BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab...

54
40 BAB IV ANALIS A IV.1 ANALIS A MAN US IA, KEGIATAN DAN S IS TEM RUANG IV.1.1 Pelaku Kegiatan Dalam asrama terdapat manusia sebagai pelaku kegiatan, dimana pelaku kegiatan ini dibedakan berdasarkan kegiatannya menjadi : Mahasiswa Mahasiswa ini merupakan kelompok pelaku kegiatan yang menghuni asrama, secara rutin datang dan dapat menggunakan fasilitas yang ada di dalam asrama. Pelaku kegiatan ini adalah mahasiswa baru dari luar Jakarta yang akan mendiami asrama selama satu tahun pertama masa perkuliahan. Kepala Asrama Seseorang ditunjuk untuk bekerja sebagai pengawas, mendengarkan dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dari penghuni asrama. Kepala asrama ini tinggal di dalam asrama. Recepsionist Orang yang bekerja sebagai penerima tamu di dalam asrama, bertugas untuk menanyakan maksud kedatangan dan keperluan pengunjung. Petugas Administrasi Sekelompok orang yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan administrasi yang beupa keuangan, pembayaran maupun bagian personalia

Transcript of BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab...

Page 1: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

40

BAB IV

ANALISA

IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN SISTEM RUANG

IV.1.1 Pelaku Kegiatan

Dalam asrama terdapat manusia sebagai pelaku kegiatan, dimana pelaku

kegiatan ini dibedakan berdasarkan kegiatannya menjadi :

• Mahasiswa

Mahasiswa ini merupakan kelompok pelaku kegiatan yang menghuni

asrama, secara rutin datang dan dapat menggunakan fasilitas yang ada di

dalam asrama. Pelaku kegiatan ini adalah mahasiswa baru dari luar Jakarta

yang akan mendiami asrama selama satu tahun pertama masa perkuliahan.

• Kepala Asrama

Seseorang ditunjuk untuk bekerja sebagai pengawas, mendengarkan dan

menyelesaikan permasalahan yang timbul dari penghuni asrama. Kepala

asrama ini tinggal di dalam asrama.

• Recepsionist

Orang yang bekerja sebagai penerima tamu di dalam asrama, bertugas

untuk menanyakan maksud kedatangan dan keperluan pengunjung.

• Petugas Administrasi

Sekelompok orang yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan

administrasi yang beupa keuangan, pembayaran maupun bagian personalia

Page 2: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

41

• Petugas Keamanan

Orang yang bertugas melakukan pengawasan terhadap keamanan, serta

keselamatan penghuni asrama serta kelengkapan sarana pada bangunan

• Petugas Kebersihan

Merupakan kelompok pelaku kegiatan yang melakukan perawatan dan

membersihkan semua sarana dan fasilitas yang ada, termasuk melakukan

pelayanan bagi penghuni asrama.

• Pengunjung

Kelompok pelaku kegiatan yang datang tidak secara rutin dan tinggal di

dalam bangunan dengan tujuan tertentu

• Pelaku lain

Kelompok pelaku ini adalah orang – orang yang yang datang untuk

keperluan khusus seperti keperluas servis ( dapur, sampah, dll)

IV.1.2 Karakteristik dan Sifat Penghuni

• Mahasiswa

o Beristirahat

o Belajar

o Makan dan minum

o Mandi

o Berkumpul bersama teman

o Kuliah

Page 3: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

42

• Kepala asrama

o Beristirahat

o Mengawasi kegiatan penghuni

o Makan/minum

o Mandi

• Pengelola Asrama

Recepsionist

o Menerima tamu

o Makan

o Servis

Petugas administrasi

o Mengurus kegiatan administrasi

o Makan / minum

o Servis

Petugas kebersihan

o Menyapu / mengepel

o Makan / minum

o Servis

• Pengunjung

o Bertamu

• Pelaku lain

o Melakukan kegiatan yang dituju

Page 4: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

43

IV.1.3 Urutan Kegiatan Penghuni

• Penghuni Bangunan ( Mahasiswa )

Gambar 16 : Urutan kegiatan mahasiswa

• Kepala Asrama

Gambar 17 : Urutan kegiatan kepala asrama

Datang

Jalan Kaki Berkendara

Bangunan Parkir

Lobby

Fasilitas Unit Hunian

Datang

Lobby

Fasilitas Ruang kerja

Kamar tidur

Page 5: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

44

• Pengelola Asrama

Gambar 18 : Urutan kegiatan pengelola asrama

• Pengunjung

Gambar 19: Urutan kegiatan pengunjung

Datang

Jalan Kaki Berkendara

Bangunan Parkir

Lobby Tempat bekerja

Fasilitas

Istirahat Makan / Minum

Pulang

Datang

Jalan Kaki Berkendara

Bangunan Parkir

Resepsionis Ruang Tamu

Fasilitas-fasilitas

Unit

Pulang

Page 6: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

45

• Pelaku lain ( servis )

Gambar 20 : Urutan kegiatan servis

IV.1.3 Analisa Perhitungan Jumlah Penghuni

Penghuni Asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara adalah mahasiswa

baru dimana yang lebih diutamakan adalah mahasiswa yang berasal dari luar

kota Jakarta. Asrama ini akan digunakan oleh mahasiswa Universitas Bina

Nusantara pada tahun pertama perkuliahan.

Tabel 2: Data mahasiswa Binus University

2004 2005 2006 2007

Mahasiswa keseluruhan 2231 3757 4677 5218

Mahasiswa Jakarta 1262 1903 2524 2778

Parkir servis

Daerah yang dituju

Pulang

Datang

Page 7: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

46

JURUSAN 2004 2005 2006 2007Akuntansi 69 81 80 121Arsitektur 14 15 23 17Desain Komunikasi Visual 48 68 58 89Komputerisasi Akuntansi 136 403 313 205Komunikasi Pemasaran 142Manajemen 83 184 173 209Manajemen dan Teknik Industri 6 1 1 2Psikologi 28Sastra China 34 37 42 46Sastra Inggris 61 58 32 40Sastra Jepang 14 20 24 36Sistem Informasi 80 207 518 519Sistem Informasi dan Akuntansi 15 19 27 28Sistem Informasi dan Manajemen 17 28 38 55Sistem Informasi dan Teknik Industri 18 11 11 10Sistem Informasi Ekstensi Astra 36 27Sistem Komputer 26 30 29 45Teknik Industri 27 39 27 27Teknik Industri Ekstensi Astra 5 21 12Teknik Informatika 293 615 662 730Teknik Informatika dan Matematika 14 18 18 32Teknik Informatika dan Statistika 6 9 12 7Teknik Sipil 8 6 8 13JUMLAH 969 1854 2153 2440

Tabel 3: Jumlah mahasiswa luar Jakarta

Rata –rata jumlah mahasiswa Bina nusantara dari luar kota :

969 + 1854 + 2153 + 2440 = 1854 / tahun 4

Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini akan digunakan sebagai

hunian untuk mahasiswa pada tahun pertama. Denagn pertimbangan tidak

semua mahasiswa mau tinggal di asrama, maka dibuatlah

kuesioner.Berdasarkan kuesioner yang yang telah dilakukan terhadap 200

Page 8: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

47

orang mahasiswa, 23 % mahasiswa kost di daerah sekitar kampus. Oleh

karena itu dapat dihitung dari sample tersebut :

23% x 1854 orang = 463.5 ≈ 426 orang.

Dengan pertimbangan lebih banyak mahasiswi yang tinggal di asrama, dari

pada mahasiswa, maka :

Jumlah mahasiswi : 35% x 464 orang = 149.7 ≈ 150orang.

