BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 62 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Surakarta 1. Letak Geografis Kota Surakarta yang dikenal dengan sebutan “Kota Solo” terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini mempunyai luas wilayah 44.04 km 2 . Kota Surakarta memiliki iklim rata-rata 26 ˚ C – 28 ˚ C, sedangkan kelembaban udara mencapai 71 % - 87 %. Secara Administratif Kota Surakarta mempunyai batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. 2. Keadaan Demografi Jumlah penduduk Kota Surakarta dalam angka tahun 2012, komposisi penduduk menurut jenis kelamin yaitu 545.653 jiwa, dengan

Transcript of BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

Page 1: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Surakarta

1. Letak Geografis

Kota Surakarta yang dikenal dengan sebutan “Kota Solo”

terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini mempunyai luas wilayah

44.04 km2 . Kota Surakarta memiliki iklim rata-rata 26 ˚ C – 28 ˚ C,

sedangkan kelembaban udara mencapai 71 % - 87 %.

Secara Administratif Kota Surakarta mempunyai batas wilayah

sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan

Kabupaten Boyolali.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan

Kabupaten Karanganyar.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan

Kabupaten Karanganyar.

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kota Surakarta dalam angka tahun 2012,

komposisi penduduk menurut jenis kelamin yaitu 545.653 jiwa, dengan

Page 2: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

klasifikasi di antaranya, terdapat 266.724 jiwa penduduk yang berjenis

kelamin laki-laki, sedangkan penduduk perempuan berjumlah 278.929

jiwa.

Jumlah penduduk yang ada, tersebar ke dalam 5 Kecamatan,

yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar

Kliwon, Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari. Setiap Kecamatan

membagi lagi wilayahnya ke dalam tingkat Kelurahan. Di Kota Surakarta

terdapat 51 Kelurahan, dan didalamnya terdapat sejumlah 602 Rukun

Warga (RW), 2.708 unit Rukun Tetangga (RT), dengan ditempati jumlah

130.284 Kepala Keluarga (KK). Sehingga jumlah rata-rata Kepala

Keluarga (KK) dari setiap Rukun Tetangga (RT) sebanyak 49 Kepala

Keluarga (KK).

Tabel 5

Jumlah Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Kota Surakarta tahun 2012

Kecamatan Laki-laki Perempuan L + P

n (jiwa) % n (jiwa) % n (jiwa) %

Laweyan 47.172 17,69 49.884 17,88 97.056 17,79

Serengan 25.740 9,65 27.258 9,77 52.998 9,71

Pasar Kliwon 41.115 15,41 42.238 15,14 83.353 15,28

Jebres 68.094 25,53 71.007 25,46 139.101 25,49

Banjarsari 84.603 31,72 88.542 31,74 173.145 31,73

TOTAL 266.724 100,00 278.929 100,00 545.653 100,00

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, Tahun 2012

Page 3: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3. Fasilitas Kesehatan

Kota Surakarta mempunyai berbagai jenis fasilitas kesehatan

diantaranya terdiri dari :

Tabel 6

Jumlah Fasilitas Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2012

No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah

1

2

3

4

Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit Jiwa

Rumah Sakit Bersalin

Balai Pengobatan atau Klinik

Puskesmas

Puskesmas Tetap

Puskesmas Pembantu

Puskesmas Keliling

Posyandu

Apotik

11 buah

2 buah

13 buah

38 buah

15 buah

26 buah

15 buah

584 buah

126 buah Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2012

Tabel 7

Jumlah Tenaga Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2012

No Jenis Tenaga Kesehatan Unit Kerja

Negeri

Unit Kerja

Swasta

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13

Dokter Umum

Dokter Spesialis

Dokter Gigi

Perawat

Sarjana Keperawatan

Bidan

Tenaga Farmasi

Sarjana Farmasi dan Apoteker

Tenaga Sanitarian

Kesehatan Masyarakat

Tenaga Gizi

Tenaga Terapi Fisik

Tenaga Teknisi Medik

104

168

39

948

145

196

124

31

39

31

62

46

116

62

42

15

892

21

107

94

17

7

8

19

37

112

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta, 2012

Page 4: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang ada di Kota

Surakarta, tentu tidak terlepas dari hubungannya dengan Dinas Kesehatan

Kota Surakarta. Pada dasarnya segala sesuatu yang berkaitan dengan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat, baik yang dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung berada dibawah pengawasan Dinas

Kesehatan Kota Surakarta.

B. Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Dinas Kesehatan Kota Surakarta mempunyai tugas-tugas yang sangat

penting didalam mengembangkan program-program yang dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan.

1. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Visi : Terwujudnya Masyarakat yang sehat, mandiri, dan berbudaya

Misi : a. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang paripurna

b. Meningkatkan kualitas sumberdaya kesehatan

c. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini penanggulangan

penyakit

d. Meningkatkan manajemen kesehatan yang efektif, efisien, dan

akutanbilitas

e. Meningkatkan upaya promotif preventif untuk mewujudkan

budaya hidup bersih dan sehat serta kemandirian masyarakat

f. Menggerakan kemitraan dan peran serta masyarakat di bidang

kesehatan

2. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Page 5: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Bagan 3

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta

KEPALA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN

PERENCANAAN,

EVALUASI, DAN

PELAPORAN

SUBBAGIAN

KEUANGAN

SUBBAGIAN

UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

BIDANG PROMOSI

KESEHATAN

BIDANG

PENGENDALIAN

PENYAKIT DAN

PENYEHATAN

LINGKUNGAN

BIDANG UPAYA

KESEHATAN

BIDANG BINA

KESEHATAN

MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

DAN KEMITRAAN

MANAJEMEN

INFORMASI

KESEHATAN

PENGEMBANGAN

PROMOSI

KESEHATAN

PENCEGAHAN

PENYAKIT DAN

PENANGGULANGAN

KLB

PENGENDALIAN

PENYAKIT

PENYEHATAN

LINGKUNGAN

PELAYANAN

KESEHATAN

INFORMASI

MAKANAN,

MINUMAN, &

PERBEKALAN

KESEHATAN AKREDITASI DAN

REGISTRASI

KESEHATAN IBU

DAN ANAK

PERBAIKAN GIZI

MASYARAKAT

KESEHATAN

REMAJA DAN

LANSIA

Page 6: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3. Program-Program Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Terkait dengan pelaksanaan program dalam upaya pencegahan

