BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten...

46
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Kabupaten Cirebon Wilayah Kabupaten Cirebon membentang dari Barat Laut ke Tenggara, merupakan pintu gerbang Provinsi Jawa Barat dari sebelah Timur, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Cirebon memiliki letak geostrategis dijalur Pantai Utara Jawa Barat dengan panjang garis pantai ± 54 kilometer (km). Secara geografis berada dalam koordinat 6 0 30’ – 7 0 00’ Lintang Selatan (LS) dan 108 0 40’ – 108 0 48’ Bujur Timur (BT). Cirebon merupakan daerah pesisir utara Pulau Jawa yang terdiri dari dataran rendah dibagian utara dan dataran tinggi di bagian barat daya. Secara administratif, Kabupaten Cirebon memiliki Wilayah seluas 990,36 km 2 yang terbagi menjadi 40 Kecamatan, 412 Desa, 9.377 Rukun Tetangga (RT), dan 2.700 Rukun Warga (RW). Batas-batas administratif Kabupaten Cirebon yaitu sebagai berikut: Sebelah Utara : Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Kuningan Sebelah Barat Laut : Kabupaten Majalengka Sebelah Timur : Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Kabupaten Cirebon

Wilayah Kabupaten Cirebon membentang dari Barat Laut ke Tenggara,

merupakan pintu gerbang Provinsi Jawa Barat dari sebelah Timur, dan berbatasan

dengan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Cirebon memiliki letak geostrategis dijalur

Pantai Utara Jawa Barat dengan panjang garis pantai ± 54 kilometer (km). Secara

geografis berada dalam koordinat 60 30’ – 70 00’ Lintang Selatan (LS) dan 1080 40’ –

1080 48’ Bujur Timur (BT). Cirebon merupakan daerah pesisir utara Pulau Jawa yang

terdiri dari dataran rendah dibagian utara dan dataran tinggi di bagian barat daya.

Secara administratif, Kabupaten Cirebon memiliki Wilayah seluas 990,36 km2

yang terbagi menjadi 40 Kecamatan, 412 Desa, 9.377 Rukun Tetangga (RT), dan 2.700

Rukun Warga (RW). Batas-batas administratif Kabupaten Cirebon yaitu sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kabupaten Kuningan

Sebelah Barat Laut : Kabupaten Majalengka

Sebelah Timur : Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

2

Kabupaten Cirebon memiliki struktur dan jenis tanah beragam. Kondisi struktur

geologis tersebut dipengaruhi oleh keberadaan gunung Ciremai. Ditinjau dari kondisi

jenis tanah, wilayah Kabupaten Cirebon didominasi oleh jenis tanah aluvial, baik

aluvial kelabu, aluvial kelabu tua, maupun asosiasi dari keduanya dan regosol cikolat

keterabuan. Jenis-jenis tanah tersebut umumnya sesuai untuk pertanian semusim

terutama padi, palawija, peternakan, dan perikanan.

Kabupaten Cirebon memiliki iklim tropis dengan suhu minimum 240 dan suhu

maksimum 280 serta memiliki jumlah curah hujan antara 0-3.317 mm dengan rata-rata

jumah curah hujan sebanyak 1.265,15 mm. Curah hujan tertinggi terdapat di

Kecamatan Dukupuntang (3.317 mm) dan Kecamatan Palimanan (3.204 mm),

sedangkan curah hujan terendah terdapat di Kecamatan Suranenggala (136 mm).

Jumlah penduduk Kabupaten Cirebon menurut data dari Badan Statistika Kabupaten

Cirebon tahun 2017 adalah 2.126.178 jiwa dengan rasio perempuan sebanyak

1.036.486 jiwa dan laki-laki sebanyak 1.089. 692 jiwa.

4.1.2 Desa Gempol Kecamatan Gempol

Desa Gempol merupakan salah satu lokasi PT. Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk.. Secara administrasi, Desa Gempol masuk dalam wilayah Kecamatan Gempol

Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah Desa Gempol yaitu ± 98.858

Ha yang terdiri dari 4 Dusun, 4 RW dan 15 RT. Secara administratif Desa Gempol

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

3

berbatasan dengan beberapa Desa, yaitu sebelah utara dengan Desa Kedungbunder,

sebelah selatan dengan Desa Palimanan Barat, sebelah barat dengan Desa

Kedungbunder, dan sebelah timur dengan Desa Palimanan Barat. Orbitasi (Jarak dari

pusat pemerintahan) Desa Gempol yaitu 20 Km jarak dengan Ibu Kota Kabupaten, 120

Km jarak dengan Ibu Kota Provinsi, dan 221 Km jarak dengan Ibu Kota Negara.

Berikut peta adminsitrasi Desa Gempol.

Letak Desa Gempol Secara geografis yaitu di ketinggian 10-11 mil diatas

permukaan laut atau setara dengan 16,093,44-17.702,78 meter diatas permukaan laut.

Umumnya Desa Gempol merupakan daerah agraris pertanian dengan suhu rata-rata

harian 300 C, serta memiliki iklim seperti daerah pada umumnya di Indonesia yaitu

iklim tropis dengan dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Sumber air di Desa

Gempol yaitu berasal dari air permukaan yang berasal dari sungai Kepuh, air tanah

berupa sumur dan ada pula dari PDAM..

Penduduk Desa Gempol berjumlah 3.439 jiwa yang tersebar dalam empat

wilayah, dengan jumlah laki-laki 1.799 dan 1.640 perempuan, dengan jumlah rumah

tangga sebanyak 992 kepala keluarga. Dengan jumlah penduduk tersebut, keadaan

sosial ekonomi masyarakat Desa Gempol terus mengalami perubahan terutama dari

masyarakat petani kearah industri. Meski demikian, masyarakat Desa Gempol masih

banyak yang sbermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani. Sesuai data dari

Desa, sekitar 144 orang bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Mata

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

4

pencaharian sebagai petani memungkinkan menjadikan peternakan sebagai usaha

sampingan. Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni RW

I serta Dusun II yakni RW II, yang terbagi dalam peternak ikan (15 lokasi), ayam (1

lokasi), kambing/domba (8 lokasi) serta sapi (4 lokasi). Dalam data permasalahan desa,

masalah yang dimiliki masyakat dalam bidang peternakan khususunya yaitu peternak

masih perlu dukungan pengadaan bibit serta sebagian besar pemilik ternak perlu

mendapatkan pelatihan tentang pemasaran. Tingkat pendidikan di desa gempol

disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Gempol

No Pendidikan Jumlah

Orang %

1. Tidak Tamat SD 78 2,50 2. SD / Sederajat 996 31,95

3. SLTP / Sederajat 939 30,12

4. SLTA / Sederajat 1.028 32,98

5. AK / PT. 76 2,44

Total 3.117 100

Sumber : Profil Desa Gempol, 2017

Dilihat dari tabel 1. terlihat bahwa mayoritas masyarakat Desa Gempol

mengenyam pendidikan. Tingkat pendidikan paling banyak yaitu setingkat SLTA

sebanyak 32,98% kemudian SD sebanyak 31,95% dan SMP sebanyak 30,12%.

Presentasi masyarakat yang tidak tamat SD dan lulus perguruan tinggi hampir sama

besar yakni 2,50 % dan 2,4%.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

5

Tingkat pendidikan memengaruhi mata pencaharian yang digeluti oleh

masyarakat sehingga penduduk Desa Gempol memiliki mata pencaharian yang

beragam, diantaranya adalah buruh tani, petani, pedagang, PNS, TNI/POLRI,

pengrajin, penjahit dan lain sebagainya. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 2. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Gempol

No Mata Pencaharian Jumlah Orang %

1. Buruh Tani 89 15,97 2. Petani 55 9,87

3.

Pedagang / Wiraswasta /Pengusaha 81

14,54

4. PNS 24 4,3

5. TNI / POLRI 18 3,23

6. Pengrajin 6 1,08

7. Penjahit 12 2,15

8. Montir 3 0,54

9. Sopir 40 7,18

10. Karyawan Swasta 25 4,49

11. Tukang Kayu 29 5,20

12. Tukang Batu 54 9,69

13. Guru Swasta / Guru Bantu 6 1,07

14. Buruh / Pegawai Swasta 115 20,65

Total 557 100

Sumber : Profil Desa Gempol, 2017

Tabel 2 menunjukkan keragaman mata pencaharian penduduk di Desa Gempol.

Mata pencaharian terbanyak yaitu sebagai buruh sebanyak 20,65% dan sebagai buruh

tani 15,97% sedangakan mata pencaharian terkecil adalah pengrajin sebanyak 1,08 %,

guru swasta atau guru bantu sebanyak 1,07 % dan montir sebanyak 0,54%. Mata

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

6

pencaharian sebagai peternakan domba di Desa ini kebanyakan menjadi usaha

sampingan dari pekerjaan mereka sebagai buruh swasta atau buruh tani.