Jumlah mahasiswa : 65% x 464 orang = 176.6 ≈ 277 orang.

IV.1.3 Analisa Kebutuhan dan Dimensi Ruang

KEBUTUHAN RUANG RUANGMahasiswa beristirahat Unit hunian mahasiswaKepala Asrama Beristirahat Unit hunian kepala asramaMCK Kamar mandiMemasak dan Makan PantryBerkumpul dan Mengobrol Ruang bersamaBelajar Ruang belajarKepala asrama bekerja Ruang pengelolaPembayaran, masalah keuangan Ruang administrasiRapat Ruang rapatTempat Karyawan Loker, ruang karyawanTempat peralatan kebersihan Gudang peralatanMCK Karyawan ToiletMenerima tamu Ruang tamuTempat peralatan GudangMencuci dan setrika Ruang cuci + JemurBerbelanja keperluan sehari-hari MinimarketTempat berbagai kegiatan Ruang serbagunaPenghuni makan FoodCourtFotocopy Fotocopy & StationarySembahyang MushollaTelepon Wartel

WarnetKios - kios Kecil

Tabel 4: Kebutuhan ruang

Page 9: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

48

A. Kamar Tidur Asrama

Gambar 21 : Standar Ruang kamar tidur asrama

Keterangan :

B : Bed D : Desk SC : Soft Chair W : Wardrobe BC : Bookcases

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber LuasKamar Mahasiswa 2 orang 16m²/ruang A 16m²Kamar Mahasiswa 4 orang 30m²/ruang A 30m²

Tabel 5: Program ruang kamar tidur

Luas kamar mahasiswa :

2 orang/kamar : 102 x 16.5 m2 = 1683 m2

4 orang/kamar : 56 x 30 m2 = 1680 m2

Total luas kamar : 3363 m2

Page 10: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

49

B. Lobby

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber LuasLobby 80 kamar 1.4m²/kamar DA 112m²

Tabel 6: Program ruang Lobby C . Kantor Pengelola

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber LuasRuang Kepala Asrama 1 orang 20m²/orang DA 20m²Ruang Tata Usaha 5 orang 6m²/orang DA 30m²Ruang Rapat 8 orang 2m²/orang DA 16m²Toilet 2unit 1.6m²/unit DA 3.2m²Sirkulasi 20% A 13.3m²Total 82.5m²

Tabel 7: Program ruang kantor pengelola C. Fasilitas Umum per Lantai

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber LuasRuang Cuci dan setrika 8 ruang 30 m²/ruang A 240 m²Ruang TV 20 orang 60 m²/ruang A 180 m²Pantry 30 m²/ruang A 90 m²Kamar Mandi 4 unit 28.8m²/unit DA 115.2 m²Ruang Panel 1 unit A 5 m²Ruang Sampah 1 unit A 5m²Janitor 1 unit A 5 m²Sirkulasi 20% 140 m²Total 655m²

Tabel 8: Program ruang fasilitas umum per lantai

Asrama Mahasiswa : 4 lantai x 655 m2 = 2620 m2

D. Kios / Toko

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber LuasKasir 1 orang 2.5m²/orang TS 2.5m²Ruang pelayanan 1 ruang 25m²/ruang A 27.5m²Ruang Karyawan 2 orang 2.5m²/ruang DA 5m²Sirkulasi 20% 7m²Total 42m²

Tabel 9: Program ruang kios/toko Total luas : 6 kios x 42 = 252 m2

Page 11: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

50

E. Fasilitas Umum

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber LuasRuang makan 150 orang A 382 m²Dapur A 75 m²Ruang Tamu 100 orang 1.8-2m²/orang DA 150 m²Toilet umum 2 unit A 10 m²Sirkulasi 20% A 120 m²Total 737 m²

Tabel 10: Program ruang fasilitas umum

F. Area Servis

Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Sumber LuasRuang pompa 1 ruang A 20 m²Genset 1 ruang A 40 m²Ruang panel 1 ruang A 20 m²Sampah 1 ruang A 10 m²Sirkulasi 20% A 18 m²Total 108 m²

Tabel 11: Program ruang area servis

G. Parkir

Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk

mahasiswa tingkat pertama, dimana terdapat peraturan mahasiswa baru tidak

boleh membawa kendaraan, dan rata-rata mahasiswa dari kota tidak membawa

kendaraan pribadi (mobil).

Diasumsikan parkir mobil dperuntukan pengelola serta tamu / pengunjung.

Dengan asumsi jumlah pengelola adalah 30 orang dan 30 % membawa mobil

dan 70 % membawa motor.

Jumlah mobil : 30% x 30 = 9 mobil

Jumlah motor : 70% x 30 = 21 motor

Page 12: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

51

Diasumsikan tamu asrama yang datang adalah 50 orang dan 70 % membawa

mobil dan 30% membawa motor.

Jumlah mobil : 70% x 50 = 35 mobil

Jumlah motor : 30% x 50 = 15 motor

Untuk mahasiswa diasumsikan 50 % dari mahasiswa membawa motor.

Jumlah motor : 50 % x 277 = 138.5 ≈ 139 motor

Kebutuhan untuk parkir 1 mobil : 12.5 m2

Kebutuhan untuk parkir 1 mobil : 2 m2

Perhitungan Luas lahan parkir :

Luas Lahan parkir untuk mobil diperlukan :

12.5 m2 x 45 mobil = 562.5 m2

Luas Lahan parkir untuk motor diperlukan :

2 m2 x 175 motor = 350 m2

Luas Lahan parkir untuk kendaraan servis diperlukan :

18 m2 x 2 mobil box = 36 m2

Page 13: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

52

IV.2 ANALISA TAPAK DAN LINGKUNGAN

IV.2.1 Kondisi Sekitar Tapak

Lokasi tapak yang akan dibangun asrama mahasiswa ini berada di daerah

Kemanggisan, yaitu berada di Jl.Kebon Jeruk Raya, dengan ciri – ciri sebagai

berikut :

1. Lalu lintas dan sirkulasi kendaraan yang padat

Foto 17: Lalu lintas yang padat

Lokasi tapak yang terletak pada jalan besar, membuat sirkulasi kendaraan

selalu ramai dan padat. Terutama pada siang dan sore hari, dimana

merupakan jam aktif. Terlihat antrian kendaraan yang didominasi oleh

angkutan umum ( M11, metromini 91, bajaj juga ojek ) menambah tingkat

kepadatan lalu lintas

2. Daerah yang padat

Foto 18: Daerah yang padat

Page 14: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

53

Daerah kemanggisan ini merupakan daerah yang tingkat kepadatan

penduduknya tinggi. Sebagian besar daerah di sini digunakan sebagai

pertokoan, tempat usaha serta tempat tinggal.

3. Tingkat kebisingan

Foto 19: Kebisingan Sebagai daerah dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi, maka sumber

kebisinganini berada di pertigaan Jl. Kebon Jeruk Raya dan Jl. Rawa

belong yang merupakan dua jalan besar. Banyaknya kendaraan yang

berlalu lalang maupun sirkulasi manusia yang lewat menjadi sumber dari

kebisingan tersebut

4. Aksesibilitas mudah

Tapak yang berada pada daerah kemanggisan ini terletak pada 2 buah jalan

utama yang dekat dengan akses langsung menuju jakarta selatan. Letak

Page 15: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

54

tapak yang strategis ini pun mempermudah dalam pencapaian baik dengan

kendaraan pribadi maupun kendaraan umum yang melintas.

