BAB I,II,III
-
Upload
sesmitaichest -
Category
Documents
-
view
153 -
download
0
description
Transcript of BAB I,II,III
-
5/28/2018 BAB I,II,III
1/39
1
BAB I
PENDAHULUAN
Ketersediaan sumber daya alam khususnya sumber daya minyak bumi (BBM)
yang semakin menipis dan tidak terbaharukan menyebabkan masyarakat mencari
alternatif pengganti minyak bumi yang lebih ramah lingkungan. Berbagai penelitian
para ahli, baik di luar maupun di dalam negeri menyimpulkan bahwa terdapat
berbagai jenis tanaman sebagai bahan bakar nabati (BBN) yang terbaharukan.
Penggunaan bahan bakar nabati lebih populer dengan sebutan biofuel atau
bioenergi. Penggunaan energi yang paling penting di sini aadalah pemanfaatan bahan
bakar pada kendaraan bermotor. Bahan bakar ini berupa bahan bakar cair. Bahan
bakar cair sebagai substitusi minyak bumi adalah penting untuk dikembangkan. Salah
satu contohnya adalah bioetanol.
Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan
dengan cara fermentasi. Fermentasi adalah suatu proses perubahan kimia yang
disebabkan oleh aktivitas mikroba ataupun oleh aktiviatas enzim yang dihasilkan
mikroba. Jalur metabolisme karbohidrat yang pernah diselidiki adalah sistem
fermentasi etanol oleh khamir. Jenis khamir yang digunakan adalah Saccharomyces
cerevisiae.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
2/39
2
Bioetanol sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan
bakunya merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di negara ini dan sangat
dikenal masyarakat. Pada awalnya pembuatan bioetanol berbasis tetes tebu, namun
semakin berkembang dengan memanfaatkan bahan lain seperti singkong, sogum, nira
aren, sampai nira siwalan. Untuk mengantisipasi banyaknya permintaan bahan bakar
dan untuk memenuhi pasar minyak domestik Indonesia sedangkan kemampuan
produksi minyak fosil semakin berkurang.
Pemanfaatan tanaman aren di Indonesia sudah berlangsung lama, namun agak
lambat perkembangannya menjadi komoditi agribisnis karena sebagian tanaman aren
yang dihasilkan adalah tumbuh secara alamiah atau belum di budidayakan. Namun,
karena fungsi dan manfaatnya yang besar, pohon ini mulai dijadikan tanaman
budidaya di Indonesia.
Nira adalah bahan utama yang dimanfaatkan dalam pembuatan bioetanol. Hal
ini disebabkan karena nira aren memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan baku
bioetanol lainnya seperti singkong dan jagung (tanaman penghasil pati) dikarenakan
tahap yang dilakukan cukup satu tahap yaitu tahap fermentasi, sedangkan bioetanol
yang berasal dari tumbuhan berpati memerlukan tahap hidrolisis ringan (sakarifikasi)
untuk merubah polimer pati menjadi gula sederhana.
Nira Aren di beberapa daerah selain sebagai bahan pemanis, melalui proses
fermentasi, Nira diubah menjadi minuman beralkohol yang dikenal dengan nama
tuak. Alkohol yang dihasilkan secara ilmiah dikenal dengan nama Etanol Nira dapat
-
5/28/2018 BAB I,II,III
3/39
3
diubah menjadi bioetanol. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati
dengan bantuan fermentasi oleh bakteri ragi (Saccharomyces cereviseae) dimana
kandungan gula (sukrosa) pada nira dikonversi menjadi glukosa kemudian menjadi
etanol yang produknya disebut sebagai bioethanol.
Kegunaan alkohol bermacam-macam dalam berbagai kepentingan. Tidak
hanya sebatas sebagai bahan pembuatan minuman keras. Alkohol juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik, obat-obatan, pelarut, antiseptik, maupun
bahan bakar kimia organik. Salah satunya juga sebagai bahan untuk mencampur
dengan BBM.
Ethanol yang dihasilkan dari proses fermentasi kemudian dilakukan destilasi
untuk memisahkan ethanol dan air sampai kadar 95-96%. Kemudian proses untuk
memisahkan ethanol dan air sampai kadar 99,5% dilakukan dengan menggunakan
dehidrasi (molecular sieve atau menggunakan membrane pervaporasi). Etanol 99,5%
ini yang bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar energi alternatif dan jika
ditambah dengan bensin maka dapat menjadi bahan bakar alternatif pada kendaraan
yang lebih hemat sebagai pengganti premium.
Berdasarkan latar belakang di atas maka saya tertarik untuk membahas tentang
Pemanfaatan Aren sebagai Bahan Bakar Alternatif.
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1) Bagaimana proses
pengolahan aren sebagai penghasil bioetanol?, 2) Apa metoda yang digunakan untuk
-
5/28/2018 BAB I,II,III
4/39
4
memanfaatkan aren sebagai bioetanol?, 3) Bagaimana cara memanfaatkan bioetanol
aren sebagai bahan bakar kendaraan?.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1) Mengetahui proses pengolahan
aren sebagai penghasil bioetanol, 2) Mengetahui metoda yang digunakan untuk
memanfaatkan aren sebagai bioetanol, 3) Mengetahui cara memanfaatkan bioetanol
aren sebagai bahan bakar kendaraan.
