BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO...

33
FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa Wilayah Desa Wonokerto yang memiliki luas sebesar 1.002,9 Ha memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di berbagai sektor perekonomian mulai dari pertanian, ladang/tegalan, perkebunan, perikanan, perikanan, industri, perdagangan dan jasa. Hal ini dikarenakan belum semua lahan yang ada di wilayah Desa Wonokerto dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakatnya. Potensi yang harus segera ditindak lanjuti adalah pemulihan kembali perkebunan salak pondoh yang rusak akibat dampak erupsi merapi, mengingat salak pondoh merupakan sektor utama pendapatan petani dan sektor yang telah mengangkat perekonomian Desa Wonokerto. a. Kondisi Topografi Secara topografi Desa Wonokerto yang terletak di kaki/lereng gunung merapi mempunyai ketinggian 400 m s/d 900 m dari permukaan air laut. Dari kondisi tersebut, Desa Wonokerto terkena dampak abu vulkanik pada waktu erupsi gunung Merapi. b. Kondisi Hidrologi Akibat erupsi merapi banyak sumber air yang rusak. Ini berpengaruh terhadap air minum, perikanan dan lahan pertanian sehingga mematikan potensi ekonomi dan pertanian/perkebunan. c. Kondisi Geologi Akibat erupsi merapi kondisi tanah tertimbun abu vulanik, sehingga tanah yang sebelumnya subur menjadi tidak bisa di budidayakan. Oleh sebab itu membutuhkan penelitian dan kajian lembaga terkait. 4.1.2 Analisis Resiko Bencana Berdasarkan hasil Pemetaan Swadaya dan sumber data dari instansi terkait tentang ancaman bencana, di desa Wonokerto terdapat 5 ancaman bencana yaitu: 1. Erupsi Gunung Merapi Desa Wonokerto menjadi wilayah yang terkena dampak erupsi merapi berupa abu vulkanik. Jarak Desa Wonokerto dengan Puncak Gunung Merapi + 9,5 km. Hampir seluruh wilayah Desa Wonokerto terkena abu vulkanik. Mengingat erupsi tahun 2010 sangat membahayakan masyarakat di sekitar lereng merapi, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan cepat segera mengungsi menjauh dari sumber bahaya mencari tempat evakuasi yang aman. Tindakan dan upaya penanggulangan bencana letusan gunung merapi antara lain:

Transcript of BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO...

Page 1: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 1

BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA

4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

Wilayah Desa Wonokerto yang memiliki luas sebesar 1.002,9 Ha memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di berbagai sektor perekonomian mulai dari pertanian, ladang/tegalan, perkebunan, perikanan, perikanan, industri, perdagangan dan jasa. Hal ini dikarenakan belum semua lahan yang ada di wilayah Desa Wonokerto dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakatnya. Potensi yang harus segera ditindak lanjuti adalah pemulihan kembali perkebunan salak pondoh yang rusak akibat dampak erupsi merapi, mengingat salak pondoh merupakan sektor utama pendapatan petani dan sektor yang telah mengangkat perekonomian Desa Wonokerto.

a. Kondisi Topografi Secara topografi Desa Wonokerto yang terletak di kaki/lereng gunung merapi mempunyai ketinggian 400 m s/d 900 m dari permukaan air laut. Dari kondisi tersebut, Desa Wonokerto terkena dampak abu vulkanik pada waktu erupsi gunung Merapi.

b. Kondisi Hidrologi Akibat erupsi merapi banyak sumber air yang rusak. Ini berpengaruh terhadap air minum, perikanan dan lahan pertanian sehingga mematikan potensi ekonomi dan pertanian/perkebunan.

c. Kondisi Geologi Akibat erupsi merapi kondisi tanah tertimbun abu vulanik, sehingga tanah yang sebelumnya subur menjadi tidak bisa di budidayakan. Oleh sebab itu membutuhkan penelitian dan kajian lembaga terkait.

4.1.2 Analisis Resiko Bencana Berdasarkan hasil Pemetaan Swadaya dan sumber data dari instansi

terkait tentang ancaman bencana, di desa Wonokerto terdapat 5 ancaman bencana yaitu:

1. Erupsi Gunung Merapi Desa Wonokerto menjadi wilayah yang terkena dampak erupsi merapi berupa abu vulkanik. Jarak Desa Wonokerto dengan Puncak Gunung Merapi + 9,5 km. Hampir seluruh wilayah Desa Wonokerto terkena abu vulkanik. Mengingat erupsi tahun 2010 sangat membahayakan masyarakat di sekitar lereng merapi, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan cepat segera mengungsi menjauh dari sumber bahaya mencari tempat evakuasi yang aman. Tindakan dan upaya penanggulangan bencana letusan gunung merapi antara lain:

Page 2: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 2

• Pemukiman harus jauh dari jalur-jalur yang sering dilewati aliran lahar. • Merencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat

kepadatan hunian di daerah rawan bencana • Zonasi daerah rawan bencana dan pengaturan penggunaan lahan • Masyarakat waspada terhadap resiko letusan gunung merapi dan

memberikan pendidikan masyarakat tentang letusan gunung merapi termasuk pelatihan program upaya penyelamatan dan kewaspadaan masyarakat terhadap letusan gunung merapi

• Penyediaan Jalur Penyelamatan / Jalur Evakuasi : Jalan keluar dari setiap bangunan harus langsung ke jalan lingkungan dan jalan darurat minimum ada 1 buah, tidak boleh melewati bangunan tetangganya. Jalan - jalan dengan kepadatan kendaraan tinggi tidak dianjurkan dipakai sebagai jalur penyelamatan. Terdapat jalur evakuasi utama dan harus diketahui oleh seluruh warga.

• Bangunan Penyelamatan : Bangunan barak pengungsian,,jalur evakuasi, sekolah, balai pertemuan, perkantoran, ruang terbuka hijau/lapangan yang dapat menampung orang banyak, dapat dicapai dalam 15 menit, dengan radius pelayanan maksimum 2 Km.

Tabel 4.1 Identifikasi Tempat Evakuasi

No Nama

Padukuhan Lokasi /Area

Evakuasi Luas Kapasitas

Tampung (jiwa)

Jangkauan Pelayanan

Ket.

1 Imorejo Balai desa 2.000 m2 1500 Desa Wonokerto

Sumber : Pemetaan Swadaya TIP Wonokerto, 2011

2. Kekeringan Kekeringan merupakan bencana alam terkait dengan sumber daya

air. Kekurangan sumber daya air dalam kurun waktu yang lama akan mengakibatkan kekeringan. Kekeringan juga bisa didefinisikan sebagai hubungan antara ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Penyebab kekeringan adalah : (i) pengaruh alam : akhir musim kemarau mundur dari normal, awal masuk

musim hujan mundur dari normal, dan curah hujan musim kemarau turun tajam dibanding normal,

(ii) kerusakan kawasan tangkapan air, sumber-sumber air akibat erupsi merapi, (iii) kerusakan kualitas air baku akibat tercemar kandungan besi paska erupsi

merapi.

Page 3: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 3

Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air di dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas yang menyebabkan tanaman menjadi kering dan mengering.

Dampak dari bahaya kekeringan ini terjadi secara gradual/lambat, sehingga jika tidak dimonitor secara terus menerus akan mengakibatkan bencana berupa hilangnya bahan pangan akibat tanaman pangan dan ternak mati, petani kehilangan mata pencaharian serta banyak orang kelaparan.

Tindakan dan upaya-upaya untuk mengurangi ancaman kekeringan adalah pembuatan dam pada sungai, sehingga jika pada musim kemarau masih ada cadangan air, pembuatan bangunan-bangunan air/embung untuk penampung air, penanaman tanaman tahunan, membuat sumur bor atau gali untuk mendapatkan air.

PERMASALAHAN DAN POTENSI MUSIM Permasalahan dan Potensi Dari Kalender Musim

Pada penyusunan RPP Desa Wonokerto ini pada tabel kalender musim tanda bintang menunjukkan seberapa kuat intensitas masalah tersebut terjadi pada suatu bulan tertentu. Semakin banyak bintang menunjukkan semakin tinggi tingkat intensitas masalah tersebut terjadi pada bulan tertentu. Bila pada bulan lainnya tidak terdapat tanda bintang, hal itu menunjukkan masalah itu tidak terjadi pada bulan tersebut.

Tabel 4.2

Kalender Musim Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman

No Masalah Kegiatan Keadaan

Panca Roba Musim Kemarau Musim Penghujan

Mar Apr Mei Jun Jul Ags Spt Okt Nov Des Jan Feb

1 Menyusutnya debit air yang berpengaruh pada sektor pertanian

- - - * *** ** * * - - - -

2 Air untuk irigasi sangat kurang

- -

- - *** ** * - - - - -

3 Kekeringan menimbulkan tanah sulit untuk ditanami

- - - - *** - - - - - - -

4 Hasil panen merosot - - - ** - - - *** - - - - 5 Hasil panen sering

gagal - - - *** - - - * - - - -

6 Hasil panen salak pondoh melimpah yang menjadikan harga merosot

- - - - - - - - - * ** ***

7 Berkembangnya bibit penyakit dan serangga yang merugikan manusia dan dapat menimbulkan penyakit

* ** *** - - - - * * * ** ***

Page 4: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 4

8 Menurunnya kualitas pakan ternak yang berasal dari tumbuhan karena kekurangan suplai air

- - - * *** ** * * - - - -

9 Kurangnya suplai air untuk pemeliharaan perikanan air tawar dan irigasi salak pondoh.

- - - * *** ** * * - - - -

10 Kurangnya sanitasi lingkungan, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan

- - - - - - - - * ** *** **

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada beberapa masalah yang

timbul terkait dengan adanya musim baik itu musim kemarau, musim penghujan, maupun musim pancaroba. Masalahnya antara lain adalah sebagai berikut : Menyusutnya debit air pada musim kemarau. Menyusutnya air disebabkan karena rendahnya intensitas curah hujan pada musim kemarau. Akibatnya pada musim kemarau air untuk irigasi sangat kurang. Hal tersebut berpengaruh pada sektor pertanian karena air sangat dibutuhkan untuk pengairan sawah. Mengingat Desa Wonokerto masyarakatnya berbasis pada pertanian salak pondoh, yang secara fisiologis dalam pertumbuhaanya membutuhkan banyak air. Disamping kondisi tanah yang bersifat regosol dan lempung berpasir dengan ketebalan yang rendah karena dibawahnya merupakan lapisan padas sehingga tidak dapat menyimpan air hujan.