Dipilihnya Desa Gempol menjadi salah satu desa yang bersentuhan dengan

kawasan pabrik PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., sehingga desa ini menjadi

salah satu desa binaan perusahaan yang mendapatkan berbagai program CSR dari

perusahaan termasuk program Inkubator Agribisnis Ternak. Di Desa Gempol juga

terdapat satu kelompok peternak domba yang bernama Kelompok Sumber Urip, yang

anggotanya merupakan alumni peserta program Inkubator Agribisnis Ternak, sehingga

Desa ini dipilih menjadi lokasi penelitian.

4.1.3 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. berdiri sejak tahun 1985, awalnya

bernama PT. Indocement Tunggal Prakarsa yang berdiri pada tanggal 16 Januari 1985

berdasarkan akta pendirian No.227 dibuat dihadapan notaris Ridwan suselo, S.H.,

notaris publik di Jakarta yang kemudian disahkan oleh Mentri Kehakiman Repblik

Indonesia dalam surat keputusan No C2-2876HT.01.01.Th.85 tanggal 17 Mei 1985 dan

di umumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.57. PT. Indocement Tunggal

Prakarsa didirikan untuk melebur keenam perusahaan semen sebelumnya menjadi satu

manajemen yang terpadu. Akta pendirian Indocement mengalami perubahan dengan

akta notaris No. 81 dibuat dihadapan notaris publik bernama Benny Kristianto, S.H

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

7

yang disahkan oleh menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No.

C2-3641HT.01.04.Th.85 tanggal 15 Juni 1985 dan menetapkan bahwa saham seluruh

perusahaan yang sebelumnya diakuisisi oleh Indocement melalui penerbitan sahamnya

sendiri.

Tahun 1989, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. melakukan penawaran

umum perdana dan menjadi perusahaan publik kemudian menyesuaikan namanya

menjadi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Perusahaan pertama kali mencetak

sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “INTP” pada 5 Desember 1989.

Kantor pusat perseroan berlokasi di wisma Indocement Lt. 13 Jalan Jenderal Sudirman

Kav. 70-71, Jakarta Selatan. Pada saat ini, Indocement merupakan bagian dari

perusahaan internasional HeidelbergCement AG yang berbasis di Jerman, yang

merupakan salah satu perusahaan manufaktur bahan bangunan yang terbesar di Dunia,

dan pemain terkemuka pasar agregat semen dan beton siap pakai.

PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Memiliki visi yaitu menjadi pemain

terkemuka dalam bisnis semen dan beton siap pakai, pemimpin pasar di Jawa, pemain

kunci di luar Jawa dan memasok agregat dan pasir untuk bisnis beton siap pakai secara

mandiri. Misi dari PT. Indocement yaitu berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen

dan bahan bangunan berkualitas dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan

pembangunan berkelanjutan, sendangkan moto perusahaan adalah turut membangun

kehidupan bermutu.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

8

Mengantisipasi pertumbuhan pasar yang semakin kuat, PT. Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk. terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi dengan cara

menambah jumlah pabrik. Berikut jumlah pabrik yang dimiliki PT. Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk.

Tabel 3. Jumlah Pabrik PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tahun 2018

Lokasi Pabrik Kapasitas Terpasang

(juta Ton)

Citeureup, Bogor, Jawa Barat

Palimanan Cirebon Jawa Barat

Tarjun Kota Baru, Kalimantan Selatan

10

2

1

13,8

4,1

2,6

Total 13 20,5

Sumber : Profil Company PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

Kawasan pabrik yang menjadi tempat penelitian yaitu pabrik yang berada di

Cirebon Jawa Barat, tepatnya di Desa Gempol Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon

Provinsi Jawa Barat. Pabrik tersebut diselesaikan pada tahun 1996 dan sampai saat ini

masih beroperasi.

4.1.4 CSR Section PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT.)

dalam pasal 74 ayat 1, bahwa perseroan yang menjalankan usahanya dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan,

serta tertulis dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 47 tahun 2012 dalam pasal 2, bahwa

setiap perseroan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial kepada

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

9

General Maneger

Asistant To GM Section

Kepala CSR Section

Program 5 Pilar OfficerSustainable Development

Project (SDP) Officer

lingkungannya. Oleh karena itu, PT. Indocemet Tunggal Prakarsa Tbk. dalam sutrktur

organisasinya memiliki departemen khusus dalam rangka menjalankan peraturan

tersebut yaitu departemen CSR/ CSR Section. Berikut struktur organisasi CSR Section

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Ilustrasi 2. Struktur Organisasi CSR Section PT. Indocement Tunggal Prakara

Tbk.

Departemen CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. didirikan pada tahun

2005 dan berubah nama menjadi CSR Section pada tahun 2014. CSR Section menjadi

ujung tombak kebermanfaatan perusahaan bagi masyarakat dengan menjalankan

tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility). CSR Section berpijak pada

tiga pilar pembangunan berkelanjutan (Triple Botton Line) yaitu (1) Profit

(keuntungan) yaitu setiap program CSR yang dilaksanakan akan menjadi nilai positif

bagi perusahaan sehingga kepercayaan publik terhadap perusahaan akan semakin kuat.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

10

Hal tersebut menjadi daya jual perusahaan untuk mendapatkan atau membuat

para pemodal semakin tertarik untuk berinvestasi; (2) People (Masyarakat) yaitu setiap

program CSR diharapkan memberikan manfaat terhadap masyarakat terutama

penduduk sekitar perusahaan. Dengan diberlakukannya program tersebut, memberikan

pandangan bahwa perusahaan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar; (3)

Planet (Lingkungan) yaitu setiap kegiatan CSR tidak hanya berdampak positif bagi

masyarakat tetapi juga dengan lingkungan sekitar. Ketiga pilar tersebut menjadi acuan

dalam pengembangan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.

CSR Section PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dipimpin oleh seorang

Head Officer yaitu bapak Arifin dan memiliki 15 staf yang menjadi Community

Development Section (Comdev Section) yang dikepalai Bapak Haji Lancar serta

Sustainable Develompment Project (SDP Section) yang dikepalai Bapak Misnen. Visi

CSR Section yaitu menjadi hubungan saling mendukung antara perseroan dan

masyarakat, khususnya masyarakat dimana unit operasional perseroan berdiri melalui

keterlibatan yang intens dalam peningkatan kesejahteraan sosial masyarkat dan secara

khusus masyarakat lokal, menjadi masyarakat mandiri sehingga tercipta hubungan

yang harmonis. Misi CSR Section yaitu menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan

tetap memerhatikan kesejahteraan komunitas dan dengan menerapkan konsep ramah

lingkungan dengan tetap memerhatikan pengembangan perusahaan yang

berkelanjutan.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

11

Visi misi tersebut direalisasikan melalui berbagai program CSR yang ditujukan

kepada masyarakat sekitar perusahaan yang dalam hal ini diberikan kepada tujuh Desa

binaan yang berdekatan dengan lingkungan perusahaan. Tujuh desa binaan tersebut

terdapat di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Gempol yang terdiri dari Desa Palimanan

Barat, Desa Gempol, Desa Kadungbunder, Desa Cikeusal, Desa Walahar, Desa Cupang

serta Kecamatan Ciwaringin yang terdiri dari satu desa yakni Desa Ciwaringin.

Informasi tersebut didapatkan dari hasil wawancara bersama Bapak RA, 55 tahun.

Secara garis besar, program kegiatan CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa

Tbk. untuk ketujuh desa binaan terbagi menjadi dua bagian, yaitu lima pilar dan

Sustainable Development Program (SDP). Berikut bagan program SCR Section PT.

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Ilustrasi 3. Program CSR Section PT. Indocement Tunggal Prakasra Tbk.

CSR PT. Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk.

Lima Pilar

1. Pendidikan

2. Ekonomi

3. Kesehatan

4. Sosial, Budaya, Agama dan

Olahraga

5. Keamanan

Sustainable Development Project (SDP)

1. Agribisnis (Jamur, keripik buah,

proklin)

2. Perikanan

3. Peternakan (program inkubator

agribisnis ternak )

4. Energy crop (Pemanfaatan bahan bakar

dari king grass, sekam, dan serbuk

gergaji)

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

12

Program Lima Pilar terdiri dari : (1) Pendidikan; (2) Ekonomi; (3) Sosial,

Budaya, dan Olah raga (SOSBUDAGOR); (4) Kesehatan; dan (5) Keamanan. Berikut

tabel program Lima Pilar CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Tabel 4 : Program Lima Pilar CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Selain Program Lima Pilar terdapat juga Program dari SDP yaitu program yang

bersifat usaha berkelanjutan dibidang usaha mikro kecil dan menengah, pertanian,

peternakan, dan energi hayati terbarukan. Salah satu program SDP adalah agribisnis

(jamur, keripik, proklin), perikanan, peternakan (Inkubator Agribisnis Ternak), Energy

No 5 Pilar Kegiatan

1. Pendidikan Beasiswa

Seni Kebudayaan

Membina Sekolah Adiwiyata

Membina Pondok Pesantren

2. Ekonomi Memberi Bantuan modal bergulir untuk usaha-

usaha kecil menengah (UMKM)

3. Kesehatan Bantuan kesehatan

Bidan-bidan Desa

Puskesmas Keliling

Ibu-ibu Posyandu

Penyuluhan kesehatan

4. Sosial Budaya Agama dan

Olahraga

Perbaikan infrastruktur masjid

Perbaikan sekolah

Perbaikan jalan

Perbaikan rumah tak layak huni

Bantuan hewan Kurban

Safari Ramadhan

Fasilitas Olahraga (Lapang Futsal, Sepakbola,

Voli, Basket)

Sanggar Seni

5. Keamanan Mengambil Linmas (Perlindungan

Masyarakat_ dari Desa Sekitar

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

13

Crop (pemanfaatan bahan bakar dari king grass, sekam, dan serbuk gergaji) serta

budidaya tanaman jarak.

