BAB I,II,III

26
PROPOSAL PENELITIAN “PENERAPAN METODE CYCLE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR” Oleh: HENDRA TIWA 06 310 319 UNIVERSITAS NEGERI MANADO

Transcript of BAB I,II,III

Page 1: BAB I,II,III

PROPOSAL PENELITIAN

“PENERAPAN METODE CYCLE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK

BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR”

Oleh:

HENDRA TIWA

06 310 319

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

2010

Page 2: BAB I,II,III

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perubahan paradigma pendidikan yang sedang berlangsung saat ini,

secara sinergi dimulai dari pihak pemerintah pemegang otoritas kebijakan,

yang diteruskan pada sekolah sebagai pengelola dan guru sebagai ujung

tombak operasional pendidikan.

Pelaksana utama yang berkaitan dengan kegiatan, dalam hal ini adalah

guru, perlu merubah sikap dan pola pembelajaran yang dilakukan, karena

terbukti bahwa kegiatan belajar yang berlangsung selama ini belum mampu

menghasilkan proses pembelajaran yang berkualiats dan menghasilkan siswa

berprestasi maksimal, meskipun beberapa siswa mampu mencapai predikat

optimal dengan menjuarai olimpiade fisika, olimpiade biologi, olimpiade

matematika maupun olimpiade kimia, namun jika dibandingkan dengan

jumlah siswa yang ada di tanah air, maka jumlah tersebut belumlah maksimal.

Guru selama ini lebih mengutamakan kegiatan pembelajaran yang

berorientasi kognitif, dan sering meninggalkan peran lain seperti afektif

maupun perkembangan psikomotor siswa, sehingga perubahan kedewasaan

siswa setelah mengikuti rangkaian pembelajaran menjadi kurang maksimal.

Karena konsep matematika yang tersusun secara hierarki, maka dalam

belajar matematika tidak boleh ada langkah atau tahapan konsep yang

dilewati. Begitu juga, karena konsep-konsep dalam matematika memiliki

keterkaitan antara satu dengan lainnya maka siswa dalam mempelajari salah

satu konsep matematika harus mampu melihat kaitan-kaitan antara materi

yang sedang dipelajarinya. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami

materi matematika secara mendalam. Jika siswa dapat memahami materi itu

dengan baik dan mendalam maka hasil belajar siswa pun sangat baik. Namun

pada kenyataannya, melalui pengamatan di sekolah, masih banyak didapati

Page 3: BAB I,II,III

bahwa hasil belajar siswa tidak memuaskan atau kurang. Hal itu dikarenakan

siswa tidak menguasai materi prasyarat.

Contoh yang dapat diambil dari kurangnya materi pada luas

permuakaan bangun ruang. Dalam menentukan luas permukaan bangun ruang

memerlukan konsep dasar yaitu bidang-bidang apa yang terdapat pada bangun

ruang tersebut. Selain itu masih banyak siswa yang belum mengerti tentang

bagaimana mencari luas dari permukaan bangun ruang.

Selain masalah pada mencari rumus luas permukaan, masalah juga

pada penyelesaian soal. Misalnya dalam menghitung luas permukaan prisma

dimana misalkan kita mengganti alas dari prisma tersebut maka siswa masih

perlu arahan dari guru, padahal seharusnya tanpa arahan dari guru pun siswa

sudah bisa menentukan sendiri karena sudah dipelajari sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, agar pengajaran dapat mencapai hasil

sesuai dengan tujuan yang direncanakan, guru perlu mempertimbangkan

strategi belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu dirasa perlu diadakan

penelitian dengan judul Penerapan Metode Cycle Learning Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar pada siswa

kelas VII SMP Negeri 2 Tondano tahun pelajaran 2010/2011.

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah yang dapat dirumuskan dengan berpedoman terhadap latar

belakang adalah : “Bagaimana Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cycle

Learning Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar”.

Page 4: BAB I,II,III

C. TUJUAN

Berdasarkan uraian di atas, dapat di jelaskan bahwa tujuan penelitian

ini adalah : “Untuk mengetahui langkah-langkah apa yang digunakan pada

proses pembelajaran dengan menggunakan model pemelajaran Cycle Learning

pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar”.