Disamping itu karena minimnya suplai air pada musim kemarau untuk tanaman salak pondoh, hal itu menyebabkan sering terjadinya kemerosotan hasil panen pada musim kemarau dan jika suda sampai pada level yang sangat parah bisa terjadi kegagalan panen. Kualitas pakan ternak yang berasal dari tumbuhan juga menurun pada muaim kemarau karena kekurangan suplai air.

Sektor perikanan pun tidak lepas dari masalah keterbatasan air ketika musim kemarau. Akibatnya pada musim kemarau terjadi kurangnya suplai air untuk pemeliharaan perikanan air tawar.

Pada musim pancaroba, masalah yang terjadi berbeda dengan masalah yang terjadi pada musim kemarau. Pada musim pancaroba bibit penyakit dan serangga yang merugikan manusia berkembang dan dapat menimbulkan penyakit. Meskipun demikian, Desa Sindumarani bukan merupakan desa dengan penyakit endemik tertentu.

Selain penggalian masalah dengan menggunakan metode kalender musim, perlu juga dilakukan penggalian potensi terkait dengan masalah tersebut untuk mengetahui potensi apa yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

Page 5: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 5

Tabel 4.3 Daftar Masalah dan Potensi

Kalender Musim No Masalah Potensi 1 Menyusutnya debit air pada musim

kemarau, yang berpengaruh pada sektor pertanian

Sapras irigasi memadai Swadaya tenaga masyarakat Dinas dan penyuluh

2 Pada musim kemarau air untuk irigasi sangat kurang

Sapras irigasi memadai Swadaya tenaga masyarakat Sumber mata air di luar desa

3 Kekeringan menimbulkan tanah sulit untuk ditanami

Dinas Pertanian PPL

4 Hasil panen merosot pada musim kemarau

Tanaman palawija Dinas Pertanian

5 Pada musim kemarau hasil panen sering gagal

Lahan luas Sapras irigasi memadai Kelompok tani

6 Hasil panen salak pondoh melimpah yang menjadikan harga merosot

Diversifikasi Produk Kelompok Tani

7 Berkembangnya bibit penyakit dan serangga yang merugikan manusia dan dapat menimbulkan penyakit saat pancaroba

Puskesmas Posyandu Apotek hidup

8 Menurunnya kualitas pakan ternak yang berasal dari tumbuhan karena kekurangan suplai air pada musim kemarau

Pakan ternak non tumbuhan Dinas pertanian

9 Kurangnya suplai air untuk pemeliharaan perikanan air tawar pada musim kemarau

Bendungan Sumber air dari daerah lain

10 Kurangnya sanitasi lingkungan, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan pada musim penghujan

Ketersediaan pasir sebagai bahan baku pembuatan Adanya swadaya masyarakat dalam bentuk dana dan tenaga Lahan

Kebanyakan masalah pada musim kemarau terkait pada kurangnya

air baik untuk kegiatan di sektor pertanian dan perikanan. Kurangnya air untuk pertanian kadang menyebabkan gagal panen atau jumlah panenan yang merosot baik panen dibidang pertanian maupun perikanan. Untuk sektor pertanian, hal itu terjadi karena debit air untuk irigasi sangat terbatas sehingga pada musim kemarau sawah sulit untuk ditanami tanaman pertanian sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut ditanami tanaman palawija yang kebutuhan airnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman pertanian lainnya. Musim kemarau juga menyebabkan menurunnya kualitas pakan ternak yang berasal dari tumbuhan karena kekurangan suplai air.

Pada musim penghujan sebagian daerah mengalami rawan bencana alam khususnya di Daerah Aliran Sungai Krasak yakni di Padukuhan Tunggularum, Padukuhan Gondoarum dan Padukuhan Sempu. Saat musim

Page 6: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 6

penghujan kurangnya sanitasi lingkungan juga menimbulkan pencemaran lingkungan karena limbahnya meluap.

Sedangkan masalah yang sering muncul pada musim pancaroba adalah berkembangnya bibit penyakit dan serangga yang merugikan manusia dan dapat menimbulkan penyakit. Penyakit yang sering terjadi dan dapat menimbulkan kematian adalah adanya wabah Demam Berdarah.

Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digali pula potensi-potensi yang ada. Potensi yang ada di Desa Wonokerto harus diberdayakan semaksimal mungkin agar potensi ini dapat dimanfaatkan sesuai tujuan. Beberapa potensi yang telah ada diantaranya adalah adanya sarana prasarana irigasi yang memadai dan juga bendungan yang berfungsi untuk mengatur distribusi air saat musim penghujan agar kebutuhan pengairan tercukupi meski curah hujan rendah. Swadaya tenaga masyarakat dan partisipasi masyarakat juga tinggi untuk membangun daerahnya. Hal-hal tersebut merupakan suatu modal pembangunan yang cukup potensial untuk dikembangkan guna menyelesaikan permasalahan yang ada. Dinas penyuluhan dan PPL merupakan pihak yang membantu dalam memberikan penyuluhan dan pengetahuan kepada para petani dan petani ikan untuk dapat bekerja dengan lebih baik.

Sumber mata air di luar desa juga bisa dimanfaatkan untuk menambah debit air pada musim kemarau. Namun pada musim kemarau yang biasa ditanam oleh petani adalah tanaman palawija. Hal itu dikarenakan tanaman palawija hanya membutuhkan sedikit air untuk tetap bisa bertahan hidup.

Musim pancaroba sering membuat banyak masyarakat terkena penyakit musiman. Namun hal itu bukan merupakan masalah yang perlu ditakuti karena pada dasarnya Desa Wonokerto bukan sebagai wilayah dengan penyakit endemik tertentu. Masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya penyakit musiman karena adanya posyandu di tiap-tiap dusun dan puskesmas yang berperan dalam mengobati warga masyarakat.

Sedangkan pada musim penghujan yang menjadi kendala adalah di dusun yang merupakan daerah aliran sungai (DAS) rawan bencana. Namun hal itu bias diantisipasi oleh warga masyarakat yang dibekali dengan system tanggap darurat. Hal lain yang menjadi masalah adalah minimnya sanitasi sehingga mengganggu lingkungan saat musim hujan. Potensi yang ada seperti pasir sebagai bahan baku pembuatan dan adanya swadaya masyarakat dalam bentuk dana dan tenaga, lahan.

3. Gempa Bumi

Wilayah negara indonesia merupakan peringkat ke-5 daerah patahan yang rawan terhadap bencana gempa bumi, sehingga Desa Wonokerto juga rawan terhadap bencana tersebut yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi bencana tersebut.

Page 7: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 7

4. Longsor Longsor adalah perpindahan sebuah masa batuan atau tanah secara grafitasional menuju bagian bawah suatu lereng. Di Desa Wonokerto terdapat 5 padukuhan yangg rawan terhadap bencana longsor antara lain Padukuhan Tunggularum, Padukuhan Gondoarum, Padukuhan Sempu, Padukuhan Banjarsari, Padukuhan Manggungsari dan Padukuhan Becici.

5. Kekurangan Air Bersih

Sedangkan untuk bencana kekurangan air bersih, terdapat di wilayah Padukuhan Tunggularum, Padukuhan Sempu, Padukuhan Mangungsari, Padukuhan Becici dan Padukuhan Pojok. Untuk itu, perlu dilakukan penanganan lebih lanjut agar masyarakat yang terkena dampak dapat diselamatkan. Secara terperinci, potensi bahaya/bencana yang terdapat di Desa Wonokerto selama 5 tahun terakhir dapat diliihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4 Potensi Bahaya /Bencana 5 Tahun Terakhir

No Potensi Bencana Siklus Lokasi Solusi Yang Direncanakan

1 Erupsi Merapi ± 5 Sekali Wonokerto Sarana evakuasi dan jalur evakuasi yang

memadahi. 2 Kekeringan Musiman Wonokerto Perbaikan saluran

irigasi 3 Gempa Bumi Tidak

terprediksi Wonokerto Penyuluhan tentang

gempa bumi 4 Longsor Musim

Penghujan Tunggularum Gondoarum Sempu Banjarsari Manggungsari Becici

Pembuatan talud/dinding

penahan longsor

5 Kekurangan Air Bersih

Musiman Kemarau

Tunggularum Sempu Mangungsari Becici Pojok

Sarana air bersih

Sumber : Pemetaan Swadaya TIP Wonokerto, 2011 Adapun secara terperinci, analisis tentang resiko bencana yang terdapat di

Desa Wonokerto terlampir dalam dokumen ini.

Page 8: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 8

4.1.3 Analisis Kondisi Fisik Permukiman Keadaan bangunan rumah di Desa Wonokerto antara lain bangunan

permanen, setengah permanen dan temporer. Kondisi tersebut juga mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan kondisi fisik bangunan di Desa Wonokerto adalah berkaitan dengan daya tahan bangunan terhadap gempa. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang rendah dalam pembangunan rumah yang aman terhadap gempa menyebabkan tingginya nilai kerentanan.

4.2 Analisis Kependudukan dan Sosial Budaya 4.2.1 Analisis Kependudukan

Sebelum membahas tentang proyeksi penduduk dalam 5 tahun ke depan terlebih dahulu perlu diketahui bahwa penghitungan ini didasarkan pada rumus:

Pn = Jumlah Penduduk Tahun ke-n Po = Jumlah Penduduk tahun sekarang r = rata-rata pertumbuhan (%) n = jumlah tahun ke-n

r adalah rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun, nilai r didapatkan berdasarkan perhitungan rata-rata pertumbuhan penduduk 5 tahun terakhir yang bisa dilihat pada tabel 4.5 dan pertumbuhan penduduk 5 tahun kedepan seperti terlihat dalam tabel 4.6.

