BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR...

57
39 BAB IV ANALISIS Analisis permasalahan yang ada dilakukan berdasarkan pada metode Broadbent yang berisi pembahasan mengenai aspek manusia, aspek bangunan, dan aspek lingkungan. 4.1 Aspek Manusia Analisis aspek manusia ditinjau dari perilaku istirahat atlet dengan memperhatikan pola teritori dan privasi atlet. Faktor-faktor yang mempengaruhi teritori yaitu karakter personal seseorang seperti usia, jenis kelamin, sikap. Selain daripada karakter personal, teritori juga dipengaruhi oleh sosial budaya serta latar belakang budaya seseorang. 4.1.1 Pelaku dan Karakteristiknya, Jenis Kegiatan Pelaku kegiatan yang utama dalam wisma atlet ini adalah atlet yang berasal dari berbagai daerah asal dan berkecimpung didalam cabang olahraga yang berbeda pula. Selain itu, pelaku kegiatan didalam wisma atlet juga dari pengelola, pengunjung umum dan khusus seperti media/wartawan, dan pelatih dari masing-masing cabang olahraga. Gambar 4.1 Grafik Kegiatan Harian Atlet Briefing 9% Test kesehatan 8% Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan Harian Atlet

Transcript of BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR...

Page 1: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

39  

BAB IV

ANALISIS

Analisis permasalahan yang ada dilakukan berdasarkan pada metode Broadbent

yang berisi pembahasan mengenai aspek manusia, aspek bangunan, dan aspek

lingkungan.

4.1 Aspek Manusia

Analisis aspek manusia ditinjau dari perilaku istirahat atlet dengan

memperhatikan pola teritori dan privasi atlet. Faktor-faktor yang mempengaruhi

teritori yaitu karakter personal seseorang seperti usia, jenis kelamin, sikap.

Selain daripada karakter personal, teritori juga dipengaruhi oleh sosial budaya

serta latar belakang budaya seseorang.

4.1.1 Pelaku dan Karakteristiknya, Jenis Kegiatan

Pelaku kegiatan yang utama dalam wisma atlet ini adalah atlet

yang berasal dari berbagai daerah asal dan berkecimpung didalam

cabang olahraga yang berbeda pula. Selain itu, pelaku kegiatan didalam

wisma atlet juga dari pengelola, pengunjung umum dan khusus seperti

media/wartawan, dan pelatih dari masing-masing cabang olahraga.

Gambar 4.1 Grafik Kegiatan Harian Atlet

Briefing9%

Test kesehatan8%

Latihan fisik29%

Istirahat54%

Kegiatan Harian Atlet

Page 2: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

40  

Berdasarkan hasil analisis kegiatan harian atlet, kegiatan istirahat

didalam wisma atlet sangat dominan, mencapai lebih kurang 13 jam,

termasuk didalamnya kegiatan tidur, makan, dan jam bebas. Kegiatan

atlet lainnya yaitu briefing, melakukan test kesehatan, dan kegiatan

utama diluar wisma yaitu latihan fisik yang meliputi pemanasan pagi dan

sebelum latihan, pendinginan, serta latihan yang sesuai dengan cabang

olahraga yang digeluti.

Analisis Pola dan Jenis Kegiatan Istirahat Atlet

Berdasarkan hasil survei lapangan, kegiatan istirahat atlet

memiliki karakteristik unik pada tiap personal. Dari sekian banyak

populasi atlet yang akan dianalisis, penulis mengambil sampel

berdasarkan cabang olahraganya:

• Atlet basket: 15 orang

• Atlet voli: 15 orang

• Atlet sepakbola: 22

orang

• Atlet atletik: 10 orang

• Atlet taekwondo: 10 orang

• Atlet renang: 8 orang

Perilaku istirahat atlet pada setiap cabang olahraga, memiliki pola

yang berbeda-beda, khususnya pola atlet dari cabang olahraga ber-regu

yang sangat berbeda dengan atlet yang berasal dari cabang olahraga

individu. Berikut ini adalah hasil pengamatan perilaku istirahat atlet di

lapangan berdasarkan jenis cabang olahraganya:

• Atlet dari cabang olahraga ber-regu

Atlet ini memiliki kriteria seperti, lebih senang berkumpul bersama

teman-teman se-timnya sekadar untuk berbincang atau bercanda.

Selain itu, dalam memanfaatkan waktu istirahatnya pun atlet ini akan

lebih senang berkumpul bersama teman diluar wisma, memanfaatkan

taman untuk tetap berada didalam teritori kelompoknya.

• Atlet dari cabang olahraga individu

Atlet ini cenderung menutup diri, bahkan senang berada didalam

ruangan tertutup ketimbang berada di lingkungan luar wisma

bersama dengan teman-teman sesame atlet. setelah berlatih, atlet ini

Page 3: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

41  

akan segera memasuki wilayah privasi mereka seperti ruang tidur,

bahkan sangat jarang memanfaatkan taman disekitarnya.

Berdasarkan penyebaran kuesioner untuk mengetahui kebutuhan

atlet dalam memenuhi kegiatan istirahatnya, didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Analisis Perilaku Istirahat Berdasarkan Usia

Kriteria Jumlah Atlet

Privasi & Teritori Fasilitas Dalam Wisma

Fasilitas Luar

Wisma Penting Tidak Penting Persen

15-20 11 8 3 72.7% 7 4

21-25 41 35 6 85.4% 11 30

26-keatas 28 28 0 100% 20 8

Total 80 71 9 88.75% 38 42

Dari hasil analisis, seluruh atlet yang berusia 26 tahun keatas

lebih mementingkan privasi dan teritori tetap terjaga, atlet pada usia ini

juga lebih banyak menggunakan fasilitas yang berada didalam wisma.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan atlet yang berusia dibawah 26

tahun. Atlet usia 15-20 juga cenderung senang berada didalam wisma

daripada diluar wisma.

Gambar 4.2 Analisis Penggunaan Ruang Berdasarkan Usia

Page 4: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

42  

Tabel 4.2 Analisis Perilaku Istirahat Berdasarkan Jenis Kelamin

Kriteria Jumlah Atlet

Privasi & Teritori Fasilitas Dalam Wisma

Fasilitas Luar

Wisma Penting Tidak Penting Persen

Pria 48 39 9 81.25% 14 34

Wanita 32 32 0 100% 24 8

Total 80 71 9 88.75% 38 42

Berdasarkan sampel atlet pria dan wanita, didapat jumlah pria

melebihi jumlah wanita. Dengan demikian analisis perilaku istirahat

berdasarkan jenis kelamin, atlet yang cenderung memperhatikan privasi

dan teritori yaitu atlet wanita, karena dari jumlah sampel atlet wanita,

seluruhnya menyatakan privasi dan teritori adalah penting. Penggunaan

fasilitas luar wisma lebih cenderung pria dengan jumlah 28 atlet dari 48

sampel atlet pria.

Gambar 4.3 Analisis Penggunaan Ruang Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 5: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

43  

Tabel 4.3 Analisis Perilaku Istirahat Berdasarkan Cabang Olahraga

Kriteria Jumlah Atlet

Privasi & Teritori Fasilitas Dalam Wisma

Fasilitas Luar

Wisma Penting Tidak Penting Persen

Basket 15 12 3 80% 5 10

Volley 15 12 3 80% 6 9

Sepak bola 22 19 3 86.4% 4 18

Taekwondo 10 10 0 100% 10 -

Atletik 10 10 0 100% 5 5

Renang 8 8 0 100% 8 -

Total 80 71 9 88.75% 38 42

Berdasarkan cabang olahraga, atlet yang berasal dari cabang

olahraga ber-regu lebih cenderung menyenangi fasilitas luar wisma,

sedangkan atlet olahraga individu sangat sedikit yang menyenangi

fasilitas luar wisma. Jumlah atlet yang mementingkan privasi dan teritori

sebanyak 71 atlet dari total 80 atlet.

Gambar 4.4 Analisis Penggunaan Ruang Berdasarkan Cabang Olahraga

02468

101214161820

Basket Volley Sepak bola Taekwondo Atletik Renang

12 12

19

10 108

56

4

10

5

810

9

18

0

5

0

Privasi&Teritori Fasilitas Dalam Wisma Fasilitas Luar Wisma

Page 6: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

44  

Tabel 4.4 Analisis Perilaku Istirahat Berdasarkan Budaya

Kriteria Jumlah Atlet

Privasi & Teritori Fasilitas Dalam Wisma

Fasilitas Luar

Wisma Penting Tidak Penting Persen

Jakarta 32 28 4 87.5% 8 24

Jawa 16 14 2 87.5% 12 4

Sumatera 18 15 3 83.3% 10 8

Lain-lain 14 14 0 100% 8 6

Total 80 71 9 88.75% 38 42

Berdasarkan hasil analisis berdasarkan budaya atlet, sejumlah 32

atlet yang berasal dari kota Jakarta, angka ini cukup dominan dibanding

dengan daerah lain seperti Jawa 16 atlet, Sumatera 18 atlet, dan daerah

lainnya sebanyak 14 atlet. Namun, atlet asal Jakarta pula yang paling

banyak menginginkan fasilitas di luar wisma sebagai tempat istirahatnya,

sedangkan atlet yang berasala dari daerah luar Jakarta lebih cenderung

menggunakan fasilitas didalam wisma.

Gambar 4.5 Analisis Penggunaan Ruang Berdasarkan Budaya

Page 7: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

45  

Kesimpulan dari analisis perilaku istirahat atlet, yaitu atlet lebih

dominan mementingkan privasi dan teritorinya saat istirahat. Mereka

tidak ingin ada gangguan saat mereka beristirahat baik secara individu

maupun berkelompok dengan teman, didalam maupun diluar wisma atlet.

Selain itu, dari analisis perilaku istirahat didapat pula kenyataan

bahwa atlet lebih senang memanfaatkan ruang luar, namun

perbandingannya sangat tipis dengan atlet yang cenderung lebih senang

berada didalam ruang/wisma.

