BAB I,II,III

39
1 BAB I PENDAHULUAN Ketersediaan sumber daya alam khususnya sumber daya minyak bumi (BBM) yang semakin menipis dan tidak terbaharukan menyebabkan masyarakat mencari alternatif pengganti minyak bumi yang lebih ramah lingkungan. Berbagai penelitian  para ahli, baik di luar maupun di dalam negeri menyimpulkan bahwa terdapat  berbagai jenis tanaman sebagai bahan bakar nabati (BBN) yang terbaharukan. Penggunaan bahan bakar nabati lebih populer dengan sebutan biofuel atau  bioenergi. Penggunaan energi yang paling penting di sini aadalah pemanfaatan bahan  bakar pada kendaraan bermotor. Bahan bakar ini berupa bahan bakar cair. Bahan  bakar cair sebagai substitusi minyak bumi adalah penting untuk dikembangkan. Salah satu contohnya adalah bioetanol. Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan dengan cara fermentasi. Fermentasi adalah suatu proses perubahan kimia yang disebabkan oleh aktivitas mikroba ataupun oleh aktiviatas enzim yang dihasilkan mikroba. Jalur metabolisme karbohidrat yang pernah diselidiki adalah sistem fermentasi etanol oleh khamir. Jenis khamir yang digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae.

description

Laporan PKL

Transcript of BAB I,II,III

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    1/39

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Ketersediaan sumber daya alam khususnya sumber daya minyak bumi (BBM)

    yang semakin menipis dan tidak terbaharukan menyebabkan masyarakat mencari

    alternatif pengganti minyak bumi yang lebih ramah lingkungan. Berbagai penelitian

    para ahli, baik di luar maupun di dalam negeri menyimpulkan bahwa terdapat

    berbagai jenis tanaman sebagai bahan bakar nabati (BBN) yang terbaharukan.

    Penggunaan bahan bakar nabati lebih populer dengan sebutan biofuel atau

    bioenergi. Penggunaan energi yang paling penting di sini aadalah pemanfaatan bahan

    bakar pada kendaraan bermotor. Bahan bakar ini berupa bahan bakar cair. Bahan

    bakar cair sebagai substitusi minyak bumi adalah penting untuk dikembangkan. Salah

    satu contohnya adalah bioetanol.

    Bioetanol adalah sebuah bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan

    dengan cara fermentasi. Fermentasi adalah suatu proses perubahan kimia yang

    disebabkan oleh aktivitas mikroba ataupun oleh aktiviatas enzim yang dihasilkan

    mikroba. Jalur metabolisme karbohidrat yang pernah diselidiki adalah sistem

    fermentasi etanol oleh khamir. Jenis khamir yang digunakan adalah Saccharomyces

    cerevisiae.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    2/39

    2

    Bioetanol sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan

    bakunya merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di negara ini dan sangat

    dikenal masyarakat. Pada awalnya pembuatan bioetanol berbasis tetes tebu, namun

    semakin berkembang dengan memanfaatkan bahan lain seperti singkong, sogum, nira

    aren, sampai nira siwalan. Untuk mengantisipasi banyaknya permintaan bahan bakar

    dan untuk memenuhi pasar minyak domestik Indonesia sedangkan kemampuan

    produksi minyak fosil semakin berkurang.

    Pemanfaatan tanaman aren di Indonesia sudah berlangsung lama, namun agak

    lambat perkembangannya menjadi komoditi agribisnis karena sebagian tanaman aren

    yang dihasilkan adalah tumbuh secara alamiah atau belum di budidayakan. Namun,

    karena fungsi dan manfaatnya yang besar, pohon ini mulai dijadikan tanaman

    budidaya di Indonesia.

    Nira adalah bahan utama yang dimanfaatkan dalam pembuatan bioetanol. Hal

    ini disebabkan karena nira aren memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan baku

    bioetanol lainnya seperti singkong dan jagung (tanaman penghasil pati) dikarenakan

    tahap yang dilakukan cukup satu tahap yaitu tahap fermentasi, sedangkan bioetanol

    yang berasal dari tumbuhan berpati memerlukan tahap hidrolisis ringan (sakarifikasi)

    untuk merubah polimer pati menjadi gula sederhana.

    Nira Aren di beberapa daerah selain sebagai bahan pemanis, melalui proses

    fermentasi, Nira diubah menjadi minuman beralkohol yang dikenal dengan nama

    tuak. Alkohol yang dihasilkan secara ilmiah dikenal dengan nama Etanol Nira dapat

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    3/39

    3

    diubah menjadi bioetanol. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati

    dengan bantuan fermentasi oleh bakteri ragi (Saccharomyces cereviseae) dimana

    kandungan gula (sukrosa) pada nira dikonversi menjadi glukosa kemudian menjadi

    etanol yang produknya disebut sebagai bioethanol.

    Kegunaan alkohol bermacam-macam dalam berbagai kepentingan. Tidak

    hanya sebatas sebagai bahan pembuatan minuman keras. Alkohol juga dapat

    dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik, obat-obatan, pelarut, antiseptik, maupun

    bahan bakar kimia organik. Salah satunya juga sebagai bahan untuk mencampur

    dengan BBM.

    Ethanol yang dihasilkan dari proses fermentasi kemudian dilakukan destilasi

    untuk memisahkan ethanol dan air sampai kadar 95-96%. Kemudian proses untuk

    memisahkan ethanol dan air sampai kadar 99,5% dilakukan dengan menggunakan

    dehidrasi (molecular sieve atau menggunakan membrane pervaporasi). Etanol 99,5%

    ini yang bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar energi alternatif dan jika

    ditambah dengan bensin maka dapat menjadi bahan bakar alternatif pada kendaraan

    yang lebih hemat sebagai pengganti premium.

    Berdasarkan latar belakang di atas maka saya tertarik untuk membahas tentang

    Pemanfaatan Aren sebagai Bahan Bakar Alternatif.

    Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1) Bagaimana proses

    pengolahan aren sebagai penghasil bioetanol?, 2) Apa metoda yang digunakan untuk

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    4/39

    4

    memanfaatkan aren sebagai bioetanol?, 3) Bagaimana cara memanfaatkan bioetanol

    aren sebagai bahan bakar kendaraan?.

    Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1) Mengetahui proses pengolahan

    aren sebagai penghasil bioetanol, 2) Mengetahui metoda yang digunakan untuk

    memanfaatkan aren sebagai bioetanol, 3) Mengetahui cara memanfaatkan bioetanol

    aren sebagai bahan bakar kendaraan.

    Manfaat yang didapatkan dari penulisan makalah ini adalah: 1) Kita dapat

    mengatahui cara pemanfaatan aren sebagai penghasil bioetanol, dan 2) Kita dapat

    megetahui bagaimana cara memanfaatkan bahan- bahan disekitar kita agar

    menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    5/39

    5

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    II.1 Deskripsi Tanaman Aren

    Tanaman aren menurut klasifikasinya, yaitu:

    Divisi : Spermatophyta

    Subdivisi : Angiospermae

    Kelas : Monocotyledone

    Bangsa : Spadicitlorae

    Suku : Palmae

    Marga : Arenga

    Jenis : Arenga pinnata Merr

    Berikut merupakan contoh gambar pohon aren

    Gambar pohon aren (sumber : Johan Arnold Monomutu)

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    6/39

    6

    Tanaman ini tumbuh pada beberapa daerah dengan nama yang berbeda. Di

    Aceh diberi nama Bakjuk, Batak Karo dinamai Paula, Nias diberi nama Peto,

    Minangkabau nama Biluluk, Lampung nama Hanau, Jawa Tengah diberi nama Aren,

    Madura nama Are dan di Bali nama Hano. Untuk Nusa Tenggara diberi nama :

    Jenaka, Pola, Nao, Karodi, Moka, Make, Bale dan Bone. Pemberian nama tanaman

    ini untuk Sulawesi: Apele, Naola, Puarin, Onau, dan Inau. Sedang untuk kepulauan

    Maluku diberi nama: Seko, Siho, Tuna, Nawa dan Roni.

    (Rindengan dan Manaroinsong, 2009 ).

    Berdasarkan habitus tanaman pohon aren berdiri tegak dan tinggi, berbatang

    bulat warna hijau kecoklatan, daun terbentuk dalam reset batang dengan anak daun

    menyirip berwarna hijau

    muda/tua, bunga terdiri atas bunga jantan yang menyatu dalam satu tongkol ukuran

    panjang 1- 1,2 cm. Bunga betina pada tongkol yang lain bentuk bulat yang terdiri atas

    bakal buah tiga buah, warna kuning keputihan. Buah yang telah terbentuk berbentuk

    bulat panjang dengan ujung melengkung ke dalam, diameter 3-5 cm. Di dalam buah

    terdapat biji yang berbentuk bulat dan apabila sudah matang warna hitam.

    Pohon aren akan mencapai tingkat kematangan pada umur 6-12 tahun.

    Kondisi penyadapan terbaik pada umur 8-9 tahun saat mayang bunga sudah keluar.

    Penyadapan dapat dilakukan pagi dan sore, setiap tahun dapat disadap 3-12 tangkai

    bunga dengan hasil rata-rata 6,7 liter/hari atau sekitar 900-1600 liter/pohon/tahun.

    Kualitas nira terbaik bila kadar sukrosa tinggi. (Balitka, 1992).

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    7/39

    7

    Tanaman aren dapat tumbuh dengan baik di dekat pantai sampai pada dataran

    tinggi 1200 m dari permukaan laut. Tanaman aren sangat cocok pada kondisi landai

    dengan kondisi agroklimat beragam seperti daerah pegunungan dimana curah hujan

    tinggi dengan tanah bertekstur liat berpasir. Dalam pertumbuhan tanaman ini

    membutuhkan kisaran suhu 20-25C, terutama untuk mendorong perkembangan

    generatif agar dapat berbunga dan berbuah. Sedang untuk pembentukan mahkota

    tanaman, kelembaban tanah dan ketersediaan air sangat diperlukan dimana curah

    hujan yang dibutuhkan antara 1200-3500 mm/tahun agar kelembaban tanah dapat

    dipertahankan.

    (Effendi, 2009).

    Pohon Aren disebut Enau, dalam bahasa Latin disebut Arengga pinnata Merill

    atau sinonimnya Arenga saccarifera Labill, famili Arecaceae. Aren merupakan

    tumbuhan multiguna, memiliki banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Tahun

    2007 / 2008 di Sulut luas areal pohon aren 74.844 hektar dengan produksi air nira

    sebanyak 30.846,38 ton per tahun.

    Daerah sentra aren di Sulut tersebar di Kabupaten Minahasa Selatan, Kota

    Tomohon dan Kabupaten Minahasa. Di Sulawesi Utara populasi pohon Nira Aren

    sekitar 3 juta. Rata-rata produksi nira aren ialah sebesar 10 liter nira/hari/pohon

    bahkan pada masa suburnya untuk beberapa jenis pohon Aren (Aren Genjah) satu

    pohon perhari dapat menghasilkan nira aren sebesar 40 liter, dengan kalkulasi

    sederhana jika dalam satu hektar dapat tumbuh 200 pohon.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    8/39

    8

    Fungsi istimewa pohon aren adalah sebagai pengawet sumber daya alam

    terutama tanah, sebagai penyerap dan pengikat air yang besar, untuk kelestarian

    lingkungan hidup tetutama untuk penghijauan pada daerah, daerah perengan

    pegunungan dan sungai-sungai dan ini sangat cocok untuk dikembangkan di negara

    tropis seperti indonesia. Secara umum pengembangan pohon aren berbasis industri

    akan dapat menekan pengagguran, menambah penghasilan para petani dan secara

    khusus dapat berfungsi sebagai sumber pendapatan negara.

    Proses pembuatan bioetanol menggunakan bahan baku nira. Nira yang biasa

    dideras dari berbagai jenis palma (Arenga pinnata, Borassus flabellifer, Cocos

    Nucifera and Nypa Fruticans) kandungan total sugarnya berkisar 10-20%. Apabila

    dibudidayakan dengan baik, akan sangat potensial dimanfaatkan untuk pembuatan

    ethanol, karena produktifitasnya bisa mencapai 20 ton gula per hektar per

    tahun.(Dalibard, 1997).

