Bab Ipost Revisi
-
Upload
eka-ambars -
Category
Documents
-
view
157 -
download
13
Transcript of Bab Ipost Revisi
Bab I
PENDAHULUAN
Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang Ular memiliki sisik seperti
kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata) Kasus gigitan ular di
Amerika Serikat dilaporkan setiap tahun sekitar 45000 kasus namun yang disebabkan oleh
ular berbisa hanya 8000 kasus Selama 3 tahun terakhir the American Association of Poison
Control Centers melaporkan bahwa dari 6000 kasus gigitan ular 2000 diantaranya
merupakan gigitan ular berbisa Kematian diperkirakan terjadi pada 5 sampai 15 kasus dan
biasanya terjadi pada anak-anak orang yang lanjut usia dan pada kasus yang tidak atau
terlambat mendapatkan anti bisa ular Pasien korban gigitan ular berbisa 15 sampai 40
akan meninggalkan gejala sisa Menurut catatan medik RSCM kejadian kasus gigitan ular
berbisa selama 5 tahun terakhir (1998 ndash 2002) sebanyak 37 pasien
Pada umumnya korban gigitan ular adalah laki-laki dengan usia antara 17 sampai
tahun seringkali dalam kondisi mabuk sedang melakukan aktifitas berkebun atau sedang
menangkap bahkan bermain dengan ular Waktu gigitan biasanya terjadi pada malam hari dan
gigitan lebih sering terjadi pada ekstremitas Malik dkk pada tahun 1992 melakukan
penelitian terhadap korban gigitan ular mendapatkan tempat gigitan pada tungkai atau kaki
(833) dan lengan atau tangan (177) Terdapat 3000 spesies ular 200 spesies diantaranya
termasuk ular berbisa Ular berbisa sebagian besar berasal dari 3 famili yaitu Hydrophidae
(ular laut) Elapidae (contohnya cobra) dan Viperidae (Crotalidae) Kasus gigitan ular berbisa
95 disebabkan oleh gigitan ular dari famili Crotalidae Ular jenis Crotalidae disebut juga
Viperidae atau pit vipers karena kepala berbentuk triangular pupil matanya elips serta
terdapat lubang antara hidung dan mata
Bisa ular diproduksi dan disimpan pada sepasang kelenjar di bawah mata Bisa ular
dikeluarkan dari lubang pada gigi-gigi taring yang terdapat di rahang atas Sebagian besar
bisa terdiri dari air Protein enzimatik pada bisa menginformasikan kekuatan destruktifnya
Bisa ular terdiri dari bermacam polipeptida yaitu fosfolipase A hialuronidase ATP-ase 5
nukleotidase kolin esterase protease fosfomonoesterase RNA-ase DNA-ase Efek toksik
bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies ukuran ular jenis kelamin
usia dan efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu atau kedua taring menusuk kulit) serta
banyaknya serangan yang terjadi Ular berbisa kebanyakan termasuk dalam famili
Colubridae tetapi pada umumnya bisa yang dihasilkannya bersifat lemah Contoh ular yang
termasuk famili ini adalah ular sapi (Zaocys carinatus) ular tali (Dendrelaphis pictus) ular
tikus atau ular jali (Ptyas korros) dan ular serasah (Sibynophis geminatus) Ular berbisa kuat
yang terdapat di Indonesia biasanya masuk dalam famili Elapidae Hydropiidae atau
2Viperidae Elapidae memiliki taring pendek dan tegak permanen Beberapa contoh anggota
famili ini adalah ular cabai (Maticora intestinalis) ular weling (Bungarus candidus) ular
sendok (Naja sumatrana) dan ular king kobra (Ophiophagus hannah) Viperidae memiliki
taring panjang yang secara normal dapat dilipat ke bagian rahang atas tetapi dapat
ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya Ada dua subfamili pada Viperidae yaitu
Viperinae dan Crotalinae Crotalinae memiliki organ untuk mendeteksi mangsa berdarah
panas (pit organ) yang terletak di antara lubang hidung dan mata Beberapa contoh Viperidae
adalah ular bandotan (Vipera russelli) ular tanah (Calloselasma rhodostoma) dan ular
bangkai laut (Trimeresurus albolabris)
BAB II
Tinjauan Pustaka
A Biologi Ular
a Penampang melintang tubuh membulat dan memanjang
b Tubuhnya tertutup oleh sisik
c Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm ndash 9000 mm
d Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas tulang belakang
(sampai cloaca)
e Suhu tubuhnya poikilotermik suhu ideal 239 ndash 294degC Namun ular masih dapat
bertahan pada suhu yang ekstrem 72degC atau 378degC bila lebih dari suhu ini akan
berakibat fatal bagi ular
f Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secara bergantian
sehingga dapat bergerak menuju ke tempat lain
g Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata tapi dilindungi oleh selaput transparan
Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia Sensor yang ditangkap adalah
bayangan dan sensitif terhadap cahaya
h Tidak seperti manusia hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alat untuk bernafas
sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan dibantu organ Jacobson
i Indera panas terletak diantara mata dan hidung berfungsi untuk mendeteksi panas
yang dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah panas (endotermik) Namun tidak
semua ular memiliki organ ini
j Ular tidak memiliki lubang telinga tapi memiliki membran tympani yang dapat
mendeteksi getaran Ular yang ldquomenarirdquo mengikuti irama suling sebenarnya bergerak
bukan karena suaranya namun karena mengkuti gerakan sulingnya
k Pewarnaan tubuh ular sangat beragam menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia
tinggal Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam mencari mangsa dan
menghindari musuh Tidak semua warna menyala menandakan tingkat bisa ular
l Cara mendapatkan makanan
a) memburu mangsanya
b) menghadang mangsanya
c) memancing mangsanya
m Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak mengunyah
mangsanya melainkan menelan mangsanya Berdasarkan tipe giginya ular dibedakan
menjadi
1 Aglypha Tidak memiliki taring bisa Contoh Ptyas korros (Ular kayu) Python
reticulatus (Ular sanca batik) Ular ini tidak berbisa
2 Ophistoglypha Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada
rahang atas Contoh Boiga dendrophila (ular cincin emas) Ular ini
berbisa menengah
3 Proteroglypha Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan Contoh
Naja naja sputatrix (ular kobra) Ophiophagus hannah(ular king kobra)
Ular ini berbisa tinggi
4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat
dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa
tinggi
n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena
pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk
segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah
yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis
Berikut ini beberapa cara ular memangsa
a Menelan langsung
b Membelit
c Menyuntikkan bisa
o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan
antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar
bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini
tergantung dari jenis ular dan habitatnya
p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang
betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu
hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada
yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan
daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan
didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)
q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu
a) Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di
dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya
hanyalah ular laut
b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)
Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya
Homalopsis buccata (ular Kadut)
c) Ular Darat (Terresterial)
Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas
mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)
d) Ular Pohon (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular
pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh
Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)
e) Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya
menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari
Contoh Crotalus artox ular derik rattle
r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di
dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa
yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular
Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga
ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya
Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi
selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem
pencernaan
s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular
a Neurotoxin
a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
c) Kerusakan pada pusat otak
d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b Haemotoxin
a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
b) Terjadi haemolysis
c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain
jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain
B Bahaya Ular
1 Bahasa Psikis
Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan
Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya
ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik
yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal
karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat
ertemu dengan ular
Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak
mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca
buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan
bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik
penanganan ular untuk maksud yang positif
2 Bahaya Biologis
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul
karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi
dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya
biologis akan dijabarkan sebagai berikut
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX
membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu
a Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan
khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis
nya sangat banyak
b Berbisa Menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah
memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan
demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa
sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban
hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh
c Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia
tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari
tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong
biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis
ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua
jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan
3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular
yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum
secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan
penelitian lebih lanjut
a Ular berbisa rendah
1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif
2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
3) Membunuh mangsanya dengan membelit
4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
5) Tidak memiliki taring bisa
6) Gigitannya tidak mematikan
7) Setelah menggigit langsung lari
b Ular berbisa tinggi
1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri
2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
5) Memiliki taring bisa racun mematikan
6) Kanibal
7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat
c Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam
1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2 Ular Kobra Naja naja sputratix
berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang
1 Ular weling - Bungarus candidus
2 Ular welang - Bungarus fasciatus
3 Ular picungpudak seruni
4 Semua jenis ular laut
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
termasuk famili ini adalah ular sapi (Zaocys carinatus) ular tali (Dendrelaphis pictus) ular
tikus atau ular jali (Ptyas korros) dan ular serasah (Sibynophis geminatus) Ular berbisa kuat
yang terdapat di Indonesia biasanya masuk dalam famili Elapidae Hydropiidae atau
2Viperidae Elapidae memiliki taring pendek dan tegak permanen Beberapa contoh anggota
famili ini adalah ular cabai (Maticora intestinalis) ular weling (Bungarus candidus) ular
sendok (Naja sumatrana) dan ular king kobra (Ophiophagus hannah) Viperidae memiliki
taring panjang yang secara normal dapat dilipat ke bagian rahang atas tetapi dapat
ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya Ada dua subfamili pada Viperidae yaitu
Viperinae dan Crotalinae Crotalinae memiliki organ untuk mendeteksi mangsa berdarah
panas (pit organ) yang terletak di antara lubang hidung dan mata Beberapa contoh Viperidae
adalah ular bandotan (Vipera russelli) ular tanah (Calloselasma rhodostoma) dan ular
bangkai laut (Trimeresurus albolabris)
BAB II
Tinjauan Pustaka
A Biologi Ular
a Penampang melintang tubuh membulat dan memanjang
b Tubuhnya tertutup oleh sisik
c Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm ndash 9000 mm
d Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas tulang belakang
(sampai cloaca)
e Suhu tubuhnya poikilotermik suhu ideal 239 ndash 294degC Namun ular masih dapat
bertahan pada suhu yang ekstrem 72degC atau 378degC bila lebih dari suhu ini akan
berakibat fatal bagi ular
f Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secara bergantian
sehingga dapat bergerak menuju ke tempat lain
g Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata tapi dilindungi oleh selaput transparan
Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia Sensor yang ditangkap adalah
bayangan dan sensitif terhadap cahaya
h Tidak seperti manusia hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alat untuk bernafas
sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan dibantu organ Jacobson
i Indera panas terletak diantara mata dan hidung berfungsi untuk mendeteksi panas
yang dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah panas (endotermik) Namun tidak
semua ular memiliki organ ini
j Ular tidak memiliki lubang telinga tapi memiliki membran tympani yang dapat
mendeteksi getaran Ular yang ldquomenarirdquo mengikuti irama suling sebenarnya bergerak
bukan karena suaranya namun karena mengkuti gerakan sulingnya
k Pewarnaan tubuh ular sangat beragam menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia
tinggal Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam mencari mangsa dan
menghindari musuh Tidak semua warna menyala menandakan tingkat bisa ular
l Cara mendapatkan makanan
a) memburu mangsanya
b) menghadang mangsanya
c) memancing mangsanya
m Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak mengunyah
mangsanya melainkan menelan mangsanya Berdasarkan tipe giginya ular dibedakan
menjadi
1 Aglypha Tidak memiliki taring bisa Contoh Ptyas korros (Ular kayu) Python
reticulatus (Ular sanca batik) Ular ini tidak berbisa
2 Ophistoglypha Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada
rahang atas Contoh Boiga dendrophila (ular cincin emas) Ular ini
berbisa menengah
3 Proteroglypha Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan Contoh
Naja naja sputatrix (ular kobra) Ophiophagus hannah(ular king kobra)
Ular ini berbisa tinggi
4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat
dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa
tinggi
n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena
pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk
segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah
yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis
Berikut ini beberapa cara ular memangsa
a Menelan langsung
b Membelit
c Menyuntikkan bisa
o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan
antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar
bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini
tergantung dari jenis ular dan habitatnya
p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang
betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu
hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada
yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan
daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan
didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)
q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu
a) Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di
dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya
hanyalah ular laut
b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)
Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya
Homalopsis buccata (ular Kadut)
c) Ular Darat (Terresterial)
Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas
mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)
d) Ular Pohon (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular
pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh
Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)
e) Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya
menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari
Contoh Crotalus artox ular derik rattle
r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di
dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa
yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular
Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga
ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya
Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi
selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem
pencernaan
s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular
a Neurotoxin
a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
c) Kerusakan pada pusat otak
d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b Haemotoxin
a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
b) Terjadi haemolysis
c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain
jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain
B Bahaya Ular
1 Bahasa Psikis
Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan
Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya
ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik
yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal
karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat
ertemu dengan ular
Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak
mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca
buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan
bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik
penanganan ular untuk maksud yang positif
2 Bahaya Biologis
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul
karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi
dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya
biologis akan dijabarkan sebagai berikut
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX
membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu
a Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan
khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis
nya sangat banyak
b Berbisa Menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah
memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan
demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa
sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban
hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh
c Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia
tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari
tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong
biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis
ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua
jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan
3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular
yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum
secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan
penelitian lebih lanjut
a Ular berbisa rendah
1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif
2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
3) Membunuh mangsanya dengan membelit
4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
5) Tidak memiliki taring bisa
6) Gigitannya tidak mematikan
7) Setelah menggigit langsung lari
b Ular berbisa tinggi
1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri
2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
5) Memiliki taring bisa racun mematikan
6) Kanibal
7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat
c Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam
1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2 Ular Kobra Naja naja sputratix
berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang
1 Ular weling - Bungarus candidus
2 Ular welang - Bungarus fasciatus
3 Ular picungpudak seruni
4 Semua jenis ular laut
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
BAB II
Tinjauan Pustaka
A Biologi Ular
a Penampang melintang tubuh membulat dan memanjang
b Tubuhnya tertutup oleh sisik
c Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm ndash 9000 mm
d Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas tulang belakang
(sampai cloaca)
e Suhu tubuhnya poikilotermik suhu ideal 239 ndash 294degC Namun ular masih dapat