Oleh sebab itu, perancangan ruang-ruang/fasilitas yang

digunakan atlet saat beristirahat harus memperhatikan privasi serta

teritori mereka meskipun mereka berada didalam 1 ruangan. Mungkin

dengan memberikan pembatas-pembatas ruang yang tidak terlihat nyata

namun dapat membuat atlet merasa nyaman dan aman (terbebas dari

gangguan didalam teritorinya).

Gambar 4.6 Analisis Perilaku Istirahat Atlet

Peduli Privasi & Teritori

44%

Tidak Peduli Privasi & Teritori6%

Fasilitas Dalam Wisma24%

Fasilitas Luar Wisma26%

Page 8: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

46  

Pola perilaku istirahat atlet dilihat dari karakteristik atlet pelatnas,

berupa:

• Usia 15-20, pria, cabang olahraga ber-regu = cenderung

menggunakan fasilitas luar wisma. Sedangkan olahragara individu =

cenderung menggunakan fasilitas didalam wisma.

• Usia 15-20, wanita, cabang olahraga ber-regu maupun individu =

akan lebih menggunakan ruang dalam wisma.

• Usia 21-25, pria, cabang olahraga ber-regu maupun individu =

cenderung menyukai fasilitas diluar wisma atlet.

• Usia 21-25, wanita, cabang olahraga ber-regu = cenderung

menggunakan fasilitas diluar wisma. Sedangkan olahraga individu =

akan lebih menyukai berada didalam wisma.

• Usia 26 keatas, pria, cabang olahraga ber-regu = akan menggunakan

fasilitas diluar wisma. Cabang olahraga individu = akan berada

didalam wisma untuk beristirahat.

• Usia 26 keatas, wanita, cabang olahraga ber-regu maupun individu =

akan berada didalam wisma untuk beristirahat.

• Atlet yang lebih banyak menggunakan fasilitas diluar wisma berasal

dari daerah yang dominan, yaitu Jakarta. Sedangkan atlet yang lebih

cenderung menggunakan fasilitas dalam wisma berasal dari berbagai

daerah di Indonesia.

Menurut pola perilaku atlet yang beragam, dapat disimpulkan

bahwa, lebih banyak atlet yang menyenangi fasilitas ruang luar, sehingga

perancangan fasilitas wisma atlet dapat dititikberatkan pada fasilitas

ruang diluar bangunan hunian namun tidak keluar dari tapak bangunan.

Fasilitas tersebut dapat berupa fasilitas kantin, taman, serta plaza.

Analisis Alur Kegiatan

Pelaku kegiatan didalam wisma meliputi atlet, pelatih, pengelola,

dan pengunjung. Namun, dalam penelitian ini kegiatan atlet yang paling

diutamakan dan menjadi pusat perhatian peneliti sehingga analisis

kegiatan pengguna lainnya tidak akan dibahas terlalu dalam.

Page 9: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

47  

• Atlet

Berikut ini adalah jadwal kegiatan dari hasil survei lapangan:

Pada hari kerja (Senin-Jumat)

05.00-07.00 = Olahraga pemanasan

07.00-08.00 = Sarapan

08.00-10.00 = Briefing

10.00-12.00 = Test kesehatan (fisik dan psikis)

12.00-13.00 = Makan siang dan persiapan latihan

13.00-18.00 = Latihan fisik, pemanasan dan pendinginan

18.00-21.00 = Istirahat, makan malam, waktu bebas

21.00-05.00 = Tidur

Gambar 4.7 Skema Alur Kegiatan Atlet (Senin-Jumat)

Olahraga/Pemanasan

Istirahat/Sarapan

Briefing

Test Kesehatan

Istirahat/Makan Siang

Latihan Fisik

Istirahat/Makan Malam

Tidur

Page 10: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

48  

Adapun kegiatan atlet pada akhir minggu dan kegiatan saat

menjelang musim pertandingan dimulai adalah sebagai berikut:

Jadwal atlet pada akhir minggu (Sabtu-Minggu):

05.00-07.00 = Olahraga pemanasan

07.00-08.00 = Sarapan

08.00-10.00 = Briefing

10.00-21.00 = Waktu bebas

Kegiatan atlet dalam mempersiapkan pertandingan:

05.00-07.00 = Olahraga pagi/pemanasan

07.00-08.00 = Sarapan

08.00-10.00 = Briefing

10.00-12.00 = Test kesehatan (fisik dan psikis)

12.00-13.00 = Makan siang

13.00-15.00 = Latihan, pemanasan dan pendinginan

15.00-18.00 = Waktu bebas

18.00-19.30 = Istirahat dan makan malam

19.30-21.00 = Briefing

21.00-05.00 = Tidur

• Pengelola Wisma

Pengelola wisma berfungsi sebagai penyedia kebutuhan atlet

didalam wisma. Berikut ini adalah kegiatan yang biasa dilakukan

oleh pengelola:

a. Melayani kegiatan operasional

b. Melayani kegiatan administrasi

c. Melayani kegiatan servis

d. Melayani kegiatan lainnya yang bersangkutan dengan wisma dan

atlet yang tinggal didalamnya.

Page 11: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

49  

Gambar 4.8 Skema Kegiatan Pengelola Wisma

• Pengunjung Umum dan Khusus

Terdapat 2 golongan pengunjung yaitu umum dan khusus.

Pengunjung umum merupakan pengunjung yang berstatus teman,

keluarga, kerabat lainnya, sedangkan pengunjung khusus merupakan

pengunjung dari rekan-rekan media/wartawan yang datang untuk

kepentingan khusus seperti mewawancarai atlet dan pelatih.

Gambar 4.9 Skema Kegiatan Pengunjung

• Pelatih

Kegiatan pelatih didalam wisma maupun ditempat latihan

memiliki kesamaan dengan kegiatan atlet, karena kegiatan antara

atlet dan pelatih saling terhubung. Hampir seluruh kegiatan atlet

ditentukan oleh pelatih, kecuali pada waktu bebas atlet.

Datang

Bekerja

Pulang

Operasional

Administrasi

Servis

Lain-lain

Datang

Berkunjung • Media • Umum

Pulang

Wawancara

Jumpa Pers

Bertamu

Lain-lain

Page 12: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

50  

Gambar 4.10 Skema Kegiatan Pelatih

4.1.2 Pengguna, Sifat, Kebutuhan Ruang

Atlet sebagai pengguna ruang memiliki pertimbangan untuk

menggunakan ruangan, pertimbangan dapat berupa kebutuhan privasi

serta teritori yang membuat atlet akan merasa nyaman apabila

menggunakan sebuah ruangan untuk beristirahat.

Kebutuhan Ruang

Berdasarkan hasil studi banding baik studi lapangan dan studi

literature, maka dapat disimpulkan beberapa ruang yang dapat

digunakan khususnya oleh atlet serta pengguna lain seperti pengelola,

pengunjung, dan pelatih. Ruang-ruang yang disediakan didalam wisma,

antara lain:

• Ruang tidur lengkap dengan kamar mandi

• Restoran/Cafetaria

• Ruang rekreasi berikut dengan hall of fame

• Kantor pengelola

• Ruang media

• Internet centre/games centre

• Fitness centre

• Poliklinik

• Kebutuhan ruang lainnya, seperti lobby/plaza, minimarket/retail,

laundry, Bank/ATM, ruang serbaguna, ruang utilitas, dan parkir.

Olahraga/Pemanasan

Briefing

Latihan

Menyusun Strategi

Konseling Atlet

Test Psikis

Test Fisik

Sarapan

Page 13: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

51  

Berdasarkan hasil survei dan analisis kebutuhan ruang istirahat

atlet, maka didapatkan ruang-ruang yang dapat digunakan oleh atlet

untuk mengisi waktu istirahat, antara lain:

• Taman/gazebo

• Ruang tidur

• Plaza

Tabel 4.5 Kebutuhan Ruang

Ruang Aktivitas Syarat Ruang Teritori

Hunian • Ruang tidur • Kamar mandi • Ruang jemur

Istirahat, tidur, mandi, dan sebagainya

Bersih, rapi, terawat, sirkulasi, penghawaan dan pencahayaan baik, kontrol suara baik

Primer

Restoran/Cafetaria • Dapur • Ruang cuci • Gudang • Toilet umum • Ruang saji • Area kasir • Ruang makan

Makan, minum Bersih, sirkulasi, pencahayaan dan penghawaan baik, luas

Publik

Ruang Rekreasi • Ruang duduk • Hall of fame

Duduk-duduk, istirahat, berkumpul dengan teman, menerima tamu

Mendapat cahaya, udara, dan sirkulasi yang baik, bersih, kering, luas

Publik

Kantor Pengelola • Receptionist • Kantor cabang

olahraga • Toilet

Kerja, pusat informasi olahraga

Pencahayaan pengudaraan, dan kontrol suara yang baik, bersih

Primer

Ruang Media • Panggung • Ruang kontrol • Gudang

Wawancara atlet Pencahayaan dan pengudaraan baik, bersih, kedap suara

Sekunder

Internet and Games Station • Receptionist • Ruang IT support • Electronic games

Bermain internet, komunikasi dunia maya, permainan menggunakan elektronik

Bersih, penghawaan dan pencahayaan baik, sirkulasi baik, aman

Publik

Page 14: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

52  

Fitness Centre • Receptionist • Toilet • Sauna • Ruang loker • Ruang fitness

Olahraga ringan Bersih, pencahayaan dan penghawaan baik, sirkulasi lancar dan baik

Publik

Poliklinik • R. Periksa • R. Rawat • R. Massage • R. Tunggu • Toilet

Perawatan bagi atlet yang mengalami cedera, pemulihan dari kelelahan setelah berlatih

Bersih, penghawaan, sirkulasi, pencahayaan baik

Sekunder

Lobby/Plaza • Receptionist • Area tunggu • Kantor pengelola • Minimarket • Toilet umum

Duduk-duduk, berkumpul bersama teman, menerima tamu, tempat janji bertemu

Bersih, luas, pencahayaan, sirkulasi, dan cahaya baik

Publik

Minimarket/Retail • Ruang pengelola • Toilet karyawan • Ruang jualan • Area kasir