    Pengolahannya untuk bahan baku bioethanol akan diperoleh 8,8 ton atau

    setara 11.000 liter Fuel Grade Ethanol per hektar per tahun.Nira aren dihasilkan dari

    penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina. Akan

    tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang dapat menghasilkan nira dengan kualitas

    baik dan jumlah yang banyak. Oleh karena itu, biasanya penyadapan nira hanya

    dilakukan pada tandan bunga jantan.

    Sebelum penyadapan dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu :

    a. Memilih bunga jantan yang siap disadap

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    9/39

    9

    Bunga jantan yang siap disadap yaitu bunga jantan yang tepung sarinya sudah

    banyak yang jatuh di tanah. Hal ini dapat dilihat jika di sebelah batang pohon

    aren, permukaan tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh tepung sari yang

    jatuh.

    b. Pembersihan tongkol (tandan) bungaPembersihan ini dengan memukul-mukul serta mengayun-ayunkannya agar

    dapat memperlancar keluarnya nira. Pemukulan dan pengayunan dilakukan

    berulang-ulang selama tiga minggu dengan selang dua hari pada pagi dan sore

    dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali.

    c. Menoreh (melukai) tongkol bungaBertujuan untuk mengetahui apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul

    dan diayun-ayun tersebut sudah atau belum menghasilkan nira. Dilakukan

    dengan cara menorah (dilukai) tongkol (tandan) bunga tersebut. Apabila

    torehan tersebut mengeluarkan nira maka bunga jantan sudah siap disadap.

    d. Memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian yang ditorehPenyadapan dilakukan dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian

    yang ditoreh. Kemudian pada potongan tongkol dipasang bumbung bamboo

    sebagai penampung nira yang keluar.

    e. Penyadapan niraPenyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Pada

    setiap penggantian bumbung bamboo dilakukan pembaharuan irisan potongan

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    10/39

    10

    dengan tujuan agar saluran atau pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira

    dapat keluar dengan lancar.

    f.

    Pemanfaatan

    Setiap tongkol (tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan selama 3

    4 bulan sampai tandan mengering. Hasil dari air aren dapat diolah menjadi

    gula aren, tuak, cuka, minuman segar dan etanol.

    Aren dan tiap harinya disadap 100 pohon maka dalam satu hari dapat

    menghasilkan nira aren sebesar 1000 liter/ha/hari dengan rule of thumb konversi

    glukosa menjadi ethanol sebesar 0,51 g ethanol/g glukosa maka dalam satu hari

    bioethanol perhektar yang dapat diperoleh ialah 500 liter/hari.Daerah sebaran pohon

    nira yang paling banyak terdapat di Wilayah Sumatra (Sumatra Selatan, Sumatra

    Barat, Sumatra Timur dan Aceh), Jawa (Jawa Barat dan Jawa Tengah), Sulawesi

    (Sulawesi Utara, Tengah dan Tenggara), Maluku (Seram), Maluku Utara

    (Halamahera dan Bacan) dan Papua.

    Kandungan gizi yang terdapat Pada pohon aren diantaranya kadar air (87,66 -

    88,85), kadar gula (12,04 10,02), kadar protein (0,23 - 0,36), kadar lemak (0,02),

    kadar abu (0,3 - 0,21), Anonim (1981). Dengan kandungan dimiliki aren inilah yang

    membuat perbandingan dari bahan baku tebu untuk di jadikan bioethanol,dimana

    produktivitas aren bisa 4-8 kali dibandingkan tebu dan rendemen gulanya 12%,

    sedangkan tebu rata-rata hanya 7% .

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    11/39

    11

    Semua bagian pohon aren dapat diambil manfaatnya, mulai dari akar (untuk

    obat tradisional), batang (untuk berbagai macam peralatan dan bangunan), daun

    muda/janur untuk pembungkus kertas rokok. Hasil produksinya juga dapat

    dimanfaatkan, misalnya buah aren muda untuk pembuatan kolang-kaling, pati/tepung

    dalam batang.

    Berbagai macam olahan yang berbahan baku nira aren yaitu : Nira Aren Segar

    aneka rasa dan aroma, Sirup Aren Murni, Gula Aren Cetak Murni (aneka bentuk dan

    ukuran), Gula Aren Serbuk (gula Aren semut) dengan aneka rasa & aroma, Aneka

    minuman instan berkhasiat (kombinasi dengan beragam ramuan minuman berkhasiat

    obat) dan juga dapat dibuat sebagai bahan baku bioethanol.

    II.2 Bioetanol/Ethanol (C2H5OH)

    Bioetanol (C2H5OH) merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai bahan

    bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya yang terbarukan.

    Merupakan bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan yang memiliki

    keunggulan karena mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18%, dibandingkan

    dengan emisi bahan bakar fosil seperti minyak tanah (Anonim, 2007a).

    Bioetanol dapat diproduksi dari berbagai bahan baku yang banyak terdapat di

    Indonesia, sehingga sangat potensial untuk diolah dan dikembangkan karena bahan

    bakunya sangat dikenal masyarakat. Tumbuhan yang potensial untuk menghasilkan

    bioetanol antara lain tanaman yang memiliki kadar karbohidrat tinggi, seperti tebu,

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    12/39

    12

    nira, aren, sorgum, ubi kayu, jambu mete (limbah jambu mete), garut, batang pisang,

    ubi jalar, jagung, bonggol jagung, jerami, dan bagas (ampas tebu).

    Secara umum bioetanol dapat digunakan sebagai bahan baku industri turunan

    alkohol, campuran untuk miras, bahan dasar industri farmasi, campuran bahan bakar

    untuk kendaraan. Mengingat pemanfaatan bioetanol beraneka ragam, sehingga grade

    etanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan penggunaannya. Untuk

    ethanol/bio-ethanol yangmempunyai grade 90-96,5% vol dapat digunakan pada

    industri, sedangkan ethanol/bioethanol yang mempunyai grade 96-99,5% vol dapat

    digunakan sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar industri farmasi. Berlainan

    dengan besarnya grade ethanol/ bioethanol yang dimanfaatkan sebagai campuran

    bahan bakar untuk kendaraan yang harus betul-betul kering dan anhydrous supaya

    tidak korosif, sehingga ethanol/bio-ethanol harus mempunyai grade sebesar 99,5-

    100% vol. Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi

    karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air.