ataupun penanggulangan epidemi HIV/AIDS di Kota Surakarta, Dinas

Kesehatan Kota Surakarta pada tahun 2012 telah melakukan kegiatan

antara lain :

a. Kegiatan Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi ini terkait dalam penyebarluasan ilmu

pengetahuan mengenai permasalahan seputar narkoba dan

HIV/AIDS, yang dilakukan dibeberapa Kecamatan yang ada di Kota

Surakarta, serta pada bidang pendidikan yang difokuskan bagi siswa

SLTP dan SMU Kota Surakarta. Kegiatan sosialisasi ini dimaksudkan

untuk memberikan pengetahuan yang benar mengenai sebab dan

akibat dari penyalahgunaan narkoba, beserta segala permasalahan

seputar cara penularan dan upaya menghindari terjangkitnya

HIV/AIDS.

b. Sarasehan Hari AIDS

Sarasehan ini dimaksudkan untuk mengenang Orang

dengan HIV/AIDS (ODHA) yang telah meninggal dunia maupun

yang masih hidup. Dalam hal ini melibatkan beberapa Kecamatan dan

Kelurahan yang ada di Kota Surakarta. Aktivitas ini juga bertujuan

untuk mengingatkan kepada masyarakat umum lainnya, tentang

Page 7: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

bahaya HIV/AIDS yang dapat mengancam keberlangsungan siklus

kehidupan umat manusia. Dengan maksud dan tujuan tersebut,

diharapkan hati nurani masyarakat tergerak untuk menjauhi segala hal

yang dapat menyebabkan terjangkitnya HIV/AIDS dan berupaya

menerapkan sikap tidak melakukan diskriminasi terhadap Orang

dengan HIV/AIDS (ODHA).

Masyarakat seharusnya mengetahui bahwa sebenarnya yang

dibasmi bukanlah orang yang mengidap HIV/AIDS akan tetapi virus

dari HIV/AIDS itu sendiri. Sehingga masyarakat juga diharapkan

untuk tidak melihat sebelah mata terhadap orang-orang yang terkena

HIV/AIDS, akan tetapi ikut serta dalam memberikan dukungan bagi

mereka, karena pada dasarnya mereka juga manusia yang butuh hidup

seperti layaknya manusia lain.

c. Zero Survai HIV/AIDS

Kegiatan ini mendasarkan pada proses pengambian sampel

darah kepada masyarakat umum yang tergolong berisiko tinggi dalam

penularan HIV/AIDS di Kota Surakarta.

d. Sosialisasi Organisasi Masyarakat

Pengetahuan mengenai HIV/AIDS, sangat diperlukan bagi

masyarakat. Hal ini dikarenakan agar masyarakat senantiasa peduli

dengan isu-isu HIV/AIDS, serta dalam rangka mewujudkan

pelaksanaan upaya pencegahan maupun penanggulangan penyebaran

Page 8: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

HIV/AIDS di Kota Surakarta. Upaya tersebut salah satunya

melibatkan kegiatan sosialisasi diberbagai organisasi masyarakat.

Kegiatan tersebut dirasa lebih efektif dan efisien untuk dilakukan,

karena pelaksanaannya akan melibatkan jumlah anggota masyarakat

yang tidak sedikit, sehingga dalam proses transfer ilmu pengetahuan

mengenai HIV/AIDS akan lebih cepat terealisasikan.

e. Transportasi ke Klinik VCT dan Layanan VCT Mobile

Upaya penyediaan alat transportasi bagi orang yang

tergolong berisiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS, dirasa

sangat diperlukan apabila orang yang risti tersebut telah dalam

kondisi yang benar-benar membutuhkan penanganan yang khusus

dan serius. Namun transportasi dalam wujud pelayanan rujukan ke

klinik VCT yang ada, dirasa belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai

dengan harapan dari berbagai pihak.

Sehingga baru-baru ini Dinas Kesehatan bekerja sama

dengan LSM Spek HAM serta WPA di beberapa Kelurahan

menyediakan layanan VCT Mobile ke beberapa tempat dengan

masyarakat yang beresiko tinggi di antaranya adalah di wilayah

Kelurahan Kestalan. Dengan tujuan agar masyarakat risti lebih

antusias untuk memeriksakan diri.

Page 9: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

f. Pemberian Makanan Tambahan Bagi ODHA

Kegiatan dalam upaya pemberian makanan tambahan bagi

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA), didasarkan pada kondisi dari

mereka, yang senantiasa membutuhkan asupan makanan yang lebih

dibandingkan orang normal lainnya. Hal ini dikarenakan kondisi fisik

seorang ODHA, telah mengalami tingkat penurunan kesehatan yang

drastis, yang memungkinkan hilangnya sebagian sistem kekebalan

tubuh yang dimiliki. Dengan alasan tersebut, menjadikan mereka

harus senantiasa memperhatikan kondisi asupan makanannya,

setidaknya untuk menjaga sistem imunnya agar dapat berfungsi

walaupun dengan risiko tidak bekerja secara normal kembali.

g. Pelatihan

Dinas kesehatan juga berupaya mengadakan kegiatan-

kegiatan yang berbasis pelaksanaan pelatihan-pelatihan dalam rangka

untuk meningkatkan pengetahuan mengenai HIV/AIDS. Dan juga

bekerja sama dengan Dinas Sosial untuk mengadakan pelatihan

keterampilan bagi beberapa wanita pekerja seks untuk sebagai bekal

skill agar bisa meninggalkan pekerjaannya sebagai pekerja seks.

h. Pertemuan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Surakarta

Pertemuan ini membahas mengenai segala permasalahan

seputar HIV/AIDS, baik dalam segi penanganannya maupun

Page 10: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

pelaksanaan kebijakan yang akan diambil oleh Pemerintah Kota

Surakarta.

i. Pembuatan Leaflet atau Pamflet

Pembuatan leaflet atau pamflet ini dengan maksud agar

masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang HIV/AIDS.