Program CSR yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Program

Inkubator Agribisnis Ternak yang merupakan bagian dari program Sustainable

Development Project (SDP). Program tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun pada

bulan Maret dimulai tahun 2010 sampai saat ini.

4.2 Identitas Informan

Pengambilan data informan dilakukan dengan metode wawancara terhadap

para informan untuk mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan. Pemilihan

informan dilakukan dengan cara purposive yang merupakan salah satu teknik

pengambilan sampel dengan sengaja atau menunjuk diantara anggota populasi untuk

menjadi sampel sesuai dengan kebutuhan penelitian. Informan dalam penelitian ini

merupakan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan program inkbator agribisnis

ternak yaitu dari pihak penyelenggara program yaitu staf CSR perusahaan, masyarakat

yang menjadi peserta program, dan pihak pemerintahan setempat.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari 12 orang dengan rincian dua orang

dari pihak perusahaan selaku penyelenggara program, sembilan orang dari masyarakat

yang menjadi peserta program, dan satu orang dari pihak pemerintahan setemapat

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

14

setingkat desa yang mengetahui adanya program-program dari CSR PT. Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk.

Program inkubator agribisnis ternak ini merupakan salah satu bagian dari

program SDP, sehingga informan dari pihak perusahaan dipilih dari pihak yang

mengelola program SDP. Informan tersebut diantaranya adalah berinisial (MS, Lk, 34

tahun) dengan pendidikan terakhir yaitu magister pertanian dan (RA, Lk, 55 tahun)

dengan pendidikan terakhir sarjana tarbiyah/pendidikan. Kedua informan tersebut

dipilih karena beliau merupakan pihak yang menjadi pelaksana kegiatan tersebut

dimana keduanya meupakan bagian SDP officer dalam departemen CSR/CSR Section

sehingga faham dan tau mengenai program inkubator agribisnis ternak.

Masyarakat yang menjadi informan yaitu peternak yang merupakan alumni

Inkubator Agribisnis Ternak yang bertempat tinggal di Desa Gempol yang masih

memiliki domba dari hasil program tersebut, selain itu mereka juga merupakan anggota

dari kelompok peternak Sumber urip yang merupakan kelompok peternak binaan

perusahaan yang anggotanya merupakan alumni dari Inkubator Agribisnis Ternak.

Informan tersebut diantaranya (SL, 40 tahun) yang juga merupakan ketua kelompok

peternak Sumber Urip, (AS, 40 tahun) dengan pekerjaan utama sebagai pengrajin

anyam, (AP, 41 tahun) dengan pekerjaan utamanya sebagai pengrajin anyam, (KJ, 53

tahun) pekerjaan utamanya sebagai kuli kapur, (JL, 62 tahun) yang menjadikan

berternak domba menjadi profesi utamanya, (RM, 52 tahun) seorang perempuan yang

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

15

pekerjaan utamanya sebagai peternak domba, (TM, 41 tahun) seorang perempuan

dengan pekerjaan utamanya sebagai buruh tani, (NR, 50 tahun), (MK, 45 tahun).

Informan tersebut dipilih karena merupakan alumni dari program tersebut yang berasal

dari Desa Gempol dan mengetahui serta merasakan langsung adanya manfaat program

tersebut.

Guna melengkapi data yang dibutuhkan, diambil juga informan dari aparat

pemerintah setempat karena setiap program yang diberikan kepada masyarakat selalu

mendapat tembusan terhadap pemerintahan Desa. Informan yang diambil dari pihak

pemerintah desa yaitu (RS, 39 tahun) yang menjabat sebagai kepala Desa Gempol.

Beliau dipilih menjadi informan karena merupakan pejabat kepala desa sementara di

Desa Gempol yang juga sudah cukup lama menjadi staf aparat Desa, sehingga beliau

dianggap mengetahui informasi-informasi mengenai program inkbator agribisnis

ternak. Berikut Tabel Data Informan dan Klasifikasinya.

Tabel 5. Data Informan dan Klasifikasinya

No Nama Usia Jenis Kelamin Pendidikan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12

MS

RA

SL

AS

AP

KJ

JL

RM

TM

MK

NR

RS

35 Tahun

55 Tahun

40 Tahun

40 Tahun

41 Tahun

53 Tahun

62 Tahun

52 Tahun

41 Tahun

45 Tahun

50 Tahun

39 Tahun

Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki

Laki-Laki

Perempuan

Perempuan

Laki-Laki

Perempuan

Laki-laki

Magister

Sarjana

SD

SD

SD

Tidak Tamat SD

Tidak Sekolah

Tidak Sekolah

SD

SMA

SD

SMA

SDP Officer

SDP Officer

Peternak

Peternak

Peternak

Peternak

Peternak

Peternak

Peternak

Peternak

Peternak

Kepala Desa

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

16

Tabel 5. menunjukkan rentang usia informan yaitu dari 35 Tahun sampai 62

tahun. Dari usia tersebut terlihat bahwa rata-rata usia informan merupakan usia

produktif. Hal tersebut sesuai dengan Pusat Badan Statistik 2018 yang menyatakan

bahwa kelompok usia produktif adalah mereka yang berada dalam rentang usia 15

sampai dengan 64 tahun. Pertimbangan usia menjadi penting karena menurut Masloch

dalam Hastuti (2003) menyatakan bahwa pekerja lebih muda cenderung mengalami

ketidakberdayaan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua.

Berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5. menunjukkan bahwa informan

didominasi oleh jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak sembilan orang, dan perempuan

sebanyak tiga orang. Faktor jenis kelamin berpengaruh terhadap nilai kerja, khususnya

untuk informan yang merupakan seorang peternak. Pekerjaan berternak domba

mempunyai karakteristik bekerja dengan tenaga seperti mengarit rumput,

membersihkan domba, dan memberi pakan domba yang biasanya dilakukan oleh laki-

laki. Oleh karena itu, jenis kelamin laki-laki lebih mendominasi informan daripada

jenis kelamin perempuan.

Klafikasi informan selanjutnya berdasarkan Pendidikan Terakhir. Pendidikan

Terakhir merupakan faktor yang memengaruhi terhadap kemampuan pola pikir dan

ketersediaan menerima hal-hal yang baru. Berdasarkan tabel 5, terdapat perbedaan

strata pendidikan antara pihak perusahaan atau penyelenggara program dengan

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

17

peternak yang merupakan peserta dari program sehingga ada kemungkinan sulitnya

menransfer ilmu pengetahuan kepada para peserta.

4.3 Mekanisme Pelaksanaan Program Inkubator Agribisnis Ternak dan

Tanggapan Informan

Program Inkubator agribisnis ternak telah dilaksanakan sejak tahun 2010, yang

mana setiap tahun selalu dilaksanakan sebagai salah satu implementasi dari kegiatan

CSR perusahaan. Sebelum dilaksanakan dengan konsep program inkubator agribisnis

ternak, CSR dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. sudah memiliki program

dalam bidang peternakan dengan hanya memberikan ternak kepada masyarakat tanpa

ada proses pelatihan dan pengawasan. Konsep tersebut berjalan tetapi tidak menjadikan

masyarakat mandiri dan tidak menunjang perekonomian dalam jangka panjang, karena

dengan bentuk pemberian seperti itu peternak kurang memiliki tanggung jawab

sehingga ternak yang didapatkan selalu tidak bertahan lama karena dijual tanpa ada

perputaran kembali. Harapan dari kegiatan tersebut sebagai bentuk pemberdayaan

masyarakat untuk jangka panjang tidak tercapai, karena pemberdayaan masyarakat

pada dasarnya harus membuat masyarakat menjadi berdaya dan juga mandiri dalam

melaksanakan berbagai aspek kehidupan. Staf CSR menyampaikan hal tersebut

sebagai berikut :

Program inkubator merupakan hasil evaluasi yang dulu hanya hibah awal

muawalnya, yang setelah evaluasi tidak ada peningkatan. “Ingin mencetak

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

18

masyarakat yang tadinya tidak punya kegiatan menjadi punya kegiatan” (RA,

55 Tahun).

Pemberdayaan masyarakat adalah mengembangkan kemampuan masyarakat

agar secara berdiri sendiri memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah-masalah

mereka sendiri (Rianingsih, 1996 dalam Yunasaf, 2004). Pemberian ternak secara

cuma-cuma mengakibatkan masyarakat penerima berperan menjadi objek kegiatan

sehingga masyarakat tidak merasa ikut berperan dalam pelaksanaan program.