    II.2.1 Bahan Baku Bioetanol

    Bahan baku pembuatan bioetanol dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

    a. Bahan sukrosaBahan- bahan yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: nira,

    tebu, nira nipati, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren dan sari

    buah mete.

    b. Bahan berpati

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    13/39

    13

    Bahan- bahan yang termasuk dalam kelompok ini adalah bahan- bahan

    yang mengandung pati atau karbohidrat. Bahan- bahan tersebut antara

    lain sorgum biji, jagung, sagu, ubi kayu, ubi jalar, cantel dan lain- lain.

    c. Bahan berselulosaBahan berselulosa (lignoselulosa) artinya adalah bahan tanaman yang

    mengandung selulosa, antara lain ubi kayu, jerami, batang pisang dan

    lain- lain.

    Berdasarkan ketiga bahan baku tersebut, bahan berselulosa merupakan bahan

    yang jarang digunakan dan cukup sulit untuk dilakukan. Hal ini karena adanya lignin

    yang sulit dicerna sehingga proses pembentukan glukosa menjadi lebih sulit.

    II.2.2 Sifat Ethanol

    Ethyl alcohol atau ethanol adalah salah satu turunan dari senyawa hidroksil

    atau gugus OH, dengan rumus kimia (C2H5OH). Istilah umum yang sering dipakai

    untuk senyawa tersebut, adalah alkohol. Ethanol mempunyai sifat tidak berwarna,

    mudah menguap, mudah larut dalam air, berat molekul 46,1, titik didihnya 78,3C,

    membeku pada suhu 117,3 C, kerapatannya 0,789 pada suhu 20 C, nilai kalor

    7077 kal/gram, panas latent penguapan 204 kal/gram dan mempunyai angka oktan

    91105 (alico, 1982).

    Sifat- sifat fisik etanol:

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    14/39

    14

    a. Rumus molekul : C2H5OHb. BM : 46,07 gram/molc.

    Titik didih pada 760 mmHg : 78,4C

    d. Titik beku : - 112Ce. Densitas : 0, 789 gr/ml pada 20Cf. Kelarutan dalam 100 bagian

    i. air : sangat larutii. eter : sangat larut

    Sifat- sifat kimia etanol:

    a. Dihasilkan dari fermentasi glukosaC6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2

    b. Untuk minuman diperoleh dari peragian karbohidratAda dua tipe, yaitu :

    1) Mengubah karbohidratnya menjadi glukosakemudian menjadi etanol

    2) Menghasilkan cuka (asam asetat)c. Pembentukan etanol

    C6H12O62CH3CH2OH + 2CO2

    d. Pembakaran etanolCH3CH2OH + 3O22CO2+ 3H2O + energi

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    15/39

    15

    Bioetanol secara umum dapat digunakan sebagai bahan baku industri turunan

    alkohol, campuran bahan bakar untuk kendaraan. Grade bioetanol harus berbeda

    sesuai dengan pengunaanya. Bioetanol yang menpunyai grade 90% - 96,5% volume

    digunakan pada industri, grade 96% - 99,5% digunakan dalam campuran untuk miras

    dan bahan dasar industri farmasi. Besarnya grade bioetanol yang dimanfaatkan

    sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan harus betul betul kering dan

    anhydrous supaya tidak menyebabkan korosi, sehingga bioetanol harus mempunyai

    grade sebesar 99,5% - 100% (Khairani, 2007).

    II.2.3 Penggunaan Bioetanol

    Bioetanol dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Setelah dicampurkan

    dalam gasoline, digunakan sebagai bahan bakar di berbagai negara seperti Brazil,

    Amerika Serikat, Argentina, Australia, Kuba, Jepang, Selandia Baru, Afrika Selatan,

    Swiss dan lain-lain. Pada masa perang dunia I dan II industri alkohol berkembang

    pesat, dengan tujuan utama sebagai bahan bakar.

    Selain itu etanol banyak digunakan juga dalam industri minuman, kosmetik

    dan industri parmasi seperti deterjen, desinfektan dan lain-lain. Alkohol dari produk

    petroleum atau dikenal sebagai alkohol sintetis banyak dipakai untuk bahan baku

    pada industri acetaldehyde, derivat acetyl dan lain-lain.

    Pemanfaatan produk bioetanol :

    1) Kadar 60% s/d 70%, sebagai substitusi produk alkohol (industrifarmasi) sebagai substitusi Bahan Bakar Minyak jenis minyak tanah.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    16/39

    16

    2) Kadar 70% s/d 80%, sebagai substitusi produk alkohol (industrifarmasi).

    3)

    Kadar 70% s/d 90%, sebagai bahan pendukung produksi makanan &

    minuman.

    4) Kadar 99,5% sebagai substitusi Bahan Bakar Minyak jenis bensin.

    II.2.4 Pembentukan Ethanol

    Ethanol (C2H5OH) merupakan senyawa yang sangat penting dan antara lain

    digunakan sebagai pelarut (Solvent), desinkfektan dalam industry kosmeik, farmasi,

    medis kimia dan sebagai bahan baku untuk sintesa pembuatan bahan kimia seperti

    aldehyde, asam asetat. Ethanol yang digunakan merupakan ethanol teknis dengan

    kadar 95-96% ethanol sebagai bahan bakar memerlukan ethanol dengan kadar yang

    lebih tinggi yaitu ethanol dengan kadar 99,5% atau Fuel Grade Ethanol (FGE).

    Pembuatan ethanol secara garis besar dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

    a. Dengan cara sintesa dari etilenEthanol ini dihasilkan dari sintesa etilen yang merupakan derivate minyak

    bumi dengan proses yang disebut hidrasi. Yaitu reaksi kimia etilen dengan air

    :

    C2H4 + H2O C2H5OH

    Etilen Air Ethanol

    b. Dengan proses fermentasi

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    17/39

    17

    Proses fermentasi dapat dilakukan pada bahan bergula seperti nira aren.

    Proses reaksi fermentasi :

    C6H12O62C2H5OH + 2CO2

    Glukosa Ethanol Karbondioksida

    Ethanol yang dihasilkan dari proses fermentasi kemudian dilakukan destilasi

    untuk memisahkan ethanol dan air sampai kadar 95-96%. Kemudian proses untuk

    memisahkan ethanol dan air sampai kadar 99,5% dilakukan dengan menggunakan

    molecular sieve atau menggunakan membrane pervaporasi.