bertahan pada suhu yang ekstrem 72degC atau 378degC bila lebih dari suhu ini akan
berakibat fatal bagi ular
f Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secara bergantian
sehingga dapat bergerak menuju ke tempat lain
g Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata tapi dilindungi oleh selaput transparan
Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia Sensor yang ditangkap adalah
bayangan dan sensitif terhadap cahaya
h Tidak seperti manusia hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alat untuk bernafas
sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan dibantu organ Jacobson
i Indera panas terletak diantara mata dan hidung berfungsi untuk mendeteksi panas
yang dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah panas (endotermik) Namun tidak
semua ular memiliki organ ini
j Ular tidak memiliki lubang telinga tapi memiliki membran tympani yang dapat
mendeteksi getaran Ular yang ldquomenarirdquo mengikuti irama suling sebenarnya bergerak
bukan karena suaranya namun karena mengkuti gerakan sulingnya
k Pewarnaan tubuh ular sangat beragam menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia
tinggal Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam mencari mangsa dan
menghindari musuh Tidak semua warna menyala menandakan tingkat bisa ular
l Cara mendapatkan makanan
a) memburu mangsanya
b) menghadang mangsanya
c) memancing mangsanya
m Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak mengunyah
mangsanya melainkan menelan mangsanya Berdasarkan tipe giginya ular dibedakan
menjadi
1 Aglypha Tidak memiliki taring bisa Contoh Ptyas korros (Ular kayu) Python
reticulatus (Ular sanca batik) Ular ini tidak berbisa
2 Ophistoglypha Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada
rahang atas Contoh Boiga dendrophila (ular cincin emas) Ular ini
berbisa menengah
3 Proteroglypha Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan Contoh
Naja naja sputatrix (ular kobra) Ophiophagus hannah(ular king kobra)
Ular ini berbisa tinggi
4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat
dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa
tinggi
n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena
pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk
segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah
yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis
Berikut ini beberapa cara ular memangsa
a Menelan langsung
b Membelit
c Menyuntikkan bisa
o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan
antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar
bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini
tergantung dari jenis ular dan habitatnya
p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang
betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu
hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada
yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan
daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan
didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)
q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu
a) Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di
dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya
hanyalah ular laut
b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)
Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya
Homalopsis buccata (ular Kadut)
c) Ular Darat (Terresterial)
Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas
mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)
d) Ular Pohon (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular
pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh
Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)
e) Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya
menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari
Contoh Crotalus artox ular derik rattle
r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di
dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa
yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular
Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga
ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya
Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi
selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem
pencernaan
s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular
a Neurotoxin
a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
c) Kerusakan pada pusat otak
d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b Haemotoxin
a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
b) Terjadi haemolysis
c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain
jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain
B Bahaya Ular
1 Bahasa Psikis
Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan
Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya
ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik
yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal
karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat
ertemu dengan ular
Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak
mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca
buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan
bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik
penanganan ular untuk maksud yang positif
2 Bahaya Biologis
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul
karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi
dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya
biologis akan dijabarkan sebagai berikut
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX
membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu
a Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan
khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis
nya sangat banyak
b Berbisa Menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah
memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan
demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa
sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban
hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh
c Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia
tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari
tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong
biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis
ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua
jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan
3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular
yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum
secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan
penelitian lebih lanjut
a Ular berbisa rendah
1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif
2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
3) Membunuh mangsanya dengan membelit
4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
5) Tidak memiliki taring bisa
6) Gigitannya tidak mematikan
7) Setelah menggigit langsung lari
b Ular berbisa tinggi
1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri
2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
5) Memiliki taring bisa racun mematikan
6) Kanibal
7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat
c Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam
1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2 Ular Kobra Naja naja sputratix
berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang
1 Ular weling - Bungarus candidus
2 Ular welang - Bungarus fasciatus
3 Ular picungpudak seruni
4 Semua jenis ular laut
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
j Ular tidak memiliki lubang telinga tapi memiliki membran tympani yang dapat
mendeteksi getaran Ular yang ldquomenarirdquo mengikuti irama suling sebenarnya bergerak
bukan karena suaranya namun karena mengkuti gerakan sulingnya
k Pewarnaan tubuh ular sangat beragam menyesuaikan dengan lingkungan dimana dia
tinggal Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam mencari mangsa dan
menghindari musuh Tidak semua warna menyala menandakan tingkat bisa ular
l Cara mendapatkan makanan
a) memburu mangsanya
b) menghadang mangsanya
c) memancing mangsanya
m Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidak mengunyah
mangsanya melainkan menelan mangsanya Berdasarkan tipe giginya ular dibedakan
menjadi
1 Aglypha Tidak memiliki taring bisa Contoh Ptyas korros (Ular kayu) Python
reticulatus (Ular sanca batik) Ular ini tidak berbisa
2 Ophistoglypha Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke belakang pada
rahang atas Contoh Boiga dendrophila (ular cincin emas) Ular ini
berbisa menengah
3 Proteroglypha Memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan Contoh
Naja naja sputatrix (ular kobra) Ophiophagus hannah(ular king kobra)
Ular ini berbisa tinggi
4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat
dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa
tinggi
n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena
pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk
segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah
yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis
Berikut ini beberapa cara ular memangsa
a Menelan langsung
b Membelit
c Menyuntikkan bisa
o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan
antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar
bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini
tergantung dari jenis ular dan habitatnya
p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang
betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu
hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada
yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan
daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan
didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)
q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu
a) Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di
dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya
hanyalah ular laut
b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)
Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya
Homalopsis buccata (ular Kadut)
c) Ular Darat (Terresterial)
Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas
mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)
d) Ular Pohon (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular
pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh
Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)
e) Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya
menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari
Contoh Crotalus artox ular derik rattle
r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di
dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa
yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular
Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga
ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya
Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi
selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem
pencernaan
s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular
a Neurotoxin
a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
c) Kerusakan pada pusat otak
d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b Haemotoxin
a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
b) Terjadi haemolysis
c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain
jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain
B Bahaya Ular
1 Bahasa Psikis
Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan
Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya
ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik
yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal
karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat
ertemu dengan ular
Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak
mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca
buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan
bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik
penanganan ular untuk maksud yang positif
2 Bahaya Biologis
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul
karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi
dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya
biologis akan dijabarkan sebagai berikut
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX
membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu
a Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan
khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis
nya sangat banyak
b Berbisa Menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah
memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan
demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa
sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban
hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh
c Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia
tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari
tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong
biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis
ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua
jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan
3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular
yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum
secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan
penelitian lebih lanjut
a Ular berbisa rendah
1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif
2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
3) Membunuh mangsanya dengan membelit
4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
5) Tidak memiliki taring bisa
6) Gigitannya tidak mematikan
7) Setelah menggigit langsung lari
b Ular berbisa tinggi
1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri
2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
5) Memiliki taring bisa racun mematikan
6) Kanibal
7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat
c Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam
1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2 Ular Kobra Naja naja sputratix
berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang
1 Ular weling - Bungarus candidus
2 Ular welang - Bungarus fasciatus
3 Ular picungpudak seruni
4 Semua jenis ular laut
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
4 Solenoglypha Memiliki taring bisa sangat panjang di bagian depan dan dapat
dilipat Contoh Agkistrodon rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa
tinggi
n Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besar kepalanya karena
pada rahang bagian belakang dari mulutnya dihubungkan oleh sendi yang berbentuk
segiempat sehingga mulut ular dapat menganga 180ordm dan didukung oleh rahang bawah
yang hanya dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis
Berikut ini beberapa cara ular memangsa
a Menelan langsung
b Membelit
c Menyuntikkan bisa
o Semua jenis ular adalah binatang Karnivora Jenis makanan yang mereka makan
antara lain insekta ikan amphibi unggas mamalia kecil sampai mamalia besar
bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini
tergantung dari jenis ular dan habitatnya
p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang
betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu
hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada
yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan
daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan
didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)
q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu
a) Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di
dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya
hanyalah ular laut
b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)
Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya
Homalopsis buccata (ular Kadut)
c) Ular Darat (Terresterial)
Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas
mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)
d) Ular Pohon (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular
pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh
Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)
e) Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya
menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari
Contoh Crotalus artox ular derik rattle
r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di
dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa
yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular
Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga
ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya
Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi
selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem
pencernaan
s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular
a Neurotoxin
a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
c) Kerusakan pada pusat otak
d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b Haemotoxin
a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
b) Terjadi haemolysis
c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain
jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain
B Bahaya Ular
1 Bahasa Psikis
Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan
Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya
ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik
yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal
karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat
ertemu dengan ular
Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak
mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca
buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan
bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik
penanganan ular untuk maksud yang positif
2 Bahaya Biologis
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul
karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi
dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya
biologis akan dijabarkan sebagai berikut
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX
membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu
a Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan
khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis
nya sangat banyak
b Berbisa Menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah
memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan
demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa
sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban
hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh
c Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia
tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari
tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong
biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis
ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua
jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan
3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular
yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum
secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan
penelitian lebih lanjut
a Ular berbisa rendah
1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif
2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
3) Membunuh mangsanya dengan membelit
4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
5) Tidak memiliki taring bisa
6) Gigitannya tidak mematikan
7) Setelah menggigit langsung lari
b Ular berbisa tinggi
1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri
2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
5) Memiliki taring bisa racun mematikan
6) Kanibal
7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat
c Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam
1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2 Ular Kobra Naja naja sputratix
berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang
1 Ular weling - Bungarus candidus
2 Ular welang - Bungarus fasciatus
3 Ular picungpudak seruni
4 Semua jenis ular laut
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga (kanibal) Jenis makanan ini
tergantung dari jenis ular dan habitatnya
p Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak pada cloaca dan yang
betina dengan cloaca Ular luar negeri biasanya kawin pada bulan-bulan yang bersuhu
hangat karena pada musim dingin mereka akan hibernasi (tidur panjang) Ular ada
yang bertelur (ovipar) dan mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan
daun daun kering selama 2-3 bulan dan menetas namun ada pula yang di simpan
didalam tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar)
q Menurut habitatnya ular dapat dibagi menjadi 5 yaitu
a) Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala aktifitasnya) di
dalam air Contoh Ular laut (Laticauda laticauda) Ular air yang sesungguhnya
hanyalah ular laut
b) Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)
Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air Contohnya