Pendekatan pemeberdayaan menempatkan masyarakat bukan sebagai objek tetapi

sebagai subjek pelaku pembangunan yang menetukan hidup dan merupakan

pembangunan yang berpusat pada rakyat (Sulistyati, 2011)

Program pemberian ternak tersebut kemudian diubah konsepnya dan diberi

nama program Inkubator Agribisnis Ternak yang di dalamnya terdapat proses pelatihan

sampai pengawasan terhadap peserta program. Inkbator Agribisnis Ternak adalah

pemberdayaan masyarakat sekitar pabrik dalam bentuk kelompok ternak sebagai upaya

penumbuhan agribisnis bidang peternakan. Program CSR ini menggunakan acuan dari

Process Goal Corporate Social Responsibility perusahaan, dan KEY ACTIVITY (SOP

PLANT ISO 9001 : 2000) sesuai dengan yang tertera dalam SOP program tersebut.

4.3.1 Tujuan Program Inkubator Agribisnis Ternak

Menurut SOP Program Inkubator Agribisnis Ternak, tujuan dari program

Inkubator Agribisnis Ternak adalah menciptakan peternak mandiri melalui pelatihan

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

19

SMI ternak dan pendampingan kelompok ternak di lokasi peternakan PT. Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk. Tujuan tersebut, selaras dengan tanggapan dari pihak SDP

officer. Menurutnya, program ini bertujuan untuk menjadikan peternak mandiri yang

diharapakan dapat membantu perekonomian masyarakat, dan menjadi peluang usaha

baik utama maupun sampingan bagi masyarakat. Berikut tanggapan dari pihak SDP

officer mengenai tujuan program:

Ya diharapkan program ini menjadi peluang usaha bagi masyarakat khususnya

sekitar pabrik, supaya jadi pemasukan gitu bagi mereka, kan lumayan bisa buat

tambahan-tambahan juga (MS, 35 tahun)

Tujuan tersebut juga diketahui oleh peserta program, disampaikan oleh (SL, 41

tahun) bahwa menurut beliau tujuan dari program ini adalah untuk membantu

masyarakat supaya memliki usaha yang berkelanjutan sehingga dapat membantu

perekonomian bagi keluarga yang mengikuti program tersebut.

Katanya sih itu untuk masyarakat punya usaha yang langgeng, dan tidak

ketergantungan kalo dikasih cuma-cuma kan kita juga bingung gimana, dulu-

dulu katanya banyak dijual sekarang saya enggak dari 2012 domba saya itu

masih ada (SL, 41 tahun)

Hal serupa juga disampaikan oleh alumni yang lain, seperti halnya yang

disampaikan oleh (RM, 55 tahun) bahwa tujuan program tersebut untuk membantu

masyarakat khususnya masyarakat kecil supaya memiliki usaha dibidang peternakan.

Tujuan dari program ini to de, ya katanya untuk ngebantu masyarakat yang

miskin, kaya saya gitu de hehehe. Katanya itu apa supaya punya usaha gitu

berpenghasilan. Jadinya ya ini dikasih domba (RM. 55 tahun).

Berikut tujuan program inkubator yang dapat digambarkan dalam bentuk tabel.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

20

Tabel 6. Tujuan Program Inkubator Agribisnis Ternak

Sumber Data Tujuan Program

SOP (Standar Operasional

Prosedur)s

Menciptakan peternak mandiri melalui

pelatihan SMI ternak dan pendampingan

kelompok ternak di lokasi peternakan PT

Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

Informan Pihak Perusahaan Memberi peluang usaha bagi masyarakat

sekitar pabrik agar mendapatkan pemasukan

uatam maupun sampingan bagi peserta

Informan Peserta Program

Membantu masyarakat supaya memliki usaha

yang berkelanjutan sehingga dapat membantu

perekonomian bagi keluarga

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 6. di atas, ketiga informan memiliki persepsi yang sama

mengenai tujuan program inkubator agribisnis ternak. Tujuan tersebut adalah

memberikan peluang usaha bagi masyarakat sekitar pabrik supaya memiliki

penghasilan baik sebagai sumber utama maupun sampingan dengan cara memberikan

pelatihan guna mencetak peternak domba yang mandiri dan berkelanjutan.

Konsep inkubator ternak sampai saat ini dirasakan lebih baik daripada program

sebelumnya yang hanya berupa hibah atau pemberian. Hal tersebut dapat terlihat dari

keberlangsungan kegiatan berternak para alumni kegiatan tersebut yang masih berjalan

sampai saat ini. Oleh karena itu, dilihat dari adanya keberlangsungan kegiatan

berternak yang berjalan sampai saat ini, maka program inkubator agribisnis ternak

sebagai program pemberdayaan masyarakat dapat dinilai berhasil.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

21

Dipilihnya domba menjadi komoditas ternak yang digunakan tidak lepas dari

pertimbangan kondisi lingkungan dan potensi alam yang ada, luasnya lahan yang

banyak ditumbuhi hijauan menjadi modal alam yang sudah dimiliki untuk aktivitas

berternak di daerah tersebut. Selain itu kondisi tubuh domba yang tahan panas

merupakan pertuimbangan berikutnya mengingat Cirebon merupakan dataran rendah

yang berada di pesisir utara Jawa sehingga suhu di daerah tersebut cukup panas. Hal

tersebut disampaikan oleh RA, 55 tahun yaitu sebagai berikut :

Perusahaan memilih ternak domba dalam program inkubator ini karena dilihat

dari potensi desa penerima program ini. Potensi pertama yaitu orang- orang di

desa sekitar sudah dari dulu banyak yang membudidayakan domba, hijauan

domba sangat melimpah, suasana daerah yang panas cocok untuk beternak

domba karena domba sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan panas dari

pada kambing. (RA, 55 tahun)

Pertimbangan di atas sesuai dengan pernyataan Murtidjo (1992), yang

menyatakan bahwa daya adaptasi ternak domba terhadap lingkungan yang keras sangat

tinggi, sehingga dapat mengkonsumsi lebih banyak pakan hijauan. Tumbuh domba

yang hampir seluruhnya ditutupi bulu tebal dapat menahan penguapan melalui

permukaan kulit sehingga domba tidak memerlukan terlalu banyak air minum dan

tahan dalam kondisi lingkungan yang relatif panas. Hal tersebut sesuai dengan yang

disampaikan oleh Sudarmoso dan Sugeng (2003), bahwa domba mudah beradaptasi

dengan lingkungan walaupun Indonesia berada di daerah tropis.

Pertimbangan berikutnya yaitu mengenai peluang pasar domba yang terbuka di

Indonesia. Selain untuk konsumsi sehari-hari, domba juga digunakan untuk ritual

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

22

peribadahan akikah dan kurban sehingga target pemasaran domba di Indonesia terbuka

disetiap waktu.

4.3.2 Prosedur Pelaksanaan Inkubator Agribisnis Ternak

Program Inkubator Agribisnis Ternak adalah program yang diberikan kepada

masyarakat yang berasal dari tujuh desa binaan, ketujuh Desa tersebut yaitu Desa

Gempol, Desa Cikesal, Desa Palimanan Barat, Desa Walahar, Desa Cupang, Desa

Kedung Bunder, dan Desa Ciwaringin. Dipilihnya ketujuh desa binaan tersebut karena

letaknya yang bersentuhan langsung dengan kawasan pabrik sehingga ketujuh Desa

tersebut menjadi prioritas dalam menerima bantuan-bantuan dari program CSR. Hal

tersebut dipaparakan oleh SDP Officer seperti berikut :

Yang menerima program ini masyarakat dari tujuh desa binaan ada Gempol,

Cikesal, PALBAR (Palimanan Barat), Walahar, Cupang, Ciwaringin terus satu

lagi itu apa namaya oh Kedung Bunder. Soalnya itukan dekat dengan pabrik ya,

jadi ya sebelum menjangkau yg jauh diutamakan yang dekat dulu soalnya

bersentuhan paling dekat gitu. (RA, 55 tahun)

Prosedur pelaksanaan Inkubator Agribisnis ternak secara konsep terdiri dari

tiga bagian yaitu, pelatihan, pelaksanaan/praktek, dan pengawasan. Hal tersebut di

sampaikan oleh SDP Officer sebagai berikut:

Secara umum dari program ini ya tiga tahapan itu, peserta nanti dilatih dulu

secara kematerian tentang bertenak itu loh, bagaimana berternak yang baik

diperhatikannya apa saja, kemudian mereka memelihara dikandang perusahaan

sampai anakannya itu lahir, nah anaknya nanti di bawa pulang kami kemudian

mengawasi saja. (MS, 35 tahun)

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

23

Sekolah Magang Indocement Ternak (SMI Ternak)

Inkubator Agribisnis Ternak

Pengakhiran Program Inkubator Agribisnis Ternak

Pelaksanaan pelatihan Inkubator Agribisnis Ternak dilakukan dengan

melaksanakan Sekolah Magang Indocement (SMI Ternak), pelaksanaan atau praktek

merupakan pelaksanaan Inkubator Agribisnis Ternak yang diselenggarakan di

lingkungan perusahaan, dan pengawasann merupakan proses pengakhiran dari program

Inkubator. Berikut bagan pelaksanaan program Inkubator Agribisnis Ternak.