5. Fasilitas

Foto 20: Sekolah Foto 21: Pertokoan Foto 22: Kos-kosan Sebagai yang daerah yang berkembang di Jakarta Barat fasilitas – fasilitas

yang terdapat di sekeliling tapak cukup memadai, adanya sarana

pendidikan, pertokoan, sarana ibadah, serta kos-kosan sebagai tempat

tinggal sementara.

Kesimpulan :

Letak lokasi asrama ini berada pada daerah yang padat, serta sulit untuk

mendapatkan ketenangan karena berada pada daerah yang padat

penduduknya serta jalanan yang hampir pada setiap jam sibuknya

mengalami kemacetan. Namun disamping alasan tersebut ada pula hal –

hal positif yang terdapat pada lahan, letak tapak yang strategis, mudah

dalam pencapaian. Baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan

kendaraan umum. Letak tapak yang tidak terlalu jauh dari kampus

Universitas Bina Nusantara ( Kampus Anggrek dan Kampus Syahdan) ,

sehingga mudah dalam pencapaian oleh mahasiswa, dapat ditempuh pula

dengan berjalan kaki. Mempunyai point of view yang baik, karena terletak

Page 16: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

55

di pertigaan jalan besar yang merupakan jalan utama. Serta banyaknya

fasilitas umum yang terdapat pada daerah di sekeliling tapak.

Ketinggian bangunan lain di sekeliling tapak, mayoritas adalah 2

lantai karena daerah tersebut digunakan untuk hunian. Namun ada pula

beberapa bangunan yang memiliki ketinggian berbeda yaitu 4 lantai seperti

sekolah Tarsisius maupun kos-kosan yang terletak pada daerah tersebut.

Bangunan Asrama mahasiswa ini cocok dan sesuai dengan lingkungan

sekitar, tidak terlalu menonjol karena memiliki ketinggian yang hampir

sama dengan bangunan sekitar,

IV.2.2 Kondisi Tapak

Gambar 22 : Peta Lokasi

Page 17: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

56

A. Batasan Tapak :

Gambar 23 : Batasan Tapak

Utara : Pertokoan

Selatan : Kos-kosan

Barat : Area Pemukiman

Timur : Tanah kosong

B. Peraturan

Peruntukkan : hunian

KDB : 50% (50% x 10.400m2 = 5.200m2)

KLB : 2 (2 x 10.400m2 = 20.800m2) – ( 2100m2)

= 18.700 m2

GSB : 10 m

Ketinggian max. : 4 Lantai

Page 18: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

57

IV.2.3 Analisa Tapak

a. Orientasi Massa Bangunan

Memanjang sumbu Utara - Selatan

Gambar 24 : Orientasi Massa Utara-Selatan

Orientasi massa Timur-Barat, akan berakibat sisi bangunan yang

panjang akan mendapatkan banyak panas matahari.Salah satu sisi

bangunan akan terkena cahaya matahari timur saja sementara pada

sisi yang lain akan terkena cahaya matahari barat saja.

Memanjang sumbu Timur – Barat

Gambar 25 : Orientasi Massa Timur-Barat

Page 19: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

58

Orientasi massa mengarah Utara – Selatan, akan berakibat sisi

bangunan yang pendek akan mendapatkan banyak panas matahari.

Bentuk massa yang megikuti lahan.

Diagonal terhadap arah mata angin

Gambar 26 : Orientasi Massa terhadap mata angin

Bentuk massa diagonal atau melintang terhadap arah angin berakibat

tidak meratanya pembagian panas matahari pada bangunan. Salah

satu sisi mendapat banyak panas, sedangkan sisi lainnya tidak

mendapat panas matahari. Bentuk massa bangunan pun tidak teratur/

tidak mengikuti lahan.

Kesimpulan :

Dengan pertimbangan lokasi yang berada pada sudut jalan, orientasi

massa pun harus diperhatikan, agar tidak hanya menghadap pada satu

bagian sisi bangunan saja. Dengan pertimbangan tersebut, maka orientasi

massa yang digunakan adalah perpaduan dari alternatif 1 dan 2, dimana,

bangunan yang menghadap timur-barat dapat dipergunakan untuk daerah

servis maupun area publik. Dimana daerah yang langsung terkena panas

Page 20: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

59

matahari dapat pula diatasi dengan menggunakan overstek .Sedangkan

pada daerah yang menghadap utara-selatan dapat digunakan sebagai area

privat.

b. Kebisingan

Gambar 28 : Sumber macet dan bising

Daerah pertigaan Batusari yang diberi tanda berupa lingkaran

merah, merupakan sumber kemacetan, dan jalan Kebon Jeruk Raya dan

Jalan Rawa belong adalah jalan besar yang setiap harinya selalu penuh

dan padat oleh kendaraan. Daerah sepanjang jalan tersebut merupakan

pusat kemacetan dan sumber kebisingan.

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, daerah

di sekeliling asrama akan diberikan tembok pembatas. Hal ini akan

cukup meredam kebisingan yang ditimbulkan dari luar. Selain itu yang

SUMBER KEMACETAN

BISING

Page 21: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

60

dapat dilakukan adalah dengan meletakkan bangunan utama cukup jauh

dari jalan raya.

Untuk membantu mengatasi masalah kebisingan, hal lain yang

dapat dilakukan adalah penanaman pohon sebagai buffer dan

menghindari bukaan langsung terhadap sumber bunyi.

IV.2.4 Analisa Pencapaian ke Tapak

Pencapaian ke dalam tapak terbagi atas jalur utama ( main entrance ) dan

jalur servis (service entrance). Dengan pertimbangan kemudahan dalam

pencapaian / aksesbilitas, keadaan lalu lintas dsb. Berikut adalah beberapa

alternatif entrance :

Alternatif 1

Pintu masuk dan pintu keluar diletakan menjadi satu jalur pada Jalan Kebon Jeruk Raya yang merupakan jalan utama pada tapak. Pemilihan satu jalur ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengawasan kendaraan, karena hanya ada satu jalur untuk keluar dan masuk.

Jalur servis di letakan berbeda dengan jalur utama agar tidak mengganggu kenyamanan penghuni.

Parkir untuk pengunjung dapat diletakan pada bagian depan. Dekat dengan pintu keluar dan masuk tapak, sedangkan parkir untuk servis diletakan dekat dengan jalur servis.

Alternatif 2 Pintu masuk dan pintu keluar diletakan pada jalur yang berbeda .

O U T

I N

SERVI

Page 22: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

61

Hal ini dilakukan untuk menghindari kepadatan kendaraan pada satu jalur.

Jalur servis di letakan berbeda dengan jalur utama agar tidak mengganggu kenyamanan penghuni.

Parkir untuk pengunjung dapat diletakan pada bagian depan. Dekat dengan pintu keluar dan masuk tapak, sedangkan parkir untuk servis diletakan dekat dengan jalur servis.

Alternatif 3

Pintu masuk dan pintu keluar diletakan pada jalur dan jalan yang berbeda . Pintu masuk berada pada Jalan Raya Kebon Jeruk dan Pintu Keluar pada Jalan Rawa Belong. Hal ini dilakukan untuk menghindari penumpukan kendaraan pada jalan utama

Jalur servis di letakan berbeda dengan jalur utama agar tidak mengganggu kenyamanan penghuni.