Tabel 4.5 Analisis Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir

No Nama Padukuhan

Jumlah Penduduk

Saat Ini (2011)

r

Jumlah Penduduk ( Jiwa )

2006 2007 2008 2009 2010

1 Tunggularum 589 1,2% 555 577 583 587 589 2 Gondoarum 587 0,3% 577 578 576 581 587 3 Sempu 1.136 1,1% 1.075 1.094 1.095 1.108 1.128 4 Banjarsari 709 3,4% 601 618 634 654 670 5 Manggungsari 637 4,5% 517 623 626 630 633 6 Imorejo 660 2,0% 599 607 620 626 640 7 Jambusari 649 0,7% 628 632 633 612 618 8 Dukuhsari 592 0,1% 596 581 572 565 592 9 Kembang 650 2,0% 590 594 592 598 599 10 Pojok 634 1,9% 576 586 608 622 634 11 Sangurejo 1.032 6,6% 756 796 838 878 881

Pn = Po(1+r)n

Page 9: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 9

12 Becici 889 0,6% 865 874 888 899 888 13 Dadapan 918 2,6% 811 806 843 798 854

Total 9.682 2,1% 8.746 8.966 9.108 9.158 9.313 (Sumber : Data Analisis Hasil Pemetaan Swadaya TIP Desa Wonokerto, 2011)

Tabel 4.6 Analisis Prediksi Jumlah Penduduk 5 Tahun Kedepan

No Nama Padukuhan

Jumlah Penduduk

Saat Ini (2011)

r

Jumlah Penduduk ( Jiwa ) 2012 2013 2014 2015 2016

n=1 n=2 n=3 n=4 n=5

1 Tunggularum 589 1,2% 596 603 609 616 623 2 Gondoarum 587 0,3% 589 591 593 595 597 3 Sempu 1.136 1,1% 1.148 1.160 1.173 1.185 1.197 4 Banjarsari 709 3,4% 731 752 774 795 817 5 Manggungsari 637 4,5% 661 685 709 733 757 6 Imorejo 660 2,0% 662 664 666 668 670 7 Jambusari 649 0,7% 653 657 662 666 670 8 Dukuhsari 592 0,1% 591 590 590 589 588 9 Kembang 650 2,0% 662 674 686 698 710

10 Pojok 634 1,9% 646 657 669 680 692 11 Sangurejo 1032 6,6% 1.087 1.142 1.198 1.253 1.308 12 Becici 889 0,6% 894 899 903 908 913 13 Dadapan 918 2,6% 939 961 982 1.004 1.025

Total 9.682 2,1% 9.859 10.036 10.213 10.390 10.567 (Sumber : Data Analisis Hasil Pemetaan Swadaya TIP Desa Wonokerto, 2011)

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa perkiraan jumlah penduduk Desa Wonokerto tahun 2016 mencapai 10.567 jiwa, dengan kapasitas yang memiliki luas wilayah 1.002,9 Ha. Maka untuk 5 tahun ke depan masih mampu menampung penduduknya karena dalam perkembangannya hingga tahun 2016 penyebaran penduduk Desa Wonokerto sekitar 10.567 / 1.002,9 = 10,54 jiwa / Ha.

4.2.2 Analisis Sosial Budaya

Desa Wonokerto penduduknya mayoritas pada tingkat usia antara 21 – 49 tahun/usia produktif, ini berarti merupakan sumber tenaga kerja. Dengan kondisi penduduk seperti ini maka dibutuhkan lapangan pekerjaan yang memadai yang dapat menampung mereka agar bisa bekerja. Dengan lebih banyaknya penduduk berusia produktif, mereka menjadi modal penggerak dalam proses pembangunan yang ada. Hal ini tampak dari munculnya beberapa bentuk kegiatan usaha baru misalnya: sebagai peternak sapi; pengrajin bubut atau kerajinan kayu, mebel dan anyaman bambu, juga industri rumah tangga lainnya. Selain itu juga ada yang bekerja pada perusahaan atau pabrik yang ada di wilayah kabupaten Sleman,

Page 10: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 10

atau Yogyakarta. Namun demikian masyarakat di Desa Wonokerto masih banyak yang hidup pada kondisi pra sejahtera, bahkan juga ada pada kondisi miskin.

Sebagai masyarakat budaya agraris, hidup rukun diantara masyarakat sangat kental dalam aktifitas kehidupan sehari-hari, misalnya : gotong-royong mingguan, pertemuan rutin RT, pertemuan rutin Dusun, pertemuan ibu-ibu, menjenguk tetangga yang sedang sakit, maupun pertemuan-pertemuan ritual tahlilan, aqiqahan, sripahan, Upacara Adat dan lain sebagainya. Kerukunan antar warga di Desa Wonokerto juga sangat terjaga, ini terbukti sejak dulu belum pernah terjadi konflik antar warga maupun antar padukuhan.

Di sisi lain, antusiasme dan partisipasi perempuan dalam proses pembangunan di Desa Wonokerto dapat dilihat di berbagai bidang, mulai dari pertanian, produksi rumah tangga bahkan buruh pun banyak diantara mereka juga ikut terlibat. Bahkan banyak diantara masyarakat petani yang pekerjaan pertaniannya dilakukan oleh kaum ibu, sedangkan suaminya bekerja pada sektor lain. Kegiatan kelompok perempuan ada yang lebih aktif dibandingkan dengan kelompok pria seperti PKK Desa, PKK Dusun, PKK RT, Dasa Wisma, Koperasi, Posyandu, Karang Taruna, BPD, LPMD dan kelompok kegiatan yang lain.

Desa Wonokerto memiliki aneka ragam kebudayaan yang sampai saat ini tetap masih dilestarikan, bahkan kedepan akan lebih digalakkan lagi guna menunjang wilayah Desa Wonokerto sebagai daerah wisata. Jenis seni budaya tersebut antara lain kubro siswo, jatilan, badwi, Dayakan, Wayang Orang, Tari Salak, seni solawat Hadroh, seni campursari dan lain-lain.

Di Desa Wonokerto juga masih melestarikan upacara adat seperti Merti Merti Bumi Desa Wonokerto yang dilaksanakan secara periodik, ada yang 1 tahun sekali setiap bulan sapar minggu pertama. Selain itu nilai-nilai budaya yang telah dilakukan oleh nenek moyang atau leluhur juga masih ada yang dilestarikan, seperti Kenduri pada saat-saat tertentu sebagai bentuk syukur dan sadaqoh dengan wujud permohonan atau doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ini semua merupakan aset budaya di desa Wonokerto yang perlu dilestarikan.

Melihat segala permasalahan dan potensi dari beberapa aspek sosial budaya masyarakat Wonokerto tersebut di atas, dapat disimpulkan beberapa hal yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Wonokerto, antara lain:

1. Perlunya memberikan peluang masyarakat usia produktif untuk mendapatkan pekerjaan dalam bentuk: penyediaan lapangan kerja, pelatihan ketenagakerjaan, pelatihan peningkatan keterampilan bagi usaha kecil menengah, pelatihan peningkatan kapasitas kelompok ternak / petani, pelatihan manajeman bagi usaha kecil menengah dan bantuan permodalan.

2. Suasana kondusif masyarakat dengan sikap rukun, kompak, gotong royong dan sistem kemasyarakatan yang telah terbentuk menjadikan modal utama pembangunan, sehingga perlunya dibangun peningkatan kapasitas mayarakat. Kelembagaan di tingkat desa maupun kelompok-kelompok

Page 11: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 11

organisasi yang telah ada, bisa dikembangkan menjadi kelompok kelompok kerja (pokja-pokja) yang menangani sektor-sektor pembangunan lingkungan. Sebagai contoh : a. Kelompok PKK bisa dikembangkan kapasitasnya sebagai kelompok

penanganan / pemerhati kebersihan / kesehatan lingkungan melalui pembentukan pokja: pengelolaan sampah. Bersama dengan warga yang berprofesi di sektor kesehatan seperti bidan, dokter, perawat bisa membentuk pokja kesehatan. Kelompok ini bisa dilibatkan untuk penyuluhan-penyuluhan kesehatan dan pengelola kebersihan lingkungan.

b. Kelompok Karangtaruna bisa ditingkatkan kapasitasnya menjadi kelompok tanggap darurat bencana yang fungsinya bisa memfasilitasi kepentingan pengelolaan antisipasi bencana, seperti mengelola pelatihan tanggap bencana, pengelolaan keamanan lingkungan, dan lain-lain. Kelompok ini juga bisa ditingkatkan menjadi kelompok pecinta alam yang mengelola keberlanjutan konservasi alam, dan kelompok kader bidang olahraga, seni dan budaya.

c. Kelompok pecinta seni dan budaya bisa dilibatkan untuk menggalang potensi seni budaya setempat sehingga bisa mengelolanya dan melestarikannya serta lebih dapat dikenal masyarakat luas.

d. Kaum cendekiawan baik kalangan mahasiswa, sarjana, dosen, guru bisa membentuk kelompok pemerhati pendidikan warga masyarakat. Kelompok ini bisa dilibatkan dalam penyuluhan pendidikan, memberi materi pendidikan tambahan bagi murid-murid, membantu program pemerintah dalam memberantas buta aksara dan lain-lain.

e. Kaum rohaniawan: kyai, ustad, pendeta,wihara bisa membantu penyuluhan kerohaniawan / keagamaan atau penyuluhan bahaya narkoba, bahaya kebebasan pergaulan dan lain-lain.

f. Kader keputrian bisa ditingkatkan kapasitasnya untuk menjadi kelompok pembina balita, kelompok keterampilan keputrian dan kader pengelola kebersihan lingkungan.

g. Kelompok-kelompok kerja yang akan/sudah terbentuk ini akan sangat berguna untuk mengelola program-program yang sudah disusun dalam Program Jangka Menengah desa di RPP Rekompak.

Aneka ragam seni budaya dan kearifan lokal yang ada merupakan aset berharga dalam pembangunan Desa Wonokerto. Dengan penggalian dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat akan menghasilkan pembangunan yang selaras dengan lingkungan sosial dan menjamin kesinambungan dan keberlanjutan program, sebagai contoh :

a. Nilai kegotong-royongan akan memudahkan pelaksanaan program karena kental dengan keswadayaan.

Page 12: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 12

b. Aneka ragam seni budaya apabila dilestarikan dan dikembangkan akan sangat mendukung konsep wisata budaya, seperti: seni tari, kuliner, Budaya adat tradisi dan lain-lain.

c. Kebersamaan dalam perencanaan dan implementasi program akan memberikan rasa ikut memiliki sehingga menjamin keberlanjutan dan kelanggengan program.