Sehingga masyarakat senantiasa dapat merespon segala hal yang

berkaitan seputar HIV/AIDS, baik dalam upaya penyebaran,

pecegahan HIV/AIDS maupun penanganannya bagi seseorang yang

terlanjur terjangkit HIV/AIDS.

Segala usaha dalam menangani permasalahan penyebaran

maupun upaya menghindari tertularnya HIV/AIDS, tidak dapat hanya

mengandalkan pada Dinas Kesehatan, namun kerjasama yang dilakukan

dengan berbagai Dinas atau Instansi yang terkait dengan penangganan

seputar HIV/AIDS perlu dilakukan, mengingat segala permasalahan

HIV/AIDS tidak hanya menjadi tugas dari Dinas Kesehatan saja akan

tetapi telah menjadi tugas dari berbagai Instansi ataupun Dinas yang ada

di Kota Surakarta.

Diharapkan dengan banyaknya Instansi atau Dinas yang

menangani permasalahan tersebut, maka kinerja program-program yang

mengarah pada penanganan HIV/AIDS dapat lebih efektif dan efisien.

Kerja sama tersebut telah terangkum dalam satu lembaga yang

Page 11: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

menanganinya yaitu Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD)

Kota Surakarta.

C. Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Surakarta

Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun

2006 Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dibentuk untuk meningkatkan

upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang lebih intensif,

menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. Hal ini tentunya membutuhkan

komunikasi, koordinasi dan kerjasama yang lebih terarah.

1. Fokus kerja Komisi Penanggulangan AIDS Nasional saat ini adalah :

a. Mengurangi laju penularan HIV/AIDS secepat mungkin, tetapi juga

tetap memperhatikan upaya jangka panjang melalui penguatan sistem

dan kebijakan penanggulangan.

b. Meningkatkan efektifitas koordinasi dan menyusun Strategi Nasional

serta Rencana Kerja Nasional tahun 2007 – 2012 yang diharapkan

menjadi kesepakatan dan acuan bersama, oleh semua stakeholders

tingkat Nasional maupun Daerah.

c. Melanjutkan dan makin meningkatkan program peningkatan

kemampuan (capacity building) dan konsultasi dengan pemerintah

daerah untuk mendukung pengembangan dan pelaksanaan program,

kebijakan, dan peraturan-peraturan daerah yang efektif yang dilandasi

kearifan dan budaya lokal.

Page 12: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

d. Melakukan upaya scalling up dari semua kegiatan pencegahan untuk

mencapai minimal 60% populasi rawan, perawatan, dukungan dan

pengobatan bagi semua yang membutuhkan.

e. Ikut membantu Pemerintah Indonesia sebagai negara anggota PBB

yang bermartabat, untuk memenuhi berbagai komitmen Internasional.

( http://www.aidsindonesia.or.id/index )

Semua hal yang akan diupayakan oleh Komisi

Penanggulangan AIDS Nasional tentu membutuhkan daya dan dana yang

luar biasa besar, karena itu sangat mengharapkan dukungan dari berbagai

pihak. Maka keterkaitan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah sangat

berperan penting dalam mewujutkan tujuan Komisi Penanggulangan

AIDS secara Nasional.

2. Visi, Misi, Tujuan dan Landasan Hukum Komisi Penanggulangan AIDS

Daerah (KPAD) Kota Surakarta Menurut Rencana Strategis

Penanggulangan HIV/AIDS Kota Surakarta Tahun 2007-2011 KPAD

Kota Surakarta adalah sebagai berikut :

a. Visi : Terkendalinya penyebaran HIV/AIDS di Kota Surakarta

b. Misi : 1) Mendorong dan meningkatkan peran serta semua pihak

dalam menanggulangi HIV/AIDS.

2) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang

HIV/AIDS.

Page 13: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3) Menciptakan perilaku sehat dan aman dari risiko

penularan HIV/AIDS.

4) Peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi ODHA.

5) Mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

c. Tujuan :

Menguraikan langkah terpilih guna mencapai tujuan upaya

penanggulangan HIV/AIDS dengan menjadikan kegiatan yang

berkaitan dengan upaya peningkatan pelaksanaan penanggulangan

HIV/AIDS di Kota Surakarta.

d. Landasan Hukum

Landasan hukum dalam menjalankan program dalam

kegiatan penanggulangan HIV/AIDS di Kota Surakarta antara lain

sebagai berikut :

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999

Tentang Pemerintahan Daerah.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang koordinasi

kegiatan Instansi Vertikal di daerah.

3) Keputusan Presiden RI Nomor 75 Tahun 2006 tentang Komisi

Penanggulangan AIDS.

4) Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraaan Rakyat.

3. Kegiatan yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota

Surakarta diantaranya adalah :

Page 14: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

a. Menetapkan kebijakan.

b. Langkah strategis.

c. Koordinasi pelaksanaan kegiatan.

d. Menyebarluaskan informasi:

1) Kerjasama regional dan internasional

2) Pengelolaan data dan informasi

3) Mengendalikan, memantau dan mengevaluasi

4) Memberikan arahan kepada Komisi Penanggulangan AIDS

Propinsi dan Kabupaten atau Kota.

e. Mengadakan kerjasama regional dalam rencana penanggulangan

HIV/AIDS.

f. Menyebarluaskan informasi mengenai upaya penanggulangan

HIV/AIDS kepada aparat dan masyarakat.

g. Memfasilitasi pelaksanaan tugas-tugas Camat Pemerintahan Desa

atau Kelurahan dalam Penanggulangan HIV/AIDS.

h. Mendorong terbentuknya LSM terkait dalam penanggulangan

HIV/AIDS.

i. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penanggulangan

HIV/AIDS serta menyampaikan laporan secara bertahap dan

berjenjang kepada Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.

