BAB IV ANALISIS MANAJEMEN KEORGANISASIAN DI MASJID …eprints.walisongo.ac.id/6481/5/BAB IV.pdf ·...

30
115 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN KEORGANISASIAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM A. Analisis manajemen keorganisasian di masjid agung demak dalam peningkatan dakwah Islam Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam suatu lembaga, maka diperlukan kerja yang sungguh-sungguh serta berdasarkan peraturan. Hal ini merupakan syarat wajib untuk mencapai tujuan bersama, juga diperintahkan dalam ajaran Islam. Islam melarang umatnya bekerja secara tidak teratur, menyimpang dari peraturan yang selalu ditentukan. Semua itu akan tercipta manakala dilakukan dengan manajemen yang baik, oleh karena itu peran manajemen sangat diperlukan. Dari data yang penulis dapatkan dilapangan untuk menganalisis manajemen keorganisasian di masjid agung demak dalam peningkatan dakwah Islam maka penulis akan memfokuskan terhadap manajemen keorganisasiannya yang berkaitan langsung dengan kegiatan masjid agung demak dalam peningkatan dakwahnya. Manajemen keorganisasian masjid agung demak menerapkan sebuah sistem dalam semua kegiatannya, agar kegiatan yang dijalankan bisa berjalan dengan baik dan terarah sesuai tujuan yang diharapkan. Sistem merupakan sekelompok

Transcript of BAB IV ANALISIS MANAJEMEN KEORGANISASIAN DI MASJID …eprints.walisongo.ac.id/6481/5/BAB IV.pdf ·...

115

BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN KEORGANISASIAN DI MASJID

AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM

A. Analisis manajemen keorganisasian di masjid agung demak

dalam peningkatan dakwah Islam

Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam suatu

lembaga, maka diperlukan kerja yang sungguh-sungguh serta

berdasarkan peraturan. Hal ini merupakan syarat wajib untuk

mencapai tujuan bersama, juga diperintahkan dalam ajaran Islam.

Islam melarang umatnya bekerja secara tidak teratur,

menyimpang dari peraturan yang selalu ditentukan. Semua itu

akan tercipta manakala dilakukan dengan manajemen yang baik,

oleh karena itu peran manajemen sangat diperlukan.

Dari data yang penulis dapatkan dilapangan untuk

menganalisis manajemen keorganisasian di masjid agung demak

dalam peningkatan dakwah Islam maka penulis akan

memfokuskan terhadap manajemen keorganisasiannya yang

berkaitan langsung dengan kegiatan masjid agung demak dalam

peningkatan dakwahnya.

Manajemen keorganisasian masjid agung demak

menerapkan sebuah sistem dalam semua kegiatannya, agar

kegiatan yang dijalankan bisa berjalan dengan baik dan terarah

sesuai tujuan yang diharapkan. Sistem merupakan sekelompok

116

komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk

mencapai tujuan tertentu.

Agar manajemen keorganisasian bisa berjalan baik maka

perlu diterapkan yang namanya prinsip-prinsip keorganisasian.

Melihat dari berbagai prinsip-prinsip yang telah

dikemukakan dibab II maka pengurus Ta’mir Masjid agung

Demak menerapkan prinsip-prinsip sebagai dasar untuk

menjalankan roda keorganisasian yang ada di Masjid antara lain:

1. Keorganisasian harus mempunyai tujuan yang jelas

maksudnya disini adalah setiap keorganisasian jika

tidak mempunyai tujuan atau arah yang pasti maka

keorganisasian itu tidak akan berjalan, sehingga sebelum

menjalankan suatu kegiatan maka pengurus ta’mir harus

mempunyai tujuan yang jelas. sehingga apapun yang akan

dilaksanakan menjadi terarah dan sesuai tujuan yang

diharapkan hal ini yang menjadi dasar pokok bagi jalannya

suatu keorganisasian.

Menurut penulis, Tujuan yang jelas disini adalah

masjid dibangun atas dasar taqwa kepada Allah SWT.

masjid agung demak Mempunyai visi dan misi sebuah

masjid yang menjelaskan bahwa masjid bertugas untuk

mendakwahkan Islam dengan damai dan simpatik. Cara ini

dilakukan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid

seperti pengajian. Masjid juga mempunyai misi

117

meningkatkan kualitas umat dibidang keimanan melalui

sholat berjamaah dimasjid.

Masjid juga mempunyai struktur yang jelas dalam

menjalankan roda keorganisasian yang ada di masjid.

Struktur disini meliputi ketua sebagai pemimpin jalannya

sebuah organisasi, selain itu ada wakil ketua membantu

ketua untuk menjalankan semua tugas-tugasnya. Sekertaris

membantu untuk pembuatan surat-surat dalam pelaksanaan

kegiatan yang ada di masjid sedangkan bendahara

bertanggung jawab penuh membawa, menyimpan dan

mengelola baik-baik aset keuangan yang ada di masjid

agung demak. Selain itu, masjid agung demak mempunyai

seksi-seksi dalam mengatur bidang-bidang manajemen

masjid seperti bidang Imaroh, Idaroh dan Riayah.

Masjid agung demak yaitu masjid yang berada di

tingkat kabupaten dan diajukan melalui kantor Departemen

agama kabupaten kepada bupati untuk bisa diJadikan masjid

agung. Anggaran dana yang membantu jalannya organisasi

adalah dari pemerintah daerah, masjid dan sumbangan

lainnnya.

