ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI melewati … · analisa kepuasan pelaku transportasi terhadap...
Transcript of ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI melewati … · analisa kepuasan pelaku transportasi terhadap...
ANALISA KEPUASAN PELAKU TRANSPORTASI
TERHADAP LYN 1 RUTE TERMINAL BRAWIJAYA –
TERMINAL BLAMBANGAN, BANYUWANGI
Nama Mahasiswa : Adi Wirawan Jatikusumo
NRP : 3106 100 106
Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS
Dosen Pembimbing : Anak Agung Gde Kartika,
ST., MSc.
Abstrak
Angkutan kota adalah salah satu sarana transportasi
yang cukup penting bagi proses mobilisasi masyarakat perkotaan. Seiring dengan semakin berkembangnya sarana dan prasarana
transportasi umum dewasa ini, mau tidak mau pengelola angkutan
kota juga harus meningkatkan mutu pelayanan yaitu dengan perbaikan fasilitas dan kinerja angkutan kota itu sendiri. Analisa
tingkat kepuasan akan dilakukan kepada masing-masing pelaku
transportasi berkaitan dengan kinerja lyn 1. Metode penelitian menggunakan kuisioner dimana setiap pertanyaan yang ada
mewakili lima aspek kualitas jasa. Data hasil survei selanjutnya
dianalisa menggunakan uji validitas dan reliabilitas, dan pada tahap akhir dilakukan analisa tingkat kesesuaian untuk
mengetahui gap atau kesenjangan dan analisa kuadran untuk
mengetahui pengelompokan atribut berdasarkan tingkat kepuasan dan kepentingan responden.
Dari analisa dan pengolahan data didapatkan kesimpulan bahwa responden penumpang menempatkan faktor
kenyamanan dan waktu tempuh angkutan kota sebagai faktor yang
paling mempengaruhi kepuasan mereka. Responden sopir menempatkan faktor jumlah penumpang dan peghasilan yang
mereka dapatkan setiap harinya sebagai faktor yang paling
mempengaruhi tingkat kepuasan mereka. Responden pengguna jalan menempatkan faktor ketertiban angkutan kota di jalan raya
sebagai faktor utama yang mempengaruhi tingkat kepuasan
mereka. Dan yang terakhir responden pemilik angkutan kota menempatkan faktor jumlah setoran dan jumlah keuntungan yang
mereka dapatkan sebagai faktor yang paling mempengarui tingkat
kepuasan mereka.
Kata kunci : Kepuasan Pelaku Transportasi, Validitas,
Reliabilitas, Angkutan kota lyn 1.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyuwangi adalah salah satu kota yang sedang berkembang di Indonesia khusunya di Jawa Timur. Sebagai kota
yang sedang berkembang, sudah selayaknya Banyuwangi juga
terus meningkatkan pembangunan di segala bidang, termasuk salah
satunya adalah peningkatan sarana dan prasarana transportasi
umum. Transportasi umum di Banyuwangi juga tidak lepas dari
berbagai macam jenis transportasi yang melayani kebutuhan mobilisasi bagi masyarakat, salah satunya adalah angkutan kota
atau angkot.
Di Banyuwangi, angkutan kota adalah salah satu jenis transportasi umum yang cukup dominan, disamping tarif yang
dikenakan cukup terjangkau, angkutan kota juga hampir tersebar di
seluruh kota karena masing-masing angkutan kota memiliki trayek sendiri-sendiri yang telah ditetapkan. Salah satu jenis angkutan
kota yang mempunyai trayek tersibuk adalah lyn 1, yang memiliki rute Terminal Brawijaya sampai Terminal Blambangan. Lyn 1 juga
melewati tempat-tempat penting di Banyuwangi antara lain Kantor
Bupati, Pusat perbelanjaan, dan sekolah-sekolah. Akan tetapi dewasa ini peran angkutan kota sebagai
salah satu transportasi umum yang melayani mobilisasi masyarakat
semakin menurun. Penurunan jumlah penumpang yang cukup drastis menyebabkan para sopir angkot mengeluh karena
pendapatan yang mereka dapatkan tiap harinya dirasa sangat
kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari segi penumpang mereka merasa pelayanan yang diberikan oleh
pengelola angkot masih kurang, waktu tempuh yang lama
seringkali membuat para penumpang tidak dapat mengira ngira jadwal mereka dengan tepat, sehingga mereka sering terlambat.
Ditambah lagi dengan kondisi fisik angkot yang sudah rusak
semakin menambah perjalanan tidak nyaman. Hal tersebut juga berpengaruh kepada para pengguna jalan lain, karena mereka
sering terganggu oleh ulah para sopir angkot yang sering
seenaknya sendiri dalam mengemudikan angkot tanpa mempedulikan pengguna jalan yang lain. Hal yang sama juga
dialami oleh pemilik angkot, dimana dari hari ke hari mereka
semakin tidak puas dengan setoran yang diperoleh oleh sopir
angkot, sementara biaya perawatan angkot dari hari ke hari juga
semakin bertambah.
Dari berbagai permasalahan tersebut di atas maka dapat diketahui adanya tingkat kepuasan yang berbeda-beda yang
berujung pada menurunnya kinerja angkutan kota di Banyuwangi
khususnya lyn 1. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tingkat kepuasan masing-masing pelaku transportasi agar dapat diketahui
kesesuaian antara harapan masing-masing pelaku transportasi dengan kenyataan yang mereka dapatkan sehingga dapat diketahui
variabel-varibel mana saja yang mempengarui tingkat kepuasan
pelaku tansportasi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan tersebut maka perlu
diketahui dari masing-masing pelaku transportasi tingkat kepuasan
dan kepentingan berdasarkan atribut-atribut yang berkaitan dengan
kinerja lyn 1.
Pokok permasalahan :
1. Sejauh mana tingkat kesesuaian masing-masing responden ditinjau dari tingkat kepuasan dan
kepentingannya?
2. Sejauh mana kesenjangan yang terjadi antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan masing-masing
responden?
3. Faktor mana saja yang paling mempengaruhi tingkat kinerja lyn 1 ditinjau dari tingkat kepuasan dan
kepentingan masing-masing responden?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejauh mana tingkat kesesuaian masing-
masing responden ditinjau dari tingkat kepuasan dan
kepentingannya. 2. Mengetahui kesenjangan yang terjadi ditinjau dari
tingkat kepentingan dan kepuasan yang didapat oleh
masing-masing responden. 3. Mengetahui faktor-faktor mana saja yang paling
mempengaruhi tingkat kinerja lyn 1 ditinjau dari tingkat
kepuasan dan kepentingan masing-masing responden.
1.4 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Banyuwangi dimana lyn 1
beroperasi. Lyn 1 mempunyai rute yaitu dari terminal Brawijaya melewati Jalan Adi Sucipto, Jalan A. Yani, Jalan
Sudirman, Jalan Basuki Rahmat, dan terakhir di terminal
Blambangan. Dengan total jarak yang ditempuh adalah 6 kilometer.
1.5 Manfaat Penelitian
Dapat menjadi masukan atau saran bagi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi khususnya bagi perkembangan
sarana transportasi umum di Banyuwangi agar kedepannya
dapat menjadi lebih baik.
1.6 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah :
1. Penelitian dilakukan pada angkutan kota lyn 1 rute
Terminal Brawijaya-Terminal Blambangan. 2. Sasaran penelitian adalah sopir lyn 1, penumpang lyn 1,
pengguna jalan (termasuk di dalamnya adalah siswa
berkendaran bermotor) dan pemilik lyn 1.\ 3. Tidak mengevaluasi kinerja lyn 1.
4. Permasalahan penelitian hanya dibatasi oleh :
a. Mengukur tingkat kesesuaian masing-masing responden.
b. Mengukur kesenjangan antara tingkat
kepentingan dan kepuasan responden. c. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang paling
mempengaruhi kinerja lyn 1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Angkutan Kota
Angkutan Kota atau angkot adalah salah satu sarana
perhubungan dalam kota dan antar kota yang banyak digunakan di
Indonesia, berupa mobil jenis minibus atau van yang dikendarai
oleh seorang supir dan kadang juga dibantu oleh seorang kenek.
Tugas kenek adalah memanggil penumpang dan membantu supir
dalam perawatan kendaraan (ganti ban mobil, isi bahan bakar, dan
lain-lain). Setiap jurusan dibedakan melalui warna armadanya atau
melalui angka.
Angkutan Kota sebenarnya hanya diperbolehkan
berhenti di halte-halte/tempat perhentian bus tertentu, namun pada
praktiknya semua sopir angkot akan menghentikan kendaraannya
di mana saja untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Pelanggaran lain yang dilakukan adalah memasukkan orang dan
barang bawaan dalam jumlah yang melebihi kapasitas mobil, dan
pintu belakang yang tidak ditutup sama sekali atau tidak ditutup
dengan rapat. Pelanggaran-pelanggaran seperti ini biasanya
diabaikan oleh aparat karena sistem penegakan hukum yang lemah.
Tarif angkot biasanya ditetapkan oleh pemerintah
daerah setempat, namun orang yang menumpang jarak pendek atau
anak sekolah biasanya membayar lebih sedikit. Hal ini tidak
dirumuskan dalam peraturan tertulis, namun menjadi praktik
umum. Semua angkot di Indonesia memiliki plat nomor berwarna
kuning dengan tulisan warna hitam, sama dengan kendaraan-
kendaraan umum lain.
2.2 Definisi Kepuasan
Apabila kepuasan pelanggan boleh dinyatakan sebagai
suatu rasio atau perbandingan, maka kita dapat merumuskan
persamaan kepuasaan pelanggan sebagai berikut. Z = X/Y, dimana
Z adalah kepuasan pelanggan, X adalah kualitas yang dirasakan
oleh pelanggan, dan Y adalah kebutuhan, keinginan, dan harapan
pelanggan. Jika pelanggan merasakan bahwa kualitas dari produk
melebihi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka, maka
kepuasan pelanggan akan menjadi tinggi atau paling sedikit
bernilai besar dari 1 (Z > 1). Sedangkan pada sisi lain, apabila
pelanggan merasakan bahwa kualitas dari produk lebih rendah atau
lebih kecil dari kebutuhan, keinginan dan harapan mereka, maka
kepuasan pelanggan akan menjadi lebih rendah atau bernilai lebih
kecil dari 1 (Z < 1).