D. MANFAAT

Melalui penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

dan peningkatan hasil belajar yang diantaranya adalah :

1. Untuk guru matematika hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan

dalam mengajarkan dan menyampaikan pokok bahasan bangun ruang pada

siswa

2. Bagi siswa, hasil penelitian dapat digunakan dalam meningkatkan daya

nalar memahami karakteristik materi pelajaran.

3. Bagi Peneliti, dapat menerapkan teori-teori yang didapat dalam penelitian

serta dapat menambah pengalaman peneliti mengenai pembelajaran di

sekolah yang akan sangat berguna bagi peneliti sebagai seorang calon

guru.

Page 5: BAB I,II,III

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pembelajaran dan Hasil Belajar

a) Pengertian belajar

Manusia adalah makluk yang memiliki rasa ingin tahu yang

sangat tinggi, oleh karena itu manusia tak dapat terpisahkan dari kegiatan

belajar untuk memenuhi rasa ingin tahu tersebut. Melalui kegiatan belajar

juga diperoleh perubahan dalam diri individu belajar seperti dari keadaaan

tidak tahu menjadi tahu. Karena belajar adalah suaru proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya (Slameto:2003). Dan perubahan tingkah

laku yang diperoleh dari kegiatan belajar bersifat relative menetap sebagai

akibat dari latihan dan pengalaman (Chaplin dalam Syah:2004).

Menurut Blom (dalam Sagala:2003) bahwa pada dasarnya

perubahan perilaku indivudu belajar akan mencakup tiga kawasan, yaitu:

1. Ranah kognitif, yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, analisis,

sintesa dan evaluasi.

2. Ranah efektif, yaitu penerimaan, menanggapi, menilai, pengaturan, dan

penghayatan.

3. Ranah psikomotorik, terdiri dari sikap, respon, gerakan biasa dan

respon nyata yang kompleks.

Namun tidak setiap perubahan dalam diri seseorang yang

merupakan perubahan dalam arti belajar, berikut adalah ciri-ciri perubahan

tingkah laku dalam pengertian belajar:

Page 6: BAB I,II,III

1. Perubahan yang terjadi secara sadar

Berarti seseorang yang sedang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan itu atau setidaknya ia merasakan telah adanya suatu

perubahan dalam dirinya.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang sebagai hasil belajar akan

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Suatu perubahan

yang terjadi akan menyebabkan perubahan lain yang berguna bagi

kehidupan dan proses belajar berikutya.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam kegiatan belajar, perubahan-perubahan tersebut senantiasa

bertambah dan tertuju untu memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya. Oleh karena itu semakin banyak usaha untuk belajar

dilakukan maka semakin banyak pula perubahan yang diperoleh.

4. Perubahan dalam belajar bersifat tetap

Setiap perubahan yang bersifat sementara tidak dapat digolongkan

sebagai perubahan dalam arti belajar, seperti mengangis, bersin,

berkeringat dsb.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku ini terjadi guna mencapai

suatu tujuan tertentu dan perubahan belajar terarah kepada perubahan

tingkah laku yang benar-benar disadari.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Dimana jika seseorang belajar maka akan menghasilkan perubahan

tingkah laku yang menyeluruh dalam sikap, keterampilan dan

pengetahuan dsb.

Akan tetapi, perubahan tersebut tidak serta merta hadir sebagai

akibat dari kegiatan belajar namun terhadap faktor lingkungan yang sedikit

banyaknya memberikan pengaruh. Hal ini didasarkan pada definisi belajar

yang merupakan suatu aktifitas mental dan psikologis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

Page 7: BAB I,II,III

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap

yang bersifat berbekas (Winkel:1999). Berbagai perubahan belajar baik

berupa perubahan pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang

dihadapinya yang diperoleh dari serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, meniru, mendengarkan dan lainnya

(Suherman:2003).

Berikut terdapat hal-hal pokok yang berkaitan dengan perubahan

individu belajar (Suryabrata:2004), yaitu:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan

baru.

c. Bahwa perubahan tersebut terjadi karena usaha (dengan sengaja)

Adapun berbagai faktor yang mempengaruhi belajar (Syah:2005) adalah:

1. Faktor internal (sosial dan psikologis), yaitu: intelegensi, sikap, bakat,

minat dan motivasi.

2. Faktor eksternal

a. Lingkungan sekolah: guru, staf dan teman kelas

b. Lingkungan non sosial: gedung sekolah, rumah, alat-alat belajar,

cuaca dan waktu.

