Guru menutup pembelajaran.
3. Hasil Observasi dan Evaluasi Tindakan II
a. Hasil Evaluasi Belajar Siklus II
Hasil evaluasi belajar siklus II dapat dilihat pada lampiran 17.
Berdasarkan hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan oleh guru kelas pada
siklus II adalah sebagai berikut :
1) Dikelas AK1 SMK Batik 2 Surakarta dengan menggunakan standar
ketuntasan belajar 65, tercatat sebanyak 38 siswa (84%) mendapat 65
keatas dan 7 siswa mendapat nilai kurang dari 65.
2) Berdasarkan daftar nilai, siklus II dapat diketahui nilai rata-rata kelas
adalah 68,11. Nilai maksimum yang dicapai siswa adalah 85 dan nilai
minimun adalah 60. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada tabel
berikut ini :
Tabel 8. Nilai tes siswa siklus II
Ketuntasan Frekuensi Prosentase Tuntas 38 84% Tidak Tuntas 7 16% Jumlah 45 100%
Sumber : Data primer nilai tes siswa siklus II
b. Hasil Observasi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan siklus II diperoleh
hasil sebagai berikut :
1) Hasil Observasi Keaktifan Siswa oleh Guru dan Guru Kolaborasi
Skor keaktifan siswa siklus II diperolah dari pengamatan guru
bersama guru kolaborasi dengan lembar observasi keaktifan siswa.
56
Pencapaian keaktifan siswa dihitung dari jumlah siswa yang
dikategorikan mempunyai keaktifan tinggi dan sedang yaitu 6 siswa
mempunyai keaktifan tinggi dan 33 siswa mempunyai keaktifan
sedang atau 39 siswa sebesar 74%. Untuk siswa yang dikategorikan
mempunyai keaktifan rendah yaitu 6 siswa atau 13 % dari jumlah
siswa (Lihat Lampiran 18). Kondisi tersebut dapat digambarkan pada
tabel berikut ini :
Tabel 9. Keaktifan siswa siklus II
Kategori Frekuensi Prosentase Tinggi 6 13% Sedang 33 74% Rendah 6 13% Jumlah 45 100%
Sumber : Data primer keaktifan siswa siklus II
2) Hasil Penilaian Guru Yang Dinilai Oleh Guru Kolaborasi ( lihat
Lampiran 19)
a) Guru sudah baik dalam membuka pelajaran, rata-rata 90% siswa
antusias mengikuti pelajaran pada awal pembelajaran.
b) Guru sudah baik dalam pemberian motivasi kepada siswa.
c) Secara umum guru sudah cukup baik dalam menjelaskan tujuan
pembelajaran tetapi perlu ditingkatkan lagi.
d) Guru sudah sangat baik dalam pembuatan skenario pembelajaran.
e) Guru sudah cukup baik dalam mengorganisasikan kelas, tetapi
masih perlu ditingkatkan lagi, karena pada beberapa tatap muka,
siswa kurang terpusat pada materi yang disampaikan guru.
f) Guru sudah cukup baik dalam memandu siswa membuat dan
mengisi peta konsep, karena hampir sebagian besar siswa tertarik
untuk membuat dan mengisi peta konsep.
g) Guru sudah cukup baik dalam menanggapi pertanyaan siswa tetapi
perlu ditingkatkan lagi.
h) Guru sudah sangat baik dalam mempersiapkan instrumen
pembelajaran.
57
i) Kerjasama guru dengan guru kolaborasi dalam menilai keaktifan
siswa sudah baik.
j) Guru sudah baik dalam menutup pelajaran, yaitu dengan membuat
ringkasan atau kesimpulan dan pemberian tugas dalam setiap akhir
pembelajaran.
3) Tanggapan Siswa Terhadap Cara Pembelajaran Yang Dilaksanaka
Guru
Tanggapan siswa pada siklus II dapat dilihat angket yang diberikan
pada setiap akhir pembelajaran. Hasil pengisian angket pada siklus II
terdapat pada lampiran 20.