Menurut penulis, masjid agung demak dibangun

mempunyai tujuan yang pertama sebagai tempat

melaksanakan ibadah. Pada zaman Rasulullah hingga saat

ini masjid tetap digunakan untuk beribadah dan beriktikaf

118

kepada Allah SWT. Yang kedua, sebagai tempat

bermusyawarah, musyawarah yang dilakukan di masjid

agung demak ini lebih kepada tentang keagamaan dan

keimanan dikarenakan orang-orang diluar sana melihat

masjid agung demak adalah tempat untuk menenangkan

pikiran dan menambah ketaqwaan keimanan seseorang.

Yang ketiga, masjid agung demak mempunyai tujuan

sebagai tempat perlindungan. Tempat berlindung disini

mempunyai arti sebagai tempat untuk memohon ampun

kepada Allah swt. Ke empat tujuan masjid agung demak

digunakan masyarakat untuk melakukan kegiatan bakti

sosial contoh bakti sosial disini seperti sunnatan massal,

pernikahan massal, pembagian zakat dan lain sebagainya.

Sedangkan yang terakhir adalah sebagai tempat pendidikan,

masjid agung demak dilakukan untuk mencari ilmu dibidang

non formal untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat

sekitar ataupun luar.

2. Keorganisasian harus memiliki satuan komando

maksudnya disini adalah setiap keorganisasian harus

mempunyai satu perintah saja tidak semua yang terlibat

dalam keorganisasian menjadi ketua sehingga satu komando

atau satu perintah ini sangat penting untuk menjalankan roda

organisasi. Jika banyak komando yang memberi perintah

119

maka organisasi ini tidak akan bisa berjalan dengan baik

karena semua orang yang ada didalamnya ingin memberikan

komando semua.

Menurut penulis, memiliki satuan komando disini

masjid agung demak sudah mempunyai struktur organisasi

yang mana ada ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara dan

para seksi-seksi yang lainnya. Satu komando ini berarti

ketua ini sebagai pemimpin bagi anak buahnya atau

pengurus-pengurus yang lain dibawah naungan ketua.

Apapun yang dikatakan ketua maka semuanya akan

dilaksanakan. Ketua disini mempunyai tanggung jawab

besar untuk mengatur semua anak buahnya dan mengatur

jalannya organisasi tersebut agar bisa berjalan.

Masjid agung demak mempunyai ketua dalam seksi-

seksi yang mengatur manajemen masjid. Ketua dalam

bidang manajemen mempunyai tanggung jawab dan

wewenang untuk mengatur anak buahnya akan tetapi ketua

tersebut masih dibawah perintah ketua organisasi atau ketua

ta’mir masjid, apapun yang dilaksanakan harus diketahui

oleh ketua tidak boleh menjalankan sesuatu tanpa

pengetahuan ketua. Ketua ta’mir tidak boleh mengambil

keputusan atau tindakan sesuatu hal terhadap yang selama

itu berkenaan dengan masjid, contohnya seperti

pembongkaran atau rehabilitasi bangunan masjid, disini

120

ketua tidak bisa mengambil keputusan sendiri, akan tetapi

ketua ta’mir masjid agung demak harus meminta izin telebih

dahulu dan memberikan surat kepada pemerintah pusat yang

dimana masjid ini sebagai warisan budaya bangsa Indonesia

dan menjadi benda cagar budaya ditegaskan dengan UU No.

5/1992. Sehingga bangunan masjid agung demak harus

meminta izin kepada pemerintah pusat sebelum ada surat

yang memperbolehkan untuk merehabilitas masjid maka

ketua ta’mir masjid tidak bisa mengambil keputusan.

3. Keorganisasian harus memiliki koordinasi yang baik

maksudnya disini adalah dalam tubuh organisasi

diperlukan koordinasi yang baik antara satu dengan yang

lainnya, jika koordinasi berjalan dengan baik maka tujuan

atau rencana yang akan dilaksanakan sebisa mungkin

berhasil dikarenakan kerjasama yang baik antara satu dengan

yang lainnya. Koordinasi yang baik dan sesuai aturan adalah

kunci keberhasilan suatu organisasi dimanapun ia berdiri,

juga sebaliknya jika suatu organisasi tidak mempunyai

koordinasi yang baik antara para pengurus maka kegiatan

yang akan dilaksanakan bisa dikatakan akan gagal.

Dikatakan tidak mempunyai koordinasi yang baik diantara

para pengurus.

Menurut penulis, memiliki koordinasi yang baik

seperti masjid agung demak mempunyai struktur

121

kepengurusan mulai dari ketua hingga karyawan-

karyawannya. Dalam bidang-bidang kepengurusan ta’mir

semua pengurus sudah mempunyai mitra kerja masing-

masing. Seperti ketua bekerjasama dengan sekertaris dan

bendahara ini adalah sebuah komponen inti dalam

kepengurusan jika komponen tadi tidak bisa bekerjasama

dengan baik maka yang lainnya juga tidak akan bisa berjalan

sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Selain itu setiap seksi-seksi kepengurusan ta’mir juga

mempunyai mitra kerja masing dalam bidang idaroh, imaroh

dan riayah dimasing-masing bidang ini mempunyai mitra

kerja yang masing-masing setiap bidang diisi oleh empat

pengurus. Didalam satu bidang harus mempunyai dan sebisa

mungkin untuk mempunyai koordinasi yang baik diantara

masing-masing pengurus, ini dilakukan agar dalam kegiatan

yang ingin dilakukan para pengurus sudah merasa

mempunyai tanggung jawab besar dan tertanam dihati

masing-masing adalah rasa memiliki sehingga mereka

bergotong royong untuk satu sama lain membantu jalannya

kegiatan.

