BAB IV ANALISA DATA A. Dampak Strategi Pemasaran ...repository.radenintan.ac.id/4425/6/BAB IV...
Transcript of BAB IV ANALISA DATA A. Dampak Strategi Pemasaran ...repository.radenintan.ac.id/4425/6/BAB IV...
BAB IV
ANALISA DATA
A. Dampak Strategi Pemasaran Pariwisata Pantai Labuhan Jukung Krui
Kabupaten Pesisir Barat Terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat
Secara etimologis Labuhan Jukung berarti pelabuhan tempat bersandarnya
perahu-perahu nelayan yang disebut Jukung dalam bahasa lokal. Meski tak lagi
menjadi pusat bersandarnya perahu-perahu nelayan, di sekitar pantai masih
ditemui sejumlah nelayan yang menyandarkan Jukungnya di pantai ini. Dan salah
satu keunggulan Pantai Labuhan Jukung adalah kemudahan aksesnya, yakni
terletak di pusat Kota Krui yakni Ibukota Kabupaten Pesisir Barat. Pantai ini
merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat yang terus dibenahi
infrastrukturnya. Karena letaknya di jalur lintas Barat Trans Sumatera, obyek
wisata ini ramai dikunjungi baik untuk berwisata atau sekedar melepas lelah
sebelum melanjutkan perjalanan.
Sejarah Labuhan Jukung sendiri tercatat dalam catatan sejarah Kabupaten
Pesisir Barat, yakni sekitar tahun 1883, wilayah Pantai Labuhan Jukung dan
sekitarnya merupakan tanah milik pemerintah yang disewa oleh seorang
keturunanan China bernama Kinseng, untuk dijadikan perkebunan kelapa. Area
seluas lebih kurang 50 Ha ini kemudian dikenal oleh masyarakat setempat dengan
nama kebun Kinseng. Dan sejak tahun 1950 an Pantai Labuhan Jukung dikenal
masyarakat sebagai pelabuhan nelayan di desa Kampung-Jawa dan sekitarnya.
Pantai ini merupakan tempat masyarakat nelayan menyandarkan jukung atau
kapalnya sehabis melaut. Masyarakat setempat banyak memanfaatkan pantai ini
86
sebagai tempat membeli ikan segar yang didapat langsung dari perahu nelayan
yang minggir/ berhenti.
Pada tahun 2003 Pemerintah Kabupaten Lampung Barat secara resmi
membuka Labuhan Jukung ini sebagai kawasan objek wisata untuk masyarakat
umum. Kondisi awal, objek wisata Labuhan Jukung hanya merupa pemandangan
alami pantai, dengan keragaman flora dan biota pantainya, serta kekayaan potensi
ombak yang menawan. Wisatawan yang datang mengunjungi Labuhan Jukung
hanya untuk menikmati keindahan panorama pantai dan bermain di karang saja.
Namun mulai memasuki tahun 2005, Pantai Labuhan Jukung mulai dikenal
wisatawan mancanegara sebagai tempat untuk berselancar selain pantai Tanjung
Setia. Sejak itu pantai ini ramai dikunjungi oleh para wisatawan untuk melakukan
surfing.
Ada beberapa strategi pemasaran pariwisata Pantai Labuhan Jukung Krui
Kabupaten Pesisir Barat yang dilakukan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Pesisir Barat, yaitu sebagai berikut:
1. Strategi Product (Produk)
Tahun 2012 Kabupaten Pesisisir Barat memisahkan diri dari
Kabupaten Lampung Barat dan berdiri sebagai Kabupaten baru, dan
Labuhan Jukung dikategorikan termasuk salah satu aset daerah Kabupaten
Pesisir Barat yang secara otomatis dihibahkan kepada Kabupaten
bersangkutan untuk dikelola. Hal ini tertuang melalui keputusan Bupati
Pesisir Barat Nomor 030/272/KPTS/III. 13/2015 Tentang Penetapan Status
Penggunaan Barang Milik Daerah Kabupaten Pesisir Barat pada Dinas
Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif yang semenjak tahun 2017 berubah nama
87
menjadi Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat. Melihat besarnya
potensi yang ada, maka oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat objek
wisata ini mulai mendapat perhatian khusus. Berdasarkan Master Plan
Labuhan Jukung tahun 2014, disebutkan bahwa objek wisata ini akan
dijadikan sebagai daerah tujuan wisata nasional yang dikelola langsung
oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat.
Menurut hasil temuan di lapangan yang telah dikemukan dalam Bab
sebelumnya, Pantai Wisata Labuhan Jukung tidak dikelola sendiri oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat melainkan melibatkan pihak
lain dalam pengelolaannya, jadi dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten
Pesisir Barat berkerjasama dan mengawasi berjalannya aktivitas yang ada
di Pantai Wisata Labuhan Jukung. Pihak lain yang dimaksud disini yaitu
pihak yang melakukan kerjasama dibidang pengelolaan obyek wisata yaitu
pihak swasta dan masyarakat sekitar. Hubungan kerjasama pihak
pemerintah dan pihak swasta adalah meningkatkan kemajuan Pantai
Wisata Labuhan Jukung, jadi dengan adanya hubungan kemitraan antara
pihak pemerintah dan pihak swasta, diharapkan pemasaran obyek wisata
berjalan dengan baik dan akan manarik pengunjung untuk datang ke Pantai
Wisata Labuhan Jukung.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa di Pantai
Labuhan Jukung memang sudah memiliki pasar wisata, namun pasar
wisata tersebut belum memiliki lengkap seperti pasar wisata pada
umumnya. Hal ini juga ditegaskan oleh kepala Dinas Pariwisata
Kabupaten Pesisir Barat yakni Bapak Audi Marpi, yang mengatakan
88
bahwa belum tersedia pasar wisata yang lengkap di Kawasan Pantai
Labuhan Jukung. Kawasan Pantai Labuhan Jukung baru terdapat wisata
kuliner saja, belum tersedia pasar wisata yang lengkap, terutama kios-kios
cindera mata yang menjual cindera mata khas Pantai Labuhan Jukung
yang sebenarnya diinginkan oleh pengunjung. Namun pemerintah akan
segera membangun pusat jajanan kuliner dan kios cindera mata berupa
sebuah gedung. Pembangunan pusat jajanan kuliner dan kios cindera mata
ini akan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan
pendapatan mereka secara ekonomi.