Berdasarkan hasil angket diperoleh gambaran tanggapan siswa
selama siklus II sebagai berikut :
a. Sebanyak16 siswa (36%) menyatakan sikap dan penampilan guru
dalam mengajar sangat simpatik, 26 siswa (58%) menyatakan
simpatik dan 3 siswa (7%) menyatakan kurang simpatik.
b. Sebanyak 13siswa (29%) menyatakan sangat sesuai, 31 siswa
(69%) menyatakan sesuai dan 1 siswa menyatakan tidak sesuai.
c. Sebanyak 10 siswa (22%) menyatakan kemampuan guru dalam
menjelaskan materi sangat jelas, 30 siswa menyatakan (67%) jelas
dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang jelas.
d. Sebanyak 30 siswa (67%) menyatakan media yang digunakan
sangat menarik, 14 siswa (31%) menyatakan menarik dan 1 siswa
(2%) menyatakan kurang menarik.
e. Sebanyak 19 siswa (42%) menyatakan media yang digunakan
guru sangat mempermudah, 21 siswa (47%) menyatakan
mempermudah dan 5 siswa (11%) menyatakan kurang
mempermudah.
f. Sebanyak 11 siswa (24%) menyatakan sangat tertarik dengan
materi hari ini, 29 siswa (64%) menyatakan tertarik dan 5 siswa
(11%) menyatakan kurang tertarik.
58
g. Sebanyak 5 (11%) menyatakan sangat suka jika diberi tugas, 20
siswa (44%) menyatakan suka, 16 siswa (58%) menyatakan
kurang suka dan 2 siswa (4%) menyatakan tidak suka.
h. Sebanyak 4 (9%) menyatakan sangat suka berpartisipasi dalam
pembelajaran, 37 siswa (82%) menyatakan suka dan 4 siswa (9%)
menyatakan kurang suka.
i. Sebanyak 3 (7%) menyatakan sangat dilibatkan dalam proses
pembelajaran, 37 (82%) menyatakan dilibatkan dan 4 siswa (9%)
menyatakan kurang dilibatkan.
j. Sebanyak 16 siswa (36%) menyatakan sangat puas terhadap cara
pembelajaran yang dilaksanakan guru, 33 siswa (73%)
menyatakan puas dan 6 siswa (13%) menyatakan kurang puas.
4. Refleksi Siklus II
Pada siklus II ini dilaksanakan Model Quantum Teaching dengan
menggunakan media video player. Berdasar hasil prestasi belajar yang
diberikan guru pada akhir pelajaran diperoleh rata-rata kelas 68,11. Nilai
terendah yang dicapai pada siklus II adalah 60 dan nilai tertinggi 85.
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut hasil yang telah dicapai sudah diatas dari
indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 65. Ini berarti dilihat dari hasil belajar
sudah tercapai.
Skor keaktifan siswa siklus II diperoleh dari pengamatan guru bersama
guru kolaborasi dengan instrumen lembar observasi keaktifan siswa. Siswa
yang mempunyai skor keaktifan rendah sebesar 18% dan siswa yang
mempunyai skor siswa yang aktif sebesar 87% dari jumlah siswa, pencapaian
keaktifan siswa dihitung dari siswa yang dikategorikan mempunyai keaktifan
tinggi dan sedang. Untuk indikator kinerja yang harus dicapai kelas adalah
sebesar 75%. Berarti pencapaian skor keaktifan siswa pada siklus II sudah
tercapai.
Dilihat dari observasi guru terhadap guru kolaborasi sudah cukup baik,
hanya untuk beberapa hal saja yang perlu ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan
59
dengan tanggapan siswa bahwa sebagian besar (78%) menyatakan dilibatkan
dalam pembelajaran.
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran yang
dilaksanakan pada siklus II sudah berhasil dan tercapai dengan hasil yang
sedikit meningkat dilihat dari prestasi belajar siswa dan keaktifan siswa.
Dengan demikian indikator pembelajaran sudah tercapai baik prestasi belajar
maupun dari skor keaktifan siswa.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan selama 2 kali siklus maka
hasilnya dapat dilihat dalam perbandingan yaitu sebelum dilaksanakan tindakan,
setelah siklus I dan setelah siklus II.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Guru PKn sebelum dilakukan
observasi, rata-rata nilai prestasi siswa adalah 63,8, dengan ketuntasan belajar 65.
Jumlah siswa yang tuntas prestasi belajarnya sebanyak 20 siswa dan 25 anak
belum tuntas dalam pembelajaran. Untuk keaktifan siswa diambil pada saat
peneliti melakukan observasi ketika guru Pkn mengajar, pencapaian keaktifan
siswa dihitung dari jumlah siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dan sedang,
siswa yang mempunai keaktifan tinggi 5 siswa dan sedang 21 siswa atau sebanyak
26 siswa, 19 siswa mempunayi keaktifan rendah. Rendahnya keaktifan siswa dan
prestasi belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru masih
secara konvensional sehingga suasana belajar mengajar menjadi monoton. Guru
jarang melakukan tanya jawab, kalaupun guru bertanya hanya siswa tertentu saja
yang menjawab pertanyaan, guru juga jarang menegur siswa yang tidak
memperhatikan. Sehingga perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan model
yang lebih menarik.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I prestasi belajar siswa adalah
64,78. Standar ketuntasan siswa adalah 65. Siswa yang mendapat nilai lebih dari
65 adalah 24 siswa (53%) sudah tuntas dan 21 siswa (47%) belum tuntas dalam
pembelajaran. Untuk indikator kinerja ketuntasan sebesar 75%. Sehingga pada
pembelajaran siklus I belum berhasil karena prestasi siswa belum mencapai
60
indikator yang ditentukan. Hal ini disebabkan kurang mampunya guru dalam
menjelaskan tujuan pembelajaran, mengorganisasikan kelas dalam membuat
suasana menyenangkan dan kurangnya respon dari guru dalam menanggapi
pertanyaan dari siswa dikarenakan kurangnya literatur/referensi bacaan.