Parkir untuk pengunjung dapat diletakan pada bagian depan. Dekat dengan pintu keluar dan masuk tapak, sedangkan parkir untuk servis diletakan dekat dengan jalur servis

Tabel 12: Alternatif entrance

Kesimpulan :

Dengan analisa dan pertimbangan tersebut, maka pola sirkulasi tapak

dan entrance yang dipilih adalah alternatif ke 1. Pintu masuk dan pintu

keluar diletakan menjadi satu jalur pada Jalan Kebon Jeruk Raya yang

merupakan jalan utama pada tapak. Pemilihan satu jalur ini dimaksudkan

untuk mempermudah dalam pengawasan kendaraan, karena hanya ada satu

O U T

I N

SERVI

S E R V

I N

OUT

Page 23: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

62

jalur untuk keluar dan masuk. Pintu masuk ini juga terletak pada bagian

tengah, dimana letaknya jauh dari pertigaan yang merupakan sumber

kemacetan.

Parkir untuk pengunjung dapat diletakan pada bagian depan. Dekat

dengan pintu keluar dan masuk tapak, sedangkan parkir untuk servis

diletakan dekat dengan jalur servis.Pintu servis diletakkan terpisar dari jalur

masuk dan keluar penghuni untuk menjaga kenyamanan penghuni dan

sirkulasi menjadi lebih teratur. Pintu servis diletakkan pada jalan Rawa

Belong yang lebih kecil dan merupakan sisi belakang tapak.

IV.2.5 Analisa Zoning Dalam Tapak

Tapak dapat dibedakan menjadi beberapa wilayah dalam penzoningan,

yaitu:

Publik

Area dalam tapak yang bisa diakses oleh siapa saja yang menggunakan

bangunan tersebut, termasuk pengunjung. Area tersebut bisanya

diletakkan pada bagian depan, sehingga area privat lebih terjaga. Dalam

asrama yang termasuk area ini adalah lobby / hall.

Semi Publik

Area yang dapat diakses pula oleh siapa saja yang menggunakan area

tersebut termasuk orang selain penghuni, namun dengan persyaratan dan

izin tertentu. Biasanya area ini diletakan antara ruang publik dan privat.

Page 24: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

63

Yang termasuk dalam ruang ini adalah Ruang pengelola, fasilitas

penunjang dan ruang tamu.

Privat

Area dalam tapak yang dapat diakses oleh orang tertentu saja, diletakkan

lebih kedalam sehingga privasi lebih terjamin. Yang termasuk dalam

area ini adalah unit hunian.

Servis

Area yang yang berfungsi memberikan pelayanan kepada seluruh

penghuni bangunan. Hanya petugas servis saja yang dapt mengakses ke

tempat tersebut.Biasanya diletakan pada bagian belakang agar tidak

mengganggu kegiatan dan aktivitas panghuni maupun mengunjung.

Zoning Horizontal

Gambar 29 : zoning horizontal

SEMI PUBLIK

SERVIS PRIVAT PUBLIK

PARKIR

Page 25: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

64

Asrama mahasiswa yang berfungsi sebagai hunian ini, membutuhkan

ketenangan dalam kegiatan sehari-harinya, baik untuk beristirahat maupun

untuk belajar. Oleh karena itu daerah privat yang merupakan unit hunian bagi

mahasiswa itu sendiri terletak pada bagian belakang agak jauh dari jalan,

dimana letaknya berbatasan dengan hunian warga pula, jadi suasana pun tenang.

Daerah dekat jalan yang biasanya bising, diletakan area publik dan

semi publik. Biasanya daerah publik ini tidak membutuhkan ketenangan seperti

daerah privat. Sedangkan area servis diletakan pula pada bagian kanan, yang

dengan jalan, hal ini dilakukan agar memudahkan dalam sirkulasi. Daerah ini

dekan dengan side entrance yang dikhususkan untuk jalur servis.

Zoning Vertikal

Gambar 30 : zoning vertikal

Secara vertikal zoning dapat dibagi menjadi seperti gambar di atas.

Untuk area publik merupakan area yang dapat dijangkau oleh siapa saja,

terletak pada lantai bawah asrama. Area publik ini diletakan pada lantai

PRIVAT

SEMI PUBLIK

PUBLIK

SERVIS

SEMI PUBLIK

SERVIS

Page 26: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

65

dasar agar mudah dalam pencapaiannya, setiap orang dapat dengan mudah

menemukan area tersebut.

Area privat dan semi publik yang hanya dapat dijangkau oleh

penghuni atau orang lain dengan izin tertentu, terletak pada lantai atas. Hal

ini dilakukan agar privasi dapat lebih terjaga, karena tidak semua orang

dapat dengan langsung naik ke lantai atas, hingga tidak dapat diakses oleh

orang yang tidak berkepentingan.

Area servis terletak pada setiaplantai, hal ini pun dimaksudkan agar

mudah dalam pencapaian atau aksesnya bagi petugas servis menuju daerah

yang ditujunya. Setaip lantai pasti membutuhkan servis untuk melayani

kebutuhan setiap penghuninya.

IV.2.6 Analisa Sirkulasi Dalam Tapak

Sirkulasi Horizontal

Menurut D.K. Ching, Pola sirkulasi manusia dibedakan menjadi 2

jenis, yaitu linear dan radial. Jenis-jenis pola sirkulasi manusia beserta

keuntungan dan kerugiannya dapat terlihat di tabel di bawah ini.

Jenis Sirkulasi Keuntungan Kerugian 1. Linier a. Linier menerus

b. Linier bertekuk

• Sirkulasi jelas dan

terarah • Mudah disesuaikan

dengan tapak yang

• Kurang efisien

karena membutuhkan banyak ruang

Page 27: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

66

c. Linier berpotongan

d. Linier bercabang

e. Linier berbelok

f. Linier melingkar

berkontur • Mudah dalam

pencapaian ke bangunan dan bagian-bagian bangunan.

2. Radial

• Memusatkan kegiatan / orientasi

• Langsung dan mudah untuk mencapai titik tertentu

• Arah sirkulasi terpusat pada satu titik sehingga perhatian ke titik-titik lainnya berkurang.

Tabel 13:Jenis sirkulasi

Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi dua, yaitu sirkulasi manusia dan

sirkulasi kendaraan. Pada Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara

ini untuk sirkulasi manusia / pejalan kaki, menggunakan sirkulasi linear

bercabang, menggunakan pedestrian, dimana pada pedestrian tersebut dapat

Page 28: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

67

mengakses jalan dengan mudah dari satu massa menuju masa lainnya.Untuk

sirkulasi kendaraan menggunakan pola linier lurus, bangunan jelas dan

terarah, masuk dan keluar melalui pintu yang telah disediakan. Baik untuk

jalur utama maupun untuk jalur servis.

Sirkulasi Vertikal

Kelebihan Kekurangan Eskalator Tidak perlu menunggu

lama Kapasitas besar Tidak melelahkan Pas untuk ketinggian 6-8 lantai

Pemakaian ruang besar Membutuhkan listrik

Elevator Tidak melelahkan Pemakaian ruang kecil Lebih cepat Dapat melayani lebih dari 8 lantai (highrise)

Perlu menunggu Kapasitas terbatas Memerlukan listrik

Tangga Tidak perlu menunggu Kapasitas besar Tidak membutuhkan

listrik Pas untuk bangunan 4

lantai

Melelahkan Membutuhkan ruang

luas

Tabel 14: jenis sirkulasi vertikal

Dalam bangunan asrama mahasiswa ini menggunakan tangga untuk sirkulasi

vertikal. Pemilihan tangga sangat cocok, karena bangunan asrama ini

memiliki ketinggian 4 lantai, jadi tidak membutuhkan eskalator maupun

elevator. Penggunaan tangga juga dinilai hemat energi, karena tidak

membutuhkan listrik dalam pengoperasiannya.