2. Strategi Place (Tempat)
Menurut Ardiyanto selaku petugas di Pantai Wisata Labuhan Jukung
mengatakan bahwa pengembangan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
cukup baik. Diantara pembangunan yang menarik wisatawan adalah
pembangunan atraksi wisata. Atraksi wisata adalah daya tarik yang
memotivasi wisatawan untuk berkunjung atau berlibur, walaupun pihak
pemerintah belum dapat merealisasikan keseluruhan atraksi wisata, namun
sudah ada beberapa atraksi wisata yang dibangun sehingga dapat menarik
wisatawan datang. Atraksi bisa berupa alam seperti landskape, pantai,
pegunungan, iklim, lembah: atraksi buatan seperti kota bersejarah, taman
dan risort: atraksi budaya drama, festival, museum, geleri, dan atraksi
sosial seperti kesempatan berbaur dengan masyarakat di daerah tujuan
wisata dan ikut mengalami cara hidup bersama mereka. Atraksi perlu
dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata.
89
Obyek wisata yang paling bisa diandalkan adalah obyek wisata yang
dapat dikunjungi setiap hari tanpa persiapan terlebih dahulu, misalnya laut,
pantai, gunung merapi, sungai, danau, kawasan lindung, pemandangan
alam dan lain-lain. Obyek wisata semacam itu sebenarnya tersedia pada
semua jenis obyek wisata (alam, budaya dan buatan). Pengembangan
atraksi wisata ini sangat penting agar obyek ini semakin berkembang,
tetapi dalam pelaksanaannya harus memperhitungkan faktor-faktor
geografis, potensi, karakteristik objek dan tingkat perkembangan.
Selain itu, berdasarkan hasil observasi penulis selama beberapa hari di
Pantai Wisata Labuhan Jukung atraksi wisata Pantai Labuhan Jukung yang
menjadi daya tarik wisatawan adalah keindahan pantainya yang masih
alami. Ketinggian ombaknya membuat pantai ini menjadi salah satu spot
terbaik untuk berselancar di Pesisir Barat, terutama untuk pemula yang
baru belajar olahraga selancar. Sehingga pantai ini menjadi salah satu
pantai favorit wisatawan. Keindahan pantainya menjadi alasan wisatawan
untuk berkunjung ke Pantai Labuhan Jukung. Keindahan Pantai Labuhan
Jukung ini menjadi daya tarik sendiri yang harus slalu dijaga keasliannya
dan tidak boleh dirusak, sehingga dapat terus menjadi daya Tarik
wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Labuhan Jukung.
Selain strategi tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam Bab
sebelumnya bahwa Pemerintah Daerah serta Dinas Pariwisata Kabupaten
Pesisir Barat sangat serius menangani masalah-masalah yang terdapat pada
obyek wisata khususnya Pantai Wisata Labuhan Jukung. Pengembangan
yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata dari
90
sumber dana APBN dan APBD tahun anggaran 2017. Pengembangan
dilakukan dengan memperbaiki fasilitas-fasilitas yang ada dan
membangun atraksi wisata di Pantai Wisata Labuhan Jukung.
Selain komponen pengembangan di atas, komponen penting dalam
pengembangan pariwisata adalah Masyarakat penerima wisatawan yang
menyediakan akomodasi dan pelayan jasa pendukung wisata (fasilitas dan
pelayanan). Pelayanan pendukung dan fasilitas (facilitation) seperti tempat
makan dan minum, tempat belanja, fasilitas olahraga, hiburan, akomodasi
atau tempat inap atau hotel, WC umum, peta wisata, dan sebagainya.
Fasilitas-fasilitas yang telah dibangun pemerintah untuk
mengembangkan Pantai Labuhan Jukung adalah gedung serba guna, area
parkir samping GSG, gazebo, WC umum, cottage, tempat bilas, jogging
track/ bicycle track, lampu taman, plang nama Labuhan Jukung, warning
poice, dan menara pandang. Sedangkan yang akan dibangun pemerintah
dalam jangka pendek ini adalah Pusat Informasi Wisata/ TIC dan pusat
jajanan kuliner & kios cindera mata, pestival teluk stabas yang diadakan
setiap satu kali setahun. Dan untuk jangka panjang pemerintah sedang
membangun bundaran dan akan diberlakukan tiket masuk & parkir Pantai
Labuhan Jukung.
Pengembangan pariwisata harus memperhatikan kelengkapan fasilitas
dan baiknya pelayanan jasa wisata, karena hal ini merupakan salah satu
yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu obyek
wisata. Wisatawan yang berkunjung ke suatu obyek wisata tentunya
memiliki berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan makanan dan
minuman, penginapan, fasilitas-fasilitas lain seperti lapangan olahraga,
91
WC umum, dan lain-lain. Berangkat dari kebutuhan wisatawan akan
fasilitas dan pelayanan ini maka terciptalah kesempatan dan peluang untuk
masyarakat dalam meningkatan pendapatan mereka guna mencapai
kesejahteraan masyarakat seperti membuka hotel, losmen, warung makan,
bengkel, dan lainnya.
Atraksi wisata Pantai Labuhan Jukung perlu dikembangkan agar dapat
memberikan dampak positif terhadap perekonomian Kabupaten Pesisir
Barat, khususnya perekonomian masyarakat lokal sekitar Pantai Labuhan
Jukung. Berdasarkan observasi salah satu dampak pengembangan Pantai
Labuhan Jukung dari komponen atraksi wisata adalah bertambahnya
pendapatan masyarakat yang diperoleh melalui kegiatan usaha di sekirat
Pantai, seperti adanya toko surfshop, toko surfshop adalah toko yang
menjual alat-alat untuk olahraga selancar, seperti papan selancar,
sunblock, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil observasi penulis, maka terlihat bahwa komponen
yang paling berpengaruh dalam pengembangan obyek wisata Pantai
Labuhan Jukung adalah atraksi wisata. Dan menurut hasil wawancara
dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat mengatakan
bahwa pemerintah akan terus meningkatkan atraksi/daya tarik wisata
Pantai Labuhan Jukung. Karena tanpa adanya daya Tarik dari suatu obyek
wisata maka obyek wisata itu tidak akan pernah ada. Daya Tarik Pantai
Labuhan Jukung adalah pemandangan alam nya yang alami, dapat
menyaksikan sunset di sore hari, dan di Pantai Labuhan Jukung juga
92
terdapat ombak yang sangat menarik untuk seorang peselancar yang akan
melakukan olahraga selancar.