    II.2.4.1 Fermentasi

    Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan

    anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk

    respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang

    mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik

    dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

    Proses fermentasi untuk mengkonversi glukosa (gula) menjadi etanol

    dan CO2. Fermentasi etanol adalah perubahan 1 mol gula menjadi 2 mol

    etanol dan 2 mol CO2. Pada proses fermentasi etanol, khamir terutama akan

    memetabolisme glukosa dan fruktosa membentuk asam piruvat melalui

    tahapan reaksi pada jalur Embden-Meyerhof-Parnas, sedangkan asam piruvat

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    18/39

    18

    yang dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi asetaldehida yang kemudian

    mengalami dehidrogenasi menjadi etanol.

    (Amerine et al., 1987).

    Proses fermentasi dapat dilakukan pada bahan bergula seperti nira

    aren. Proses reaksi fermentasi :

    C6H12O62C2H5OH + 2CO2

    Glukosa Ethanol Karbondioksida

    Faktor- faktor yang mempengaruhi fermentasi:

    a. SuhuSuhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme

    dominan yang akan tumbuh.

    b. Konsentrasi inokulumMempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan, jika konsentrasi inokulum

    yang digunakan sedikit maka proses fermentasi berjalan dengan lambat.

    c. SubstratSubstrat sebagai sumber energy yang diperlukan oleh mikroba untuk

    proses fermentasi.

    d. Aerasi oksigenKetersediaan oksigen harus di atur selama proses fermentasi, hal ini

    berhubungan dengan sifat organism yang digunakan.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    19/39

    19

    e. Waktu inkubasiWaktu yang dibutuhkan dalam fermentasi adalah 2-3 hari, waktu yang

    sesuai akan menghasilkan etanol yang optimum.

    f. Ph substratDalam fermentasi control ph sangat penting, karena ph yang optimum

    harus dipertahankan selama proses fermentasi.

    II.2.4.2 Distilasi

    Distilasi adalah proses pemisahan bahan cairan berdasarkan perbedaan

    titik didihnya. Distilasi etanol berarti memisahkan etanol dengan air.

    Air mendidih pada suhu 100C. Pada suhu ini air yg berada pada

    bentuk atau fase cair akan berubah menjadi uap atau fase gas. Meskipun kita

    panaskan terus suhu tidak akan naik (asal tekanan sama). Air akan terus

    berubah jadi uap dan lama kelamaan habis. Etanol mendidih pada suhu 79C.

    Seperti halnya air, etanol berubah dari cair menjadi uap. Ada perbedaan suhu

    cukup besar dan ini dijadikan dasar untuk memisahkan etanol dari air.

    Prinsip kerja distilasi etanol yaitu cairan fermentasi dipanaskan sampai

    suhu titik didih etanol kurang lebih 79C, tapi biasanya pada suhu 80-81C.

    Etanol akan menguap dan uap etanol ditampung dandisalurkan melalui

    tabung. Di tabung ini suhu uap etanol diturunkan sampai di bawah titik

    didihnya. Etanol akan berubah lagi dari fase gas ke fase cair. Selanjutnya

    etanol yang sudah mencair ditampung di bak-bak penampungan.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    20/39

    20

    Termometer akan bergerak ke suhu kesetimbangan air-etanol, sekitar

    80C. Jarum termometer akan tetap pada suhu ini sampai kadar etanolnya

    berkurang. Jarum termometer akan bergerak naik, ini menunjukkan kalau

    kadar etanolnya mulai berkurang.

    Dalam proses ini pengaturan suhu adalah bagian paling penting. Kalau

    kita bisa mempertahankan suhu pada titik didih etanol, kadar etanol yang

    diperoleh akan semakin tinggi. Meskipun kita sudah mempertahankan suhu

    sebaik mungkin. Uap air akan selalu terbawa, ada sedikit air yang ikut

    menguap. Ini yang menyebabkan distilasi tidak bisa menghilangkan semua

    air. Kadar maksimal yang bisa diperoleh sekitar 95%. Ini dikerjakan oleh

    tenaga yang sudah trampil. Kalau operatornya belum berpengalaman bisa

    lebih rendah dari itu. Sisa air yang 5% bisa dihilangkan dengan proses

    dehidrasi.

    Meskipun tampaknya prinsip distilasi etanol tampak sederhana, pada

    prakteknya tidaklah mudah. Apalagi dalam skala yang besar. Mendesain

    distilator merupakan tantangan tersendiri. Saat ini banyak desain distilator di

    pasaran. Distilator yang baik adalah distilator yang bisa menghasilkan etanol

    dengan tingkat kemurnian tinggi. Selain itu lebih efisien dalam penggunaan

    energi.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    21/39

    21

    Alat distilator sederhananya terlihat seperti gambar di bawah ini :

    Gambar distilator (sumber : Isroi,2009)

    Bagian-bagian utama dari alat destilator adalah :

    1. Pemanas listrik2. Erlemeyer untuk tempat cairan fermentasi3. Colom distilator pertama4. Colom distilator kedua5. Selang untuk mengalirkan air pendingin

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    22/39

    22

    Cara mengoperasikan alat destilator:

    1) Masukkan terlebih dahulu cairan fermentasi ke erlenmeyer.2) Lalu ditaruh di atas pemanas.3) Alat-alat yang lain dipasang yang benar.4) Setelah itu hidupkan pemanas.5) Air dari kran dibuka sampai semua tabung distilator penuh oleh air.6) Biarkan air mengalir dengan pelan sekali.7) Perhatikan suhu pada termometer, suhu di sini dijaga dengan kisaran

    7981C. Menjaga suhu inilah yang paling penting. Kalau suhu naik,

    tambah debit air pendingin. Kalau suhu turun, kurangi debit air

    pendingin kalau perlu dimatikan.

    8)

    Etanol yang keluar ditampung di bagian pengeluaran dengan

    erlenmeyer atau botol.

    II.2.4.3 Dehidrasi (Pemurnian)

    Proses dehidrasi merupakan proses untuk membuang air

    sampai menjadi 99,5%. etanol 99,5% ini yang bisa digunakan untuk

    menjadi bahan bakar energi alternatif. Dehidrasi merupakan proses

    pemurnian dengan cara mengurangi kadar air bioetanol dengan

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    23/39

    23

    menggunakan absorben tertentu. Proses dehidrasi ini ada tiga macam

    yaitu proses azeotropic distillation, molecular sieve dan membran

    pervoration.