Perencanaan merupakan aspek penting dalam pembangunan. Perencanaan yang baik tentunya membutuhkan berbagai data untuk menjelaskan kondisi dari suatu wilayah termasuk didalamnya data mengenai kondisi sosial di wilayah tersebut. Data sosial dalam hal ini terkait dengan kondisi kependudukan baik berupa ketenagakerjaan, mata pencaharian, kesejahteraan penduduk, kualitas penduduk maupun beberapa hal yang masih terkait. Penggalian potensi dan masalah dalam bidang sosial di Desa Wonokerto sebagaimana yang telah dijelaskan didalam metode diperoleh melalui Pemetaan Swadaya, Indepth Interview, FGD dan pemetaan.

Permasalahan yang paling banyak dirasakan dalam bidang sosial yakni upaya pekerja rendah dan pengangguran tinggi serta pendapatan perkapita masih rendah. Selain itu terdapat beberapa permasalahan lain yang juga banyak dirasakan di beberapa dusun yakni terkait dengan mata pencaharian penduduk serta sumberdaya manusia yang ada.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa permasalahan utama dalam bidang sosial kependudukan di Desa Wonokerto yakni pengangguran yang cukup tinggi. Pengangguran yang ada dapat disebabkan oleh kurangnya keahlian ataupun dikarenakan tidak adanya kemauan untuk bekerja. Tentunya hal ini menjadi permasalahan yang harus diselesaikan. Pengangguran dapat menjadi beban masyarakat dan dikhawatirkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Meskipun demikian permasalahan ini bukan tidak dapat dipecahkan. Desa Wonokerto kaya akan sumberdaya alam yang potensial untuk dikembangkan. Dengan semangat wirausaha dan kreativitas, sumberdaya alam yang ada dapat dimanfaatkan untuk membuka lapangan kerja baru. Selain itu adanya bantuan pinjaman modal dari BKM, koperasi dan instansi lainnya bagi masyarakat yang akan melakukan usaha merupakan solusi bagi mereka yang terkendala masalah modal.

Dalam hal ini pemerintah Desa Wonokerto juga memfasilitasi melalui program pelatihan dan penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait. Untuk lebih jelasnya berbagai permasalahan dan potensi dalam bidang sosial di Desa Wonokerto dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 13: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 13

Tabel 4.7 Potensi dan Masalah Bidang Sosial Kependudukan

No Permasalahan Potensi Lokasi 1 Pendapatan perkapita yang

masih rendah Adanya bantuan pinjaman modal dari BKM, koperasi dan instansi lainnya bagi masyarakat yang akan melakukan usaha Semangat masyarakat untuk gotong royong tinggi Kebersamaan dan kekompakan masyarakat tinggi. Jumlah penduduk usia produktif yang cukup tinggi Banyaknya lapangan pekerjaan di luar Wonokerto, terutama di daerah perkotaan Yogyakarta Adanya kegiatan/proyek padat karya yang diselengarakan oleh pemerintah

Wonokerto

2 Upah pekerja rendah dan Pengangguran tinggi

Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait Tersedianya bangunan dan tempat yang cukup luas untuk usat kegiatan pelatihan Angkatan kerja yang ada tidak pilih-pilih untuk bisa berkarya Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan lembaga lainnya untuk modal usaha.

Wonokerto

3 Masyarakat usia non-produktif banyak

KB berjalan mandiri Partisipasi pengguna KB tinggi Pertumbuhan penduduk rendah

Wonokerto

4 Jumlah pengangguran banyak dan sebagian besar adalah penganggur terselubung

Adanya bantuan pinjaman modal dari BKM, koperasi dan instansi lainnya bagi masyarakat yang akan melakukan usaha Adanya penyuluhan pelatihan kerja dari kelurahan dan dinas terkait Tersedianya lapangan kerja yang dapat dilakukan secara wirausaha dan swasta

Wonokerto

5 Skill/ keterampilan ibu rumah tangga rendah

Terdapatnya kader penyuluh PKK di tingkat padukuhan Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait Tersedianya bangunan dan tempat yang cukup luas untuk usat kegiatan pelatihan Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan lembaga lainnya untuk modal usaha.

Wonokerto

6 Tingkat kreativitas usaha relatif rendah

Terdapatnya kader penyuluh PKK ditingkat padukuhan Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah,

Wonokerto

Page 14: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 14

BMT, dan lembaga lainnya untuk modal usaha.

7 Sebagian besar penduduk ialah penduduk miskin (penerima BLT)

Turunnya angka kemiskinan di Wonokerto

Wonokerto

Tabel 4.8 Potensi dan Masalah Bidang Sosial Budaya dan Kelembagaan

No Masalah Potensi Lokasi 1 Masih ada kelompok

pemuda yang tidak aktif Organisasi kelembagaan di padukuhan sudah baik, misalnya Perkumpulan PKK, Yasinan, Muda mudi. Solidaritas tinggi Gotong royong bagus

Wonokerto

2 Masih ada kesenjangan sosial dalam masyarakat

Organisasi kelembagaan di padukuhan sudah baik, misalnya Perkumpulan PKK, Yasinan, Muda mudi. Solidaritas tinggi Gotong royong bagus Tidak ada keributan dalam dukuh maupun antar padukuhan.

Wonokerto

3 SDM pengurus kelembagaan yang masih rendah serta tidak semua pengurus aktif.

Jumlah SDM yang cukup tinggi Terdapatnya program pelatihan dan penyuluhan tentang organisasi kepemudaan Jumlah pengurus yang cukup proporsional Struktur pengurus lengkap Dukungan dari masyarakat

Wonokerto

4 Kurangnya pementasan seni di tingkat padukuhan

Minat masyarakat terhadap kesenian tradisional masih cukup tinggi Adanya program revitalisasi kebudayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten.

Wonokerto

5 Kurangnya kesadaran akan partisipasi untuk turut merawat bangunan publik/fasilitas umum

Terdapat beberapa struktur organisasi dalam masyarakat Kelompok tani LPMD RT/RW PKK Takmir Masjid Adat istiadat lokal masih cukup terjaga (kenduren, mitoni, yasinan, dll) Rendahnya tingkat kesenjangan sosial yang terjadi Diadakannya gotong-royong tiap minggu dan kamis sore Masih tingginya rasa solidaritas warga untuk pembangunan Adanya situs peninggalan sejarah (candi) Adanya seni tradisional Badui Adanya Qasidahan

Wonokerto

6 Kurangnya minat, terutama generasi muda, akan kesenian lokal dan pemeliharaannya

Adanya sanggar seni di tiap-tiap dusun Kesenian bernafaskan Islam masih berkembang Struktur kelembagaan masyarakat tersusun baik Adat istiadat masyarakat masih terjaga

Wonokerto

Page 15: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 15

dengan baik Masyarakat padukuhan sangat kompak Masih berjalannya kegiatan kerjabakti masyarakat

7 Organisasi pemuda kepengurusannya kurang jelas

Kesadaran pemuda untuk berorganisasi cukup tinggi, sudah ada wadah bagi kegiatan pemuda. Mempunyai solidaritas tinggi

Wonokerto

8 Kurangnya ilmu mengenai kelembagaan.

Perangkat dan sarana dusun lengkap. Terdapat Dasawisma, PKK, LPMD, RT/RW Organisasi pemuda kepengurusannya jelas.

Wonokerto

9 Kegiatan banyak yang langsung diselenggarakan di RT masing-masing.

Masyarakat relatif kompak Wonokerto

10 Kadang terdapat konflik dalam pemuda, terutama dengan pemuda di luar dusun.

Kultur masyarakat lumayan terjaga Kesenjangan sosial tidak mencolok.

Wonokerto

4.3 Analisis Perekonomian

Perencanaan pembangunan sudah selayaknya dicanangkan secara komprehensif mencakup segala bidang. Untuk itu penting pula bagi berbagai pihak terkait dalam proses perencanaan memperhatikan potensi dan permasalahan yang terjadi di wilayahnya terkait bidang ekonomi masyarakat. Dengan mengetahui potensi dan permasalahan dalam bidang ekonomi maka diharapkan dapat disusun upaya pemecahan masalah sehingga dapat mendorong kesejahteraan masyarakat.

Permasalahan yang paling banyak dirasakan dalam bidang ekonomi produktif di Desa Wonokerto antara lain masih adanya pengangguran dan permasalahan modal. Selain itu ada satu permasalahan yang sudah selayaknya menjadi perhatian bersama yakni aktivitas penambangan pasir yang tidak terkontrol telah menimbulkan kerusakan lingkungan. Disatu sisi aktivitas penambangan merupakan sumber perekonomian warga, akan tetapi disisi lain aktivitas ini telah meninggalkan lubang bekas galian yang tidak termanfaatkan. Oleh karena itu diperlukan tindakan yang tepat agar mata pencaharian penduduk tidak hilang dan lingkungan tetap terjaga kelestariannya.

Untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi berbagai permasalahan yang ada maka sebenarnya terdapat berbagai potensi yang dapat dioptimalkan. Potensi yang ada di Desa Wonokerto terutama dengan luasnya lahan pertanian dan peternakan di Desa Wonokerto untuk di kelola, adanya bantuan dana dari pemerintah Desa Wonokerto, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik serta adanya pemanfaatan hasil dan sisa pertanian dalam bentuk integrated farming system. Selain berbagai permasalahan dan potensi yang telah disebutkan diatas, terdapat berbagai permmasalahan dan potensi lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 16: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 16

Tabel 4.9 Potensi dan Permasalahan

Bidang Perekonomian No Masalah Potensi Lokasi 1 Terbatasnya dana untuk

pembuatan kesekretariatan UKM dan kelompok tani

Kegiatan di tiap-tiap dusun sudah terjadwal dan sudah rutin dilakukan Minat membuka usaha dan wiraswasta tinggi Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik Banyak kegiatan peternakan yang dilakukan dalam skala rumah tangga. Ada perkumpulan tani (Tunas Harapan) Perkumpulan tani mempunyai manfaat yang banyak, seperti adanya penyuluhan dan bantuan bibit sebagai stimulan, yang memberi penyuluhan adalah perwakilan dari dinas pertanian Terdapat berbagai kegiatan industri kecil

Wonokerto

2. Terbatasnya modal usaha

Pemberdayaan disektor ekonomi tinggi Minat membuka usaha dan wiraswasta tinggi Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan dan motivasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait

Wonokerto

3. Pupuk untuk pertanian susah didapat

Adanya pemanfaatan hasil dan sisa pertanian dalam bentuk integrated farming system Adanya teknologi pembuatan sapronak (sarana produksi ternak) secara mandiri Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, dan lembaga lainnya

Wonokerto

4 Keterbatasan pemilikan lahan, terutama oleh masyarakat lokal

Penyewaan lahan dari tempat lain Wonokerto

5 Intensitas penyuluhan pertanian yang masih jarang

Terdapatnya kelompok tani dn peternak sebagai fasilitator utama pengadaan penuluhan pertanian Tersedianya tenaga penyuluh di tingkat kecamatan

Wonokerto

6. Terbatasnya dana dan modal usaha yang dimiliki untuk melakukan kegiatan pertanian, peternakan, dan ekonomi produktif lainnya

Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan lembaga lainnya Jalinan kerjasama dengan perusahaan besar(nasioanal) sebagai mitra binaan. Kelompok ternak yang aktif dalam melakukan kegiatan Adanya pemanfaatan hasil dan sisa pertanian dalm bentuk integrated farming system Jalinan kerjasama dengan perusahaan besar(nasioanal) sebagai mitra binaan Pemberdayaan disektor ekonomi tinggi

Wonokerto

7. Keterampilan dan skill yang terbatas dari masyarakat,

Jumlah penduduk usia produktif tinggi Tingkat pendidikan warga masyarakat

Wonokerto

Page 17: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 17

terutama dalam kewirausahaan

yang cukup tinggi (rata-rata tamatan SMU) Adanya pelatihan keterampilan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa bekerjasama dengan dinas-dinas terkait. Minat membuka usaha dan wiraswasta tinggi

8. Pendapatan dari sektor pertanian rendah karena biaya produksi yang semakin tinggi

Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan lembaga lainnya Jalinan kerjasama dengan perusahaan besar(nasioanal) sebagai mitra binaan. Kelompok ternak yang aktif dalam melakukan kegiatan Adanya pemanfaatan hasil dan sisa pertanian dalm bentuk integrated farming system Adanya teknologi pembuatan sapronak (sarana produksi ternak) secara mandiri

Wonokerto

9 Penerapan teknologi pertanian yang masih tradisional dan terbatasnya ketersedian informasi terbaru di bidang pertanian dan peternakan

Adanya penyuluh pertanian, peternakan, di masing-masing kecamatan Adanya kelompok ternak yang aktif melakukan kegiatan Adanya penyuluh pertanian, peternakan, di masing-masing kecamatan Adanya kelompok pertanian yang aktif Adanya media informasi pertanian yang berkelanjutan dan dikelola oleh pemerintah desa

Wonokerto

10 Pengelolaan limbah hewan ternak belum begitu diperhatikan

Adanya fasilitas kredit dan pinjaman dari koperasi, pemerintah, BMT, dan lembaga lainnya Jalinan kerjasama dengan perusahaan besar(nasioanal) sebagai mitra binaan.Masyarakat, Kader kesehatan Adanya pemanfaatan hasil dan sisa pertanian dalm bentuk integrated farming system

Wonokerto

11 Kandang kelompok tidak layak pakai

swadaya masyarakat cukup besar lahan yang tersedia cukup luas Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik. Adanya sumber daya alam batu dan pasir untuk pembangunan

Wonokerto

4.3.1 Pertanian

Wilayah Desa Wonokerto secara umum mempunyai ciri fisik penggunaan lahan berupa pertanian untuk menanam salak pondoh yang merupakan pendapatan utama pendapatan masyarakat Desa Wonokerto. Namun demikian, tanaman padi, jagung, kacang tanah dan cabai masih menjadi tanaman pertanian di Desa Wonokerto, terutama cabai yang hasilnya cukup menjanjikan di saat harganya mahal. Sektor pertanian berperan cukup besar dalam pembangunan daerah Desa Wonokerto, baik berperan langsung terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sleman, penyediaan lapangan kerja,

Page 18: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 18

sumber pendapatan masyarakat dan penciptaan ketahanan pangan maupun peran tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan subsektor dan sektor lain.

4.3.2 Perdagangan dan Jasa

Fasilitas perdagangan dan jasa yang berada di Desa Wonokerto sudah cukup lengkap dan memadahi terutama untuk tingkat layanan dengan skala lokal. Pasar yang ada di Desa Wonokerto tidak hanya melayani wilayah Desa Wonokerto saja, akan tetapi juga melayani desa di sekitarnya. 4.3.3 Industri Kecil

Di sektor domestik, peran kaum perempuan dalam mengelola rumah tangga, seperti industri makanan dan minuman, kerajinan, salon, dan potensi yang lain belum tergarap secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan terkendala masalah modal, pemasaran hasil produksi maupun kurangnya skill/keahlian dari warga masyarakat yang potensial. Selain itu, potensi perikanan/kolam ikan juga banyak dibudidayakan oleh masyarakat untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dan kesejahteraan keluarga.

4.4 Analisis Kondisi Lingkungan dan Tata Guna lahan

Dalam zonasi peruntukan lahan diperlukan suatu arahan agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan seperti degradasi lahan pertanian. Selain itu agar tercipta suatu tata ruang yang sesuai kesesuaian lahannya dan dalam rangka membentuk wilayah desa yang berkelanjutan diperlukan perencanaan guna lahan yang tepat dengan memadukan berbagai peruntukan lahan secara seimbang. Upaya ini dapat dilakukan dengan perencanaan tata guna lahan agar tercipta zonasi kawasan yang baik.

Perencanaan Tata Guna Lahan yang terdapat di wilayah Desa Wonokerto meliputi :

1. Persawahan Area persawahan yang tidak cukup luas di Desa Wonokerto merupakan sumber penghasilan bagi warga yang berasal dari sektor pertanian mengingat sebagian besar warga Desa Wonokerto menggantungkan hidupnya Sebagai buruh sehingga Area persawahan yang tidak cukup luas itu perlu dijaga kelestariannya selain untuk ruang terbuka hijau desa.

2. Perkebunan Area perkebunan di Desa Wonokerto cukup luas dan tersebar di wilayah utara. Perkebunan yang menjadi sandalan dan merupakan pendapatan utama masyarakat di Desa Wonokerto adalah perkebunan salak pondoh yang terdapat di hampir semua wilayah Desa Wonokerto. Namun, dalam kondisi saat ini, masyarakat petani salak mengalami kendala dalam pemulihan kembali perkebunan salak pondoh pasca erupsi gunung merapi

Page 19: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 19

yang diakibatkan karena pohon salak tertutup abu vulkanik dan rusaknya saluran irigasi untuk pengairan perkebunan tersebut.

3. Perikanan Perikanan juga merupakan sumber penghasilan bagi warga. Warga Desa Wonokerto memanfaatkan sebagian lahannya untuk lahan perikanan yang dikelola secara kelompok. Salah satu contohnya adalah Kelompok Perikanan Mina Taruna yang terdapat di Padukuhan garongan.

4. Tegalan / Pekarangan Area Tegalan di Desa Wonokerto merupakan sumber penghasilan bagi warga yang berasal dari luar sektor pertanian dan perkebunan terutama pada daerah – daerah yang tidak bisa ditanami padi mengingat sebagian besar warga Desa Wonokerto menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian dan perkebunan ini sehingga perlu dijaga kelestariannya selain untuk ruang terbuka hijau desa.

5. Permukiman Lahan permukiman di antara dusun-dusun di Desa Wonokerto penyebarannya ada yang tidak merata. Keberadaan permukiman atau area terbangun di Desa Wonokerto perlu dijaga perkembangannya agar jangan sampai mengganggu lahan pertanian produktif dan hutan rakyat. Oleh karena itu perkembangannya diarahkan pada area tegalan / pekarangan dan dikonsentrasikan pada daerah sekitar permukiman yang sudah ada sehingga tidak mengganggu lahan pertanian. Kesehatan dan lingkungan merupakan dua hal yang sangat terkait erat.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan yang sehat, kondusif dan nyaman akan berpengaruh langsung terhadap kesehatan masyarakat yang ada di dalamnya. Semakin baik kesehatan dan kualitas lingkungan suatu masyarakat maka akan berpengaruh baik juga terhadap kualitas SDM yang ada di dalamnya. Untuk itu penyusunan perencanaan pembangunan perlu memperhatikan berbagai masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan lingkungan masyarakat di dalamnya.

Secara makro, kondisi kesehatan dan lingkungan di Desa Wonokerto sudah cukup baik. Dari hasil observasi dan wawancara, masalah kesehatan dan lingkungan yang masih banyak dirasakan oleh masyarakat adalah masalah MCK (Mandi Cuci Kakus) dan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah). Dalam masyarakat masih dijumpai beberapa keluarga yang belum mempunyai sarana MCK maupun SPAL. Untuk itu, dalam RPP ini akan dibahas mengenai berbagai masalah dan potensi dari bidang kesehatan dan lingkungan secara lebih rinci dijelaskan dalam tabel di bawah ini :

Page 20: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 20

Tabel 4.10 Potensi dan Permasalahan

Kondisi Lingkungan No Masalah Potensi Lokasi 1 Sebagian besar orang belum

punya MCK

Swadaya masyarakat cukup besar lahan yang tersedia cukup luas Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik. Adanya sumber daya alam batu dan pasir untuk pembangunan

Wonokerto

2 Beberapa rumah belum memiliki tempat pembuangan dan peresapan limbah + sampah, sehingga membuangnya di sungai (masyarakat kurang sadar lingkungan)

Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik. Adanya sumber daya alam batu dan pasir untuk pembangunan saluran pembuangan limbah Program Penyuluhan dari petugas kesehatan tentang pentingnya saluran limbah yang mandiri di setiap rumah.

Wonokerto

3 Minimnya kesadaran masyarakat akan lingkungan yang sehat

Adanya bantuan advokasi dari LSM Adanya penyuluhan dari kader-kader PKK dan Posyandu

Wonokerto

4 Kebun masyarakat yang luas susah dijaga kebersihannya

Kuatnya kegiatan gotong royong untuk membersihkan dan memelihara kebersihan lingkungan dusun Adanya penyuluhan dari PKK tentang pemanfaatan lahan untuk TOGA dan warung hidup.

