BAB IV

13

Click here to load reader

description

Uraian

Transcript of BAB IV

Page 1: BAB IV

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI & KEBIJAKAN

4.1 VISI dan MISI

Dalam prioritas pembangunan RPJMD 2005-2025 untuk periode pembangunan 2010-215 Kota Semarang telah menetapkan visi “Terwujudnya Semarang kota perdagangan dan jasa yang berbudaya menuju masyarakat sejahtera”. Terjabarkan dalam Misi Kota Semarang :1. Mewujudkan Sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang berkualitas2. Mewujudkan pemerintah daerah yang efektif dan efisien meningkatkan kualitas pelayanan public serta menjunjung tinggi supremasi hukum 3. Mewujudkan kemandirian dayasaing daerah4. Mewujudkan tataruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan 5. Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakatAdapun pelaksanaannya telah terangkum dalam “sapta program”. Kesehatan masuk dalam program ketujuh dan masih terkait dalam beberapa program lainnya.Gambaran masyarakat Semarang di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah “Terwujudnya Masyarakat Kota Semarang yang Mandiri untuk Hidup Sehat”Visi tersebut mengandung filosofi pokok yaitu pada kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit hasil yang akan dapat dicapai. Perilaku masyarakat kota Semarang yang mandiri untuk hidup sehat diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Disamping itu semua lapisan masyarakat di Kota Semarang juga mempunyai akses dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh SKPD sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Adapun rumusan misi Dinas kesehatan Kota Semarang adalah :1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas2. Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan kemampuan hidup sehat.

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah32 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 2: BAB IV

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu dan analisis stratejik. Pernyataan tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Tujuan yang akan dicapai adalah :1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang efektif dan efisien (misi 1).2. Meningkatkan kesiapan dan ketersediaan sumberdaya kesehatan dalam mendukung proses pelayanan kesehatan (misi 1).3. Mengembangkan kebijakan dan manajemen yang efektif dan efisien dalam pengelolaan pelayanan dan sumberdaya kesehatan (misi 1).4. Meningkatkan pelayanan kefarmasian serta penyediaan obat perbekalan kesehatan yang memenuhi persyaratan mutu (misi 1).5. Meningkatkan perilaku dan peran aktif individu, keluarga dan masyarakat untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan lingkungannya sendiri (misi 2).Agar pembangunan kesehatan dapat diselenggarakan dengan berhasil-guna dan berdaya-guna, maka sasaran beserta indikatornya yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan sampai pada akhir tahun 2015 adalah :1.1 Menurunnya angka kesakitan, kematian dan mencegah kecacatan akibat penyakit.a. Kasus demam berdarah yang dilakukan penyelidikan epidemiologi ≤ 48 jam : 60%b. Kasus demam berdarah yang difogging sesuai standar ≤ 5 hari : 75 %c. Incident Rate Demam Berdarah : 210/100.000 pendudukd. Case Fatality Rate Demam Berdarah : <2%e. Penderita Demam Berdarah yang ditangani : 100%f. Kesembuhan penderita TB BTA + (cure rate) : 87%g. Penemuan kasus TB BTA + (case detection rate) : 75%h. Balita dengan diare yang ditangani : 100%i. Angka kematian diare : < 1/10.000 penduduk.j. Angka kesakitan diare : 17/1000 pendudukk. Cakupan penemuan pnemoni balita : 39%l. Cakupan balita dengan pnemoni yang ditangani : 100%m. Angka kesakitan pnemoni balita : 280/10.000 balitan. Klien yang mendapat penanganan HIV-AIDS (klien test HIV) : 95%o. Kasus infeksi menular seksual yang diobati : 100%p. Darah donor diskrining terhadap HIV-AIDS : 100%q. Prevalensi HIV-AIDS : < 2/10.000 penduduk.r. Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate) : > 90%s. Kelurahan mengalami KLB PD3I & keracunan makanan yang ditangani <24 jam : 100%t. Kelurahan mengalami KLB penyakit bersumber binatang yang ditangani <24 jam : 55 %u. Acute flacid paralysis rate usia < 15 tahun : 2/100.000 penduduk