4. Keorganisasian harus memiliki pembagian tugas yang jelas.

maksudnya disini adalah pembagian tugas yang jelas

bagi para pengurus didalam tubuh organisasi jika pembagian

tugasnya jelas dan terarah maka ketua tinggal memberi

122

perintah terhadap yang mempunyai wewenang pekerjaan. Ini

membuat pekerjaan sangatlah menjadi ringan karena semua

orang yang ada didalam organisasi mempunyai tugas

masing-masing dan tanggung jawab yang harus

dilaksanakan. Semua prinsip diatas saling keterkaitan antara

satu dengan yang lainnya.

Menurut penulis, pembagian tugas yang jelas ini telah

dijelaskan didalam bab III yaitu seperti tugas penasehat

adalah Memberikan nasihat dan petunjuk baik di minta

maupun tidak mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan yang

akan maupun yang sedang dilaksanakan oleh pegurus ta’mir

dan Ikut serta mengawasi kegiatan-kegiatan di masjid.

Didalam tugas penasehat ini sudah jelas bahwa penasehat

mempunyai wewenang utuk mengawasi semua yang ada di

dadalam struktur keorganisasian yang ada di masjid agung

demak. Selain itu semua bidang-bidang kepengurusan juga

mempunyai tugas masing-masing dan mereka bertanggung

jawab atas tugasnya dan tidak boleh meninggalkan tugasnya.

Seperti bidang idaroh, mereka bertugas perencanakan ,

pengorganisasian, pergerekan dan pengawasan. Semua

pengurus yang masuk didalam bidang idaroh maka mereka

wajib melaksanakan tugas-tugasnya seperti yang sudah ada

diatas. Selain idaroh ada juga imaroh yang mempunyai tugas

untuk memakmurakn masjid, memakmurkan disini yang

123

dimaksud adalah memberi kegiatan-kegiatan yang bersifat

positif dan nuansa agama sehingga membuat masjid itu

hidup dan berdiri sesuai tugasnya dan masjid tidak akan

berdiri dan dibangun tidak pada tugasnya. Pembagian tugas

yang jelas disini ada juga bidang riayah atau pemeliharaan.

Selain idaroh dan imaroh tadi riayah juga mempunyai

tanggung jawab besar dibandingkanyang lain karena riayah

tugasnya adalah untuk kegiatan pengembangan termasuk

orang-orang yang mengurusi pembangunan dan

pengembangan masjid hendaknya orang-orang yang dalam

jiwanya tetanam iman kepada Allah SWT yang meliputi

antara lain: memuat program pembangunan masjid dan

rehabilitasinya, membuat rencana anggaran

pembangunannya dan gambar bangunannya dan

melaksanakann kegiatan pembangunan/merahibilitasi sesuai

dengan program.

Semua hal yang termasuk dalam bidang riayah adalah

kunci dari jalannya semua kegiatan ataupun dalam

memakmurkan masjid karena mencari orang-orang yang

mempunyai tingkat keimanan tinggi dan mau berikhtiyar

dijalan Allah SWT sangat sulit sehingga perlu pengorbanan

untuk menjalankan semua roda kegiatan yang ada di masjid.

5. Keorganisasian harus memiliki kedisiplinan yang baik

124

maksudnya disini adalah jika seseorang yang bekerja

didalam organisasi mempunyai jiwa disiplin yang tinggi

maka tanggung jawab atau pekerjaannya tidak akan

berantakan karena dia bekerja sesuai jadwal yang ditentukan

dan dia juga akan menyelesaikan pekerjaan sebelum jatuh

tempo yang diberikan terhadapnya. Seseorang yang bekerja

dengan dislipin maka mereka tidak akan berani main-main

dengan waktu yang telah diberikan kepadanya.

Menurut penulis disiplin yang telah diterapkan

didalam masjid agung demak ialah para pegawainya

diperlakukan dan dihormati oleh para ketua sehingga mereka

bekerja sesuai target atau jam yang telah ditentukan oleh

pengurus. Yaitu bagi para karyawan wajib datang pada jam

07.00. ini dikarenakan para karyawan yang bekerja di masjid

agung demak digaji sesuai UMR pada tahun 2015 sehingga

kesejahteraan para karyawan sangat diperhatikan sekali. para

karyawan masjid agung demak dituntut dan wajib

mempunyai jiwa displin disetiap langkahnya dalam

menjalankan tanggung jawabnya didalam masjid.

Jiwa dispilin ini tidak hanya dalam pekerjaan akan

tetapi dalam tanggung jawab tugasnya masing-masing

seperti bendahara yang mempunyai tugas memegang dan

memelihara harta kekayaan oganisasi baik berupa uang,

barang-barang investasi maupun tagihan, merencanakan dan

125

mengusahakan masuknya dana masjid serta mengendalikan

pelaksanaan rencana anggaran belanja masjid sesuai

ketentuan. Sebagai bendahara yang memegang kunci

jalannya operasional kegiatan tidak boleh seenaknya sendiri

sehingga merugikan pihak-pihak yang lain. Bendahara disini

sangat dituntut dalam melaksanakan tugasnya dan tanggung

jawabnya.