Wonokerto

5 Biaya kesehatan lebih mahal dibandingkan dengan Kabupaten Klaten.

Tersedianya Puskesmas Pembantu yang memberikan pelayanan kesehatan. Adanya posyandu dan posyandu lansia yang juga memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Wonokerto

6 Bak sampah belum memenuuhi standar keehatan yang benar

Adanyya semangat masyarakat untuk mengelola sampah organik dan non organik Adanya dorongan dari pemerintah untuk menjaga kebersihan dengan adanya Lomba Bersih Kampung.

Wonokerto

7 Limbah hewan ternak mengganggu, terutama pada musim penghujan

Adanya penyuluhan kesehatan untuk pengelolaan limbah ternak.

Wonokerto

4.5 Analisis Sarana dan Prasarana Umum 4.5.1 Analisis Fasilitas Sosial dan Fasiltas Umum

1. Fasilitas Pelayanan Umum Kebutuhan fasilitas pelayanan umum seperti Balai Desa Wonokerto,

Puskesmas dan sekolah sudah mencukupi dan diperkirakan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan tidak perlu dilakukan penambahan lagi. Namun yang perlu ditambah adalah Barak Pengungsian.

Page 21: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 21

2. Fasilitas Peribadatan Pada tingkat desa analisis yang dapat dilakukan adalah untuk masjid

besar dan masjid lingkungan, sedangkan untuk langgar atau musholla mempunyai cakupan layanan yang sangat sempit dan biasanya dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

Standar bagi penyediaan masjid besar adalah 30.000 penduduk, sedangkan untuk masjid lingkungan adalah 2.500 penduduk. Desa Wonokerto pada kondisi saat ini tidak kekurangan jumlah masjid lingkungan. Kondisi eksisting di wilayah perencanaan memperlihatkan jumlah masjid dan musholla lingkungan ada 51 unit di Desa Wonokerto. Dengan demikian, berdasarkan standar, jumlah masjid lingkungan di Desa Wonokerto sudah cukup. Pada tahun 2016 berdasarkan analisis tidak perlu penambahan jumlah masjid lingkungan dikarenakan jumlah yang tersedia sudah cukup.

3. Fasilitas Kesehatan Dalam upaya untuk meningkatkan sarana kesehatan merupakan

suatu fasilitas lingkungan yang bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Sarana kesehatan yang mempunyai cakupan wilayah pada tingkat desa adalah Puskesmas, POSKESDES dan Puskesmas Pembantu (Pustu) karena kedua sarana kesehatan ini harus ada di tiap desa.

a. Puskesmas Fungsi utama fasilitas ini adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan (penyembuhan, penyehatan, dan pendidikan) dan merupakan bagian dari Departemen Kesehatan dalam memantau kesehatan lingkungan di tingkat kecamatan.

b. Puskesmas Pembantu Desa Wonokerto pada kondisi saat ini tidak kekurangan jumlah puskesmas pembantu. Dengan demikian puskesmas pembantu di Desa Wonokerto sudah cukup. Pada tahun 2016 berdasarkan analisis tidak perlu penambahan jumlah puskesmas pembantu dikarenakan jumlah yang tersedia sudah cukup.

Page 22: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 22

Tabel 4.11 Analisis Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Puskesmas Pembantu

No Padukuhan Jumlah

Penduduk 2011

Jumlah Penduduk

2016

Standar Kebutuhan

Jumlah Fasilitas Puskesmas

Pembantu Eksisting

2011 Proyeksi

2016 1 Tunggularum 589 623

1 Puskesmas pembantu = 2.500

penduduk

- - 2 Gondoarum 587 597 1 1 3 Sempu 1.136 1.197 1 1 4 Banjarsari 709 817 1 1 5 Manggungsari 637 757 - - 6 Imorejo 660 670 - - 7 Jambusari 649 670 - - 8 Dukuhsari 592 588 - - 9 Kembang 650 710 - -

10 Pojok 634 692 - - 11 Sangurejo 1.032 1.308 - - 12 Becici 889 913 - - 13 Dadapan 918 1.025 - -

Jumlah 9.682 10.567 3 3 (Sumber : Data Analisis Hasil Pemetaan Swadaya TIP Desa Wonokerto, 2011)

4. Fasilitas Pendidikan Pendidikan merupakan simbol dari Sumber Daya Manusia (SDM),

sehingga dapat dikatakan bahwa orang yang berpendidikan merupakan SDM yang berkualitas.

Saat ini kondisi pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan, terutama menyangkut masalah biaya sekolah. Sehingga dilema pendidikan sering dialami oleh penduduk tingkat bawah. Selain karena faktor biaya, masih banyak juga masyarakat yang beranggapan bahwa pendidikan sampai pada tingkat atas bukan merupakan hal yang penting, sehingga banyak orang yang memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Hal ini kemudaian memunculkan permsalahan pengangguran, karena sebenarnya mereka merupakan usaia produktif. Banyak dari mereka yang hanya bekerja seadanya, banyak diantaranya hanya menjadi buruh lepas. Masalah pendidikan yang rendah ini juga berpengaruh terhadap jiwa kewirausahaan. Semakin minim pendidikan seseorang, maka biasanya jiwa kewirausahaannya juga semakin rendah, sehingga sangat sulit untuk membangun perekonomian produktif.

Bidang pendidikan merupakan bagian dari RPP karena pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam pembangunan. Oleh karena itu, dalam penyusunan perencanaan pembangunan, perlu memperhatikan

Page 23: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 23

berbagai persoalan mengenai aspek pendidikan. Secara makro, kondisi pendidikan masyarakat di Desa Wonokerto sudah cukup baik. Namun dari hasil observasi dan indepth interview, secara mikro bidang pendidikan di Desa Wonokerto masih mempunyai banyak masalah. Sebagian besar masalah yang ada adalah mengenai beratnya biaya pendididkan karena tingkat perekonomian masyarakat yang lemah.

Dari berbagai masalah yang ada, dapat dilihat pula berbagai potensi ataupun peluang yang diperkirakan dapat mengatasi masalah yang terjadi. Untuk lebih jelasnya mengenai masalah pendidikan di Desa Wonokerto, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.12

Potensi dan Permasalahan Bidang Pendidikan

No Masalah Potensi Lokasi 1 Kurang biaya untuk kuliah/

meneruskan ke perguruan tinggi

Minat unuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi cukup besar Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait Bantuan dana dari donator

Wonokerto

2 Tidak ada program bimbingan belajar

Lahan dan tempat tersedia Tersedia sumber daya manusia sebagai tentor

Wonokerto

3 Perpustakaan belum ada Lahan dan tempat tersedia Bantuan buku dari penerbit Swadaya masyarakat

Wonokerto

4 Kebanyakan lulusan perempuan lebih memilih bekerja di luar negeri dari pada meneruskan sekolah

Adanya Program pelatihan dan penyuluhan keterampilan dan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dan Dinas terkait Adanya kredit lunak dan pinjaman dari koperasi dan pemerintah untuk memulai usaha di desa Wonokerto.

Wonokerto

5 Belum ada jam belajar masyarakat

Lahan dan tempat tersedia untuk pembuatan plang jam belajar masyarakat Partisipasi masyarakat terutama perangkat padukuuhan untuk mendukung program Adanya jam belajar masyarakat samapi tingkat RT

Wonokerto

6 Hampir seluruh warga masyarakatnya berhenti di SMA yang mengakibatkan: Tidak adanya keahlian khusus

Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan tinggi Jarak sekolah dengan dusun dekat

Wonokerto

Page 24: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 24

Sulit mendapat pekerjaan Kurang efektifnya masa pendidikan karena mata pencaharian setelah mereka lulus SMA hanya sebagai petani

7 Mutu pendidikan rendah Tidak adanya putus sekolah Wonokerto

8 Masalah fasilitas sekolah : TK : tempat bermain SD : sarana dan prasarana (komputer, meja, kursi, papan tulis, perpustakaan)

Kualitas pendidikan cukup baik Ada dana dari Komite Sekolah.

Wonokerto

9 Biaya sekolah : kemampuan masyarakat yang masih tergolong dalam tingkat ekonomi yang rendah

Partisipasi dan minat masyarakat yang cukup tinggi

Wonokerto

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat erat kaitannya

dengan ketersediaan sarana pendidikan yang memadai. Jumlah dan kapasitas tampung ruang kelas merupakan salah satu indikator tingkat ketersediaan sarana pendidikan. Dalam analisis lingkup desa maka dapat dilakukan proyeksi kebutuhan taman kanak – kanak dan sekolah dasar, sedangkan untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) tidak dapat dilakukan karena mempunyai cakupan layanan pada tingkat regional. Untuk jelasnya dapat dilihat standar kebutuhan sarana pendidikan pada tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13 Standar Kebutuhan Sarana Pendidikan

No Tingkat Pendidikan

Penduduk Pendukung

(jiwa)

Radius Pencapaian

(m) Lokasi

1 TK

1000 500 Di pusat lingkungan 2 kelas @ 34-45 murid

2 SD 6 Kelas

1600 1000 Di pusat lingkungan 40 murid

3

SMP

4800

Di pusat lingkungan menjadi satu dengan area parkir, lapangan olahraga, dan taman

6 kelas @ 30 murid

umum & khusus

4

SMA

4800

Di pusat lingkungan menjadi satu dengan area parkir, lapangan olahraga, dan taman

6 kelas@ 30 murid

umum & khusus

Sumber: Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota, Departemen PU, Direktorat Jendral Cipta Karya, 1986.

Page 25: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 25

Analisa kebutuhan fasilitas pendidikan bertitik tolak dari tujuan pendidikan yang akan dicapai. Saat ini, pemerintah mencanangkan wajib belajar 9 tahun, karenanya dalam menganalisis kebutuhan dan pengembangan fasilitas tersebut hendaknya didasarkan pada kebijakan tersebut. Dalam menganalisis kebutuhan fasilitas pendidikan di Desa Wonokerto, dijabarkan secara terpisah pada setiap jenjang pendidikan sebagai berikut: a. Taman Kanak-kanak (TK)

Taman Kanak-Kanak merupakan pendidikan paling dasar yang diperuntukkan bagi anak-anak usia 4-6 tahun. Pada kondisi eksisting di Desa Wonokerto pada tahun 2011, tersedia fasilitas taman kanak-kanak berjumlah 7 unit. Sebelum menganalisis kebutuhan fasilitas tersebut terlebih dahulu dikemukakan beberapa hal yang didasarkan pada standar kebutuhan fasilitas pendidikan TK, yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dengan Kepmen Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 sebagai berikut : 1. 1 Unit TK terdiri dari 2 ruang kelas yang dapat menampung 35-40

murid per kelas dengan ruang-ruang pelengkap lainnya. 2. Lokasinya mengelompok dengan permukiman penduduk dengan

radius pencapaian 500 m3. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 1.200 m

2. 2 dengan luas lantai 252

m2 (15 m2

4. Minimum penduduk pendukung 1000 penduduk dimana anak-anak usia 5-6 tahun adalah 8 %.

/murid).