Homalopsis buccata (ular Kadut)
c) Ular Darat (Terresterial)
Ular ini hidup di darat dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat Contoh Ptyas
mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe flavolineata (Ular Kopi)
d) Ular Pohon (Arboreal)
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal) Biasanya ular
pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan bergelantungan) Contoh
Boiga dendrophila (cincin emas) dan Dryophis prasinus (Ular pucuk)
e) Ular Gurun
Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun Ular gurun biasanya
menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari sengatan matahari
Contoh Crotalus artox ular derik rattle
r Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisa yang berada di
dalam kepala Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang menghubungkan ke taring bisa
yang memiliki lubang pada ujung bawahnya Khusus pada jenis Naja naja (ular
Kobra) lubang saluran bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring sehingga
ular-ular jenis ini dapat menyemburkanmenyemprotkan bisanya
Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi
selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem
pencernaan
s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular
a Neurotoxin
a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
c) Kerusakan pada pusat otak
d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b Haemotoxin
a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
b) Terjadi haemolysis
c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain
jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain
B Bahaya Ular
1 Bahasa Psikis
Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan
Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya
ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik
yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal
karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat
ertemu dengan ular
Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak
mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca
buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan
bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik
penanganan ular untuk maksud yang positif
2 Bahaya Biologis
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul
karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi
dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya
biologis akan dijabarkan sebagai berikut
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX
membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu
a Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan
khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis
nya sangat banyak
b Berbisa Menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah
memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan
demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa
sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban
hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh
c Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia
tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari
tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong
biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis
ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua
jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan
3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular
yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum
secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan
penelitian lebih lanjut
a Ular berbisa rendah
1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif
2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
3) Membunuh mangsanya dengan membelit
4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
5) Tidak memiliki taring bisa
6) Gigitannya tidak mematikan
7) Setelah menggigit langsung lari
b Ular berbisa tinggi
1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri
2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
5) Memiliki taring bisa racun mematikan
6) Kanibal
7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat
c Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam
1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2 Ular Kobra Naja naja sputratix
berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang
1 Ular weling - Bungarus candidus
2 Ular welang - Bungarus fasciatus
3 Ular picungpudak seruni
4 Semua jenis ular laut
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
Kelenjar bisa ini sama dengan kelenjar ludah pada manusia Bisa pada ular berfungsi
selain sebagai senjata untuk membunuh musuhnya juga membantu sistem
pencernaan
s Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang menjadi sasaran racun ular
a Neurotoxin
a) Menyerang dan mematikan jaringan syaraf
b) Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan
c) Kerusakan pada pusat otak
d) Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa ngantuk
b Haemotoxin
a) Menyerang darah dan sistem sirkulasinya
b) Terjadi haemolysis
c) Transport O2 ke tubuh terganggu terutama metabolisme sel
Organ organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular antara lain
jantung ginjal otot sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang lain
B Bahaya Ular
1 Bahasa Psikis
Bahaya psikis disebabkan oleh karena factor paradigm pandanga anggapan
Mitos yang telah tertanam negatif tentang ular di benak masyarakat kita Efek bahaya
ini semakin berresiko ditambah pula akibat keterkejutan ketakutan dan rasa panik
yang sangat besar karena bertemu dengan ular Bahaya psikis ini dapat berakibat fatal
karena bisa saja manusia melakukan hal ndash hal diluar dugaan dan perhitungan saat
ertemu dengan ular
Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak
mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca
buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan
bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik
penanganan ular untuk maksud yang positif
2 Bahaya Biologis
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul
karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi
dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya
biologis akan dijabarkan sebagai berikut
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX
membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu
a Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan
khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis
nya sangat banyak
b Berbisa Menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah
memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan
demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa
sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban
hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh
c Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia
tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari
tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong
biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis
ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua
jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan
3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular
yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum
secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan
penelitian lebih lanjut
a Ular berbisa rendah
1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif
2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
3) Membunuh mangsanya dengan membelit
4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
5) Tidak memiliki taring bisa
6) Gigitannya tidak mematikan
7) Setelah menggigit langsung lari
b Ular berbisa tinggi
1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri
2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
5) Memiliki taring bisa racun mematikan
6) Kanibal
7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat
c Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam
1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2 Ular Kobra Naja naja sputratix
berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang
1 Ular weling - Bungarus candidus
2 Ular welang - Bungarus fasciatus
3 Ular picungpudak seruni
4 Semua jenis ular laut
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
Bahaya psikis dapat diobati Caranya dengan berusaha untuk lebih banyak
mengenal ular dan mengetahui karakter berbagai jenis ular Melihat TV membaca
buku berpikiran positif akan mempercepat proses dalam usaha menghilangkan
bahaya psikis ular pada manusia Labih baik lagi jika lebih banyak tahu teknik
penanganan ular untuk maksud yang positif
2 Bahaya Biologis
Berupa bahaya fisik yaitu gigitan semburan dan belitan Bahaya ini muncul
karena manusia cenderung mengganggu si ular atau kebetulan berada di lokasi
dimana si ular sedang mengerami telurnya atau terinjak Beberapa hal tentang bahaya
biologis akan dijabarkan sebagai berikut
Berdasarkan tingkatan bisanya dan efek gigitan terhadap manusia SIOUX
membagi ular menjadi tiga kelompok yaitu
a Tidak Berbisa
Ular ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka tidak ada penanganan
khusus Hanya perlu obat antiseptik Tidak berbahaya dan jumlah serta jenis
nya sangat banyak
b Berbisa Menengah
Kebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha dan telah
memiliki kelenjar bisa Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan
demam perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa
sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan Penanganannya korban
hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh
c Berbisa Tinggi
Ular ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha Jika manusia
tergigit kelompok ini prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari
tubuh hambat laju racun ke jantung serta harus secepat mungkin mendapatkan
pertolongan pertama yang tepat dan benar Bila tidak tertolong dan salah
penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian Jika tertolong
biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan Jumlah dan jenis
ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain kecuali semua
jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan
3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular
yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum
secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan
penelitian lebih lanjut
a Ular berbisa rendah
1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif
2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
3) Membunuh mangsanya dengan membelit
4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
5) Tidak memiliki taring bisa
6) Gigitannya tidak mematikan
7) Setelah menggigit langsung lari
b Ular berbisa tinggi
1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri
2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
5) Memiliki taring bisa racun mematikan
6) Kanibal
7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat
c Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam
1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2 Ular Kobra Naja naja sputratix
berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang
1 Ular weling - Bungarus candidus
2 Ular welang - Bungarus fasciatus
3 Ular picungpudak seruni
4 Semua jenis ular laut
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
Jika kita mengamati dengan teliti ada beberapa hal yang dapat membedakan ular
yang berbisa tinggi dan berbisa rendah Namun beberapa ciri berikut masih belum
secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular sehingga perlu pengamatan dan
penelitian lebih lanjut
a Ular berbisa rendah
1) Gerakannya cepat takut pada musuh agresif
2) Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
3) Membunuh mangsanya dengan membelit
4) Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
5) Tidak memiliki taring bisa
6) Gigitannya tidak mematikan
7) Setelah menggigit langsung lari
b Ular berbisa tinggi
1) Gerakannya lambat tenang penuh percaya diri
2) Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
3) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
4) Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
5) Memiliki taring bisa racun mematikan
6) Kanibal
7) Setelah menggigit masih tinggal ditempat
c Pengecualian
Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi tetapi kepalanya oval (bulat telur) agresif keluar siang malam
1 Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2 Ular Kobra Naja naja sputratix
berbisa tinggi tetapi kepala oval gerakan tenang
1 Ular weling - Bungarus candidus
2 Ular welang - Bungarus fasciatus
3 Ular picungpudak seruni
4 Semua jenis ular laut
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
tidak berbisa keluar malam hari gerakan lamban
1 Semua jenis ular phyton dan ular boa
2 Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor
C Jenis Ular Indonesia
1 Ular Tidak Berbisa
A Elaphe radiata
Species Elaphe radiata Schlegel 1837
NI Copperhead Racer Striped Racer Ular Trawang Ular Lanang Sapi (Jawa) Ular
Tikus
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan dengan empat garis longitudinal
berwaran hitam pada bagian tubuh depan
ii Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning
iii Tubuh bagian ventral berwarna kuning
iv Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang kepala
v Panjangnya plusmn 2000 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat lading
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Burung dan Tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
B Elaphe flavolineata Species Elaphe flavolineata Schlegel 1837
NI Common Racer Ular Kopi (Jawa) Ular puspo brele (Jawa)
a Ciri-ciri
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
i Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda hitam
persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
ii Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulang belakang)
iii Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam
iv Tubuh bagian ventral berwarna kuning coklat atau kehitaman
v panjangnya plusmn 2400 mm
vi Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan tubuhnya
yang memipih seperti huruf S lalu membuka mulutnya untuk menyerang
b Habitat Darat -lading
c Aktivitas Diurnal - siang hari
d Makanan Kadal katak dan burung
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Ptyas korros
Species Ptyas korros Schlegel 1837
NI Indian Rat snake Ular kayu (Jawa) ular koros ular sayur
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna coklat atau coklat kehijauan
10487071048707Sisik tubuh bagian belakang kuning dengan garis hitam disekeliling tiap
sisiknya
10487071048707Tubuh bagian bawah (ventral) berwarna kuning
10487071048707Mata bulat besar dan hitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis putuh pada bagian tubuh atas
(dorsal)
10487071048707Panjangnya 300 mm ndash 1700 mm
b Habitatnya Semak-semak kadang berjemur di atas pohon
c Tipe gigi Aghlypa
e Aktivitas Diurnal
f Makanan Tikus kodok katak dan burung
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
h Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
D Ptyas mucosus
Species Ptyas mucosus
NI Banded Rat Snake Bandotan Macan ular dumung macan (Jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kekuningan atau kehijauan (olive)
10487071048707Terdapat garis-garis vertical hitam pada begian kepala (bibir) dan belakan
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Mata bulat besarhitam
10487071048707Pada yang muda terdapat garis-garis terang pada bagian depan
10487071048707Panjang plusmn 50 mm ndash 2500 mm
b Habitat Darat (semak-semak) persawahanlading
c Aktivitas Diurnal
d Tipe gigi Aghlypa
e Makanan Tikus kodok katak dan burung
f Populasi Sumatera Jawa Singapore Malaysia China Selatan SiamBurma
E Lycodon aulicus
Species Lycodon aulicus Linne 1754
NI Common House Snake Wolf Snake Sowo Emprit (Jawa) ular rumah
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
10487071048707Tubuh berwarna abu abu degan banyak titik ndash tiktik putih diseluruh tubuh
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya oval dengan leher bergaris putih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 500 mm ndash 750mm
b Habitat Darat suka menempel di dinding rumah
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Cicak
f Populasi Hampir ada di seluruh kepulauan
F Xenopeltis unicolor
Species Xenopeltis unicolor Reimwald 1827
NI Iridescent Earth Snake Sunbeam Snake Ular Pelangi Ular wlingi
(jawa)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau kehitaman jika tubuhnya terkena
sinar matahari akan memantulkan warna pelangi
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih
10487071048707Kepalanya pipih
10487071048707Mata bulat besar
10487071048707Panjangnya plusmn 700 mm ndash 1000 mm
b Habitat Darat peliang (di dalam tanah)
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Aglypha
e Makanan Ular cacing katak
f Populasi Nias Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
F Gonyosoma oxycephala
Species Gonyosoma oxycephala Boie1827
NI Red-tailed Racer Dak Awu Gadung LuwukGadung Perak
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala batas ekor untuk yang perak dari leher
hingga ujung ekor berwarna perak abu ndash abu
10487071048707Ekor berwarna abu - abu
10487071048707Kepala oval
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Katak tikus burung telur
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
2 Ular Berbisa sedang
A Boiga dendrophila
Species Boiga dendrophila Boie 1827
NI Mangrove Snake Ular Cincin Emas Ular Taliwongso
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau putih
disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak teratur Ada juga
yang berwarna hitam putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan
10487071048707Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil
10487071048707Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal
10487071048707Panjangnya plusmn 2500 mm
b Habitat Pohon hutan bakau
c Aktivitas Noctural malam hari
d Tipe gigi Ophiestoglypha
e Makanan Burung telur tikus
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang Singapore Malaysia
Philippine Siam Nias
B Dryophis prasinus
Species Dryophis prasinus Boie1827
NI Green Whip Snake Oriental Whip Snake Gadung Pari (Jawa) Ular
Daun Ular Pucuk (Jawa Barat)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna hijau hijau kecoklatan atau keabuabuan-coklat
10487071048707Saat ketakutan atau marah bagian leher mengembang akan terlihat warna
hitam putih dan biru
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna hijau
10487071048707Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing
10487071048707Mata horizontal panjangnya plusmn 2000 mm
b Habitat Pepohonan arboreal
c Aktivitas Diurnal siang hari
d Makanan Kadal katak
e Populasi Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Penang
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
C Homalopsis bucatta
Species Homalopsis buccata Linne 1766
NI Puff-faced Water Snake Elephant Snake Ular Buhu (Jawa) Ular
Kadut
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh bagian dorsal berwarna coklat kemerahan kelabu kehijauan atau kelabu
tua gelap sampai hitam Corak belang dengan bentuk yang tak beraturan
10487071048707Tubuh bagian lateral terdapat bintik-bintik putih
10487071048707Tubuh bagian ventral berwarna putih atau kuning dengan titik-titik hitam
10487071048707Terdapat garis hitam mata dan tanda hitam berbentuk V pada moncongnya
10487071048707Terdapat tiga bintik hitam pada kepalanya
10487071048707Panjangnya plusmn 1000 mm
10487071048707Jika marah memipihkan tubuhnya
b Habitat setengah perairan sungai kolam
c Aktivitas Noctural
d Tipe gigi Ophistoglypha jika menggigit giginya cenderung tertinggal
e Makanan Ikan
f Populasi Sumatera Jawa Kalimantan
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
3 Ular Berbisa Tinggi
A Ophiophagus Hannah
Species Ophiophagus Hannah Cantor 1836
NI King Cobra Hamadryad Ular Tedung Ular anang (Java) Oraj totok
(Java) Ular tedong selor (Kalimantan)
a Ciri-ciri
10487071048707Hitam pekat atau abu ndash abu putih dan coklat dengan garis ndash garis melintang
ditubuhnya tergantung habitat
10487071048707Gerakannya sangat agresif berani pada musuh mengejar
10487071048707Kepala oval dengan sisik yang besar
10487071048707Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
10487071048707Panjangnya hingga mancapai 6000 mm
10487071048707Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 13 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya
b Habitat didarat khususnya daerah berkapur kering
c Aktivitas siang dan malam hari
d Makanan ular
e Populasi Nias Sumatra Bangka Belitung Riau Islands Java Bali Kalimantan
f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin membunuh manusia sekitar 3 menit
B Agkistrodon rhodostoma Species Agkistrodon rhodostoma Boie 1827 NI Malayan Pit Viper Malaysian Moccasin Bandotan Bedor (Jawa)