3. Faktor pendekatan belajar, yakni menyangkut strategi belajar dan

metode belajar yang digunakan dalam aktifitas belajar tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka belajar adalah suatu aktifitas

dalam interaksi aktif yang memberikan perubahan yang bersifat progresif

dan menetap pada individu belajar dan merupakan manifestasi dari

berbagai respon baru yang berbentuk pengetahuan, ketrampilan, sikap dan

kecapakan yang diperoleh melalu berbagai latihan dan pengalaman.

Dimana pada proses belajar tersebut merupakan untaian kegiatan dan

usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku.

Page 8: BAB I,II,III

b) Pengetahuan Prasyarat Matematika

Pelajaran yang baru bagi siswa selalu dibangun dari

pengetahuan yang telah ada. Pengetahuan yang harus dimiliki siswa

sebelum mempelajari pelajaran baru disebut pengetahuan prasyarat. Dalam

mempelajari matematika pun, kemampuan siswa dalam memahami materi

yang baru sangat dipengaruhi oleh kemampuan dasar itulah sebabnya

matematika dikatakan bersifat hierarkis. Makin tinggi kemampuan dasar

yang dimiliki siswa dalam pelajaran matematika, maka semakin mudah

pula untuk menerima pelajaran matematika lanjutan yang diberikan oleh

gurunya.

Sebaliknya, kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki siswa

akan menyebabkan sulitnya untuk menerima pelajaran matematika

selanjutnya. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena

itu keberhasilan seorang siswa dalam mempelajari salah satu pokok

bahasan matematika sangat di pengaruhi oleh pemahaman dasar yang

menjadi materi prasyarat dari materi yang akan dipelajari.

c) Model Pembelajaran Cycle Learning

Cycle Learning (siklus belajar) adalah suatu model

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Cycle Learning

merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian

rupa sehingga pembelajaran dapat menguasai kompetensi-kopetensi yang

harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperan aktif. Cycle Learning

terdiri dari fase-fase eksplorasi, pengenalan konsep/eksplanasi dan aplikasi

konsep. Pada tahap eksplorasi, siswa menggali pengetahuan prasyarat

yang nantinya akan digunakan untuk memahami konsep yang baru. Pada

tahap pengenalan konsep/eksplanasi, siswa diperkenalkan konsep-konsep

yang baru dan alternative pemecahannya sedangkan pada tahap aplikasi

siswa menggunakan konsep yang baru tersebut dalam konteks yang

berbeda (dalam kehidupan nyata). Penerapan konsep/aplikasi ini dapat

Page 9: BAB I,II,III

meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar, karena siswa

mengetahui penerapan nyata dari konsep yang dipelajari.

Penerapan Cycle Learning dalam pembelajaran menempatkan

guru sebagai fasilitator yang mengolah berlangsungnya fase-fase tersebut.

Efektifitas implementasi Cycle Learning biasanya diukur melalui

observasi proses dan peberian tes.

Cycle Learning tiga fase saat ini telah dikebangkan dan

disempurnahkan menjadi 5 dan 6 fase, pada Cycle Learning 5 fase,

ditambahkan tahap engagement sebelum exploration dan ditambakan pula

tahap evalution pada bagian akhir siklus. Pada model ini tahap pengenalan

konsep dan aplikasi kosep masing-masing diistilahkan dengan explanation

dan elaboration. Karena itu pada Cycle Learning lima fase sering dijuluki

dengan Cycle Learning 5 E yaitu: engagement, exploration, explanation,

elaboration dan evaluation. Pada Cycle Learning 6 fase ditambahkan tahap

identifikasi tujuan pembelajaran pada awal kegiatan.

Fase engagement bertujuan mempersiapkan diri siswa agar

terkondisi dalam menempuh fase berikutnya dengan jalan mengeksplorasi

pengetahuan awal dan ide-ide mereka untuk mengetahui kemungkinan

terjadinya kesalahan konsep pada pemelajaran sebelumnya. Dalam fase

engagement ini minat dan keingintahuan siswa berusaha dibangkitkan.