    II.2.5 Bioetanol sebagai Bahan Bakar

    Etanol bisa digunakan sebagai bahan bakar karena kalor dan energy yang

    dihasilkannya cukup tinggi, yaitu sekitar 21,2 Mega Joule/Liter. Nilai ini hanya 30%

    lebih rendah dibandingkan kalor yang dihasilkan oleh bensin. Etanol saling melarut

    sempurna dengan bensin pada setiap perbandingan komposisinya, sehingga etanol

    bisa digunakan sebagai bahan bakar campuran bensin. Keuntungan dari pencampuran

    etanol ke dalam bensin adalah naiknya nilai angka oktan campuran etanol-bensin.

    Angka oktan adalah perbandingan komposisi iso-oktana terhadap heptana

    dalam bahan bakar. Angka oktan merupakan salah satu penanda unjuk kerja bensin

    sebagai bahan bakar. Semakin tinggi angka oktan, maka akan semakin mudah bahan

    bakar mengalami auto-ignisi (terbakar dengan sendirinya) sehingga daya bangkit

    bahan bakar terhadap mesinnya semakin besar.

    Etanol sendiri memiliki angka oktan rata-rata 104. Jika dicampur dengan

    bensin, angka oktannya mampu mencapai 118. Bandingkan dengan bensin premium

    yang angka oktannya hanya 87 atau pertamax yang berangka oktan 98.

    (Anonim,2012).

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    24/39

    24

    Gasohol merupakan gabungan antara ethanol dan bensin, agar bisa

    dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Kontribusi aren dalam pemanfaatan bioetanol

    menjadi Gasohol E-10 mencapai 171%. Gasohol E-10 adalah campuran 10%

    bioetanol dan 90% premium. Bilangan oktan etanol adalah 118, sedang premium 88.

    Jadi bilangan oktan E-10 adalah (0,9 x 88) + (0,1 x 118) atau 91. Nilai oktan Gasohol

    E-10 sebesar 91 hampir sama dengan Pertamax dengan nilai oktan 91,5.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    25/39

    25

    BAB III

    PEMBUATAN AREN SEBAGAI BIOETANOL

    III.1 Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan yaitu:

    1. Tangki penampung2. Pompa nira3. Tangki boiler4. Tangki pembiakan (seeding tank)5. Tangki fermentor 3 buah6. Colling tower (pendingin air)7. Tangki broth8. Unit destilasi9.

    Dehidrasi

    10.Tangki penimbunan hasilBahan yang digunakan yaitu :

    1. Bahan baku nira 8000 liter2. Khamir (Saccharomyces cerevisiae) 2 kg3. Urea 1 kg4. NPK 0.5 kg5. Air

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    26/39

    26

    III.2 Proses Pembuatan Nira Aren Menjadi Bioetanol

    Proses Pembuatan nira aren menjadi adalah mengolah hasil sadapan air nira

    melalui komponenkomponen yang akan diolah menjadi ethanol.

    Alur proses pengolahan nira aren yaitu :

    1. Penerimaan Bahan Baku Niraa. Pembelian Nira Aren

    Pabrik bioetanol membeli nira aren dari gabungan kelompok tani

    dan petani nira aren sekitarnya dengan harga nira yang berbeda.

    Nira dari gabungan kelompok tani dibayar dengan harga Rp.

    2000,- /liter, sedangkan untuk petani dibayar dengan harga Rp.

    1500,- /liter. Sebelum dilakukan pemilihan nira, terlebih dahulu

    nira yang masuk dari gabungan kelompok tani dan petani diukur

    kadar alkohol apakah mencapi 4,5 %. Hal ini dilakukan untuk

    mengetahui kadar mutu yang diperlukan dalam produksi.

    b. PenampunganNira aren yang didapat dari Gapoktan dan para tani aren sekitarnya

    yang sudah ditampung sebanyak 8000 liter ditampung ke dalam

    tangki penampung kemudian dipompa (pompa nira) ke tangki

    boiler.

    2. Proses Pengolahan

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    27/39

    27

    a. Boiler1) Masukkan air sebanyak 50 cc ke dalam tangki boiler untuk

    proses pemanasan di atas tungku pembakaran.

    2) Panaskan selama 30 menit dengan ukuran suhu 2 bartermometer.

    3) Diharapkan terjadi penguapan, agar air yang terkandung dalamnira dapat berkurang, sehingga didapatkan total gula 13%

    w/v.

    4) Dipompakan ke dalam tangki seeding untuk pembiakan ataupembibitan.

    b. Seeding tank (tangki pembiakan/pembibitan)Cara kerja :

    1)

    Adonan sebanyak 8000 liter dengan kadar Ph 4,5 % yang total

    gula 13% w/v dipompa masuk ke dalam tangki seeding.

    2) Tambahkan ragi yang berupa ragi Saccharomyces cerevisiae(proses pembiakan).

    Proses pembiakan khamir :

    1) 2 kg yeast dimasukan ke dalam 80 liter nira aren ke tangkiseeding.

    2) Tambahkan nutrient urea 1 kg, NPK 0,5 kg, dan pH dijagaantara 4,55,5 dan suhu 30 C.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    28/39

    28

    3) Waktu pembibitan 24 jam.4) Bibit kemudian dimasukkan ke dalam tangki seeding untuk

    proses pembibitan selanjutnya. Selama pembibitan atau

    pembiakan dilakukan aerasi untuk proses aerob dengan

    mengalirkan udara dengan kompresor ke dalam tangki seeding.

    Proses seeding yaitu proses pembiakan khamir yang dilakukan

    dalam seeding tank.

    5) Khamir (Saccharomyces cereviseae) stock slant dipindahkanke dalam slant baru dan dibiakkan selama 48 jam.

    6) Kemudian pindahkan ke dalam active test tube dan disimpanselama 24 jam.

    7) Pindahkan ke flask medium dan diinkubasikan selama 24 jam,kemudian diinkulasikan. Waktu pembiakan ini sekitar 24 30

    jam.

    8) Proses seeding harus diatur sehingga saat pengumpanan yangpertama dimasukkan dalam fermentor,.