33 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 3: BAB IV

v. Jejaring deteksi surveilens PTM di RS & puskesmas yang mantap : 80% w. Puskesmas yang melakukan deteksi dini PTM tertentu : 85%x. Ketepatan laporan surveilens penyakit menular : 99,5%y. Kelengkapan laporan surveilens penyakit menular : 100%z. Ketepatan laporan penyakit tidak menular : 80%aa.Kelengkapan laporan penyakit tidak menular : 95%s. Kelurahan mencapai Universal Child Imunization (UCI) : 100%t. Cakupan BIAS : 98,2%u. Imunisasi calon jemaah haji : 100%1.2 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjangnya.a. Cakupan rawat jalan di sarkes dasar (puskesmas) : 20%b. Cakupan rawat inap di sarkes dasar (puskesmas) :0,52%c. Pelayanan kesehatan pada kejadian bencana : 100%d. Penerapan ISO puskesmas : 9 puskesmase. Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin : 100%f. Pelayanan kesehatan rujukan pada masyarakat miskin : 16,5%g. Puskesmas dengan kemampuan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat : 52%.h. Rumah sakit dengan kemampuan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat : 100%i. Pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan : 100%j. Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum : 0,34%k. Sarana kesehatan penunjang yang melaksanakan pemantapan mutu internal: 88%l. Sarana kesehatan penunjang yang melaksanakan pemantapan mutu eksternal: 72%1.3 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan keluarga.a. Cakupan K-4 ibu hamil : 100%b. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan : 100%c. Deteksi risiko tinggi oleh tenaga kesehatan : 20%d. Deteksi risiko tinggi oleh masyarakat : 10%e. Cakupan kunjungan neonatus : 95%f. Cakupan kunjungan bayi : 95%g. Cakupan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) : 0,5%h. Cakupan BBLR yang ditangani : 100%i. Ibu hamil dengan risiko tinggi yang dirujuk : 100%j. Bumil risti yang ditangani : 100%k. Bumil komplikasi yang ditangani : 100%l. Neonatal risti yang ditangani : 100%m. Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang balita & anak prasekolah : 95%

34 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 4: BAB IV

n. Penjaringan kesehatan siswa SD oleh nakes : 100%o. Pemeriksaan kesehatan siswa SD, SMP, SMA oleh nakes : 85%p. Penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga : 85 kasusq. Cakupan pelayanan kesehatan remaja : 85%r. Cakupan peserta KB aktif : 95%s. Penanganan komplikasi KB : 100%t. Cakupan pelayanan kesehatan usila : 70%u. Kelompok usila aktif : 95%v. Puskesmas santun lansia : 37 buah1.4 Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat serta kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan gizi.a. Balita yang dating dan ditimbang : 84%b. Balita yang naik berat badannya : 84%c. Balita bawah garis merah : 2,5%d. Prevalensi gizi kurang balita : 13,2%e. Prevalensi gizi buruk balita : 1,57%f. Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe : 97%g. Pemberian vitamin A 2 kali/th pada balita : 100%h. Pemberian vitamin A 1 kali/th pada bayi : 97%i. Pemberian vitamin A pada ibu nifas : 92%j. Anemi gizi besi pada ibu hamil : 19%k. Ibu hamil kurang energy kronik (KEK) : 3,8%l. Balita gizi buruk mendapat perawatan : 100%m. Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6024 bulan dari keluarga miskin : 100%n. Pemberian makanan tambahan pada balita gizi kurang : 75%o. Pemberian makanan tambahan pada balita gizi buruk : 100%p. Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK : 75%q. Bayi baru lahir yang mendapat inisiasi menyusu dini : 60%r. Bayi mendapat ASI eksklusif : 60%s. Keluarga sadar gizi : 80%t. Cakupan garam beriodium : 98%1.5 Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan.a. Cakupan air bersih : 93,8%b. Kualitas air minum yang memenuhi syarat kesehatan : 82%c. Kualitas air bersih yang memenuhi syarat kesehatan : 77%d. Rumah sehat : 86%e. Penduduk yang memanfaatkan jamban : 96%f. Rumah yang mempunyai SPAL : 88%g. TPA-TPS yang memenuhi syarat kesehatan : 92%h. Tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan : 82%i. Tempat pengelolaan pestisida sehat : 98%j. Institusi yang dibina : 82%k. Industri rumah tangga makanan minuman yang memenuhi syarat kesehatan : 81%l. Tempat pengelolaan makanan sehat : 82%