Selain atraksi pariwisata, Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata
Kabupaten Pesisir Barat sangat serius menangani masalah transportasi, hal
ini disebabkan karena salah satu komponen penting dalam pengembangan
pariwisata adalah transportasi. Transportasi mempunyai dampak besar
terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata. Semakin baik
aksesibilitas menuju obyek wisata maka akan semakin mudah pula
wisatawan mencapai suatu obyek wisata, kadang-kadang wisatawan tidak
mau datang ke suatu tempat karena akses transportasinya yang sulit.
Sehingga untuk mengembangkan obyek Wisata Labuhan Jukung
Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat
menunjang berbagai macam transfortasi yang baik, yang dapat menjadi
pilihan bagi wisatawan yang ingin berkunjung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa sumber data lapangan
diperoleh sebuah data bahwa Transportasi menuju Pantai Labuhan Jukung
sudah mumpuni dan mudah ditemui. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
transportasi menuju obyek wisata Pantai Labuhan Jukung sudah baik.
Transportasi yang dapat digunakan wisatawan untuk berkunjung ke Pantai
Labuhan Jukung adalah dengan menggunakan transportasi darat dan
transportasi udara. Transportasi darat yang tersedia adalah dengan
menggunakan Bus Krui Putera dari Terminal Bandar Lampung, dan saat
ini telah diresmikan Bus Trans Lampung dengan tujuan Propinsi Lampung
93
termasuk Krui. Selain menggunakan bus wisatawan juga dapat
menggunakan jasa biro perjalanan wisata. Perjalanan jalur darat
menghabiskan waktu sekitar 5 jam. Sedangkan jika ingin menggunakan
transportasi udara wisatawan dapat naik pesawat dari Bandara Raden Intan
II dan mendarat di Bandara Seray. Perjalanan menggunakan jalur udara ini
membutuhkan waktu sekitar 35 menit. Dari Bandara Seray, untuk masuk
menuju lokasi dapat ditempuh dengan jasa ojek maupun dengan agen
travel.
Perkembangan pariwisata menyebabkan kebutuhan akan transportasi
meningkat. Wisatawan yang akan berkunjung ke suatu obyek wisata
tentunya membutuhkan transportasi untuk mencapai tempat wisata
tersebut, peningkatan permintaan transportasi ini memberikan peluang
bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan pendapatan mereka,
kesempatan di bidang transportasi itu misalnya biro perjalanan wismata
dan agen perjalanan wisata.
3. Strategi Price (Harga)
Harga merupakan aspek penting dari persaingan antar tujuan wisata.
Faktor harga berhubungan dengan biaya transportasi ke dan dari tujuan
serta biaya jasa akomodasi, atraksi, makanan dan tour. Keputusan para
pendatang sebagai wisatawan juga dapat didasarkan pada fitur ekonomi
lainnya seperti nilai tukar mata uang.
Tarif retribusi masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir Barat
ditetapkan berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Daerah
94
(Perda) Kabupaten Pesisir Barat. Pantai Wisata Labuhan Jukung tergolong
lebih rendah dibandingkan dengan harga rata-rata obyek wisata di
Kabupaten Pesisir Barat. Perbedaan cara penghitungan retribusi
menjadikan retribusi masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung lebih murah
dibandingkan obyek Wisata Pantai lainnya merupakan strategi
pengembangan yang dilakukan oleh pengelola Pantai Wisata Labuhan
Jukung dan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat. Daftar tarif retribusi
masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
TABEL 5
Tarif Retribusi Masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017
No Jenis Kendaraan/
Orang
Tarif Retribusi
Jumlah Tarif Retribusi
Obyek Wisata
Retribusi
Parkir
Retribusi
sampah
1. Pejalan Kaki Dewasa 3.000 - 2.000 5.000
2. Pejalan Kaki Anak-anak 2.000 - 1.000 3.000
3. Sepeda Motor 8.000 3.000 2.000 13.000
4. Mobil Pribadi 20.000 5.000 10.000 35.000
5. Bus Kecil 69.000 5.000 10.000 84.000
6. Bus Sedang 95.000 7.000 10.000 112.000
7. Bus Besar 155.000 7.000 12.000 174.000
Sumber: Data Olahan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat, tahun 2017.
Daftar retribusi masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir
Barat di atas merupakan daftar retribusi masuk sesuai dengan ketentuan
yang terdapat pada Perda Kabupaten Pesisir Barat. Sedangkan untuk
penilaian pengunjung terhadap harga tiket masuk Pantai Wisata Labuhan
Jukung Krui Pesisir Barat menurut data hasil interview, penulis dapat
menyimpulkan bahwa daftar distribusi masuk Pantai Wisata Labuhan
Jukung masih tergolong murah (62%), sedang (20%), mahal (16%) dan
95
tidak tahu harga tiket masuk (2%). Pengunjung tidak mengetahui harga
tiket masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung karena pengunjung mengikuti
perjalanan paket wisata. Harga tiket masuk Pantai Wisata Labuhan Jukung
tergolong rendah dibandingkan obyek wisata alam di sekitarnya, sehingga
harga tiket masih bisa dijangkau konsumen dan hanya 16% pengunjung
menyatakan mahal.
Sedangkan untuk penilaian pengunjung terhadap kualitas dan harga
makanan yang dijual di Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir Barat
adalah baik dan cukup murah (42%), baik dan mahal (29%), tidak baik
tapi murah (7%), tidak baik dan mahal (7%), dan sebagian pengunjung
tidak mengetahui kualitas dan harga makanan dan minuman (15%).
Kebanyakan pengunjung menilai harga makanan dan kualitas makanan
yang dijual di Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir Barat sudah
cukup murah dan berkualitas sehingga diperlukan upaya masyarakat
sekitar pantai untuk tetap mengontrol harga dan kualitas makanan yang
ditawarkan di obyek wisata Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Pesisir
Barat.
4. Strategi Promotion (Promosi)
Adapun pelaksanaan strategi pemasaran dilakukan dengan
bekerjasama dengan pihak yang terlibat dalam pemasaran obyek wisata
seperti PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia), ASITA
(Association of The Indonesia Tours and Travel Agencies), dan pengrajin-
pengrajin yang berada di Kabupaten Pesisir Barat. Kerjasama yang
96
dilakukan adalah melakukan promosi-promosi. Promosi menurut pihak
Dinas Pariwisata adalah suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi
wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana agar atraksi dapat dikunjungi.