Band (1971) menyatakan secara sederhana definisi
kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut :
“Satisfaction is the state in which customer needs, wants and
expectations through the transaction cycle, are not exceeded,
resulting in repurchase and continouing loyalty. In other words, if
customer satisfaction could be expressed as a ratio, it would look
like this : customer satisfaction = perceived quality : needs, wants
and expectations”.
Definisi kepuasan pelanggan dari band di atas,
merumuskan kepuasan pelanggan sebagai perbandingan antara
kualitas dari barang atau jasa yang dirasakan dengan keinginan,
kebutuhan, dan harapan pelanggan. Lebih lanjut Band
mengemukakan, apabila telah tercapai kepuasan pelanggan, maka
akan timbul pembelian ulang dan kesetiaan.
Sementara Oliver (1997) mendefinisikan kepuasan
pelanggan sebagai berikut :
“satisfaction is the consumer’s fulfillment response. It is a
judgement that a product or service feature, or the product or
service itself, provided (or is providing) a pleasureable level of
consumption-related fulfillment, including levels of under or
overfulfillments”.
Arti dari pleasurable fulfillment disini adalah bahwa
apakah barang atau jasa dapat memenuhi kesenangan (pleasure),
yaitu keinginan, hasrat, dan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan
definisi di atas, dapat diketahui bahwa kepuasan merupakan
tanggapan pelanggan. Kepuasan adalah penilaian pelanggan
terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa itu sendiri,
apakah dapat memenuhi tingkat keinginan, hasrat, dan tujuan
pelanggan.
Dari beragam definisi kepuasan pelanggan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
tanggapan perilaku, berupa evaluasi pernabeli pelanggan terhadap
suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk)
dibandingkan dengan harapan atau ekspektasi terhadap produk
atau jasa tersebut.
Karena kepuasan pelanggan sangat tergantung pada
persepsi atau ekspektasi mereka, kita sebagai pemasok produk
perlu mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi
dan harapan pelanggan (Gazpers, 1997) adalah sebagai berikut :
1) Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-
hal yang dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen / pemasok
produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan atau ekspektasi pelanggan
akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
2) Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk
dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.
3) Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan
menceritaka tentang kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi
pelanggan terutama produk-produk yang dirasakan
beresiko tinggi. 4) Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga
mempengaruhi persepsi pelanggan. Orang-orang di
bagian penjualan dan periklanan seyogyanya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat
ekspektasi pelanggan. Kampanye yang berlebihan dan
secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi
pelanggan akan mengakibatkan dampak negatif
terhadap persepsi pelanggan tentang produk lain.
2.3 Metode Pengukuran Kepuasan
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap
perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuaan pelanggannya
(juga pelanggan perusahaan pesaing). Kotler (1994)
mengemukakan 4 metode untuk megukur kepuasan pelanggan,
yaitu sebagai berikut :
1) Sistem Keluhan dan Saran
Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan
(customer oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk
menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka.
Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis (yang mudah
dijangkau atau sering dilewati pelanggan),
menyediakan kartu komentar (yang bisa diisi langsung ataupun yang bisa dikirimkan via pos kepada
perusahaan), menyediakan saluran telepon khusus
(customer hotlines), dan lain-lain. Informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide
baru dan masukan yang berharga bagi perusahaan,
sehingga memungkinkannya untuk memberikan respons secara cepat dan tanggap terhadap setiap
masalah yang timbul. Meskipun demikian, karena
metode ini cenderung bersifat pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkapmengenai kepuasan
atau ketidakpuasan pelanggan. Tidak semua pelanggan
yang tidak puas lantas akan menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka langsung beralih pemasok dan tidak
akan membeli lagi jasa perusahaan. Upaya
mendapatkan saran (terutama saran yang berkualitas/bagus) dari pelanggan juga sulit diwujudkan
dengan metode ini. Terlebih lagi bila perusahaan tidakl
memberikan imbal balik yang memadai kepada mereka yang telah bersusah payah “berpikir” (menyumbangkan
ide) kepada perusahaan.
2) Survei Kepuasan Pelanggan Umumnya banyak penelitian mengenai pelanggan
dilakukan dengan menggunakan metode survei, baik
melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi (McNeal dan Lamb dalam Peterson dan Wilson, 1992).
Melalui survei, perusahaan akan memperoleh
tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda
(signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian
terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya sebagai berikut :
a) Directly reported satisfaction Pengukuran dilakukan secara langsung melalui
pertanyaan, seperti ungkapan, “Seberapa puas saudara terhadap pelayanan PT. Phirus Jaya pada
skala berikut : sangat tidak puas, tidak puas,
netral, puas, sangat puas?”
b) Derived dissatisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal
utama, yakni besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja
yang mereka rasakan.
3) Ghost Shopping Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan
beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau
bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman
mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.
Selain itu, ghost shopper juga dapat mengamati atau menilai cara perusahaan dan pesaingnya menjawab
pertanyaan-pertanyaan pelanggan dan menangani setiap
keluhan, ada baiknya para manager perusahaan terjun langsungmenjadi ghost shopper untuk mengetahui
langsung bagaimana karyawannya berinteraksi dan
memperlakukan pelanggannya. Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau atasannya baru melakukan
penilaian (misalnya dengan cara menelepon
perusahaannya sendiri dan mengajukan berbagai keluhan atau pertanyaan), karena bila hal ini terjadi,
perilaku mereka akan sangat “manis” dan penilaian
akan menjadi bias. 4) Lost Customer Analysis
Metode ini sedikit unik, perusahaan berusaha
menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok. Yang
diharapkan adalah diperolehnya informasi penyebab
terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan
selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan
loyalitas pelanggan.
5) Analisis Problem
Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk
mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan
penawaran dari perusahaan. Kedua, saran saran untuk
melakukan perbaikan. 6) Importance – Performance Analysis
Cara ini diungkapkan oleh Martilla dan James dalam artikel mereka yang dimuat di Journal of Marketing
bulan Januari 1997 yang berjudul “Importance –
Performance Analysis”. Dalam teknik ini, responden diminta untuk meranking seberapa baik kinerja
perusahaan dalam masing-masing elemen/atribut
tersebut.
2.4 Formulasi Perancangan Kuisioner
Dalam penelitian ini formulasi perancangan kuisioner berdasarkan 5 (lima) dimensi Servqual (service quality) yang telah
dikembangkan oleh Parasuraman dan Zeitmhal (2000) dibidang
jasa yang meliputi Tangible (penampilan atau bukti fisik), Reability (kehandalan), Responsiveness (ketanggapan), Assurance
(jaminan atau keterjaminan), dan Empathy (kepedulian).
Analisis kepentingan dan kinerja digunakan untuk melihat dan membandingkan sampai sejauh mana kinerja suatu
kegiatan yang dirasakan oleh pengguna atau pelanggannya apabila
dibandingkan dengan tingkat kepuasan yang diinginkan. 1) Importance analysis
Merupakan analisis untuk mengetahui persepsi mengenai
tingkat kepentingan suatu atribut mendorong responden dalam menggunakan sebuah produk. Pada kuisioner
penelitian ini, importance analysis akan dilakukan terhadap
pertanyaan seberapa penting faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk memilih
atau tidak sebuah produk. Untuk mengukur tingkat
kepentingan ini, digunakan skala Likert. 2) Performance Analysis
Merupakan analisis untuk menentukan tingkat kepuasan
konsumen terhadap atribut atau faktor sebuah produk. Dalam kuisioner penelitian ini, performance analysis akan
diterapkan terhadap pertanyaan mengenai seberapa puas
konsumen terhadap atribut atau faktor produk pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa. Sama seperti untuk
mengukur tingkat kepentingan, untuk mengukur tingkat
kepuasan ini digunakan skala Likert yang terdiri dari lima tingkat, yaitu :
Sangat puas atau sangat penting, dengan bobot untuk jawaban ini diberi nilai 5 ;
Puas atau penting, dengan bobot untuk jawaban ini diberi nilai 4 ;
Netral atau biasa, dengan bobot untuk jawaban
ini diberi nilai 3 ;
Tidak puas atau tidak penting, dengan bobot
untuk jawaban ini diberi nilai 2;
Sangat tidak puas atau sangat tidak penting,
dengan bobot untuk jawaban ini diberi nilai 1.
Untuk menganalisis lebih lanjut tingkat kepuasan dan
kepentingan seperti disebut di atas, digunakan importance –
performance grid, yang dikembangkan oleh Richard L. Oliver
(1997). Model ini adalah matriks dua dimensi yang
membandingkan antara persepsi tingkat kepentingan suatu
atribut dalam mendorong responden untuk menggunakan suatu
produk tersebut. Pemetaan faktor-faktor ini menggunakan nilai
mean dari hasil importance analysis dan performance
analysis,yaitu :
dengan :
X = Skor rata-rata tingkat kepuasan
Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan
Xi = Skor penilaian tingkat kepuasan
Yi = Skor penilaian tingkat kepentingan
n = Jumlah responden.
Dengan pemetaan atribut dalam dua dimensi, maka
faktor-faktor tersebut bisa dikelompokkan dalam salah satu dari
empat kuadran, yang dibatasi oleh dua buah garis berpotongan
tegak lurus pada titik-titik (Xi,Yi) dengan X merupakan rata-rata
dari jumlah rata-rata skor tingkat kepuasan seluruh atribut yang
diteliti, sedangkan Y adalah rata-rata dari jumlah rata-rata skor
tingkat kepentingan seluruh atribut atau faktor yang diteliti
(Supranto,1997).
Kuadran Importance – Performance Grid
Adapun empat kuadran dalam model importance –
Performance Grid dapat dijabarkan sebagai berikut.
Kuadran B (High Importance, High Performance) :
Pada posisi ini, jika dilihat dari kepentingan konsumen, faktor-
faktor produk atau pelayanan berada pada tingkat tinggi. Dilihat
dari kepuasannya, konsumen merasakan tingkat yang tinggi pula.
Hal ini menuntut perusahaan untuk dapat mempertahankan
posisinya, karena faktor-faktor inilah telah menarik konsumen
untuk memanfaatkan produk tersebut.
