Bab IV Hasil Dan Pembahasan

24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Bercak Darah Pada Kain Tabel 2. Bercak Darah Pada Lantai Sampel Hari ke- 1 2 5 Manusia Laki-Laki Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Manusia Wanita Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sapi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Kambing Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Kelinci Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Ayam Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

description

sais

Transcript of Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Page 1: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Bercak Darah Pada Kain

Tabel 2. Bercak Darah Pada Lantai

Pemeriksaan mikroskopik darah manusia yang berasal dari bercak darah di lantai dan

kain dilakukan untuk menilai morfologi sel-sel darah, terutama sel darah merah. Sel darah

SampelHari ke-

1 2 5

ManusiaLaki-Laki

Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

ManusiaWanita

Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Sapi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Kambing Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Kelinci Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Ayam Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

SampelHari ke-

1 2 5

ManusiaLaki-Laki

Eritrosit berbentuk sirkular, bikonkaf, tidak berinti

Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

ManusiaWanita

Eritrosit berbentuk sirkular, bikonkaf, tidak berinti

Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Sapi Eritrosit berbentuk sirkular, bikonkaf, tidak berinti

Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Kambing Eritrosit berbentuk sirkular, bikonkaf, tidak berinti

Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Kelinci Eritrosit berbentuk sirkular, bikonkaf, tidak berinti

Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Ayam Eritrosit berbentuk oval, bikonveks, berinti

Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Page 2: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

merah atau eritrosit merupakan sel yang terutama dicari pada pemeriksaan mikroskopik

karena paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 99% dari keseluruhan jumlah sel darah.1 Sel-

sel darah putih (leukosit) dan platelet (trombosit) juga dapat ditemukan pada sediaan darah.

Morfologi sel-sel darah dari masing-masing subyek dinilai pada hari ke-1, 2, dan 5

untuk melihat perbedaannya. Sediaan dilihat dengan mikroskop pada pembesaran 10x100

dengan ditetesi minyak imersi. Morfologi eritrosit manusia (laki-laki dan perempuan) yang

terlihat pada hari pertama di sediaan bercak darah dari lantai yaitu sel berbentuk sirkular yang

berwarna merah pada pewarnaan, bikonkaf, dan tidak berinti, sesuai dengan teori.2 Morfologi

eritrosit manusia pada sediaan kain di hari pertama sulit untuk dievaluasi, tidak terlihat

morfologi tipikal eritrosit pada sediaan tersebut. Apabila terlihat leukosit dalam sediaan

darah, dapat dilihat intinya dan dijadikan pembeda antara darah laki-laki dan perempuan.

Pada nukleus sel polimorf (contoh: neutrofil) wanita, dapat ditemukan drumstick yang tidak

didapatkan pada leukosit laki-laki.

Gambar 1. Sediaan Darah Laki-laki

Hari Ke-1 (lantai)

Gambar 2. Sediaan Darah Laki-laki

Hari Ke-1 (kain)

Page 3: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Morfologi eritrosit sapi, kambing, dan kelinci pada bercak darah lantai di hari pertama

berbentuk sirkular, bikonkaf, dan tidak bernukleus. Morfologi eritrosit tersebut sama dengan

milik manusia, sebagaimana dikatakan oleh Krishan Vij bahwa seluruh mamalia memiliki

morfologi eritrosit yang sama kecuali unta yang eritrositnya berbentuk oval.2 Leukosit pada

sediaan dari subyek-subyek tersebut sulit untuk dievaluasi. Sediaan pewarnaan darah sapi,

kambing, dan kelinci dari bercak darah di kain pada hari pertama tidak jelas terlihat sehingga

sulit untuk dievaluasi.

Gambar 1. Sediaan Darah Perempuan

Hari Ke-1 (lantai)

Gambar 2. Sediaan Darah Perempuan

Hari Ke-1 (kain)

Page 4: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1. Sediaan Darah Sapi

Hari Ke-1 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Sapi

Hari Ke-1 (Lantai)

Page 5: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Morfologi eritrosit ayam terlihat berbeda dengan eritrosit manusia dan mamalia. Pada

sediaan pewarnaan bercak darah ayam di lantai, eritrosit tampak berbentuk oval, konveks,

dan bernukleus, sesuai dengan morfologi eritrosit unggas pada umumnya.2 Sediaan darah

ayam yang diambil dari bercak darah di kain tidak menunjukkan gambaran yang jelas

sehingga sulit untuk dievaluasi. Leukosit jarang terlihat di sediaan darah ayam.