Manfaat yang didapatkan dari penulisan makalah ini adalah: 1) Kita dapat
mengatahui cara pemanfaatan aren sebagai penghasil bioetanol, dan 2) Kita dapat
megetahui bagaimana cara memanfaatkan bahan- bahan disekitar kita agar
menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
5/39
5
BAB II
KAJIAN TEORI
II.1 Deskripsi Tanaman Aren
Tanaman aren menurut klasifikasinya, yaitu:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledone
Bangsa : Spadicitlorae
Suku : Palmae
Marga : Arenga
Jenis : Arenga pinnata Merr
Berikut merupakan contoh gambar pohon aren
Gambar pohon aren (sumber : Johan Arnold Monomutu)
-
5/28/2018 BAB I,II,III
6/39
6
Tanaman ini tumbuh pada beberapa daerah dengan nama yang berbeda. Di
Aceh diberi nama Bakjuk, Batak Karo dinamai Paula, Nias diberi nama Peto,
Minangkabau nama Biluluk, Lampung nama Hanau, Jawa Tengah diberi nama Aren,
Madura nama Are dan di Bali nama Hano. Untuk Nusa Tenggara diberi nama :
Jenaka, Pola, Nao, Karodi, Moka, Make, Bale dan Bone. Pemberian nama tanaman
ini untuk Sulawesi: Apele, Naola, Puarin, Onau, dan Inau. Sedang untuk kepulauan
Maluku diberi nama: Seko, Siho, Tuna, Nawa dan Roni.
(Rindengan dan Manaroinsong, 2009 ).
Berdasarkan habitus tanaman pohon aren berdiri tegak dan tinggi, berbatang
bulat warna hijau kecoklatan, daun terbentuk dalam reset batang dengan anak daun
menyirip berwarna hijau
muda/tua, bunga terdiri atas bunga jantan yang menyatu dalam satu tongkol ukuran
panjang 1- 1,2 cm. Bunga betina pada tongkol yang lain bentuk bulat yang terdiri atas
bakal buah tiga buah, warna kuning keputihan. Buah yang telah terbentuk berbentuk
bulat panjang dengan ujung melengkung ke dalam, diameter 3-5 cm. Di dalam buah
terdapat biji yang berbentuk bulat dan apabila sudah matang warna hitam.
Pohon aren akan mencapai tingkat kematangan pada umur 6-12 tahun.
Kondisi penyadapan terbaik pada umur 8-9 tahun saat mayang bunga sudah keluar.
Penyadapan dapat dilakukan pagi dan sore, setiap tahun dapat disadap 3-12 tangkai
bunga dengan hasil rata-rata 6,7 liter/hari atau sekitar 900-1600 liter/pohon/tahun.
Kualitas nira terbaik bila kadar sukrosa tinggi. (Balitka, 1992).
-
5/28/2018 BAB I,II,III
7/39
7
Tanaman aren dapat tumbuh dengan baik di dekat pantai sampai pada dataran
tinggi 1200 m dari permukaan laut. Tanaman aren sangat cocok pada kondisi landai
dengan kondisi agroklimat beragam seperti daerah pegunungan dimana curah hujan
tinggi dengan tanah bertekstur liat berpasir. Dalam pertumbuhan tanaman ini
membutuhkan kisaran suhu 20-25C, terutama untuk mendorong perkembangan
generatif agar dapat berbunga dan berbuah. Sedang untuk pembentukan mahkota
tanaman, kelembaban tanah dan ketersediaan air sangat diperlukan dimana curah
hujan yang dibutuhkan antara 1200-3500 mm/tahun agar kelembaban tanah dapat
dipertahankan.
(Effendi, 2009).
Pohon Aren disebut Enau, dalam bahasa Latin disebut Arengga pinnata Merill
atau sinonimnya Arenga saccarifera Labill, famili Arecaceae. Aren merupakan
tumbuhan multiguna, memiliki banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Tahun
2007 / 2008 di Sulut luas areal pohon aren 74.844 hektar dengan produksi air nira
sebanyak 30.846,38 ton per tahun.
Daerah sentra aren di Sulut tersebar di Kabupaten Minahasa Selatan, Kota
Tomohon dan Kabupaten Minahasa. Di Sulawesi Utara populasi pohon Nira Aren
sekitar 3 juta. Rata-rata produksi nira aren ialah sebesar 10 liter nira/hari/pohon
bahkan pada masa suburnya untuk beberapa jenis pohon Aren (Aren Genjah) satu
pohon perhari dapat menghasilkan nira aren sebesar 40 liter, dengan kalkulasi
sederhana jika dalam satu hektar dapat tumbuh 200 pohon.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
8/39
8
Fungsi istimewa pohon aren adalah sebagai pengawet sumber daya alam
terutama tanah, sebagai penyerap dan pengikat air yang besar, untuk kelestarian
lingkungan hidup tetutama untuk penghijauan pada daerah, daerah perengan
pegunungan dan sungai-sungai dan ini sangat cocok untuk dikembangkan di negara
tropis seperti indonesia. Secara umum pengembangan pohon aren berbasis industri
akan dapat menekan pengagguran, menambah penghasilan para petani dan secara
khusus dapat berfungsi sebagai sumber pendapatan negara.
Proses pembuatan bioetanol menggunakan bahan baku nira. Nira yang biasa
dideras dari berbagai jenis palma (Arenga pinnata, Borassus flabellifer, Cocos
Nucifera and Nypa Fruticans) kandungan total sugarnya berkisar 10-20%. Apabila
dibudidayakan dengan baik, akan sangat potensial dimanfaatkan untuk pembuatan
ethanol, karena produktifitasnya bisa mencapai 20 ton gula per hektar per
tahun.(Dalibard, 1997).
Pengolahannya untuk bahan baku bioethanol akan diperoleh 8,8 ton atau
setara 11.000 liter Fuel Grade Ethanol per hektar per tahun.Nira aren dihasilkan dari
penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina. Akan
tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang dapat menghasilkan nira dengan kualitas
baik dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu, biasanya penyadapan nira hanya
dilakukan pada tandan bunga jantan.