Page 29: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

68

IV.2.7 Analisa Tata Ruang Luar

Elemen pembentuk ruang luar terbagi menjadi elemen lunak (soft

material), yang merupakan penghijauan atau vegetasi dan elemen keras

(hard material) yang merupakam perkerasan.

Elemen lunak atau penghijauan dapat berfungsi sebagai penurun

suhu di dalam tapak, membuat hawa semakin sejuk, membantu mengurangi

polusi maupun sebagai penambah segi estetika yang memperindah

lingkungan. Penghijauan pada tata ruang luar ini dapat berupa taman,

penanaman rumput sebagai penutup tanah, maupun dengan cara penanaman

pohon-pohon yang dapat berfungsi sebagai peneduh.

Untuk elemen keras, atau perkerasan dapat terbagi menjadi dua,

yaitu perkerasan untuk jalan kendaraan dan perkerasan untuk pedestrian.

Untuk perkerasan jalan kendaraan dapat menggunakan aspal, dan perkerasan

untuk pedestrian dapat menggunakan batu-batuan maupun paving block

yang berumput pada bagian tengahnya.

Perhitungan Kebutuhan Ruang Luar :

Ruang luar yang dibutuhkan disini adalah ruang hijau, sirkulasi serta parkir.

Perbandingan ruang hijau dan perkerasan adalah 30 % untuk ruang hijau dan

20% untuk perkerasan.

Luas Tapak :10.400m2

KDB : 50% x 10.400m2 = 5.200m2

Ruang hijau : 30% x 10.400m2 = 3.120m2

Perkerasan : 20% x 10.400m2 = 2.080m2

Page 30: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

69

Gambar 31 : kebutuhan ruang luar

bangunan

lahan hijau

perkerasan

IV.3 ANALISA SISTEM BANGUNAN

IV.3.1 Bentuk Dasar Bangunan

Dalam buku Architecture Form, Space and Order oleh Francis D.K. Ching,

disebutkan bahwa bentuk dasar bangunan secara umum ada tiga. Masing-

masing bentuk memiliki keunggulan dan kekurangan yang bisa dimanfaatkan

sesuai dengan kesesuaian dan fungsi suatu bangunan.

Bentuk Kelebihan Kekurangan

Segitiga • Bentuk stabil dan berkarakter

kuat. - Kurang efisien

Page 31: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

70

• Mudah digabungkan menjadi bentuk geometris lainnya.

• Orientasi ruang pada tiap sudut.

• Pengembangan ruang pada ketiga sisinya

- Fleksibelitas ruang kurang.

- Layout ruang sulit.

Segiempat

• Bentuk statis. • Mudah dikembangkan ke

segala arah. • Orientasi ruang pada keempat

sisi pembatasnya. • Layout ruang baik dan mudah. • Ruang memiliki efisiensi yang

tinggi karena mudah digambungkan dengan bentuk lain

- Orientasi ruang cenderung statis.

Lingkaran

• Bentuk halus. • Orientasi ruang memusat dan

statis. • relatif indah dilihat dari luar.

- Sulit dikembangkan. - Fleksibelitas ruang rendah.

- Sulit digabungkan dengan bentuk lain.

- Layout ruang sulit. Tabel 15: Bentuk dasar bangunan

Dengan berbagai pertimbangan dari bentuk dasar di atas, maka bentuk dasar

yang akan digunakan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara

adalah bentuk segi empat yang akan dikembangkan secara lebih lanjut. Bentuk

segi empat ini dipilih dengan beberapa pertimbangan, antara lain

menyesuaikan dengan bentuk tapak yang juga berbentuk segi empat. Bentuk

segi empat merupakan bentuk yang mudah untuk dikembangkan serta mudah

juga bila dikombinasikan dengan bentuk lainnya. Ruang-ruang utama dalam

bangunan, membutuhkan efisiensi ruang, dengan bentuk segi empat ini dapt

mempermudah dalam pencapaian efisiensi ruang.

Page 32: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

71

IV.3.2 Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan

Bubble Diagram Hubungan ruang Makro

Gambar 32 : bubble diagram hubungan ruang makro

Bubble Diagram Hubungan Ruang Mikro Hunian

Gambar 33 : bubble diagram hubungan ruang mikro hunian

Parkir

Lobby

Unit Hunian

Fasilitas penunjang Servis

pengelola

Main Entrance

Side Entrance

Lobby

Unit Hunian

Kamar mandi

Dapur

R.cuci setrika

Komunal

Ruang Makan

Taman

Toilet

Pantry

Page 33: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

72

Bubble Diagram Hubungan Ruang Mikro Penunjang

Gambar 34: bubble diagram hubungan ruang mikro pengunjung

Bubble Diagram Hubungan Ruang Mikro Pengelola

Gambar 35: bubble diagram hubungan ruang mikro pengelola

Bubble Diagram Hubungan Ruang Mikro Servis

Gambar 36: bubble diagram hubungan ruang mikro servis

Lobby Kios

Kios Kios

Kios Kios

Lobby

Toilet Kepala asrama

wakil

Tata Usaha

Receptionist

Sampah

Panel

Genset

Ruang pompa

Page 34: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

73

IV.3.3 Analisa Pola Massa Bangunan

Penerapan pola massa bangunan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Pola Massa Bangunan Tunggal

Sebuah pola massa bangunan yang hanya terdiri dari satu gubahan masa

untuk menampung seluruh program ruang di atas sebuah tapak. Umumnya

pertimbangan pemilihan sebuah pola massa bangunan tunggal adalah:

o Kebutuhan lahan sempit.

o Sirkulasi pencapaian menjadi cepat dan efisien.

o Pengawasan dan pemeliharaan lebih mudah.

2. Pola Massa Bangunan Majemuk

Sebuah pola massa bangunan yang terdiri dari beberapa massa dalam satu

tapak. Pertimbangan pemilihan pola ini antara lain:

o Pola perletakan massa dinamis.

o Memerlukan lahan yang luas.

o Pemisahan beberapa kelompok aktifitas.

o Sifat bangunan menyebar dan memusat pada satu titik aktifitas.

Pada perancangan Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini

dipilih pola massa bangunan majemuk karena beberapa pertimbangan fungsi

yang berbeda pada bangunan, akan ada 3 massa bangunan dalam Asrama ini.

Massa-massa tersebut adalah Massa hunian putra, massa hunian putri, dan

massa penunjang. Ketiga massa tersebut secara fungsi sebaiknya memang

tidak disatukan di dalam sebuah gedung bermassa tunggal.

Page 35: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

74

IV.3.4 Analisa Gaya Bangunan

Dalam beberapa segi kehidupan, panas memang dibutuhkan. Namun

tidak jarang pula panas menjadi hambatan bagi manusia dalam beraktivitas,

suhu udara yang terlalu panas dapat dikatakan tidak lagi nyaman untuk tubuh

kita. Untuk mengatasi permasalahan ini, sistem penghawaan buatan atau

penyejuk udara merupakan solusi paling mudah dan paling cepat. Namun

selain cara itu terdapat cara yang lebih alami dan ramah terhadap lingkungan,

yaitu dengan menggunakan sistem atau gaya bangunan tropis.

Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini menggunakan gaya

bangunan tropis modern. Dengan menggunakan desain bangunan tropis, dapat

menyikapi panas secara bijak. Sikap berkompromi dengan panas ditunjukan

melalui desain bangunan tropis yang menggunakan atap miring (pitch roof).

Bentuk atap ini selain sesuai dengan iklim di Indonesia yang memiliki curah

hujan tinggi, selain itu pula bentuk atap seperti ini secara otomatis

memberikan ruang di atas plafon. Panas akan tertahan di bawah atap terlebih

dahulu sehingga tidak langsung membuat panas ruang-ruang di bawahnya.