Kuadran A (High Importance, Low Performance)
Pada posisi ini, jika dilihat dari kepentingan konsumen, faktor-
faktor produk atau pelayanan berada pada tingkat tinggi. Tetapi,
jika dilihat dari kepuasannya, konsumen merasakan tingkat yang
rendah. Sehinga, konsumen menuntut adanya perbaikan atribut
tersebut. Untuk itu, pihak perusahaan harus menggerakkan sumber
daya yang ada dalam meningkatkan performansi atribut atau faktor
produk tersebut.
Kuadran C (Low Importance. Low Performance)
Faktor-faktor yang berada pada kuadran ini kurang berpengaruh
bagi konsumen serta pelaksanaannya oleh perusahaan biasa saja,
sehingga diaggap sebagai daerah dengan prioritas rendah, yang
pada dasarnya bukan merupakan masalah.
Kuadran D (Low Importance, High Performance)
Pada posisi ini, jika dilihat dari kepentingan konsumen atribut-
atribut produk atau pelayanan dianggap kurang penting, tetapi jika
dilihat dari tingkat kepuasannya, konsumen merasa sangat puas.
2.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuisioner yang dibuat diharapkan mempunyai
reliabilitas/keandalan dan validitas sehingga bebas dari varian
kesalahan acak. Sebab keselahan acak menurunkan keandalan
pengukuran. Sebelum dilakukan penelitian maka akan diadakan uji
reliabilitas dan validitas terhadap variabel-variabel tersebut.
Sebagai survei pendahuluan maka kuisioner diuji coba pada
responden sebanyak 30 orang, untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas, menurut Singarimbun, 1989 dalam Teugeh, 2007.
Dengan jumlah minimal 30 orang maka distribusi skor atau nilai
akan lebih mendekati kurva normal.
2.6 Uji Validitas
Validitas berkaitan dengan kemampuan alat ukur untuk
mengukur secara tepat apa yang harus diukur validitas dalam
penelitian kuantitatif ditunjukkan oleh koefisien validitas. Semakin
tinggi koefisien validitas maka semakin baik instrumen tersebut.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa kuat suatu alat
tes melakukan fungsinya sebagai alat ukur. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, serta dapat
memberikan gambaran yang cermat sesuai dengan maksud
dilakukan pengukuran.
Perhitungan korelasi tersebut menggunakan rumus
korelasi
…( 2 )
dimana :
k = r : korelasi skor item dengan skor total
Xi : Skor item
Yi : Skor total (seluruh item)
n : Jumlah sampel
Koefisien korelasi adalah suatu nilai untuk mengukur
kuatnya hubungan antara X dan Y. Besarnya nilai r antara -1
sampai dengan 1. Dalam Supranto (2006) jika nilai r sama dengan :
<0,5, hubungan X dan Y lemah (+) atau (-)
0,5 < 0,75, hubungan X dan Y sedang atau cukup kuat
(+) atau (-)
0,75 < 0,90, hubungan X dan Y kuat (+) atau (-)
0,90 < 1, hubungan X dan Y sangat kuat (+) atau (-1)
= 1, hubungan X dan Y sempurna (+) atau (-1)
= 0, X dan Y tidak berhubungan atau hubungan
sangat lemah
A B
Importance C D
performance
Performance
Kuat lemahnya saling hubungan yang ada diantara dua
variabel ditunjukkan oleh besar kecilnya angka yang merupakan
koefisien korelasi tersebut. Koefisien korelasi yang besarnya
semakin mendekati angka 1 menunjukkan semakin kuatnya
hubungan yang ada, sedangkan koefisien yang semakin kecil
mendekati angka 0 berarti semakin lemahnya hubungan yang
terjadi.
Jika hasil uji validitas ini diperoleh nilai total korelasi
lebih kecil dari r tab, maka variabel yang diuji tidak valid.
2.7 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau
keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Reliabilitas merupakan penilaian tingkat konsistensi
terhadap hasil pengukuran bila dilakukan multiple measurement
pada sebuah variabel. Pengukuran yang tidak reliabel akan
menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya. Pengukuran
reliabilitas menggunakan teknik α cronbach, koefisien α ini
bervariasi dari 0- 1, semakin tinggi koefisien ini maka semakin
mendekati baik alat ukur.
Untuk menghitung koefisien alfa (α) cronbach dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
…( 3 )
dimana :
α = koefisien reliabilitas
σi2 = Varians skor pertanyaan ke – i (dengan i =
1,2,3,....,k)
α2 = Varians skor total
k = Jumlah pertanyaan (item)
dan varians skor pertanyaan ke – i dengan rumus
dimana :
σi2 = Varians skor pertanyaan ke – i (dengan i =
1,2,3,....,k)
Xi = Skor pertanyaan ke – i
n = Jumlah sampel/responden
2.8 Standar Pelayanan Angkutan Umum
Proses pengangkutan adalah proses yang bertujuan
untuk memindahkan barang atau manusia dari satu tempat ke
tempat yang lain dengan aman, murah, dan cepat. Bahkan untuk
memindahkan manusia, selain aman, cepat, dan murah, faktor
kenyamanan angkutan juga sangat penting. Mendasari teori
tersebut maka terdapat beberapa standar pelayanan angkutan
umum yang telah ditetapkan antara lain standar yang ditetapkan
oleh World Bank dan Standar Pelayanan Angkutan Umum di
Indonesia (menurut SK Dirjen 687/2002).
2.8.1 Parameter Kinerja Angkutan Umum Rekomendasi World
Bank
Parameter umum sebagaimana yang direkomendasikan
World Bank dari hasil studi pada negara-negara adalah
sebagai berikut :
a. Minimum Frekuensi
Rata-rata 3-6 kendaraan per jam, minimum 1,5-2 kendaraan
per jam. b. Waktu Tunggu
Rata-rata 5-10 menit, maksimum 10-20 menit.
c. Tingkat Perpindahan Rata-rata 0-1, maksimum 2
d. Waktu Perjalanan Rata-rata 1-1,5 jam, maksimum 2 jam.
e. Kecepatan Kendaraan
- Daerah padat 10-12 km/jam - Daerah tidak padat 25 km/jam
- Daerah bus line/way 15-18 km/jam
f. Biaya perjalanan 10-25% dari perkapita
g. Persyaratan Khusus
(keamanan, kenyamanan, faktor lintasan, kemudahan).
2.8.2 Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia
(menurut SK Dirjen 687/2002)
1. Prasyarat Umum :
- Waktu tunggu rata-rata 5-10 menit dan maksimum 10-
20 menit. - Jarak pencapaian halte 300-500 m (di pusat kota), dan
500-1000 m (di pinggiran kota).
- Penggantian rute dan moda pelayanan, jumlah pergantian rata-rata 0-1, maksimum 2.
- Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan setiap hari rata-rata 1-1,5 jam, maksimum 2-3 jam.
- Biaya perjalanan, yaitu persentase perjalanan terhadap
pendapatan runah tangga. 2. Prasyarat Khusus
- Faktor layanan
- Faktor keamanan penumpang - Faktor kemudahan penumpang dalam mendapatkan bus
- Faktor lintasan
Berdasarkan keempat faktor prasyarat khusus tersebut, pelayanan
angkutan umum diklasifikasikan dalam du jenis layanan :
a. Ekonomi : minimal tanpa AC
b. Non Ekonomi : minimal dengan AC
Tabel Pedoman Kualitas Pelayanan Angkutan Umum di Wilayah
Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur
Kualitas Klasifikasi Pelayanan
Non Ekonomi Ekonomi
Kenyamanan
- Fasilitas tempat duduk
disediakan
- Juga mengangkut
penumpang dengan berdiri
- Dilengkapi
AC
- Fasilitas
tempat duduk disediakan
- Juga
mengangkut penumpang
dengan berdiri - Tanpa
dilengkapi dengan
AC
Keamanan
- Menyediakan
tempat
barang/bagasi - Kebersihan
harus terjamin
- Awak angkutan terlatih
dan terampil
- Kebersihan
harus terjamin
- Awak angkutan terlatih
dan terampil
Kemudahan mendapatkan
angkutan
- Jadwal kedatangan dan
keberangkatan harus
- Jadwal kedatangan dan
keberangkatan
terpenuhi, baik ada
maupun tidak ada penumpang (tidak
mengetem)
- Lokasi terminal harus
terintegrasi dengan
terminal jenis kendaraan umum
lainnya
- Tempat perhentian khusus
harus terpenuhi,
baik ada maupun tidak ada
penumpang (tidak
mengetem) - Lokasi
terminal harus
terintegrasi dengan terminal
jenis kendaraan
umum lainnya - Tempat
perhentian harus
tepat penempatannya
agar tidak
menganggu lalu lintas
Lintasan
Pada lintasan utama
kota, trayek utama dan
langsung
Pada lintasan utama
kota, trayek cabang,
ranting
Kendaraan
- Bus besar
lantai tunggal
- Bus besar lantai ganda
- Bus
tempel/artikulasi
- Bus besar
lantai tunggal
- Bus besar lantai ganda
- Bus
tempel/artikulasi - Bus
sedang
- Bus Kecil - MPU
(hanya roda 4)
2.9 Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam
ruang lingkup yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya
diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan
keberadaan populasi yang sebenarnya.
Secara umum metode penarikan sampel dapat dipilah
menjadi dua, yaitu pemilihan sampel dari populasi secara acak
(random atau probability sampling). Sampel tidak acak atau non-
random sampling biasanya digunakan pada populasi yang sifatnya
homogen.
Dalam penelitian ini terdapat dua macam metode
penarikan sampel, yang pertama adalah metode slovin, dan yang
kedua adalah penarikan sampel jika populasi tidak diketahui.
- Penarikan sampel metode Slovin
dimana :
n : ukuran sampel (pada penelitian ini yang menjadi sampel
adalah jumlah responden dari masing masing pelaku
transportasi yang akan disurvei).
N : ukuran populasi
e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
- Penarikan sampel apabila jumlah populasi tidak diketahui
Dimana :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan α = derajat kepercayaan
p = proporsi atau persentase pengguna jalan yang puas
dengan kinerja lyn1 q = (1-p) proporsi atau persentase pengguna jalan yang
tidak puas dengan kinerja lyn 1
2.10 Variabel
Adalah suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti
yang memiliki variasi antara satu objek dengan objek yang lain
dalam kelompok tersebut.