Promosi adalah salah satu komponen penting dalam menentukan
pengembangan suatu obyek wisata. Semakin baik promosi yang dilakukan
maka suatu obyek wisata akan semakin dikenal oleh calon wisatawan.
Promosi adalah langkah awal yang harus dilakukan untuk
memperkenalkan suatu obyek wisata.
Sementara promosi yang telah dilakukan Dinas Pariwisata terhadap
Pantai Labuhan Jukung adalah: Menyebarkan pamplet dan liplet ke hotel-
hotel, pusat hiburan, dan tempat keramaian lainnya; Memperkenalkan
Labuhan Jukung saat pestival teluk stabas di Pantai Labuhan Jukung;
Kerjasama dengan biro perjalanan untuk membuat paket wisata;
Memasang bilboat di Bundaran Walikota dan di Bandara Raden Intan II;
Pelatihan POKDARWIS (Pelatihan Sadar Wisata) untuk masyarakat;
Melalui sosial media; Mengadakan atraksi seni dan budaya setiap 2 kali
dalam seminggu, namun pada tahun ini tidak diadakan lagi, dan akan
diadakan pada tahun yang akan datang.
Komponen promosi adalah komponen yang sangat penting dalam
pengembangan pariwisata, karena semakin baik promosi yang dilakukan
maka obyek wisata tersebut akan semakin dikenal oleh wisatawan.
Tentunya promosi ini tidak cukup dilakukan di dalam negeri saja namun
juga dilakukan di luar negeri yang bisa dilakukan dengan media internet.
Semakin banyak wisatawan yang mengetahui tentang obyek wisata
97
tersebut maka peluang untuk wisatawan berkunjungpun meningkat.
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan akan berdampak pada jumlah
pengeluaran wisatawan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama
berlibur, pengeluaran wisatawan ini akan menjadi peluang untuk
masyarakat dalam mendirikan suatu unit usaha. Pendirian unit usaha ini
akan menambah pendapatan bagi masyarakat yang pada akhirnya
kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Selain itu, dalam upaya untuk menunjang agar strategi pemasaran
berjalan dengan baik, pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat
mengatakan bahwa upaya yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan
pertemuan rutin dengan pihak-pihak yang terlibat dalam memasarkan
obyek wisata, walaupun pertemuan rutin yang direncanakan belum
memiliki jadwal tetap untuk melakukan kordinasi dengan pihak-pihak
yang terlibat, akan tetapi upaya tersebut telah masuk dalam rancangan
perencanaan pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat dimasa
mendatang. Koordinasi pihak Dinas Pariwisata dengan pihak lain
bertujuan untuk memasarkan obyek wisata yang berada di Kabupaten
Pesisir Barat khususnya Pantai Wisata Labuhan Jukung.
Selain melakukan pemasaran pariwisata yang dilakukan yaitu dengan
cara penyebaran informasi melalui media internet, membuat tulisan-tulisan
(selebaran) tentang keindahan pantai wisata Labuhan Jukung, dan hal-hal
terkait, pihak Dinas Pariwisata juga melakukan pameran obyek wisata
(Pasar WIsata) yang di adakan pada waktu tertentu sesuai dengan
ketetapan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat. Menurut pihak Dinas
98
Pariwisata, pasar wisata merupakan bagian yang penting. Walaupun untuk
perencanaan belum/tidak diperlukan suatu riset lengkap dan mendalam,
namun informasi mengenai trend perilaku, keinginan, kebutuhan, asal,
motivasi dan sebagainya dari wisatawan perlu dikumpulkan dari mereka
yang berlibur.
Strategi pemasaran pariwisata Pantai Labuhan Jukung Krui Kabupaten
Pesisir Barat di atas merupakan strategi yang dikembangkan oleh pihak
masyarakat pengelola Pantai Wisata Labuhan Jukung dan Dinas Pariwisata
Kabupaten Pesisir Barat. Pengelolaan strategi pemasaran tersebut memiliki
dampak yang banyak untuk masyarakat sekitar pantai. Adapun dampak pariwisata
terhadap ekonomi masyarakat lokal dan kesejahteraan masyarakat, menurut Ibu
Yunia Rahmawati selaku Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata
Kabupaten Pesisir Barat dan ibu Putri selaku pedagang di Pantai Labuhan Jukung
mengatakan bahwa salah satunya adalah dampak terhadap kesejahteraan
masyarakat sekitar pantai, itu artinya dengan adanya kegiatan pariwisata di suatu
daerah maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal atau masyarakat itu
sendiri dengan cara membuka unit-unit usaha untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut. Sehingga pada gilirannya
akan memberikan pendapatan ekonomi masyarakat di kawasan obyek wisata
tersebut.
Strategi pemasaran dan pengembangan pantai Wisata Labuhan Jukung
memiliki dampak dan peluang usaha bagi masyarakat sekitar Pantai. Peluang
kegiatan usaha tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan pendapatan
99
masyarakat yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Adapun gambaran tentang dampak strategi pemasaran dan pengembangan
pariwisata Pantai Labuhan Jukung terhadap jumlah usaha masyarakat demi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kawasan Pantai Wisata Labuhan
Jukung dapat digambar pada tabel dibawah ini.
TABEL 6
Jumlah Usaha Pariwisata Sebelum dan Sesudah Pengembangan
Di Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat
No. Jenis Usaha
Sebelum Pengembangan
(2003 – 2014)
Sesudah Pengembangan
(2015 – 2017)
Jumlah Usaha
(unit)
Pekerja
(jiwa)
Jumlah Usaha
(unit)
Pekerja
(jiwa)
1. Warung makan 4 7 19 37
2. Warung minum 1 2 4 8
3. Bengkel - - 1 3
4. Toko cidera mata - - 1 2
5. Warung sembako 1 1 5 5
6. Kafe 5 8 9 24
7. Hotel 1 1 2 6
8. Losmen 3 5 3 6
9. Minimarket - - 1 2
10. Toko surfshop 1 3 1 8
11. Biro Jasa Wisata 1 3 1 3
Jumlah 17 30 47 104 Sumber: Data Olahan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat, tahun 2017.