Sebelum penyadapan dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu :
a. Memilih bunga jantan yang siap disadap
-
5/28/2018 BAB I,II,III
9/39
9
Bunga jantan yang siap disadap yaitu bunga jantan yang tepung sarinya sudah
banyak yang jatuh di tanah. Hal ini dapat dilihat jika di sebelah batang pohon
aren, permukaan tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh tepung sari yang
jatuh.
b. Pembersihan tongkol (tandan) bungaPembersihan ini dengan memukul-mukul serta mengayun-ayunkannya agar
dapat memperlancar keluarnya nira. Pemukulan dan pengayunan dilakukan
berulang-ulang selama tiga minggu dengan selang dua hari pada pagi dan sore
dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali.
c. Menoreh (melukai) tongkol bungaBertujuan untuk mengetahui apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul
dan diayun-ayun tersebut sudah atau belum menghasilkan nira. Dilakukan
dengan cara menorah (dilukai) tongkol (tandan) bunga tersebut. Apabila
torehan tersebut mengeluarkan nira maka bunga jantan sudah siap disadap.
d. Memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian yang ditorehPenyadapan dilakukan dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian
yang ditoreh. Kemudian pada potongan tongkol dipasang bumbung bamboo
sebagai penampung nira yang keluar.
e. Penyadapan niraPenyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Pada
setiap penggantian bumbung bamboo dilakukan pembaharuan irisan potongan
-
5/28/2018 BAB I,II,III
10/39
10
dengan tujuan agar saluran atau pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira
dapat keluar dengan lancar.
f.
Pemanfaatan
Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan selama 3
4 bulan sampai tandan mengering. Hasil dari air aren dapat diolah menjadi
gula aren, tuak, cuka, minuman segar dan etanol.
Aren dan tiap harinya disadap 100 pohon maka dalam satu hari dapat
menghasilkan nira aren sebesar 1000 liter/ha/hari dengan rule of thumb konversi
glukosa menjadi ethanol sebesar 0,51 g ethanol/g glukosa maka dalam satu hari
bioethanol perhektar yang dapat diperoleh ialah 500 liter/hari.Daerah sebaran pohon
nira yang paling banyak terdapat di Wilayah Sumatra (Sumatra Selatan, Sumatra
Barat, Sumatra Timur dan Aceh), Jawa (Jawa Barat dan Jawa Tengah), Sulawesi
(Sulawesi Utara, Tengah dan Tenggara), Maluku (Seram), Maluku Utara
(Halamahera dan Bacan) dan Papua.
Kandungan gizi yang terdapat Pada pohon aren diantaranya kadar air (87,66 -
88,85), kadar gula (12,04 10,02), kadar protein (0,23 - 0,36), kadar lemak (0,02),
kadar abu (0,3 - 0,21), Anonim (1981). Dengan kandungan dimiliki aren inilah yang
membuat perbandingan dari bahan baku tebu untuk di jadikan bioethanol,dimana
produktivitas aren bisa 4-8 kali dibandingkan tebu dan rendemen gulanya 12%,
sedangkan tebu rata-rata hanya 7% .
-
5/28/2018 BAB I,II,III
11/39
11
Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari akar (untuk
obat tradisional), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun
muda/janur untuk pembungkus kertas rokok. Hasil produksinya juga dapat
dimanfaatkan, misalnya buah aren muda untuk pembuatan kolang-kaling, pati/tepung
dalam batang.
Berbagai macam olahan yang berbahan baku nira aren yaitu : Nira Aren Segar
aneka rasa dan aroma, Sirup Aren Murni, Gula Aren Cetak Murni (aneka bentuk dan
ukuran), Gula Aren Serbuk (gula Aren semut) dengan aneka rasa & aroma, Aneka
minuman instan berkhasiat (kombinasi dengan beragam ramuan minuman berkhasiat
obat) dan juga dapat dibuat sebagai bahan baku bioethanol.
II.2 Bioetanol/Ethanol (C2H5OH)
Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai bahan
bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang terbarukan.
Merupakan bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan yang memiliki
keunggulan karena mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18%, dibandingkan
dengan emisi bahan bakar fosil seperti minyak tanah (Anonim, 2007a).
Bioetanol dapat diproduksi dari berbagai bahan baku yang banyak terdapat di
Indonesia, sehingga sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan
bakunya sangat dikenal masyarakat. Tumbuhan yang potensial untuk menghasilkan
bioetanol antara lain tanaman yang memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti tebu,
-
5/28/2018 BAB I,II,III
12/39
12
nira, aren, sorgum, ubi kayu, jambu mete (limbah jambu mete), garut, batang pisang,
ubi jalar, jagung, bonggol jagung, jerami, dan bagas (ampas tebu).
Secara umum bioetanol dapat digunakan sebagai bahan baku industri turunan
alkohol, campuran untuk miras, bahan dasar industri farmasi, campuran bahan bakar
untuk kendaraan. Mengingat pemanfaatan bioetanol beraneka ragam, sehingga grade
etanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan penggunaannya. Untuk
ethanol/bio-ethanol yangmempunyai grade 90-96,5% vol dapat digunakan pada
industri, sedangkan ethanol/bioethanol yang mempunyai grade 96-99,5% vol dapat
digunakan sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar industri farmasi. Berlainan
dengan besarnya grade ethanol/ bioethanol yang dimanfaatkan sebagai campuran
bahan bakar untuk kendaraan yang harus betul-betul kering dan anhydrous supaya
tidak korosif, sehingga ethanol/bio-ethanol harus mempunyai grade sebesar 99,5-
100% vol. Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi
karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air.
II.2.1 Bahan Baku Bioetanol
Bahan baku pembuatan bioetanol dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Bahan sukrosaBahan- bahan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: nira,
tebu, nira nipati, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren dan sari
buah mete.
b. Bahan berpati
-
5/28/2018 BAB I,II,III
13/39
13
Bahan- bahan yang termasuk dalam kelompok ini adalah bahan- bahan
yang mengandung pati atau karbohidrat. Bahan- bahan tersebut antara
lain sorgum biji, jagung, sagu, ubi kayu, ubi jalar, cantel dan lain- lain.
c. Bahan berselulosaBahan berselulosa (lignoselulosa) artinya adalah bahan tanaman yang
mengandung selulosa, antara lain ubi kayu, jerami, batang pisang dan
lain- lain.
Berdasarkan ketiga bahan baku tersebut, bahan berselulosa merupakan bahan
yang jarang digunakan dan cukup sulit untuk dilakukan. Hal ini karena adanya lignin
yang sulit dicerna sehingga proses pembentukan glukosa menjadi lebih sulit.