4. Struktur Organisasi beserta Susunan Keanggotaan Komisi

Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Surakarta

Page 15: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Struktur Organisasi beserta Susunan Keanggotaan Komisi

Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Surakarta adalah sebagai

berikut :Bagan 4

Struktur Organisasi Komisi Penanggulangan

AIDS Daerah (KPAD) Kota Surakarta

Ketua

Walikota Surakarta

Ketua Pelaksana I

Wakil Walikota Surakarta

Ketua Pelaksana II

Sekretaris Daerah Kota Surakarta

Ketua pelaksana III

Asisten Ekonomi,

Pembanguan Dan

Kesejahteraan Rakyat

Wakil Ketua I

Kepala Badan

Pemberdayaan

Masyarakat, PP, PA,

dan KB

Wakil Ketua II

Kepala Dinas

Kesehatan Kota

Surakarta

Sekretaris I

Tenaga Penuh Waktu

Drs. Harjoso Soepodo, SH,

MM

Wakil Sekretaris I

Ka. Bapermas, PP, PA,

dan KB

Kota Surakarta

Wakil Sekretaris II

Ka. Bid P2PL pada

DKK Surakarta

Penasehat

Muspida

Page 16: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Susunan Keanggotaan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD)

Kota Surakarta

a. Penasehat : Muspida Kota Surakarta

b. Ketua : Wali Kota Surakarta

c. Wakil Ketua : Wakil Wali Kota Surakarta

d. Panitia Pengarah :

1) Ketua

2) Wakil Ketua

3) Sekretaris

4) Anggota :

Pengelola Administrasi Dan

Keuangan

Hariyanti, AMD

Pengelola Program dan

Monev

Drs. Parwoto Mujiono

POKJA I

Pencegahan &

Penjangkauan

Koordinator Ka.

Bid. Program

Kesehatan DKK

Kota Surakarta

POKJA II

Pelayanan

Kesehatan dan

dukungan

Koordinator VCT

Dr. Moewardi

POKJA III

Reduktion

Ka. Bid Upaya

Kesehatan DKK

Kota Surakarta

POKJA IV

Pemberdayaan

Coordinator Ka.

Bapermas

Kota Surakarta

Page 17: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

a) Kepala Kantor Departemen Agama Kota Surakarta

b) Kepala DKRPP dan KB

c) Kepala Dinas Kependudukan

d) Dinas Pariwisata Seni dan Budaya

e) Dinas Pendidikan dan Olah raga

f) Dinas Tenaga Kerja

g) DLLAJ

h) BIK

i) Badan Narkoba

j) Kepala Bagian Hukum dan HAM

k) Kepala Kantor Keuangan Kota Surakarta

l) Kepala Badan Pusat Statistik

m) Direktur RS. Dr Moewardi

RS. Jiwa Surakarta

n) UPTD RS Daerah Kota Surakarta

Unsur-unsur yang terkait dalam usaha untuk mengetahui status

kesehatan seseorang yang terindikasikan tertular virus HIV/AIDS atau

tidak, maka perlu melakukan pengecekkan dengan cara VCT dimana di

Kota Surakarta ini yang melayani tes tersebut adalah Rumah Sakit dr.

Moewardi dan Rumah Sakit dr. Oen. Namun kini telah diupayakan

perluasan program VCT yang ditempatkan pada salah beberapa

Puskesmas di Kota Surakarta, yang menawarkan pelayanan VCT yaitu

Puskesmas Manahan yang berlokasi di Kelurahan Manahan, Kecamatan

Banjarsari dan Puskemasmas Sangkrah yang berada di Kelurahan

Sangkrah, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Pada awal pelaksanaan

VCT Mobile di Kelurahan Kastalan, Dinas Kesehatan menurunkan

Page 18: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

petugas medis dari Puskesmas Manahan, namun karena pelayanan dari

petugas medis yang dirasa kurang nyaman bagi para WPS, akhirnya

layanan VCT mobile di Kelurahan Kestalan kini dilaksanakan oleh

petugas medis dari Puskesmas Sangkrah.

D. Puskesmas Manahan dan Puskesmas Sangkrah

1. Puskesmas Manahan

a. Visi dan Misi Puskesmas Manahan adalah sebagai berikut :

1) Visi : Terwujudnya derajad kesehatan masyarakat yang optimal

dengan didukung pelayanan kesehatan yang memadai

dalam rangka menghadapi era globalisasi.

2) Misi :

a) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

b) Meningkatkan Keterdiaan Sarana dan Prasarana.

c) Meningkatkan Mutu Pelayanan kesehatan di Puskesmas

Menuju Puskesmas Swadaya.

d) Mewujudkan Puskesmas Sayang Keluarga.

b. Jenis Penyakit Pasien yang Berobat di Puskesmas Manahan Surakarta

Puskesmas Manahan memiliki berbagai poli diantaranya

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Poli Umum, dan Poli Gigi serta yang

membedakan dari puskesmas yang lain yaitu, ada penambahan

Page 19: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

layanan yaitu tes sukarela dalam rangka untuk mengetahui status

kesehatan seseorang terkait apakah berisiko tinggi tertular HIV/AIDS

atau tidak atau disebut juga dengan Voluntary Counseling and

Testing (VCT).

Puskesmas Manahan tetap eksis karena didukung oleh

pegawai-pegawai yang bersumber daya manusia relatif memenuhi

standar, dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Hal ini dapat

dilihat dari jenis ketenagakerjaan.

c. Jenis Ketenagakerjaan Puskesmas Manahan

Jenis ketenagakerjaan Puskesmas Manahan dapat dilihat

dari tabel 8 dibawah ini :

Tabel 8

Jumlah dan Jenis Ketenagakerjaan Puskesmas Manahan Surakarta

Pegawai Jumlah

Medis

Dokter Umum

Dokter Gigi

3

-

Para Medis Keperawatan

Perawat

Bidan

Perawat Gigi

7

4

1

Para Medis Non Perawat

Sanitarian

Pelaksanaan Gizi

Asisten Apoteker

Analis/Pelaku Laboratorium

1

1

2

1

Pekarya Kesehatan

Page 20: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Pekarya Kesehatan

Juru Imunisasi

5

2

Tata Usaha

Pelaksana Tata Usaha

Pengemudi

4

1

Tenaga Harian Lepas

Honorer

4

Total 36

Sumber : Puskesmas Manahan Surakarta, 2013

2. Puskesmas Sangkrah

Secara umum Puskesmas Sangkrah memiliki Visi, Misi, dan

tujuan, serta struktur yang sama dengan Puskesmas Manahan karena

masih berada di bawah wilayah kerja Dinas Kesehatan Surakarta.