6. Keorganisasian harus memiliki struktur organisasi

maksudnya disini adalah jika struktur sudah dibagi

dengan baik maka para pengurus akan mempunyai tanggung

jawab masing-masing. Mereka tidak akan meninggalkan

tanggung jawabnya karena sudah tercantum didalam struktur

organisasi.

Menurut penulis struktur yang jelas disini adalah

masjid mempunyai struktur organisasi kepengurusan takmir

yang dimulai dari pelindung, pelindung disini sebagai orang-

orang yang bertanggung jawab melindungi jalannya

organisasi yang ada ditakmiran jika ada yang melenceng dari

kegiatan maka para pelindung ini akan mengarahkan

jalannya yang baik untuk menjalankan roda keorganisasian.

Ada penasehat Memberikan nasihat dan petunjuk baik

di minta maupun tidak mengenai kebijaksanaan-

kebijaksanaan yang akan maupun yang sedang dilaksanakan

oleh pegurus ta’mir. Ada ketua, wakil ketua, sekertaris,

126

wakil sekertaris, bendahara, wakil bendahara, ada bidang

idaroh, imaroh dan riayah. Jika salah satu komponen itu

hilang maka itu tidak bisa dikatakan sebagai struktur

organisasi. Struktur organisasi itu harus lengkap dan

mempunyai tanggung jawab masing-masing didalamnya.

Menurut Munir dan wahyu illaihi Organizing atau

pengorganisasian yaitu mengelompokkan dan menentukan

berbagai kegiatan penting dan memberikan kekuasaan untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan itu (Munir dan wahyu

illaihi, 2006: 81). Didalam pengorganisasian masjid agung

demak ketua ta’mir masjid sudah melakukan pembagian

struktur organisasi, membagi-bagi tugas dan wewenang

perbidang masing-masing agar kegiatan yang akan

dilaksanakan tidak bertabrakan satu dengan yang lainnya.

misalnya kegiatan yang dilakukan pada satu bulan sekali

seperti pengajian Al-hikmah dan istighosah kedua acara

tersebut dilakukan pada bulan yang sama akan tetapi waktu

dan hari pelaksanaannya yang berbeda karena itu semua

sudah terorganisir dengan baik agar kedua kegiatan tersebut

tidak bertabrakan dan masing-masing kegiatan mempunyai

penanggung jawab sendiri-sendiri .

Menurut penulis apa yang telah ditemukan dilapangan

dan diteori ada kesesuaian satu sama lain. Apa yang

dilaksanakan di masjid agung demak cukup bagus karena

127

ketua ta’mir masjid agung demak telah melakukan

pembagian kerja sebelum semua kegiatan dilaksanakan dan

ketua ta’mir sudah mengantisipasi agar semua kegiatan tidak

bertabrakan antara kegiatan satu dengan kegiatan yang

lainya. Semua kegiatan diatas tersebut sudah bagus dan

terorganisir dengan matang karena sebelum semua itu

dilakukan para pengurus ta’mir sudah melakukan rapat

terlebih dahulu untuk membagi-bagi wewenang terhadap

semua bidang-bidang.

Seperti pembagian kerja di masjid agung demak

semua devisi mempunyai tugas dan wewenang masing-

masing dan kerjanya pun bekerja sesuai apa yang telah

diberikan kepadanya dalam hal ini pekerjaan yang dilakukan

di masjid agung demak sangatlah baik dan tidak ada yang

bermasalah dengan tugas individu yang telah diterima dari

masing-masing pengurus.

Menurut penulis, Masjid agung demak merupakan

masjid yang masuk ke dalam golongan masjid agung

dikarenakan masjid agung demak dibangun dikota/

kabupaten yang pendanaan paling utama dibantu oleh

anggaran pemerintah daerah, dan dari masjid sendiri dan

sumbangan lainnya. Sehingga Masjid agung demak

mempunyai surat ijin resmi bahwa masjid ini sudah menjadi

masjid agung demak. Jika masjid agung demak melakukan

128

pembongkaran atau rehabilitasi masjid maka para pengurus

masjid wajib memberitahukan kepada pemerintah pusat

dikarenakan masjid agung demak sebagai masjid

peninggalan walisongo yang dijadikan sebagai cagarbudaya

milik indonesia yang dilindungi oleh pemerintah pusat yang

telah diatur didalam UU No. 5 tahun 1992. sehingga apabila

masjid akan dilakukan pembongkaran untuk memperbaiki

masjid agung demak maka para pengurus harus meminta ijin

terlebih dahulu kepada pemerintah pusat. Setelah ijin

diberikan oleh pemerintah pusat maka para pengurus masjid

agung demak baru bisa melakukan perbaikan, perbaikan

disini tidak bisa sembarangan dilakukan, akan tetapi

perbaikan ini dilakukan harus sesuai undang-undang yang

telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Perbaikan yang harus sesuai dengan aturan