Pada fase eksplorasi, siswa diberikan kesempatan untuk bekerja sama

dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru

untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide

melalui kegiatan-kegiatan seperti menelaah literature. Pada fase

explanation, guru harus mendorong siswa untuk menjelaskan konsep

dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi dan

penjelasan mereka dan mengarahkan kegiatan diskusi. Pada fase

elaboration, siswa menerapkan konsep dan ketrampilan dalam konteks

yang lebih nyata. Pada tahap akhir yaitu evalution, dilakukan evaluasi

Page 10: BAB I,II,III

terhadap efektifitas fase-fase sebelumnya dan juga evaluasi terhadap

pengetahuan, pemahaman konsep atau kompetensi siswa

d) Hasil Belajar

Sebagaimana yang dikumukakan Dimyanti dan Moedjiono

(1994) bahwa “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

mengajar atau tindak belajar”. Demikian pula dalam kamus umum bahasa

Indonesia disebutkan bahwa “hasil belajar merupakan suatu diadakan,

dibuat, dijadikan, oleh suatu usaha atau dapat juga dijadikan oleh suatu

usaha atau juga dapat berarti pendapat atau perolehan”

(Poerwardarminta:1999). Gagne (dalam sagala:2003) mengatakan bahwa

ada lima kemampuan hasil belajar yaitu: 1) ketramipan-ketrampilan

intelektual, karena ketrampilan itu merupakan penampilan yang ditunjukan

oleh siswa tentang operasi intelektual yang dapat dilakukannya, 2)

penggunaan strategi kognitif, karena siswa perlu menunjukan penampilan

yang baru, 3) berhubungan dengan sikap-sikap yang dapat ditunjukan oleh

perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan

TIK, 4) dari hasil belajar adalah informasi verbal, 5) ketrampilan motorik.

Pendapat lain mengatakan bahwa “belajar aktif merupakan pembelajaran

yang melibatkan siswa, baik secara fisik maupun mental, pikiran dan

perasaan, sosial serta sesuai dengan perkembangan anak sekolah dasar”

(Depdikbud:2000).

Berdasarkan pernyataan di atas, dalam kontek penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa

setelah mengalami interaksi proses pembelajaran. Hasil belajar

Matematika yaitu hasil belajar yang di capai oleh seseorang setelah

mengalami proses interaksi pembelajaran mata pelajaran Matematika.

Page 11: BAB I,II,III

Luas permukaan kubus = 6 s2

ss

s s

s

s

s

s

ss

ss

s

s

s

E. Luas Permukaan Bangun Ruang

Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah luas seluruh

permukaan bangun ruang tersebut. Untuk menentukan luas permukaan

bangun ruang, perhatikan bentuk dan banyak sisi bangun ruang tersebut.

1. Luas Permukaan Kubus

Misalkan, kamu ingin membuat kotak makanan berbentuk

kubus dari sehelai karton. Jika kotak makanan yang diinginkan

memiliki panjang rusuk 8 cm, berapa luas karton yang dibutuhkan

untuk membuat kotak makanan tersebut? Masalah ini dapat

diselesaikan dengan cara menghitung luas permukaan suatu kubus.

Coba kamu perhatikan Gambar berikut ini.

Dari Gambar terlihat suatu kubus beserta jaring-jaringnya.

Untuk mencari luas permukaan kubus, berarti sama saja dengan

menghitung luas jaring-jaring kubus tersebut. Oleh karena jaring-

jaring kubus merupakan 6 buah persegi yang sama dan kongruen

maka

luas permukaan kubus = luas jaring-jaring kubus

= 6 × (s × s)

= 6 × s2

= L = 6 s2

Jadi, luas permukaan kubus dapat dinyatakan dengan rumus

sebagai berikut.

Page 12: BAB I,II,III

P

l

t P P P

t

t t

t

l

l

l

l

2. Luas Permukaan Balok

Cara menghitung luas permukaan balok sama dengan cara

menghitung luas permukaan kubus, yaitu dengan menghitung semua luas

jaring-jaringnya.

Coba kamu perhatikan gambar berikut.