Hasil observasi keaktifan siswa siklus I, pencapaian siswa yang aktif
dihitung dari siswa yang memunyai keaktifan tinggi dan sedang. Pada siklus I
menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran PKn menggunakan Model
Quantum Teaching, siswa yang mempunyai keaktifan tinggi 5 siswa dan
mempunyai keaktifan sedang 27 siswa atau siswa yang aktif 32 siswa sebesar
71% dari jumlah siswa. Dan 13 siswa atau 29% dari jumlah siswa mempunyai
keaktifan rendah. Sehingga pada siklus I belum mencapai indikator yang
ditentukan karena siswa yang aktif dalam pembelajaran sebesar 71%. Hal ini
disebabkan guru kurang mampu mengorganisasikan kelas, sehingga masih
terdapat siswa yang belum terfokus pada guru. Guru juga kurang dalam membuat
suasana menyenangkan karena guru masih terlihat tegang. Kurangnya respon dari
guru dalam menanggapi pertanyaan dari siswa, sangat berpengaruh terhadap
keaktifan siswa, hal ini dikarenakan guru kurang literatur/referensi bacaan.
Pada pembelajaran siklus II diperlukan perbaikan-perbaikan agar
didapatkan hasil yang lebih baik. Perbaikan itu seperti guru harus lebih jelas
dalam menjelaskan tujuan pembelajaran, guru harus berusaha tidak kaku dan
memberikan humor pada siswa sehingga siswa juga tidak tegang. Guru juga harus
mempunyai referensi tambahan sehingga ketika siswa bertanya guru dapat
menjawab pertanyaan dengan baik dan tepat. Penggunaan dalam pembelajaran
siklus II juga berbeda, jika siklus I menggunakan media gambar, siklus II
menggunakan media video player agar siswa lebih jelas dalam menerima
pembelajaran, karena mereka melihat gambar yang nyata.
Data yang diperoleh pada pembelajaran siklus II data rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 68,11. Standar ketuntasan siswa adalah 65. Siswa yang
mendapat nilai lebih dari 65 adalah 38 siswa (84%) atau sudah tuntas dan 7 siswa
(16%) mendapat nilai kurang dari 65 atau belum tuntas. Sehingga dalam
pembelajaran siklus II sudah berhasil karena lebih dari 75% siswa telah tuntas
61
dalam belajar. Hal ini didukung dengan adanya tindak lanjut perbaikan
pembelajaran pada siklus I.
Pada pembelajaran siklus II , siswa yang aktif sebesar 87% dari seluruh
siswa, yaitu 6 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 33 siswa mempunyai
keaktifan sedang atau 39 siswa yang aktif dalam pembelajaran, serta 6 siswa
mempunyai keaktifan rendah. Ini berarti keaktifan siswa pada siklus I belum
berhasil dan pada siklus II sudah berhasil karena keaktifan siswa sudah diatas
indikator kinerja yang ditetapkan. Tindak lanjut tersebut adalah model Quantum
Teaching divariasi dengan humor dan penggunaan media pembelajaran yang
berbeda.