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti ditentukan
berdasarkan pada instrument pengukuran kinerja pelayanan yang
diadaptasi dari Zeithaml, Parasuraman, dan Berry yaitu : (1)
tangibles; (2) reliability; (3) responsiveness; (4) assurance; dan
(5)empathy.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Metode survei yang dilakukan disini adalah mengambil
sampel dari sebuah populasi lalu menggunakan instrument berupa
kuisioner sebagai alat penyampaian data.
3.2 Metodologi Pelaksanaan
Dalam penelitian kali ini, metode pendekatan penelitian
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur
2. Pencarian data primer dan sekunder.
Data primer yang dimaksud disini adalah data tentang persepsi penumpang tentang variabel atau dimensi
tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
empathy. Untuk mendapatkan data primer tersebut sebelumnya dilakukan survei dengan menyebar
kuisioner kepada masing-masing pelaku transportasi.
Data sekunder adalah data jumlah armada lyn 1 dan nama-nama pemilik lyn 1.
3. Menguji kevalidan dan kereliabilitasan data dengan
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. 4. Analisa data lebih lanjut untuk mengetahui tingkat
kesesuaian dan kesenjangan antara tingkat
kepentingan/harapan dengan kepuasan responden. 5. Analisa kuadran untuk mengetahui atribut-atribut mana
saja yang mempengaruhi tingkat kepuasan responden.
6. Membuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil pengolahan data di atas.
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian analisa kepuasan pelaku transportasi
ini adalah kota Banyuwangi khususnya angkutan kota lyn 1. Rute
atau trayek yang dilalui oleh lyn 1 dimulai dari terminal Brawijaya
yang terletak di pinggir kota atau lebih tepatnya pintu masuk ke
kota Banyuwangi menuju ke terminal angkutan kota Blambangan
yang terletak di tengah kota. Lyn 1 melewati pusat kota dimana
juga melewati tempat tempat penting seperti Kantor Bupati,
gedung DPRD, Swalayan dan supermarket dan sekolah sekolah
yang notabene tempat tempat tersebut merupakan tempat tempat
yang mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan kota
Banyuwangi dan tentu saja pergerakan penumpang Angkot menuju
ke tempat tempat tersebut sangat ramai.
3.4 Pengumpulan Data
1. Penentuan populasi
Sebelum menarik sampel dari masing-masing pelaku transportasi, terlebih dahulu harus diketahui jumlah populasi
dari masing-masing pelaku transportasi. Populasi yang
dimaksud disini adalah populasi dari penumpang, sopir lyn 1, pengguna jalan, dan pemilik lyn 1.
2. Penentuan jumlah sampel
Sebelum menentukan sampel untuk survei responden keseluruhan, maka perlu dilakukan dahulu survei
pendahuluan, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
kuat instrumen survei atau kuisioner melaksanakan tugasnya. Jumlah sampel yang digunakan untuk survei
pendahuluan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
sampel yang digunakan untuk survei sebenarnya. Dalam survei pendahuluan kali ini diam bil sampel masing-masing
15 responden untuk tiap-tiap pelaku transportasi.
Berdasarkan teori dari Gay dan Diehl (1996) yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam
sebuah survei tergantung dari jenis studi yang dilakukan,
adapun dasar untuk menentukan sampel berdasarkan jenis studi menurut Gay dan Delhi adalah sebagai berikut:
1. Untuk studi deskriptif sampel 10% dari populasi
dianggap merupakan jumlah yang sangat minimal. Untuk populasi yang lebih kecil setidaknya 20%
mungkin diperlukan. 2. Untuk studi korelasional dibutuhkan minimal 30 sampel
untuk menguji ada tidaknya hubungan.
3. Untuk studi eksperimen, minimal 15 subjek per group semuanya dianjurkan.
Dari teori tersebut maka disimpulkan bahwa jumlah
sampel yang digunakan dalam survei pendahuluan adalah masing-masing 15 responden untuk tiap-tiap pelaku
transportasi. Sedangkan untuk penentuan sampel sebenarnya
digunakan jumlah responden yang lebih besar
Diagram Alir Metodologi Penelitian
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penentuan Sampel Responden
Dalam survei sebenarnya kali ini, jumlah sampel
responden yang digunakan tidak sama dengan jumlah sampel yang
digunakan pada waktu survei pendahuluan. Sampel yang
digunakan dalam survei yang sebenarnya lebih banyak daripada
yang digunakan pada survei pendahuluan, hal ini bertujuan agar
data yang didapat nantinya dapat lebih mewakili keadaan yang
sebenarnya dan diharapkan dengan semakin banyak jumlah sampel
hasil yang didapat juga semakin valid.
Berikut adalah cara-cara yang digunakan untuk
mendapatkan jumlah sampel dari masing-masing responden :
1. Responden penumpang Penentuan jumlah sampel responden penumpang disini
adalah dengan menggunakan metode Slovin yaitu menentukan
sampel berdasarkan populasi dan persen kelonggaran ketidaktelitian.
MULAI
STUDI LITERATUR MENGENAI
ANALISA KEPUASAN
MERENCANAKAN INSTRUMEN
PENELITIAN BERUPA KUISIONER
DAN MENGUMPULKAN DATA
SEKUNDER
SURVEI PENDAHULUAN
ANALISA VALIDITAS DAN
RELIABILITAS DARI HASIL
SURVEI PENDAHULUAN
SURVEI RESPONDEN KESELURUHAN
ANALISA VALIDITAS DAN
RELIABILITAS DARI HASIL
SURVEI SEBENARNYA
ANALISA KEPENTINGAN DAN
KEPUASAN RESPONDEN
MELIPUTI :
- PENILAIAN TINGKAT KEPUASAN
- PENILAIAN TINGKAT
KEPENTINGAN - PENILAIAN TINGKAT
KESESUAIAN ANTARA
KEPENTINGAN DAN KEPUASAN
-
ANALISA GAP ATAU KESENJANGAN
ANTARA TINGKAT KEPENTINGAN
DAN TINGKAT KEPUASAN
PERHITUNGAN ANALISA
KUADRAN
MEMBERIKAN KESIMPULAN
DAN SARAN
SELESAI
A
A
dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat
ditolerir
Jumlah populasi dari penumpang diambil dari wawancara
survei pendahuluan pada responden sopir dimana didapatkan
rata-rata penumpang per hari maksimum adalah 40 orang.
Maka digunakan 40 orang sebagai jumlah populasi.
Sedangkan persen kelonggaran ketidaktelitian digunakan 5%
atau 0,05. Dari data tersebut maka ukuran sampel bagi
responden penumpang dapat dihitung yaitu sebagai berikut :
Agar lebih memudahkan dalam pelaksanaan survei maka
jumlah tersebut dibulatkan menjadi 40 orang.
2. Responden sopir Jumlah sampel responden sopir diambil dari data yang
diperoleh dari Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi
dimana didapatkan seluruh total armada lyn 1 yang beroperasi adalah sebesar 36 armada dengan 36 sopir untuk masing-
masing lyn. Jadi jumlah sampel yang digunakan untuk sopir
angkot adalah sesuai dengan jumlah total armada lyn 1 yaitu 36 orang.
3. Responden pemilik angkot
Sama halnya dengan responden sopir, penentuan jumlah sampel pemilik angkot didasarkan dari data yang didapatkan
dari Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi yaitu data
pemilik angkot lyn 1 dimana terdapat jumlah total armada lyn 1 sebesar 36 unit dengan jumlah pemilik adalah 32 orang. Jadi
jumlah sampel yang digunakan untuk responden pemilik
angkot adalah sesuai dengan jumlah total pemilik angkot lyn 1 yaitu 32 orang.
4. Responden pengguna jalan
Penentuan jumlah sampel pengguna jalan didapatkan dengan menggunakan rumus dari Cochran dimana penentuan
sampel dengan rumus ini biasanya digunakan untuk penarikan jumlah sampel tanpa diketahui jumlah populasinya. Dimana
dalam penelitian ini tidak dapat diketahui pasti berapa jumlah
populasi dari pengguna jalan. Adapun rumus yang digunakan adalah :
Dimana :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan α = derajat kepercayaan
p = proporsi atau persentase pengguna jalan yang puas
dengan kinerja lyn1 q = (1-p) proporsi atau persentase pengguna jalan yang
tidak puas dengan kinerja lyn 1
Berdasarkan rumus di atas maka terlebih dahulu harus
diketahui persentase pengguna jalan yang puas dengan kinerja
lyn 1 dan persentase pengguna jalan yang tidak puas dengan kinerja lyn 1. Berdasarkan hasil survei pendahuluan dari form
kuisioner yang disebar pada responden pengguna jalan
didapatkan hasil yaitu untuk responden pengguna jalan yang puas dengan kinerja lyn 1 adalah 4 orang dari total 15 orang
pengguna jalan yang disurvei atau sekitar 26,67% dan sisanya
yaitu 11 orang atau 73,33% menyatakan tidak puas dengan kinerja lyn 1. Dari hasil tersebut dapat diketahui jumlah p dan
q yaitu p = 0,2667 dan q = 0,7333. Untuk taraf signifikan yang
digunakan adalah 10% atau 0,1 dan nilai Z (10%) dapat diketahui dari grafik distribusi normal yaitu sebesar 1,645.
Berdasarkan data di atas maka jumlah sampel pengguna jalan
adalah sebagai berikut :
Jadi untuk masing-masing responden jumlah sampel yang
digunakan dalam survei sebenarnya adalah sebagai berikut :
a. Responden penumpang : 40 orang b. Responden sopir : 36 orang
c. Responden pemilik angko t : 32 orang
d. Responden pengguna jalan : 55 orang ----------------+
TOTAL : 163 orang
Responden Penumpang
Uji Validitas Reponden Penumpang
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada dua
bagian kuisioner, yaitu pada bagian kepuasan responden dan
kepentingan responden. Bagian kepentingan adalah harapan responden terhadap kinerja lyn 1 sedangkan bagian kepuasan
adalah tingkat pelayanan yang didapatkan oleh masing-masing
responden. Uji validitas dilakukan dengan korelasi antara varian
dengan varians keseluruhan menggunakan rumus korelasi/ momen
product atau (r). Seluruh perhitungan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Microsoft Excel. Taraf
signifikan atau α yang digunakan dalam uji validitas kali ini
adalah 10% (α=10%) dengan jumlah sampel untuk masing-masing pelaku transportasi yaitu penumpang = 40 orang, sopir = 36 orang,
pengguna jalan = 50 orang, dan pemilik angkot = 32 orang.