Desain lain yang dapat diterapkan adalah penggunaan teritisan yang

lebar. Selain untuk melindungi bangunan dari air hujan, teritisan juga

berfungsi sebagai peneduh. Banyangan yang dihasilkan sedikit banyak dapat

mengurangi suhu panas dalam ruang. Dengan penerapkan desain tropis tujuan

penghematan energi pun dapat terwujud.

Sedangkan pemilihan tema modern itu sendiri dipilih sesuai dengan

kemajuan dan perkembangan zaman. Desain dapat dibuat dengan penambahan

Page 36: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

75

ornamen pada bagian fasade bangunan maupun pemilihan warna-warna yang

cerah seta tidak monoton guna membuat bangunan dapat terlihan lebih

menarik. Desain modern dapat dipadukan dengan desain tropis pada pada

bangunan sehingga dapat tercapai tujuan yang dinginkan sesuai fungsi

maupun estetika .

IV.3.5 Analisa Struktur Bangunan

Analisa Sub Structure

Sub Structure yang dimaksud adalah bagian pondasi. Bagian ini menjadi

bagian penyalur beban yang dihantarkan dari atas ke bawah melalui kolom.

JENIS PONDASI

PEMBUATAN KEUNTUNGAN KERUGIAN

Pondasi Tiang Pancang

Dibuat secara pracetak (untuk bahan baton)

Ditanam dengan cara dipancang dengan menggunakan alat pancang khusus

Pemancangan relatifcepat

Kualitas lebih terjamin

Persediaan cukup banyak, kecuali dalam ukuran khusus

Dapat digunakan sebagai pondasi air

Pelaksanaan mudah,tidak memerlukan tenaga ahli

Pada saat pemancangan menimbulkan getaran, mengganggu lingkungan sekitar

Untuk tiang yang tidak cukup panjang perlu sambungan, hasilnya kurang baik.

Memerlukan tempat penampungan di lokasi

Untuk tiang diameter besar, perlu alat pancang lebih besar

Pondasi Bord Pile

Langkah awal adalah pengeboran pada lokasi di titik-titik pondasi

Setelah dibor pondasi langsung

Getaran yang ditimbulkan pada saat pelaksanaan cukup kecil, cocok digunakan pada daerah padat.

Pelaksanaannya

Karena diameter lebih besar, maka pekerjaan ini memerlukan biaya besar

Waktu pelaksanaan relatif lama

Page 37: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

76

dicor di tempat dengan menggunakan bahan beton dan tulangan besi

tidak menyebabkan bising

Tiang cukup panjang tidak memerlukan sambungan

Ukuran diameter biasanya lebih besar dari ukuran pracetak,sehingga daya dukung tiap tiang lebih besar

Tabel 16: Jenis Pondasi

Kesimpulan :

Ditinjau dari berbagai pertimbangan pada tabel di atas, pondasi yang akan

digunakan dalam pembangunan Asrama Mahasiswa Universitas Bina

Nusantara ini adalah pondasi Hydrolic jack. Pondasi ini memiliki bentuk yang

sama dengan pondasi tiang pancang, namun cara pemasangan pondasi ini saja

yang berbeda, pada pemasangan tiang pancang pancang dipukul sehingga

menimbulkan kebisingan yang mengganggu lingkungan sekitar, sedangkan

pada hydrolic jack ini pemasangannya disuntik sehingga tidak berisik dan

tidak menimbulkan getaran. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan

getaran yang mungkin ditimbulkan cukup kecil, sehingga kerusakan yang

akan ditimbulkan bagi lingkungan sekitar pun kecil. Penggunaan ini pun tidak

menyebabkan kebisingan bagi lingkungan sekitar. Pondasi ini cocok

digunakan, mengingat lingkungan sekitar tapak yang padat.

Page 38: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

77

Analisa Upper Structure

Upper structure yang dimaksud disini adalah struktur atas. Yang termasuk

dalam bagian struktur atas adalah, kolom, balok, dan plat lantai yang berfungsi

sebagai pendukung dan penyalur beban pada bangunan.

Bahan Struktur Keuntungan Kerugian

Beton Bertulang o Tahan terhadap api o Bebas korosi o Bentuk dapat kaku

maupun fleksibel o Bahan struktur mudah

didapat o Kesan penampilannya

formil, keras, kaku dan kokoh

o Dikerjakan secara bertahap

o Hanya kuat menahan gaya tekan

o Bila bentanagan besar maka dimensinya akan bertambah besar

Baja o Proses pemasangannya singkat

o Bersifat lentur o Kesan penampilannya

keras, kokoh dan kasar

o Tahan api, tetapi akan melengkung bila terkena api terus-menerus

o Hanya kuat menahan gaya tarik

o Tidak fleksibel o Korosi

Komposit (Gabungan baja dan beton)

o Proses pemasangannya singkat

o Kuat terhadap gaya tarik dan tekan

o Tahan terhadap api o Bebas korosi o Kesan penampilannya

keras, kokoh dan kaku

o Berat struktur relatif lebih besar

o Biasanya bahan dan pelaksanaannya mahal

Tabel 17: bahan struktur bangunan

Sistem Struktur yang akan digunakan pada Asrama Mahasiswa

Universitas Bina Nusantara ini adalah sistem struktur rangka.Dimana sistem

struktur rangka adalah sistem struktur yang berupa grid-grid yang terdiri dari

balok dan kolom.Struktur rangka yang dipilih adalah yang menggunakan

Page 39: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

78

bahan beton bertulang. Bahan tersebut dipilih karena Beton bertulang tahan

terhadap air dan api serta bahannya mudah didapat.

Biaya bangunan yang digunakan untuk struktur ini pun lebih murah,

bahan beton bertulang tidak mahal dan tidak memerlukan energi yang besar

dalam pembuatannya dan pengerjaannya seperti baja.

IV.3.6 Analisa Tampak

Gambar 37: Tampak Bangunan

Pada bagian tampak bangunan asrama ini, untuk bagian dinding luarnya

dilapisi dengan batu-batu alam, dimana batu alam ini berpengaruh pula dalam

usaha penghematan energi. Batu alam dapat menyerap panas, sehingga panas

yang terkena dinding tidak langsung terserap ke dalam ruangan. Suhu dalam

ruangan pun akan berkurang pula. Pada Bagian tampak pun akan terlihat

kolom yang menonjol, karena merupakan bagian dari struktur yang digunakan.

Namun kolom-kolom pada tampak ini tidak mengganggu, namun dapat

menciptakan irama dalam bangunan.