Berdasaran tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah unit usaha yang ada
sebelum pengembangan wisata Pantai Labuhan Jukung terdapat 17 unit usaha
dengan jumlah pekerja 30 orang. kemudian setelah pengembangan wisata Pantai
Labuhan Jukung meningkat menjadi 47 unit usaha dengan jumlah yang bekerja
sebanyak 104 orang. Peningkatan peluang kerja dalam meningkatkan
kesejahteraan setelah pengembangan pariwisata adalah sebanyak 30 unit usaha
dengan peningkatan jumlah yang bekerja sebanyak 74 orang.
100
Tabel di atas juga membuktikan dengan adanya pengembangan wisata
Pantai Wisata Labuhan Jukung menunjukan bertambahnya jumlah usaha-usaha
yang berkaitan dengan pariwisata seperti jenis usaha warung makan yang sebelum
pengembangan berjumlah 4 unit dengan 7 orang pekerja, namun setelah
pengembangan Pantai Wisata Labuhan Jukung meningkat menjadi 19 unit warung
makan dengan 37 orang pekerja, begitu juga pada jenis usaha lain yang
mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan tersebut, maka dengan
sendirinya pendapatan masyarakat di Sekitar Pantai Wisata Labuhan Jukung juga
akan mengalami peningkatan dan kesejahteraan masyarakat juga akan mengalami
peningkatan dari sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa masyarakat
pedagang di sekitar Pantai Wisata Labuhan Jukung diketahui bahwa pada saat
hari-hari tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri dan hari-hari libur seperti hari
kemerdekaan dan tahun baru penjual menambah jumlah tenaga kerja untuk
sementara karena di saat hari raya dan hari libur pengunjung di Pantai Wisata
Labuhan Jukung mengalami peningkatan. Dan pada saat hari-hari libur banyak
masyarakat yang beralih mata pencaharian dengan cara berjualan di sekitar
Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung untuk mendapatkan tambahan
penghasilan dengan memanfaatkan peluang tersebut. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengembangan pariwisata Pantai Wisata Labuhan Jukung memberikan
dampak yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat di Kawasan Pantai Wisata
Labuhan Jukung.
Adapun gambaran tentang kesejahteraan masyarakat sekitar Pantai Wisata
Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat tergolong dalam tingkat keluarga
101
sejahtera tahap II seperti yang telah digambarkan dalam Bab II sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran kesejahteraan masyarakat sekitar Pantai
Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
TABEL 7
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Pantai Wisata Labuhan Jukung
Krui Kabupaten Pesisir Barat
No. Indikator Kesejahteraan
Tahap II
Terpenuhi
(KK)
Tidak
Terpenuhi
(KK)
Jumlah
(KK)
1. Anggota keluarga melaksanakan
ibadah secara teratur 21 - 21
2. Paling kurang sekali seminggu
keluarga menyediakan daging
atau ikan atau telur sebagai lauk
pauk
18 3 21
3. Seluruh anggota keluarga
memperoleh paling kurang 1 stel
pakaian setahun terakhir
21 - 21
4. Luas lantai rumah paling kurang
8 meter persegi untuk tiap
penghuni rumah
17 4 21
5. Seluruh anggota keluarga dalam
3 bulan terakhir dalam keadaan
sehat
15 6 21
6. Paling kurang 1 anggota
keluarga usia 15 tahun ke atas
mempunyai penghasilan tetap
16 5 21
7. Seluruh anggota keluarga yang
berumur 10 – 60 tahun bisa baca
tulisan latin
21 - 21
8. Seluruh anak usia 5 – 15 tahun
bersekolah pada saat ini 21 - 21
9. Bila anak hidup 2 atau lebih,
keluarga yang masih berstatus
pasangan usia subur memakai
kontrasepsi
18 3 21
Sumber: Data Olahan Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat, tahun 2017.
Gambaran di atas merupakan gambaran tingkat kesejahteraan masyarakat
di sekitar pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat. Data
102
tersebut di atas menggambarkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di
sekitar pantai Wisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat sudah
tergolong dalam tingkat Keluarga Sejahteraan Tahap II sesuai dengan indikator
yang telah dijelaskan dalam Bab II sebelumnya. Peningkatan kesejahteraan
masyarakat tersebut tercapai disebabkan karena pengembangan Dinas Pariwisata
Kabupaten Pesisir Barat terhadap pantai Wisata Labuhan Jukung Krui.
Adapun gambaran data tentang pendapatan dan pengeluaran sebelum dan
sesudah pengembangan Pariwisata Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 8
Jumlah Pendapatan dan Pengeluaran Usaha Pariwisata Sebelum dan Sesudah
Pengembangan Di Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung
Krui Kabupaten Pesisir Barat
No. Jenis Usaha
Pendapatan Usaha Pengeluaran Usaha
Sebelum
Pengembangan
Sesudah
Pengembangan
Sebelum
Pengembangan
Sesudah
Pengembangan
1. Warung makan 13.500.000 24.300.000 10.800.000 16.200.000
2. Warung minum 7.200.000 15.600.000 4.500.000 9.750.000
3. Bengkel - 15.000.000 - 10.000.000
4. Toko cidera mata - 13.000.000 - 9.000.000
5. Warung sembako 12.700.000 18.000.000 10.250.000 14.500.000
6. Kafe 7.500.000 13.000.000 4.500.000 8.000.000
7. Hotel 26.250.000 45.500.000 20.000.000 25.000.000
8. Losmen 8.250.000 14.300.000 4.000.000 6.000.000
9. Minimarket - 35.000.000 - 28.000.000
10
.
Toko surfshop 9.000.000 16.700.000 7.250.000 12.000.000
11
.
Biro Jasa Wisata 32.000.000 55.000.000 20.000.000 32.000.000
Sumber: Data Olahan hasil interview dan dokumentasi pada Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir
Barat, tahun 2017.
Usaha pariwisata yang sudah ada di Kawasan Pantai Wisata Labuhan
Jukung adalah jasa transportasi, jasa perjalanan, jasa makanan dan minuman, dan
penyediaan akomodasi seperti hotel dan losmen. Namun masih terdapat peluang/
kesempatan kerja di Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung yang dibutuhkan
103
wisatawan namun belum disediakan oleh masyarakat. Berdasarkan observasi dan
wawancara dengan pengunjung peluang/ kesempatan kerja baru di Kawasan
Pantai Wisata Labuhan Jukung adalah kios yang menjual cindera mata, karena
belum terdapat kios atau toko yang menjual cindera mata khas Pantai Wisata
Labuhan Jukung, sehingga ketika pengunjung datang ke Pantai Wisata Labuhan
Jukung dan pulang dengan tidak membawa cindera mata khas Labuhan Jukung.
