BAB IV DATA PENELITIANrepository.unika.ac.id/17430/5/14.A2.0010 ANTONIUS... · tampilan sera yang...
Transcript of BAB IV DATA PENELITIANrepository.unika.ac.id/17430/5/14.A2.0010 ANTONIUS... · tampilan sera yang...
79
BAB IV
DATA PENELITIAN
4.1 DATA UMUM PENELITIAN
Penelitian terkait dengan konservasi furnitur berlanggam Gothic
difokuskan untuk mendapatkan data terkait dengan aktivitas perawatan yang telah
dilakukan oleh petugas. Aktifitas terkait dengan kegiatan perawatan menjadi
menarik untuk diteliti karena keberadaan furnitur asli yang sebagian besar telah
berumur lebih dari 100 tahun hingga saat ini kondisinya masih tetap terjaga
keutuhannya. Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan furnitur mengalami
perubahan kondisi yang disebabkan karena furnitur digunakan untuk mendukung
kegiatan peribadatan di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang.
Lokasi penelitian merupakan tempat ibadah umat Katolik berupa bangunan
gereja dengan nama Gereja Katolik Santo Yusuf di Jl. Ronggowarsito Semarang.
Bangunan gereja ini masih berada di Kawasan Kota Lama Semarang (Semarang
Old City) dan masih memiliki nilai sejarah yang tinggi. Gambaran lebih jelas
tentang lokasi Gereja Katolik Santo Yusuf dapat dilihat dalam gambar di bawah
ini.
Gambar 4.1 Denah Gereja Santo Yusuf Ronggowarsito, Semarang.
Sumber: www.wikimapia.org
80
Gambar 4.2 Denah Gereja Santo Yusuf Ronggowarsito, Semarang.
Sumber: www.wikimapia.org
Gambar 4.3 Denah Gereja Katolik Santo Yusuf Ronggowarsito, Semarang.
Sumber: www.wikimapia.org
81
Gambar 4.4 Tampak Muka Gereja Katolik Santo Yusuf.
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Exterior,_Gedangan_Church,_2014-06-18.jpg
Gambar 4.5 Tampak Samping Gereja Katolik Santo Yusuf.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
82
Gambar 4.6 Tampak Samping Gereja Katolik Santo Yusuf.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
Gambar 4.7 Tampak Samping Gereja Katolik Santo Yusuf.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
83
Gambar 4.8 Interior Gereja Katolik Santo Yusuf.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 28 Juni 2016
Gambar 4.9 Tabernakel Altar Mimbar Gereja Katolik Santo Yusuf.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 28 Juni 2016
Sebagian besar Gereja Katolik di Indonesia memiliki karyawan yang
bertugas untuk merawat fasilitas dan mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan
peribadatan. Karyawan tersebut sering disebut dengan istilah Koster
atau Sacristan. Peneliti memilih Koster atau Sacristan sebagai informan yang
akan memberikan informasi terkait dengan kegiatan perawatan yang telah
dilakukan terhadap furnitur. Pada umumnya proses penerimaan karyawan sebagai
Koster atau Sacristan tidak membutuhkan persyaratan khusus tentang kemampuan
teknis perawatan maupun pemahaman terkait dengan kegiatan konservasi.
Pengalaman sehari-hari seorang Koster atau Sacristan yang membentuk
pengetahuan dan pemahaman terkait dengan perawatan khususnya dalam bidang
perawatan furnitur.
84
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Koster atau Sacristan
diperoleh informasi dan data perawatan furnitur sebagai berikut
Tabel 4.1. Data frekuensi perawatan furnitur.
Sumber: Data Wawancara dengan Koster
Tabel 4.2. Data faktivitas perawatan furnitur.
Sumber: Data Wawancara dengan Koster
85
Tabel 4.3 Data jumlah dan jenis kerusakan furnitur.