Puskemas Sangkrah berada di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon. Untuk

layanan VCT di Puskesmas Sangkrah ini baru dibuka pada tahun 2008.

Pemilihan layanan VCT mobile ke pekerja seks di wilayah Kelurahan

Kestalan baru dimulai sejak tahun 2012. VCT mobile dari Puskesmas

Sangkrah dipilih karena adanya ketidaknyamanan atas pelayanan yang

dilakukan oleh petugas medis pada klinik VCT mobile dari Puskesmas

Manahan. Klinik VCT di Puskesmas Sangkrah dibuka karena memang

sudah target dari Dinas Kesehatan dan Komisi Penanggulangan AIDS

Kota Surakarta untuk pencegahan dini penyebaran virus HIV di Kota

Surakarta yang tiap tahun semakin meningkat jumlahnya.

Berkaitan dengan pelaksanaan program VCT di Puskesmas

Manahan dan Puskesmas Sangkrah, perlu adanya kerjasama dengan

lembaga lain untuk mendapatkan klien dalam rangka mengefektifkan

program tersebut. Untuk itu kerjasama tersebut dilakukan dengan

Page 21: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Lembaga Swadaya Masyarakat seperti LSM Spek HAM dan juga dengan

Pokja Kelurahan Kestalan.

E. Gambaran Umum Kelurahan Kestalan

1. Keadaan Geografis

Kelurahan Kestalan merupakan bagian dari wilayah

Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Propinsi Jawa Tengah.

Kecamatan Banjarsari menempati wilayah 33,63% dari luas wilayah Kota

Surakarta yang berkisar antara 4.404,06 Hektar. Adapun batas-batas

wilayah lokasi kelurahan Kestalan adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Gilingan

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Punggawan

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Ketelan

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Stabelan

2. Keadaan Demografi

Keadaan demografi pada dasarnya menggambarkan mengenai

keadaan penduduk dan jumlah penduduk. Adapun di Kecamatan

Banjarsari di tahun 2013 terdapat penduduk, yang berjenis kelamin laki-

laki sejumlah 80.843 jiwa dan perempuan sejumlah 82.649 jiwa,

sehingga total penduduk Kecamatan Banjarsari mencapai 163.492 jiwa.

Page 22: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Sementara itu jika melihat salah satu bagian dari wilayah

Kecamatan Banjarsari yaitu khususnya pada penduduk Kelurahan

Kestalan, maka jumlah penduduk sampai akhir bulan Oktober 2013

menurut data monografi antara lain sejumlah 3.137 jiwa. Dengan

distribusi penduduk laki-laki 1.481 jiwa, sedangkan jumlah penduduk

perempuan mencapai 1.656 jiwa. Dari jumlah tersebut terdapat 11 jiwa

yang mempunyai status Warga Negara Asing (WNA), diantaranya

terdapat 5 jiwa yang berjenis kelamin laki-laki dan 6 jiwa berjenis

kelamin perempuan, dengan klasifikasi Kewarganegaraan seperti, China,

Arab, India dan lain-lain. Adapun dari jumlah penduduk tersebut terdapat

28 Unit Rukun Tetangga (RT) dan sejumlah 6 Unit Rukun Warga (RW),

dengan jumlah 931 Kepala keluarga (KK).

a. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Menurut laporan monografi Kelurahan Kestalan pada bulan

Oktober 2013 terdapat peningkatan dalam segi jumlah penduduknya,

dikarenakan ada kelahiran sebanyak 2 jiwa laki-laki dan 1 jiwa

perempuan. Dan pendatang yang berpindah tempat tinggal ke

Kelurahan Kestalan sebanyak 12 jiwa diantaranya 3 orang berjenis

kelamin laki-laki dan 9 orang diantaranya berjenis kelamin

perempuan, sedangkan tingkat berkurangnya penduduk yang

dikarenakan kematian, ada 2 orang perempuan saja dan yang

berpindah juga ada 2 orang perempuan.

Page 23: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Masing-masing dari jumlah penduduk, baik yang berjenis

kelamin laki-laki maupun perempuan ditambah dengan 11 orang

warga negara asing, maka penduduk Kelurahan Kestalan bulan

Oktober 2013 mencapai, sejumlah 1.481 jiwa penduduk laki-laki dan

1.656 jiwa penduduk perempuan, sehingga total keseluruhan

penduduk Kelurahan Kestalan sejumlah 3.137 jiwa, yang

terkonsentrasi pada 28 Rukun Tetangga (RT), 6 Rukun Warga (RW)

serta dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 931 KK.

Tabel 9

Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin Akhir Bulan Oktober 2013

Kelompok

Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

(n) % (n) % (n) %

0 --- 4

5 --- 9

10 --- 14

15 --- 19

20 --- 24

25 --- 29

30 --- 39

40 --- 49

50 --- 59

60 +

178

111

119

152

110

131

271

194

157

102

12,02

7,49

8,03

10,26

7,43

8,85

18,30

13,10

7,36

6,89

195

134

109

141

161

139

291

203

132

155

11,78

8,09

6,58

8,52

9,72

8,39

17,57

12,26

7,73

9,36

373

245

228

293

271

270

562

397

289

257

11,89

7,81

7,27

9,34

8,64

8,61

17,92

12,65

7,68

8,19

JUMLAH 1.481 100 1.656 100 3.137 100

Sumber : Laporan Monografi Kelurahan Kestalan, Kecamatan

Banjarsari, Kota Surakarta, Oktober 2013

Berdasarkan kelompok umur, penduduk dikategorikan

menjadi 3 golongan yaitu :

1) Golongan balita , penduduk yang berumur 0-5 tahun.

Page 24: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

2) Golongan anak, penduduk yang berumur 5-18 tahun.

3) Golongan dewasa, penduduk yang berumur 19-59 tahun.