Belanja keperluan pribadi, belanja oleh-oleh

Bersih, luas, memiliki sirkulasi, cahaya serta udara yang baik

Publik

Ruang Serbaguna • 2 hall besar • Toilet

Melaksanakan event besar, seminar

Luas, ruang bebas kolom, besar, bersih, cahaya dan udara baik

Publik

Jasa Laundry • Receptionist • Ruang cuci • Ruang tunggu

Mencuci pakaian Bersih, tidak lembab, cahaya serta udara baik

Sekunder

Bank/ATM • Teller bank • Customer Service • Ruang ATM • Kantor pengelola • Ruang keamanan

Menabung, menukar uang, mengambil uang

Rapi, bersih, sirkulasi, cahaya, dan udara baik, tidak bising, keamanan tinggi

Publik

Ruang Utilitas • R. Trafo • R. Genset • R. Pompa • R. Mesin lift • R. Reservoir atas

dan bawah • STP

Kontrol ME Bersih,kering, sirkulasi baik, proteksi tinggi

Primer

Page 15: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

53  

Parkir • Mobil • Motor

Parkir kendaraan Luas, sirkulasi baik, rapi, bersih

Publik

Taman Bersantai, berkumpul bersama teman

Bersih, rapi, indah, sirkulasi baik, asri

Publik

Analisis Ruang Terkait Tema

Ruang-ruang yang sering digunakan oleh atlet dalam mengisi

waktu istirahat, diantaranya yaitu ruang tidur, area taman, serta plaza.

Dimana area-area tersebut memiliki tingkat privasi yang berbeda-beda

serta jenis teritori yang berbeda pula.

Tingkat privasi tertinggi berada pada ruang tidur. Ruang ini juga

merupakan teritori primer yang dibutuhkan atlet untuk melakukan

kegiatan istirahat utama mereka, yaitu tidur.

Gambar 4.11 Sketsa R. Tidur Atlet Olahraga Ber-regu

Pada gambar 4.11, penataan perabot disusun berdasarkan

kebiasaan atlet olahraga ber-regu yang cenderung menggunakan area

yang cukup luas untuk berkumpul bersama teman-temannya, sehingga

dibuatlah area kosong yang cukup luas dan diberi perabot sofa agar atlet

merasa nyaman berada didalam teritorinya.

Teritori Tidur

Teritori Berkumpul

Page 16: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

54  

Gambar 4.12 Sketsa R. Tidur Atlet Olahraga Individu

Sedangkan pada gambar 4.12, ruang ini digunakan oleh atlet

olahraga individu. Ruang ini lebih mengutamakan privasi sehingga

hanya dapat diisi oleh 2 orang didalam 1 ruang tidur. Pembagian teritori

didalam ruang tidur individu serupa dengan pembagian teritori pada

ruang tidur ber-regu, namun teritori berkumpul pada ruang ber-regu

digunakan sebagai ruang untuk menjaga privasi atlet.

Pada teritori privat ini diisi oleh meja serta lemari pakaian,

sedangkan tempat tidur atlet berada didalamnya sehingga pada saat buka

pintu, orang lain tidak dapat langsung melihat apa yang ada didalamnya.

Maka privasi pun dapat terjaga dengan baik.

Area selain ruang tidur yang dapat digunakan oleh atlet yaitu

taman. Dengan keterbatasan lahan tapak wisma atlet maka penulis ingin

menyampaikan alternatif taman yaitu menggunakan taman

gantung/taman yang berada diatas bangunan.

Taman gantung selain dapat lebih menghemat lahan, taman dapat

pula dijadikan sebagai estektika, dimana area ini dibentuk sedemikian

rupa sehingga banyak mata yang ada tertuju pada wisma ini. Tidak lepas

dari tema, taman gantung ini dapat berfungsi dengan baik dalam

memenuhi kebutuhan teritori sekunder atlet yaitu, istirahat diluar unit

area hunian.

Teritori Tidur Teritori Privat

Page 17: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

55  

Luasan Ruang

Setelah didapat kebutuhan ruang dalam maupun luar wisma atlet,

maka kemudian luasan ruang tersebut dapat ditentukan berdasarkan

kapasitas, jumlah ruang, standar ruang, dan standar sirkulasi.

Luasan Kebutuhan Ruang Dalam Wisma

Berdasarkan kebutuhan ruang pada analisis manusia, kebutuhan

dimensi ruang pada wisma atlet, antara lain:

Jumlah unit : 300 unit ruang tidur

Asumsi : @ 2-4 orang atlet

Total penghuni : 600-1200 penghuni

Tabel 4.6 Dimensi Hunian

Ruang Standar (m2) Kapasitas Jumlah

Kamar Luasan

(m2)

Total Luasan

(m2) Ruang tidur type A 12 4 orang 180 kamar 30 5400 Ruang tidur type B 12 2 orang 120 kamar 25 3000 Kamar mandi 4 1 orang 300 kamar 4 1200 Balkon 7.5 173 1297.5

Luas hunian 10897.5

Kebutuhan unit hunian yang didapat, dimensi kamar untuk

cabang olahraga ber-regu memiliki luasan yang lebih besar karena selain

jumlah atlet yang menempati kamar tersebut lebih banyak, atlet beregu

juga membutuhkan ruang yang besar untuk beristirahat, ukuran tersebut

setara dengan ukuran kamar hotel bintang 3. Ruang tidur bagi atlet

individu berukuran lebih kecil agar mendapatkan suasana yang lebih

privat didalam kamar, ukuran kamar individu sebanding dengan ukuran

kamar pada hotel bintang 1.

Jumlah kamar yang tersedia berbeda karena atlet ber-regu

berjumlah lebih banyak dibandingkan atlet individu. Perbandingan

jumlah kamar yaitu 1:1,5. Perbandingan tersebut maksudnya adalah

setiap 1 kamar individu berbanding 1,5 kamar beregu. Angka

perbandingan didapat dari perbandingan jumlah atlet individu dan ber-

regu yang diteliti.

Page 18: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

56  

Tabel 4.7 Fasilitas Penunjang

Ruang Standar (m2/orang) Kapasitas Jumlah Luasan (m2)

Lobby/plaza 1.5 1 163 Ruang rekreasi 1.5 270 1 410 Internet and Games Station 3.5 160 1 580 Poliklinik 2 - 1 770 R. Serbaguna 1.5 500 2 815 Toilet umum 3 5 8 640

Total 15 3378

Tabel 4.8 Dimensi Tenant

Ruang Standar (m2/orang) Kapasitas Jumlah Luasan (m2)

Retail* 3.5 - 3 270 Fitness centre Ruang Sauna Ruang Ganti

7 3 2

80 12 6

1 2 2

586 72 165

Restoran Dapur

4 30 /unit

250 -

1 1

1042 318

Coffee Shop 4 100 1 440 Total 11 2893

*) Retail berupa mini market, laundry, pertokoan, dan bank.

Tabel 4.9 Dimensi Pengelola

Ruang Standar (m2/orang) Kapasitas Jumlah Luasan (m2)

Kantor pengelola 2 20 1 74 Ruang rapat 2.4 7 2 124 Kantor cabor* 4.5 10 10 652 Ruang media 6 70 1 442 Gudang 3 5 1 18 Ruang kontrol 6 2 14 252 Ruang sekuriti 3 2 2 12 Pantry 3 10 1 52 Ruang utilitas 22.5 4 1 267

Total 33 1893 *) Kantor cabang olahraga yang ada di Gelora Senayan.

Page 19: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

57  

Kapasitas ruang pada fasilitas penunjang dan ruang tenant

berdasarkan dari 5%-50% asumsi jumlah minimum atlet yang

diperkirakan akan menempati wisma atlet tersebut.

Luasan Kebutuhan Ruang Luar Wisma

Kebutuhan ruang luar wisma dapat berupa taman dan lapangan

parkir bagi kendaraan bermotor. Kapasitas parkir motor dan mobil

disesuaikan dengan standar parkir untuk hotel bintang 2-3, yaitu 1:7,

maksudnya adalah setiap 7 lot parkir mewakili 1 unit kamar. Hal ini

dikarenakan, atlet tidak membawa kendaraan pribadi ke wisma sehingga

parkir hanya dibutuhkan untuk pengunjung dan pengelola.

Tabel 4.10 Kebutuhan Parkir Mobil dan Motor

Parkir

(Rasio 1:7) Standar

(m2/kendaraan) Kapasitas Luasan (m2)

Mobil 12.5 44 550 Motor 2 44 88 Bus 4.8 5 24

Total 662

• Massa bangunan :

Podium : Tunggal

Tower hunian : Majemuk

• Luas lahan : ± 10.891 m2

• Jumlah lantai : 24 lapis

• KDB : 20% = 2.178,2 m2

• KLB : 2,5 = 27.227,5 m2

• Luas bangunan : Hunian + Fasilitas + Tenant + Pengelola + Parkir

: 10897.5 + 3378 + 2893 + 1893 + 331

= 19392.5 m2

Skema Hubungan Ruang

Hubungan ruang terdiri dari 2 jenis, diantaranya yaitu hubungan

makro yang merupakan hubungan ruang diatas lahan tapak. Hubungan

Page 20: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

58  

ruang mikro, merupakan hubungan ruang yang berada didalam

bangunan.