Gambar 1. Sediaan Darah Kambing

Hari Ke-1 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Kambing

Hari Ke-1 (Lantai)

Gambar 1. Sediaan Darah Kelinci

Hari Ke-1 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Kelinci

Hari Ke-1 (Lantai)

Page 6: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Pada hari kedua dan kelima, sediaan dari bercak darah semua subyek penelitian baik di

lantai maupun di kain sulit untuk dievaluasi karena tidak menunjukkan morfologi tipikal dari

eritrosit masing-masing subyek penelitian. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa sel-sel darah termasuk eritrosit mudah lisis bila berada di luar tubuh terutama bila

sediaan darah sudah mengering. Dalam keadaan kering, sel-sel darah mengalami dehidrasi sel

sehingga hancur dan tidak menampakkan bentuk aslinya lagi.3 Keadaan tersebut

menyebabkan morfologi sel-sel darah tidak dapat dinilai lagi. Pemeriksaan mikroskopik

darah memang disarankan untuk dilakukan bila darah masih segar dan belum rusak sehingga

sel-sel darah masih dapat terlihat. Pemeriksaan mikroskopik darah pun hanya bisa

membedakan kelas pemilik darah dan bukan spesiesnya. Darah manusia tidak bisa dibedakan

dengan darah hewan mamalia karena memiliki morfologi yang sama.4

Gambar 1. Sediaan Darah Ayam

Hari Ke-1 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Ayam

Hari Ke-1 (Lantai)

Page 7: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1. Sediaan Darah Perempuan

Hari Ke-2 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Laki-laki

Hari Ke-2 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Laki-laki

Hari Ke-2 (Lantai)

Gambar 1. Sediaan Darah Perempuan

Hari Ke-2 (Lantai)

Page 8: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1. Sediaan Darah Laki-laki

Hari Ke-5 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Perempuan

Hari Ke-5 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Perempuan

Hari Ke-5 (Lantai)

Gambar 1. Sediaan Darah Laki-laki

Hari Ke-5 (Lantai)

Page 9: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1. Sediaan Darah Sapi

Hari Ke-5 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Sapi

Hari Ke-2 (Kain)

Page 10: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1. Sediaan Darah Sapi

Hari Ke-2 (Lantai)

Gambar 1. Sediaan Darah Sapi

Hari Ke-5 (Lantai)

Page 11: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1. Sediaan Darah Kambing

Hari Ke-2 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Kambing

Hari Ke-5 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Kambing

Hari Ke-2 (Lantai)

Gambar 1. Sediaan Darah Kambing

Hari Ke-5 (Lantai)

Page 12: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Gambar 1. Sediaan Darah Kekinci

Hari Ke-2 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Kelinci

Hari Ke-5 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Kelinci

Hari Ke-2 (Lantai)

Gambar 1. Sediaan Darah Kelinci

Hari Ke-5 (Lantai)

Page 13: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

IV.1 Ketebatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu kurangnya waktu dalam mengekstrak

sediaan bercak darah di kain sehingga gambaran dapat menjadi tidak jelas, kurangnya alat

Gambar 1. Sediaan Darah Ayam

Hari Ke-2 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Ayam

Hari Ke-5 (Kain)

Gambar 1. Sediaan Darah Ayam

Hari Ke-2 (Lantai)

Gambar 1. Sediaan Darah Ayam

Hari Ke-5 (Lantai)

Page 14: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

dan bahan yang menunjang penelitian, serta tempat yang terbatas dalam melakukan

pewarnaan.

Page 15: Bab IV Hasil Dan Pembahasan

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Bercak darah merupakan sampel yang sering ada dalam kasus kriminal dan dapat

diperiksa dengan menggunakan berbagai pemeriksaan laboratorium forensik. Berbagai tes

presumtif dapat dilakukan untuk menilai keberadaan darah dan membedakan darah manusia

dengan hewan. Pemeriksaan-pemeriksaan darah presumtif mencakup tes Benzidin, reaksi

Teichman, reaksi Wagenaar, dan tes Takayama. Pemeriksaan mikroskopik merupakan salah

satu pemeriksaan forensik yang dapat dilakukan untuk memastikan adanya darah dengan

melihat morfologi sel-sel darah terutama eritrosit.

Penelitian dilakukan untuk membedakan bercak darah manusia dengan hewan

mamalia dan unggas, serta menilai perbedaan morfologi sel-sel darah pada hari pertama

ditemukannya bercak darah, hari kedua, dan hari kelima. Morfologi eritrosit manusia pada

bercak di lantai di hari pertama tampak berbentuk sirkular, bikonkaf, dan tak bernukleus.

Morfologi eritrosit hewan mamalia juga menunjukkan morfologi yang sama. Sel-sel darah

ayam (unggas) berbentuk oval, konveks, dan bernukleus. Sediaan darah pada hari kedua dan

kelima sulit dinilai karena morfologi darah sudah tidak seperti semula dikarenakan sel-sel

darah telah lisis. Sel-sel darah pada seluruh subyek penelitian yang didapatkan dari bercak di

kain dari hari pertama, kedua, dan kelima sulit dievaluasi karena morfologi tampak tidak

jelas.

V.2 Saran

Berikut adalah saran-saran yang dapat kami berikan berdasarkan hasil penelitian ini:

1. Pemeriksaan mikroskopis bercak darah sebaiknya dilakukan saat darah masih dalam

keadaan segar/basah sehingga morfologi sel-sel darah terutama eritrosit masih dapat

terlihat.

2. Waktu ekstraksi sediaan darah dari bercak darah di kain seharusnya lebih lama (satu

malam) sehingga sel-sel darah benar-benar terekstrak dari kain.

3. Diperlukan alat-alat dan bahan-bahan yang memadai agar didapatkan hasil yang

memuaskan.