II.2.2 Sifat Ethanol
Ethyl alcohol atau ethanol adalah salah satu turunan dari senyawa hidroksil
atau gugus OH, dengan rumus kimia (C2H5OH). Istilah umum yang sering dipakai
untuk senyawa tersebut, adalah alkohol. Ethanol mempunyai sifat tidak berwarna,
mudah menguap, mudah larut dalam air, berat molekul 46,1, titik didihnya 78,3C,
membeku pada suhu 117,3 C, kerapatannya 0,789 pada suhu 20 C, nilai kalor
7077 kal/gram, panas latent penguapan 204 kal/gram dan mempunyai angka oktan
91105 (alico, 1982).
Sifat- sifat fisik etanol:
-
5/28/2018 BAB I,II,III
14/39
14
a. Rumus molekul : C2H5OHb. BM : 46,07 gram/molc.
Titik didih pada 760 mmHg : 78,4C
d. Titik beku : - 112Ce. Densitas : 0, 789 gr/ml pada 20Cf. Kelarutan dalam 100 bagian
i. air : sangat larutii. eter : sangat larut
Sifat- sifat kimia etanol:
a. Dihasilkan dari fermentasi glukosaC6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
b. Untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidratAda dua tipe, yaitu :
1) Mengubah karbohidratnya menjadi glukosakemudian menjadi etanol
2) Menghasilkan cuka (asam asetat)c. Pembentukan etanol
C6H12O62CH3CH2OH + 2CO2
d. Pembakaran etanolCH3CH2OH + 3O22CO2+ 3H2O + energi
-
5/28/2018 BAB I,II,III
15/39
15
Bioetanol secara umum dapat digunakan sebagai bahan baku industri turunan
alkohol, campuran bahan bakar untuk kendaraan. Grade bioetanol harus berbeda
sesuai dengan pengunaanya. Bioetanol yang menpunyai grade 90% - 96,5% volume
digunakan pada industri, grade 96% - 99,5% digunakan dalam campuran untuk miras
dan bahan dasar industri farmasi. Besarnya grade bioetanol yang dimanfaatkan
sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan harus betul betul kering dan
anhydrous supaya tidak menyebabkan korosi, sehingga bioetanol harus mempunyai
grade sebesar 99,5% - 100% (Khairani, 2007).
II.2.3 Penggunaan Bioetanol
Bioetanol dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Setelah dicampurkan
dalam gasoline, digunakan sebagai bahan bakar di berbagai negara seperti Brazil,
Amerika Serikat, Argentina, Australia, Kuba, Jepang, Selandia Baru, Afrika Selatan,
Swiss dan lain-lain. Pada masa perang dunia I dan II industri alkohol berkembang
pesat, dengan tujuan utama sebagai bahan bakar.
Selain itu etanol banyak digunakan juga dalam industri minuman, kosmetik
dan industri parmasi seperti deterjen, desinfektan dan lain-lain. Alkohol dari produk
petroleum atau dikenal sebagai alkohol sintetis banyak dipakai untuk bahan baku
pada industri acetaldehyde, derivat acetyl dan lain-lain.
Pemanfaatan produk bioetanol :
1) Kadar 60% s/d 70%, sebagai substitusi produk alkohol (industrifarmasi) sebagai substitusi Bahan Bakar Minyak jenis minyak tanah.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
16/39
16
2) Kadar 70% s/d 80%, sebagai substitusi produk alkohol (industrifarmasi).
3)
Kadar 70% s/d 90%, sebagai bahan pendukung produksi makanan &
minuman.
4) Kadar 99,5% sebagai substitusi Bahan Bakar Minyak jenis bensin.
II.2.4 Pembentukan Ethanol
Ethanol (C2H5OH) merupakan senyawa yang sangat penting dan antara lain
digunakan sebagai pelarut (Solvent), desinkfektan dalam industry kosmeik, farmasi,
medis kimia dan sebagai bahan baku untuk sintesa pembuatan bahan kimia seperti
aldehyde, asam asetat. Ethanol yang digunakan merupakan ethanol teknis dengan
kadar 95-96% ethanol sebagai bahan bakar memerlukan ethanol dengan kadar yang
lebih tinggi yaitu ethanol dengan kadar 99,5% atau Fuel Grade Ethanol (FGE).
Pembuatan ethanol secara garis besar dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a. Dengan cara sintesa dari etilenEthanol ini dihasilkan dari sintesa etilen yang merupakan derivate minyak
bumi dengan proses yang disebut hidrasi. Yaitu reaksi kimia etilen dengan air
:
C2H4 + H2O C2H5OH
Etilen Air Ethanol
b. Dengan proses fermentasi
-
5/28/2018 BAB I,II,III
17/39
17
Proses fermentasi dapat dilakukan pada bahan bergula seperti nira aren.
Proses reaksi fermentasi :
C6H12O62C2H5OH + 2CO2
Glukosa Ethanol Karbondioksida
Ethanol yang dihasilkan dari proses fermentasi kemudian dilakukan destilasi
untuk memisahkan ethanol dan air sampai kadar 95-96%. Kemudian proses untuk
memisahkan ethanol dan air sampai kadar 99,5% dilakukan dengan menggunakan
molecular sieve atau menggunakan membrane pervaporasi.
II.2.4.1 Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik
dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Proses fermentasi untuk mengkonversi glukosa (gula) menjadi etanol
dan CO2. Fermentasi etanol adalah perubahan 1 mol gula menjadi 2 mol
etanol dan 2 mol CO2. Pada proses fermentasi etanol, khamir terutama akan
memetabolisme glukosa dan fruktosa membentuk asam piruvat melalui
tahapan reaksi pada jalur Embden-Meyerhof-Parnas, sedangkan asam piruvat
-
5/28/2018 BAB I,II,III
18/39
18
yang dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi asetaldehida yang kemudian
mengalami dehidrogenasi menjadi etanol.