• Hubungan ruang makro

Hubungan ruang makro didalam tapak wisma atlet/wisma fajar,

Senayan, terjadi sebagai berikut:

Gambar 4.13 Hubungan Ruang Makro

• Hubungan ruang mikro

Gambar 4.14 Hubungan Ruang Hunian

Gambar 4.13 Hubungan Ruang Fasilitas Penunjang

Entrance

Side Entrance & Out

Parkir

Wisma Atlet

Servis

Parkir Taman

Fasilitas

Entrance

Ruang tidur Balkon Kamar mandi

Lobby

Plaza

Poliklinik

Toilet

Kantor

Toilet

Kantor

R. Media R. Utilitas

Page 21: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

59  

Gambar 4.15 Hubungan Ruang Tenant

Gambar 4.16 Hubungan Ruang Pengelola

4.2 Aspek Lingkungan

Lahan tapak wisma atlet memiliki beberapa peraturan bangunan yang

ditetapkan oleh RUTRK, diantaranya:

• Luas lahan : ± 10.891 m2

• Massa bangunan : Tunggal

• Jumlah lantai maksimal : 24 lantai

• KDB : 20% * 10.891 m2 = 2.178,2 m2

• KLB : 2,5 * 10.891 m2 = 27.227,5 m2

• GSB :

Utara : 10 meter

Selatan : 8 meter

Timur : 0 meter

Minimarket

Laundry

Bank

Fitness Centre

Restoran Lobby

Entrance

Toko

Receptionist

Kantor Pengelola &

Cabang olahraga

Ruang Media

Pantry

Ruang Rapat

Toilet

Page 22: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

60  

Barat : 0 meter

• Batas lahan :

Utara : Jalan Pintu Satu Senayan

Selatan : Jalan Manila, Kebayoran Lama

Timur : Hotel Athlete Century park

Barat : Gedung KONI Pusat

4.2.1 Analisis Kondisi Sekitar Tapak

Tapak yang berada di jalan pintu satu, Senayan, Jakarta Pusat ini

diajukan sebagai proyek wisma atlet pelatnas. Hubungan timbal balik

antara proyek wisma atlet dengan lingkungan sekitarnya sangat

diperlukan demi tercapainya proyek yang baik dan bermanfaat maksimal

khususnya sebagai tempat untuk atlet melepas lelah setelah berlatih.

Fasilitas-fasilitas yang tersedia disekitar tapak yang dapat

dimanfaatkan untuk mengembalikan stamina melalui refreshing atau

istirahat, antara lain:

Tabel 4.11 Fasilitas Sekitar Tapak

Elemen Lingkungan Ciri-ciri Potensi Tapak Kawasan Gelora Senayan

Foto 4.1 Kawasan Gelora

• Bersih dan luas

• Ramai terutama saat

latihan

• Banyak area terbuka

seperti taman

• Struktur desain menarik

Terletak disisi utara wisma,

lokasi strategis dengan

pemandangan pepohonan

yang rimbun dapat

dimanfaatkan untuk

refreshing.

Masjid

Foto 4.2 Masjid Al-Bina

• Bersih

• Rapi

• Sakral

• Ramai pada waktu-

waktu tertentu

Menjadi batas utara wisma,

tepat didepannya, rumah

ibadah tersebut dapat

dimanfaatkan oleh atlet

yang beragama Islam untuk

menjalankan ibadahnya.

Page 23: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

61  

Hotel Athlete Century Park

Foto 4.3 Hotel Atlet

• Bersih, terawat

• Cukup ramai

• Bangunan tinggi dengan

banyak jendela kaca

• Desain modern

Berada di sebelah barat

tapak. Memiliki fasilitas

lapangan tenis, kolam

renang, kafe serta restoran

yang dapat dimanfaatkan

oleh atlet untuk istirahat.

Wisma Serbaguna

Foto 4.4 Ruang Serbaguna

• Bersih

• Memiliki taman

disekitarnya

• Luas

Terletak disebelah selatan

wisma fajar, dapat berguna

sebagai ruang pertemuan

secara formal antara atlet

dengan pelatih maupun

atlet dengan media.

FX Lifestyle Centre

Foto 4.5 Mall FX

• Desain modern

• Suasana nyaman

• Bersih

• Ramai

• Terbuka untuk umum

Berada di ujung jalan pintu

satu senayan. Sebuah mall

berkonsep menarik, cocok

untuk anak muda. Berisi

restoran, café, bioskop,

sampai shopping arcade

yang dapat dikunjungi oleh

atlet-atlet selepas latihan. Sumber: Survei Lapangan

4.2.2 Kondisi Dalam Tapak

Fasilitas didalam tapak baik didalam bangunan maupun diluar

bangunan wisma fajar saat ini, diantaranya:

• Bangunan apartemen yang terdiri dari 3 tower, berisi fasilitas tempat

tinggal.

• Taman penghijauan disisi utara wisma.

• Kantin disisi utara dan selatan wisma.

• Lapangan parkir disisi selatan wisma.

Page 24: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

62  

Fasilitas yang Dipertahankan

Dilihat dari kondisi fasilitas wisma fajar saat ini, fasilitas wisma

yang akan dipertahankan posisinya yaitu lapangan parkir yang berada

disisi selatan wisma dan taman penghijauan disisi utara wisma dengan

perubahan desain dan kapasitas ruang yang disesuaikan dengan hasil

penelitian agar penampilannya lebih layak, menarik, dan fungsional.

Fasilitas yang Diabaikan

Adapun fasilitas lainnya yang berada didalam tapak selain

daripada fasilitas yang dipertahankan akan diabaikan dan dibuat dengan

desain baru serta tata letak ruang yang lebih baik dengan pertimbangan

berdasarkan hasil penelitian.

4.2.3 Analisis Matahari dan Angin

Analisis Matahari

Berdasarkan hukum alam, matahari terbit kurang lebih pada

pukul 6.00 pagi dari timur dan tenggelam di sisi barat pada pukul kurang

lebih 18.00 sore. Dari penyataan tersebut, sisi timur gedung wisma atlet

akan disinari oleh matahari pagi sedangkan sisi barat gedung akan

terkena sinar matahari sore, yang dimana matahari sore akan terasa lebih

terik dan menyengat.

Tabel 4.12 Analisis Bukaan dan Orientasi Matahari

Kriteria

Alternatif 1 Alternatif 2

Barat-Timur

Utara-Selatan

Cahaya Alami Kurang baik Baik Kenyamanan Kurang baik Baik

Page 25: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

63  

View Kurang baik Baik

Sintesa

Berdasarkan hasil penilaian, alternatif 1 kurang baik karena sinar matahari yang masuk kedalam bangunan dapat membuat silau dan lebih panas dibandingkan dengan alternatif 2.

Dari analisis matahari, pada alternatif 1 menunjukkan bahwa

orientasi dan bukaan bangunan menghadap arah barat-timur. Akibat dari

orientasi dan bukaan seperti tersebut yaitu ketidaknyamanan dalam

ruangan yang terkena sinar matahari langsung dan pandangan yang silau.

Pada alternatif 2, meskipun sinar cahaya matahari tidak langsung

namun ruang dalam bangunan masih akan tetap mendapat cahaya

matahari yang baik, tidak silau sehingga kenyamanan dan pandangan pun

dapat memenuhi syarat dengan baik.

Gambar 4.17 Analisis Matahari

Berdasarkan hasil analisis matahari, arah hadap dan bukaan pada

bangunan wisma mengarah sisi utara-selatan, maka penempatan ruang

dalam wisma pun harus disesuaikan. Menurut analisa, penempatan ruang

privat sebaiknya berada disisi timur matahari sehingga dapat memberi

kenyamanan bagi penghuni.

Analisis Angin

Pergerakan angin pada dasarnya dari arah selatan menuju ke

utara, dari tekanan yang tinggi menuju tekanan yang rendah, serta dari

 

Timur Barat Private 

Semi Private 

Publik 

Page 26: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

64  

suhu rendah menuju suhu yang lebih tinggi. Angin yang terlalu kencang

akan mengganggu kenyamanan aktivitas istirahat atlet terutama pada

fasilitas istirahat yang berada di ruang luar wisma, namun begitu pula

dengan sebaliknya apabila tidak ada angin.

Mencegah terjadinya angin yang terlalu kencang dapat dilakukan

penyaringan menggunakan pohon atau dengan melebarkan sirkulasi

angin, sedangkan untuk menimbulkan angin maka dapat dilakukan

penyempitan sirkulasi angin sehingga angin dapat terasa lebih kencang.

Pada wisma fajar, angin dapat dirasakan dibeberapa lokasi yaitu:

• Bagian belakang wisma, area tempat parkir yang berbatasan dengan

gedung KONI Pusat.

• Bagian depan wisma, area taman.

Tabel 4.13 Analisis Angin Terhadap Bangunan

Kriteria

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Kualitas Angin Kurang baik Baik Cukup baik Kuantitas Angin Kurang baik Cukup baik Baik

Kenyamanan Kurang baik Baik Cukup baik

Sintesa

Berdasarkan hasil penilaian kriteria, alternatif bangunan yang terpilih adalah alternatif 2. Pada alternatif 2, kualitas angin yang dihasilkan tergolong baik (tidak kencang/pelan) dibandingkan dengan alternatif lainnya, kuantitas angin pun tidak terlalu banyak sehingga dapat memberikan kenyaman bagi atlet saat berada diarea yang berangin untuk beristirahat.

Page 27: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

65  

Gambar 4.18 Analisis Angin

4.2.4 Analisis Polusi

Analisis Polusi Udara

Polusi udara terbanyak berasal dari arah utara wisma, dimana

polusi tersebut disebabkan oleh kendaraan bermotor baik sepeda motor

maupun mobil. Polusi udara yang berasal dari kendaraan bermotor sangat

tidak baik bagi kesehatan manusia, dalam konteks ini yaitu atlet pelatnas.

Udara yang kotor tidak hanya berdampak buruk bagi manusia, tapi juga

terhadap material bangunan dalam jangka waktu yang lama.

Gambar 4.19 Polusi Udara

Oleh karena polusi udara yang berasal dari arah utara, maka

ruang-ruang privat serta fasilitas-fasilitas istirahat di ruang luar wisma

yang sering digunakan oleh atlet untuk beristirahat diusahakan diletakkan

jauh dari sumber bau. Dari segi arsitektur, kendala polusi udara dapat

Sumber bau

Private 

Semi Private 

Publik 

Semi Private

Private

Publik

Page 28: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

66  

diatasi pula dengan penanaman pohon untuk menyaring asap-asap

kendaraan.