Dimana nantinya masing-masing sampel akan memiliki nilai kritis yang berbeda beda bergantung pada taraf signifikan yang dipakai.
Contoh perhitungan validitas secara lebih detail
diberikan dalam contoh berikut ini, diambil dari tes validitas tingkat kepuasan penumpang pertanyaan nomer 1.
Diketahui : ∑X = 103
∑Y = 1337
∑XY = 3478
∑X2 = 277
∑Y2 = 45237
n = 40
No
Pertanyaan
Angka
Kritis Hasil uji
Kesimpulan
1 0, 264 0,439 VALID
2 0, 264 0,553 VALID
3 0, 264 0,569 VALID
4 0, 264 0,661 VALID
5 0, 264 0,804 VALID
6 0, 264 0,403 VALID
7 0, 264 0,405 VALID
8 0, 264 0,587 VALID
9 0, 264 0,682 VALID
10 0, 264 0,584 VALID
11 0, 264 0,670 VALID
No
Pertanyaan
Angka
Kritis Hasil uji
Kesimpulan
1 0, 264 0,712 VALID
2 0, 264 0,710 VALID
3 0, 264 0,400 VALID
4 0, 264 0,707 VALID
5 0, 264 0,498 VALID
6 0, 264 0,323 VALID
7 0, 264 0,353 VALID
8 0, 264 0,672 VALID
9 0, 264 0,432 VALID
10 0, 264 0,451 VALID
11 0, 264 0,626 VALID
Tabel Validitas Tingkat Kepuasan Responden Penumpang
Tabel Validitas Tingkat Kepentingan Responden
Penumpang
Uji Reliabilitas Responden Penumpang
Uji reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini juga dilakukan pada dua bagian kuisioner yaitu pada bagian kepuasan
responden dan kepentingan responden.
Perhitungan koefisien reliabilitas juga dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel. Hasil pengukuran yang tidak
reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya.
pengukuran reliabilitas disini menggunakan teknik α croanbach yang bervarisi antara 0 – 1. Semakin tinggi koefisien ini, maka
semakin baik pula kehandalan atau tingkat kepercayaan terhadap
alat ukur yang digunakan.
Tabel Reliabilitas Tingkat Kepuasan Responden
Penumpang
No Pertanyaan σi
2 =
Ʃ𝐗𝐢𝟐−( Ʃ𝐗𝐢 𝟐
𝐧)
𝐧
1 0,2944
2 0,2975
3 0,2100
4 0,3844
5 0,3944
6 0,3694
7 0,2900
8 0,3594
9 0,4900
10 0,3600
11 0,2600
k = 11 ∑σi2 = 3,7094
k – 1 = 10 σ2 = 13,6944
α (k/(k-1))(1-(∑σi2/ σ
2)) = 0,8019
Tabel Reliabilitas Tingkat Kepentingan Responden
Penumpang
No Pertanyaan σi
2 =
Ʃ𝐗𝐢𝟐−( Ʃ𝐗𝐢 𝟐
𝐧)
𝐧
1 0,7444
2 0,7600
3 0,6275
4 0,2994
5 0,4975
6 0,3600
7 0,4975
8 0,5775
9 0,3475
10 0,2600
11 0,4994
k = 11 ∑σi2 = 5,4706
k – 1 = 10 σ2 = 17,374
α (k/(k-1))(1-(∑σi2/ σ
2)) = 0,7536
Tingkat Kesesuaian Responden Penumpang
Perhitungan tingkat kesesuaian adalah perhitungan yang
membandingkan skor atau nilai kepuasan yang didapat dengan skor atau nilai kepentingan responden terhadap atribut-atribut yang
diajukan. Perhitungan tingkat kesesuaian juga merupakan tahap
awal untuk mengetahui atribut-atribut mana saja yang nantinya berpengaruh pada tingkat kepuasan responden, rumus perhitungan
tingkat kesesuaian adalah sebagai berikut :
Dimana Tki = Tingkat kesesuaian responden
Xi = Skor penilaian kinerja angkot Yi = Skor penilaian kepentingan responden
Selain dapat mengetahui urutan prioritas yang mempengaruhi kepuasan responden, dengan menghitung tingkat
kesesuaian juga dapat diketahui juga skor rata-rata tingkat
kepuasan (x’) dan kepentingan (y’) dari masing-masing kelompok responden, dimana dengan mengetahui nilai x’ dan y’ pada
akhirnya diketahui pula nilai gap/ kesenjangan antara masing-
masing varians yang mempengaruhi tingkat kepuasan responden dengan mencari nilai selisih antara kepuasan (x’) dan kepentingan
(y’).
Gap = rata-rata tingkat kepuasan – rata-rata tingkat kepentingan
(x’ – y’)
Setelah didapatkan nilai gap maka dapat diketahui
atribut mana saja yang memiliki kesenjangan paling tinggi (semakin negatif) antara kepuasan dan kepentingan. Apabila gap
yang didapat semakin negatif, artinya tingkat kepentingan/harapan
dari responden tersebut lebih tinggi daripada kenyataan yang didapatkan. Berikut adalah perhitungan gap atau kesenjangan dari
masing-masing responden pelaku transportasi.
Tabel Tingkat Kesesuaian Responden Penumpang
Variabel X Y x' y' Tki % Gap
1 103 127 2.575 3.175 81.10 -0.600
2 102 128 2.550 3.200 79.69 -0.650
3 128 134 3.200 3.350 95.52 -0.150
4 135 149 3.375 3.725 90.60 -0.350
5 137 162 3.425 4.050 84.57 -0.625
6 117 132 2.925 3.300 88.64 -0.375
7 124 122 3.100 3.050 101.64 0.050
8 115 146 2.875 3.650 78.77 -0.775
9 116 158 2.900 3.950 73.42 -1.050
10 132 132 3.300 3.300 100.00 0.000
11 128 139 3.200 3.475 92.09 -0.275
No
Pertanyaan
Angka
Kritis Hasil uji
Kesimpulan
1 0, 279 0,688 VALID
2 0, 279 0,547 VALID
3 0, 279 0,723 VALID
4 0, 279 0,713 VALID
5 0, 279 0,466 VALID
6 0, 279 0,409 VALID
7 0, 279 0,566 VALID
8 0, 279 0,358 VALID
9 0, 279 0,365 VALID
10 0, 279 0,859 VALID
11 0, 279 0,626 VALID
No
Pertanyaan
Angka
Kritis Hasil uji
Kesimpulan
1 0, 279 0,683 VALID
2 0, 279 0,335 VALID
3 0, 279 0,570 VALID
4 0, 279 0,573 VALID
5 0, 279 0,649 VALID
6 0, 279 0,633 VALID
Gambar Grafik Gap/Kesenjangan Responden Penumpang
Analisa Kuadran Responden Penumpang
Analisa kuadran berfungsi untuk mengetahui atribut-atribut mana saja yang berpengaruh pada tingkat kepuasan
responden. Atribut-atribut tersebut nantinya diplotkan ke dalam
kuadran diagram Cartesius berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan. Untuk dapat memplotkan atribut-atribut tersebut ke
dalam kuadran, maka sebelumya perlu diketahui penilaian rata-rata
tingkat kepentingan dan kepuasan dari masing-masing responden. Setalah itu nilai tersebut diplotkan ke dalam 4 kuadran. Batas dari
masing-masing kuadran ditentukan oleh nilai rata-rata dari keseluruhan nilai kepentingan dan kepuasan responden, dimana
nilai tersebut akan menjadi dua garis vertikal dan horizontal yang
membagi diagram menjadi 4 bagian. Penilaian pada kuadran terbagi menjadi 4 yaitu :
Kuadran A : Prioritas utama
Kuadran B : Pertahankan prestasi Kuadran C : Prioritas rendah
Kuadran D : Berlebihan
Tabel Penilaian Analisa Kuadran Responden Penumpang
Gambar Grafik Analisa Kuadran Penumpang
1. Kuadran A (Prioritas Utama)
Variabel yang terletak di kuadran A adalah variabel yang
menurut responden memiliki kepentingan tinggi, tetapi pada kenyataannya masih belum maksimal. Sehingga untuk
kedepannya diharapkan kepada pengelola angkot untuk dapat
lebih fokus pada variabel-variabel yang terletak pada kuadran ini. Variabel-variabel yang terletak dalam kuadran ini antara
lain :
- Variabel 8 (waktu tempuh angkot) - Variabel 9 (kenyamanan penumpang dalam angkot).
2. Kuadran B (Pertahankan)
Variabel yang terletak di kuadran B adalah variabel dinilai sudah seimbang antara tingkat kepentingan dan kepuasan yang
dirasakan oleh responden, untuk itu kedepannya perlu
dipertahankan agar tidak menurun. Variabel-variabel yang terletak pada kuadran ini antara lain :
- Variabel 4 (perilaku sopir dalam mengemudikan angkot)
- Variabel 5 (keamanan penumpang dalam angkot) - Variabel 11 (perhatian kepada penumpang secara individu)
3. Kuadran C (Prioritas Rendah)
Variabel yang terletak di kuadran C adalah variabel yang
menurut responden memiliki tingkat kepentingan yang rendah,
namun pada kenyataannya tingkat pelayanan pada variabel ini
tergolong cukup, untuk itu prlu dilakukan evaluasi kembali agar pengelola lebih fokus pada variabel yang memiliki
tingkat kepentingan yang labih tinggi. Variabel-variabel yang
terletak pada kuadran ini antara lain : - Variabel 1 (kondisi fisik lyn)
- Variabel 2 (fasilitas fisik lyn) - Variabel 6 (kecepatan angkot)
4. Kuadran D (Berlebihan)
Variabel yang terletak di kuadran D adalah variabel yang oleh responden dianggap kurang penting, namun kualitas pelayanan
yang diberikan sangat baik. Untuk kedepannya diharapkan
pengelola angkot lebih memfokuskan pelayanannya pada variabel-variabel yang memiliki tingkat kepentingan/harapan
yang lebih tinggi. Variabel-variabel yang terletak pada
kuadran ini antara lain : - Variabel 3 (tarif angkot)
- Variabel 7 (jalur angkot)
- Variabel 10 (keramahan dan kesopanan sopir).