Ular Tanah Ular Gibuk (Jabar) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk k huruf S
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Jawa Sumatra
C Vipera russelii Species Vipera russelii siamensis NI Bandotan Puspo (Jawa) a Ciri-ciri
10487071048707Badan coklat dengan corak gambar membentuk oval tak beraturan membesar diperut dan mengecil ke ekor serta leher
10487071048707Gerakannya agresif 10487071048707Kepala segitiga dengan sisik yang besar 10487071048707Panjangnya hingga mancapai 1000 mm 10487071048707Jika marah akan membentuk huruf S dan menyerang dengan gigitan
b Habitat didarat khususnya bersemak rumput c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan Tikus e Populasi Myanmar Thailand Cambodia Vietnam dan Jawa
D Bungarus candidus Species Bungarus candidus Linne 1758 NI Malayan Krait Ular Weling (Jawa) Oraj weling (Java) Ular biludah
(Padang) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang tidak seragam 10487071048707Ekor runcing badan cenderung berpenampang bulat 10487071048707Gerakannya lambat tenang
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
10487071048707Kepala oval 10487071048707Bagian bawah berwarna putih polos 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala
b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Vietnam Cambodia Thailand Peninsular Malaysia Singapore Sumatra Java Karimunjawa Islands Bawean Bali and N Sulawesi Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
E Bungarus fasciatus Species Bungarus fasciatus Scheider 1803 NI Banded Krait Ular Welang (Jawa) Ular Belang Oraj welang (Java) a Ciri-ciri
10487071048707Warna belang putih hitam ndash putih hitam dengan ukuran yang seragam dan melingkar penuh
10487071048707Ekor tumpul badan cenderung berpenampang segitiga 10487071048707Gerakannya lambat tenang 10487071048707Kepala oval 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati 10487071048707Tubuh jika terkena sinar akan menyala 10487071048707Jika marah akan melakukan gerakan patah ndash patah dan menyembunyikan
kepala b Habitat setengah perairan sawah sungai daerah berair c Aktivitas malam hari d Makanan ular belut e Populasi Sumatra Jawa Kalimantan f Jenis racun Neurotoxin
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
F Naja naja sputatrix Species Naja naja Sub Species Naja naja sputatrix Cantor 1836 NI Black Spitting Cobra Ular Kobra Ular Sendok Ular Dumung Ular cabe Ular sendok Oraj bedul (Java) Puput (Maumere Flores) Pupurupi (Ende Flores) a Ciri-ciri
10487071048707Warna hitamputihcoklatmerah tergantung asal habitatnya 10487071048707Tubuh bulat dengan kepala oval 10487071048707Gerakannya gesit dan cepat tidak takut pada musuh 10487071048707Panjangnya hingga 2500 mm 10487071048707Jika marah akan mengembangkan lehernya dan berdiri hingga kira ndash kira frac14
panjang tubuhnya 10487071048707Satu ndash satunya jenis ular yang bisa menyemburkan bisa nya hingga 3 m
b Habitat daratan sawah daerah rimbun lembab dan banyak lubang ditanah c Aktivitas siang dan malam hari d Makanan tikus dan katak e Populasi Java Bali Lombok Sumbawa Komodo Rinca Flores Alor and Lomblen Sulawesi f Jenis racun Neurotoxin dan haemotoxin
G Rhabdophis subminiatus Species Rhabdophis subminiatus NI Red-necked Keelback Pudak Bromo (Jawa) Ular Picung (Jawa
Barat) Ular Pudak Seruni (Jakarta) a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna dominant coklat dari kepala hingga ekor 10487071048707Leher berwarna jingga merah menyala dan hijau 10487071048707Badan berbintik putih
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
10487071048707Bagian bawah berwarna putih 10487071048707Ekor seperti terpacung atau perpotong 10487071048707Ukuran maksimal sepanjang 750 mm diameter 10 mm
b Habitat Darat c Aktivitas Diurnal siag hari d Tipe gigi Ophistoglypha e Makanan Cicak kadal bunglon dan katak f Populasi Semua pulau di Indonesia
H Trimeresurus albolabris Species Trimeresurus albolabris
NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
a Ciri-ciri
10487071048707Tubuh berwarna hijau dari kepala hingga ujung badan
10487071048707kepala segitiga penuh bersisik keras
10487071048707Bagian punggung ekor berwarna merah
10487071048707Jika marah membentuk spiral atau letter S untuk siap menyerang
b Habitat pohon di daerah dengan ketinggian hingga 3000 dpl
c Aktivitas noctural
d Tipe gigi solenoglypha
e Makanan Tikus burung katak telur
f Distribusi Sumatra Bangka Java Madura Bali and Sulawesi
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
D Patofisiologi Gigitan Ular
Bisa ular terdiri dari campuran beberapa polipeptida enzim dan protein
Jumlah bisa efek letal dan komposisinya bervariasi tergantung dari spesies dan usia
ular Bisa ular bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan temperatur Secara
mikroskop electron dapat terlihat bahwa bisa ular merupakan protein yang dapat
menimbulkan kerusakan pada sel-sel endotel dinding pembuluh darah sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma Komponen peptida bisa ular dapat
berikatan dengan reseptor-reseptor yang ada pada tubuh korban Bradikinin serotonin
dan histamin adalah sebagian hasil reaksi yang terjadi akibat bisa ular Enzim yang
terdapat pada bisa ular misalnya Larginine esterase menyebabkan pelepasan
bradikinin sehingga menimbulkan rasa nyeri hipotensi mual dan muntah serta
seringkali menimbulkan keluarnya keringat yang banyak setelah terjadi gigitan
Enzim protease akan menimbulkan berbagai variasi nekrosis jaringan
Phospholipase A menyebabkan terjadi hidrolisis dari membran sel darah merah
Hyaluronidase dapat menyebabkan kerusakan dari jaringan ikat Amino acid esterase
menyebabkan terjadi DIC Pada kasus yang berat bisa ular dapat menyebabkan
kerusakan permanen gangguan fungsi bahkan dapat terjadi amputasi pada
ekstremitas Bisa ular dari famili CrotalidaeViperidae bersifat sitolitik yang
menyebabkan nekrosis jaringan kebocoran vaskular dan terjadi koagulopati
Komponen dari bisa ular jenis ini mempunyai dampak hampir pada semua sistem
organ Bisa ular dari famili Elapidae dan Hydrophidae terutama bersifat sangat
neurotoksik dan mempunyai dampak seperti kurare yang memblok neurotransmiter
pada neuromuscular junction Aliran dari bisa ular di dalam tubuh tergantung dari
dalamnya taring ular tersebut masuk ke dalam jaringan tubuh
E Klasifikasi Derajat Gigitan Ular
Derajat berat kasus gigitan ular berbisa umumnya dibagi dalam 4 skala yaitu
derajat 1 (minor) = tidak ada gejala derajat 2 (moderate) = gejala lokal derajat 3
(severe) = gejala berkembang ke daerah regional derajat 4 (major) = gejala sistemik
Pada umumnya gejala yang ditimbulkan oleh bisa ular terjadi dalam 2-6 jam setelah
gigitan
Infark serebri sering terjadi karena gigitan ular dari family Crotalidae
Viperidae terjadi dalam waktu 7 jam sampai 1 minggu setelah gigitan Lalloo DG
dkk pada tahun 1992 melaporkan bahwa gejala klinis timbul mulai 15 menit sampai 6
jam (dengan median 1 jam) setelah gigitan
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
F Manifestasi klinis
Gigitan oleh Viperidae Crotalidae seringkali menimbulkan gejala pada
tempat gigitan berupa nyeri dan bengkak yang dapat terjadi dalam beberapa menit
bisa akan menjalar ke proksimal selanjutnya terjadi edem dan ekimosis Pada kasus
berat dapat timbul bula dan jaringan nekrotik serta gejala sistemik berupa mual
muntah kelemahan otot gatal sekitar wajah dan kejang Pasien jarang mengalami
syok edem generalisata atau aritmia jantung tetapi perdarahan sering terjadi Boyer
LV dkk melaporkan bahwa dari 38 korban gigitan ular Viperidae 29 (76)
mengalami koagulopati dengan 20 (53) terdapat beberapa kelainan komponen
koagulopati (misalnya hipofibrinogenemia dan trombositopenia)
Gigitan akibat Elapidae biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat Namun
demikian tidak adanya gejala lokal atau minimal tidak berarti gejala yang lebih serius
tidak akan terjadi Gejala yang serius lebih jarang terjadi dan biasanya gejala
berkembang dalam 12 jam Bisa yang bersifat neurotoksik mempunyai dapat sangat
cepat dalam beberapa jam mulai dari perasaan mengantuk sampai kelumpuhan
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
nervus kranialis kelemahan otot dan kematian karena gagal napas Pemeriksaan
laboratorium biasanya menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil limfopenia
koagulopati dengan PT dan PTT memanjang serta penurunan jumlah fibrinogen
Kadar kreatinin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan
Mioglobin plasma dan kadar kreatinin mempunyai korelasi yang kuat
Pada pemeriksaan urinalisis dapat terjadi proteinuria (83) serta hematuria
mikroskopik (509) Hemoglobinuria dan mioglobinuria umumnya dapat dideteksi
dan dapat terjadi leukosituria (564) Penelitian Ramachandram S dkk pada tahun
1995 mendapatkan kadar Hb dan leukosit normal pada semua pasien 3 terjadi
trombositopenia (lt 75000mL) Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan
gejala gagal ginjal Natrium kalium klorida calsium serta glukosa darah masih
dalam batas normal pada semua pasien
Hasil EEG abnormal ditemukan pada 96 dan berhubungan dengan ukuran
ular tetapi tidak berhubungan dengan derajat beratnya penyakit di lokasi gigitan
adanya manifestasi neurologis atau keadaan gagal ginjal Perubahan EEG segera
terjadi setelah gigitan dan akan kembali normal dalam 1-2 minggu Pada pemeriksaan
EKG umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang T
Hasil EKG yang abnormal termasuk tanda-tanda utama gejala gigitan ular berbisa
selain perdarahan koagulopati dan paralisis
G Diagnosis
Diagnosis definitif gigitan ular berbisa ditegakkan berdasarkan identifikasi
ular yang menggigit dan adanya manifestasi klinis Ular yang menggigit sebaiknya
dibawa dalam keadaan hidup atau mati baik sebagian atau seluruh tubuh ular Perlu
juga dibedakan apakah gigitan berasal dari ular yang tidak berbisa atau binatang lain
dari pemeriksaan fisik pada luka gigitan yang ditinggalkan Bila tidak dapat
mengidentifikasi ular yang menggigit manifetasi klinis menjadi hal yang utama
dalam menegakkan diagnosis
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
H Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah
1 Pertolongan pertama harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular
sebelum korban dibawa ke rumah sakit Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri
atau orang lain yang ada di tempat kejadian Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa mempertahankan hidup korban dan
menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit
serta mengawasi gejala dini yang membahayakan Kemudian segera bawa korban
ke tempat perawatan medis
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas imobilisasi
(membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau
menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah
bening pertimbangkan pressure-immobilisation pada gigitan Elapidae hindari gangguan
terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan
pendarahan lokal
2 Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya dengan cara yang aman
dan senyaman mungkin Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah
peningkatan penyerapan bisa
3 Pengobatan gigitan ular
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular Metode
penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah)
insisi (pengirisan dengan alat tajam) pengisapan tempat gigitan pendinginan
daerah yang digigit pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari
karena tidak terbukti manfaatnya
4 Terapi yang dianjurkan meliputi
a Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril Imobilisasi bagian
tubuh menggunakan perban
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
b Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan
lebar + 10 cm panjang 45 m yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang
tergigit mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan
Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir tetapi ikatan
jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu Penggunaan torniket tidak
dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih berat
c Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan
jalan nafas penatalaksanaan fungsi pernafasan penatalaksanaan sirkulasi
penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa
hipotensi berat dan shock shock perdarahan kelumpuhan saraf pernafasan kondisi
yang tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban hiperkalaemia akibat
rusaknya otot rangka serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal
Di rumah sakit diagnosis harus ditegakkan dan segera pasien dipasang dua
jalur intravena untuk memasukkan cairan infus dan jalur yang lain disiapkan untuk
keadaan darurat Segera dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti darah perifer
lengkap PT APTT fibrinogen elektrolit urinalisis dan kadar ureum serta kreatinin
darah Pasien diberikan suntikan toksoid tetanus dan dipertimbangkan pemberian
serum anti bisa ular Pengukuran pada tempat gigitan perlu dinilai untuk mengetahui
progresivitasnya Kadang perlu dilakukan eksisi dan penghisapan bisa pada saat luka
dibersihkan Saat ini masih diperdebatkan tentang tindakan operasi (fasciotomy) pada
pasien gigitan ular berbisa
Fasciotomy dilakukan bila ada edem yang makin luas dan terjadi compartment
syndrome (keadaan iskemik berat pada tungkai yang mengalami revaskularisasi dan
menimbulkan edem disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan keadaan
hiperemia) Pada semua kasus gigitan ular perlu diberikan antibiotic spectrum luas
dan kortikosteroid meskipun pemberian kortikosteroid masih diperdebatkan
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
Di Amerika hanya terdapat 3 anti bisa yang diproduksi dan disetujui oleh
FDA yaitu antivenim polyvalen crotalidae antivenon untuk coral snake(Elapidae)
dan antivenon untuk black widow spider Semua anti bisa ular adalah derivat serum
binatang tersering berasal dari serum kuda berupa imunoglobulin yang mengikat
secara langsung dan menetralkan protein dari bisa Produk hewan ini bila terpapar
pada pasien dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe cepat
dan tipe III
Reaksi akut berupa reaksi anafilaktik dapat terjadi pada 20-25 pasien
bahkan dapat terjadi kematian karena hipotensi dan bronkospasme Reaksi tipe lambat
dapat terjadi pada 50-75 pasien dengan gejala serum sickness seperti demam ruam
yang difus urtikaria artralgia hematuria dan dapat bertahan dalam beberapa hari
Reaksi yang paling sering terjadi adalah urtikaria namun efek samping yang serius
jarang terjadi Pemberian anti bisa ular harus dilakukan di rumah sakit yang tersedia
alat-alat resusitasi Penggunaan adrenalin steroid dan antihistamin dapat mengurangi
reaksi yang terjadi akibat anti bisa antara 125-30 Profilaksis yang hanya
menggunakan promethazine tidak dapat mencegah reaksi yang cepat Anak-anak lebih
sering memerlukan jumlah data anti bisa yang banyak oleh karena kecilnya rasio
antara volume tubuh dan bisa ular yang terdistribusi
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae
Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba Serum Fab
ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pemberiannya Penggunaan serum Fab dianjurkan diencerkan
dalam 250 ml NaCl 09 dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena
Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg) volume cairan
dapat disesuaikan Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya
kasus Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa untuk kasus dengan
derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
Antibiotik diberikan secara rutin karena dapat terjadi infeksi pada tempat gigitan
Pemberian antibiotik masih kontroversi namun Blaylock tahun 1999 dari
penelitiannya mendapatkan 18 diantara 20 pasien mempunyai biakan darah positif
bakteria gram negatif aerob
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
Berikut Tindakan pertolongan pertama jika tergigit ular
1) Jangan Panik
2) Amankan posisi penolong dan korban Terutama dari bahaya lain seperti
gigitan ular itu ldquolagirdquo lokasi yang curam dll Jika diri sendiri yang tergigit
ambil posisi yan aman jauhi ular
3) Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic di atas luka gigitan untuk
menghentikan dan memperlambat laju bisa menuju ke jantung
4) Tenangkan korban jangan banyak melakukan aktifitasgerakan yang
menguras tenaga dan mempercepat detak jantung
5) Kenali ular yang menggigit (langkah vital dan penting) Jika dapat mengenali
ular sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisa nya
terhadap manusia Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi dan yang
utama Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata berarti berbisa tinggi
Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka nayak berarti tidak
berbisa Jika tidak dapat mengenali jenis ular anggap bahwa itu ular yang
berbisa tinggi dan mematikan Selanjutnya usahakan untuk menghafalkan ciri
ndash ciri ular itu dan jika perlu bunuh ular tersebut untuk di bawa ke bagian
medis
6) Lakukan tindakan pertolongan pertama
Penanganan gigitan ular tidak berbisa
Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal
a) Lepaskan pembalut elastis
b) Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)
c) Beri obat antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) ular tidak perlu dibunuh
Penanganan gigitan ular berbisa menengah
Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka perubahan warna dan
jika kondisi tubuh tidak fit akan terasa demam panas ndash dingin sekitar 2 sd 7 hari
a) Lepaskan pembalut
b) Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)
c) Beri antiseptik
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
d) Jika perlu tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar
cepat kering
e) Usahakan korban beristirahat sebentar
f) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
g) Beri vitamin tambahan
h) ular tidak perlu dibunuh
Bila tergigit ular jenis raksasa ular pyhton
Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek
a) Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah
pendarahan lebih baik dalam posisi berbaring
b) Hentikan Pendarahan dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan
terbuka
c) Istirahatkan dan tenangkan korban
d) Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan
pendarahan agar tidak terbuka lagi
e) Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi
f) Beri vitamin tambahan
ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak
darah saat melepas gigitan dari korban jangan paksakan dengan menarik kepala
ular tapi mulut harus dibuka Perhatikan juga belitan ular tidak perlu membunuh
ular jenis ini
Bila tergigit ular yang berbisa tinggi
Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular
Efek gigitan pada umumnya
a Pembengkakan pada luka diikuti perubahan warna
b Rasa sakit di seluruh persendian tubuh
c Mulut terasa kering
d Pusing mata berkunang - kunang
e Demam menggigil
f Efek lanjutan akan muntah lambung dan liver (hati) terasa sakit
pinggang terasa pegal akibat dari usaha ginjal membersihkan darah
Penanganan jika tergigit dengan efek di atas
a) Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung
b) Ikat diatas luka sampai berkerut Setiap 10 menit kendorkan 1 menit
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-
c) Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau cutter silet
(yang disterilkan atau tidak tergantung situasi) Buat luka pada mulai dari
bagian atas melalui lubang luka akibat taring irisan luka baru jangan
horisontal tetapi vertikal
d) Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka
baru korban akan terasa sangat kesakitan sehingga perlu dilakukan
dengan hati ndash hati tetapi tetap berlanjut Saat mengurut ikatan dapat
dikendorkan Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat khusus
ldquosnake biterdquo alat suntik (tanpa jarum) batang muda pohon pisang teknik
menggunakan tali senar dll
e) tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan
menyedot melalui mulut Karena itu sangat beresiko pada si penolong
karena racun dapat mengkontaminasi mulut gigi gusi bahkan tertelan
hingga lambung dan usus
f) Proses itu dilakukan berulang ndashulang hingga darah berwarna merah
kehitaman dan berbuih keluar semua dan berganti dengan darah berwarna
merah segar
g) Evakuai korban Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa
ular lebih lanjut atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan suntikan antivenom yang tepat Usahakan mendapatkan
antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang menggigit
(haemotoxin atau neurotoxin) Informasikan pada dokter bila korban
elergi terhadap obat tertentu
- 3 Perbedaan Ular Berbisa Tinggi Dan Rendah
- NI Truno Bamban (Jawa) Ular gadung Ular hijau Oraj bungka (Java)
-