5. Aktifitas TK sebaiknya 1 kali pada pagi hari. Berdasarkan standar diatas, dapat dihitung kebutuhan fasilitas Taman Kanak-Kanak pada Desa Wonokerto sebagai berikut :

Tabel 4.14

Analisis Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Taman Kanak-Kanak

No Padukuhan Jumlah

Penduduk 2011

Jumlah Penduduk

2016 Stan

dar

Keb

utuh

an Jumlah Fasilitas Taman

Kanak-Kanak

Eksisting 2011

Proyeksi 2016

1 Tunggularum 589 623

1 TK

= 1

.000

pe

ndud

uk

- - 2 Gondoarum 587 597 - - 3 Sempu 1.136 1.197 1 1 4 Banjarsari 709 817 - - 5 Manggungsari 637 757 1 1 6 Imorejo 660 670 1 1 7 Jambusari 649 670 - -

Page 26: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 26

8 Dukuhsari 592 588 - - 9 Kembang 650 710 1 1

10 Pojok 634 692 - - 11 Sangurejo 1.032 1.308 2 2 12 Becici 889 913 1 1 13 Dadapan 918 1.025 - -

Jumlah 9.682 10.567 7 7 (Sumber : Data Analisis Hasil Pemetaan Swadaya TIP Desa Wonokerto, 2011)

b. Sekolah Dasar (SD)

Jumlah fasilitas Sekolah Dasar di Desa Wonokerto pada tahun 2011 berjumlah 7 unit. Dalam menganalisis kebutuhan fasilitas ini didasarkan pada standar kebutuhan fasilitas sekolah dasar, yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dengan Kepmen Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 sebagai berikut : 1. Sekolah Dasar diperuntukkan bagi anak usia 6-12 tahun. 2. 1 Unit Sekolah Dasar terdiri dari 6 ruang kelas yang masing-masing

kelas terdiri dari 40 murid. 3. Lokasinya mengelompok dengan permukiman penduduk dan ada

yang menyebrang jalan dengan radius pencapaian 1.000 m2

4. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 3.600 m2 (2,25 m.

2/murid) dengan luas lantai 400-600m2 (15m2

5. Minimum penduduk pendukung 1.600 penduduk. /murid).

6. Aktifitas Sekolah Dasar sebaiknya 1 kali pada pagi hari.

Berdasarkan pada standar diatas, dapat dihitung kebutuhan fasilitas Sekolah Dasar pada Desa Wonokerto, seperti yang tergambar dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.15

Analisis Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Sekolah Dasar Desa Wonokerto Tahun 2011 – 2016

No Padukuhan Jumlah

Penduduk 2011

Jumlah Penduduk

2016

Standar Kebutuhan

Jumlah Fasilitas SD Eksisting

2011 Proyeksi

2016 1 Tunggularum 589 623

1 SD

= 1

.600

pen

dudu

k

- - 2 Gondoarum 587 597 - - 3 Sempu 1.136 1.197 1 1 4 Banjarsari 709 817 - - 5 Manggungsari 637 757 1 1 6 Imorejo 660 670 1 1 7 Jambusari 649 670 1 1 8 Dukuhsari 592 588 - - 9 Kembang 650 710 1 1

Page 27: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 27

10 Pojok 634 692 - - 11 Sangurejo 1.032 1.308 1 1 12 Becici 889 913 - - 13 Dadapan 918 1.025 1 1

Jumlah 9.682 10.567 7 7 (Sumber : Data Analisis Hasil Pemetaan Swadaya TIP Desa Wonokerto, 2011)

Dengan demikian kebutuhan fasilitas pendidikan Sekolah Dasar sudah mencukupi sampai jangka waktu 5 tahun ke depan sehingga tidak perlu dilakukan penambahan lagi.

c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Jumlah fasilitas Sekolah Menengah Pertama di Desa Wonokerto pada tahun 2011 terdapat 1 buah. Dalam menganalisis kebutuhan fasilitas ini didasarkan pada standar kebutuhan fasilitas sekolah menengah Pertama, yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dengan Kepmen Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 sebagai berikut : 1. Sekolah menengah Pertama diperuntukkan bagi anak usia 12-15

tahun. 2. 1 Unit Sekolah menengah Pertama terdiri dari 3 ruang kelas yang

masing-masing kelas terdiri dari 40 murid. 3. Lokasinya mengelompok dengan permukiman penduduk dan tidak

menyebrang jalan dengan radius pencapaian 1.000 m2

4. Luas tanah yang dibutuhkan adalah 1,800 m2. .

5. Minimum penduduk pendukung 1.600 penduduk. 6. Aktifitas Sekolah menengah Pertama sebaiknya 1 kali pada pagi hari.

Berdasarkan pada standar diatas, dapat dihitung kebutuhan fasilitas Sekolah menengah Pertama pada Desa Wonokerto, seperti yang tergambar dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.16

Analisis Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Pertama Desa Wonokerto Tahun 2011 – 2016

No Padukuhan Jumlah

Penduduk 2011

Jumlah Penduduk

2015

Standar Kebutuhan

Jumlah Fasilitas SMP

Eksisting 2011

Proyeksi 2016

1 Tunggularum 589 623 1 SMP =

4.800 penduduk

- - 2 Gondoarum 587 597 - - 3 Sempu 1.136 1.197 - - 4 Banjarsari 709 817 - - 5 Manggungsari 637 757 - - 6 Imorejo 660 670 - -

Page 28: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 28

7 Jambusari 649 670 - - 8 Dukuhsari 592 588 - - 9 Kembang 650 710 - -

10 Pojok 634 692 - - 11 Sangurejo 1.032 1.308 1 1 12 Becici 889 913 - - 13 Dadapan 918 1.025

Jumlah 9.682 10.567 1 1 (Sumber : Data Analisis Hasil Pemetaan Swadaya TIP Desa Wonokerto, 2011)

Dengan demikian kebutuhan fasilitas pendidikan Sekolah menengah Pertama sampai jangka waktu 5 tahun ke depan sehingga tidak perlu dilakukan Pembangunan SMP.

d. Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan Fasilitas SMA/SMK yang sudah ada di Desa Wonokerto adalah 1 unit. 1 unit fasilitas ini diperuntukan bagi 10.000 penduduk pendukung. Pada tahun 2016 diperkirakan penduduk Desa Wonokerto akan mencapai 10.567 jiwa. Dengan demikian pendidikan setingkat SMA untuk 5 tahun kedepan, tidak memerlukan penambahan fasilitas lagi,

4.5.2 Analisis Pola Jaringan Jalan dan Jembatan Jaringan jalan yang ada di Desa Wonokerto berupa jalan propinsi, jalan

kabupaten, jalan desa dan jalan lingkungan. Jalan propinsi yang merupakan jalur utama Tempel – Turi – Pakem

menghubungkan Desa Wonokerto dengan Desa Merdikorejo, Bangunkerto, Girikerto dan Donokerto serta merupakan jalan ekonomi yang penting yang menghubungkan dengan kecamatan Pakem. Jalan kabupaten menghubungkan desa Wonokerto dengan desa Girikerto di sebelah selatan dan Desa Donokerto di sebelah utara.

Jaringan jalan merupakan faktor penting untuk menunjang kelancaran pergerakan/ arus manusia, barang dan jasa antar daerah, kecamatan, desa dan dusun. Keadaan jalan dan jembatan yang baik juga akan menunjang keberhasilan di sektor ekonomi, sosial budaya dan pariwisata serta dapat menghubungkan antara daerah produksi dengan daerah pemasaran.

Jaringan Jalan Desa (internal) Wonokerto dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Jalan Lingkungan adalah jalan yang menghubungkan antara kelompok rumah satu dengan kelompok rumah lainnya atau dari kelompok rumah ke pusat - pusat pelayanan umum.

2. Jalan Setapak adalah jalan yang menghubungkan antara rumah dengan rumah atau antara jalan lingkungan dengan fasilitas lingkungan. Jalan Desa yang ada di desa Wonokerto hampir 70 % sudah menggunakan

aspal dan mempunyai kondisi sedang, walaupun ada beberapa jalan yang rusak

Page 29: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 29

seperti yang ada di Padukuhan Becici, Padukuhan Dadapan dan Padukuhan Pojok.

Untuk kondisi jalan yang ada di Desa Wonokerto, ada yang menggunakan aspal dan ada yang menggunakan konstruksi type rabat beton /cor blok atau masih berupa jalan tanah dengan kondisi rusak. Jalan lingkungan di desa Wonokerto sebagian besar sudah dibangun dengan konstruksi aspal dan ada pula cor blok.

Akibat erupsi merapi perencanaan jaringan jalan untuk lima tahun ke depan difokuskan pada peningkatan status jalan dan perbaikan jalan untuk jaliur evakuasi. Peningkatan status jalan seperti peningkatan jalan tanah menjadi jalan cor blok, sedangkan perbaikan jalan macadam menjadi aspal.

4.5.3 Analisis Jaringan Drainase

Desa Wonokerto sebagian besar belum memiliki saluran drainase secara teknis. Saluran drainase hanya dibuat dari gundukan tanah, sehingga untuk aliran pembuangannya hanya dibiarkan meresap atau mengalir mengikuti kemiringan tanah. Dan akibatnya saat musim penghujan saluran-saluran ini terkikis oleh derasnya aliran air.

Jalan propinsi di Desa Wonokerto yang melintasi Desa Wonokerto sebagian besar sudah ada drainasenya, jalan Kabupaten yang melintasi wilayah Desa Wonokerto sebagian besar jaringan drainasenya masih tanah. Di jalan desa semuanya belum dilengkapi dengan saluran drainase. Pada jalan lingkungan yang telah beraspal dan cor blok kondisi drainasenya masih tanah terbuka.