pemerintah pusat yaitu terletak didalam pergantian sirap atau

atap masjid agung demak, atap ini tidak menggunakan atap-

atap seperti biasanya yang dipasang didalam masjid-masjid

lainnya, akan tetapi atap yang digunakan oleh masjid agung

agung demak adalah sebuah atap yang terbuat dari kayu jati,

tidak semua kayu jati bisa dijadikan atap, disini ada aturan

yang mengatur kayu jati seperti apa yang boleh dijadikan

atap. Kayu jati yang diperbolehkan dijadikan atap yaitu kayu

jati yang berasal dari blora, karena kayu jati dari blora

129

kekuatannya sangat bagus untuk melawan teriknya sinar

matahari. selain dari blora tidak bisa dijadikan atap bagi

masjid agung demak. Apalagi kayu jati yang diperbolehkan

dijadikan atap yaitu kayu jati yang mempunyai kekuatan dan

mempunyai kualitas bagus diurutan no. Dua, kayu jati yang

mempunyai kualitas bagus dan urutan no.dua hanyalah

berasal dari blora selain itu tidak ada yang mampu

menandingi sirap aslinya. Sedangkan untuk kayu jati yang

mempunyai kualitas no. Satu adalah milik pemerintah dan

tidak dijual belikan kepada umum, sehingga kayu jati

kualitas no. Satu ini dikirim keluar negeri dan dijual disana

tidak dijual di indonesia.

Sedangkan untuk pembelian kayu jati ini biaya 75%

dibantu oleh pemerintah daerah selebihnya ditanggung oleh

dana milik masjid sendiri yang berasal dari pemasukan dari

para pengunjung, kotak amal jum’at, kotak amal pada hari

raya besar. Pergantian sirap ini juga diatur oleh pemerintah

daerah. Pergantian ini dilakukan satu tahun sekali, tidak bisa

sewaktu-waktu para pengurus masjid agung demak

melakukan pergantian atau pembongkaran tanpa seizin

pemerintah daerah dan pusat. Sebelum dilakukan

pembongkaran untuk perbaikan maka akan disurve terlebih

dahulu dari petugas pemerintah pusat dan daerah. Jika-jika

benar-benar dibutuhkan untuk diperbaiki maka pemerintah

130

pusat akan merencanakan sistemnya bagaimana,

pelaksanaanya kpan dan boleh atau tidaknya dilakukan

perbaikan semuanya ada ditangan pemerintah pusat. Setelah

semua dianggap sudah baik maka akan dilakukan

pembongkaran untuk perbaikan. Arsitektur masjid agung

demak yang unik membuat perbaikan masjid ini sangat

dilakukan dengan hati-hati agar tidak menghilangkan

keaslian masjid agung demak. Jika dilakukan perbaikan

maka perbaikan yang dilakukan ini akan disamakan dengan

aslinya tidak ada yang dirubah sedikitpun, apabila dirubah

tanpa melihat bentuk aslinya ini akan menyebabkan masjid

agung demak kehilangan nilai-nilai historisnya.

Sedangkan untuk kegiatan peningkatan dakwah Islam

yang ada di masjid agung demak pada tahun 2014-2016.

menurut penulis presentasi kegiatannya tidak bisa

stabil. Presentasi pertahunnya ada yang naik dan ada yang

turun hal ini terjadi karena minat masyarakat yang setiap

tahunnya berbeda sehingga menyebabkan kegiatannya naik

turun tidak bisa stabil. Akan tetapi, kegiatan yang selalu

mengalami peningkatan setiap tahunnya yang cukup besar

adalah kegiatan haul Raden patah dan grebeg besar. Setiap

tahunnya selalu meningkat drastis sehingga membuat

persiapan yang dilakukan oleh para pengurus takmir masjid

agung demak terkadang masih kurang hal ini terjadi karena

131

persiapan yang sediki, tetapi yang datang untuk hadir sangat

banyak melebihi kapasitas yang diberikan oleh para

pengurus takmir.

Kegiatan yang tidak mengalami perubahan

pertahunnya yaitu kegiatan Remasade. Hal ini dikarenakan

para pengurusnya masih duduk dibangku sekolah sehingga

aktivitas di masjid kurang dan lebih banyak melakukan

aktivitas di sekolah sehingga membuat kegiatan yang ada di

masjid kurang optimal tidak bisa berjalan sebagaimana

mestinya.

Kegiatan di masjid agung demak telah menerapkan

fungsi-fungsi manajemen didalam semua kegiatannya antara

lain:

a) Planning atau perencanaan

Perencanaan merupakan dasar yang digunakan

untuk memilih tujuan dan menentukan langkah-langkah

serta cakupan pencapaiannya. Merencanakan bermakna

memberdayakan seluruh komponen organisasi seperti

sumber daya manusia (human resources), sumberdaya

alam (natural resources) dan sumber daya yang lain

(other resources) (Choliq, 2014:103).

Menurut Manulang planning atau Perencanaan

adalah gambaran suatu kegiatan yang akan datang dalam

jangka jarak waktu tertentuda metode yang akan dipakai

132

dalam tindakan-tindakan yang akan diambil. Perencanaan

itu berisi suatu imajinasi dan pandangan kedepan terarah

berdasarkan penilaian yang benar (M. Manullang, Dasar-

dasar manajemen: 17).

Menurut penulis masjid agung demak juga

melakukan perencanaan yang dibagi menjadi tiga bagian

antara lain: perencanaan jangka pendek, perencanaan

jangka menengah dan perencanaan jangka panjang. Hal

ini merupakan gambaran kegiatan yang akan

dilaksanakan besuk dikemudian hari agar kegiatan bisa

berjalan baik dan menghasilkan hasil yang memuaskan.

Tanpa adanya perencanaan yang matang kegiatan tidak

akan bisa berjalan sebagaimana mestinya atupun bisa

dikatakan kegiatan akan gagal tanpa adanya sebuah

perencanaan yang matang. Hal ini sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Manullang.