Sumber: Data Observasi Peneliti
Aktivitas peribadatan/Misa yang rutin harian dan mingguan yang
dilakukan di Gereja santo Yusuf Semarang dengan jadwal sebagai berikut:
a. Misa Pagi Harian Senin pada pukul 05.30 WIB.
b. Misa Pagi Harian Selasa pada pukul 05.30 WIB.
c. Misa Pagi Harian Rabu pada pukul 05.30 WIB.
d. Misa Pagi Harian Kamis pada pukul 05.30 WIB.
e. Misa Pagi Harian Jumat pada pukul 05.30 WIB.
f. Misa Pagi Harian Sabtu pada pukul 05.30 WIB.
g. Misa PD Karismatik setiap hari Senin pada pukul 17.00 WIB.
h. Misa Sabtu Sore pada pukul 17.00 WIB.
i. Misa Minggu Pagi 1 pada pukul 05.30 WIB.
j. Misa Minggu Pagi 2 pada pukul 07.00 WIB.
k. Misa Minggu Pagi 3 pada pukul 08.30 WIB.
l. Misa Minggu Sore 1 pada pukul 16.30 WIB.
m. Misa Minggu Sore 2 pada pukul 18.00 WIB.
Berdasarkan data jadwal kegiatan Misa di atas dalam satu minggu terdapat 13 kali
Misa, bila dalam setahun ada 52 minggu maka kegiatan misa harian dan
mingguan dalam satu tahun sebanyak 676 kali.
86
Aktivitas peribadatan/Misa yang rutin bulanan yang dilakukan di Gereja
santo Yusuf Semarang dengan jadwal sebagai berikut:
a. Misa Jumat Pertama Pagi pada pukul 05.30 WIB.
b. Misa Jumat Pertama Sore pada pukul 17.00 WIB.
c. Novena Jumat Pertama Sore pada pukul 17.30 WIB.
Berdasarkan data jadwal kegiatan Misa di atas dalam satu minggu terdapat 3 kali
Misa, bila dalam setahun ada 12 bulan maka kegiatan misa bulanan dalam satu
tahun sebanyak 36 kali.
Selain jadwal Misa harian dan mingguan, terdapat beberapa kegiatan
tahunan yang diselenggarakan di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang yaitu:
a. Misa Rabu Abu
b. Misa Kamis Putih
c. Misa Jumat Agung
d. Misa Sabtu Paskah
e. Misa Minggu Paskah
f. Misa Pentakosta
g. Misa Malam Natal Natal
h. Misa Natal Minggu
i. Misa Tahun Baru Masehi
j. Misa Tahun Baru China/Imlek
Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang juga digunakan untuk kegiatan tematik
lainnya seperti Misa Pemberkatan Perkawinan.
Berdasarkan wawancara dengan Koster, Pastor atau Romo memiliki peran
yang sangat kuat dalam memutuskan kebijakan di lingkup Gereja Santo Yusuf
Gedangan. Beberapa keputusan Pastor atau Romo yang disampaikan oleh Koster
antara lain:
a. Pembongkaran Mimbar pada tahun 1972.
b. Pembangunan Aula Bintang Laut pada tahun 1986 oleh Romo Anton
Mulder, SJ.
87
c. Pemugaran Total Gereja Santo Yusuf Semarang pada tahun 1991 sampai
dengan 1992 oleh Romo Anton Mulder, SJ.
d. Penggantian Kosen Kayu pada tahun 2002 oleh Romo Anton Mulder, SJ.
e. Perbaikan Gereja Santo Yusuf Semarang, Bangunan Pasturan dan Pustaka
Ronggo pada tahun 2017 oleh Romo Maryono, SJ.
4.2 DATA BAHAN BAKU KAYU
Berdasarkan pengamatan visual yang dilakukan peneliti dan informasi
yang diperoleh berdasarkan wawancara dengan Pastor Leonardo Smith, SJ
diperoleh informasi bahwa bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan
furnitur adalah Kayu Oak dan Kayu Jati.
Kayu Oak merupakan kayu yang bukan berasal dari Indonesia, namun
kayu-kayu tersebut dibawa oleh kapal-kapal milik Belanda ke Indonesia. Kapal
Belanda membawa barang dagangan dari Indonesia berupa rempah-rempah,
sedangkan pada saat kembali ke Indonesia kapal tersebut membawa muatan agar
perjalanan kapal menjadi stabil. Barang-barang yang dibawa ke Indonesia antara
lain bahan makanan yang berasal dari Belanda dan bahan bangunan. Bahan
bangunan yang dibawa antara lain batu bata, ubin, kayu. Jenis kayu yang dibawa
adalah Oak yang pertumbuhannya berada di Eropa dan Amerika.