Page 40: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

79

IV.3.7 Analisa Bahan Bangunan

• Lantai

Bahan Keuntungan Kerugian

Keramik Murah Banyak pilihan Mudah didapat

Perawatan sulit Tidak tahan lama

Marmer Kedap suara Sederhana Elegan

Mahal Mudah rusak Perawatan relatif sulit

Granit Elegan Murah Kuat Tahan cuaca

Mahal Pilihan terbatas Perwatan sulit

Tabel 18: Jenis bahan penutup lantai

• Dinding

Bahan Keuntungan Kerugian

Bata Murah Kuat

Lama dalam pengaplikasian

Membutuhkan banyak perekat (semen)

Batako Murah Ringan

Kurang kuat

Hebel Ringan Cepat dalam

pengaplikasian Sedikit membutuhkan

perekat

Daya tahan kurang bila dibandingkan bata merah

Mahal

Tabel 19: Jenis bahan dinding

• Penutup Dinding

Bahan Keuntungan Kerugian

Cat Banyak pilihan Cukup tahan lama Relatif murah

Mudah pudar Mudah kotor

Wall Paper Banyak pilihan Pengaplikasian yang

cepat

Mahal Daya tahan kurang

Page 41: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

80

Soft Board Relatif murah Relatif mudah Cepat dalam

pengaplikasian

Perawatan yang sulit Tidak tahan cuaca

Tabel 20: Jenis bahan penutup dinding

• Plafond

Bahan Keuntungan Kerugian

Triplek Ringan Mudah dalam

pengaplikasian Mudah didapat

Rawan rayap Tidak tahan cuaca Mahal Tidak menarik

Asbes Murah Mudah dalam

pebgaplikasian Tahan cuaca Tahan api

Tidak menarik Berbahaya bagi

kesehatan

Gypsum Kedap suara Indah Flexible

Tidak tahan api Tidak tahan air Mahal Lama dalam

pengaplikasian GRC Board Kedap suara

Murah Tahan cuaca Tahan api Kuat

Berat Tidak menarik

Tabel 21: Jenis bahan plafond

• Rangka Atap

Bahan Keuntungan Kerugian

Kayu Kokoh Relatif mudah dalam

perawatan

Mahal Rawan rayap Sulit dalam

pengaplikasian Baja ringan Tahan cuaca

Tahan api Anti rayap Murah Aplikasi cepat

Tidak flexible dalam perawatan

Terkesan rapuh

Tabel 22: Jenis bahan rangka atap

Page 42: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

81

• Penutup atap

Bahan Keuntungan Kerugian

Genteng tanah Murah Mudah didapat

Tidak tahan terhadap cuaca

Tidak menarik Tidak tahan lama

Genteng aluminium

Beragam pilihan model

Aplikasi yang cepat Tahan lama Ringan kuat

Mahal Menyerap panas

asbes Tahan lama Mudah dalam

pengaplikasian

Berat Tidak mempunyai

banyak pilihan Berbahaya bagi

kesehatan Tabel 23: Jenis bahan penutup atap

foto 23 : baja ringan

foto 24 : Rangka atap baja ringan

Page 43: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

82

Kesimpulan :

Dengan adanya pertimbangan efisien dan hemat energi, maka

pemilihan material haruslah yang aman, tidak berbahaya serta tidak merusak

lingkungan. Untuk itu pemilihan material yang akan digunakan dalam Asrama

Mahasiswa Universitas Bina Nusantara adalah penutup lantai menggunakan

keramik, bahan untuk dinding menggunakan bata serta penutup dinding

menggunakan cat atau bisa ditambah dingan material lain untuk bagian

eksterior seperti batu alam atau bata ekspos. Plafond menggunakan gypsum,

rangka atap menggunakan baja ringan dan penutup atap menggunakan genteng

keramik.

Pemilihan dinding menggunakan batu bata dengan pertimbangan bila

diolah secara tepat, maka akan tahan terhadap cuaca,tetapi tetap berpori

sehingga dapat bernapas,penyerapan panas baik dan penyaluran panas rendah.

Semen pun merupakan salah satu material yang memiliki sifat sustainable.

Salah satu bahan dasar semen diperoleh dari batu kapur, yang sangat

berlimpah dan kerap diabaikan. Semen juga mempunyai usia pakai yang

panjang. Kualitas keberlanjutan semen sebagai campuran beton juga terlihat

dari sifatnya yang dapat didaur ulang.

Penggunaan batu alam umumnya tahan terhadap angin dan cuaca.

Memiliki kemampuan menyerap panas tinggi pada bahan yang padat. Bahan

berpori memiliki kemampuan pengisolasian panas .

Page 44: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

83

IV.3.8 Analisa Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan ada dua yaitu, pencahayaan alami dan pencahayaan

buatan. Untuk sistem pencahayaan pada Asrama Mahasiswa Universitas Bina

Nusantara ini semaksimal mungkin menggunakan pencahayaan alami dan

hanya pada ruangan tertentu yang memerlukan intensitas cahaya yang stabil

saja menggunakan pencahayaan buatan.

Pencahayaan alami

Untuk dapat memaksimalkan pencahayaan alami, bangunan diberi bukaan –

bukaan yang cukup agar cahaya matahari dapat masuk melalui jendela, pintu

dan lubang cahaya di dinding yang tinggi. Dari segi kesehatan pun matahari

memberikan banyak manfaat, salah satunya mengandung vitamin D yang

bermanfaat bagi tulang kita.

Cara lain yang dapat digunakan adalah pada tengah bangunan dapat

menggunakan void atau penggunaan skylight untuk memasukkan sinar

matahari, khususnya untuk ruang yang posisinya tidak bisa diakses langsung

dari dinding terluar bangunan..

Berikut adalah prototype klasik dari top lighting :

• Skylight

Penggunaan skylight bertujuan membawa masuk

cahaya matahari dari atas.

Gambar 38: Skylight

Page 45: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

84

• Clerestory

Penggunaan jendela tinggiatas di atas langit-

langit. Paling baik dilakukan dengan jendela

menghadap ke utara untuk menghindari radiasi

matahari.

Gambar 39: Clerestory

• Sawtooth Clerestory

Plafond miring menghasilkan lebih banyak cahaya tidak

langsung, meningkatkan efisiensi dari skylight dan

memungkinkan menggunaan kaca yang sedikit. Paling baik

jika bukaan menghadap ke utara juga.

Gambar 40 : Sawtooth Clerestory

• Monitor atau Double Clerestory

Paling baik dilakukan jika orientasi sumbunya kea rah timur

dan barat. Gunakanpelindung cahaya yang pasif pada sisi

selatan untuk menahan radiasi matahari langsung masuk ke

dalam bangunan.

Gambar 41 : Double Clerestory

Membuat overstek pada bukaan yang mengarah pada radiasi matahari,

sehingga panas tidak masuk ke ruangan hanya sinar yang menyebar yang

Page 46: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

85

menembus ke dalam bangunan yang berfungsi sebagai penerangan alami pada

siang hari.

Upaya penghematan energi dalam hal pencahayaan alami dapat pula

diterapkan dalam perancangan yaitu :

Gambar 42 : single loaded

Gambar 43 : double loaded

Page 47: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

86

Untuk pencahayaan alami pada bangunan, sebaiknya menggunakan

sistem single loaded pada bangunan. Karena dengan sistem single loaded ini,

cahaya dapat langsung masuk ke dalam, tidak terhambat. Sedangkan dengan

penggunaan sistem double loaded, akan menimbulkan koridor dengan lorong

yang gelap, dibutuhkan lampu sebagai pencahayaan karenan ruangan tersebut

tertutup.

Cara lain yang dapat digunakan untuk memanfaatkan pencahayaan

alami adalah dengan menyiasati bentuk bangunan. Salah satu contoh yang

dapat digunakan adalah dengan bentuk bangunan yang melebar pada bagian

atasnya. Bentuk bangunan seperti ini dapat memaksimalkan perolehan cahaya

yang masuk ke dalam bangunan.

Gambar 44 : Bentuk bangunan

Page 48: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

87

Pencahayaan Buatan

Sedangkan untuk menghemat energi dalam cahaya buatan terdapat beberapa

cara:

Menggunakan lampu hemat energi (LHE). Lampu ini dapat

menggantikan lampu pijar berdaya 40 watt atau lebih besar menjadi hanya

berdaya 8 watt menggunakan LHE dengan usia nyala 5000jam.

Memasang saklar cahaya.