4) Golongan tua, penduduk yang berumur 60 tahun keatas.

Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa

pertumbuhan jumlah penduduk Kelurahan Kestalan ternyata tidak

begitu signifikan, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya

penduduk yang berusia dewasa, menempati urutan pertama dari

distribusi penduduk menurut tingkat usia. Sedangkan jumlah balita

masih dalam perhitungan normal jauh di bawah usia dewasa. Hal ini

juga berkaitan dengan pengetahuan dan tindakan yang berhubungan

dengan permasalahan Keluarga Berencana (KB) yang mendapat

respon cukup baik oleh kaum perempuan maupun laki-laki.

b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pada dasarnya pendidikan walaupun tergolong kebutuhan

sekunder, namun peranannya bagi kelangsungan hidup umat manusia

dapat menjanjikan dalam berbagai hal, semisal pendidikan dapat

merubah peradaban manusia, baik dalam segi ekonomi, sosial,

budaya serta yang bersangkutan dengan permasalahan kesehatan.

Dari berbagai aspek pentingnya pendidikan tersebut, maka tingkat

pendidikan penduduk Kelurahan Kestalan, dapat ditunjukkan pada

tabel dibawah ini :

Page 25: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 10

Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

(Bagi Umur 5 tahun keatas)

Tingkat Pendidikan Frekuensi %

Tamat Akademik/Perguruan Tinggi

Tamat SLTA/SMU

Tamat SLTP/SMP

Tamat SD

Tidak tamat SD

Belum Tamat SD

Tidak Sekolah

166

566

525

780

515

171

41

6,00

20,48

19,00

28,22

18,63

6,19

1,48

Jumlah 2.764 100

Sumber : Laporan Monografi Kelurahan Kestalan, Kecamatan

Banjarsari, Kota Surakarta, Oktober 2013

Berdasarkan tabel 10 diatas yaitu dari laporan monografi

Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, ternyata

pandangan tentang arti pentingnya sebuah pendidikan belum

sepenuhnya dimiliki oleh setiap orang terutama bagi penduduk

Kelurahan Manahan, hal ini terlihat pada tingkat pendidikan

penduduk Kelurahan Kestalan dengan keterangan tidak tamat SD saja

mencapai 515 orang dan ditambah lagi dengan penduduk yang tidak

bersekolah sejumlah 42 orang. Walaupun Kelurahan Kestalan telah

termasuk kedalam salah satu wilayah sentral Kota Surakarta yaitu

dengan adanya Stasiun Balapan dan dikelilingi dengan berbagai

instansi pendidikan ataupun perkantoran, namun ternyata pemerataan

tingkat pendidikan bagi penduduk Kestalan belum sepenuhnya

terlihat.

Page 26: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Keadaan tersebut bisa jadi karena kendala dalam segi

keterbatasan mengakses sarana pendidikan terkait dengan masalah

perekonomian yang dimiliki, ataupun berdasarkan perbedaan tingkat

motivasi yang dimiliki oleh seseorang dalam kaitannya dengan

bagaimana cara memaknai arti pentingnya sebuah pendidikan.

c. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian

Berbagai variasi jenis mata pencaharian penduduk,

selayaknya seperti ciri-ciri kota yang telah mengarah pada sebagian

besar penduduk Kelurahan Kestalan, dengan heterogennya jenis

pekerjaan yang ada dapat diperlihatkan seperti pada tabel dibawah

ini:

Tabel 11

Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Kestalan Surakarta

(Bagi Umur 10 tahun keatas)

No Jenis Mata Pencaharian Frekuensi %

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Petani sendiri

Buruh Tani

Nelayan

Pengusaha

Buruh industri

Buruh bangunan

Pedagang

Pengangkutan

Pegawai Negeri

Pensiunan

Lain-lain

0

0

0

152

252

695

509

306

113

159

333

0

0

0

6,03

10,00

27,59

20,21

12,15

4,49

6,31

13,22

Jumlah 2.519 100

Sumber : Laporan Monografi Kelurahan Kestalan, Kecamatan

Banjarsari, Kota Surakarta, Oktober 2013

Page 27: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Dari data yang ada terlihat bahwa heterogennya jenis

pekerjaan penduduk Kelurahan Kestalan, lebih mengarah kepada

indikator dari terbentuknya sebuah perkotaan, hal ini didukung

dengan semakin sempitnya areal lahan yang dialih fungsikan menjadi

area pemukiman penduduk. Serta adanya cerminan bahwa penduduk

Kelurahan Kestalan tidak ada yang berprofesi sebagai petani atau

buruh tani. Kiranya penduduk telah merambah bidangnya kejenis

pekerjaan yang bukan berdasarkan penggelolaan tanah pertanian.

Keterlibatan perubahan zaman yang ada, yang mengarah

kepada tahap modernisasi, dimana tenaga kerja dalam kegiatan

industri yang digantikan dengan tenaga mesin, ternyata belum

mampu diterapkan di negara Indonesia secara luas, hal ini karena

keterbatasan dana yang ada untuk mendapatkan sarana dan prasarana

tersebut. Serta dengan alasan jumlah penduduk Indonesia yang begitu

banyak, sehingga masih mengedepankan produksi dengan melibatkan

penggunaan tenaga manusia sebagai sarana pelaku kegiatan industri.