(Amerine et al., 1987).
Proses fermentasi dapat dilakukan pada bahan bergula seperti nira
aren. Proses reaksi fermentasi :
C6H12O62C2H5OH + 2CO2
Glukosa Ethanol Karbondioksida
Faktor- faktor yang mempengaruhi fermentasi:
a. SuhuSuhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme
dominan yang akan tumbuh.
b. Konsentrasi inokulumMempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan, jika konsentrasi inokulum
yang digunakan sedikit maka proses fermentasi berjalan dengan lambat.
c. SubstratSubstrat sebagai sumber energy yang diperlukan oleh mikroba untuk
proses fermentasi.
d. Aerasi oksigenKetersediaan oksigen harus di atur selama proses fermentasi, hal ini
berhubungan dengan sifat organism yang digunakan.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
19/39
19
e. Waktu inkubasiWaktu yang dibutuhkan dalam fermentasi adalah 2-3 hari, waktu yang
sesuai akan menghasilkan etanol yang optimum.
f. Ph substratDalam fermentasi control ph sangat penting, karena ph yang optimum
harus dipertahankan selama proses fermentasi.
II.2.4.2 Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan bahan cairan berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Distilasi etanol berarti memisahkan etanol dengan air.
Air mendidih pada suhu 100C. Pada suhu ini air yg berada pada
bentuk atau fase cair akan berubah menjadi uap atau fase gas. Meskipun kita
panaskan terus suhu tidak akan naik (asal tekanan sama). Air akan terus
berubah jadi uap dan lama kelamaan habis. Etanol mendidih pada suhu 79C.
Seperti halnya air, etanol berubah dari cair menjadi uap. Ada perbedaan suhu
cukup besar dan ini dijadikan dasar untuk memisahkan etanol dari air.
Prinsip kerja distilasi etanol yaitu cairan fermentasi dipanaskan sampai
suhu titik didih etanol kurang lebih 79C, tapi biasanya pada suhu 80-81C.
Etanol akan menguap dan uap etanol ditampung dandisalurkan melalui
tabung. Di tabung ini suhu uap etanol diturunkan sampai di bawah titik
didihnya. Etanol akan berubah lagi dari fase gas ke fase cair. Selanjutnya
etanol yang sudah mencair ditampung di bak-bak penampungan.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
20/39
20
Termometer akan bergerak ke suhu kesetimbangan air-etanol, sekitar
80C. Jarum termometer akan tetap pada suhu ini sampai kadar etanolnya
berkurang. Jarum termometer akan bergerak naik, ini menunjukkan kalau
kadar etanolnya mulai berkurang.
Dalam proses ini pengaturan suhu adalah bagian paling penting. Kalau
kita bisa mempertahankan suhu pada titik didih etanol, kadar etanol yang
diperoleh akan semakin tinggi. Meskipun kita sudah mempertahankan suhu
sebaik mungkin. Uap air akan selalu terbawa, ada sedikit air yang ikut
menguap. Ini yang menyebabkan distilasi tidak bisa menghilangkan semua
air. Kadar maksimal yang bisa diperoleh sekitar 95%. Ini dikerjakan oleh
tenaga yang sudah trampil. Kalau operatornya belum berpengalaman bisa
lebih rendah dari itu. Sisa air yang 5% bisa dihilangkan dengan proses
dehidrasi.
Meskipun tampaknya prinsip distilasi etanol tampak sederhana, pada
prakteknya tidaklah mudah. Apalagi dalam skala yang besar. Mendesain
distilator merupakan tantangan tersendiri. Saat ini banyak desain distilator di
pasaran. Distilator yang baik adalah distilator yang bisa menghasilkan etanol
dengan tingkat kemurnian tinggi. Selain itu lebih efisien dalam penggunaan
energi.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
21/39
21
Alat distilator sederhananya terlihat seperti gambar di bawah ini :
Gambar distilator (sumber : Isroi,2009)
Bagian-bagian utama dari alat destilator adalah :
1. Pemanas listrik2. Erlemeyer untuk tempat cairan fermentasi3. Colom distilator pertama4. Colom distilator kedua5. Selang untuk mengalirkan air pendingin
-
5/28/2018 BAB I,II,III
22/39
22
Cara mengoperasikan alat destilator:
1) Masukkan terlebih dahulu cairan fermentasi ke erlenmeyer.2) Lalu ditaruh di atas pemanas.3) Alat-alat yang lain dipasang yang benar.4) Setelah itu hidupkan pemanas.5) Air dari kran dibuka sampai semua tabung distilator penuh oleh air.6) Biarkan air mengalir dengan pelan sekali.7) Perhatikan suhu pada termometer, suhu di sini dijaga dengan kisaran
7981C. Menjaga suhu inilah yang paling penting. Kalau suhu naik,
tambah debit air pendingin. Kalau suhu turun, kurangi debit air
pendingin kalau perlu dimatikan.
8)
Etanol yang keluar ditampung di bagian pengeluaran dengan
erlenmeyer atau botol.
II.2.4.3 Dehidrasi (Pemurnian)
Proses dehidrasi merupakan proses untuk membuang air
sampai menjadi 99,5%. etanol 99,5% ini yang bisa digunakan untuk
menjadi bahan bakar energi alternatif. Dehidrasi merupakan proses
pemurnian dengan cara mengurangi kadar air bioetanol dengan
-
5/28/2018 BAB I,II,III
23/39
23
menggunakan absorben tertentu. Proses dehidrasi ini ada tiga macam
yaitu proses azeotropic distillation, molecular sieve dan membran
pervoration.
II.2.5 Bioetanol sebagai Bahan Bakar
Etanol bisa digunakan sebagai bahan bakar karena kalor dan energy yang
dihasilkannya cukup tinggi, yaitu sekitar 21,2 Mega Joule/Liter. Nilai ini hanya 30%
lebih rendah dibandingkan kalor yang dihasilkan oleh bensin. Etanol saling melarut
sempurna dengan bensin pada setiap perbandingan komposisinya, sehingga etanol
bisa digunakan sebagai bahan bakar campuran bensin. Keuntungan dari pencampuran
etanol ke dalam bensin adalah naiknya nilai angka oktan campuran etanol-bensin.