Saklar ini dapat menyalakan lampu secara otomatis pada petang atau malam

hari. Pada saklar ini digunakan sensor komponen LDR yang sangat peka

terhadap cahaya. Bila ruangan cukup mendapat cahaya/terang maka lampu

akan mati secara otomatis dan sebaliknya bila mulai senja dan ruangan mulai

gelap lampu akan menyala. Saklar ini tetap dapat digunakan secara manual.

IV.3.9 Analisa Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan pun ada dua macam yaitu penghawaan alami dan

penghawaan buatan. Untuk mendapatkan penghawaan alami yang baik, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, adanya pepohonan di sekitar tapak, dapat

berpengaruh pada penghawaan. Dengan adanya pepohonan dapat menurunkan

suhu di dalam tapak tersebut.

Selain dengan penanaman pohon, letak jendela pada bangunan pun harus

diperhatikan agar terjadi cross ventilation di dalam bangunan. Agar ruangan

dapat dihuni dengan nyaman, perlu ada aliran udara yang bekerja dalam ruang.

Aliran udara ini membuat ruangan terhindar dari kelembapan yang berlebihan.

Page 49: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

88

Hal ini dapat dicapai dengan membuat bukaan pada 2 sisi ruang, bisa diletakan

secara berdekatan, namum lebih baik lagi apabila saling berhadapan, hal ini

dapat menciptakan ventilasi silang sehingga aliran udara bekerja maksimal.

Berikut adalah beberapa contoh model jendela yang dapat menciptakab cross

ventilation:

jalousi casement double hung

sliding awning hopper

gambar 45 : model jendela

Bentuk atap pada bangunan pun dapat mempengaruhi suhu yang ada

dalam bangunan. Bentuk atap yang digunakan pada asrama ini adalah model

atap pelana, dimana di bagian bawah atap terdapat ruang sehingga udara dapat

mengalir di sana. Hal ini pun turut mempengaruhi suhu di dalam bangunan,

karena, matahari yang menebabkan kelembaban tidak langsung mengarah pada

bangunan.

Foto 25 : atap pelana

Page 50: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

89

IV.3.10 Analisa Utilitas Bangunan

Sistem utilitas yang dibahas menyangkut masalah penyediaan plumbing (air

bersih dan air kotor ), pencahayaan dan pengudaraan.

1. Sistem Plumbing

o Sistem air bersih

Penyediaan air bersih dan air minum diasumsikan dari PAM yang

ditampung pada reservoir bawah dan kemudian dipompa ke reservoir atas

untuk didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan. Digunakan

untuk kebutuhan kamar mandi dan dapur.

o Sistem Air Kotor

- Air kotor padat

Kotoran padat dari kloset dibuang melalui shaft, lalu kemudisn

disalurkan ke STP.

- Air Kotor cair

Air kotor cair yang berasal dari dapur bekas mencuci piring maupun

floor drain kamar mandi, dapat diolah kembali, dan airnya dapat

dipergunakan lagi seperti untuk menyiram tanaman atau membilas kloset

(flushing). Untuk dapat dipergunakan kembali limbah harus diolah

melalui beberapa proses penyaringan.

2. Sistem Instalasi Listrik

Penyediaan listrik pada bangunan diambil dari PLN, dialirkan ke

gardu / ruang trafo untuk kemudian disalurkan ke ruang panel induk, dan

dibagi ke panel-panel cabang dan ruang-ruang yang membutuhkan. Pada

Page 51: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

90

saat aliran listrik utama dari PLN terputus, maka listrik yang digunakan

adalah aliran listrik dari genset. Genset merupakan sumber listrik

cadangan, dimana genset ini melayani kebutuhan listrik pada ruangan

tertentu yang membutuhkan pasokan listrik.

Usaha penghematan listrik yang dilakukan dalam asrama ini

adalah, pada setiap kamar dalam asrama ini menggunakan sistem card key,

dimana card ini berfungsi sebagai kunci, dan digunakan untuk mematikan

dan menyalakan seluruh listrik yang ada dalam ruangan. Jika ada orang di

dalam ruangan maka listrik akan menyala, sedangkan apabila tidak ada

orang dalam kamar maka card tersebut akan dicabut dan secara otomatis

maka listrik akan mati.

foto 26 : card key foto 27 : card key

3. Sistem pengolahan limbah padat / sampah

Terdapat beberapa cara untuk menangani limbah padat atau

sampah, yaitu dengan cara membuang ke TPA (Tempat Pembuangan

Akhir), melakukan pembakaran sampah atau mendaur ulang sampah

tersebut.

Page 52: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

91

Dari ketiga cara tersebut, daur ulang merupakan cara yang paling

bijak untuk menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik. Maka pada

asrama ini dapat dilakukan pemisahan sampah berdasarkan jenis bahan

sampah tersebut agar dapat membantu kegiatan daur ulang. Disediakan

tempat sampah yang berbeda untuk jenis sampah organic dan sampah

anorganik. Tidak mencampur sampah basah dan sampah kering pun

mempermudah proses pemisahan sampah. Sehingga lingkungan dapat

tetap terjaga.

4. Sistem penanggulangan kebakaran

- Sistem konstruksi tahan api

Konsep konstruksi tahan api terkait pada kemampuan dinding luar, lantai

dan atap untuk dapat menahan api di dalam bangunan atau kompartemen.

Dengan demikian, setiap komponen bangunan, dinding, lantai kolom dan

balok harus dapat tetap bertahan dan dapat menyelamatkan isi bangunan,

meskipun bangunan dalam keadaan terbakar. Paling tidak, konstruksi

tahan api mampu melindungi penghuni dalam gedung dalam waktu

minimal 2 jam.

- Sistem deteksi

Deteksi musibah kebakaran dilakukan dengan 3 alat, yaitu heat detector,

flame detector, dan smoke detector. Ketika ketiga alat ini mendeteksi ada

asap, panas, ataupun lidah api, alat-alat tersebut akan mengaktifkan early

warning system dan mengaktifkan springkler terdekat dengan titik deteksi.

Page 53: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

92

Gambar 46: jenis-jenis detektor

- Sistem panggil manual

Dalam musibah kebakaran, kemungkinan besar sistem komunikasi

konvensional (telepon) terputus. Karenanya diperlukan sebuah sistem

komunikasi cadangan yang tahan terhadap kebakaran. Biasanya tombol

alat panggil manual ini terletak dekat dengan tangga-tangga kebakaran.

- Sistem Hidran

Hidran adalah sumber air yang digunakan pada saat-saat terjadi kebakaran.

Hidran akan mengalirkan air yang berasal dari menara air / water torrent

atau dari sistem hidran kota. Ada 2 jenis hidran, yaitu didran dalam dan

hidran luar. Hidran dalam berbentuk kotak merah sengan selang dan

tabung pemadam kebakaran di dalamnya. Air yang digunakan dalam oleh

hidran dalam adalah air yang berasal dari menara air / water torrent.

Sedangkan hidran luar umumnya menggunakan air yang berasal dari

sistem hidran kota.

Gambar47: hydran

Page 54: BAB IV ANALISA IV.1 ANALISA MANUSIA, KEGIATAN DAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00070-AR Bab 4.pdf · Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini ditujukan untuk mahasiswa

93

5. Sistem penangkal petir

Penangkal petir adalah penghantar-penghantar di atas atap berupa

elektroda logam yang dipasang tegak dan elektroda logam yang dipasang

mendatar. Tiang-tiang dari logam dan logam lainnya dapat dimanfaatkan

sebagai penangkal petir. Penangkal petir biasanya terdiri dari tiang pendek

(finial) dan kepala penangkap petir (air termination). Filial adalah

penangkap petir batang pendek yang biasa dipasang pada bangunan atap

datar yang menggunakan instalasi penangkal petir sistem kurungan

Faraday.