Analisis Polusi Suara

Terdapat 3 hal regulasi menyangkut kebisingan, diantaranya

kebisingan di lokasi pabrik, kebisingan di lokasi konstruksi bangunan

dan kebisingan kendaraan bermotor. Didalam wilayah permukiman,

standar kebisingan pada siang hari (pukul 06.00-22.00) ditetapkan

maksimal mencapai 50 dB, sedangkan pada malam hari (pukul 22.00-

06.00) ditetapkan maksimal mencapai 45 dB. Namun pada wilayah

industri, ketetapan maksimal kebisingan pada siang hari mencapai 60 dB

dan pada malam hari 50 dB.

Pada proyek wisma atlet ini, tingkat kebisingan dapat tergolong

rendah sehingga tidak dapat berpengaruh buruk pada bangunan wisma.

Namun dengan kebisingan yang terjadi, mungkin saja akan mengganggu

istirahat atlet apabila letak ruang istirahatnya dekat dengan sumber

bising.

Gambar 4.20 Kebisingan

Sumber: Survei Lapangan

Sumber kebisingan yang terjadi di dalam tapak berasal dari suara

kendaraan bermotor di sisi utara tapak, sedangkan sisi selatan tapak

Bising

Tidak ada bising

Semi Private

Private

Publik

SPr 

Page 29: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

67  

hanya sesekali dilewati kendaraan bermotor sehingga tidak terlalu

mengganggu penghuni wisma.

Namun untuk menghindarinya terjadi gangguan terhadap

kebisingan maka penempatan ruang-ruang privat harus menghindari

sumber bising. Kebisingan yang terjadi dapat diatasi dengan

menggunakan pohon/tanaman lainnya sebagai penyaring suara yang

masuk ke dalam gedung. Selain itu, dapat pula menggunakan material

bangunan yang dapat meredam suara berlebihan.

4.2.5 Analisis Sirkulasi dan Pencapaian

Sebagai pertimbangan analisis sirkulasi dan pencapaian yaitu

kemudahan, kenyamanan, dan keamanan bagi atlet saat berjalan kaki

serta bagi pengguna kendaraan bermotor.

Analisis Sirkulasi

Terdapat 2 jenis sirkulasi, diantaranya sirkulasi kendaraan dan

sirkulasi manusia. Sirkulasi khususnya mempertimbangkan keamanan

dan bagi atlet sebagai pejalan kaki dan juga kendaraan pengunjung

wisma, sebaiknya dari kedua aspek tersebut tidak saling mengganggu

sehingga terbentuk sirkulasi yang sesuai dengan kriteria, antara lain:

• Tidak terjadi penyilangan antara pejalan kaki dengan kendaraan

• Efisiensi dan efektivitas lahan

• Kejelasan alur sirkulasi

• Pusat orientasi terhadap tapak

Tabel 4.14 Pola Sirkulasi

Pejalan

kaki

Kendaraan Kriteria

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Page 30: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

68  

Kemudahan Baik Kurang baik Cukup baik Kenyamanan Baik Kurang baik Cukup baik Keamanan Baik Kurang baik Cukup baik

Sintesa

Berdasarkan penilaian kriteria, alternatif 1 dilihat dari segi kemudahan, pejalan kaki dan kendaraan masuk pun sangat dapat mengenali pintu masuk yang berada disisi utara. Dari segi kenyamanan dan keamanan pun baik karena sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan terpisah dan tidak saling menyilang.

Sirkulasi pada alternatif 1, sirkulasi pejalan kaki tidak terjadi

penyilangan terhadap sirkulasi kendaraan. Kriteria kemudahan yang

terbentuk dimaksudkan bahwa pejalan kaki memiliki pintu masuk

tersendiri dan mudah dijangkau karena posisinya berada ditengah-tengah

tapak. Pada segi kenyamanan dan keamanan dimaksudkan karena tidak

terjadi penyilangan sirkulasi antara kendaraan dan pejalan kaki, selain itu

sirkulasi yang terbentuk pun tidak terjadi perputaran didalam lahan

sehingga lahan yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk area hijau.

Pada alternatif 2, sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan tidak

terjadi penyilangan sehingga keamanan pejalan kaki cukup terjaga

dengan baik, namun efisiensi lahan tidak tercapai karena pada lahan

depan wisma tidak digunakan dengan maksimal. Selain itu, tingkat

kenyamanan tidak terpenuhi maksimal karena apabila pejalan kaki

berjalan pada siang hingga sore hari maka akan terkena sinar matahari

dari arah barat.

Pada alternatif 3, pejalan kaki dan kendaraan memiliki jalurnya

sendiri, efisiensi dan efektivitas lahan pun dapat dimanfaatkan secara

maksimal. Tidak terjadi penyilangan antara pejalan kaki dan kendaraan

membuat sirkulasi mencapai kriteria aman, nyaman, serta jelas arah

sirkulasinya antara pejalan kaki dan kendaraan, namun pada faktor

kemudahan tidak dapat terpenuhi karena pejalan kaki yang berasal dari

sisi barat wisma akan kesulitan masuk ke dalam tapak.

Berdasarkan hasil analisis pola sirkulasi, maka pola sirkulasi

yang digunakan pada proyek ini adalah alternatif 1, karena alternatif 1

dapat memenuhi syarat dari beberapa kriteria yang dibutuhkan untuk

Page 31: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

69  

sirkulasi. Kriteria tersebut berupa kemudahan, kenyamanan serta

keamanan pengguna wisma khususnya bagi pejalan kaki.

Analisis Pencapaian

Pencapaian yang dimaksudkan yaitu jalur pintu masuk yang

memudahkan atlet untuk bolak-balik dari wisma ke gelora senayan serta

jalur pintu masuk dan keluar yang menghubungkan wisma atlet dengan

potensi lingkungan yang mendukung perilaku istirahat atlet. Pencapaian

harus mudah terlihat serta berada dekat dengan potensi-potensi

lingkungan sekitar tapak. Terdapat beberapa pola jalan masuk,

diantaranya:

• Pola jalan masuk tunggal

Semua masuk melalui 1 jalur, pejalan kaki dan kendaraan

menggunakan jalur yang sama.

• Pola jalan masuk ganda

Memiliki 2 jalur masuk. Jalan masuk kendaraan dan pejalan kaki

terpisah.

• Pola jalan masuk triple

Memiliki 3 jalan masuk, masing-masing untuk pejalan kaki,

kendaraan, dan servis.

Tabel 4.15 Pola Pencapaian/Jalan Masuk

: Pejalan kaki : Kendaraan : Servis Kriteria

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Jalan masuk tunggal

Jalan masuk ganda

Jalan masuk triple

Kemudahan Cukup baik Baik Kurang baik Kenyamanan Kurang baik Baik Cukup baik Keamanan Kurang baik Baik Cukup baik

Page 32: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

70  

Sintesa

Berdasarkan hasil penilaian kriteria pada pola jalan masuk, alternatif 2 memiliki potensi yang terbaik dibandingkan alternatif lainnya. Sehingga pola pencapaian yang digunakan untuk desain wisma atlet adalah pola pada alternatif 2.

Pola pencapaian pada alternatif 1 menggunakan pola jalan masuk

tunggal yang maksudnya adalah pintu masuk hanya ada 1, semua pejalan

kaki, kendaraan dan servis hanya dapat keluar masuk melalui 1 pintu.

Meskipun efisien bagi semuanya namun tingkat kenyamanan dan

keamanan harus diperhitungkan dengan matang.

Alternatif 2 menggunakan pola jalan masuk ganda, dimana hanya

ada 2 pintu masuk yaitu untuk kendaraan yang digabungkan dengan

servis dan pintu masuk untuk pejalan kaki. Alternatif ini memiliki syarat

kenyamanan, keamanan, dan kemudahan yang terbaik dibandingkan

dengan alternatif lainnya. Kedua pintu masuk mudah dicapai, keamanan

dan kenyamanan pejalan kaki pun terjaga dengan baik.

Alternatif 3 memiliki 3 pintu masuk karena menggunakan pola

jalan masuk triple. Jalan masuk tersebut diantaranya untuk kendaraan,

servis, dan pejalan kaki dengan 2 orientasi. Namun, tingkat kemudahan

bagi alternatif ini masih harus diperhitungkan karena pintu masuknya

berbeda-beda maka kejelasan pintu masuk pun harus ditingkatkan.

Berdasarkan hasil analisis pencapaian yang digunakan pada

proyek ini yaitu alternatif 2. Pada alternatif ini, pintu masuk manusia

hanya ada 1 dan berada ditengah-tengah tapak sedangkan pintu masuk

kendaraan berada disisi paling kiri pada orientasi utara tapak.

4.2.6 Analisis Orientasi Bangunan

Analisis ini sangat diperlukan untuk menentukan arah hadap

bangunan wisma atlet serta bentuk fasad bangunan yang mengikuti arah

orientasi dari analisis ini. Beberapa pertimbangan analisis orientasi

bangunan yaitu:

• Mengikuti arah hadap utama wisma fajar yaitu sisi utara. Hal ini

ditentukan berdasarkan jalan utama yang berada disisi utara wisma.

Page 33: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

71  

• Berdasarkan hasil dari analisis matahari dan angin, analisis sirkulasi

dan pencapaian, serta view/pemandangan baik ke dalam maupun

keluar tapak.

Arah orientasi bangunan berdasarkan pada view yang dihasilkan,

orientasi bangunan menuntut arah hadap bangunan menuju sisi utara dan

selatan bangunan. Pada analisis matahari, untuk mendapatkan cahaya

secara langsung maka orientasi harus disisi timur-barat, sedangkan

analisis sirkulasi dan pencapaian dapat menghadap 2 sisi yaitu utara-

selatan.

Gambar 4.21 Analisis Orientasi

Berdasarkan hasil analisis orientasi bangunan maka orientasi

bangunan mengutamakan analisis view dan pencapaian. Oleh karena itu,

orientasi bangunan menghadap 2 arah yaitu utara dan selatan dengan

alasan bahwa, view yang didapat baik sisi utara maupun selatan

bangunan merupakan pemandangan yang baik dan menyejukkan, selain

itu pencapaian pintu masuk dari sisi utara dan selatan lebih dapat

menunjang atlet.