    9) Biakan khamir sudah siap untuk melakukan proses fermentasi.Kondisi operasi pada prosedur ini, yaitu:

    - Suhu pembiakan adalah suhu (30C)

    - pH dijaga antara 4,5

    - waktu pembiakan adalah 24 jam

    - kadar alkohol 4,5 %

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    29/39

    29

    c. Tangki fermentor (a,b dan c)1)

    Memasukan adonan dalam kedalam satu fermentor, yang

    jumlahnya tiga unit (a,b dan c).

    2) Nira yang telah berkadar (gula 13%) dicampur dengan hasilbiakan khamir.

    3) Kemudian dilakukan aerasi selama 4 jam yang dimaksudkanuntuk homogenisasi media serta untuk pertumbuhan khamir.

    4) Pengumpan ke 2 dan ke 3 dilakukan dalam selang waktu 8 jam.5) Suhu fermentasi dijaga 30 - 35 C, untuk menjaga suhu

    fermentasi maka dilakukan pendinginan memakai colling

    tower dengan pendingin air.

    6) Proses fermentasi telah selesai jka kadar ethanol dalam adonantelah konstan dengan mengambil sampling dari fermentor

    untuk pengecekan.

    7) Lalu adonan dimasukkan kedalam tangki broth sehingga kadaralkoholnya akan meningkat menjadi 90 %.

    8) Fermentasi dianggap selesai bila kadar alkohol dalamfermented broth sudah stabil.

    d. Unit distilasi

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    30/39

    30

    Untuk proses pemisahan atau pemurnian dengan distilasi. Maka

    adonan hasil fermentasi dengan volume 8000 liter, kadar alkohol

    4,5 %, dipompa ke 3 unit destilasi secara berturut - turut.

    Unit distilasi terdiri dari :

    1.Maische kolomCara kerja :

    a) Hasil fermentasi dari fermentor dipompa ke maische kolommelewati voorwarmer untuk memanaskan umpan sebelum

    masuk ke maische kolom dengan uap dari maische kolom.

    b) Umpan di pompa secara bertahap masuk ke maische kolomdengan membuka valve dan menggunakan regulator uap

    untuk pengaturan suhu di voorwarmer.

    c) Cek tekanan pada pressure gage (tekanan meteran).d)

    Pemanasan menggunakan steam dari boiler. Steam yang

    dipakai mempunyai tekanan 0,4-0,7 kg/cm.

    e) Cek suhu temperatur atas dan bawah kolom pada temperaturgauge. Suhu dijaga 78-80C.

    2.Voorloop kolomCara kerja :

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    31/39

    31

    a) Dari maische kolom, uap diembunkan dalam kondensor danmasuk ke dalam voorloop kolom. Voorloop kolom berupa

    kolom bubble cup tray dengan pemanas steam.

    b) Hasil atas diembunkan dalam kondensor dan didinginkandalam pendingin hasil yang menggunakan air pendingin

    sebagai pendingin. Kadar ethanol meningkat 5 % sehingga

    menghasilkan 95% ethanol.

    3. Rectifying kolomCara kerja :

    a) Dari bagian bawah voorloop kolom, cairan dipompa kedalam rectifying kolom untuk dipisahkan lebih lanjut antara

    ehanol dan air hingga kadar 95-96%.

    b)

    Cek suhu temperatur bawah kolom pada temperature gauge.

    c) Hasil ethanol dengan kadar 95-96% didinginkan dalampendingin hasil yang menggunakan air pendingin.

    d) Hasil ethanol kadar 95-96% kemudian dialirkan ke unitdehidrasi.

    4. Dehidrasi (Pemurnian)

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    32/39

    32

    Pemisahan antara bioetanol dengan air, yang terdiri atas

    molecular sieve dan membrane.

    Cara kerja :

    a) Dari rectifying kolom, ethanol dengan kadar 96% masuk kedalam unit dehidrasi untuk memisahkan ethanol dan air

    sampai kadar 99,5% dengan menggunakan molecular sieve

    atau menggunakan membrane.

    b) Jika menggunakan molecular sieve,Ethanol dengan kadar 96% dilewatkan dalam unit molecular

    sieve untuk menyerap kandungan air pada ethanol dan untuk

    regenerasi molecular sieve dipakai tekanan vacuum.

    c) Jika menggunakan membrane,Ethanol dan air dipisahkan dengan membrane pervaporasi

    dan memakai pompa vacuum untuk proses pemisahan

    hingga kadar 99,9% (Fuel grade ethanol).

    d) Hasil ethanol dengan kadar 99,5 ditampung dalam tangkipenimbunan hasil.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    33/39

    33

    Proses pembuatan aren sebagai bioetanol dapat dilihat pada diagram alir berikut ini :

    Gambar diagram alir proses pembuatan bioetanol dari nira aren(sumber: Efendi,DS,2009)

    Berdasarkan diagram alir di atas dapat dilihat bahwa proses pengolahan nira

    menjadi etanol sama dengan pengolahan pati atau selulosa menjadi etanol.

    Pengolahan bahan berpati (starchy biomass) atau berselulosa (cellulosic biomass)

    dapat menggunakan cara enzimatis, tetapi untuk nira digunakan cara fermentasi.

    Diagram alir fermentasi nira menjadi etanol 99,5% disajikan pada gambar di atas.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    34/39

    34

    III.3 Pemanfaatan Bioetanol Aren Pada Bahan Bakar Kendaraan

    Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha, diperoleh bahwa untuk

    mencapai nilai IRR yang berada diatas bunga kredit bank, nilai NPV dan Net

    B/C ratio yang berada diatas satu serta nilai Pb Period yang tidak terlampau

    lama, maka harga jual bioetanol berada pada kisaran minimal Rp.12.500 per

    liter. Dengan harga jual tersebut, maka investasi dibidang produksi bioetanol

    yang berbahan baku nira aren, kelapa dan lontar dengan skala 600 liter per

    hari dinyatakan sangat layak karena nilai IRR-nya 22 %, nilai NPV

    1.545.673.519, Net B/C ratio 1.48 dan Pb Period 38 bulan.

    Harga jual bioetanol sebesar tersebut dibandingkan dengan harga jual

    bensin di tingkat SPBU yang hanya mencapai Rp.4.500 per liter (harga

    subsidi) maka dapat dikatakan bahwa harga bioetanol tergolong sangat mahal.