Kayu Jati merupakan kayu yang banyak tumbuh di Indonesia,
pertumbuhannya tersebar di hampir seluruh daerah di pulau Jawa, Selawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Lampung. Kayu
Jati banyak dipilih sebagai bahan utama pembuatan furnitur karena memilikan
tampilan sera yang bagus dan memiliki tingkat keawetan yang baik.
Berdasarkan data observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti
diperoleh gambaran visual jenis kayu yang digunakan sebagai bahan baku
pembuat furnitur di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang dalam beberapa
Gambar 4.10 sampai 4.13.
88
Gambar 4.10 Tampilan permukaan Kayu Oak.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
Gambar 4.11 Tampilan permukaan Kayu Oak.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
89
Gambar 4.12 Tampilan permukaan Kayu Jati.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
Gambar 4.13 Tampilan permukaan Kayu Jati.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
90
4.3 DATA FURNITUR
Objek penelitian yang akan diteliti adalah furnitur yang sampai sekarang
masih digunakan di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang. Furnitur yang
dijadikan sebagai objek penelitian adalah Tabernakel, Altar, Mimbar, Kursi
Sedilia dan Bangku Umat.
Pembahasan meliputi bahan yang digunakan, konstruksi, jenis finishing
yang dipakai. Selain itu penulis mencoba menggali terkait perlakuan manusia
terhadap furnitur tersebut. Penjelasan lebih lengkap terkait dengan furnitur yang
dijadikan sebagai objek penelitan dipaparkan dalam penjelasan berikut ini.
4.3.1 TABERNAKEL
Definisi Tabernakel secara umum merupakan sebuah lemari atau kotak
penyimpanan, khusus untuk menyimpan Sakramen yang telah disucikan: tubuh,
darah, jiwa dan keilahian Yesus Kristus, dalam bentuk roti dan anggur, yang
digunakan dalam ritus komuni suci.
Dimana perabot pada era Gothic, sebagian besar dari perabotannya berisi
lukisan yang menggambarkan subjek agama, yang biasanya ditempatkan dibagian
kedua sisi altar, serta pada mimbar pada sisi perabot lainnya. Selain itu bentukan
pointed arch (lengkungan menyudut) juga menjadi ornamen yang dipakai pada
furnitur.
91
Gambar 4.14 Tabernakel di Gereja Santo Yusuf Ronggowarsito, Semarang.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 30 Mei 2017
Gambar 4.15 Tabernakel di Gereja Santo Yusuf Ronggowarsito, Semarang.
Sumber: Buku Peringatan 125 tahun Gereja Gedangan
Tabernakel tersebut terlihat masih kuat dan bagus bila diamati dari kondisi bahan
baku, konstruksi dan finishing furnitur.
92
4.3.2 ALTAR
Altar asli dengan menggunakan langgan Gothic yang ada di gereja
Gedangan dipasang pada tahun 1880 dan altar tersebut dibuat di kota Duesseldorf,
Jerman. Altar yang asli saat ini tidak digunakan lagi sebagai altar untuk perayaan
Ekaristi, namun digunakan sebagai Altar Sakramen Mahakudus. Penempatan
Altar Asli berada di belakang Altar yang saat ini digunakan. Meskipun umur
Altar hingga tahun 2017 sudah mencapai lebih dari 136 tahun, kondisi altar masih
bagus.
Dalam tahap perkembangan Gereja Gedangan, panitia membuat Altar
Baru yang masih dipakai hingga saat ini. Bentuk dan langgam yang digunakan
pada altar baru lebih menggunakan langgam modern dan sederhana. Bahan utama
altar baru menggunakan kayu jati lokal yang ada di sekitar Jawa Tengah.
Guna mendapatkan gambaran lebih jelas terkait dengan Altar yang terdapat di
Gereja Gedangan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.16 Altar Asli di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 21 Agustus 2016
93
Gambar 4.17 Altar Baru di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 21 Agustus 2016
Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang memiliki 2 buah Altar yang kondisi
fisiknya masih terlihat baik. Altar tersebut terlihat masih kuat dan bagus bila
diamati dari kondisi bahan baku, konstruksi dan finishing furnitur.
4.3.3 MIMBAR
Mimbar yang terdapat di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang terletak
pada area altar. Mimbar terbuat dari bahan solidwood atau kayu masif jenis Jati.
Terdapat 2 buah Mimbar yang terletak di bagian depan Altar pada sisi kanan dan
kiri, keduanya terlihat masih dalam kondisi baik.