Iluustrasi 4. Alur Program Inkubator Agribisnis Ternak

Program inkubator agribisnis ternak, berlangsung seperti bagan di atas. Berikut

penjelasan mengenai setiap tahap pelaksanaan program :

A. Sekolah Magang Indocement Ternak (SMI Ternak)

Pelaksanaan program Inkubator Agribisnis Ternak diawali dengan adanya

pelatihan terlebih dahulu dalam Sekolah Magang Indocement (SMI). Tercantum dalam

SOP program SMI Ternak meliputi :

a. Peserta berasal dari desa binaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

b. Seleksi meliputi : Minat sebagai peternak, berasal dari keluarga peternak dan

atau non peternak dan memiliki daya dukung lingkungan untuk ternak.

c. Materi Pelatihan : Pemilihan bibit ternak, pakan ternak, kandang ternak,

reproduksi ternak, pengendalian penyakit ternak, dan pemasaran serta agribis

ternak.

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

24

d. Lama pelatihan 1 minggu meliputi teori, praktek, dan pendampingan.

e. Instruktur bekerja sama dengan Dinas Peternakan setempat.

Secara prosedural informasi tentang program Inkubator Agribisnis ternak dari

pihak perusahaan diberikan kepada pemerintaah Desa setempat dalam bentuk surat dan

juga penyampaian secara lisan, kemudian dari pemerintahan setempat Informasi

disebarluaskan kepada masyarakat. Bagi yang berminat dapat langsung mendaftar ke

kantor CSR PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. yang bertempat di kawasan pabrik.

Persyaratan bagi calon peserta cukup membawa fotokopi KTP dan Kartu Keluarga

sebagai bukti peserta merupakan penduduk asli daerah desa binaan tersebut diatas. Hal

tersebut dikemukakan oleh SDP Officer :

Kegiatan apapun yang bentuknya program dari kami tentu yang pertama itu

kami kirim tembusan ke anu apa namanya itu aparat Desa, pemerintahan desa.

Kemudian nanti biasanya tuh orang desanya yang menginformasikan kepada

masyarakat nanti yang berminat mendaftar bisa langsung kesini cukup bawa

apa namaya foto kopi KTP aja. (MS, 35 tahun)

Berkaitan dengan hal tersebut juga dikemukakan oleh aparatur Desa yaitu :

Iya pada dasarnya program apapun itu pasti masuk dulu ke Desa, ada tembusan

dulu ke Desa. Nanti dari sini baru di informasikan kepada masyarakat, kan yang

di informasikan juga ga boleh sembarang program gitu ya. Nanti dari sini di

informasikan baru masyarakat yang berminat mendaftar gituloh, dan untuk

CSR dari pabrik ituloh setahu saya selalu ada tembusan ke Desa. (RS, 39

Tahun).

Kemudian peserta yang mendaftar diseleksi dengan cara wawancara untuk

melihat keseriusan, tanggung jawab dan kesiapan peserta mengingat program

berlangsung cukup lama. Selain wawancara juga dilihat terkait kemampuan untuk

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

25

menyabit rumput karena setiap pendaftar harus siap mencari rumput sendiri selepas

kegiatan karena diharapkan seluruh peserta dapat menjadikan peternakan sebagai usaha

yang berkelanjutan. Proses seleksi tersebut dijelaskan pula oleh alumni program

tersebut sebagai berikut :

Jadi pas mau ikutan inkubator itu tuh kita di tanya-tanyai dulu apa kaya

wawancara kaya gitu mau serius ngga terus ditanya-tanyai tentang berternak itu

apa gimana-gimananya ya kita jawab orang kita bener-bener mau berternak loh

mas, udah itu kita dikasih arit disuruh ngarit dulu kita diliatin megang aritnya

bener atau ngga ya jelas benerlah wong ngarit itu udah biasa kalo buat padi atau

bersiin rumpu (TM, 41 tahun)

Seleksinya itu kita di liatin sama orang sananya cara ngarit yang bener gimana

terus istilahnya di wawancara kalau kita itu sungguh-sungguh atau engganya.

(AS, 40 tahun)

Seleksi dengan wawancara dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana

keseriusan serta gambaran kepribadian calon peserta, pertanyaan yang dimunculkan

meliputi motivasi berternak, latar belakang keluarga, dan potensi yang dimiliki. Selain

itu dilihat juga skill calon peserta, hal tersebut dibutuhkan dengan tujuannya untuk

mencetak peternak yang mandiri melalui kemampuan dasar yang sudah dimiliki.

Setelah proses wawancara peserta yang diterima kemudian mengikuti pelatihan

selama satu minggu. Pelatihan yang di berikan berupa teori dan juga praktek yang

dibimbing oleh intrukstur dan bekerja sama dengan dinas peternakan setempat. Materi

pelatihan meliputi pemilihan bibit ternak, pakan ternak, perkandangan, pengendalian

penyakit, dan pemasaran ternak, materi tersebut sesuai dengan konsep panca usaha

ternak dimana terdiri dari lima sub seektor diantaranya yaitu : (1) pemilihan bibit dan

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

26

reproduksi; (2) pemberian pakan; (3) tatalaksana pemeliharaan; (4) perkandangan; dan

(5) kesehatan dan penyakit (Sulistyati, 2011). Berikut tabel materi pelatihan inkubator

agribisnis ternak:

Tabel 7 Materi Pelatihan Inkubator Agribisnis Ternak

Sumber : Data Primer Hasil Wawancara

B. Inkubator Agribisnis Ternak

Tahap berikutanya dalam prosedur pelaksanaan program setelah selesai

melaksanakan kegiatan SMI Ternak, peserta mengikuti program selanjutnya yaitu

program inkubator selama waktu yang dijadwalkan oleh pihak perusahaan. Peserta

akan melaksanakan pemeliharaan di kandang ternak Pusat Penelitian, Pelatihan, dan

Pemberdayaan Masyarakat (P4M) milik perusahaan dengan bimbingan instruktur dari

perusahaan yang bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat.

No. Panca Usaha Ternak Domba Materi

1. Bibit Unggul Tujuan pemilihan bibit

Kriteria pemilihan bibit

2. Pakan yang baik Syarat-syarat pakan yang baik

Jenis pakan dan tambahan pakan

ternak

Tata cara pemberian pakan ternak

3. Kandang yang sehat Fungsi kandang

Letak kandang

Kontruksi kandang

Ukuran kandang

Peralatandan perlengkapan kandang

4. Pencegahan dan pengendalian

penyakit

Pengertian pengendalian penyakit

Pencegahan penyakit

Penyakit yang umum menyerang

ternak domba

5. Pemasaran hasil Alur pemasaran

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

27

Proses pelaksanaan program inkubator agribisnis ternak dalam SOP yaitu

sebagai berikut :

a. Persiapan kandang dan induk hewan ternak

b. Seleksi pengadaan induk hewan ternak :

- Koordinasi dengan Dinas Peternakan Kab Cirebon.

- HR&GA membuat PR (Purchase Requested).

- Pelaksanaan pembelian oleh Supply Department dengan supervisi dari

CSR Section dan Dinas Peternakan setempat.

c. Serah terima bantuan pinjaman induk hewan ternak antara PT. Indocement

Tunggal Prakarsa, Tbk. dengan peserta dilakukan dengan perjanjian tertulis

untuk dibudidayakan di kandang ternak Pusat Penelitian, Pelatihan dan

Pemberdayaan Masyarakat (P4M).

Pelaksanaan inkubator dimulai dengan mempersiapkan kandang untuk

pemeliharaan, persiapan dengan cara memberikan pinjaman kepada peternak satu

kandang setiap orang di kandang P4M, kemudian masing dari peternak membersihkan

kandang dan mulai diberikan tanggung jawab untuk merawat kandang tersebut sampai

program berakhir. Hal tersebut dikemukakan oleh alumni program sebagai berikut :

Pas saat mau mulai itu tuh dibagi dulu satu-satu dikocok kamu yang itu, kamu

yang itu, kamu yang itu. Yaudah gitu langsung diberesin dibersiin yang kotor-

kotor diuruslah kalo istilahnya ya. Udah nanti dikasih dombanya itu dipiara disana

(JL, 62 tahun)

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

28

Setelah itu setiap peserta diberi pinjaman sepuluh ekor domba betina dewasa

dengan kondisi bunting atau sudah siap kawin, proses pengadaan domba dilakukan

oleh pihak perusahaan dengan prosedur sesuai dengan sistem perusahaan. Setelah itu

dilakukan serah terima bantuan pinjaman dan peternak mulai memelihara sampai

waktu yang ditentukan dan setelah waktu yang disepakati berakhir peternak berhak

membawa anak dari domba yang dipeliharanya sendiri.

C. Pengakhiran Program Inkubator Agribisnis Ternak

Kegiatan terakhir dari program Inkubator Agribisnis Ternak adalah

pengakhiran program. Berikutnya merupakan pengakhiran program dimana dalam

SOP tertulis :

a. Setelah mengakhiri program, peserta wajib mengembalikan induk hewan ternak

yang dipinjam dari PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

b. Setelah selesai program, hasil anakan selama inkubator dibawa pulang untuk

dikembangkan di rumah masing-masing atau di kawasan ternak.

c. Bimbingan/ konsultasi pasca program dilakukan oleh Dinas peternakan

setempat.