Apalagi dalam kegiatan di masjid agung demak

perencanaan sangat diutamakan dalam melaksanakan

semua kegiataannya. Perencanaan yang ada di masjid

agung demak dibagi menjadi tiga macam antara lain:

perencaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah

dan perencaan jangka panjang.

Adapun perencanaan jangka pendek yang

dilakukan oleh masjid agung demak adalah sholat

133

berjamaah lima waktu, pengajian kitab kuning remaja,

pengajian kitab kuning khusus ibu-ibu, taman seni baca

Al- Qur’an bagi remaja dan pengajian tiap minggunya.

Perencanaan jangka tengah antara lain kegiatan bulanan

seperti pengajian Al-hikmah dan istighosah sedangkan

perencanaan jangka panjang yaitu pada waktu bulan

Ramadahan, sholat Idul Fitri, halal bihalal, sholat Idul

Adha, pemotongan hewan qurban dan peringatan hari

besar Islam (PHBI).

Menurut penulis semua kegiatan yang dilakukan

diatas tersebut sudah baik dan terorganisir dengan matang

karena sebelum semua itu dilakukan para pengurus ta’mir

sudah merancang atau merencanakan dengan matang-

matang kegiatan tersebut dan siapa saja yang akan

mengisi ceramah atau narasumber dalam kegiatannya.

setiap kegiatan yang akan dilaksanakan di masjid agung

demak misalnya pengajian rutinan tiap hari atau tiap

minggu yang mengisi selalu berbeda karena itu semua

sudah diatur didalam jadwal yang sudah direncanakan

sebelumnya.

Kegiatan yang direncanakan oleh ta’mir masjid

agung demak bersama dengan pengurus masjid dalam

meningkatkan dakwah Islam yang ada di masjid agung

demak adalah dengan melaksanakan beberapa kegiatan

134

keagamaan seperti, sholat lima waktu, pengajian kitab

kuning bagi remaja, pengajian kitab kuning bagi ibu-ibu,

pengajian kitab kuning bagi masyarakat umum, taman

seni baca Al-qur’an bagi remaja, pengajian Al-hikmah

dan Istighosah.

Semua perencanaan kegiatan keagamaan yang

ada diatas dalam peningkatkan dakwah Islam akan

berjalan dengan terarah dan terarur. Hal ini bisa terjadi

karena semua kegiatan ini dilakukan dengan

menggunakan perencanaan tanpa adanya perencanaan

semua kegiatan tidak bisa berjalan dengan baik.

b) Organizing atau pengorganisasian

Menurut Munir dan wahyu illaihi Organizing

atau pengorganisasia yaitu mengelompokkan dan

menentukan berbagai kegiatan penting dan memberikan

kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu

(Munir dan wahyu illaihi, 2006: 81).

Menurut penulis dalam hal ini masjid agung

demak telah mengelompokan, menentukan dan

merencanakan tugasnya masing-masing. Seperti kegiatan

harian ada sholat lima waktu, pengajian rutinan kitab

kuning ibu, pengajian kitab kuning bagi remaja,

pengajian kitab kuning umum. Pengajian bulanan ada Al-

135

hikmah dan Istighosah. Pengajian tahunan ada haul

Raden patah dan grebeg besar. Dalam hal ini masjid

agung demak telah memberikan penanggung jawab

dalam melaksanakan tugasnya masing. Jadi yang telah

dilakukan oleh masjid agung demak telah sesuai dengan

apa yang telah ada diteori sebelumnya.

c) Actuating atau penggerak

Menurut Munir dan wahyu illaihi Actuating

atau penggerak adalah fungsi manajemen yang secara

langsung berusaha merealisasikan program-program yang

telah direncanakan dan diorganisasikan sedemikian rupa,

sehingga aktifitasnya senantiasa berhubungan dengan

masalah kepemimpinan, dan menggerakkan sumber daya

untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan

(Munir dan wahyu illaihi, 2006: 81).

Menurut penulis apa yang dilakukan di masjid

agung demak sudah sesuai dengan apa yang ada diteori

karena kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya sudah

terencana dengan matang sekali dan dikoorganisir dengan

baik dan semua kegiatan yang ada disana sudah ada

penanggung jawab masing-masing dan ketua hanya

mengontrol apa yang dilakukan oleh anak buah, apabila

ada kegiatan yang tidak berjalan sesuai yang diinginkan

atau melenceng dari rencana semula maka ketua akan

136

menegur kepada penanggung jawab dari kegiatan

tersebut. Disini ketua sangat baik dalam melakukan

tugasnya karena dia sudah menggerakkan anak buahnya

sesuai tugasnya masing-masing.

d) Controling atau pengawas

Menurut Munir dan wahyu illaihi Controling

atau pengawas salah satu fungsi manajemen yang berupa

mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan

bawahan dapat diarahkan kejalan yang benar dengan

maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula.

Menurut penulis apa yang dilakukan di masjid

agung demak sudah sesuai dengan apa yang ada diteori

diatas, karena dalam pelaksanaan kegiatannya ketua

ta’mir masjid agung demak turun langsung dilapangan

beliau mengecek satu persatu apakah anak buahnya sudah

melakukan tugasnya dengan baik dan melakukan sesuai

rencana semula yang dinginkan apa tidak? jika tidak

sesuai dengan yang dinginkan atau ada kesalahan-

kesalahan selanjutnya ketua ta’mir akan menegur ketua

yang bertanggung jawab dalam tugas kegiatan tersebut.