  : View dan Pencapaian  

: Arah matahari untuk mendapatkan cahaya langsung

Page 34: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

72  

4.2.7 Konsep Penataan Ruang Luar

Ruang luar sangat diperlukan untuk dapat berkesinambungan

dengan ruang dalam wisma atlet, sehingga mendukung kegiatan istirahat

yang berlangsung baik didalam maupun diluar wisma atlet. Dalam

perancangan wisma atlet, pemanfaatan ruang luar dapat difungsikan

untuk memenuhi kebutuhan kegiatan istirahat atlet diluar wisma. Pada

wisma fajar, ruang luar yang terbentuk sekarang yaitu penggunaan

taman/penghijauan, lapangan parkir, dan kantin.

Gambar 4.22 Kondisi Eksisting Ruang Luar Wisma Fajar

Sumber: Google Maps Indonesia

Berdasarkan hasil survei terhadap atlet, maka jenis ruang luar

yang dibutuhkan atlet untuk memenuhi kebutuhan istirahatnya, yaitu:

• Taman/Gazebo

Digunakan oleh atlet untuk berkumpul bersama teman-teman serta

bersantai sejenak sebelum dan sesudah latihan/pemanasan.

• Plaza

Sebagai tempat pertemuan dengan keluarga dan sanak saudara atau

teman yang berkunjung, karena tidak diijinkan membawa tamu

kedalam ruang-ruang hunian wisma atlet.

Taman Penghijauan

Kantin

Lapangan Parkir

Page 35: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

73  

Tabel 4.16 Pola Penataan Ruang Luar

: Taman

: Parkir

: Plaza

Kriteria

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Jalan masuk tunggal

Estetika Baik Cukup baik Kurang baik Kenyamanan Baik Cukup batik Kurang baik Keamanan Baik Cukup baik Kurang baik

Sintesa Berdasarkan hasil penilaian kriteria, penataan ruang luar pada wisma atlet disesuaikan pada alternatif 1.

Penataan ruang luar pada alternatif 1, estetika tergolong baik

dibandingkan dengan alternatif lainnya. Penzoningan lebih teratur seperti

area parkir berada disisi selatan, area hunian ditengah dan disekitarnya

berisi taman, dengan penzoningan tersebut maka kenyamanan pengguna

wisma akan lebih terjaga karena tidak terganggu oleh zoning parkir

kendaraan terutama pada saat atlet akan beristirahat diarea taman.

Pada alternatif 2, estetika desain cukup baik namun tingkat

keamanan serta kenyamanan pengguna tidak cukup baik karena terjadi

penyilangan sirkulasi pada taman, harus melewati tempat parkir untuk

mencapai taman yang diseberangnya, hal ini diragukan bahwa taman

yang berada di sisi barat akan ramai digunakan. Selain itu, untuk

pengolahan tampak utara akan terganggu oleh parkir kendaraan.

Kekurangan dari alternatif 3 ini yaitu kurangnya area penghijauan

diatas tapak dan area parkir dapat mengganggu tampak utara serta selatan

dari bangunan.

Berdasarkan hasil analisis, pola yang dipakai pada perancangan

yaitu alternatif 1, karena pada alternatif ini mengutamakan kenyamanan

dan keamanan pengguna serta menjamin privasi dan teritori atlet didalam

lingkungan wismanya. Selain itu, penzoningan juga lebih teratur dan

terencana dengan baik.

Page 36: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

74  

4.2.8 Zoning

Zoning merupakan kesimpulan dari analisis-analisis lingkungan

yang meliputi, antara lain:

• Analisis matahari dan angin

• Analisis polusi udara dan suara

• Analisis sirkulasi dan pencapaian

• Konsep penataan ruang luar

Tabel 4.17 Pola Zoning

Matahari dan Angin Polusi Udara dan Suara Sirkulasi dan Pencapaian

Penataan Ruang Luar Zoning Keterangan : Zona Publik

: Zona Semi privat : Zona Privat

Berdasarkan hasil analisis lingkungan maka didapatkan konsep zoning

tata guna lahan seperti pada tabel 4.17. Ruang-ruang tersebut antara lain:

• Zona Publik: lapangan parkir, drop area, penghijauan/openspace.

• Zona Semi Privat/Semi Publik: plaza, taman/gazebo, kantin.

• Zona Privat: unit hunian, taman/penghijauan.

  

 

Page 37: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

75  

4.3 Aspek Bangunan

4.3.1 Pola Massa Bangunan

Massa bangunan terdiri dari massa tunggal dan massa majemuk.

Masing-masing dari pola massa bangunan tersebut memiliki kelebihan

dan kekurangannya. Pada massa tunggal, estetika tergantung pada solusi

perancangan, namun memiliki efisiensi ruang dan efektifitas lahan yang

baik. Sedangkan massa majemuk, segi estetika akan dinilai tinggi namun

efisiensi ruang akan ada yang sia-sia.

Pada proyek wisma atlet ini, terdapat peraturan yang menyatakan

bahwa bangunan yang berdiri harus bermassa tunggal, maka pola massa

bangunan tunggal yang dipilih sebagai pedoman dalam pengembangan.

Terdapat 2 jenis pola massa tunggal yaitu pola massa tunggal dengan

tunggal majemuk. Pola massa tunggal terdiri dari 1 podium dan 1 tower,

sedangkan tunggal majemuk terdiri dari 1 podium dan 2 atau lebih tower.

Tabel 4.18 Jenis Pola Massa Tunggal

Kriteria

Alternatif 1 Alternatif 2

Tunggal

Tunggal Majemuk View Cukup baik Baik Estetika Cukup baik Baik Efektivitas Ruang Cukup baik Baik

Pengudaraan Cukup baik Baik

Sintesa Berdasarkan hasil analisa, jumlah massa bangunan yang mendapat nilai terbanyak yaitu massa tunggal majemuk (memiliki 1 podium dan 2 atau lebih tower).

Pola massa yang baik adalah massa tunggal majemuk. Hal ini

dikarenakan, dengan massa tunggal majemuk, angin yang didapatkan

akan lebih berkualitas, selain itu, estetika dari massa tunggal majemuk

juga lebih dinilai baik dibandingkan hanya bermassa tunggal yang

terkesan monoton.

Page 38: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

76  

Gambar 4.23 Pola Massa

Berdasarkan hasil analisa massa bangunan, maka terbentuklah 2

blok massa yang diperuntukkan sebagai hunian. Kedua blok massa

tersebut disusun mengikuti bentuk dari tapak wisma sesuai dengan

analisa terhadap orientasi bangunan. Selain itu, pembagian dari unit

hunian juga memperhatikan tingkat privasi antara atlet individu dan ber-

regu.

Kedua blok disatukan oleh fasilitas wisma. Hal ini diperlukan

untuk mencapai peraturan RUTRK yang menyatakan bahwa jumlah

massa bangunan adalah tunggal. Area fasilitas dengan blok hunian

dihubungkan dengan ramp. Penggunaan ramp dengan pertimbangan agar

atlet-atlet penyandang cacat pun dapat turut serta menggunakan fasilitas

istirahat di ruang luar dengan nyaman. Selain itu, dengan penggunaan

ramp pun atlet dapat lebih merasakan keberadaannya diarea ruang luar.

Page 39: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

77  

4.3.2 Pola Ruang Bangunan

Tabel 4.19 Pola Ruang

Kriteria

Alternatif 1 Alternatif 2

Single Loaded

Double Loaded Orientasi Cukup baik Baik Estetika Cukup baik Baik Pencahayaan Baik Cukup baik Pengudaraan Cukup baik Baik Privasi Cukup baik Baik

Sintesa Menurut penilaian, pola ruang yang akan digunakan pada proses perancangan adalah alternatif 2, dengan pertimbangan teritori atlet individu dan atlet ber-regu.

Pola ruang pada bangunan yang baik adalah pola ruang double

loaded, selain dapat menjaga privasi atlet yang menghuni wisma, sistem

pengudaraan pun membuat atlet dapat beristirahat dengan nyaman.

Dilihat dari segi topik dan tema perancangan wisma atlet ini, pola

ruang double loaded dapat lebih menjaga privasi atlet didalam wisma,

selain itu apabila atlet beristirahat didalam kamarnya maka mereka akan

mendapat pemandangan yang baik sehingga atlet dapat segar kembali.

Gambar 4.24 Pola Ruang

Koridor

Unit Kamar

Balkon

Koridor

Unit Kamar

Balkon

Unit Kamar

Balkon

Page 40: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

78  

Pada setiap blok hunian membentuk pola ruang double loaded,

dimana ruang yang berwarna jingga adalah unit hunian yang

diperuntukkan bagi atlet ber-regu, sedangkan ruang yang berwarna biru

diperuntukkan bagi atlet individu. Pemisahan tersebut berdasarkan

kebutuhan akan teritori yang memiliki tingkat privasi. Berdasarkan hasil

analisa, atlet individu memerlukan privasi lebih tinggi sehingga

ditempatkan pada area yang lebih tertutup.

4.3.3 Bentuk Massa

Bentuk massa terbentuk berdasarkan pola perilaku atlet saat

beristirahat. Hasil dari pengamatan terhadap atlet pelatnas, pola yang

terbentuk saat mereka istirahat yaitu setiap kelompok memiliki

teritorinya masing-masing sehingga membentuk lingkaran pada pinggir

lapangan, khususnya ditempat teduh.

Dengan demikian, gubahan massa yang terbentuk mengikuti pola

isitrahat tersebut. Berikut ini merupakan gubahan massa yang akan

terbentuk:

Gambar 4.25 Penyesuaian Pola

Hubungan yang terbentuk antara pola istirahat atlet dengan pola

massa bangunan sangat dekat, keduanya memiliki pola yang sama

Lapangan Olahraga A

B

C

B C

A

Wisma

A, B, dan C merupakan

teritori istirahat atlet saat

dilapangan, sedangkan di

wisma menjadi zoning-

zoning fasilitas untuk atlet

beristirahat.