Dari kondisi tersebut maka air hujan akan menggenang ke jalan sehingga jalan cepat rusak, untuk itu pembuatan drainase pada jalan-jalan tersebut sangat diperlukan.

4.5.4 Analisis Perpipaan dan Jaringan Air Bersih

Warga Desa Wonokerto sebagian besar menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, dengan menggunakan air bersih yang berasal dari sumur gali. Ada sebagain yang menggunakan Mata air yang berasal dari Padukuhan Tunggularum dialirkan sampai Padukuhan Gondoarum, Padukuhan Sempu, Padukuhan Manggungsari dan Padukuhan Becici. Ada juga yang mengambil sumber mata air dari Desa Bangunkerto yang di alirkan ke Dusun Kembang Padukuhan Pojok dan Padukuhan Sangurejo. Akan tetapi sebagian besar masyarakat Desa Wonokerto sumber mata airnya menggunakan sumur gali. Sistem peripaan dengan mekanisme grafitasi sehingga efisien dalam pengelolaan.

4.5.5 Analisis Sanitasi dan Jaringan Air Limbah

Saluran air limbah atau sanitasi di Desa Wonokerto belum memadai. Banyak masyarakat yang belum mempunyai saluran sanitasi sehingga air dibuang langsung dari dapur ke pekarangan belakang. Air limbah rumah tangga maupun ternak langsung dialirkan kehalaman rumah sekitar.

Page 30: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 30

Sebagian masyarakat di Desa Wonokerto telah memiliki kamar mandi dan WC walaupun masih sederhana namun sebagian juga ada yang belum memiliki MCK, sehingga aktifitas buang air masih dilakukan di pekarangan atau MCK umum. Bagi yang sudah mempunyai MCK, pembuangan limbah MCK ada yang belum menggunakan septic tank dan resapan. Sebagian besar menggunakan sistem cubluk / cemplung.

Model Septic tank untuk WC yang sederhana biasanya dibuat menyatu dengan klosetnya atau biasa disebut WC Cemplung, konstruksinya adalah septictank dibuat dibawah langsung closet hal ini dibuat sedemikian dengan maksud agar kotoran langsung masuk ke septictank tanpa melalui pipa paralon, sehingga mengurangi penggunaan air untuk menyiramnya, atau penggunaan air dapat dihemat. WC dengan model ini hampir 10 % dari MCK penduduk yang ada. WC dengan septictank terpisah dimiliki oleh masyarakat dengan saluran air yang cukup atau WC umum.

Industri rumah tangga yang menghasilkan limbah adalah industri makanan olahan. Limbah cair dibuang di tempat atau lobang.

Kondisi pembuangan limbah rumah tangga, ternak dan industri kecil ini bila dibiarkan terus menerus dapat merusak kualitas air tanah serta menimbulkan dampak penyakit lingkungan. Tetapi mengingat lokasi area hunian yang saling terpisah cukup jauh satu sama lain dan tingkat kepadatan rumah yang cukup rendah, maka penyediaan jaringan limbah untuk desa Wonokerto sampai saat ini masih kurang efisien. Kemungkinan yang dapat dipertimbangkan adalah penyediaan pengelolaan limbah terpadu berupa tangki septik dan peresapan bersama yang dapat melayani beberapa unit rumah, industri kecil maupun peternakan.

Untuk masalah MCK diharapkan lima tahun kedepan semua KK atau warga Desa Wonokerto sudah mempunyai MCK pribadi dan diharapkan sudah tidak Di pekarangan maupun WC Cemplung.

Selain itu diperlukan penyuluhan terhadap pentingnya kesehatan lingkungan, dimana pengetahuan pengelolaan limbah rumah tangga, MCK, limbah peternakan dan limbah industri merupakan bagian yang sangat penting untuk ditangani.

Untuk limbah peternakan ada solusi yang jitu dalam pengelolaannya, yaitu dengan mengumpulkan limbah ternak secara terpadu dan dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas. Penanganan ini selain menuntaskan masalah pencemaran limbah, juga menghasilkan energi bahan bakar untuk keperluan warga dan sisa endapannya dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

Sarana dan prasarana merupakan aspek penting dalam suatu wilayah. Kelengkapan sarana dan prasarana dapat menjadi faktor pendorong majunya suatu wilayah. Oleh karena itu sarana dan prasarana sangat penting untuk menjadi perhatian. Sebagian besar permasalahan di bidang sarana prasarana Desa Wonokerto yaitu belum baiknya fasilitas jalan yang merupakan denyut nadi utama transportasi meliputi perkerasan serta masih banyak jalan yang perlu di

Page 31: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 31

rehabilitasi akibat kerusakan seperti lubang-lubang di jalan. Tentunya permasalahan jalan yang rusak sudah seharusnya menjadi perhatian. Jalan sebagai sendi utama dalam segala hal terutama dalam memperlancar pergerakan barang, jasa dan orang sehingga nantinya mampu untuk menggerakkan perekonomian desa.

Jika melihat kondisi di lapangan banyak terlihat jalan yang berlubang serta jalan yang masih berupa tanah. Hal ini membawa konsekuensi pada saat musim kemarau jalanan berdebu dan mengganggu aktivitas warga yang akan melewati jalan tersebut. Selain itu pula dimungkinkan jika musim penghujan datang, maka kondisi jalan akan tergenang air dan sulit untuk dilewati kendaraan bermotor. Tentunya hal ini secara tidak langsung menghambat perekonomian desa. Sebenarnya jika melihat potensi yang ada, di Desa Wonokerto tersedia banyak potensi untuk memecahkan permasalahan tersebut diantaranya adalah tersedianya material pasir dan kerikil, swadaya masyarakat cukup besar dan bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik. Adanya potensi yang sangat mendukung ini, tentunya harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah desa terutama potensi swadaya masyarakat yang cukup besar.

Permasalahan lainnya yang cukup penting untuk dipecahkan yakni mengenai kurangnya lampu penerangan jalan yang mengakibatkan tingkat keamanan pengguna jalan sangat rendah. Kurangnya penerangan jalan menyebabkan kondisi desa gelap di malam hari. Lampu-lampu yang dipasang sangat terbatas dan kurang terang. Suasana desa yang gelap akan menyebabkan desa terkesan sepi.

Untuk lebih jelasnya mengenai masalah sarana dan prasarana umum di Desa Wonokerto, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.17

Potensi dan Permasalahan Bidang Sarana dan Prasarana Umum

No Masalah Potensi Lokasi 1 Perlunya Pembangunan

Saluran irigasi.

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

2 Saluran irigasi jadi butuh perbaikan dan upgrading.

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

3

Perlu pengerasan dan pembangunan jalan

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

Page 32: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 32

4 Rehabilitasi dan perbaikan jalan

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

5 Dibutuhkan pembangunan saluran drainase pinggir jalan

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

6 Perlu rehabilitasi drainase

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

7 Rehabilitasi dan perbaikan jembatan

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dari Dinas PU

Wonokerto

8 Pembuatab talud Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

9 Perbaikan talud Adanya bahan material (pasir, semen, dll) Swadaya masyarakat cukup besar

Wonokerto

10 Perbaikan Masjid/Mushola Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

11 Pembangunn bendungan untuk pengairan sawah

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

12 Sungai Keadaan yang kotor Sering kali, sungai digunakan untuk pembuangan sampah dan Sungai digunakan untuk MCK bagi warga Sehingga perlu adanya MCK bagi warga kurang mampu

Adanya pohon di sekitar sungai untuk mencegah erosi

Wonokerto

13 Kurangnya pepohonan di sekitar sungai untuk mencegah erosi/longsor

Sungai tersebut dapat beralih fungsi menjadi sawah di musim kemarau.

Wonokerto

14 Belum adanya gudang RT. sebagai tempat untuk menyimpan alat-alat inventaris warga

Adanya dana swadaya dari masyarakat untuk pembangunan gedung Adanya bantuan dari pemerintah untuk pengadaan tempat untuk inventaris desa dan dusun.

Wonokerto

15 Pengelolaan limbah RT. masih buruk karena dibuang sembarangan.

Lingkungan padukuhan cukup bersih Wonokerto

16 Jembatan penghubung desa dengan Trimulyo

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa,

Wonokerto

Page 33: BAB IV ANALISIS KAWASAN DESA · FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016 TIP DESA WONOKERTO IV - 1 BAB IV . ANALISIS KAWASAN DESA . 4.1 Analisis Fisik 4.1.1 Analisis Fisik Desa

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto 2011 – 2016

TIP DESA WONOKERTO IV - 33

sangat sempit sehingga menimbulkan banyak kecelakaan.

BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

17 Jalan penghubung Desa Wonokerto dengan Margorejo belum diperkeras dan rawan longsor.

Swadaya masyarakat cukup besar Bantuan dana dari pemerintah desa, BKM, dan PNPM Mandiri yang sudah tersalur dengan baik.

Wonokerto

4.5.6 Analisis Pengelolaan Sampah

Desa Wonokerto belum memiliki sistem pengelolaan sampah. Warga masyarakat mengelola sampah secara perorangan. Cara pembuangan sampah perorangan (per-rumah tangga) pada umumnya ditimbun atau dibakar.

Mengingat sebagian besar pekarangan yang dimiliki oleh tiap-tiap rumah cukup luas, maka untuk saat ini pengelolaan sampah secara perorangan dengan cara ditimbun/dibakar merupakan alternatif yang terbaik. Yang harus diperhatikan pada sistem pembuangan sampah ini adalah pemisahan antara sampah organik dengan anorganik.

Mengingat masih banyak masyarakat di Desa Wonokerto yang membuang sampah di Pekarangan, maka Pemerintah Desa Wonokerto bersama dengan Dinas Kebersihan dan Kesehatan telah memberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Untuk kedepannya sosialisasi tentang pentingnya kesehatan lingkungan perlu terus dilakukan. Inovasi pemanfaatan limbah sampah menjadi barang yang bermanfaat dapat diterapkan untuk mengurangi volume sampah dan peningkatan ekonomi masyarakat. Untuk itu diperlukan program penyuluhan kesehatan dan pelatihan-pelatihan daur ulang sampah.