Penduduk Kelurahan Kestalan sebagian besar berminat pada

kegiatan perdagangan. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya

jumlah pedagang di kalangan masyarakat Kestalan yang jumlahnya

mencapai 509 orang. Namun matapencaharian terbesar di kelurahan

kestalan yang terbanyak adalah sebagai buruh, baik buruh bangunan

Page 28: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

maupun buruh industri. Hal ini menunjukan bahwa perekonomian di

Kelurahan Kestalan ternyata masih rendah.

d. Banyaknya Pemeluk Agama

Memeluk suatu agama adalah kebutuhan setiap manusia,

karena dengan memeluk sebuah agama, maka alur kehidupan yang

dilalui dapat mengarahkan diri seseorang menuju jalan yang benar,

atau jika agama dilihat secara sosiologis, maka agama dapat

menjadikan kontrol bagi diri seseorang dan diharapkan peran adanya

agama dapat berujung pada terciptanya kontrol sosial bagi setiap

pemeluknya sehingga dapat menjadikan kestabilan dalam kehidupan

bermasyarakat. Seperti halnya pada penduduk Kelurahan Kestalan

yang terlihat dibawah ini :

Tabel 12

Banyaknya Pemeluk Agama

Agama Frekuensi %

Islam

Kristen Katholik

Kristen Protestan

Budha

Hindu

Konghucu

1.937

577

610

9

4

0

61,75

18,39

19,44

0,13

0,29

0

Jumlah 3.137 100

Sumber : Laporan Monografi Kelurahan Kestalan, Kecamatan

Banjarsari, Kota Surakarta, Oktober 2013

Kemajemukan agama yang ada di Kelurahan Kestalan begitu

terlihat pada data yang ada diatas, hal ini menunjukkan bukti bahwa

perbedaan beragama bukan merupakan kendala dalam berinteraksi

Page 29: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

antar sesama manusia, karena setiap pemeluk agama mempunyai hak

yang sama didalam melakukan ibadah dan menjalankan

keyakinannya masing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Terkait dengan keyakinan akan agama yang dianut tersebut, individu

akan dapat bertambah tentram batinnya bahkan sampai pada

munculnya motivasi diri dalam berbagai hal, sekalipun itu bagi

seseorang yang dalam keadaan terhimpit akan berbagai persoalan

semisal.

e. Sarana Kesehatan

Kelurahan Kestalan memiliki berbagai fasilitas yang

melengkapainya, baik yang berupa fasilitas umum, antara lain

fasilitas ekonomi, fasilitas pendidikan, fasilitas jalan raya, serta

fasilitas kesehatan. Akan tetapi untuk fasilitas kesehatan Kelurahan

Kestalan masih kurang lengkap karena belum tersedia bangunan

Puskesmas tetap untuk masyarakatnya. Untuk layanan kesehatan

masyarakat Kelurahan Kestalan masih harus ke Puskesmas Stabelan

yang berada di sebelah timur dari Kelurahan Kestalan. Namun sejak

tahun 2009 Dinas Kesehatan Kota Surakarta menyediakan layanan

Puskesmas keliling bagi masyarakat di wilayah Kelurahan Kestalan.

Puskesmas Keliling tersebut berada di bawah wilayah kerja dari

Puskesmas Pedaringan.

Page 30: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Untuk layanan HIV/AIDS dan IMS, masyarakat Kelurahan

Kestalan diarahkan ke Puskesmas Manahan, karena Puskesmas

Manahan adalah puskesmas pertama di Kota Surakarta yang memiliki

layanan VCT dan juga tes IMS. Tetapi sejak tahun 2012, layanan

VCT dipindahkan ke Puskesmas Sangkrah dengan layanan mobile

yang secara berkala datang ke wilayah Kelurahan Kestalan sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan Dinas Kesehatan berkoordinasi

dengan Pokja Penanggulangan HIV/AIDS Kelurahan Kestalan.

f. Sarana Umum

Di wilayah Kelurahan Kestalan terdapat cukup banyak

sarana umum yang memiliki skala besar di Kota Surakarta, antara lain

ada Pasar Legi yang lokasinya persis di sebelah timur Kelurahan

kestalan. Kemudian ada Stasiun Balapan yang merupakan stasiun

terbesar di Kota Surakarta. Dan juga sangat banyak terdapat hotel dan

losmen di wilayah Kelurahan Kestalan, terutama di daerah dekat

stasiun. Kemunculan hotel dan losmen di wilayah Kestalan sendiri

awalnya sebenarnya dikarenakan keberadaan stasiun Balapan.

Di wilayah Kelurahan Kestalan sedikitnya terdapat 25 hotel

dan losmen yang letaknya hampir berdekatan, bahkan banyak yang

sejajar. Ada yang berada di jalan utama (jalan Gajah Mada, Jalan

Monginsidi, dan jalan Abdurrahman), antara lain Hotel Seribu, Hotel

Jayakarta, Hotel Subur, Hotel Bintang, Hotel Kalimantan, Hotel

Melati, Hotel Pojok, Losmen Widodo, dan yang terbaru ada Hotel

Page 31: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Pose Inn yang memiliki kelas sampai bintang empat. Selain itu, masih

banyak hotel dan losmen yang letaknya masuk ke dalam gang. Usaha

hotel di Wilayah Kestalan memang dianggap menjanjikan karena

letaknya strategis, yakni berada di tengah kota dan sangat dekat

dengan stasiun dan tidak terlalu jauh dengan terminal. Dari hotel-

hotel inilah awalnya yang memunculkan adanya prostitusi di wilayah

Kelurahan Kestalan.

Perkembangan Hotel di wilayah sekitar Stasiun Balapan ini

mulai muncul sekitar tahun 1960-an. Dimana saat itu hotel mejadi

tempat istirahat bagi para penumpang kereta api yang masuk di Kota

Surakarta. Jadwal kereta api yang memiliki jeda cukup lama

membuat hotel menjadi tempat yang tepat untuk menunggu jadwal

kereta berikutnya. Prostitusi sendiri muncul atas permintaan para

tamu hotel yang merupakan penumpang dari kereta api. Awalnya

banyak permintaan untuk pemijatan, namun seiring berjalannya

waktu banyak dari mereka yang meminta jasa seksual. Sehingga dari

sinilah perkembangan prostitusi di wilayah Kelurahan Kestalan terus

berkembang.

Hingga saat ini, hotel dan losmen yang ada di wilayah

Kelurahan Kestalan ini malah dimanfaatkan sebagai tempat transaksi

seksual oleh para pekerja seks yang berada di sekitarnya. Dan bisnis

ini menjadi bisnis yang subur bagi pengelola hotel, meskipun tamu

Page 32: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

yang datang bukan lagi dari penumpang kereta, tetapi memang tamu

yang datang untuk kebutuhan seksual semata.