Page 41: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

79  

namun berbeda fungsi. Dengan pola yang sama, diharapkan atlet dapat

memanfaatkan pola ruang istirahatnya di dalam tapak wisma sama

dengan pola istirahatnya pada saat dipinggir lapangan.

Selain itu, dengan kesamaan pola yang dibentuk pada wisma

atlet, teritori yang biasanya dirasakan atlet dapat terbentuk pula didalam

tapak wisma atlet ditambah dengan perlindungann privasi didalam lokasi

wisma akan lebih bermanfaat dibandingkan istirahat dilapangan.

Tabel 4.26 Gubahan Massa Bangunan

Bentuk Massa

Alternatif 1 Alternatif 2

Analisa

Fasilitas penunjang istirahat atlet terletak dipodium sedangkan unit hunian berada di tower.

Pada alternatif ini, fasilitas terletak disisi barat dan timur hunian. Unit hunian disusun secara horizontal.

Kesimpulan

Alternatif yang mendekati pola istirahat atlet yaitu alternatif 2. Dilihat dari tampak bangunan, unit hunian merupakan pusat dari aktivitas istirahat yang utama yaitu tidur, sedangkan fasilitas digunakan oleh atlet untuk isitrahat.

Berdasarkan hasil analisa gubahan massa bangunan maka

diperoleh perletakan/susunan massa bangunan didalam tapak yang

mengadopsi dari situasi istirahat atlet yang terjadi diarea latihan. (lihat

gambar 4.24)

Podium

Tower

Hunian

Fasilitas

Page 42: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

80  

Gambar 4.26 Gubahan Massa Bangunan

Fasilitas

Wisma

Blok hunian

Fasilitas

Dinaikkan untuk plaza/lobby

Penambahan fasilitas teritori sekunder

Penambahan ruang serbaguna bebas kolom

 

 

Menggunakan balkon untuk setiap kamar yang berfungsi sebagai: - Tritisan air hujan dan sinar

matahari - Menikmati pemandangan sekitar - Area relaksasi - Area istirahat bagi atlet individu

Menggunakan ramp sebagai media penghubung

Page 43: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

81  

Gambar 4.27 Bentuk Massa Bangunan

Hasil bentukan massa bangunan dimungkinkan memiliki

permasalahan khususnya pengaruh terhadap iklim setempat yang

memiliki curah hujan cukup tinggi, sehingga solusi yang didapat berupa

penggunaan pergola untuk menutupi area ramp, selain itu diberi

penyaluran air hujan berupa floor drain yang masuk ke area taman

gantung.

Permasalahan juga ditimbulkan oleh pengaruh sinar matahari dari

sisi barat dan timur bangunan, oleh karena itu dapat diberikan solusi

berupa penggunaan material double glass. Pada ruang-ruang tertentu

khususnya sisi barat bangunan dapat menggunakan elemen air sebagai

media penyerap panas.

4.3.4 Zoning Horizontal dan Vertikal Bangunan

Zoning Horizontal

Zoning horizontal telah dijelaskan sebelumnya pada analisis

lingkungan bagian zoning. Zoning horizontal mengutamakan kebutuhan

ruang luar atlet untuk beristirahat, sehingga taman dan restoran yang

berada di luar bangunan wisma harus dibuat senyaman dan seluas

mungkin untuk dapat menampung atlet.

Area taman diatas atap ruang fasilitas, disesuaikan dengan hasil survei yang menyatakan bahwa atlet lebih cenderung beristirahat diarea taman.

 

Bentuk lengkung yang terjadi mengadaptasikan pola istirahat yang cenderung membentuk lingkaran dan bersifat lebih bebas.

Page 44: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

82  

Gambar 4.28 Zoning Horizontal

Pada zoning yang terbentuk, dapat dilihat bahwa taman menjadi

lokasi dominan pada tapak wisma atlet. Hal ini dikarenakan perilaku

dominan atlet saat istirahat adalah berkumpul di taman bersama teman-

teman, baik taman yang publik maupun taman yang bersifat privat yang

akan timbul pada tiap-tiap lapis bangunan hunian.

Zoning Vertikal

Gambar 4.29 Zoning Vertikal

Fasilitas

Fasilitas

Fasilitas

Fasilitas

Fasilitas

Fasilitas

Taman Parkir/Servis Semiprivat Privat/Hunian

Fasilitas

Unit Hunian/Privat

Unit Hunian/Privat

Unit Hunian/Privat

Cafe/Lounge

Plaza/Lobby/Taman

R. Serbaguna

Fasilitas Fasilitas Unit Hunian/Privat

Page 45: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

83  

Zoning vertikal ini disesuaikan dengan pola istirahat atlet yang biasa

dilakukan dan hasil dari analisa tampak bangunan yang menunjukkan

bahwa pola istirahat atlet disusun secara vertikal diatas tapak.

4.3.5 Struktur Bangunan

Struktur bangunan merupakan struktur yang dapat menahan

beban, baik beban gaya gravitasi maupun lateral. Terdapat susunan

sistem struktur pada bangunan, diantaranya:

Tabel 4.21 Analisis Sistem Struktur

 

Portal beton bertulang dengan finishing pada bagian lengkung menggunakan precast GRC

Struktur bentang lebar menggunakan struktur rangka ruang

 

Bagian dalam wisma menggunakan struktur portal beton bertulang yang terdiri dari kolom dan balok. Pada bagian core menggunakan struktur dinding geser

Page 46: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

84  

Setiap sistem struktur memiliki fungsi dan kelebihannya masing-

masing. Berdasarkan hasil analisis pola bentuk bangunan, struktur

bangunan yang cocok digunakan pada proyek wisma atlet, diantaranya:

• Struktur portal beton bertulang dengan perpaduan balok beton

konvensional dan balok prategang, pada bagian hunian dan fasilitas

istirahat.

• Struktur dinding geser/shear wall, struktur jenis ini dapat digunakan

untuk dinding ruang lift/core.

• Struktur rangka ruang, digunakan pada struktur atap pada ruang yang

bebas kolom dan terletak dilapisan paling atas.

• Pada sistem sub-struktur, pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang

pancang, selain harga yang lebih murah, pondasi ini juga cepat dalam

pengerjaan serta cukup kuat untuk menahan beban bangunan.

4.3.6 Material

Material yang digunakan pada proyek wisma atlet ini disesuaikan

dengan kebutuhan dan fungsinya. Material yang digunakan pun harus

yang tahan lama, mudah dalam pengerjaan, dan mudah dalam

perawatannya. Terdapat beberapa material yang memungkinkan untuk

digunakan dalam proyek wisma atlet, yaitu:

• Beton bertulang: memiliki kekuatan cukup besar sehingga sangat

cocok untuk struktur bangunan. Material beton juga tahan lama.

• Rangka baja: material ini dapat bertahan lama, namun mudah

terbakar, sehingga memerlukan perawat khusus.

• Kaca: material kaca memiliki banyak jenis dan dapat digunakan pada

bagian luar struktur maupun didalam bangunan.

• Dinding bata: material ini digunakan pada bagian dalam bangunan

yang berfungsi sebagai pemisah antar ruang dalam bangunan.

• Aluminium: material ini biasanya digunakan untuk kusen jendela

atau bahkan pintu. Perawatan material ini sangat mudah.

Page 47: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

85  

• Kayu: material ini dapat digunakan untuk kusen pintu dan jendela

namun bahan kayu mudah terbakar sehingga diperlukan perawat

khusus untuk memakainya.

• Dinding precast beton: material ini dapat digunakan pada dinding

terluar bangunan yang sulit dijangkau untuk dilakukan

pengacian/plester.

Berdasarkan analisa struktur bangunan, material yang digunakan

untuk struktur bangunan dapat berupa beton bertulang dan rangka baja,

sesuai dengan pemilihan sistem struktur yang diperlukan untuk

pembangunan proyek wisma atlet ini. Sedangkan penggunaan material

untuk didalam bangunan, akan menggunakan dinding bata dilengkapi

dengan material kaca dan kayu untuk pintu dan jendela. Penggunaan

kayu pada kusen pintu dan jendela karena penyesuaian konsep tema yang

memanfaatkan alam sebagai tempat untuk beristirahat baik berkelompok

maupun individu.

4.3.7 Sistem Utilitas

• Air

Pasokan air bersih terdiri dari 2 sistem, yaitu sistem pasokan

keatas (up feed) dan sistem pasokan kebawah (down feed).

Gambar 4.30 Sistem Pasokan Air Bersih

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Page 48: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

86  

Sistem pasokan air diperlukan dalam proyek ini untuk

memudahkan penyediaan air bersih didalam bangunan wisma. Air

bersih diperlukan untuk mandi, minum, memasak, dan sebagainya.

Sistem yang digunakan didalam proyek wisma atlet yaitu

sistem pasokan kebawah (down feed), dengan pertimbangan air yang

dialirkan kebawah akan lebih besar karena adanya gaya gravitasi.

Pasokan air yang disediakan berasal dari PDAM dan air yang

berasal dari penyerapan air hujan untuk kepentingan-kepentingan lain

seperti menyiram tanaman, dan sebagainya.

• Pengamanan terhadap kebakaran

Hidran

Terdapat 3 jenis hidran, diantaranya hidran kotak, hidran

halaman, dan hidran kota. Pada proyek wisma atlet ini menyediakan

semua jenis hidran yang berguna sebagai usaha pencegahan secara

optimal.

Gambar 4.31 Sistem Penyaluran Air pada Gedung dengan Hidran dan Sprinkler

Sumber: http://www.noblefire.com/

Page 49: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

87  

Sprinkler

Pada bangunan tinggi, sprinkler memberikan respon/reaksi

yang cepat pada saat terjadinya api dan memberikan waktu yang

cukup bagi penghuni untuk mengatur proses evakuasi. Susunan

pemasangan pipa sprinkler ada beberapa macam, diantaranya:

o Susunan cabang tunggal dengan kepala sprinkler dan pemasokan

air ditengah. Gambar 4.29 di kiri atas.

o Susunan cabang tunggal dengan tiga kepala sprinkler dan

pemasokan air diujung. Gambar 4.29 dikanan atas.

o Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan

pemasokan air ditengah. Gambar 4.29 dikiri bawah.

o Susunan cabang ganda dengan tiga kepala sprinkler dan

pemasokan air diujung. Gambar 4.29 dikanan bawah.