Angka oktan adalah perbandingan komposisi iso-oktana terhadap heptana
dalam bahan bakar. Angka oktan merupakan salah satu penanda unjuk kerja bensin
sebagai bahan bakar. Semakin tinggi angka oktan, maka akan semakin mudah bahan
bakar mengalami auto-ignisi (terbakar dengan sendirinya) sehingga daya bangkit
bahan bakar terhadap mesinnya semakin besar.
Etanol sendiri memiliki angka oktan rata-rata 104. Jika dicampur dengan
bensin, angka oktannya mampu mencapai 118. Bandingkan dengan bensin premium
yang angka oktannya hanya 87 atau pertamax yang berangka oktan 98.
(Anonim,2012).
-
5/28/2018 BAB I,II,III
24/39
24
Gasohol merupakan gabungan antara ethanol dan bensin, agar bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Kontribusi aren dalam pemanfaatan bioetanol
menjadi Gasohol E-10 mencapai 171%. Gasohol E-10 adalah campuran 10%
bioetanol dan 90% premium. Bilangan oktan etanol adalah 118, sedang premium 88.
Jadi bilangan oktan E-10 adalah (0,9 x 88) + (0,1 x 118) atau 91. Nilai oktan Gasohol
E-10 sebesar 91 hampir sama dengan Pertamax dengan nilai oktan 91,5.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
25/39
25
BAB III
PEMBUATAN AREN SEBAGAI BIOETANOL
III.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu:
1. Tangki penampung2. Pompa nira3. Tangki boiler4. Tangki pembiakan (seeding tank)5. Tangki fermentor 3 buah6. Colling tower (pendingin air)7. Tangki broth8. Unit destilasi9.
Dehidrasi
10.Tangki penimbunan hasilBahan yang digunakan yaitu :
1. Bahan baku nira 8000 liter2. Khamir (Saccharomyces cerevisiae) 2 kg3. Urea 1 kg4. NPK 0.5 kg5. Air
-
5/28/2018 BAB I,II,III
26/39
26
III.2 Proses Pembuatan Nira Aren Menjadi Bioetanol
Proses Pembuatan nira aren menjadi adalah mengolah hasil sadapan air nira
melalui komponenkomponen yang akan diolah menjadi ethanol.
Alur proses pengolahan nira aren yaitu :
1. Penerimaan Bahan Baku Niraa. Pembelian Nira Aren
Pabrik bioetanol membeli nira aren dari gabungan kelompok tani
dan petani nira aren sekitarnya dengan harga nira yang berbeda.
Nira dari gabungan kelompok tani dibayar dengan harga Rp.
2000,- /liter, sedangkan untuk petani dibayar dengan harga Rp.
1500,- /liter. Sebelum dilakukan pemilihan nira, terlebih dahulu
nira yang masuk dari gabungan kelompok tani dan petani diukur
kadar alkohol apakah mencapi 4,5 %. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kadar mutu yang diperlukan dalam produksi.
b. PenampunganNira aren yang didapat dari Gapoktan dan para tani aren sekitarnya
yang sudah ditampung sebanyak 8000 liter ditampung ke dalam
tangki penampung kemudian dipompa (pompa nira) ke tangki
boiler.
2. Proses Pengolahan
-
5/28/2018 BAB I,II,III
27/39
27
a. Boiler1) Masukkan air sebanyak 50 cc ke dalam tangki boiler untuk
proses pemanasan di atas tungku pembakaran.
2) Panaskan selama 30 menit dengan ukuran suhu 2 bartermometer.
3) Diharapkan terjadi penguapan, agar air yang terkandung dalamnira dapat berkurang, sehingga didapatkan total gula 13%
w/v.
4) Dipompakan ke dalam tangki seeding untuk pembiakan ataupembibitan.
b. Seeding tank (tangki pembiakan/pembibitan)Cara kerja :
1)
Adonan sebanyak 8000 liter dengan kadar Ph 4,5 % yang total
gula 13% w/v dipompa masuk ke dalam tangki seeding.
2) Tambahkan ragi yang berupa ragi Saccharomyces cerevisiae(proses pembiakan).
Proses pembiakan khamir :
1) 2 kg yeast dimasukan ke dalam 80 liter nira aren ke tangkiseeding.
2) Tambahkan nutrient urea 1 kg, NPK 0,5 kg, dan pH dijagaantara 4,55,5 dan suhu 30 C.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
28/39
28
3) Waktu pembibitan 24 jam.4) Bibit kemudian dimasukkan ke dalam tangki seeding untuk
proses pembibitan selanjutnya. Selama pembibitan atau
pembiakan dilakukan aerasi untuk proses aerob dengan
mengalirkan udara dengan kompresor ke dalam tangki seeding.
Proses seeding yaitu proses pembiakan khamir yang dilakukan
dalam seeding tank.
5) Khamir (Saccharomyces cereviseae) stock slant dipindahkanke dalam slant baru dan dibiakkan selama 48 jam.
6) Kemudian pindahkan ke dalam active test tube dan disimpanselama 24 jam.
7) Pindahkan ke flask medium dan diinkubasikan selama 24 jam,kemudian diinkulasikan. Waktu pembiakan ini sekitar 24 30
jam.
8) Proses seeding harus diatur sehingga saat pengumpanan yangpertama dimasukkan dalam fermentor,.
9) Biakan khamir sudah siap untuk melakukan proses fermentasi.Kondisi operasi pada prosedur ini, yaitu:
- Suhu pembiakan adalah suhu (30C)
- pH dijaga antara 4,5
- waktu pembiakan adalah 24 jam
- kadar alkohol 4,5 %
-
5/28/2018 BAB I,II,III
29/39
29
c. Tangki fermentor (a,b dan c)1)
Memasukan adonan dalam kedalam satu fermentor, yang
jumlahnya tiga unit (a,b dan c).