F. Gambaran Umum LSM SPEK-HAM

SPEK-HAM atau Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan

Hak Asasi Manusia merupakan sebuah organisasi nirlaba dan non partisan

yang berpusat di Kota Solo, Jawa Tengah. SPEK-HAM merupakan

perkumpulan yang didirikan aktivis gerakan mahasiswa dan aktivis

organisasi sosial dengan menjujung sifat-sifat pluralis dan berkomitmen pada

penegakan Hak Asasi Manusia khususnya Hak Asasi Perempuan. SPEK-

HAM didirikan pertama kali dengan bentuk yayasan pada tanggal 20

November 1998 terdaftar pada Akta Notaris No. 4, tanggal 6 Januari 1999

oleh kantor Notaris Sunarto, S.H di Jl. Prof. Dr. Supomo 20 A Surakarta.

Berdasarkan hasil Musyawarah Anggota SPEK-HAM pada 28 April – 1 Mei

2006, SPEK-HAM berubah menjadi perhimpunan yang dicatatkan dalam

Akta Notaris No. 115 tanggal 14 Mei 2007 oleh kantor notaris yang sama.

SPEK-HAM didirikan sebagai upaya untuk ambil bagian dalam proses

perubahan sosial menuju tatanan masyarakat yang lebih adil dan bermartabat.

Dalam menjalankan aktivitas SPEK-HAM selalu berlandaskan pada

perspektif gender, HAM dan menjunjung tinggi pluralisme. Fokus aktivitas

SPEK-HAM adalah melakukan pendampingan dan bekerja sama dengan

korban kekerasan berbasis gender dalam pendidikan publik yang kritis

Page 33: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

sebagai upaya pencegahan kekerasan. Konsep pembangunan yang hanya

berpihak pada akumulasi modal dan kebutuhan pasar menyebabkan

kebutuhan dasar masyarakat tidak menjadi prioritas. Berbagai bentuk

ketidakadilan yang merupakan muara atas situasi kemiskinan pun terciptakan

oleh model pembangunan semacam itu. Dalam situasi ini, kelompok

perempuan yang secara kultural terdiskriminasi menjadi bagian paling

menderita dan terlemahkan oleh negara. Apalagi, di antara kelompok

masyarakat termiskinkan lainnya, perempuan selalu ditempatkan di posisi

paling pinggir.

Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia

(SPEK-HAM) Solo, adalah sebuah organisasi non profit, independen,

mandiri, yang merupakan kumpulan orang-orang berlatar belakang gerakan

mahasiswa, organisasi sosial, serta bersifat pluralis, dengan komitmen pada

penegakan Hak Asasi Manusia khususnya Hak Asasi Perempuan. Didirikan

pertama kali pada tanggal 20 November 1998 serta terdaftar pada Akta

Notaris No. 4, tanggal 6 Januari 1999 oleh kantor Notaris Sunarto, S.H di Jl.

Prof. Dr. Supomo 20 A Surakarta dalam bentuk Yayasan.

Kami menyadari bahwa terjadinya berbagai bentuk ketidakadilan di

masyarakat. Dan pada kenyataannya problem sosial, ekonomi, politik, dan

budaya di masyarakat masih menempatkan perempuan dalam posisi paling

terpinggirkan diantara kelompok masyarakat yang termiskinkan. Hal ini

disebabkan oleh konsep pembangunan yang berpihak pada kekuatan modal

Page 34: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

dan pasar. Akumulasi modal dan kebutuhan pasar terbukti gagal

menyelesaikan berbagai persoalan kebutuhan dasar dan hak dasar

masyarakat, persoalan dominasi ideologi/budaya, persoalan kelas, gender,

dan lingkungan. Kebutuhan dasar dan hak dasar masyarakat tidak menjadi

prioritas untuk dipenuhi, sehingga berbagai bentuk ketidakadilan menjadi

muara atas situasi kemiskinan yang diciptakan. Dalam situasi ini, kelompok

perempuan yang secara kultural dan struktural terdiskriminasi menjadi

bagian paling menderita dan terlemahkan oleh Negara.

Untuk itu sejak awal berdirinya, SPEK-HAM telah melakukan

berbagai upaya penguatan dan pembangunan kesadaran masyarakat sipil.

Upaya-upaya ini dilakukan sebagai komitmen organisasi untuk ikut

berkontribusi dalam proses perubahan sosial menuju tatanan masyarakat

yang lebih adil dan bermartabat, dengan menggunakan perspektif gender, hak

asasi manusia, pluralisme, dan keseimbangan lingkungan sebagai landasan

gerak organisasi dalam memperjuangkan visi, misi, dan tujuannya.

Berdasarkan kerangka pikir tersebut di atas, SPEK-HAM melihat

perjuangan untuk mendapatkan hak-hak dan pemenuhan atas kebutuhan

dasar masyarakat merupakan mandat organisasi. SPEK-HAM merumuskan

tiga strategi utama, yaitu: pengorganisasian kelompok masyarakat miskin,

pendidikan kritis untuk perubahan pola pikir, dan advokasi untuk pemenuhan

kebutuhan dasar dan perlindungan hak dasar masyarakat sipil. Dari semua

tahapan tersebut di atas, proses pembangunan gerakan sosial menuju

Page 35: BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

masyarakat yang berkeadilan sosial dengan menggunakan perspektif gender,

hak asasi manusia, pluralisme, dan lingkungan, menjadi dimensi terpenting.

Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya LSM Spek-HAM adalah sebagai

berikut:

a. Visi : SPEK-HAM menjadi organisasi pelopor gerakan perempuan

dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar dan hak

dasar masyarakat miskin, khususnya perempuan.

b. Misi :

1) Memperjuangkan pemenuhan kebutuhan dasar dan hak dasar, terutama

dalam bidang pangan, kesehatan, dan pendidikan.

2) Memobilisasi sumberdaya lokal untuk memperbaiki tatanan sosial

terutama dalam bidang kesehatan, pangan, dan pendidikan.

3) Mengembangkan kompetensi organisasi dan menggalang kerjasama

untuk mewujudkan kemandirian organisasi.

c. Tujuan : Melakukan proses pendampingan dalam upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat rentan melalui berbagai aktivitas

keswadayaan.