35 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 5: BAB IV

2.1 Meningkatnya ketersediaan, kemampuan dan ketrampilan sumberdaya manusia kesehatan sehingga mampu menyelenggarakan upaya kesehatan yang optimal.a. Analisis kebutuhan SDM pada tiap unit kerja : 100%b. Pemenuhan kebutuhan dan penempatan SDM : 100%c. Pelaksanaan diklat teknis :d. SDM yang dikirimkan/diajukan mengikuti berbagai diklat teknis : e. SDM yang mengikuti diklat fungsional :f. Pelayanan/pemberian izin belajar pendidikan formal :g. SDM yang dikirimkan/diajukan mengikuti berbagai pendidikan nonformal :h. SDM yang dikirimkan/diajukan mengikuti diklat kepemimpinan :i. Penyelesaian administrasi kepegawaian yang akurat dan tepat waktu : 100%2.2 Meningkatnya kualitas pengelolaan administrasi keuangan, ketatalaksanaan tugas umum dan rumah tangga.a. Penyusunan laporan capaian kinerja keuangan tepat waktu : 100%b. Penyusunan laporan keuangan semester tepat waktu : 100%c. Penyusunan laporan prognosis keuangan tepat waktu : 100%d. Penyusunan laporan keuangan akhir tahun tepat waktu : 100%e. Penyediaan alat, bahan, perlengkapan perkantoran : 100%f. Pengelolaan surat menyurat dan kearsipan dinas : 100%g. Pengelolaan dan pemeliharaan atas barang asset dan inventaris dinas :100%2.3 Meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana prasarana pelayanan kesehatan.a. Bangunan fisik puskesmas dan pustu yang sesuai standar untuk pelayanan kesehatan : 100%b. Ketersediaan alat kesehatan dan kedokteran yang memadai :100%c. Ketersediaan sarana prasarana penunjang pelayanan yang memadai : 100%3.1 Meningkatnya fungsi perencanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian pelaksanaan kegiatan serta tersedianya berbagai kebijakan kesehatan guna menjamin tercapainya kinerja secara efektif dan efisien.a. Ketersediaan dokumen renstra yang mutakhir (up to date) : 100%b. Ketersediaan dokumen rencana kerja tahunan : 100%c. Penyusunan penetapan kinerja tahunan : 100%d. Penyusunan rencana aksi daerah pencapaian MDG’s : 100%e. Ketersediaan dokumen anggaran : 100%f. Adanya monitoring evaluasi dan pelaporan kegiatan : 100%g. Bimbingan teknis perencanaan dan penganggaran puskesmas : 100%h. Penyusunan berbagai pelaporan kinerja (LPJ, LAKIP) : 100%i. Penerapan analisis standar belanja : 100%j. Penerapan standarisasi belanja puskesmas : 100%k. Penerapan instrument kinerja puskesmas : 100%l. Tersedianya costing berbagai pelayanan kesehatan SPM : 18 buah

36 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 6: BAB IV

m. Adanya produk hukum, peraturan & kebijakan daerah yang mendukung pelayanan kesehatan :3.2 Mengembangkan system informasi kesehatan yang komprehensif, berhasil dan berdaya guna.a. Penyusunan berbagai data/informasi kesehatan yang akurat, lengkap & tepat waktu : 100%b. Penerapan system informasi kesehatan yang berbasis teknologi informasi : 100% 4.1 Meningkatnya ketersediaan dan mutu pengelolaan obat pelayanan kesehatana. Ketersediaan obat sesuai kebutuhan : 100%b. Pengadaan obat esensial : 100%c. Pengadaan obat generik : 100%d. Ketersediaan narkotika, psikotropika sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan : 100%e. Pengelolaan dan peredaran obat di sarana distribusi obat :

– puskesmas : 100%– apotek : 60%– toko obat : 90%– BP/RB : 90%– IKOT : 15%– Toko kosmetik : 40%f. Penerapan pengobatan rasional di puskesmas : 50%g. Pelayanan obat sesuai turan yang berlaku : 95%h. Penulisan resep obat generik : 100%i. Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) yang menerapkan Cara Pembuatan Obat Tradisional Benar : 50%j. Upaya penyuluhan P3 napza oleh petugas kesehatan : 20%

4.2 Meningkatnya kualitas makanan minuman produksi industry rumah tangga yang memenuhi syarat kesehatana. Industry rumah tangga makanan minuman yang telah memiliki sertifikat penyuluhan : 2000 buah5.1 Meningkatnya perilaku hidup bersih sehat dan berkembangnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakata. Rumah tangga sehat (sehat utama & paripurna) : 67%b. Posyandu purnama : 47%c. Posyandu mandiri : 15%d. Kelurahan siaga aktif : 100%e. Angka bebas jentik : 92%f. Jaminan pemeliharaan kesehatan bagi penduduk miskin : 100%g. Total Coverage tahun 2014: 100%Untuk rincian pencapaian indikator tiap tahun (2010-2015) dapat dilihat di lampiran III