Gambar 4.32 Susunan Pipa Cabang Sprinkler

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Detektor

Detektor berguna untuk antisipasi bahaya kebakaran, jenis-

jenis detektor diantaranya:

o Detektor panas: sistem ini tidak boleh dipasang lebih dari 40

buah. Jarak antar detektor tidak lebih dari 7 meter untuk ruang

aktif, dan tidak lebih dari 10 meter untuk ruang sirkulasi.

Page 50: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

88  

o Detektor asap: pemasangan maksimum 20 buah untuk melindungi

ruangan seluas 2.000 m2. Jarak antar detektor 12 meter pada

ruang aktif, dan 18 meter pada ruang sirkulasi.

o Detektor api: maksimum terdapat 20 buah detektor

Gambar 4.33 Diagram Alarm

Tangga Darurat

Pada saat terjadinya kebakaran atau kondisi darurat, tangga

kedap api/asap merupakan tempat yang paling aman dan harus bebas

dari gas panas dan beracun. Ada baiknya tangga darurat dilengkapi

dengan lift kebakaran dan ventilasi baik alami maupun mekanik.

Gambar 4.33 Tangga Darurat

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Page 51: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

89  

• Sistem Transportasi Vertikal

Pada proyek wisma atlet ini menggunakan 3 jenis alat

transportasi vertikal, diantaranya 2 lift/elevator penumpang dan 1 lift

barang, ramp, dan tangga darurat.

Penggunaan lift barang sesuai standar apartemen yaitu setiap

300 unit terdiri dari 1 jenis lift barang. Kapasitas lift hanya digunakan

oleh 12 orang karena fungsi utama dari lift tersebut merupakan lift

untuk mengangkut barang.

Pembahasan berikutnya adalah penggunaan ramp sebagai

transportasi vertikal. Ramp yang baik adalah 1:7 untuk pejalan kaki.

Sehingga dengan ukuran tersebut dapat diperoleh keamanan dan

kenyamanan pengguna wisma saat berjalan naik menuju termpat

tujuan didalam tapak.

• Listrik

Pasokan listrik berasal dari PLN. Tersedia pula

generator/genset untuk mengantisipasi pemadaman listrik secara

mendadak sekaligus sebagai suplai cadangan listrik.

Gambar 4.35 Diagram Tipikal Pasokan Listrik

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Page 52: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

90  

• Telekomunikasi

Sistem telekomunikasi didalam bangunan agar berfungsi

dengan baik maka diperlukan saluran telepon dari Telkom, fasilitas

komunikasi yang disediakan oleh Telkom seperti hubungan keluar

lokal (dalam kota), hubungan keluar interlokal, dan hubungan keluar

international.

Gambar 4.36 Jaringan Telekomunikasi dalam Bangunan

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Pada jaringan telekomunikasi, termasuk juga didalamnya

jaringan kabel komputer/data/multimedia untuk keperluan

penggunaan komputer, layanan jaringan lokal (LAN), dan

sebagainya.

Page 53: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

91  

• Sistem Tata Suara

Pada bangunan tinggi, sistem ini biasanya digabungkan

dengan sistem lain seperti sistem keamanan, sistem tanda bahaya,

dan sistem pengatur waktu terpusat. Sistem tata suara biasanya

diintegrasikan dengan sistem tanda bahaya, sehingga saat terjadi

kondisi darurat seperti kebakaran, sistem tata suara akan

membunyikan tanda bahaya (sirene) atau program panduan evakuasi

ke seluruh bangunan. Selain itu, sistem tata suara dapat digunakan

untuk keperluan informasi dan program musik.

Gambar 4.37 Jaringan Instalasi Tata Suara

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

• Sistem Otomatisasi Bangunan

Sistem ini meliputi 4 komponen utama, diantaranya yaitu:

o Telekomunikasi, didasarkan pada penggunaan jaringan telepon.

Page 54: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

92  

o Jaringan data, menghubungkan setiap komputer langsung pada

jaringan komunikasi.

o LAN (Local Area Network), merupakan sistem piranti keras dan

lunak yang menyediakan sambungan untuk komunikasi suara dan

data.

o Jaringan jarak jauh, jaringan keluar bangunan yang dapat

menggunakan fasilitas jaringan kabel komunikasi (kabel telepon),

gelombang pendek (microwave), sinar infra merah, atau satelit.

• Pengelolaan Sampah dan Limbah

Terdapat 2 jenis sistem pembuangan sampah, yaitu melalui

lubang pembakaran yang menghasilkan sampah berupa abu, dan ada

pula sistem yang menggunakan corong pembuangan yang ditampung

pada bak penampungan kemudian akan bak akan digannti apabila

sampah sudah penuh.

Gambar 4.38 Sistem Pembuangan Sampah Tanpa Pembakaran

Sumber: http://www.ellipsecondos.ca/

Sistem pembuangan limbah pada bangunan tinggi

menggunakan sistem STP (Sewage Treatment Plant). Sistem

pengolahan limbah terdiri dari 2 proses utama, yaitu proses mekanik

Page 55: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

93  

berupa penyaringan, pemisahan, dan pengendapan, serta proses

biologi/kimia berupa proses aktivasi bakteri yang memanfaatkan O2

dari udara (aerob) dan proses netralisasi cairan dengan asam atau

memasukkan bahan kimia untuk oksidasi seperti aerasi dengan

molekul O2, proses pengolahan endapan aktif, dan pemusnahan

kuman dengan menggunakan kaporit.

Gambar 4.38 Skema Sistem Pengolahan Limbah

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

• Pencahayaan

Pencahayaan dalam ruang menggunakan cahaya alami pada

pagi hingga siang hari, cahaya buatan berupa lampu pada sore hingga

malam hari. Terdapat 5 jenis lampu yang sering digunakan. (lihat

Tabel 4.22)

Tabel 4.22 Jenis-jenis Lampu

Lampu Pijar

Mempunyai efficacy rendah sehingga biayanya tinggi, namun dari segi arsitektural, lampu pijar memiliki unsur dekoratif. Lampu pijar memiliki banyak ragam seperti pijar standar, lampu halogen, lampu gas.

Page 56: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

94  

Lampu FluoresenMempunyai efficacy tinggi, sehingga biaya rendah. Jenis lampu ini yaitu lampu TL/TLD, PL dan SL. Lampu TL paling sering digunakan.

Lampu Metal Halida Mempunyai daya antara 250-2000 watt.

Lampu Merkuri Mempunyai daya antara 50-1000 watt.

Lampu Sodium Terdapat 2 jenis, yaitu lampu sodium tekanan tinggi dengna daya 70-2000 watt dan lampu sodium tekanan rendah dengan daya 18-180 watt.

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Kuat penerangan dan jenis lampu yang digunakan

disesuaikan dengan fungsi ruang yang ada didalam wisma atlet. Pada

unit hunian dijelaskan pada tabel 4.24.

Tabel 4.23 Kuat Penerangan dan Jenis Lampu

Fungsi Ruang Nama Ruang

Kuat Penerangan

(lux) Jenis Lampu

Kantor Pengelola

Ruang kerja Ruang komputer 250-350

TL, Down Light, Lampu PL, SL atau Lampu Pijar

Hunian

Ruang tidur Kamar mandi

120-150 250

TL, Down Light, TL Bulat, Lampu dekoratif TL, Down Light, TL Bulat

Lobby

Hall, Lobby Restoran Dapur

250-350 500

Tl, Down Light Lampu Pijar dekoratif TL, Down Light

Retail

Pameran Ruang jualan Minimarket Etalase toko

250 500 1000

Lampu halogen, TL, Down Light, lampu merkuri TL, Down Light, pijar dekoratif Lampu Halogen, Tl, Down Light, Merkuri

Umum

Gudang, tangga, teras, koridor Parkir

100-150 150-250

Tl, Down Light, lampu Pijar, Lampu baret Lampu halida, merkuri, natrium

Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi

Page 57: BAB IV ANALISIS 4.1 Aspek Manusia - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-2-00138 AR Bab 4.pdf · Latihan fisik 29% Istirahat 54% Kegiatan ... • Atlet voli: 15 orang

95  

• Penghawaan

Penghawaan didalam ruang wisma atlet, menggunakan

penghawaan alami melalui bukaan serta menggunakan penghawaan

buatan seperti AC. Terdapat 2 jenis sistem tata udara yaitu sistem tata

udara langsung dan tidak langsung. Pada sistem udara langsung

menggunakan 3 macam jenis AC diantaranya AC window, AC split,

dan AC package unit. Pada sistem udara tidak langsung disebut juga

sistem tata udara terpusat yang harus menggunakan AHU dan sistem

ducting untuk menghantarkan udara.

• Keamanan

Gangguan Terhadap Kemalingan

Keamanan didalam wisma atlet, menggunakan sistem CCTV

yang terpantau di ruang sekuriti. Selain itu, sistem pengaman

menggunakan 2 sistem penguncian, yaitu penguncian dengan anak

kunci menggunakan sistem central lock dan sistem tanpa anak kunci

menggunakan pengendalian akses seperti kertu magnetik, sidik jari,

dan sebagainya.

Gangguan Terhadap Petir

Terdapat 4 sistem penangkal petir, diantaranya:

o Sistem Pengebumian: tingkat keamanan dan ketahanan sangat

rendah.

o Sistem Thomas: tingkat keamanan dan ketahanan masih kurang

baik meskipun lebih baik dari sistem pengebumian.

o Sistem Prevectron: tingkat keamanan serta ketahanannya cukup

baik.

o Sistem Faraday: tingkat keamanan dan ketahanannya sangat baik

dan sangat cocok untuk bangunan tinggi yang rata-rata beratap

datar.

Pada proyek wisma atlet ini, menggunakan sistem faraday untuk

penangkal petir.