Kemudian di Pantai Wisata Labuhan Jukung juga masih kekurangan fasilitas
seperti tempat bilas, toilet, dan mushola, ketika pada saat pengunjung meningkat
seperti di hari raya dan hari libur seperti tahun baru, banyak pengunjung yang
merasa kesulitan sehingga di Pantai Wisata Labuhan Jukung bisa di tambah
fasilitas tempat bilas dan toilet dengan menetapkan tarif tertentu. Kemudian di
Kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung juga belum terdapat SPA, SPA ini sangat
dibutuhkan oleh wisatawan asing, dikarenakan mereka sering lelah setelah
melakukan olahraga selancar. Sehingga mereka memerlukan SPA untuk
mengobati rasa lelah mereka setelah seharian berlibur. Selain itu di Kawasan
Pantai Wisata Labuhan Jukung belum terdapat rental motor atau sepeda yang amat
dibutuhkan wisatawan untuk keperluan berlibur.
B. Tinjauan Ekonomi Islam tentang Strategi Pemasaran Pariwisata Pantai
Labuhan Jukung Krui Kabupaten Pesisir Barat
Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan yang
bersifat publik ataupun lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan, tentu
mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri yang merupakan motivasi dari
pendiriannya, demikian pula dengan Pantai Wisata Labuhan Jukung tentu saja
104
memiliki tujuan, strategi dan manajemen. Proses-proses manajemen, termasuk
manajemen syari’ah1 pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara
mantap untuk melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesuatu
sesuai dengan aturan serta memiliki manfaat. Fungsi perencanaan meliputi
strategi, dan strategi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan sutau bisnis
atau perusahaan. Demikian juga dalam pemasaran dibutuhkan suatu strategi,
terlebih lagi dalam dunia bisnis yang penuh persaingan, maka strategi sangat
penting yang kemudian disebut strategi pemasaran.
Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap pemasar untuk
mampu melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan lebih efektif dan efisien.
Kegiatan pemasaran tersebut membutuhkan sebuah konsep pemasaran yang
mendasar sesuai dengan kepentingan pemasar dan kebutuhan serta keinginan
pelanggan. Dalam hal ini, pemasaran Islami memiliki posisi yang sangat strategis,
karena pemasaran Islami merupakan salah satu strategi pemasaran yang
didasarkan pada al-Qur'an dan Sunah Rasulullah Saw. Pemasaran Islami
merupakan sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan values (nilai) dari satu inisiator (pemrakarsa) kepada
stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta
prinsip-prinsip Islam dan muamalah dalam Islam.
Setiap kegiatan bisnis seperti Pantai Wisata Labuhan Jukung beroperasi
pada strategi pemasaran untuk optimalisasi dalam mencapai tujuannya. Strategi
1 Sebagaimana diketahui manajemen syari’ah menurut Sofyan Syafri Harahap adalah
sebagai suatu ilmu manajemen yang berisi struktur teori menyeluruh yang konsisten dan dapat
dipertahankan dari segi empirisnya yang didasari pada jiwa dan prinsip-prinsip Islam. Lihat
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 2006), h. 126
105
pemasaran yang kompleks ini selalu berubah-ubah sebagai konsekuensi dari
perubahan sosial. Bagi perusahaan bisnis perubahan lingkungan dapat menjadi
tantangan yang baru bagi pemasaran usaha, sehingga hal ini memerlukan
tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula atau sebaliknya dapat berubah
menjadi peluang atau kesempatan mengembangkan usaha. Dengan demikian
strategi pemasaran dalam sebuah perusahaan bisnis tidak dapat dilakukan hanya
sekali proses saja, namun butuh proses panjang untuk membuat strategi
pemasaran yang sesuai dengan perusahaan tersebut.
Hal yang paling mendasar dan diperlukan dalam strategi pemasaran adalah
bagaimana cara dan upaya untuk menarik minat masyarakat/ calon konsumen agar
mau dating dan berkunjung sehingga jumlah para pendatang dapat bertahan
ataupun menambah jumlah konsumen di tempat tersebut. Dan sesuai dengan
strategi pemasaran yang telah diuraikan di bab III, maka strategi pemasaran Pantai
Wisata Labuhan Jukung dapat dilihat dari segi segmenting, targeting dan
positioning.
Segmenting (segmentasi pasar) merupakan tindakan mengidentifikasi dan
membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing
konsumen dibedakan menurut karakteristik kebutuhan produk dan bauran
pemasaran tersendiri, sedangkan targeting (target pasar) merupakan tindakan
memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Untuk target pasar dari
Pantai Wisata Labuhan Jukung adalah keseluruhan masyarakat yang ada di sekitar
Kabupaten Pesisir Barat dan Provinsi Lampung, serta masyarakat di luar Provinsi
Lampung, baik masyarakat yang melintas daerah-daerah lain di Provinsi Lampung
106
maupun Luar Daerah Provinsi Lampung (segmentasi geografis). Segmentasi
geografis adalah membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografis seperti
Negara, kota, atau komplek perumahan. Untuk pembagian pasar Pantai Wisata
Labuhan Jukung lebih kepada masyarakat yang ada di sekitar Pantai Wisata
Labuhan Jukung dan orang-orang yang melintasi Pantai Wisata Labuhan Jukung.
Positioning (penetapan posisi pasar) tujuannya adalah untuk membangun
dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam
benak konsumen (memenangkan mind-share). Strategi penentuan posisi pasar
terdiri dari: dasar atribut (harga murah atau harga mahal), menurut kelas
pengguna, kelas produk. Untuk penetapan pasar ini Pantai Wisata Labuhan
Jukung memiliki keunggulan yang membedakannya dengan pesaing lainnya
seperti adanya sarana yang nyaman dan aman. Kenyamanan pengunjung dapat
dicapai dengan kebersihan lokasi. Kebersihan adalah hal utama bagi Pantai Wisata
Labuhan Jukung.