Semisal dalam tugas pemeliharaan masjid agung demak,

disini anak buah diberi tanggung jawab untuk bisa

memelihara masjid agung demak agar sesuai fungsinya.

Dalam hal ini yang dimaksud adalah masjid bergerak

137

pada bidang-bidang kegiatan keagamaan atau dalam

bidang dakwahnya akan tetapi orang yang diberi tugas

tersebut tidak melakukan pekerjaan itu dengan baik maka

ketua ta’mir masjid agung demak akan menegur

penanggung jawab atas bidang pemeliharaan masjid

tersebut.

Selain pengawasan, di masjid agung demak juga

menerapkan evaluasi. Evaluasi disini yang dimaksud

adalah suatu alat untuk meneliti dan mempelajari tentang

fenomena-fenomena yang terjadi ketika pelaksanaan

kegiatan yang berjalan di masjid agung demak. dalam

hal ini dilakukan agar apabila dalam suatu kegiatan ada

kesalahan maka peranan evaluasi sangat diperlukan untuk

mengkaji lebih dalam kenapa kesalahan itu bisa terjadi

dan apa sebabnya. Evalusi ini digunakan bukan untuk

menjatuhkan para anggota yang melakukan kesalahan-

kesalahan akan tetapi untuk membenarkan dan memberi

solusi terhadap apa yang telah terjadi, disini peran semua

pengurus sangat diperlukan agar apa yang diinginkan bisa

tercapai sesuai yang diharapkan dan tidak akan terjadi

kesalahan-kesalahan lagi yang lebih fatal.

Peranan ta’mir masjid untuk mengevaluasi

pelaksanaan dakwah yang terselenggara di masjid juga

merupakan evalusi yang sangat berharga, karena dengan

138

memperhatikan respon dari para jamaah termasuk bagian

dari bahan evalusi untuk kebaikan dimasa yang akan

datang. Sistem evaluasi yang dimaksud disini adalah bisa

saja laporan tertulis maupun lisan oleh seorang

penanggung jawab pelaksana kegiatan. Evaluasi yang

dilakukan sewaktu-waktu disini sering disebut brefing

dilakukan untuk mengetahui perkembangan sementara

apa yang telah terjadi selama proses berlangsung.

B. Analisis faktor pendukung dan penghambat di masjid agung

demak

Setelah menganalisis manajemen keorganisasian di

masjid agung demak dalam peningkatan dakwah Islam diatas,

maka selanjutnya penulis akan menganalisis faktor pendukung

dan penghambat dengan menggunakan analisis SWOT yaitu

sebuah metode perencanaan strategi yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strength) kelemahan (weknes) peluang

(opportunity) dan ancaman (threat) guna menyusun strategi yang

lebih mapan dimasa depan. Sebelum menentukan analisis perlu

adanya pemahaman dan pengetahuan tentang tujuan organisasi

tersebut atau mengidentifikasi obyek yang akan dianalisis

meliputi kemampuan internal organisasi meliputi kekuatan

((strength) dan kelemahan (weknes) serta faktor eksternal

organisasi meliputi peluang (opportunity) dan ancaman (threat)

139

(Sondang, 1986: 173). Penulis menganalisis faktor pendukung

dan penghambat manajemen keorganisasian di masjid agung

demak dalam peningkatan dakwah Islam dengan menggunakan

analisis SWOT.

1. Faktor Internal (kekuatan dan kelemahan)

a) Kekuatan (Strengths)

1) Masjid agung Demak Sebagai cagar budaya, sehingga

Masjid Agung Demak memiliki nilai historis dan

arkeologis dengan arsitektur khas Indonesia,

merupakan salah satu diantara bangunan Islam yang

penting di Asia Tenggara dan Dunia Islam. Selain itu,

jika masjid mempunyai kegiatan yang berbasis nilai

keagamaan maka yang datang untuk mengikuti

sangatlah banyak hal ini membuktikan bahwa masjid

agung demak mempunyai kekuatan tersendiri bagi

kaum masyarakat, khususnya dari luar kota demak.

2) Masjid agung demak memiliki banyak pengunjung

setiap harinya ini membuktikan bahwa masjid agung

demak mampu mengelola infrastruktur, hal ini dapat

dibuktikan dalam pelayanan yang memadai dibidang

fasilitas yang ada di masjid agung demak. Selain itu,

masjid agung demak mampu menarik wisatawan dari

luar daerah kota Demak untuk berkunjung di masjid

ataupun berziarah di makam Raden patah.

140

3) Masjid agung demak merupakan masjid bersejarah

yang mempunyai arsitektur masjid yang unik

diantaranya: atap yang terbuat dari kayu jati, kayu jati

ini yang bisa digunakan untuk atap adalah kayu jati

yang berasal dari blora selain dari blora tidak ada

yang bisa melawan kekuatan panasnya terik sinar

matahari, kekuatan dan kualitas kayu jati produk blora

sangat bagus. Terdapat pintu yang bergambar bledeg

merupakan condro sengkolo yang berbunyi nogo

wulat saliro wani yang bermakna tahun 1388 saka/

1466 M/ 887H. Selain pintu yang bergambar bledeg

masjid agung demak mempunyai keunikan yang lain

yaitu masjid agung demak mempunyai delapan buah

soko guru serambi ini merupakan benda purbakala

asal kerajaan majapahit, hadiah dari Raja brawijaya

ke V kepada Raden patah, ada juga maksurah yaitu

bangunanan berukir peninggalan masa lalu ini

dinamakan maksurah atau kholwat. Masjid agung

demak didirikan pertama kali oleh walisongo beserta

santrinya termasuk didalamnya adalah Raden Patah.