Untuk tabel perbandingan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 10 :
Tabel 10. Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Ketuntasan Hasil Belajar
Kriteria Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tuntas 20 24 38 Tidak Tuntas 25 21 7 Jumlah 45 45 45
Sumber : Data primer perbandingan ketuntasan prestasi belajar siswa
Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 5. berikut :
0
5
10
15
20
25
30
35
40
KondisiAwal
Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak tuntas
Gambar 5. Histogram Jumlah Siswa Yang Tuntas dan Tidak Tuntas dalam
Pembelajaran Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Jum
lah
Sisw
a
62
Untuk tabel perbandingan keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 11 :
Tabel 11. Perbandingan Kategori Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa No Kategori Kondisi
Awal Prosentase Siklus
I Prosentase Siklus
II Prosentase
1 Tinggi 5 11% 5 11% 6 13% 2 Sedang 21 47% 27 60% 33 74% 3 Rendah 19 42% 13 29% 6 13% Jumlah 45 100% 45 100% 45 100%
Sumber : Data primer perbandingan kategori keaktifan siswa
Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 6. berikut :
0
5
10
15
20
25
30
35
KondisiAwal
Siklus I Siklus II
Tinggi
Sedang
Rendah
Gambar 6. Histogram Kategori Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
E. Hasil Penelitian
Berdasarkan pembahasan diatas prestasi belajar yang dicapai siswa pada
siklus I rata-rata adalah 64,78, siswa yang mendapat nilai lebih dari 65 adalah 24
siswa atau 53% dari jumlah siswa dan belum mencapai KKM ( Kriteria Ketuntas
Minimal) sekolah. Sedangkan pada siklus II rata-rata prestasi belajar siswa adalah
68,11 dan siswa yang mendapat nilai di atas 65 adalah 38 siswa atau 84% dari
jumlah siswa. Pada siklus II siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal sekolah sebanyak 38 siswa atau 87%, hal ini berarti siswa kelas X SMK
Jum
lah
Sisw
a
63
Batik 2 Surakarata telah mencapai target krtiteria ketuntasan minimal sekolah dan
nasional yaitu sebesar 75% jumlah siswa telah mencapai kompetensi dasar.
Diketahuinya pancapaian kriteria ketuntasan minimal dapat digunakan sebagai
dasar untuk meningkatkan ketuntasan kriteria minimal sekolah pada semester atau
tahun berikutnya, yang masih dibawah ketuntasan kriteria minimal, yaitu sebesar
65. Kenaikan prosentase prestasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II
sebesar 31%. Ini berarti prestasi belajar siswa pada siklus I belum berhasil dan
prestasi belajar yang pada siklus II sudah berhasil karena prestasi belajar siswa
yang dicapai sudah diatas indikator kinerja yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa, pencapaian siswa yang aktif
dihitung dari siswa yang mempunyai keaktifan tinggi dan sedang. Pada siklus I
menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran PKn menggunakan metode
Quantum Teaching, siswa yang mempunyai keaktifan tinggi 5 siswa dan
mempunyai keaktifan sedang 27 siswa atau siswa yang aktif 32 siswa sebesar
71% dari jumlah siswa. Dan 13 siswa atau 29% dari jumlah siswa mempunyai
keaktifan rendah. Sedangkan pada siklus II siswa yang aktif sebesar 87% dari
jumlah siswa, yaitu 6 siswa mempunyai keaktifan tinggi dan 33 siswa mempunyai
keaktifan sedang dan 6 siswa mempunyai keaktifan rendah, atau 39 siswa yang
aktif dalam pembelajaran. Ini berarti keaktifan siswa pada siklus I belum berhasil
dan pada siklus II sudah berhasil karena keaktifan siswa sudah diatas indikator
kinerja yang ditetapkan. Kenaikan prosentase keaktifan siswa dari siklus I sampai
siklus II meningkat sebesar 16%.
Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan
pada siklus I belum tercapai karena masih terdapat kelemahan-kelemahan terutama
pada kinerja guru, maka penelitian tetap dilanjutkan pada siklus II dengan rata-rata
prestasi belajar 68,11 dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran 87% siswa ikut
berpartisipasi. Dengan demikian indikator pembelajaran sudah tercapai baik dari
prestasi belajar siswa maupun dari keaktifan siswa.
64
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengembangan dan penerapan pembelajaran dengan model
Quantum Teaching oleh peneliti pada siswa kelas X AK1 SMK Batik 2 Surakarta
tahun pelajaran 2008/2009 dapat disimpulkan sebagai berikut :
Penerapan model Quantum Teaching dengan kompetensi dasar
Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras,
Agama, Gender, Golongan, Suku dan Budaya dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas X AK 1 SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2008/2009.
Pencapaian prestasi belajar siswa sudah mencapai target KKM sekolah dan KKM
Nasional yaitu sebesar 75 % dari jumlah siswa. Selain prestasi belajar, keaktifan
siswa juga meningkat sebesar 16% dari siklus I sampai dengan siklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan
bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar Pkn siswa sangat terkait dengan
pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini model Quantum
Teaching dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran Pkn.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan implikasi di atas dapat diberikan saran- saran sebagai berikut
1. Para guru hendaknya memilih model Quantum Teaching sebagai alternatif
untuk meningkatkan prestasi belajar Pkn siswa .
2. Para guru hendaknya mampu mengembangkan dan menerapkan model
pembelajaran Quantum Teaching di dalam kelas yang sesuai dengan
karakteristik pembelajaran Pkn sehingga menjadi lebih menarik,
menyenangkan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa.
64