Sebagaimana yang diketahui bahwanya Islam tidak pernah memisahkan
ekonomi dengan etika. Manusia muslim, baik individu maupun kelompok dalam
lapangan ekonomi dan bisnis disatu sisi diberi kebebasan untuk mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya, namun disisi lain, ia terikat dengan iman dan
etika sehingga tidak bias bebas mutlak dalam menginvestasikannya. Begitu juga
dengan pemasaran, nilai etika keislaman tidak bias dipisahkan dengan
keseluruhaqn media pemasaran dalam rangka memasarkan produk yang berupa
jasa kepada calon konsumen.
Pemasaran yang dilakukan oleh Pantai Wisata Labuhan Jukung Pesisir
Barat dalam memasarkan produk jasa Pantai berada dalam koridor-koridor
107
syari’ah yang mengacu pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber utama. Dalam
arti pemasaran yang dilakukan oleh Pantai Wisata Labuhan Jukung tidak akan
merugikan salah satu pihak karena dilandasi dengan nilai-nilai kejujuran, amanah
(tanggung jawab), dan empati yang dijalankan dengan prinsip keadilan, wajar dan
rasional, sehingga terwujud pemberdayaan ekonomi umat. Contohnya dalam
menawarkan obyek wisata sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, tapi
memberikan iming-iming yang tidak ada di Pantai Wisata Labuhan Jukung.
Jika melihat pemasaran yang dijalankan oleh pihak pengelola Pantai
Wisata Labuhan Jukung, setidaknya ada 4 komponen penting, yaitu strategi
produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi. Adapun gambaran
strategi pemasaran tersebut dalam perspektif Ekonomi Islam dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Strategi Product (Produk)
Strategi produk Pantai Wisata Labuhan Jukung berusaha untuk
memberikan pelayanan dan produk yang terbaik bagi para wisatawan,
yaitu dengan menjaga kualitas sarana dan prasarana di Pantai Wisata
Labuhan Jukung, sehingga para wisatawan tetap menaruh kepercayaan
kepada Pantai Wisata Labuhan Jukung.
Perlu diketahui di sini bahwa produk yang ditawarkan oleh Pantai
Wisata Labuhan Jukung adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan
wisatawan dan pendatang serta penikmat Pantai Wisata Labuhan Jukung.
Serta produk yang ditawarkan yang dapat dinikmati di kawasan Pantai
Wisata Labuhan Jukung merupakan barang yang halal. Karena pengelola
108
dan masyarakat sekitar Pantai Wisata Labuhan Jukung merupakan
masyarakat yang beragama Islam sehingga hanya menjual barang-barang
yang dihalalkan oleh agama Islam. Dan dalam hal pelayanan masyarakat
sekitar kawasan Pantai Wisata Labuhan Jukung memberikan pelayanan
yang terbaik bagi para wisatawan, hal ini sesuai dengan ajaran Islam
dimana Islam menganjurkan kepada umatnya agar memberikan sesuatu
yang terbaik bagi sesamanya, serta berlomba-lomba meningkatkan kualitas
dan kuantitas jasa yang berikan tanpa adanya unsur penipuan.
Islam memandang kerja sebagai unsur produksi, dimana manusia
bertanggung jawab untuk memakmurkan dunia dan juga bertanggung
jawab untuk menginvestasikan dan mengembangkan harta yang
diamanatkan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Semua
kekayaan alam tidak berguna bila tidak dikelola oleh manusia. Alam telah
memberikan kekayaan yang tidak terhitung tetapi tanpa usaha manusia
semua akan tersimpan.
Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan memproduksi, bahkan
menjadikannya sebagai sebuah kewajiban terhadap orang-orang yang
mampu, lebih dari itu Allah akan memberi balasan yang setimpal yang
sesuai dengan amal/ kerja sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. an-
Nahl ayat 97, yaitu:
109
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan
kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang Telah mereka kerjakan.(Qs. An-Nahl: 97).
Perintah bekerja dalam Islam juga disebutkan dalam Firman Allah
SWT. dalam surat At-Taubah ayat 105, yaitu:
Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-
Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu
kerjakan. (Qs. At-Taubah: 105).
Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 14 yang berbunyi:
Artinya: Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu),
agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan
kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (Qs. An-
Nahl:14).
Ayat al-Qur’an surat an-Nahl ayat 97 menjelaskan balasan yang
diberikan Allah SWT. kepada hambanya yang yang melakukan pekerjaan
yang baik atau melakukan amal shaleh. Ayat ke 14 dari surat an-Nahl ini
menyebutkan tentang nikmat adanya laut dan pengaruhnya dalam berbagai
110
kehidupan manusia. Sementara manusia dituntut oleh Allah untuk
memanfaatkan segala nikmat yang ada dengan baik dan benar serta tidak
lupa untuk mensyukuri-Nya.
2. Strategi Place (Tempat)
Allah SWT menciptakan lautan sebagai bentuk karunia-Nya agar
manusia dapat mengambil manfaat dari lautan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan agar manusia itu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah
SWT. berikan. Laut sebagai bentuk karunia Allah SWT. yang luar biasa
menyimpan banyak sekali manfaat dalam kehidupan manusia, laut
menyediakan ikan untuk nelayan secara gratis tanpa harus
dikembangbiakan, lautan juga menyimpan begitu banyak keindahan di
dalamnya seperti mutiara, dan lautan juga adalah tempat kapal berlayar
atau jalan transportasi yang tersedia dengan sendirinya, selanjutnya yang
merupakan karunia dari Allah SWT. pula lautan bisa dijadikan sebagai
obyek wisata oleh manusia. Suatu obyek wisata yang tercipta dengan
sendirinya, keindahan yang terdapat di dalam lautan yaitu ikan-ikan kecil,
hewan-hewan laut yang beraneka ragam yang memliki keindahan yang
luar biasa, suasana pinggir laut yang mendamaikan, dan ombak yang dapat
menambah keindahan serta manfaat bagi manusia. Begitu besar nikmat
Allah yang Dia berikan melalui diciptakannya lautan, agar manusia yang
melakukan perjalanan atau berwisata mengambil pelajaran (taddabur
alam) dari setiap kejadian dan agar manusia tidak lupa mensyukuri
nikmat-nikmat Allah.