    Untuk itu, maka dalam rangka menghemat sumber energi fosil, menghemat

    devisa negara dan mengurangi polusi lingkungan, terutama lingkungan udara,

    maka pemakaian bioetanol saat ini belum dapat dilakukan secara 100 % atau

    tanpa pencampuran dengan bensin dari bahan baku fosil.

    Pemanfaatan bioetanol sebagai energi alternatif masih dibutuhkan

    strategi pemasaran dan yang sangat dimungkinkan adalah mencampurkan

    bietanol dengan bensin pada perbandingan 1 atau 2 % berbanding 98 atau 99

    %. Jika diputuskan 1 % bioetanol dicampurkan dengan 99 % bensin, maka

    harga jual bensin yang mengandung 1 % bioetanol hanya sebesar Rp.4.650

    per liter.

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    35/39

    35

    Dengan strategi pemasaran tersebut, total pendapatan bersih yang

    diperoleh selama 10 tahun usaha untuk satu perusahaan bioetanol yang

    berskala 600 liter per hari adalah sebesar Rp.867 miliar.

    Hasil konversi nira aren menjadi minuman cap tikus dengan kadar

    alkohol 45% dari 10 liter nira menghasilkan 1 liter cap tikus dan dari 10

    liter cap tikus akan menghasilkan 4-5 liter alkohol tenis/kadar alkohol 70-

    90% (Talumewo, 2004), atau 20-25 liter nira aren segar = 1 liter etanol (kadar

    alkohol 70-90%).

    Untuk satu pohon aren saja sudah bisa menghasilkan air nira sebanyak

    30 liter per hari. Dari 30 liter nira ini bisa diolah lebih lanjut menghasilkan 2,5

    liter etanol yang merupakan bahan bakar alternatif bagi kendaraan bermotor.

    Sisanya diolah menjadi gula aren dan produk makanan lainnya. 2,5 liter etanol

    murni ini jika dicampurkan dengan bahan bakar bensin dengan perbandingan

    20% etanol dan 80% bensin sudah bisa membuat kendaraan menempuh jarak

    sampai 15 Kilometer. Pemanfaatan etanol sebagai campuran bahan bakar

    premium pada kendaraan bermotor bisa membuat kita berhemat cukup banyak

    penggunaan premium yang pada akhirnya memberi kontribusi mengatasi

    krisis BBM akhir-akhir ini.

    Penggunaan etanol sebagai bahan bakar sudah marak dilakukan di

    Brazil dan Amerika Serikat. Hampir semua mobil di Brazil menggunakan

    bensin yang telah dicampur etanol. Bensin di Brazil mengandung 25%

    alkohol kering (tanpa kandungan air) dan alcohol basah (campuran 95%

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    36/39

    36

    etanol dan 5% air) bisa dicampurkan dengan bensin sampai kadarnya

    mencapai 90%. Di Amerika menggunakan gasohol dan E85 (campuran 85%

    etanol dan 15% bensin).

    Di Indonesia contohnya adalah innova hitam keluaran tahun 2006

    melaju kencang dari Minahasa Utara menuju Manado. Kecepatan rata-rata

    mobil tersebut 50-100 km per jam setiap hari menggunakan gasohol E10 (10-

    15% bahan bakar bioetanol dari nira aren). (Johan Arnold Mononutu).

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    37/39

    37

    BAB IV

    PENUTUP

    Kesimpulan

    1.Proses pengolahan aren sebagai bioetanol yaitu:

    nira arenfermentasidestilasidehidrasietanol

    2.Metoda yang digunakan untuk memanfaatkan aren sebagai bioetanol, yaitu:

    a. Fermentasi merupakan proses produksi energi dalam sel dalam keadaananaerobik (tanpa oksigen) menggunakan khamir (Saccharomyces cerevisiae).

    Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobic. Akan

    tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi

    sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron

    eksternal. Alkohol 4,5 %.

    b. Destilasi merupakan proses pembuangan air dari dalam etanol yang kadarairnya masih tinggi. Prinsip dasar dari proses destilasi adalah memisahkan dua

    buah campuran cairan (dalam hal ini etanol dan air) dengan memanfaatkan

    perbedaan titik didih dari kedua zat cair tersebut. Etanol yang titik didihnya

    lebih rendah (80C) dari air (100C) akan diuapkan dengan jalan

    memanaskanya. Air akan tinggal dan etanol akan menguap, uap etanol ini

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    38/39

    38

    dijadikan cairan lagi dengan cara mendinginkananya. Dalam proses destilasi

    ini kadar etanol sampai 96%.

    1)

    Maische kolom barkadar Ethanol 90 %.

    2) Voorloop kolom barkadar Ethanol 95-96 %.3) Rectifying kolom barkadar Ethanol.

    c. Dehidrasi merupakan proses untuk membuang air sampai menjadi 99,5%.etanol 99,5% ini yang bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar energi

    alternatif. Proses dehidrasi ini ada tiga macam yaitu proses azeotropic

    distillation, molecular sieve dan membran pervoration.

    3. Cara memanfaatkan bioetanol aren sebagai bahan bakar kendaraan yaitu seperti 2,5

    liter etanol murni ini jika dicampurkan dengan bahan bakar bensin dengan

    perbandingan 20% etanol dan 80% bensin sudah bisa membuat kendaraan

    menempuh jarak sampai 15 Kilometer. Pemanfaatan etanol sebagai campuran

    bahan bakar premium pada kendaraan bermotor bisa membuat kita berhemat

    cukup banyak penggunaan premium.

    Saran

    Pemerintah dan petani seharusnya lebih pro aktif dan mensosialisasikan

    kegunaan bioetanol yang bahan bakunya berasal dari nira aren, sangat penting

    menutupi kelangkaan BBM di Indonesia. Selain meningkatkan kualitas udara dan

    ketahanan energi nasional, penggunaan bioetanol yang berasal dari produksi dan

  • 5/28/2018 BAB I,II,III

    39/39

    39

    limbah pertanian diharapkan dapat membantu petani meningkatkan penghasilannya

    melalui intensifikasi budidaya dan perluasan lahan.

    Diharapkan aren dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produksi

    bioetanol di masa mendatang sebagai pengganti bahan bakar pada kendaraan yang

    lebih hemat dan ramah lingkungan.