37 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 7: BAB IV

Dengan tercapainya berbagai sasaran pembangunan kesehatan diatas, diharapkan gambaran derajad kesehatan masyarakat kota Semarang di tahun 2015 adalah :1. Mortalitasa. Menurunnya angka kematian ibu menjadi sebesar 75/100.000 kelahiran hidupb. Menurunnya angka kematian bayi menjadi sebesar 12,25/1.000 kelahiran hidup2. Morbiditasa. Menurunnya angka kesakitan demam berdarah 210/100.000 pendudukb. Menurunnya angka kesakitan pnemoni balita 280/10.000 balitac. Menurunnya angka kesakitan diare penduduk 17/1000 pendudukd. Menurunnya prevalensi HIV-AIDS menjadi <2/10.000 penduduke. Menurunnya prevalensi TB paru menjadi 107/100.000 penduduk3. Status Gizi a. Menurunnya prevalensi gizi kurang balita menjadi 13,2%b. Menurunnya prevalensi gizi buruk balita menjadi 1,57%4. Umur Harapan Hidup :72,5 tahun4.3 Strategi dan KebijakanStrategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai. Strategi dirumuskan berdasar hasil analisis gambaran pelayanan, isu strategis, tujuan dan sasaran jangka menengah.Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan analisis internal dan eksternal dimana dilakukan identifikasi factor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. 1. Analisis internala. Kekuatan- Kualitas SDM memadai.- Jumlah sarana pelayanan kesehatan dasar (puskesmas, pustu,puskesling,dll) cukup.- Ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan memadai- Adanya inisiasi peraturan daerah maupun instruksi walikota yang mendukung pelaksanaan program kesehatan.- Tersedianya standar prosedur operasional pelayanan kesehatan dasar.- Tersedia infrastruktur teknologi informasi kesehatan.- Terbentuknya jejaring kerja beberapa pelayanan kesehatanb. Kelemahan- Kuantitas SDM masih kurang.- Pembiayaan kesehatan belum memadai. - Kualitas sarana pelayanan kesehatan (puskesmas, pustu) belum memadai.- Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pengelolaan data dan informasi kesehatan.- Belum optimalnya keterpaduan pelaksanaan program kesehatan.

38 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 8: BAB IV

- Belum optimalnya advokasi dalam penyampaian program kesehatan.2. Analisis eksternala. Peluang- Kebijakan pemerintah tentang pelayanan kesehatan masyarakat miskin.- Komitmen pemkot terhadap program kesehatan sebagai prioritas- Tersedianya dana selain APBD II- Adanya peran serta masyarakat, LSM, sektor terkait di bidang kesehatan- Berkembangnya fasilitas kesehatan swasta dengan berbagai pelayanan kesehatan.- Tersedianya institusi pendidikan tinggi dengan berbagai disiplin ilmu kesehatan.b. Ancaman- Tuntutan masyarakat yang besar terhadap peningkatan pelayanan kesehatan- Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat masih kurang.- Adanya peredaran produk obat, makanan minuman yang illegal.- Penurunan kualitas lingkungan sehat akibat rob, pencemaran industry & transportasi serta bencana alam.- Munculnya penyakit baru & transisi epidemiologi.- Menurunnya daya beli pada kelompok masyarakat tertentu.Atas dasar hasil identifikasi diatas, melalui analisis maka dapat disusun suatu strategi yang dapat dikelompokkan ke dalam matrik SWOT :1. Strategi kekuatan-peluang ; menggunakan dan mengoptimalkan kekuatan untuk sekaligus memanfaatkan peluang.a) Mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dasarb) Memanfaatkan secara optimal jejaring kerja yang ada bekerja sama dengan institusi pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan swastac) Mendayagunakan infrastruktur teknologi informasi bekerjasama dengan institusi pendidikan guna peningkatan kualitas data informasi kesehatand) Menggerakkan sumber daya kesehatan secara efektif dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan LSM di bidang kesehatane) Mengefektifkan penegakan peraturan daerah kesehatan dengan memanfaatkan dukungan Pemerintah Kota sekaligus bekerjasama dengan masyarakat, LSM dan perguruan tinggif) Mengoptimalkan outcome sumber daya kesehatan (SDM, obat, SOP) dengan memanfaatkan dana diluar APBD II.2. Strategi kelemahan-peluang ; mengurangi sebesar mungkin kelemahan yang dihadapi dan pada saat bersamaan memanfaatkan peluang yang ada.