2) Nira yang telah berkadar (gula 13%) dicampur dengan hasilbiakan khamir.
3) Kemudian dilakukan aerasi selama 4 jam yang dimaksudkanuntuk homogenisasi media serta untuk pertumbuhan khamir.
4) Pengumpan ke 2 dan ke 3 dilakukan dalam selang waktu 8 jam.5) Suhu fermentasi dijaga 30 - 35 C, untuk menjaga suhu
fermentasi maka dilakukan pendinginan memakai colling
tower dengan pendingin air.
6) Proses fermentasi telah selesai jka kadar ethanol dalam adonantelah konstan dengan mengambil sampling dari fermentor
untuk pengecekan.
7) Lalu adonan dimasukkan kedalam tangki broth sehingga kadaralkoholnya akan meningkat menjadi 90 %.
8) Fermentasi dianggap selesai bila kadar alkohol dalamfermented broth sudah stabil.
d. Unit distilasi
-
5/28/2018 BAB I,II,III
30/39
30
Untuk proses pemisahan atau pemurnian dengan distilasi. Maka
adonan hasil fermentasi dengan volume 8000 liter, kadar alkohol
4,5 %, dipompa ke 3 unit destilasi secara berturut - turut.
Unit distilasi terdiri dari :
1.Maische kolomCara kerja :
a) Hasil fermentasi dari fermentor dipompa ke maische kolommelewati voorwarmer untuk memanaskan umpan sebelum
masuk ke maische kolom dengan uap dari maische kolom.
b) Umpan di pompa secara bertahap masuk ke maische kolomdengan membuka valve dan menggunakan regulator uap
untuk pengaturan suhu di voorwarmer.
c) Cek tekanan pada pressure gage (tekanan meteran).d)
Pemanasan menggunakan steam dari boiler. Steam yang
dipakai mempunyai tekanan 0,4-0,7 kg/cm.
e) Cek suhu temperatur atas dan bawah kolom pada temperaturgauge. Suhu dijaga 78-80C.
2.Voorloop kolomCara kerja :
-
5/28/2018 BAB I,II,III
31/39
31
a) Dari maische kolom, uap diembunkan dalam kondensor danmasuk ke dalam voorloop kolom. Voorloop kolom berupa
kolom bubble cup tray dengan pemanas steam.
b) Hasil atas diembunkan dalam kondensor dan didinginkandalam pendingin hasil yang menggunakan air pendingin
sebagai pendingin. Kadar ethanol meningkat 5 % sehingga
menghasilkan 95% ethanol.
3. Rectifying kolomCara kerja :
a) Dari bagian bawah voorloop kolom, cairan dipompa kedalam rectifying kolom untuk dipisahkan lebih lanjut antara
ehanol dan air hingga kadar 95-96%.
b)
Cek suhu temperatur bawah kolom pada temperature gauge.
c) Hasil ethanol dengan kadar 95-96% didinginkan dalampendingin hasil yang menggunakan air pendingin.
d) Hasil ethanol kadar 95-96% kemudian dialirkan ke unitdehidrasi.
4. Dehidrasi (Pemurnian)
-
5/28/2018 BAB I,II,III
32/39
32
Pemisahan antara bioetanol dengan air, yang terdiri atas
molecular sieve dan membrane.
Cara kerja :
a) Dari rectifying kolom, ethanol dengan kadar 96% masuk kedalam unit dehidrasi untuk memisahkan ethanol dan air
sampai kadar 99,5% dengan menggunakan molecular sieve
atau menggunakan membrane.
b) Jika menggunakan molecular sieve,Ethanol dengan kadar 96% dilewatkan dalam unit molecular
sieve untuk menyerap kandungan air pada ethanol dan untuk
regenerasi molecular sieve dipakai tekanan vacuum.
c) Jika menggunakan membrane,Ethanol dan air dipisahkan dengan membrane pervaporasi
dan memakai pompa vacuum untuk proses pemisahan
hingga kadar 99,9% (Fuel grade ethanol).
d) Hasil ethanol dengan kadar 99,5 ditampung dalam tangkipenimbunan hasil.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
33/39
33
Proses pembuatan aren sebagai bioetanol dapat dilihat pada diagram alir berikut ini :
Gambar diagram alir proses pembuatan bioetanol dari nira aren(sumber: Efendi,DS,2009)
Berdasarkan diagram alir di atas dapat dilihat bahwa proses pengolahan nira
menjadi etanol sama dengan pengolahan pati atau selulosa menjadi etanol.
Pengolahan bahan berpati (starchy biomass) atau berselulosa (cellulosic biomass)
dapat menggunakan cara enzimatis, tetapi untuk nira digunakan cara fermentasi.
Diagram alir fermentasi nira menjadi etanol 99,5% disajikan pada gambar di atas.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
34/39
34
III.3 Pemanfaatan Bioetanol Aren Pada Bahan Bakar Kendaraan
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha, diperoleh bahwa untuk
mencapai nilai IRR yang berada diatas bunga kredit bank, nilai NPV dan Net
B/C ratio yang berada diatas satu serta nilai Pb Period yang tidak terlampau
lama, maka harga jual bioetanol berada pada kisaran minimal Rp.12.500 per
liter. Dengan harga jual tersebut, maka investasi dibidang produksi bioetanol
yang berbahan baku nira aren, kelapa dan lontar dengan skala 600 liter per
hari dinyatakan sangat layak karena nilai IRR-nya 22 %, nilai NPV
1.545.673.519, Net B/C ratio 1.48 dan Pb Period 38 bulan.
Harga jual bioetanol sebesar tersebut dibandingkan dengan harga jual
bensin di tingkat SPBU yang hanya mencapai Rp.4.500 per liter (harga
subsidi) maka dapat dikatakan bahwa harga bioetanol tergolong sangat mahal.