Ketika program berakhir peserta wajib mengembalikan indukan yang dipinjamkan

perusahaan, kecuali apabila sampai program berakhir masih terdapat indukan yang

masih bunting, pihak perusahaan memberikan kebijaksanaan dengan meminjamkan

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

29

indukan yang masih bunting tersebut melahirkan kemudian indukan tetap

dikembalikan kepada pihak perusahaan. Hal tersebut dipaparkan oleh pihak SDP

Officer sebagai berikut :

Jadi kami berikan pinjaman kepada peserta inkubator sepuluh ekor induk

domba dengan satu ekor jantan biasanya, dipelihara sesuai waktu yang

ditentukan, nah kemudian nanti pas programnya berakhir peserta boleh

membawa pulang hasil anakannya itu. Oh iya kadang juga ada yang masih

bunting saat programnya selesai misalnya, biasanya kami berikan keringanan

boleh bawa pulang dulu dombanya nanti setelah melahirkan tetap harus di

kembalikan ke perusahaan. (MS, 35 tahun).

Setelah berakhirnya program para peserta diarahkan untuk mulai

mengembangkan ternaknya di tempatnya masing-masing, dan dari pihak perusahaan

memberikan bimbingan atau konsultasi pasca program serta memonitoring peserta.

4.3.3 Pemberian Fasilitas Peternak

Program inkubator agribisnis ternak memberikan bantuan kepada masyarakat

khususnya peternak domba supaya dapat memiliki usaha mandiri dalam bidang

peternakan, selain sistem program yang dikonsep sedemikian rupa, pihak perusahaan

juga memberikan fasilitas-fasilitas kepada peserta kegiatan untuk menunjang tujuan

dari program tersebut. Dalam SOP Inkubator Agribisnis Ternak tertulis fasilitas

sebagai berikut :

Peminjaman kandang ternak

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

30

Peminjaman induk ternak sejumlah yang memadai untuk memulai usaha

(minimal 10 ekor domba)

Diberikan bantuan pakan ternak berupa konsentrat 0,3 Kg/ ekor/ hari untuk

domba

Diberikan bantuan pengobatan standar PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

untuk pemeliharaan kesehatan hewan

Pendampingan dilakukan oleh petugas PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.

dan Dinas peternakan setempat.

Pelaksanaan program selama 4 bulan

Kewajiban peserta : hadir, memelihara, dan merawat ternak yang dipinjamkan

agar dapat berkembang dengan baik.

Hak peserta : mendapatkan hasil anakan ternak yang dihasilkan selama program

inkubator

Apabila peserta mengundurkan diri ditengah jalan karena alasan yang bisa

diterima hak yang belum diterima dibatalkan

Selain fasilitas yang tertulis dalam SOP, peserta juga mendapatkan uang

transport selama mengikuti kegiatan, serta saat program berakhir peserta diberikan

modal untuk membuat kandang ditempat masing-masing berupa material kandang serta

ongkos untuk biaya pembangunannya.

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

31

4.4 Manfaat Pelaksanaan Inkubator Agribisnis Ternak Dalam

Pengembangan Peternakan Domba

4.4.1 Pengetahuan Peternak Berdasarkan Panca Usaha Ternak

Program Inkubator Agribisnis Ternak diawali dengan Sekolah Magang

Indocement (SMI) ternak yang dilaksanakan selama satu minggu. SMI ternak

merupakan pelatihan kepada calon peserta inkubator mengenai teori peternakan. Teori

yang disampaikan mengenai pemilihan bibit ternak, pakan ternak, perkandangan,

pengendalian penyakit, dan pemasaran ternak.

Materi tersebut sesuai konsep panca usaha ternak dimana terdiri dari lima sub seektor

diantaranya yaitu : (1) pemilihan bibit dan reproduksi; (2) pemberian pakan; (3)

tatalaksana pemeliharaan; (4) perkandangan; dan (5) kesehatan dan penyakit

(Sulistyati, 2011). Menurut Nurcahyo dkk (2017) panca usaha peternakan terdiri dari

bibit unggul, pakan yang baik, kandang yang sehat, pencegahan dan pengendalian

penyakit, dan pemasaran hasil ternak. Berikut Tabel Pengetahuan Peternak sebagai

berikut:

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

32

Tabel 8. Pengetahuan Peternak

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Secara umum peternak mengetahui tujuan dari pemilihan bibit yang baik yaitu

supaya menghasilkan anakan domba yang baik sesuai yang diharapkan. Pemilihan bibit

yang baik dapat dilihat dari keadaan fisik domba. Domba yang baik untuk dibibitkan

dapat dilihat dai bentuk badan, bentuk kaki, lebar dada, ambing dan bentuk punggung.

Mulyadi (2011) menyatakan bahwa calon bibit domba yang baik adalah ukuran badan

normal, pinggang dan punggung lurus, dada dalam dan lebar, keempat kakinya lurus

dan terlihat kokoh, bentuk ukuran kelamin normal, bulu bersih dan mengkilap, tidak

ada cacat dibagian tubuh, gerakan lincah dan terlihat ganas. Sifat kualitatif domba

tersebut disampaikan oleh peternak SL, 41 tahun sebagai berikut:

Bibit yang bagus untuk perkembanganya, biar hasil anakan yang bagus. Ciri-

cirinya itu kalau indukan atau bibit domba badan tegap, kaki tegap, dada lebar,

ekor gemuk, dan punggungnya rata. (SL, 41 tahun)

No Materi Pengetahuan peternak

1 Pemilihan bibit Mengetahui tujuan pemilihan bibit domba

Mengetahui kriteria bibit domba yang baik

secara kualitatif

2 Pemberian pakan Mengetahui syarat-syarat pakan hijauan yang

baik

Mengetahui jenis-jenis pakan yang diberikan

Mengetahui tatacara pemberian pakan yang

baik

3 Perkandangan Mengetahui perkandangan yang baik

4 Pengendalian penyakit Mengetahui pencegahan dan pengendalian

penyakit

5 Pemasaran hasil Peternak mengetahui cara pemasaran yang

baik

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

33

Hal serupa juga disampaiakan oleh peternak AS, 40 tahun bahwa:

Induk domba yang baik agak tinggi kakinya, punggungnya lurus, perutnya agak

gendut itu yang bagus, payudaranya bagus itu buat indukan (AS, 40 tahun)

Berikutnya pengetahuan mengenai pakan yang baik sudah diketahui oleh para

peternak, hal tersebut dapat terlihat dari pernyataan peternak sebagai berikut:

Pakannya nyari sendiri, rumput yang hijau, tidak terlalu muda. Bahan pakan

domba seperti rumput, kosentrat boleh juga diberikan seperti dedak, ampas

tahu, dicampur menjadi kosentrat sebagai pakan tambahan. Kalau disini yang

saya lakukan 2 kali sehari, jam 6 pagi sorenya jam 4 atau jam 5. Karena keadaan

buat belinya kosentrat begitu ya kasih pakan alami saja. (AS, 40 tahun)

Pakan buat domba yang saya kasih ya cuma hijauan dari rerumputan, tidak diberi

dedaunan karena berbeda dengan kambing.Terus kalau mencari pakan pas

pagi-pagi ditunggu hari panas dulu biar rumput basahnya berkurang, kalau

dikasih pas masih basah nanti dombanya malah kembung. Pemberian pakan

dilakukan 2 kali sehari pagi sama sore. (KJ, 53 tahun)

Pakan harus senantiasa tersedia di kandang itu, dan domba banyak

makannya berarti sehat. Kalau kurang sehat berarti makannya itu kurang.

(TM,41 tahun)

Tiga pernyataan informan tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum

peternak sudah mengetahui pakan yang baik untuk domba. Pakan yang diberikan

mudah didapatkan, tidak membahayakan domba, disukai (palatabilitas), dan mudah

dimakan. Peternak juga mengetahui bahwa pakan untuk domba yang baik adalah

hijauan yang segar berupa rerumputan dan konsentrat, tetapi yang digunakan oleh

peternak hanya bergantung pada hijauan yang didapatkan dari alam dengan alasan

harga konsentrat yang relatif tinggi bagi peternak. Secara umum peternak juga

mengetahui cara pemberian pakan salah satunya dengan menghindari pemberian

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

34

pakan yang basah karena dapat menyebabkan penyakit kembung. Untuk menghindari

hal tersebut peternak menyabit rumpu setelah ada matahari tinggi supaya hijauan tidak

dalam keadaan basah atau hijauan yang sudah disabit didiamkan terlebih dahulu

sampai tidak terlalu basah. Peternak memberikan pakan domba sebanyak dua kali

sehari yaitu pada pagi dan sore hari dengan tanpa ditimbang terlebih dahulu hanya

diperkirakan dengan memenuhi tempat pakan yang sudah tersedia.