39 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 9: BAB IV

a) Memanfaatkan dukungan Pemkot untuk memenuhi kekurangan SDMb) Meningkatkan advokasi pada pemegang kebijakan dengan melibatkan institusi pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pembiayaan kesehatanc) Memanfaatkan dana non APBD II untuk meningkatkan kualitas sarana pelayanan kesehatand) Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan program kesehatan bekerja sama dengan institusi pendidikan kesehatane) Melibatkan peran serta masyarakat, LSM dan fasilitas kesehatan swasta dalam pelaksanan berbagai kegiatan khususnya kegiatan bersumberdaya belum memadai (SDM, pembiayaan)f) Meningkatkan pengelolaan data dan informasi kesehatan berbasis teknologi informasi bekerjasama dengan institusi pendidikan3. Strategi kekuatan-ancaman ; menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman yang mungkin timbul.a) Mengintensifkan promosi kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi khususnya pada kelompok berisikob) Meningkatkan kesiapsiagaan sumber daya kesehatan (tenaga, sarana, obat, SOP) untuk mengatasi new emerging disease, transisi epidemiologi dan penyakit-penyakit akibat penurunan kualitas lingkungan sehatc) Mendayagunakan secara optimal sumber daya kesehatan (tenaga, sarana, obat, SOP) guna memenuhi tuntutan masyarakat terhadap peningkatan pelayanand) Mengoptimalkan penegakan peraturan daerah yang ada berkaitan dengan perilaku hidup yang tidak bersih dan sehat.e) Meningkatkan kinerja jejaring kerja guna mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu.f) Mengalokasikan sumber daya kesehatan yang ada pada kegiatan-kegiatan yang mempunyai sasaran masyarakat miskin dan rentan.g) Mendayagunakan secara optimal tenaga, sarana dan jejaring kerja guna melakukan monitoring terhadap peredaran produk obat, makanan, minuman illegal.4. Strategi kelemahan ancaman ; mengurangi kelamahan sekaligus mengatasi ancaman.a) Mengembangkan dan memantapkan program jaminan mutu pada semua strata pelayananb) Meningkatkan cakupan pemanfaatan pelayanan kesehatan

c) Meningkatkan advokasi pada pengambil kebijakan serta sosialisasi pada lintas sektord) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar program dan sector40 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 10: BAB IV

e) Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensinyaf) Meningkatkan strata perilaku hidup bersih sehat, jumlah dan pemanfaatan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakatg) Meningkatkan system kewaspadaan dini penyakith) Meningkatkan penyuluhan dan pengawasan pada industry rumah tangga makanan minuman serta obat di berbagai sarana distribusi obat.i) Meningkatkan kualitas manajemen kesehatan menuju pelayanan kesehatan yang akuntabel, transparan dan berkinerja tinggi.Dari berbagai alternative strategi diatas, dilakukan pemilihan strategi yang paling tepat melalui focus group discussion kemudian dilakukan pembobotan seperti yang dilakukan pada penentuan isu strategis. Adapun alternative strategi yang dipilih adalah sebagai berikut :1. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dasar2. Memanfaatkan secara optimal jejaring kerja yang ada3. Menggerakkan sumber daya kesehatan secara efektif dengan melibatkan peran aktif masyarakat 4. Meningkatkan advokasi pembiayaan kesehatan pada pemegang kebijakan5. Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan program6. Meningkatkan pengelolaan data dan informasi kesehatan berbasis teknologi informasi7. Mengintensifkan promosi kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi khususnya pada kelompok berisiko8. Mengalokasikan sumber daya kesehatan yang ada pada kegiatan bersasaran masyarakat miskin dan rentan9. Meningkatkan cakupan pemanfaatan pelayanan kesehatan10.Mengembangkan dan memantapkan program jaminan mutu pada semua pelayanan11.Meningkatkan kualitas manajemen kesehatan menuju pelayanan kesehatan yang akuntabel, transparan dan berkinerja tinggi12.Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan sesuai kompetensinyaBerbagai alternative strategi terpilih tersebut merupakan strategi induk SKPD, sehingga diperlukan strategi untuk masing-masing sasaran dengan mem- break down strategi induk menjadi berbagai strategi sasaran yang tentunya masih mempunyai korelasi dengan 12 strategi induk. Untuk mengetahui secara rinci strategi tiap sasaran dapat dilihat pada table penentuan strategi sasaran di lampiran VIKebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Pernyataa visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan harus menunjukkan relevansi dan konsistensi seperti yang terlihat pada table tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan di lampiran VI.

41 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015

Page 11: BAB IV

42 |Renstra Dinas Kesehatan Kota Semarang 2010-2015