Responden Sopir
Uji Validitas Reponden Sopir
Tabel Validitas Tingkat Kepuasan Responden Sopir
Tabel Validitas Tingkat Kepentingan Responden Sopir
(bersambung)
Prtnyn1Prtnyn2
Prtnyn3
Prtnyn4
Prtnyn5
Prtnyn6
Prtnyn7
Prtnyn8
Prtnyn9
Prtnyn10
Prtnyn11
-1.200
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
0.200Gap/Kesenjangan
Kepuasan Kepentingan
1 2.575 3.175
2 2.550 3.200
3 3.200 3.350
4 3.375 3.725
5 3.425 4.050
6 2.925 3.300
7 3.100 3.050
8 2.875 3.650
9 2.900 3.950
10 3.300 3.300
11 3.200 3.475
Total 33.425 38.225
C. line 3.039 3.475
NoAnalisa Kuadran
123
45
67
89
1011
2.002.302.602.903.203.503.804.104.404.705.00
1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.30 3.60 3.90
Kepentingan
Kepuasan
BA
C D
3.039
3.475
No
Pertanyaan
Angka
Kritis Hasil uji
Kesimpulan
7 0, 279 0,648 VALID
8 0, 279 0,492 VALID
9 0, 279 0,706 VALID
10 0, 279 0,656 VALID
11 0, 279 0,482 VALID
Lanjutan Tabel Validitas Tingkat Kepentingan Responden Sopir
Uji Reliabilitas Responden Sopir
Tabel Reliabilitas Tingkat Kepuasan Responden Sopir
No Pertanyaan σi
2 =
Ʃ𝐗𝐢𝟐−( Ʃ𝐗𝐢 𝟐
𝐧)
𝐧
1 0,5802
2 0,4784
3 1,0208
4 1,3673
5 0,1752
6 0,5085
7 0,2122
8 0,3233
9 0,2307
10 0,9653
11 0,4969
k = 11 ∑σi2 = 6,3588
k – 1 = 10 σ2 = 23,799
α (k/(k-1))(1-(∑σi2/ σ
2)) = 0,8061
Tabel Reliabilitas Tingkat Kepentingan Responden Sopir
No Pertanyaan σi
2 =
Ʃ𝐗𝐢𝟐−( Ʃ𝐗𝐢 𝟐
𝐧)
𝐧
1 0,8302
2 0,1875
3 0,3048
4 0,4159
5 0,2863
6 0,4097
7 0,2222
8 0,2863
9 0,3951
10 0,5085
11 0,2778
k = 11 ∑σi2 = 4,1242
k – 1 = 10 σ2 = 15,508
α (k/(k-1))(1-(∑σi2/ σ
2)) = 0,8075
Tingkat Kesesuaian Responden Sopir
Tabel Tingkat Kesesuaian Responden Sopir
Gambar Grafik Gap/Kesenjangan Responden Sopir
Analisa Kuadran Responden Sopir
Tabel Penilaian Analisa Kuadran Responden Sopir
Gambar Grafik Analisa Kuadran Sopir
1. Kuadran A (Prioritas Utama)
Variabel yang terletak di kuadran A adalah variabel yang
menurut responden memiliki kepentingan tinggi, tetapi pada kenyataannya masih belum maksimal. Sehingga untuk
kedepannya diharapkan kepada pengelola angkot untuk dapat
lebih fokus pada variabel-variabel yang terletak pada kuadran ini. Variabel-variabel yang terletak dalam kuadran ini antara
lain :
- Variabel 3 (jumlah penumpang angkot) - Variabel 4 (penghasilan perhari sopir angkot)
- Variabel 10 (setoran yang diberlakukan pemilik)
2. Kuadran B (Pertahankan) Variabel yang terletak di kuadran B adalah variabel dinilai
sudah seimbang antara tingkat kepentingan dan kepuasan yang
dirasakan oleh responden, untuk itu kedepannya perlu dipertahankan agar tidak menurun. Variabel-variabel yang
terletak pada kuadran ini antara lain :
- Variabel 2 (tarif angkot)
Variabel X Y x' y' Tki % Gap
1 88 106 2.444 2.944 83.02 -0.500
2 118 147 3.278 4.083 80.27 -0.806
3 81 161 2.250 4.472 50.31 -2.222
4 82 163 2.278 4.528 50.31 -2.250
5 113 121 3.139 3.361 93.39 -0.222
6 121 105 3.361 2.917 115.24 0.444
7 119 120 3.306 3.333 99.17 -0.028
8 119 113 3.306 3.139 105.31 0.167
9 103 116 2.861 3.222 88.79 -0.361
10 93 149 2.583 4.139 62.42 -1.556
11 106 108 2.944 3.000 98.15 -0.056
Prtnyn1
Prtnyn2
Prtnyn3Prtnyn4
Prtnyn5
Prtnyn6
Prtnyn7Prtnyn8
Prtnyn9
Prtnyn10
Prtnyn11
-2.500
-2.000
-1.500
-1.000
-0.500
0.000
0.500
1.000
Gap/Kesenjangan
Kepuasan Kepentingan
1 2.444 2.944
2 3.278 4.083
3 2.250 4.472
4 2.278 4.528
5 3.139 3.361
6 3.361 2.917
7 3.306 3.333
8 3.306 3.139
9 2.861 3.222
10 2.583 4.139
11 2.944 3.000
Total 31.750 39.139
C. line 2.886 3.558
NoAnalisa Kuadran
1
2
34
5
6
789
10
11
2.002.302.602.903.203.503.804.104.404.705.00
1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.30 3.60 3.90
Kepentingan
Kepuasan
BA
C D
2.886
3.558
No
Pertanyaan
Angka
Kritis Hasil uji
Kesimpulan
1 0, 224 0,659 VALID
2 0, 224 0,682 VALID
3 0, 224 0,755 VALID
4 0, 224 0,576 VALID
5 0, 224 0,732 VALID
6 0, 224 0,771 VALID
7 0, 224 0,697 VALID
No
Pertanyaan
Angka
Kritis Hasil uji
Kesimpulan
1 0, 224 0,692 VALID
2 0, 224 0,660 VALID
3 0, 224 0,758 VALID
4 0, 224 0,648 VALID
5 0, 224 0,808 VALID
6 0, 224 0,806 VALID
7 0, 224 0,512 VALID
3. Kuadran C (Prioritas Rendah)
Variabel yang terletak di kuadran C adalah variabel yang menurut responden memiliki tingkat kepentingan yang rendah,
namun pada kenyataannya tingkat pelayanan pada variabel ini
tergolong cukup, untuk itu prlu dilakukan evaluasi kembali agar pengelola lebih fokus pada variabel yang memiliki
tingkat kepentingan yang labih tinggi. Variabel-variabel yang
terletak pada kuadran ini antara lain : - Variabel 1 (kondisi lyn)
- Variabel 9 (kenyamanan di terminal)
4. Kuadran D (Berlebihan) Variabel yang terletak di kuadran D adalah variabel yang oleh
responden dianggap kurang penting, namun kualitas pelayanan
yang diberikan sangat baik. Untuk kedepannya diharapkan pengelola angkot lebih memfokuskan pelayanannya pada
variabel-variabel yang memiliki tingkat kepentingan/harapan
yang lebih tinggi. Variabel-variabel yang terletak pada kuadran ini antara lain :
- Variabel 5 (rute angkot)
- Variabel 6 (perilaku penumpang di dalam angkot) - Variabel 7 (keamanan sopir dalam mengemudi angkot)
- Variabel 8 (kondisi jalan yang dilewati)
- Variabel 11 (ketepatan jadwal angkot).