Pengetahuan tentang perkandangan dilihat dari keadaan perkandangan yang

digunakan. Saat diamati kandang yang digunakan sudah memenuhi syarat

perkandangan seperti jauh dari pemukiman penduduk, dekat dengan sumber pakan,

lokasi yang terbuka sehingga pada pagi hari terkena sinar matahari, ventilasi yang

terbuka sehingga sering terjadi pertukaran udara, serta perkandangan jauh dari

permukaaan tanah. Kandang juga sudah diberikan pemisah untuk kandang domba

bunting dan anakan, kandang kawin, dan kandang pejantan. Tetapi peternak belum

memiliki kandang isolasi sehingga apabila satu domba terkena penyakit mudah

menular ke domba yang lainnya.

Pengetahuan peternak mengenai penyakit yang terjadi pada domba tidak terlalu

banyak, peternak hanya mengetahui penyakit yang sering terjadi seperti kembung dan

mencret. Guna menghindari penyakit tersebut peternak mensiasati dengan menyabit

rumput pada siang hari supaya rumput yang didapatkan dalam keadaan kering.

Pengendalian penyakit kembung tersebut sesuai dengan pernyataaan Mulyadi (2011)

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

35

yang menyatakan bahwa bahwa kembung perut dapat terjadi karena domba tidak

mampu menghilangkan gas yang dihasilkan oleh lambung pertama (rumen) gas juga

timbul karena domba terlalu banyak makan hijauan legume, pemberian pakan yang

tidak teratur, domba yang terlalu lapar, lalu makan hijauan/rumput basah (embun).

Pencegahan kembung dapat dilakukan dengan membatasi pakan legume, mengatur

pemberian pakan hingga tidak lapar, dan pengembalaan domba setelah tidak ada

embun. Pengobatan yang diketahui oleh peternak yaitu menggunakan bahan alami

seperti kencur, temulawak, kunyit dan lain-lain. Pengobatan menggunakan bahan

kimia biasanya peternakan kembali meminta bantuan kepada pihak CSR Section.

Seperti yang disampaikan oleh JL, 62 tahun yaitu:

Kalau domba sakit ya dikasih obat cacing sama Alam Marta. Bikin jamu juga

dari temulawak, kunyit. Itu ada obatnya yang warna biru, kalau domba ga nafsu

makan di kasih ini. Cara ngasihnya dimasukin kemulutnya pake jarum suntik.

Pas mencret dikasih rumput yang kering, rumput yang banyak air dikeringin.

Rumput yang banyak air penyebab mencret. (JL, 62 tahun)

Mengenai pemasaran peternak menjual domba melalui palen atau bandar

atau individu konsumen yang mendatangi peternak, hal tersebut dilakukan karena

dianggap lebih memudahkan peternak karena dalam proses transaksi pihak palen

yang mendatangi peternak sehingga peternak tidak perlu repot membawa dan

menawarkan domba kepada calon konsumen. Penjualan dilakukan dengan sistem

kesepakatan harga sesuai taksiran tanpa ada penimbangan terlebih dahulu.

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

36

Berdasarkan materi yang telah di sampaikan kebanyakan para peternak sudah

mengetahui terhadap materi yang disampaikan pada saat pelaksanaan program, tetapi

tidak mempraktekan semua materi tersebut, yang pada akhirnya para peternak tetap

melaksanakan pemeliharaan secara konvensional tanpa ada perencanaan dan juga

pencatatan.

4.4.2 Populasi Ternak Domba Yang Dipelihara Peternak

Alumni program Inkubator Agribisnis Ternak sejak tahun 2010 – 2017, yang

berasal dari Desa Gempol berjumlah dua belas orang. Berikut data alumni program

Inkubator Agribisnis Ternak Desa Gempol.

Tabel 9. Data Alumni Program Inkubator Agribisnis Ternak Desa Gempol

No Nama (Inisial) Tahun Angkatan Keterangan

1. AB 2011 Berhenti

2. TM 2012 Aktif

3. AM 2013 Aktif

4. SL 2013 Aktif

5. JY 2014 Berhenti

6. MK 2014 Berhenti

7. RM 2015 Aktif

8. NR 2016 Ganti Jenis Ternak

9. AS 2016 Aktif

10. AP 2016 Aktif

11. KJ 2017 Aktif

12. JL 2017 Aktif

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

37

Berdasarkan tabel 9. terdapat delapan orang yang masih aktif berternak, tiga

orang berhenti berternak, dan satu orang beralih jenis ternak. Alasan berhenti berternak

diantaranya memenuhi kebutuhan pribadi yang mendesak, memilih bekerja ke luar kota

dan mengosongkan sementara kandang karena domba sakit. Seorang alumni memilih

berganti hewan ternak menjadi ternak kambing. Pergantian jenis ternak tersebut karena

domba hasil program yang dipelihara mati, sehingga perusahaan memberi kambing

untuk diternakan kembali.

Alumni yang masih aktif berternak berjumlah delapan orang. Menurut

informan yang masih beternak, adanya program tersebut mendukung untuk terus

berjalannya usaha peternakan baik yang sudah berprofesi sebagai peternak ataupun

peternak pemula yang tadinya tidak memiliki ternak. Seperti yang disampaikan oleh

salah satu alumni program tersebut, yaitu:

Saya dulu tidak punya domba de, dulu tuh saya ngurusi domba orang berapa

ekor ya banyak dikasih upah, pas itu dikasih tau ada inkubator ya saya daftar

ikutan ya alhamdulillah sekarang saya dombanya banyak ada 30-an buat

kebutuhan saya sama anak ada (RM, 52 tahun)

Oleh karena itu, program Inkubator Agribisnis Ternak berpengaruh terhadap

jumlah populasi ternak yang dimiliki oleh peternak. Berikut data jumlah populasi

ternak yang dimiliki oleh alumni program inkubator agribisnis ternak di Desa gempol:

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

38

Tabel 10. Jumlah Kepemilikan Ternak

No Nama

Tahun

Awal

Beternak

Populasi (Ekor) Status

Usaha Sebelum

Program

Awal

Program Saat Ini

1 TM 2012 0 13 6 Sampingan

2

3

SL

AM

2013

2013

2

0

9

5

15

7

Sampingan

Sampingan

4 AS 2016 0 3 11 Sampingan

5 AP 2016 0 3 6 Sampingan

6 RM 2016 0 11 33 Utama

7 KJ 2017 0 8 9 Sampingan

8 JL 2017 0 8 9 Utama

Jumlah 2 60 96

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Tabel 10. menunjukkan bahwa manfaat dari pelaksanaan Inkubator Agribisnis

Ternak dalam pengembangan peternakan domba dapat dilihat dari penambahan jumlah

ternak yang dimiliki oleh peserta program. Semua peserta mengalami pertambahan

populasi ternak yang dimiliki dari sebelum mengikuti kegiatan sampai saat ini, seperti

yang terjadi pada bapak SL, 41 tahun sebelum mengikuti program beliau hanya

memiliki dua ekor domba saja sedangkan saat ini beliau sudah memiliki sebanyak 15

ekor itupun sudah mengalami proses beberepa kali penjualan.

Peningkatan jumlah ternak menunjukkan manfaat yang besar bagi para peserta

program inkubator agribisnis ternak. Manfaat tersebut terlihat ketika peserta belum

mengikuti kegiatan mereka tidak memiliki domba sama sekali bahkan belum berprofesi

sebagai peternak tetapi saat ini mereka memiliki usaha ternak domba yang

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

39

berkelanjutan dari awal mengikuti program sampai saat ini walaupun tidak dijadikan

sebagai usaha utama bagi mereka.

Keberhasilan perogram dalam mencetak peternak yang mandiri juga dapat

dilihat dari jumlah populasi ternak domba dari awal peserta mengikuti program sampai

saat ini. Para peserta mengalami peningkatan jumlah kepemilikan ternak dari saat awal

selesai mengikuti program sampai saat ini. Berikut tabel persentase peningkatan jumlah

kepemilikan ternak peserta program Inkubator Agribisnis Ternak :

Tabel. 11 Persentase Peningkatan Pemilikan Pernak

No Nama

Populasi (Ekor)

Presentase Keterangan Awal

Program Saat Ini

1 TM 13 6 -53,84% Turun

2 SL 9 15 66,67% Naik

3 AM 5 7 40% Naik

4 AS 3 11 266% Naik

5 AP 3 6 100% Naik

6 RM 11 33 200% Naik

7 KJ 8 9 12,5% Naik

8 JL 8 9 12,5% Naik

Sumber : Data Primer Hasil Penelitian

Tabel menunjukkan bahwa 87,5% dari jumlah informan mengalami

peningkatan jumlah populasi domba yang dimiliki. Informan yang memiliki persentase

peningkatan jumlah kepemilikan domba terbesar yaitu RM, 52 dan AS 40 tahun yang

mengalami peningkatan sebanyak 200% dan 266% dari awal kegiatan Inkubator

hingga saat ini. Peningkatan juga dialamai oleh AP, 41 tahun juga mengalami

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

40

peningkatan 100% dari awal mengikuti kegiatan inkubator diikuti oleh SL, 41 tahun

yang mengalami peningkatan sebanyak 66,67% dan KJ, 12,5%.