Masjid ini dibangun pada zaman peninggalan

kesultanan glagahwangi Bintoro Demak yang

dipimpin oleh Sunan Ampel. Masjid agung demak

dibangun dengan ditandainya prasasti yang bergambar

141

bulus condro sengkolo memet, maksudnya sariro

sunyi kiblating gusti yang bermakna tahun 1401 saka/

1479 M/ 900H. Masjid agung demak yang

mempunyai bangunan lebih dari lima abad dan masih

berdiri kokoh hingga saat ini tanpa menghilangkan

bukti-bukti peninggalan walisanga, ini yang

menjadikan masjid mempunyai medan magnet

tersendiri sehingga selalu menjadi sorotan masyarakat

luas bahkan sampai luar jawa.

4) Masjid agung demak sebagai warisan pertama kali

oleh para walisanga yang dipertahankan keasliannya

hingga saat ini ditegaskan dalam UU No. 5/ 1992.

Masjid agung demak juga di manfaatkan oleh

masyarakat sekitar untuk dijadikan sebagai tempat

menimba ilmu yang berbasis agama bagi masyarakat

sekitar. Selain itu, masyarakat sekitar sering

menggunakan masjid agung sebagai tempat

melakukan kegiatan bakti sosial. Ini yang

menyebabkan masjid selalu mempunyai daya tarik

trsendiri bagi masyarakat.

b) Kelemahan (weknes)

1) Kurangnya pengawasan dari para pengurus takmir

masjid agung demak sehingga banyak barang bawaan

dari pengunjung yang sering hilang.

142

2) Kurangnya intensitas pertemuan para pengurus ta’mir

sehingga membuat perjalanan kegiatan terkadang

tersendat atau kurang berjalan secara efektif dan

efisien. Hal ini yang akan menyebabkan terkadang

kurang persiapan dalam pelaksanaan kegiatan.

3) Kurang berjalannya kegiatan dibidang keremajaan

masjid, sehingga kegiatan remaja masjid tidak bisa

berjalan secara efektif dikarenakan pengurus remaja

masjid kebanyakan masih duduk dibangku sekolah,

sehingga hal ini yang membuat kegiatan remaja

masjid bisa terlaksana hanya dua kegiatan didalam

satu tahun sekali. Bahkan ada kegiatan yang sudah

terjadwalkan oleh takmir masjid agung demak akan

tetapi tidak bisa dilaksanakan. Hal ini dikarenakan

kurangnya pertemuan antara para pengurus remaja

masjid yang mana para pengurus kebanyakan masih

duduk dibangku sekolah menengah atas dan

kebanyakan dari mereka sibuk dengan sekolah

masing-masing sehingga kurang memperhatikan

kegiatan yang sudah direncanakan oleh pihak masjid

agung demak.

143

2. Faktor eksternal (peluang dan ancaman)

a) Peluang (opportunity)

1) Lokasi Masjid Agung Demak yang strategis berada

ditengah-tengah kota/ pusat kota Demak, berjarak

+26 km kearah Timur Kota Semarang / ibu kota

provinsi Jawa Tengah, +25 km kearah Barat Kota

Kretek kabupaten Kudus, dan +35 km kearah selatan

dari Kota Ukir kabupaten Jepara. Hal ini yang

menyebabkan mudah sekali untuk dijangkau para

masyarakat untuk memperdalam bidang kerohanian

karena jaraknya yang strategis dan mudah dijangkau

dari berbagai daerah yang dari arah timur ataupun

dari arah barat, selain itu, masyarakat juga ikut serta

membantu melestarikan budaya yang ada di masijd

agung demak. Ini yang menjadikan peluang besar

bagi para pengurus ta’mir untuk selalu bekerja keras

dalam pekerjaan melestarikan dan menjaga apa yang

sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Apalagi

keadaan ataupun bangunan masjid gung demak bisa

diterima dari berbagai lapisa masyarakat luas.

2) Di masjid agung demak menawarkan berbagai

kegiatan dibidang kerohanian ataupun dibidang

pendidikan yang bersifat non formal bagi masyarakat

144

luas. Ini yang menjadikan masjid selalu mempunyai

daya tarik tersendiri dihati masyarakat.

3) Di masjid agung demak selain sebagai tempat wisata

religi disini juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

tempat mencari rizki dengan cara berdagang

disekeliling lingkungan masjid agung demak.

b) ancaman (threat)

1) anggapan masyarakat fasilitas yang ditawarkan oleh

masjid agung demak kurang memadahi bagi para

pengunjung yang dikarenakan banyaknya

pengunjung yang berdatangan setiap hari. Apalagi

dibidang kebersihan yang ada ditoilet dan parkiran

yang kurang memadahi.

2) Kurangnya tempat tunggu bagi para pendatang atau

peziarah yang berkunjung dimakam Raden Patah.

3) Jika keaslian masjid agung demak dibugar dan

dibangun tidak sesuai dengan nilai historisnya

ataupun tidak sesuai dengan keasliannya maka akan

membuat kewibawaan masjid agung demak hilang

dan membuat masjid tidak mempunyai daya tarik

tersendiri oleh para pengunjung.