111
Obyek wisata harus dikelola dengan bijak, yaitu dengan
mengembangkan obyek wisata dengan tetap menjaga keindahan alam dan
bukan merusaknya. Pengembangan obyek wisata ini dilakukan haruslah
dengan niat dan tujuan yang baik, yaitu dengan memfokuskan agar
pengembangan pariwisata memiliki dampak positif yang besar dan
menghindari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari
pengembangan pariwisata. Bagaimana cara menghindari dampak negatif
tersebut adalah dengan menjaga nilai-nilai agama dan budaya di daerah
tersebut. Pengembangan pariwisata yang memasukkan nilai-nilai agama ke
dalam konsep pengembangan pariwisatanya adalah konsep pariwisata
syari’ah.
Pariwisata syari’ah merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah, akan tetapi tanpa
meninggalkan syari’ah Islam. Konsep pariwisata syari’ah tidak terbatas
pada wisata religi saja, tetapi meluas kesegala bentuk pariwisata kecuali
yang bertentangan dengan nilai-nilai syari’ah Islam. Pariwisata syariah
adalah segala macam jenis pariwisatayang menanamkan prinsip-prinsip
syari’ah di dalamnya dan dapat diperuntukan kepada siapa saja.
Pariwisata syari’ah dalam perspektif masyarakat pada umumnya
berupa wisata ziarah makam ulama, masjid-masjid peninggalan sejarah,
haji, dan lain-lain. Sebenarnya pariwisata syari’ah bukan hanya wisata
ziarah dan semua yang disebutkan tersebut, melainkan pariwisata syari’ah
adalah trend baru pariwisata dunia yang dapat berupa wisata alam, wisata
112
budaya, maupun wisata buatan yang keseluruhannya dibingkai dalam
nilai-nilai Islam. Sejalan dengan tujuan dijalankannya syari’ah, yaitu
memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan terhadap
keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda. Maka prinsip
dalam pariwisata syari’ah harus didasarkan pada tujuan untuk
meningkatkan semangat keberagaman dengan cara yang menghibur.
3. Strategi Price (Harga)
Jika dilihat dari strategi harga, Islam membolehkan penetapan harga
jual jasa dalam kegiatan bisnis, asalkan dalam hal jual beli jasa terjadi rela
sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan
transaksi pada tingkat harga tersebut. Pantai Wisata Labuhan Jukung
dalam menawarkan dan menetapkan harga jasa tidak selalu harus lebih
rendah dari harga pesaingnya, karena nanti dapat merusak harga yang telah
ada di pasar. Manajemen Pantai Wisata Labuhan Jukung telah
memperhitungkan berbagai hal dalam menentukan harga dengan cara
memperhitungkan berbagai hal dalam menentukan harga dengan cara
melihat segmen mereka yang menengah ke bawah, serta strategi harga
ditetapkan sesuai dengan keadaan sarana yang telah disiapkan oleh Pantai
Wisata Labuhan Jukung, sehingga tidak ada masalah selama kegiatan
tersebut dilaksanakan rela sama rela.
Selain itu, strategi harga yang dilaksanakan oleh Pantai Wisata
Labuhan Jukung merupakan strategi harga berdasarkan peraturan
pemerintah daerah dan berdasarkan pembentukan harga secara alami
113
terhadap kebutuhan pasar dan kesesuai sarana yang telah dipersiapkan
demi tercapainya kenyamanan para wisatawan. Dengan demikian
penentuan harga yang dilaksanakan oleh Pantai Wisata Labuhan Jukung
telah sesuai dengan ketentuan harga dalam perspektif ekonomi Islam.
Islam memberikan gambaran tentang penentuan harga berdasarkan
pembentukan harga alami antara permintaan dan penawaran. Hal ini bisa
terlihat dari hadits dari Rasulullah dimana pada saat itu harga-harga
melonjak pada masa Rasulullah Saw., kemudian para sahabat berkata
kepada Rasulullah “wahai Rasulullah, tentukanlah harga untuk kami”.
Rasulullah Saw. menjawab : Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan
harga,yang mencabut, yang membentangkan, dan yang memberi rezeki.
Saya sungguh berharap dapat bertemu Allah dalam keadaan tidak
seorang pundari kalian yang menuntut kepadaku karena kezaliman dalam
darah dan harta. (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidz, Ibnu Majah, Darami,
dan Abu Yakla).
4. Strategi Promotion (Promosi)
Adapun strategi promosi yang dilakukan oleh Pantai Wisata Labuhan
Jukung dengan berbagai macam media iklan dan publisitas. Iklan yang
dibuat oleh Pantai Wisata Labuhan Jukung berisi kebenaran dan tidak ada
yang berlebih-lebihan, hanya saja tulisannya yang dibuat semenarik
mungkin. Dalam hal promosi tersebut adalah sah dilakukan selama
penyampaian dan isi dari promosi tersebut jujur, benar, tidak banyak
sumpah dan menipu. Dan bila ditinjau lebih lanjut, menurut penulis
114
strategi pemasaran yang disampaikan kepada wisatawan adalah memang
benar-benar terbukti kebenarannya atau istilah promosi tersebut dilakukan
dengan jujur, benar dan tidak menipu.
Sedangkan dilihat dari strategi distribusi yang dilakukan Pantai Wisata
Labuhan Jukung adalah distribusi langsung. Aspek lain dari distribusi adalah
lokasi, kebersihan dan kenyamanan. Karena Islam memandang kebersihan itu
sebagian dari iman. Adapun pelayanan yang diberikan oleh Pantai Wisata
Labuhan Jukung melalui karyawannya kepada para wisatawannya dilakukan
dengan ramah, jadi boleh dikatakan pihak manajemen Pantai Wisata Labuhan
Jukung tidak menghalalkan segala cara terhadap pesaing lain dalam rangka
memperluas jangkauan pemasarannya.
Selain itu, strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk mengembangkan
pariwisata yang pada akhirnya berdampak positif terhadap perluasan kesempatan
kerja dan usaha. Peluang/ kesempatan kerja lahir akibat adanya permintaan
wisatawan. Permintaan wisatawan inilah yang membuka peluang/ kesempatan
kerja baru bagi masyarakat. Datangnya wisatawan ke suatu daerah wisata akan
memerlukan pelayanan untuk menyediakan kebutuhan, keinginan dan harapan
wisatawan yang berbagai macam, sehingga pariwisata telah memberi serta
menambah lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar obyek
wisata tersebut. Kesempatan kerja yang tercipta dalam pariwisata ini hendaknya
dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan cara bekerja.