Peningkatan kepemilikan ternak dipengaruhi oleh faktor status usaha. Seperti

yang terjadi pada RM, 52 tahun, yang mengalami peningkatan populasi sebanyak

200%. Peninggatan tersebut karena RM menjadikan usaha peternakan sebagai mata

pencaharian utamanya. Dengan demikian, RM dapat terus meningkatkan jumlah

populasi ternak yang dimilikinya karena ia memiliki lebih banyak waktu untuk

memerhatikan ternaknya. Alasan RM menjadikan usaha peternakan sebagai mata

pencaharian utama adalah RM melihat adanya peluang usaha yang memberikan

pemasukan untuk kehidupan rumah tangganya. Hal tersebut, ia dapatkan setelah

mengikuti program inkubator agribisnis ternak PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk..

Berbeda halnya dengan TM, 41 Tahun yang mengalami penurunan populasi

sebanyak 53,84%. Penurunan kepemilikan ternak disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor tersebut yaitu faktor kebutuhan hidup, seperti yang dialami oleh TM, 41 tahun,

yang menjual sebagian ternaknya untuk memenuhi biaya sekolah anaknya. Hal tersebut

disampaikan langsung oleh TM, 41 tahun.

Saya dombanya tinggal 3 ekor, soalnya kemaren tuh, anak saya mau masuk

SMP, dari bapanya belum ada. Ya, saya jual dulu aja lumayan jadinya kan, yang

penting anak saya tuh ketutup dulu, buat anu sekolahnya. (TM, 41 tahun)

Adanya peningkatan dan penurunan jumlah populasi ternak pasca program

Inkubator Agribisnis Ternak PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dapat disimpulkan

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

41

bahwa program inkubator tersebut memberikan manfaat bagi peserta. Kebermanfaatan

tersebut ditandai dengan peternekan domba menjadi usaha yang berkelanjutan bagi

peserta sesuai dengan tujuan dari program tersebut yakni mencetak peternak mandiri.

4.4.3 Terbentuknya Kelompok Peternak

Pasca mengikuti program inkubator agribisnis ternak, pihak penyelenggara

menyarankan untuk menghimpun peserta kegiatan dalam sebuah kelompok peternak.

Saran tersebut, direalisasikan oleh peserta yang berasal dari Desa Gempol dengan

membentuk sebuah kelompok peternak, yang diberi nama “Sumber Urip”. Kelompok

Sumber Urip dibentuk pada tahun 2014, diketuai oleh Bapak Solikin, dan sampai

Februari 2018 memiliki anggota sejumlah 12 orang.

Anggota kelompok Sumber Urip mendirikan kandang dalam satu tempat yang

difasilitasi oleh pemerintah Desa di atas tanah Bengkok atau Carik Desa. Lahan

tersebut sengaja dipinjamkan oleh pihak Desa dengan status hak guna pakai untuk

membantu masyarakat yang ingin berternak, sehingga masyarakat yang tidak memiliki

lahanpun dapat ikut berternak.

Kelompok peternak tersebut dibentuk dengan tujuan untuk menjalin

komunikasi yang baik antar peternak domba Alumni Inkubator dan sebagai wadah para

peternak untuk saling membantu dan bertukar informasi dalam proses berternak. Posisi

kandang yang berada dalam satu tempat membuat interasksi antar anggota menjadi

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

42

lebih intens sehingga rasa kekeluargaan dalam kelompok Sumber Urip sangat begitu

terasa. Hal tersebut ditunjukan dengan saling memerhatikan dan saling membantu

memelihara ternak milik sesama anggota.

4.4.4 Manfaat Ekonomi Dari Pelaksanaan Kegiatan

1) Memiliki Lapangan Pekerjaan

Program inkbator agribisnis ternak memberikan manfaat secara ekonomi bagi peserta

program, karena program tersebut memberikan peluang usaha atau lapangan pekerjaan

di bidang peternakan bagi masyarakat baik sebagai usaha utama ataupun sampingan.

Aktivitas berternak memberikan pemasukan untuk membantu memenuhi kebutuhan

para peternak. Manfaat tersebut disampaikan oleh seserta sebagai berikut :

Ya dengan adanya inkubator ini ya membantu, dulu saya Cuma miara punya

orang kalo ada yang hilang saya dimarahin, sekarang saya punya sendiri

alhamdulillah. Enak kalo butuh tinggal jual nanti lahir lagi banyak domba saya

(RM, 52 tahun)

Manfaat sekali membantu kebutuhan rumah kalo ada urusan apa-apa ya dijual

itung-itung tabungan saja, sehari-hari Cuma cukup buat makan kalau ada

kebutuhan anak sekolah anak sakit ya tinggal jual (KJ, 53 Tahun)

Alhamdulillah terasa, untuk nutup-nutupi kebutuhan dapur, kalau ada keperluan

yang mendadak atau anak mau sekolah ya gampang kalau ada domba, tinggal

jual iya dianggap tabungan aja (TM, 41 tahun).

2) Mendapat Bantuan Materil Untuk Memulai Usaha Peternakan

Manfaat lainnya yaitu masyarakat terbantu secara materil untuk dapat

berternak, karena bantuan yang diberikan dari program tersebut lengkap untuk menjadi

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

43

modal awal memulai usaha peternakan. Bantuan yang diberikan seperti yang sudah

dipaparkan diatas dimuali dari bibit sampai perlengkapan kandang sehingga selesai

program inkubator peternak sudah dapat memulai usahanya di tempat masing-masing.

3) Bertambahnya Penghasilan

Berternak domba baik sebagai usaha utama ataupun usaha sampingan akan

memberikan tambahan penghasilan bagi peserta progam. Sehingga manfaat dari

adanya program tersebut dapat dinikmati jangka panjang untuk membantu memenuhi

kebutuhan keluarga. Seperti yang disampaiakan oleh alumni program tersebut :

Ya alhamdulillah saya itu jadi punya usaha sendiri kalau misalkan uang saya

habis buat kebutuhan sehari-hari ya tinggal jual saja nanti lumayan buat beli-

beli kebutuhanlah gitu (RM, 52 tahun)

4.4.5 Manfaat Sosial Dari Pelaksanaan Kegiatan

1) Manfaat Sosial Bagi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Manfaat sosial dirasakan oleh pihak perusahaan juga oleh masyarakat, dengan

adanya program inkubator yang berlangsung cukup lama membuat pihak perusahaan

merasa memiliki hubungan sosial yang lebih dekat dengan masyarakat. Masyarakat

pun merasakan manfaatnya dari keberadaan perusahaan dengan adanya interaksi yang

mudah dengan pihak perushaan. Hal tersebut disampaikan oleh pihak perusahaan dari

SDP officer sebagai berikut:

Relasi dengan masyarakat berjalan baik, menjadi merasa lebih dekat dengan

masyarakat, ini membantu kami untuk menjalankan program-program

Page 44: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

44

berikutnya dan masyarakatpun dapat merasakan manfaatnya dari adanya pabrik

di daerah sini (MS, 35 Tahun)

Hubungan sosial dengan masyarakat semakin baik, terbangun kedekatan

dengan masyarakat, khususnya yang mengikuti program-program dari

Indocement mereka merasakan hubungan baiknyatidak segan atau canggung ya

menjadi semakin dekat pada intinya (RA, 55 tahun)

Selain hubungan sosial dengan masyarakat manfaat sosial dari program ini juga

dirasakan oleh perusahaan dengan aparat setempat, komunikasi dengan pemerintahan

desa setempat berjalan lancar dan berhubungan baik dalam bekerja sama untuk

berbagai program. Hal tersebut disampaiakan oleh kepala Desa gempol :

Hubungan dengan perusahaan baik, sering ada program untuk masyarakat kita

sama-sama untuk gimana caranya membangun masyarakat ya sejauh ini

hubungan dengan perusahaan baik, lancar (RM, 39 tahun).

2) Manfaat Sosial Bagi Masyarakat

Masyarakat merasakan kebaikan dari program tersebut yaitu dengan hubungan

dan interaksi yang baik dengan pihak perusahaan, sehingga masyarakat merasa dekat

serta merasakan kebermanfaatan dari adanya perusahaan di Desa mereka. Hal tersebut

disampaikan oleh salah satu masyarakat yang juga alumni program Inkubator

Agribisnis Ternak :

Hubungan dengan perusahaan jadi lebih dekat, merasa terbantu kalau ada apa-

apa tinggal lapor saja ke kantor kalo ada ya dibantu kalau diarahkan jadi merasa

dekat dengan orang-orang disana kalo papasan dijalan suka nyapa (SL, 40

tahun)

Page 45: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni

45

Selain hubungan dengan pihak perusahaan, manfaat sosial juga dirasakan

dengan aparat pemerintahan setepat, dengan kedekatan tersebut mempermudah untuk

saling mendukung dalam berbagai program. Lokasi kandang yang dimiliki peternak

pun difasilitasi oleh pihak pemerintahan Desa di sebuah lahan carik Desa sehingga

masyarakat yang tidak mempunyai lahan pun dapat ikut berternak.

Page 46: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kabupaten Cirebonmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2014/200110140166_4_9003.pdf · Potensi bidang peternakan di Desa Gempol, terletak di Dusun I yakni