Responden Pengguna Jalan
Uji Validitas Reponden Pengguna Jalan
Tabel Validitas Tingkat Kepuasan Responden Pengguna
Jalan
Tabel Validitas Tingkat Kepentingan Responden
Pengguna Jalan
Uji Reliabilitas Responden Pengguna Jalan
Tabel Reliabilitas Tingkat Kepuasan Responden Pengguna
Jalan
No Pertanyaan σi
2 =
Ʃ𝐗𝐢𝟐−( Ʃ𝐗𝐢 𝟐
𝐧)
𝐧
1 0,3293
2 0,3524
3 0,4218
4 0,4033
5 0,5111
6 0,4350
7 0,6797
k = 7 ∑σi2 = 3,1326
k – 1 = 6 σ2 = 10,540
α (k/(k-1))(1-(∑σi2/ σ
2)) = 0,8199
Tabel Reliabilitas Tingkat Kepentingan Responden Pengguna
Jalan
No Pertanyaan σi
2 =
Ʃ𝐗𝐢𝟐−( Ʃ𝐗𝐢 𝟐
𝐧)
𝐧
1 0,3947
2 0,3524
3 0,6063
4 0,3656
5 0,5336
6 0,4608
7 0,7550
k = 7 ∑σi2 = 3,4684
k – 1 = 6 σ2 = 11,491
α (k/(k-1))(1-(∑σi2/ σ
2)) = 0,8145
Tingkat Kesesuaian Responden Pengguna Jalan
Tabel Tingkat Kesesuaian Responden Pengguna Jalan
Gambar Grafik Gap/Kesenjangan Responden Pengguna Jalan
Analisa Kuadran Responden Pengguna Jalan
Tabel Penilaian Analisa Kuadran Responden Pengguna Jalan
Variabel X Y x' y' Tki % Gap
1 147 224 2.673 4.073 65.63 -1.400
2 153 197 2.782 3.582 77.66 -0.800
3 143 214 2.600 3.891 66.82 -1.291
4 155 202 2.818 3.673 76.73 -0.855
5 147 226 2.673 4.109 65.04 -1.436
6 152 226 2.764 4.109 67.26 -1.345
7 122 196 2.218 3.564 62.24 -1.345
Prtnyn1
Prtnyn2
Prtnyn3
Prtnyn4
Prtnyn5Prtnyn6PRtnyn7
-1.600
-1.400
-1.200
-1.000
-0.800
-0.600
-0.400
-0.200
0.000
Gap/KEsenjangan
Kepuasan Kepentingan
1 2.673 4.073
2 2.782 3.582
3 2.600 3.891
4 2.818 3.673
5 2.673 4.109
6 2.764 4.109
7 2.218 3.564
Total 18.53 27.00
C. line 2.647 3.857
NoAnalisa Kuadran
No
Pertanyaan
Angka
Kritis Hasil uji
Kesimpulan
1 0, 296 0,936 VALID
2 0, 296 0,937 VALID
3 0, 296 0,913 VALID
4 0, 296 0,961 VALID
5 0, 296 0,961 VALID
6 0, 296 0,915 VALID
7 0, 296 0,940 VALID
8 0, 296 0,843 VALID
9 0, 296 0,828 VALID
Gambar Grafik Analisa Kuadran Pengguna Jalan
1. Kuadran A (Prioritas Utama)
Variabel yang terletak di kuadran A adalah variabel yang
menurut responden memiliki kepentingan tinggi, tetapi pada kenyataannya masih belum maksimal. Sehingga untuk
kedepannya diharapkan kepada pengelola angkot untuk dapat
lebih fokus pada variabel-variabel yang terletak pada kuadran ini. Variabel-variabel yang terletak dalam kuadran ini antara
lain :
- Variabel 3 (ketertiban angkot di jalan raya) 2. Kuadran B (Pertahankan)
Variabel yang terletak di kuadran B adalah variabel dinilai
sudah seimbang antara tingkat kepentingan dan kepuasan yang dirasakan oleh responden, untuk itu kedepannya perlu
dipertahankan agar tidak menurun. Variabel-variabel yang
terletak pada kuadran ini antara lain : - Variabel 1 (kedisiplinan sopir dalam mengendara)
- Variabel 5 (kepedulian sopir terhadap pengguna jalan)
- Variabel 6 (ketaatan angkot pada peraturan) 3. Kuadran C (kondisi luar angkot)
Variabel yang terletak di kuadran C adalah variabel yang
menurut responden memiliki tingkat kepentingan yang rendah, namun pada kenyataannya tingkat pelayanan pada variabel ini
tergolong cukup, untuk itu prlu dilakukan evaluasi kembali
agar pengelola lebih fokus pada variabel yang memiliki tingkat kepentingan yang labih tinggi. Variabel-variabel yang
terletak pada kuadran ini antara lain :
- Variabel 7 (kondisi lyn) 4. Kuadran D (Berlebihan)
Variabel yang terletak di kuadran D adalah variabel yang oleh
responden dianggap kurang penting, namun kualitas pelayanan yang diberikan sangat baik. Untuk kedepannya diharapkan
pengelola angkot lebih memfokuskan pelayanannya pada
variabel-variabel yang memiliki tingkat kepentingan/harapan yang lebih tinggi. Variabel-variabel yang terletak pada
kuadran ini antara lain :
- Variabel 2 (kecepatan angkot) - Variabel 4 (penggunaan badan jalan oleh angkot)
Responden Pemilik Angkot
Uji Validitas Reponden Pemilik Angkot
Tabel Validitas Tingkat Kepuasan Responden Pemilik
Angkot No
Pertanyaan
Angka
Kritis Hasil uji
Kesimpulan
1 0, 296 0,941 VALID
2 0, 296 0,870 VALID
3 0, 296 0,886 VALID
4 0, 296 0,971 VALID
5 0, 296 0,970 VALID
6 0, 296 0,928 VALID
7 0, 296 0,886 VALID
8 0, 296 0,896 VALID
9 0, 296 0,895 VALID
Tabel Validitas Tingkat Kepentingan Responden Pemilik
Angkot
Uji Reliabilitas Responden Pemilik Angkot
Tabel Reliabilitas Tingkat Kepuasan Responden Pemilik Angkot
No Pertanyaan σi
2 =
Ʃ𝐗𝐢𝟐−( Ʃ𝐗𝐢 𝟐
𝐧)
𝐧
1 0,3193
2 0,2959
3 0,3125
4 0,1719
5 0,1094
6 0,2100
7 0,3818
8 0,2021
9 0,1719
k = 9 ∑σi2 = 2,1748
k – 1 = 8 σ2 = 6,030
α (k/(k-1))(1-(∑σi2/ σ
2)) = 0,7193
Tabel Reliabilitas Tingkat Kepentingan Responden Pemilik Angkot
No Pertanyaan σi
2 =
Ʃ𝐗𝐢𝟐−( Ʃ𝐗𝐢 𝟐
𝐧)
𝐧
1 0,4912
2 0,4648
3 0,4844
4 0,2646
5 0,2646
6 0,3398
7 0,5459
8 0,7148
9 0,5146
k = 9 ∑σi2 = 4,0850
k – 1 = 8 σ2 = 12,944
α (k/(k-1))(1-(∑σi2/ σ
2)) = 0,7700
Tingkat Kesesuaian Responden Pemilik Angkot
Tabel Tingkat Kesesuaian Responden Pemilik Angkot
Gambar Grafik Gap/Kesenjangan Responden Pemilik Angkot
Analisa Kuadran Responden Pemilik Angkot
Tabel Penilaian Analisa Kuadran Responden Pemilik Angkot
Gambar Grafik Analisa Kuadran Pemilik Angkot
1. Kuadran A (Prioritas Utama)
Variabel yang terletak di kuadran A adalah variabel yang
menurut responden memiliki kepentingan tinggi, tetapi pada kenyataannya masih belum maksimal. Sehingga untuk
kedepannya diharapkan kepada pengelola angkot untuk dapat
lebih fokus pada variabel-variabel yang terletak pada kuadran ini. Variabel-variabel yang terletak dalam kuadran ini antara
lain :
- Variabel 2 (jumlah setoran) - Variabel 7 (keuntungan tiap bulan).
2. Kuadran B (Pertahankan)
Variabel yang terletak di kuadran B adalah variabel dinilai sudah seimbang antara tingkat kepentingan dan kepuasan yang
dirasakan oleh responden, untuk itu kedepannya perlu
dipertahankan agar tidak menurun. Pada gambr dapat diketahui bahwa tidak ada variabel yang terletak dalam
kuadran ini.
3. Kuadran C (Prioritas Rendah) Variabel yang terletak di kuadran C adalah variabel yang
menurut responden memiliki tingkat kepentingan yang rendah,
namun pada kenyataannya tingkat pelayanan pada variabel ini tergolong cukup, untuk itu prlu dilakukan evaluasi kembali
agar pengelola lebih fokus pada variabel yang memiliki
tingkat kepentingan yang labih tinggi. Variabel – variabel yang terletak di kuadran ini antara lain :
- Variabel 3 (kondisi angkot)
- Variabel 8 (harga suku cadang angkot) - Variabel 9 (harga angkot itu sendiri)
4. Kuadran D (Berlebihan)
Variabel yang terletak di kuadran D adalah variabel yang oleh responden dianggap kurang penting, namun kualitas pelayanan
yang diberikan sangat baik. Untuk kedepannya diharapkan
pengelola angkot lebih memfokuskan pelayanannya pada variabel-variabel yang memiliki tingkat kepentingan/harapan
yang lebih tinggi. Variabel-variabel yang terletak pada
kuadran ini antara lain : - Variabel 1 (perilaku sopir terhadap angkot)
- Variabel 4 (tanggung jawab sopir terhadap angkot)
Variabel X Y x' y' Tki % Gap
1 101 115 3.156 3.594 87.83 -0.438
2 71 134 2.219 4.188 52.99 -1.969
3 88 108 2.750 3.375 81.48 -0.625
4 100 119 3.125 3.719 84.03 -0.594
5 100 119 3.125 3.719 84.03 -0.594
6 93 106 2.906 3.313 87.74 -0.406
7 69 135 2.156 4.219 51.11 -2.063
8 87 106 2.719 3.313 82.08 -0.594
9 92 87 2.875 2.719 105.75 0.156
Prtnyn1
Prtnyn2
Prtnyn3Prtnyn4Prtnyn5Prtnyn6
Prtnyn7
Prtnyn8
Prtnyn9
-2.500
-2.000
-1.500
-1.000
-0.500
0.000
0.500
Gap/KEsenjangan
Kepuasan Kepentingan
1 3.156 3.594
2 2.219 4.188
3 2.750 3.375
4 3.125 3.719
5 3.125 3.719
6 2.906 3.313
7 2.156 4.219
8 2.719 3.313
9 2.875 2.719
Total 25.031 32.156
C. line 2.781 3.573
NoAnalisa Kuadran
1
2
345
6
7
8
9
2.002.302.602.903.203.503.804.104.404.705.00
1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.30 3.60 3.90
Kepentingan
Kepuasan
BA
C D
2.781
3.573
- Variabel 5 (kinerja sopir angkot)
- Variabel 6 (jadwal pengoperasian angkot)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa data dan pembahasannya,
maka dapat diketahui tingkat kesesuaian antara kepentingan dan
kepuasan responden, tingkat kesenjangan antara kepentingan dan
kepuasan responden, dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kinerja lyn 1 ditinjau dari tingkat kepuasan yang
didapat oleh masing-masing responden. Berikut adalah kesimpulan
yang didapat dari hasil analisis data dan pembahasan.
Penilaian Tingkat Kesesuaian Responden
1. Responden Penumpang
Dari tabel 4.36 dapat diketahui bahwa tingkat kesesuaian responden penumpang tertinggi ada di variabel 7
(jalur yang dilalui angkot) dan 10 (keramahan dan kesopanan
sopir angkot) yaitu sebesar 101.64% dan 100%. Sedangkan tingkat kesenjangan paling rendah adalah variabel 9
(kenyamanan penumpang di dalam angkot) yaitu sebesar 73.42%.
2. Responden Sopir
Dari tabel 4.52 dapat diketahui bahwa tingkat
kesesuaian responden penumpang tertinggi ada di variabel 6 (perilaku penumpang dalam angkot) dan 8 (kondisi jalan yang
dilewati) yaitu sebesar 115.24% dan 105.31%. Sedangkan
tingkat kesenjangan paling rendah adalah variabel 3 (jumlah penumpang angkot) dan 4 (penghasilan perhari sopir angkot)
yaitu masing-masing sebesar 50.31%.
3. Responden Pengguna Jalan Dari tabel 4.73 dapat diketahui bahwa tingkat
kesesuaian responden penumpang tertinggi ada di variabel 2
(kecepatan angkot) yaitu sebesar 77.66%. Sedangkan tingkat kesenjangan paling rendah adalah variabel 7 (kondisi fisik
angkot) yaitu sebesar 62.24%.