Misalkan, rusuk-rusuk pada balok diberi nama p

(panjang), l (lebar), dan t (tinggi) seperti pada

gambar .Denga n demikian, luas permukaan balok tersebut

adalah

luas permukaan balok = luas persegi panjang 1 + luas

persegi panjang 2 + luas persegi panjang 3 + luas persegi

panjang 4 + luas persegi panjang 5 + luas persegipanjang

6

= (p × l) + (p × t) + (l × t) + (p × l) + (l × t) + (p × t)

= (p × l) + (p × l) + (l × t) + (l × t) + (p × t) + (p × t)

= 2 (p × l) + 2(l × t) + 2(p × t)

= 2 ((p × l) + (l × t) + (p × t)

= 2 (pl+ lt + pt)

Jadi, luas permukaan balok dapat dinyatakan dengan

rumus sebagai berikut.

Luas permukaan balok = 2(pl + lt

+ pt)

Page 13: BAB I,II,III

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. SUBJEK DAN WAKTU PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VII

SMP Negeri 2 Tondano yang terdiri dari 6 kelas. Dari enam kelas yang ada

dipilih dua kelas yang homogen yaitu kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan

kelas VIIF sebagai kelas kontrol.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran

matematika di sekolah.

B. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang diteliti adalah hasil belajar dari siswa yang diajarkan

melalui pembelajaran Cycle Learning dan yang tidak diajarkan dengan

pembelajaran Cycle Learning pada materi Bangun Ruang Sisi Datar.

C. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian Eksperimen Semu.

Adapun rancangan penelitian ini adalah randomized control group pretest

posttest design menurut Campbel dan Stanley, (dalam Sukardi,2003:185 )

dengan rancangan sebagai berikut :

Page 14: BAB I,II,III

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen T1 X1 T2

Kontrol T1 X2 T2

Keterangan :

T1 : Tes awal / tes sebelum treatment / perlakuan ( prasyarat )

T2 : Tes sesudah treatment / perlakuan ( posttest )

X1 : Treatment / perlakuan dengan menggunakan pembelajaran

Cycle Learning

X2 : Treatment / perlakuan tanpa pembelajaran Cycle Learning

D. PROSEDUR PENELITIAN

Berdasarkan rancangan dalam penelitian ini, maka prosedur

penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan

dan tahap evaluasi.

1. Tahap persiapan

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Mengadakan studi pendahuluan melalui observasi langsung

b. Menyusun perangkat pembelajaran dan tes.

c. Menguji validitas tes dengan menggunakan validitas isi

d. Memperbaiki perangkat pembelajaran dan tes

e. Menyiapkan bahan ajar (materi Bangun ruang sisi datar dengan

Page 15: BAB I,II,III

menggunakan pembelajaran Cycle Learning)

2. Tahap pelaksanaan.

Pelaksanaan eksperimen adalah menerapkan pembelajaran Cycle

Learning pada materi Bangun Ruang Sisi Datar berdasarkan RPP yang

ada.

3. Evaluasi

Evaluasi dalam penelitian ini adalah: evaluasi yang dilakukan pada

akhir topik pembelajaran berupa posttest (tes akhir ).

E. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis. Pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest ( tes awal ) dan posttest ( tes akhir

) yang sama.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan

uji perbedaan dua rata-rata (uji t) dengan rumus sebagai berikut:

t=( x1−x2 )

s p √( 1n1 )+( 1

n2 )dengan varians sampel:

sp2=

(n1−1 ) s12+(n2−1 ) s2

2

n1+n2−2

Page 16: BAB I,II,III

Keterangan :

x1 = rata – rata selisih skor tes awal dan tes akhir kelas eksperimen

x2 = rata – rata selisih skor tes awal dan tes akhir kelas kontrol

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

s = Standar deviasi

s1 = Simpangan baku kelas eksperimen

s2 = Simpangan baku kelas kontrol

Sp2 = Varians gabungan

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji–t, terlebih

dahulu dilakukan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Varians.

Page 17: BAB I,II,III

DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Hernacki. 2002, Cycle Learning. Jakarta:

DePorter, B. Readon, M. and Nourie, S. S. 2001. Cycle Teaching. (Alih bahasa:

Ary Nilandari). Bandung: Mizan

Dimyati, dkk. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Poerwadarminta, W. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai

Pustaka:Jakarta.

Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung. Alfabeta

Slamento. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2006. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Rineka

Rosdakarya.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabet

Syah, M. 2005. Psikologi Pendidikan Dengan Suatu Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja Rosdajarya.

Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung:JICA

Suryabrata. 2004. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Raya Grafindo Persada

Winkel, W. S. 1999. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.

Jakarta:Gramedia