94
Gambar 4.18 Mimbar di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
4.3.4 KURSI SEDILIA
Kursi Sedilia yang digunakan di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang
terletak di dekat Tabernakel. Kursi Sedilia terbuat dari bahan solidwood atau kayu
masif jenis Jati.
Gambar 4.19 Kursi Sedilia di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 10 Juli 2017
95
Tampilan visual Kursi Sedilia ketika peneliti melakukan observasi dalam kondisi
baik dimana tidak terdapat kerusakan pada bahan dan konstruksi. Pada umumnya
kursi yang memiliki dudukan dengan anyaman rotan mempunyai kelemahan pada
bagian anyaman rotan. Permukan finishing Kursi Sedilia mengalami perubahan
tampilan menjadi agak kusam karena pengaruh pemakaian dan waktu.
4.3.5 BANGKU UMAT
Bangku Umat yang digunakan berbentuk bangku memanjang dengan
kapasitas 6 sampai 8 orang. Bangku Umat terbuat dari bahan solidwood atau kayu
masif jenis Jati dan Oak. Bangku Umat yang terdapat di Gereja Katolik Santo
Yusuf Semarang dengan mengadopsi langgam Gothic dimana terdapat ornamen
dari bentukan alam, yaitu : tumbuhan, bentukan daun yang digunakan, yaitu
seperti bentuk daun berdaun tiga dan bergabung dengan corckets
(memproyeksikan hiasan berbentuk daun) untuk membentuk gaya baru.
Gambar 4.20 Penyusunan Bangku Umat di Gereja Katolik Santo Yusuf.
Sumber: http://elsaonline.com/wp-content/uploads/2014/04/Sejarah-Gereja-Gedangan-
6.jpg
96
Gambar 4.21 Penyusunan Bangku Umat di Gereja Katolik Santo Yusuf.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 21 Agustus 2016
Gambar 4.22 Penyusunan Bangku Umat di Gereja Katolik Santo Yusuf.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 21 Agustus 2016
Bangku umat yang terdapat di Gereja Katolik Santo Yusuf Semarang
terdiri dari beberapa desain dan ukuran. Ornamen ukiran yang terdapat pada
bangku umat terdiri dari beberapa jenis. Tampilan desain bangku gereja dan
ornamen ukiran dapat dilihat dalam beberapa gambar dokumentasi yang dibuat
oleh peneliti.
97
Gambar 4.23 Tampak Samping Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
Gambar 4.24 Tampak Samping Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
98
Gambar 4.25 Tampak Samping Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
Gambar 4.26 Tampak Samping Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
99
Gambar 4.27 Ornamen ukiran pada tonggak kaki Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
Gambar 4.28 Ornamen ukiran pada tonggak kaki Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
100
Gambar 4.29 Ornamen ukiran pada tonggak kaki Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
Gambar 4.30 Ornamen ukiran pada tonggak kaki Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
101
Beberapa Bangku Umat mengalami kerusakan ringan hingga sedang,
kerusakan paling banyak dijumpai pada permukaan finishing. Kerusakan lain
yang ditemukan adalah patahan atau terlepasnya sebagian komponen ukiran.
Gambaran lebih detail terkait dengan kerusakan yang terdapat pada bangku umat
dapat dilihat dari beberapa dokumentasi gambar berikut.
Gambar 4.31 Kerusakan permukaan finishing pada tonggak kaki Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 10 Juli 2017
Gambar 4.32 Kerusakan permukaan finishing pada tonggak kaki Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 10 Juli 2017
102
Gambar 4.33 Kerusakan permukaan finishing pada bagian dudukan Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 10 Juli 2017
Gambar 4.34 Kerusakan permukaan finishing pada bagian dudukan Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 10 Juli 2017
103
Gambar 4.35 Kerusakan permukaan finishing pada bagian dudukan Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
Gambar 4.36 Kerusakan permukaan finishing pada bagian ambang atas Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 10 Juli 2017
104
Gambar 4.37 Kerusakan permukaan finishing pada bagian ambang atas Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 10 Juli 2017
Gambar 4.38 Kerusakan permukaan finishing pada bagian ambang atas Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
105
Gambar 4.39 Kerusakan permukaan finishing pada bagian ambang bawah Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017
Gambar 4.40 Kerusakan permukaan finishing pada bagian ambang bawah Bangku Umat.
Sumber: Dokumentasi Peneliti 22 Maret 2017