Untuk itu, maka dalam rangka menghemat sumber energi fosil, menghemat
devisa negara dan mengurangi polusi lingkungan, terutama lingkungan udara,
maka pemakaian bioetanol saat ini belum dapat dilakukan secara 100 % atau
tanpa pencampuran dengan bensin dari bahan baku fosil.
Pemanfaatan bioetanol sebagai energi alternatif masih dibutuhkan
strategi pemasaran dan yang sangat dimungkinkan adalah mencampurkan
bietanol dengan bensin pada perbandingan 1 atau 2 % berbanding 98 atau 99
%. Jika diputuskan 1 % bioetanol dicampurkan dengan 99 % bensin, maka
harga jual bensin yang mengandung 1 % bioetanol hanya sebesar Rp.4.650
per liter.
-
5/28/2018 BAB I,II,III
35/39
35
Dengan strategi pemasaran tersebut, total pendapatan bersih yang
diperoleh selama 10 tahun usaha untuk satu perusahaan bioetanol yang
berskala 600 liter per hari adalah sebesar Rp.867 miliar.
Hasil konversi nira aren menjadi minuman cap tikus dengan kadar
alkohol 45% dari 10 liter nira menghasilkan 1 liter cap tikus dan dari 10
liter cap tikus akan menghasilkan 4-5 liter alkohol tenis/kadar alkohol 70-
90% (Talumewo, 2004), atau 20-25 liter nira aren segar = 1 liter etanol (kadar
alkohol 70-90%).
Untuk satu pohon aren saja sudah bisa menghasilkan air nira sebanyak
30 liter per hari. Dari 30 liter nira ini bisa diolah lebih lanjut menghasilkan 2,5
liter etanol yang merupakan bahan bakar alternatif bagi kendaraan bermotor.
Sisanya diolah menjadi gula aren dan produk makanan lainnya. 2,5 liter etanol
murni ini jika dicampurkan dengan bahan bakar bensin dengan perbandingan
20% etanol dan 80% bensin sudah bisa membuat kendaraan menempuh jarak
sampai 15 Kilometer. Pemanfaatan etanol sebagai campuran bahan bakar
premium pada kendaraan bermotor bisa membuat kita berhemat cukup banyak
penggunaan premium yang pada akhirnya memberi kontribusi mengatasi
krisis BBM akhir-akhir ini.
Penggunaan etanol sebagai bahan bakar sudah marak dilakukan di
Brazil dan Amerika Serikat. Hampir semua mobil di Brazil menggunakan
bensin yang telah dicampur etanol. Bensin di Brazil mengandung 25%
alkohol kering (tanpa kandungan air) dan alcohol basah (campuran 95%
-
5/28/2018 BAB I,II,III
36/39
36
etanol dan 5% air) bisa dicampurkan dengan bensin sampai kadarnya
mencapai 90%. Di Amerika menggunakan gasohol dan E85 (campuran 85%
etanol dan 15% bensin).
Di Indonesia contohnya adalah innova hitam keluaran tahun 2006
melaju kencang dari Minahasa Utara menuju Manado. Kecepatan rata-rata
mobil tersebut 50-100 km per jam setiap hari menggunakan gasohol E10 (10-
15% bahan bakar bioetanol dari nira aren). (Johan Arnold Mononutu).
-
5/28/2018 BAB I,II,III
37/39
37
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1.Proses pengolahan aren sebagai bioetanol yaitu:
nira arenfermentasidestilasidehidrasietanol
2.Metoda yang digunakan untuk memanfaatkan aren sebagai bioetanol, yaitu:
a. Fermentasi merupakan proses produksi energi dalam sel dalam keadaananaerobik (tanpa oksigen) menggunakan khamir (Saccharomyces cerevisiae).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobic. Akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal. Alkohol 4,5 %.
b. Destilasi merupakan proses pembuangan air dari dalam etanol yang kadarairnya masih tinggi. Prinsip dasar dari proses destilasi adalah memisahkan dua
buah campuran cairan (dalam hal ini etanol dan air) dengan memanfaatkan
perbedaan titik didih dari kedua zat cair tersebut. Etanol yang titik didihnya
lebih rendah (80C) dari air (100C) akan diuapkan dengan jalan
memanaskanya. Air akan tinggal dan etanol akan menguap, uap etanol ini
-
5/28/2018 BAB I,II,III
38/39
38
dijadikan cairan lagi dengan cara mendinginkananya. Dalam proses destilasi
ini kadar etanol sampai 96%.
1)
Maische kolom barkadar Ethanol 90 %.
2) Voorloop kolom barkadar Ethanol 95-96 %.3) Rectifying kolom barkadar Ethanol.
c. Dehidrasi merupakan proses untuk membuang air sampai menjadi 99,5%.etanol 99,5% ini yang bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar energi
alternatif. Proses dehidrasi ini ada tiga macam yaitu proses azeotropic
distillation, molecular sieve dan membran pervoration.
3. Cara memanfaatkan bioetanol aren sebagai bahan bakar kendaraan yaitu seperti 2,5
liter etanol murni ini jika dicampurkan dengan bahan bakar bensin dengan
perbandingan 20% etanol dan 80% bensin sudah bisa membuat kendaraan
menempuh jarak sampai 15 Kilometer. Pemanfaatan etanol sebagai campuran
bahan bakar premium pada kendaraan bermotor bisa membuat kita berhemat
cukup banyak penggunaan premium.
Saran
Pemerintah dan petani seharusnya lebih pro aktif dan mensosialisasikan
kegunaan bioetanol yang bahan bakunya berasal dari nira aren, sangat penting
menutupi kelangkaan BBM di Indonesia. Selain meningkatkan kualitas udara dan
ketahanan energi nasional, penggunaan bioetanol yang berasal dari produksi dan
-
5/28/2018 BAB I,II,III
39/39
39
limbah pertanian diharapkan dapat membantu petani meningkatkan penghasilannya
melalui intensifikasi budidaya dan perluasan lahan.
Diharapkan aren dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produksi
bioetanol di masa mendatang sebagai pengganti bahan bakar pada kendaraan yang
lebih hemat dan ramah lingkungan.