4. Responden Pemilik Angkot Dari tabel 4.90 dapat diketahui bahwa tingkat
kesesuaian responden penumpang tertinggi ada di variabel 9
(harga angkot itu sendiri) yaitu sebesar 105.75%. Sedangkan tingkat kesenjangan paling rendah adalah variabel 7
(keuntungan tiap bulan) yaitu sebesar 51.11%.
Penilaian Tingkat Kesenjangan Reponden
1. Responden Penumpang
Dari analisa gap atau kesenjangan dapat diketahui bahwa responden penumpang memiliki tingkat harapan yang
tinggi terhadap kenyamanan dan waktu tempuh angkot, Hal ini
ditunjukkan dalam tabel 4.36 dengan nilai gap atau kesenjangan terhadap atribut tersebut sebesar -1.050 dan -
0.775. Pada kenyataannya, pelayanan yang diberikan oleh
pengelola angkot ternyata masih jauh dibawah harapan mereka. Hal ini dapat diketahui dari kesenjangan antara
tingkat kepuasan dan harapan dari atribut ini cukup jauh. Dari
hal tersebut dapat juga diketahui alasan semakin menurunnya penumpang angkot dari hari ke hari.
2. Responden Sopir
Dari analisa kesenjangan atau gap, atribut yang memiliki gap atau kesenjangan yang paling besar adalah
atribut jumlah penumpang dan penghasilan per hari. Hal ini
ditunjukkan dalam tabel 4.52 dengan nilai gap atau
kesenjangan terhadap atribut tersebut sebesar -2.222 dan -
2.250. Responden sopir memiliki harapan yang besar terhadap jumlah penumpang dan penghasilan yang mereka terima setiap
hari, namun pada kenyataannya jumlah penumpang angkot di
kota Banyuwangi dari hari ke hari semakin menurun seiring dengan semakin bertambahnya jumlah pengguna kendaraan
bermotor. Hal ini ternyata juga berpengaruh terhadap
penghasilan yang mereka terima, akibatnya tidak sedikit dari sopir angkot yang memilih untuk mencari pekerjaan lain atau
pekerjaan sambilan selain menjadi sopir angkot karena
penghasilan yang diterima sebagai sopir dinilai masih sangat kurang.
3. Responden Pengguna Jalan
Dari analisa gap atau kesenjangan dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki gap atau kesenjangan yang
paling besar unutuk responden pengguna jalan adalah atribut
kedisiplinan sopir angkot dan kepedulian sopir angkot terhadap pengguna jalan yang lain. Hal ini ditunjukkan dalam
tabel 4.73 dengan nilai gap atau kesenjangan terhadap atribut
tersebut sebesar -1.400 dan -1.436. Responden pengguna jalan
mengharapkan agar para sopir dalam mengendarai angkot
mereka di jalan raya juga menghormati pemakai jalan yang
lain, tapi pada kenyataannya para sopir seringkali tidak memikirkan kepedulian terhadap pengguna jalan yang lain.
Seringkali para sopir berhenti di badan jalan hanya untuk
menunggu penumpang, menaikkan dan menurunkan penumpang seenaknya dan berjalan pada kecepatan rendah
pada jalan umum sehingga mengganggu kenyamanan pengendara yang lain.
4. Responden Pemilik Angkot
Dari analisa gap atau kesenjangan dapat diketahui bahwa atribut setoran yang diperoleh setiap hari dan
keuntungan yang diperoleh tiap bulan oleh pemilik memiliki
gap yang cukup besar antara tingkat kepentingan dan harapan. Hal ini ditunjukkan dalam tabel 4.90 dengan nilai gap atau
kesenjangan terhadap atribut tersebut sebesar -1.969 dan -
2.063. Artinya responden pemilik angkot memiliki harapan yang cukup besar terhadap pendapatan yang mereka peroleh,
namun pada kenyatannya pendapatan yang mereka terima
masih jauh dari harapan mereka. Hal ini dikarenakan seiring dengan semakin menurunnya jumlah penumpang angkot dari
hari ke hari, orang-orang lebih memilih menaiki kendaraan
bermotor karena disamping lebih cepat, harga motor saat ini juga sudah sangat terjangkau. Tidak sedikit dari pemilik
angkot yang menjual angkotnya untuk beralih pada usaha lain
yang lebih menguntungkan karena menurut mereka menjalankan usaha angkot sudah mulai tidak menguntungkan
lagi.
Penilaian Analisa Kuadran Responden 1. Responden Penumpang
Dari analisa kuadran responden penumpang dapat disimpulkan bahwa kenyamanan dan waktu tempuh
menempati kuadran prioritas utama yang artinya pengelola
angkot harus lebih memprioritaskan pelayanannya pada kedua atribut tersebut. Atribut perilaku sopir, keamanan penumpang,
dan perhatian sopir kepada tiap individu menempati kuadran
pertahankan, artinya pelayanan yang diberikan oleh pengelola angkot telah sesuai dengan harapan penumpang angkot
dimana keamanan adalah faktor yang sangat penting dalam
mengelola sebuah transportasi umum. Untuk kedepannya diharapkan pengelola angkot dapat mempertahankan variabel-
variabel tersebut agar kepercayaan penumpang terhadap
pelayanan yang diberikan semakin tinggi. Untuk kuadran prioritas rendah ditempati oleh atribut kondisi fisik lyn,
fasilitas fisik lyn, dan keramahan sopir. Artinya penumpang
tidak menempatkan kondisi luar angkot sebagai sesuatu yang penting bagi mereka, begitu juga dengan kecepatan angkot,
namun bukan berarti pengelola angkot tidak harus
memperhatikan atribut-atribut ini, karena walaupun demikian,
pelayanan yang sebaik-baiknya harus diberikan kepada
konsumen. Untuk itu kedepannya guna memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada penumpang, pengelola angkot
juga harus memperbaiki atribut-atribut ini agar pelayanan
yang diberikan semakin maksimal. Terakhir adalah atribut-atribut yang menempati kuadran berlebihan adalah atribut tarif
angkot, jalur angkot, dan keramahan dan kesopanan sopir
angkot. Penumpang menilai pelayanan dari atribut-atribut tersebut terlalu berlebihan dibandingkan pelayanan terhadap
atribut lain yang sebenarnya jauh lebih penting bagi
penumpang. Oleh sebab itu kedepannya diharapkan agar pengelola angkot dapat lebih memfokuskan pelayanannya
pada atribut-atribut yang lebih penting.
2. Responden Sopir Dari analisa kuadran dapat disimpulkan bahwa jumlah
penumpang, penghasilan per hari, dan setoran yang
diberlakukan pemilik menjadi prioritas utama yang mempengaruhi tingkat kepuasan sopir angkot. Tentu saja hal
ini dapat diperbaiki dengan pemberian pelayanan yang sebaik
baiknya kepada penumpang, sehingga nantinya timbul rasa
kepercayaan terhadap angkot yang otomatis dapat membuat
orang-orang kembali memilih angkot sebagai sarana
transportasi mereka. Atribut tarif angkot menempati kuadran pertahankan yang artinya sopir sudah merasa bahwa tarif yang
diberlakukan sekarang sudah sesuai dengan harapan mereka.
Untuk kuadran prioritas rendah ditempati oleh atribut kondisi fisik lyn dan kenyamanan saat di terminal yang artinya sopir
merasa bahwa atribut-atribut tersebut bukan sesuatu yang penting bagi mereka dibandingkan dengan atribut yang lain,
namun tidak berarti pelayanan pada atribut-atribut ini tidak
diperhatikan. Yang terakhir adalah kuadran berlebihan atau kuadran diman tingkat kenyataan jauh lebih tinggi daripada
tingkat kepentingan responden. Atribut-atribut yang terdapat
dalam kuadran ini adalah rute angkot, keamanan penumpang, perilaku penumpang, kondisi jalan yang dilalui, dan ketepatan
jadwal angkot.
3. Responden Pengguna Jalan Dari analisa kuadran dapat disimpulkan bahwa
responden pengguna jalan menempatkan atribut ketertiban
angkot di jalan sebagai prioritas utama dari kinerja angkot yang harus diperbaiki. Sedangkan untuk atribut yang lain, para
pengguna jalan merasa kinerja yang ada sudah cukup
walaupun pada kenyataannya harapan para pengguna jalan terhadap kinerja angkot lyn 1 di jalan raya dapat semakin baik
lagi nantinya.
4. Responden Pemilik Angkot Dari analisa kuadran dapat disimpulkan bahwa
responden pemilik angkot menempatkan atribut jumlah
setoran dan keuntungan tiap bulan sebagai prioritas utama, untuk itu pemilik angkot harus dapat meningkatkan pelayanan
angkotnya agar masyarakat dapat kembali memilih angkot
sebagai sarana transportasi mereka. Sedangkan atribut kondisi angkot, harga suku cadang, dan harga angkot itu sendiri
menempati kuadran prioritas rendah dimana responden
pemilik angkot menganggap atribut tersebut kurang penting. Dan yang terakhir adalah kuadran berlebihan yang ditempati
oleh atribut perilaku sopir angkot, tanggung jawab sopir
angkot, kinerja sopir angkot, dan jadwal pengoperasian angkot. Dimana responden pemilik angkot menganggap
kinerja atribut-atribut tersebut sudah cukup baik.
Saran Dari kesimpulan di atas, maka dapat diketahui atribut-
atribut mana saja yang mempemgaruhi tingkat kepuasan masing-
masing responden. Oleh karena itu, diberikan saran-saran guna memperbaiki kinerja angkot agar pelayanan yang diberikan
semakin baik. Antara lain :
1. Perbaikan fasilitas fisik angkot (bangku, bel, dan lain-lain) agar penumpang merasa lebih nyaman.
2. Waktu tempuh dipercepat agar penumpang tidak terlalu
lama menunggu.
3. Waktu mencari penumpang sebaiknya tidak terlalu lama.
4. Sopir angkot harus lebih disiplin di jalan raya. 5. Angkot tidak menaikkan dan menurunkan penumpang
sembarangan.
6. Kondisi fisik angkot diperbaiki (mesin, cat, dan lain-lain) 7. Pemanfaatan terminal secara optimal.
8. Kebersihan angkot harus dijaga.